1. Buku Wajib dan Buku Anjuran Mata
Kuliah Perilaku Organisasi
1.Stephen P Robbins “Perilaku Organisasi” (Jilid 1 & 2 , Edisi
delapan)
2. McShane Stephen L and Von Glinow, Mary Ann “
Organizational Behavior” , (2005)
3. Luthan Fred “ Organizational Behavior” (1998)
4. Greendberg, Jerald & Baron “Organizational Behavior” (2003)
5. Drs. Adam I, Indrawijaja, MPA, “ Perilaku Organisasi” (2005)
6. Miftah Thoha, “ Perilaku Organisasi” konsep dasar dan aplikasi
(2006)
7. Stephen P Robbins , ( Alih Bahasa Jusuf Udaya) “ Teori
Organisasi” struktur, desain & aplikasi, Edisi 3
8. Paul Hersey, Kenneth H. Blanchard, Dewey E. Johnson, “
Management of Organizational Behavior”.
3. TUJUAN MEMAHAMI PO
• Tujuan prediksi atau peramalan
• Tujuan eksplanasi atau penjelasan
• Tujuan Pengendalian atau pengawasan
• Tujuan Perspektif keilmuan (MSDM)
• Tujuan melatih kepekaan
4. PENTINGNYA MEMPELAJARI PERILAKU
ORGANISASI
1. Dengan mengetahui perilaku manusia, baik secara
individu maupun kelompok di dalam organisasi
akan membantu pimpinan organisasi untuk
menempatkan orang tersebut pada jabatan atau
bagian pekerjaan yang sesuai dengan kepribadian
dan keahliannya
2. Dengan mengetahui perilaku manusia, pimpinan
lebih mudah menentukan motivasi apa yang paling
tepat bagi bawahannya agar semangat kerjanya
meningkat
5. 3. Dengan mengetahui perilaku manusia dalam
organisasi, dapat membantu pimpinan untuk
menggerakkan dan mengarahkan
bawahannya untuk melaksanakan tugas-2nya
dalam mencapai tujuan yang diinginkan
4. Dengan mengetahui perilaku manusia dalam
organisasi dapat membantu pimpinan dalam
mengintegrasikan bawahannya untuk
melaksanakan tugas-2nya mencapai tujuan
organisasi
6. ASUMSI DASAR KELOMPOK
BEHAVIORALIS
• Bahwa tingkah laku memperlihatkan
keteraturan (regularitas) yang dapat
dirumuskan dalam generalisasi-2 normatif
(pattern for behavior) maupun generalisasi
empiris (pattern of behavior)
• Generalisasi harus dapat dibuktikan (verifikasi)
kebenarannya dengan menunjuk pada tingkah
laku yang relevan (empirik)
• Untuk mengumpulkan dan menafsirkan data
diperlukan teknik-2 penelitian yang cermat
7. • Untuk mencapai kecermatan dalam penelitian
diperlukan pengukuran dan kuantifikasi
• Dalam membuat analisis, nilai-2 pribadi si
peneliti sedapat mungkin tidak berperan
(values free) ---- > perspektif emik
• Penelitian perilaku mempunyai sifat terbuka
terhadap konsep, teori dan ilmu-2 sosial
lainnya (terbuka adanya kritik dan perubahan)
8. APA SAJA ISU DAN KELEMAHAN
STUDI PERILAKU ORGANISASI?
