Program cerdik merupakan upaya pencegahan penyakit tidak menular melalui perilaku hidup sehat yang disingkat CERDIK, yaitu cek kesehatan berkala, menghindari merokok, aktif berolahraga, pola makan seimbang, istirahat cukup, dan mengelola stres. Program ini bertujuan mencegah penyakit seperti diabetes, kanker, gagal ginjal kronis, dan jantung koroner.
4. PENDAHULUAN
Pembangunan kesehatan sebagian dari upaya
membangun manusia seutuhnya antara lain
diselenggarakan melalui upaya pencegahan penyakit
tidak menular.
Oleh karena itu , suatu pendekatan ynag terpadu dan
multi sektoral yg mengacu pada siklus kehidupan
dibutuhkan program-program cerdik.
6. Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyakit yang tidak dapat
ditularkan atau dari suatu individu ke individu lainnya. Dengan kata lain,
penyakit tersebut tidak membahayakan orang lain. Penyakit Tidak Menular
(PTM), di antaranya kardiovaskuler, stroke, diabetes mellitus, penyakit paru
obstruktif dan kanker tertentu, dari sudut pandang kesehatan masyarakat
juga tergolong dalam satu kelompok PTM utama dengan faktor risiko sama.
Hasil riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi penyakit tidak menular
meningkat dari tahun 2013. Prevalensi kanker pada tahun 2018 naik dari
1,4% (Riskesdas 2013) menjadi 1,8%; prevalensi stroke naik dari 7%
menjadi 10,9%; dan penyakit ginjal kronik naik dari 2% menjadi 3,8%.
Berdasarkan pemeriksaan gula darah, diabetes melitus naik dari 6,9%
menjadi 8,5%; dan hasil pengukuran tekanan darah, hipertensi naik dari
25,8% menjadi 34,1%. Kenaikan prevalensi penyakit tidak menular ini
berhubungan dengan pola hidup dan pola makan yang tidak seimbang,
antara lain merokok, konsumsi minuman beralkohol, aktivitas fisik, serta
konsumsi buah dan sayur yang kurang
8. CERDIK merupakan perilaku hidup sehat yang mampu menjauhkan dari berbagai
penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit pembuluh darah, jantung, hingga masalah
ginjal. Salah satu kegiatan yang dapat menerapkan perilaku cerdik yaitu dengan
melakukan promosi kesehatan bertujuan untuk mewujudkan PHBS denganmenciptakan
dan mentradisikan perilaku CERDIK masyarakat. Perilaku CERDIK merupakan langkah
preventif yang dapat dilakukan dalam pencegahan dan pengendalian penyakit tidak
menular. CERDIK merupakan singkatan dari Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan
asap rokok, Rajin aktivitas fisik/olahraga, Diet sehat dan gizi seimbang, Istirahat yang
cukup, dan Kelola stress
10. 01. Cek kesehatan
sevara berkala
Masih banyaknya masyarakat Indonesia yang mengabaikan cek kesehatan rutin. Padahal
langkah ini bisa membantu masyarakat mendeteksi penyakit-penyakit yang ada. Dan
mulailah dengan melakukan cek tekanan darah, cek kadar gula, cekl lingkar perut, cek
kolestrol, mengukur tinggi badan dan berat badan dan perhatikan denyut nadi Anda.
02. Enyahkan Asap Rokok
Asap rokok adalah salah satu asap yang mengandung racun berbahaya untuk tubuh
(Agung dkk, 2013:1). Merokok berdampak buruk bagi kesehatan diri sendiri serta orang-
orang di sekitar. Dampak rokok sangat buruk untuk kesehatan. Jadi mulai lah untuk
berhenti merokok demi kehidupan diri sendiri dan sekitar.
