2. Pengertian manajemen
• suatu proses di mana seseorang dapat
mengatur segala sesuatu yang dikerjakan
oleh individu atau kelompok
• suatu kegiatan yang dilakukan oleh
seorang manager untuk mengarahkan
bawahan atau orang lain dalam
menyelesaikan pekerjaan demi tercapainya
sebuah tujuan.
3. Fungsi manajemen
• 1.Fungsi Perencanaan adalah hal pertama yang wajib dilakukan seorang
manajer. Dengan adanya perencanaan, manajer mengevaluasi segala
tindakan, baik yang sudah dilakukan maupun yang belum. Tanpa adanya
perencanaan yang matang, tujuan dari kegiatan manajemen tidak akan
tercapai.
• 2. fungsi pengorganisasian. Tujuannya untuk mempermudah proses
pengawasan yang dilakukan manajer.
• 3. Fungsi penempatan, manajer bertugas untuk menempatkan sumber
daya yang tersedia sesuai dengan kebutuhan. Dengan begitu, proses
pencapaian tujuan dapat dilakukan dengan lebih efektif dan efisien.
• 4. Fungsi pengarahan sebagai upaya agar perencanaan yang telah dibuat
dapat berjalan dengan lancar. Jadi pengarahan perlu dilakukan agar
segala sesuatu yang dilakukan dapat berjalan sesuai arahan atau rencana.
• 5. fungsi pengawasan. Tujuannya agar kegiatan manajemen dapat
berlangsung sesuai rencana. Jika tidak berjalan baik, dapat
dilangsungkan proses evaluasi. Jadi, tujuan manajemen pun dapat
tercapai dengan lebih efektif dan efisien.
4. Unsur – unsur manajemen
1. Manusia
2. Uang
3. Material
4. Mesin
5. Metode
6. Pasar
5. Akar atau dasar manajemen kebidanan,
adalah ilmu manajemen secara umum.
Bidan di dalam prakteknya secara profesional,
dituntut tanggung jawab manajerial yang
bermutu .
manajemen kebidanan merupakan alur fikir
bagi seorang bidan dalam memberikan
arah/kerangka dalam menangani kasus yang
menjadi tanggung jawabnya.
6. Menurut buku 50 tahun IBI, 2007
Pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan
metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dari
pengkajian, analisis data, diagnosa kebidanan,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluai.
Menurut Depkes RI, 2005
Manajemen kebidanan adalah metode pendekatan
pemecahan masalah ibu dan anak yang khusus dilakukan
oleh bidan dalam memberikan asuhan kebidanan kepada
individu, keluarga, dan masyarakat.
Menurut Helen Varney (1997)
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah
yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan
pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-
penemuan, ketrampilan dalam rangkaian/tahapan yang
logis untuk pengambilan suatu keputusan berfokus pada
klien.
7. 1. Mengumpulkan data secara sistematis.
2. Mengidentifikasi masalah dan membuat
diagnosa.
3. Mengidentifikasi kebutuhan terhadap asuhan.
4. Memberi informasi dan support kepada klien.
5. Membuat rencana asuhan yang komprehensif
bersama klien.
6. Secara pribadi bertanggung jawab terhadap
implementasi rencana individual
8. Lanjutan…
7. Melakukan konsultasi, perencanaan dan melaksanakan
manajemen dengan berkolaborasi dan merujuk klien
untuk mendapatkan asuhan selanjutnya.
8. Merencanakan manajemen terhadap komplikasi
tertentu, dalam situasi darurat dan bila ada
penyimpangan dari keadaan normal.
9. Melakukan evaluasi bersama klien terhadap pencapaian
asuhan kesehatan dan merevisi rencana asuhan sesuai
dengan kebutuhan.
9. • 7 langkah manajemen kebidanan
menurut Helen Varney :
• Langkah I : Pengumpulan data dasar
• Langkah II : Interpretasi data dasar
• Langkah III : Identifikasi diagnosa atau
masalah potensial dan mengantisipasi
penangannya.
• Langkah IV : Menetapkan kebutuhan akan
tindakan segera
10. • Langkah V : Menyusun rencana asuhan yang
menyeluruh
• Langkah VI : Melaksanakan asuhan secara
efisien dan aman
• Langkah VII: Mengevaluasi
11. LANGKAH I
Biodata
Riwayat menstruasi
Riwayat kesehatan
Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yg lalu
Riwayat KB
Pengetahuan ibu
Pemeriksaan Fisik dan obstetri (Khusus)
Pemeriksaan Penunjang
12. Lakukan identitas terhadap diagnosis atau
masalah berdasarkan interpretasi yang benar
atas data-data yang telah dikumpulkan.
