SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini tersusun atas kumpulan berbagai referensi yang dikumpulkan oleh
teman-teman kelompok. Referensi yang berupa sumber pustaka maupun informasi
dari berbagai media yang telah diseleksi dan berkaitan dengan judul makalah ini.
Ucapan terima kasih kami haturkan kepada seluruh pihak yang membantu
proses pembuatan makalah hingga telah tersusun secara sistematis. Akhir kata
kami berharap agar makalah ini dapat berguna bagi siapapun yang membacanya.
Bogor, Februari 2020
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah....................................................................... 5
C. Tujuan......................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN............................................................................... 6
A. Persamaan Garis Lurus.............................................................. 6
B. Gradien...................................................................................... 11
C. Cara Menentukan Persamaan Garis Lurus ................................. 13
D. Hubungan Garis Lurus dan Gradien........................................... 16
BAB III PENUTUP........................................................................................ 17
A. Simpulan..................................................................................... 17
B. Saran........................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Geometri (Yunani Kuno: γεωμετρία, geo-"bumi",-metron
"pengukuran") adalah cabang matematika yang bersangkutan dengan
pernyataan bentuk, ukuran, posisi relatif gambar, dan sifat ruang. Seorang
ahli matematika yang bekerja di bidang geometri disebut ahli ilmu ukur.
Geometri muncul secara independen di sejumlah budaya awal sebagai
ilmu pengetahuan praktis tentang panjang, luas, dan volume, dengan
unsur-unsur dari ilmu matematika formal yang muncul di Barat
sedini Thales (abad 6 SM). Pada abad ke-3 SM geometri dimasukkan ke
dalam bentuk aksiomatik oleh Euclid. Yang dibantu oleh Geometri Euclid,
menjadi standar selama berabad-abad. Archimedes mengembangkan
teknik cerdik untuk menghitung luas dan isi, dalam banyak cara
mengantisipasi kalkulus integral yang modern. Bidang astronomi, terutama
memetakan posisi bintang dan planet pada falak dan menggambarkan
hubungan antara gerakan benda langit, menjabat sebagai sumber penting
masalah geometrik selama satu berikutnya dan setengah milenium. Kedua
geometri dan astronomi dianggap di dunia klasik untuk menjadi bagian
dari Quadrivium tersebut, subset dari tujuh seni liberal dianggap penting
untuk warga negara bebas untuk menguasai1.Geometri (Greek; geo= bumi,
metria= ukuran) adalah sebagian dari matematika yang mengambil
persoalan mengenai ukuran, bentuk dan kedudukan serta sifat ruang.
Geometri adalah salah satu dari ilmu yang tertua. Awal mulanya sebuah
badan pengetahuan pratikal yang mengambil berat dengan jarak, luas dan
volume, tetapi pada abad ke-3 geometri mengalami kemajuan yaitu tentang
bentuk aksiometik oleh Eucld, yang hasilnya berpengaruh untuk beberapa
abad berikutnya.
Paling tidak ada enam wilayah yang dapat dipandang sebagai
’sumber’ penyumbang pengetahuan geometri, yaitu: Babilonia (4000 SM -
1 https://id.wikipedia.org/wiki/Geometri
2
500 SM), Yunani (600 SM – 400 SM), Mesir (5000 SM - 500 SM),
Jasirah Arab (600 - 1500 AD), India (1500 BC - 200 BC), dan Cina (100
SM - 1400)2. Tentu masih ada negara-negara penyumbang pengetahuan
geometri yang lain. Namun, kurang signifikan atau belum terekam dalam
tradisi tulisan. Bangsa Babilonia menempati daerah subur yang
membentang antara sungai Eufrat dan sungai Tigris di wilayah Timur
Tengah. Pada mulanya, daerah ini ditempati oleh bangsa Sumeria. Pada
saat itu, 3500 SM, atau sekitar 5000 tahun yang lalu telah hidup sangat
maju. Banyak gedung dibangun seperti kota waktu kini. Sistem irigasi dan
sawah pertanian juga telah berkembang. Geometri dipikirkan oleh para
insinyur untuk keperluan pembangunan.
Geometri yang lahir dan berkembang di Babilonia merupakan sebuah
hasil dari keinginan dan harapan para pemimpin pemerintahan dan agama
pada masa itu. Hal ini dimaksudkan untuk bisa mendirikan berbagai
bangunan yang kokoh dan besar. Juga harapan bagi para raja agar dapat
menguasai tanah untuk kepentingan pendapatan pajak. Teknik-teknik
geometri yang berkembang saat itu pada umumnya masih kasar dan
bersifat intuitif. Akan tetapi, cukup akurat dan dapat memenuhi kebutuhan
perhitungan berbagai fakta tentang teknik-teknik geometri saat itu termuat
dalam Ahmes Papirus yang ditulis lebih kiurang tahun 1650 SM dan
ditemukan pada abad ke-9. Peninggalan berupa tulisan ini merupakan
bagian dari barang-barang yang tersimpan oleh museum-museum di
London dan New York. Dalam Papirus ini terdapat formula tentang
perhitungan luas daerah suatu persegi panjang, segitiga siku-siku,
trapesium yang mempunyai kaki tegak lurus dengan alasnya, serta formula
tentang pendekatan perhitungan luas daerah lingkaran. Orang-orang Mesir
rupanya telah mengembangkan rumus-sumus ini dalam kehidupan mereka
untuk menghitung luas tanah garapannya. Selain melanjutkan
mengembangkan geometri, mereka juga mengembangkan sistem bilangan
2 http://aby-matematika.blogspot.com/2011/08/sejarah-geometri.html
3
yang kini kita kenal dengan ’sexagesimal’ berbasis 60. Kita masih
menikmati (dan menggunakan) sistem ini ketika berbicara tentang waktu.
Mereka membagi hari ke dalam 24 jam. Satu jam dibagi menjadi 60 menit.
Satu menit dibagi menjadi 60 detik. Kita mengatakan, misalnya, saat ini
adalah pukul 9, 25 menit, 30 detik. Kalau dituliskan akan berbentuk pukul
9 25' 30", dan dalam sexagesimal dapat dituliskan sebagai 9
5 25/60
30/3600. Sistem ini telah menggunakan nilai tempat seperti yang kita
gunakan dewasa ini (dalam basis 10 bukan dalam basis 60).
Bangsa Babilonia mengembangkan cara mengitung luas dan
volume. Di antaranya menghitung panjang keliling lingkaran yang sama
dengan tiga kali panjang garis tengahnya. Kita mengenal harga tiga ini
mendekati harga π . Rumus Pythagoras juga sudah dikenal pada masa itu.
Bangsa Mesir mendiami wilayah yang sangat subur di sepanjang sungai
Nil. Pertanian berkembang pesat. Pemerintah memerlukan cara untuk
membagi petak-petak sawah dengan adil. Maka, geometri maju di sini
karena menyajikan berbagai bentuk polygon yang di sesuaikan dengan
keadaan walayah di sepanjang sungai Nil itu. Di Yunani, geometri
mengalami masa ’emas’nya. Sekitar 2000 tahun yang lalu, ditemukan teori
yang kita kenal dewasa ini dengan nama teori aksiomatis. Teori berpikir
yang mendasarkan diri pada sesuatu yang paling dasar yang kebenarannya
kita terima begitu saja. Kebenaran semacam ini kita sebut kebenaran
aksioma. Dari sebuah aksioma diturunkan berbagai dalil baik dalil dasar
maupun dalil turunan. Dari era ini, kita juga memperoleh warisan buku
geometri yang hingga kini belum terbantahkan, yaitu geometri Euclides.
Geometri yang kita ajarkan secara formal di sekolah merupakan ’kopi-an’
dari geometri Euclides ini.
Di awal perkembangan Islam, para pemimpin Islam menganjurkan
agar menimba ilmu sebanyak mungkin. Kita kenal belajaralah hingga ke
negeri Cina. Dalam era itu, Islam menyebar di Timur Tengah, Afrika
Utara, Spanyol, Portugal, dan Persia. Para matematikawan Islam
menyumbang pada pengembangan aljabar, asronomi, dan
trigonometri. Trigonometri merupakan salah satu pendekatan untuk
4
menyelesaian masalah geometri secara aljabar. Kita mengenalnya menjadi
geometri analitik. Mereka juga mengembangkan polinomial. Di wilayah
timur, India dan Cina dikenal penyumbang pengetahuan matematika yang
handal. Di India, para matematikawan memiliki tugas untuk membuat
berbagai bangunan pembakaran untuk korban di altar. Salah satu syaratnya
adalah bentuk boleh ( bahkan harus) berbeda tetapi luasnya harus sama.
Misalnya, membuat pangunan pembekaran yang terdiri atas lima tingkat
dan setiap tingkat terdiri 200 bata. Di antara dua tingkat yang urutan tidak
boleh ada susunan bata yang sama persis. Saat itulah muncul ahli
geometri di India. Tentu, bangunan itu juga dilengkapi dengan atap. Atap
juga merupakan bagian tugas matematikawan India. Di sinilah
