1) Kaum Saba' adalah suatu kabilah yang terkenal di Yaman. Mereka mendapat karunia subur dari Allah berupa dua kebun besar.
2) Namun mereka berpaling dari peringatan Allah dan kembali ke agama nenek moyang mereka. Akibatnya, Allah hancurkan bendungan Ma'rib yang mengakibatkan kehancuran kaum Saba'.
3) Kisah ini diajarkan untuk mengambil ibrah bahwa manusia harus bersyuk
1. 1
MATERI KAJIAN KHUSUS TIAP SENIN BAKDA MAGHRIB
AKHLAQ QUR’ANI
MASJID BETENG BINANGUN KADIPATEN WETAN YOGYAKARTA
Tafsir QS Saba’/34: 15-17
“Mengambil ‘Ibrah dari Kehancuran Kaum Saba'”
Nash (Teks) Ayat al-Quran
ۖۖ
ۚ
ۖ
“Sesungguhnya bagi kaum Saba' ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman
mereka, yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (kepada mereka
dikatakan): "Makanlah olehmu dari rezki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan
bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan
(Tuhanmu) adalah Tuhan yang Maha Pengampun". Tetapi mereka berpaling,
maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar1
dan Kami ganti kedua
kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit,
pohon Atsl dan sedikit dari pohon Sidr2
. Demikianlah Kami memberi balasan kepada
mereka karena kekafiran mereka. Dan Kami tidak menjatuhkan azab (yang
demikian itu), melainkan hanya kepada orang-orang yang sangat kafir.” (QS
Saba’/34: 15-17)
Tafsîr al-Mufradât
: Bagi kaum Saba'. Saba' adalah suatu kabilah yang terkenal di
negeri Yaman
: Maka mereka berpaling. Mereka tidak mengindahkan peringatan
dari Allah, dan bahkan berpaling dari syari’at Allah.
1
Maksudnya: banjir besar yang disebabkan runtuhnya bendungan Ma'rib.
2
Pohon Atsl ialah sejenis pohon cemara, dan pohon Sidr ialah: sejenis
pohon bidara.
2. 2
: Kami menjatuhkan azab. Allah mengazab kaum Saba karena
sikap kufur mereka yang tidak dapat ditoleransi lagi oleh
Allah, setelah Allah memberikan peringatan kepada mereka,
dan mereka sama sekali tidak pernah mengindahkannya.
Al-Îdhâh (Penjelasan)
Setelah Allâh ‘Azza wa Jalla menyebutkan nikmat yang diberikan
kepada keluarga (Nabi) Dawud 'alaihimus salâm, bentuk syukur mereka
kepada Allâh ‘Azza wa Jalla dan pengabaran bahwa hanya sedikit di antara
hambanya yang bersyukur kepada-Nya atas nikmat yang telah diberikan
(pada ayat-ayat yang sebelumnya-pen), Allâh ‘Azza wa Jalla menyebutkan
kisah anak-keturunan Saba'.
Ini adalah salah satu bentuk nikmat dan kasih sayang yang
diberikan oleh Allâh kepada manusia. Dia ‘Azza wa Jalla menceritakan
kabar-kabar kaum yang dibinasakan dan diazab kepada orang-orang yang
tinggal berdekatan dengan bangsa Arab. Mereka menyaksikan langsung
peninggalan-peninggalan serta saling menceritakan kabar kehancuran kaum
tersebut. Dengan tujuan, mereka akan lebih membenarkan apa yang
disampaikan oleh Nabi Muhammad shallallâhu ‘alaihi wa sallam dan lebih
dapat menerima peringatan dari beliau.
