SlideShare a Scribd company logo
1 of 47
Download to read offline
Pelajaran Tajwid i
PELAJARAN
TAJWID
QAIDAH BAGAIMANA MESTINYA
MEMBACA AL-QURAN
UNTUK PELAJARAN PERMULAAN
I. ZARKASYI
a|wPublisher
http://agusw.penamedia.com
Pelajaran Tajwidii
Pelajaran Tajwid i
PELAJARAN
TAJWID
QAIDAH BAGAIMANA MESTINYA
MEMBACA AL-QURAN
UNTUK PELAJARAN PERMULAAN
"Tidak di perkenankan mencetak,
copy-paste maupun menyebarkannya
sebagian atau seluruh buku dalam
format PDF ini untuk kepentingan
komersial"
Team Pusat Konsultasi Syariah
a|wPublisher
Surabaya
Pelajaran Tajwidii
Judul E-book :
PELAJARAN TAJWID
Qaidah Bagaimana Mestinya Membaca Al-Quran
Penulis :
I. ZARKASYI
Penerbit Buku Tercetak :
Trimurti Gontor Ponorogo
Cetakan ke-23,
1 Ramadhan 1407 H / 29 April 1987
PDF Editor, Layout, & Setting :
Agus Waluyo
Font :
Verdana 08
Traditional Arabic 15
Publikasi
a|wPublisher
http://agusw.penamedia.com atau
http://agusw.cjb.net
http://liriknasyid.com
e-mail : kank_agus@yahoo.com
Yahoo! Messengers : kank_agus
Edisi 01, 24 Ramadhan 1426 H (28/10/05)
Pelajaran Tajwid iii
PENGANTAR PDF
Alhamdulillah, walaupun ditengah-tengah
mengerjakan ibadah puasa, saya masih diberi
kemudahan menyelesaikan PDF Ilmu Tajwid.
Saya ketik kembali buku ini karena ilmu
tajwid merupakan ilmu yang harus diketahui
oleh semua orang yang beragama Islam. Saya
berharap versi PDF ini tidak mematikan penerbit
lokal dan pengarang untuk menuliskan bukunya.
Sehingga saya harapkan pihak pembaca ke toko
buku dahulu untuk mencarinya karena harganya
cukup murah.
Versi PDF ini bukanlah merupakan versi
penuh buku tersebut, tetapi bagian ulangan dan
latihan yang tercantum pada setiap bab-nya
sengaja tidak saya tulis kembali, supaya pihak
pembaca membeli buku aslinya.
Semoga versi PDF ini menambah wawasan
kita tentang ilmu tajwid. Namun demikian jika
pihak penerbit serta pengarang merasa dirugikan
mohon konfirmasinya, maka buku ini akan saya
turunkan pemuatannya, dan jika ada yang
menemukan kesalahan tulisan pada versi PDF
ini, di mohon memberitahukan kepada editor.
(Agus Waluyo)
home page : http://agusw.penamedia.com
e-mail : kank_agus@yahoo.com
Pelajaran Tajwidiv
MUKADDIMAH PENULIS
ِ‫ﺑ‬‫ﺴ‬‫ﺣ‬‫ﺮ‬‫ﺍﻟ‬ ِ‫ﷲ‬‫ﺍ‬ ِ‫ﻢ‬ٰ‫ﻤ‬ِ‫ﻢ‬‫ﻴ‬ِ‫ﺣ‬‫ﺮ‬‫ﺍﻟ‬ ِ‫ﻦ‬
‫ﺪﻧﺎ‬‫ﻴ‬‫ﺳ‬ ‫ﻋﻠﻰ‬ ‫ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ‬ ‫ﻭﺍﻟﺼﻼﺓ‬ ‫ﺍﻟﻌﺎﳌﲔ‬ ‫ﺭﺏ‬ ‫ﷲ‬ ‫ﺍﳊﻤﺪ‬
‫ﺃﲨﻌﲔ‬ ‫ﻭﺻﺤﺒﻪ‬ ‫ﺍﻟﻪ‬ ‫ﻭﻋﻠﻰ‬ ‫ﳏﻤﺪ‬.‫ﺃﻣﺎﺑﻌﺪﺍ‬
Buku kecil ini saya susun setelah agak lama
mencoba mencari jalan yang paling mudah untuk
memberi pengertian dan pengajaran Ilmu Tajwid
khususnya kepada anak-anak yang baru mulai
betul dalam pelajaran ini.
Sesudah selesai buku ini disusun,
dipakailah untuk mengajar berulang-ulang.
Sedang hasilnya boleh dikatakan memuaskan.
Itu sebabnya, maka buku ini saya
perbaharui dan saya perbaiki, dengan menam-
bah mana yang kurang dan meninggalkan mana
yang belum waktunya diberikan kepada tingkat
permulaan ini.
Sekianlah, mudah-mudahan maksud saya
dan maksud Ilmu Tajwid dalam berkhidmad
memperbaiki atau memelihara pembacaan Al-
Quran, dapat tercapai dengan keredhaan Illahi.
Amin
Wassalam,
Gontor, 15 Ramadhan 1374 / 7 Mei 1955
Pelajaran Tajwid v
DAFTAR ISI
PENGANTAR PDF.......................................... iii
MUKADDIMAH PENULIS ................................. iv
DAFTAR ISI...................................................v
PELAJARAN PENDAHULUAN .............................1
PASAL KESATU Hal Sukun Dan Tanwin .............2
PASAL KEDUA Hal Mim Sukun ........................7
PASAL KETIGA Hal Mim Tasydid dan
Nun Tasydid ........................................9
PASAL KEEMPAT Hal Lam Ta’rief ...................10
PASAL KELIMA Hal Laam Tebal Dan Tipis ........13
PASAL KEENAM Id-Gham Mutamatsilain..........14
PASAL KETUJUH Id-Gham Mutaqaribain ..........16
PASAL KEDELAPAN Id-Gham Mutajanisain.......17
PASAL KESEMBILAN Hal Bacaan Panjang
Atau Mad ..........................................19
PASAL KESEPULUH Hal Membaca Ra’..............29
PASAL KESEBELAS Hal Qalqalah ....................33
PASAL KEDUABELAS Hal Waqaf .....................34
PENUTUP ....................................................37
Pelajaran Tajwid 1
PELAJARAN PENDAHULUAN
1. Ilmu Tajwid ialah pengetahuan tentang
kaidah serta cara-cara membaca Al-Quran
dengan sebaik-baiknya.
2. Tujuan ilmu tajwid ialah memelihara bacaan
Al-Quran dari kesalahan dan perubahan serta
memelihara lisan (mulut) dari kesalahan
membaca.
3. Yang terutama dibahas atau dipelajari dalam
ilmu tajwid ialah huruf-huruf hijaiyah yang
29, dalam bermacam-macam harakah
(barisnya) serta dalam bermacam-macam
hubungan.
4. Huruf yang 29 itu ialah :
‫ﺭ‬ ‫ﺫ‬ ‫ﺩ‬ ‫ﺥ‬ ‫ﺡ‬ ‫ﺝ‬ ‫ﺙ‬ ‫ﺕ‬ ‫ﺏ‬ ‫ﺍ‬
‫ﺹ‬ ‫ﺵ‬ ‫ﺱ‬ ‫ﺯ‬‫ﻑ‬ ‫ﻍ‬ ‫ﻉ‬ ‫ﻅ‬ ‫ﻁ‬ ‫ﺽ‬
‫ﻙ‬ ‫ﻕ‬‫ﻯ‬ ‫ﺀ‬ ‫ﻩ‬ ‫ﻭ‬ ‫ﻥ‬ ‫ﻡ‬ ‫ﻝ‬
Apabila disebut huruf hijaiyah yang 28,
maksudnya ialah huruf yang disebut diatas,
selain huruf alif.
5. Belajar ilmu tajwid itu hukumnya fardlu
kifayah, sedang membaca Al-Quran dengan
baik (sesuai dengan ilmu tajwid) itu
hukumnya Fardlu ‘Ain.
Pelajaran Tajwid2
PASAL KESATU
Hal Sukun Dan Tanwin
Hukum nun sukun (‫ﹾ‬‫ﻥ‬) dan tanwin ( ًٌٍ ) itu ada
lima macam :
1. Manakala ada nun sukun nun sukun (‫ﹾ‬‫ﻥ‬) atau
tanwin ( ًٌٍ ) bertemu dengan salah satu
huruf halqi ( ‫ﺣ‬‫ﺮ‬‫ﻭ‬‫ﻑ‬‫ﺣ‬‫ﹾ‬‫ﻠ‬ِ‫ﻘ‬‫ﻰ‬ ) yang enam,
yakni: hamzah, haa, haa’, ‘ain, ghain, dan
khaa’ ( ‫ﺥ‬ ‫ﻍ‬ ‫ﻉ‬ ‫ﺡ‬ ‫ﻩ‬ ‫ﺀ‬) maka bacaannya
adalah
IDH-HAR HALQI (‫ِﻰ‬‫ﻘ‬‫ﹾ‬‫ﻠ‬‫ﺣ‬ ‫ﺭ‬‫ﺎ‬‫ﻬ‬‫ﹾ‬‫ﻇ‬ِ‫ﺇ‬).
artinya : harus dibaca dengan terang dan
jelas, sebab bertemu dengan huruf halqi.
Umpamanya :
‫ﻣ‬‫ﻦ‬‫ﻣ‬‫ﺁ‬‫ﻦ‬.ِ‫ﻣ‬‫ﻨ‬‫ﻪ‬.‫ﹶ‬‫ﻏ‬‫ﹸ‬‫ﻔ‬‫ﺮ‬‫ﺣ‬ِ‫ﻠ‬‫ﻴ‬‫ﻢ‬.‫ﺳ‬ِ‫ﻤ‬‫ﻴ‬‫ﻊ‬‫ﻋ‬ِ‫ﻠ‬‫ﻴ‬‫ﻢ‬
dan lain sebagainya.
Keterangan :
Idh-har artinya menerangkan atau menje-
laskan.
Halqi artinya kerongkongan.
Pelajaran Tajwid 3
Huruf enam itu disebut huruf halqi, karena
makhrajnya atau tempat keluarnya suara
dari mulut, ada pada kerongkongan atau
tenggorokan.
2. Apabila ada nun sukun atau tanwin bertemu
dengan salah satu huruf : yaa’, nun, mim,
dan wau, (‫ﻭ‬ ‫ﻡ‬ ‫ﻥ‬ ‫ﻯ‬) maka hukum bacaannya
disebut :
ID-GHAM BI-GUNNAH (‫ﹾ‬‫ﺔ‬‫ﻨ‬‫ﻐ‬ِ‫ﺑ‬ ‫ﻡ‬‫ﹶﺎ‬‫ﻏ‬‫ﺩ‬ِ‫ﺇ‬)
Id-gham artinya memasukkan atau men-
tasydidkan.
Bi-ghunnah artinya : dengan mendengung.
Jadi harus dimasukkan atau ditasydidkan ke
dalam salah satu huruf yang empat itu,
dengan suara mendengung.
Umpamanya
ٍ‫ﺭ‬‫ﻮ‬‫ﻧ‬ ‫ﻦ‬ِ‫ﻣ‬.‫ﻣ‬‫ﻦ‬‫ﻣ‬‫ﻨ‬‫ﻊ‬.‫ﻣ‬‫ﻦ‬‫ﻳ‬‫ﹸ‬‫ﻘ‬‫ﻮ‬‫ﹸ‬‫ﻝ‬.ِ‫ﻣ‬‫ﻦ‬‫ﻭ‬ِ‫ﻟ‬‫ﻲ‬‫ﻭ‬‫ﹶ‬‫ﻻ‬‫ﻧ‬ِ‫ﺼ‬‫ﻴ‬ٍ‫ﺮ‬
Akan tetapi apabila nun sukun dan tanwin
bertemu dengan salah satu huruf yang empat
tersebut di atas di dalam satu perkataan
(kalimah) maka bukanlah bacaan id-gham,
artinya tidak dibaca id-gham, dan tidak
ditasydidkan, bahkan harus dibaca dengan
terang atau id-har (‫ﺭ‬‫ﺎ‬‫ﻬ‬‫ﹾ‬‫ﻇ‬ِ‫ﺇ‬) dan disebut
IDH-HAR WAJIB ( ‫ﹾ‬‫ﻇ‬ِ‫ﺇ‬‫ﻭ‬ ‫ﺭ‬‫ﺎ‬‫ﻬ‬ِ‫ﺟ‬‫ﺍ‬‫ﺐ‬ )
Pelajaran Tajwid4
Umpamanya :
‫ﺎ‬‫ﻴ‬‫ﻧ‬‫ﺩ‬.‫ﹲ‬‫ﻥ‬‫ﺍ‬‫ﻮ‬‫ﻨ‬ِ‫ﺻ‬.‫ﹲ‬‫ﻥ‬‫ﺎ‬‫ﻴ‬‫ﻨ‬‫ﺑ‬
dan lain sebagainya.
3. Apabila ada nun sukun dan tanwin bertemu
dengan salah satu dari huruf : lam (‫ﻝ‬) atau
ra’ (‫ﺭ‬) maka hukum bacaanya disebut :
ID-GHAM BILA GHUNNAH (‫ﹾ‬‫ﺔ‬‫ﻨ‬‫ﹸ‬‫ﻏ‬ ‫ﹶ‬‫ﻼ‬ِ‫ﺑ‬ ‫ﻡ‬‫ﹶﺎ‬‫ﻏ‬‫ﺩ‬ِ‫ﺇ‬)
Id-gham artinya : memasukkan atau men-
tasydidkan.
Bila Ghunnah artinya : dengan tidak men-
dengung.
Umpamanya :
‫ﻣ‬‫ﻢ‬‫ﹶ‬‫ﻟ‬ ‫ﻦ‬ dibaca ‫ﻣ‬‫ﱠ‬‫ﻠ‬‫ﻢ‬
ِ‫ﻣ‬‫ﻦ‬‫ﺭ‬‫ﺑ‬ِ‫ﻬ‬‫ﻢ‬ dibaca ِ‫ﻣ‬‫ﺮ‬‫ﺑ‬ِ‫ﻬ‬‫ﻢ‬
misalnya lagi :
‫ﹰﺎ‬‫ﻗ‬‫ﺯ‬ِ‫ﺭ‬ ٍ‫ﺓ‬‫ﺮ‬‫ﻤ‬‫ﹶ‬‫ﺛ‬ ‫ﻦ‬ِ‫ﻣ‬.‫ﹶ‬‫ﻥ‬‫ﻮ‬‫ﻤ‬‫ﹶ‬‫ﻠ‬‫ﻌ‬‫ﻳ‬ ‫ﹶ‬‫ﻻ‬ ‫ﻦ‬ِ‫ﻜ‬‫ﹶ‬‫ﻟ‬‫ﻭ‬
dan lain sebagainya.
4. Apabila ada nun sukun atau tanwin bertemu
dengan baa’ (‫ﺏ‬) maka hukum bacaanya
disebut IQLAB (‫ﺏ‬‫ﹶ‬‫ﻼ‬‫ﹾ‬‫ﻗ‬ِ‫ﺇ‬)
Pelajaran Tajwid 5
Iqlab artinya : membalik atau menukar.
Tegasnya huruf nun atau tanwin itu
membacanya ketika itu dibalik (ditukar)
menjadi (‫ﻡ‬).
Umpamanya :
‫ﺳ‬ِ‫ﻤ‬‫ﻴ‬‫ﻊ‬‫ﺑ‬ِ‫ﺼ‬‫ﻴ‬‫ﺮ‬.‫ﺗ‬‫ﻨ‬ِ‫ﺒ‬‫ﻴ‬‫ﻪ‬.‫ﹶ‬‫ﻛ‬ِ‫ﺮ‬ٍ‫ﻡ‬‫ﺍ‬‫ﺑ‬‫ﺮ‬‫ﺭ‬ٍ‫ﺓ‬
dan lain sebagainya.
5. Apabila ada nun sukun atau tanwin bertemu
dengan salah satu dari huruf 15 tersebut di
bawah ini, maka hukum bacaannya disebut :
IKHFAA’ HAQIQI (‫ِﻰ‬‫ﻘ‬‫ﻴ‬ِ‫ﻘ‬‫ﺣ‬ ْ‫ﺀ‬‫ﹶﺎ‬‫ﻔ‬‫ﺧ‬ِ‫ﺇ‬)
Ikhfaa’ artinya : menyamar atau menyem-
bunyikan.
Haqiqi artinya : sungguh-sungguh atau
benar-benar.
Dan cara membacanya adalah samar-samar
antara Idh-har (‫ﺭ‬‫ﺎ‬‫ﻬ‬‫ﹾ‬‫ﻇ‬ِ‫ﺇ‬) dengan Id-gham
(‫ﻡ‬‫ﹶﺎ‬‫ﻏ‬‫ﺩ‬ِ‫ﺇ‬). Artinya harus terang, tetapi
disambung dengan huruf yang di mukanya
dengan mendengung.
Huruf 15 itu ialah :
‫ﻙ‬ ‫ﻕ‬ ‫ﻑ‬ ‫ﻅ‬ ‫ﻁ‬ ‫ﺽ‬ ‫ﺽ‬ ‫ﺵ‬ ‫ﺱ‬ ‫ﺯ‬ ‫ﺫ‬ ‫ﺩ‬ ‫ﺝ‬ ‫ﺙ‬ ‫ﺕ‬
Huruf-huruf itu ialah semua huruf hijaiyah
(semua huruf Arab), selain dari huruf Idh-har
Halqi, Id-gham bi-ghunnah, Id-gham bila-
Pelajaran Tajwid6
ghunnah dan Iqlab.
Umpamanya :
ٍ‫ﻉ‬‫ﻮ‬‫ﺟ‬ ‫ﻦ‬ِ‫ﻣ‬.‫ﻖ‬ِ‫ﻄ‬‫ﻨ‬‫ﻳ‬.‫ﺩ‬‫ﺍ‬‫ﺪ‬‫ﻧ‬‫ﹶ‬‫ﺃ‬.‫ﻢ‬‫ﹸ‬‫ﻜ‬‫ﻨ‬ِ‫ﻣ‬.‫ﻢ‬‫ﹸ‬‫ﻜ‬‫ﺴ‬‫ﹸ‬‫ﻔ‬‫ﻧ‬‫ﹶ‬‫ﺃ‬
Pelajaran Tajwid 7
PASAL KEDUA
Hal Mim Sukun
Hukum bacaan min sukun itu ada tiga macam:
1. Apabila ada min sukun (‫ﻡ‬) bertemu dengan
huruf baa’ (‫ﺏ‬), maka hukum bacaanya
disebut:
IKHFAA’ SYAFAWI (‫ِﻯ‬‫ﻮ‬‫ﹶ‬‫ﻔ‬‫ﺷ‬ ْ‫ﺀ‬‫ﹶﺎ‬‫ﻔ‬‫ﺧ‬ِ‫ﺇ‬)
Membacanya harus samar-samar di bibir dan
didengungkan. Umpamanya
ِ‫ﺼ‬‫ﺘ‬‫ﻋ‬‫ﺍ‬‫ﻢ‬ِ‫ﺑ‬ِ‫ﷲ‬‫ﺎ‬.‫ﻭ‬‫ﻫ‬‫ﻮ‬‫ﻡ‬ِ‫ﺑ‬ِ‫ﻪ‬.‫ﺩ‬‫ﺧ‬‫ﹾ‬‫ﻠ‬‫ﺘ‬‫ﻢ‬ِ‫ﺑ‬ِ‫ﻬ‬‫ﻦ‬
dan lain sebagainya.
2. Apabila ada min sukun (‫ﻡ‬) bertemu dengan
(‫ﻡ‬) maka hukum bacaannya disebut
ID-GHAM MIMI (‫ِﻰ‬‫ﻤ‬‫ﻴ‬ِ‫ﻣ‬ ‫ﻡ‬‫ﹶﺎ‬‫ﻏ‬‫ﺩ‬ِ‫ﺇ‬)
Umpamanya :
‫ﻦ‬ِ‫ﻣ‬ ‫ﻢ‬‫ﻬ‬‫ﹶ‬‫ﻟ‬ ‫ﺎ‬‫ﻣ‬‫ﻭ‬ِ‫ﷲ‬‫ﺍ‬.‫ﹶ‬‫ﻥ‬‫ﻮ‬‫ﺟ‬‫ﺮ‬‫ﺗ‬ ‫ﻦ‬‫ﻣ‬ ‫ﻡ‬‫ﹶ‬‫ﺃ‬
Dan lain sebagainya.
Boleh juga bacaan itu disebut :
ID-GHAM MUTAMATSILAIN
Pelajaran Tajwid8
(‫ﻦ‬‫ﻴ‬‫ﹶ‬‫ﻠ‬ِ‫ﺛ‬ ‫ﺎ‬‫ﻤ‬‫ﺘ‬‫ﻣ‬ ‫ﻡ‬‫ﹶﺎ‬‫ﻏ‬‫ﺩ‬ِ‫ﺇ‬)
Karena sesuai dengan kaidah hukum bacaan
tersebut, sebagaimana yang akan dite-
rangkan pada pasalnya (pdf red: hal 14).
3. Apabila ada mim sukun bertemu dengan
salah satu huruf yang 26, ya’ni semua huruf
hijaiyah selain huruf mim dan baa’ maka
hukum bacaanya disebut :
IDH-HAR SYAFAWI (‫ِﻯ‬‫ﻮ‬‫ﹶ‬‫ﻔ‬‫ﺷ‬ ‫ﺭ‬‫ﺎ‬‫ﻬ‬‫ﹾ‬‫ﻇ‬ِ‫ﺇ‬),
Jadi harus dibaca yang terang di bibir dengan
mulut tertutup. Dan harus lebih dijelaskan
(diidh-harkan) lagi apabila bertemu dengan
huruf wau (‫ﻭ‬) dan faa’ (‫ﻑ‬).
Umpamanya
‫ﺖ‬‫ﻤ‬‫ﻌ‬‫ﻧ‬‫ﹶ‬‫ﺃ‬.‫ﺎ‬‫ﻬ‬‫ﻴ‬ِ‫ﻓ‬ ‫ﻢ‬‫ﻬ‬‫ﹶ‬‫ﻟ‬.‫ﻦ‬‫ﻴ‬‫ﱢ‬‫ﻟ‬‫ﺂ‬‫ﻀ‬‫ﺍﻟ‬ ‫ﹶ‬‫ﻻ‬‫ﻭ‬ ‫ﻢ‬ِ‫ﻬ‬‫ﻴ‬‫ﹶ‬‫ﻠ‬‫ﻋ‬
dan lain sebagainya.
Pelajaran Tajwid 9
PASAL KETIGA
Hal Mim Tasydid dan Nun Tasydid
Apabila ada mim yang bertasydid (‫ﻡ‬) dan nun
yang bertasydid (‫ﹼ‬‫ﻥ‬) maka dibaca dengan
berdengung dan disebut bacaan
GHUNNAH (‫ﹾ‬‫ﺔ‬‫ﻨ‬‫ﹸ‬‫ﻏ‬)
Umpamanya :
‫ﺱ‬‫ﺎ‬‫ﻨ‬‫ﺍﻟ‬.‫ﺭ‬‫ﺎ‬‫ﻨ‬‫ﺍﻟ‬.‫ﱠ‬‫ﻥ‬ِ‫ﺇ‬.‫ﺎ‬‫ﻣ‬‫ﹶ‬‫ﺃ‬.‫ﹸ‬‫ﺔ‬‫ﻨ‬‫ﺠ‬‫ﹾ‬‫ﻟ‬‫ﺍ‬
dan lain sebagainya.
Pelajaran Tajwid10
PASAL KEEMPAT
Hal Lam Ta’rief
Alif dan laam (‫ﹾ‬‫ﻝ‬‫ﹶ‬‫ﺍ‬) yang selalu dihubungkan
dengan perkataan-perkataan (nama benda)
dalam Bahasa Arab, disebut
