SlideShare a Scribd company logo
1 of 43
PENGENALAN, OPERASIONAL
MESIN PENGERING PADI*
KIKI SUHEITI, STP., M.Eng
*) BAHAN PRESENTASI PELATIHAN KELILING BAPELTAN JAMBI, 6 NOVEMBER 2018
Pendahuluan (1)
 Hasil pertanian temasuk padi dan bijian lainnya jagung,
kedelai dan kacang tanah merupakan bahan hayati
sampai dipanenpun masih sebagai benda hayati atau
sebagai benda “hidup”.
 Sebagai benda hayati (tanaman), hasil pertanian
tersebut saat dipanen masih melakukan kegiatan
kehidupannya yang membutuhkan energi untuk
kagiatannya.
 Hasil pertanian tersebut sebagai benda hidup masih
melakukan respirasi (pernapasan) yang membutuhkan
energi dan oksigen (tenaga dan udara).
Pendahuluan (2)
 Hasil pertanian saat dipanen umumnya masih
mengandung air cukup tinggi ( >30%).
 Dengan kandungan air yang tinggi memungkinkan
kehidupan lain (serangga dan jamur) pada hasil
pertanian.
 Hasil pertanian mengadung bahan makanan yang juga
dibutuhkan oleh kehidupan lain yi serangga, mikrobia,
jamur, dll. yang dapat memperpendek “umur simpan”.
 Untuk memperpanjang umur simpan perlu perlakuan
untuk menurunkan kandungan air dan mencegah
pertumbuhan kehidupan serangga dan jamur pada hasil
pertanian.
Pendahuluan (3)
 Kegiatan pascapanen dikerjakan dengan tujuan agar
hasil pertanian dapat disimpan lama atau
memperpanjang “umur simpan” sampai siap untuk
dikonsumsi atau diolah lebih lanjut.
 Pascapanen sering disebut sebagai tindakan konservasi
atau preservasi yaitu upaya untuk mencegah kerusakan
setelah lewat panen atau pascapanen.
 Kegiatan pascapanen tersebut meliputi pembersihan,
perontogan, pengeringan, pembijian, pengirisan/
pemotongan, pengecilan ukuran pembersihan,
pemilahan biji, pengemasan dan penyimpanan.
Pengeringan (1)
 Pengeringan merupakan usaha untuk mengurangi
kandungan atau kadar air sehingga produk aman
untuk disimpan atau dapat disimpan untuk waktu lama.
 Pengurangan kandungan air dilakukan dengan cara
perpindahan air dari dalam produk ke udara bebas
atau penguapan.
 Terjadinya perpindahan uap air atau penguapan
karena adanya perbedaan tekanan uap air dalam
bahan dengan udara sekitarnya dan disertai
pemberian panas untuk penguapan.
 Proses pengeringan merupakan proses perpindahan
massa uap air dari dalam produk ke media pengering
disertai dengan pemberian panas untuk penguapan.
Pengurangan kandungan air
atau Pengeringan (2)
 Produk dan hasil pertanian mengandung air atau
kadar air tinggi saat dipanen.
 Kadar air tinggi untuk konsumsi segar memang
sebagai satu ukurun kesegaran.
 Untuk penggunaan beberapa waktu setelah panen
kadar air tinggi dapat menyebabkan kerusakan.
 Dengan kadar air tinggi kegiatan fisiologi dan
enzimatik tinggi, mudah menyebab tumbuh jamur
