SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
MAKALAH
TATA GUNA TANAH
Disusun Oleh :
Mega Yasma Adha
2015510005
Dosen Pembimbing :
Dwi Arini, M.T
PROGRAM STUDI TEKNIK GEODESI
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI PADANG
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan bimbingan-Nya Makalah mengenai Tata Guna Tanah ini dapat terselesaikan
dalam rangka menunjang proses pembelajaran. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Tata Guna Tanah. Diharapkan makalah ini dapat
memberikan informasi dan pengetahuan bagi kita semua. Kami menyadari makah
ini jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah kami di
masa yang akan datang.
Penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing
serta semua pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini, semoga semua
yang telah berjasa dalam penyusunan makalah ini mendapat balasan yang sebaik-
baiknya dari Allah SWT.
Padang, 31 Desember 2018
Mega Yasma Adha
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN ................................................................................1
1.1 Latar Belakang ................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................2
BAB II : PEMBAHASAN ..................................................................................3
2.1 Konsep Tanah Untuk Pembangunan Nasional................................3
2.2 Pembangunan Wilayah....................................................................4
2.3 Pengadaan Tanah ............................................................................5
2.4 Landasan Hukum Pengadaan Tanah ...............................................5
2.5 Landasan Hukum Penggunaan dan Penguasaan Tanah ..................8
2.6 Hak Atas Tanah Dalam Pengadaan Tanah......................................9
BAB III : PENUTUP ..........................................................................................10
3.1 Kesimpulan ...................................................................................10
3.2 Saran ............................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kegiatan pembangunan terdapat 2 (dua) kegiatan penting yang harus
dilakukan yaitu kegiatan pengadaan tanah dan kegiatan proyek pembangunan itu
sendiri. Pengadaan tanah adalah kegiatan menyediakan tanah dengan cara
memberi ganti kerugian yang layak dan adil kepada pihak yang berhak (Pasal 1
angka 2 Undang-undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum). Perlu ditegaskan bahwa kegiatan
pengadaan tanah dalam hal ini sifatnya khusus, artinya khusus ditujukan kepada
kepentingan umum. Dalam Pasal 1 angka 6 Undang-undang Nomor 2 Tahun
2012 sudah dijelaskan bahwa Kepentingan Umum adalah kepentingan bangsa,
negara, dan masyarakat yang harus diwujudkan oleh pemerintah dan digunakan
sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
Pembangunan Nasional yang dilaksanakan dalam rangka memenuhi amanat
Pembukaan UUD 45, dari tahun ke tahun terus meningkat. Bersamaan dengan itu
jumlah penduduk terus bertambah, dan sejalan dengan semakin meningkatnya
pembangunan dan hasil-hasilnya, maka semakin meningkat dan beragam pula
kebutuhan penduduk itu. Termasuk dalam kegiatan pembangunan Nasional itu
adalah pembangunan untuk kepentingan umum. Penduduk yang semakin
bertambah dengan tingkat kemakmuran yang semakin baik, tentunya
membutuhkan berbagai fasilitas umum seperti : jaringan/transportasi, fasilitas
pendidikan, peribadatan, sarana olah raga, fasilitas komunikasi, fasilitas
keselamatan umum dan sebagainya.
Pembangunan fasilitas-fasilitas umum seperti tersebut di atas, memerlukan
tanah sebagai wadahnya. Dalam hal persediaan tanah masih luas, pembangunan
fasilitas umum tersebut tidak menemui masalah, tetapi persoalannya tanah
merupakan sumberdaya alam yang sifatnya terbatas, dan tidak pernah bertambah
luasnya. Tanah yang tersedia sudah banyak yang dilekati dengan hak (tanah hak),
dan tanah negara sudah sangat terbatas persediaannya.
Pada masa sekarang ini adalah sangat sulit melakukan pembangunan untuk
kepentingan umum di atas tanah negara, dan sebagai jalan keluar yang ditempuh
adalah dengan mengambil tanah-tanah hak. Kegiatan “mengambil” tanah (oleh
pemerintah dalam rangka pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum)
inilah yang kemudian disebut dengan pengadaan tanah.
Melihat uraian diatas, maka saya menulis makalah yang membahas tentang
persoalan-persoalan diatas terkait dengan konsep tanah untuk pembangunan,
pembangunan wilayah, pengadaan tanah, landasan hukum pengadaan tanah,
landasan hukum penggunaan dan penguasaan tanah, serta hak atas tanah dalam
pengadaan tanah.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang kami buat dalam makalah ini adalah, sebagai
berikut :
1. Bagaimana konsep tanah untuk pembangunan ?
2. Apa yang dimaksud dengan pembangunan wilayah ?
3. Apa yang dimaksud dengan pengadaan tanah ?
4. Apa saja landasan hukum pengadaan tanah ?
5. Apa saja landasan hukum penggunaan dan penguasaan tanah ?
6. Apa saja hak atas tanah dalam pengadaan tanah ?
1.3 Tujuan Penulisan
Makalah ini ditulis dengan tujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui konsep tanah untuk pembangunan ?
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pembangunan wilayah ?
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pengadaan tanah ?
4. Untuk mengetahui apa saja landasan hukum pengadaan tanah ?
5. Untuk mengetahui apa saja landasan hukum penggunaan dan penguasaan
tanah ?
6. Untuk mengetahui apa saja hak atas tanah dalam pengadaan tanah ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Tanah Untuk Pembangunan Nasional
Dalam setiap kegiatan pembangunan pasti memerlukan tanah sebagai
wadahnya. Pembangunan tersebut tidak akan menemui masalah apabila
persediaan tanah masih luas. Namun, yang menjadi permasalahan adalah Tanah
yang merupakan sumber daya alam bersifat terbatas, dan tidak bisa bertambah
luas secara sendirinya dan tanah negara sudah sangat terbatas persediaannya.
Peningkatan penggunaan tanah untuk keperluan berbagai macam
pembangunan semakin meningkat, sedangkan menurut Sudaryo Soimin dalam
bukunya yang berjudul Status Hak dan Pembebasan Tanah mengatakan bahwa,
“Tanah negara yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan tersebut sudah sangat
terbatas sekali atau tidak ada lagi”. Oleh sebab itu, kegiatan pengadaan tanah
untuk kepentingan pembangunan memang harus mengambil tanah rakyat untuk
dijadikan tanah negara melalui penggantian kerugian. Sayangnya seringkali
pengadaan tanah untuk kepentingan pembangunan belum sepenuhnya berpihak
kepada rakyat pemilik tanah.
Dalam banyak kasus sudah sering muncul masyarakat yang terkena dampak
dari pengadaan tanah menjadi korban. Hal tersebut dikarenakan kurang
terpenuhinya prinsip keadilan, kemanfaatan dan kepastian dalam pengadaan tanah
untuk pembangunan, khususnya dalam proses perolehan tanah.
Konsep dari tanah sebagai pembangunan nasional diartikan pembangunan
Nasional yang dilaksanakan dalam rangka memenuhi amanat Pembukaan UUD
45, kegiatan Pembangunan Nasional itu salah satunya adalah pembangunan untuk
kepentingan umum. Pembangunan untuk kepentingan umum diperlukan seiring
dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk. Sehingga dibutuhkan
penambahan berbagai fasilitas umum seperti : jaringan/transportasi, fasilitas
pendidikan, peribadatan, sarana olah raga, fasilitas komunikasi, fasilitas
keselamatan umum dan sebagainya.
Pembangunan fasilitas-fasilitas umum seperti tersebut, memerlukan tanah
sebagai wadahnya. Dalam hal persediaan tanah masih luas, pembangunan fasilitas
umum tersebut tidak menemui masalah. Tetapi persoalannya tanah merupakan
sumberdaya alam yang sifatnya terbatas, dan tidak pernah bertambah luasnya.
2.2 Pembangunan Wilayah
Pembangunan wilayah adalah upaya mencapai pembangunan berimbang
(balance development). Isu pembangunan wilayah atau daerah berimbang yaitu
tidak mengharuskan adanya kesamaan tingkat pembangunan antar daerah (equally
developed), juga tidak menuntut pencapaian tingkat industrialisasi wilayah atau
daerah yang seragam, juga bentuk-bentuk keseragaman pola dan struktur ekonomi
daerah, atau juga tingkat pemenuhan kebutuhan dasar (self sufficiency) setiap
wilayah atau daerah.
Pembangunan yang berimbang adalah terpenuhinya potensi - potensi
pembangunan sesuai dengan kapasitas pembangunan setiap wilayah atau daerah
yang beragam (Murry, 2000). Dalam proses pembangunan ekonomi nasional,
tidak terlepas dari pembangunan ekonomi daerah atau regional. Pembangunan
ekonomi daerah adalah proses yang dilakukan oleh pemerintah daerah dalam
mengelola sumberdaya yang ada dan membentuk pola kemitraan pemerintah
daerah dan sektor swasta dalam menciptakan lapangan kerja baru dan perangsang
pertumbuhan ekonomi dalam wilayah tersebut. Pertumbuhan ekonomi daerah
dipengaruhi oleh keunggulan komparatif suatu daerah, spesialisasi wilayah, serta
potensi ekonomi yang dimiliki oleh daerah tersebut (Arsyad, 1999).
Istilah pola keruangan erat kaitannya dengan istilah-istilah seperti pemusatan,
penyebaran, pencampuran dan keterkaitan, serta posisi atau lokasi dan lain-lain.
Istilah pola pemanfaatan ruang berkaitan dengan aspek-aspek distribusi spasial
sumberdaya dan aktivitas pemanfatannya menurut lokasi, setiap jenis aktivitas
menyebar dengan luas yang berbeda-beda dan tingkat penyebaran yang berbeda-
beda pula. Dalam cara pandang yang lain, sumberdaya dan aktivitas manusia yang
memanfaatkannya terkonsentrasi dengan tingkat yang berbeda- beda. Secara
formal, ekspresi pola pemanfaatan ruang umumnya digambarkan dalam berbagai
bentuk peta (Ernan Rustiadi, Sunsun Saefulhakim, Dyah R. 2009).
Pengembangan wilayah memandang pentingnya keterpaduan sektoral,
spasial, serta keterpaduan antar pelaku (institutions) pembangunan di dalam dan
antar wilayah. Keterpaduan sektoral menuntut adanya keterkaitan fungsional yang
sinergis antar sektor pembangunan, sehingga setiap kegiatan pembangunan dalam
kelembagaan sektoral dilaksanakan dalam kerangka pembangunan wilayah.
Wilayah yang berkembang ditunjukkan oleh adanya keterkaitan anatara sektor
ekonomi wilayah, dalam arti terjadi transfer input dan output barang dan jasa antar
sektor yang sangat dinamis (Ernan Rustiadi,Sunsun Saefulhakim dan Dyah R.
2009)
2.3 Pengadaan Tanah
Berikut adalah beberapa pengertian mengenai pengadaan tanah :
1. Pengertian Pengadaan Tanah Menurut Keppres No. 55 Tahun 1993 :