Laam Ta’rief ( ‫ﹶ‬‫ﻻ‬‫ﻡ‬‫ﺘ‬‫ﺍﻟ‬‫ﻌ‬ِ‫ﺮ‬ِ‫ﻒ‬‫ﻳ‬ ).
1. Apabila ada laam ta’rief (‫ﹾ‬‫ﻝ‬‫ﹶ‬‫ﺍ‬) bertemu/
dihubungkan dengan salah satu huruf 14,
yaitu : hamzah, baa’, ghain, haa’, jiem, kaaf,
wau, khaa’, faa’, ‘ain, qaf, yaa’, miem, haa’.
‫ﻩ‬ ‫ﻡ‬ ‫ﻯ‬ ‫ﻕ‬ ‫ﻉ‬ ‫ﻑ‬ ‫ﺥ‬ ‫ﻭ‬ ‫ﻙ‬ ‫ﺝ‬ ‫ﺡ‬ ‫ﻍ‬ ‫ﺏ‬ ‫ﺀ‬
Maka hukum bacaanya disebut
IDH-HAR QAMARIYAH (‫ﹾ‬‫ﺔ‬‫ﻳ‬ِ‫ﺮ‬‫ﻤ‬‫ﹶ‬‫ﻗ‬ ‫ﺭ‬‫ﺎ‬‫ﻬ‬‫ﹾ‬‫ﻇ‬ِ‫ﺇ‬). Cara
membacanya harus terang. Huruf 14 itu telah
terkumpul dalam kalimat ini :
( ‫ﻒ‬‫ﺧ‬‫ﻭ‬ ‫ﻚ‬‫ﺠ‬‫ﺣ‬ ِ‫ﻎ‬‫ﺑ‬‫ﹶ‬‫ﺃ‬‫ﹾ‬‫ﺔ‬‫ﻤ‬‫ﻴ‬ِ‫ﻘ‬‫ﻋ‬ ).
Huruf 14 itu dinamakan huruf Qamariyah.
Qamar artinya bulan. Qamariyah (‫ﹾ‬‫ﺔ‬‫ﻳ‬ِ‫ﺮ‬‫ﻤ‬‫ﹶ‬‫ﻗ‬)
artinya sebangsa bulan. Karena laam ta’rief
itu di umpamakan bintang, dan huruf itu
diumpamakan bulan. Bintang itu tetap terang
kelihatan, meskipun ada atau bertemu
Pelajaran Tajwid 11
dengan bulan.
Karena itu pula, maka laam ta’rief tadi,
ketika bertemu dengan huruf Qamariyah
harus dibaca terang.
Umpamanya :
‫ﹶ‬‫ﺍ‬َ‫ﻷ‬‫ﻧ‬‫ﻌ‬‫ﻡ‬‫ﺎ‬.‫ﹾ‬‫ﻟ‬‫ﺍ‬ِ‫ﺒ‬‫ﺮ‬.‫ﹾ‬‫ﻟ‬‫ﺍ‬‫ﻐ‬‫ﻤ‬‫ﻡ‬‫ﺎ‬.‫ﹾ‬‫ﻟ‬‫ﺍ‬‫ﺤ‬ِ‫ﻤ‬‫ﻴ‬‫ﻢ‬.‫ﹾ‬‫ﻟ‬‫ﺍ‬‫ﺠ‬‫ﻨ‬‫ﹸ‬‫ﺔ‬
‫ﹾ‬‫ﻟ‬‫ﺍ‬‫ﹶ‬‫ﻜ‬‫ﻮ‬‫ﹶ‬‫ﺛ‬‫ﺮ‬.‫ﹾ‬‫ﻟ‬‫ﺍ‬ِ‫ﻮ‬‫ﹾ‬‫ﻟ‬‫ﺪ‬‫ﹸ‬‫ﻥ‬‫ﺍ‬.‫ﹾ‬‫ﻟ‬‫ﺍ‬‫ﺨ‬‫ﻴ‬‫ﺮ‬.‫ﹾ‬‫ﻟ‬‫ﺍ‬‫ﹶ‬‫ﻘ‬‫ﻤ‬‫ﺮ‬
dan lain sebagainya.
2. Apabila ada laam ta’rief (‫ﹾ‬‫ﻝ‬‫ﹶ‬‫ﺍ‬) bertemu dengan
salah satu huruf 14, yakni semua huruf selain
huruf Qamariyah, maka hukum bacaanya
disebut :
ID-GHAM SYAMSIYAH (‫ﹾ‬‫ﺔ‬‫ﻴ‬ِ‫ﺴ‬‫ﻤ‬‫ﺷ‬ ‫ﻡ‬‫ﹶﺎ‬‫ﻏ‬‫ﺩ‬ِ‫ﺍ‬)
dan cara membacanya harus dimasukkan
(diid-ghamkan) ke dalam salah satu huruf
yang 14 itu.
Huruf yang 14 ini disebut huruf Syamsiyah
(‫ﹾ‬‫ﺔ‬‫ﻴ‬ِ‫ﺴ‬‫ﻤ‬‫ﺷ‬).
Syams artinya matahari, Syamsiyah artinya
sebangsa matahari.
Bintang itu apabila bertemu dengan
matahari, menjadi tidak kelihatan. Demikian
pula laam ta’rief itu apabila bertemu dengan
huruf syamsiyah, menjadi tidak terbaca pula.
Meskipun tulisannya masih ada, dan
kemudian ditasydidkan (dimasukkan) ke
Pelajaran Tajwid12
dalam huruf Syamsiyah.
Umpamanya :
‫ﺴ‬‫ﺍﻟ‬‫ﹶ‬‫ﻼ‬‫ﻡ‬.‫ﺘ‬‫ﺍﻟ‬‫ﻮ‬‫ﺏ‬‫ﺍ‬.‫ﺮ‬‫ﺍﻟ‬ِ‫ﺣ‬‫ﻴ‬‫ﻢ‬.‫ﻭ‬‫ﺸ‬‫ﺍﻟ‬‫ﻤ‬‫ﺲ‬.ِ‫ﺑ‬‫ﺼ‬‫ﺎﻟ‬‫ﺒ‬ِ‫ﺮ‬
‫ﻀ‬‫ﺍﻟ‬‫ﱢ‬‫ﻟ‬‫ﺂ‬‫ﻴ‬‫ﻦ‬.‫ﱠ‬‫ﻈ‬‫ﺍﻟ‬ِ‫ﻟ‬‫ﺎ‬‫ﻤ‬‫ﻮ‬‫ﹶ‬‫ﻥ‬.‫ﻨ‬‫ﺍﻟ‬‫ﺱ‬‫ﺎ‬.‫ﺪ‬‫ﺍﻟ‬‫ﻳ‬‫ﻦ‬
dan demikian seterusnya.
Pelajaran Tajwid 13
PASAL KELIMA
Hal Laam Tebal Dan Tipis
1. Apabila laam (‫ﻝ‬) dalam perkataan Allah
didahului oleh fathah atau dhammah, maka
haruslah dibaca dengan tebal ( ‫ﻣ‬‫ﹶ‬‫ﻔ‬‫ﺨ‬‫ﻤ‬‫ﹾ‬‫ﺔ‬ )
Umpamanya :
ُ‫ﷲ‬‫ﺍ‬ ‫ﺪ‬ِ‫ﻬ‬‫ﺷ‬.ِ‫ﷲ‬‫ﺍ‬ ‫ﹸ‬‫ﻝ‬‫ﻮ‬‫ﺳ‬‫ﺭ‬.‫ﺍﻟ‬‫ﻢ‬‫ﻬ‬‫ﱠ‬‫ﻠ‬
2. Apabila laam dalam perkataan Allah didahului
oleh kasrah dan semua laam yang tidak di
dalam perkataan Allah, maka harus dibaca
tipis (‫ﹾ‬‫ﺔ‬‫ﹶ‬‫ﻘ‬‫ﱠ‬‫ﻗ‬‫ﺮ‬‫ﻣ‬).
Umpamanya :
ِ‫ﺑ‬‫ﺴ‬ِ‫ﻢ‬ِ‫ﷲ‬‫ﺍ‬.ِ‫ﺑ‬ِ‫ﷲ‬‫ﺎ‬.‫ﻭ‬‫ﹶ‬‫ﻟ‬‫ﻪ‬‫ﹾ‬‫ﻟ‬‫ﺍ‬‫ﺤ‬‫ﻤ‬‫ﺪ‬.‫ﹶ‬‫ﺍ‬‫ﱠ‬‫ﻠ‬‫ﻟ‬ِ‫ﺬ‬‫ﻯ‬
Perkataan Allah dinamakan :
Lafdhu-l-Jalaalah ( ‫ﹶ‬‫ﻟ‬‫ﹾ‬‫ﻔ‬‫ﹸ‬‫ﻆ‬‫ﹾ‬‫ﻟ‬‫ﺍ‬‫ﺠ‬‫ﹶ‬‫ﻼ‬‫ﹶ‬‫ﻟ‬‫ﹾ‬‫ﺔ‬ )
Pelajaran Tajwid14
PASAL KEENAM
Id-Gham Mutamatsilain
Apabila ada dua huruf yang sama sedang yang
pertama sukun (mati), umpamanya baa’ sukun
(‫ﺏ‬) bertemu dengan baa’ (‫ﺏ‬), maka hukum
bacaanya disebut :
ID-GHAM MUTAMATSILAIN ( ‫ﻣ‬ ‫ﻡ‬‫ﹶﺎ‬‫ﻏ‬‫ﺩ‬ِ‫ﺇ‬ِ‫ﻦ‬‫ﻴ‬‫ﹶ‬‫ﻠ‬ِ‫ﺛ‬‫ﺎ‬‫ﻤ‬‫ﺘ‬ )
Cara membacanya harus dimasukkan
(ditasdidkan) kepada huruf yang kedua.
Umpamanya :
‫ﻙ‬‫ﺎ‬‫ﺼ‬‫ﻌ‬ِ‫ﺑ‬ ‫ﺏ‬ِ‫ﺮ‬‫ﺿ‬ِ‫ﺍ‬.‫ﺐ‬‫ﻫ‬‫ﹶ‬‫ﺫ‬‫ﹾ‬‫ﺫ‬ِ‫ﺍ‬.‫ﻢ‬‫ﻬ‬‫ﺗ‬‫ﺭ‬‫ﺎ‬‫ﺠ‬ِ‫ﺗ‬ ‫ﺖ‬‫ﺤ‬ِ‫ﺑ‬‫ﺭ‬ ‫ﺎ‬‫ﻤ‬‫ﹶ‬‫ﻓ‬
Dibaca
‫ﻙ‬‫ﺎ‬‫ﺼ‬‫ﻌ‬‫ﺑ‬ ِ‫ﺮ‬‫ﺿ‬ِ‫ﺍ‬.‫ﱠ‬‫ﺫ‬ِ‫ﺍ‬‫ﺐ‬‫ﻫ‬.‫ﺘ‬‫ﺤ‬ِ‫ﺑ‬‫ﺭ‬ ‫ﺎ‬‫ﻤ‬‫ﹶ‬‫ﻓ‬‫ﻢ‬‫ﻬ‬‫ﺗ‬‫ﺭ‬‫ﺎ‬‫ﺠ‬
Mutamatsilain artinya : dua semisal, dan juga
disebut : mistlain (ِ‫ﻦ‬‫ﻴ‬‫ﹶ‬‫ﻠ‬‫ﹾ‬‫ﺜ‬ِ‫ﻣ‬)
Yang terkecuali :
Dari kaidah Id-gham Mutamatsilain ini, ada
kecualinya, ya’ni : apabila ada wau sukun (‫ﻭ‬)
Pelajaran Tajwid 15
bertemu dengan wau (‫ﻭ‬), dan yaa’ sukun (‫ﻯ‬)
bertemu dengan yaa’ (‫ﻯ‬), maka tidak diid-
ghamkan (dimasukkan) dalam huruf yang kedua,
tetapi harus dibaca panjang sebagaimana
mestinya.
Umpamanya :
‫ﺿ‬‫ﺍ‬ِ‫ﺒ‬‫ﺮ‬‫ﻭ‬‫ﻭ‬‫ﺍ‬‫ﺻ‬ِ‫ﺑ‬‫ﺎ‬‫ﺮ‬‫ﻭ‬‫ﺍ‬.‫ﻣ‬‫ﺁ‬‫ﻨ‬‫ﻮ‬‫ﻭ‬‫ﺍ‬‫ﻋ‬ِ‫ﻤ‬‫ﹶ‬‫ﻠ‬‫ﻮ‬‫ﺍ‬.ِ‫ﻓ‬‫ﻳ‬ ‫ﻰ‬‫ﻮ‬ِ‫ﻡ‬‫ﹶ‬‫ﻛ‬‫ﹶ‬‫ﻥ‬‫ﺎ‬
dan lain sebagainya.
Pelajaran Tajwid16
PASAL KETUJUH
Id-Gham Mutaqaribain
Apabila ada :
tsaa’ sukun (‫ﹾ‬‫ﺙ‬) bertemu dengan dzal (‫ﺫ‬)
baa' sukun (‫ﺏ‬) bertemu dengan mim (‫ﻡ‬)
qaaf sukun (‫ﻕ‬) bertemu dengan kaaf (‫ﻙ‬)
maka hukum bacaannya disebut :
ID-GHAM MUTAQARIBAIN (ِ‫ﻦ‬‫ﻴ‬‫ﺑ‬ِ‫ﺭ‬‫ﹶﺎ‬‫ﻘ‬‫ﺘ‬‫ﻣ‬ ‫ﻡ‬‫ﹶﺎ‬‫ﻏ‬‫ﺩ‬ِ‫ﺇ‬)
Mutaqaribain artinya : dua berdekatan.
Cara membacanya harus dimasukkan (diid-
ghamkan) kedalam huruf yang dua itu.
Umpamanya :
‫ﻚ‬ِ‫ﻟ‬‫ﹶ‬‫ﺫ‬ ‫ﹾ‬‫ﺚ‬‫ﻬ‬‫ﹾ‬‫ﻠ‬‫ﻳ‬ dibaca ‫ﻚ‬ِ‫ﻟ‬‫ﱠ‬‫ﺬ‬‫ﻬ‬‫ﹾ‬‫ﻠ‬‫ﻳ‬
‫ﺎ‬‫ﻨ‬‫ﻌ‬‫ﻣ‬ ‫ﺐ‬‫ﹶ‬‫ﻛ‬‫ﺭ‬ِ‫ﺍ‬ dibaca ‫ﺎ‬‫ﻨ‬‫ﻌ‬‫ﻤ‬‫ﹶ‬‫ﻛ‬‫ﺭ‬ِ‫ﺍ‬
‫ﻢ‬‫ﹸ‬‫ﻜ‬‫ﹾ‬‫ﻘ‬‫ﹸ‬‫ﻠ‬‫ﺨ‬‫ﻧ‬ ‫ﻢ‬‫ﹶ‬‫ﻟ‬‫ﹶ‬‫ﺃ‬ dibaca ‫ﱡﻢ‬‫ﻜ‬‫ﹸ‬‫ﻠ‬‫ﺨ‬‫ﻧ‬ ‫ﻢ‬‫ﹶ‬‫ﻟ‬‫ﹶ‬‫ﺃ‬
dan lain sebagainya.
Pelajaran Tajwid 17
PASAL KEDELAPAN
Id-Gham Mutajanisain
Apabila ada :
taa’ sukun (‫ﺕ‬) bertemu dengan thaa’ (‫ﻁ‬)
taa’ sukun (ْ‫ت‬ ) bertemu dengan dal (‫ﺩ‬)
thaa’ sukun (‫ﹾ‬‫ﻁ‬) bertemu dengan taa’ (‫ﺕ‬)
dal sukun (‫ﺩ‬) bertemu dengan taa’ (‫ﺕ‬)
laam sukun (‫ﹾ‬‫ﻝ‬) bertemu dengan raa’ (‫ﺭ‬)
dzal sukun (‫ﹾ‬‫ﺫ‬) bertemu dengan dhaa’ (‫ﻅ‬)
maka hukum bacaannya disebut :
ID-GHAM MUTAJANISAIN (ِ‫ﻦ‬‫ﻴ‬‫ﺴ‬ِ‫ﻧ‬‫ﺎ‬‫ﺠ‬‫ﺘ‬‫ﻣ‬ ‫ﻡ‬‫ﹶﺎ‬‫ﻏ‬‫ﺩ‬ِ‫ﺇ‬)
Cara membacanya dimasukkan (di-Idghamkan
atau ditasydidkan) kedalam huruf yang kedua.
Umpamanya :
‫ﹲ‬‫ﺔ‬‫ﹶ‬‫ﻔ‬ِ‫ﺋ‬‫ﹶﺎ‬‫ﻃ‬ ‫ﺖ‬‫ﻨ‬‫ﻣ‬‫ﺁ‬ dibaca ‫ﹲ‬‫ﺔ‬‫ﹶ‬‫ﻔ‬ِ‫ﺋ‬‫ﱠﺎ‬‫ﻄ‬‫ﺘ‬‫ﻨ‬‫ﻣ‬‫ﺁ‬
‫ﺖ‬‫ﺒ‬‫ﻴ‬ِ‫ﺟ‬‫ﹸ‬‫ﺃ‬‫ﹲ‬‫ﺓ‬‫ﻮ‬‫ﻋ‬‫ﺩ‬ dibaca ‫ﹲ‬‫ﺓ‬‫ﻮ‬‫ﻋ‬‫ﺪ‬‫ﺒ‬‫ﻴ‬ِ‫ﺟ‬‫ﹸ‬‫ﺃ‬
‫ﺖ‬‫ﹾ‬‫ﻄ‬‫ﺴ‬‫ﺑ‬ dibaca ‫ﺖ‬‫ﺴ‬‫ﺑ‬
Pelajaran Tajwid18
‫ﺏ‬‫ﺎ‬‫ﺗ‬ ‫ﺪ‬‫ﹶ‬‫ﻘ‬‫ﹶ‬‫ﻟ‬ dibaca ‫ﺏ‬‫ﺎ‬‫ﺘ‬‫ﹶ‬‫ﻘ‬‫ﹶ‬‫ﻟ‬
‫ﺏ‬‫ﺭ‬ ‫ﹾ‬‫ﻞ‬‫ﹸ‬‫ﻗ‬ dibaca ‫ﺏ‬‫ﺮ‬‫ﹸ‬‫ﻗ‬
‫ﺍ‬‫ﻮ‬‫ﻤ‬‫ﹶ‬‫ﻠ‬‫ﹶ‬‫ﻇ‬ ‫ﹾ‬‫ﺫ‬ِ‫ﺇ‬ dibaca ِ‫ﺇ‬‫ﺍ‬‫ﻮ‬‫ﻤ‬‫ﹶ‬‫ﻠ‬‫ﱠ‬‫ﻇ‬
demikian seterusnya.
Pelajaran Tajwid 19
PASAL KESEMBILAN
Hal Bacaan Panjang Atau Mad
1. Apabila ada alif (‫ﺍ‬) terletak sesudah fathah
( َ) atau yaa’ sukun (‫ﻯ‬) sesudah kasrah
( ِ ) atau wau (‫ﻭ‬) sesudah dhammah ( ُ),
maka hukum bacaanya disebut
MAD THABI’IE (‫ِﻰ‬‫ﻌ‬‫ﻴ‬ِ‫ﺒ‬‫ﹶ‬‫ﻃ‬ ‫ﺪ‬‫ﻣ‬).
Mad artinya : panjang.
Thabi’ie artinya : biasa
Cara membacanya harus sepanjang dua
harakat (dua gerakan huruf) atau disebut
satu alif.
Umpamanya :
‫ﺍ‬‫ﻮ‬‫ﹸ‬‫ﻟ‬‫ﻮ‬‫ﹸ‬‫ﻗ‬.ِ‫ﻪ‬‫ﻴ‬ِ‫ﻓ‬.‫ﹲ‬‫ﻝ‬‫ﺎ‬‫ﻣ‬.‫ﺎ‬‫ﻬ‬‫ﻴ‬ِ‫ﺣ‬‫ﻮ‬‫ﻧ‬
dan lain sebagainya.
2. Apabila ada Mad Thabi’ie (‫ِﻰ‬‫ﻌ‬‫ﻴ‬ِ‫ﺒ‬‫ﹶ‬‫ﻃ‬‫ﺪ‬‫ﻣ‬) bertemu
dengan hamzah (‫ﺀ‬) di dalam satu kata
(kalimat), maka hukum bacaanya disebut :
MAD WAJIB MUTTASHIL
Pelajaran Tajwid20
(‫ﹾ‬‫ﻞ‬ِ‫ﺼ‬‫ﺘ‬‫ﻣ‬ ‫ﺐ‬ِ‫ﺟ‬ ‫ﺍ‬‫ﻭ‬ ‫ﺪ‬‫ﻣ‬)
dan cara membacanya wajib panjang
sepanjang 5 harakat atau dua setengah kali
Mad Tahbi’ie, atau dua setengah alif.
Muttashil artinya : bersambung.
Umpamanya :
‫ﺳ‬‫ﻮ‬ٌ‫ﺀ‬‫ﺍ‬.ِ‫ﺟ‬‫ﺮ‬َ‫ﺀ‬.‫ﺳ‬‫ﻮ‬َ‫ﺀ‬.‫ﺟ‬َ‫ﺀ‬‫ﺎ‬.‫ﺳ‬َ‫ﺀ‬‫ﺎ‬.‫ﻭ‬‫ﺭ‬َ‫ﺀ‬‫ﺍ‬
dan lain sebagainya.
Biasanya dalam Al-Quran diberi tanda seperti
ini (ٌ‫ﺀ‬‫ﺁ‬‫ﻮ‬‫ﺳ‬).
3. Apabila ada Mad Thabi’ie (‫ِﻰ‬‫ﻌ‬‫ﻴ‬ِ‫ﺒ‬‫ﹶ‬‫ﻃ‬‫ﺪ‬‫ﻣ‬) bertemu
dengan hamzah (‫ﺀ‬), tetapi hamzah itu di lain
perkataan (kalimat), maka hukum bacaanya
disebut :
MAD JA’IZ MUNFASHIL ( ‫ﹶ‬‫ﻔ‬‫ﻨ‬‫ﻣ‬‫ﺰ‬ِ‫ﺋ‬‫ﺎ‬‫ﺟ‬‫ﺪ‬‫ﻣ‬‫ﹾ‬‫ﻞ‬ِ‫ﺼ‬ )
Jaiz artinya : Boleh (dibolehkan).
Munfashil artinya : terpisah.
Dan cara membacanya boleh dipanjangkan
seperti Mad Wajib Muttashil, dan boleh juga
seperti Mad Tabi’ie saja. Tetapi seperti Mad
Wajib Muttashil lebih baik.
Umpamanya :
‫ﻢ‬‫ﺘ‬‫ﻧ‬‫ﹶ‬‫ﺃ‬ ‫ﹶ‬‫ﻻ‬‫ﻭ‬.‫ﹸ‬‫ﺍ‬ ‫ﺎ‬‫ﻤ‬ِ‫ﺑ‬‫ﻧ‬ِ‫ﺰ‬‫ﹶ‬‫ﻝ‬.‫ﹸ‬‫ﻗ‬‫ﻮ‬‫ﹶ‬‫ﺃ‬‫ﺍ‬‫ﻧ‬‫ﹸ‬‫ﻔ‬‫ﺴ‬‫ﹸ‬‫ﻜ‬‫ﻢ‬.ِ‫ﰱ‬‫ﹶ‬‫ﺍ‬‫ﻧ‬‫ﹸ‬‫ﻔ‬ِ‫ﺴ‬‫ﹸ‬‫ﻜ‬‫ﻢ‬
Pelajaran Tajwid 21
dan lain sebagainya.
4. Apabila ada Mad Thabi’ie bertemu dengan
tasydid di dalam satu perkataan (kalimat),
maka hukum bacaanya disebut :
MAD LAZIM MUTSAQQAL KILMI
(‫ِﻰ‬‫ﻤ‬‫ﹾ‬‫ﻠ‬ِ‫ﻛ‬ ‫ﹾ‬‫ﻞ‬‫ﱠ‬‫ﻘ‬‫ﹶ‬‫ﺜ‬‫ﻣ‬ ‫ﻡ‬ِ‫ﺯ‬‫ﹶ‬‫ﻻ‬‫ﺪ‬‫ﻣ‬) atau MAD LAZIM
MUTHAWWAL (‫ﹾ‬‫ﻝ‬‫ﻮ‬‫ﹶ‬‫ﻄ‬‫ﻣ‬ ‫ﻡ‬ِ‫ﺯ‬‫ﹶ‬‫ﻻ‬‫ﺪ‬‫ﻣ‬ ).
Lazim artinya pasti atau wajib.
Mutsaqal artinya diberatkan.
Kilmi artinya : sebangsa perkataan.
Muthawwal artinya dipanjatkan.
Maka cara membacanya harus panjang,
selama 3 kali Mad Thabi’ie atau 6 harahat.
Umpamanya :
‫ﻦ‬‫ﻴ‬‫ﱢ‬‫ﻟ‬‫ﺎ‬‫ﻀ‬‫ﺍﻟ‬ ‫ﹶ‬‫ﻻ‬‫ﻭ‬.‫ﹸ‬‫ﺔ‬‫ﻣ‬ ‫ﱠﺎ‬‫ﻄ‬‫ﺍﻟ‬.‫ﹸ‬‫ﺔ‬‫ﺧ‬ ‫ﺎ‬‫ﺼ‬‫ﺍﻟ‬
dan lain sebagainya.
dan biasanya ditandai seperti ini ( ‫ﻀ‬‫ﺍﻟ‬‫ﺂ‬‫ﻦ‬‫ﻴ‬‫ﱢ‬‫ﻟ‬ ).
5. Apabila ada Mad Thabi’ie bertemu huruf mati
(sukun), maka hukum bacaanya disebut :
MAD LAZIM MUKHAFFAF KILMY
( ‫ﻡ‬ِ‫ﺯ‬‫ﹶ‬‫ﻻ‬‫ﺪ‬‫ﻣ‬‫ِﻰ‬‫ﻤ‬‫ﹾ‬‫ﻠ‬ِ‫ﻛ‬ ‫ﻒ‬‫ﱠ‬‫ﻔ‬‫ﺨ‬‫ﻣ‬ )
membacanya seperti Mad Lazim Muthawwal
(‫ﹾ‬‫ﻝ‬‫ﻮ‬‫ﹶ‬‫ﻄ‬‫ﻣ‬ ‫ﻡ‬ِ‫ﺯ‬‫ﹶ‬‫ﻻ‬‫ﺪ‬‫ﻣ‬) artinya sepanjang 6 harakat.
Pelajaran Tajwid22
Di dalam Al-Quran yang menurut hukum ini
hanya satu perkataan yaitu (‫ﹶ‬‫ﻥ‬‫ْﻵ‬‫ﺁ‬) yang ada
di dalam dua tempat dalam surat Yunus
(‫ﻳﻮﻧﺲ‬).
6. Apabila ada wau sukun (‫ﻭ‬) atau yaa sukun
(‫ﻯ‬) sedang huruf yang sebelumnya itu
berharakat fathah, maka hukum bacaanya
disebut
MAD LAYIN (‫ﻦ‬ِ‫ﻴ‬‫ﹶ‬‫ﻟ‬ ‫ﺪ‬‫ﻣ‬)
dan cara membacanya sekedar lunak dan
lemas.
Umpamanya :
‫ﺭ‬‫ﻳ‬‫ﺐ‬.‫ﺧ‬‫ﻮ‬‫ﻑ‬.‫ﺑ‬‫ﻴ‬‫ﺖ‬
Lien atau layin artinya : Lunak atau lemas.
7. Apabila ada waqaf ( ‫ﻭ‬‫ﹶ‬‫ﻗ‬‫ﻒ‬ ) atau tempat
pemberhentian membaca, sedang sebelum
waqaf itu ada Mad Thabi’ie atau Mad Lien,
maka hukum bacaanya di sebut
MAD ‘ARIDL LISSUKUN
(ِ‫ﻥ‬‫ﻮ‬‫ﹸ‬‫ﻜ‬‫ﺴ‬‫ِﻠ‬‫ﻟ‬ ‫ﺽ‬ِ‫ﺭ‬‫ﺎ‬‫ﻋ‬ ‫ﺪ‬‫ﻣ‬)
dan cara membacanya ada 3 macam :
a. Yang lebih utama, supaya dibaca panjang,
sama dengan Mad Wajib Muttashil (enam
Pelajaran Tajwid 23
harakat).
b. Yang pertengahan, dibaca empat harakat,
ya’ni dua kali Mad Thabi’ie.
c. Yang pendek, ya’ni boleh hanya dibaca
seperti Mad Thabi’ie biasa (dua harakat).
Umpamanya :
‫ﺧ‬ِ‫ﻟ‬‫ﺎ‬‫ﺪ‬‫ﻭ‬‫ﹶ‬‫ﻥ‬.‫ﺳ‬ِ‫ﻤ‬‫ﻴ‬‫ﻊ‬‫ﺑ‬ِ‫ﺼ‬‫ﻴ‬‫ﺮ‬.‫ﻭ‬‫ﻨ‬‫ﺍﻟ‬ِ‫ﺱ‬‫ﺎ‬.‫ﹾ‬‫ﻟ‬‫ﺍ‬‫ﻤ‬‫ﹾ‬‫ﻔ‬ِ‫ﻠ‬‫ﺤ‬‫ﻮ‬‫ﹶ‬‫ﻥ‬
‫ﹾ‬‫ﻟ‬‫ﺍ‬‫ﻤ‬‫ﺤ‬ِ‫ﺴ‬ِ‫ﻨ‬‫ﻴ‬‫ﻦ‬.‫ﻳ‬‫ﺼ‬‫ﻨ‬‫ﻌ‬‫ﻮ‬‫ﹶ‬‫ﻥ‬.‫ﻭ‬‫ﻣ‬‫ﺁ‬‫ﻨ‬‫ﻬ‬‫ﻢ‬ِ‫ﻣ‬‫ﻦ‬‫ﺧ‬‫ﻮ‬ٍ‫ﻑ‬
‫ﺭ‬‫ﺏ‬‫ﻫ‬‫ﹶ‬‫ﺬ‬‫ﹾ‬‫ﻟ‬‫ﺍﺍ‬‫ﺒ‬‫ﻴ‬ِ‫ﺖ‬
dan lain sebagainya.
‘Aridl artinya yang bertemu atau yang
mendatang.
Li artinya karena
Sukun artinya mati
8. Apabila ada Haa’ dhamir ( ‫ﺿ‬ِ‫ﻤ‬‫ﻴ‬‫ﺮ‬‫ﻳ‬ِ‫ﻪ‬ ) yang
berupa ( ‫ﻳ‬‫ﻪ‬ ) sedang sebelum haa’ tadi ada
huruf hidup (berharakat) maka hukum
bacaanya disebut
MAD SHILAH QASHIRAH (‫ﹾ‬‫ﺓ‬‫ﺮ‬‫ﻴ‬ِ‫ﺼ‬‫ﹶ‬‫ﻗ‬ ‫ﹾ‬‫ﺔ‬‫ﹶ‬‫ﻠ‬ِ‫ﺻ‬ ‫ﺪ‬‫ﻣ‬)
dan cara membacanya harus panjang seperti
Mad Thabi’ie (dua harakat).
Umpamanya :
‫ﺩ‬‫ﺪ‬‫ﻋ‬‫ﻭ‬‫ﺐ‬‫ﺴ‬‫ﺤ‬‫ﻳ‬ ‫ﻩ‬.‫ﹶ‬‫ﻥ‬‫ﹶﺎ‬‫ﻛ‬ ‫ﻪ‬‫ﻧ‬ِ‫ﺇ‬.ِ‫ﺕ‬‫ﺍ‬‫ﻮ‬‫ﻤ‬‫ﺴ‬‫ﺍﻟ‬ ِ‫ﰱ‬‫ﺎ‬‫ﻣ‬ ‫ﻪ‬‫ﹶ‬‫ﻟ‬
Pelajaran Tajwid24
‫ﻪ‬‫ﹶ‬‫ﻟ‬ ‫ﻚ‬‫ﻳ‬ِ‫ﺮ‬‫ﺷ‬‫ﹶ‬‫ﻻ‬ ‫ﻩ‬‫ﺪ‬‫ﺣ‬‫ﻭ‬
dan lain sebagainya.
Shilah artinya hubungan
Qashirah artinya pendek
PERHATIAN
Apabila sebelum haa’ dhamir tadi huruf mati
(sukun) atau apabila dihubungkan dengan
huruf lain sesudahnya, maka haa’ tadi tidak
boleh dibaca panjang.
Umpamanya :
‫ﹶ‬‫ﻟ‬‫ﻪ‬‫ﺪ‬‫ﺍﻟ‬‫ﻳ‬‫ﻦ‬.ِ‫ﻓ‬‫ﻴ‬ِ‫ﻪ‬.‫ﻋ‬‫ﻨ‬‫ﻪ‬.ِ‫ﺇ‬‫ﻧ‬‫ﻪ‬‫ﹾ‬‫ﻟ‬‫ﺍ‬‫ﺤ‬‫ﻖ‬
dan lain sebagainya.
9. Apabila ada Mad Shilah Qashirah
(‫ﹾ‬‫ﺓ‬‫ﺮ‬‫ﻴ‬ِ‫ﺼ‬‫ﹶ‬‫ﻗ‬ ‫ﹾ‬‫ﺔ‬‫ﹶ‬‫ﻠ‬ِ‫ﺻ‬ ‫ﺪ‬‫ﻣ‬) bertemu dengan (‫ﺀ‬), maka
hukum bacaanya disebut
MAD SHILAH THAWILAH ( ‫ﹾ‬‫ﺔ‬‫ﹶ‬‫ﻠ‬ِ‫ﺻ‬ ‫ﺪ‬‫ﻣ‬‫ﻳ‬ِ‫ﻮ‬‫ﹶ‬‫ﻃ‬‫ﹶ‬‫ﻠ‬‫ﹾ‬‫ﺔ‬ )