15. PRINSIP TUJUAN
DALAM ORGANISASI
• Dapat diterima dan dapat dipahami secara
mudah dan jelas
• Dapat dicapai dan dilaksanakan
• Dapat memberikan motivasi dan dorongan
• Sederhana agar tidak salah tafsir
• Dapat disosialisasikan dan dikomunikasikan
secara terbuka kepada pihak-pihak yang
terlibat
16. POSISI TUJUAN DALAM ORGANISASI
FILOSOFIS
VISI
MISI
TUJUAN
KEBIJAKSANAAN
PROGRAM
PROYEK
KEGIATAN
17. Ruang Lingkup Perencanaan
NASIONAL DAERAH
Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional
Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
Rencana Strategis Kementerian / Lembaga Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat
Daerah
Rencana Kerja Pemerintah Rencana Kerja Pemerintah Daerah
Rencana Kerja Kementerian / Lembaga Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat
Daerah
18. KELEMAHAN STUDI
PERILAKU ORGANISASI
• Kemampuan dan keahlian manusia dalam organisasi
tidak selalu sama
• Manusia organisasi akan selalu berpikir tentang masa
depan dengan membuat pilihan-2 yang
menguntungkan (rasional) tentang bagaimana
sebaiknya bertindak dan berperilaku
• Manusia organisasi memiliki perbedaan-2 dalam
memahami lingkungannya berkaitan dengan latar
belakang dan masa lalunya
19. • Manusia organisasi akan memiliki respon atau reaksi
yang berbeda terhadap peristiwa tertentu yang
terjadi dalam organisasi, karena banyaknya variabel
atau faktor yang berpengaruh dalam organisasi (baik
teknis maupun non teknis)
• Manusia organisasi memiliki perbedaan-2 dalam cara
berpikir, berperasaan, bertindak, disamping
persamaannya dalam hal naluri untuk hidup
berkelompok dan bekerjasama
20. • Perilaku organisasi bersifat abstrak dan
seringkali membingungkan, karena tidak
menghasilkan prinsip-2 yang sederhana tetapi
sangat komplek dalam menjelaskan fenomena
dan analisis situasional
• Perilaku organisasi tidak memiliki prinsip-2
umum yang dapat diterapkan pada semua
situasi, tetapi hanya mengajarkan kepada
manajer untuk mendiagnosa permasalahan
dalam konteks organisasi yang bersifat
situasional
21. GERAKAN POST PERILAKU
(Post Behavior Movement)
• Berorientasi sistem nilai
• Berorientasi pada etika dan moralitas
• Mengutamakan kepentingan publik
• Mengembangkan potensi individu (agency/aktor)
• Memberikan peluang dan persamaan untuk
berpartisipasi
• Berperilaku pro-aktif
• Berorientasi pada perubahan organisasi
• Melakukan kritik terhadap dominasi dan norma-
norma administrasi klasik (behavior approach)
Sumber: Jong S.Jun,1976, Renewing the Study of
Comparative Administration.
22. PENDEKATAN KONTINGENSI ATAU
KONTEMPORER MERUPAKAN SALAH SATU
CARA TERBAIK DALAM MENGATASI
KELEMAHAN STUDI PERILAKU ORGANISASI
(TETAPI BUKAN CARA YANG PALING BAIK)
24. ORGANISASI
Suatu sistem yang terdiri dari pola aktivitas
kerjasama yang dilakukan secara teratur dan
berulang-ulang oleh sekelompok orang untuk
mencapai suatu tujuan tertentu
25. THE MAIN SCHOOLS OF ORGANIZATIONAL
ANALYSIS
Anti Organization Theory Radical Organization
Theory
Ethnomethodology and
Phenomenological,Symbolic
Interactionism
Pluralism
• Action Frame of
Reference
• Theories of Bureaucratic
Dysfunction
• Social System Theory
•Objectivism
THE SOCIOLOGY OF RADICAL CHANGE
SUBJECTIVE OBJECTIVE
THE SOCIOLOGY OF REGULATION
26. ORGANISASI
• Merupakan unit sosial yang dibentuk secara
sadar
• Memiliki fungsi yang relatif
berkesinambungan (kontinyu)
• Terbuka dan tertutup
• Formal dan Informal
• Publik dan Bisnis
• Sehat dan Tidak Sehat (sakit)
28. UNIT ANALISIS DALAM ORGANISASI
Lingkungan
Eksternal
Organisasi