dan bertunas/berkecambah.
 Padi basah disimpan bisa jadi menguning dan
tumbuh jamur maka untuk mencegahnya perlu
pengurangan kandungan air.
Pengeringan (3)
Produk pertanian
dengan kandungan air
tinggi
Panas masuk
ke produk
Air menguap
keluar
Media pemanas dan
pembawa uap air,
biasanya udara
Proses pengeringan merupakan proses perpindahan panas dari media pemanas (udara)
kedalam produk disertai dengan proses perpindahan uap air keluar dari produk. Media
pemanas sekaligus berfungsi pembawa uap air pergi meninggalkan produk. Media
pembawa panas biasanya berupa udara yang dipanasi, tetapi dapat juga partikel padat
(pasir).
Pengertian Dasar (1)
 Kandungan air atau kadar air:
• Kadar air merupakan ungkapan untuk menyatakan
jumlah massa air yang terdapat dalam produk atau
hasil pertanian.
• Kadar air, KA (moisture content, M) dikemukakan
dengan dua cara:
• KA (basis kering, bk) = berat air/berat massa kering
x 100%
• KA (basis basah, bb) = berat air/(berat massa
kering +berat air) x 100%
Kadar air atau Kandungan air
Masa Air
(Wa)
Masa
Padatan
Kering
(Wk)
KA (bk)
Kadar air basis kering:
Kadar air basis basah:
KA (bb)
Masa Air
(Wa)
Masa
Padatan
Kering
(Wk)
Masa Air
(Wa)
Masa
Padatan
Kering
(Wk)
Masa uap air
25 kg
75 kg
100 kg
10 kg
75 kg
85 kg
KA (bb) = 25/(25+75) x 100 %
= 25 %
KA (bb) = 10/(10+75) x 100 %
= 11,8 %
15 kg
Dikeringkan
Pengertian Dasar (2)
Kelembaban Udara (Humidity)
 Udara bebas selalu mengandung uap air di
dalamnya.
 Udara tanpa uap air disebut udara kering dan
dengan uap air disebut udara lembab.
 Ungkapan untuk menyatakan jumlah kandungan
uap air di udara disebut kelembaban (humidity,
H).
 Kelembaban = berat uap air/berat udara kering
(kg/kg)
 Kelembaban ini juga disebut sebagai kelembaban
mutlak (absolute humidity, ah).
Pengertian Dasar (3)
 Kandungan uap air dalam udara ada batas
maksimalnya atau disebut kelembaban jenuh
(saturated humidity). Bila terjadi embun artinya udara
sudah jenuh.
 Nisbah kelembaban udara terhadap kelembaban
jenuhnya pada suhu sama disebut kelembaban nisbi
(relatif humidity, RH)
 RH = massa uap air dalam udara/massa uas air jenuh
pada suhu sama x 100%
 Kisaran RH 0% s/d 100%, 0% berarti kering mutlak,
100% berarti jenuh. Udara sumuk itu mendekati jenuh.
 RH dapat digunakan untuk menyatakan berapa
ketersediaan udara untuk menerima uap air.
Cara pengeringan (1)
Pengeringan secara alami atau penjemuran yaitu pengeringan
dengan memanfaatkan panas matahari. Bahan dibentangkan
untuk menerima sinar matahari.
 Penjemuran langsung dengan panas matahari, sarana
pengeringan yang paling sederhana, berupa lantai
jemur, jalan beraspal, tikar atau terpal.
 Penjemuran murah sumber energinya.
