2. 2
DAFTAR ISI
A. Pendahuluan ................................................................................................................. 1
B. Posisi Indonesia terdiri atas Letak Astronomis,
Letak Geografis dan Letak Geologis .......................................................................... 1
1. Letak Astronomis ..................................................................................................... 1
2. Letak Geografis ........................................................................................................ 2
3. Letak Geologis ......................................................................................................... 2
C. Kekayaan Sumberdaya Indonesia ............................................................................. 4
1. Flora dan Fauna ........................................................................................................ 4
2. Mineral Indonesia ..................................................................................................... 12
3. 3
A. Pendahuluan
Indonesia adalah bangsa yang strategis yang memiliki berbagai macam
kekayaannya, mulai dari flora, fauna dan kekayaan mineral yang melimpah,
wawasan nusantara indonesia tentu akan berbeda dengan wawasasan nusantara
bangsa lainnya, karena bangsa indonesia adalah bangsa yang sangat kompleks, baik
dari segi sosial, budaya, agama bahkan kekayaannya.
Makalah ini akan membahas berbagai macam kekayaan indonesia dimulai
dari kestrategisan wilayahnya, yang oleh karena strategis indonesia memiliki banyak
hal yang tidak dimiliki oleh bangsa lain di dunia, bahkan keanekaragaman kekayaan
dunia berada di indonesia.
B. Posisi Indonesia terdiri atas Letak Astronomis, Letak Geografis dan Letak
Geologis .
1. Letak Astronomis
Letak astronomis suatu negara adalah posisi letak yang berdasarkan
garis lintang dan garis bujur. Garis lintang adalah garis khayal yang
melingkari permukaan bumi secara horizontal, sedangkan garis bujur adalah
garis khayal yang menghubungkan Kutub Utara dan Kutub Selatan. Letak
astronomis Indonesia Terletak di antara 6o LU – 11o LS dan 95o BT – 141o BT
Berdasarkan letak astronomisnya Indonesia dilalui oleh garis equator, yaitu
garis khayal pada peta atau globe yang membagi bumi menjadi dua bagian
sama besarnya. Garis equator atau garis khatulistiwa terletak pada garis
lintang 0o.
Pengaruh letak Astronomis Indonesia adalah ;
a) Wilayah Indonesia berada di zona iklim tropis
b) Wilayah Indonesia terbagi menjadi tiga daerah waktu yaitu ;
Waktu Indonesia bagian Barat (WIB), Waktu Indonesia bagian Tengah
(WITA), dan Waktu Indonesia bagian Timur (WIT) yang disebabkan
4. 4
setiap pergeseran 15 garis bujur menyebabkan terjadinya perbedaan waktu
satu jam.
2. Letak geografis
Letak geografis adalah letak suatu daerah atau wilayah dilihat dari
kenyataan di permukaan bumi. Berdasarkan letak geografisnya, kepulauan
Indonesia di antara Benua Asia dan Benua Australia, serta di antara Samudera
Hindia dan Samudera Pasifik. Dengan demikian, wilayah Indonesia berada
pada posisi silang, yang mempunyai arti penting dalam kaitannya dengan
iklim musim dan perekonomian.
3. Letak Geologis
Letak geologis adalah letak suatu wilayah dilihat dari jenis batuan
yang ada di permukaan bumi. Secara geologis wilayah Indonesia dilalui oleh
dua jalur pegunungan muda dunia yaitu Pegunungan Mediterania di sebelah
barat dan Pegunungan Sirkum Pasifik di sebelah timur. Adanya dua jalur
pegunungan tersebut menyebabkan Indonesia banyak memiliki gunung api
yang aktif dan rawan terjadinya gempa bumi.
Hubungan posisi geografis dengan perubahan musim di Indonesia
a) Indonesia mendapat iklim Musim /muson (terdapat dua musim yaitu hujan
dikenal karena pergerakan angin musim barat dan kemarau dikenal karena
pergerakan angin musim timur secara bergantian tiap 6 bulan sekali)
b) Kelembaban udara relatif tinggi
c) Curah hujan tinggi
d) Indonesia dilalui garis katulistiwa sehingga mendapat panas sepanjang
tahun
e) Indonesia terdapat iklim laut
Angin Muson di Indonesia, angin adalah udara yang bergerak.