Lingkungan
Internal
organisasi
Organisasi
Kelompok
Individu
29. Unit analisis
individu
Unit analisis
kelompok
Unit analisis
organisasi
• Persepsi
• Kepribadian
• Sikap
• Motivasi
• Proses
• pembelajaran
• Sistem nilai
• Analisis trend
• Pengambilan
keputusan
• Dinamika
• kelompok
• Komunikasi
• Konflik
• Kekuasaan dan
Politik
• Kepemimpinan
• Struktur
organisasi
• Desain program
• Sistem evaluasi
hasil kerja
• Imbalan (reward
system)
• Pengembangan
organisasi (OD)
• Budaya
organisasi
30. TIPE ORGANISASI
(Desmond Graves, 1986, Corporate Culture: Diagnosis and Change)
ROLE
(Peran)
- Birokrasi (Rutin)
TASK
(Tugas)
-Program dan Proyek
(Insidental)
POWER
(Kekuasaan)
-Partai Politik
ATOMISTIC
(Sel)
-Filantropis
-Reformis
-Revolusionis
HIGH FORMALIZATION
LOW
CENTRALIZATION
HIGH
CENTRALIZATION
LOW FORMALIZATION
32. ASPEK ORG.PUBLIK ORG.BISNIS
TUJUAN
MOTIF
WILAYAH GARAPAN
PENGUASA
CARA KERJA
• Kesejahteraan
• Pelayanan publik
• Pelayanan
• Pengabdian
• Terbatas
• Rakyat
• Legal formal
• Lambat/Imitatif
• Kepentingan
pribadi
• Keuntungan/profit
• Memaksimalkan
keuntungan
• Tak terbatas
• Pemilik modal
• Competetive
• Cepat/Inovatif
33. ADMINISTRASI PUBLIK ADMINISTRASI BISNIS
1. Bertujuan memberikan pelayanan
yang sebaik-baiknya kepada
masyarakat (public service)
2. Dalam pencapaian tujuan dilakukan
berdasarkan ketentuan/peraturan/per
UU-an yang berlaku (legalistic,
normative, structural approach)
3. Kegiatannya mengutamakan
kebenaran sesuai dengan prosedur
yang telah ditentukan
4. Cara kerjanya dianggap kurang
efesien (in-efesien)
5. Bersifat monopolistik, karena sifatnya
lebih mengutamakan kepentingan
umum (Non-Competetion)
6. Bentuk kegiatannya ditujukan bagi
kepentingan dan kesejahteraan
rakyat (Social Welfare)
1. Bertujuan memperoleh untung
sebesar-besarnya (Profit Motive)
2. Dalam pencapaian tujuan dilakukan
dengan kebijaksanaan yang bersifat
menguntungkan dan tidak terikat
dengan ketentuan yang bersifat kaku
(rigid)
3. Kegiatannya tidak selalu terikat
dengan prosedur yang berlaku, tetapi
lebih mengutamakan hasil yang
dicapai
4. Cara kerjanya sangat efesien
5. Bersifat persaingan bebas (free
competetion)
6. Bentuk kegiatannya bukan social
welfare, tapi lebih memperhitungkan
kepentingan dan kesejahteraan
individu atau kelompoknya
34. SISTEM NILAI ORGANISASI
PUBLIK, PRIVAT DAN SOSIAL
ORGANISASI
PUBLIK
ORGANISASI
PRIVAT
ORGANISASI
SOSIAL
1. Bangun
kekuasaan
semudah
mungkin
2. Gunakan
kekuasaan
seefektif mungkin
3. Pertanggung
jawabkan
kekuasaan
seformal mungkin
1. Beli dan terima
semurah dan
semudah mungkin
2. Buat dan bikin
dengan biaya
sehemat mungkin
3. Jual dan bagi
semahal mungkin
1. Kesadaran akan hak dan
kewajiban, merumuskannya
menjadi kebutuhan dan
tuntutan
2. Kepedulian terhadap masalah
organisasi publik dan privat
3. Mengelola otonomi masyarakat
4. Konsumerisme (hak konsumen
dan perjuangan memenuhi dan
melindunginya), hak korban
untuk diselamatkan, dan hak
mangsa untuk
mempertahankan diri
5. Tindak lanjut: social pressure,
class action, civil disobedience,
dsb.
35. A. Obyek Perilaku Organisasi
Individu yang menjadi anggota suatu organisasi: organizations
donot behave, individuals do.
The study of the structure , functioning and performance
of organizations and the behaviour of groups and individual
within them (Buchanan dan Huczynski, 2004).
W.Richarcd Scott (1990), serta David Buchanan dan Andrej
Huczinky (2004): perilaku individu yang menjadi pusat perhatian
dalam Perilaku Organisasi adalah perilaku kolaboratif untuk
mencapai tujuan yang disepakati.