dan cara membacanya seperti Mad Jaiz
Munfashil (‫ﹾ‬‫ﻞ‬ِ‫ﺼ‬‫ﹶ‬‫ﻔ‬‫ﻨ‬‫ﻣ‬‫ﺰ‬ِ‫ﺋ‬‫ﺎ‬‫ﺟ‬‫ﺪ‬‫ﻣ‬).
Umpamanya :
‫ﻩ‬‫ﺪ‬‫ﹶ‬‫ﻠ‬‫ﺧ‬‫ﹶ‬‫ﺃ‬ ‫ﻪ‬‫ﹶ‬‫ﻟ‬‫ﺎ‬‫ﻣ‬.ِ‫ﻪ‬ِ‫ﻧ‬‫ﹾ‬‫ﺫ‬ِ‫ﺈ‬ِ‫ﺑ‬ ‫ﹶ‬‫ﻻ‬ِ‫ﺇ‬ ‫ﻩ‬‫ﺪ‬‫ﻨ‬ِ‫ﻋ‬.َ‫ﺀ‬‫ﺎ‬‫ﺷ‬‫ﺎ‬‫ﻤ‬ِ‫ﺑ‬ ‫ﱠ‬‫ﻻ‬ِ‫ﺇ‬ ‫ﻪ‬‫ﹶ‬‫ﻟ‬
dan lain sebagainya.
Pelajaran Tajwid 25
PERHATIAN
Alif yang berharakat fathah atau kasrah atau
dhammah (‫ﹸ‬‫ﺍ‬ ِ‫ﺍ‬ ‫ﹶ‬‫ﺍ‬) itu hamzah namanya.
10. Apabila ada Fat-hatain atau ( ً) yang jatuh
pada waqaf (pemberhentian) pada akhir
kalimat, maka hukum bacaannya disebut
MAD IWADL (‫ﺽ‬‫ﻮ‬ِ‫ﻋ‬ ‫ﺪ‬‫ﻣ‬)
dan cara membacanya menjadi di
panjangkan seperti Mad Thabi’ie dan tidak
dibaca seperti tanwin.
Umpamanya :
‫ﻤ‬‫ﻴ‬ِ‫ﻜ‬‫ﺣ‬ ‫ﺎ‬‫ﻤ‬‫ﻴ‬ِ‫ﻠ‬‫ﻋ‬‫ﺎ‬.‫ﺍ‬‫ﺮ‬‫ﻴ‬ِ‫ﺼ‬‫ﺑ‬ ‫ﺎ‬‫ﻌ‬‫ﻴ‬ِ‫ﻤ‬‫ﺳ‬.‫ﺤ‬‫ﺘ‬‫ﹶ‬‫ﻓ‬‫ﺎ‬‫ﻨ‬‫ﻴ‬ِ‫ﺒ‬‫ﻣ‬ ‫ﺎ‬.
‫ﺎ‬‫ﻤ‬‫ﻴ‬ِ‫ﻘ‬‫ﺘ‬‫ﺴ‬‫ﻣ‬‫ﹰﺎ‬‫ﻃ‬‫ﺍ‬‫ﺮ‬ِ‫ﺻ‬
IWADL artinya ganti, ya’ni tanwin tadi diganti
dengan Mad atau Alif yang menyebabkan
bacaan panjang itu.
11. Apabila ada hamzah (‫ﺀ‬) bertemu dengan
Mad, maka hukum bacaanya disebut
MAD BADAL (‫ﹾ‬‫ﻝ‬‫ﺪ‬‫ﺑ‬ ‫ﺪ‬‫ﻣ‬)
dan membacanya tetap seperti Mad Thabi’ie.
Umpamanya :
‫ﹸ‬‫ﺬ‬‫ﺧ‬‫ﺁ‬.‫ﹲ‬‫ﻥ‬‫ﺎ‬‫ﻤ‬‫ﻳ‬ِ‫ﺇ‬.‫ﻡ‬‫ﺩ‬‫ﺁ‬
dan lain sebagainya.
Pelajaran Tajwid26
Badal artinya ganti, karena yang sebenarnya,
huruf Mad yang ada di situ tadi asalnya
hamzah yang jatuh mati (sukun), kemudian
diganti menjadi yaa’ (‫ﻯ‬) atau alif (‫ﺍ‬) atau
wau (‫ﻭ‬)
‫ﺩ‬‫ﺁ‬‫ﻡ‬ asalnya ‫ﺩ‬‫ﹾ‬‫ﺃ‬‫ﹶ‬‫ﺃ‬‫ﻡ‬
‫ﹲ‬‫ﻥ‬‫ﺎ‬‫ﻤ‬‫ﻳ‬ِ‫ﺇ‬ asalnya ‫ﹲ‬‫ﻥ‬‫ﺎ‬‫ﻤ‬‫ﹾ‬‫ﺋ‬ِ‫ﺇ‬
‫ﹸ‬‫ﺬ‬‫ﺧ‬‫ﺁ‬ asalnya ‫ﹸ‬‫ﺬ‬‫ﺧ‬‫ﹾ‬‫ﺃ‬‫ﹶ‬‫ﺃ‬
‫ﻰ‬ِ‫ﺗ‬‫ﻭ‬‫ﹸ‬‫ﺃ‬ asalnya ‫ﻰ‬ِ‫ﺗ‬‫ﺅ‬‫ﹸ‬‫ﺃ‬
12. Apabila ada permulaan surat ( ‫ﺭ‬‫ﻮ‬‫ﺳ‬‫ﺓ‬ ) dari Al
Quran terdapat salah satu atau lebih dari
antara huruf yang delapan ya’ni : nun, qaaf,
shad, ‘ain, sien, laam, kaaf dan miem, maka
hukum bacaannya disebut :
MAD LAZIM HARFI MUSYABBA’
(‫ﻊ‬‫ﺒ‬‫ﺸ‬‫ﻣ‬ ‫ِﻰ‬‫ﻓ‬‫ﺮ‬‫ﺣ‬ ‫ﻡ‬ِ‫ﺯ‬‫ﹶ‬‫ﻻ‬‫ﺪ‬‫ﻣ‬)
dan cara membacanya harus sepanjang Mad
Lazim, yaitu 6 harakat.
Umpamanya :
ۤ‫ﻥ‬‫ﻭ‬‫ﹾ‬‫ﻟ‬‫ﺍ‬‫ﹶ‬‫ﻘ‬‫ﹶ‬‫ﻠ‬ِ‫ﻢ‬.‫ﺁ‬ۤ‫ﻟ‬‫ﻢ‬.‫ﻳ‬ۤ‫ﺲ‬
dan lain sebagainya.
Pelajaran Tajwid 27
Musyabba’ artinya : dikenyangkan.
Huruf delapan tersebut di atas telah
terkumpul dalam kalimat ini :
‫ﻢ‬‫ﹸ‬‫ﻜ‬‫ﹸ‬‫ﻠ‬‫ﺴ‬‫ﻋ‬ ‫ﺺ‬‫ﹸ‬‫ﻘ‬‫ﻧ‬
13. Apabila ada permulaan surat dari Al-Qur’an
ada terdapat salah satu atau lebih dari antara
huruf yang lima, ya’ni : haa’, yaa’ thaa’, haa’,
raa’, maka hukum bacaanya disebut :
MAD LAZIM HARFI MUKHAFFAF
( ‫ﻡ‬ِ‫ﺯ‬‫ﹶ‬‫ﻻ‬‫ﺪ‬‫ﻣ‬‫ﺣ‬‫ﺮ‬ِ‫ﰱ‬‫ﻣ‬‫ﺨ‬‫ﱠ‬‫ﻔ‬‫ﻒ‬ )
dan cara membacanya juga panjang,
sepanjang mad Thabi’ie atau dua harakat.
Umpamanya :
‫ۤﻢ‬‫ﺧ‬.‫ۤﺮ‬‫ﻟ‬‫ﺍ‬.ۤ‫ﺲ‬‫ﻳ‬
Huruf yang lima itu terkumpul dalam
perkataan :
‫ﺣ‬‫ﻰ‬‫ﹶ‬‫ﻃ‬‫ﻬ‬‫ﺮ‬
14. Apabila ada yaa’ sukun (‫ﻯ‬) yang didahului
dengan yaa’ yang bertasydid dan harakatnya
kasrah (‫ﻯ‬) maka hukum bacaanya disebut
MAD TAMKIEN (‫ﻦ‬‫ﻴ‬ِ‫ﻜ‬‫ﻤ‬‫ﺗ‬ ‫ﺪ‬‫ﻣ‬)
dan cara membacanya, ditepatkan dengan
tasydid dan Mad Thabi’ienya.
Umpamanya :
Pelajaran Tajwid28
‫ﻦ‬‫ﻴ‬‫ﻴ‬ِ‫ﺒ‬‫ﻨ‬‫ﺍﻟ‬.‫ﻢ‬‫ﺘ‬‫ﻴ‬‫ﻴ‬‫ﺣ‬
Tamkien artinya : menepatkan atau
penetapan (dari tepat).
15. Ada satu macam mad yang di dalam Al-
Qur’an hanya terdapat di empat tempat. Mad
itu dinamakan
MAD FARQ (‫ﻕ‬‫ﺮ‬‫ﹶ‬‫ﻓ‬ ‫ﺪ‬‫ﻣ‬)
cara membacanya harus dipanjangkan, untuk
membedakan antara pertanyaan atau bukan.
Jadi dipanjangkan itu, supaya jelas bahwa
kalimat itu berbentuk pertanyaan.
Empat tempat itu ialah :
2 tempat di surat Al-An’am (‫ﺍﻷﻧﻌﺎﻡ‬) yang
berbunyi
‫ﱠ‬‫ﺬ‬‫ﺁﺍﻟ‬‫ﹶ‬‫ﻛ‬‫ﺮ‬‫ﻳ‬ِ‫ﻦ‬‫ﺣ‬‫ﺮ‬‫ﻡ‬‫ﹶ‬‫ﺃ‬ِ‫ﻡ‬‫ﹾ‬‫ﺍ‬ُ‫ﻷ‬‫ﻧ‬‫ﹶ‬‫ﺜ‬‫ﻴ‬‫ﻴ‬ِ‫ﻦ‬
1 tempat di surat Yunus ( ‫ﻳ‬‫ﻮ‬‫ﻧ‬‫ﺲ‬ ) yang
berbunyi
‫ﹸ‬‫ﻗ‬‫ﹾ‬‫ﻞ‬ُ‫ﷲ‬‫ﺁ‬ِ‫ﺫ‬‫ﺍ‬‫ﹶ‬‫ﻥ‬‫ﹶ‬‫ﻟ‬‫ﹸ‬‫ﻜ‬‫ﻢ‬
1 tempat lagi disurat An-Naml ( ‫ﻨ‬‫ﺍﻟ‬‫ﻤ‬‫ﻞ‬ ) yang
berbunyi :
ُ‫ﷲ‬‫ﺍ‬‫ﺧ‬‫ﻴ‬‫ﺮ‬‫ﻡ‬‫ﺃ‬‫ﻣ‬‫ﻳ‬‫ﺎ‬‫ﺸ‬ِ‫ﺮ‬‫ﹸ‬‫ﻛ‬‫ﻮ‬‫ﹶ‬‫ﻥ‬
Farq artinya membedakan atau pembedaan.
Pelajaran Tajwid 29
PASAL KESEPULUH
Hal Membaca Ra’
Cara membaca ra’ (‫ﺭ‬) itu ada 2 macam :
1. Yang ditebalkan atau mufakhamah (‫ﹾ‬‫ﺔ‬‫ﻤ‬‫ﺨ‬‫ﹶ‬‫ﻔ‬‫ﻣ‬)
yaitu :
a. Ra’ fatahah (‫ﺭ‬), Umpamanya :
‫ﺎ‬‫ﻨ‬‫ﺑ‬‫ﺭ‬.‫ﻰ‬ِ‫ﺿ‬‫ﺭ‬.‫ﺭ‬‫ﻳ‬‫ﺐ‬
b. Ra’ dlammah (‫ﺭ‬), Umpamanya :
‫ﻡ‬‫ﺮ‬‫ﺣ‬.‫ﺍ‬‫ﻭ‬‫ﺮ‬‫ﹶ‬‫ﻔ‬‫ﹶ‬‫ﻛ‬.‫ﺎ‬‫ﻨ‬‫ﹾ‬‫ﻗ‬ِ‫ﺯ‬‫ﺭ‬
c. Ra’ sukun (ْ‫ر‬), sedang huruf sebelumnya
berbaris fathah ( َ ) atau dhamah ( ُ )
Umpamanya :
‫ﹾ‬‫ﺔ‬‫ﻴ‬ِ‫ﺿ‬ ‫ﺮ‬‫ﻣ‬.‫ﺎ‬‫ﻧ‬‫ﺮ‬‫ﺼ‬‫ﻧ‬‫ﺍ‬‫ﻭ‬.‫ﻢ‬‫ﻳ‬ ‫ﺮ‬‫ﻣ‬
d. Ra’ sukun (ْ‫ر‬), sebelumnya kasrah ( ِ),
tetapi kasrah itu bukan asli dari asal
perkataan. Umpamanya :
‫ﻮ‬‫ﻌ‬ِ‫ﺟ‬‫ﺭ‬‫ﺍ‬.‫ﻢ‬‫ﺣ‬‫ﺭ‬‫ﺍ‬
Pelajaran Tajwid30
e. Ra’ sukun (ْ‫ر‬), huruf sebelumnya juga
kasrah yang asli ( ِ), tetapi sesudah ra’
itu, ada salah satu dari huruf : kha’, shad,
dlad, ghain, tha’, qaf, dan dha’, yang
tidak berharakat kasrah.
‫ﻅ‬ ‫ﻕ‬ ‫ﻁ‬ ‫ﻍ‬ ‫ﺽ‬ ‫ﺹ‬ ‫ﺥ‬
Umpamanya :
‫ﹶﺎ‬‫ﻃ‬‫ﺮ‬ِ‫ﻗ‬‫ﺱ‬.‫ﺩ‬‫ﺎ‬‫ﺻ‬‫ﺮ‬ِ‫ﻣ‬.‫ﹲ‬‫ﺔ‬‫ﹶ‬‫ﻗ‬‫ﺮ‬ِ‫ﻓ‬
Huruf yang tujuh itu huruf isti’laa’
namanya, isti’laa’ ( ‫ﺍ‬ْ‫ﺀ‬‫ﹶ‬‫ﻼ‬‫ﻌ‬ِ‫ﺘ‬‫ﺳ‬) artinya
meninggi atau berat, karena bunyi huruf
itu agak berat.
2. Yang dibaca tipis atau muraqqaqah (‫ﹾ‬‫ﺔ‬‫ﹶ‬‫ﻘ‬‫ﱠ‬‫ﻗ‬‫ﺮ‬‫ﻣ‬)
yaitu :
a. Apabila ra’ tadi berharakat kasrah ( ِ ),
baik pun dalam permulaan perkataan,
atau pertengahan atau penghabisan,
baikpun pada perkataan pekerjaan (‫ﹲ‬‫ﻞ‬‫ﻌ‬ِ‫ﻓ‬),
atau perkataan nama benda (‫ﻢ‬‫ﺳ‬‫ﺍ‬).
Umpamanya
‫ﺮ‬‫ﻴ‬‫ﺧ‬.‫ﺮ‬‫ﻳ‬ِ‫ﺪ‬‫ﹶ‬‫ﻗ‬
Pelajaran Tajwid 31
b. Apabila sebelum ra’ itu ada yaa’ sukun
(‫ﻯ‬). Umpamanya :
‫ﹰﺎ‬‫ﻗ‬‫ﺯ‬ِ‫ﺭ‬.‫ﺎ‬‫ﻧ‬ِ‫ﺭ‬‫ﹶ‬‫ﺃ‬.ِ‫ﺮ‬‫ﺠ‬‫ﹶ‬‫ﻔ‬‫ﹾﻟ‬‫ﺍ‬.‫ﻦ‬‫ﻴ‬ِ‫ﻣ‬ِ‫ﺭ‬‫ﹶﺎ‬‫ﻔ‬‫ﹾ‬‫ﻟ‬‫ﺍ‬
c. Apabila sebelum ra’ sukun (‫ﺭ‬) itu huruf
yang beraharakat kasrah ( ِ), yang asli,
tetapi sesudahnya bukan huruf isti’laa’
(ْ‫ﺀ‬‫ﹶ‬‫ﻼ‬‫ﻌ‬ِ‫ﺘ‬‫ﺳ‬‫ﺍ‬). Umpanya
‫ﻢ‬‫ﻫ‬‫ﺭ‬ِ‫ﺬ‬‫ﻧ‬‫ﹶ‬‫ﺃ‬.‫ﹶ‬‫ﻥ‬‫ﻮ‬‫ﻋ‬‫ﺮ‬ِ‫ﻓ‬
Yang boleh dibaca tebal atau tipis
Adapun apabila ada huruf ra’ sukun (‫ﺭ‬), dan
huruf yang sebelumnya berharakat kasrah ( ِ),
sesudahnya ada salah satu huruf isti’laa’ yang
berharakat kasrah maka cara membaca ra’ tadi,
boleh dengan tebal dan boleh juga dengan tipis
(‫ﹾ‬‫ﺔ‬‫ﻤ‬‫ﺨ‬‫ﹶ‬‫ﻔ‬‫ﻣ‬) atau (‫ﹾ‬‫ﺔ‬‫ﹶ‬‫ﻘ‬‫ﱠ‬‫ﻗ‬‫ﺮ‬‫ﻣ‬)
Umpamanya
ِ‫ﻪ‬ِ‫ﺿ‬‫ﺮ‬ِ‫ﻋ‬ ‫ﻦ‬ِ‫ﻣ‬.ٍ‫ﺹ‬‫ﺮ‬ِ‫ﺤ‬ِ‫ﺑ‬
dan lain sebagainya.
Pelajaran Tajwid32
Peringatan :
Huruf isti’laa’ itu terkumpul dalam kalimat
‫ﹾ‬‫ﻆ‬ِ‫ﻗ‬ ٍ‫ﻂ‬‫ﻐ‬‫ﺿ‬ ‫ﺺ‬‫ﺧ‬
Pelajaran Tajwid 33
PASAL KESEBELAS
Hal Qalqalah
1. Apabila ada salah satu huruf qaf, thaa’, baa’,
jiem, dan dal (‫ﺩ‬ ‫ﺝ‬ ‫ﺏ‬ ‫ﻁ‬ ‫ﻕ‬) yang sukun
(mati), dan matinya itu dari asal kata-kata
dalam bahasa Arab, maka hukum bacaanya
disebut
QALQALAH SUGHRA (‫ﻯ‬‫ﺮ‬‫ﻐ‬‫ﺻ‬ ‫ﹾ‬‫ﺔ‬‫ﹶ‬‫ﻠ‬‫ﹶ‬‫ﻘ‬‫ﹾ‬‫ﻠ‬‫ﹶ‬‫ﻗ‬)
dan cara membacanya harus bergerak dan
berbunyi seperti membalik, Umpamanya :
‫ﻳ‬‫ﹾ‬‫ﻘ‬‫ﹶ‬‫ﻄ‬‫ﻌ‬‫ﻮ‬‫ﹶ‬‫ﻥ‬.‫ﺑ‬‫ﺍ‬‫ﺮ‬ِ‫ﻫ‬‫ﺍ‬‫ﻴ‬‫ﻢ‬.‫ﹸ‬‫ﻞ‬‫ﻌ‬‫ﺠ‬‫ﻧ‬.‫ﹶ‬‫ﻥ‬‫ﻮ‬‫ﹸ‬‫ﺌ‬ِ‫ﻔ‬‫ﹾ‬‫ﻄ‬‫ﻳ‬
dan lain sebagainya.
2. Apabila mati atau sukunnya huruf lima yang
tersebut diatas itu, dari sebab waqaf
(berhenti) atau titik koma, maka hukum
bacaanya disebut :
QALQALAH KUBRA (‫ﻯ‬‫ﺮ‬‫ﺒ‬‫ﹸ‬‫ﻛ‬ ‫ﹾ‬‫ﺔ‬‫ﹶ‬‫ﻠ‬‫ﹶ‬‫ﻘ‬‫ﹾ‬‫ﻠ‬‫ﹶ‬‫ﻗ‬),
dan cara membacanya lebih jelas dan lebih
berkumandang. Umpamanya :
‫ﻕ‬‫ﹶ‬‫ﻼ‬‫ﺨ‬‫ﻨ‬ِ‫ﻣ‬.‫ﺏ‬‫ﺎ‬‫ﺒ‬‫ﹾ‬‫ﻟ‬َ‫ﻷ‬‫ﹾ‬‫ﺍ‬‫ﹸﻮ‬‫ﻟ‬‫ﻭ‬‫ﹸ‬‫ﺃ‬.‫ﹾ‬‫ﻁ‬‫ﺍ‬‫ﺮ‬‫ﺼ‬‫َﻟ‬‫ﺀ‬‫ﺍ‬‫ﻮ‬‫ﺳ‬.‫ﺪ‬‫ﻳ‬ِ‫ﺮ‬‫ﻳ‬‫ﺎ‬‫ﻣ‬
dan lain sebagainya.
Qalqalah artinya getaran suara
Sughra artinya yang lebih kecil
Kubra artinya yang lebih besar
Pelajaran Tajwid34
PASAL KEDUABELAS
Hal Waqaf
Cara membunyikan kata-kata (kalimat) yang
diberhentikan (diwakafkan) itu ada 6 macam :
1. Apabila akhir kata-kata (kalimat) itu berupa
huruf berbaris sukun, maka ketika berhenti
(waqaf) dibaca dengan tidak ada perubahan.
Umpamanya :
‫ﻢ‬‫ﻬ‬‫ﹸ‬‫ﻟ‬‫ﺎ‬‫ﻤ‬‫ﻋ‬‫ﹶ‬‫ﺃ‬.‫ﹾ‬‫ﺙ‬‫ﺪ‬‫ﺤ‬ِ‫ﻓ‬.‫ﺐ‬‫ﹶ‬‫ﻏ‬‫ﺭ‬‫ﹶﺎ‬‫ﻓ‬
2. Apabila akhir kata-kata (kalimat) itu huruf
yang berbaris dengan fathah atau kasrah
atau dlammah, maka ketika berhenti (waqaf)
dibaca dengan mematikan, (sukunkan) huruf
yang terakhir itu.
Umpamanya :
ِ‫ﺪ‬‫ﹶ‬‫ﻠ‬‫ﺒ‬‫ﹾ‬‫ﻟ‬‫ﹶ‬‫ﺍ‬ dibaca ‫ﺪ‬‫ﹶ‬‫ﻠ‬‫ﺒ‬‫ﹾ‬‫ﻟ‬‫ﹶ‬‫ﺍ‬
‫ﹸ‬‫ﻞ‬‫ﻣ‬‫ﺰ‬‫ﻤ‬‫ﹾ‬‫ﻟ‬‫ﹶ‬‫ﺍ‬ dibaca ‫ﹾ‬‫ﻞ‬‫ﻣ‬‫ﺰ‬‫ﻤ‬‫ﹾ‬‫ﻟ‬‫ﹶ‬‫ﺍ‬
‫ﻖ‬‫ﹶ‬‫ﻠ‬‫ﺧ‬ dibaca ‫ﻖ‬‫ﹶ‬‫ﻠ‬‫ﺧ‬
3. Apabila akhir kalimat itu berupa taa’ yang
diatas haa’ (taa’ marbuthah), maka ketika
berhenti dibaca dengan membunyikan
menjadi haa’ yang mati.
Pelajaran Tajwid 35
Umpamanya :
‫ﹲ‬‫ﺔ‬‫ﻨ‬‫ﺟ‬ dibaca ‫ﹾ‬‫ﺔ‬‫ﻨ‬‫ﺟ‬
ِ‫ﺓ‬‫ﺮ‬ِ‫ﺧ‬‫ﺁ‬ dibaca ‫ﹾ‬‫ﺓ‬‫ﺮ‬ِ‫ﺧ‬‫ﺁ‬
‫ﹲ‬‫ﺔ‬‫ﻳ‬ِ‫ﺭ‬‫ﺎ‬‫ﻫ‬ dibaca ‫ﹾ‬‫ﺔ‬‫ﻳ‬ِ‫ﺭ‬‫ﺎ‬‫ﻫ‬
‫ﹰ‬‫ﺔ‬‫ﻣ‬‫ﺎ‬‫ﻴ‬ِ‫ﻗ‬ dibaca ‫ﹾ‬‫ﺔ‬‫ﻣ‬‫ﺎ‬‫ﻴ‬ِ‫ﻗ‬
4. Apabila akhir kata-kata (kalimat) itu berupa
huruf yang diambil dengan huruf mati, maka
dibaca dengan mematikan dua huruf mati,
maka dibaca dengan mematikan dua huruf
dengan suara pendek, atau dibunyikan
sepenuhnya tetapi huruf yang terakhir dibaca
setengah suara.
Umpamanya :
‫ﺰ‬‫ﻬ‬‫ﹾ‬‫ﻟ‬‫ِﺎ‬‫ﺑ‬ِ‫ﻝ‬ dibaca ‫ﺰ‬‫ﻬ‬‫ﹾ‬‫ﻟ‬‫ِﺎ‬‫ﺑ‬‫ﹾ‬‫ﻝ‬ atau ‫ﺰ‬‫ﻬ‬‫ﹾ‬‫ﻟ‬‫ِﺎ‬‫ﺑ‬ِ‫ﻝ‬ dengan laam
setengah suara
ِ‫ﻉ‬‫ﺪ‬‫ﺼ‬‫ﺍﻟ‬ dibaca ‫ﻉ‬‫ﺪ‬‫ﺼ‬‫ﺍﻟ‬ atau ِ‫ﻉ‬‫ﺪ‬‫ﺼ‬‫ﺍﻟ‬ dengan ‘ain
setengah suara
‫ﺪ‬‫ﻤ‬‫ﺤ‬‫ﹾ‬‫ﻟ‬‫ﹶ‬‫ﺍ‬ dibaca ‫ﺪ‬‫ﻤ‬‫ﺤ‬‫ﹾ‬‫ﻟ‬‫ﹶ‬‫ﺍ‬ atau ‫ﺪ‬‫ﻤ‬‫ﺤ‬‫ﹾ‬‫ﻟ‬‫ﹶ‬‫ﺍ‬ dengan daal
setengah suara
5. Apabila akhir kata-kata (kalimat) itu berupa
huruf yang didahului dengan Mad atau Mad
Lien (‫ﻦ‬‫ﻴ‬ِ‫ﻟ‬‫ﺪ‬‫ﻣ‬) maka dibaca dengan mematikan
huruf yang terakhir itu dengan
Pelajaran Tajwid36
memanjangkan Madnya 2 harakah atau 4
harakah atau 6 harakah; ya’ni menjadi Mad
‘Aridl Lissukun.
Umpamanya :
‫ﹶ‬‫ﻥ‬‫ﻭ‬‫ﺮ‬‫ﻌ‬‫ﺸ‬‫ﻳ‬.‫ﻢ‬‫ﻴ‬ِ‫ﻜ‬‫ﺤ‬‫ﹾ‬‫ﻟ‬‫ﺍ‬.‫ﹶ‬‫ﻥ‬‫ﻮ‬‫ﺤ‬ِ‫ﻠ‬‫ﹾ‬‫ﻔ‬‫ﻤ‬‫ﹾ‬‫ﻟ‬‫ﺍ‬.ٍ‫ﻑ‬‫ﻮ‬‫ﺧ‬ ‫ﻦ‬ِ‫ﻣ‬.
‫ﻒ‬‫ﻴ‬‫ﺼ‬‫ﺍﻟ‬.‫ﺏ‬‫ﹶﺍ‬‫ﺬ‬‫ﻌ‬‫ﹾ‬‫ﻟ‬‫ﺍ‬
6. Apabila akhir kalimat itu berbaris fat-hatain
(tanwin) maka dibaca dengan membunyikan
menjadi fathah yang dipanjangkan dua
harakah dan menjadi Mad ‘Iwadl (‫ﺽ‬‫ﻮ‬ِ‫ﻋ‬ ‫ﺪ‬‫ﻣ‬).
Umpamanya :
‫ﺳ‬‫ﹶ‬‫ﻼ‬‫ﻣ‬‫ﺎ‬ dibaca ‫ﺎ‬‫ﻣ‬‫ﹶ‬‫ﻼ‬‫ﺳ‬
‫ﺎ‬‫ﺟ‬‫ﺍ‬‫ﻮ‬‫ﹾ‬‫ﻓ‬‫ﹶ‬‫ﺃ‬ dibaca ‫ﺎ‬‫ﺟ‬‫ﺍ‬‫ﻮ‬‫ﹾ‬‫ﻓ‬‫ﹶ‬‫ﺃ‬
‫ﺠ‬‫ﺳ‬‫ﺍ‬‫ﺪ‬ dibaca ‫ﺍ‬‫ﺪ‬‫ﺠ‬‫ﺳ‬
Pelajaran Tajwid 37
PENUTUP
Seharusnya, pelajaran yang lebih lanjut
dapat dipelajari dengan cara membaca kitab-
kitab yang telah dikarang dalam bahasa Arab,
ialah bahasa Al-Quran sendiri.
Untuk dapat mengerti dengan
mudahnya tentang apa yang dimaksud dalam
kitab-kitab itu, haruslah mengerti lebih dahulu
akan bahasa Arab.
Maka bagi siapa saja yang hendak
memperdalam dan memperluas pengetahuannya
tentang ilmu ini, baiklah mempelajari kitab-kitab
tersebut.
Mudah-mudahan buku kecil ini
bermanfaat dan cukup menjadi dasar
pengetahuan yang baik. Amin.
Pelajaran Tajwid38
Pelajaran Tajwid 39
Dari Qatadah ra. berkata; Aku
bertanya kepada Anas bin Malik ra.
tentang bacaan Rasulullah saw.
Anas menjawab:
“Beliau memanjangkan yang
panjang (Mad).”
Pada riwayat lain : Anas membaca
'Bismillaahirrahmaanirrahiim' dia
memanjangkan 'Bismillaah', dan
memanjangkan 'ar-rahmaan' dan
memanjangkan 'ar-rahiim' Dari
Ummu Salamah ra. bahwa dia
menggambarkan bacaan Rasulullah
saw. seperti membaca sambil
menafsirkan; satu huruf, satu huruf.
(Riwayat Abu Daud, Tirmizi, Nasai.
Tirmizi berkata: hadits ini
hasan sahih)
a|wPublisher
http://agusw.penamedia.com