Menurut Buys Ballot, angin bertiup dari daerah yang bertekanan maksimum
ke daerah bertekanan minimum, di belahan bumi utara angin berbelok ke
kanan sedangkan di belahan bumi selatan angin berbelok ke kiri. Adanya letak
5. 5
geografis, menyebabkan terjadinya gerakan angin muson yang melalui
Indonesia. Angin muson (musim) di Indonesia terjadi dalam dua periode
yaitu:
a) Angin Musim (muson) Barat, terjadi antara bulan Oktober – April.
Bertiupnya angin ini disebabkan oleh adanya perbedaan tekanan udara di
belahan bumi utara dan selatan. Pada saat itu utara musim dingin sehingga
menyebabkan tekanan di utara lebih tinggi dari pada selatan, maka angin
bertiup dari utara (Asia dan Samudera Pasifik) menuju Australia melewati
Indonesia.
b) Angin Musim (muson) Timur, terjadi antara bulan April – Oktober.
Bertiupnya angin ini disebabkan oleh adanya perbedaan tekanan udara di
belahan bumi selatan dan utara. Pada saat itu selatan musim dingin,
sehingga menyebabkan tekanan di selatan lebih tinggi dari pada utara,
maka angin bertiup dari selatan (Australia) menuju Asia melewati
Indonesia.
Perubahan Musim di Indonesia, letak geografis Indonesia
menyebabkan wilayah Indonesia memiliki iklim muson, yang berpengaruh
terhadap perubahan musim di Indonesia. Perubahan musim di Indonesia
terjadi dari musim hujan dan musim kemarau dengan fenomena alam, sebagai
berikut :
a) Musim Hujan
Musim hujan di Indonesia terjadi pada bulan Oktober sampai
April. Musim hujan di Indonensia disebabkan oleh hembusan Angin
Muson Barat yang bertiup dari Benua Asia yang bertekanan maksimum ke
Benua Australia yeng bertekanan minimum. Angin Muson Barat ini
banyak membawa uap air, sehingga di sebagian besar wilayah Indonesia
mengalami musim hujan.
Menurut jenisnya tipe hujan terdiri dari tiga macam, yaitu sebagai
berikut ini :
6. 6
1) Hujan Zenithal atau Hujan Konveksi
Hujan zenithal atau hujan konveksi adalah hujan yang terjadi
karena udara permukaan yang naik akibat pemanasan Matahari
menjadi lebih dingin dan mengembun kemudian turun menjadi hujan
yang turun tegak lurus dan biasanya terjadi siang hari.
2) Hujan Orografis atau Hujan Pegunungan
Hujan orografis adalah hujan yang terjadi di daerah lereng
pegunungan.
3) Hujan Frontal/Hujan Silikon
Hujan frontal adalah hujan yang terjadi karena pertemuan masa
udara panas dengan masa udara dingin yang terangkat naik disertai
angin berputar (siklon).
b) Musim Kemarau
Musim kemarau di Indonesia terjadi pada bulan April sampai
Oktober. Musin kemarau disebabkan oleh hembusan angin muson timur
yang bertiup dari Benua Australia yang bertekanan maksimum ke Benua
Asia yang bertekanan minimum. Hembusan angin ini sedikit membawa
uap air sehingga Indonesia mengalami musim kemarau.
C. Kekayaan Sumberdaya Indonesia
1. Flora dan Fauna
Flora adalah jenis-jenis tumbuhan sedangkan fauna yaitu jenis-jenis
hewan. Pola persebaran fauna di Indonesia sama dengan pola persebaran
tumbuhan, yaitu di bagian Barat, faunanya mempunyai kemiripan dengan
fauna Asia, di bagian Timur faunanya mirip dengan fauna di Australia, dan
diantara kedua daerah tadi, faunanya merupakan fauna daerah peralihan. Hal
tersebut dimungkinkan karena pada zaman es Indonesia pernah menyatu
dengan Asia dan Australia. Pada masa itu Indonesia menjadi jembatan
persebaran hewan dari Asia dan Australia.