Pasal 1 : “Pengadaan tanah adalah setiap kegiatan untuk
mendapatkan tanah dengan cara memberikan ganti kerugian kepada orang
yang berhak atas tanah tersebut”.
2. Pengertian Pengadaan Tanah Menurut Perpres No. 36 Tahun 2005 :
Pasal 1 angka (3) : “Pengadaan tanah adalah setiap kegiatan untuk
mendapatkan tanah dengan cara memberikan ganti rugi kepada orang yang
melepaskan atau menyerahkan tanah, bangunan, tanaman dan benda-benda
yang berkaitan dengan tanah atau dengan pencabutan hak atas tanah”.
3. Pengertian Pengadaan Tanah Menurut Perpres No. 71 Tahun 2012 :
Pasal 1 angka (2) : Pengadaan tanah adalah kegiatan menyediakan
tanah dengan cara memberi Ganti Kerugian yang layak dan adil kepada
Pihak yang Berkaitan”.
Pengadaan Tanah adalah perbuatan pemerintah untuk memperoleh tanah
untuk berbagai kepentingan pembangunan, khususnya bagi kepentingan umum.
Pada prinsipnya pengadaan tanah dilakukan dengan cara musyawarah antara pihak
yang memerlukan tanah dan pemenang hak atas tanah yang tanahnya diperlukan
untuk kegiataan pembangunan.
2.4 Landasan Hukum Pengadaan Tanah
Berikut adalah landasan hukum terkait pengadaan tanah :
1. Undang-undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok
Agraria dalam Pasal 12 ayat (2) memberikan pengertian lebih lanjut
tentang arti hak menguasai oleh negara, yaitu memberikan kuasa kepada
negara sebagai berikut:
1) Mengatur dan menyelenggarakan peruntukan, penggunaan, persediaan,
dan pemeliharaan, bumi, air dan ruang angkasa.
2) Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-
orang dengan bumi, air dan ruang angkasa.
3) Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara manusia
dan perbuata-perbuatan hukum mengenai bumi, air, dan ruang
angkasa.
2. Undang-undang No. 20 Tahun 1961 tentang Pencabutan Hak-hak Atas
Tanah dan Benda-benda yang Ada diatasnya. Undang-undang ini
merupakan induk dari semua peraturan yang mengatur tentang pencabutan
atau pengambilan hak atas tanah yang berlaku hingga sekarang.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1973, merupakan peraturan
pelaksanaan dari ketentuan Pasal 8 Undang-undang N0. 20 Tahun 1961
tentang Acara Penetapan Ganti Kerugian oleh Pengadilan Tinggi
sehubungan dengan Pencabutan Hak-hak Atas Tanda dan Benda-benda
yang ada di Atasnya.
4. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 1973, mengatur tentang Pedoman
Pelaksanaan Pencabutan Hak-hak Atas Tanah dan Benda-benda yang Ada
di Atasnya adalah sebagai aturan pelaksanaan dari UU 20 Tahun 1961.
Didalam konsiderans Instruksi Presiden ini disebutkan 2 hal, yaitu:
1) Pertama, pencabutan hak-hat atas tanah dan benda-benda diatasnya
supaya hanya dilaksanakan benar-benar untuk kepentingan umum dan
dilakukan dengan hati-hati serta dengan cara-cara yang adil dan
bijaksana.
2) Kedua, dalam melaksanakan pencabutan hak-hak atas tanah dan
benda-benda yang diatasnya supaya menggunakan pedoman-pedoman
sebagaimana tercantum dalam lampiran instruksi presiden ini.
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahu 1975, mengatur tentang
Ketentuan-ketentuan Mengenai Tata Cara Pembebasan Tanah. Namun
Permendagri ini telah dicabut oleh Keputusan Presiden No. 55 Tahun 1993
yang mengatur tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan
untuk Kepentingan Umum.
6. Keputusan Presiden Nomor 55 Tahun 1993, pemerintah menerbitkan
Kepres No. 55 Tahun 1993 tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan
Pembangunan untuk Kepentingan Umum. Kepres ini bermaksud untuk
menampung aspirasi masyarakat karena adanya dampak negatif dari
Permendagri 1975, selain itu karen keberadaan Permendagri dianggap
bertentangan dengan Pasal 2 UUPA dan Pasal 33 UUD 1945.
7. Pengadaan Tanah menurut Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005,
Peraturan Presiden No. 36 Tahun 2005 ini merupakan pengganti Kepres
No. 55 Tahun 1993. Faktor atau alasan diberlakukannya Peraturan
Presiden Nomor 36 Tahun 2005, dapat dibaca dalam konsiderannya pada
dasar pertimbangannya yaitu:
1) Pertama, bahwa dengan meningkatnya pembangunan untuk
kepentingan umum yang memerlukan tanah, maka pengadaannya perlu
dilakukan secara cepat dan transparan dnegan memerhatikan prinsip
penghormatan terhadap hak-hak yang sah atas tanah;
2) Kedua, bahwa pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembangunan untuk
kepentingan umum seperti yang telah diatur dalam Keputusan Presiden
NO. 55 Tahun 1993 sudah tidak sesuai sebagai landasan hukum dalam
rangka melaksanakan pembangunan untuk kepentingan umum.
8. Pengadaan Tanah menurut Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2006,
sebagai suatu peraturan yang relatif baru, maka perlu sekali dilakukan
penelitian, sejauh mana perpres tersebut dilaksanakan dalam praktek .
Proses pelaksanaan pengadaan tanah untuk pembangunan dan kepentingan
umum. Sebagai ketentuan pelaksana Perpres pengadaan tanah ini, maka
pada tanggal 21 Mei 2007 diterbitkan Peraturan Kepala Badan Pertanahan
Nasional (Ka. BPN) No. 3 Tahun 2007, tentang Ketentuan Pelaksanaan
Peraturan Presiden No. 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah Bagi
Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum sebagai telah
diubah dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 65 Tahun 2006
tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 36
Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan
Untuk Kepentingan Umum
9. Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum Dalam
Undang-undang Nomor 2 Tahun 2012 yang mengatu tentang Pengadaan
Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum. Dengan
diundangkannya Undang-undang tersebut maka pengaturan pengadaan
tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum mempunyai landasan
hukum yang kuat karena diatur dalam sebuah Undang-undang.
2.5 Landasan Hukum Penggunaan dan Penguasaan Tanah
Berikut landasan hukum terkait penggunaan dan penguasaan tanah :
1. Pasal 14 ayat (1) Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA)
Dengan mengingat ketentuan-ketentuan dalam Pasal 2 ayat (2) dan
(3), Pasal 9 ayat (2) serta Pasal 10 ayat (1) dan (2), pemerintah dalam
rangka sosialisme Indonesia, membuat suatu rencana umum mengenai
persediaan, peruntukan dan penggunaan bumi, air dan ruang angkasa serta
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya: (a) untuk keperluan
Negara; (b) untuk keperluan peribadatan dan keperluan-keperluan suci
lainnya, sesuai dengan dasar Ketuhanan Yang Maha Esa; (c) untuk
keperluan pusat-pusat kehidupan masyarakat, sosial, kebudayaan, dan lain-
lain kesejahteraan; (d) untuk keperluan memperkembangkan produksi
pertanian, peternakan, dan perikanan serta sejalan dengan itu; (e) untuk
keperluan memperkembangkan industri, transmigrasi dan pertambangan.
2. Sejalan dengan ketentuan dalam Pasal 14 UUPA, dalam penjelasan Umum
angka II poin 8 dinyatakan sebagai berikut:
Akhirnya untuk mencapai apa yang menjadi cita-cita bangsa dan
negara di atas dalam bidang agraria, perlu adanya suatu rencana
(planning) mengenai peruntukkan, penggunaan dan persediaan
bumi, air dan ruang angkasa untuk pelbagai kepentingan hidup
rakyat dan negara: Rencana Umum (national planning) yang
meliputi seluruh wilayah Indonesia, yang kemudian diperinci
menjadi rencana-rencana khusus (regional planning) dari tiap-tiap
daerah (pasal 14). Dengan adanya planning itu maka penggunaan
tanah dapat dilakukan secara terpimpin dan teratur sehingga dapat
membawa manfaat yang sebesar-besarnya bagi negara dan rakyat.
2.6 Hak Atas Tanah Dalam Pengadaan Tanah
Terkait hak atas tanah dalam pengadaan tanah dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Dominium
adalah hak-hak kepemilikan tanah (individu, kolektif, maupun
adat) yang diakui secara penuh (sacred) dan tidak dapat diganggu-gugat
oleh siapapun (unviolated).
2. Empirium
adalah Hak Pemerintah haknya untuk mengambil alih hak atas
tanah demi keselamatan dan/atau kepentingan umum Pemerintah melalui
mekanisme kompensasi yang layak.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan makalah diatas didapat beberapa kesimpulan sebagai berikut
:
1. Pembangunan untuk kepentingan umum diperlukan seiring dengan
semakin bertambahnya jumlah penduduk. Sehingga dibutuhkan
penambahan berbagai fasilitas umum seperti : jaringan/transportasi,
fasilitas pendidikan, peribadatan, sarana olah raga, fasilitas komunikasi,
fasilitas keselamatan umum dan sebagainya.
2. Pembangunan wilayah adalah upaya mencapai pembangunan berimbang
(balance development). Isu pembangunan wilayah atau daerah berimbang
yaitu tidak mengharuskan adanya kesamaan tingkat pembangunan antar
daerah (equally developed), juga tidak menuntut pencapaian tingkat
industrialisasi wilayah atau daerah yang seragam, juga bentuk-bentuk
keseragaman pola dan struktur ekonomi daerah, atau juga tingkat
pemenuhan kebutuhan dasar (self sufficiency) setiap wilayah atau daerah.
3. Prinsip pengadaan tanah dilakukan dengan cara musyawarah antara pihak
yang memerlukan tanah dan pemenang hak atas tanah yang tanahnya
diperlukan untuk kegiataan pembangunan.
4. Pengaturan hukum tentang pengadaan tanah untuk kepentingan umum di
Indonesia telah mengalami proses perkembangan sejak unifikasi Undang-
Undang Pokok Agraria Nomor 5 Tahun 1960. Pengadaan tanah untuk
kepentingan umum dilakukan dengan cara pembebasan hak atas tanah
yang diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun
1975.
3.2 Saran
Pengadaan tanah untuk kepentingan umum dengan mengambil tanah milik
masyarakat umum sangat berkaitan erat dengan masalah Hak Asasi Manusia,
maka seharusnya pengaturannya segera dimuat di dalam Undang-Undang. Lalu
terkait pengadaan tanah dalam pembangunan wilayah sebaiknya lebih
digencarkan lagi implementasinya dikarenakan sangat penting mengingat tujuan
nya dibuat untuk kepentingan umum.
DAFTAR PUSTAKA
Ali Achmad Chomzah. 2004. Hukum Agraria ( Pertanahan ) Indonesia
Jilid 1. Prestasi Pustaka Raya : Jakarta.
Bahan Ajar Tata Guna Tanah
Boedi Harsono. 2008. Hukum Agraria Indonesia (Sejarah Pembentukan
UUPA, Isi dan Pelaksanaannya) Jilid 2. Djambatan : Jakarta.
Erman Rajagukguk. 1995. Hukum Agraria, Pola Penguasaan Tanah
Daerah Kebutuhan Hidup. Chandra Pratama : Jakarta.
Erna Sri Wibawanti dan R.Murjiyanto. 2013. Hak Atas Tanah dan
Peralihannya. Liberty : Yogyakarta.
E.Utrecht, Moh.Saleh Djindang. 1989. Pengantar Dalam Hukum
Indonesia, Pustaka Sinar Harapan. Cetakan Kesebelas : Jakarta.
Yamin lubis dan Abd. Rahim Lubis. 2008. Hukum Pendaftaran Tanah.
Mandar Maju : Bandung.

