SlideShare a Scribd company logo
1 of 35
Analisis Butir Soal
Rizki Nor Amelia
Analisis
Butir Soal
01
Suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengkaji dan mengidentifikasi setiap butir soal guna
mengetahui kualitas setiap butir soal tersebut. Hasil dari proses mengkaji dan
mengidentifikasi soal dapat digunakan untuk melakukan perbaikan dan penyempurnaan pada
setiap butir soal.
Definisi Analisis Butir Soal
02
a. Mengetahui kekuatan dan kelemahan butir tes, sehingga dapat dilakukan seleksi dan revisi
butir soal.
b. Menyediakan informasi tentang spesifikasi butir soal secara lengkap, sehingga
memudahkan pembuat soal dalam menyusun perangkat soal yang akan memenuhi
kebutuhan ujian dalam bidang & tingkat tertentu, atau untuk menyusun beberapa perangkat
soal yang paralel. Penyusunan perangkat seperti ini sangat bermanfaat bila akan melakukan
ujian ulang/mengukur kemampuan beberapa kelompok peserta tes dalam waktu yg berbeda
c. Mengetahui masalah yang terkandung dalam butir soal, seperti: kesalahan meletakkan
kunci jawaban, soal terlalu sukar / terlalu mudah, daya beda rendah. Masalah ini bila
diketahui dengan segera akan memungkinkan bagi pembuat soal untuk mengambil
keputusan apakah butir soal yang bermasalah itu akan digugurkan atau direvisi Sebagai alat
guna menilai butir soal yang akan disimpan dalam kumpulan (bank) soal.
Manfaat Analisis Butir Soal
03
a. Analisis Butir Soal secara Kualitatif : Aspek Materi, Konstruksi, & Bahasa
b. Analisis Butir Soal secara Kuantitatif :
• Validitas Tampang, Validitas isi, Validitas Konstruk
• Tingkat Kesukaran, Daya Beda, Keberfungsian Distraktor, Reliabilitas
Langkah Analisis Butir Soal
Teori Tes
• Kelebihan :
1. Mudah digunakan
2. Sampel tidak perlu terlalu banyak
3. Cocok untuk analisis tes ulangan harian
4. Informasi : Tingkat kesukaran soal, daya beda,
efektivitas distraktor, reliabilitas
• Kelemahan :
1. Statistik butir tes sangat tergantung pada
karakteristik subjek yang di tes (Item dependent)
2. Taksiran kemampuan peserta tes sangat
tergantung pada butir tes yang diujikan (sample
dependent)
3. Kesalahan baku pengukuran (SEM) berlaku untuk
semua peserta tes, tidak ada SEM tiap peserta tes
& SEM tiap butir tes
4. Informasi yang disajikan terbatas pada menjawab
benar / salah, tidak memperhatikan pola respon
5. Asumsi tes paralel susah terpenuhi
TEORI TES KLASIK (CLASSICAL TEST
THEORY, CTT)
• Kelebihan :
1. Karakteristik butir tidak tergantung pada peserta ujian
2. Kemampuan peserta ujuan tidak tergantung pada
karakteristik butir soal
3. Model yang lebih menekankan pada tingkat butir
daripada tingkat tes
4. Tidak mensyaratkan secara ketat tes parallel untuk
menaksir reliabilitas
5. Informasi : Kecocokan butir, tingkat kesukaran, daya
beda, guessing, ICC, IIF, TIF
• Kelemahan :
Pemahaman – Perhitungan – Asumsi yang harus
dipenuhi (Unidimensi, Independensi Lokal, Invariansi
Parameter)
1. Model yang digunakan adalah model statistik
sehingga dibutuhkan pengetahuan tentang
matematika dan statistika.
2. Analisis butir tidak bisa dilakukan dengan manual
tetapi harus menggunakan paket program komputer
karena kompleknya perhitungan
3. Perlu sampel yang banyak (N > 100)
TEORI RESPON BUTIR (ITEM RESPONSE THEORY,
IRT)
Tes paralel adalah dua buah tes yang disusun dari tujuan ukur yang sama dan blue print yang sama
sehingga jumlah item atau taraf kesukarannya untuk tes kognif adalah sama. Secara statistik, tes
paralel diasumsikan dengan nilai varian skor tampak dan varian eror yang setara (parallel) atau
ditambahkan dengan asumsi rerata skor yang setara (strict parallel) antar kedua tes.
Tingkat Kesukaran
Daya Beda
TEORI TES KLASIK (CLASSICAL TEST
THEORY, CTT)
TEORI RESPON BUTIR (ITEM RESPONSE THEORY,
IRT)
• Setiap butir soal didiskusikan secara
bersama-sama dengan beberapa ahli
seperti guru yang mengajarkan materi,
ahli materi, penyusun / pengembang
kurikulum, ahli penilaian, ahli bahasa
• Kelebihan :
1. Setiap butir soal dilihat secara
bersama-sama berdasarkan kaidah
penulisannya
2. Para penelaah dipersilakan
mengomentari & memperbaiki
berdasarkan ilmu yang dimilikinya.
3. Setiap komentar & masukan dari
peserta diskusi dicatat oleh notulis.
4. Setiap butir soal dapat dituntaskan
secara bersama-sama, perbaikannya
seperti apa.
• Kelemahan : Perlu waktu lama untuk
rnendiskusikan setiap satu butir soal.
TEKNIK MODERATOR (DISKUSI)
• Pada tahap awal, para penelaah
diberikan pengarahan
• Pada tahap berikutnya, para penelaah
berkerja sendiri-sendiri di tempat yang
tidak sama.
• Para penelaah dipersilakan
memperbaiki langsung pada teks soal
dan memberikan komentarnya serta
memberikan nilai pada setiap butir
soalnya yang kriterianya adalah: baik,
diperbaiki, atau diganti
TEKNIK PANEL
Penelaah diberikan: butir-butir soal yang
akan ditelaah, format penelaahan, dan
pedoman penilaian/ penelaahannya.
Analisis Kualitatif
Keterangan :
Beri tanda cek (√) jika menurut saudara sesuai dengan
kriteria, dan beri tanda silang (X) jika menurut saudara
tidak sesuai dengan kriteria
Analisis Materi
Menelaah yang berkaitan
dengan substansi keilmuan
yang ditanyakan dalam soal
serta tingkat kemampuan
yang sesuai dengan soal.
Analisis Konstruksi
Menelaah yang berkaitan
dengan teknik penulisan
soal.
Analisis Bahasa
Menelaah yang berkaitan
dengan pengunaan bahasa
Indonesia yang baik dan
benar
Analisis Kualitatif
Hasil Analisis Kualitatif
Kemampuan butir soal untuk
membedakan antara siswa yang
pandai (berkemampuan tinggi)
dengan siswa yang bodoh
(berkemampuan rendah)
Indeks Diskriminasi (Daya
Beda Butir Soal, D atau DB)
Bilangan yang menunjukkan sukar
dan mudahnya suatu soal
Tingkat Kesukaran Butir Soal
(TK) atau Proporsi (P)
Tingkat keajegan (konsitensi) suatu