berkembang teori-teori geometri.
Seperti cabang-cabang ilmu pengetahuan yang lain, matematika
(termasuk geometri) juga dikembangkan oleh para ilmuwan Cina sejak
2000 tahun sebelum Masehi (atau sekitar 4000 tahun yang lalu). Kalau di
Eropa terdapat buku ‘Unsur-unsur’, geometri Euclides yang mampu
menembus waktu 2000 tahun tanpa tertandingi, di timur, Cina terdapat
buku ‘Sembilan bab tentang matematika’ yang dibuat sekitar tahun 179
oleh Liu Hui. Buku ini memuat banyak masalah geometri. Di antaranya
menghitung luas dan volume. Dalam buku itu juga mengupas hukum
Pythagoras. Juga banyak dibicarakan tentang polygon. Pada Zaman
Pertengahan, Ahli matematik Muslim banyak menyumbangkan mengenai
perkembangan geometri, terutama geometri aljabar dan aljabar geometri.
Al- Mahani (1.853) mendapat idea menguraikan masalah geometri seperti
menyalin kubus kepada masalah dalam bentuk aljabar. Thabit ibn Qurra
(dikenal sebagi Thebit dalam Latin) (836 – 901) mengendali dengan
pengendalian arimetikal yang diberikan kepada ratio kuantitas geometri,
dan menyumbangkan tentang pengembangan geomeri analitik. Omar
Khayyam (1048 -1131) menemukan penyelasaian geometri kepada
persamaan kubik, dan penyelidikan selanjutnya yang terbesar adalah
kepada pengembangan geometri bukan Euclid.
5
Pada awal abad ke-17, terdapat dua perkembangan penting dalam
geometri. Yang pertama, dan yang terpenting, adalah penciptaan geometri
analik, atau geometri dengan koordinat dan persamaan, oleh Rene
Descartes (1596-1650) dan Pierre de Fermat (1601-1665). Ini adalah awal
yang di perlukan untuk perkembangan kalkulus. Perkembangan geometrik
kedua adalah penyelidikan secara sistematik dari geometri proyektif oleh
Girard Desargues (1591-1661). Geometri proyektif adalah penyelidikan
geometri tanpa u``kuran, Cuma dengan menyelidik bagaimana hubungan
antara satu sama lain. Dua perkembangan dalam geometri pada abad ke-
19,mengubah cara ia telah dipelajari sebelumnya. Ini merupakan
penemuan geometri bukan Euclid oleh Lobachevsky, Bolyai Dan Gauss
dan dari formulasi simetri sebagai pertimbangan utama dalam Program
Erlangen dari Felix Klein (yang menyimpulkan geometri Euclid dan bukan
Euclid). Dua dari ahli geometri pada masa itu ialah Bernhard Riemann,
bekerja secara analisis matematika, dan Henri Poincaré, sebagai
pengagas topologi algebraik dan teori geometrik dari sistem dinamikal.
Sebagai akibat dari perubahan besar ini dalam konsepsi geometri, konsep
"ruang" menjadi sesuatu yang kaya dan berbeda, dan latar belakang semula
hanya teori yang berlainan seperti analisis kompleks dan mekanik klasikal.
Jenis tradisional geometri telah dikenal pasti seperti dari ruang
homogeneous, yaitu ruang itu mempunyai bekalan simetri yang
mencukupi, supaya dari poin ke poin mereka kelihatan sama.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka rumusan masalah yang kami buat adalah :
1. Apa itu persamaan garis?
2. Apa itu gradien?
3. Bagaimana cara menentukan persamaan garis lurus ?
4. Apa hubungan garis lurus dan gradien ?
C. Tujuan Pembuatan Makalah
1. Untuk mengetahui apa itu persamaan garis.
2. Untuk mengetahui apa itu gradien.
6
3. Untuk mengetahui cara menentukan persamaan garis lurus.
4. Untuk mengetahui apa hubungan garis lurus dan gradien.
7
BAB II
PEMBAHASAN
A. Persamaan Garis Lurus
Garis Lurus panjangnya tak terbatas, jika pada garis lurus terdapat
titik A dan B maka garis itu disebut garis AB. Garis biasanya juga
dinyatakan dengan huruf kecil, g, h, j, k, i, .... bagian garis diantara A dan
B disebut ruas garis AB. Ruas garis panjangnya terbatas. Garis lurus
adalah kurva yang paling sederhana dari semua kurva (kurva yang lain
berupa parabola, lingkaran, dan lain-lain). Persamaan garis lurus
meruapakan persamaan yang grafiknya berupa garis lurus dan dapat
dinyatakan ke dalam berbagai bentuk dan variabel. Bentuk persamaan
garis lurus pada umumnya dinyatakan dalam bentuk aljabar, yaitu :
1. Y= mx + c, dengan m≠ 0
x, y sebagai variabel, m sebagai koefisien arah/gradien garis lurus,
dan c sebagai konstanta.
2. Ax + By + C = 0, dengan A,B≠ 0
x,y sebagai variabel, A sebagai koefisien x, B sebagai koefisien y,
dan C sebagai konstanta.
Apabila diketahui dua atau lebih persamaan garis maka dapat ditentukan
sifat-sifat persamaan garis. Mari simak uraiannya sebagai berikut.
a. Persamaan garis lurus yang sejajar sumbu x
Pada gambar di bawah ini, AB¯ (dibaca: garis AB) sejajar
dengan sumbu x. Persamaan garis AB¯ adalah y = 2.
Dari gambar di atas, diketahui koordinat titik A (-3, 2) dan B (3,
2). Perhatikan bahwa ordinat (y) kedua titik tersebut sama yaitu
8
2. Ini berarti, ciri garis yang sejajar sumbu x adalah memiliki
ordinat (y) titik yang sama. Bentuk umum persamaan garisnya
adalah y= k, dengan k adalah konstanta.
b. Persamaan garis lurus yang sejajar sumbu y
Pada gambar di bawah ini, AB¯ (dibaca: garis AB) sejajar
dengan sumbu y. Persamaan garis AB¯ adalah x = 2.
Dari gambar di atas, diketahui koordinat titik A (2, 2) dan B (2, -
1). Perhatikan bahwa absis (x) kedua titik sama yaitu 2. Dengan
demikian, ciri garis yang sejajar sumbu y adalah memiliki absis
titik yang sama. Bentuk umum persamaan garisnya adalah x = k,
dengan k adalah konstanta.
c. Persamaan garis lurus yang saling sejajar
Perhatikan gambar di bawah ini. Bila dilihat dengan saksama,
ruas garis y = x + 3, y = x, dan y = x - 2 tidak akan berpotongan
walaupun diperpanjang pada kedua ujungnya. Kedudukan ketiga
garis tersebut dinamakan saling sejajar. Jika diperhatikan lebih
teliti lagi, grafik y = x + 3 bisa dibentuk dengan cara menggeser
grafik y = x ke atas searah sumbu y sebanyak 3 satuan. Grafik
persamaan y = x - 2 juga bisa dibentuk dengan cara menggeser
grafik y = x ke bawah searah sumbu y sebanyak 2 satuan. Dari
gambar tersebut, dapat disimpulkan bahwa
8
persamaan y = ax + b akan sejajar dengan y = ax + c jika memiliki nilai a atau koefisien x yang sama.
d. Persamaan garis lurus yang saling tegak lurus
Perhatikan grafik persamaan y = x dan y = -x di bawah ini.
Dari gambar di atas, terlihat bahwa kedua garis saling berpotongan tegak lurus. Ini berarti, perpotongan kedua garis
akan membentuk sudut siku-siku (90⁰). Persamaan garis y = ax + b akan berpotongan tegak lurus dengan persamaan
garisy=−1ax+c .
e. Persamaan garis lurus yang saling berpotongan
9
Dua buah garis lurus dikatakan saling berpotongan, jika keduanya tidak saling sejajar. Misalkan diketahui dua buah
persamaan garis yaitu y = ax + b dan y = cx + d. Apabila koefisien x dari masing-masing persamaan tidak sama
atau a ≠ c, maka persamaan ini dikatakan saling berpotongan.
Untuk kasus dua garis yang saling tegak lurus, sudah tentu keduanya saling berpotongan. Hal ini tidak berlaku
sebaliknya karena dua garis yang saling berpotongan belum tentu saling tegak lurus atau membentuk sudut 90⁰. Ini
berarti, garis yang
10
saling tegak lurus merupakan salah satu jenis dari kedudukan
garis yang saling berpotongan. Misalnya y = 3x + 5 saling
berpotongan dengan y = 2x - 7.
f. Persamaan garis lurus yang saling berimpit
Dua buah garis dikatakan saling berimpit jika, keduanya
memiliki paling sedikit 2 titik potong. Misalkan diketahui dua
persamaan garis yaitu ax + by = c dan px + qy = r. Kedua garis
tersebut akan berimpit bila memenuhi hubungan:
ap=bq=cr
Ini berarti, perbandingan suku-suku yang sejenis pada kedua
persamaan garis adalah sebanding. Contoh garis yang saling
berimpit adalah 2x - y = 7 (a = 2, b = -1, c = 7) dengan 6x - 3y =
21 (p = 6, q = -3, r = 21), sehingga:
ap=bq=cr
⇔ 26=−1−3=721=13
Contoh 1
Tentukan persamaan garis yang sejajar dengan garis y = 3.
Penyelesaian:
Persamaan garis y = 3 akan sejajar dengan setiap garis y = k.
Ini berarti, garis juga akan sejajar sumbu x atau y = 0.
Contoh 2
Tentukan kedudukan antara garis -2x + y = 5 dan -3x + y = 5.
Penyelesaian:
Diketahui persamaan garis -2x + y = 5 dan -3x + y = 5.
Perhatikan bahwa koefisien variabel x pada masing-masing
persamaan berbeda yaitu -2 dan -3. Hal ini menunjukkan bahwa
kedua garis tidak sejajar artinya garis tersebut saling
berpotongan.
Jadi, kedudukan antara persamaan -2x + y = 5 dan -3x + y = 5
saling berpotongan.
11
B. Gradien
Gradien dinotasikan m adalah kemiringan atau kecondongan suatu garis