More Related Content

What's hot

Unsur dasar wasantara
Unsur dasar wasantaraUnsur dasar wasantara
Unsur dasar wasantaraChoi Fatma
 
Makalah perencanaan pembangunan tentang partisipasi masyarakat dalam perencan...
Makalah perencanaan pembangunan tentang partisipasi masyarakat dalam perencan...Makalah perencanaan pembangunan tentang partisipasi masyarakat dalam perencan...
Makalah perencanaan pembangunan tentang partisipasi masyarakat dalam perencan...DIANTO IRAWAN
 
Catatan Kritis tentang Hunian Berimbang
Catatan Kritis tentang Hunian BerimbangCatatan Kritis tentang Hunian Berimbang
Catatan Kritis tentang Hunian BerimbangOswar Mungkasa
 
Role of Public Infrastructure Investment in Development Theory and its releva...
Role of Public Infrastructure Investment in Development Theory and its releva...Role of Public Infrastructure Investment in Development Theory and its releva...
Role of Public Infrastructure Investment in Development Theory and its releva...bramantiyo marjuki
 
Jalan Panjang Perwujudan Ketahanan Nasional dalam Persfektif Penguasaan Ruang
Jalan Panjang  Perwujudan Ketahanan Nasional dalam Persfektif Penguasaan RuangJalan Panjang  Perwujudan Ketahanan Nasional dalam Persfektif Penguasaan Ruang
Jalan Panjang Perwujudan Ketahanan Nasional dalam Persfektif Penguasaan RuangAdriansyah Rustandi
 
Pembahasan (ozi)
Pembahasan (ozi)Pembahasan (ozi)
Pembahasan (ozi)Zurna Fida
 
Andrew hidayat peran pemerintah dalam menciptakan perumahan layak huni (studi...
Andrew hidayat peran pemerintah dalam menciptakan perumahan layak huni (studi...Andrew hidayat peran pemerintah dalam menciptakan perumahan layak huni (studi...
Andrew hidayat peran pemerintah dalam menciptakan perumahan layak huni (studi...Andrew Hidayat
 
Pentingnya GIS dalam Pembangunan Daerah
Pentingnya GIS dalam Pembangunan DaerahPentingnya GIS dalam Pembangunan Daerah
Pentingnya GIS dalam Pembangunan DaerahDadang Solihin
 
