Teks tersebut membahas perbedaan antara siswa dan mahasiswa. Siswa adalah pelajar yang belum dewasa di sekolah dasar hingga menengah, sedangkan mahasiswa adalah pelajar dewasa di perguruan tinggi yang memiliki tanggung jawab untuk memberikan solusi bagi masyarakat melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian.
1. Mari Mengenal AEC
ASEAN Economic Community (AEC) adalah bentuk dari kerjasama perdagangan dan ekonomi
di wilayah ASEAN termasuk Indonesia yang berupa kesepakatan untuk menciptakan situasi perdagangan
yang seimbang dan adil melalui penurunan tarif barang perdagangan dimana tidak ada hambatan tarif
(bea masuk) maupun hambatan non tarif bagi negara-negara anggota ASEAN. Pada KTT ASEAN ke-9
tahun 2003, ASEAN menyepakati Bali Concord II yang memuat 3 pilar untuk mencapai ASEAN Vision
2020 yaitu ekonomi, sosial budaya, dan politik keamanan. Terkait dengan ekonomi, diwujudkan dalam
bentuk ASEAN Econimic Community (AEC). Tanggal 20 November 2007 disepakati Piagam ASEAN
dan menjadikan ASEAN organisasi berbadan hukum dengan fokus perhatian pada proses integrasi
ekonomi menuju ASEAN Economic Community (AEC). Di tahun tersebut juga, ASEAN sepakat
mempercepat implementasi AEC dari tahun 2020 menjadi 2015. Untuk mewujudkan AEC 2015,
dirumuskan AEC blueprint yang memuat langkah-langkah strategis yang harus diambil setiap negara
anggota ASEAN mulai tahun 2008 sampai dengan tahun 2015.
AEC blueprint merupakan pedoman bagi negara-negara anggota ASEAN dalam mewujudkan
AEC 2015. Adapun empat pilar utamanya yaitu:
1. ASEAN sebagai pasar tunggal dan berbasis produksi tunggal yang didukung dengan elemen
aliran bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja terdidik dan aliran modal yang lebih bebas;
2. ASEAN sebagai kawasan dengan daya saing ekonomi tinggi, dengan elemen peraturan
kompetisi, perlindungan konsumen, hak atas kelayakan intelektual, pengembangan infrastruktur,
perpajakan, dan e-commerce;
3. ASEAN sebagai kawasan dengan pengembangan ekonomi yang merata dengan elemen
pengembangan usaha kecil dan menengah, dan prakarsa integrasi ASEAN untuk negara-negara
CMLV (Cambodia, Myanmar, Laos, dan Vietnam);
4. ASEAN sebagai kawasan yang terintegrasi secara penuh dengan perekonomian global dengan
elemen pendekatan yang koheren dalam hubungan ekonomi di luar kawasan dan meningkatkan
peran serta dalam jejaring produksi global.
Tujuan AEC adalah meningkatkan daya saing ekonomi negara-negara ASEAN dengan
menjadikan ASEAN sebagai basis produksi pasar dunia, untuk menarik investasi dan meningkatkan
perdagangan antaranggota ASEAN. Singkatnya, ASEAN ingin mampu bersaing dengan produk-produk
negara Eropa, China, atau Amerika. Diharapkan dengan dibentuknya AEC, tiap negara ASEAN mampu
bekerja sama mengintegrasi bidang produksi sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan
mengembangkan produk yang bernilai jual tinggi.
Dalam implementasinya, tentu saja ada sisi positif dan negatif dari pelaksanaan AEC. Sisi
positifnya, antara lain:
1. Terbukanya lapangan pekerjaan, karena bisa bebas bekerja di negara dalam kawasan ASEAN;
2. Kerja sama ekonomi antarnegara dapat menjadi cara menarik bagi para investor untuk
menanamkan modalnya di Indonesia;
3. Memotivasi tenaga kerja Indonesia untuk lebih banyak belajar lagi;
4. Pembukaan dan pembentukan pasar yang lebih besar, dorongan peningkatan efisiensi dan daya
saing.
Sisi negatif dari pelaksanaan AEC antara lain;
1. Alih teknologi yang timbul dari kerja sama ekonomi antarnegara memberi peluang masuknya
tenaga kerja asing ke Indonesia;
2. Serbuan produk asing dapat mengakibatkan kehancuran sektor-sektor ekonomi yang diserbu;
3. Barang-barang produksi dalam negeri terganggu akibat masuknya barang impor yang dijual lebih
murah;
4. Munculnya ketergantungan dengan negara maju;
5. Resiko terburuk yang mungkin timbul akibat AEC adalah terjadinya pergeseran nasionalisme dan
tergerusnya Pancasila yang mengutamakan ekonomi kerakyatan oleh ideologi liberalisme yang
menjunjung tinggi kapitalisme.
Indonesia sebagai anggota ASEAN diharuskan turut andil dalam menyukseskan AEC. Dalam
persiapannya, Indonesia telah melakukan banyak persiapan dalam mengimbangi arus investasi, modal,
produk, dan tenaga kerja yang masuk dengan lebih aktif dalam melakukan ekspor. Saat ini, Indonesia
telah memiliki 9 cabang industri manufaktur yang dikembangkan untuk menghadapi AEC, yakni industri
2. berbasis agro (bahan alam), olahan ikan, produk tekstil, makanan dan minuman, pupuk dan produk
petrokimia, industri logam, barang kulit, furniture, dan indusri mesin. Meskipun begitu, masih ada satu
faktor krusial yang harus menjadi perhatian Indonesia jika ingin sukses dalam AEC, yaitu Sumber Daya
Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM).
