Klasifikasi hadis ditinjau dari segi kuantitas dan kualitas sanad (1).ppt
Kel 7 qurdis
1. Mad Shilah Qosiroh,Mad Shilah Towilah,
Mad Iwad&Mad Badal
Makalah ini Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Al-Qur’an Hadits
Dosen Pengampu : Nurhafifah
Disusun Oleh:
Aida Puri 2111100006
Destaria Utami 2111100181
Rohid Irsyad 2111100293
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTANLAMPUNG
TAHUN 2022
2. KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Makalah Mad shilah qasiroh, mad shilah Towilah, mad iwad dan mad badal”.
Saya menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak, untuk itu dalam kesempatan ini saya menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang
sebesar- besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Pada proses penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara
penulisannya. Namun demikian, saya telah berupaya dengan segala kemampuan dan
pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, saya dengan
rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran dan usul guna
penyempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Bandar Lampung, 18 Februari 2022
3. Daftar Isi
Kata Pengantar ...................................................................................................................1
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan............................................................................................................3
I.1 Latar Belakang.................................................................................................................3
I.2 Rumusan Masalah............................................................................................................3
I.3 Tujuan..............................................................................................................................3
BAB II Pembahasan............................................................................................................4
II.A. Mad shilah qasiroh .......................................................................................................4
II.B. mad shilah Towilah.......................................................................................................5
II.C. mad iwad .....................................................................................................................7
II.D. mad badal......................................................................................................................7
BAB III Penutup ..................................................................................................................7
III.A. Kesimpulan...................................................................................................................7
III.B. Saran.............................................................................................................................7
Daftar Pustaka
4. BAB
I
Pendahuluan
I.1. LATAR BELAKANG
Islam merupakan agama yang segala hukumnya bersumber dari Al-Qur’an danSunnah. Kitab
Al-Qur’an merupakan kitab suci sekaligus pedoman hidup umat islamdiseluruh dunia. Dalam
al-Qur’an telah diatur seluruh persoalan hidup manusia, bahkan al-Qur’an memiliki gaya
bahasa yang sangat indah, karna itu sebagai seorang muslim sudahsepantasnya kita
mengetahui hokum bacaan dalam membaca al-Qur’an. Dalampembahasan berikut ini
pemakalah akan membahas tentang ahkamul mad yaitu hukum-hukum yang berkenaan
dengan panjang bacaan dalam membaca al-Qur’an seperti Mad shilah qasiroh, mad shilah
Towilah, mad iwad dan mad badal
I.2. RUMUSAN MASALAH
A.Apa Yang Dimaksud Mad Shilah Qasiroh, Mad Shilah Towilah, Mad Iwad Dan Mad
Badal?
B.Bagaimana Cara Membaca Bacaan Yang Mengandung Mad Shilah Qasiroh, Mad Shilah
Towilah, Mad Iwad Dan Mad Badal
I.3. TUJUAN
a.Agar siswa mengetahui cara membaca al-qur’an dengan baik yang sesuai dengan bacaan
tajwidnya.
b.Agar siswa mengetahui hukum-hukum bacaan alquran
5. BAB
II
PEMBAHASAN
A. Mad Shilah Qashirah
Mad secara bahasa memiliki arti tambahan atau juga panjang.
Shilah secara bahasa bisa dimaknai dengan “lanjut”. Artinya mad tidak akan muncul kecuali
ketika dibaca lanjut, atau dengan kata lain, tidak dibaca panjang (mad) kalau tidak lanjut.
Qashirah secara bahasa diartikan pendek. Tetapi dalam istilah tajwid, qashirah bisa berarti
dibaca panjang 2 harakat.
Sehingga Mad Shilah Qashirah bisa diartikan dengan: “ha’ dhamir (kata ganti) yang dibaca
panjang 2 harakat ketika lanjut, dengan syarat ha’ dhamir tersebut terletak di antara dua huruf
yang berharakat”.