 Tergantung alam pada iklim. Banyak produk saat panen
raya justru pada musim hujan.
 Permukaan lebih banyak menerima sinar sehingga suhu
tidak terkendali dan sering menurunkan kualitas (mudah
pecah).
 Perlu pembalikan untuk meratakan panas dan suhu.
Pengeringan Padi dengan
Penjemuran
Pengeringan Padi secara mekanis
• Mesin pengering tipe bak datar (Flat Bed Dryer)
• Mesin pengering tipe vertikal :
- Mesin pengering sirkulasi (Circulation dryer)
- Mesin pengering kontinyu (Continuous dryer)
Proses pengeringan padi dilakukan dengan cara
menggunakan bantuan alat atau mesin pengering buatan
Jenis Alsin pengering padi
Klasifikasi Mesin Pengering
Tipe Bak Datar
Berdasarkan sumber daya penggerak:
- Mesin pengering gabah bersumber daya motor
bakar (motor bensin atau motor diesel)
- Mesin pengering gabah bersumber daya motor
listrik
Berdasarkan cara pemberian panasnya:
- Mesin pengering gabah dengan pemanasan
langsung (direct heating)
- Mesin pengering gabah dengan pemanasan tidak
langsung (indirect heating)
Bagian-Bagian Utama Mesin
Pengering Tipe Bak Datar
1. Kotak pengering
2. Blower
3. Motor penggerak
4. Kompor pemanas (Burner)
atau Tungku Pemanas
5. Ruang plenum
6. Saluran udara
7. Tangki bahan bakar
Mesin Pengering Biji-Bijian Tipe Bak Datar (Flat Bed)
Pengeringan Secara Mekanis
1
2
3 4
5
Keterangan:
1. Blower (kipas)
2. Burner
3. Saluran udara
4. Ruang plenum
5. Lapisan tumpukan gabah
Prinsip Pengeringan dengan Flat Bed Dryer
Fungsi dan Keunggulan :
1. Mengeringkan atau menurunkan kadar air
bibi-bijian (padi, jagung, kedelai, dll).
2. Waktu pengeringan lebih singkat dan tidak
tergantung cuaca
3. Biaya kerja pengeringan lebih murah
4. Kerusakan biji sangat rendah
Spesifikasi :
• Tipe : Hybrid (tongkol, batu bara)
• Kapasitas : 3-5 ton/proses
• Waktu pengeringan : 8 – 10 jam
• Suhu pengering : Manual/Diatur dari BB
• Penggerak : Diesel 8,5 HP/ 2200 rpm
(SNI)
• Dimensi : P(9 m) x L(2 m) x T(3 m)
Tungku Pemanas
Bagian Tungku Pemanas
Ruang
Pembakaran
Lubang
Pemanasan
Pipa
Pemanas
Ruang
Pembakaran
Dinding
Pipa
Pemanas
Mesin Pengering BBS
• Kapasitas : 3 ton/proses
• Bahan bakar : biomass (sekam)
• Laju Pengeringan : 0,8 – 1,2 %/jam
• Sistem pemanasan : tidak langsung
• Konsumsi sekam : 25 kg/jam
• Masukkan gabah ke dalam kotak pengering sesuai dengan
kapasitas muatnya (ketebalan tumpukan gabah maksimum 40
cm)
• Kapasitas muat kotak pengering dapat dihitung berdasarkan
ukuran volume kotak pengering dan bulk density gabah.
Prosedur Pengoperasian Mesin
Pengering Tipe Kotak (Bed Dryer)
)(
)/(
)(
)(
)(
)(
3
kgpengeringkotakKapasitasm
mkggabahdensitybulkV
mgabahtumpukanTebalT
mpengeringkotakLebarL
mpengeringkotakPanjangP
VxTxLxPm
kp
kp
kpkp