ASEAN Economic Community (AEC) harus bisa dijadikan sebagai kesempatan untuk maju
bukan ancaman. Karena sesungguhnya, AEC merupakan gagsan yang mampu mendorong negara
berkembang menjadi lebih maju. Negara-negara anggota AEC harus memegang prinsip pasar terbuka,
berorientasi keluar, dan ekonomi yang digerakkan oleh pasar.
3. Siswa VS Mahasiswa
Bila ditanya mengenai perbedaan antara siswa dan mahasiswa, Anda mungkin dapat
menjawabnya dengan mudah. Tentu saja hal itu berkaitan dengan penambahan kata “maha” di depan
kata siswa. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, maha berarti sangat; amat; teramat; besar,
sehingga pengertian mahasiswa ialah pelajar (siswa) yang paling tinggi tingkatan levelya. Hal itu tidaklah
salah, namun masih kurang spesifik bila dijadikan sebagai pembeda antara siswa dan mahasiswa.
Beberapa orang juga beranggapan bahwa siswa hanya berada di lingkungan Sekolah Dasar (SD) hingga
Sekolah Menengah Atas (SMA), sedangkan mahasiswa dianggap berada di lingkungan perguruan tinggi,
baik di universitas, institut, atau akademi.
Menurut tokoh Abu Ahmadi, peserta didik atau siswa adalah orang yang belum mencapai dewasa,
yang membutuhkan usaha, bantuan dan bimbingan dari orang lain yang telah dewasa guna melaksanakan
tugas sebagai salah satu makhluk Tuhan, sebagai umat manusia, sebagai warga negara yang baik, dan
sebagai salah satu masyarakat serta sebagai suatu pribadi atau ndividu. Dan pendapat inipun didukung
dengan pasal 1 ayat 4 UU RI No. 20 Tahun 2013 tentang sistem pendidikan nasional, dimana peserta
didik atau siswa adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan diri melalui proses
pendidikan pada jalur dan jenjang serta jenis pendidikan tertentu. Lingkungan pembelajaran siswa terdiri
atas Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) atau
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Setiap tingkatan terbagi menjadi beberapa kelas, SD dengan 6
kelas, SMP dan SMA/SMK terdiri atas 3 kelas.
Mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi, seperti yang telah dijelaskan pada
paragraf pertama. Seorang mahasiswa yang telah terdaftar di perguruan tinggi memiliki suatu tanda
pengenal yang disebut Kartu Tanda Mahasiswa (KTM). Tedaftar sebagai mahasiswa di sebuah perguruan
tinggi hanyalah syarat administratif menjadi mahasiswa, tetapi menjadi mahasiswa mengandung
pengertian yang lebih luas dari sekedar masalah tersebut. Seorang mahasiswa haruslah memiliki rasa
tanggung jawab yang besar mengingat gelar yang mereka sandang merupakan suatu tantangan sekaligus
kebanggaan. Mahasiswa harus dapat memberikan solusi bagi sebuah permasalahan yang terjadi di
lingkungan sekitarnya, bukan hanya sebagai penonton namun seorang mahasiswa harus dapat
menunjukkan aksi nyata dalam masyarakat. Mahasiswa memikul tanggung jawab Tri Dharma Perguruan
Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.
Perbedaan lainnya antara siswa dan mahasiswa adalah dari pola pikir. Mahasiswa biasanya
memiliki pola pikir yang luas dan terencana untuk beberapa tahun ke depan, sedangkan seorang siswa
memiliki pemikiran singkat untuk beberapa hari ke depan. Selain itu, siswa masih memerlukan
bimbingan dalam menyikapi suatu masalah secara nyata, sedangkan mahasiswa dituntut untuk dapat
menyelesaikan masalah tersebut dengan cara mengembangkan ilmu yang telah didapat melalui penelitian
sehingga hal tersebut dapat membawa dampak positif dalam masyarakat.
Mahasiswa bukan lagi siswa yang porosnya hanya pada kegiatan belajar, bukan pula, masyarakat,
bukan pula pemerintah. Mahasiswa mendapat peran istimewa dalam masyarakat, bukan untuk
memisahkan diri melainkan berkontribusi terhadap masyarakat. Berikut adalah peran mahasiswa dalam
masyarakat untuk menemukan arah kontribusi tersebut.
1. Agent of change (Generasi Perubahan)
Artinya jika ada sesuatu yang terjadi dalam masyarakat atau di lingkungan seitar dan itu salah,
seorang mahasiswa dtuntut untuk mengubahnya sesuai dengan harapan sesungguhnya.
2. Social Control (Pengontrol Sosial)
Seorang mahasiswa diharapkan mampu mengendalikan keadaan sosial yang ada di lingkungan
sekitar. Selain padai dalam bidang akademis, seorang mahasiswa harus pintar dalam
bersosialisasi.
3. Iron Stock (Generasi Penerus)
Mahasiswa diharapkan menjadi manusia-manusia tangguh yang memiliki kemampuan dan
akhlak mulia yang nantinya dapat menggantikan generasi sebelumnya di pemerintahan kelak.
4. 4. Moral Force (Gerakan Moral)
Mahasiswa sebagai penjaga stabilitas lingkungan masyarakat diwajibkan untuk menjaga moral.