Dokumen tersebut membahas tentang gadai dalam sistem ekonomi syariah. Secara umum, gadai adalah kegiatan menjaminkan barang-barang berharga kepada pihak tertentu untuk memperoleh sejumlah uang. Dokumen menjelaskan pengertian gadai menurut beberapa mazhab, landasan hukum gadai dalam Islam, praktik gadai syariah di Indonesia, rukun dan syarat gadai syariah, serta perbandingan antara pegadaian konvensional
3. Dalam sistem ekonomi syariah, gadai atau disebut dengan istilah Rahn. Secara etimologi, rahn berarti tetap, kekal dan
jaminan. Dalam bahasa arabnya dikenal dengan ats-tsubut wa ad daman (tetap dan kekal), seperti halnya juga dalam
kalimat maun rahin, yang berarti air yang tenang. Secara bahasa rahn berarti menjadikan sesuatu barang yang bersifat
materi sebagai pengikat utang atau dalam bahasa hukum perundang-undangan disebut sebagai barang jaminan, dan
agunan (Piryanti, 2013).
Adapun gadai (rahn) menurut beberapa ulama, yaitu :
✘ Menurut Syafi’iyah rahn adalah menjadikan materi (barang) sebagai jaminan utang yang dapat dijadikan pembayar
utang apabila orang yang berhutang tidak bisa membayar utangnya.
✘ Menurut Hanafi rahn yaitu menjadikan suatu barang sebagai jaminan terhadap hak piutang yang mungkin dijadikan
pembayar utang apabila orang yang berhutang tidak bisa membayar hutangnya.
✘ Menurut Malikiyah rahn yaitu sesuatu yang bernilai harta (mutamawwal) yang diambil dari pemiliknya untuk dijadikan
pengikat atas hutang yang tetap (mengikat), harta tersebut bukan hanya berupa materi namun juga berupa manfaat.
Secara umum pengertian Gadai adalah kegiatan menjaminkan barang-barang berharga kepada pihak tertentu, untuk
memperoleh sejumlah uang dan barang yang akan dijaminkan akan ditebus kembali sesuai dengan perjanjian antara
Nasabah dengan Lembaga Gadai.
5. Hadis tentang gadai
✘ Hadis Nabi riwayat al-Bukhari dan Muslim dari A’isyah ra. ia berkata :
ْنِم ًاع ِْرد ُهَنَه َر َو ٍّلَجَأ ىَلِإ ٍِّيد ْوُهَي ْنِم اًماَعَط ى ََرتْشا َمَّلَس َو ِهْيَلَع ُهللا ىَّلَص ِهللا َل ْوُس َر َّنَأ
ِدَح
ٍّدْي
.
“Sesungguhnya rasulullah Saw pernah membeli makanan dengan berutang dari seorang Yahudi, dan Nabi
menggadaikan sebuah baju besi kepadanya.”
✘ Hadis Nabi riwayat al-Syafi’I, al-Daraquthni dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah, Nabi Muhammad Saw
bersabda :
“Tidak terlepas kepemilikan barang gadai dari pemilik yang menggadaikannya. Ia memperoleh manfaat dan
menanggung resikonya.”
7. Di Indonesia, pegadaian syariah dibentuk sebagai unit bisnis yang mandiri dengan maksud untuk menjawab
tantangan kebutuhan masyarakat yang mengharapkan adanya pelayanan pinjam meminjam yang bebas dari
unsur riba, masyir dan gharar. Maka, tugas pokok pegadaian syariah adalah melayani kegiatan pemberian
pembiayaan kepada masyarakat luas atas dasar penerapan prinsip gadai yang dibenarkan oleh syariat islam.
Pegadaian berfungsi sebagai organisasi cabang perum pegadaian yang bertanggung jawab mengelola usaha
sesuai syariah agar berkembang menjadi institusi syariah yang mandiri dan menjadi pilihan utama warga
masyarakat yang membutuhkan pelayanan gadai secara syariah (Priyanti,2013).
Dalam menjalankan operasi gadai syariah, ada beberapa akad yang biasa dilaksanakan, yaitu :
1. Akad Qard al-Hasan
2. Akad Hutang dan Jasa
3. Akad Mudharabah
4. Akad Ba’i Muqayyadah
5. Akad Ijarah
9. Rukun Rahn , Dalam pelaksanaannya, mayoritas ulama memandang terdapat empat rukun rahn, yaitu :
✘ Yang menggadaikan (rahin). Orang yang telah dewasa, berakal, bisa dipercaya, dan memiliki barang yang akan digadaikan.
✘ Penerima gadai (murtahin). Orang, bank, atau lembaga yang dipercaya oleh rahin untuk mendapatkan modal dengan jaminan barang
(gadai).
✘ Barang jaminan (marhun). Barang yang digunakan rahin untuk dijadikan jaminan dalam mendapatkan utang.
✘ Utang (marhun bihi). Sejumlah dana yang diberikan murtahin kepada rahin atas dasar besarnya tafsiran marhun.
✘ Sighat, ijab dab qabul. Kesepakatan antara rahin dan murtahin dalam melakukan transaksi gadai.
Syarat-syarat rahn, Dalam setiap akad, unsur dan rukunnya harus memenuhi syariat. Berkaitan dengan rahn, syarat bagi para pihak
yang berakad sama dengan syarat dalam akad lainnya. Syarat tersebut adalah :
✘ Para pihak harus berakal
✘ Sudah baligh
✘ Tidak dalam paksaan atau terpaksa
11. Perbedaan keduanya terletak pada produk-produk yang dilayani. Untuk pegadaian konvensional melayani
semua produk pegadaian sedangkan pegadaian syariah hanya melayani produk syariah saja. Hampir semua produk
pegadaian sudah dapat penyesuaian sehingga sesuai dengan prinsip syariah.
Secara mendasar perbedaan pegadaian syariag dan pegadian konvensional adalah pada akadnya. Lazimnya,
dasar hukum pegadaian syariah adalah menggunkan akad gadai rahn yang menyesuaikan fatwa Dewan Syariah
Nasional (DSN).
12. Pegadian Konvensional Pegadaian Syariah
Outlet Tersebar di seluruh Indonesia Tersebar di seluruh Indonesia
Produk Untuk produk gadai menggunakan prinsip
konvensional. Tapi juga melayani pengajuan
produk syariah seperti cicilan emas,
pembiayaan porsi haji, dan sebagainya.
Semua produk yang ditawarkan sudah
menggunakan prinsip syariah.
Sewa modal gadai Menggunakan prinsip sewa modal tiap 15 hari.
Besarnya dihitung dari uang pinjaman.
Menggunakan prinsip biaya pemeliharaan atau
Mu’nah yang dihitung setiap 10 hari. Besarnya
dihitung berdasarkan nilai taksiran barang.
Akad gadai Menggunakan akad gadai Menggunakan akad rahn
Lelang Dilakukan setelah jangka waktu habis dan tidak
diperpanjang.
Dilakukan setelah jangka waktu habis dan tidak
diperpanjang.
Barang jaminan Ada agunan untuk jaminan Ada marhun (agunan) sebagai jaminan.