SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
Download to read offline
HALAMAN JUDU L
Kelompok 1
SEJARAH TIMBULNYA ALIRAN TEOLOGI ISLAM
DAN
DASAR-DASAR QUR’ANI
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas
Mata Kuliah : TEOLOGI ISLAM
Dosen Pengampu : SYAHMIDI, S.Th.I., M.Pd.I
Disusun oleh:
RISKA RAHMAWATI
NIM: 1801160055
YULIADI
NIM: 1801160096
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKA RAYA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
2018 M / 1440 H
ii
KATA PENGANTAR
‫حيم‬ّ‫الر‬ ‫محن‬ّ‫الر‬ ّ‫اّلل‬ ‫بسم‬
Puji syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT, atas berkat rahmat dan
hidayah-Nya sehingga dalam pembuatan makalah ini dapat terselesaikan
sebagaimana mestinya. Salam dan shalawat semoga tetap tercurah kepada
junjungan kita Rasulullah SAW, Kepada sahabat-sahabatnya dan Kepada umatnya
hingga akhir zaman.
Pertama-tama kami mengucapkan Terima Kasih kepada Dosen Pengampu,
SYAHMIDI, S.Th.I., M.Pd.I yang dengan kegigihan dan keikhlasnya
membimbing kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang
Alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul SEJARAH TIMBULNYA
ALIRAN TEOLOGI ISLAM DAN DASAR-DASAR QUR’ANI dan atas
kegigihan dan keikhlasan beliau lah kami bisa mengetahui sedikit demi sedikit
apa yang sebelumnya kami tidak ketahui. Juga tidak lupa teman-teman
seperjungan yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Makalah ini kami buat dengan sesederhana mungkin dan jika ada kesalahan
dalam penulisan makalah ini, kami berharap dan memohon kritik serta saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini kedepannnya. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amiin yaa rabal aalamin
Palangka Raya, Desember 2018
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................................i
KATA PENGANTAR ......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang ...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..............................................................................................3
C. Tujuan.................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................4
A. Sejarah Timbulnya Aliran Teologi Islam...........................................................4
B. Dasar-Dasar Qur‟ani...........................................................................................7
1. Definisi Ilmu Kalam .......................................................................................7
2. Sumber-Sumber Ilmu Kalam..........................................................................9
BAB III PENUTUP ........................................................................................................13
A. Kesimpulan.......................................................................................................13
B. Saran.................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................14
1
BAB I PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diantara faktor yang melatar belakangi munculnya Aliran Teologi Islam
adalah Persoalan Politik. Awal mula perpecahan bisa kita simak sejak kematian
Utsman bin Affan r.a. Ahli sejarah menggambarkan „Usman sebagai orang yang
lemah dan tak sanggup menentang ambisi keluarganya yang kaya dan
berpengaruh itu untuk menjadi gubernur. Tindakan-tindakan yang dijalankan
Usman ini mengakibatkan reaksi yang tidak menguntungkan bagi dirinya.1
Menurut segolongan kecil, Usman salah bahkan kafir dan pembunuhnya
berada dipihak yang benar, karena perbuatannya yang dianggap salah selama
menjadi khalifah. Sebaliknya pihak yang lain mengatakan bahwa pembunuhan
tersebut adalah kejahatan besar dan pembunuh-pembunuhnya adalah orang-orang
kafir, karena Usman adalah salah seorang prajurit islam yang setia. Penilaian yang
saling bertentangan kemudian menjadi fitnah dan peperangan yang terjadi
sewaktu Ali memegang pemerintahan.
Setelah Usman wafat Ali sebagai calon terkuat menjadi khalifah keempat.
Tetapi segera ia mendapat tantangan dari pemuka-pemuka yang ingin pula
menjadi khalifah, tantangan-tantangan tersebut diantaranya dari :
1. Talhah dan Zubeir dari Mekkah yang mendapat sokongan dari Aisyah.
Tantangan ini dapat dipatahkan Ali dalam pertempuran yang terjadi di Irak
tahun 656 M. Talhah dan Zubeir mati terbunuh dan Aisyah dikirim
kembali ke Mekkah.
2. Tantangan yang datang dari Mu‟awiyah, Gubernur Damaskus dan
keluarga dekat Usman. Ia menuntut Ali supaya menghukum pembunuh-
pembunuh Usman, bahkan ia menuduh bahwa Ali turut campur dalam soal
pembunuhan itu.
Dalam pertempuran yang terjadi antara dua golongan di Siffin, tentara Ali
mendesak tentara Mu‟awiyah sehingga yang tersebut akhir ini bersiap-siap untuk
1
Rosihan Anwar, Ilmu Kalam, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2009),hlm 39-40.
2
lari. Tetapi tangan kanan Mu‟awiyah Amr Ibn al-‟As yang terkenal sebagai orang
licik minta berdamai dengan mengangkat al-Quran keatas. Qurra‟ atau syi‟ah yang
ada dipihak Ali mendesak Ali untuk mnerima tawaran itu dan dicarilah
perdamaian dengan mengadakan arbitase. Sebagai pengantara diangkat dua orang,
yaitu Amr Ibn al-„As dari pihak Mu‟awiyah dan Abu Musa al-Asy‟ari dari pihak
Ali. Dalam pertemuan mereka, kelicikan Amr mengalahkan perasaan takwa Abu
Musa. Sejarah mengatakan bahwa keduanya terdapat pemufakatan untuk
menjatuhkan kedua pemuka yang bertentangan, Ali dan Mu‟awiyah. Tradisi
menyebutkan bahwa Abu Musa terlebih dahulu mengumumkan kepada orang
ramai putusan menjatuhkan kedua pemuka yang bertentangan itu. Berlainan
dengan apa yang telah disetujui, Amr mengumumkan hanya menyutujui
penjatuhan Ali yang telah di umumkan Abu Musa, tetapi menolak penjatuhan
Mu‟awiyah. Peritiwa ini merugikan bagi Ali dan menguntungkan bagi
Mu‟awiyah. Khalifah yang sebenarnya adalah Ali, sedangkan Mu‟awiyah
kedudukannya tak lebih dari Gubernur daerah yang tak mau tunduk kepada Ali
sebagai khalifah. Dengan adanya arbitase ini kedudukannya telah naik menjadi
khalifah yang tidak resmi.2
Sikap Ali yang menerima dan mengadakan arbitase ini, sungguhpun dalam
keadaan terpaksa, tidak disetujui oleh sebagian tentaranya. Mereka berpendapat
bahwa hal serupa itu tidak dapat diputuskan oleh arbitase manusia. Putusan hanya
datang dari Allah dengan kembali kepada hukum-hukum yang ada dalam al-
Quran. La hukma illa lillah (tidak ada hukum selain hukum dari Allah) atau la
hakama illa Allah (Tidak ada pengantar selain dari hukum Allah), menjadi
semboyan mereka. Mereka memandang Ali telah berbuat salah, oleh karena itu
mereka meninggalkan barisannya. Golongan mereka inilah dalam sejarah islam
terkenal dengan nama al-Khawarij, yaitu orang yang keluar dan memisahkan diri.
Persoalan-persoalan politik yang terjadi ini akhirnya menimbulkan
persoalan teologi. Timbullah persoalan siapa yang kafir dan siapa yang bukan
kafir. Khawarij menganggap Ali, Mu‟awiyah, Amr Ibn al-As, Abu Musa al-
Asy‟ari dan lain-lain yang telah menerima arbitase adalah kafir. Karena keempat
2
Abdur Rozak dan Rosihan Anwar. Ilmu Kalam, (Bandung: Pustaka Setia, 2006), hlm. 1.
3
pemuka ini dianggap kafir dalam arti telah keluar dari islam, kaum Khawarij
menganggap mereka harus dibunuh.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah timbulnya Aliran Teologi Islam ?
2. Bagaimana Dasar-Dasar Qur‟ani ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Sejarah timbulnya Aliran Teologi Islam.
2. Untuk mengetahui Dasar-Dasar Qur‟ani.
4
BAB II PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Sejarah Timbulnya Aliran Teologi Islam
Sejarah mengatakan bahwa setalah wafatnya Nabi Abu Bakar lah yang
disetujui oleh masyarakat islam di waktu itu untuk menjadi penggati atau khalifah
Nabi dalam mengepalai Madinah. Kemudian Abu Bakar digantikan oleh Umar
Ibn Khattab dan kemudian digantikan oleh Usman Ibn „Affan. Usman termasuk
dalam golongan pedagang Quraisy yang kaya. Kaum keluarganya terdiri dari
orang ariskorat Mekkah yang karena pengalaman dagang mereka, mempunyai
pengetahuan tentang administrasi. Pengetahuan mereka ini bermanfaat dalam
memimpin administrasi daerah-daerah di luar semenanjung Arabia yg bertambah
banyak dan masuk dalam kekuasaan islam. Ahli sejarah menggambarkan „Usman
sebagai orang yang lemah dan tak sanggup menentang ambisi kaum keluarganya
yang kaya dan berpengaruh itu. Ia mengangkat mereka menjadi gubernur di daerah
yang tunduk kepada kekuasaan islam. Sedangkan gubernur-gubernur yang
diangkat oleh Umar Ibn al- Khattab, khalifah yang terkenal sebagai orang kuat
dan tak memikirkan kepentingan keluarganya, dijatuhkan oleh Usman.
Tindakan-tindakan politik yang dijalankan Usman ini menimbulkan reaksi
yang tidak menguntungkan bagi dirinya, Sahabat-sahabat Nabi yang pada
mulanya menyokong Usman ketika melihat tindakan yang kurang tepat itu, mulai
meninggalkan khalifah yang ke tiga ini. Perkembangan suasana di Madinah
selanjutnya membawa pada pembunuhan Usman oleh pemuka-pemuka
pemberontak dari Mesir. Setelah Usman wafat Ali menjadi calon khalifah yang
keempat. Segera mendapatkan tantangan dari pemuka-pemuka yang ingin pula
menjadi khalifah. Tantangan pertama datang dari Zubayr dan alhah di Mekah,
yang memperoleh dukungan dari Aisyah isteri Rasulullah. Tantangan dari tiga