• Siapkan bahan bakar yang cukup sesuai dengan jenis
tungku pemanas yang ada. Jika tungkunya berupa
kompor pemanas (burner ) maka isi tangki bahan bakar
sesuai dengan bahan bakar yang digunakan (minyak
tanah, solar, atau gas)
• Hidupkan blower dengan menghidupkan motor
penggeraknya, dan cek aliran udara di atas tumpukan
gabah (kec. udara: 6-8 m/menit).
• Setelah blower dihidupkan selama kurang lebih 30 menit,
tungku atau burner (kompor pemanas) dihidupkan.
• Atur suhu udara pengering di ruang plenum melalui
penyetelan suhu pada thermostat antara 45-50 oC atau
pengaturan nyala api pada tungku. Suhu gabah dijaga
jangan sampai lebih dari 42 oC.
• Untuk tungku berbahan bakar biomasa, suhu pengering
dilakukan melalui pengaturan besar kecilnya nyala api
pada tungku atau bukaan udara yang masuk ke dalam
tungku.
• Setelah pengering berlangsung 4 jam, perlu dilakukan
pembalikan gabah agar kadar air bahan bisa seragam.
• Apabila kadar air gabah sdh mencapai 12-14 %,
pengeringan dihentikan. Terlebih dahulu matikan burner
dan biarkan blower tetap hidup selama kurang lebih 1
jam dan setelah itu baru dimatikan.
• Gabah siap diproses untuk pengolahan lebih lanjut
(pembersihan, pengemasan, penggilingan, dll).
Sistem Kontrol Suhu Pengeringan
Apabila suhu gabah
lebih dari 42 C, maka
suhu pada thermostat
perlu diturunkan.
Sebaliknya apabila
suhu gabah masih
rendah belum
mencapai 42 C, maka
suhu pada thermostat
perlu dinaikkan.
Hal-hal Yang Harus Diperhatikan
Pada Pengeringan Dengan Bed Dryer
 Apabila aliran udara diatas tumpukan gabah rendah, kurang
dari 6 m/menit, maka perlu dicek apakah tumpukan bahan
terlalu tebal atau aliran udara yang dihasilkan blower kurang,
atau terjadi kebocoran pada sistem saluran udara.
 Tumpukan bahan makin tebal berarti jumlah bahan makin
banyak shg hambatan yang dialami oleh aliran udara pengering
menjadi lebih besar, akibatnya terjadi penurunan tekanan
(pressure drop), sehingga udara tidak mampu menembus
tumpukan bahan.
 Apabila aliran udara tidak mampu menembus tumpukan bahan
maka akan terjadi penurunan kadar air yang tidak merata
antara lapisan bawah dan lapisan atas.
Hal Yang Harus Diperhatikan Pada
Pengeringan Dengan Bed Dryer
 Kapasitas hembusan udara dari blower. Perlu dicek apakah
kapasitas hembusan udara yang dihasilkan blower cukup
untuk melakukan proses pengeringan.
 Untuk menghitung kapasitas blower dapat menggunakan
persamaan berikut.
)/(
)(
)/(
2
3
mntmpengeringudaralaju
mpengeringkotakpermukaanluasA
mntmblowerkapasitasV
xAV
b
bl
bbl