7. 7
Sejarah terbentuknya daratan di Indonesia berawal pada zaman es.
Pada awal zaman es tersebut, suhu permukaan bumi turun sehingga
permukaan air laut menjadi turun. Pada masa itu, wilayah Indonesia bagian
Barat yang disebut juga Dataran Sunda masih menyatu dengan Benua Asia,
sedangkan Indonesia bagian Timur yang disebut juga Dataran Sahul menyatu
dengan Benua Australia. Dataran Sunda dan Dataran Sahul juga masih berupa
daratan belum dipisahkan oleh laut dan selat. Keadaan tersebut menyebabkan
keanekaan flora dan fauna di Indonesia bagian Barat seperti Jawa, Bali
Kalimantan, dan Sumatera pada umumnya menunjukkan kemiripan dengan
flora di Benua Asia.
Begitu pula denga flora dan fauna di Indonesia bagian Timur seperti
Irian Jaya dan pulau-pulau disekitarnya pada umumnya mempunyai kemiripan
dengan flora dan fauna di benua Australia. Jadi Indonesia pada masa itu
menjadi jembatan penghubung persebaran hewan dari Asia dan Australia.
Kemudian, pada akhir zaman es, suhu permukaan bumi naik sehingga
permukaan air laut naik kembali. Naiknya permukaan air laut mengakibatkan
Jawa terpisah dengan Benua Asia, kemudian terpisah dari Kalimantan dan
terakhir dari Sumatera. Selanjutnya Sumatera terpisah dari Kalimantan
kemudian dari Semenanjung Malaka dan terakhir Kalimantan terpisah dari
Semenanjung Malaka.
Faktor-Faktor Penyebab terjadinya Keanekaragaman Flora Dan Fauna
di Indonesia adalah keanekaragaman flora dan fauna di suatu wilayah tidak
terlepas dari dukungan kondisi di wilayah itu. Ada tumbuhan yang hanya
dapat tumbuh di daerah yang beriklim tropis, dimana banyak curah hujan dan
sinar matahari, dan ada yang hanya dapat tumbuh di daerah yang dingin dan
lembab. Kita tentu tidak pernah melihat pohon Meranti atau Anggrek tropik
pada daerah dingin di daerah tundra. Dukungan kondisi suatu wilayah
terhadap keberadaan flora dan fauna berupa faktor-faktor fisik (abiotik) dan
faktor non fisik (biotik).Yang termasuk faktor fisik (abiotik) adalah iklim
8. 8
(suhu, kelembaban udara, angin), air, tanah, dan ketinggian, dan yang
termasuk faktor non fisik (biotik) adalah manusia, hewan, dan tumbuh-
tumbuhan.
a. Iklim
Faktor iklim termasuk di dalamnya keadaan suhu, kelembaban
udara dan angin sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan setiap
mahluk di dunia. Faktor suhu udara berpengaruh terhadap berlangsungnya
proses pertumbuhan fisik tumbuhan. Sinar matahari sangat diperlukan
bagi tumbuhan hijau untuk proses fotosintesa. Kelembaban udara
berpengaruh pula terhadap pertumbuhan fisik tumbuhan. Sedangkan angin
berguna untuk proses penyerbukan. Faktor iklim yang berbeda-beda pada
suatu wilayah menyebabkan jenis tumbuhan maupun hewannya juga
berbeda.. Tanaman di daerah tropis, banyak jenisnya, subur dan selalu
hijau sepanjang tahun karena bermodalkan curah hujan yang tinggi dan
cukup sinar matahari.
b. Tanah
Tanah banyak mengandung unsur-unsur kimia yang diperlukan
bagi pertumbuhan flora di dunia. Kadar kimiawi berpengaruh terhadap
tingkat kesuburan tanah. Keadaan struktur tanah berpengaruh terhadap
sirkulasi udara di dalam tanah sehingga memungkinkan akar tanaman
dapat bernafas dengan baik. Keadaan tekstur tanah berpengaruh pada daya
serap tanah terhadap air. Suhu tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan
akar serta kondisi air di dalam tanah.
