Dokumen tersebut memberikan panduan bagi bisnis untuk menyusun strategi dalam menghadapi situasi normal baru pasca pandemi, dengan merekomendasikan untuk membuat peta pemulihan bisnis yang rinci, selalu menjamin keamanan konsumen, meningkatkan permintaan pasar, menata ulang operasional bisnis secara fleksibel, dan memaksimalkan digitalisasi.
2. Buatlah ‘peta’
Selalu meyakinkan konsumen bahwa mereka aman
Menghidupkan kembali permintaan pasar
TABLE OF
CONTENTS
01
02
03
04 Menata ulang operasional bisnis
05 Digitalisasi secara optimal
3. Perekonomian dan aktivitas bisnis sudah terlihat mulai bergerak kembali. Meski
keadaan belum dapat benar-benar kembali seperti sebelum adanya pandemi dan kita
berhadapan dengan situasi new normal.
Hal ini memang masih menjadi kontroversi, khususnya di Indonesia, bahwa kita belum
seharusnya memasuki fase kelumrahan baru. Tapi, secara esensi fase ini memang
akan kita hadapi. Para pebisnis akan menghadapi tantangan untuk kembali bangkit
setelah dihantam oleh pandemi COVID-19.
Banyaknya faktor yang perlu dipertimbangkan, membuat para pemilik bisnis harus
mampu muncul dengan strategi bisnis yang benar-benar tidak biasa. Perlu memastikan
kesehatan karyawan, misalnya. Dulu, faktor kesehatan karyawan mungkin tidak
benar-benar menjadi perhatian dalam aktivitas bisnis sehari-hari, namun kondisi saat
ini sungguh sebuah pengecualian.
Masih ditambah lagi dengan perkiraan kembalinya permintaan pasar seperti sebelum
era COVID-19, bagaimana kondisi pasca pandemi akan mengubah operasional bisnis,
hingga perubahan perilaku konsumen dalam berbelanja. Faktor-faktor tersebut perlu
dikalkulasikan dengan cermat oleh para pemilik bisnis.
5. Pandemi telah menghancurkan banyak sekali prediksi dan sarana yang diandalkan
oleh para pemilik bisnis dalam pengambilan keputusan. Untuk memulai kembali
operasional, para pemilik bisnis perlu memiliki kerangka yang solid, di tengah situasi
yang serba tidak menentu.
Caranya, pemilik bisnis perlu memiliki ‘peta’ proses pemulihan bisnis secara rinci. Peta
tersebut yang menjadi acuan terkait proses produksi, rantai pasokan, strategi
pemasaran, hingga jangka waktu pemulihan yang dibutuhkan.
Peta ini juga akan menjadi acuan bagi pemilik untuk meninjau kembali rencana
investasi atau melakukan relokasi bujet. Sebagai contoh, menunda rencana membuka
cabang dan menggunakan dana tersebut sebagai buffer budget selama krisis
berlangsung.
7. Setelah pandemi berakhir, rasa aman akan tetap menjadi bagian dari kebutuhan
konsumen. Maka, menjamin konsumen merasa aman saat mengakses produk atau jasa
yang ditawarkan oleh bisnismu harus selalu menjadi bagian dari strategi.
Maskapai Emirates menyediakan thermal screening bagi seluruh penumpang,
sementara Accor Group membuat protokol dan label sanitasi serta kebersihan yang
baru. Intinya, kamu berpartisipasi aktif dalam menjamin kesehatan dan keselamatan
konsumen. Pastikan pula konsumen mengetahui inisiatif tersebut, agar kepercayaan
konsumen tetap terjaga.
9. Sebagian besar penurunan pendapatan bisnis berasal dari merosotnya permintaan
pasar. Oleh sebab itu, bisnis perlu terhubung kembali dengan basis pelanggannya dan
mendorong munculnya permintaan dari pasar.
Para pemilik bisnis perlu mengidentifikasi potensi keuntungan, menyesuaikan harga
tapi bukan berarti merusak harga pasar, menjaga loyalitas pelanggan dengan berbagai
kemudahan, memastikan strategi pemasaran mencerminkan realita baru yang tengah
kita hadapi, serta mengoptimalkan berbagai kanal digital untuk pemasaran dan
penjualan.
11. Banyak sekali bisnis yang ingin kembali pada kapasitas operasional sebelum
hantaman COVID-19. Akan tetapi, di era new normal, hal tersebut sebaiknya tidak
menjadi target utama.
Dalam situasi yang serba tidak pasti ini, operasional bisnis sebaiknya dibuat lebih
fleksibel dan sediakan waktu lebih pendek untuk meninjau ulang setiap keputusan
bisnis.
13. Kebutuhan terhadap kanal digital meningkat pesat, baik bagi konsumen, pemasok,
serta berbagai pihak yang terlibat dalam aktivitas bisnis secara umum. Hal ini perlu
direspons dengan optimal oleh bisnis.
Transformasi ke kanal digital harus mampu memenuhi kebutuhan konsumen dan
karyawan, di saat yang bersamaan. Sebagai contoh, kamu menyediakan platform yang
sangat mudah untuk konsumen berbelanja dari rumah. Untuk mengimbanginya, kamu
juga mungkin perlu memberikan pelatihan terkait teknologi yang digunakan kepada
karyawan, dalam rangka mengoptimalkan proses kerja dan pelayanan konsumen.