Laporan praktikum ini membahas percobaan hukum Ohm menggunakan rangkaian sederhana yang terdiri atas resistor, kabel, saklar, dan multimeter. Tujuan praktikum adalah memahami hubungan antara tegangan dan arus listrik pada rangkaian sesuai hukum Ohm. Langkah-langkahnya meliputi persiapan alat dan bahan, perakitan rangkaian, pengukuran tegangan dan arus dengan variasi tegangan catu daya, serta anal
1. LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
SEMESTER GENAP 2022-2023
03 DAN HUKUM OHM
NAMA NOVAL REFANGGI
KELAS PRAKTIKUM FISIKA A
HARI, TANGGAL SENIN, 25 APRIL 2022
JAM 11:00-12:00
NAMA ASISTEN ALIFFUDIN SEPTYANTORO MA`RUF
NILAI LAPORAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
2. DEKLARASI / PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Noval Refanggi
NIM : 210481100057
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa isi dari laporan yang ditulis berikut ini
merupakan murni dari hasil pemikiran saya dan tidak ada unsur plagiat. Tugas
yang terbukti mengandung tindakan plagiarisme atau kolusi tanpa ijin resmi
membawa konsekuensi berupa pemberian sanksi akademis yang tegas berupa
pengurangan nilai ataupun penalti berupa penggagalan kelulusan praktikum
terkait.
Bangkalan, 13-April-2022
Yang menyatakan,
Noval Refanggi
3. BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam sebuah rangkaian listrik biasanya terdapat istilah yang dikenal dengan
arus listrik, tegangan dan hambatan. Pada dasarnya sebuah rangkaian listrik terjadi
ketika sebuah penghantar mampu dialiri elektron bebas secara terus menerus.
Aliran yang terus menerus inilah yang disebut dengan arus dan sering disebut
dengan aliran, sama halnya dengan air yang mengalir pada sebuah sungai.
Resistansi adalah hambatan terhadap aliran arus listrik. Satuan resistansi adalah
Ohm. Hukum Ohm dan dua hukum Kirchoff memang mendominasi teori analisis
rangkaian. Tetapi ketiga hukum tersebut menjadi tidak cukup ketika orang harus
menganalisis terjadinya perubahan pada setiap parameter yang ada di dalam
rangkaian.
Pada tahun (1787-1854) seorang ahli fisika Jerman yang bernama George
Simon Ohm menyatakan sebuah hubungan antara arus listrik ( ) yang mengalir
melalui suatu rangkaian dengan tegangan yang dipasang dalam rangkaian ( ).
Hubungan tegangan dan arus listrik tersebut diperoleh dari eksperimennya yang
sering dikenal dengan sebutan Hukum Ohm (Sutrisno, 2009: 146-147).
Hukum Ohm menyatakan "untuk suatu konduktor logam pada suhu konstan,
perbandingan antara perbedaan potensial antara dua titik dari konduktor
dengan arus listrik ( ) yang melalui konduktor tersebut adalah konstan" (Alonso,
1994: 77), atau "Arus yang mengalir pada kawat sebanding dengan tegangan dan
berbanding terbalik dengan tegangan pada rangkaian tersebut" (Tipler, 2001:
142).
Dilaksanakannya praktikum fisika ini bertujuan supaya mahasiswa atau
praktikan mampu memahami hubungan antara tegangan dan arus dalam suatu
penghantar hukum Ohm, serta nantinya diharapakan mahasiswa mampu
memahami teori hukum ohm pada rangkaian sederhana, dan juga mahasiswa
dapat merangkai rangkaian elektronika yang menggunakan teori hukum Ohm, dan
nantinya diharpkan dapat menganalisis hasil dari praktikum yang telah
dilaksankan, Dalam melakukan praktikum fisika ini, praktikan mencocokkan
4. dengan teori-teori yang ada yang sudah diambil atau dicari dalam beberapa
referensi dari buku maupun jurnal.