Komposisi tanah umumnya terdiri dari bahan mineral anorganik
(70%-90%), bahan organik (1%-15%), udara dan air (0-9%). Hal-hal di
atas menunjukkan betapa pentingnya faktor tanah bagi pertumbuhan
tanaman. Perbedaan jenis tanah menyebabkan perbedaan jenis dan
keanekaragaman tumbuhan yang dapat hidup di suatu wilayah. Contohnya
9. 9
di Nusa Tenggara jenis hutannya adalah Sabana karena tanahnya yang
kurang subur.
c. Air
Air mempunyai peranan yang penting bagi pertumbuhan tumbuhan
karena dapat melarutkan dan membawa makanan yang diperlukan bagi
tumbuhan dari dalam tanah. Adanya air tergantung dari curah hujan dan
curah hujan sangat tergantung dari iklim di daerah yang bersangkutan.
Jenis flora di suatu wilayah sangat berpengaruh pada banyaknya curah
hujan di wilayah tersebut. Flora di daerah yang kurang curah hujannya
keanekaragaman tumbuhannya kurang dibandingkan dengan flora di
daerah yang banyak curah hujannya.
d. Tinggi rendahnya permukaan bumi
Faktor ketinggian permukaan bumi umumnya dilihat dari
ketinggiannya dari permukaan laut (elevasi). Misalnya ketinggian tempat
1500 m berarti tempat tersebut berada pada 1500 m di atas permukaan
laut. Semakin tinggi suatu daerah semakin dingin suhu di daerah tersebut.
Demikian juga sebaliknya bila lebih rendah berarti suhu udara di daerah
tersebut lebih panas. Setiap naik 100 meter suhu udara rata-rata turun
sekitar 0,5 derajat Celcius. Jadi semakin rendah suatu daerah semakin
panas daerah tersebut, dan sebaliknya semakin tinggi suatu daerah
semakin dingin daerah tersebut. Oleh sebab itu ketinggian permukaan
bumi besar pengaruhnya terhadap jenis dan persebaran tumbuhan. Daerah
yang suhu udaranya lembab, basah di daerah tropis, tanamannya lebih
subur dari pada daerah yang suhunya panas dan kering.
e. Manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan
Manusia mampu mengubah lingkungan untuk memenuhi
kebutuhan tertentu. Misalnya daerah hutan diubah menjadi daerah
pertanian, perkebunan atau perumahan dengan melakukan penebangan,
10. 10
reboisasi,.atau pemupukan. Manusia dapat menyebarkan tumbuhan dari
suatu tempat ke tempat lainnya. Selain itu manusia juga mampu
mempengaruhi kehidupan fauna di suatu tempat dengan melakukan
perlindungan atau perburuan binatang. Hal ini menunjukan bahwa faktor
manusia berpengaruh terhadap kehidupan flora dan fauna di dunia ini.
Selain itu faktor hewan juga memiliki peranan terhadap penyebaran
tumbuhan flora.
Misalnya serangga dalam proses penyerbukan, kelelawar, burung,
tupai membantu dalam penyebaran biji tumbuhan. Peranan faktor tumbuh-
tumbuhan adalah untuk menyuburkan tanah. Tanah yang subur
memungkinkan terjadi perkembangan kehidupan tumbuh-tumbuhan dan
juga mempengaruhi kehidupan faunanya. Contohnya bakteri saprophit
merupakan jenis tumbuhan mikro yang membantu penghancuran sampah-
sampah di tanah sehingga dapat menyuburkkan tanah.
Keanekaragaman Hayati di Indonesia yaitu:
1. keaneka ragaman ekosisitem
2. keaneka ragaman jenis dan
3. keaneka ragaman genetik.