Seminar Nasional: Green Economic Goes to Clean Indonesia
Seminar Nasional: Green Economic Goes to Clean IndonesiaSeminar Nasional: Green Economic Goes to Clean Indonesia
Seminar Nasional: Green Economic Goes to Clean IndonesiaDadang Solihin
 
Arah Kebijakan RKP dalam Penyusunan RKPD dan APBD 2010
Arah Kebijakan RKP  dalam Penyusunan RKPD dan APBD 2010Arah Kebijakan RKP  dalam Penyusunan RKPD dan APBD 2010
Arah Kebijakan RKP dalam Penyusunan RKPD dan APBD 2010Dadang Solihin
 
Pembangunan Lestari Pengertian Dan Pengukur
Pembangunan Lestari Pengertian Dan PengukurPembangunan Lestari Pengertian Dan Pengukur
Pembangunan Lestari Pengertian Dan Pengukurmandalina landy
 
Materi perencanaan regional
Materi perencanaan regionalMateri perencanaan regional
Materi perencanaan regionalLocal Government
 
Penyusunan Roadmap Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Penyusunan Roadmap  Badan Penanggulangan Bencana DaerahPenyusunan Roadmap  Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Penyusunan Roadmap Badan Penanggulangan Bencana DaerahDadang Solihin
 
Teknik Pemberdayaan Masyarakat dalam Pembangunan Kota
Teknik Pemberdayaan Masyarakat dalam Pembangunan KotaTeknik Pemberdayaan Masyarakat dalam Pembangunan Kota
Teknik Pemberdayaan Masyarakat dalam Pembangunan KotaDadang Solihin
 
Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance dalam Pembangunan Daerah
Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance dalam Pembangunan DaerahPenerapan Prinsip-Prinsip Good Governance dalam Pembangunan Daerah
Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance dalam Pembangunan DaerahDadang Solihin
 
Globalisasi 2020
Globalisasi 2020Globalisasi 2020
Globalisasi 2020S'Roni Roni
 
Men seminar050601 reformasiperkotaan
Men seminar050601 reformasiperkotaanMen seminar050601 reformasiperkotaan
Men seminar050601 reformasiperkotaanSari Faizah
 

What's hot (20)

Unsur dasar wasantara
Unsur dasar wasantaraUnsur dasar wasantara
Unsur dasar wasantara
 
Makalah perencanaan pembangunan tentang partisipasi masyarakat dalam perencan...
Makalah perencanaan pembangunan tentang partisipasi masyarakat dalam perencan...Makalah perencanaan pembangunan tentang partisipasi masyarakat dalam perencan...
Makalah perencanaan pembangunan tentang partisipasi masyarakat dalam perencan...
 
Catatan Kritis tentang Hunian Berimbang
Catatan Kritis tentang Hunian BerimbangCatatan Kritis tentang Hunian Berimbang
Catatan Kritis tentang Hunian Berimbang
 
Role of Public Infrastructure Investment in Development Theory and its releva...
Role of Public Infrastructure Investment in Development Theory and its releva...Role of Public Infrastructure Investment in Development Theory and its releva...
Role of Public Infrastructure Investment in Development Theory and its releva...
 
Jalan Panjang Perwujudan Ketahanan Nasional dalam Persfektif Penguasaan Ruang
Jalan Panjang  Perwujudan Ketahanan Nasional dalam Persfektif Penguasaan RuangJalan Panjang  Perwujudan Ketahanan Nasional dalam Persfektif Penguasaan Ruang
Jalan Panjang Perwujudan Ketahanan Nasional dalam Persfektif Penguasaan Ruang
 
Pembahasan (ozi)
Pembahasan (ozi)Pembahasan (ozi)
Pembahasan (ozi)
 
Andrew hidayat peran pemerintah dalam menciptakan perumahan layak huni (studi...
Andrew hidayat peran pemerintah dalam menciptakan perumahan layak huni (studi...Andrew hidayat peran pemerintah dalam menciptakan perumahan layak huni (studi...
Andrew hidayat peran pemerintah dalam menciptakan perumahan layak huni (studi...
 
Pentingnya GIS dalam Pembangunan Daerah
Pentingnya GIS dalam Pembangunan DaerahPentingnya GIS dalam Pembangunan Daerah
Pentingnya GIS dalam Pembangunan Daerah
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Seminar Nasional: Green Economic Goes to Clean Indonesia
Seminar Nasional: Green Economic Goes to Clean IndonesiaSeminar Nasional: Green Economic Goes to Clean Indonesia
Seminar Nasional: Green Economic Goes to Clean Indonesia
 
Arah Kebijakan RKP dalam Penyusunan RKPD dan APBD 2010
Arah Kebijakan RKP  dalam Penyusunan RKPD dan APBD 2010Arah Kebijakan RKP  dalam Penyusunan RKPD dan APBD 2010
Arah Kebijakan RKP dalam Penyusunan RKPD dan APBD 2010
 
Pembangunan Lestari Pengertian Dan Pengukur
Pembangunan Lestari Pengertian Dan PengukurPembangunan Lestari Pengertian Dan Pengukur
Pembangunan Lestari Pengertian Dan Pengukur
 
Materi perencanaan regional
Materi perencanaan regionalMateri perencanaan regional
Materi perencanaan regional
 
Penyusunan Roadmap Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Penyusunan Roadmap  Badan Penanggulangan Bencana DaerahPenyusunan Roadmap  Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Penyusunan Roadmap Badan Penanggulangan Bencana Daerah
 
Masukan untuk Bahan Penyusunan Debat Capres-Cawapres Pemilu 2019
Masukan untuk Bahan Penyusunan Debat Capres-Cawapres Pemilu 2019Masukan untuk Bahan Penyusunan Debat Capres-Cawapres Pemilu 2019
Masukan untuk Bahan Penyusunan Debat Capres-Cawapres Pemilu 2019
 
30769259 pembangunan-daerah
30769259 pembangunan-daerah30769259 pembangunan-daerah
30769259 pembangunan-daerah
 
Teknik Pemberdayaan Masyarakat dalam Pembangunan Kota
Teknik Pemberdayaan Masyarakat dalam Pembangunan KotaTeknik Pemberdayaan Masyarakat dalam Pembangunan Kota
Teknik Pemberdayaan Masyarakat dalam Pembangunan Kota
 
Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance dalam Pembangunan Daerah
Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance dalam Pembangunan DaerahPenerapan Prinsip-Prinsip Good Governance dalam Pembangunan Daerah
Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance dalam Pembangunan Daerah
 
Globalisasi 2020
Globalisasi 2020Globalisasi 2020
Globalisasi 2020
 
Men seminar050601 reformasiperkotaan
Men seminar050601 reformasiperkotaanMen seminar050601 reformasiperkotaan
Men seminar050601 reformasiperkotaan
 

Similar to Mega yasma adha 2015510005 tugas makalah tata guna tanah

Pembangunan wilayah
Pembangunan  wilayahPembangunan  wilayah
Pembangunan wilayahniarohania1
 
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang Berkualitas
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang BerkualitasRencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang Berkualitas
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang BerkualitasDadang Solihin
 
Manajemen Pembangunan Indonesia
Manajemen Pembangunan IndonesiaManajemen Pembangunan Indonesia
Manajemen Pembangunan IndonesiaRandy Wrihatnolo
 
ppt Teori Pembangunan.pptx
ppt Teori Pembangunan.pptxppt Teori Pembangunan.pptx
ppt Teori Pembangunan.pptxnurannisasuci
 
Kekuatan Rakyat Harus Ada dalam Manajemen Pembangunan
Kekuatan Rakyat Harus Ada dalam Manajemen PembangunanKekuatan Rakyat Harus Ada dalam Manajemen Pembangunan
Kekuatan Rakyat Harus Ada dalam Manajemen PembangunanDadang Solihin
 
Lks kurikulum 2013 widy
Lks kurikulum 2013 widyLks kurikulum 2013 widy
Lks kurikulum 2013 widywidytia17
 
Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah Perspektif Anggaran Berbasi...
Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah Perspektif Anggaran Berbasi...Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah Perspektif Anggaran Berbasi...
Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah Perspektif Anggaran Berbasi...Dadang Solihin
 
ppt raull teori pembangunan.pptx
ppt raull teori pembangunan.pptxppt raull teori pembangunan.pptx
ppt raull teori pembangunan.pptxRaulGonzalez98900
 