Adapun tahapan praktikum fisika dasar kali ini yaitu dimulai dengan
menyiapkan alat dan bahan, adapun alat dan bahan yang diperlukan dalam
praktikum fisika hukum Ohm kali ini antara lain catu daya, saklar spst, kabel
penghubung, resistor 50 dan resistor 100 , multimeter digital. Jika alat tadi
sudah terkumpul semua maka lanjut ke perakitan alat, pastikan semua terpasang
secara presisi setelah itu lanjut ke tahap pengambilan data praktikum dengan cara
mengikuti arahan yang telah diberikan oleh asistensi praktikum.
1.2. Tujuan
Berikut ini adalah tujuan dilaksanakannya pengamatan praktikum fisika dasar
hukum Ohm adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa mampu memahami hubungan antara tegangan dan arus dalam
suatu penghantar hukum Ohm
2. Mahasiswa mampu memahami teori hukum Ohm pada rangkaian sederhana
3. Mahasiswa dapat merangkai rangkaian elektronika yang menggunakan teori
hukum Ohm
5. BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Hukum Ohm
Seperti yang diketahui bahwa hukum Ohm bukanlah merupakan sebuah
hukum fundamental dari keelektromagnetan karena hukum tersebut bergantung
pada sifat-sifat medium pengantarnya. Bentuk hukum tersebut sangat sederhana,
dan merupakan hal yang aneh bahwa banyak penghantar yang menuruti hukum
tersebut dengan baik, sedangkan penghantar lainnya tidak menuruti hukum
tersebut sama sekali, seperti bunyi pernyataan hukum Ohm diatas "untuk suatu
konduktor logam pada suhu konstan" (Halliday, 1984:196).
Gambar 3.1. Mengenal hukum Ohm
Material konduktor-konduktor logam yang temperaturnya tidak banyak
berubah atau mengikuti hukum Ohm disebut Ohmik, sedangkan material
konduktor-konduktor logam yang tidak mengikuti hukum Ohm disebut non-
Ohmik (Giancoli. 2014.75).
Namun terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hambatan pada
suatu rangkaian. yaitu dirumuskan dengan:
....................................................................................................................(1)
Keterangan:
Hambatan (Resistansi) pada rangkaian ( )
= Resistivitas ( )
Panjang kawat ( )
Luas Penampang ( )
6. Hukum Ohm adalah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang mengalir
melalui sebuah penghantar selalu berbanding lurus dengan beda potensial yang
diterapkan kepadanya.Sebuah benda penghantar dikatakan mematuhi hukum Ohm
apabila nilai resistansinya tidak bergantung terhadap besar dan polaritas beda
potensial yang dikenakan kepadanya.Walaupun pernyataan ini tidak selalu berlaku
untuk semua jenis penghantar, namun istilah "hukum" tetap digunakan dengan
alasan sejarah.
Gambar 3.2. Rumus hukum Ohm
atau .......................................................................................................(2)
.....................................................................................................................(3)
Keterangan:
= Tegangan Listrik ( )
= Arus Listrik ( )
= Hambatan (Resistansi) pada rangkaian ( )
Resistansi atau hambatan kawat penghantar homogen berbanding lurus
dengan panjang l dan konstanta resistivitas material yang digunakan , serta
berbanding terbailik dengan luas penampang A. Artinya semakin panjang kawat
penghantar, maka semakin besar hambatannya. dan semakin kecil luas
penampangnya, maka semakin besar juga hambatannya. (Giancoli, 2014 :77).
2.2. Susunan Seri dan Paralel
Hambatan listrik suatu penghantar dapat disusun secara seri atau paralel. Dan
dapat pula disusun dengan cara gabungan antara susunan seri dan paralel.