36. 1. Terukur: setiap konsep/teori mempunyai indikator yang dapat
diukur dan atau terikat dengan tempat (where), waktu (when).
2. Sistematis: menjelaskan keterkaitan antar satu fenomena
(what) dengan fenomena lainnya (why).
3. Mempunyai daya prediksi yang didasarkan pada observasi
saat ini untuk melihat masa yang akan datang.
4. Mempunyai daya generalisasi yakni berlaku pada konteks dan
situasi yang relatif berbeda-beda.
Materi-PTIKOB-PTIK1-Revised
38. 1. Struktur Organisasi
Definisi: Struktur organisasi adalah sistem mekanisme kerja
suatu organisasi yang diwujudkan sebagai hubungan vertikal antar
kesatuan dalam suatu organisasi.
Stratifikasi
Sistem nilai
Pola hubungan
Peran/fungsi
39. Max Weber (1864 – 1920) dosen pada Universitas
Berlin, latar belakang pendidikan sosiologi dan hukum
Titik perhahatiannya adalah pada struktur kewenangan
Weber membedakan antara kewenangan (authority) dan
kekuasaan (power).
Kewenangan: perintah yang dilaksanakan oleh bawahan dari
atasan, sebagai pengakuan terhadap posisi atasan yang sah.
Kekuasaan: kemampuan seseorang untuk memaksakan
kehendak kepada orang lain tanpa mempertimbangkan
kemungkinan apakah orang tersebut menolak (resistance)
atau tidak terhadap paksaan tersebut.
40. Tipologi Kewenangan
Karakteristik Pimpinan
Diperoleh dari kualitas
individu, karena alasan
supernatural.
Karakteristik Organisasi
Keanggotaan didasarkan
pada faktor sentimen;
Anggota lebih disebut
“pengikut”
Keberlangsungan orga-
nisasi tergantung kekuatan
karisma pemimpin
1. Kewenangan Karismatik
41. Karakteristik Pimpinan
Diperoleh dari keturun-
an atau warisan dari
pimpinan sebelumnya
Karakteristik Organisasi
Keanggotaan didasarkan
pada faktor loyalitas;
Anggota lebih disebut
loyalis karena didasarkan
pada hubungan patrimonial
Kinerja organisasi tidak
menjadi kriteria keber-
langsungan organisasi, te-
tapi pada ikatan kebersa-
maan antar anggota
2. Kewenangan Tradisional
42. Rasional
Diperoleh dari fak-
tor yang bersifat ra-
sional seperti kom-
petensi atau intelek-
tualisme
2. Kewenangan Rasional
Karakteristik Organisasi
Keanggotaan didasarkan
pada kompetensi;
Anggota lebih disebut staf
Kinerja organisasi menjadi
kriteria utama keberlang-
sungan suatu organisasi
43. Henry Mintzberg, dosen manajemen pada Unviersitas
McGill, Montreal, Canada
Titik pusat perhatian: tugas dan fungsi seorang
manajer dan pada bentuk organisasi yang
bagaimana.
Mintzberg membedakan empat jenis struktur
organisasi:
a.Simple structure
b.Machine Bureaucracy
c.Profesional Bureaucracy
d.Divisionalized form
e.Adhocracy
44. a. Simple structure
1) Strategic apex yaitu keanggotaan yang terdiri
dari kalangan elit (top management) pada suatu
organisasi.
2) Penggunaan teknologi yang minimal, dan didukung
oleh staf dalam jumlah kecil.
3) Pola hubungan kerja lebih sentralisitik, karena
tidak menangani masalah-masalah operasional.
Contoh: organisasi holding company
45. b. Machine Bureaucracy
1) Keanggotaan terdiri dari spesialis karena
pengalaman
2) Pembagian tugas (division of labour) didasarkan
pada standardisasi
3) Mekanisme kerja berdasarkan pada technostruc-
ture yakni melalui pentahapan kerja yang jelas.
4) Sifat pekerjaan bersifat repetitive, sehingga
dapat menghambat kreativitas anggota.