Saba' adalah suatu kabilah yang terkenal di negeri Yaman. Nama
lengkap Saba' adalah Saba' bin Yasyjub bin Ya'rub bin Qahthân. Tempat
tinggal mereka berada di suatu daerah yang disebut Ma'rib. Allâh telah
memberikan kepada mereka nikmat yang sangat besar, tetapi mereka tidak
mensyukuri nikmat tersebut, sehingga Allâh menurunkan azab dan
mencabut nikmat-Nya. Itu adalah balasan yang setimpal untuk orang yang
sangat kafir.
Siapakah Saba’ Itu?
Dalam hadits Farwah bin Musaik, Rasûlullâh shallallâhu 'alaihi wa
sallam pernah ditanya oleh seorang laki-laki, "Ya Rasûlullâh! Kabarkanlah
kepadaku tentang Saba'! Apakah Saba' itu? Apakah dia itu (nama) suatu
tempat ataukah (nama) wanita?" Beliau pun menjawab:
“Dia bukanlah (nama) suatu tempat dan bukan pula (nama) wanita, tetapi dia
adalah seorang laki-laki yang memiliki sepuluh anak dari bangsa Arab. Enam orang
3. 3
dari anak-anaknya menempati wilayah Yaman dan empat orang menempati wilayah
Syam.”3
Dalam riwayat Ibnu ‘Abbâs Radhiyallâhu anhumâ terdapat
tambahan,
“Sesungguhnya seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah shallallâhu 'alaihi wa
sallam tentang Saba`, apakah itu, apakah dia laki-laki atau perempuan, atau bumi
(nama negeri)? Beliau pun bersabda: "Bahkan dia itu seorang laki-laki yang memiliki
sepuluh anak, enam orang di antaranya tinggal di Yaman, dan empat lainnya
tinggal di Syâm. Mereka yang tinggal di Yaman adalah Madzhij, Kindah, Al-Azd,
Al-Asy'ariyyûn, Anmâr dan Himyar, semuanya bangsa Arab. Adapun mereka yang
berada di Syam adalah Lakhm, Judzâm, 'Āmilah dan Ghassân."4
Berdasarkan literatur-literatur sejarah5
, Saba' juga dikenal dengan
nama 'Abdusy-Syams (Hamba Matahari). Kesepuluh orang anak Saba'
tersebut sekarang dikenal sebagai nama-nama kabilah.
Kerajaan Saba’
3
Hadits Riwayat at-Tirmidzi dari Farwah bin Musaik al-Muradiy, Sunan at-
Tirmidziy, juz V, hal. 261, hadits no. 3222.
4
HR Ahmad bin Hanbal dari Abdullah bin Abbas, Musnad Ahmad ibn
Hanbal, juz I, hal. 316, no. 2900. Hadîts ini dihasankan oleh Ibnu Katsîr di dalam
tafsirnya, Tafsîr al-Qurân al-‘Azhîm, juz IV, hal. 506 dan Syaikh Syu'aib al-Arnauth di
catatan kaki Musnad Ahmad ibn Hanbal. Hadits ini diriwayatkan juga oleh Ath-
Thabrani dari Abdullah bin Abbas, dalam kitab Al-Mu’jam al-Kabîr, X, 382, hadits
no. 12816, dan Al-Hakim dari Abdullah bin Abbas, Al-Mustadrak, II, 423, hadits no.
3585.
5
Penulis banyak mengambil sisi historis pada artikel ini dari
http://ar.wikipedia.org/wiki/ dan http://marebpress.net.
4. 4
Kerajaan Saba' adalah kerajaan yang berdiri sejak abad ke-10 SM
atau sebelumnya. Kerajaan ini mencapai masa kejayaan di abad ke-8 SM.
Pada abad itulah Ratu Bilqis, istri Nabi Sulaiman 'alaihis salâm, hidup. Perlu
diketahui bahwa Bilqis termasuk keturunan Saba' dan pernah memimpin
kerajaan Saba'. Pada abad itu pulalah dibangun bendungan raksasa yang
menghebohkan dunia.