More Related Content

What's hot

Cinta berbahasa arab 3
Cinta berbahasa arab 3Cinta berbahasa arab 3
Cinta berbahasa arab 3
Ujhe Aswan
 
Tugas tafsir al kasysyaf
Tugas tafsir al kasysyafTugas tafsir al kasysyaf
Tugas tafsir al kasysyaf
Sida El Nurya
 
121472359 madzhab-madzhab-tafsir
121472359 madzhab-madzhab-tafsir121472359 madzhab-madzhab-tafsir
121472359 madzhab-madzhab-tafsir
s4gito
 
Kisah kisah-shahih-dalam-al-quran-as-sunnah
Kisah kisah-shahih-dalam-al-quran-as-sunnahKisah kisah-shahih-dalam-al-quran-as-sunnah
Kisah kisah-shahih-dalam-al-quran-as-sunnah
H4llud4l
 
Terjemah, tafsir dan ta'wil
Terjemah, tafsir dan ta'wilTerjemah, tafsir dan ta'wil
Terjemah, tafsir dan ta'wil
Mohamad Bastomii
 
Al quran adalah satu
Al quran adalah satuAl quran adalah satu
Al quran adalah satu
Cik BaCo
 
Cinta berbahasa arab 4
Cinta berbahasa arab 4Cinta berbahasa arab 4
Cinta berbahasa arab 4
MTs DARUSSALAM
 

What's hot (19)

Bab I (hukum al)
Bab I (hukum al)Bab I (hukum al)
Bab I (hukum al)
 
Cinta berbahasa arab 3
Cinta berbahasa arab 3Cinta berbahasa arab 3
Cinta berbahasa arab 3
 
-al-quran turun 7 huruf
-al-quran turun 7 huruf-al-quran turun 7 huruf
-al-quran turun 7 huruf
 
Agama Islam Bab 1 Berlomba Tentang Kebaikan
Agama Islam Bab 1 Berlomba Tentang KebaikanAgama Islam Bab 1 Berlomba Tentang Kebaikan
Agama Islam Bab 1 Berlomba Tentang Kebaikan
 
Tugas tafsir al kasysyaf
Tugas tafsir al kasysyafTugas tafsir al kasysyaf
Tugas tafsir al kasysyaf
 
121472359 madzhab-madzhab-tafsir
121472359 madzhab-madzhab-tafsir121472359 madzhab-madzhab-tafsir
121472359 madzhab-madzhab-tafsir
 
Makalah maful li_ajlih
Makalah maful li_ajlihMakalah maful li_ajlih
Makalah maful li_ajlih
 
Kel 7 qurdis
Kel 7 qurdisKel 7 qurdis
Kel 7 qurdis
 
Kisah kisah-shahih-dalam-al-quran-as-sunnah
Kisah kisah-shahih-dalam-al-quran-as-sunnahKisah kisah-shahih-dalam-al-quran-as-sunnah
Kisah kisah-shahih-dalam-al-quran-as-sunnah
 
Terjemah, tafsir dan ta'wil
Terjemah, tafsir dan ta'wilTerjemah, tafsir dan ta'wil
Terjemah, tafsir dan ta'wil
 
Gentha yudha-UAS-Pendidikan Agama 2B E1D019087
Gentha yudha-UAS-Pendidikan Agama 2B E1D019087Gentha yudha-UAS-Pendidikan Agama 2B E1D019087
Gentha yudha-UAS-Pendidikan Agama 2B E1D019087
 
Al quran adalah satu
Al quran adalah satuAl quran adalah satu
Al quran adalah satu
 
Makalah maful maah
Makalah maful maahMakalah maful maah
Makalah maful maah
 
MAKALAH TAFSIR TAHLI
MAKALAH TAFSIR TAHLIMAKALAH TAFSIR TAHLI
MAKALAH TAFSIR TAHLI
 
Cinta berbahasa arab 4
Cinta berbahasa arab 4Cinta berbahasa arab 4
Cinta berbahasa arab 4
 
Terjemahan hadis
Terjemahan hadisTerjemahan hadis
Terjemahan hadis
 
Dasar dasar ilmu nahwu
Dasar dasar ilmu nahwuDasar dasar ilmu nahwu
Dasar dasar ilmu nahwu
 
Makalah maful mutlaq
Makalah maful mutlaqMakalah maful mutlaq
Makalah maful mutlaq
 
makalah hadist Dhaif serta pembagiannya
makalah hadist Dhaif serta pembagiannyamakalah hadist Dhaif serta pembagiannya
makalah hadist Dhaif serta pembagiannya
 

Similar to Tajwid2

tajwid2.......,....................,.....
tajwid2.......,....................,.....tajwid2.......,....................,.....
tajwid2.......,....................,.....
MursalinBurhanih1
 
49577259 contoh-makalah-pendidikan-agama-islam
49577259 contoh-makalah-pendidikan-agama-islam49577259 contoh-makalah-pendidikan-agama-islam
49577259 contoh-makalah-pendidikan-agama-islam
Adhy Lrt
 
Bahasa Arab - At-Tawaabi' Lismil Marfuu'
Bahasa Arab - At-Tawaabi' Lismil Marfuu'Bahasa Arab - At-Tawaabi' Lismil Marfuu'
Bahasa Arab - At-Tawaabi' Lismil Marfuu'
Haristian Sahroni Putra
 
Al qur'an di dada ku
Al qur'an di dada kuAl qur'an di dada ku
Al qur'an di dada ku
Hery Sutikno
 
مَتْنُ.Kadocx manaruwi
مَتْنُ.Kadocx manaruwiمَتْنُ.Kadocx manaruwi
مَتْنُ.Kadocx manaruwi
Muhammad Anas
 

Similar to Tajwid2 (18)

tajwid2.......,....................,.....
tajwid2.......,....................,.....tajwid2.......,....................,.....
tajwid2.......,....................,.....
 