Manfaat Keanekaragaman Hayati di Indonesia adalah anugerah
terbesar bagi umat manusia. Manfaatnya antara lain adalah :
1. Merupakan sumber kehidupan, penghidupan dan kelangsungan hidup bagi
umat manusia, karena potensial sebagai sumber pangan, papan, sandang,
obat-obatan serta kebutuhan hidup yang lain
2. Merupakan sumber ilmu pengetahuan dan teknologi
3. Mengembangkan sosial budaya umat manusia
4. Membangkitkan nuansa keindahan yang merefleksikan penciptanya.
Penyebaran Sumberdaya Hayati di Indonesia Dipandang dari segi
biodiversitas, posisi geografis Indonesia sangat menguntungkan. Negara ini
terdiri dari beribu pulau, berada di antara dua benua, yaitu Asia dan Australia,
11. 11
serta terletak di katulistiwa. Dengan posisi seperti ini Indonesia merupakan
salah satu negara yang memiliki kekayaan keanekaragaman hayati terbesar di
dunia. Indonesia dengan luas wilayah 1,3% dari seluruh luas muka bumi
memiliki 10% flora berbunga dunia, 12% mamalia dunia, 17% jenis burung
dunia, dan 25% jenis ikan dunia.
Penyebaran tumbuhan, Indonesia tercakup dalam kawasan Malesia,
yang juga meliputi Filipina, Malaysia dan Papua Nugini. Kawasan ini
ditentukan berdasarkan persebaran marga tumbuhan yang ditandai oleh 3
simpul demarkasi yaitu (1) Simpul selat Torres menunjukkan bahwa 644
marga tumbuhan Irian Jaya tidak bisa menyeberang ke Australia dan 340
marga tumbuhan Australia tidak dijumpai di Irian Jaya. (2) Tanah genting Kra
di Semenanjung Malaya merupakan batas penyebaran flora Malesia di
Thailand. Demarkasi ini menyebabkan adanya 200 marga tumbuhan Thailand
yang tidak dapat menyebar ke kawasan Malesia, dan 375 marga Malesia tidak
dijumpai di Thailand. (3). Simpul di sebelah selatan Taiwan menjadi
penghalang antara flora Malesia dan Flora Taiwan.. Adanya demarkasi ini
menyebabkan 40% marga flora Malesia tidak terdapat di luar kawasan
Malesia dan flora Malesia lebih banyak mengandung unsur Asia dibanding
unsur Australia. Pecahnya benua selatan Gendawa pada 140 juta tahun yang
lalu menjadi paparan sunda (berasal dari benua utara laurasia) dan paparan
Sahul (berasal dari Gondawa) menyebabkan penyebaran tumbuhan yang
terpusat di paparan Sunda seperti jenis durian, rotan, tusam dan artocarpus.
Pola penyebaran hewan di Indonesia diwarnai oleh pola kelompok kawasan
Oriental di sebelah barat dan kelompok kawasan Australia di sebelah Timur.
Kedua kawasan ini sangat berbeda. Namun demikian karena Indonesia terdiri
dari deretan pulau yang sangat berdekatan, maka migrasi fauna antarpulau
memberi peluang bercampurnya unsur dari 2 kelompok kawasan tersebut.
Percampuran ini mengaburkan batas antara kawasan oriental dan kawasan
Australia.
12. 12
Memperhatikan sifat hewan di Indonesia Wallace membagi kawasan
penyebaran fauna menjadi 2 kelompok besar yaitu fauna bagian barat
Indonesi (Sumatera, Jawa, Bali, Madura, Kalimantan) dan Fauna bagian timur
yaitu Sulawesi dan pulau di sebelah timumya. Dua kelompok fauna ini
mempunyai ciri yang berbeda dan dipiahkan ole garis Wallace (garis antara
Kalimantan dan Sulawesi, berlanjut antara Bali dan Lombok).
Hamparan kepulauan di sebelah timur garis Wallace dari semula memang
tidak termasuk kawasan Australia, karena garis batas barat kawasan Australia
adalah Garis Lydekker yang mengikuti batas paparan Sahul. Dengan demikian
ada daerah transisi yang dibatasi Garis Wallace di sebelah Barat dan garis
Lydekker di sebelah timur. Di antara kedua garis ini terdapat garis
keseimbangan fauna yang dinamakan garis Weber. Karena peluang
pencampuran unsur fauna di daerah ini sangat besar, akibatnya di daerah
transisi ini terdapat unsur - unsur campuran antara barat dan timur. Daerah
transisi ini dinamakan Wallace. Dengan kondisi geografis seperti ini
mengakibatkan sumber daya hayati di Indonesia sangat kaya baik dalam jenis
maupun jumlahnya.