Mahfudzathul M ( Perencanaan Pembangunan ).pptx
Mahfudzathul M ( Perencanaan Pembangunan ).pptxMahfudzathul M ( Perencanaan Pembangunan ).pptx
Mahfudzathul M ( Perencanaan Pembangunan ).pptxmahfudzathulmaulidia1
 
Monitoring dan Evaluasi Kinerja Pembangunan
Monitoring dan Evaluasi Kinerja PembangunanMonitoring dan Evaluasi Kinerja Pembangunan
Monitoring dan Evaluasi Kinerja PembangunanDadang Solihin
 
Menuju Kota Tanpa Permukiman Kumuh
Menuju Kota Tanpa Permukiman KumuhMenuju Kota Tanpa Permukiman Kumuh
Menuju Kota Tanpa Permukiman KumuhOswar Mungkasa
 
Tugas Teori Pembangunan pdf_20220422_220247_0000.pdf
Tugas Teori Pembangunan pdf_20220422_220247_0000.pdfTugas Teori Pembangunan pdf_20220422_220247_0000.pdf
Tugas Teori Pembangunan pdf_20220422_220247_0000.pdfTiaradewi50
 
Geopolitik indonesi appt
Geopolitik indonesi apptGeopolitik indonesi appt
Geopolitik indonesi apptDini Badriani
 
b Tugas makalah pkn
b           Tugas makalah pknb           Tugas makalah pkn
b Tugas makalah pknmerryismalia
 
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan DaerahIsu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan DaerahDadang Solihin
 
Penyusunan dan Pencapaian Indikator Kinerja RPJMD dan Renstra SKPD
Penyusunan dan Pencapaian Indikator Kinerja RPJMD dan Renstra SKPDPenyusunan dan Pencapaian Indikator Kinerja RPJMD dan Renstra SKPD
Penyusunan dan Pencapaian Indikator Kinerja RPJMD dan Renstra SKPDDadang Solihin
 

Similar to Mega yasma adha 2015510005 tugas makalah tata guna tanah (20)

Bab I
Bab IBab I
Bab I
 
Pembangunan wilayah
Pembangunan  wilayahPembangunan  wilayah
Pembangunan wilayah
 
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang Berkualitas
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang BerkualitasRencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang Berkualitas
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang Berkualitas
 
Manajemen Pembangunan Indonesia
Manajemen Pembangunan IndonesiaManajemen Pembangunan Indonesia
Manajemen Pembangunan Indonesia
 
ppt Teori Pembangunan.pptx
ppt Teori Pembangunan.pptxppt Teori Pembangunan.pptx
ppt Teori Pembangunan.pptx
 
Kekuatan Rakyat Harus Ada dalam Manajemen Pembangunan
Kekuatan Rakyat Harus Ada dalam Manajemen PembangunanKekuatan Rakyat Harus Ada dalam Manajemen Pembangunan
Kekuatan Rakyat Harus Ada dalam Manajemen Pembangunan
 
Lks kurikulum 2013 widy
Lks kurikulum 2013 widyLks kurikulum 2013 widy
Lks kurikulum 2013 widy
 
Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah Perspektif Anggaran Berbasi...
Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah Perspektif Anggaran Berbasi...Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah Perspektif Anggaran Berbasi...
Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah Perspektif Anggaran Berbasi...
 
ppt raull teori pembangunan.pptx
ppt raull teori pembangunan.pptxppt raull teori pembangunan.pptx
ppt raull teori pembangunan.pptx
 
Mahfudzathul M ( Perencanaan Pembangunan ).pptx
Mahfudzathul M ( Perencanaan Pembangunan ).pptxMahfudzathul M ( Perencanaan Pembangunan ).pptx
Mahfudzathul M ( Perencanaan Pembangunan ).pptx
 
A
AA
A
 
Monitoring dan Evaluasi Kinerja Pembangunan
Monitoring dan Evaluasi Kinerja PembangunanMonitoring dan Evaluasi Kinerja Pembangunan
Monitoring dan Evaluasi Kinerja Pembangunan
 
Menuju Kota Tanpa Permukiman Kumuh
Menuju Kota Tanpa Permukiman KumuhMenuju Kota Tanpa Permukiman Kumuh
Menuju Kota Tanpa Permukiman Kumuh
 
Tugas Teori Pembangunan pdf_20220422_220247_0000.pdf
Tugas Teori Pembangunan pdf_20220422_220247_0000.pdfTugas Teori Pembangunan pdf_20220422_220247_0000.pdf
Tugas Teori Pembangunan pdf_20220422_220247_0000.pdf
 
Geopolitik indonesi appt
Geopolitik indonesi apptGeopolitik indonesi appt
Geopolitik indonesi appt
 
b Tugas makalah pkn
b           Tugas makalah pknb           Tugas makalah pkn
b Tugas makalah pkn
 
APD Kel 7 (1).pdf
APD Kel 7 (1).pdfAPD Kel 7 (1).pdf
APD Kel 7 (1).pdf
 
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan DaerahIsu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
 
Penyusunan dan Pencapaian Indikator Kinerja RPJMD dan Renstra SKPD
Penyusunan dan Pencapaian Indikator Kinerja RPJMD dan Renstra SKPDPenyusunan dan Pencapaian Indikator Kinerja RPJMD dan Renstra SKPD
Penyusunan dan Pencapaian Indikator Kinerja RPJMD dan Renstra SKPD
 
Pengadaan tanah
Pengadaan tanah Pengadaan tanah
Pengadaan tanah
 

More from Mega Yasma Adha

Laporan praktikum sig proses digitasi pada software arcgis
Laporan praktikum sig proses digitasi pada software arcgisLaporan praktikum sig proses digitasi pada software arcgis
Laporan praktikum sig proses digitasi pada software arcgisMega Yasma Adha
 
Penajaman dan interpretasi c itra menggunakan envi 5.1
Penajaman dan interpretasi c itra menggunakan envi 5.1 Penajaman dan interpretasi c itra menggunakan envi 5.1
Penajaman dan interpretasi c itra menggunakan envi 5.1 Mega Yasma Adha
 
Interpretasi Citra Manual
Interpretasi Citra ManualInterpretasi Citra Manual
Interpretasi Citra ManualMega Yasma Adha
 
Geodesi geometri i kelompok mega yasma adha
Geodesi geometri i kelompok mega yasma adhaGeodesi geometri i kelompok mega yasma adha
Geodesi geometri i kelompok mega yasma adhaMega Yasma Adha
 
Praktikum Sistem Basis Data menggunakan PostgresSQL
Praktikum Sistem Basis Data menggunakan PostgresSQLPraktikum Sistem Basis Data menggunakan PostgresSQL
Praktikum Sistem Basis Data menggunakan PostgresSQLMega Yasma Adha
 
Contoh hitung perataan lanjut teknik geodesi
Contoh hitung perataan lanjut teknik geodesiContoh hitung perataan lanjut teknik geodesi
Contoh hitung perataan lanjut teknik geodesiMega Yasma Adha
 
Laporan praktikum pemetaan fotogrametri by mega yasma adha
Laporan praktikum pemetaan fotogrametri by mega yasma adhaLaporan praktikum pemetaan fotogrametri by mega yasma adha
Laporan praktikum pemetaan fotogrametri by mega yasma adhaMega Yasma Adha
 
Laporan Praktikum Fotogrametri Dasar Pengamatan Paralaks Stereoskopis By Mega...
Laporan Praktikum Fotogrametri Dasar Pengamatan Paralaks Stereoskopis By Mega...Laporan Praktikum Fotogrametri Dasar Pengamatan Paralaks Stereoskopis By Mega...
Laporan Praktikum Fotogrametri Dasar Pengamatan Paralaks Stereoskopis By Mega...Mega Yasma Adha
 
Makalah Geodesi Geometri II terkait Jaring Kontrol dan datum Geodesi
Makalah Geodesi Geometri II terkait Jaring Kontrol dan datum GeodesiMakalah Geodesi Geometri II terkait Jaring Kontrol dan datum Geodesi
Makalah Geodesi Geometri II terkait Jaring Kontrol dan datum GeodesiMega Yasma Adha
 
Laporan praktikum pemetaan fotogrametri proses rektifikasi citra
Laporan praktikum pemetaan fotogrametri proses rektifikasi citraLaporan praktikum pemetaan fotogrametri proses rektifikasi citra
Laporan praktikum pemetaan fotogrametri proses rektifikasi citraMega Yasma Adha
 