Contoh: bagian perencanaan dan pengendali keuangan
45 of 31
46. c. Profesional Bureaucracy
1) Keanggotaan organisasi adalah operating core yang
terdiri dari para profesional yang mandiri dalam
bidangnya.
2) Kemandirian dan otonomi menjadi ciri utama dalam
pelaksanaan pekerjaan.
3) Suasana pekerjaan bersifat demokratis, tetapi
sulit dalam mengelola, dan menentukan jurisdiksi
pekerjaan
Contoh: Perguruan tinggi, badan litbang, kantor
konsultan
47. d. Divisionalized form
1) Merupakan proses balkanisasi dalam organisasi yakni
pemisahan organisasi menjadi sub-organisasi yang
berfungsi secara terpisah dan self-sufficient,
tetapi menjalankan fungsi organisasi induk.
2) Karakteristik keanggotaan dapat meliputi
profesional atau middle skill staffs.
Contoh: Organisasi waralaba, Universitas cabang
48. d. Adhocracy
1) Mekanisme kerja tidak terikat pada standarisasi,
tetapi pada kreativitas staf;
2) Keanggotaan dapat terdiri dari kalangan
profesional atau orang berpengalaman
3) Organisasi kurang mendapat pengakuan formal,
tetapi kesuksesan didasarkan pada acceptabilitas
produk oleh masyarakat atau kalangan profesi-
onal
Contoh: Organisasi kesenian, Prudser Film, Badan
litbang
49. Herbert A. Simon, satu-satunya non-ekonom yang
memenangkan hadiah nobel bidang ekonomi tahun 1978.
Latar belakang pendidikan adalah politik, dan sampai
dengan akhir tahun 80an menjadi dosen di Carnigie-
Mellon University, Pittsburgh
2. Pengambilan Keputusan
Definisi: suatu proses untuk menentukan apa yang akan dan apa
yang tidak akan dilakukan oleh suatu organisasi.
50. Titik pusat perhatian, bagaimana suatu keputusan dibuat
dan bagaimana keputusan tersebut dibuat seefektif
mungkin.
Bagi Simon, pengambilan keputusan sama artinya dengan
manajemen, karena mengandung makna mengatur (regulating) dan
mengarahkan (guiding) dalam memanfaatkan (utilizing) sumber yang
efisien untuk mencapati tujuan seefektif mungkin,
Proses pengambilan keputusan bersifat rasional tapi secara
terbatas (bounded-rationality) karena kompleksitas permasalahan.
Oleh karena itu hasil dari keputusan adalah mencukupi (satisficing),
bukan memuaskan (satisfying).
Dalam ungkapan James March:”even if decision-making process is
intended to be rational, there are severe bound to its rationality.
Decisions will be taken knowing much less than in principle could be
known”
51. Tahapan dalam pengambilan keputusan
Inteligence activity yaitu tahap mencari kejadian
(occations) yang memerlukan suatu keputusan.
Design activity yaitu tahap menemukan, mengembang-
kan, dan menganalisis suatu tindakan yang akan
diambil.
Choice activity yaitu tahap untuk memilih satu dari
beberapa tindakan yang akan diambil.
52. Tipe keputusan
Programmed decision yaitu suatu keputusan yang
bersifat repetitif untuk mengatasi occasions yang
bersifat rutin.
Nonprogrammed decision yaitu suatu keputusan yang
ditujukan untuk mengatasi permasalah yang baru dan
tidak terstruktur.
Programmed decision dan nonprogrammed decision
tidak berbeda satu dengan lainnya (mutually
exclusive) tetapi merupakan dimensi kontinum.
53. Charles Lindblom adalah dosen ilmu Politik dan Ekonomi
di Yale University
Titik pusat perhatian, bagaimana suatu keputusan
seharusnya dibuat dan bagaimana sesungguhnya suatu
keputusan dibuat.
