2. Tanaman Transgenik
meningkatkan produksi pangan dalam
mencukupi kuantitas produksi tanaman dan
digunakan dalam rekayasa
pada peningkatan kandungan gizi tanaman
memperbaiki sifat-sifat asli tanaman tersebut
sehingga mampu tahan terhadap temperatur tinggi,
tahan terhadap temperatur rendah, bisa hidup pada
daerah yang kurang air, tahan terhadap berbagai
macam penyakit dan hama, mampu memproduksi
dalam waktu singkat dengan hasil yang signifikan,
dsb.
3. Jahe merupakan salah
satu tanaman obat
dengan permintaan pasar
yang tinggi
Kendala utama adalah
penyakit layu yang
disebabkan oleh bakteri
Ralstoniasolanaceraum.
penanggulanganOPT
adalah dengan
penggunaan varietas
tahan.
metode pemuliaan
dengan rekayasa
genetika
Jahe transgenik
Penemuan genpenyandi
sifat ketahanan terhadap
R.solanacearum(RSS1-
R) pada tanaman
Arabidopsisthaliana
4. Model interaksi antara gen resisten RRS1-R pada Arabidopsis
thaliana dengan gen bakteri layu R. Solanacearum.
5. Metode Jahe Transgenik
hasil amplifikasi murni
disisipkan ke dalam
vektor pGEM-T Easy
T4 DNA ligase selama
satu jam, 37 ºC
ditransformasikan ke
dalam E.coli XL-1 Blue
Sel kemudian disebarkan
diatas media padat LB
diinkubasikan semalam
pada suhu 37ºC.
Koloni yang berwarna
putih menunjukkan sel
yang mengandung
plasmid yang berhasil
disisipi.
PCR koloni
6. Minirep DNA Plasmid
High Pure Plasmid
Isolation Kit (Roche).
Koloni tersebut
dikulturkan dalam media
LB+ampisilin cair semalam
pada suhu 37ºC dan
pengocokan 150 rpm.
Pengecekan ekspresi gen
RRS1-R hasil isolasi
Fragmen Jahe dan LE yang
telah diketahui dan
disekuensing selanjutnya
dibuat rancangan
primernya untuk RT-PCR
keberadaan dari gen
RRS1-R diisolasi RNAnya,
jaringan yang digunakan
diantaranya adalah akar,
daun, rimpang.
Transformasi gen ke dalam
kalus JPB
kalus embriogenik jahe :
induksi meristem aseptik
didalam medium yaitu MS
(Murashige and Skoog,
1962)
Co-cultivasi dan seleksi
Kalus subkultur ditunggu
samapi terjadinya
proliferasi
7. Kelebihan
• meningkatkan
pendapatan petani
melalui efisiensi
budidaya dengan
asupan teknologi
rendah (Low Input
Technology)
• Potensi nilai tambah
komersial melalui
peningkatan
produktivitas
• Bisa mengganggu keseimbangan
ekologi pada kehidupan alam dan
lingkungan, terutama terhadap
makhluk hidup disekitar tanaman
budidaya.
• Berbahaya apabila dikonsumsi
manusia dan akan mempengaruhi
kesehatan. Yang dikhawatirkan dari
produk Transgenik ini adalah
munculnya zat protein tertentu yang
bisa memicu alergi ataupun jenis jenis
zat lain hasil dari kontaminasi pada
waktu penyerbukan.
• Hasil panen dari GMO secara signifikan
rendah dan butuh lebih banyak
herbisida.
• Monopoli perusahan atas bahan
pangan dan memiskinkan petani kecil
semakin tinggi.