Diagnosis kebidanan merupakan diagnosis
yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktek
kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur
diagnosis kebidanan
LANGKAH II
13. Data :Ibu hamil anak ketiga, pernah keguguran
saat hamil anak pertama, usia kehamilan saat
ini 9 bulan, dari hasil pemeriksaan
menunjukkan tinggi fundus uteri 33 cm,
presentasi kepala, penurunan 5/5,TD
110/70mmHg, BB saat ini 65 kg, nafsu makan
baik, ibu mengeluh sering buang air kecil pada
malam hari.
14. G3P1A1, hamil 36
minggu, preskep, anak
tunggal hidup intrauterine
Masalah: ibu mengalami
gangguan fisiologis pada
kehamilan tua.
15. Diakui dan telah disyahkan
oleh profesi.
Berhubungan langsung
dengan praktek kebidanan.
Memiliki ciri khas kebidanan.
Didukung oleh clinical
judgement dalam praktek
kebidanan.
Dapat diselesaikan dengan
pendekatan manajemen
kebidanan.
16. Identifikasi masalah potensial atau diagnosis potensial
berdasarkan diagnosis/maslah yang sudah diidentifikasi.
Bidan diharapkan dapat waspada dan bersiap-siap
mencegah diagnosis/ masalah potensial ini menjadi
kenyataan.
Pada langkah ini bidan dituntut untuk mampu
mengantisipasi masalah potensial, tidak hanya merumuskan
masalah potensial yang akan terjadi, tetapi juga merumuskan
tindakan antisipasi agar masalah atau diagnosis tersebut
tidak terjadi
LANGKAH III
17. Seorang wanita dengan pembesaran uterus yang
berlebihan.
Bidan harus mempertimbang kemungkinan penyebab
pembesaran uterus yang berlebiahan tersebut, misal :
Polihidramnion
Besar dari masa kehamilan
Ibu dengan diabetes kehamilan
kehamilan kembar).
18. LANGKAH IV
Dalam kodisi tertentu, seorang bidan mungkin
juga perlu melakukan konsultasi atau kolaborasi.
Dalam hal ini, bidan harus mampu mengevaluasi
kondisi setiap klien untuk menentukan kepada
siapa sebaiknya konsultasi kolaborasi dilakukan.
19. Rencanakan asuhan menyeluruh yang ditentukan berdasarkan
langkah-langkah sebelumnya.
Pedoman antisipasi ini mencakup perkiraan tentang hal yang akan
terjadi berikutnya:
Apakah dibutuhkan penyuluhan?
Konseling ?
Merujuk klien ?
Rencana tersebut sudah mencakup setiap hal yang berkaitan dengan
semua aspek asuhan kesehatan dan sudah disetujui oleh kedua belah
pihak, yaitu bidan dan klien
LANGKAH V
20. Rencana asuhan dilakukan dengan efisien dan aman.
Pelaksanaan bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan
atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim
kesehatan lainnya.
Penatalaksanaan yang efisien dan berkualitas akan
berpengaruh pada waktu serta biaya serta meningkatkan
mutu dan asuhan klien.
LANGKAH VI
21. Evaluasi dilakukan secara siklus dengan mengkaji ulang
aspek asuhan yang tidak efektif.
Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut
efektif sedang sebagian lagi belum efektif .
Mengingat bahwa proses manajemen asuhan merupakan
suatu kegiatan yang bersinambungan, maka bidan perlu
mengulangi kembali setiap asuhan yang tidak efektif.
25. PEDOMAN
PENDOKUMENTASIAN
• Jangan menghapus menggunakan tipe-x
atau mencoret tulisan yang salah ketika
mencatat.
• Jangan menulis komentar yang bersifat
mengkritik klien atau tenaga kesehatan yang
lain.
• Mengoreksi semua kesalahan sesegera
mungkin karena kesalahan menulis dapat
diikuti dengan kesalahan tindakan.
26. Lanjutan...
• Mencatat data hanya yang berupa fakta, catatan
harus akurat dan dapat dipercaya. Pastikan yang
ditulis adalah fakta, jangan berspekulasi atau
menulis perkiraan saja.
• Jangan membiarkan bagian kosong pada catatan
bidan, karena orang lain dapat menambahkan
informasi yang tidak benar pada bagian kosong
tersebut.
• Semua catatan harus dapat dibaca dan ditulis
dengan tinta, karena tulisan yang tidak terbaca
dapat disalahtafsirkan.
27. Lanjutan...
• Jika mempertanyakan suatu instruksi, catat bahwa
anda sedang megklarifikasi .
• Menulis untuk diri bidan sendiri karena bidan
bertanggung jawab atas informasi yang ditulisnya.
• Menghindari penggunaan tulisan yang bersifat
umum seperti “keadaan tidak berubah” karena
informasi yang spesifik tentang kondisi klien atau
kasus bisa secara tidak disengaja terhapus jika
informasi bersifat terlalu umum.
• Dokumentasi dimulai dengan waktu dan di akhiri
dengan tanda tangan serta title anda