7. 2.2.1.Susunan atau Rangkaian Seri
Rangkaian Seri adalah sebuah rangkaian yang menggabungkan dua atau
lebih Resistor yang dideret sedemikian rupa, sehingga nilai hambatan totalnya
menjadi lebih besar. Hal ini dikarenakan nilai Hambatan total merupakan hasil
penjumlahan dari semua resistor pembentuknya. Dalam pembuktian Hukum
Ohm, suatu rangkaian yang terdiri dari voltmeter dirangkai paralel dan
amperemeter dirangkai seri agar didapatkan hasil yang sesuai dengan
pengukuran. Seperti gambar rangkaian dibawah ini :
Gambar 3.3. Rangkaian seri
Hambatan pengganti dari n hambatan listrik yang disusun secara seri dapat
dinyatakan dalam persamaan berikut :
R5 = R1 + R2 + R3 + .. Rn...............................................................................................................................(4)
2.2.2.Susunan Paralel
Rangkaian Paralel adalah sebuah rangkaian yang menggabungkan dua atau
lebih Resistor yang dijajar sedemikian rupa, sehingga nilai Hambatan totalnya
menjadi lebih kecil dari nilai Resistor terkecil yang membentuknya. Kalau
beberapa komponen dirangkai secara paralel, maka kaki komponen
disambungkan sehingga arus tidak mengalir dari satu komponen ke komponen
lain, tetapi arus yang datang dari catu daya ke yang dibagi kedalam komponen
,dengan demikian Hukum Kirchhoff berlaku. Hambatan penganti dua komponen
R1 dan R2 yang disusun secara paralel dapat dihitung lebih cepat dengan
persamaan khusus, yaitu :
8. 2
1
2
1
jumlah
kali
hasil
xR
R
xR
R
Rp
....................................................................................(5)
Secara umum untuk komponen-komponen yang disusun paralel, kebalikan
atau pengganti paralel sama dengan jumlah dari kebaikan tiap-tiap hambtan.
Gambar 3.4. Rangkaian parallel
2.3. Resistor
Menurut Riski (2016), Resistor adalah komponen dasar elektronika yang
digunakan untuk membatasi jumlah arus yang mengalir dalam satu rangkaian.
Sesuai dengan namanya resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan
karbon. Dari hukum Ohms diketahui, resistansi berbanding terbalik dengan
jumlah arus yang mengalir melaluinya. Satuan resistansi dari suatu resistor
disebut Ohm atau dilambangkan dengan simbol Ω (Omega).
Dalam rangkaian elektronika, resistor terdapat dalam berbagai bentuk, tetapi
paling sering berbentuk silinder kecil dengan satu sambungan pada masing-
masing ujung. Silinder ini diberi lingkaran warna sebagai kode warna untuk
menunjukkan sifatnya. Pada resistor terdapat hubungan berbanding lurus atau
hubungan linear antara voltase dan arus. Yang secara rumus terbentuk
...........................................................................................................................(6)
2.3.1. Penyerapan Daya
Beberapa kemasan resistor yang berbeda serta symbol rangkaian yang
paling umum digunakan untuk menggambarkan sebuah resistor. Perkalian antara
v dan i akan menghasilkan daya yang diserap oleh resistor. Jadi, v dan i dipilih
untuk memenuhi kesepakatan tanda pasif. Daya yang diserap secara fisika akan
muncul sebagai panas dan atau cahaya dan selalu berharga positif. Resistor
(positif) merupakan elemen pasif yang tidak dapat mengirimkan atau
9. menyimpan daya. Ungkapan lain untuk menunjukkan besarnya daya yang
diserap adalah
.