Keanekaragaman Jenis Indonesia memiliki keaneka ragaman jenis
yang kaya. Taksiran jumlah jenis kelompok utama makhluk hidup sebagai
berikut: Hewan menyusui 300 jenis; Burung 7500 jenis; Reptil 2000 jenis;
Amfibi 1000 jenis; Ikan 8500 jenis; keong 20000 jenis; serangga 250000
jenis. Tumbuhan biji 25000 jenis; paku pakuan 1250 jenis; lumut 7500 jenis;
Ganggang 7800 jenisjamur 72 000 jenis; bakteri dan ganggang biru 300 jenis.
(Sastra pradja, 1989). Beberapa pulau di Indonesia memiliki spesies endemik,
terutama di pulau Sulawesi; Irian Jaya dan di pulau Mentawai. Indonesia
memiliki 420 specis burung endemik yang tersebar di 24 lokasi.
Keanekaragaman Genetik Keaneka ragaman genetik merupakan
keanekaragaman sifat yang terdapat dalam satu jenis. Dengan demikian tidak
ada satu makhlukpun yang sama persis dalam penampakannya. Matoa
13. 13
Pometia pinnata di Irian Jaya mempunyai 9 macam penampilan dari seluruh
populasi yang ada.
Dengan kemampuan reproduksi baik vegetatif dan generatif, populasi
sagu di Ambon mempunyai 6 macam pokok sagu yang berbeda. Berdasarkan
jumlah jenis durian liar yang tumbuh di Kalimantan yang jumlahnya
mencapai 19 jenis, diduga bahwa Kalimantan adalah pusat keanekaragaman
genetik durian. Dengan teknik budi daya semakin banyak jenis tumbuhan
hasil rekayasa genetik seperti padi, jagung, ketela, semangka tanpa biji, jenis
jenis anggrek, salak pondoh, dan lain-lain. Keanekaragaman plasma nutfah di
Indonesia tampak pada berbagai hewan piaraan. Ternak penghasil pangan
yang telah diusahakan adalah 5 jenis hewan temak yaitu sapi biasa, sapi Bali,
kerbau, kambing, domba dan babi. Dan 7 jenis unggas yaitu ayam, itik ,
entok, angsa, puyuh, merpati dan kalkun serta hewan piaraan yang lain seperti
cucak rowo, ayam bekisar, dan lain-lain. Keanekaragaman genetik hewan ini
tidak semuanya berasal dari negeri sendiri. Namun demikian melalui proses
persilangan jenis-jenis hewan ini memperbanyak khasanah keanekaragaman
genetik di Indonesia.
Persebaran Flora & Fauna / Hewan & Tumbuhan Di Indonesia
Indonesia meliliki keanekaragaman flora dan fauna baik di Indonesia bagian
barat, tengah dan timur akibat pengaruh keadaan alam, rintangan alam dan
pergerakan hewan di alam bebas. Ketiga wilayah di Indonesia memiliki
keunikan dan ciri khas keragaman binatang dan tanaman yang ada di alam
bebas.
Alfred Russel Wallace dan Max Wilhelm Carl Weber adalah orang-
orang yang mengelompokkan tipe flora dan fauna Indonesia ke dalam tiga
kelompok, yaitu :
1. Fauna Asiatis
14. 14
Wilayah = Indonesia bagian barat (sumatera, jawa, kalimantan hingga
selat makassar dan selat lombok) Hewan = badak, harimau, orangutan,
gajah, dsb.
2. Fauna Peralihan dan Fauna Asli
Wilayah = Indonesia bagian tengah (sulawesi dan nusa tenggara) Hewan =
Babi rusa, kuskus, burung maleo, kera, dll.
3. Fauna Australis
Wilayah = Indonesia bagian timur (papua) Binatang = Burung
cendrawasih, burung kakatua, kangguru, dsb.
Dalam peta persebaran flora dan fauna Indonesia : Antara fauna tipe
asiatis dan peralihan terdapat garis wallace. Antara fauna tipe peralihan dan
tipe australis terdapat garis weber.