Kerajaan ini memiliki wilayah kekuasan yang sangat luas sekali,
meliputi: seluruh Jazirah Arab bagian selatan, Laut Merah, Iritria dan
Etiopia Timur di benua Afrika
Kerajaan ini berpusat di Ma'rib, suatu daerah di Yaman yang
berjarak 170 km dari Shan'â', Ibu kota Yaman saat ini. Mengalami
kehancuran pada tahun 550 M.
Kehebatan Kaum Saba'
Kerajaan Saba' juga terkenal dengan kekuatan bala-tentaranya,
sehingga dapat mengalahkan banyak kerajaan lain di sekitarnya. Allâh ‘Azza
wa Jalla mengabadikan kisah Ratu Bilqis ketika dia menanyakan bagaimana
pendapat pejabat-pejabat di sekitarnya tentang ancaman yang datang dari
Nabi Sulaiman ‘alaihis sallam:
“Mereka menjawab, "Kita adalah orang-orang yang memiliki kekuatan dan (juga)
memiliki keberanian yang sangat (dalam peperangan), dan keputusan berada
ditanganmu, maka pertimbangkanlah apa yang akan kamu perintahkan." (QS an-
Naml/27: 33)
Pada tahun 24 SM tentara kerajaan Saba' berhasil menaklukkan
tentara Markus Ilyus Galus dari kerajaan Romawi, yang pada saat itu dunia
mengenalnya dengan kekuatan bala-tentara yang tidak ada tandingannya.
Kemakmuran Kaum Saba'
Kerajaan ini terkenal dengan hasil alamnya sehingga banyak orang
yang berhijrah dan berdagang ke sana. Dengan demikian, kerajaan ini bisa
menjadi kerajaan yang sangat kaya dan makmur pada saat itu. Allâh ‘Azza
wa Jalla mengabadikan keadaan mereka di dalam al-Qur'ân:
5. 5
ۖ
“Sesungguhnya bagi kaum Saba' ada tanda (kekuasaan Allâh) di tempat kediaman
mereka, yaitu: dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri.” (QS Saba'/34:
15)
Seperti Apa Dua Kebun Itu?
Dua kebun itu sangat luas dan terletak di hamparan lembah antara
dua gunung di Ma'rib. Tanahnya sangat subur dan menghasilkan berbagai
macam tanaman dan buah-buahan.
Qatâdah rahimahullâh dan 'Abdurrahmân bin Zaid rahimahullâh,
dua orang tâbi'i, menceritakan bahwa apabila ada seseorang masuk ke dalam
kebun itu dengan membawa keranjang di atas kepalanya, ketika keluar maka
keranjang tersebut akan dipenuhi dengan buah-buahan tanpa harus memetik
buah tersebut.
Abdurrahmân bin Zaid rahimahullâh menambahkan bahwa di sana
tidak ditemukan nyamuk, lalat, serangga, kalajengking dan ular.6
Penyebutan dua kebun di ayat ini tidak berarti bahwa kebun itu
jumlahnya hanya dua, tetapi yang dimaksud dengan dua kebun adalah
kebun-kebun yang berada di sebelah kiri dan kanan lembah tersebut. Kebun-
kebunnya sangat banyak dan beragam, sebagaimana dikatakan oleh al-
Qusyairi rahimahullâh.7
Mengapa Lembah Itu Bisa Menjadi Sangat Subur?
Lembah itu menjadi sangat subur karena adanya bendungan yang
bisa menampung air yang sangat banyak. Bendungan itu terkenal dengan
nama bendungan Ma'rib atau bendungan 'Arim. Bendungan itu berukuran
panjang 620 m, lebar 60 m dan tinggi 16 m.
Bendungan yang sangat menakjubkan ini didirikan pada abad ke-7
atau ke-8 SM. Disebutkan di beberapa catatan sejarah bahwa yang
membangunnya adalah Raja Saba' bin Yasyjub. Adapun di beberapa buku
tafsir8
disebutkan bahwa yang membangunnya adalah Ratu Bilqis. Karena
6
Lihat perkataan mereka berdua di dalam Ath-Thabari, Tafsîr ath-Thabari,
juz XX, hal. 376-377.