Ilmu tajwid lengkap
Ilmu tajwid lengkapIlmu tajwid lengkap
Ilmu tajwid lengkap
 
Asy-Syamsiyah Wal Qamariah.pdf
Asy-Syamsiyah Wal Qamariah.pdfAsy-Syamsiyah Wal Qamariah.pdf
Asy-Syamsiyah Wal Qamariah.pdf
 
Asy-Syamsiyah Wal Qamariah.docx
Asy-Syamsiyah Wal Qamariah.docxAsy-Syamsiyah Wal Qamariah.docx
Asy-Syamsiyah Wal Qamariah.docx
 
Tugas agama
Tugas agamaTugas agama
Tugas agama
 
bismillah sorogan.docx
bismillah sorogan.docxbismillah sorogan.docx
bismillah sorogan.docx
 
NAHWA& QUOTES .docx
NAHWA& QUOTES .docxNAHWA& QUOTES .docx
NAHWA& QUOTES .docx
 
NAHWU AL MUYASSAR
NAHWU AL MUYASSARNAHWU AL MUYASSAR
NAHWU AL MUYASSAR
 
49577259 contoh-makalah-pendidikan-agama-islam
49577259 contoh-makalah-pendidikan-agama-islam49577259 contoh-makalah-pendidikan-agama-islam
49577259 contoh-makalah-pendidikan-agama-islam
 
revisippt.kelompok9.btq.pptx
revisippt.kelompok9.btq.pptxrevisippt.kelompok9.btq.pptx
revisippt.kelompok9.btq.pptx
 
Panduan Durusul Lughah Al-Arabiyah 1
Panduan Durusul Lughah Al-Arabiyah 1Panduan Durusul Lughah Al-Arabiyah 1
Panduan Durusul Lughah Al-Arabiyah 1
 
Bahasa Arab - At-Tawaabi' Lismil Marfuu'
Bahasa Arab - At-Tawaabi' Lismil Marfuu'Bahasa Arab - At-Tawaabi' Lismil Marfuu'
Bahasa Arab - At-Tawaabi' Lismil Marfuu'
 
SKRIPSI BAHASA ARAB
SKRIPSI BAHASA ARABSKRIPSI BAHASA ARAB
SKRIPSI BAHASA ARAB
 
Al qur'an di dada ku
Al qur'an di dada kuAl qur'an di dada ku
Al qur'an di dada ku
 
مَتْنُ.Kadocx manaruwi
مَتْنُ.Kadocx manaruwiمَتْنُ.Kadocx manaruwi
مَتْنُ.Kadocx manaruwi
 
NAHWA& QUOTES .pdf
NAHWA& QUOTES .pdfNAHWA& QUOTES .pdf
NAHWA& QUOTES .pdf
 
Adab 2
Adab 2Adab 2
Adab 2
 
NAHWU AL MUYASSAR .pdf
NAHWU AL MUYASSAR .pdfNAHWU AL MUYASSAR .pdf
NAHWU AL MUYASSAR .pdf
 

Recently uploaded

Jual Obat Cytotec Di Karanganyar 0823.2222.3014 Pusat Pelancar Haid Ampuh Ber...
Jual Obat Cytotec Di Karanganyar 0823.2222.3014 Pusat Pelancar Haid Ampuh Ber...Jual Obat Cytotec Di Karanganyar 0823.2222.3014 Pusat Pelancar Haid Ampuh Ber...
Jual Obat Cytotec Di Karanganyar 0823.2222.3014 Pusat Pelancar Haid Ampuh Ber...
ssupi412
 
WA/TELP : 0822-3006-6162, Pusat Tas Selempang Kurir, Pusat Tas Kurir Termurah...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Pusat Tas Selempang Kurir, Pusat Tas Kurir Termurah...WA/TELP : 0822-3006-6162, Pusat Tas Selempang Kurir, Pusat Tas Kurir Termurah...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Pusat Tas Selempang Kurir, Pusat Tas Kurir Termurah...
imrotus nur istiqomah
 
Jual Cytotec Di Mamasa Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Mamasa Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Mamasa Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Mamasa Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
ssupi412
 

Recently uploaded (6)

Jual Obat Cytotec Di Karanganyar 0823.2222.3014 Pusat Pelancar Haid Ampuh Ber...
Jual Obat Cytotec Di Karanganyar 0823.2222.3014 Pusat Pelancar Haid Ampuh Ber...Jual Obat Cytotec Di Karanganyar 0823.2222.3014 Pusat Pelancar Haid Ampuh Ber...
Jual Obat Cytotec Di Karanganyar 0823.2222.3014 Pusat Pelancar Haid Ampuh Ber...
 
DRAFT PROGRAM KERJA UMUM SEKSI BIDANG.pdf
DRAFT PROGRAM KERJA UMUM SEKSI BIDANG.pdfDRAFT PROGRAM KERJA UMUM SEKSI BIDANG.pdf
DRAFT PROGRAM KERJA UMUM SEKSI BIDANG.pdf
 
WA 0821-2636-0569, Kelas Akademi Online Pra Nikah Terbaik Di Medan
WA 0821-2636-0569, Kelas Akademi Online Pra Nikah Terbaik Di MedanWA 0821-2636-0569, Kelas Akademi Online Pra Nikah Terbaik Di Medan
WA 0821-2636-0569, Kelas Akademi Online Pra Nikah Terbaik Di Medan
 
WA/TELP : 0822-3006-6162, Pusat Tas Selempang Kurir, Pusat Tas Kurir Termurah...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Pusat Tas Selempang Kurir, Pusat Tas Kurir Termurah...WA/TELP : 0822-3006-6162, Pusat Tas Selempang Kurir, Pusat Tas Kurir Termurah...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Pusat Tas Selempang Kurir, Pusat Tas Kurir Termurah...
 
Jual Cytotec Di Mamasa Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Mamasa Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Mamasa Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Mamasa Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 
Modul 5 & 6 - Konsep Dasar IPS - Kelompok 3.pdf
Modul 5 & 6 - Konsep Dasar IPS - Kelompok 3.pdfModul 5 & 6 - Konsep Dasar IPS - Kelompok 3.pdf
Modul 5 & 6 - Konsep Dasar IPS - Kelompok 3.pdf
 