Ha’ dhamir adalah ha’ yang merupakan kata ganti orang ketiga (nya). Maka, jika
huruf ha’ adalah huruf asli dari suatu kata (bukan kata ganti), maka tidak termasuk dalam
kategori mad ini. Seperti huruf ha’ yang terdapat pada kata; نَفْق َهَ , فََتَهَ , نََاََُِ
Pada dasarnya ha’ dhamir atau ha’ kinayah berharakat dhammah (نََُ). Akan tetapi, berubah
menjadi kasrah apabila didahului huruf berharakat kasrah (فَفِ) atau ya’ (فََيَهَِ).
Sebab Penamaan Mad Shilah Qashirah
Sebab dinamakan mad shilah karena bacaan panjang (mad) tidak akan terwujud kecuali ketika
dibaca lanjut (washal atau shilah) dan juga karena ha’ dhamir disambung dengan mad
wau atau mad ya ketika dibaca lanjut.
Dinamakan qashirah karena dibaca panjang 2 harakat.
Nama lain dari mad shilah qashirah adalah mad shilah shugra. Shugra artinya kecil, yaitu mad
shilah yang hanya dibaca panjang dua harakat saja. Berbeda dengan mad shilah kubra (besar),
yang dibaca panjang lebih dari 2 harakat.
Letak Ha’ Dhamir dan Cara Membacanya
Ha’ dhamir atau ha’ kinayah terkadang dibaca panjang (mad), terkadang juga dibaca pendek,
tergantung letak dan posisi ha’ dhamir pada suatu kata.
Letak ha’ dhamir dan cara membacanya terbagi menjadi 4 macam :
1.Terletak di antara dua sukun (huruf mad dikategorikan sebagai sukun). Contoh:
Cara membacanya: ha’ dhamir dibaca pendek (tidak panjang) ketika lanjut
6. 2. Terletak di antara dua huruf berharakat. Contoh:
Cara membacanya: ha’ dhamir dibaca panjang 2 harakat jika lanjut
3. Terletak pada huruf yang sebelumnya berharakat,tetapi sesudahnya sukun. Contoh:
Cara membacanya: ha’ dhamir dibaca pendek (tidak panjang), ketika lanjut.
4. Terletak pada huruf yang sebelumnya sukun dan sesudahnya berharakat. Contoh:
Cara membacanya: ha’ dhamir dibaca pendek (tidak panjang), ketika lanjut.
Bacaan di Luar Kaidah
Dalam riwayat Hafsh dari imam Ashim, ada beberapa bacaan yang dibaca di luar
kaidah sebagaimana yang tadi disebutkan di atas.
1. Pada kaidah kedua; apabila ha’ dhamir diapit dua huruf berharakat, ha’
dhamir dibaca panjang 2 harakat. Namun, ada beberapa bacaan yang merupakan
pengecualian dari kaidah ini:
a. Huruf ha’ pada kata ( أَ رْ أِهْ ) adalah ha’ dhamir, tetapi tidak dibaca panjang
meskipun diapit oleh dua huruf berharakat.
Kata ini terdapat dalam surah al-A’raf ayat 111
dan surah asy-Syu’araa ayat 37
b. Huruf ha’ pada kata ( أَرْأِهْ ) di surah an-Naml ayat 28 juga tidak dibaca panjang,
padahal termasuk ha’ dhamir.
c. Huruf ha’ dhamir pada kata ( ََهض أِهُ ) tidak dibaca panjang, tetapi justru dibaca pendek.
Padahal ha’ dhamir terletak diantara dua huruf berharakat.
Kata ( ََهض أِهُ ) terletak dalam surah az-Zumar ayat 7
7. Penjelasan dari Bacaan Di Luar Kaidah Kedua
a. Sebab ha’ dhamir di sukun pada kata ( ََ فْ ََِْ ) dan ( ََفاََُْ ) karena ada sebagian kabilah Arab
yang membacanya dengan mensukunkan ha’ dhamir apabila didahului huruf berharakat.
b. Sedangkan ha’ dhamir dibaca pendek pada kata ( نََض َهَ ), karena untuk meringankan
bacaan dan tidak disukun karena ha’ –nya akan menjadi samar (tidak jelas). Demikian
penjelasan dalam syarh at-Thayyibah lin-Nuwairi.