7
Asy-Syaukani, Fathul-Qadîr, juz IV, hal. 422.
8
Lihat Ath-Thabari, Tafsîr ath-Thabari, juz XX, hal. 378 dan Al-Baghawi,
Tafsîr al-Baghawi, juz VI, hal. 394 .
6. 6
terjadi pertikaian di kaumnya dalam pemanfaatan air wâdi9
, sehingga
mereka saling membunuh untuk merebutnya, maka Ratu Bilqis berinisiatif
untuk mendirikan bendungan itu.
Dengan adanya bendungan itu, kaum Saba' tidak perlu merasa takut
akan persediaan air dan mereka dapat memanfaatkannya untuk pengairan
(irigasi) kebun-kebun mereka. Ini adalah nikmat yang sangat besar yang
diberikan oleh Allâh kepada mereka.
Kewajiban Mereka Terhadap Karunia Yang Mereka Terima
Allâh ‘Azza wa Jalla berfirman:
ۚ
“(Kepada mereka dikatakan), 'Makanlah olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan)
Rabbmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya!' (Negerimu) adalah negeri yang baik
dan (Tuhanmu) adalah Tuhan yang Maha Pengampun.” (QS Saba'/34: 15)
Allâh ‘Azza wa Jalla memerintahkan mereka untuk menikmati
nikmat yang Allâh ‘Azza wa Jalla berikan itu dan bersyukur kepada-Nya.
Firman Allah Ta'ala:
“(Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan yang Maha
Pengampun.” QS Saba'/34:15)
Maksud dari negeri yang baik adalah negeri yang baik iklimnya
(‘hawa dan suhunya’), sebagaimana disebutkan oleh al-Baghawi.10
Adapun
pengertian Rabb yang Maha Pengampun adalah: “Yang Maha mengampuni
dosa-dosa kalian, jika kalian senantiasa berada di atas tauhid”, sebagaimana
yang telah disebutkan oleh Ibnu Katsîr.11
Qatâdah berkata, "Rabb kalian Maha mengampuni dosa-dosa
kalian atau kaum yang telah diberi kenikmatan. Dan Allâh ‘Azza wa Jalla
9
Wâdi adalah sungai yang terisi air pada saat hujan saja. Adapun saat tidak
ada hujan maka tanahnya akan menjadi kering.
10
Lihat Tafsîr al-Baghawi, juz VI, hal. 393.
11
Lihat Tafsîr Ibni Katsîr , juz VI, hal. 507.
7. 7
memerintahkan kepada mereka untuk menaati-Nya dan melarang mereka
untuk melakukan perbuatan maksiat kepada-Nya."12
Kehancuran Kaum Saba'
Sebelum Ratu Bilqis masuk Islam, kaum Saba' menyembah
matahari dan bintang-bintang. Setelah beliau memeluk Islam, maka
kaumnya pun mengikutinya.
Sampai kurun waktu tertentu, kaum Saba' dalam keadaan bertauhid
kepada Allâh ‘Azza wa Jalla , hingga akhirnya kembalilah mereka ke agama
nenek moyang mereka.
Allâh ‘Azza wa Jalla telah mengutus tiga belas rasul kepada
mereka13
. Akan tetapi, mereka tetap saja tidak mau kembali ke dalam Islam.
Allâh ‘Azza wa Jalla pun murka dan menghancurkan bendungan yang telah
mereka buat. Allâh ‘Azza wa Jalla berfirman:
“Tetapi mereka berpaling, maka Kami datangkan kepada mereka banjir al-'Arim.”