Hal Yang Harus Diperhatikan Pada
Pengeringan Dengan Bed Dryer
 Perlu dilakukan pembalikan gabah agar kadar
air bahan antara lapisan bawah dan atas bisa
lebih seragam.
 Pembalikan gabah dilakukan setelah 4-6 jam
proses pengeringan berlangsung, dengan
menggunakan tenaga manusia.
Kondisi Aliran Udara di atas
Tumpukan Bahan Pada
Pengeringan dengan Bed Dryer
Aliran udara di atas
tumpukan bahan rendah
Aliran udara di atas
tumpukan bahan cukup
Pengeringan Padi dengan
Continuous Flow Dryer
• Continuous Flow Dryer merupakan mesin pengering
dimana bahan yang dikeringkan mengalir secara
bertahap dari atas ke bawah, dengan bagian komponen
mesin yeng terdiri dari kolom pengering, komponen
pemanas seperti kompor, kipas (blower), motor
penggerak, dan discharge device.
• Ruangan plenum terletak di bagian tengah butiran padi
yang akan dikeringkan atau di bagian samping kolom
pengering, tergantung pada tipe mesin pengering.
Bagian-bagian Utama Mesin Pengering
Kontinyu1
8
6
2
3
4
5
7
Keterangan:
1. Hopper pemasukan
2. Penampung gabah
3. Bagian ruang pengering
4. Ruang plenum (saluran
udara)
5. Kompor pemanas (burner)
6. Blower
7. Bagian pendingin
8. Hopper pengeluaran
Prinsip Kerja Mesin Pengering
Tipe Kontinyu
1. Padi yang akan dikeringkan
dimasukkan pada bagian atas kotak
pengering. Udara pemanas
dihembuskan pada salah satu sisi
kotak pengering dan keluar lewat sisi
yang lain.
2. Pada saat pengeringan padi terus
turun ke bawah dan dikeluarkan pada
bagian bawah melalui hoper
pengeluaran dan peralatan
pengeluaran bahan (discharge device)
yang terletak pada bagian bawah
kotak pengering. Besarnya kecepatan
keluarnya gabah dapat diatur.
Mesin Pengering Tipe Kontinyu
Plenum terletak di tengah kotak pengering.
Mesin Pengering Biji-bijian Tipe
Continuous-Flow
1
2
3
4
5
udara
panas
keluar
Udara
panas
masuk
Keterangan :
1 Ruang pengering
2 Ruang plenum
3 Rol pengatur pengeluaran biji
4 Skrew pembawa (auger)
5 Kawat saringan
Blower Hisap (1 Hp)
Sistem transmisi screw
pembawa dan
pengatur keluaran di
ruang pengeringan
Bucket Konveyor
Panel control
(Blower, konveyor,
screw)
Panel control
(Kompor pemanas)
Kompor pemanas
Ulir (Screw) pembawa
bahan dari bucket ke
bak pengering
Motor penggerak bucket
dan screw atas (2 Hp)
Motor penggerak screw
bawah dan pengatur
bukaan (1 Hp)
Pengeluaran
Gabah kering
Ruang Penampung Gabah
Mesin Pengering Tipe Sirkulasi
Mesin Pengering Padi Tipe Sirkulasi
Spesifikasi:
Dimensi:
Panjang : 2400 mm
Lebar : 1200 mm
Tinggi : 4100 mm
Kapasitas : 2 - 3 ton/proses
Bahan bakar : Gas LPG
Suhu pengeringan : 40 - 42 C (Kontrol otomatis)
Lama pengeringan : 15-18 jam
Laju pengeringan : 0,8 – 1 %/jam
Sistem pemanasan : Langsung
Sistem pemanas : Automatic Gas Burner
Waktu loading/unloading : 3 - 4 jam
Penggerak bucket elevator : Motor listrik 2 HP
Penggerak screw conveyor : Motor listrik 1 HP
Penggerak Blower : Motor listrik 1 HP
Fungsi: Untuk mengeringkan padi dengan cara
menyirkulasikan atau mengalirkan bahan yang
dikeringkan melalui zone pengeringan secara kontinyu
sampai diperoleh kadar air yang diinginkan. Hanya
digunakan untuk satu varietas padi.
Mesin Pengering Sirkulasi
Kapasitas : 2 ton/proses
Bahan bakar : Gas LPG
Lama pengeringan : 10-12 jam
Laju pengeringan : 1%/jam
Sistem pemanasan : Langsung
Perhitungan Penurunan Berat
Gabah Setelah Pengeringan
Gabah kering panen sebanyak 4 ton dikeringkan dari
kadar air awal 25% menjadi 14%. Berapakah lengas yang
diuapkan? Berapakah berat gabah setelah dikeringkan?
K.A.=25% K.A.=14%
Dikeringkan
ma1
mp1
ma2
mp2
mu
CONTOH SOAL :
Gabah sebanyak 4 ton dg kadar air awal 25% berarti :
Kandungan air (ma1) = 0,25 x 4 ton = 1 ton
Berat padat kering (mp1) = 4 ton – 1 ton = 3 ton
Pada kadar air 14% berarti :
3
14,0
2
2