pemuka ini dapat dipatahkan oleh Ali dalam pertempuran di Idlak pada tahun 656
M „Alhah dan Zubayr mati terbunuh sedangkan Aisyah di antar kembali ke
Mekkah.
Tantangan lain yang lebih dahsyat lagi datang dari pihak Mu‟awiyah,
gubernur Damaskus mendapat dukungan dari keluarga Usman, menuntut Ali
5
untuk menghukum pembunuh-pembunuh Usman, bahkan menuduh Ali turut
campur dalam pembunuhan itu. Salah seorang pemuka pemberontak datang dari
Madinah yang membunuh Usman adalah anak angkat dari Ali bin Abi Thalib,
yaitu Muhammad ibn Abi Bakar dan ternyata pula Ali tidak menghukum anak
angkatnya tersebut malah kemudian mengangkatnya menjadi Gubernur Mesir.
Dalam pertempuran yang terjadi antara kedua golongan ini di Shiffin,
tentara Ali dapat mendesak tentara Muawiyah tersebut bersedia untuk lari. Amr
ibn Al-Ash yang terkenal licik merupakan tangan kanan Mu‟awiyah, minta
berdamai dengan pihak Ali dengan mengangkat Al- Qur‟an ke atas. Dalam
perundingan perdamaian yang disebut tahkim (arbitrase) itu, pihak Ali diwakili
oleh Abu Musa Al-Asy‟ari seorang moralis berhadapan dengan Amr ibn Al-Ash
yang mewakili pihak Mu‟awiyah, mengalahkan perasaan takwa Abu Musa.
Sejarah mengatakan antara keduanya terdapat pemufakatan untuk
menjatuhkan kedua pemuka yang bertentangan, Ali dan Mu‟awiyah. Tradisi
menyebut bahwa Abu Musa al-Asy‟ari, sebagai yang tertua, terlebih dahulu
mengumumkan kepada orang ramai putusan menjatuhkan kedua pemuka yang
bertentangan itu. Berlainan dengan apa yang telah disetujui, Amr Ibn al-As,
mengumumkan hanya menyetujui penjatuhan Ali yang telah diumumkan Abu
Musa tetapi menolak penjatuhan Muawiyah.
Sebagian pengikut „Ali, yang sejak semula tidak menyetujui diadakan
tahkim, apa lagi terbukti tahkim itu tidak menguntungkan mereka, mereka
memandang Ali telah melakukan penyimpangan dari hukum Allah. Mereka
menganggap perselisihan itu tidak dapat diputuskan lewat tahkim buatan manusia.
Putusan hendaknya dari Allah, dengan kembali kepada hukum-hukum yang ada
dalam al-Qur'an. Karena itu, mereka keluar dari barisan Ali bahkan kemudian
menjadi musuh Ali, Dari sikap mereka yang demikian itulah mereka disebut kaum
Al-Khawarij yakni golongan yang memisahkan dari kesatuannya.
Dari latar belakang itu, timbullah konsep dosa besar yang diadakan oleh
kaum khawarij. Mereka memandang bahwa tahkim itu sebagai suatu dosa besar.
Karena itu, Ali bersama orang yang terlibat dalam tahkim, yaitu Mu‟awiyah, Amr
ibn Al-Ash, Abu Musa Al-Asy‟ari adalah pelaku dosa besar. Menurut mereka
6
lebih dari itu, bagi kaum khawarij orang-orang tersebut telah menjadi kafir murtad
karena melakukan tahkim di luar ketentuan hukum Allah.
Untuk memperkuat alasan mereka, kaum Khawarij mengemukakan ayat al-
Qur'an. Al-Ma‟idah : 44
َ‫و‬ ‫وا‬ُ‫اد‬َ‫ه‬ َ‫ين‬ِ‫ذ‬‫ا‬‫ل‬ِ‫ل‬ ‫وا‬ُ‫م‬َ‫ل‬ْ‫َس‬‫أ‬ َ‫ين‬ِ‫ذ‬‫ا‬‫ل‬‫ا‬ َ‫ن‬‫و‬ُّ‫ي‬ِ‫ب‬‫ا‬‫ن‬‫ال‬ ‫ا‬َ
ِ‫ِب‬ ُ‫م‬ُ‫ك‬َْ‫َي‬ ۚ ٌ‫ور‬ُ‫ن‬َ‫و‬ ‫ى‬ً‫د‬ُ‫ه‬ ‫ا‬َ‫يه‬ِ‫ف‬ َ‫ة‬‫ا‬َ‫ر‬ْ‫او‬‫الت‬ ‫ا‬َ‫ْن‬‫ل‬َ‫ز‬ْ‫َن‬‫أ‬ ‫ا‬‫َّن‬ِ‫إ‬َ‫ن‬‫و‬ُّ‫ي‬ِ‫ن‬‫ا‬َّ‫ا‬‫ر‬‫ال‬
ۚ َ‫اء‬َ‫د‬َ‫ه‬ُ‫ش‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫وا‬ُ‫ن‬‫ا‬َ‫ك‬َ‫و‬ ِ‫ا‬‫اّلل‬ ِ‫اب‬َ‫ت‬ِ‫ك‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫وا‬ُ‫ظ‬ِ‫ف‬ْ‫ح‬ُ‫ت‬ْ‫اس‬ ‫ا‬َِ‫ِب‬ ُ‫ار‬َ‫ب‬ْ‫َح‬ْ‫اْل‬َ‫و‬َ‫َل‬َ‫و‬ ِ‫ن‬ْ‫و‬َ‫ش‬ْ‫خ‬‫ا‬َ‫و‬ َ‫ااس‬‫ن‬‫ال‬ ‫ا‬ُ‫و‬َ‫ش‬َْ‫َت‬ َ‫َل‬َ‫ف‬
َ‫ن‬‫و‬ُ‫ر‬ِ‫اف‬َ‫ك‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُ‫م‬ُ‫ه‬ َ‫ك‬ِ‫ئ‬ََٰ‫ل‬‫ُو‬‫أ‬َ‫ف‬ ُ‫ا‬‫اّلل‬ َ‫ل‬َ‫ز‬ْ‫َن‬‫أ‬ ‫ا‬َِ‫ِب‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َْ‫َي‬ َْ‫َل‬ ْ‫ن‬َ‫م‬َ‫و‬ ۚ ً‫يَل‬ِ‫ل‬َ‫ق‬ ‫ا‬ً‫ن‬ََ‫َث‬ ِ‫ِت‬َ‫َي‬ِ‫ِب‬ ‫وا‬ُ‫ر‬َ‫ت‬ْ‫ش‬َ‫ت‬
Persoalan-persoalan yang terjadi dalam lapangan politik sebagai
digambarkan di atas inilah yang akhirnya membawa kepada timbulnya persoalan-
persoalan teologi. Timbullah persoalan siapa yang kafir dan siapa yang masih
tetap dalam islam. Khawarij memandang bahwa Ali, Muawiyah, Amr Ibn al-As,
Abu Musa al-Asy‟ari dan yang lain-lain yang menerima arbitrase adalah kafir.
Lambat laun kaum Khawarij pecah menjadi beberapa sekte. Konsep kafir
turut pula mengalami perubahan. Yang dipandang kafir bukan lagi hanya orang
yang tidak menentukan hukum dengan Al-Qur‟an, akan tetapi orang yang berbuat
dosa besar, yaitu murtakib kaba’ir atau capital sinners, juga dipandang
kafir.Persoalan orang berbuat dosa inilah kemudian yang mempunyai pengaruh
besar dalam pertumbuhan teologi selanjutnya dalam islam. Persoalnnya adalah:
masikah ia bisa dipandang orang mukmin ataukah ia sudah menjadi kafir karena
berbuat dosa sebesar itu?
Persoalan ini menimbulkan tiga aliran teologi dalam islam. Pertama aliran
Khawarij yang mengatakan bahwa orang berdosa besar adalah kafir, oleh karena
itu wajib dibunuh. Aliran kedua ialah Mur‟jiah yang menegaskan bahwa orang
yang berbuat dosa tetap mukmin dan bukan kafir. Adapun soal dosa yang
dilakukannya, terserah kepada Allah SWT untuk mengampuni atau tidak
mengampuninya.
Kaum Mu‟tazilah sebagai aliran ketiga tidak menerima pendapat- pendapat
di atas. Bagi mereka orang berdosa yang besar bukan kafir, tetapi bukan pula
7
mukmin, yang dalam bahasa Arabnya terkenal dengan istilah al-manzilah bain al-
manzilatain (posisi diantara dua posisi).
Dalam pada itu timbul pula dalam Islam dua aliran dalam teologi yang
terkenal dengan nama al-qadariah dan al-jabariah. Menurut qadariah manusia
memiliki kemerdekaan dalam bentuk kehendak dan perbuatannya (free will dan
free act) Sedangkan Jabariah sebaliknya, manusia dalam segala tingkahlakunya
bertindak dengan paksaan tuhan. Segala gerak-gerikn manusia ditentukan oleh
tuhan (predestinationatau fatalism).
Dengan demikian aliran-aliran teologi penting yang timbul dalam Islam
ialah aliran Khawarij, Murjiah, Mu‟tazilah, Asy‟ariah dan Maturidiah. Aliran
Khawarij, Murjiah, Mu‟tazilah tak mempunyai wujud kecuali dalam sejarah.
Denga masuknya kembali paham rasionalisme ke dunia islam, yang kalau dahulu
masuknya itu melalui kebudayaan yunani kelasik akan tetapi sekarang melalui
kebudayaan Barat Modern, maka ajaran-ajaran Mu‟tazilah mulai timbul kembali,
terutama sekali dikalangan kaum intelegensi islam yang mendapat pendidikan
barat.3
B. Dasar-Dasar Qur’ani
1. Definisi Ilmu Kalam
Kalam menurut bahasa ialah ilmu yang membicarakan/ membahas tentang
masalah ketuhanan/ketauhidan. Ilmu kalam adalah ilmu yang membicarakan
tentang wujud Tuhan (Allah), sifat-sifat yang mesti ada pada-Nya, sifat-sifat yang
tidak ada pada-Nya dan sifat-sifat yang mungkin ada pada-Nya dan
membicarakan tentang Rasul-Rasul Tuhan, untuk menetapkan kerasulannya dan
mengetahui sifat-sifat yang mesti ada padanya, sifat-sifat yang tidak mungkin ada
padanya, dan sifa-sifat yang terdapat padanya.
Ibnu khaldun mengatakan Ilmu kalam ialah ilmu yang berisi alasan-alasan
mempertahankan kepercayaan-kepercayaan iman dengan menggunakan dalil-dalil
pikiran dan berisi bantahan terhadap orang-orang yang menyeleweng dari
kepercayaan-kepercayaan aliran golongan Salaf dan Ahli sunah. Masih ada
definisi lainnya akan tetapi kesemuanya itu berkisar pada persoalan kepercayaan
3
Harun Nasution,Teologi Islam(Jakarta: UI Press 2007), hlm.3.
8
diatas dan cara menguraikan kepercayaan-kepercayaan itu, yaitu kepercayaan
tentang Tuhan dan sifat-sifat-Nya,tentang rasul-rasul dan sifat-sifatnya dan
kebenaran keutusannya, demikian pula tentang kebenaran kabar yang dibawa
Rasul itu, sekitar alam gaib, seperti akhirat dan seisinya.4
Jadi dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ilmu kalam membahas
tentang masalah ketuhanan serta berbagai masalah yang berkaitan dengannya
berdasarkan dalill-dalil yang meyakinkan. Ilmu kalam dinamakan ilmu kalam
karena :
1. Persoalan penting yang menjadi pembicaraan pada abad-abad
permulaan Hijriah ialah ”firman Tuhan“ (Kalam Allah) dan non
azalinya Quran (Khalq Al Quran).
2. Dasar ilmu kalam ialah dalil-dalil pikiran dan pengaruh dalil ini
nampak jelas dalam pembicaraan para mutakalimin. Mereka jarang
kembali keparda dalil naqli (Quran dan Hadis), kecuali sesudah
menetapkan benarnya pokok persoalan lebih dahulu.
3. Karena cara pembuktian kepercayaan-kepercayan agama menyerupai
logika dalam filsafat, maka pembuktian dalam agama ini dinamakan
ilmu kalam untuk membedakannya dengan logika dalam filsafat.5
Ilmu kalam biasa disebut dengan beberapa nama antara lain : ilmu
ushuluddin, ilmu tauhid, fiqh al-akbar, dan teologi Islam. Disebut Ilmu
Ushuluddin karena ilmu ini membahas pokok-pokok agama (ushuluddin). Disebut
ilmu Tauhid karena ilmu ini membahas keesaan Allah SWT. Didalamnya dikaji
pula tentang asma‟(nama-nama) dan af‟al (perbuatan-perbuatan) Allah yang
wajib, mustahil dan jai‟iz, juga sifat yang wajib, mustahil, dan jai‟iz, bagi Rasul-
Nya. Ilmu Tauhid sendiri sebenarnya membahas keesaan Allah SWT, dan hal-hal
yang berkaitan dengan-Nya. Secara objektif, ilmu kalam sama dengan ilmu tauhid,
tetapi argumentasi ilmu kalam lebih dikonsentrasikan pada penguasaan logika.
Oleh sebab itu, sebagian teolog membedakan antara ilmu kalam dan ilmu tauhid.
4
Ahmad Hanafi, Teologi Islam (Jakarta: PT Bulan Bintang: 2001),hlm. 3
5
Ibid, hlm. 4-5.
9
kalam ini menyerupai ilmu Teologi bagi orang-orang Masehi. Ahli ilmu