Suatu keputusan merupakan suatu proses yang terjadi
pada suatu sistem administrasi negara dan sistem politik
yang masuk dalam suatu organisasi. Oleh karena itu pe-
ngambilan keputusan sama maknanya dengan penentuan
kebijakan
54. Tahapan terjadinya keputusan
Rational deductive ideal bahwa proses pengambilan keputusan
dimulai dari identifikasi berbagai informasi (prodigious amount
of information), dan melalui proses deduktif sampai pada suatu
pilihan-pilihan yang terbatas, atau menurut ungkapan Lindblom:
“the strategy of disjointed incrementalism, a way of proceeding
by successive limited comparison”
Synoptic approach merupakan langkah untuk mengkombinasikan
beberapa alternatif sehingga menjadi suatu keputusan “terba-
ik”. Keputusan terbaik terjadi dari proses untuk menkoordina-
sikan “ketidakmungkinan” menjadi suatu kemungkinan. Hal ini
dilakukan melalui science of muddling through.
55. 3. Lingkungan Organisasi
Definisi: merupakana faktor non-organisasi yang mem-
pengaruhi sistem operasi atau mekanisme dalam suatu
organisasi.
Tom Burns, dosen Sosiologi pada Edinburg University dan
pensiun pada tahun 1981.
Titik pusat perhatian adalah bagaimana suatu organisasi
mengadopsi suatu hal (baru) dalam internal dirinya.
Hal ini dilakukan melalui pengamatan pada bagaimana
suatu perusahaan tradisional di Scotlandia mengadopsi
perubahan teknologi.
56. Tipe organisasi berdasarkan pada lingkungan yang dihadapi
oleh suatu organisasi
Mechanistic organization suatu organisasi yang meng-
hadapi lingkungan yang stabil sehingga tipe pekerjaan
dalam organisasi tersebut dapat dilakukan spesialisasi
secara cermat.
Organism organization yang mengahadapi lingkungan
yang tidak stabil sehingga menimbulkan permasalahan
baru dan tidak dapat didistribusi kepada staf suatu
organisasi dengan spesialisasi yang dimilikinya.
57. James D. Thomson (1920-1973) adalah mantan tentara
pada perang dunia kedua, yang memperlajari Sosiologi
dan kemudian melakukan penelitian bidang organisasi
Asumsi yang digunakan dalam memahami organisasi sebagai:
“open systems, hence indeterminate and face uncertainty,
but at the same time as subject to criteria of rationality
and hence needing determinateness and centainty”.
Sebagai open system organisasi mengahadapi lingkungan
yang serba berubah dengan menciptakan buffer yang
dimaksudkan untuk melindungi technical core untuk
memperoleh sumber daya dan membuat produk.
58. Tipe organisasi dalam upaya menanggulangi lingkungan
yang tidak stabil
Sequential interdependence merupakan sistem
mekanisme kerja yang berurutan.
Reciprocal interdependence merupakan sistem kerja
dalam suatu organisasi yang saling melengkapi satu
bagian dengan bagian yang lainnya.
59. 4. Anggota
Faktor anggota dalam suatu organisasi menjadi obyek
dan sekaligus subyek. Ketika anggota menjadi sasaran
suatu rencana atau keputusan maka anggota menjadi
obyek. Di lain pihak, ketika anggota memainkan peran
untuk meningkatkan kinerja suatu organisasi maka
anggota menjadi subyek.
Baik sebagai obyek maupun subyek, anggota merupakan
raison de étre beradanya atau didirikannya suatu
organisasi, karena pada dasarnya organisasi adalah
“interdependent human being”
60. Elton Mayo 1880-1949 merupakan orang Australia yang
menjadi dosen pada School of Bussines Administration,
Havard University
Pusat perhatian Mayo adalah manusia dalam organisasi,
sehingga dia dikenal sebagai pelopor human relation
movement dan industrial sociology.
Secara lebih khusus Mayo memperhatikan kondisi
kerja, rasa lelah (fatigue), faktor keamanan kerja, dan
perpindahan.
61. Generalisasi hasil penelitiannya
Kepuasan kerja tergantung pada hubungan sosial yang
bersifat informal dalam suatu organisasi. Peningkatan
kinerja dapat dilakukan dengan meningkatkan feeling
of importance pekerja.
Upaya ueningkatan kerja anggota sering bertentangan
dengan norma organisasi, karena anggota suatu orga-
nisasi memainkan peran berdasarkan pada logic of
sentiment, di lain pihak organisasi melalukan penilaian
kinerja anggota berdasarkan pada logic of cost and
efficiency.