tes, yakni sejauh mana suatu tes
dapat dipercaya untuk menghasilkan
skor yang ajeg, relatif tidak berubah
walaupun diteskan pada situasi yang
berbeda-beda
Reliabilitas
• Pengecoh dikatakan berfungsi secara
efektif ketika dipilih lebih banyak oleh
kelompok bawah
• Kelompok atas akan memilih kunci
jawaban
Efektivitas Distraktor / Pengecoh
1. 3.
2. 4.
Analisis Kuantitatif
0,0
sukar
1,0
mudah
-1,0
D rendah
(ditolak)
1,0
D tinggi
(diterima)
Tingkat Kesukaran Butir (TK)
atau Proporsi (P)
• Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu
mudah atau tidak terlalu sukar.
• Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa
untuk memecahkannya.
• Soal yang terlalu sukar yang dianggap guru dapat
memberikan tantangan kepada siswa, justru
menyebabkan siswa menjadi putus asa & tidak
mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena
diluar jangkauannya.
• Misalnya : Dalam ulangan harian, Guru A cenderung
memberikan soal yang mudah-mudah, sedangkan
Guru B memberikan soal yang sukar-sukar.
• Apa yang terjadi ??? Siswa akan belajar giat jika
menghadapi ulangan dari guru B dan tidak belajar giat
atau bahkan mungkin tidak mau belajar sama sekali
untuk menghadapi ulangan dari guru A
0,0
sukar
1,0
mudah
TK (Difficulty Index) didefinisikan sebagai proporsi peserta tes yang
menjawab benar (Crocker & Algina,1986)
Definisi itu dapat dinyatakan dengan sebuah rumus dimana tingkat
kesukaran butir adalah jumlah peserta tes yang menjawab benar
dibagi dengan jumlah seluruh peserta tes
Nitko (1983)
Semakin tinggi indeks TK maka butir soal semakin mudah
Untuk menyusun suatu naskah ujian sebaiknya digunakan butir soal
yang mempunyai tingkat kesukaran berimbang : 25% soal sukar, 50%
soal sedang & 25% soal mudah
Misalnya:
Dari 10 siswa yang mengikuti ujian , pada soal nomor 1 terdapat
7 orang dapat menjawab benar dan pada soal nomor 2 terdapat
2 orang dapat menjawab benar. Berapakah tingkat kesukaran
kedua butir soal tersebut?
Hubungan Tingkat Kesukaran Butir dengan Daya Beda
Butir
• Jika butir soal terlalu mudah atau terlalu sukar, artinya butir
tersebut tidak dapat membedakan kemampuan peserta tes
• Butir yang sangat sukar sehingga tidak ada siswa yang
dapat menjawab dengan benar menyebabkan butir
tersebut kehilangan kemampuannya membedakan siwa
yang mempunyai kemampuan tinggi dan rendah.
• Begitu pula dengan butir yang sangat mudah sehingga
semua siswa dapat menjawab benar.
• Jadi, butir sebaiknya mempunyai TK yang sedang.
• Dalam beberapa situasi, TK butir soal tidak selalu di
usahakan berada dalam kategori sedang.
• Pada keadaan dimana diinginkan sebanyak mungkin peserta
tes dapat dinyatakan lulus maka butir diusahakan mudah /
sangat mudah, misalnya penerimaan siswa dimana
diperkirakan jumlah daya tampung lebih banyak daripada
pelamar yang mendaftar
• Sebaliknya, pada keadaan diinginkan peserta tes sesedikit
mungkin dapat dinyatakan lulus, maka butir soal di usahakan
sukar / sesukar mungkin
Butir memiliki
daya beda yang
tinggi ketika
tingkat
kesukarannya 0,5.
Tingkat Kesukaran Butir (TK)
atau Proporsi (P)
Indeks Diskriminasi (Daya
Beda Butir Soal, D atau DB)
• DB adalah kemampuan butir soal dalam membedakan
siswa yang mempunyai kemampuan tinggi & rendah
(Anastasi & Urbina ,1997)
• DB harus di usahakan positif & setinggi mungkin.
• Butir soal yang mempunyai DB positif dan tinggi berarti butir
tersebut dapat membedakan dengan baik siswa kelompok
atas dan bawah.
• Siswa kelompok atas adalah kelompok siswa yang
tergolong pandai (skor total hasil belajarnya tinggi) & siswa
kelompok bawah adalah kelompok siswa yang (skor total
hasil belajarnya rendah)
Crocker & Algina (2008)
Indeks Diskriminasi (Daya Beda Butir Soal, D atau DB)
Sebanyak 10 orang mengikuti uji coba ujian yang berbentuk
pilihan ganda dengan hasil sebagai berikut. Hitung DB nya !
Langkah Perhitungan :
1. Menentukan siswa kelompok atas & bawah. Kelompok atas adalah
setengah kelompok siswa (5 orang) yang memiliki skor tertinggi &
Kelompok bawah adalah setengah kelompok siswa (5 orang) yang
memiliki skor terendah
2. Menghitung skor masing-masing butir pada kelompok atas & bawah
3. Menghitung DB pada masing-masing butir soal
DB akan positif apabila jumlah
siswa kelompok atas yang
dapat menjawab dengan benar
lebih banyak dari pada jumlah
siswa kelompok bawah
dst …
Indeks Diskriminasi (Daya Beda Butir Soal, D atau DB)
Nilai DB berada antara -1,00 hingga +1,00. Dengan
mengambil contoh soal tadi, beberapa kondisi ekstrim dapat
di jelaskan sebagai berikut:
1. Bila semua siswa kelompok atas menjawab benar & semua
siswa kelompok bawah menjawab salah → DB = +1,00
2. Bila semua siswa kelompok atas menjawab salah & semua
siswa kelompok bawah menjawab benar → maka DB = -1,00.
3. Bila semua siswa kelompok atas & kelompok bawah
menjawab benar → DB = 0,00.
4. Bila semua siswa kelompok atas maupun kelompok bawah
menjawab salah → DB = 0,00
Dalam menghitung DB terdapat beberapa kejadian khusus
yang harus diperhatikan (Anastasi & Urbina, 1997) :
1. Bila data yang di tengah sama, maka data yang sama di
keluarkan dari analisis. Misalnya: Skor ujian 6 orang siswa di
urutkan dari tinggi ke rendah : 10, 9, 7, 7, 4 dan 2. Data yang
sama (7) di keluarkan dari analisis, sehingga perhitungan DB
hanya melibatkan siswa dengan skor 10 & 9 sebagai
kelompok atas dan siswa dengan skor 4 & 2 sebagai
kelompok bawah.
2. Dalam hal jumlah responden yang sangat banyak maka
penentuan kelompok atas & bawah adalah dengan
mengambil 27% siswa yang memperoleh skor tertinggi
sebagai kelompok atas & 27% siswa yang memperoleh skor
terendah sebagai kelompok bawah. Sebanyak 46% siswa di
tengah distribusi dikeluarkan & tidak di analisis. Perhitungan