kalam disebut Mutakalimin. Golongan ini bisa dianggap sebagai golongan yang
berdiri sendiri yang menggunakan akal pikiran (alasan-alasan pikiran) dalam
memahami nas-nas (teks-teks) agama dan mempertahankan kepercayaan-
kepercayaanya. Mereka berbeda dangan golongan Hambali yang berpegangan
teguh pada kepercayaan-kepercayaan orang Salaf. Berbeda juga dengan orang
tasawuf yang mendasarkan pengetahuannya (ilmunya makrifah) kepada
pengalaman batin dan renungan atau kasyf (terbuka dengan sendirinya).
Mutakalimin juga berbeda dengan golongan filosof yang mengambil alih
pemikiran-pemiikiran filsafat yunani dan yang menganggap bahwa filsafat itu
benar-benar seluruhnya. Juga mereka berbeda dengan golongan Syiah Ta‟limiyyah
yang mengatakan bahwa dasar utama untuk ilmu, bukan yag didapati akal, bukan
pula yang didapati dari dalil naqal (quran dan hadis), tetapi didapati dari imam-
imam mereka yang suci (maksum).6
2. Sumber-Sumber Ilmu Kalam
1) Al-Quran
Al-Quran adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
SAW yang ditulis dalam mushaf, berbahasa Arab, dinukilkan kepada kita dengan
jalan-jalan mutawatir, diawali dengan surah Al-Fatihah, diakhiri dengan surah An-
Nas dan membacanya merupakan ibadah. Alquran menjelaskan rambu-rambu
masalah aqidah secara rinci namun masalah ibadah dan hak-hak antar sesama
dengan cara garis besar.7
Dalam syariat islam Alquran adalah undang-undang
dalam menetapkan hukum sosial. Ia sebagai tuntunan Nabi dan pengikutnya,
karenanya ia sebagai sumber utama dan pertama. Sebagai sumber ilmu kalam, Al-
Quran banyak menyinggung hal yang berkaitan dengan masalah ketuhanan,
diantaranya adalah :
 Q.S Al-Ikhlas : 3-4
* ْ‫د‬َ‫ل‬‫و‬ُ‫ي‬ َْ‫َل‬َ‫و‬ ْ‫د‬ِ‫ل‬َ‫ي‬ َْ‫َل‬
6
Ibid, hlm. 5-6
7
Muhammad Abduh, Risalah Tauhid, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), hlm. 36.
10
* ٌ‫د‬َ‫َح‬‫أ‬ ‫ا‬ً‫و‬ُ‫ف‬ُ‫ك‬ُ‫ه‬َ‫ل‬ ْ‫ن‬ُ‫ك‬َ‫ي‬ َْ‫َل‬َ‫و‬
Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan tidak beranak dan tidak pula diperanakkan,
serta tidak ada sesuatupun didunia ini yang tampak sekutu dan sejajar dengan-
Nya.
 Q.S Asy-Syura : 7
ِ‫ع‬ْ‫م‬َْ‫ْل‬‫ا‬ َ‫م‬ْ‫و‬َ‫ي‬ َ‫ر‬ِ‫ذ‬ْ‫ن‬ُ‫ت‬َ‫و‬ ‫ا‬ََ‫َل‬ْ‫و‬َ‫ح‬ ْ‫ن‬َ‫م‬َ‫و‬ َٰ‫ى‬َ‫ر‬ُ‫ق‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ا‬‫م‬ُ‫أ‬ َ‫ر‬ِ‫ذ‬ْ‫ن‬ُ‫ت‬ِ‫ل‬ ‫ا‬ًّ‫ي‬ِ‫ب‬َ‫ر‬َ‫ع‬ ً‫آَّن‬ْ‫ر‬ُ‫ق‬ َ‫ك‬ْ‫ي‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ ‫ا‬َ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ح‬ْ‫َو‬‫أ‬ َ‫ك‬ِ‫ل‬ََٰ‫ذ‬َ‫ك‬َ‫و‬َ‫َل‬َ‫ب‬ْ‫ي‬َ‫ر‬ۚ ِ‫يه‬ِ‫ف‬
ِ‫ي‬ِ‫ع‬‫ا‬‫س‬‫ال‬ ِ‫ِف‬ ٌ‫ق‬‫ي‬ِ‫ر‬َ‫ف‬َ‫و‬ ِ‫اة‬‫ن‬َْ‫ْل‬‫ا‬ ِ‫ِف‬ ٌ‫ق‬‫ي‬ِ‫ر‬َ‫ف‬
Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan tidak menyerupai apapun didunia ini, ia
Maha mendengar dan Maha mengetahui.
 Q.S Al-Furqan :59
ُ‫ن‬ََْٰ‫مح‬‫ا‬‫ر‬‫ال‬ ۚ ِ‫ش‬ْ‫ر‬َ‫ْع‬‫ل‬‫ا‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َٰ‫ى‬َ‫و‬َ‫ت‬ْ‫اس‬ ‫ُا‬‫ُث‬ ٍ‫م‬‫ا‬‫ََي‬‫أ‬ ِ‫اة‬‫ت‬ِ‫س‬ ِ‫ِف‬ ‫ا‬َ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫و‬ َ‫ض‬ْ‫َر‬ْ‫اْل‬َ‫و‬ ِ‫ات‬َ‫او‬َ‫م‬‫ا‬‫س‬‫ال‬ َ‫ق‬َ‫ل‬َ‫خ‬ ‫ي‬ِ‫ذ‬‫ا‬‫ل‬‫ا‬ْ‫َل‬‫أ‬ْ‫اس‬َ‫ف‬
‫ا‬ً‫ي‬ِ‫ب‬َ‫خ‬ ِ‫ه‬ِ‫ب‬
Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan yang Maha penyayang bertahta diatas “Arsy“
Ia pencipta langit, bumi dan semua yang ada diantara keduanya.
 Q.S Al-Fath : 10
َ‫ث‬َ‫ك‬َ‫ن‬ ْ‫ن‬َ‫م‬َ‫ف‬ ۚ ْ‫م‬ِ‫ه‬‫ي‬ِ‫د‬ْ‫َي‬‫أ‬ َ‫ق‬ْ‫و‬َ‫ف‬ ِ‫ا‬‫اّلل‬ ُ‫د‬َ‫ي‬ َ‫ا‬‫اّلل‬ َ‫ن‬‫و‬ُ‫ع‬ِ‫ي‬‫ا‬َ‫ب‬ُ‫ي‬ ‫ا‬َ‫ا‬‫َّن‬ِ‫إ‬ َ‫ك‬َ‫ن‬‫و‬ُ‫ع‬ِ‫ي‬‫ا‬َ‫ب‬ُ‫ي‬ َ‫ين‬ِ‫ذ‬‫ا‬‫ل‬‫ا‬ ‫ا‬‫ن‬ِ‫إ‬ۖ ِ‫ه‬ِ‫س‬ْ‫ف‬َ‫ن‬ َٰ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫ث‬ُ‫ك‬ْ‫ن‬َ‫ي‬ ‫ا‬َ‫ا‬‫َّن‬ِ‫إ‬َ‫ف‬
‫ا‬ً‫يم‬ِ‫ظ‬َ‫ع‬ ‫ا‬ً‫ر‬ْ‫َج‬‫أ‬ ِ‫يه‬ِ‫ت‬ْ‫ؤ‬ُ‫ي‬َ‫س‬َ‫ف‬ َ‫ا‬‫اّلل‬ ُ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫د‬َ‫اه‬َ‫ع‬ ‫ا‬َِ‫ِب‬ ََٰ‫َف‬ْ‫َو‬‫أ‬ ْ‫ن‬َ‫م‬َ‫و‬
Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan mempunyai “tangan“ yang selalu berada
diatas tangan orang-orang yang melakukan sesuatu selama mereka berpegang
teguh dengan jalan Allah.
 Q.S An-Nisa : 125
َ‫ذ‬َ‫ا‬‫اَت‬َ‫و‬ ۗ ‫ا‬ً‫ف‬‫ي‬ِ‫ن‬َ‫ح‬ َ‫يم‬ِ‫اه‬َ‫ر‬ْ‫ب‬ِ‫إ‬ َ‫ة‬‫ا‬‫ل‬ِ‫م‬ َ‫ع‬َ‫ب‬‫ا‬‫ات‬َ‫و‬ ٌ‫ن‬ِ‫س‬ُْ‫ُم‬ َ‫و‬ُ‫ه‬َ‫و‬ ِ‫ا‬ِ‫ّلل‬ ُ‫ه‬َ‫ه‬ْ‫ج‬َ‫و‬ َ‫م‬َ‫ل‬ْ‫َس‬‫أ‬ ْ‫ن‬‫ا‬ِ‫ِم‬ ‫ا‬ً‫ين‬ِ‫د‬ ُ‫ن‬َ‫س‬ْ‫َح‬‫أ‬ ْ‫ن‬َ‫م‬َ‫و‬َ‫يم‬ِ‫اه‬َ‫ر‬ْ‫ب‬ِ‫إ‬ ُ‫ا‬‫اّلل‬
ً‫يَل‬ِ‫ل‬َ‫خ‬
11
Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan menurunkan aturan berupa agama, seseorang
dikatakan telah melaksanakan agama apabila melaksanakannya dengan ikhlas
karena Allah.
2) Hadits
Hadis adalah apa-apa yang datang dari Nabi berupa perkataan, perbuatan,
persetujuan, sifat-sifat beliau baik sifat jasmani atau sifat-sifat akhlak. Hadis atau
sunah merupakan sumber syari‟at Islam setelah Al-Quran. Hadis juga merupakan
sumber hukum independent (mustaqil) yang tidak ada hukumnya dalam Al-Quran,
contoh hadis yang kemudian dipahami sebagian ulama sebagai prediksi Nabi
mengenai kemunculan berbagai golongan dalam ilmu kalam. “Hadis yang
diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. ia mengatakan bahwa Rasulullah bersabda :
“orang-orang Yahudi akan terpecah menjadi tujuh puluh dua golongan. Dan
umatku akan pecah menjadi tujuh puluh golongan”. “Hadis yang diriwayatkan
dari Abdullah bin Umar : ia mengatakan bahwa Rasulullah bersabda : “akan
menimpa umatku apa yang pernah menimpa Bani Israil telah terpecah belah
menjadi 7 golongan dan umatku akan terpecah belah menjadi 73 golongan.
Semuanya akan masuk neraka,, kecuali satu golongansaja, siapa mereka itu wahai
Rasulullah? tanya para sahabat, Rasulullah menjawab “mereka adalah yang
mengikuti jejakku dan sahabat-sahabatku“.
Syekh Abdul Qadir mengomentari bahwa hadis yang berkaitan dengan
masalah faksi umat ini yang nerupakan salah satu kajian ilmu kalam mempunyai
sanad yang banyak. Keberadaan hadis yang berkaitan dengan perpecahan umat
seperti diatas, pada dasarnya merupakan predisi nabi dengan melihat yang
tersimpan dalam hati para sahabatnya. Oleh sebab itu, sering dikatakan bahwa
hadis-hadis seperti itu llebih dimaksudkan sebagai peringatan bagi para sahabat
dan umat Nabi tentang bahayanya perpecahan dan pentingnya persatuan.
3) Pemikiran manusia
Sebelum filsafat Yunani masuk dan berkembang didunia Islam, umat islam
sendiri telah menggunakan pemikiran rasionalnya untuk menjelaskan hal-hal yang
berkaitan dengan ayat-ayat Al-Quran terutama yang belum jelas maksudnya (al-
12
mutasyabihat) keharusan untuk menggunakan rasio ternyata mendapat pijakan
dari beberapa ayat Al-Quran diantaranya : Q.S Muhammad ayat 24
ٍ‫وب‬ُ‫ل‬ُ‫ق‬ َٰ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ْ‫َم‬‫أ‬ َ‫ن‬‫ا‬َ‫ء‬ْ‫ر‬ُ‫ق‬ْ‫ل‬‫ٱ‬ َ‫ن‬‫و‬ُ‫ر‬‫ا‬‫ب‬َ‫د‬َ‫ت‬َ‫ي‬ َ‫َل‬َ‫ف‬َ‫أ‬
‫ا‬َُ‫َل‬‫ا‬َ‫ف‬ْ‫َق‬‫أ‬
Artinya : “Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Quran ataukah hati
mereka terkunci?”
Adapun sumber ilmu kalam berupa pemikiran yang berasal dari luar Islam
dapat diklasifikasikan dalam dua kategori :
a. Pemikiran non muslim yanng telah menjadi paradaban lalu
ditransfer dan diasimilasikan dengan pemikiran Islam.
b. Berupa pemikiran-pemikiran non muslim yang bersifat
akademis, seperti filsafat (terutama dari Yunani) sejarah dan
sains.
4) Insting
Kepercayaan adanya Tuhan secara instingtif telah berkembang sejak
keberadaan manusia pertama. Oleh karena itu sangat wajar kalau William L.
Resee mengatakan bahwa ilmu yang berhubungan dengan ketuhanan yang dikenal
dengan istilah theologia, telah berkembang sejak lama, ia bahkan mengatakan
bahwa teologi muncul dari sebuah mitos (theologia was origining viewed as
concerned with myth). Selanjutnya teologi itu berkembang menjadi (Theologi
natural/teologi alam) dan reeled the theologi (teologi wahyu).8
8
Abdul Rozak dan Rosihan Anwar,op.cit. hlm.15-27.
13
BAB III PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diantara faktor yang melatar belakangi munculnya Aliran Teologi Islam
adalah Persoalan Politik. Awal mula perpecahan bisa kita simak sejak kematian
Utsman bin Affan r.a. Ahli sejarah menggambarkan „Usman sebagai orang yang
lemah dan tak sanggup menentang ambisi keluarganya yang kaya dan
berpengaruh itu untuk menjadi gubernur. Tindakan-tindakan yang dijalankan
Usman ini mengakibatkan reaksi yang tidak menguntungkan bagi dirinya.
Kalam menurut bahasa ialah ilmu yang membicarakan/ membahas tentang
masalah ketuhanan/ketauhidan. Ilmu kalam adalah ilmu yang membicarakan
tentang wujud Tuhan (Allah), sifat-sifat yang mesti ada pada-Nya, sifat-sifat yang
tidak ada pada-Nya dan sifat-sifat yang mungkin ada pada-Nya dan
membicarakan tentang Rasul-Rasul Tuhan, untuk menetapkan kerasulannya dan
mengetahui sifat-sifat yang mesti ada padanya, sifat-sifat yang tidak mungkin ada
padanya, dan sifa-sifat yang terdapat padanya.
B. Saran
Sebagai Mahasiswa alangkah baiknya kita bisa mengetahui sejarah
timbulnya aliran-aliran teologi Islam karena disitu lah kita bisa mengetahui
banyak sekali penyimpangan setelah wafatnya sahabat-sahabat Nabi Muhammad
saw.
14
DAFTAR PUSTAKA
Abduh Muhammad, 1979, Risalah Tauhid, Jakarta: Bulan Bintang.
Anwar Rosihan, 2009, Ilmu Kalam, Bandung: CV Pustaka Setia.
Hanafi Ahmad, 2001, Teologi Islam, Jakarta: PT Bulan Bintang.
Nasution Harun, 2007, Teologi Islam, Jakarta: UI Press.
Rozak Abdur dan Rosihan Anwar, 2006, Ilmu Kalam, Bandung: Pustaka Setia.