yang merupakan perbandingan antara komponen y dan komponen x.
m =
𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛 𝑦
𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛 𝑥
apabila komponen x bernilai positif, arah ke kanan dan apabila bernilai
negatif, arah ke kiri. Apabila komponen y bernilai positif, arah ke atasdan
apabila bernilai negatif, arah ke bawah.
Gradien garis lurus melalui titik A(x1,y1) dan B(x2,y2) adalah:
m =
𝑦₂−𝑦₁
𝑥₂−𝑥₁
atau m =
𝑦₁−𝑦₂
𝑥₁−𝑥₂
gradien garis yang sejajar dengan sumbu X adalah 0 (m = 0)
garis yang sejajar dengan sumbu Y tidak memiliki gradien
1. Mengenal Gradien Garis Tertentu
a. Gradien garis yang sejajar dengan sumbu-X
Persamaan garis yang sejajar dengan sumbu-X, misalkan y = k
dengan k adalah konstanta, memiliki gradien sama dengan nol.
b. Gradien garis yang sejajar dengan sumbu-Y
Persamaan garis yang sejajar dengan sumbu-Y, misalkan y = h
dengan h adalah konstanta, memiliki gradien yang tidak
didefinisikan.
c. Gradien garis yang turun dari kiri ke kanan
Garis g dan garis l merupakan garis yang turun dari kiri ke kanan.
Gradien garis g dan garis l adalah negatif.
d. Gradien garis yang naik dari kiri ke kanan
Garis m dan garis n merupakan garis yang naik dari kiri ke kanan.
Gradien garis m dan garis n adalah positif.
12
2. Gradien garis yang melalui dua titik A(X₁, Y₁) dan B( X₂,Y₂) titik
A ( X,Y) dan B (X,Y) terletak pada satu garis l dengan persamaan
y = mx + c. Sehingga berikut:
y₁ = mx₁ + c dan Y₂ = mx₂ + c
y₁ = mx₁ + c <-> c = Y₁ – mx₁ ... (1)
y ₂= mx₂ + c <-> c = y ₂– mx₂ ... (2)
Persamaan (1) = persamaan (2) ( c = c )
y₁ – mx₁ = y₂ – mx₂
<-> mx₂ – mx₁ = y₂ – y₁
<-> m(x₂-x₁) = y₂ - y₁
<-> m =
𝑦₂−𝑦₁
𝑥₂−𝑥₁
Dari uraian di atas diperoleh kesimpulan bahwa:
Gradien garis yang melalui titik A (X₁,Y₁) dan B(X₂,Y₂) adalah m =
𝑦₂−𝑦₁
𝑥₂−𝑥₁
dengan X₂ ≠ X₁
3. Gradien garis Ax + By + C = 0 dengan A,B ≠ 0
Pada pembahasan sebelumnya, kamu telah mempelajari cara
mengubah bentuk persamaan Ax + By + C = 0 ke dalam bentuk y =
mx + c, dengan m adalah gradien garis.
Ax + By + C = 0
<-> By = - Ax – C <-> y = −
𝐴
𝐵
x −
𝐶
𝐵
Jadi, gradien garis Ax + By + C = 0 adalah −
𝐴
𝐵
13
C. Cara Menentukan Persamaan Garis Lurus
1. Persamaan garis lurus melalui titik A(x1, y1) dan membuat persamaan
garis lurus melalui titik A(x1, y1) dan mempunyai gradien m adalah:
y – y1 = m(x – x1)
persamaan garis lurus melalui titik A(x1 , y1) dan B(x2, y2) adalah:
𝑦 − 𝑦₁
𝑦2 − 𝑦1
𝑥 − 𝑥₁
𝑥₂ − 𝑥₁
2. Persamaan garis yang sejajar dengan garis lain dan melalui sebuah
titik (a,b)
Syarat sejajar: m₁ = m₂
Contoh: tentukan persamaan garis yang melalui titik (4,6) dan sejajar
dengan garis yang persamaannya 5x + y = 11
Pembahasan:
5x + y = 12 -> m₁ = -5 , syarat sejajar m₁ = m₂ -> m₂ = -5
Persamaan garis yang melalui titik (4,6) dan bergradien -5 sebagai
berikut:
Y – b = m₂(x-a)
Y – 6 = -5(x-3)
Y = -5x + 15 + 6
Y = -5x + 21 ,
Jadi persamaan garis yang melalui titik (4,6) dan sejajar gris dengan
persamaan 5x + y = 11 adalag y = -5x + 21
3. Persamaan garis yang tegak lurus dengan garis lain dan melalui titik
(a,b)
Syarat: m₁.m₂ = - 1
Contoh: tentukan persamaan garis yang melalui titik (-3,4) dan tegak
lurus dengan garis yang persamaannya 3x + y – 9 = 0
Pembahasan:
14
3x + y – 9 = 0 -> m₁ = -3
Syarat tegak lurus:
m₁.m₂ = -1
-3.m₂ = -1
m₂ =
1
3
persamaan garis yang melalui titik (-3,4) dan bergradien
1
3
sebagai
berikut:
y – b = m₂( x – a )
y – 4 =
1
3
( x-(-3))
y – 4 =
1
3
𝑥 + 5
3y = x + 15
X – 3y + 15 = 0
Jadi, persamaan garis yang melalui titik (-3,4) dan tegak lurus garis
dengan persamaaan 3x + y – 9 = 0 aalah x – 3y = 15 = 0
4. Persamaan garis lurus yang melalui dua titik A (x₁,y₁) dan B(x₂,y₂)
Rumus:
𝒚−𝒚₁
𝒚₂−𝒚₁
=
𝒙−𝒙₁
𝒙₂−𝒙₁
Contoh:
Tentukan persamaan garis yang melalui titik A(5,0) dan B(-3,-2)
Pembahasan:
A(5,0), X₁ = 5 , Y₁ = 0
B(-3,-2), X₂ = -3, Y₂ = -2
Persamaan garis AB sebagai berikut:
𝑦−𝑦₁
𝑦₂−𝑦₁
=
𝑥−𝑥₁
𝑥₂−𝑥₁
𝑦−0
−2−0
=
𝑥−5
−3−5
15
𝑦
−2
=
𝑥−5
−8
-8y = -2(x-5)
-8y = -2x + 10
2x – 8y = 10
Jadi, persamaan garis yang melalui titik A(5,0) dan B(-3,-2) adalah 2x – 8y = 10
Contoh :
A
B
6
Ax + by = ab
Persamaan garis pada gambar di samping sebagai
berikut:
6x + 7y = 42
7y = -6x + 42
Y = −
6
7
= 6
7
16
D. Hubungan Garis Lurus dan Gradien
1. Jika garis lurus a dan b sejajar ( a//b), maka garis lurus a dan b memiliki gradien yang sama
ma = mb
persamaan garis lurus melalui titik A (X₁,Y₁) dan sejajar dengan garis ax + by + c = 0 adalah ax + by = ax₁ - by₁
2. jika garis lurus a dan b saling tegaknlurus, maka hasil perkalian gradien garis a dan b, sama dengan -1
ma x mb = -1
persamaan garis lurus melalui titik A(X₁,Y₁) dan tegak lurus dengan garis ax + by + c = 0 adalah bx – ay = bx₁ - ay₁
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Persamaan garis lurus merupakan persamaan linear yang
mengandung satu atau dua variabel. Bentuk umum persamaan garis
lurus y= mx + c atau Ax+By+c=0.
Gradien garis adalah kemiringan garis terhadap sumbu mendatar,
umumnya dilambangkan dengan ‘m’. Dalam penentuan besar gradien
harus dibaca titik-titik dalam garis dari kiri ke kanan. Garis dengan
gradien positif mempunyai kemiringan dari dasar kiri ke menuju
puncak kanan yang naik dengan kenaikan tetap. Garis dengan gradien
negatif mempunyai kemiringan dari puncak kiri menuju dasar kanan.
Gradien suatu garis yang melalui titik asal O (0,0) dan titik sembarang
(x1,y1) dapat ditentukan nilainya dengan membandingkan komponen y
(ordinat) dan komponen x (absis) dari titik (x1,y1).
M =
𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛 𝑦
𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛 𝑥
=
𝑦₁
𝑥₁
Gradien garis yang melalui dua titik A (X₁,Y₁) dan B(X₂,Y₂) Adalah
m=
𝑦₂−𝑦₁
𝑥₂−𝑥₁
Dua garis saling tegak lurus bila a1a2 + b1b2 = 0 atau m1 x m2 = -1
Dua garis saling berpotongan bila
𝑎₁
𝑎₂
≠
𝑏₁
𝑏₂
Dua garis yang saling sejajar bila m1 = m2
Persamaan garis yang melalui titik (a,b) dan bergradien m ialah y –b =
m(x – a)
Persamaan garis yng melalui titik (x1,y1) dan (x2,y2) ialah:
18
Y – y =
𝑦₂−𝑦₁
𝑥₂−𝑥₁
. ( x- x1) atau
𝑦−𝑦₁
𝑦₂−𝑦₁
=
𝑥−𝑥₁
𝑥₂−𝑥₁
Persamaan garis yang sejajar dengan garis lain dan melalui titik (a,b)
ialah y – b = m(x – a)
Persamaan garis yang tegak lurus garis lain dan melalui titik (a,b) ialah
y – b = −
1
𝑚
(x –a)
Andaikan ada dua titik, P(x1,y1) dan Q(x2,y2) maka jarak antara kedu
titik (j) tersebut dirumuskan j = √(x₂ − x₁)− (y₂ − y₁)2
Jarak titik A(x1,y1) terhadap ax + By + C = 0 dapat ditentukan oleh
rumus
J =
𝐴𝑥+𝐵𝑦+𝐶
√𝐴2 +𝐵2
Titik tengah suatu garis adalah separuh dari jumlah titik-titik ujung
garis tersebut. Andaikan ada dua titik PAx1,y1) dan B(x2,y2)
menunjukkan titik-titik ujung garis lurus, maka titik tengh garis dapat
dihitung dengan rumus:
𝑋₁+𝑋₂
2
.
𝑌₁+ 𝑌₂
2
B. Saran
Matematika adalah cabang keilmuan yang mampu dikuasai dengan
cara belajar dan berlatih rutin. Oleh karena itu, saran dari kami untuk
menguasai matematika terutama tentang persamaan garis harus sering
membaca materi serta berlatih menggunakan soal-soal agar dapat
memahami dengan mudah.
iii
DAFTAR PUSTAKA
Asnan Dianto, S.pd., Moh. Fadlun. 2008. Rangkuman materi penting
pintar matematika untuk smp. Cv. Pustaka Agung Harapan Surabaya
https://id.wikipedia.org/wiki/Geometri
Diakses : Rabu, 19 Februari 2020 14.00
http://aby-matematika.blogspot.com/2011/08/sejarah-geometri.html
Diakses : Rabu, 19 Februari 2020 14.10
https://www.danlajanto.com/2017/09/sifat-sifat-persamaan-garis-
lurus.html
Diakses : Rabu, 19 Februari 2020 14.39
Kusni dan Sutarto hery. 2016. Geometri Dasar untuk Perguruan Tinggi.
Yogyakarta:Magnum Pustaka Utama
Rahaju, Endah budi, Sulaiman,R.dkk. 2008. Contextual Teaching and
Learning Matematika SMP. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional
Rohkhana, siti. Matematika untuk SMP/MTs kelas VIII semester 1.
Surakarta:CV Grahadi
Sembiring Suwah, Ghany Akhmad dan Hadi Nurdiansyah. 2017. Buku
Teks pendamping Matematika untuk siswa SMP-MTs kelas VIII.
Bandung:Yrama Widya
Sukismo,dkk. 2015. Erlangga fokus UN SMP/MTs 2016. Jakarta:penerbit
erlangga
Syarifudin. 2007. Inti Sari Matematika untuk SMP. Tangerang:Scientific
Press
Tim Gamma Widya, Tim Quantum. 2018. The Master Key Of SBMPTN
SAINTEK. Bandung: Yrama Widya