daya beda butir di dasarkan pada “aturan 27%” karena pada
kondisi normal, titik optimum dimana dua kondisi seimbang
dicapai pada 27% kelompok atas & 27% kelompok bawah
KORELASI POINT BISERIAL KORELASI BISERIAL
Indeks Diskriminasi (Daya Beda Butir Soal, D atau DB)
• Perhitungan DB juga dapat dilakukan dg mengkorelasikan skor butir dengan skor total.
• Korelasi butir dengan total menunjukkan kesejajaran nilai antara butir dengan total.
• Bila skor butir bervariasi sejalan dengan variasi skor total maka butir tersebut mampu membedakan dengan baik siswa yang
mempunyai kemampuan tinggi dan rendah
Bedanya apa ?? Nilai koefisien korelasi point biserial selalu >>> jika dibandingkan dengan nilai koefisien korelasi biserial. Koefisien
point biserial merupakan kombinasi hubungan antara butir tes, kriteria atau skor total, dan tingkat kesukaran. Korelasi point biserial
cenderung lebih mengutamakan butir tes yang memiliki tingkat kesukaran rata-rata dan akan maksimum apabila tingkat
kesukarannya p = 0.5 (Hayat, 1996; Suryabrata, 1987); sedangkan korelasi biserial merupakan korelasi antara butir tes dan kriteria,
yang bebas dari pengaruh tingkat kesukaran butir tes
Efektivitas Distraktor (Pengecoh)
• Pengecoh (distractor) yang juga dikenal dengan istilah
penyesat atau penggoda adalah pilihan jawaban yang
bukan merupakan kunci jawaban
• Pengecoh bukan sekedar pelengkap pilihan.
• Pengecoh diadakan untuk menyesatkan siswa agar tidak
memilih kunci jawaban
• Pengecoh menggoda siswa yang kurang begitu
memahami materi pelajaran untuk memilihnya.
• Agar dapat melakukan fungsinya untuk mengecoh maka
pengecoh harus dibuat semirip mungkin dengan kunci
jawaban
• Pengecoh dikatakan berfungsi apabila semakin rendah
tingkat kemampuan peserta tes semakin banyak memilih
pengecoh, atau makin tinggi tingkat kemampuan peserta
tes akan semakin sedikit memilih pengecoh
• Apabila proporsi peserta tes yang menjawab dengan salah
atau memilih pengecoh kurang dari 0,02 maka pengecoh
tersebut harus direvisi
• Kenapa ??? Pengecoh yang baik minimal dipilih oleh
2% (Fernandez, 1984) atau 5% (Mardapi, 2008) dari
seluruh peserta tes
• Pengecoh ditolak apabila tidak ada yang memilih atau
proporsinya 0,00 (Depdikbud, 1997).
• Pengecoh dikatakan berfungsi ketika dipilih lebih
banyak oleh kelompok bawah [Kelompok atas akan
memilih kunci jawaban]
• Proporsi alternatif jawaban masing-masing butir soal dapat
dilihat pada kolom proportion endorsing pada hasil
analisis dengan software iteman.
• Daya beda masing-masing pengecoh soal juga perlu
diperhatikan. Setiap pengecoh diharapkan memiliki daya
beda negatif, artinya suatu pengecoh diharapkan lebih
sedikit dipilih oleh kelompok atas dibandingkan dengan
kelompok bawah. Atau daya beda pengecoh tidak lebih
besar dari daya beda kunci jawaban setiap butir soal.
Reliabilitas
Reliabilitas
1. Berhubungan dengan kemampuan alat ukur untuk
melakukan pengukuran secara cermat
2. Akurasi dan presisi yang dihasilkan oleh alat ukur dalam
melakukan pengukuran
• Soal (perangkat soal) yang valid pasti reliabel, tetapi soal
yang reliabel belum tentu valid.
Pengambilan Keputusan Hasil Analisis Butir Soal secara Kuantitatif
Refleksi
Langkah Analisis Butir Soal
Pilihan Ganda
Tahap Persiapan :
1. Sheet 1 berisi respon jawaban
• Nomor urut dan Respon jawaban
(ABCDE).
• Rapikan dengan cara : Format →
Autofit Coloumn Width
2. Sheet 2 berisi control file
3. Simpan response jawaban sebagai Text
(Tab delimited)
• Cek filenya, jika muncul spasi,
hapuskan dg cara : Edit → Replace →
Copy spasinya → Replace All
4. Simpan control file sebagai Text (Tab
delimited)
Jika berhasil, maka akan muncul file notepad (.txt) seperti berikut :
Jumlah
Option
Mata
Pelajaran
Y : Jika ingin dianalisis
N : Jika tidak ingin dianalisis
Respon
Jawaban
ID / Nomor Urut
M : Multiple choice
R : Rating scale
ITEMAN : Tahap Analisis : 1. Files
• Data matrix file : Panggil nama file .txt yang berisi respon peserta tes yang akan dianalisis / tuliskan nama file .txt nya
• Item control file : Panggil nama file .txt yang berisi control file yang akan dianalisis / tuliskan nama file .txt nya
• Output file : Tuliskan nama file output (format RTF) dan letakkan dimana file tersebut akan disimpan
• Run title : Diisi bebas (dalam contoh ini ditulis evaluation test)
ITEMAN : Tahap Analisis : 2. Input Format
Isikan Fixed width data sesuai file notepad yang berisi
respon peserta tes
• Jumlah kolom ID : 2
• ID dimulai dari kolom : 1
• Respon jawaban dimulai dari kolom : 3
Respon
Jawaban
ID / Nomor Urut
ITEMAN : Tahap Analisis : 3. Scoring Option
Berikan tanda centang hanya pada total score
ITEMAN : Tahap Analisis : 4. Output Option
Hilangkan semua tanda centang, klik RUN → Yes. Analisis Selesai
Jika berhasil, maka akan muncul file word (.RTF) seperti berikut :
Nitko (1983)
Crocker & Algina (2008)
Tidak ada Flags
Tingkat Kesukaran : 0,233 (sukar)
Daya Beda : 0,519 (baik)
Efektivitas Pengecoh : ok, meskipun DB Option D tidak negatif,
tapi DB ini masih lebih kecil dari DB Kunci Jawaban
Reliabilitas jika butir ini di delete : 0,278
Tidak ada Flags
Tingkat Kesukaran : 0,267 (sukar)
Daya Beda : 0,548 (baik)
Efektivitas Pengecoh : ok, semua DB Option selain kunci
sudah negative
Reliabilitas jika butir ini di delete : 0,264
Ada Flags
Tingkat Kesukaran :
Daya Beda :
Efektivitas Pengecoh :
Reliabilitas jika butir ini di delete :
Ada Flags
Tingkat Kesukaran :
Daya Beda :
Efektivitas Pengecoh :
Reliabilitas jika butir ini di delete :
Penulisan Laporan
Interpretasi Butir Soal Nomor 1
Berdasarkan analisis kualitatif (telaah), soal nomor 1 ini sudah baik dari segi
materi, konstruksi, bahasa. Selanjutnya, dibawah ini disajikan hasil analisis
secara kuantitatif :
Rekapitulasi
Terimakasih