Ada juga yang berpendapat bahwa ha’ dhamir pada kata ( نََض َهَ ) dibaca pendek karena
aslinya (نرَْض َهَ ) sehingga ha’ dibaca pendek karena didahului sukun.
2. Bacaan di luar kaidah yang berikutnya, terdapat pada kaidah keempat; apabila ha’
dhamir didahului sukun, ha’ dhamir dibaca pendek. Namun, kata ( فَيف ) pada surah al-Furqan
ayat 69 justru dibaca panjang .
Catatan:
1. Ha’ isim isyarah pada kata ( رذرههِ ) dikategorikan sebagai ha’ dhamir. Sehingga cara
membacanya sama seperti ha’ dhamir.
Dibaca panjang dua harakat apabila terletak di antara dua huruf berharakat dan dibaca pendek
jika terletak di antara huruf yang salah satunya adalah sukun.
2. Untuk sebab atau alasan pada penjelasan bacaan di luar kaidah, tidak lah menjadi dasar suatu
bacaan Alquran dibaca panjang atau pendek.
Karena yang menjadi patokannya adalah adanya contoh dari Rasulullah. Sebab, bacaan Alquran
bersifat tauqifi, harus mengikuti contoh bacaan dari Rasulullah yang kemudian dilanjutkan ke
generasi berikutnya.
3. Setiap ha’ dhamir yang dibaca panjang, ditandai dengan wau kecil, jika ha’ dhamir berharakat
dhammah. Dan ditandai ya’ kecil, jika ha’ dhamir berharakat kasrah. Ini merupakan tanda yang
terdapat dalam mushaf standar Madinah.
Adapun dalam mushaf standar Indonesia ditandai dengan dhammah terbalik, jika ha’
dhamir berharakat dhammah. Dan ditandai dengan harakat panjang dibawah ha’, jika ha’
dhamir berharakat kasrah.
8. B.Mad Shilah thawilah
Mad shilah termasuk ke dalam jenis tajwid mad shilah. Mengutip buku Panduan Lengkap
Mengajar Taman pendidikan Al Quran oleh Eko Nani Fitriono (2020: 306), mad shilah artinya
mad tambahan dari mad asli yang disebabkan oleh ha dhamir.Ha dhamir ()ر merupakan kata ganti
benda atau orang ketiga tunggal/dia (laki-laki). Jika ha dhamir bertemu dengan huruf hijaiyah
akan terjadi dua hukum bacaan, yakni mad shilah thawilah dan mad shilah qashirah.Mad shilah
thawilah adalah tajwid mad shilah yang dibaca apabila ha dhamir bertemu dengan hamzah yang
berharakat dan harus didahului dengan huruf berharakat juga. Jika tidak bertemu hamzah, mad
berubah menjadi mad shilah qashirah.Cara membaca mad shilah thawilah adalah dengan
memanjangkannya sampai 5 harakat atau 2 ½ alif, termasuk pada ha’ dhamir yang berharakat
dhommah maupun kasrah.
Contoh Mad Shilah Thaawilah
Untuk lebih memahami tajwid mad shilah thawilah, simak contoh berikut yang ada di dalam Al
Quran.
Surat Al Baqarah ayat 90
َهن ََنََُِْ فَفِ
bihii angfusahum.
Huruf ha dhamir pada kata bihii bertemu dengan hamzah berharakat fathah sehingga dibaca
panjang 5 harakat.
Surat Al Baqarah ayat 93
َهن نََُْ فُ فَفِ
bihii iymaanukum.
Huruf ha dhamir pada kata bihii bertemu dengan hamzah berharakat kasrah sehingga dibaca
panjang 5 harakat.
Surat Ali Imran ayat 7
ن أْق أ
لفُ نََه فاَََُ
takwiilahuu illallah.
Huruf ha dhamir pada kata takwiilahuu bertemu hamzah berharakat kasrah sehingga dibaca
panjang 5 harakat.