Gambar 3.5. Contoh resistor
10. BAB III
METODOLOGY PENELITIAN
3.1. Alat dan Bahan
Pada saat kita akan melakukan sebuah praktikum pastinya kita sebagai
praktikan membutuhkan alat-alat dan bahan terlebih dahulu, agar praktikum yang
akan praktikan laksanakan berjalan dengan lancar, berikut ini adalah alat-alat yang
diperlukan dalam praktikum fisika dasar hukum Ohm:
3.1.1.Alat
Berikut ini adalah alat-alat yang perlu dipersiapkan untuk kegiatan
praktikum fisika dasar modul ke3 hukum Ohm sebagai berikut:
1. Catu daya ............................................................................................ (1 buah)
2. Saklar SPST........................................................................................ (1 buah)
3. Kabel penghubung.............................................................................. (6 buah)
4. Resistor 50 Ω ...................................................................................... (1 buah)
5. Resistor 100 Ω .................................................................................... (1 buah)
6. Multimeter digital............................................................................... (2 buah)
7. Kertas HVS......................................................................................... (1 buah)
3.1.2.Bahan
Adapun bahan-bahan yang perlu dipersiapkan dalam praktikum fisika
dasar modul 3 hukum Ohm kali ini adalah sebagai berikut:
1. Bolpoin ............................................................................................... (1 buah)
2. Tipe-X ................................................................................................. (1 buah)
3. Handphone.......................................................................................... (1 buah)
3.2. Prosedur Praktikum
Prosedur kerja praktikum adalah suatu uraian yang memberikan penjelasan
terkait bagimana hasil percobaan dapat ditemukan yang setidaknya terdapat
keterangan tentang persiapan beserta langkah langkah praktikum.Berikut ini
adalah prosedur kerja dari praktikum fisika dasar modul 3 hukum Ohm yang
mencakup persiapan percobaan dan langkah langkah percobaan.
11. Gambar 3.6. Skema rangkaian
3.2.1.Persiapan Percobaan
Dalam melakukan sebuah percobaan atau praktikum diperlukan adanya
sebuah persiapan percobaan,berikut ini adalah beberapa persiapan dalam
melakukan praktikum fisika dasar hukum Ohm
1. Pastikan saklar catu daya dan saklar rangkaian dalam keadaan terbuka
2. Susun rangkaian seperti dalam Gambar 10.1 Gambar skema diatas dan
gambar rangkaian sebenarnya dibagian bawahnya. Coba pahami kesamaan
skema dan rangkaian sebenarnya.
3. Atur multimeter yang dihubungkan seri dengan resistor menjadi ammeter
dengan batas ukur 10A DC
4. Atur multimeter yang dihubungkan paralel dengan resistor menjadi
voltmeter dengan batas ukur 20V DC
5. Periksa kembali rangkaian. Minta pembimbing anda untk memeriksa
rangkaian yang anda buat
3.2.2.Langkah-Langkah Percobaan
Dalam melakukan sebuah percobaan atau praktikum langkah-langkah
percobaan juga diperlukan dalam praktikum, berikut ini adalah beberapa
langkah-langkah dalam melakukan praktikum fisika dasar modul 3 hukum Ohm
Bagian I
1. Pilih 2V tegangan keluaran catu daya
Ini berarti bahwa tegangan keluaran catu daya mendekati 2V (tidak tepat
2V)
2. Nyalakan catu daya dan tutup saklar rangkaian
12. 3. Baca tegangan resistor dan arus yang melalui resistor tersebut
Bila tidak ada tegangan atau arus yang ditampilkan alat ukur, pilih batas
ukur tegangan atau arus yang lebih kecil. Bila masih tetap tidak ada arus dan
tegangan, periksa kembali rangkaiannya. Bila perlu, konsultasikan pada
pembimbing anda.