More Related Content

Similar to 8. Analisis Butir Soal CTT.pptx

Panduan analisis butir soal
Panduan analisis butir soalPanduan analisis butir soal
Panduan analisis butir soalMansyur Eppe
 
Analisis butir soal
Analisis butir soalAnalisis butir soal
Analisis butir soalAznurRan
 
Panduan analisis-butir-soal
Panduan analisis-butir-soalPanduan analisis-butir-soal
Panduan analisis-butir-soalwantemas
 
Pertemuan 7 evaluasi
Pertemuan 7 evaluasiPertemuan 7 evaluasi
Pertemuan 7 evaluasizahraaini3
 
Evaluasi Belajar KB 3.pdf
Evaluasi Belajar KB 3.pdfEvaluasi Belajar KB 3.pdf
Evaluasi Belajar KB 3.pdftawakal17
 
Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)
Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)
Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)Naita Novia Sari
 
PTT Kelompok 5 28 mei 2023.pptx
PTT Kelompok 5 28 mei 2023.pptxPTT Kelompok 5 28 mei 2023.pptx
PTT Kelompok 5 28 mei 2023.pptxChrodtianTian
 
Modul 2. Pengembangan Tes Hasil Belajar
Modul 2. Pengembangan Tes Hasil BelajarModul 2. Pengembangan Tes Hasil Belajar
Modul 2. Pengembangan Tes Hasil BelajarNaita Novia Sari
 
Penilaian dan pengukuran
Penilaian dan pengukuranPenilaian dan pengukuran
Penilaian dan pengukuranBeni Herlandy
 
Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi PembelajaranEvaluasi Pembelajaran
Evaluasi PembelajaranIbnu Fajar
 
analisis butir soal
analisis butir soalanalisis butir soal
analisis butir soalUjang Lukman
 
Analisis butir soal
Analisis butir soalAnalisis butir soal
Analisis butir soalFerry Tuil
 
Makalah daya pembeda_dan_tingkat_kesukar
Makalah daya pembeda_dan_tingkat_kesukarMakalah daya pembeda_dan_tingkat_kesukar
Makalah daya pembeda_dan_tingkat_kesukarendah kurnia
 
2.-BAHAN-TAYANG-ANABUT-OKE (4).ppt
2.-BAHAN-TAYANG-ANABUT-OKE (4).ppt2.-BAHAN-TAYANG-ANABUT-OKE (4).ppt
2.-BAHAN-TAYANG-ANABUT-OKE (4).pptesilraja
 