More Related Content

What's hot

Sejarah & Perkembangan Matematik (MTE 3102)
Sejarah & Perkembangan Matematik (MTE 3102)Sejarah & Perkembangan Matematik (MTE 3102)
Sejarah & Perkembangan Matematik (MTE 3102)Izzati Zamburi
 
Sejarah dan-filsafat-matematikabahan-workshop-guru-smk-rsbi2012
Sejarah dan-filsafat-matematikabahan-workshop-guru-smk-rsbi2012Sejarah dan-filsafat-matematikabahan-workshop-guru-smk-rsbi2012
Sejarah dan-filsafat-matematikabahan-workshop-guru-smk-rsbi2012lambok pakpahan
 
Sejarah dan-filsafat-matematikabahan-workshop-guru-smk-rsbi2012
Sejarah dan-filsafat-matematikabahan-workshop-guru-smk-rsbi2012Sejarah dan-filsafat-matematikabahan-workshop-guru-smk-rsbi2012
Sejarah dan-filsafat-matematikabahan-workshop-guru-smk-rsbi2012lambok pakpahan
 
Perkembangan Sejarah Matematika
Perkembangan Sejarah MatematikaPerkembangan Sejarah Matematika
Perkembangan Sejarah MatematikaAdelia Ibrahim
 
Resume sejarah dan perkembangan bilangan
Resume sejarah dan perkembangan bilanganResume sejarah dan perkembangan bilangan
Resume sejarah dan perkembangan bilanganAndriani Widi Astuti
 
Sejarah teori bilangan
Sejarah teori bilanganSejarah teori bilangan
Sejarah teori bilanganArif Abas
 
10 ilmuwan-penemu-di-bidang-matematika
10 ilmuwan-penemu-di-bidang-matematika10 ilmuwan-penemu-di-bidang-matematika
10 ilmuwan-penemu-di-bidang-matematikaSugi Kuswari
 
Sejarah teori bilangan
Sejarah teori bilanganSejarah teori bilangan
Sejarah teori bilangannurwa ningsih
 
+++Makalah lengkap sejarah kel 8 (1)
+++Makalah lengkap sejarah kel 8 (1)+++Makalah lengkap sejarah kel 8 (1)
+++Makalah lengkap sejarah kel 8 (1)Hartikanirwana
 
Sejarah Perkembangan Bilangan
Sejarah Perkembangan BilanganSejarah Perkembangan Bilangan
Sejarah Perkembangan BilanganRatih31
 
Matematika dan warisan budaya
Matematika dan warisan budayaMatematika dan warisan budaya
Matematika dan warisan budayaAmeilya P P
 
Sistem penomboran mte3101
Sistem penomboran   mte3101Sistem penomboran   mte3101
Sistem penomboran mte3101Ifrahim jamil
 

What's hot (20)

Sejarah & Perkembangan Matematik (MTE 3102)
Sejarah & Perkembangan Matematik (MTE 3102)Sejarah & Perkembangan Matematik (MTE 3102)
Sejarah & Perkembangan Matematik (MTE 3102)
 
Sejarah Pecahan
Sejarah PecahanSejarah Pecahan
Sejarah Pecahan
 
Sejarah dan-filsafat-matematikabahan-workshop-guru-smk-rsbi2012
Sejarah dan-filsafat-matematikabahan-workshop-guru-smk-rsbi2012Sejarah dan-filsafat-matematikabahan-workshop-guru-smk-rsbi2012
Sejarah dan-filsafat-matematikabahan-workshop-guru-smk-rsbi2012
 
Sejarah dan-filsafat-matematikabahan-workshop-guru-smk-rsbi2012
Sejarah dan-filsafat-matematikabahan-workshop-guru-smk-rsbi2012Sejarah dan-filsafat-matematikabahan-workshop-guru-smk-rsbi2012
Sejarah dan-filsafat-matematikabahan-workshop-guru-smk-rsbi2012
 
Perkembangan Sejarah Matematika
Perkembangan Sejarah MatematikaPerkembangan Sejarah Matematika
Perkembangan Sejarah Matematika
 
Makalah sejarah bilangan
Makalah sejarah bilanganMakalah sejarah bilangan
Makalah sejarah bilangan
 
Sejarah Bilangan
Sejarah BilanganSejarah Bilangan
Sejarah Bilangan
 
Resume sejarah dan perkembangan bilangan
Resume sejarah dan perkembangan bilanganResume sejarah dan perkembangan bilangan
Resume sejarah dan perkembangan bilangan
 
Sejarah teori bilangan
Sejarah teori bilanganSejarah teori bilangan
Sejarah teori bilangan
 
Sejarah teori bilangan
Sejarah teori bilanganSejarah teori bilangan
Sejarah teori bilangan
 
sejarah bilangan
sejarah bilangansejarah bilangan
sejarah bilangan
 
10 ilmuwan-penemu-di-bidang-matematika
10 ilmuwan-penemu-di-bidang-matematika10 ilmuwan-penemu-di-bidang-matematika
10 ilmuwan-penemu-di-bidang-matematika
 
Sejarah teori bilangan
Sejarah teori bilanganSejarah teori bilangan
Sejarah teori bilangan
 
tokoh matematik
tokoh matematiktokoh matematik
tokoh matematik
 
Note 2
Note 2Note 2
Note 2
 
+++Makalah lengkap sejarah kel 8 (1)
+++Makalah lengkap sejarah kel 8 (1)+++Makalah lengkap sejarah kel 8 (1)
+++Makalah lengkap sejarah kel 8 (1)
 
Sejarah Perkembangan Bilangan
Sejarah Perkembangan BilanganSejarah Perkembangan Bilangan
Sejarah Perkembangan Bilangan
 
Matematika dan warisan budaya
Matematika dan warisan budayaMatematika dan warisan budaya
Matematika dan warisan budaya
 
Publikasi
PublikasiPublikasi
Publikasi
 
Sistem penomboran mte3101
Sistem penomboran   mte3101Sistem penomboran   mte3101
Sistem penomboran mte3101
 