4. Catat V dan I pada Tabel 4.1. dan 4.2.
5. Tutup saklar rangkaian dan matikan catu daya.
6. Pilih 4V pada tegangan keluaran catu daya untuk menaikan tegangan di R
menjadi sekitar 4V
7. Ulangi langkah-langkah ke 5 sampai 6. Bila perlu, ubah batas ukur
voltmeter dan ammeter sehingga pembacaanya menjadi lebih baik
8. Matikan kedua buah saklar (saklar rangkaian dan catu daya)
9. Ulangi langkah-langkah poin 7 sampai untuk nilai V yang lain yang ada
pada catu daya
Anda akan mendapatkan setidaknya 6 pasang nilai V dan I
10. Hitung untuk setiap pasangan V dan I dan catat hasilnya pada Tabel 3.1
Bagian II
1. Ganti resistor 100 Ω dengan resistor 50 Ω
2. Lakukan langkah-langkah seperti pada Bagian I dan isi Tabel 3.2
3.3. Flowchart
Flowchart adalah sebuah jenis diagram yang mewakili algoritma, alir kerja
atau suatu proses, yang menampilkan langkah-langkah dalam bentuk simbol-
simbol grafis, dan urutannya dihubungkan dengan symbol panah. Berikut ini
adalah flowchart praktikum fisika dasar modul 3 hukum Ohm yang mencakup
flowchart praktikum dan flowchart pengolahan data.
13. Mulai
Modul 3 hukum Ohm
Praktikum
Pengolahan data
Asistensi I
Laporan resmi
Acc
Selesai
Asistensi II
3.3.1.Flowchart praktikum
Dibawah ini merupakan flowchart dari praktikum fisika dasar modul 3
percobaan hukum Ohm.
Gambar 3.7. Flowchart prakikum
3.3.2.Flowchart pengolahan data
Flowchart pengolahan data adalah diagram yang menggambarkan sebuah
proses tahapan dilaksanakannya praktikum yang dimulai dari tahap persiapan
lanjut ketahap pengolahan data lalu tahap analisa dan yang terakhir tahap
kesimpulan dan saran. Berikut ini adalah flowchart pengolahan data praktikum
fisika dasar modul 3 percobaan hukum Ohm
14. mulai
Rekap data
Menghitung nilai besar
hambatan
Analisis data
Kesimpulan dan saran
selesai
Tahap persiapan
Tahap pengolahan data
Tahap analisa
Tahap kesimpulan dan saran
Gambar 3.8. Flowchart pengolahan data
15. BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Percobaan
Berikut ini adalah tabel dari hasil pengamatan praktikum hukum Ohm dengan
menggunakan resistor 100 Ω dan 50 Ω diperoleh hasil sebagai berikut:
4.1.1. Percobaan Hukum Ohm Menggunakan resistor 100 Ω
Berikut ini adalah tabel dari hasil pengamatan praktikum hukum Ohm
dengan menggunakan resistor 100 Ω
Tabel 4.1. Hasil percobaan resistor 100 Ω
No Voltage V (volt) I (ampere)
1 2 2,32 0,230 10,09
2 4 4,28 0,424 11
3 6 6,28 0,620 10,2
4 8 8,30 0,818 10,14
5 10 10,30 0,1014 101,6
6 12 12,30 0,1210 101,7
4.1.2.Percobaan Hukum Ohm Menggunakan resistor 50 Ω
Berikut ini adalah tabel dari hasil pengamatan praktikum hukum Ohm
dengan menggunakan resistor 100 Ω
Tabel 4.2. Hasil percobaan resistor 50 Ω
No voltage V (volt) I (ampere)
1 2 2,16 0,434 4,9
2 4 4,12 0,824 5
3 6 6,10 0,1200 50,9
4 8 7,98 0,1592 50,1
5 10 10,30 0,21 49,1
6 12 12,32 0,26 47,4
16. 4.2. Perhitungan
Berikut ini adalah perhitungan dari hasil pengamatan yang telah praktikan
laksanakan
4.2.1.Perhitungan Percobaan Hukum Ohm Menggunakan resistor 100 Ω
Dengan catu daya 2 voltage
Diketahui :
Ditanya :
Dijawab :
Dengan catu daya 4 voltage
Diketahui :
Ditanya :
Dijawab :
Dengan catu daya 6 voltage
Diketahui :
Ditanya :
Dijawab :
Dengan catu daya 8 voltage
Diketahui :
Ditanya :
17. Dijawab :
Dengan catu daya 10 voltage
Diketahui :
Ditanya :
Dijawab :
Dengan catu daya 12 voltage
Diketahui :
Ditanya :
Dijawab :
4.2.2.Perhitungan Percobaan Hukum Ohm Menggunakan resistor 50 Ω
Dengan catu daya 2 voltage
Diketahui :
Ditanya :
Dijawab :
Dengan catu daya 4 voltage
Diketahui :
18. Ditanya :
Dijawab :
Dengan catu daya 6 voltage
Diketahui :
Ditanya :
Dijawab :
Dengan catu daya 8 voltage
Diketahui :
Ditanya :
Dijawab :
Dengan catu daya 10 voltage
Diketahui :