11. 03. Rajin Aktivitas
Fisik/Olahraga
Melakukan aktivitas fisik dapat membantu menurunkan kadar gula glukosa dalam darah,
menjaga berat badan serta meningkatkan kekuatan tubuh, Adapun aktivitas fisik dalam
kegiatan sehari-hari seperti berjalan kaki, berkebun, mencuci mobil dan naik turun
tangga. setidaknya minimal selama 30 menit per hari sebanyak 3-5 kali per minggu
04. Diet Sehat dan
Seimbang
Imbangi aktivitas olahraga dengan melakukan diet sehat dan seimbang yakni
mengkonsumsi buah dan sayur 5 porsi per hari. Batasi konsumsi gula tak lebih dari 4
sendok makan per hari per orang dan garam
12. 05. Istirahat
Cukup
Bagi orang dewasa, istirahatlah yang cukup dengan tidur selama 7-8 jam sehari
karena perlunya tidur teratur agar baik untuk kesehatan
06. Kelola Stres
Kurangi potensi penyakit dengan mengelola stres. Karena bahaya stress
diakibatkan karena kondisi keleahan fisik, emosional dan mental karena
disebabkan adanya keterlibatan dalam waktu yang lama dengan situasi yang
menuntut secara emosional
14. Dewasa ini ada sekitar 422 juta orang penyandang diabetes yang berusia 18 tahun di seluruh dunia
atau 8,5% dari penduduk dunia. Namun 1 dari 2 orang dengan Diabetes tidak tahu bahwa dia
penyandang Diabetes. Oleh karena itu,sering ditemukan penderita Diabetes pada tahap lanjut
dengan komplikasi seperti; serangan jantung, stroke, infeksi kaki yang berat dan berisiko
amputasi,serta gagal ginjal stadium akhir. 90% penderita diabetes diseluruh dunia merupakan
diabetes tipe 2 yang disebabkan oleh gaya hidup yang kurang sehat. Sedangkan Di Indonesia, data
Riskesdas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan prevalensi Diabetes di Indonesia dari 5,7%
tahun 2007 menjadi 6,9% atau sekitar 9,1 juta pada tahun 2013. Data International Diabetes
Federation tahun 2015 menyatakan jumlah estimasi penyandang Diabetes di Indonesia diperkirakan
sebesar 10 juta.seperti kondisi di dunia, diabetes kini menjadi salah satu penyebab kematian
terbesar di indonesia. Data sampel registration survey 2014 menunjukan bahwa diabetes
merupakan penyebab kematian terbesar no 3 di indonesia dengan prasentase sebesar 6,7%. Untuk
mengendalikan Diabetes Kemenkes sendiri telah membentuk 13.500 Pos Pembinaan Terpadu
(Posbindu) untuk memudahkan akses warga melakukan deteksi dini penyakit diabetes. Selain itu
Menkes menghimbau masyarakat untuk melakukan aksi CERDIK, dengan progran yang telah
disampaikan sebelumnya.
01. Diabetes
15. Kanker dapat muncul karena gaya hidup yang tidak sehat. Walau penyakitini
belum bisa disembuhkan, tapi Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan
bahwa 43 persen kanker dapat dicegah.Menteri Kesehatan Nila F Moeloek pun
mengingatkan pentingnya gayahidup sehat untuk mencegah risiko kanker,
bahkan penyakit lainya. Ada satukata yang perlu diingat untuk mencegah
kanker dan sejumlah penyakit lainnya,yaitu CERDIK. Nila menjelaskan,
CERDIK merupakan singkatan dari Cek kesehatansecara berkala, Enyahkan
asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet sehat dengankalori seimbang, Istirahat
cukup, dan Kelola stres. Jika CERDIK dijalankandengan baik, maka dapat
mengurangi risiko terkena kanker.
02. Kanker
16. Kementerian Kesehatan RI mengajak masyarakat untuk CERDIK, guna
mencegah berbagi risiko penyakit tidak menular, seperti pencegahan gagal ginjal
kronis.Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes RI, dr.
LilySriwahyuni Sulistyowati, MM, mengatakan, kerusakan jaringan ginjal yang
berfungsi untuk menyaring darah atau dikenal juga dengan istilah
Nefropati,merupakan penyakit tidak menular yang sebenarnya dapat dicegah.
Penyakitginjal dijuluki sebagai silent disease karena seringkali tidak
menunjukkan tanda-tanda peringatan dan jika tidak terdeteksi, sehingga akan
memperburuk kondisi penderita dari waktu ke waktu.Untuk itu, guna mencegah
berbagai risiko penyakit tidak menular,khususnya pencegahan gagal ginjal
kronis
03. Gagal ginjal kronis
17. Survei Sample Regristration System (SRS) pada tahun 2014 di Indonesiamenunjukkan,
penyakit jantung koroner (PJK) menjadi penyebab kematiantertinggi pada semua umur
setelah stroke, yakni sebesar 12,9%.
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan, prevalensi tertinggi untuk
penyakit Kardiovaskuler di Indonesia adalah PJK,yakni sebesar 1,5%. Dari prevalensi
tersebut, angka tertinggi ada di Provinsi Nusa Tenggara Timur (4,4%) dan terendah di
Provinsi Riau (0,3%),
Menurut kelompok umur, PJK paling banyak terjadi pada kelompok umur65-74 tahun (3,6%)
diikuti kelompok umur 75 tahun ke atas (3,2%), kelompokumur 55-64 tahun (2,1%) dan
kelompok umur 35-44 tahun (1,3%). Sedangkanmenurut status ekonomi, jumlah terbanyak
yang mengidap PJK berada padatingkat ekonomi bawah (2,1%) dan menengah bawah
(1,6%). Dari seluruh kematian akibat penyakit kardiovaskuler 7,4 juta (42,3%) diantaranya
disebabkan oleh Penyakit Jantung Koroner (PJK) dan 6,7 juta (38,3%)disebabkan oleh stroke
04. Jantung koroner