Surat Ali Imran ayat 30
َقبيفَِْ َقبَمَْ نََهَيََِا
wabainahuu amadamba'iidaa.
Huruf ha dhamir pada kata wabainahuu bertemu dengan hamzah berharakat fathah sehingga
dibaca panjang 5 harakat.
Surat Ali Imran ayat 36
َ
ضَعَُنْ َْ نتََْض َا
wadho'tuhaa untsaa.
9. Huruf ha dhamir pada kata wadho’tuhaa bertemu dengan hamzah berharakat dhommah
sehingga dibaca panjang 5 harakat.
C.Mad Iwad
Secara bahasa mad memiliki arti panjang dan iwad memiliki arti pengganti. Mad iwad
adalah bacaan tanwin yang diganti dengan bacaan mad serta dibaca dengan panjang.
Mad ditandai dengan fathatain atau tanwin (ًـــٍـــ)ـ yang bacanya di waqaf-kan atau
terdapat pada akhir sebuah ayat dan kalimat. Jika di akhir ayat tersebut terdapat huruf
dengan tanwin maka disebut dengan mad iwad
Cara membacanya yaitu dengan tanwin yang tidak dibaca dengan jelas, namun diganti
dengan bacaan panjang dua harakat.
Mad iwad merupakan salah satu bagian dari Mad Far;i yaitu mad yang merupakan
hukum tambahan dari mad asli dan disebabkan oleh hamzah atau sukun.
Dengan begitu, artinya adalah hukum bacaan mad ini dipanjangkan dengan suara
dengan suatu huruf yang berada di antara huruf mad atau layyin saat bertemu hamzah
()ء dan sukun ()ه.
1. Contoh bacaan mad iwad dalam surat An-Nasr dan At-Tariq
1. QS. An-Nasr Ayat 2
َرَا َۡتََا تََّس ۡ ت
دۡخۡلتاَ ِفىۡ ا ۡتَاٰد اَفۡ وَاجوۡ
Wa ra-aitan naasa yadkhuluuna fii diinil laahi afwajah
Artinya: Dan engkau melihat manusia berbondong-bondong masuk agama Allah.
Pada ayat ini penulisan seharusnya adalah wa ra-aitan naasa yadkhuluuna fii diinil
laahi afwajah, namun karena terdapat mad iwad (tanwin di akhir kalimat yang diwaqafkan)
maka dibaca wa ra-aitan naasa yadkhuluuna fii diinil laahi afwaja.
2. QS. An-Nasr Ayat 3
ۡه ت
َِّٰتۡبتاحد ََبٰ َا َتسَب تََۡبحس ؕؕ ِۡٗ كَىَۡا اَوۡ اَوا
Fa sab bih bihamdi rabbika was taghfir, innahu kaana tawwaaba
Artinya: Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampunan kepada-Nya.
Sungguh, Dia Maha Penerima tobat.
Pada ayat ini penulisan seharusnya adalah innahu kaana tawwaaba, namun karena terdapat mad
iwad (tanwin di akhir kalimat yang diwaqafkan) maka dibaca innahu kaana tawwaaba.
3. QS. At-Tariq Ayat 17
تمۡهتخَه َتا ۡتَ َ
َِّٰ َٗتا َََِهَس َۡواي وًَا
Famahhilil kaafiriina amhilhum ruwaidaa
Artinya: Karena itu berilah penangguhan kepada orang-orang kafir itu. Berilah mereka itu
kesempatan untuk sementara waktu.
10. Pada ayat ini penulisan seharusnya adalah famahhilil kaafiriina amhilhum ruwaidaa, namun
karena terdapat mad iwad (tanwin di akhir kalimat yang diwaqafkan) maka dibaca famahhilil
kaafiriina amhilhum ruwaidaa.
2. Contoh bacaan mad iwad dalam surat Al-Adiyat
1. QS. Al-Adiyat Ayat 1
ََََۡاَِتاد اَباووا
Wal'aadi yaati dabha
Artinya: Demi kuda perang yang berlari kencang terengah-engah.