Tajwid2

  • 1. Pelajaran Tajwid i PELAJARAN TAJWID QAIDAH BAGAIMANA MESTINYA MEMBACA AL-QURAN UNTUK PELAJARAN PERMULAAN I. ZARKASYI a|wPublisher http://agusw.penamedia.com
  • 3. Pelajaran Tajwid i PELAJARAN TAJWID QAIDAH BAGAIMANA MESTINYA MEMBACA AL-QURAN UNTUK PELAJARAN PERMULAAN "Tidak di perkenankan mencetak, copy-paste maupun menyebarkannya sebagian atau seluruh buku dalam format PDF ini untuk kepentingan komersial" Team Pusat Konsultasi Syariah a|wPublisher Surabaya
  • 4. Pelajaran Tajwidii Judul E-book : PELAJARAN TAJWID Qaidah Bagaimana Mestinya Membaca Al-Quran Penulis : I. ZARKASYI Penerbit Buku Tercetak : Trimurti Gontor Ponorogo Cetakan ke-23, 1 Ramadhan 1407 H / 29 April 1987 PDF Editor, Layout, & Setting : Agus Waluyo Font : Verdana 08 Traditional Arabic 15 Publikasi a|wPublisher http://agusw.penamedia.com atau http://agusw.cjb.net http://liriknasyid.com e-mail : kank_agus@yahoo.com Yahoo! Messengers : kank_agus Edisi 01, 24 Ramadhan 1426 H (28/10/05)
  • 5. Pelajaran Tajwid iii PENGANTAR PDF Alhamdulillah, walaupun ditengah-tengah mengerjakan ibadah puasa, saya masih diberi kemudahan menyelesaikan PDF Ilmu Tajwid. Saya ketik kembali buku ini karena ilmu tajwid merupakan ilmu yang harus diketahui oleh semua orang yang beragama Islam. Saya berharap versi PDF ini tidak mematikan penerbit lokal dan pengarang untuk menuliskan bukunya. Sehingga saya harapkan pihak pembaca ke toko buku dahulu untuk mencarinya karena harganya cukup murah. Versi PDF ini bukanlah merupakan versi penuh buku tersebut, tetapi bagian ulangan dan latihan yang tercantum pada setiap bab-nya sengaja tidak saya tulis kembali, supaya pihak pembaca membeli buku aslinya. Semoga versi PDF ini menambah wawasan kita tentang ilmu tajwid. Namun demikian jika pihak penerbit serta pengarang merasa dirugikan mohon konfirmasinya, maka buku ini akan saya turunkan pemuatannya, dan jika ada yang menemukan kesalahan tulisan pada versi PDF ini, di mohon memberitahukan kepada editor. (Agus Waluyo) home page : http://agusw.penamedia.com e-mail : kank_agus@yahoo.com
  • 6. Pelajaran Tajwidiv MUKADDIMAH PENULIS ِ‫ﺑ‬‫ﺴ‬‫ﺣ‬‫ﺮ‬‫ﺍﻟ‬ ِ‫ﷲ‬‫ﺍ‬ ِ‫ﻢ‬ٰ‫ﻤ‬ِ‫ﻢ‬‫ﻴ‬ِ‫ﺣ‬‫ﺮ‬‫ﺍﻟ‬ ِ‫ﻦ‬ ‫ﺪﻧﺎ‬‫ﻴ‬‫ﺳ‬ ‫ﻋﻠﻰ‬ ‫ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ‬ ‫ﻭﺍﻟﺼﻼﺓ‬ ‫ﺍﻟﻌﺎﳌﲔ‬ ‫ﺭﺏ‬ ‫ﷲ‬ ‫ﺍﳊﻤﺪ‬ ‫ﺃﲨﻌﲔ‬ ‫ﻭﺻﺤﺒﻪ‬ ‫ﺍﻟﻪ‬ ‫ﻭﻋﻠﻰ‬ ‫ﳏﻤﺪ‬.‫ﺃﻣﺎﺑﻌﺪﺍ‬ Buku kecil ini saya susun setelah agak lama mencoba mencari jalan yang paling mudah untuk memberi pengertian dan pengajaran Ilmu Tajwid khususnya kepada anak-anak yang baru mulai betul dalam pelajaran ini. Sesudah selesai buku ini disusun, dipakailah untuk mengajar berulang-ulang. Sedang hasilnya boleh dikatakan memuaskan. Itu sebabnya, maka buku ini saya perbaharui dan saya perbaiki, dengan menam- bah mana yang kurang dan meninggalkan mana yang belum waktunya diberikan kepada tingkat permulaan ini. Sekianlah, mudah-mudahan maksud saya dan maksud Ilmu Tajwid dalam berkhidmad memperbaiki atau memelihara pembacaan Al- Quran, dapat tercapai dengan keredhaan Illahi. Amin Wassalam, Gontor, 15 Ramadhan 1374 / 7 Mei 1955
  • 7. Pelajaran Tajwid v DAFTAR ISI PENGANTAR PDF.......................................... iii MUKADDIMAH PENULIS ................................. iv DAFTAR ISI...................................................v PELAJARAN PENDAHULUAN .............................1 PASAL KESATU Hal Sukun Dan Tanwin .............2 PASAL KEDUA Hal Mim Sukun ........................7 PASAL KETIGA Hal Mim Tasydid dan Nun Tasydid ........................................9 PASAL KEEMPAT Hal Lam Ta’rief ...................10 PASAL KELIMA Hal Laam Tebal Dan Tipis ........13 PASAL KEENAM Id-Gham Mutamatsilain..........14 PASAL KETUJUH Id-Gham Mutaqaribain ..........16 PASAL KEDELAPAN Id-Gham Mutajanisain.......17 PASAL KESEMBILAN Hal Bacaan Panjang Atau Mad ..........................................19 PASAL KESEPULUH Hal Membaca Ra’..............29 PASAL KESEBELAS Hal Qalqalah ....................33 PASAL KEDUABELAS Hal Waqaf .....................34 PENUTUP ....................................................37
  • 8.
  • 9. Pelajaran Tajwid 1 PELAJARAN PENDAHULUAN 1. Ilmu Tajwid ialah pengetahuan tentang kaidah serta cara-cara membaca Al-Quran dengan sebaik-baiknya. 2. Tujuan ilmu tajwid ialah memelihara bacaan Al-Quran dari kesalahan dan perubahan serta memelihara lisan (mulut) dari kesalahan membaca. 3. Yang terutama dibahas atau dipelajari dalam ilmu tajwid ialah huruf-huruf hijaiyah yang 29, dalam bermacam-macam harakah (barisnya) serta dalam bermacam-macam hubungan. 4. Huruf yang 29 itu ialah : ‫ﺭ‬ ‫ﺫ‬ ‫ﺩ‬ ‫ﺥ‬ ‫ﺡ‬ ‫ﺝ‬ ‫ﺙ‬ ‫ﺕ‬ ‫ﺏ‬ ‫ﺍ‬ ‫ﺹ‬ ‫ﺵ‬ ‫ﺱ‬ ‫ﺯ‬‫ﻑ‬ ‫ﻍ‬ ‫ﻉ‬ ‫ﻅ‬ ‫ﻁ‬ ‫ﺽ‬ ‫ﻙ‬ ‫ﻕ‬‫ﻯ‬ ‫ﺀ‬ ‫ﻩ‬ ‫ﻭ‬ ‫ﻥ‬ ‫ﻡ‬ ‫ﻝ‬ Apabila disebut huruf hijaiyah yang 28, maksudnya ialah huruf yang disebut diatas, selain huruf alif. 5. Belajar ilmu tajwid itu hukumnya fardlu kifayah, sedang membaca Al-Quran dengan baik (sesuai dengan ilmu tajwid) itu hukumnya Fardlu ‘Ain.
  • 10. Pelajaran Tajwid2 PASAL KESATU Hal Sukun Dan Tanwin Hukum nun sukun (‫ﹾ‬‫ﻥ‬) dan tanwin ( ًٌٍ ) itu ada lima macam : 1. Manakala ada nun sukun nun sukun (‫ﹾ‬‫ﻥ‬) atau tanwin ( ًٌٍ ) bertemu dengan salah satu huruf halqi ( ‫ﺣ‬‫ﺮ‬‫ﻭ‬‫ﻑ‬‫ﺣ‬‫ﹾ‬‫ﻠ‬ِ‫ﻘ‬‫ﻰ‬ ) yang enam, yakni: hamzah, haa, haa’, ‘ain, ghain, dan khaa’ ( ‫ﺥ‬ ‫ﻍ‬ ‫ﻉ‬ ‫ﺡ‬ ‫ﻩ‬ ‫ﺀ‬) maka bacaannya adalah IDH-HAR HALQI (‫ِﻰ‬‫ﻘ‬‫ﹾ‬‫ﻠ‬‫ﺣ‬ ‫ﺭ‬‫ﺎ‬‫ﻬ‬‫ﹾ‬‫ﻇ‬ِ‫ﺇ‬). artinya : harus dibaca dengan terang dan jelas, sebab bertemu dengan huruf halqi. Umpamanya : ‫ﻣ‬‫ﻦ‬‫ﻣ‬‫ﺁ‬‫ﻦ‬.ِ‫ﻣ‬‫ﻨ‬‫ﻪ‬.‫ﹶ‬‫ﻏ‬‫ﹸ‬‫ﻔ‬‫ﺮ‬‫ﺣ‬ِ‫ﻠ‬‫ﻴ‬‫ﻢ‬.‫ﺳ‬ِ‫ﻤ‬‫ﻴ‬‫ﻊ‬‫ﻋ‬ِ‫ﻠ‬‫ﻴ‬‫ﻢ‬ dan lain sebagainya. Keterangan : Idh-har artinya menerangkan atau menje- laskan. Halqi artinya kerongkongan.
  • 11. Pelajaran Tajwid 3 Huruf enam itu disebut huruf halqi, karena makhrajnya atau tempat keluarnya suara dari mulut, ada pada kerongkongan atau tenggorokan. 2. Apabila ada nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf : yaa’, nun, mim, dan wau, (‫ﻭ‬ ‫ﻡ‬ ‫ﻥ‬ ‫ﻯ‬) maka hukum bacaannya disebut : ID-GHAM BI-GUNNAH (‫ﹾ‬‫ﺔ‬‫ﻨ‬‫ﻐ‬ِ‫ﺑ‬ ‫ﻡ‬‫ﹶﺎ‬‫ﻏ‬‫ﺩ‬ِ‫ﺇ‬) Id-gham artinya memasukkan atau men- tasydidkan. Bi-ghunnah artinya : dengan mendengung. Jadi harus dimasukkan atau ditasydidkan ke dalam salah satu huruf yang empat itu, dengan suara mendengung. Umpamanya ٍ‫ﺭ‬‫ﻮ‬‫ﻧ‬ ‫ﻦ‬ِ‫ﻣ‬.‫ﻣ‬‫ﻦ‬‫ﻣ‬‫ﻨ‬‫ﻊ‬.‫ﻣ‬‫ﻦ‬‫ﻳ‬‫ﹸ‬‫ﻘ‬‫ﻮ‬‫ﹸ‬‫ﻝ‬.ِ‫ﻣ‬‫ﻦ‬‫ﻭ‬ِ‫ﻟ‬‫ﻲ‬‫ﻭ‬‫ﹶ‬‫ﻻ‬‫ﻧ‬ِ‫ﺼ‬‫ﻴ‬ٍ‫ﺮ‬ Akan tetapi apabila nun sukun dan tanwin bertemu dengan salah satu huruf yang empat tersebut di atas di dalam satu perkataan (kalimah) maka bukanlah bacaan id-gham, artinya tidak dibaca id-gham, dan tidak ditasydidkan, bahkan harus dibaca dengan terang atau id-har (‫ﺭ‬‫ﺎ‬‫ﻬ‬‫ﹾ‬‫ﻇ‬ِ‫ﺇ‬) dan disebut IDH-HAR WAJIB ( ‫ﹾ‬‫ﻇ‬ِ‫ﺇ‬‫ﻭ‬ ‫ﺭ‬‫ﺎ‬‫ﻬ‬ِ‫ﺟ‬‫ﺍ‬‫ﺐ‬ )
  • 12. Pelajaran Tajwid4 Umpamanya : ‫ﺎ‬‫ﻴ‬‫ﻧ‬‫ﺩ‬.‫ﹲ‬‫ﻥ‬‫ﺍ‬‫ﻮ‬‫ﻨ‬ِ‫ﺻ‬.‫ﹲ‬‫ﻥ‬‫ﺎ‬‫ﻴ‬‫ﻨ‬‫ﺑ‬ dan lain sebagainya. 3. Apabila ada nun sukun dan tanwin bertemu dengan salah satu dari huruf : lam (‫ﻝ‬) atau ra’ (‫ﺭ‬) maka hukum bacaanya disebut : ID-GHAM BILA GHUNNAH (‫ﹾ‬‫ﺔ‬‫ﻨ‬‫ﹸ‬‫ﻏ‬ ‫ﹶ‬‫ﻼ‬ِ‫ﺑ‬ ‫ﻡ‬‫ﹶﺎ‬‫ﻏ‬‫ﺩ‬ِ‫ﺇ‬) Id-gham artinya : memasukkan atau men- tasydidkan. Bila Ghunnah artinya : dengan tidak men- dengung. Umpamanya : ‫ﻣ‬‫ﻢ‬‫ﹶ‬‫ﻟ‬ ‫ﻦ‬ dibaca ‫ﻣ‬‫ﱠ‬‫ﻠ‬‫ﻢ‬ ِ‫ﻣ‬‫ﻦ‬‫ﺭ‬‫ﺑ‬ِ‫ﻬ‬‫ﻢ‬ dibaca ِ‫ﻣ‬‫ﺮ‬‫ﺑ‬ِ‫ﻬ‬‫ﻢ‬ misalnya lagi : ‫ﹰﺎ‬‫ﻗ‬‫ﺯ‬ِ‫ﺭ‬ ٍ‫ﺓ‬‫ﺮ‬‫ﻤ‬‫ﹶ‬‫ﺛ‬ ‫ﻦ‬ِ‫ﻣ‬.‫ﹶ‬‫ﻥ‬‫ﻮ‬‫ﻤ‬‫ﹶ‬‫ﻠ‬‫ﻌ‬‫ﻳ‬ ‫ﹶ‬‫ﻻ‬ ‫ﻦ‬ِ‫ﻜ‬‫ﹶ‬‫ﻟ‬‫ﻭ‬ dan lain sebagainya. 4. Apabila ada nun sukun atau tanwin bertemu dengan baa’ (‫ﺏ‬) maka hukum bacaanya disebut IQLAB (‫ﺏ‬‫ﹶ‬‫ﻼ‬‫ﹾ‬‫ﻗ‬ِ‫ﺇ‬)
  • 13. Pelajaran Tajwid 5 Iqlab artinya : membalik atau menukar. Tegasnya huruf nun atau tanwin itu membacanya ketika itu dibalik (ditukar) menjadi (‫ﻡ‬). Umpamanya : ‫ﺳ‬ِ‫ﻤ‬‫ﻴ‬‫ﻊ‬‫ﺑ‬ِ‫ﺼ‬‫ﻴ‬‫ﺮ‬.‫ﺗ‬‫ﻨ‬ِ‫ﺒ‬‫ﻴ‬‫ﻪ‬.‫ﹶ‬‫ﻛ‬ِ‫ﺮ‬ٍ‫ﻡ‬‫ﺍ‬‫ﺑ‬‫ﺮ‬‫ﺭ‬ٍ‫ﺓ‬ dan lain sebagainya. 5. Apabila ada nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu dari huruf 15 tersebut di bawah ini, maka hukum bacaannya disebut : IKHFAA’ HAQIQI (‫ِﻰ‬‫ﻘ‬‫ﻴ‬ِ‫ﻘ‬‫ﺣ‬ ْ‫ﺀ‬‫ﹶﺎ‬‫ﻔ‬‫ﺧ‬ِ‫ﺇ‬) Ikhfaa’ artinya : menyamar atau menyem- bunyikan. Haqiqi artinya : sungguh-sungguh atau benar-benar. Dan cara membacanya adalah samar-samar antara Idh-har (‫ﺭ‬‫ﺎ‬‫ﻬ‬‫ﹾ‬‫ﻇ‬ِ‫ﺇ‬) dengan Id-gham (‫ﻡ‬‫ﹶﺎ‬‫ﻏ‬‫ﺩ‬ِ‫ﺇ‬). Artinya harus terang, tetapi disambung dengan huruf yang di mukanya dengan mendengung. Huruf 15 itu ialah : ‫ﻙ‬ ‫ﻕ‬ ‫ﻑ‬ ‫ﻅ‬ ‫ﻁ‬ ‫ﺽ‬ ‫ﺽ‬ ‫ﺵ‬ ‫ﺱ‬ ‫ﺯ‬ ‫ﺫ‬ ‫ﺩ‬ ‫ﺝ‬ ‫ﺙ‬ ‫ﺕ‬ Huruf-huruf itu ialah semua huruf hijaiyah (semua huruf Arab), selain dari huruf Idh-har Halqi, Id-gham bi-ghunnah, Id-gham bila-
  • 14. Pelajaran Tajwid6 ghunnah dan Iqlab. Umpamanya : ٍ‫ﻉ‬‫ﻮ‬‫ﺟ‬ ‫ﻦ‬ِ‫ﻣ‬.‫ﻖ‬ِ‫ﻄ‬‫ﻨ‬‫ﻳ‬.‫ﺩ‬‫ﺍ‬‫ﺪ‬‫ﻧ‬‫ﹶ‬‫ﺃ‬.‫ﻢ‬‫ﹸ‬‫ﻜ‬‫ﻨ‬ِ‫ﻣ‬.‫ﻢ‬‫ﹸ‬‫ﻜ‬‫ﺴ‬‫ﹸ‬‫ﻔ‬‫ﻧ‬‫ﹶ‬‫ﺃ‬
  • 15. Pelajaran Tajwid 7 PASAL KEDUA Hal Mim Sukun Hukum bacaan min sukun itu ada tiga macam: 1. Apabila ada min sukun (‫ﻡ‬) bertemu dengan huruf baa’ (‫ﺏ‬), maka hukum bacaanya disebut: IKHFAA’ SYAFAWI (‫ِﻯ‬‫ﻮ‬‫ﹶ‬‫ﻔ‬‫ﺷ‬ ْ‫ﺀ‬‫ﹶﺎ‬‫ﻔ‬‫ﺧ‬ِ‫ﺇ‬) Membacanya harus samar-samar di bibir dan didengungkan. Umpamanya ِ‫ﺼ‬‫ﺘ‬‫ﻋ‬‫ﺍ‬‫ﻢ‬ِ‫ﺑ‬ِ‫ﷲ‬‫ﺎ‬.‫ﻭ‬‫ﻫ‬‫ﻮ‬‫ﻡ‬ِ‫ﺑ‬ِ‫ﻪ‬.‫ﺩ‬‫ﺧ‬‫ﹾ‬‫ﻠ‬‫ﺘ‬‫ﻢ‬ِ‫ﺑ‬ِ‫ﻬ‬‫ﻦ‬ dan lain sebagainya. 2. Apabila ada min sukun (‫ﻡ‬) bertemu dengan (‫ﻡ‬) maka hukum bacaannya disebut ID-GHAM MIMI (‫ِﻰ‬‫ﻤ‬‫ﻴ‬ِ‫ﻣ‬ ‫ﻡ‬‫ﹶﺎ‬‫ﻏ‬‫ﺩ‬ِ‫ﺇ‬) Umpamanya : ‫ﻦ‬ِ‫ﻣ‬ ‫ﻢ‬‫ﻬ‬‫ﹶ‬‫ﻟ‬ ‫ﺎ‬‫ﻣ‬‫ﻭ‬ِ‫ﷲ‬‫ﺍ‬.‫ﹶ‬‫ﻥ‬‫ﻮ‬‫ﺟ‬‫ﺮ‬‫ﺗ‬ ‫ﻦ‬‫ﻣ‬ ‫ﻡ‬‫ﹶ‬‫ﺃ‬ Dan lain sebagainya. Boleh juga bacaan itu disebut : ID-GHAM MUTAMATSILAIN
  • 16. Pelajaran Tajwid8 (‫ﻦ‬‫ﻴ‬‫ﹶ‬‫ﻠ‬ِ‫ﺛ‬ ‫ﺎ‬‫ﻤ‬‫ﺘ‬‫ﻣ‬ ‫ﻡ‬‫ﹶﺎ‬‫ﻏ‬‫ﺩ‬ِ‫ﺇ‬) Karena sesuai dengan kaidah hukum bacaan tersebut, sebagaimana yang akan dite- rangkan pada pasalnya (pdf red: hal 14). 3. Apabila ada mim sukun bertemu dengan salah satu huruf yang 26, ya’ni semua huruf hijaiyah selain huruf mim dan baa’ maka hukum bacaanya disebut : IDH-HAR SYAFAWI (‫ِﻯ‬‫ﻮ‬‫ﹶ‬‫ﻔ‬‫ﺷ‬ ‫ﺭ‬‫ﺎ‬‫ﻬ‬‫ﹾ‬‫ﻇ‬ِ‫ﺇ‬), Jadi harus dibaca yang terang di bibir dengan mulut tertutup. Dan harus lebih dijelaskan (diidh-harkan) lagi apabila bertemu dengan huruf wau (‫ﻭ‬) dan faa’ (‫ﻑ‬). Umpamanya ‫ﺖ‬‫ﻤ‬‫ﻌ‬‫ﻧ‬‫ﹶ‬‫ﺃ‬.‫ﺎ‬‫ﻬ‬‫ﻴ‬ِ‫ﻓ‬ ‫ﻢ‬‫ﻬ‬‫ﹶ‬‫ﻟ‬.‫ﻦ‬‫ﻴ‬‫ﱢ‬‫ﻟ‬‫ﺂ‬‫ﻀ‬‫ﺍﻟ‬ ‫ﹶ‬‫ﻻ‬‫ﻭ‬ ‫ﻢ‬ِ‫ﻬ‬‫ﻴ‬‫ﹶ‬‫ﻠ‬‫ﻋ‬ dan lain sebagainya.
  • 17. Pelajaran Tajwid 9 PASAL KETIGA Hal Mim Tasydid dan Nun Tasydid Apabila ada mim yang bertasydid (‫ﻡ‬) dan nun yang bertasydid (‫ﹼ‬‫ﻥ‬) maka dibaca dengan berdengung dan disebut bacaan GHUNNAH (‫ﹾ‬‫ﺔ‬‫ﻨ‬‫ﹸ‬‫ﻏ‬) Umpamanya : ‫ﺱ‬‫ﺎ‬‫ﻨ‬‫ﺍﻟ‬.‫ﺭ‬‫ﺎ‬‫ﻨ‬‫ﺍﻟ‬.‫ﱠ‬‫ﻥ‬ِ‫ﺇ‬.‫ﺎ‬‫ﻣ‬‫ﹶ‬‫ﺃ‬.‫ﹸ‬‫ﺔ‬‫ﻨ‬‫ﺠ‬‫ﹾ‬‫ﻟ‬‫ﺍ‬ dan lain sebagainya.