Similar to Tugas tik

MAKALAH SEJARAH DAN FILSAFAT MATEMATIK1 (AutoRecovered).docx
MAKALAH SEJARAH DAN FILSAFAT MATEMATIK1 (AutoRecovered).docxMAKALAH SEJARAH DAN FILSAFAT MATEMATIK1 (AutoRecovered).docx
MAKALAH SEJARAH DAN FILSAFAT MATEMATIK1 (AutoRecovered).docxamalmaruf3
 
Sejarah perkemangan ilmu
Sejarah perkemangan ilmuSejarah perkemangan ilmu
Sejarah perkemangan ilmuKodogg Kritingg
 
Konsep islam dan Sains.pptx
Konsep islam dan Sains.pptxKonsep islam dan Sains.pptx
Konsep islam dan Sains.pptxAliyyahNabilah
 
Iain sejarah fisika biologi kimia
Iain sejarah fisika biologi kimiaIain sejarah fisika biologi kimia
Iain sejarah fisika biologi kimiamawax
 
Ilmuan Islam dalam Bidang Matematika
Ilmuan Islam dalam Bidang MatematikaIlmuan Islam dalam Bidang Matematika
Ilmuan Islam dalam Bidang MatematikaKameliani Arif
 
Sejarah matematikaku
Sejarah matematikakuSejarah matematikaku
Sejarah matematikakuRusmaini Mini
 
Perkembangan sejarah matematika
Perkembangan sejarah matematikaPerkembangan sejarah matematika
Perkembangan sejarah matematikarestu sri rahayu
 
Matematika
MatematikaMatematika
Matematikamiomadre
 
Makalah sejarah fisika 2
Makalah sejarah fisika 2Makalah sejarah fisika 2
Makalah sejarah fisika 2andrikagustia
 
Filsafat ilmu
Filsafat ilmuFilsafat ilmu
Filsafat ilmuEndah RN
 
Sumber ilmu pengetahuan india
Sumber ilmu pengetahuan indiaSumber ilmu pengetahuan india
Sumber ilmu pengetahuan indiaFirqin Izzuddin
 
Faktor yang mempengaruhi masalah pendidikan
Faktor yang mempengaruhi masalah pendidikanFaktor yang mempengaruhi masalah pendidikan
Faktor yang mempengaruhi masalah pendidikandeded94
 
(Sadn1013 h) kump 21
(Sadn1013 h) kump 21(Sadn1013 h) kump 21
(Sadn1013 h) kump 21sadn1013
 
Perkeembangan Ilmu dan Teknologi
Perkeembangan Ilmu dan TeknologiPerkeembangan Ilmu dan Teknologi
Perkeembangan Ilmu dan TeknologiMochammadRijal2
 
Tokoh tokoh trigonometri
Tokoh tokoh trigonometriTokoh tokoh trigonometri
Tokoh tokoh trigonometriNurrida02
 
Makalah perpetaan & sig
Makalah perpetaan & sigMakalah perpetaan & sig
Makalah perpetaan & sigEko Artanto
 

Similar to Tugas tik (20)

MAKALAH SEJARAH DAN FILSAFAT MATEMATIK1 (AutoRecovered).docx
MAKALAH SEJARAH DAN FILSAFAT MATEMATIK1 (AutoRecovered).docxMAKALAH SEJARAH DAN FILSAFAT MATEMATIK1 (AutoRecovered).docx
MAKALAH SEJARAH DAN FILSAFAT MATEMATIK1 (AutoRecovered).docx
 
Sejarah perkemangan ilmu
Sejarah perkemangan ilmuSejarah perkemangan ilmu
Sejarah perkemangan ilmu
 
Konsep islam dan Sains.pptx
Konsep islam dan Sains.pptxKonsep islam dan Sains.pptx
Konsep islam dan Sains.pptx
 
Iain sejarah fisika biologi kimia
Iain sejarah fisika biologi kimiaIain sejarah fisika biologi kimia
Iain sejarah fisika biologi kimia
 
Ilmuan Islam dalam Bidang Matematika
Ilmuan Islam dalam Bidang MatematikaIlmuan Islam dalam Bidang Matematika
Ilmuan Islam dalam Bidang Matematika
 
Sejarah matematikaku
Sejarah matematikakuSejarah matematikaku
Sejarah matematikaku
 
Perkembangan sejarah matematika
Perkembangan sejarah matematikaPerkembangan sejarah matematika
Perkembangan sejarah matematika
 
Matematika
MatematikaMatematika
Matematika
 
Makalah sejarah fisika 2
Makalah sejarah fisika 2Makalah sejarah fisika 2
Makalah sejarah fisika 2
 
Filsafat ilmu
Filsafat ilmuFilsafat ilmu
Filsafat ilmu
 
Tamadun
TamadunTamadun
Tamadun
 
Sistem numerasi
Sistem numerasi Sistem numerasi
Sistem numerasi
 
Uas bahasa indonesia
Uas bahasa indonesiaUas bahasa indonesia
Uas bahasa indonesia
 
Sumber ilmu pengetahuan india
Sumber ilmu pengetahuan indiaSumber ilmu pengetahuan india
Sumber ilmu pengetahuan india
 
Faktor yang mempengaruhi masalah pendidikan
Faktor yang mempengaruhi masalah pendidikanFaktor yang mempengaruhi masalah pendidikan
Faktor yang mempengaruhi masalah pendidikan
 
(Sadn1013 h) kump 21
(Sadn1013 h) kump 21(Sadn1013 h) kump 21
(Sadn1013 h) kump 21
 
Sejarah kalkulus
Sejarah kalkulusSejarah kalkulus
Sejarah kalkulus
 
Perkeembangan Ilmu dan Teknologi
Perkeembangan Ilmu dan TeknologiPerkeembangan Ilmu dan Teknologi
Perkeembangan Ilmu dan Teknologi
 
Tokoh tokoh trigonometri
Tokoh tokoh trigonometriTokoh tokoh trigonometri
Tokoh tokoh trigonometri
 
Makalah perpetaan & sig
Makalah perpetaan & sigMakalah perpetaan & sig
Makalah perpetaan & sig
 

Recently uploaded

TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 

Recently uploaded (20)

TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 

Tugas tik

  • 1. i KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini tersusun atas kumpulan berbagai referensi yang dikumpulkan oleh teman-teman kelompok. Referensi yang berupa sumber pustaka maupun informasi dari berbagai media yang telah diseleksi dan berkaitan dengan judul makalah ini. Ucapan terima kasih kami haturkan kepada seluruh pihak yang membantu proses pembuatan makalah hingga telah tersusun secara sistematis. Akhir kata kami berharap agar makalah ini dapat berguna bagi siapapun yang membacanya. Bogor, Februari 2020 Penyusun
  • 2. ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ...................................................................................... i DAFTAR ISI.................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1 A. Latar Belakang............................................................................ 1 B. Rumusan Masalah....................................................................... 5 C. Tujuan......................................................................................... 5 BAB II PEMBAHASAN............................................................................... 6 A. Persamaan Garis Lurus.............................................................. 6 B. Gradien...................................................................................... 11 C. Cara Menentukan Persamaan Garis Lurus ................................. 13 D. Hubungan Garis Lurus dan Gradien........................................... 16 BAB III PENUTUP........................................................................................ 17 A. Simpulan..................................................................................... 17 B. Saran........................................................................................... 18 DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... iii
  • 3. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Geometri (Yunani Kuno: γεωμετρία, geo-"bumi",-metron "pengukuran") adalah cabang matematika yang bersangkutan dengan pernyataan bentuk, ukuran, posisi relatif gambar, dan sifat ruang. Seorang ahli matematika yang bekerja di bidang geometri disebut ahli ilmu ukur. Geometri muncul secara independen di sejumlah budaya awal sebagai ilmu pengetahuan praktis tentang panjang, luas, dan volume, dengan unsur-unsur dari ilmu matematika formal yang muncul di Barat sedini Thales (abad 6 SM). Pada abad ke-3 SM geometri dimasukkan ke dalam bentuk aksiomatik oleh Euclid. Yang dibantu oleh Geometri Euclid, menjadi standar selama berabad-abad. Archimedes mengembangkan teknik cerdik untuk menghitung luas dan isi, dalam banyak cara mengantisipasi kalkulus integral yang modern. Bidang astronomi, terutama memetakan posisi bintang dan planet pada falak dan menggambarkan hubungan antara gerakan benda langit, menjabat sebagai sumber penting masalah geometrik selama satu berikutnya dan setengah milenium. Kedua geometri dan astronomi dianggap di dunia klasik untuk menjadi bagian dari Quadrivium tersebut, subset dari tujuh seni liberal dianggap penting untuk warga negara bebas untuk menguasai1.Geometri (Greek; geo= bumi, metria= ukuran) adalah sebagian dari matematika yang mengambil persoalan mengenai ukuran, bentuk dan kedudukan serta sifat ruang. Geometri adalah salah satu dari ilmu yang tertua. Awal mulanya sebuah badan pengetahuan pratikal yang mengambil berat dengan jarak, luas dan volume, tetapi pada abad ke-3 geometri mengalami kemajuan yaitu tentang bentuk aksiometik oleh Eucld, yang hasilnya berpengaruh untuk beberapa abad berikutnya. Paling tidak ada enam wilayah yang dapat dipandang sebagai ’sumber’ penyumbang pengetahuan geometri, yaitu: Babilonia (4000 SM - 1 https://id.wikipedia.org/wiki/Geometri
  • 4. 2 500 SM), Yunani (600 SM – 400 SM), Mesir (5000 SM - 500 SM), Jasirah Arab (600 - 1500 AD), India (1500 BC - 200 BC), dan Cina (100 SM - 1400)2. Tentu masih ada negara-negara penyumbang pengetahuan geometri yang lain. Namun, kurang signifikan atau belum terekam dalam tradisi tulisan. Bangsa Babilonia menempati daerah subur yang membentang antara sungai Eufrat dan sungai Tigris di wilayah Timur Tengah. Pada mulanya, daerah ini ditempati oleh bangsa Sumeria. Pada saat itu, 3500 SM, atau sekitar 5000 tahun yang lalu telah hidup sangat maju. Banyak gedung dibangun seperti kota waktu kini. Sistem irigasi dan sawah pertanian juga telah berkembang. Geometri dipikirkan oleh para insinyur untuk keperluan pembangunan. Geometri yang lahir dan berkembang di Babilonia merupakan sebuah hasil dari keinginan dan harapan para pemimpin pemerintahan dan agama pada masa itu. Hal ini dimaksudkan untuk bisa mendirikan berbagai bangunan yang kokoh dan besar. Juga harapan bagi para raja agar dapat menguasai tanah untuk kepentingan pendapatan pajak. Teknik-teknik geometri yang berkembang saat itu pada umumnya masih kasar dan bersifat intuitif. Akan tetapi, cukup akurat dan dapat memenuhi kebutuhan perhitungan berbagai fakta tentang teknik-teknik geometri saat itu termuat dalam Ahmes Papirus yang ditulis lebih kiurang tahun 1650 SM dan ditemukan pada abad ke-9. Peninggalan berupa tulisan ini merupakan bagian dari barang-barang yang tersimpan oleh museum-museum di London dan New York. Dalam Papirus ini terdapat formula tentang perhitungan luas daerah suatu persegi panjang, segitiga siku-siku, trapesium yang mempunyai kaki tegak lurus dengan alasnya, serta formula tentang pendekatan perhitungan luas daerah lingkaran. Orang-orang Mesir rupanya telah mengembangkan rumus-sumus ini dalam kehidupan mereka untuk menghitung luas tanah garapannya. Selain melanjutkan mengembangkan geometri, mereka juga mengembangkan sistem bilangan 2 http://aby-matematika.blogspot.com/2011/08/sejarah-geometri.html
  • 5. 3 yang kini kita kenal dengan ’sexagesimal’ berbasis 60. Kita masih menikmati (dan menggunakan) sistem ini ketika berbicara tentang waktu. Mereka membagi hari ke dalam 24 jam. Satu jam dibagi menjadi 60 menit. Satu menit dibagi menjadi 60 detik. Kita mengatakan, misalnya, saat ini adalah pukul 9, 25 menit, 30 detik. Kalau dituliskan akan berbentuk pukul 9 25' 30", dan dalam sexagesimal dapat dituliskan sebagai 9 5 25/60 30/3600. Sistem ini telah menggunakan nilai tempat seperti yang kita gunakan dewasa ini (dalam basis 10 bukan dalam basis 60). Bangsa Babilonia mengembangkan cara mengitung luas dan volume. Di antaranya menghitung panjang keliling lingkaran yang sama dengan tiga kali panjang garis tengahnya. Kita mengenal harga tiga ini mendekati harga π . Rumus Pythagoras juga sudah dikenal pada masa itu. Bangsa Mesir mendiami wilayah yang sangat subur di sepanjang sungai Nil. Pertanian berkembang pesat. Pemerintah memerlukan cara untuk membagi petak-petak sawah dengan adil. Maka, geometri maju di sini karena menyajikan berbagai bentuk polygon yang di sesuaikan dengan keadaan walayah di sepanjang sungai Nil itu. Di Yunani, geometri mengalami masa ’emas’nya. Sekitar 2000 tahun yang lalu, ditemukan teori yang kita kenal dewasa ini dengan nama teori aksiomatis. Teori berpikir yang mendasarkan diri pada sesuatu yang paling dasar yang kebenarannya kita terima begitu saja. Kebenaran semacam ini kita sebut kebenaran aksioma. Dari sebuah aksioma diturunkan berbagai dalil baik dalil dasar maupun dalil turunan. Dari era ini, kita juga memperoleh warisan buku geometri yang hingga kini belum terbantahkan, yaitu geometri Euclides. Geometri yang kita ajarkan secara formal di sekolah merupakan ’kopi-an’ dari geometri Euclides ini. Di awal perkembangan Islam, para pemimpin Islam menganjurkan agar menimba ilmu sebanyak mungkin. Kita kenal belajaralah hingga ke negeri Cina. Dalam era itu, Islam menyebar di Timur Tengah, Afrika Utara, Spanyol, Portugal, dan Persia. Para matematikawan Islam menyumbang pada pengembangan aljabar, asronomi, dan trigonometri. Trigonometri merupakan salah satu pendekatan untuk