More Related Content

What's hot

Tugas pembuatan makalah studi al qur’an
Tugas pembuatan makalah studi al qur’anTugas pembuatan makalah studi al qur’an
Tugas pembuatan makalah studi al qur’an
Nur Alfiyatur Rochmah
 
Peradaban islam pada masa abu bakar. cover 2
Peradaban islam pada masa abu bakar. cover 2Peradaban islam pada masa abu bakar. cover 2
Peradaban islam pada masa abu bakar. cover 2
Ltfltf
 
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalamAkidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
Abulkhair Abdullah
 
Ulumul hadits
Ulumul haditsUlumul hadits
Ulumul hadits
Moh Yakub
 
Modul SKI - KB 1 Perkembangan Kebudayaan Pada Masa Khulafaur Rasyidin
Modul SKI - KB 1 Perkembangan Kebudayaan Pada Masa Khulafaur RasyidinModul SKI - KB 1 Perkembangan Kebudayaan Pada Masa Khulafaur Rasyidin
Modul SKI - KB 1 Perkembangan Kebudayaan Pada Masa Khulafaur Rasyidin
Istna Zakia Iriana
 

What's hot (20)

Tugas pembuatan makalah studi al qur’an
Tugas pembuatan makalah studi al qur’anTugas pembuatan makalah studi al qur’an
Tugas pembuatan makalah studi al qur’an
 
Aliran Khawarij
Aliran KhawarijAliran Khawarij
Aliran Khawarij
 
Peradaban islam pada masa abu bakar. cover 2
Peradaban islam pada masa abu bakar. cover 2Peradaban islam pada masa abu bakar. cover 2
Peradaban islam pada masa abu bakar. cover 2
 
Hasyim Asy'ari
Hasyim Asy'ariHasyim Asy'ari
Hasyim Asy'ari
 
Makalah Al-Qur'an II
Makalah Al-Qur'an IIMakalah Al-Qur'an II
Makalah Al-Qur'an II
 
Makalah Muhkam Mutasyabih
Makalah Muhkam MutasyabihMakalah Muhkam Mutasyabih
Makalah Muhkam Mutasyabih
 
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalamAkidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
 
Ulumul hadits
Ulumul haditsUlumul hadits
Ulumul hadits
 
PPT perkembangan peradaban Islam masa abbasiyah
PPT perkembangan peradaban Islam masa abbasiyahPPT perkembangan peradaban Islam masa abbasiyah
PPT perkembangan peradaban Islam masa abbasiyah
 
Arab Pra Islam
Arab Pra IslamArab Pra Islam
Arab Pra Islam
 
PPT sejarah islam masa Abu Bakar dan Umar Bin Khattab
PPT sejarah islam masa Abu Bakar dan Umar Bin KhattabPPT sejarah islam masa Abu Bakar dan Umar Bin Khattab
PPT sejarah islam masa Abu Bakar dan Umar Bin Khattab
 
Ppt hadits
Ppt haditsPpt hadits
Ppt hadits
 
Modul SKI - KB 1 Perkembangan Kebudayaan Pada Masa Khulafaur Rasyidin
Modul SKI - KB 1 Perkembangan Kebudayaan Pada Masa Khulafaur RasyidinModul SKI - KB 1 Perkembangan Kebudayaan Pada Masa Khulafaur Rasyidin
Modul SKI - KB 1 Perkembangan Kebudayaan Pada Masa Khulafaur Rasyidin
 
Lahirnya Dinasti Bani Umayyah di Damaskus
Lahirnya Dinasti Bani Umayyah di DamaskusLahirnya Dinasti Bani Umayyah di Damaskus
Lahirnya Dinasti Bani Umayyah di Damaskus
 
Ilmu Kalam - Khawarij
Ilmu Kalam - KhawarijIlmu Kalam - Khawarij
Ilmu Kalam - Khawarij
 
Turki utsmani
Turki utsmaniTurki utsmani
Turki utsmani
 
POWER POINT STUDI ISLAM
POWER POINT STUDI ISLAMPOWER POINT STUDI ISLAM
POWER POINT STUDI ISLAM
 
Makalah aborsi dan menstrual regulation
Makalah aborsi dan menstrual regulationMakalah aborsi dan menstrual regulation
Makalah aborsi dan menstrual regulation
 
Ushul fiqh ppt
Ushul fiqh pptUshul fiqh ppt
Ushul fiqh ppt
 
Makalah Aqidah Akhlak
Makalah Aqidah AkhlakMakalah Aqidah Akhlak
Makalah Aqidah Akhlak
 

Similar to Sejarah Timbulnya Aliran Teologi Islam dan Dasar-Dasar Qur'ani

Sejarah perkembangan islam di masa bani umayyah
Sejarah perkembangan islam di masa bani umayyahSejarah perkembangan islam di masa bani umayyah
Sejarah perkembangan islam di masa bani umayyah
Firdika Arini
 
Tugas khulafaur rasyidin (royhaan)
Tugas khulafaur rasyidin (royhaan)Tugas khulafaur rasyidin (royhaan)
Tugas khulafaur rasyidin (royhaan)
Royhaan Al-Athory
 
Umar ibn khattab by Muhamad Husain Haekal
Umar ibn khattab by Muhamad Husain HaekalUmar ibn khattab by Muhamad Husain Haekal
Umar ibn khattab by Muhamad Husain Haekal
Nasrullah Ismail
 

Similar to Sejarah Timbulnya Aliran Teologi Islam dan Dasar-Dasar Qur'ani (20)

