2. GGK (Gagal Ginjal Kronik) / CKD (Chronic
Kidney Disease)
• Penurunan faal ginjal yang menahun dan umumnya
irreversible. Akibat yang terjadi adalah
ketidakseimbangan metabolisme cairan dan elektrolit
yang timbul karena adanya penurunan fungsi
glomerolus akibat banyaknya nefron yang rusak
sehingga ginjal tidak dapat menjalankan fungsinya
secara normal.
• Penurunan fungsi ginjal dapat diukur melalui
penurunan laju filtrasi glomerolus (LFG) yang
berfungsi sebagai indicator kemampuan ginjal dalam
menyaring darah.
3. GAGAL GINJAL KRONIK
Adalah penurunan progresif dari
fungsi jaringan ginjal secara
permanen (irreversible), dimana
ginjal tidak mampu lagi
mempertahankan keseimbangan
lingkungan internal tubuh
4. Etiologi
Etiologi GGK sangat bermacam-macam dan kompleks.
• Penyakit infeksi ginjal (glomerulonefritis, pyelonefritis)
• ARF
• Penyakit ginjal polikistik
• Obstruksi ginjal (neoplasma), prostate, striktura
• Nefrotoksik (analgetik, kanamisin)
• Penyakit sistemik (DM, Hipertensi, SLE, Gout)
5. Patofisiologi
• Terjadi kerusakan dan penurunan progresif fungsi nefron. Saat terjadi penurunan
nilai GFR dan klirens serum ureum dan kreatinin meningkat.
• Nefron yang masih sehat mengalami hipertropi karena terus menggantikan
semua fungsi nefron yang rusak. Hal ini menyebabkan ginjal kehilangan
kemampuan untuk memekatkan urine secara baik.
• Ginjal berupaya untuk mengeluarkan larutan urine dalam jumlah besar sehingga
pasien mengalami kekurangan cairan tubuh.
• Kerusakan nefron terus terjadi, diikuti laju filtrasi ginjal terus menurun.
• Tubuh tidak mampu lagi membuang air, garam, dan produk-produk sampah
lainya melalui ginjal. Jika laju filtrasi ginjal < 10 – 20 mL/mnt secara klinis akan
terlihat uremia dan tanda-tanda toksik akibat produk sampah semakin terlihat.
6. Penyebab
Kerusakan Nefron
Kehilangan fungsi ginjal sebagian
Menurunya GFR dan Clearance
Meningkatkan fungsi ginjal yang masih normal
Sisa yang normal hypertrofi
Filtrasi solute meningkat
Fungsi mengkonsentrasi urine menurun
Ekskresi hydrogen ↓ Asidosis metabolic
Ekskresi fosfat ↓ Hyperfosfatemia
Ekskresi kalium ↓ Hyperkalemia
Reabsorbsi Na ↓ Retensi air
Ekskresi sampah Nitrogen ↓ Uremia
Pasien kehilangan cairan tubuh
Perfusi pembuluh darah ginjal menurun
Kerusakan renal meningkat, jumlah nefron normal menurun
Perfusi pembuluh darah ginjal menurun
Total GFR menurun lebih lanjut
Tubuh tidak mampu membuang sisa garam dan sisa
metabolisme melalui ginjal
Syndrome Uremia
(GFR 10 – 20 mL/mnt)
Pasien mengalami Kehilangan fungsi non sekresi ginjal :
Kerusakan fungsi insulin
Kegagalan produksi erytropoetin
Kegagalan mengaktifkan kalsium
Gangguan reproduksi
Gangguan immunitas
Fungsi reabsorbsi tubulus menurun secara berangsur
Ekskresi urin meningkat, cair (Poliuria)
8. GANGGUAN FUNGSI
NON SEKRESI
Gangguan reproduksi
Penurunan imunitas
Peningkatan lipid
Kerusakan aksi insulin
Gangguan produksi erythropoeitin
Gangguan korversi Calsium
9. TAHAPAN GAGAL GINJAL
• Normal TKK = 100 - 76ml/mt.
• Insufisiensi ginjal kronik
TKK = 75 – 26 ml/mt.
• Gagal ginjal kronik TKK= 25 –6 ml/mt.
• Gagal ginjal terminal TKK = <6 ml/mt.
10. Tahapan Penurunan Fungsi Ginjal
Tingkat tes klirens kreatinin dianggap mendekati laju filtrasi glomerolus (CCT = LFG).
Gagal ginjal kronik dibagi sesuai dengan tahapan :
• Penurunan Cadangan (faal ginjal <100% - 75 %, CCT : 75 mL/mnt)
– Pasien belum ada keluhan, ekskresi dan regulasi masih dapat dipertahankan
• Insufisiensi Ginjal (faal ginjal <75% - 25%, TKK / CCT : 25 – 75 mL/mnt)
– Pasien sudah mulai ada keluhan yang berhubungan dengan oliguria, overhidrasi,
udem periferi, asidosis, hiperkalemia, anemia, hipertensi.
• Gagal Ginjal Kronik (faal ginjal <25% - 10%)
– Gambaran klinis dan laboratorium makin nyata. Peningkatan kadar ureum, kreatinin
serum, anemia.
• Gagal Ginjal Terminal / GGT
– Faal ginjal < 10%, CCT < 10 mL/mnt.