a
a
m
m
22 )3(14,0 aa mm 
K.A.=25% K.A.=14%
Dikeringkan
1 t
3 t
ma2
3 t
mu
Lengas yang diuapkan (mu) = ma1 – ma2
= (1 – 0,49) ton
= 0,51 ton = 510 kg
49,0
86,0/42,0
42,086,0
14,042,0
42,014,0
)3(14,0
2
2
2
22
22
22






a
a
a
aa
aa
aa
m
m
m
mm
mm
mm
Berat gabah stlh dikeringkan = mp1 + ma2
= 3 + 0,49 = 3,49 ton
K.A.=25% K.A.=14%
Dikeringkan
1 t
3 t
0,49
3 t
mu = 0,51 t
Mesin Pengering Padi

More Related Content

What's hot

Drying Operasi teknik kimia
Drying Operasi teknik kimiaDrying Operasi teknik kimia
Drying Operasi teknik kimiaRatna54
 
Evapotranspirasi
EvapotranspirasiEvapotranspirasi
EvapotranspirasiJoel mabes
 
Penyimpanan hasil – hasil pertanian
Penyimpanan hasil – hasil pertanianPenyimpanan hasil – hasil pertanian
Penyimpanan hasil – hasil pertanianagronomy
 
ITP UNS Semester 3, Mesin dan Peralatan: Pengeringan
ITP UNS Semester 3, Mesin dan Peralatan: PengeringanITP UNS Semester 3, Mesin dan Peralatan: Pengeringan
ITP UNS Semester 3, Mesin dan Peralatan: PengeringanFransiska Puteri
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISTEK ACARA 4
LAPORAN PRAKTIKUM FISTEK ACARA 4LAPORAN PRAKTIKUM FISTEK ACARA 4
LAPORAN PRAKTIKUM FISTEK ACARA 4Titin Indrawati
 
Kuliah ke 2 transpirasi
Kuliah ke 2 transpirasiKuliah ke 2 transpirasi
Kuliah ke 2 transpirasiKustam Ktm
 
Persentasi alat tanam benih (seeder)
Persentasi alat tanam benih (seeder)Persentasi alat tanam benih (seeder)
Persentasi alat tanam benih (seeder)Helmas Tanjung
 
Sistem Pengukuran Suhu dan Kelembaban Udara
Sistem Pengukuran Suhu dan Kelembaban UdaraSistem Pengukuran Suhu dan Kelembaban Udara
Sistem Pengukuran Suhu dan Kelembaban UdaraNabila Apriliastri
 
Hubungan antara kelembaban & suhu dan kapasitas udara
Hubungan antara kelembaban & suhu dan kapasitas udaraHubungan antara kelembaban & suhu dan kapasitas udara
Hubungan antara kelembaban & suhu dan kapasitas udaraJoel mabes
 
Pengelolaan Lingkungan, Kondisi Termasuk Kontrol Atmosfer pada Pasca Panen Bu...
Pengelolaan Lingkungan, Kondisi Termasuk Kontrol Atmosfer pada Pasca Panen Bu...Pengelolaan Lingkungan, Kondisi Termasuk Kontrol Atmosfer pada Pasca Panen Bu...
Pengelolaan Lingkungan, Kondisi Termasuk Kontrol Atmosfer pada Pasca Panen Bu...Nur Haida
 
10 kerusakan produk pascapanen
10 kerusakan produk pascapanen10 kerusakan produk pascapanen
10 kerusakan produk pascapanenKustam Ktm
 
Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4
Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4
Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4Ariefman Fajar
 
ITP UNS SEMESTER 2 Transportasi fluida
ITP UNS SEMESTER 2 Transportasi fluidaITP UNS SEMESTER 2 Transportasi fluida
ITP UNS SEMESTER 2 Transportasi fluidaFransiska Puteri
 

What's hot (20)

Kp3 evaporasi
Kp3 evaporasiKp3 evaporasi
Kp3 evaporasi
 
Drying Operasi teknik kimia
Drying Operasi teknik kimiaDrying Operasi teknik kimia
Drying Operasi teknik kimia
 