More from Mega Yasma Adha (11)

Laporan praktikum sig proses digitasi pada software arcgis
Laporan praktikum sig proses digitasi pada software arcgisLaporan praktikum sig proses digitasi pada software arcgis
Laporan praktikum sig proses digitasi pada software arcgis
 
Penajaman dan interpretasi c itra menggunakan envi 5.1
Penajaman dan interpretasi c itra menggunakan envi 5.1 Penajaman dan interpretasi c itra menggunakan envi 5.1
Penajaman dan interpretasi c itra menggunakan envi 5.1
 
Interpretasi Citra Manual
Interpretasi Citra ManualInterpretasi Citra Manual
Interpretasi Citra Manual
 
Geodesi geometri i kelompok mega yasma adha
Geodesi geometri i kelompok mega yasma adhaGeodesi geometri i kelompok mega yasma adha
Geodesi geometri i kelompok mega yasma adha
 
Praktikum Sistem Basis Data menggunakan PostgresSQL
Praktikum Sistem Basis Data menggunakan PostgresSQLPraktikum Sistem Basis Data menggunakan PostgresSQL
Praktikum Sistem Basis Data menggunakan PostgresSQL
 
Contoh hitung perataan lanjut teknik geodesi
Contoh hitung perataan lanjut teknik geodesiContoh hitung perataan lanjut teknik geodesi
Contoh hitung perataan lanjut teknik geodesi
 
Laporan praktikum pemetaan fotogrametri by mega yasma adha
Laporan praktikum pemetaan fotogrametri by mega yasma adhaLaporan praktikum pemetaan fotogrametri by mega yasma adha
Laporan praktikum pemetaan fotogrametri by mega yasma adha
 
Laporan Praktikum Fotogrametri Dasar Pengamatan Paralaks Stereoskopis By Mega...
Laporan Praktikum Fotogrametri Dasar Pengamatan Paralaks Stereoskopis By Mega...Laporan Praktikum Fotogrametri Dasar Pengamatan Paralaks Stereoskopis By Mega...
Laporan Praktikum Fotogrametri Dasar Pengamatan Paralaks Stereoskopis By Mega...
 
Makalah Geodesi Geometri II terkait Jaring Kontrol dan datum Geodesi
Makalah Geodesi Geometri II terkait Jaring Kontrol dan datum GeodesiMakalah Geodesi Geometri II terkait Jaring Kontrol dan datum Geodesi
Makalah Geodesi Geometri II terkait Jaring Kontrol dan datum Geodesi
 
Laporan praktikum pemetaan fotogrametri proses rektifikasi citra
Laporan praktikum pemetaan fotogrametri proses rektifikasi citraLaporan praktikum pemetaan fotogrametri proses rektifikasi citra
Laporan praktikum pemetaan fotogrametri proses rektifikasi citra
 
