Posbindu PTM bertujuan mencegah dan mengendalikan faktor risiko penyakit tidak menular secara terpadu dan berkelanjutan. Kegiatan Posbindu PTM dilaksanakan di RW 008, Kelurahan Kedaung Kaliangke pada 21 Januari 2020 untuk melakukan skrining terhadap 22 responden, menemukan beberapa kasus hipertensi, kolesterol, obesitas, dan diabetes.
1. Penyuluhan Corona Virus di Puskesmas
Latar belakang
Novel coronavirus (nCoV)merupakan keluarga dari corona virus yang gejalanya hampir mirip dengan
SARS bahkan sangat mirip juga dengan sakit flu biasa. Karena virus ini adalah jenis virus yang bisa
dikatakan baru di dunia kesehatan maka vaksinnya pun sampai pertengahan 2013 ini masih diteliti
dan belum diketemukan.
Penularannya yang mudah dan tingkat mortalitas (kematian) yang sangat tinggi sehingga kita perlu
waspada. Penularan bisa terjadi dari beberapa hal seperti contohnya : lendir, batuk, dahak,
pegangan pintu. Sehingga upaya pencegahan yang harus anda lakukan adalah memakai masker dan
sering mencuci tangan.
Permasalahan
Gejalanya mirip sekali dengan flu, demam tinggi dan kadang disertai batuk. Namun bahayanya
adalah virus ini lebih cepat menyerang ke paru. Jadi efeknya akan sangat berbahaya. Kelompok yang
mudah terserang penyakit ini adalah orang dengan kekebalan tubuh rendah, anak anak, orang dalam
perjalanan jauh, orang yang makan tidak teratur, serta kurang olaraga.
Virus ini belum ditemukan obatnya maupun vaksinnya sehingga diperlukan kewaspadaan yang tinggi
untuk mencegah penularannya
Perencanaan
Metode penyuluhan dipilih dengan menggunakan flipchart/ lembar balik adar bersifat lebih menarik
dan dua arah, serta agar masyarakat lebih dapat memahami materi penyuluhan.
Materi penyuluhan disusun oleh para dokter serta seluruh petugas puskesmas agar materinya lebih
sesuai dan dapat diterima oleh masyarakat.
Pelaksanaan
Penyuluhan dilakukan di seluruh kegiatan Puskesmas Kelurahan Kedaung Kaliangke yang
berlangsung selama 5 menit.
Peserta penyuluhan yang hadir berjumlah 20 orang dan dilakukan tanya jawab untuk evaluasi
pemahaman responden mengenai materi penyuluhan.
Hasil
2. Hasil evaluasi penyuluhan dilihat dari antusias warga serta kemampuan warga dalam menjawab
seluruh pertanyaan dari penyuluh.
Peserta penyuluhan yang hadir berjumlah 20 orang
F5
Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM) RW 006 Kelurahan Kedaung Kaliangke
Periode 12 Februari 2020
Latar belakang
Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM) merupakan wujud peran serta
masyarakat yang bersifat promotif dan preventif dalam kegiatan deteksi dini, monitoring dan tindak
lanjut dini faktor risiko PTM secara mandiri dan berkesinambungan. Kegiatan ini dikembangkan
sebagai bentuk kewaspadaan dini terhadap PTM mengingat hampir semua faktor risiko PTM tidak
memberikan gejala pada yang mengalaminya.
Tujuan kegiatan Posbindu PTM adalah terlaksananya pencegahan dan pengendalian faktor risiko
PTM berbasis peran serta masyarakat secara terpadu, rutin dan periodik. Oleh karena itu sasaran
Posbindu PTM cukup luas mencakup semua masyarakat usia 15 tahun ke atas baik itu dengan
kondisi sehat, masyarakat berisiko maupun masyarakat dengan kasus PTM.
Bagi sasaran masyarakat dengan kondisi sehat, Posbindu PTM bertujuan untuk memberikan
penyuluhan dan upaya agar tidak sampai menjadi masyarakat yang berisiko terkena penyakit PTM.