Masa khulafa al rasyidin (usman ibn affan dan ali ibn abi thalib)
Masa khulafa al rasyidin (usman ibn affan dan ali ibn abi thalib)Masa khulafa al rasyidin (usman ibn affan dan ali ibn abi thalib)
Masa khulafa al rasyidin (usman ibn affan dan ali ibn abi thalib)
 
Tarikh tasyrik 5
Tarikh tasyrik 5Tarikh tasyrik 5
Tarikh tasyrik 5
 
Sejarah perkembangan islam di masa bani umayyah
Sejarah perkembangan islam di masa bani umayyahSejarah perkembangan islam di masa bani umayyah
Sejarah perkembangan islam di masa bani umayyah
 
Asal usul bani umayyah
Asal usul bani umayyahAsal usul bani umayyah
Asal usul bani umayyah
 
Sifat umar ibn al
Sifat umar  ibn alSifat umar  ibn al
Sifat umar ibn al
 
Biografi Umar bin Khattab
Biografi Umar bin KhattabBiografi Umar bin Khattab
Biografi Umar bin Khattab
 
Tugas khulafaur rasyidin (royhaan)
Tugas khulafaur rasyidin (royhaan)Tugas khulafaur rasyidin (royhaan)
Tugas khulafaur rasyidin (royhaan)
 
Sumber-sumber Pengajian Arab dan Tamadun Islam Era Khulafa' al-Rashidin: Kaji...
Sumber-sumber Pengajian Arab dan Tamadun Islam Era Khulafa' al-Rashidin: Kaji...Sumber-sumber Pengajian Arab dan Tamadun Islam Era Khulafa' al-Rashidin: Kaji...
Sumber-sumber Pengajian Arab dan Tamadun Islam Era Khulafa' al-Rashidin: Kaji...
 
Power poin umar bin abdul aziz
Power poin umar bin abdul azizPower poin umar bin abdul aziz
Power poin umar bin abdul aziz
 
Sejarah umar bin khattab
Sejarah umar bin khattabSejarah umar bin khattab
Sejarah umar bin khattab
 
Proses pengangkatan dan Model Kepemimpinan Khulafaur Rasyidin (1).ppt
Proses pengangkatan dan Model Kepemimpinan Khulafaur Rasyidin (1).pptProses pengangkatan dan Model Kepemimpinan Khulafaur Rasyidin (1).ppt
Proses pengangkatan dan Model Kepemimpinan Khulafaur Rasyidin (1).ppt
 
Umar ibn khattab by Muhamad Husain Haekal
Umar ibn khattab by Muhamad Husain HaekalUmar ibn khattab by Muhamad Husain Haekal
Umar ibn khattab by Muhamad Husain Haekal
 
Belajar dien kepada para khulafaur rosyidin
Belajar dien kepada para khulafaur rosyidinBelajar dien kepada para khulafaur rosyidin
Belajar dien kepada para khulafaur rosyidin
 
UAS_Kepemimpinan_Ikbal Fadilah_2201085038
UAS_Kepemimpinan_Ikbal Fadilah_2201085038UAS_Kepemimpinan_Ikbal Fadilah_2201085038
UAS_Kepemimpinan_Ikbal Fadilah_2201085038
 
Biografi Umar Bin Khattab
Biografi Umar Bin KhattabBiografi Umar Bin Khattab
Biografi Umar Bin Khattab
 
Sejarah Umar Bin Khattab
Sejarah Umar Bin KhattabSejarah Umar Bin Khattab
Sejarah Umar Bin Khattab
 
Sejarah Umar Bin Khattab
Sejarah Umar Bin KhattabSejarah Umar Bin Khattab
Sejarah Umar Bin Khattab
 
Umar bin Khattab
Umar bin KhattabUmar bin Khattab
Umar bin Khattab
 
Biografi Umar Bin Khattab
Biografi Umar Bin KhattabBiografi Umar Bin Khattab
Biografi Umar Bin Khattab
 
Peradaban Islam pada Masa Dinasti Abbasiyah Kedua
Peradaban Islam pada Masa Dinasti Abbasiyah KeduaPeradaban Islam pada Masa Dinasti Abbasiyah Kedua
Peradaban Islam pada Masa Dinasti Abbasiyah Kedua
 

Recently uploaded (7)

KEL 1 HAKIKAT IBADAH dalam ajaran agama islam
KEL 1 HAKIKAT IBADAH dalam ajaran agama islamKEL 1 HAKIKAT IBADAH dalam ajaran agama islam
KEL 1 HAKIKAT IBADAH dalam ajaran agama islam
 
APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024
APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024
APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024
 
4 RAHSIA UMUR PANJANG BAGI ORANG KRISTEN.ppt
4 RAHSIA UMUR PANJANG BAGI ORANG KRISTEN.ppt4 RAHSIA UMUR PANJANG BAGI ORANG KRISTEN.ppt
4 RAHSIA UMUR PANJANG BAGI ORANG KRISTEN.ppt
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 7
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 7Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 7
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 7
 
Perintah Tuhan untuk Nabi Hosea Mengawini Perempuan Sundal
Perintah Tuhan untuk Nabi Hosea Mengawini Perempuan SundalPerintah Tuhan untuk Nabi Hosea Mengawini Perempuan Sundal
Perintah Tuhan untuk Nabi Hosea Mengawini Perempuan Sundal
 
SIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEI
SIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEISIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEI
SIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEI
 
PPT puasa: menjekaskan tentang pengertian puasa dan hal hak yang berkaitan te...
PPT puasa: menjekaskan tentang pengertian puasa dan hal hak yang berkaitan te...PPT puasa: menjekaskan tentang pengertian puasa dan hal hak yang berkaitan te...
PPT puasa: menjekaskan tentang pengertian puasa dan hal hak yang berkaitan te...
 