Double stand
Double standDouble stand
Double stand
 

Mega yasma adha 2015510005 tugas makalah tata guna tanah

  • 1. MAKALAH TATA GUNA TANAH Disusun Oleh : Mega Yasma Adha 2015510005 Dosen Pembimbing : Dwi Arini, M.T PROGRAM STUDI TEKNIK GEODESI FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI PADANG 2018
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan bimbingan-Nya Makalah mengenai Tata Guna Tanah ini dapat terselesaikan dalam rangka menunjang proses pembelajaran. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Tata Guna Tanah. Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi dan pengetahuan bagi kita semua. Kami menyadari makah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah kami di masa yang akan datang. Penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing serta semua pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini, semoga semua yang telah berjasa dalam penyusunan makalah ini mendapat balasan yang sebaik- baiknya dari Allah SWT. Padang, 31 Desember 2018 Mega Yasma Adha
  • 3. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ........................................................................................... i DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii BAB I : PENDAHULUAN ................................................................................1 1.1 Latar Belakang ................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah...........................................................................2 1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................2 BAB II : PEMBAHASAN ..................................................................................3 2.1 Konsep Tanah Untuk Pembangunan Nasional................................3 2.2 Pembangunan Wilayah....................................................................4 2.3 Pengadaan Tanah ............................................................................5 2.4 Landasan Hukum Pengadaan Tanah ...............................................5 2.5 Landasan Hukum Penggunaan dan Penguasaan Tanah ..................8 2.6 Hak Atas Tanah Dalam Pengadaan Tanah......................................9 BAB III : PENUTUP ..........................................................................................10 3.1 Kesimpulan ...................................................................................10 3.2 Saran ............................................................................................10 DAFTAR PUSTAKA
  • 4. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kegiatan pembangunan terdapat 2 (dua) kegiatan penting yang harus dilakukan yaitu kegiatan pengadaan tanah dan kegiatan proyek pembangunan itu sendiri. Pengadaan tanah adalah kegiatan menyediakan tanah dengan cara memberi ganti kerugian yang layak dan adil kepada pihak yang berhak (Pasal 1 angka 2 Undang-undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum). Perlu ditegaskan bahwa kegiatan pengadaan tanah dalam hal ini sifatnya khusus, artinya khusus ditujukan kepada kepentingan umum. Dalam Pasal 1 angka 6 Undang-undang Nomor 2 Tahun 2012 sudah dijelaskan bahwa Kepentingan Umum adalah kepentingan bangsa, negara, dan masyarakat yang harus diwujudkan oleh pemerintah dan digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Pembangunan Nasional yang dilaksanakan dalam rangka memenuhi amanat Pembukaan UUD 45, dari tahun ke tahun terus meningkat. Bersamaan dengan itu jumlah penduduk terus bertambah, dan sejalan dengan semakin meningkatnya pembangunan dan hasil-hasilnya, maka semakin meningkat dan beragam pula kebutuhan penduduk itu. Termasuk dalam kegiatan pembangunan Nasional itu adalah pembangunan untuk kepentingan umum. Penduduk yang semakin bertambah dengan tingkat kemakmuran yang semakin baik, tentunya membutuhkan berbagai fasilitas umum seperti : jaringan/transportasi, fasilitas pendidikan, peribadatan, sarana olah raga, fasilitas komunikasi, fasilitas keselamatan umum dan sebagainya. Pembangunan fasilitas-fasilitas umum seperti tersebut di atas, memerlukan tanah sebagai wadahnya. Dalam hal persediaan tanah masih luas, pembangunan fasilitas umum tersebut tidak menemui masalah, tetapi persoalannya tanah merupakan sumberdaya alam yang sifatnya terbatas, dan tidak pernah bertambah luasnya. Tanah yang tersedia sudah banyak yang dilekati dengan hak (tanah hak), dan tanah negara sudah sangat terbatas persediaannya.
  • 5. Pada masa sekarang ini adalah sangat sulit melakukan pembangunan untuk kepentingan umum di atas tanah negara, dan sebagai jalan keluar yang ditempuh adalah dengan mengambil tanah-tanah hak. Kegiatan “mengambil” tanah (oleh pemerintah dalam rangka pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum) inilah yang kemudian disebut dengan pengadaan tanah. Melihat uraian diatas, maka saya menulis makalah yang membahas tentang persoalan-persoalan diatas terkait dengan konsep tanah untuk pembangunan, pembangunan wilayah, pengadaan tanah, landasan hukum pengadaan tanah, landasan hukum penggunaan dan penguasaan tanah, serta hak atas tanah dalam pengadaan tanah. 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang kami buat dalam makalah ini adalah, sebagai berikut : 1. Bagaimana konsep tanah untuk pembangunan ? 2. Apa yang dimaksud dengan pembangunan wilayah ? 3. Apa yang dimaksud dengan pengadaan tanah ? 4. Apa saja landasan hukum pengadaan tanah ? 5. Apa saja landasan hukum penggunaan dan penguasaan tanah ? 6. Apa saja hak atas tanah dalam pengadaan tanah ? 1.3 Tujuan Penulisan Makalah ini ditulis dengan tujuan sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui konsep tanah untuk pembangunan ? 2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pembangunan wilayah ? 3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pengadaan tanah ? 4. Untuk mengetahui apa saja landasan hukum pengadaan tanah ? 5. Untuk mengetahui apa saja landasan hukum penggunaan dan penguasaan tanah ? 6. Untuk mengetahui apa saja hak atas tanah dalam pengadaan tanah ?
  • 6. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Konsep Tanah Untuk Pembangunan Nasional Dalam setiap kegiatan pembangunan pasti memerlukan tanah sebagai wadahnya. Pembangunan tersebut tidak akan menemui masalah apabila persediaan tanah masih luas. Namun, yang menjadi permasalahan adalah Tanah yang merupakan sumber daya alam bersifat terbatas, dan tidak bisa bertambah luas secara sendirinya dan tanah negara sudah sangat terbatas persediaannya. Peningkatan penggunaan tanah untuk keperluan berbagai macam pembangunan semakin meningkat, sedangkan menurut Sudaryo Soimin dalam bukunya yang berjudul Status Hak dan Pembebasan Tanah mengatakan bahwa, “Tanah negara yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan tersebut sudah sangat terbatas sekali atau tidak ada lagi”. Oleh sebab itu, kegiatan pengadaan tanah untuk kepentingan pembangunan memang harus mengambil tanah rakyat untuk dijadikan tanah negara melalui penggantian kerugian. Sayangnya seringkali pengadaan tanah untuk kepentingan pembangunan belum sepenuhnya berpihak kepada rakyat pemilik tanah. Dalam banyak kasus sudah sering muncul masyarakat yang terkena dampak dari pengadaan tanah menjadi korban. Hal tersebut dikarenakan kurang terpenuhinya prinsip keadilan, kemanfaatan dan kepastian dalam pengadaan tanah untuk pembangunan, khususnya dalam proses perolehan tanah. Konsep dari tanah sebagai pembangunan nasional diartikan pembangunan Nasional yang dilaksanakan dalam rangka memenuhi amanat Pembukaan UUD 45, kegiatan Pembangunan Nasional itu salah satunya adalah pembangunan untuk kepentingan umum. Pembangunan untuk kepentingan umum diperlukan seiring dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk. Sehingga dibutuhkan penambahan berbagai fasilitas umum seperti : jaringan/transportasi, fasilitas pendidikan, peribadatan, sarana olah raga, fasilitas komunikasi, fasilitas keselamatan umum dan sebagainya. Pembangunan fasilitas-fasilitas umum seperti tersebut, memerlukan tanah sebagai wadahnya. Dalam hal persediaan tanah masih luas, pembangunan fasilitas
  • 7. umum tersebut tidak menemui masalah. Tetapi persoalannya tanah merupakan sumberdaya alam yang sifatnya terbatas, dan tidak pernah bertambah luasnya. 2.2 Pembangunan Wilayah Pembangunan wilayah adalah upaya mencapai pembangunan berimbang (balance development). Isu pembangunan wilayah atau daerah berimbang yaitu tidak mengharuskan adanya kesamaan tingkat pembangunan antar daerah (equally developed), juga tidak menuntut pencapaian tingkat industrialisasi wilayah atau daerah yang seragam, juga bentuk-bentuk keseragaman pola dan struktur ekonomi daerah, atau juga tingkat pemenuhan kebutuhan dasar (self sufficiency) setiap wilayah atau daerah. Pembangunan yang berimbang adalah terpenuhinya potensi - potensi pembangunan sesuai dengan kapasitas pembangunan setiap wilayah atau daerah yang beragam (Murry, 2000). Dalam proses pembangunan ekonomi nasional, tidak terlepas dari pembangunan ekonomi daerah atau regional. Pembangunan ekonomi daerah adalah proses yang dilakukan oleh pemerintah daerah dalam mengelola sumberdaya yang ada dan membentuk pola kemitraan pemerintah daerah dan sektor swasta dalam menciptakan lapangan kerja baru dan perangsang pertumbuhan ekonomi dalam wilayah tersebut. Pertumbuhan ekonomi daerah dipengaruhi oleh keunggulan komparatif suatu daerah, spesialisasi wilayah, serta potensi ekonomi yang dimiliki oleh daerah tersebut (Arsyad, 1999). Istilah pola keruangan erat kaitannya dengan istilah-istilah seperti pemusatan, penyebaran, pencampuran dan keterkaitan, serta posisi atau lokasi dan lain-lain. Istilah pola pemanfaatan ruang berkaitan dengan aspek-aspek distribusi spasial sumberdaya dan aktivitas pemanfatannya menurut lokasi, setiap jenis aktivitas menyebar dengan luas yang berbeda-beda dan tingkat penyebaran yang berbeda- beda pula. Dalam cara pandang yang lain, sumberdaya dan aktivitas manusia yang memanfaatkannya terkonsentrasi dengan tingkat yang berbeda- beda. Secara formal, ekspresi pola pemanfaatan ruang umumnya digambarkan dalam berbagai bentuk peta (Ernan Rustiadi, Sunsun Saefulhakim, Dyah R. 2009). Pengembangan wilayah memandang pentingnya keterpaduan sektoral, spasial, serta keterpaduan antar pelaku (institutions) pembangunan di dalam dan antar wilayah. Keterpaduan sektoral menuntut adanya keterkaitan fungsional yang