Bagi masyarakat berisiko, Posbindu PTM bertujuan untuk mengenali faktor risiko PTM yang ada dan
upaya mengurangi jumlah maupun intensitas faktor risiko tersebut agar tidak menjadi penyakit PTM.
Dan untuk masyarakat dengan penyakit PTM, Posbindu PTM bertujuan untuk mengontrol dan
menjaga kesehatan secara optimal baik dengan upaya preventif seperti penyuluhan dan kuratif
melalui sistem rujukan Posbindu PTM ke Puskesmas.
Permasalahan
Tingginya permasalahan PTM di Indonesia memerlukan upaya pengendalian yang memadai dan
komprehensif melalui promosi, deteksi dini, pengobatan, dan rehabilitasi. Upaya tersebut perlu
didukung oleh penyediaan data dan informasi yang tepat dan akurat secara sistematis dan
terus-menerus melalui sistem surveilans yang baik.
3. Dengan surveilans PTM yang baik maka program pencegahan dan pengendalian PTM
berlangsung lebih efektif baik dalam hal perencanaan, pengendalian, monitoring dan evaluasi
program serta sebagai ide awal penelitian. Surveilans PTM dan faktor risikonya merupakan
salah satu strategi upaya pencegahan dan pengendalian penyakit yang dilakukan tepat dan
terpadu oleh pemerintah, swasta dan masyarakat.
Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara global. Data WHO
menunjukkan bahwa dari 57 juta kematian yang terjadi di dunia pada tahun 2008, sebanyak
36 juta atau hampir dua pertiganya disebabkan oleh Penyakit Tidak Menular. PTM juga
membunuh penduduk dengan usia yang lebih muda. Di negara-negara dengan tingkat
ekonomi rendah dan menengah, dari seluruh kematian yang terjadi pada orang-orang berusia
kurang dari 60 tahun, 29% disebabkan oleh PTM, sedangkan di negara-negara maju,
menyebabkan 13% kematian. Proporsi penyebab kematian PTM pada orang-orang berusia
kurang dari 70 tahun, penyakit cardiovaskular merupakan penyebab terbesar (39%), diikuti
kanker (27%), sedangkan penyakit pernafasan kronis, penyakit pencernaan dan PTM yang lain
bersama-sama menyebabkan sekitar 30% kematian, serta 4% kematian disebabkan diabetes.
Menurut Badan Kesehatan Dunia WHO, kematian akibat Penyakit Tidak Menular (PTM)
diperkirakan akan terus meningkat di seluruh dunia, peningkatan terbesar akan terjadi di
negara-negara menengah dan miskin. Lebih dari dua pertiga (70%) dari populasi global akan
meninggal akibat penyakit tidak menular seperti kanker, penyakit jantung, stroke dan
diabetes. Dalam jumlah total, pada tahun 2030 diprediksi akan ada 52 juta jiwa kematian per
tahun karena penyakit tidak menular, naik 9 juta jiwa dari 38 juta jiwa pada saat ini. Di sisi
lain, kematian akibat penyakit menular seperti malaria, TBC atau penyakit infeksi lainnya akan
menurun, dari 18 juta jiwa saat ini menjadi 16,5 juta jiwa pada tahun 2030. Pada negara-
negara menengah dan miskin PTM akan bertanggung jawab terhadap tiga kali dari tahun
hidup yang hilang dan disability (Disability adjusted life years=DALYs) dan hampir lima kali dari
kematian penyakit menular, maternal, perinatal dan masalah nutrisi.
Secara global, regional dan nasional pada tahun 2030 transisi epidemiologi dari penyakit
menular menjadi penyakit tidak menular semakin jelas. Diproyeksikan jumlah kesakitan akibat
penyakit tidak menular dan kecelakaan akan meningkat dan penyakit menular akan menurun.