  • 18. Pelajaran Tajwid10 PASAL KEEMPAT Hal Lam Ta’rief Alif dan laam (‫ﹾ‬‫ﻝ‬‫ﹶ‬‫ﺍ‬) yang selalu dihubungkan dengan perkataan-perkataan (nama benda) dalam Bahasa Arab, disebut Laam Ta’rief ( ‫ﹶ‬‫ﻻ‬‫ﻡ‬‫ﺘ‬‫ﺍﻟ‬‫ﻌ‬ِ‫ﺮ‬ِ‫ﻒ‬‫ﻳ‬ ). 1. Apabila ada laam ta’rief (‫ﹾ‬‫ﻝ‬‫ﹶ‬‫ﺍ‬) bertemu/ dihubungkan dengan salah satu huruf 14, yaitu : hamzah, baa’, ghain, haa’, jiem, kaaf, wau, khaa’, faa’, ‘ain, qaf, yaa’, miem, haa’. ‫ﻩ‬ ‫ﻡ‬ ‫ﻯ‬ ‫ﻕ‬ ‫ﻉ‬ ‫ﻑ‬ ‫ﺥ‬ ‫ﻭ‬ ‫ﻙ‬ ‫ﺝ‬ ‫ﺡ‬ ‫ﻍ‬ ‫ﺏ‬ ‫ﺀ‬ Maka hukum bacaanya disebut IDH-HAR QAMARIYAH (‫ﹾ‬‫ﺔ‬‫ﻳ‬ِ‫ﺮ‬‫ﻤ‬‫ﹶ‬‫ﻗ‬ ‫ﺭ‬‫ﺎ‬‫ﻬ‬‫ﹾ‬‫ﻇ‬ِ‫ﺇ‬). Cara membacanya harus terang. Huruf 14 itu telah terkumpul dalam kalimat ini : ( ‫ﻒ‬‫ﺧ‬‫ﻭ‬ ‫ﻚ‬‫ﺠ‬‫ﺣ‬ ِ‫ﻎ‬‫ﺑ‬‫ﹶ‬‫ﺃ‬‫ﹾ‬‫ﺔ‬‫ﻤ‬‫ﻴ‬ِ‫ﻘ‬‫ﻋ‬ ). Huruf 14 itu dinamakan huruf Qamariyah. Qamar artinya bulan. Qamariyah (‫ﹾ‬‫ﺔ‬‫ﻳ‬ِ‫ﺮ‬‫ﻤ‬‫ﹶ‬‫ﻗ‬) artinya sebangsa bulan. Karena laam ta’rief itu di umpamakan bintang, dan huruf itu diumpamakan bulan. Bintang itu tetap terang kelihatan, meskipun ada atau bertemu
  • 19. Pelajaran Tajwid 11 dengan bulan. Karena itu pula, maka laam ta’rief tadi, ketika bertemu dengan huruf Qamariyah harus dibaca terang. Umpamanya : ‫ﹶ‬‫ﺍ‬َ‫ﻷ‬‫ﻧ‬‫ﻌ‬‫ﻡ‬‫ﺎ‬.‫ﹾ‬‫ﻟ‬‫ﺍ‬ِ‫ﺒ‬‫ﺮ‬.‫ﹾ‬‫ﻟ‬‫ﺍ‬‫ﻐ‬‫ﻤ‬‫ﻡ‬‫ﺎ‬.‫ﹾ‬‫ﻟ‬‫ﺍ‬‫ﺤ‬ِ‫ﻤ‬‫ﻴ‬‫ﻢ‬.‫ﹾ‬‫ﻟ‬‫ﺍ‬‫ﺠ‬‫ﻨ‬‫ﹸ‬‫ﺔ‬ ‫ﹾ‬‫ﻟ‬‫ﺍ‬‫ﹶ‬‫ﻜ‬‫ﻮ‬‫ﹶ‬‫ﺛ‬‫ﺮ‬.‫ﹾ‬‫ﻟ‬‫ﺍ‬ِ‫ﻮ‬‫ﹾ‬‫ﻟ‬‫ﺪ‬‫ﹸ‬‫ﻥ‬‫ﺍ‬.‫ﹾ‬‫ﻟ‬‫ﺍ‬‫ﺨ‬‫ﻴ‬‫ﺮ‬.‫ﹾ‬‫ﻟ‬‫ﺍ‬‫ﹶ‬‫ﻘ‬‫ﻤ‬‫ﺮ‬ dan lain sebagainya. 2. Apabila ada laam ta’rief (‫ﹾ‬‫ﻝ‬‫ﹶ‬‫ﺍ‬) bertemu dengan salah satu huruf 14, yakni semua huruf selain huruf Qamariyah, maka hukum bacaanya disebut : ID-GHAM SYAMSIYAH (‫ﹾ‬‫ﺔ‬‫ﻴ‬ِ‫ﺴ‬‫ﻤ‬‫ﺷ‬ ‫ﻡ‬‫ﹶﺎ‬‫ﻏ‬‫ﺩ‬ِ‫ﺍ‬) dan cara membacanya harus dimasukkan (diid-ghamkan) ke dalam salah satu huruf yang 14 itu. Huruf yang 14 ini disebut huruf Syamsiyah (‫ﹾ‬‫ﺔ‬‫ﻴ‬ِ‫ﺴ‬‫ﻤ‬‫ﺷ‬). Syams artinya matahari, Syamsiyah artinya sebangsa matahari. Bintang itu apabila bertemu dengan matahari, menjadi tidak kelihatan. Demikian pula laam ta’rief itu apabila bertemu dengan huruf syamsiyah, menjadi tidak terbaca pula. Meskipun tulisannya masih ada, dan kemudian ditasydidkan (dimasukkan) ke
  • 20. Pelajaran Tajwid12 dalam huruf Syamsiyah. Umpamanya : ‫ﺴ‬‫ﺍﻟ‬‫ﹶ‬‫ﻼ‬‫ﻡ‬.‫ﺘ‬‫ﺍﻟ‬‫ﻮ‬‫ﺏ‬‫ﺍ‬.‫ﺮ‬‫ﺍﻟ‬ِ‫ﺣ‬‫ﻴ‬‫ﻢ‬.‫ﻭ‬‫ﺸ‬‫ﺍﻟ‬‫ﻤ‬‫ﺲ‬.ِ‫ﺑ‬‫ﺼ‬‫ﺎﻟ‬‫ﺒ‬ِ‫ﺮ‬ ‫ﻀ‬‫ﺍﻟ‬‫ﱢ‬‫ﻟ‬‫ﺂ‬‫ﻴ‬‫ﻦ‬.‫ﱠ‬‫ﻈ‬‫ﺍﻟ‬ِ‫ﻟ‬‫ﺎ‬‫ﻤ‬‫ﻮ‬‫ﹶ‬‫ﻥ‬.‫ﻨ‬‫ﺍﻟ‬‫ﺱ‬‫ﺎ‬.‫ﺪ‬‫ﺍﻟ‬‫ﻳ‬‫ﻦ‬ dan demikian seterusnya.
  • 21. Pelajaran Tajwid 13 PASAL KELIMA Hal Laam Tebal Dan Tipis 1. Apabila laam (‫ﻝ‬) dalam perkataan Allah didahului oleh fathah atau dhammah, maka haruslah dibaca dengan tebal ( ‫ﻣ‬‫ﹶ‬‫ﻔ‬‫ﺨ‬‫ﻤ‬‫ﹾ‬‫ﺔ‬ ) Umpamanya : ُ‫ﷲ‬‫ﺍ‬ ‫ﺪ‬ِ‫ﻬ‬‫ﺷ‬.ِ‫ﷲ‬‫ﺍ‬ ‫ﹸ‬‫ﻝ‬‫ﻮ‬‫ﺳ‬‫ﺭ‬.‫ﺍﻟ‬‫ﻢ‬‫ﻬ‬‫ﱠ‬‫ﻠ‬ 2. Apabila laam dalam perkataan Allah didahului oleh kasrah dan semua laam yang tidak di dalam perkataan Allah, maka harus dibaca tipis (‫ﹾ‬‫ﺔ‬‫ﹶ‬‫ﻘ‬‫ﱠ‬‫ﻗ‬‫ﺮ‬‫ﻣ‬). Umpamanya : ِ‫ﺑ‬‫ﺴ‬ِ‫ﻢ‬ِ‫ﷲ‬‫ﺍ‬.ِ‫ﺑ‬ِ‫ﷲ‬‫ﺎ‬.‫ﻭ‬‫ﹶ‬‫ﻟ‬‫ﻪ‬‫ﹾ‬‫ﻟ‬‫ﺍ‬‫ﺤ‬‫ﻤ‬‫ﺪ‬.‫ﹶ‬‫ﺍ‬‫ﱠ‬‫ﻠ‬‫ﻟ‬ِ‫ﺬ‬‫ﻯ‬ Perkataan Allah dinamakan : Lafdhu-l-Jalaalah ( ‫ﹶ‬‫ﻟ‬‫ﹾ‬‫ﻔ‬‫ﹸ‬‫ﻆ‬‫ﹾ‬‫ﻟ‬‫ﺍ‬‫ﺠ‬‫ﹶ‬‫ﻼ‬‫ﹶ‬‫ﻟ‬‫ﹾ‬‫ﺔ‬ )
  • 22. Pelajaran Tajwid14 PASAL KEENAM Id-Gham Mutamatsilain Apabila ada dua huruf yang sama sedang yang pertama sukun (mati), umpamanya baa’ sukun (‫ﺏ‬) bertemu dengan baa’ (‫ﺏ‬), maka hukum bacaanya disebut : ID-GHAM MUTAMATSILAIN ( ‫ﻣ‬ ‫ﻡ‬‫ﹶﺎ‬‫ﻏ‬‫ﺩ‬ِ‫ﺇ‬ِ‫ﻦ‬‫ﻴ‬‫ﹶ‬‫ﻠ‬ِ‫ﺛ‬‫ﺎ‬‫ﻤ‬‫ﺘ‬ ) Cara membacanya harus dimasukkan (ditasdidkan) kepada huruf yang kedua. Umpamanya : ‫ﻙ‬‫ﺎ‬‫ﺼ‬‫ﻌ‬ِ‫ﺑ‬ ‫ﺏ‬ِ‫ﺮ‬‫ﺿ‬ِ‫ﺍ‬.‫ﺐ‬‫ﻫ‬‫ﹶ‬‫ﺫ‬‫ﹾ‬‫ﺫ‬ِ‫ﺍ‬.‫ﻢ‬‫ﻬ‬‫ﺗ‬‫ﺭ‬‫ﺎ‬‫ﺠ‬ِ‫ﺗ‬ ‫ﺖ‬‫ﺤ‬ِ‫ﺑ‬‫ﺭ‬ ‫ﺎ‬‫ﻤ‬‫ﹶ‬‫ﻓ‬ Dibaca ‫ﻙ‬‫ﺎ‬‫ﺼ‬‫ﻌ‬‫ﺑ‬ ِ‫ﺮ‬‫ﺿ‬ِ‫ﺍ‬.‫ﱠ‬‫ﺫ‬ِ‫ﺍ‬‫ﺐ‬‫ﻫ‬.‫ﺘ‬‫ﺤ‬ِ‫ﺑ‬‫ﺭ‬ ‫ﺎ‬‫ﻤ‬‫ﹶ‬‫ﻓ‬‫ﻢ‬‫ﻬ‬‫ﺗ‬‫ﺭ‬‫ﺎ‬‫ﺠ‬ Mutamatsilain artinya : dua semisal, dan juga disebut : mistlain (ِ‫ﻦ‬‫ﻴ‬‫ﹶ‬‫ﻠ‬‫ﹾ‬‫ﺜ‬ِ‫ﻣ‬) Yang terkecuali : Dari kaidah Id-gham Mutamatsilain ini, ada kecualinya, ya’ni : apabila ada wau sukun (‫ﻭ‬)
  • 23. Pelajaran Tajwid 15 bertemu dengan wau (‫ﻭ‬), dan yaa’ sukun (‫ﻯ‬) bertemu dengan yaa’ (‫ﻯ‬), maka tidak diid- ghamkan (dimasukkan) dalam huruf yang kedua, tetapi harus dibaca panjang sebagaimana mestinya. Umpamanya : ‫ﺿ‬‫ﺍ‬ِ‫ﺒ‬‫ﺮ‬‫ﻭ‬‫ﻭ‬‫ﺍ‬‫ﺻ‬ِ‫ﺑ‬‫ﺎ‬‫ﺮ‬‫ﻭ‬‫ﺍ‬.‫ﻣ‬‫ﺁ‬‫ﻨ‬‫ﻮ‬‫ﻭ‬‫ﺍ‬‫ﻋ‬ِ‫ﻤ‬‫ﹶ‬‫ﻠ‬‫ﻮ‬‫ﺍ‬.ِ‫ﻓ‬‫ﻳ‬ ‫ﻰ‬‫ﻮ‬ِ‫ﻡ‬‫ﹶ‬‫ﻛ‬‫ﹶ‬‫ﻥ‬‫ﺎ‬ dan lain sebagainya.
  • 24. Pelajaran Tajwid16 PASAL KETUJUH Id-Gham Mutaqaribain Apabila ada : tsaa’ sukun (‫ﹾ‬‫ﺙ‬) bertemu dengan dzal (‫ﺫ‬) baa' sukun (‫ﺏ‬) bertemu dengan mim (‫ﻡ‬) qaaf sukun (‫ﻕ‬) bertemu dengan kaaf (‫ﻙ‬) maka hukum bacaannya disebut : ID-GHAM MUTAQARIBAIN (ِ‫ﻦ‬‫ﻴ‬‫ﺑ‬ِ‫ﺭ‬‫ﹶﺎ‬‫ﻘ‬‫ﺘ‬‫ﻣ‬ ‫ﻡ‬‫ﹶﺎ‬‫ﻏ‬‫ﺩ‬ِ‫ﺇ‬) Mutaqaribain artinya : dua berdekatan. Cara membacanya harus dimasukkan (diid- ghamkan) kedalam huruf yang dua itu. Umpamanya : ‫ﻚ‬ِ‫ﻟ‬‫ﹶ‬‫ﺫ‬ ‫ﹾ‬‫ﺚ‬‫ﻬ‬‫ﹾ‬‫ﻠ‬‫ﻳ‬ dibaca ‫ﻚ‬ِ‫ﻟ‬‫ﱠ‬‫ﺬ‬‫ﻬ‬‫ﹾ‬‫ﻠ‬‫ﻳ‬ ‫ﺎ‬‫ﻨ‬‫ﻌ‬‫ﻣ‬ ‫ﺐ‬‫ﹶ‬‫ﻛ‬‫ﺭ‬ِ‫ﺍ‬ dibaca ‫ﺎ‬‫ﻨ‬‫ﻌ‬‫ﻤ‬‫ﹶ‬‫ﻛ‬‫ﺭ‬ِ‫ﺍ‬ ‫ﻢ‬‫ﹸ‬‫ﻜ‬‫ﹾ‬‫ﻘ‬‫ﹸ‬‫ﻠ‬‫ﺨ‬‫ﻧ‬ ‫ﻢ‬‫ﹶ‬‫ﻟ‬‫ﹶ‬‫ﺃ‬ dibaca ‫ﱡﻢ‬‫ﻜ‬‫ﹸ‬‫ﻠ‬‫ﺨ‬‫ﻧ‬ ‫ﻢ‬‫ﹶ‬‫ﻟ‬‫ﹶ‬‫ﺃ‬ dan lain sebagainya.
  • 25. Pelajaran Tajwid 17 PASAL KEDELAPAN Id-Gham Mutajanisain Apabila ada : taa’ sukun (‫ﺕ‬) bertemu dengan thaa’ (‫ﻁ‬) taa’ sukun (ْ‫ت‬ ) bertemu dengan dal (‫ﺩ‬) thaa’ sukun (‫ﹾ‬‫ﻁ‬) bertemu dengan taa’ (‫ﺕ‬) dal sukun (‫ﺩ‬) bertemu dengan taa’ (‫ﺕ‬) laam sukun (‫ﹾ‬‫ﻝ‬) bertemu dengan raa’ (‫ﺭ‬) dzal sukun (‫ﹾ‬‫ﺫ‬) bertemu dengan dhaa’ (‫ﻅ‬) maka hukum bacaannya disebut : ID-GHAM MUTAJANISAIN (ِ‫ﻦ‬‫ﻴ‬‫ﺴ‬ِ‫ﻧ‬‫ﺎ‬‫ﺠ‬‫ﺘ‬‫ﻣ‬ ‫ﻡ‬‫ﹶﺎ‬‫ﻏ‬‫ﺩ‬ِ‫ﺇ‬) Cara membacanya dimasukkan (di-Idghamkan atau ditasydidkan) kedalam huruf yang kedua. Umpamanya : ‫ﹲ‬‫ﺔ‬‫ﹶ‬‫ﻔ‬ِ‫ﺋ‬‫ﹶﺎ‬‫ﻃ‬ ‫ﺖ‬‫ﻨ‬‫ﻣ‬‫ﺁ‬ dibaca ‫ﹲ‬‫ﺔ‬‫ﹶ‬‫ﻔ‬ِ‫ﺋ‬‫ﱠﺎ‬‫ﻄ‬‫ﺘ‬‫ﻨ‬‫ﻣ‬‫ﺁ‬ ‫ﺖ‬‫ﺒ‬‫ﻴ‬ِ‫ﺟ‬‫ﹸ‬‫ﺃ‬‫ﹲ‬‫ﺓ‬‫ﻮ‬‫ﻋ‬‫ﺩ‬ dibaca ‫ﹲ‬‫ﺓ‬‫ﻮ‬‫ﻋ‬‫ﺪ‬‫ﺒ‬‫ﻴ‬ِ‫ﺟ‬‫ﹸ‬‫ﺃ‬ ‫ﺖ‬‫ﹾ‬‫ﻄ‬‫ﺴ‬‫ﺑ‬ dibaca ‫ﺖ‬‫ﺴ‬‫ﺑ‬
  • 26. Pelajaran Tajwid18 ‫ﺏ‬‫ﺎ‬‫ﺗ‬ ‫ﺪ‬‫ﹶ‬‫ﻘ‬‫ﹶ‬‫ﻟ‬ dibaca ‫ﺏ‬‫ﺎ‬‫ﺘ‬‫ﹶ‬‫ﻘ‬‫ﹶ‬‫ﻟ‬ ‫ﺏ‬‫ﺭ‬ ‫ﹾ‬‫ﻞ‬‫ﹸ‬‫ﻗ‬ dibaca ‫ﺏ‬‫ﺮ‬‫ﹸ‬‫ﻗ‬ ‫ﺍ‬‫ﻮ‬‫ﻤ‬‫ﹶ‬‫ﻠ‬‫ﹶ‬‫ﻇ‬ ‫ﹾ‬‫ﺫ‬ِ‫ﺇ‬ dibaca ِ‫ﺇ‬‫ﺍ‬‫ﻮ‬‫ﻤ‬‫ﹶ‬‫ﻠ‬‫ﱠ‬‫ﻇ‬ demikian seterusnya.
  • 27. Pelajaran Tajwid 19 PASAL KESEMBILAN Hal Bacaan Panjang Atau Mad 1. Apabila ada alif (‫ﺍ‬) terletak sesudah fathah ( َ) atau yaa’ sukun (‫ﻯ‬) sesudah kasrah ( ِ ) atau wau (‫ﻭ‬) sesudah dhammah ( ُ), maka hukum bacaanya disebut MAD THABI’IE (‫ِﻰ‬‫ﻌ‬‫ﻴ‬ِ‫ﺒ‬‫ﹶ‬‫ﻃ‬ ‫ﺪ‬‫ﻣ‬). Mad artinya : panjang. Thabi’ie artinya : biasa Cara membacanya harus sepanjang dua harakat (dua gerakan huruf) atau disebut satu alif. Umpamanya : ‫ﺍ‬‫ﻮ‬‫ﹸ‬‫ﻟ‬‫ﻮ‬‫ﹸ‬‫ﻗ‬.ِ‫ﻪ‬‫ﻴ‬ِ‫ﻓ‬.‫ﹲ‬‫ﻝ‬‫ﺎ‬‫ﻣ‬.‫ﺎ‬‫ﻬ‬‫ﻴ‬ِ‫ﺣ‬‫ﻮ‬‫ﻧ‬ dan lain sebagainya. 2. Apabila ada Mad Thabi’ie (‫ِﻰ‬‫ﻌ‬‫ﻴ‬ِ‫ﺒ‬‫ﹶ‬‫ﻃ‬‫ﺪ‬‫ﻣ‬) bertemu dengan hamzah (‫ﺀ‬) di dalam satu kata (kalimat), maka hukum bacaanya disebut : MAD WAJIB MUTTASHIL
  • 28. Pelajaran Tajwid20 (‫ﹾ‬‫ﻞ‬ِ‫ﺼ‬‫ﺘ‬‫ﻣ‬ ‫ﺐ‬ِ‫ﺟ‬ ‫ﺍ‬‫ﻭ‬ ‫ﺪ‬‫ﻣ‬) dan cara membacanya wajib panjang sepanjang 5 harakat atau dua setengah kali Mad Tahbi’ie, atau dua setengah alif. Muttashil artinya : bersambung. Umpamanya : ‫ﺳ‬‫ﻮ‬ٌ‫ﺀ‬‫ﺍ‬.ِ‫ﺟ‬‫ﺮ‬َ‫ﺀ‬.‫ﺳ‬‫ﻮ‬َ‫ﺀ‬.‫ﺟ‬َ‫ﺀ‬‫ﺎ‬.‫ﺳ‬َ‫ﺀ‬‫ﺎ‬.‫ﻭ‬‫ﺭ‬َ‫ﺀ‬‫ﺍ‬ dan lain sebagainya. Biasanya dalam Al-Quran diberi tanda seperti ini (ٌ‫ﺀ‬‫ﺁ‬‫ﻮ‬‫ﺳ‬). 3. Apabila ada Mad Thabi’ie (‫ِﻰ‬‫ﻌ‬‫ﻴ‬ِ‫ﺒ‬‫ﹶ‬‫ﻃ‬‫ﺪ‬‫ﻣ‬) bertemu dengan hamzah (‫ﺀ‬), tetapi hamzah itu di lain perkataan (kalimat), maka hukum bacaanya disebut : MAD JA’IZ MUNFASHIL ( ‫ﹶ‬‫ﻔ‬‫ﻨ‬‫ﻣ‬‫ﺰ‬ِ‫ﺋ‬‫ﺎ‬‫ﺟ‬‫ﺪ‬‫ﻣ‬‫ﹾ‬‫ﻞ‬ِ‫ﺼ‬ ) Jaiz artinya : Boleh (dibolehkan). Munfashil artinya : terpisah. Dan cara membacanya boleh dipanjangkan seperti Mad Wajib Muttashil, dan boleh juga seperti Mad Tabi’ie saja. Tetapi seperti Mad Wajib Muttashil lebih baik. Umpamanya : ‫ﻢ‬‫ﺘ‬‫ﻧ‬‫ﹶ‬‫ﺃ‬ ‫ﹶ‬‫ﻻ‬‫ﻭ‬.‫ﹸ‬‫ﺍ‬ ‫ﺎ‬‫ﻤ‬ِ‫ﺑ‬‫ﻧ‬ِ‫ﺰ‬‫ﹶ‬‫ﻝ‬.‫ﹸ‬‫ﻗ‬‫ﻮ‬‫ﹶ‬‫ﺃ‬‫ﺍ‬‫ﻧ‬‫ﹸ‬‫ﻔ‬‫ﺴ‬‫ﹸ‬‫ﻜ‬‫ﻢ‬.ِ‫ﰱ‬‫ﹶ‬‫ﺍ‬‫ﻧ‬‫ﹸ‬‫ﻔ‬ِ‫ﺴ‬‫ﹸ‬‫ﻜ‬‫ﻢ‬
  • 29. Pelajaran Tajwid 21 dan lain sebagainya. 4. Apabila ada Mad Thabi’ie bertemu dengan tasydid di dalam satu perkataan (kalimat), maka hukum bacaanya disebut : MAD LAZIM MUTSAQQAL KILMI (‫ِﻰ‬‫ﻤ‬‫ﹾ‬‫ﻠ‬ِ‫ﻛ‬ ‫ﹾ‬‫ﻞ‬‫ﱠ‬‫ﻘ‬‫ﹶ‬‫ﺜ‬‫ﻣ‬ ‫ﻡ‬ِ‫ﺯ‬‫ﹶ‬‫ﻻ‬‫ﺪ‬‫ﻣ‬) atau MAD LAZIM MUTHAWWAL (‫ﹾ‬‫ﻝ‬‫ﻮ‬‫ﹶ‬‫ﻄ‬‫ﻣ‬ ‫ﻡ‬ِ‫ﺯ‬‫ﹶ‬‫ﻻ‬‫ﺪ‬‫ﻣ‬ ). Lazim artinya pasti atau wajib. Mutsaqal artinya diberatkan. Kilmi artinya : sebangsa perkataan. Muthawwal artinya dipanjatkan. Maka cara membacanya harus panjang, selama 3 kali Mad Thabi’ie atau 6 harahat. Umpamanya : ‫ﻦ‬‫ﻴ‬‫ﱢ‬‫ﻟ‬‫ﺎ‬‫ﻀ‬‫ﺍﻟ‬ ‫ﹶ‬‫ﻻ‬‫ﻭ‬.‫ﹸ‬‫ﺔ‬‫ﻣ‬ ‫ﱠﺎ‬‫ﻄ‬‫ﺍﻟ‬.‫ﹸ‬‫ﺔ‬‫ﺧ‬ ‫ﺎ‬‫ﺼ‬‫ﺍﻟ‬ dan lain sebagainya. dan biasanya ditandai seperti ini ( ‫ﻀ‬‫ﺍﻟ‬‫ﺂ‬‫ﻦ‬‫ﻴ‬‫ﱢ‬‫ﻟ‬ ). 5. Apabila ada Mad Thabi’ie bertemu huruf mati (sukun), maka hukum bacaanya disebut : MAD LAZIM MUKHAFFAF KILMY ( ‫ﻡ‬ِ‫ﺯ‬‫ﹶ‬‫ﻻ‬‫ﺪ‬‫ﻣ‬‫ِﻰ‬‫ﻤ‬‫ﹾ‬‫ﻠ‬ِ‫ﻛ‬ ‫ﻒ‬‫ﱠ‬‫ﻔ‬‫ﺨ‬‫ﻣ‬ ) membacanya seperti Mad Lazim Muthawwal (‫ﹾ‬‫ﻝ‬‫ﻮ‬‫ﹶ‬‫ﻄ‬‫ﻣ‬ ‫ﻡ‬ِ‫ﺯ‬‫ﹶ‬‫ﻻ‬‫ﺪ‬‫ﻣ‬) artinya sepanjang 6 harakat.
  • 30. Pelajaran Tajwid22 Di dalam Al-Quran yang menurut hukum ini hanya satu perkataan yaitu (‫ﹶ‬‫ﻥ‬‫ْﻵ‬‫ﺁ‬) yang ada di dalam dua tempat dalam surat Yunus (‫ﻳﻮﻧﺲ‬). 6. Apabila ada wau sukun (‫ﻭ‬) atau yaa sukun (‫ﻯ‬) sedang huruf yang sebelumnya itu berharakat fathah, maka hukum bacaanya disebut MAD LAYIN (‫ﻦ‬ِ‫ﻴ‬‫ﹶ‬‫ﻟ‬ ‫ﺪ‬‫ﻣ‬) dan cara membacanya sekedar lunak dan lemas. Umpamanya : ‫ﺭ‬‫ﻳ‬‫ﺐ‬.‫ﺧ‬‫ﻮ‬‫ﻑ‬.‫ﺑ‬‫ﻴ‬‫ﺖ‬ Lien atau layin artinya : Lunak atau lemas. 7. Apabila ada waqaf ( ‫ﻭ‬‫ﹶ‬‫ﻗ‬‫ﻒ‬ ) atau tempat pemberhentian membaca, sedang sebelum waqaf itu ada Mad Thabi’ie atau Mad Lien, maka hukum bacaanya di sebut MAD ‘ARIDL LISSUKUN (ِ‫ﻥ‬‫ﻮ‬‫ﹸ‬‫ﻜ‬‫ﺴ‬‫ِﻠ‬‫ﻟ‬ ‫ﺽ‬ِ‫ﺭ‬‫ﺎ‬‫ﻋ‬ ‫ﺪ‬‫ﻣ‬) dan cara membacanya ada 3 macam : a. Yang lebih utama, supaya dibaca panjang, sama dengan Mad Wajib Muttashil (enam
  • 31. Pelajaran Tajwid 23 harakat). b. Yang pertengahan, dibaca empat harakat, ya’ni dua kali Mad Thabi’ie. c. Yang pendek, ya’ni boleh hanya dibaca seperti Mad Thabi’ie biasa (dua harakat). Umpamanya : ‫ﺧ‬ِ‫ﻟ‬‫ﺎ‬‫ﺪ‬‫ﻭ‬‫ﹶ‬‫ﻥ‬.‫ﺳ‬ِ‫ﻤ‬‫ﻴ‬‫ﻊ‬‫ﺑ‬ِ‫ﺼ‬‫ﻴ‬‫ﺮ‬.‫ﻭ‬‫ﻨ‬‫ﺍﻟ‬ِ‫ﺱ‬‫ﺎ‬.‫ﹾ‬‫ﻟ‬‫ﺍ‬‫ﻤ‬‫ﹾ‬‫ﻔ‬ِ‫ﻠ‬‫ﺤ‬‫ﻮ‬‫ﹶ‬‫ﻥ‬ ‫ﹾ‬‫ﻟ‬‫ﺍ‬‫ﻤ‬‫ﺤ‬ِ‫ﺴ‬ِ‫ﻨ‬‫ﻴ‬‫ﻦ‬.‫ﻳ‬‫ﺼ‬‫ﻨ‬‫ﻌ‬‫ﻮ‬‫ﹶ‬‫ﻥ‬.‫ﻭ‬‫ﻣ‬‫ﺁ‬‫ﻨ‬‫ﻬ‬‫ﻢ‬ِ‫ﻣ‬‫ﻦ‬‫ﺧ‬‫ﻮ‬ٍ‫ﻑ‬ ‫ﺭ‬‫ﺏ‬‫ﻫ‬‫ﹶ‬‫ﺬ‬‫ﹾ‬‫ﻟ‬‫ﺍﺍ‬‫ﺒ‬‫ﻴ‬ِ‫ﺖ‬ dan lain sebagainya. ‘Aridl artinya yang bertemu atau yang mendatang. Li artinya karena Sukun artinya mati 8. Apabila ada Haa’ dhamir ( ‫ﺿ‬ِ‫ﻤ‬‫ﻴ‬‫ﺮ‬‫ﻳ‬ِ‫ﻪ‬ ) yang berupa ( ‫ﻳ‬‫ﻪ‬ ) sedang sebelum haa’ tadi ada huruf hidup (berharakat) maka hukum bacaanya disebut MAD SHILAH QASHIRAH (‫ﹾ‬‫ﺓ‬‫ﺮ‬‫ﻴ‬ِ‫ﺼ‬‫ﹶ‬‫ﻗ‬ ‫ﹾ‬‫ﺔ‬‫ﹶ‬‫ﻠ‬ِ‫ﺻ‬ ‫ﺪ‬‫ﻣ‬) dan cara membacanya harus panjang seperti Mad Thabi’ie (dua harakat). Umpamanya : ‫ﺩ‬‫ﺪ‬‫ﻋ‬‫ﻭ‬‫ﺐ‬‫ﺴ‬‫ﺤ‬‫ﻳ‬ ‫ﻩ‬.‫ﹶ‬‫ﻥ‬‫ﹶﺎ‬‫ﻛ‬ ‫ﻪ‬‫ﻧ‬ِ‫ﺇ‬.ِ‫ﺕ‬‫ﺍ‬‫ﻮ‬‫ﻤ‬‫ﺴ‬‫ﺍﻟ‬ ِ‫ﰱ‬‫ﺎ‬‫ﻣ‬ ‫ﻪ‬‫ﹶ‬‫ﻟ‬
  • 32. Pelajaran Tajwid24 ‫ﻪ‬‫ﹶ‬‫ﻟ‬ ‫ﻚ‬‫ﻳ‬ِ‫ﺮ‬‫ﺷ‬‫ﹶ‬‫ﻻ‬ ‫ﻩ‬‫ﺪ‬‫ﺣ‬‫ﻭ‬ dan lain sebagainya. Shilah artinya hubungan Qashirah artinya pendek PERHATIAN Apabila sebelum haa’ dhamir tadi huruf mati (sukun) atau apabila dihubungkan dengan huruf lain sesudahnya, maka haa’ tadi tidak boleh dibaca panjang. Umpamanya : ‫ﹶ‬‫ﻟ‬‫ﻪ‬‫ﺪ‬‫ﺍﻟ‬‫ﻳ‬‫ﻦ‬.ِ‫ﻓ‬‫ﻴ‬ِ‫ﻪ‬.‫ﻋ‬‫ﻨ‬‫ﻪ‬.ِ‫ﺇ‬‫ﻧ‬‫ﻪ‬‫ﹾ‬‫ﻟ‬‫ﺍ‬‫ﺤ‬‫ﻖ‬ dan lain sebagainya. 9. Apabila ada Mad Shilah Qashirah (‫ﹾ‬‫ﺓ‬‫ﺮ‬‫ﻴ‬ِ‫ﺼ‬‫ﹶ‬‫ﻗ‬ ‫ﹾ‬‫ﺔ‬‫ﹶ‬‫ﻠ‬ِ‫ﺻ‬ ‫ﺪ‬‫ﻣ‬) bertemu dengan (‫ﺀ‬), maka hukum bacaanya disebut MAD SHILAH THAWILAH ( ‫ﹾ‬‫ﺔ‬‫ﹶ‬‫ﻠ‬ِ‫ﺻ‬ ‫ﺪ‬‫ﻣ‬‫ﻳ‬ِ‫ﻮ‬‫ﹶ‬‫ﻃ‬‫ﹶ‬‫ﻠ‬‫ﹾ‬‫ﺔ‬ ) dan cara membacanya seperti Mad Jaiz Munfashil (‫ﹾ‬‫ﻞ‬ِ‫ﺼ‬‫ﹶ‬‫ﻔ‬‫ﻨ‬‫ﻣ‬‫ﺰ‬ِ‫ﺋ‬‫ﺎ‬‫ﺟ‬‫ﺪ‬‫ﻣ‬). Umpamanya : ‫ﻩ‬‫ﺪ‬‫ﹶ‬‫ﻠ‬‫ﺧ‬‫ﹶ‬‫ﺃ‬ ‫ﻪ‬‫ﹶ‬‫ﻟ‬‫ﺎ‬‫ﻣ‬.ِ‫ﻪ‬ِ‫ﻧ‬‫ﹾ‬‫ﺫ‬ِ‫ﺈ‬ِ‫ﺑ‬ ‫ﹶ‬‫ﻻ‬ِ‫ﺇ‬ ‫ﻩ‬‫ﺪ‬‫ﻨ‬ِ‫ﻋ‬.َ‫ﺀ‬‫ﺎ‬‫ﺷ‬‫ﺎ‬‫ﻤ‬ِ‫ﺑ‬ ‫ﱠ‬‫ﻻ‬ِ‫ﺇ‬ ‫ﻪ‬‫ﹶ‬‫ﻟ‬ dan lain sebagainya.