  • 6. 4 menyelesaian masalah geometri secara aljabar. Kita mengenalnya menjadi geometri analitik. Mereka juga mengembangkan polinomial. Di wilayah timur, India dan Cina dikenal penyumbang pengetahuan matematika yang handal. Di India, para matematikawan memiliki tugas untuk membuat berbagai bangunan pembakaran untuk korban di altar. Salah satu syaratnya adalah bentuk boleh ( bahkan harus) berbeda tetapi luasnya harus sama. Misalnya, membuat pangunan pembekaran yang terdiri atas lima tingkat dan setiap tingkat terdiri 200 bata. Di antara dua tingkat yang urutan tidak boleh ada susunan bata yang sama persis. Saat itulah muncul ahli geometri di India. Tentu, bangunan itu juga dilengkapi dengan atap. Atap juga merupakan bagian tugas matematikawan India. Di sinilah berkembang teori-teori geometri. Seperti cabang-cabang ilmu pengetahuan yang lain, matematika (termasuk geometri) juga dikembangkan oleh para ilmuwan Cina sejak 2000 tahun sebelum Masehi (atau sekitar 4000 tahun yang lalu). Kalau di Eropa terdapat buku ‘Unsur-unsur’, geometri Euclides yang mampu menembus waktu 2000 tahun tanpa tertandingi, di timur, Cina terdapat buku ‘Sembilan bab tentang matematika’ yang dibuat sekitar tahun 179 oleh Liu Hui. Buku ini memuat banyak masalah geometri. Di antaranya menghitung luas dan volume. Dalam buku itu juga mengupas hukum Pythagoras. Juga banyak dibicarakan tentang polygon. Pada Zaman Pertengahan, Ahli matematik Muslim banyak menyumbangkan mengenai perkembangan geometri, terutama geometri aljabar dan aljabar geometri. Al- Mahani (1.853) mendapat idea menguraikan masalah geometri seperti menyalin kubus kepada masalah dalam bentuk aljabar. Thabit ibn Qurra (dikenal sebagi Thebit dalam Latin) (836 – 901) mengendali dengan pengendalian arimetikal yang diberikan kepada ratio kuantitas geometri, dan menyumbangkan tentang pengembangan geomeri analitik. Omar Khayyam (1048 -1131) menemukan penyelasaian geometri kepada persamaan kubik, dan penyelidikan selanjutnya yang terbesar adalah kepada pengembangan geometri bukan Euclid.
  • 7. 5 Pada awal abad ke-17, terdapat dua perkembangan penting dalam geometri. Yang pertama, dan yang terpenting, adalah penciptaan geometri analik, atau geometri dengan koordinat dan persamaan, oleh Rene Descartes (1596-1650) dan Pierre de Fermat (1601-1665). Ini adalah awal yang di perlukan untuk perkembangan kalkulus. Perkembangan geometrik kedua adalah penyelidikan secara sistematik dari geometri proyektif oleh Girard Desargues (1591-1661). Geometri proyektif adalah penyelidikan geometri tanpa u``kuran, Cuma dengan menyelidik bagaimana hubungan antara satu sama lain. Dua perkembangan dalam geometri pada abad ke- 19,mengubah cara ia telah dipelajari sebelumnya. Ini merupakan penemuan geometri bukan Euclid oleh Lobachevsky, Bolyai Dan Gauss dan dari formulasi simetri sebagai pertimbangan utama dalam Program Erlangen dari Felix Klein (yang menyimpulkan geometri Euclid dan bukan Euclid). Dua dari ahli geometri pada masa itu ialah Bernhard Riemann, bekerja secara analisis matematika, dan Henri Poincaré, sebagai pengagas topologi algebraik dan teori geometrik dari sistem dinamikal. Sebagai akibat dari perubahan besar ini dalam konsepsi geometri, konsep "ruang" menjadi sesuatu yang kaya dan berbeda, dan latar belakang semula hanya teori yang berlainan seperti analisis kompleks dan mekanik klasikal. Jenis tradisional geometri telah dikenal pasti seperti dari ruang homogeneous, yaitu ruang itu mempunyai bekalan simetri yang mencukupi, supaya dari poin ke poin mereka kelihatan sama. B. Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas maka rumusan masalah yang kami buat adalah : 1. Apa itu persamaan garis? 2. Apa itu gradien? 3. Bagaimana cara menentukan persamaan garis lurus ? 4. Apa hubungan garis lurus dan gradien ? C. Tujuan Pembuatan Makalah 1. Untuk mengetahui apa itu persamaan garis. 2. Untuk mengetahui apa itu gradien.
  • 8. 6 3. Untuk mengetahui cara menentukan persamaan garis lurus. 4. Untuk mengetahui apa hubungan garis lurus dan gradien.
  • 9. 7 BAB II PEMBAHASAN A. Persamaan Garis Lurus Garis Lurus panjangnya tak terbatas, jika pada garis lurus terdapat titik A dan B maka garis itu disebut garis AB. Garis biasanya juga dinyatakan dengan huruf kecil, g, h, j, k, i, .... bagian garis diantara A dan B disebut ruas garis AB. Ruas garis panjangnya terbatas. Garis lurus adalah kurva yang paling sederhana dari semua kurva (kurva yang lain berupa parabola, lingkaran, dan lain-lain). Persamaan garis lurus meruapakan persamaan yang grafiknya berupa garis lurus dan dapat dinyatakan ke dalam berbagai bentuk dan variabel. Bentuk persamaan garis lurus pada umumnya dinyatakan dalam bentuk aljabar, yaitu : 1. Y= mx + c, dengan m≠ 0 x, y sebagai variabel, m sebagai koefisien arah/gradien garis lurus, dan c sebagai konstanta. 2. Ax + By + C = 0, dengan A,B≠ 0 x,y sebagai variabel, A sebagai koefisien x, B sebagai koefisien y, dan C sebagai konstanta. Apabila diketahui dua atau lebih persamaan garis maka dapat ditentukan sifat-sifat persamaan garis. Mari simak uraiannya sebagai berikut. a. Persamaan garis lurus yang sejajar sumbu x Pada gambar di bawah ini, AB¯ (dibaca: garis AB) sejajar dengan sumbu x. Persamaan garis AB¯ adalah y = 2. Dari gambar di atas, diketahui koordinat titik A (-3, 2) dan B (3, 2). Perhatikan bahwa ordinat (y) kedua titik tersebut sama yaitu
  • 10. 8 2. Ini berarti, ciri garis yang sejajar sumbu x adalah memiliki ordinat (y) titik yang sama. Bentuk umum persamaan garisnya adalah y= k, dengan k adalah konstanta. b. Persamaan garis lurus yang sejajar sumbu y Pada gambar di bawah ini, AB¯ (dibaca: garis AB) sejajar dengan sumbu y. Persamaan garis AB¯ adalah x = 2. Dari gambar di atas, diketahui koordinat titik A (2, 2) dan B (2, - 1). Perhatikan bahwa absis (x) kedua titik sama yaitu 2. Dengan demikian, ciri garis yang sejajar sumbu y adalah memiliki absis titik yang sama. Bentuk umum persamaan garisnya adalah x = k, dengan k adalah konstanta. c. Persamaan garis lurus yang saling sejajar Perhatikan gambar di bawah ini. Bila dilihat dengan saksama, ruas garis y = x + 3, y = x, dan y = x - 2 tidak akan berpotongan walaupun diperpanjang pada kedua ujungnya. Kedudukan ketiga garis tersebut dinamakan saling sejajar. Jika diperhatikan lebih teliti lagi, grafik y = x + 3 bisa dibentuk dengan cara menggeser grafik y = x ke atas searah sumbu y sebanyak 3 satuan. Grafik persamaan y = x - 2 juga bisa dibentuk dengan cara menggeser grafik y = x ke bawah searah sumbu y sebanyak 2 satuan. Dari gambar tersebut, dapat disimpulkan bahwa
  • 11. 8 persamaan y = ax + b akan sejajar dengan y = ax + c jika memiliki nilai a atau koefisien x yang sama. d. Persamaan garis lurus yang saling tegak lurus Perhatikan grafik persamaan y = x dan y = -x di bawah ini. Dari gambar di atas, terlihat bahwa kedua garis saling berpotongan tegak lurus. Ini berarti, perpotongan kedua garis akan membentuk sudut siku-siku (90⁰). Persamaan garis y = ax + b akan berpotongan tegak lurus dengan persamaan garisy=−1ax+c . e. Persamaan garis lurus yang saling berpotongan
  • 12. 9 Dua buah garis lurus dikatakan saling berpotongan, jika keduanya tidak saling sejajar. Misalkan diketahui dua buah persamaan garis yaitu y = ax + b dan y = cx + d. Apabila koefisien x dari masing-masing persamaan tidak sama atau a ≠ c, maka persamaan ini dikatakan saling berpotongan. Untuk kasus dua garis yang saling tegak lurus, sudah tentu keduanya saling berpotongan. Hal ini tidak berlaku sebaliknya karena dua garis yang saling berpotongan belum tentu saling tegak lurus atau membentuk sudut 90⁰. Ini berarti, garis yang
  • 13. 10 saling tegak lurus merupakan salah satu jenis dari kedudukan garis yang saling berpotongan. Misalnya y = 3x + 5 saling berpotongan dengan y = 2x - 7. f. Persamaan garis lurus yang saling berimpit Dua buah garis dikatakan saling berimpit jika, keduanya memiliki paling sedikit 2 titik potong. Misalkan diketahui dua persamaan garis yaitu ax + by = c dan px + qy = r. Kedua garis tersebut akan berimpit bila memenuhi hubungan: ap=bq=cr Ini berarti, perbandingan suku-suku yang sejenis pada kedua persamaan garis adalah sebanding. Contoh garis yang saling berimpit adalah 2x - y = 7 (a = 2, b = -1, c = 7) dengan 6x - 3y = 21 (p = 6, q = -3, r = 21), sehingga: ap=bq=cr ⇔ 26=−1−3=721=13 Contoh 1 Tentukan persamaan garis yang sejajar dengan garis y = 3. Penyelesaian: Persamaan garis y = 3 akan sejajar dengan setiap garis y = k. Ini berarti, garis juga akan sejajar sumbu x atau y = 0. Contoh 2 Tentukan kedudukan antara garis -2x + y = 5 dan -3x + y = 5. Penyelesaian: Diketahui persamaan garis -2x + y = 5 dan -3x + y = 5. Perhatikan bahwa koefisien variabel x pada masing-masing persamaan berbeda yaitu -2 dan -3. Hal ini menunjukkan bahwa kedua garis tidak sejajar artinya garis tersebut saling berpotongan. Jadi, kedudukan antara persamaan -2x + y = 5 dan -3x + y = 5 saling berpotongan.