Pada ayat ini penulisan seharusnya adalah wal'aadi yaati dabha, namun karena terdapat mad
iwad (tanwin di akhir kalimat yang diwaqafkan) maka dibaca wal'aadi yaati dabha.
2. QS. Al-Adiyat Ayat 2
َََۡ َ
ٰ ت
دَۡتِس اَباووا
Fal muuri yaati qadha
Artinya: Dan kuda yang memercikkan bunga api (dengan pukulan kuku kakinya).
Pada ayat ini penulisan seharusnya adalah fal muuri yaati qadha, namun karena terdapat mad
iwad (tanwin di akhir kalimat yang diwaqafkan) maka dibaca fal muuri yaati qadha.
3. QS. Al-Adiyat Ayat 3
َۡ َ
ٰتَََۡۡتِس اَباوًا
Fal mughiiraati subha
Artinya: Dan kuda yang menyerang (dengan tiba-tiba) pada waktu pagi.
Pada ayat ini penulisan seharusnya adalah fal mughiiraati subha, namun karena terdapat mad
iwad (tanwin di akhir kalimat yang diwaqafkan) maka dibaca fal mughiiraati subha.
3. Contoh bacaan mad iwad dalam surat Al-Adiyat dan Al-Insyirah
1. QS. Al-Adiyat Ayat 4
َََب ۡ ت
ٰبِس اَقاعوا
Fa atharna bihii naq'a
Artinya: Sehingga menerbangkan debu.
Pada ayat ini penulisan seharusnya adalah fa atharna bihii naq'a, namun karena terdapat mad
iwad (tanwin di akhir kalimat yang diwaqafkan) maka dibaca fa atharna bihii naq'a.
2. QS. Al-Adiyat Ayat 5
ََفِ َۡنََبَهَ َجم ۡعًا
Fawa satna bihii jam'a
Artinya: Lalu menyerbu ke tengah-tengah kumpulan musuh.
11. Pada ayat ini penulisan seharusnya adalah fawa satna bihii jam'a, namun karena terdapat mad
iwad (tanwin di akhir kalimat yang diwaqafkan) maka dibaca fawa satna bihii jam'a.
3. QS. Al-Insyirah Ayat 5
اٰتۡحَ َ
ٰتحِۡتا رَ ىَِۡس
Fa inna ma'al usri yusra
Artinya: Maka sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan.
Pada ayat ini penulisan seharusnya adalah fa inna ma'al usri yusra, namun karena terdapat mad
iwad (tanwin di akhir kalimat yang diwaqafkan) maka dibaca fa inna ma'al usri yusra.
D.Mad Badal
Mad Badal merupakan salah satu hukum tajwid untuk mempelajari cara membaca Alquran.
Hukum tajwid yang satu ini merupakan bagian dari Mad Far'i.
Mad Badal perlu dipahami umat Islam untuk mengetahui cara membaca huruf Alquran dengan
baik. Hal ini disebabkan peran hukum Mad adalah menentukan panjang atau pendeknya sebuah
bacaan di Alquran.
Pengertian Mad Badal
Secara bahasa, Mad berarti panjang, sedangkan badal adalah perubahan. Berdasarkan hal itu,
pengertian Mad Badal secara istilah adalah bacaan panjang yang diubah karena ada hamzah
( ء , ؤ , ئ ) bertemu dengan Mad. Cara membaca Mad Badal seperti layaknya Mad Thobi'i.
Hukum Bacaan Mad Badal
Suatu bacaan disebut Mad Badal apabila terdapat hamzah bertemu dengan Mad. Bacaan Mad
itu berasal dari hamzah sukun atau mati. Kemudian huruf hamzah itu diubah dan digantikan
dengan Alif ( ق ), Wau ( ا ), atau Ya' ( ي ). Panjang bacaan dari Mad Badal yakni 2 harakat
atau ketukan.