  • 33. Pelajaran Tajwid 25 PERHATIAN Alif yang berharakat fathah atau kasrah atau dhammah (‫ﹸ‬‫ﺍ‬ ِ‫ﺍ‬ ‫ﹶ‬‫ﺍ‬) itu hamzah namanya. 10. Apabila ada Fat-hatain atau ( ً) yang jatuh pada waqaf (pemberhentian) pada akhir kalimat, maka hukum bacaannya disebut MAD IWADL (‫ﺽ‬‫ﻮ‬ِ‫ﻋ‬ ‫ﺪ‬‫ﻣ‬) dan cara membacanya menjadi di panjangkan seperti Mad Thabi’ie dan tidak dibaca seperti tanwin. Umpamanya : ‫ﻤ‬‫ﻴ‬ِ‫ﻜ‬‫ﺣ‬ ‫ﺎ‬‫ﻤ‬‫ﻴ‬ِ‫ﻠ‬‫ﻋ‬‫ﺎ‬.‫ﺍ‬‫ﺮ‬‫ﻴ‬ِ‫ﺼ‬‫ﺑ‬ ‫ﺎ‬‫ﻌ‬‫ﻴ‬ِ‫ﻤ‬‫ﺳ‬.‫ﺤ‬‫ﺘ‬‫ﹶ‬‫ﻓ‬‫ﺎ‬‫ﻨ‬‫ﻴ‬ِ‫ﺒ‬‫ﻣ‬ ‫ﺎ‬. ‫ﺎ‬‫ﻤ‬‫ﻴ‬ِ‫ﻘ‬‫ﺘ‬‫ﺴ‬‫ﻣ‬‫ﹰﺎ‬‫ﻃ‬‫ﺍ‬‫ﺮ‬ِ‫ﺻ‬ IWADL artinya ganti, ya’ni tanwin tadi diganti dengan Mad atau Alif yang menyebabkan bacaan panjang itu. 11. Apabila ada hamzah (‫ﺀ‬) bertemu dengan Mad, maka hukum bacaanya disebut MAD BADAL (‫ﹾ‬‫ﻝ‬‫ﺪ‬‫ﺑ‬ ‫ﺪ‬‫ﻣ‬) dan membacanya tetap seperti Mad Thabi’ie. Umpamanya : ‫ﹸ‬‫ﺬ‬‫ﺧ‬‫ﺁ‬.‫ﹲ‬‫ﻥ‬‫ﺎ‬‫ﻤ‬‫ﻳ‬ِ‫ﺇ‬.‫ﻡ‬‫ﺩ‬‫ﺁ‬ dan lain sebagainya.
  • 34. Pelajaran Tajwid26 Badal artinya ganti, karena yang sebenarnya, huruf Mad yang ada di situ tadi asalnya hamzah yang jatuh mati (sukun), kemudian diganti menjadi yaa’ (‫ﻯ‬) atau alif (‫ﺍ‬) atau wau (‫ﻭ‬) ‫ﺩ‬‫ﺁ‬‫ﻡ‬ asalnya ‫ﺩ‬‫ﹾ‬‫ﺃ‬‫ﹶ‬‫ﺃ‬‫ﻡ‬ ‫ﹲ‬‫ﻥ‬‫ﺎ‬‫ﻤ‬‫ﻳ‬ِ‫ﺇ‬ asalnya ‫ﹲ‬‫ﻥ‬‫ﺎ‬‫ﻤ‬‫ﹾ‬‫ﺋ‬ِ‫ﺇ‬ ‫ﹸ‬‫ﺬ‬‫ﺧ‬‫ﺁ‬ asalnya ‫ﹸ‬‫ﺬ‬‫ﺧ‬‫ﹾ‬‫ﺃ‬‫ﹶ‬‫ﺃ‬ ‫ﻰ‬ِ‫ﺗ‬‫ﻭ‬‫ﹸ‬‫ﺃ‬ asalnya ‫ﻰ‬ِ‫ﺗ‬‫ﺅ‬‫ﹸ‬‫ﺃ‬ 12. Apabila ada permulaan surat ( ‫ﺭ‬‫ﻮ‬‫ﺳ‬‫ﺓ‬ ) dari Al Quran terdapat salah satu atau lebih dari antara huruf yang delapan ya’ni : nun, qaaf, shad, ‘ain, sien, laam, kaaf dan miem, maka hukum bacaannya disebut : MAD LAZIM HARFI MUSYABBA’ (‫ﻊ‬‫ﺒ‬‫ﺸ‬‫ﻣ‬ ‫ِﻰ‬‫ﻓ‬‫ﺮ‬‫ﺣ‬ ‫ﻡ‬ِ‫ﺯ‬‫ﹶ‬‫ﻻ‬‫ﺪ‬‫ﻣ‬) dan cara membacanya harus sepanjang Mad Lazim, yaitu 6 harakat. Umpamanya : ۤ‫ﻥ‬‫ﻭ‬‫ﹾ‬‫ﻟ‬‫ﺍ‬‫ﹶ‬‫ﻘ‬‫ﹶ‬‫ﻠ‬ِ‫ﻢ‬.‫ﺁ‬ۤ‫ﻟ‬‫ﻢ‬.‫ﻳ‬ۤ‫ﺲ‬ dan lain sebagainya.
  • 35. Pelajaran Tajwid 27 Musyabba’ artinya : dikenyangkan. Huruf delapan tersebut di atas telah terkumpul dalam kalimat ini : ‫ﻢ‬‫ﹸ‬‫ﻜ‬‫ﹸ‬‫ﻠ‬‫ﺴ‬‫ﻋ‬ ‫ﺺ‬‫ﹸ‬‫ﻘ‬‫ﻧ‬ 13. Apabila ada permulaan surat dari Al-Qur’an ada terdapat salah satu atau lebih dari antara huruf yang lima, ya’ni : haa’, yaa’ thaa’, haa’, raa’, maka hukum bacaanya disebut : MAD LAZIM HARFI MUKHAFFAF ( ‫ﻡ‬ِ‫ﺯ‬‫ﹶ‬‫ﻻ‬‫ﺪ‬‫ﻣ‬‫ﺣ‬‫ﺮ‬ِ‫ﰱ‬‫ﻣ‬‫ﺨ‬‫ﱠ‬‫ﻔ‬‫ﻒ‬ ) dan cara membacanya juga panjang, sepanjang mad Thabi’ie atau dua harakat. Umpamanya : ‫ۤﻢ‬‫ﺧ‬.‫ۤﺮ‬‫ﻟ‬‫ﺍ‬.ۤ‫ﺲ‬‫ﻳ‬ Huruf yang lima itu terkumpul dalam perkataan : ‫ﺣ‬‫ﻰ‬‫ﹶ‬‫ﻃ‬‫ﻬ‬‫ﺮ‬ 14. Apabila ada yaa’ sukun (‫ﻯ‬) yang didahului dengan yaa’ yang bertasydid dan harakatnya kasrah (‫ﻯ‬) maka hukum bacaanya disebut MAD TAMKIEN (‫ﻦ‬‫ﻴ‬ِ‫ﻜ‬‫ﻤ‬‫ﺗ‬ ‫ﺪ‬‫ﻣ‬) dan cara membacanya, ditepatkan dengan tasydid dan Mad Thabi’ienya. Umpamanya :
  • 36. Pelajaran Tajwid28 ‫ﻦ‬‫ﻴ‬‫ﻴ‬ِ‫ﺒ‬‫ﻨ‬‫ﺍﻟ‬.‫ﻢ‬‫ﺘ‬‫ﻴ‬‫ﻴ‬‫ﺣ‬ Tamkien artinya : menepatkan atau penetapan (dari tepat). 15. Ada satu macam mad yang di dalam Al- Qur’an hanya terdapat di empat tempat. Mad itu dinamakan MAD FARQ (‫ﻕ‬‫ﺮ‬‫ﹶ‬‫ﻓ‬ ‫ﺪ‬‫ﻣ‬) cara membacanya harus dipanjangkan, untuk membedakan antara pertanyaan atau bukan. Jadi dipanjangkan itu, supaya jelas bahwa kalimat itu berbentuk pertanyaan. Empat tempat itu ialah : 2 tempat di surat Al-An’am (‫ﺍﻷﻧﻌﺎﻡ‬) yang berbunyi ‫ﱠ‬‫ﺬ‬‫ﺁﺍﻟ‬‫ﹶ‬‫ﻛ‬‫ﺮ‬‫ﻳ‬ِ‫ﻦ‬‫ﺣ‬‫ﺮ‬‫ﻡ‬‫ﹶ‬‫ﺃ‬ِ‫ﻡ‬‫ﹾ‬‫ﺍ‬ُ‫ﻷ‬‫ﻧ‬‫ﹶ‬‫ﺜ‬‫ﻴ‬‫ﻴ‬ِ‫ﻦ‬ 1 tempat di surat Yunus ( ‫ﻳ‬‫ﻮ‬‫ﻧ‬‫ﺲ‬ ) yang berbunyi ‫ﹸ‬‫ﻗ‬‫ﹾ‬‫ﻞ‬ُ‫ﷲ‬‫ﺁ‬ِ‫ﺫ‬‫ﺍ‬‫ﹶ‬‫ﻥ‬‫ﹶ‬‫ﻟ‬‫ﹸ‬‫ﻜ‬‫ﻢ‬ 1 tempat lagi disurat An-Naml ( ‫ﻨ‬‫ﺍﻟ‬‫ﻤ‬‫ﻞ‬ ) yang berbunyi : ُ‫ﷲ‬‫ﺍ‬‫ﺧ‬‫ﻴ‬‫ﺮ‬‫ﻡ‬‫ﺃ‬‫ﻣ‬‫ﻳ‬‫ﺎ‬‫ﺸ‬ِ‫ﺮ‬‫ﹸ‬‫ﻛ‬‫ﻮ‬‫ﹶ‬‫ﻥ‬ Farq artinya membedakan atau pembedaan.
  • 37. Pelajaran Tajwid 29 PASAL KESEPULUH Hal Membaca Ra’ Cara membaca ra’ (‫ﺭ‬) itu ada 2 macam : 1. Yang ditebalkan atau mufakhamah (‫ﹾ‬‫ﺔ‬‫ﻤ‬‫ﺨ‬‫ﹶ‬‫ﻔ‬‫ﻣ‬) yaitu : a. Ra’ fatahah (‫ﺭ‬), Umpamanya : ‫ﺎ‬‫ﻨ‬‫ﺑ‬‫ﺭ‬.‫ﻰ‬ِ‫ﺿ‬‫ﺭ‬.‫ﺭ‬‫ﻳ‬‫ﺐ‬ b. Ra’ dlammah (‫ﺭ‬), Umpamanya : ‫ﻡ‬‫ﺮ‬‫ﺣ‬.‫ﺍ‬‫ﻭ‬‫ﺮ‬‫ﹶ‬‫ﻔ‬‫ﹶ‬‫ﻛ‬.‫ﺎ‬‫ﻨ‬‫ﹾ‬‫ﻗ‬ِ‫ﺯ‬‫ﺭ‬ c. Ra’ sukun (ْ‫ر‬), sedang huruf sebelumnya berbaris fathah ( َ ) atau dhamah ( ُ ) Umpamanya : ‫ﹾ‬‫ﺔ‬‫ﻴ‬ِ‫ﺿ‬ ‫ﺮ‬‫ﻣ‬.‫ﺎ‬‫ﻧ‬‫ﺮ‬‫ﺼ‬‫ﻧ‬‫ﺍ‬‫ﻭ‬.‫ﻢ‬‫ﻳ‬ ‫ﺮ‬‫ﻣ‬ d. Ra’ sukun (ْ‫ر‬), sebelumnya kasrah ( ِ), tetapi kasrah itu bukan asli dari asal perkataan. Umpamanya : ‫ﻮ‬‫ﻌ‬ِ‫ﺟ‬‫ﺭ‬‫ﺍ‬.‫ﻢ‬‫ﺣ‬‫ﺭ‬‫ﺍ‬
  • 38. Pelajaran Tajwid30 e. Ra’ sukun (ْ‫ر‬), huruf sebelumnya juga kasrah yang asli ( ِ), tetapi sesudah ra’ itu, ada salah satu dari huruf : kha’, shad, dlad, ghain, tha’, qaf, dan dha’, yang tidak berharakat kasrah. ‫ﻅ‬ ‫ﻕ‬ ‫ﻁ‬ ‫ﻍ‬ ‫ﺽ‬ ‫ﺹ‬ ‫ﺥ‬ Umpamanya : ‫ﹶﺎ‬‫ﻃ‬‫ﺮ‬ِ‫ﻗ‬‫ﺱ‬.‫ﺩ‬‫ﺎ‬‫ﺻ‬‫ﺮ‬ِ‫ﻣ‬.‫ﹲ‬‫ﺔ‬‫ﹶ‬‫ﻗ‬‫ﺮ‬ِ‫ﻓ‬ Huruf yang tujuh itu huruf isti’laa’ namanya, isti’laa’ ( ‫ﺍ‬ْ‫ﺀ‬‫ﹶ‬‫ﻼ‬‫ﻌ‬ِ‫ﺘ‬‫ﺳ‬) artinya meninggi atau berat, karena bunyi huruf itu agak berat. 2. Yang dibaca tipis atau muraqqaqah (‫ﹾ‬‫ﺔ‬‫ﹶ‬‫ﻘ‬‫ﱠ‬‫ﻗ‬‫ﺮ‬‫ﻣ‬) yaitu : a. Apabila ra’ tadi berharakat kasrah ( ِ ), baik pun dalam permulaan perkataan, atau pertengahan atau penghabisan, baikpun pada perkataan pekerjaan (‫ﹲ‬‫ﻞ‬‫ﻌ‬ِ‫ﻓ‬), atau perkataan nama benda (‫ﻢ‬‫ﺳ‬‫ﺍ‬). Umpamanya ‫ﺮ‬‫ﻴ‬‫ﺧ‬.‫ﺮ‬‫ﻳ‬ِ‫ﺪ‬‫ﹶ‬‫ﻗ‬
  • 39. Pelajaran Tajwid 31 b. Apabila sebelum ra’ itu ada yaa’ sukun (‫ﻯ‬). Umpamanya : ‫ﹰﺎ‬‫ﻗ‬‫ﺯ‬ِ‫ﺭ‬.‫ﺎ‬‫ﻧ‬ِ‫ﺭ‬‫ﹶ‬‫ﺃ‬.ِ‫ﺮ‬‫ﺠ‬‫ﹶ‬‫ﻔ‬‫ﹾﻟ‬‫ﺍ‬.‫ﻦ‬‫ﻴ‬ِ‫ﻣ‬ِ‫ﺭ‬‫ﹶﺎ‬‫ﻔ‬‫ﹾ‬‫ﻟ‬‫ﺍ‬ c. Apabila sebelum ra’ sukun (‫ﺭ‬) itu huruf yang beraharakat kasrah ( ِ), yang asli, tetapi sesudahnya bukan huruf isti’laa’ (ْ‫ﺀ‬‫ﹶ‬‫ﻼ‬‫ﻌ‬ِ‫ﺘ‬‫ﺳ‬‫ﺍ‬). Umpanya ‫ﻢ‬‫ﻫ‬‫ﺭ‬ِ‫ﺬ‬‫ﻧ‬‫ﹶ‬‫ﺃ‬.‫ﹶ‬‫ﻥ‬‫ﻮ‬‫ﻋ‬‫ﺮ‬ِ‫ﻓ‬ Yang boleh dibaca tebal atau tipis Adapun apabila ada huruf ra’ sukun (‫ﺭ‬), dan huruf yang sebelumnya berharakat kasrah ( ِ), sesudahnya ada salah satu huruf isti’laa’ yang berharakat kasrah maka cara membaca ra’ tadi, boleh dengan tebal dan boleh juga dengan tipis (‫ﹾ‬‫ﺔ‬‫ﻤ‬‫ﺨ‬‫ﹶ‬‫ﻔ‬‫ﻣ‬) atau (‫ﹾ‬‫ﺔ‬‫ﹶ‬‫ﻘ‬‫ﱠ‬‫ﻗ‬‫ﺮ‬‫ﻣ‬) Umpamanya ِ‫ﻪ‬ِ‫ﺿ‬‫ﺮ‬ِ‫ﻋ‬ ‫ﻦ‬ِ‫ﻣ‬.ٍ‫ﺹ‬‫ﺮ‬ِ‫ﺤ‬ِ‫ﺑ‬ dan lain sebagainya.
  • 40. Pelajaran Tajwid32 Peringatan : Huruf isti’laa’ itu terkumpul dalam kalimat ‫ﹾ‬‫ﻆ‬ِ‫ﻗ‬ ٍ‫ﻂ‬‫ﻐ‬‫ﺿ‬ ‫ﺺ‬‫ﺧ‬
  • 41. Pelajaran Tajwid 33 PASAL KESEBELAS Hal Qalqalah 1. Apabila ada salah satu huruf qaf, thaa’, baa’, jiem, dan dal (‫ﺩ‬ ‫ﺝ‬ ‫ﺏ‬ ‫ﻁ‬ ‫ﻕ‬) yang sukun (mati), dan matinya itu dari asal kata-kata dalam bahasa Arab, maka hukum bacaanya disebut QALQALAH SUGHRA (‫ﻯ‬‫ﺮ‬‫ﻐ‬‫ﺻ‬ ‫ﹾ‬‫ﺔ‬‫ﹶ‬‫ﻠ‬‫ﹶ‬‫ﻘ‬‫ﹾ‬‫ﻠ‬‫ﹶ‬‫ﻗ‬) dan cara membacanya harus bergerak dan berbunyi seperti membalik, Umpamanya : ‫ﻳ‬‫ﹾ‬‫ﻘ‬‫ﹶ‬‫ﻄ‬‫ﻌ‬‫ﻮ‬‫ﹶ‬‫ﻥ‬.‫ﺑ‬‫ﺍ‬‫ﺮ‬ِ‫ﻫ‬‫ﺍ‬‫ﻴ‬‫ﻢ‬.‫ﹸ‬‫ﻞ‬‫ﻌ‬‫ﺠ‬‫ﻧ‬.‫ﹶ‬‫ﻥ‬‫ﻮ‬‫ﹸ‬‫ﺌ‬ِ‫ﻔ‬‫ﹾ‬‫ﻄ‬‫ﻳ‬ dan lain sebagainya. 2. Apabila mati atau sukunnya huruf lima yang tersebut diatas itu, dari sebab waqaf (berhenti) atau titik koma, maka hukum bacaanya disebut : QALQALAH KUBRA (‫ﻯ‬‫ﺮ‬‫ﺒ‬‫ﹸ‬‫ﻛ‬ ‫ﹾ‬‫ﺔ‬‫ﹶ‬‫ﻠ‬‫ﹶ‬‫ﻘ‬‫ﹾ‬‫ﻠ‬‫ﹶ‬‫ﻗ‬), dan cara membacanya lebih jelas dan lebih berkumandang. Umpamanya : ‫ﻕ‬‫ﹶ‬‫ﻼ‬‫ﺨ‬‫ﻨ‬ِ‫ﻣ‬.‫ﺏ‬‫ﺎ‬‫ﺒ‬‫ﹾ‬‫ﻟ‬َ‫ﻷ‬‫ﹾ‬‫ﺍ‬‫ﹸﻮ‬‫ﻟ‬‫ﻭ‬‫ﹸ‬‫ﺃ‬.‫ﹾ‬‫ﻁ‬‫ﺍ‬‫ﺮ‬‫ﺼ‬‫َﻟ‬‫ﺀ‬‫ﺍ‬‫ﻮ‬‫ﺳ‬.‫ﺪ‬‫ﻳ‬ِ‫ﺮ‬‫ﻳ‬‫ﺎ‬‫ﻣ‬ dan lain sebagainya. Qalqalah artinya getaran suara Sughra artinya yang lebih kecil Kubra artinya yang lebih besar
  • 42. Pelajaran Tajwid34 PASAL KEDUABELAS Hal Waqaf Cara membunyikan kata-kata (kalimat) yang diberhentikan (diwakafkan) itu ada 6 macam : 1. Apabila akhir kata-kata (kalimat) itu berupa huruf berbaris sukun, maka ketika berhenti (waqaf) dibaca dengan tidak ada perubahan. Umpamanya : ‫ﻢ‬‫ﻬ‬‫ﹸ‬‫ﻟ‬‫ﺎ‬‫ﻤ‬‫ﻋ‬‫ﹶ‬‫ﺃ‬.‫ﹾ‬‫ﺙ‬‫ﺪ‬‫ﺤ‬ِ‫ﻓ‬.‫ﺐ‬‫ﹶ‬‫ﻏ‬‫ﺭ‬‫ﹶﺎ‬‫ﻓ‬ 2. Apabila akhir kata-kata (kalimat) itu huruf yang berbaris dengan fathah atau kasrah atau dlammah, maka ketika berhenti (waqaf) dibaca dengan mematikan, (sukunkan) huruf yang terakhir itu. Umpamanya : ِ‫ﺪ‬‫ﹶ‬‫ﻠ‬‫ﺒ‬‫ﹾ‬‫ﻟ‬‫ﹶ‬‫ﺍ‬ dibaca ‫ﺪ‬‫ﹶ‬‫ﻠ‬‫ﺒ‬‫ﹾ‬‫ﻟ‬‫ﹶ‬‫ﺍ‬ ‫ﹸ‬‫ﻞ‬‫ﻣ‬‫ﺰ‬‫ﻤ‬‫ﹾ‬‫ﻟ‬‫ﹶ‬‫ﺍ‬ dibaca ‫ﹾ‬‫ﻞ‬‫ﻣ‬‫ﺰ‬‫ﻤ‬‫ﹾ‬‫ﻟ‬‫ﹶ‬‫ﺍ‬ ‫ﻖ‬‫ﹶ‬‫ﻠ‬‫ﺧ‬ dibaca ‫ﻖ‬‫ﹶ‬‫ﻠ‬‫ﺧ‬ 3. Apabila akhir kalimat itu berupa taa’ yang diatas haa’ (taa’ marbuthah), maka ketika berhenti dibaca dengan membunyikan menjadi haa’ yang mati.
  • 43. Pelajaran Tajwid 35 Umpamanya : ‫ﹲ‬‫ﺔ‬‫ﻨ‬‫ﺟ‬ dibaca ‫ﹾ‬‫ﺔ‬‫ﻨ‬‫ﺟ‬ ِ‫ﺓ‬‫ﺮ‬ِ‫ﺧ‬‫ﺁ‬ dibaca ‫ﹾ‬‫ﺓ‬‫ﺮ‬ِ‫ﺧ‬‫ﺁ‬ ‫ﹲ‬‫ﺔ‬‫ﻳ‬ِ‫ﺭ‬‫ﺎ‬‫ﻫ‬ dibaca ‫ﹾ‬‫ﺔ‬‫ﻳ‬ِ‫ﺭ‬‫ﺎ‬‫ﻫ‬ ‫ﹰ‬‫ﺔ‬‫ﻣ‬‫ﺎ‬‫ﻴ‬ِ‫ﻗ‬ dibaca ‫ﹾ‬‫ﺔ‬‫ﻣ‬‫ﺎ‬‫ﻴ‬ِ‫ﻗ‬ 4. Apabila akhir kata-kata (kalimat) itu berupa huruf yang diambil dengan huruf mati, maka dibaca dengan mematikan dua huruf mati, maka dibaca dengan mematikan dua huruf dengan suara pendek, atau dibunyikan sepenuhnya tetapi huruf yang terakhir dibaca setengah suara. Umpamanya : ‫ﺰ‬‫ﻬ‬‫ﹾ‬‫ﻟ‬‫ِﺎ‬‫ﺑ‬ِ‫ﻝ‬ dibaca ‫ﺰ‬‫ﻬ‬‫ﹾ‬‫ﻟ‬‫ِﺎ‬‫ﺑ‬‫ﹾ‬‫ﻝ‬ atau ‫ﺰ‬‫ﻬ‬‫ﹾ‬‫ﻟ‬‫ِﺎ‬‫ﺑ‬ِ‫ﻝ‬ dengan laam setengah suara ِ‫ﻉ‬‫ﺪ‬‫ﺼ‬‫ﺍﻟ‬ dibaca ‫ﻉ‬‫ﺪ‬‫ﺼ‬‫ﺍﻟ‬ atau ِ‫ﻉ‬‫ﺪ‬‫ﺼ‬‫ﺍﻟ‬ dengan ‘ain setengah suara ‫ﺪ‬‫ﻤ‬‫ﺤ‬‫ﹾ‬‫ﻟ‬‫ﹶ‬‫ﺍ‬ dibaca ‫ﺪ‬‫ﻤ‬‫ﺤ‬‫ﹾ‬‫ﻟ‬‫ﹶ‬‫ﺍ‬ atau ‫ﺪ‬‫ﻤ‬‫ﺤ‬‫ﹾ‬‫ﻟ‬‫ﹶ‬‫ﺍ‬ dengan daal setengah suara 5. Apabila akhir kata-kata (kalimat) itu berupa huruf yang didahului dengan Mad atau Mad Lien (‫ﻦ‬‫ﻴ‬ِ‫ﻟ‬‫ﺪ‬‫ﻣ‬) maka dibaca dengan mematikan huruf yang terakhir itu dengan
  • 44. Pelajaran Tajwid36 memanjangkan Madnya 2 harakah atau 4 harakah atau 6 harakah; ya’ni menjadi Mad ‘Aridl Lissukun. Umpamanya : ‫ﹶ‬‫ﻥ‬‫ﻭ‬‫ﺮ‬‫ﻌ‬‫ﺸ‬‫ﻳ‬.‫ﻢ‬‫ﻴ‬ِ‫ﻜ‬‫ﺤ‬‫ﹾ‬‫ﻟ‬‫ﺍ‬.‫ﹶ‬‫ﻥ‬‫ﻮ‬‫ﺤ‬ِ‫ﻠ‬‫ﹾ‬‫ﻔ‬‫ﻤ‬‫ﹾ‬‫ﻟ‬‫ﺍ‬.ٍ‫ﻑ‬‫ﻮ‬‫ﺧ‬ ‫ﻦ‬ِ‫ﻣ‬. ‫ﻒ‬‫ﻴ‬‫ﺼ‬‫ﺍﻟ‬.‫ﺏ‬‫ﹶﺍ‬‫ﺬ‬‫ﻌ‬‫ﹾ‬‫ﻟ‬‫ﺍ‬ 6. Apabila akhir kalimat itu berbaris fat-hatain (tanwin) maka dibaca dengan membunyikan menjadi fathah yang dipanjangkan dua harakah dan menjadi Mad ‘Iwadl (‫ﺽ‬‫ﻮ‬ِ‫ﻋ‬ ‫ﺪ‬‫ﻣ‬). Umpamanya : ‫ﺳ‬‫ﹶ‬‫ﻼ‬‫ﻣ‬‫ﺎ‬ dibaca ‫ﺎ‬‫ﻣ‬‫ﹶ‬‫ﻼ‬‫ﺳ‬ ‫ﺎ‬‫ﺟ‬‫ﺍ‬‫ﻮ‬‫ﹾ‬‫ﻓ‬‫ﹶ‬‫ﺃ‬ dibaca ‫ﺎ‬‫ﺟ‬‫ﺍ‬‫ﻮ‬‫ﹾ‬‫ﻓ‬‫ﹶ‬‫ﺃ‬ ‫ﺠ‬‫ﺳ‬‫ﺍ‬‫ﺪ‬ dibaca ‫ﺍ‬‫ﺪ‬‫ﺠ‬‫ﺳ‬
  • 45. Pelajaran Tajwid 37 PENUTUP Seharusnya, pelajaran yang lebih lanjut dapat dipelajari dengan cara membaca kitab- kitab yang telah dikarang dalam bahasa Arab, ialah bahasa Al-Quran sendiri. Untuk dapat mengerti dengan mudahnya tentang apa yang dimaksud dalam kitab-kitab itu, haruslah mengerti lebih dahulu akan bahasa Arab. Maka bagi siapa saja yang hendak memperdalam dan memperluas pengetahuannya tentang ilmu ini, baiklah mempelajari kitab-kitab tersebut. Mudah-mudahan buku kecil ini bermanfaat dan cukup menjadi dasar pengetahuan yang baik. Amin.
  • 47. Pelajaran Tajwid 39 Dari Qatadah ra. berkata; Aku bertanya kepada Anas bin Malik ra. tentang bacaan Rasulullah saw. Anas menjawab: “Beliau memanjangkan yang panjang (Mad).” Pada riwayat lain : Anas membaca 'Bismillaahirrahmaanirrahiim' dia memanjangkan 'Bismillaah', dan memanjangkan 'ar-rahmaan' dan memanjangkan 'ar-rahiim' Dari Ummu Salamah ra. bahwa dia menggambarkan bacaan Rasulullah saw. seperti membaca sambil menafsirkan; satu huruf, satu huruf. (Riwayat Abu Daud, Tirmizi, Nasai. Tirmizi berkata: hadits ini hasan sahih) a|wPublisher http://agusw.penamedia.com