Kondisi flora dan fauna di setiap daerah dipengaruhi oleh banyak hal
seperti :
1. Tinggi rendah dari permukaan laut
2. Jenis tanah
3. Jenis hutan
4. Iklim
5. Pengaruh manusia, dan lain-lain
2. Mineral Indonesia
a. Karakteristik Sumberdaya Mineral di Indonesia
Penyebaran mineral di Indonesia tidak merata sesuai kondisi
geologi di sepanjang bentang kepulauan nusantara. Perkembangan ilmu
geologi telah memberikan gambaran tentang cara terjadinya mineral dan
berbagai faktor yang mengendalikannya. Dengan mengetahui faktor –
faktor geologi, penyebaran mineral itu dapat diperkirakan. Karena itu
diperlukan pengetahuan tentang kondisi geologi yang mencakup seluruh
wilayah Indonesia.
15. 15
Melalui pemetaan geologi, baik secara remote sensing
(penginderaan jarak jauh) maupun dari hasil ground truth (kenyataan
lapangan), Indonesia telah memiliki peta geologi yang mencakup seluruh
wilayah Indonesia. Berdasar peta geologi tersebut para ahli dapat
menyusun berbagai teori atau hipotesis dalam tujuan pencarian mineral,
sebab pembentukan mineral berkaitan dengan berbagai proses geologis.
Berdasar teori geologi terbaru yang dikenal dengan teori tektonik
global dan teori tektonik lempeng, maka jalur – jalur magmatik yang
membawa cebakan mineral di kepulauan Indonesia telah dapat diketahui
dan diprediksi letaknya. Pemetaan geologi yang selesai pada tahun 1995
memanfaatkan teori tersebut dalam menelusuri penyebaran batuan,
menyimpulkan bahwa di Indonesia terdapat 15 jalur mineralisasi logam
dasar, sebagai dasar karakteristik sumberdaya mineral di Indonesia.
Pembentukan mineral logam sangat erat kaitannya dengan proses
magmatik. Lingkungan pembentukan mineral logam umumnya dijumpai
di dalam batuan vulkanik. Hal ini dapat dipahami karena proses magmatik
berlangsung simultan dengan kegiatan gunung api. Sebagai akibat erosi
yang intensif, batuan magmatik tersebut dapat muncul ke permukaan dan
hanya menyisakan sedikit batuan vulkanik. Jika permukaan erosi tersebut
tepat berada pada zona mineralisasi, maka mineral logam telah tersingkap
dan sangat mudah untuk diperoleh.
b. Potensi Sumberdaya Mineral di Indonesia
Mineral yang dipakai sehari – hari dalam kehidupan umat manusia
tidak semuanya terdapat di Indonesia. Diperkirakan hanya 30% atau 30.
Macam mineral utama terdapat di Indonesia. Mineral tersebut adalah
emas, perak, tembaga, nikel, timah putih, timah hitam, alumunium, besi,
mangan, chromit, minyak bumi, gas bumi, batubara, yodium, berbagai
garam, berbagai mineral industri (asbes, bentonit, zeolit, belerang, fosfat,
batu gamping dll), batu mulia, termasuk intan, dan bahan bangunan.
16. 16
Mineral langka masih belum diketahui di Indonesia, demikian juga
uranium, hingga saat ini belum tersedia data yang rinci mengenainya.