Contoh Bacaan Mad Badal
Surat Ad dhuha Ayat 4
نل َه ف
َٰ َ
رَُ َ
ا ََهيَٰ َكأُ َۡ فم ْلضَُ َ
ان َ
قل
Surat Al Ghasyiyah Ayat 5
ضََاَنُ َۡ فم ََۡيَِ َنَيفَُق
Surat Al Jasiyah Ayat 3
ََٰ َ َ
ل ْلََۡيفه فم َننََهفُ
Surat Al Jasiyah Ayat 4
ََٰ َق َِّ َ
هَافُ َُّْ َ
هنهفْ َ
ه
Surat Al Jasiyah Ayat 6
ََفتَ َق َ
ا َْ َ
هنه فم َنن
BAB
III
Penutup
12. A Kesimpulan
Mad secara bahasa memiliki arti tambahan atau juga panjang.
Shilah secara bahasa bisa dimaknai dengan “lanjut”. Artinya mad tidak akan muncul kecuali
ketika dibaca lanjut, atau dengan kata lain, tidak dibaca panjang (mad) kalau tidak lanjut.
Qashirah secara bahasa diartikan pendek. Tetapi dalam istilah tajwid, qashirah bisa berarti
dibaca panjang 2 harakat.
Mad shilah
thawilah adalah tajwid mad shilah yang dibaca apabila ha dhamir bertemu dengan hamzah yang
berharakat dan harus didahului dengan huruf berharakat juga. Jika tidak bertemu hamzah, mad
berubah menjadi mad shilah qashirah.Cara membaca mad shilah thawilah adalah dengan
memanjangkannya sampai 5 harakat atau 2 ½ alif, termasuk pada ha’ dhamir yang berharakat
dhommah maupun kasrah
Secara bahasa mad memiliki arti panjang dan iwad memiliki arti pengganti. Mad iwad
adalah bacaan tanwin yang diganti dengan bacaan mad serta dibaca dengan panjang.
Mad ditandai dengan fathatain atau tanwin yang bacanya diwaqaf-kan atau
terdapat pada akhir sebuah ayat dan kalimat. Jika di akhir ayat tersebut terdapat huruf
dengan tanwin maka disebut dengan mad iwad
Cara membacanya yaitu dengan tanwin yang tidak dibaca dengan jelas, namun diganti
dengan bacaan panjang dua harakat.
Mad iwad merupakan salah satu bagian dari Mad Far;i yaitu mad yang merupakan
hukum tambahan dari mad asli dan disebabkan oleh hamzah atau sukun.
Dengan begitu, artinya adalah hukum bacaan mad ini dipanjangkan dengan suara
dengan suatu huruf yang berada di antara huruf mad atau layyin saat bertemu hamzah
.()ر dan sukun ()ء
1. Contoh bacaan mad
Secara bahasa, Mad berarti panjang, sedangkan badal adalah perubahan. Berdasarkan hal itu,
pengertian Mad Badal secara istilah adalah bacaan panjang yang diubah karena ada hamzah
( ئ , ؤ , ء ) bertemu dengan Mad. Cara membaca Mad Badal seperti layaknya Mad Thobi'i.
B.Saran
Saran Saran yang mampu diberikan penulis yaitu hendaknya setiap hukum-hukum bacaan pada
al-qur'an ditaati sesui dengan ketentuan atau hukum ilmu tajwid, mengetahui hukum bacaan
mad dan waqaf. Sehingga makna ada arti yang terkandung di dalam al-qur'an sesuai dengan
wahyu yang telah Allah turunkan kepada baginda Rasulullah SAW. Dalam makalah ini kami
membahas tentang Mad dan pembagiannya. Kami berharap pembaca tidak puas dengan
makalah yang kami sajikan ini dan berusaha mencari sumber lain yang berkaitan dengan materi
ini demi kesempurnaan pengetahuan dalam memahami ilmu tajwid.
13. DAFTAR PUSTAKA
Mad Shilah Qashirah dan Mad Shilah Thawilah [Penjabaran Lengkap] - (nubada.id)
Contoh Mad Badal, Pengertian & Cara Membacanya Dalam Alquran (rianarizkiabidin.com)
http://abduljabar16.blogspot.com