Dokumen tersebut membahas tentang kedaruratan ortopedi yang bertujuan untuk menyelamatkan nyawa dan ekstremitas pasien, serta menjelaskan penanganan awal trauma sesuai protokol ATLS."

1. KEDARURATAN ORTHOPAEDI
Dr DAVID IDRIAL, SpOT
Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
EKA HOSPITAL BSD CITY
11 Juni 2011

2. ORTHOPAEDI……???

3. TRAUMATOLOGI ……..???

4. TRAIN INJURY

5. TRAUMA:
 TRAUMA TAJAM.
 TRAUMA TUMPUL.

6. KEDARURATAN ORTHOPAEDI
BERTUJUAN:
 MENYELAMATKAN JIWA.
= LIFE-THREATENING.
= LIFE-SAVING.
 MENYELAMATKAN EKSTREMITAS.
= LIMB-THREATENING.
= LIMB-SAVING.

7. KEADAAN YANG DAPAT
MENGANCAM JIWA:
 PERDARAHAN.
- EKSTERNA.
- INTERNA.
 GAGAL GINJAL.
 INFEKSI, SEPSIS, GAS GANGREN.
 MOF (MULTIPLE ORGAN FAILURE
SYNDROME).
 FRAKTUR CERVIKAL.

8. PENYEBAB KEMATIAN
EKSTREMITAS:
 KELAINAN VASKULER.
 COMPARTMENT SYNDROME.
 FRAKTUR TERBUKA DAN INFEKSI.
 CRUSHING INJURIES.
 DISLOKASI SENDI BESAR.

9. PERDARAHAN DAPAT TERJADI
PADA:
 FRAKTUR PELVIS.
 FRAKTUR FEMUR BILATERAL.
 MULTIPLE FRAKTUR.
 FRAKTUR TERBUKA.
 TRAUMATIK AMPUTASI PROKSIMAL.

10. PERKIRAAN PERDARAHAN
PADA FRAKTUR:
 PELVIS : 1 – 5 LITER.
 FEMUR : 1 – 4 LITER.
 SPINE : 1 – 2 LITER.
 LEG : 0,5 – 1 LITER.
 ARM : 0,5 – 0,75 LITER.

11. PADA TRAUMA EKTREMITAS
PENANGANANNYA SESUAI
DENGAN: ATLS YAITU:
 PRIMARY SURVEY DAN RESUSITASI.
 SECONDARY SURVEY.
 EARLY MANAGEMENT OF EXTREMITY
INJURIES.

12. PRIMARY SURVEY DAN
RESUSITASI:
AIRWAY DENGAN KONTROL COLL. VERT.
CERVIKAL.
BREATHING.
CIRCULATION.
DISABILITY (NEUROLOGIC EVALUATION).
EXPOSURE.

13. SECONDARY SURVEY:
 NILAI PERFUSI.
 PERIKSA AKAN ADANYA LUKA.
 PERIKSA ADANYA: DEFORMITAS,
PEMBENGKAKAN, TENDERNESS,
INSTABILITAS, CREPITASI.
 FUNGSI NEUROMUSKULAR.
 GERAKAN SENDI.

14. EARLY MANAGEMENT:
 IMMOBILISASI DENGAN SPLINT ATAU
TRAKSI.
 PERTAHANKAN KELURUSAN EKSTREMITAS.
 PERAWATAN LUKA.
 PERTAHANKAN PERFUSI.

15. WOUNDS
( LUKA PADA JARINGAN LUNAK )
Types of Wounds
 Traumatic wounds
- epithelial wounds (surface wounds)
- penetrating wounds
- complicated wounds
 Iatrogenic wounds (surgical wounds)
 Burns
 Ulcerous wounds

16. Wound presentation………

17. FRACTURE (PATAH
TULANG )
DEFINITION:
wheter of a bone, an
epiphyseal plate, or a
cartilaginous joint
surface, is simply a
structural break in
continuity

18. PATAH TULANG TERTUTUP
DEFINISI :
Patah tulang dimana antar fragmen
tulang
tidak terdapat hubungan langsung
dengan
dunia luar

19. Tanda Klasik Faktur
1. Riwayat trauma
2. Nyeri
3. Bengkak
4. Deformitas
5. Rotasi
6. Angulasi
7. Krepitasi
8. Gangguan dalam pergerakan

20. PATAH TULANG TERBUKA.
DEFINISI:
PATAH TULANG YANG SEDANG
ATAU PERNAH BERHUBUNGAN
DENGAN DUNIA LUAR.

21. TANDA KLINIS DAN
DIAGNOSIS
 TERDAPAT TANDA-TANDA PASTI DAN TIDAK
PASTI DARI FRAKTUR.
 TERDAPAT LUKA.
 KELUARNYA DARAH YANG TIDAK SESUAI
DENGAN BESARNYA LUKA.
 DITEMUKAN ADANYA FAT BUBLE.