Tes objektif dan pengembangan tes objektif
Tes objektif dan pengembangan tes objektifTes objektif dan pengembangan tes objektif
Tes objektif dan pengembangan tes objektifmafia_konoha
 

Similar to 8. Analisis Butir Soal CTT.pptx (20)

Panduan analisis butir soal
Panduan analisis butir soalPanduan analisis butir soal
Panduan analisis butir soal
 
Analisis butir soal
Analisis butir soalAnalisis butir soal
Analisis butir soal
 
Panduan analisis-butir-soal
Panduan analisis-butir-soalPanduan analisis-butir-soal
Panduan analisis-butir-soal
 
Pertemuan 7 evaluasi
Pertemuan 7 evaluasiPertemuan 7 evaluasi
Pertemuan 7 evaluasi
 
Evaluasi Belajar KB 3.pdf
Evaluasi Belajar KB 3.pdfEvaluasi Belajar KB 3.pdf
Evaluasi Belajar KB 3.pdf
 
Modul 3 kb 3
Modul 3 kb 3Modul 3 kb 3
Modul 3 kb 3
 
Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)
Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)
Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)
 
evaluasi.pptx
evaluasi.pptxevaluasi.pptx
evaluasi.pptx
 
PTT Kelompok 5 28 mei 2023.pptx
PTT Kelompok 5 28 mei 2023.pptxPTT Kelompok 5 28 mei 2023.pptx
PTT Kelompok 5 28 mei 2023.pptx
 
Modul 2. Pengembangan Tes Hasil Belajar
Modul 2. Pengembangan Tes Hasil BelajarModul 2. Pengembangan Tes Hasil Belajar
Modul 2. Pengembangan Tes Hasil Belajar
 
Penilaian dan pengukuran
Penilaian dan pengukuranPenilaian dan pengukuran
Penilaian dan pengukuran
 
Pengembangan tes
Pengembangan tesPengembangan tes
Pengembangan tes
 
Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi PembelajaranEvaluasi Pembelajaran
Evaluasi Pembelajaran
 
analisis butir soal
analisis butir soalanalisis butir soal
analisis butir soal
 
Analisis butir soal
Analisis butir soalAnalisis butir soal
Analisis butir soal
 
Penilaian melalaui_tes
Penilaian  melalaui_tesPenilaian  melalaui_tes
Penilaian melalaui_tes
 
Makalah daya pembeda_dan_tingkat_kesukar
Makalah daya pembeda_dan_tingkat_kesukarMakalah daya pembeda_dan_tingkat_kesukar
Makalah daya pembeda_dan_tingkat_kesukar
 
2.-BAHAN-TAYANG-ANABUT-OKE (4).ppt
2.-BAHAN-TAYANG-ANABUT-OKE (4).ppt2.-BAHAN-TAYANG-ANABUT-OKE (4).ppt
2.-BAHAN-TAYANG-ANABUT-OKE (4).ppt
 
Tes objektif dan pengembangan tes objektif
Tes objektif dan pengembangan tes objektifTes objektif dan pengembangan tes objektif
Tes objektif dan pengembangan tes objektif
 
kualitas alat ukur
kualitas alat ukurkualitas alat ukur
kualitas alat ukur
 

Recently uploaded

Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxMateri Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxshafiraramadhani9
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 

Recently uploaded (20)

Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxMateri Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 