Sejarah Timbulnya Aliran Teologi Islam dan Dasar-Dasar Qur'ani

  • 1. HALAMAN JUDU L Kelompok 1 SEJARAH TIMBULNYA ALIRAN TEOLOGI ISLAM DAN DASAR-DASAR QUR’ANI Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah : TEOLOGI ISLAM Dosen Pengampu : SYAHMIDI, S.Th.I., M.Pd.I Disusun oleh: RISKA RAHMAWATI NIM: 1801160055 YULIADI NIM: 1801160096 INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKA RAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM 2018 M / 1440 H
  • 2. ii KATA PENGANTAR ‫حيم‬ّ‫الر‬ ‫محن‬ّ‫الر‬ ّ‫اّلل‬ ‫بسم‬ Puji syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT, atas berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga dalam pembuatan makalah ini dapat terselesaikan sebagaimana mestinya. Salam dan shalawat semoga tetap tercurah kepada junjungan kita Rasulullah SAW, Kepada sahabat-sahabatnya dan Kepada umatnya hingga akhir zaman. Pertama-tama kami mengucapkan Terima Kasih kepada Dosen Pengampu, SYAHMIDI, S.Th.I., M.Pd.I yang dengan kegigihan dan keikhlasnya membimbing kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul SEJARAH TIMBULNYA ALIRAN TEOLOGI ISLAM DAN DASAR-DASAR QUR’ANI dan atas kegigihan dan keikhlasan beliau lah kami bisa mengetahui sedikit demi sedikit apa yang sebelumnya kami tidak ketahui. Juga tidak lupa teman-teman seperjungan yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini. Makalah ini kami buat dengan sesederhana mungkin dan jika ada kesalahan dalam penulisan makalah ini, kami berharap dan memohon kritik serta saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini kedepannnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amiin yaa rabal aalamin Palangka Raya, Desember 2018 Penulis
  • 3. iii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL..........................................................................................................i KATA PENGANTAR ......................................................................................................ii DAFTAR ISI....................................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1 A. Latar Belakang ...................................................................................................1 B. Rumusan Masalah ..............................................................................................3 C. Tujuan.................................................................................................................3 BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................4 A. Sejarah Timbulnya Aliran Teologi Islam...........................................................4 B. Dasar-Dasar Qur‟ani...........................................................................................7 1. Definisi Ilmu Kalam .......................................................................................7 2. Sumber-Sumber Ilmu Kalam..........................................................................9 BAB III PENUTUP ........................................................................................................13 A. Kesimpulan.......................................................................................................13 B. Saran.................................................................................................................13 DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................14
  • 4. 1 BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diantara faktor yang melatar belakangi munculnya Aliran Teologi Islam adalah Persoalan Politik. Awal mula perpecahan bisa kita simak sejak kematian Utsman bin Affan r.a. Ahli sejarah menggambarkan „Usman sebagai orang yang lemah dan tak sanggup menentang ambisi keluarganya yang kaya dan berpengaruh itu untuk menjadi gubernur. Tindakan-tindakan yang dijalankan Usman ini mengakibatkan reaksi yang tidak menguntungkan bagi dirinya.1 Menurut segolongan kecil, Usman salah bahkan kafir dan pembunuhnya berada dipihak yang benar, karena perbuatannya yang dianggap salah selama menjadi khalifah. Sebaliknya pihak yang lain mengatakan bahwa pembunuhan tersebut adalah kejahatan besar dan pembunuh-pembunuhnya adalah orang-orang kafir, karena Usman adalah salah seorang prajurit islam yang setia. Penilaian yang saling bertentangan kemudian menjadi fitnah dan peperangan yang terjadi sewaktu Ali memegang pemerintahan. Setelah Usman wafat Ali sebagai calon terkuat menjadi khalifah keempat. Tetapi segera ia mendapat tantangan dari pemuka-pemuka yang ingin pula menjadi khalifah, tantangan-tantangan tersebut diantaranya dari : 1. Talhah dan Zubeir dari Mekkah yang mendapat sokongan dari Aisyah. Tantangan ini dapat dipatahkan Ali dalam pertempuran yang terjadi di Irak tahun 656 M. Talhah dan Zubeir mati terbunuh dan Aisyah dikirim kembali ke Mekkah. 2. Tantangan yang datang dari Mu‟awiyah, Gubernur Damaskus dan keluarga dekat Usman. Ia menuntut Ali supaya menghukum pembunuh- pembunuh Usman, bahkan ia menuduh bahwa Ali turut campur dalam soal pembunuhan itu. Dalam pertempuran yang terjadi antara dua golongan di Siffin, tentara Ali mendesak tentara Mu‟awiyah sehingga yang tersebut akhir ini bersiap-siap untuk 1 Rosihan Anwar, Ilmu Kalam, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2009),hlm 39-40.
  • 5. 2 lari. Tetapi tangan kanan Mu‟awiyah Amr Ibn al-‟As yang terkenal sebagai orang licik minta berdamai dengan mengangkat al-Quran keatas. Qurra‟ atau syi‟ah yang ada dipihak Ali mendesak Ali untuk mnerima tawaran itu dan dicarilah perdamaian dengan mengadakan arbitase. Sebagai pengantara diangkat dua orang, yaitu Amr Ibn al-„As dari pihak Mu‟awiyah dan Abu Musa al-Asy‟ari dari pihak Ali. Dalam pertemuan mereka, kelicikan Amr mengalahkan perasaan takwa Abu Musa. Sejarah mengatakan bahwa keduanya terdapat pemufakatan untuk menjatuhkan kedua pemuka yang bertentangan, Ali dan Mu‟awiyah. Tradisi menyebutkan bahwa Abu Musa terlebih dahulu mengumumkan kepada orang ramai putusan menjatuhkan kedua pemuka yang bertentangan itu. Berlainan dengan apa yang telah disetujui, Amr mengumumkan hanya menyutujui penjatuhan Ali yang telah di umumkan Abu Musa, tetapi menolak penjatuhan Mu‟awiyah. Peritiwa ini merugikan bagi Ali dan menguntungkan bagi Mu‟awiyah. Khalifah yang sebenarnya adalah Ali, sedangkan Mu‟awiyah kedudukannya tak lebih dari Gubernur daerah yang tak mau tunduk kepada Ali sebagai khalifah. Dengan adanya arbitase ini kedudukannya telah naik menjadi khalifah yang tidak resmi.2 Sikap Ali yang menerima dan mengadakan arbitase ini, sungguhpun dalam keadaan terpaksa, tidak disetujui oleh sebagian tentaranya. Mereka berpendapat bahwa hal serupa itu tidak dapat diputuskan oleh arbitase manusia. Putusan hanya datang dari Allah dengan kembali kepada hukum-hukum yang ada dalam al- Quran. La hukma illa lillah (tidak ada hukum selain hukum dari Allah) atau la hakama illa Allah (Tidak ada pengantar selain dari hukum Allah), menjadi semboyan mereka. Mereka memandang Ali telah berbuat salah, oleh karena itu mereka meninggalkan barisannya. Golongan mereka inilah dalam sejarah islam terkenal dengan nama al-Khawarij, yaitu orang yang keluar dan memisahkan diri. Persoalan-persoalan politik yang terjadi ini akhirnya menimbulkan persoalan teologi. Timbullah persoalan siapa yang kafir dan siapa yang bukan kafir. Khawarij menganggap Ali, Mu‟awiyah, Amr Ibn al-As, Abu Musa al- Asy‟ari dan lain-lain yang telah menerima arbitase adalah kafir. Karena keempat 2 Abdur Rozak dan Rosihan Anwar. Ilmu Kalam, (Bandung: Pustaka Setia, 2006), hlm. 1.
  • 6. 3 pemuka ini dianggap kafir dalam arti telah keluar dari islam, kaum Khawarij menganggap mereka harus dibunuh. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana Sejarah timbulnya Aliran Teologi Islam ? 2. Bagaimana Dasar-Dasar Qur‟ani ? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui Sejarah timbulnya Aliran Teologi Islam. 2. Untuk mengetahui Dasar-Dasar Qur‟ani.
  • 7. 4 BAB II PEMBAHASAN PEMBAHASAN A. Sejarah Timbulnya Aliran Teologi Islam Sejarah mengatakan bahwa setalah wafatnya Nabi Abu Bakar lah yang disetujui oleh masyarakat islam di waktu itu untuk menjadi penggati atau khalifah Nabi dalam mengepalai Madinah. Kemudian Abu Bakar digantikan oleh Umar Ibn Khattab dan kemudian digantikan oleh Usman Ibn „Affan. Usman termasuk dalam golongan pedagang Quraisy yang kaya. Kaum keluarganya terdiri dari orang ariskorat Mekkah yang karena pengalaman dagang mereka, mempunyai pengetahuan tentang administrasi. Pengetahuan mereka ini bermanfaat dalam memimpin administrasi daerah-daerah di luar semenanjung Arabia yg bertambah banyak dan masuk dalam kekuasaan islam. Ahli sejarah menggambarkan „Usman sebagai orang yang lemah dan tak sanggup menentang ambisi kaum keluarganya yang kaya dan berpengaruh itu. Ia mengangkat mereka menjadi gubernur di daerah yang tunduk kepada kekuasaan islam. Sedangkan gubernur-gubernur yang diangkat oleh Umar Ibn al- Khattab, khalifah yang terkenal sebagai orang kuat dan tak memikirkan kepentingan keluarganya, dijatuhkan oleh Usman. Tindakan-tindakan politik yang dijalankan Usman ini menimbulkan reaksi yang tidak menguntungkan bagi dirinya, Sahabat-sahabat Nabi yang pada mulanya menyokong Usman ketika melihat tindakan yang kurang tepat itu, mulai meninggalkan khalifah yang ke tiga ini. Perkembangan suasana di Madinah selanjutnya membawa pada pembunuhan Usman oleh pemuka-pemuka pemberontak dari Mesir. Setelah Usman wafat Ali menjadi calon khalifah yang keempat. Segera mendapatkan tantangan dari pemuka-pemuka yang ingin pula menjadi khalifah. Tantangan pertama datang dari Zubayr dan alhah di Mekah, yang memperoleh dukungan dari Aisyah isteri Rasulullah. Tantangan dari tiga pemuka ini dapat dipatahkan oleh Ali dalam pertempuran di Idlak pada tahun 656 M „Alhah dan Zubayr mati terbunuh sedangkan Aisyah di antar kembali ke Mekkah. Tantangan lain yang lebih dahsyat lagi datang dari pihak Mu‟awiyah, gubernur Damaskus mendapat dukungan dari keluarga Usman, menuntut Ali