  • 8. sinergis antar sektor pembangunan, sehingga setiap kegiatan pembangunan dalam kelembagaan sektoral dilaksanakan dalam kerangka pembangunan wilayah. Wilayah yang berkembang ditunjukkan oleh adanya keterkaitan anatara sektor ekonomi wilayah, dalam arti terjadi transfer input dan output barang dan jasa antar sektor yang sangat dinamis (Ernan Rustiadi,Sunsun Saefulhakim dan Dyah R. 2009) 2.3 Pengadaan Tanah Berikut adalah beberapa pengertian mengenai pengadaan tanah : 1. Pengertian Pengadaan Tanah Menurut Keppres No. 55 Tahun 1993 : Pasal 1 : “Pengadaan tanah adalah setiap kegiatan untuk mendapatkan tanah dengan cara memberikan ganti kerugian kepada orang yang berhak atas tanah tersebut”. 2. Pengertian Pengadaan Tanah Menurut Perpres No. 36 Tahun 2005 : Pasal 1 angka (3) : “Pengadaan tanah adalah setiap kegiatan untuk mendapatkan tanah dengan cara memberikan ganti rugi kepada orang yang melepaskan atau menyerahkan tanah, bangunan, tanaman dan benda-benda yang berkaitan dengan tanah atau dengan pencabutan hak atas tanah”. 3. Pengertian Pengadaan Tanah Menurut Perpres No. 71 Tahun 2012 : Pasal 1 angka (2) : Pengadaan tanah adalah kegiatan menyediakan tanah dengan cara memberi Ganti Kerugian yang layak dan adil kepada Pihak yang Berkaitan”. Pengadaan Tanah adalah perbuatan pemerintah untuk memperoleh tanah untuk berbagai kepentingan pembangunan, khususnya bagi kepentingan umum. Pada prinsipnya pengadaan tanah dilakukan dengan cara musyawarah antara pihak yang memerlukan tanah dan pemenang hak atas tanah yang tanahnya diperlukan untuk kegiataan pembangunan. 2.4 Landasan Hukum Pengadaan Tanah Berikut adalah landasan hukum terkait pengadaan tanah : 1. Undang-undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria dalam Pasal 12 ayat (2) memberikan pengertian lebih lanjut tentang arti hak menguasai oleh negara, yaitu memberikan kuasa kepada negara sebagai berikut:
  • 9. 1) Mengatur dan menyelenggarakan peruntukan, penggunaan, persediaan, dan pemeliharaan, bumi, air dan ruang angkasa. 2) Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang- orang dengan bumi, air dan ruang angkasa. 3) Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara manusia dan perbuata-perbuatan hukum mengenai bumi, air, dan ruang angkasa. 2. Undang-undang No. 20 Tahun 1961 tentang Pencabutan Hak-hak Atas Tanah dan Benda-benda yang Ada diatasnya. Undang-undang ini merupakan induk dari semua peraturan yang mengatur tentang pencabutan atau pengambilan hak atas tanah yang berlaku hingga sekarang. 3. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1973, merupakan peraturan pelaksanaan dari ketentuan Pasal 8 Undang-undang N0. 20 Tahun 1961 tentang Acara Penetapan Ganti Kerugian oleh Pengadilan Tinggi sehubungan dengan Pencabutan Hak-hak Atas Tanda dan Benda-benda yang ada di Atasnya. 4. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 1973, mengatur tentang Pedoman Pelaksanaan Pencabutan Hak-hak Atas Tanah dan Benda-benda yang Ada di Atasnya adalah sebagai aturan pelaksanaan dari UU 20 Tahun 1961. Didalam konsiderans Instruksi Presiden ini disebutkan 2 hal, yaitu: 1) Pertama, pencabutan hak-hat atas tanah dan benda-benda diatasnya supaya hanya dilaksanakan benar-benar untuk kepentingan umum dan dilakukan dengan hati-hati serta dengan cara-cara yang adil dan bijaksana. 2) Kedua, dalam melaksanakan pencabutan hak-hak atas tanah dan benda-benda yang diatasnya supaya menggunakan pedoman-pedoman sebagaimana tercantum dalam lampiran instruksi presiden ini. 5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahu 1975, mengatur tentang Ketentuan-ketentuan Mengenai Tata Cara Pembebasan Tanah. Namun Permendagri ini telah dicabut oleh Keputusan Presiden No. 55 Tahun 1993 yang mengatur tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum.
  • 10. 6. Keputusan Presiden Nomor 55 Tahun 1993, pemerintah menerbitkan Kepres No. 55 Tahun 1993 tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum. Kepres ini bermaksud untuk menampung aspirasi masyarakat karena adanya dampak negatif dari Permendagri 1975, selain itu karen keberadaan Permendagri dianggap bertentangan dengan Pasal 2 UUPA dan Pasal 33 UUD 1945. 7. Pengadaan Tanah menurut Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005, Peraturan Presiden No. 36 Tahun 2005 ini merupakan pengganti Kepres No. 55 Tahun 1993. Faktor atau alasan diberlakukannya Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005, dapat dibaca dalam konsiderannya pada dasar pertimbangannya yaitu: 1) Pertama, bahwa dengan meningkatnya pembangunan untuk kepentingan umum yang memerlukan tanah, maka pengadaannya perlu dilakukan secara cepat dan transparan dnegan memerhatikan prinsip penghormatan terhadap hak-hak yang sah atas tanah; 2) Kedua, bahwa pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum seperti yang telah diatur dalam Keputusan Presiden NO. 55 Tahun 1993 sudah tidak sesuai sebagai landasan hukum dalam rangka melaksanakan pembangunan untuk kepentingan umum. 8. Pengadaan Tanah menurut Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2006, sebagai suatu peraturan yang relatif baru, maka perlu sekali dilakukan penelitian, sejauh mana perpres tersebut dilaksanakan dalam praktek . Proses pelaksanaan pengadaan tanah untuk pembangunan dan kepentingan umum. Sebagai ketentuan pelaksana Perpres pengadaan tanah ini, maka pada tanggal 21 Mei 2007 diterbitkan Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional (Ka. BPN) No. 3 Tahun 2007, tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Presiden No. 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum sebagai telah diubah dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 65 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum
  • 11. 9. Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum Dalam Undang-undang Nomor 2 Tahun 2012 yang mengatu tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum. Dengan diundangkannya Undang-undang tersebut maka pengaturan pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum mempunyai landasan hukum yang kuat karena diatur dalam sebuah Undang-undang. 2.5 Landasan Hukum Penggunaan dan Penguasaan Tanah Berikut landasan hukum terkait penggunaan dan penguasaan tanah : 1. Pasal 14 ayat (1) Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) Dengan mengingat ketentuan-ketentuan dalam Pasal 2 ayat (2) dan (3), Pasal 9 ayat (2) serta Pasal 10 ayat (1) dan (2), pemerintah dalam rangka sosialisme Indonesia, membuat suatu rencana umum mengenai persediaan, peruntukan dan penggunaan bumi, air dan ruang angkasa serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya: (a) untuk keperluan Negara; (b) untuk keperluan peribadatan dan keperluan-keperluan suci lainnya, sesuai dengan dasar Ketuhanan Yang Maha Esa; (c) untuk keperluan pusat-pusat kehidupan masyarakat, sosial, kebudayaan, dan lain- lain kesejahteraan; (d) untuk keperluan memperkembangkan produksi pertanian, peternakan, dan perikanan serta sejalan dengan itu; (e) untuk keperluan memperkembangkan industri, transmigrasi dan pertambangan. 2. Sejalan dengan ketentuan dalam Pasal 14 UUPA, dalam penjelasan Umum angka II poin 8 dinyatakan sebagai berikut: Akhirnya untuk mencapai apa yang menjadi cita-cita bangsa dan negara di atas dalam bidang agraria, perlu adanya suatu rencana (planning) mengenai peruntukkan, penggunaan dan persediaan bumi, air dan ruang angkasa untuk pelbagai kepentingan hidup rakyat dan negara: Rencana Umum (national planning) yang meliputi seluruh wilayah Indonesia, yang kemudian diperinci menjadi rencana-rencana khusus (regional planning) dari tiap-tiap daerah (pasal 14). Dengan adanya planning itu maka penggunaan tanah dapat dilakukan secara terpimpin dan teratur sehingga dapat membawa manfaat yang sebesar-besarnya bagi negara dan rakyat.
  • 12. 2.6 Hak Atas Tanah Dalam Pengadaan Tanah Terkait hak atas tanah dalam pengadaan tanah dibagi menjadi 2 yaitu : 1. Dominium adalah hak-hak kepemilikan tanah (individu, kolektif, maupun adat) yang diakui secara penuh (sacred) dan tidak dapat diganggu-gugat oleh siapapun (unviolated). 2. Empirium adalah Hak Pemerintah haknya untuk mengambil alih hak atas tanah demi keselamatan dan/atau kepentingan umum Pemerintah melalui mekanisme kompensasi yang layak.
  • 13. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Dari pembahasan makalah diatas didapat beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Pembangunan untuk kepentingan umum diperlukan seiring dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk. Sehingga dibutuhkan penambahan berbagai fasilitas umum seperti : jaringan/transportasi, fasilitas pendidikan, peribadatan, sarana olah raga, fasilitas komunikasi, fasilitas keselamatan umum dan sebagainya. 2. Pembangunan wilayah adalah upaya mencapai pembangunan berimbang (balance development). Isu pembangunan wilayah atau daerah berimbang yaitu tidak mengharuskan adanya kesamaan tingkat pembangunan antar daerah (equally developed), juga tidak menuntut pencapaian tingkat industrialisasi wilayah atau daerah yang seragam, juga bentuk-bentuk keseragaman pola dan struktur ekonomi daerah, atau juga tingkat pemenuhan kebutuhan dasar (self sufficiency) setiap wilayah atau daerah. 3. Prinsip pengadaan tanah dilakukan dengan cara musyawarah antara pihak yang memerlukan tanah dan pemenang hak atas tanah yang tanahnya diperlukan untuk kegiataan pembangunan. 4. Pengaturan hukum tentang pengadaan tanah untuk kepentingan umum di Indonesia telah mengalami proses perkembangan sejak unifikasi Undang- Undang Pokok Agraria Nomor 5 Tahun 1960. Pengadaan tanah untuk kepentingan umum dilakukan dengan cara pembebasan hak atas tanah yang diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 1975. 3.2 Saran Pengadaan tanah untuk kepentingan umum dengan mengambil tanah milik masyarakat umum sangat berkaitan erat dengan masalah Hak Asasi Manusia, maka seharusnya pengaturannya segera dimuat di dalam Undang-Undang. Lalu terkait pengadaan tanah dalam pembangunan wilayah sebaiknya lebih
  • 14. digencarkan lagi implementasinya dikarenakan sangat penting mengingat tujuan nya dibuat untuk kepentingan umum.
  • 15. DAFTAR PUSTAKA Ali Achmad Chomzah. 2004. Hukum Agraria ( Pertanahan ) Indonesia Jilid 1. Prestasi Pustaka Raya : Jakarta. Bahan Ajar Tata Guna Tanah Boedi Harsono. 2008. Hukum Agraria Indonesia (Sejarah Pembentukan UUPA, Isi dan Pelaksanaannya) Jilid 2. Djambatan : Jakarta. Erman Rajagukguk. 1995. Hukum Agraria, Pola Penguasaan Tanah Daerah Kebutuhan Hidup. Chandra Pratama : Jakarta. Erna Sri Wibawanti dan R.Murjiyanto. 2013. Hak Atas Tanah dan Peralihannya. Liberty : Yogyakarta. E.Utrecht, Moh.Saleh Djindang. 1989. Pengantar Dalam Hukum Indonesia, Pustaka Sinar Harapan. Cetakan Kesebelas : Jakarta. Yamin lubis dan Abd. Rahim Lubis. 2008. Hukum Pendaftaran Tanah. Mandar Maju : Bandung.