Ditanya :
Dijawab :
Dengan catu daya 12 voltage
Diketahui :
Ditanya :
19. Dijawab :
4.3. Pembahasan
Setelah praktikan mencocokkan dengan teori-teori yang ada yang sudah
diambil atau dicari dalam beberapa referensi dari buku maupun jurnal jadi dapat
disimpulkan bahwa Pada tahun (1787-1854) seorang ahli fisika Jerman yang
bernama George Simon Ohm menyatakan sebuah hubungan antara arus listrik ( )
yang mengalir melalui suatu rangkaian dengan tegangan yang dipasang dalam
rangkaian ( ). Hubungan tegangan dan arus listrik tersebut diperoleh dari
eksperimennya yang sering dikenal dengan sebutan Hukum Ohm (Sutrisno, 2009:
146-147).
Hukum Ohm menyatakan "untuk suatu konduktor logam pada suhu konstan,
perbandingan antara perbedaan potensial antara dua titik dari konduktor
dengan arus listrik ( ) yang melalui konduktor tersebut adalah konstan" (Alonso,
1994: 77), atau "Arus yang mengalir pada kawat sebanding dengan tegangan dan
berbanding terbalik dengan tegangan pada rangkaian tersebut" (Tipler, 2001:
142).
Berikut adalah pembahasan perhitungan besar nilai hambatan dengan
menggunakan resistor 100 dan 50 dimana masing masing resistor dilakukan
enam kali percobaan dengan voltage yang berbeda-beda
Menggunakan resistor 100 diperoleh hasil sebagai berikut:
Pada resistor 100 dengan catu daya 2 voltage diketahui besar tegangannya
sebesar dan besar arus listriknya diperoleh nilai
hambatannya sebesar
Pada resistor 100 dengan catu daya 4 voltage diketahui besar tegangannya
sebesar dan besar arus listriknya diperoleh nilai
hambatannya sebesar
Pada resistor 100 dengan catu daya 6 voltage diketahui besar tegangannya
sebesar dan besar arus listriknya diperoleh nilai
hambatannya sebesar
20. Pada resistor 100 dengan catu daya 8 voltage diketahui besar tegangannya
sebesar dan besar arus listriknya diperoleh nilai
hambatannya sebesar
Pada resistor 100 dengan catu daya 10 voltage diketahui besar tegangannya
sebesar dan besar arus listriknya diperoleh nilai
hambatannya sebesar
Pada resistor 100 dengan catu daya 12 voltage diketahui besar tegangannya
sebesar dan besar arus listriknya diperoleh nilai
hambatannya sebesar
Menggunakan resistor 50 diperoleh hasil sebagai berikut:
Pada resistor 50 dengan catu daya 2 voltage diketahui besar tegangannya
sebesar dan besar arus listriknya diperoleh nilai
hambatannya sebesar
Pada resistor 50 dengan catu daya 4 voltage diketahui besar tegangannya
sebesar dan besar arus listriknya diperoleh nilai
hambatannya sebesar
Pada resistor 50 dengan catu daya 6 voltage diketahui besar tegangannya
sebesar dan besar arus listriknya diperoleh nilai
hambatannya sebesar
Pada resistor 50 dengan catu daya 8 voltage diketahui besar tegangannya
sebesar dan besar arus listriknya diperoleh nilai
hambatannya sebesar
Pada resistor 50 dengan catu daya 10 voltage diketahui besar tegangannya
sebesar dan besar arus listriknya diperoleh nilai
hambatannya sebesar
Pada resistor 50 dengan catu daya 12 voltage diketahui besar tegangannya
sebesar dan besar arus listriknya diperoleh nilai
hambatannya sebesar
21. BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dalam sebuah laporan praktikum hal terpenting adalah kesimpulan karna dari
kesimpulan kita bisa tau apa yang kita peroleh dari praktikum:
1. Sehubungan dengan praktikum fisika dasar modul 3 hukum Ohm yang sudah
dilaksanakan, diharapakan mahasiswa atau praktikan mampu memahami
hubungan antara tegangan dan arus dalam suatu penghantar hukum Ohm
dimana besarnya tegangan listrik dalam sebuah rangkaian sebanding dengan
kuat arus listrik. Pernyataan ini di kenal sebagai hukum Ohm. Hal
ini menyatakan bahwa tegangan listrik dalam rangkaian akan bertambah jika
arus yang mengalir dalam rangkaian bertambah.