8. Analisis Butir Soal CTT.pptx

  • 2. Analisis Butir Soal 01 Suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengkaji dan mengidentifikasi setiap butir soal guna mengetahui kualitas setiap butir soal tersebut. Hasil dari proses mengkaji dan mengidentifikasi soal dapat digunakan untuk melakukan perbaikan dan penyempurnaan pada setiap butir soal. Definisi Analisis Butir Soal 02 a. Mengetahui kekuatan dan kelemahan butir tes, sehingga dapat dilakukan seleksi dan revisi butir soal. b. Menyediakan informasi tentang spesifikasi butir soal secara lengkap, sehingga memudahkan pembuat soal dalam menyusun perangkat soal yang akan memenuhi kebutuhan ujian dalam bidang & tingkat tertentu, atau untuk menyusun beberapa perangkat soal yang paralel. Penyusunan perangkat seperti ini sangat bermanfaat bila akan melakukan ujian ulang/mengukur kemampuan beberapa kelompok peserta tes dalam waktu yg berbeda c. Mengetahui masalah yang terkandung dalam butir soal, seperti: kesalahan meletakkan kunci jawaban, soal terlalu sukar / terlalu mudah, daya beda rendah. Masalah ini bila diketahui dengan segera akan memungkinkan bagi pembuat soal untuk mengambil keputusan apakah butir soal yang bermasalah itu akan digugurkan atau direvisi Sebagai alat guna menilai butir soal yang akan disimpan dalam kumpulan (bank) soal. Manfaat Analisis Butir Soal 03 a. Analisis Butir Soal secara Kualitatif : Aspek Materi, Konstruksi, & Bahasa b. Analisis Butir Soal secara Kuantitatif : • Validitas Tampang, Validitas isi, Validitas Konstruk • Tingkat Kesukaran, Daya Beda, Keberfungsian Distraktor, Reliabilitas Langkah Analisis Butir Soal
  • 3. Teori Tes • Kelebihan : 1. Mudah digunakan 2. Sampel tidak perlu terlalu banyak 3. Cocok untuk analisis tes ulangan harian 4. Informasi : Tingkat kesukaran soal, daya beda, efektivitas distraktor, reliabilitas • Kelemahan : 1. Statistik butir tes sangat tergantung pada karakteristik subjek yang di tes (Item dependent) 2. Taksiran kemampuan peserta tes sangat tergantung pada butir tes yang diujikan (sample dependent) 3. Kesalahan baku pengukuran (SEM) berlaku untuk semua peserta tes, tidak ada SEM tiap peserta tes & SEM tiap butir tes 4. Informasi yang disajikan terbatas pada menjawab benar / salah, tidak memperhatikan pola respon 5. Asumsi tes paralel susah terpenuhi TEORI TES KLASIK (CLASSICAL TEST THEORY, CTT) • Kelebihan : 1. Karakteristik butir tidak tergantung pada peserta ujian 2. Kemampuan peserta ujuan tidak tergantung pada karakteristik butir soal 3. Model yang lebih menekankan pada tingkat butir daripada tingkat tes 4. Tidak mensyaratkan secara ketat tes parallel untuk menaksir reliabilitas 5. Informasi : Kecocokan butir, tingkat kesukaran, daya beda, guessing, ICC, IIF, TIF • Kelemahan : Pemahaman – Perhitungan – Asumsi yang harus dipenuhi (Unidimensi, Independensi Lokal, Invariansi Parameter) 1. Model yang digunakan adalah model statistik sehingga dibutuhkan pengetahuan tentang matematika dan statistika. 2. Analisis butir tidak bisa dilakukan dengan manual tetapi harus menggunakan paket program komputer karena kompleknya perhitungan 3. Perlu sampel yang banyak (N > 100) TEORI RESPON BUTIR (ITEM RESPONSE THEORY, IRT) Tes paralel adalah dua buah tes yang disusun dari tujuan ukur yang sama dan blue print yang sama sehingga jumlah item atau taraf kesukarannya untuk tes kognif adalah sama. Secara statistik, tes paralel diasumsikan dengan nilai varian skor tampak dan varian eror yang setara (parallel) atau ditambahkan dengan asumsi rerata skor yang setara (strict parallel) antar kedua tes.
  • 4. Tingkat Kesukaran Daya Beda TEORI TES KLASIK (CLASSICAL TEST THEORY, CTT) TEORI RESPON BUTIR (ITEM RESPONSE THEORY, IRT)
  • 5. • Setiap butir soal didiskusikan secara bersama-sama dengan beberapa ahli seperti guru yang mengajarkan materi, ahli materi, penyusun / pengembang kurikulum, ahli penilaian, ahli bahasa • Kelebihan : 1. Setiap butir soal dilihat secara bersama-sama berdasarkan kaidah penulisannya 2. Para penelaah dipersilakan mengomentari & memperbaiki berdasarkan ilmu yang dimilikinya. 3. Setiap komentar & masukan dari peserta diskusi dicatat oleh notulis. 4. Setiap butir soal dapat dituntaskan secara bersama-sama, perbaikannya seperti apa. • Kelemahan : Perlu waktu lama untuk rnendiskusikan setiap satu butir soal. TEKNIK MODERATOR (DISKUSI) • Pada tahap awal, para penelaah diberikan pengarahan • Pada tahap berikutnya, para penelaah berkerja sendiri-sendiri di tempat yang tidak sama. • Para penelaah dipersilakan memperbaiki langsung pada teks soal dan memberikan komentarnya serta memberikan nilai pada setiap butir soalnya yang kriterianya adalah: baik, diperbaiki, atau diganti TEKNIK PANEL Penelaah diberikan: butir-butir soal yang akan ditelaah, format penelaahan, dan pedoman penilaian/ penelaahannya. Analisis Kualitatif
  • 6. Keterangan : Beri tanda cek (√) jika menurut saudara sesuai dengan kriteria, dan beri tanda silang (X) jika menurut saudara tidak sesuai dengan kriteria Analisis Materi Menelaah yang berkaitan dengan substansi keilmuan yang ditanyakan dalam soal serta tingkat kemampuan yang sesuai dengan soal. Analisis Konstruksi Menelaah yang berkaitan dengan teknik penulisan soal. Analisis Bahasa Menelaah yang berkaitan dengan pengunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar Analisis Kualitatif
  • 8. Kemampuan butir soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah) Indeks Diskriminasi (Daya Beda Butir Soal, D atau DB) Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal Tingkat Kesukaran Butir Soal (TK) atau Proporsi (P) Tingkat keajegan (konsitensi) suatu tes, yakni sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang ajeg, relatif tidak berubah walaupun diteskan pada situasi yang berbeda-beda Reliabilitas • Pengecoh dikatakan berfungsi secara efektif ketika dipilih lebih banyak oleh kelompok bawah • Kelompok atas akan memilih kunci jawaban Efektivitas Distraktor / Pengecoh 1. 3. 2. 4. Analisis Kuantitatif 0,0 sukar 1,0 mudah -1,0 D rendah (ditolak) 1,0 D tinggi (diterima)