PTM seperti kanker, jantung, DM dan paru obstruktif kronik, serta penyakit kronik lainnya
akan mengalami peningkatan yang signifikan pada tahun 2030. Sementara itu penyakit
menular seperti TBC, HIV/AIDS, Malaria, Diare dan penyakit infeksi lainnya diprediksi akan
mengalami penurunan pada tahun 2030. Peningkatan kejadian PTM berhubungan dengan
peningkatan faktor risiko akibat perubahan gaya hidup seiring dengan perkembangan dunia
yang makin modern, pertumbuhan populasi dan peningkatan usia harapan hidup.
Indonesia mengalami transisi epidemiologi penyakit dan kematian yang disebabkan oleh pola
gaya hidup, meningkatnya sosial ekonomi dan bertambahnya harapan hidup. Pada awalnya,
4. penyakit didominasi oleh penyakit menular, namun saat ini penyakit tidak menular (PTM)
terus mengalami peningkatan dan melebihi penyakit menular.
Proporsi kematian akibat PTM meningkat dari 41,7% tahun 1995 (Survei Kesehatan Rumah
Tangga/SKRT 1995) menjadi 49,9% tahun 2001 (SKRT 2001), dan 59,5% tahun 2007 (Riset
Kesehatan Dasar/Riskesdas 2007). Proporsi kematian karenakibat cedera juga meningkat dari
5,9% tahun 1995 menjadi 7,3% tahun 2001 dan 6,5% tahun 2007. Proporsi kematian
berdasarkan penyebab kematian tertinggi PTM pada semua umur, Riskesdas 2007 antara
yaitu Stroke 15,4%, hipertensi 6,8%, Cedera 6,5%, Diabetes Melitus 5,7%, Tumor Ganas 5,5%
dan Penyakit Jantung 4,6%. Prevalensi PTM di Indonesia berdasarkan Riskesdas 2013,
hipertensi usia ˃ 18 tahun (25,8%), PJK umur ≥ 15 tahun (1,5%), gagal jantung (0,3%), gagal
ginjal kronik (0,2%), batu ginjal (0,6%), rematik (24,7%), stroke (12,1‰), cedera semua umur
(8,2%), asma (4,5%), PPOK umur ≥ 30 tahun(3,8%), Kanker (1,4‰), diabetes melitus (2,1%),
hyperthyroid umur ≥ 15 tahun berdasarkan diagnosis (0,4%), dan cedera akibat transportasi
darat (47,7%). Sedangkan beberapa faktor risiko PTM, obesitas pada laki-laki umur ˃ 18 tahun
(19,7%) dan pada perempuan (32,9%), obesitas sentral (26,6%), konsumsi tembakau usia ≥ 15
tahun (36,3%), kurang konsumsi sayur-buah (93,5%).
Perencanaan
Perencanaan Posbindu PTM dimulai dari perencanaan dan koordinasi dengan kepala puskesmas,
dokter, staf puskesmas dan dokter internship.
Kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu pendataan data demografi, nomor telepon, riwayat penyakit
dahulu, riwayat penyakit sekarang, TTV, status gizi dan laboratorium
Pelaksanaan
Kegiatan Posbindu PTM dilaksanakan Di RW 008, Kelurahan Kedaung Kaliangke, Kecamatan
Cengkareng pada 21 Januari 2020 pada Pukul 09.00 hingga 12.00 WIB
Kegiatan dilaksanakan oleh 6 petugas kader, serta 1 dokter internship.
Monitoring
Hasil Intervensi Terdapat 22 Responden yang mengikuti kegiatan Posbindu di RW 008.
Skrining yang terdiri dari 20 perempuan dan 4 Laki laki.
Terdapat 13 orang dengan riwayat hipertensi
5. Terdapat 2 orang dengan riwayat kolesterol
Terdapat 7 orang dengan obesitas
Terdapat 5 orang dengan riwayat diabetes mellitus tipe 2
Terdapat 1 orang dengan asam urat