2. Serta nantinya mahasiswa mampu memahami teori hukum Ohm pada
rangkaian sederhana dimana mahasiswa atau praktikan mengatahui hasil dari
percobaan hukum Ohm yang mencakup besar tegangan, arus listrik, dan
hambatan dengan mengikuti aturan aturan yang ada pada modul
3. Dan mahasiswa dapat merangkai rangkaian elektronika yang menggunakan
teori hukum Ohm, seperti yang diketahui bahwa hukum Ohm bukanlah
merupakan sebuah hukum fundamental dari keelektromagnetan karena
hukum tersebut bergantung pada sifat-sifat medium pengantarnya.
5.2. Saran
Setelah praktikum dilaksanakan saya selaku praktikan ingin menyampaikan
saran saya untuk praktikum selanjutnya agar kegiatan praktikum khususnya di
lingkungan Universitas Trunjoyo Madura lebih baik kedepannya
1. Penyelengaraan praktikum untuk modul 3 kali ini masih belum
diselenggarakan secara luring, dimana pada modul sebelumnya saya selaku
praktikan sudah menyampaikan saran saya terkait pelaksanaan praktikum dari
mulai pengisian data praktikan sampai praktikum selesai diselengarakan
secara full luring
22. 2. Untuk praktikan sendiri demi kelancaran praktikum agar datang tepat waktu
pada saat hari-H praktikum di mulai
3. Untuk asisten praktikum sendiri saran dari saya selaku praktikan
kebelakangnya lebih ditingkatkan lagi dalam segi asisensi
23. DAFTAR PUSTAKA
Raymond A. Serway, John W. Jewett, Jr. 2010, Fisika Untuk Sains danTeknik.
Penerbit Salemba Teknika. Jakarta.
Tipler, Paul A. 2001, Physics for Scientists and Engineers, PenerbitErlangga,
Jakarta
Sutrisno, Edi. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi pertama. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group
Risky M. 2016. Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi Fakultas Matematika
Samarinda:Praktikum ED I-1
Giancoli, Douglas C., 2014, Fisika Prinsip dan Aplikasi Jilid 2 Edisi keTujuh
Penerbit Erlangga, Jakarta.
Ishaq, Mohammad., 2007. Fisika Dasar Elektrisitas dan Magnetisme.Penerbit
Graha Ilmu. Yogyakarta
25. LEMBAR ASISTENSI
Tanggal
Asistensi
Revisi TTD Asisten
Jumat,14
Mei 2022
-Nomer pada gambar disamakan dengan
modul yang sedang dikerjakan
-Poin 123 menggunakan poin yang tanpa
kurung contoh menggunakan poin
1.,2.,3.,…dst jangan menggunanakan
1.),2.),3.)….dst
Jumat,14
Mei 2022
Poin titik diganti dengan poin nomer
1.,2.,3.,…
Jumat,14
Mei 2022
ACC