  • 8. 5 untuk menghukum pembunuh-pembunuh Usman, bahkan menuduh Ali turut campur dalam pembunuhan itu. Salah seorang pemuka pemberontak datang dari Madinah yang membunuh Usman adalah anak angkat dari Ali bin Abi Thalib, yaitu Muhammad ibn Abi Bakar dan ternyata pula Ali tidak menghukum anak angkatnya tersebut malah kemudian mengangkatnya menjadi Gubernur Mesir. Dalam pertempuran yang terjadi antara kedua golongan ini di Shiffin, tentara Ali dapat mendesak tentara Muawiyah tersebut bersedia untuk lari. Amr ibn Al-Ash yang terkenal licik merupakan tangan kanan Mu‟awiyah, minta berdamai dengan pihak Ali dengan mengangkat Al- Qur‟an ke atas. Dalam perundingan perdamaian yang disebut tahkim (arbitrase) itu, pihak Ali diwakili oleh Abu Musa Al-Asy‟ari seorang moralis berhadapan dengan Amr ibn Al-Ash yang mewakili pihak Mu‟awiyah, mengalahkan perasaan takwa Abu Musa. Sejarah mengatakan antara keduanya terdapat pemufakatan untuk menjatuhkan kedua pemuka yang bertentangan, Ali dan Mu‟awiyah. Tradisi menyebut bahwa Abu Musa al-Asy‟ari, sebagai yang tertua, terlebih dahulu mengumumkan kepada orang ramai putusan menjatuhkan kedua pemuka yang bertentangan itu. Berlainan dengan apa yang telah disetujui, Amr Ibn al-As, mengumumkan hanya menyetujui penjatuhan Ali yang telah diumumkan Abu Musa tetapi menolak penjatuhan Muawiyah. Sebagian pengikut „Ali, yang sejak semula tidak menyetujui diadakan tahkim, apa lagi terbukti tahkim itu tidak menguntungkan mereka, mereka memandang Ali telah melakukan penyimpangan dari hukum Allah. Mereka menganggap perselisihan itu tidak dapat diputuskan lewat tahkim buatan manusia. Putusan hendaknya dari Allah, dengan kembali kepada hukum-hukum yang ada dalam al-Qur'an. Karena itu, mereka keluar dari barisan Ali bahkan kemudian menjadi musuh Ali, Dari sikap mereka yang demikian itulah mereka disebut kaum Al-Khawarij yakni golongan yang memisahkan dari kesatuannya. Dari latar belakang itu, timbullah konsep dosa besar yang diadakan oleh kaum khawarij. Mereka memandang bahwa tahkim itu sebagai suatu dosa besar. Karena itu, Ali bersama orang yang terlibat dalam tahkim, yaitu Mu‟awiyah, Amr ibn Al-Ash, Abu Musa Al-Asy‟ari adalah pelaku dosa besar. Menurut mereka
  • 9. 6 lebih dari itu, bagi kaum khawarij orang-orang tersebut telah menjadi kafir murtad karena melakukan tahkim di luar ketentuan hukum Allah. Untuk memperkuat alasan mereka, kaum Khawarij mengemukakan ayat al- Qur'an. Al-Ma‟idah : 44 َ‫و‬ ‫وا‬ُ‫اد‬َ‫ه‬ َ‫ين‬ِ‫ذ‬‫ا‬‫ل‬ِ‫ل‬ ‫وا‬ُ‫م‬َ‫ل‬ْ‫َس‬‫أ‬ َ‫ين‬ِ‫ذ‬‫ا‬‫ل‬‫ا‬ َ‫ن‬‫و‬ُّ‫ي‬ِ‫ب‬‫ا‬‫ن‬‫ال‬ ‫ا‬َ ِ‫ِب‬ ُ‫م‬ُ‫ك‬َْ‫َي‬ ۚ ٌ‫ور‬ُ‫ن‬َ‫و‬ ‫ى‬ً‫د‬ُ‫ه‬ ‫ا‬َ‫يه‬ِ‫ف‬ َ‫ة‬‫ا‬َ‫ر‬ْ‫او‬‫الت‬ ‫ا‬َ‫ْن‬‫ل‬َ‫ز‬ْ‫َن‬‫أ‬ ‫ا‬‫َّن‬ِ‫إ‬َ‫ن‬‫و‬ُّ‫ي‬ِ‫ن‬‫ا‬َّ‫ا‬‫ر‬‫ال‬ ۚ َ‫اء‬َ‫د‬َ‫ه‬ُ‫ش‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫وا‬ُ‫ن‬‫ا‬َ‫ك‬َ‫و‬ ِ‫ا‬‫اّلل‬ ِ‫اب‬َ‫ت‬ِ‫ك‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫وا‬ُ‫ظ‬ِ‫ف‬ْ‫ح‬ُ‫ت‬ْ‫اس‬ ‫ا‬َِ‫ِب‬ ُ‫ار‬َ‫ب‬ْ‫َح‬ْ‫اْل‬َ‫و‬َ‫َل‬َ‫و‬ ِ‫ن‬ْ‫و‬َ‫ش‬ْ‫خ‬‫ا‬َ‫و‬ َ‫ااس‬‫ن‬‫ال‬ ‫ا‬ُ‫و‬َ‫ش‬َْ‫َت‬ َ‫َل‬َ‫ف‬ َ‫ن‬‫و‬ُ‫ر‬ِ‫اف‬َ‫ك‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُ‫م‬ُ‫ه‬ َ‫ك‬ِ‫ئ‬ََٰ‫ل‬‫ُو‬‫أ‬َ‫ف‬ ُ‫ا‬‫اّلل‬ َ‫ل‬َ‫ز‬ْ‫َن‬‫أ‬ ‫ا‬َِ‫ِب‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َْ‫َي‬ َْ‫َل‬ ْ‫ن‬َ‫م‬َ‫و‬ ۚ ً‫يَل‬ِ‫ل‬َ‫ق‬ ‫ا‬ً‫ن‬ََ‫َث‬ ِ‫ِت‬َ‫َي‬ِ‫ِب‬ ‫وا‬ُ‫ر‬َ‫ت‬ْ‫ش‬َ‫ت‬ Persoalan-persoalan yang terjadi dalam lapangan politik sebagai digambarkan di atas inilah yang akhirnya membawa kepada timbulnya persoalan- persoalan teologi. Timbullah persoalan siapa yang kafir dan siapa yang masih tetap dalam islam. Khawarij memandang bahwa Ali, Muawiyah, Amr Ibn al-As, Abu Musa al-Asy‟ari dan yang lain-lain yang menerima arbitrase adalah kafir. Lambat laun kaum Khawarij pecah menjadi beberapa sekte. Konsep kafir turut pula mengalami perubahan. Yang dipandang kafir bukan lagi hanya orang yang tidak menentukan hukum dengan Al-Qur‟an, akan tetapi orang yang berbuat dosa besar, yaitu murtakib kaba’ir atau capital sinners, juga dipandang kafir.Persoalan orang berbuat dosa inilah kemudian yang mempunyai pengaruh besar dalam pertumbuhan teologi selanjutnya dalam islam. Persoalnnya adalah: masikah ia bisa dipandang orang mukmin ataukah ia sudah menjadi kafir karena berbuat dosa sebesar itu? Persoalan ini menimbulkan tiga aliran teologi dalam islam. Pertama aliran Khawarij yang mengatakan bahwa orang berdosa besar adalah kafir, oleh karena itu wajib dibunuh. Aliran kedua ialah Mur‟jiah yang menegaskan bahwa orang yang berbuat dosa tetap mukmin dan bukan kafir. Adapun soal dosa yang dilakukannya, terserah kepada Allah SWT untuk mengampuni atau tidak mengampuninya. Kaum Mu‟tazilah sebagai aliran ketiga tidak menerima pendapat- pendapat di atas. Bagi mereka orang berdosa yang besar bukan kafir, tetapi bukan pula
  • 10. 7 mukmin, yang dalam bahasa Arabnya terkenal dengan istilah al-manzilah bain al- manzilatain (posisi diantara dua posisi). Dalam pada itu timbul pula dalam Islam dua aliran dalam teologi yang terkenal dengan nama al-qadariah dan al-jabariah. Menurut qadariah manusia memiliki kemerdekaan dalam bentuk kehendak dan perbuatannya (free will dan free act) Sedangkan Jabariah sebaliknya, manusia dalam segala tingkahlakunya bertindak dengan paksaan tuhan. Segala gerak-gerikn manusia ditentukan oleh tuhan (predestinationatau fatalism). Dengan demikian aliran-aliran teologi penting yang timbul dalam Islam ialah aliran Khawarij, Murjiah, Mu‟tazilah, Asy‟ariah dan Maturidiah. Aliran Khawarij, Murjiah, Mu‟tazilah tak mempunyai wujud kecuali dalam sejarah. Denga masuknya kembali paham rasionalisme ke dunia islam, yang kalau dahulu masuknya itu melalui kebudayaan yunani kelasik akan tetapi sekarang melalui kebudayaan Barat Modern, maka ajaran-ajaran Mu‟tazilah mulai timbul kembali, terutama sekali dikalangan kaum intelegensi islam yang mendapat pendidikan barat.3 B. Dasar-Dasar Qur’ani 1. Definisi Ilmu Kalam Kalam menurut bahasa ialah ilmu yang membicarakan/ membahas tentang masalah ketuhanan/ketauhidan. Ilmu kalam adalah ilmu yang membicarakan tentang wujud Tuhan (Allah), sifat-sifat yang mesti ada pada-Nya, sifat-sifat yang tidak ada pada-Nya dan sifat-sifat yang mungkin ada pada-Nya dan membicarakan tentang Rasul-Rasul Tuhan, untuk menetapkan kerasulannya dan mengetahui sifat-sifat yang mesti ada padanya, sifat-sifat yang tidak mungkin ada padanya, dan sifa-sifat yang terdapat padanya. Ibnu khaldun mengatakan Ilmu kalam ialah ilmu yang berisi alasan-alasan mempertahankan kepercayaan-kepercayaan iman dengan menggunakan dalil-dalil pikiran dan berisi bantahan terhadap orang-orang yang menyeleweng dari kepercayaan-kepercayaan aliran golongan Salaf dan Ahli sunah. Masih ada definisi lainnya akan tetapi kesemuanya itu berkisar pada persoalan kepercayaan 3 Harun Nasution,Teologi Islam(Jakarta: UI Press 2007), hlm.3.
  • 11. 8 diatas dan cara menguraikan kepercayaan-kepercayaan itu, yaitu kepercayaan tentang Tuhan dan sifat-sifat-Nya,tentang rasul-rasul dan sifat-sifatnya dan kebenaran keutusannya, demikian pula tentang kebenaran kabar yang dibawa Rasul itu, sekitar alam gaib, seperti akhirat dan seisinya.4 Jadi dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ilmu kalam membahas tentang masalah ketuhanan serta berbagai masalah yang berkaitan dengannya berdasarkan dalill-dalil yang meyakinkan. Ilmu kalam dinamakan ilmu kalam karena : 1. Persoalan penting yang menjadi pembicaraan pada abad-abad permulaan Hijriah ialah ”firman Tuhan“ (Kalam Allah) dan non azalinya Quran (Khalq Al Quran). 2. Dasar ilmu kalam ialah dalil-dalil pikiran dan pengaruh dalil ini nampak jelas dalam pembicaraan para mutakalimin. Mereka jarang kembali keparda dalil naqli (Quran dan Hadis), kecuali sesudah menetapkan benarnya pokok persoalan lebih dahulu. 3. Karena cara pembuktian kepercayaan-kepercayan agama menyerupai logika dalam filsafat, maka pembuktian dalam agama ini dinamakan ilmu kalam untuk membedakannya dengan logika dalam filsafat.5 Ilmu kalam biasa disebut dengan beberapa nama antara lain : ilmu ushuluddin, ilmu tauhid, fiqh al-akbar, dan teologi Islam. Disebut Ilmu Ushuluddin karena ilmu ini membahas pokok-pokok agama (ushuluddin). Disebut ilmu Tauhid karena ilmu ini membahas keesaan Allah SWT. Didalamnya dikaji pula tentang asma‟(nama-nama) dan af‟al (perbuatan-perbuatan) Allah yang wajib, mustahil dan jai‟iz, juga sifat yang wajib, mustahil, dan jai‟iz, bagi Rasul- Nya. Ilmu Tauhid sendiri sebenarnya membahas keesaan Allah SWT, dan hal-hal yang berkaitan dengan-Nya. Secara objektif, ilmu kalam sama dengan ilmu tauhid, tetapi argumentasi ilmu kalam lebih dikonsentrasikan pada penguasaan logika. Oleh sebab itu, sebagian teolog membedakan antara ilmu kalam dan ilmu tauhid. 4 Ahmad Hanafi, Teologi Islam (Jakarta: PT Bulan Bintang: 2001),hlm. 3 5 Ibid, hlm. 4-5.