62. Rensis Likert (1920-1981) adalah Psikolog sosial yang
mendirikan Lembaga Penelitian Sosial di Michigan
University
Douglas McGregor (1906-1964) adalah dosen
manjemen di Massachusetts Intitute of Technology.
“The average human being learns, under proper conditions,
not only to accept but also to seek responsibility” Douglas
McGregor
Pusat perhatian hubungan antar anggota organisasi
dan bagaimana hubungan tersebut dapat mencapai
tujuan organisasi
63. Tipe hubungan antar anggota
Job centered: memusatkan perhatian pada bagai-
mana staf terlibat pada siklus pekerjaan pada
suatu organisasi. Ukuran keberhasilan adalah get
the job done.
Employee centered: memusatkan perhatian pada
nilai kemanusiaan dalam suatu organisasi, dengan
memberi perhatian pada aspek individualisme,
yakni dengan memberikan bimbingan dan dorong-
an agar staf dapat bekerja secara efisien.
Dalam prakteknya kedua tipe hubungan tidak dapat
berlangsung secara eksklusif, kedua diberlakukan
berdasarkan pada kondisi dan jenis pekerjaan.
64. Berdasarkan pada tipe hubungan tersebut, Likert dan
McGregor mengembangan empat tipe manajemen
The exploititive authoritative type: banyak menggunakan ancaman
dan disiplin ketat, komunikasi cenderung dari atas ke bawah dan
berupa perintah.
The benevolent authoritative type menggunakan sistem reward,
dan menenkankan pada sikap tunduk pada pimpimpinan, masukan
dari bawahan ada tetapi terbatas, keputusan ada di tangan pim-
pinan tertinggi, hanya keputusan rutin dapat didelegasikan
The consultative type menggunakan reward sistem, dan kadang-
kadang punishment, komunikasi berlangsung dua arah, masukan
kepada pimpinan tertinggi terbatas pada sekelompok orang
tertentu.
The participative group type hubungan atasan dan bawahan secara
psikologis dekat, sehingga komunikasi dua arah berlangsung
intensif, terdapat kesepakatan tujuan organisasi yang akan dicapai.
65. Mengapa harus belajar Perilaku Organisasi?
1) Seorang perwira mempunyai peran leadership atau managership
yang harus membuat keputusan baik programmed atu nonprogram-
med.
2) Dalam menjalankan peran tersebut, seorang perwira tidak berada di
luar ranah organisasi.
3) Ketika menjalankan peranannya, seorang perwira perlu memahami
karakteristik struktur organisasi dan pola hubungan antar anggota
dan bagian dalam organisasi.
4) Setiap keputusan yang diambil seorang perwira, mempunyai dampak
terhadap organisasi maupun anggota organisasi.
5) Ketika dampak tersebut menyangkut anggota organisasi, maka
seorang perwira perlu untuk memahami dimensi interinsik dan
eksterinsik anggota.
66. Manajer
• Manajer adalah orang yang mengawasi kegiatan-kegiatan orang lain
dan yang bertanggung jawab untuk pencapaian tujuan dalam
organisasi.
• Menurut Henry Fayol bahwa semua manajer menjalankan fungsi-
fungsi manajemen yaitu ; merencanakan, mengorganisasi,
mengkoordinasikan, dan mengendalikan.
1. Perencanaan ; mencakup menentukan tujuan organisasi,
menetapkan suatu strategi keseluruhan untuk mencapai tujuan,
dan mengembangkan suatu hirarki rencana yang menyeluruh
untuk memadukan dan mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan.
2. Pengorganisasi ; menetapkan tugas-tugas yang harus
dikerjakan, siapa yang harus mengerjakan, bagaimana tugas2
tersebut yang dikelompokan, siapa melapor kepada siapa, dan
dimana keputusan harus diambil.
67. 3. Mengkoordinasikan atau mengarahkan orang-orang.
Disinilah fungsi kepemimpinan. Kepemimpinan
mencakup ; memotivasi bawahan, mengarahkan kegiatan
orang lain, memilih saluran komunikasi yang paling
efektif, atau memecahkan masalah konflik antara
anggota.