  • 9. Tingkat Kesukaran Butir (TK) atau Proporsi (P) • Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. • Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk memecahkannya. • Soal yang terlalu sukar yang dianggap guru dapat memberikan tantangan kepada siswa, justru menyebabkan siswa menjadi putus asa & tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena diluar jangkauannya. • Misalnya : Dalam ulangan harian, Guru A cenderung memberikan soal yang mudah-mudah, sedangkan Guru B memberikan soal yang sukar-sukar. • Apa yang terjadi ??? Siswa akan belajar giat jika menghadapi ulangan dari guru B dan tidak belajar giat atau bahkan mungkin tidak mau belajar sama sekali untuk menghadapi ulangan dari guru A 0,0 sukar 1,0 mudah TK (Difficulty Index) didefinisikan sebagai proporsi peserta tes yang menjawab benar (Crocker & Algina,1986) Definisi itu dapat dinyatakan dengan sebuah rumus dimana tingkat kesukaran butir adalah jumlah peserta tes yang menjawab benar dibagi dengan jumlah seluruh peserta tes Nitko (1983) Semakin tinggi indeks TK maka butir soal semakin mudah Untuk menyusun suatu naskah ujian sebaiknya digunakan butir soal yang mempunyai tingkat kesukaran berimbang : 25% soal sukar, 50% soal sedang & 25% soal mudah
  • 10. Misalnya: Dari 10 siswa yang mengikuti ujian , pada soal nomor 1 terdapat 7 orang dapat menjawab benar dan pada soal nomor 2 terdapat 2 orang dapat menjawab benar. Berapakah tingkat kesukaran kedua butir soal tersebut? Hubungan Tingkat Kesukaran Butir dengan Daya Beda Butir • Jika butir soal terlalu mudah atau terlalu sukar, artinya butir tersebut tidak dapat membedakan kemampuan peserta tes • Butir yang sangat sukar sehingga tidak ada siswa yang dapat menjawab dengan benar menyebabkan butir tersebut kehilangan kemampuannya membedakan siwa yang mempunyai kemampuan tinggi dan rendah. • Begitu pula dengan butir yang sangat mudah sehingga semua siswa dapat menjawab benar. • Jadi, butir sebaiknya mempunyai TK yang sedang. • Dalam beberapa situasi, TK butir soal tidak selalu di usahakan berada dalam kategori sedang. • Pada keadaan dimana diinginkan sebanyak mungkin peserta tes dapat dinyatakan lulus maka butir diusahakan mudah / sangat mudah, misalnya penerimaan siswa dimana diperkirakan jumlah daya tampung lebih banyak daripada pelamar yang mendaftar • Sebaliknya, pada keadaan diinginkan peserta tes sesedikit mungkin dapat dinyatakan lulus, maka butir soal di usahakan sukar / sesukar mungkin Butir memiliki daya beda yang tinggi ketika tingkat kesukarannya 0,5. Tingkat Kesukaran Butir (TK) atau Proporsi (P)
  • 11. Indeks Diskriminasi (Daya Beda Butir Soal, D atau DB) • DB adalah kemampuan butir soal dalam membedakan siswa yang mempunyai kemampuan tinggi & rendah (Anastasi & Urbina ,1997) • DB harus di usahakan positif & setinggi mungkin. • Butir soal yang mempunyai DB positif dan tinggi berarti butir tersebut dapat membedakan dengan baik siswa kelompok atas dan bawah. • Siswa kelompok atas adalah kelompok siswa yang tergolong pandai (skor total hasil belajarnya tinggi) & siswa kelompok bawah adalah kelompok siswa yang (skor total hasil belajarnya rendah) Crocker & Algina (2008)
  • 12. Indeks Diskriminasi (Daya Beda Butir Soal, D atau DB) Sebanyak 10 orang mengikuti uji coba ujian yang berbentuk pilihan ganda dengan hasil sebagai berikut. Hitung DB nya ! Langkah Perhitungan : 1. Menentukan siswa kelompok atas & bawah. Kelompok atas adalah setengah kelompok siswa (5 orang) yang memiliki skor tertinggi & Kelompok bawah adalah setengah kelompok siswa (5 orang) yang memiliki skor terendah 2. Menghitung skor masing-masing butir pada kelompok atas & bawah 3. Menghitung DB pada masing-masing butir soal DB akan positif apabila jumlah siswa kelompok atas yang dapat menjawab dengan benar lebih banyak dari pada jumlah siswa kelompok bawah dst …
  • 13. Indeks Diskriminasi (Daya Beda Butir Soal, D atau DB) Nilai DB berada antara -1,00 hingga +1,00. Dengan mengambil contoh soal tadi, beberapa kondisi ekstrim dapat di jelaskan sebagai berikut: 1. Bila semua siswa kelompok atas menjawab benar & semua siswa kelompok bawah menjawab salah → DB = +1,00 2. Bila semua siswa kelompok atas menjawab salah & semua siswa kelompok bawah menjawab benar → maka DB = -1,00. 3. Bila semua siswa kelompok atas & kelompok bawah menjawab benar → DB = 0,00. 4. Bila semua siswa kelompok atas maupun kelompok bawah menjawab salah → DB = 0,00 Dalam menghitung DB terdapat beberapa kejadian khusus yang harus diperhatikan (Anastasi & Urbina, 1997) : 1. Bila data yang di tengah sama, maka data yang sama di keluarkan dari analisis. Misalnya: Skor ujian 6 orang siswa di urutkan dari tinggi ke rendah : 10, 9, 7, 7, 4 dan 2. Data yang sama (7) di keluarkan dari analisis, sehingga perhitungan DB hanya melibatkan siswa dengan skor 10 & 9 sebagai kelompok atas dan siswa dengan skor 4 & 2 sebagai kelompok bawah. 2. Dalam hal jumlah responden yang sangat banyak maka penentuan kelompok atas & bawah adalah dengan mengambil 27% siswa yang memperoleh skor tertinggi sebagai kelompok atas & 27% siswa yang memperoleh skor terendah sebagai kelompok bawah. Sebanyak 46% siswa di tengah distribusi dikeluarkan & tidak di analisis. Perhitungan daya beda butir di dasarkan pada “aturan 27%” karena pada kondisi normal, titik optimum dimana dua kondisi seimbang dicapai pada 27% kelompok atas & 27% kelompok bawah