  • 14. 11 B. Gradien Gradien dinotasikan m adalah kemiringan atau kecondongan suatu garis yang merupakan perbandingan antara komponen y dan komponen x. m = 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛 𝑦 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛 𝑥 apabila komponen x bernilai positif, arah ke kanan dan apabila bernilai negatif, arah ke kiri. Apabila komponen y bernilai positif, arah ke atasdan apabila bernilai negatif, arah ke bawah. Gradien garis lurus melalui titik A(x1,y1) dan B(x2,y2) adalah: m = 𝑦₂−𝑦₁ 𝑥₂−𝑥₁ atau m = 𝑦₁−𝑦₂ 𝑥₁−𝑥₂ gradien garis yang sejajar dengan sumbu X adalah 0 (m = 0) garis yang sejajar dengan sumbu Y tidak memiliki gradien 1. Mengenal Gradien Garis Tertentu a. Gradien garis yang sejajar dengan sumbu-X Persamaan garis yang sejajar dengan sumbu-X, misalkan y = k dengan k adalah konstanta, memiliki gradien sama dengan nol. b. Gradien garis yang sejajar dengan sumbu-Y Persamaan garis yang sejajar dengan sumbu-Y, misalkan y = h dengan h adalah konstanta, memiliki gradien yang tidak didefinisikan. c. Gradien garis yang turun dari kiri ke kanan Garis g dan garis l merupakan garis yang turun dari kiri ke kanan. Gradien garis g dan garis l adalah negatif. d. Gradien garis yang naik dari kiri ke kanan Garis m dan garis n merupakan garis yang naik dari kiri ke kanan. Gradien garis m dan garis n adalah positif.
  • 15. 12 2. Gradien garis yang melalui dua titik A(X₁, Y₁) dan B( X₂,Y₂) titik A ( X,Y) dan B (X,Y) terletak pada satu garis l dengan persamaan y = mx + c. Sehingga berikut: y₁ = mx₁ + c dan Y₂ = mx₂ + c y₁ = mx₁ + c <-> c = Y₁ – mx₁ ... (1) y ₂= mx₂ + c <-> c = y ₂– mx₂ ... (2) Persamaan (1) = persamaan (2) ( c = c ) y₁ – mx₁ = y₂ – mx₂ <-> mx₂ – mx₁ = y₂ – y₁ <-> m(x₂-x₁) = y₂ - y₁ <-> m = 𝑦₂−𝑦₁ 𝑥₂−𝑥₁ Dari uraian di atas diperoleh kesimpulan bahwa: Gradien garis yang melalui titik A (X₁,Y₁) dan B(X₂,Y₂) adalah m = 𝑦₂−𝑦₁ 𝑥₂−𝑥₁ dengan X₂ ≠ X₁ 3. Gradien garis Ax + By + C = 0 dengan A,B ≠ 0 Pada pembahasan sebelumnya, kamu telah mempelajari cara mengubah bentuk persamaan Ax + By + C = 0 ke dalam bentuk y = mx + c, dengan m adalah gradien garis. Ax + By + C = 0 <-> By = - Ax – C <-> y = − 𝐴 𝐵 x − 𝐶 𝐵 Jadi, gradien garis Ax + By + C = 0 adalah − 𝐴 𝐵
  • 16. 13 C. Cara Menentukan Persamaan Garis Lurus 1. Persamaan garis lurus melalui titik A(x1, y1) dan membuat persamaan garis lurus melalui titik A(x1, y1) dan mempunyai gradien m adalah: y – y1 = m(x – x1) persamaan garis lurus melalui titik A(x1 , y1) dan B(x2, y2) adalah: 𝑦 − 𝑦₁ 𝑦2 − 𝑦1 𝑥 − 𝑥₁ 𝑥₂ − 𝑥₁ 2. Persamaan garis yang sejajar dengan garis lain dan melalui sebuah titik (a,b) Syarat sejajar: m₁ = m₂ Contoh: tentukan persamaan garis yang melalui titik (4,6) dan sejajar dengan garis yang persamaannya 5x + y = 11 Pembahasan: 5x + y = 12 -> m₁ = -5 , syarat sejajar m₁ = m₂ -> m₂ = -5 Persamaan garis yang melalui titik (4,6) dan bergradien -5 sebagai berikut: Y – b = m₂(x-a) Y – 6 = -5(x-3) Y = -5x + 15 + 6 Y = -5x + 21 , Jadi persamaan garis yang melalui titik (4,6) dan sejajar gris dengan persamaan 5x + y = 11 adalag y = -5x + 21 3. Persamaan garis yang tegak lurus dengan garis lain dan melalui titik (a,b) Syarat: m₁.m₂ = - 1 Contoh: tentukan persamaan garis yang melalui titik (-3,4) dan tegak lurus dengan garis yang persamaannya 3x + y – 9 = 0 Pembahasan:
  • 17. 14 3x + y – 9 = 0 -> m₁ = -3 Syarat tegak lurus: m₁.m₂ = -1 -3.m₂ = -1 m₂ = 1 3 persamaan garis yang melalui titik (-3,4) dan bergradien 1 3 sebagai berikut: y – b = m₂( x – a ) y – 4 = 1 3 ( x-(-3)) y – 4 = 1 3 𝑥 + 5 3y = x + 15 X – 3y + 15 = 0 Jadi, persamaan garis yang melalui titik (-3,4) dan tegak lurus garis dengan persamaaan 3x + y – 9 = 0 aalah x – 3y = 15 = 0 4. Persamaan garis lurus yang melalui dua titik A (x₁,y₁) dan B(x₂,y₂) Rumus: 𝒚−𝒚₁ 𝒚₂−𝒚₁ = 𝒙−𝒙₁ 𝒙₂−𝒙₁ Contoh: Tentukan persamaan garis yang melalui titik A(5,0) dan B(-3,-2) Pembahasan: A(5,0), X₁ = 5 , Y₁ = 0 B(-3,-2), X₂ = -3, Y₂ = -2 Persamaan garis AB sebagai berikut: 𝑦−𝑦₁ 𝑦₂−𝑦₁ = 𝑥−𝑥₁ 𝑥₂−𝑥₁ 𝑦−0 −2−0 = 𝑥−5 −3−5
  • 18. 15 𝑦 −2 = 𝑥−5 −8 -8y = -2(x-5) -8y = -2x + 10 2x – 8y = 10 Jadi, persamaan garis yang melalui titik A(5,0) dan B(-3,-2) adalah 2x – 8y = 10 Contoh : A B 6 Ax + by = ab Persamaan garis pada gambar di samping sebagai berikut: 6x + 7y = 42 7y = -6x + 42 Y = − 6 7 = 6 7
  • 19. 16 D. Hubungan Garis Lurus dan Gradien 1. Jika garis lurus a dan b sejajar ( a//b), maka garis lurus a dan b memiliki gradien yang sama ma = mb persamaan garis lurus melalui titik A (X₁,Y₁) dan sejajar dengan garis ax + by + c = 0 adalah ax + by = ax₁ - by₁ 2. jika garis lurus a dan b saling tegaknlurus, maka hasil perkalian gradien garis a dan b, sama dengan -1 ma x mb = -1 persamaan garis lurus melalui titik A(X₁,Y₁) dan tegak lurus dengan garis ax + by + c = 0 adalah bx – ay = bx₁ - ay₁
  • 20. 17 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Persamaan garis lurus merupakan persamaan linear yang mengandung satu atau dua variabel. Bentuk umum persamaan garis lurus y= mx + c atau Ax+By+c=0. Gradien garis adalah kemiringan garis terhadap sumbu mendatar, umumnya dilambangkan dengan ‘m’. Dalam penentuan besar gradien harus dibaca titik-titik dalam garis dari kiri ke kanan. Garis dengan gradien positif mempunyai kemiringan dari dasar kiri ke menuju puncak kanan yang naik dengan kenaikan tetap. Garis dengan gradien negatif mempunyai kemiringan dari puncak kiri menuju dasar kanan. Gradien suatu garis yang melalui titik asal O (0,0) dan titik sembarang (x1,y1) dapat ditentukan nilainya dengan membandingkan komponen y (ordinat) dan komponen x (absis) dari titik (x1,y1). M = 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛 𝑦 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛 𝑥 = 𝑦₁ 𝑥₁ Gradien garis yang melalui dua titik A (X₁,Y₁) dan B(X₂,Y₂) Adalah m= 𝑦₂−𝑦₁ 𝑥₂−𝑥₁ Dua garis saling tegak lurus bila a1a2 + b1b2 = 0 atau m1 x m2 = -1 Dua garis saling berpotongan bila 𝑎₁ 𝑎₂ ≠ 𝑏₁ 𝑏₂ Dua garis yang saling sejajar bila m1 = m2 Persamaan garis yang melalui titik (a,b) dan bergradien m ialah y –b = m(x – a) Persamaan garis yng melalui titik (x1,y1) dan (x2,y2) ialah:
  • 21. 18 Y – y = 𝑦₂−𝑦₁ 𝑥₂−𝑥₁ . ( x- x1) atau 𝑦−𝑦₁ 𝑦₂−𝑦₁ = 𝑥−𝑥₁ 𝑥₂−𝑥₁ Persamaan garis yang sejajar dengan garis lain dan melalui titik (a,b) ialah y – b = m(x – a) Persamaan garis yang tegak lurus garis lain dan melalui titik (a,b) ialah y – b = − 1 𝑚 (x –a) Andaikan ada dua titik, P(x1,y1) dan Q(x2,y2) maka jarak antara kedu titik (j) tersebut dirumuskan j = √(x₂ − x₁)− (y₂ − y₁)2 Jarak titik A(x1,y1) terhadap ax + By + C = 0 dapat ditentukan oleh rumus J = 𝐴𝑥+𝐵𝑦+𝐶 √𝐴2 +𝐵2 Titik tengah suatu garis adalah separuh dari jumlah titik-titik ujung garis tersebut. Andaikan ada dua titik PAx1,y1) dan B(x2,y2) menunjukkan titik-titik ujung garis lurus, maka titik tengh garis dapat dihitung dengan rumus: 𝑋₁+𝑋₂ 2 . 𝑌₁+ 𝑌₂ 2 B. Saran Matematika adalah cabang keilmuan yang mampu dikuasai dengan cara belajar dan berlatih rutin. Oleh karena itu, saran dari kami untuk menguasai matematika terutama tentang persamaan garis harus sering membaca materi serta berlatih menggunakan soal-soal agar dapat memahami dengan mudah.
  • 22. iii DAFTAR PUSTAKA Asnan Dianto, S.pd., Moh. Fadlun. 2008. Rangkuman materi penting pintar matematika untuk smp. Cv. Pustaka Agung Harapan Surabaya https://id.wikipedia.org/wiki/Geometri Diakses : Rabu, 19 Februari 2020 14.00 http://aby-matematika.blogspot.com/2011/08/sejarah-geometri.html Diakses : Rabu, 19 Februari 2020 14.10 https://www.danlajanto.com/2017/09/sifat-sifat-persamaan-garis- lurus.html Diakses : Rabu, 19 Februari 2020 14.39 Kusni dan Sutarto hery. 2016. Geometri Dasar untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta:Magnum Pustaka Utama Rahaju, Endah budi, Sulaiman,R.dkk. 2008. Contextual Teaching and Learning Matematika SMP. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional Rohkhana, siti. Matematika untuk SMP/MTs kelas VIII semester 1. Surakarta:CV Grahadi Sembiring Suwah, Ghany Akhmad dan Hadi Nurdiansyah. 2017. Buku Teks pendamping Matematika untuk siswa SMP-MTs kelas VIII. Bandung:Yrama Widya Sukismo,dkk. 2015. Erlangga fokus UN SMP/MTs 2016. Jakarta:penerbit erlangga Syarifudin. 2007. Inti Sari Matematika untuk SMP. Tangerang:Scientific Press Tim Gamma Widya, Tim Quantum. 2018. The Master Key Of SBMPTN SAINTEK. Bandung: Yrama Widya