4. Pengendalian ; fungsi terakhr manajer setelah tujuan2
ditentukan, rencana2 dirumuskan, pengaturan struktural
digambarkan orang2 dipekerjakan, dilatih dan dimotivasi.
Maka pengendalian memantau kegiatan-kegiatan untuk
memastikan kegiatan itu dicapai sesuai dengan yang
direncanakan dan mengoreksi setiap penyimpangan yang
berarti.
68. Pengertian Perilaku Oganisasi
• Perilaku organisasi mencakup semua aspek yang
berhubungan dengan tingkah laku manusia dalam
suatu organisasi atau suatu kelompok tertentu.
• Menyangkut aspek yang ditimbulkan dari
pengaruh organisasi terhadap manusia atau
sebaliknya.
tujuan praktis adalah mendeterminasi
bagaimana perilaku manusia itu untuk
mempengaruhi usaha pencapaian tujuan
organisasi.
69. Empat unsur dalam perilaku organisasi yaitu ;
1. Aspek psikologis tindakan-tindakan manusia itu sendiri
dalam organisasi. (hasil studi psikologi).
2. Adanya bagian lain yang cukup relevan dengan tindakan
manusia dalam organisasi. Misalnya : Uang merupakan salah
satu faktor/pertimbangan mengapa seseorang memasuki
suatu organisasi. Contoh lain : Psikologi sikap (attitude) akan
mempengaruhi prestasi orang yang bersangkutan.
3. Perilaku organisasi sebagai suatu disiplin. Individu
dipengaruhi oleh bagaimana pekerjaan diatur dan siapa yang
bertanggung jawab dan mengawasi untuk pelaksanaannya.
Oleh karena itu struktur organisasi memgang peranan yang
penting.
70. 4. Walaupun disadari akan adanya keunikan masing-masing
individu, perilaku organisasi lebih banyak menekankan pada
tuntutan manajer bagi tercapainya tujuan organisasi secara
keseluruhan (diusahakan agar masing-masing individu
selaras dengan tujuan organisasi).
Landasan perilaku bagi manajemen yang sistematis
3 orang yang andil dalam manajemen yang sistematis/modern
dalam kepentingan studi perilaku organisasi yaitu :
71. Landasan perilaku bagi manajemen yang
sistematis/Modern
Birokrasi Max Weber memberikan perhatian terutama
pada sturuktur organisasi yang kompleks
(orientasi akademis)
Oragnisasi Administratif ; Henry Fayol, memberikan
perhatian terutama pada peranan manajer
dalam memimpin oragnisasi (orientasi Praktis)
Management
Ilmiah
Frederick W. Taylor, memberikan perhatian
terutama pada pekerjaan.
73. • Pengertian Organisasi dan Manajemen
perkataan organisasi sering kita hubungkan dengan
departemen pemerintah, pemerintah daerah, perusahaan
negara, perusahaan swasta, RT, RW, Parpol, dsb.
“ Organisasi ialah setiap bentuk kerjasama antara manusia
yang terkait oleh suatu ketentuan yang bermaksud untuk
mencapai tujuan bersama”.
• Menurut Sondang oraganisasi “ setiap bentuk persekutuan
antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta
secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan
yang telah ditentukan, dalam ikatan mana terdapat
seorang/beberapa orang yang disebut atasan dan
seorang/sekelompok orang yang disebut bawahan”.
74. • Menurut Parjudi Atmosudirdjo organisasi adalah“struktur
tata pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara
sekelompok orang-orang pemegang posisi yang bekerja sama
secara tertentu untuk bersama-sama mencapai suatu tujuan
tertentu”.
• Menurut Robbins “ organisasi adalah suatu unit sosial yang
dikoordinasikan secara sengaja, terdiri dari dua orang atau
lebih yang berfungsi pada suatu basis yang relatif
bersinambunguntuk mencapai tujuan atau serangkaian
tujuan.
organisasi dapat didefinisikan “ sebagai suatu himpunan
interaksi manusia yang bekerja sama untuk mencapai tujuan
bersama yang terikat dalam suatu ketentuan yang telah
disetujui bersama”.