  • 14. KORELASI POINT BISERIAL KORELASI BISERIAL Indeks Diskriminasi (Daya Beda Butir Soal, D atau DB) • Perhitungan DB juga dapat dilakukan dg mengkorelasikan skor butir dengan skor total. • Korelasi butir dengan total menunjukkan kesejajaran nilai antara butir dengan total. • Bila skor butir bervariasi sejalan dengan variasi skor total maka butir tersebut mampu membedakan dengan baik siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dan rendah Bedanya apa ?? Nilai koefisien korelasi point biserial selalu >>> jika dibandingkan dengan nilai koefisien korelasi biserial. Koefisien point biserial merupakan kombinasi hubungan antara butir tes, kriteria atau skor total, dan tingkat kesukaran. Korelasi point biserial cenderung lebih mengutamakan butir tes yang memiliki tingkat kesukaran rata-rata dan akan maksimum apabila tingkat kesukarannya p = 0.5 (Hayat, 1996; Suryabrata, 1987); sedangkan korelasi biserial merupakan korelasi antara butir tes dan kriteria, yang bebas dari pengaruh tingkat kesukaran butir tes
  • 15. Efektivitas Distraktor (Pengecoh) • Pengecoh (distractor) yang juga dikenal dengan istilah penyesat atau penggoda adalah pilihan jawaban yang bukan merupakan kunci jawaban • Pengecoh bukan sekedar pelengkap pilihan. • Pengecoh diadakan untuk menyesatkan siswa agar tidak memilih kunci jawaban • Pengecoh menggoda siswa yang kurang begitu memahami materi pelajaran untuk memilihnya. • Agar dapat melakukan fungsinya untuk mengecoh maka pengecoh harus dibuat semirip mungkin dengan kunci jawaban • Pengecoh dikatakan berfungsi apabila semakin rendah tingkat kemampuan peserta tes semakin banyak memilih pengecoh, atau makin tinggi tingkat kemampuan peserta tes akan semakin sedikit memilih pengecoh • Apabila proporsi peserta tes yang menjawab dengan salah atau memilih pengecoh kurang dari 0,02 maka pengecoh tersebut harus direvisi • Kenapa ??? Pengecoh yang baik minimal dipilih oleh 2% (Fernandez, 1984) atau 5% (Mardapi, 2008) dari seluruh peserta tes • Pengecoh ditolak apabila tidak ada yang memilih atau proporsinya 0,00 (Depdikbud, 1997). • Pengecoh dikatakan berfungsi ketika dipilih lebih banyak oleh kelompok bawah [Kelompok atas akan memilih kunci jawaban] • Proporsi alternatif jawaban masing-masing butir soal dapat dilihat pada kolom proportion endorsing pada hasil analisis dengan software iteman. • Daya beda masing-masing pengecoh soal juga perlu diperhatikan. Setiap pengecoh diharapkan memiliki daya beda negatif, artinya suatu pengecoh diharapkan lebih sedikit dipilih oleh kelompok atas dibandingkan dengan kelompok bawah. Atau daya beda pengecoh tidak lebih besar dari daya beda kunci jawaban setiap butir soal.
  • 16. Reliabilitas Reliabilitas 1. Berhubungan dengan kemampuan alat ukur untuk melakukan pengukuran secara cermat 2. Akurasi dan presisi yang dihasilkan oleh alat ukur dalam melakukan pengukuran • Soal (perangkat soal) yang valid pasti reliabel, tetapi soal yang reliabel belum tentu valid.
  • 17. Pengambilan Keputusan Hasil Analisis Butir Soal secara Kuantitatif
  • 19. Langkah Analisis Butir Soal Pilihan Ganda
  • 20. Tahap Persiapan : 1. Sheet 1 berisi respon jawaban • Nomor urut dan Respon jawaban (ABCDE). • Rapikan dengan cara : Format → Autofit Coloumn Width 2. Sheet 2 berisi control file 3. Simpan response jawaban sebagai Text (Tab delimited) • Cek filenya, jika muncul spasi, hapuskan dg cara : Edit → Replace → Copy spasinya → Replace All 4. Simpan control file sebagai Text (Tab delimited)
  • 21. Jika berhasil, maka akan muncul file notepad (.txt) seperti berikut : Jumlah Option Mata Pelajaran Y : Jika ingin dianalisis N : Jika tidak ingin dianalisis Respon Jawaban ID / Nomor Urut M : Multiple choice R : Rating scale
  • 22. ITEMAN : Tahap Analisis : 1. Files • Data matrix file : Panggil nama file .txt yang berisi respon peserta tes yang akan dianalisis / tuliskan nama file .txt nya • Item control file : Panggil nama file .txt yang berisi control file yang akan dianalisis / tuliskan nama file .txt nya • Output file : Tuliskan nama file output (format RTF) dan letakkan dimana file tersebut akan disimpan • Run title : Diisi bebas (dalam contoh ini ditulis evaluation test)
  • 23. ITEMAN : Tahap Analisis : 2. Input Format Isikan Fixed width data sesuai file notepad yang berisi respon peserta tes • Jumlah kolom ID : 2 • ID dimulai dari kolom : 1 • Respon jawaban dimulai dari kolom : 3 Respon Jawaban ID / Nomor Urut
  • 24. ITEMAN : Tahap Analisis : 3. Scoring Option Berikan tanda centang hanya pada total score
  • 25. ITEMAN : Tahap Analisis : 4. Output Option Hilangkan semua tanda centang, klik RUN → Yes. Analisis Selesai
  • 26. Jika berhasil, maka akan muncul file word (.RTF) seperti berikut :
  • 27.
  • 28. Nitko (1983) Crocker & Algina (2008)
  • 29. Tidak ada Flags Tingkat Kesukaran : 0,233 (sukar) Daya Beda : 0,519 (baik) Efektivitas Pengecoh : ok, meskipun DB Option D tidak negatif, tapi DB ini masih lebih kecil dari DB Kunci Jawaban Reliabilitas jika butir ini di delete : 0,278 Tidak ada Flags Tingkat Kesukaran : 0,267 (sukar) Daya Beda : 0,548 (baik) Efektivitas Pengecoh : ok, semua DB Option selain kunci sudah negative Reliabilitas jika butir ini di delete : 0,264
  • 30. Ada Flags Tingkat Kesukaran : Daya Beda : Efektivitas Pengecoh : Reliabilitas jika butir ini di delete : Ada Flags Tingkat Kesukaran : Daya Beda : Efektivitas Pengecoh : Reliabilitas jika butir ini di delete :
  • 32. Interpretasi Butir Soal Nomor 1 Berdasarkan analisis kualitatif (telaah), soal nomor 1 ini sudah baik dari segi materi, konstruksi, bahasa. Selanjutnya, dibawah ini disajikan hasil analisis secara kuantitatif :
  • 34.