(QS Saba'/34: 16)
Para ulama berbeda pendapat tentang makna Al-'Arim pada ayat
tersebut. Makna al-'Arim yang mereka sebutkan adalah sebagai berikut:
bendungan, air yang ditampung bendungan, air yang sangat besar, nama
wâdi (lembah), tikus yang menghancurkan bendungan dan nama banjir.14
Penyebab Hancurnya Bendungan Ma’rib
Allâh-lah yang menghancurkan bendungan itu. Di hampir seluruh
buku-buku tafsir disebutkan bahwa sebab kehancuran bendungan adalah
adanya seekor tikus besar (lebih besar daripada kucing) yang diutus oleh
Allâh ‘Azza wa Jalla untuk melubangi bendungan itu.
Ada sebab lain yang disebutkan oleh Ibnu 'Âsyûr rahimahullâh
yaitu; pertama dikarenakan terjadinya perang saudara di antara mereka
sehingga tidak sempat memperbaiki kerusakan yang terjadi di bendungan itu,
dan yang kedua dikarenakan ulah musuh-musuh kaum Saba' pada saat itu
12
Tafsîr ath-Thabari, juz XX, hal. 377.
13
Lihat Tafsîr al-Baghawi, juz VI, hal. 393 dan Tafsîr Ibni Katsîr, juz VI, hal.
507.
14
Lihat Tafsîr Ath-Thabari, juz XX, hal. 378, Tafsîr al-Baghawi, juz VI, hal.
394, Tafsîr Ibni Katsîr, juz VI, hal. 506 dan Tafsîr al-Qurthubi, juz XIV, hal. 285-286.
8. 8
yang dengan sengaja menghancurkan bendungan itu.15
Allâhu a'lam (Allâh-
lah yang Maha Mengetahui) mana yang benar dari sebab-sebab yang
disebutkan. Tetapi yang jelas, Allâh-lah yang menghancurkannya
sebagaimana disebutkan di dalam ayat ini.
Kehancuran bendungan Ma'rib terjadi sekitar tahun 542 M.
Kehancuran bendungan itu mengakibatkan banyak kerusakan pada kaum
Saba' dan kehancuran kerajaan mereka.
Keadaan Kaum Saba' Setelah Hancurnya Bendungan Ma’rib
Allâh ‘Azza wa Jalla menceritakan keadaan mereka setelah
hancurnya bendungan Ma'rib dengan firman-Nya:
“Dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-
pohon) yang berbuah pahit, pohon atsl dan sedikit dari pohon sidr.” (QS Saba'/34:
16)
Kedua kebun mereka yang menjadi sumber penghidupan, kekayaan
dan kekuatan mereka digantikan oleh Allâh ‘Azza wa Jalla dengan kebun
yang jelek, yang tidak bermanfaat untuk kehidupan mereka.
Firman Allâh Ta'âlâ: "(pohon-pohon) yang berbuah pahit" yaitu
pohon siwak (َاكر/أToothbrush Tree /Salvadora Persica) dan buahnya yang
pahit (dalam bahasa arab disebut barîr). Ini adalah pendapat jumhur
mufassirîn, seperti Ibnu 'Abbâs, Mujâhid, 'Ikrimah, Athâ', Qatâdah, Al-
Hasan, As-Suddi, dan lain-lain.
Sedangkan pohon atsl adalah pohon tamarisk (َاءفْرَط/Tamarix
aphylla). Ia sejenis pohon cemara.
Sedangkan pohon sidr adalah pohon bidara (Indian Pulm/Ziziphus
Mauritiana).16
15
Lihat, at-Tahrîr wa at-Tanwir, juz XXII, hal. 169.
16
Lihat Tafsîr al-Baghawi, juz VI, hal. 395 dan Tafsîr Ibni Katsîr, juz VI, hal.
508.
9. 9
Dengan keadaan seperti itu, kaum Saba' tidak bisa bertahan,
sehingga hancurlah kerajaan mereka. Kehancuran ini diperkirakan terjadi
pada tahun 550 M.