Beberapa mineral telah menjadi andalan sektor pertambangan di
Indonesia. Produksi dan cadangannya juga cukup besar. Timah, misalnya,
memproduksi sekitar 15% produksi dunia, sementara cadangannya lebih
kurang 8% cadangan dunia. Cadangan nikel mencapai 15% cadangan
dunia, tetapi produksinya baru mencapai 10% produksi dunia. Berikut ini
disampaikan beberapa angka mengenai mineral andalan Indonesia, disertai
pula beserta cadangan potensinya. Klasifikasi yang dipakai adalah
klasifikasi Mckelvey (1973). Angka – angka tersebut disampaikan dalam
bentuk tabel berikut :
Tabel 2.1. Perbandingan Taksiran Cadangan Mineral Indonesia
dan Dunia
Nama Mineral
Taksiran cadangan
Perbandingan
Indonesia Dunia
1. Timah 865 ton 11.100.000 ton 8%
2. Nikel 15 juta ton 100 juta ton 14%
3. Tembaga 6 juta ton 126 juta ton 5%
4. Batubara 32 milyar ton 663 milyar ton 2%
5. Alumunium 934 juta ton 139.000 juta ton 0,7%
6. Minyak bumi 9,1 milyar barrel 916,6 milyar barrel 1%
7. Gas bumi 0,138 juta BSCF 6,9 juta BSCF 2%
Potensi minyak dan gas bumi terkandung dalam 60 cekungan dan
baru 25% yang dieksploitasi. Menurut perkiraan, sumberdaya minyak
bumi mencapai lebih kurang 70 – 72 milyar barrel, sedangkan yang sudah
diteliti dan sudah dapat digolongkan sebagai cadangan baru kurang lebih
9–10 milyar barrel. Sumberdaya dan cadangan minyak bumi Indonesia
17. 17
akan bertambah terus bila eksplorasi terus dilakukan. Belum lagi potensi
yang mungkin ada di dalam batuan yang lebih tua (batuan Pra-Tersier),
karena sejauh ini minyak dan gas bumi baru diproduksi dari batuan
berumur Tersier karena lebih dangkal letaknya. Demikian pula potensi
sumberdaya mineral lainnya yang masih bisa untuk dikembangkan.
c. Pentingnya Kebijakan Pemerintah Dalam Mengelola Sumberdaya Mineral
Di Indonesia
Pertambangan minyak dan gas bumi pernah menjadi soko guru
perekonomian pemerintah. Namun karena kurangnya eksplorasi di bidang
migas ini telah menyebabkan kita harus mengimpor minyak mentah untuk
menutup defisit konsumsi BBM yang setiap tahun meningkat 6-7%.
Padahal sebelum krisis besar tahun 1998 dengan adanya iklim investasi di
sektor pertambangan yang cukup kondusif, di sektor pertambangan umum
banyak PMA yang masuk. Meski masih didominasi oleh PMA seperti
Freeport, INCO dan Newmont Mining karena investasi memerlukan
modal besar dan teknologi canggih. Namun belakangan tumbuh pula
perusahaan swasta seperti Medco, perusahaan nasional seperti Pertamina
dan sejumlah BUMN dominan seperti Aneka Tambang dan Batu Bara.
Namun kontribusi sektor tambang terhadap pendapatan negara
hanya mencapai 4 persen pada tahun 2005, akibat sebagian besar produksi
mineral diekspor dalam bentuk bahan mentah seperti emas, nikel, timah,
boksit, dan batubara. Setelah hampir 40 tahun indonesia mengelola sektor
tambang ternyata masih belum mampu mengembangkan industri hilir
berbahan baku mineral. Hal inilah yang menyebabkan sektor tambang
tidak memberikan value added yang nyata buat perekonomian nasional.
18. 18
Dengan telah mengetahui karakteristik dan potensi sumberdaya
mineral di Indonesia, Pemerintah sebenarnya dapat mengambil langkah
kebijakan yang paling strategis dalam pengelolaannya. Kebijakan tersebut
hendaknya disusun secara cermat dan hati – hati karena kesempatan untuk
memanfaatkannya hanya satu kali, sekali keliru dalam menetapkan
kebijakan, sumberdaya tersebut akan hilang untuk selama – lamanya. Jika
hanya mengikuti pesanan negara maju, selamanya Indonesia hanya akan
menjadi wilayah pengerukan. Tanpa perubahan drastis dan mendasar,
kemiskinan dan kerusakan lingkungan akan selamanya menjadi wajah
sektor pertambangan di Indonesia.
Pemerintah sebagai pelaksana dari peraturan perundangan, sudah
seharusnya segera membenahi sektor tambang agar bisa memberikan
kontribusi yang lebih signifikan terhadap perekonomian negara sekaligus
tanpa mengorbankan keselamatan rakyat dan lingkungan.