  • 12. 9 kalam ini menyerupai ilmu Teologi bagi orang-orang Masehi. Ahli ilmu kalam disebut Mutakalimin. Golongan ini bisa dianggap sebagai golongan yang berdiri sendiri yang menggunakan akal pikiran (alasan-alasan pikiran) dalam memahami nas-nas (teks-teks) agama dan mempertahankan kepercayaan- kepercayaanya. Mereka berbeda dangan golongan Hambali yang berpegangan teguh pada kepercayaan-kepercayaan orang Salaf. Berbeda juga dengan orang tasawuf yang mendasarkan pengetahuannya (ilmunya makrifah) kepada pengalaman batin dan renungan atau kasyf (terbuka dengan sendirinya). Mutakalimin juga berbeda dengan golongan filosof yang mengambil alih pemikiran-pemiikiran filsafat yunani dan yang menganggap bahwa filsafat itu benar-benar seluruhnya. Juga mereka berbeda dengan golongan Syiah Ta‟limiyyah yang mengatakan bahwa dasar utama untuk ilmu, bukan yag didapati akal, bukan pula yang didapati dari dalil naqal (quran dan hadis), tetapi didapati dari imam- imam mereka yang suci (maksum).6 2. Sumber-Sumber Ilmu Kalam 1) Al-Quran Al-Quran adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang ditulis dalam mushaf, berbahasa Arab, dinukilkan kepada kita dengan jalan-jalan mutawatir, diawali dengan surah Al-Fatihah, diakhiri dengan surah An- Nas dan membacanya merupakan ibadah. Alquran menjelaskan rambu-rambu masalah aqidah secara rinci namun masalah ibadah dan hak-hak antar sesama dengan cara garis besar.7 Dalam syariat islam Alquran adalah undang-undang dalam menetapkan hukum sosial. Ia sebagai tuntunan Nabi dan pengikutnya, karenanya ia sebagai sumber utama dan pertama. Sebagai sumber ilmu kalam, Al- Quran banyak menyinggung hal yang berkaitan dengan masalah ketuhanan, diantaranya adalah :  Q.S Al-Ikhlas : 3-4 * ْ‫د‬َ‫ل‬‫و‬ُ‫ي‬ َْ‫َل‬َ‫و‬ ْ‫د‬ِ‫ل‬َ‫ي‬ َْ‫َل‬ 6 Ibid, hlm. 5-6 7 Muhammad Abduh, Risalah Tauhid, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), hlm. 36.
  • 13. 10 * ٌ‫د‬َ‫َح‬‫أ‬ ‫ا‬ً‫و‬ُ‫ف‬ُ‫ك‬ُ‫ه‬َ‫ل‬ ْ‫ن‬ُ‫ك‬َ‫ي‬ َْ‫َل‬َ‫و‬ Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, serta tidak ada sesuatupun didunia ini yang tampak sekutu dan sejajar dengan- Nya.  Q.S Asy-Syura : 7 ِ‫ع‬ْ‫م‬َْ‫ْل‬‫ا‬ َ‫م‬ْ‫و‬َ‫ي‬ َ‫ر‬ِ‫ذ‬ْ‫ن‬ُ‫ت‬َ‫و‬ ‫ا‬ََ‫َل‬ْ‫و‬َ‫ح‬ ْ‫ن‬َ‫م‬َ‫و‬ َٰ‫ى‬َ‫ر‬ُ‫ق‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ا‬‫م‬ُ‫أ‬ َ‫ر‬ِ‫ذ‬ْ‫ن‬ُ‫ت‬ِ‫ل‬ ‫ا‬ًّ‫ي‬ِ‫ب‬َ‫ر‬َ‫ع‬ ً‫آَّن‬ْ‫ر‬ُ‫ق‬ َ‫ك‬ْ‫ي‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ ‫ا‬َ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ح‬ْ‫َو‬‫أ‬ َ‫ك‬ِ‫ل‬ََٰ‫ذ‬َ‫ك‬َ‫و‬َ‫َل‬َ‫ب‬ْ‫ي‬َ‫ر‬ۚ ِ‫يه‬ِ‫ف‬ ِ‫ي‬ِ‫ع‬‫ا‬‫س‬‫ال‬ ِ‫ِف‬ ٌ‫ق‬‫ي‬ِ‫ر‬َ‫ف‬َ‫و‬ ِ‫اة‬‫ن‬َْ‫ْل‬‫ا‬ ِ‫ِف‬ ٌ‫ق‬‫ي‬ِ‫ر‬َ‫ف‬ Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan tidak menyerupai apapun didunia ini, ia Maha mendengar dan Maha mengetahui.  Q.S Al-Furqan :59 ُ‫ن‬ََْٰ‫مح‬‫ا‬‫ر‬‫ال‬ ۚ ِ‫ش‬ْ‫ر‬َ‫ْع‬‫ل‬‫ا‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َٰ‫ى‬َ‫و‬َ‫ت‬ْ‫اس‬ ‫ُا‬‫ُث‬ ٍ‫م‬‫ا‬‫ََي‬‫أ‬ ِ‫اة‬‫ت‬ِ‫س‬ ِ‫ِف‬ ‫ا‬َ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫و‬ َ‫ض‬ْ‫َر‬ْ‫اْل‬َ‫و‬ ِ‫ات‬َ‫او‬َ‫م‬‫ا‬‫س‬‫ال‬ َ‫ق‬َ‫ل‬َ‫خ‬ ‫ي‬ِ‫ذ‬‫ا‬‫ل‬‫ا‬ْ‫َل‬‫أ‬ْ‫اس‬َ‫ف‬ ‫ا‬ً‫ي‬ِ‫ب‬َ‫خ‬ ِ‫ه‬ِ‫ب‬ Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan yang Maha penyayang bertahta diatas “Arsy“ Ia pencipta langit, bumi dan semua yang ada diantara keduanya.  Q.S Al-Fath : 10 َ‫ث‬َ‫ك‬َ‫ن‬ ْ‫ن‬َ‫م‬َ‫ف‬ ۚ ْ‫م‬ِ‫ه‬‫ي‬ِ‫د‬ْ‫َي‬‫أ‬ َ‫ق‬ْ‫و‬َ‫ف‬ ِ‫ا‬‫اّلل‬ ُ‫د‬َ‫ي‬ َ‫ا‬‫اّلل‬ َ‫ن‬‫و‬ُ‫ع‬ِ‫ي‬‫ا‬َ‫ب‬ُ‫ي‬ ‫ا‬َ‫ا‬‫َّن‬ِ‫إ‬ َ‫ك‬َ‫ن‬‫و‬ُ‫ع‬ِ‫ي‬‫ا‬َ‫ب‬ُ‫ي‬ َ‫ين‬ِ‫ذ‬‫ا‬‫ل‬‫ا‬ ‫ا‬‫ن‬ِ‫إ‬ۖ ِ‫ه‬ِ‫س‬ْ‫ف‬َ‫ن‬ َٰ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫ث‬ُ‫ك‬ْ‫ن‬َ‫ي‬ ‫ا‬َ‫ا‬‫َّن‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ ‫ا‬ً‫يم‬ِ‫ظ‬َ‫ع‬ ‫ا‬ً‫ر‬ْ‫َج‬‫أ‬ ِ‫يه‬ِ‫ت‬ْ‫ؤ‬ُ‫ي‬َ‫س‬َ‫ف‬ َ‫ا‬‫اّلل‬ ُ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫د‬َ‫اه‬َ‫ع‬ ‫ا‬َِ‫ِب‬ ََٰ‫َف‬ْ‫َو‬‫أ‬ ْ‫ن‬َ‫م‬َ‫و‬ Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan mempunyai “tangan“ yang selalu berada diatas tangan orang-orang yang melakukan sesuatu selama mereka berpegang teguh dengan jalan Allah.  Q.S An-Nisa : 125 َ‫ذ‬َ‫ا‬‫اَت‬َ‫و‬ ۗ ‫ا‬ً‫ف‬‫ي‬ِ‫ن‬َ‫ح‬ َ‫يم‬ِ‫اه‬َ‫ر‬ْ‫ب‬ِ‫إ‬ َ‫ة‬‫ا‬‫ل‬ِ‫م‬ َ‫ع‬َ‫ب‬‫ا‬‫ات‬َ‫و‬ ٌ‫ن‬ِ‫س‬ُْ‫ُم‬ َ‫و‬ُ‫ه‬َ‫و‬ ِ‫ا‬ِ‫ّلل‬ ُ‫ه‬َ‫ه‬ْ‫ج‬َ‫و‬ َ‫م‬َ‫ل‬ْ‫َس‬‫أ‬ ْ‫ن‬‫ا‬ِ‫ِم‬ ‫ا‬ً‫ين‬ِ‫د‬ ُ‫ن‬َ‫س‬ْ‫َح‬‫أ‬ ْ‫ن‬َ‫م‬َ‫و‬َ‫يم‬ِ‫اه‬َ‫ر‬ْ‫ب‬ِ‫إ‬ ُ‫ا‬‫اّلل‬ ً‫يَل‬ِ‫ل‬َ‫خ‬
  • 14. 11 Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan menurunkan aturan berupa agama, seseorang dikatakan telah melaksanakan agama apabila melaksanakannya dengan ikhlas karena Allah. 2) Hadits Hadis adalah apa-apa yang datang dari Nabi berupa perkataan, perbuatan, persetujuan, sifat-sifat beliau baik sifat jasmani atau sifat-sifat akhlak. Hadis atau sunah merupakan sumber syari‟at Islam setelah Al-Quran. Hadis juga merupakan sumber hukum independent (mustaqil) yang tidak ada hukumnya dalam Al-Quran, contoh hadis yang kemudian dipahami sebagian ulama sebagai prediksi Nabi mengenai kemunculan berbagai golongan dalam ilmu kalam. “Hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. ia mengatakan bahwa Rasulullah bersabda : “orang-orang Yahudi akan terpecah menjadi tujuh puluh dua golongan. Dan umatku akan pecah menjadi tujuh puluh golongan”. “Hadis yang diriwayatkan dari Abdullah bin Umar : ia mengatakan bahwa Rasulullah bersabda : “akan menimpa umatku apa yang pernah menimpa Bani Israil telah terpecah belah menjadi 7 golongan dan umatku akan terpecah belah menjadi 73 golongan. Semuanya akan masuk neraka,, kecuali satu golongansaja, siapa mereka itu wahai Rasulullah? tanya para sahabat, Rasulullah menjawab “mereka adalah yang mengikuti jejakku dan sahabat-sahabatku“. Syekh Abdul Qadir mengomentari bahwa hadis yang berkaitan dengan masalah faksi umat ini yang nerupakan salah satu kajian ilmu kalam mempunyai sanad yang banyak. Keberadaan hadis yang berkaitan dengan perpecahan umat seperti diatas, pada dasarnya merupakan predisi nabi dengan melihat yang tersimpan dalam hati para sahabatnya. Oleh sebab itu, sering dikatakan bahwa hadis-hadis seperti itu llebih dimaksudkan sebagai peringatan bagi para sahabat dan umat Nabi tentang bahayanya perpecahan dan pentingnya persatuan. 3) Pemikiran manusia Sebelum filsafat Yunani masuk dan berkembang didunia Islam, umat islam sendiri telah menggunakan pemikiran rasionalnya untuk menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan ayat-ayat Al-Quran terutama yang belum jelas maksudnya (al-
  • 15. 12 mutasyabihat) keharusan untuk menggunakan rasio ternyata mendapat pijakan dari beberapa ayat Al-Quran diantaranya : Q.S Muhammad ayat 24 ٍ‫وب‬ُ‫ل‬ُ‫ق‬ َٰ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ْ‫َم‬‫أ‬ َ‫ن‬‫ا‬َ‫ء‬ْ‫ر‬ُ‫ق‬ْ‫ل‬‫ٱ‬ َ‫ن‬‫و‬ُ‫ر‬‫ا‬‫ب‬َ‫د‬َ‫ت‬َ‫ي‬ َ‫َل‬َ‫ف‬َ‫أ‬ ‫ا‬َُ‫َل‬‫ا‬َ‫ف‬ْ‫َق‬‫أ‬ Artinya : “Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Quran ataukah hati mereka terkunci?” Adapun sumber ilmu kalam berupa pemikiran yang berasal dari luar Islam dapat diklasifikasikan dalam dua kategori : a. Pemikiran non muslim yanng telah menjadi paradaban lalu ditransfer dan diasimilasikan dengan pemikiran Islam. b. Berupa pemikiran-pemikiran non muslim yang bersifat akademis, seperti filsafat (terutama dari Yunani) sejarah dan sains. 4) Insting Kepercayaan adanya Tuhan secara instingtif telah berkembang sejak keberadaan manusia pertama. Oleh karena itu sangat wajar kalau William L. Resee mengatakan bahwa ilmu yang berhubungan dengan ketuhanan yang dikenal dengan istilah theologia, telah berkembang sejak lama, ia bahkan mengatakan bahwa teologi muncul dari sebuah mitos (theologia was origining viewed as concerned with myth). Selanjutnya teologi itu berkembang menjadi (Theologi natural/teologi alam) dan reeled the theologi (teologi wahyu).8 8 Abdul Rozak dan Rosihan Anwar,op.cit. hlm.15-27.
  • 16. 13 BAB III PENUTUP PENUTUP A. Kesimpulan Diantara faktor yang melatar belakangi munculnya Aliran Teologi Islam adalah Persoalan Politik. Awal mula perpecahan bisa kita simak sejak kematian Utsman bin Affan r.a. Ahli sejarah menggambarkan „Usman sebagai orang yang lemah dan tak sanggup menentang ambisi keluarganya yang kaya dan berpengaruh itu untuk menjadi gubernur. Tindakan-tindakan yang dijalankan Usman ini mengakibatkan reaksi yang tidak menguntungkan bagi dirinya. Kalam menurut bahasa ialah ilmu yang membicarakan/ membahas tentang masalah ketuhanan/ketauhidan. Ilmu kalam adalah ilmu yang membicarakan tentang wujud Tuhan (Allah), sifat-sifat yang mesti ada pada-Nya, sifat-sifat yang tidak ada pada-Nya dan sifat-sifat yang mungkin ada pada-Nya dan membicarakan tentang Rasul-Rasul Tuhan, untuk menetapkan kerasulannya dan mengetahui sifat-sifat yang mesti ada padanya, sifat-sifat yang tidak mungkin ada padanya, dan sifa-sifat yang terdapat padanya. B. Saran Sebagai Mahasiswa alangkah baiknya kita bisa mengetahui sejarah timbulnya aliran-aliran teologi Islam karena disitu lah kita bisa mengetahui banyak sekali penyimpangan setelah wafatnya sahabat-sahabat Nabi Muhammad saw.
  • 17. 14 DAFTAR PUSTAKA Abduh Muhammad, 1979, Risalah Tauhid, Jakarta: Bulan Bintang. Anwar Rosihan, 2009, Ilmu Kalam, Bandung: CV Pustaka Setia. Hanafi Ahmad, 2001, Teologi Islam, Jakarta: PT Bulan Bintang. Nasution Harun, 2007, Teologi Islam, Jakarta: UI Press. Rozak Abdur dan Rosihan Anwar, 2006, Ilmu Kalam, Bandung: Pustaka Setia.