Mereka terpaksa harus mencari tempat tinggal yang baru. Mereka
pun berhijrah ke berbagai tempat. Enam kabilah dari kaum Saba' berpencar
di Yaman dan empat kabilah lainnya berpencar di Syam sebagaimana telah
disebutkan di awal pembahasan. Ini semua adalah akibat ulah mereka
sendiri. Mereka tidak bersyukur kepada Allâh ‘Azza wa Jalla dan
menyembah selain-Nya. Allâh ‘Azza wa Jalla berfirman:
ۖ
“Demikianlah Kami memberi balasan kepada mereka karena kekafiran mereka. Dan
Kami tidak menjatuhkan azab (yang demikian itu), melainkan hanya kepada orang-
orang yang sangat kafir.” (QS Saba'/34: 17)
Ini juga sesuai dengan firman Allah Ta'ala:
“Dan Allâh telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang
dahulunya aman lagi tenteram, rezekinya datang kepadanya melimpah ruah dari
segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allâh. Karena
itu, Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan
apa yang selalu mereka perbuat. Dan Sesungguhnya telah datang kepada mereka
seorang rasul dari mereka sendiri, tetapi mereka mendustakannya. Karena itu,
mereka dimusnahkan azab dan mereka adalah orang-orang yang zhalim." (QS an-
Nahl/16: 112-113)
Sungguh mengerikan bukan kisah kehancuran kaum Saba'! Mereka
kufur terhadap nikmat Allâh ‘Azza wa Jalla. Allâh ‘Azza wa Jalla
mengabadikan kisah mereka di dalam al-Qur'ân dan memberi nama surat
yang memuat kisah mereka dengan nama surat Saba'. Ini agar orang-orang
terus mengingat, membicarakan dan mengenang kisah ini.
10. 10
Di akhir kisah kaum Saba', Allâh mengakhiri firman-Nya dengan:
“Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda- tanda
kekuasaan Allah bagi setiap orang yang sabar lagi bersyukur.” (QS Saba'/34: 19)
Mudah-mudahan kita semua termasuk hamba Allâh yang bisa
bersabar menghadapi segala ujian di dunia ini dan bisa selalu bersyukur.
An-Natîjah (Kesimpulan)
Dari pembahasan di atas, dapat diambil beberapa kesimpulan:
1. Saba' adalah nama seorang laki-laki yang kaum Saba' menisbatkan
dirinya kepadanya.
2. Karena memiliki bendungan yang sangat besar dan kebun-kebun yang
sangat luas, kerajaan Saba' menjadi sangat makmur dan memiliki bala
tentara yang sangat kuat.
3. Kaum Saba' selama beberapa lama sempat bertauhid kepada Allâh
‘Azza wa Jalla .
4. Mereka tidak bersyukur kepada Allâh ‘Azza wa Jalla dan kembali
menyembah matahari dan bintang-bintang, sehingga Allâh ‘Azza wa
Jalla menurunkan azabnya dengan menghancurkan bendungan
Ma'rib yang mereka buat.
5. Dengan azab yang Allâh ‘Azza wa Jalla turunkan itu, hancurlah
semua kebun yang mereka banggakan selama beratus-ratus tahun dan
Allâh ‘Azza wa Jalla gantikan dengan kebun-kebun yang tidak
berarti.
6. Kaum Saba' tidak bisa bertahan dengan keadaan seperti itu, sehingga
mengakibatkan hancurnya kerajaan mereka dan berpencarnya
sepuluh kabilah kaum Saba' di daerah Yaman dan Syam.
7. Ini semua adalah balasan bagi orang yang sangat kafir kepada Allâh
‘Azza wa Jalla dan tidak mensyukuri nikmat-Nya.
Oleh karena itu, jangan sampai kita ulangi kesalahan yang pernah
dilakukan oleh Kaum Saba’, agar kita tidak mendapatkan azab yang sama
dari Allah SWT.