11. Manifestasi Klinis
No. Sistem Manifestasi Penyebab
1. Integumen
a. Kulit
b. Kuku
c. Rambut
Kulit kekuningan
Pucat / pallor
Pruritas
Kering dan bersisik
Tipis dan rapuh
Kering, rapuh
Penimbunan urochrom
Anemia
Penurunan aktifitas kelenjar keringat (semua kelenjar)
Endapan fosfat
Terbuangnya protein dan Ca menurun
Aktifitas semua kelenjar menurun
Terbuangnya protein
2. Gastro inestestinal
a. Oral
b. Lambung
Halitosis / fetor uremicum
Perdarahan gusi, stomatitis
Mual, muntah, anoreksia, gastritis,
ulcreation
o Urea diubah menjadi uremic oleh bakteri mulut
o Perubahan aktifitas platelet
o Serum ureumtoxin akibat bakteri usus
o Mukosa usus lembab
3. Cardiovaskuler Hipertensi, oedem
Congestive heart failure
Arteriosklerosis heart disease
Perikarditis
Overload cairan mekanisme rennin angiotensin
Kelebihan cairan, anemia
Hipertensi kronis, pengapuran jaringan lunak
Toxin uremic dalam pericardium
4. Pulmonary Uremic “lung” atau pneumonia Toxin uremic dalam pleura dan jaringan paru
Retensi asam organic hasil metabolisme
Toxin uremic
12. Manifestasi Klinis
5
.
Asam basa Asidosis metabolic Ketidakseimbangan elektrolit
Retensi asam organic hasil metabolisme
6
.
Neurologic Letih, lesu, sakit kepala, gangguan
tidur, gangguan otot /kejang, pegal
Toxin uremic
Ketidakseimbangan elektrolit
7
.
Hematologik Anemia
Perdarahan
Penekanan produksi RBC
Penurunan waktu hidup RBC
Perdarahan
Dialysis
Defisiensi Fe
8
.
Metabolik Intoleransi KH
Hiperlipidemia
Hiperparatiroid
Infertility
Sexual disfunction
Menurunya libido + ereksi
Menurunya menstruasi s/d amenorhoc
Menurunya sensitifitas insulin di dalam jaringan perifer
Penundaan produksi insulin oleh pancreas
Meningkatnya waktu hidup insulin
Meningkatnya produksi serum bringliserial
Produksi glyserial meningkat dalam hati karena insulin meningkat
Meningkatnya produksi serum trigliserid
Produk glyserides meningkat dlm hati akibat dari insulin meningkat
Fosfat dlm serum meningkat Ca+ dlm serum menurun
merangsang paratiroid
Mekanisme belum jelas
Produksi testosterone dan spermatogenesis menurun
Rangsangan paratiroid meningkat
20. Neuro & Psikologi
Peripheral neurophati
Mudah lupa
Mudah tersinggung
Stress berat
Perubahan kepribadian
Depresi/agitasi
Tergantung pada orang lain
21. Penatalaksanaan
Mempertahankan fungsi ginjal yang tersisa
Menunda pelaksanaan dialysis atau
transplantasi
Memperbaiki kimia tubuh
Menurunkan keluhan ekstra renal sebanyak
mungkin dan
Meningkatkan kualitas hidup klien.
22. Tujuan Dialysis
Membuang sisa produk protein : ureum,
creatinin
Mempertahanakn batas aman elektrolit
Koreksi asidosis
Membuang cairan tubuh yang berlebihan
26. Diagnosis keperawatan
Kelebihan volume cairan b/d penurunan filtrasi ginjal
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d
anoreksia, mual muntah, pembatasan diet
Intoleransi aktifitas b/d kelemahan
Gangguan pola nafas berhubungan dengan ascites,
edema paru
Kerusakan integritas kulit b/d edema, deposit ureum
di kulit
Risiko penuruan curah jantung b/d kelebihan cairan
27. Diagnosis kep….
Resiko cedera b/d kelemahan, kelainan profil
darah, gangguan penglihatan
Gangguan proses pikir b/d akumulasi zat toksik
dalam otak
Cemas berhubungan dengan kehilangan fungsi
kesehatan
Kurang pengetahuan tentang perawatan dan
pengobatan
Koping tidak efektif: individu b/d proses
kehilangan fungsi kesehatan
28. Diagnosis kep….
• Risiko infeksi b/d depresi sistem imunologi skunder
akibat uremia
• Risiko ketidakefektifan perlindungan b/d profil darah
abnormal (anemia, kerusakan faktor pembekuan)
• Kerusakan proses pikir b/d perubahan fisiologis
(akumulasi toksin dalam tubuh)
• Risiko kerusakan membran mukosa b/d penurunan
salivasi dan pembatasan cairan
29. Kelebihan volume cairan b/d penurunan
filtrasi ginjal
NOC
• Beratnya kelebihan cairan
NIC
• Manajemen cairan dan
elektrolit
30. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
b/d anoreksia, mual muntah, pembatasan diet
NOC
• Status nutrisi
NIC
• Terapi nutrisi
31.
32. Prinsip intervensi
Monitor tanda vital & berat badan
Monitor intake-output
Cegah komplikasi
Edukasi klien dan keluarganya: aktifitas,
nutrisi, pembatasan cairan, penimbangan
berat badan, pengukuran tekanan darah
Konseling klien dan keluarganya
33. Prioritas Keperawatan GGK secara
umum adalah :
Mempertahankan homeostasis
Mencegah komplikasi
Memberikan informasi
mendukung keputusan klien terhadap
perubahan gaya hidup.