24. Klasifikasi GUSTILLO – ANDERSON
1976
Dasar klasifikasi adalah :
1. Ukuran luka ( lebar cm )
2. Derajat kerusakan jaringan lunak
3. Konfigurasi garis fraktur
4. Derajat kontaminasi ( kotor /
bersih )

25. GRADASI PATAH TULANG
TERBUKA:
 GRADE I: LUKA YANG KECIL, KURANG 1CM.
AKIBAT TUSUKAN FRAGMEN (PINT
POINT).KERUSAKAN MINIMAL, GARIS
FRAKTUR SIMPEL, DERAJAT KONTAMINASI
BERSIH
 GRADE II: LUKA LEBIH 1CM, DENGAN
KONTUSIO/KERUSAKAN JAR.LUNAK
SEDANG, TANPA KEHILANGAN OTOT DAN
TULANG.GARIS FRAKTUR
OBLIQUE/KOMINUTIF RINGAN, DERAJAT
KONTAMINASI SEDANG

26. GRADASI PATAH TULANG
TERBUKA:
GRADE III :
Luka > 1 cm, kerusakan jaringan lunak berat,
garus fraktur kominutif brat, derajat
kontaminasi kotor
A : bila fraktur masih bisa ditutupi oleh jar
lunak yang terluka
B : bila terdapat bone expose & periosteal
stripping / terkelupas, perlu skin graft
C : bila disertai kerusakan pembuluh darah
(diperlukan reparasi arteri, tanpa melihan
ukuran luka )

27. BERDASARKAN GARIS
PATAH
1. KOMPLIT
Mengenai seluruh korteks
2. TIDAK KOMPLIT ( INCOMPLETE
)
Mengenai satu sisi korteks

28. BERDASARKAN JUMLAH GARIS
PATAH
1. SIMPLE : 1 garis patah
2. KOMINUTIF :
lebih dari 1 garis patah yang
berhubungan
3. SEGMENTAL :
lebih dari 1 garis patah tidak saling
berhubungan

29. BERDASARKAN ARAH GARIS
PATAH
Transverse
Oblique
Spiral
Kompresi
Berbentuk V, T, Y ( sering pada
permukaan sendi )

30. BERDASARKAN LOKASI
TULANG PANJANG :
Diafisis
Epifisis
BERDASARKAN DISLOKASI
FRAGMEN
Undisplced
Displaced

31. STADIUM PENYEMBUHAN
TULANG
1. HEMATOMA ( penimbunan darah )
2. PROLIFERASI SEL SUB PERI /
ENDOOSTEAL ( organisasi hematoma
menjadi jaringan granulasi )
3. PEMBENTUKAN KALUS ( woven
bone )
4. KONSOLIDASI ( lamelar bone )
5. REMODELLING

32. PEMERIKSAAN PENUNJANG:
 RADIOLOGIS.
 LABORATORIUM.

33. PRINSIP PENANGANAN FRAKTUR
“ 4 R “
1. RECOGNITION
2. REPOSITION
3. RETAIGHT ( IMOBILISASI )
4. REHABILITASI

34. PENANGANANNYA
 PENANGANAN AWAL (ATLS).
 ANTIBIOTIKA BROAD SPEKTRUM.
 TETANUS PROFILAKTIS.
 BILA MEMUNGKINKAN, DILAKUKAN DEBRIDEMENT

35. Management - First aid

38. DEBRIDEMENT ( kamar
operasi ):
 BUANG BENDA-BENDA
ASING.
 BUANG JARINGAN YANG
MATI.
 PERTAHANKAN STRUKTUR
YANG VITAL (VASKULER &
SYARAF).
 PERTAHANKAN JARINGAN
YANG VASKULARISASI
BAIK.
 IRRIGASI DAN PENUTUPAN
LUKA.

39. PRINSIP PENGOBATAN
FRAKTUR:
 REPOSISI.
 FIKSASI.
 REHABILITASI.

40. KOMPLIKASI:
 PERDARAHAN.
 KERUSAKAN SYARAF.
 KERUSAKAN VASKULER.
 INFEKSI.
 DEFORMITAS

41. KOMPLIKASI (lanjutan)

42. DISLOKASI SENDI
DEFINISI:
KELUARNYA KEPALA SENDI DARI
MANGKOK SENDI. KALAU SEBAGIAN
DISEBUT: SUB LUKSASI

43. DISLOKASI SENDI BESAR:
 SENDI PANGGUL.
 SENDI LUTUT.
 SENDI BAHU.
 SENDI SIKU.
 DLL.

44. GEJALA KLINIS & PEMERIKSAAN
PENUNJANG:
 KLINIS SANGAT MUDAH
MENDIAGNOSE SUATU DISLOKASI.
 BILA MERAGUKAN DIBUAT FOTO.

46. PENATALAKSANAAN:
 REPOSISI.
 IMMOBILISASI.
 REHABILITASI.

47. KOMPLIKASI:
 KOMPLIKASI DINI:
- GANGGUAN NEUROVASKULER.
- TERTEKANNYA ORGAN VITAL.
 KOMPLIKASI LANJUT:
- CHONDROLISIS.
- AVASKULERNEKROSIS.
- OSTEOARTHRITIS.
- KEKAKUAN SENDI.

48. GANGGUAN VASKULER:
 LESI PADA PEMBULUH DARAH ARTERI
MAUPUN VENA.
 DAPAT BERUPA:
- PUTUS.
- ROBEK.
- TERTEKAN.
- SUMBATAN.

49. COMPARTMENT SYNDROME:
 ADALAH MENINGKATNYA TEKANAN
INTRACOMPARTMENT DAN MENIMBULKAN
GEJALA LESI NEUROVASKULER.

50. GEJALANYA: 6 P
 P – PAIN.
 P – PALE.
 P – PULSELESSNESS.
 P – PARESTHESIA.
 P – PARALYSE.
 P – POIKILLOTHERMIA.

51. GANGGUAN VASKULER
SERING DIJUMPAI PADA:
 FRAKTUR ANTEBRACHI.
 FRAKTUR DAERAH SIKU.
 FRAKTUR PROKSIMAL TIBIA.
 FRAKTUR ANKLE.