Pendinginan
PendinginanPendinginan
Pendinginan
 
Evapotranspirasi
EvapotranspirasiEvapotranspirasi
Evapotranspirasi
 
9. produksi benih
9. produksi benih9. produksi benih
9. produksi benih
 
Penyimpanan hasil – hasil pertanian
Penyimpanan hasil – hasil pertanianPenyimpanan hasil – hasil pertanian
Penyimpanan hasil – hasil pertanian
 
Pengeringan (lanjutan)
Pengeringan (lanjutan)Pengeringan (lanjutan)
Pengeringan (lanjutan)
 
ITP UNS Semester 3, Mesin dan Peralatan: Pengeringan
ITP UNS Semester 3, Mesin dan Peralatan: PengeringanITP UNS Semester 3, Mesin dan Peralatan: Pengeringan
ITP UNS Semester 3, Mesin dan Peralatan: Pengeringan
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISTEK ACARA 4
LAPORAN PRAKTIKUM FISTEK ACARA 4LAPORAN PRAKTIKUM FISTEK ACARA 4
LAPORAN PRAKTIKUM FISTEK ACARA 4
 
suhu tanah
suhu tanahsuhu tanah
suhu tanah
 
Sifat Biologi Tanah PPT
Sifat Biologi Tanah PPTSifat Biologi Tanah PPT
Sifat Biologi Tanah PPT
 
Kuliah ke 2 transpirasi
Kuliah ke 2 transpirasiKuliah ke 2 transpirasi
Kuliah ke 2 transpirasi
 
Persentasi alat tanam benih (seeder)
Persentasi alat tanam benih (seeder)Persentasi alat tanam benih (seeder)
Persentasi alat tanam benih (seeder)
 
Sistem Pengukuran Suhu dan Kelembaban Udara
Sistem Pengukuran Suhu dan Kelembaban UdaraSistem Pengukuran Suhu dan Kelembaban Udara
Sistem Pengukuran Suhu dan Kelembaban Udara
 
Transpirasi dan respirasi
Transpirasi dan respirasiTranspirasi dan respirasi
Transpirasi dan respirasi
 
Hubungan antara kelembaban & suhu dan kapasitas udara
Hubungan antara kelembaban & suhu dan kapasitas udaraHubungan antara kelembaban & suhu dan kapasitas udara
Hubungan antara kelembaban & suhu dan kapasitas udara
 
Pengelolaan Lingkungan, Kondisi Termasuk Kontrol Atmosfer pada Pasca Panen Bu...
Pengelolaan Lingkungan, Kondisi Termasuk Kontrol Atmosfer pada Pasca Panen Bu...Pengelolaan Lingkungan, Kondisi Termasuk Kontrol Atmosfer pada Pasca Panen Bu...
Pengelolaan Lingkungan, Kondisi Termasuk Kontrol Atmosfer pada Pasca Panen Bu...
 
10 kerusakan produk pascapanen
10 kerusakan produk pascapanen10 kerusakan produk pascapanen
10 kerusakan produk pascapanen
 
Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4
Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4
Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4
 
ITP UNS SEMESTER 2 Transportasi fluida
ITP UNS SEMESTER 2 Transportasi fluidaITP UNS SEMESTER 2 Transportasi fluida
ITP UNS SEMESTER 2 Transportasi fluida
 

Similar to Mesin Pengering Padi

Pengeringan dan Pengolahan Nanas
Pengeringan dan Pengolahan NanasPengeringan dan Pengolahan Nanas
Pengeringan dan Pengolahan NanasErnalia Rosita
 
Fluidized bed dryer
Fluidized bed dryerFluidized bed dryer
Fluidized bed dryerIffa M.Nisa
 
Kajian sstem kolektor panas mathri utk pengering (edited)
Kajian sstem kolektor panas mathri utk pengering (edited)Kajian sstem kolektor panas mathri utk pengering (edited)
Kajian sstem kolektor panas mathri utk pengering (edited)Ifan Ifan
 
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 3 Transfer Massa Uap Air Selama Pengeringan
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 3 Transfer Massa Uap Air Selama PengeringanITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 3 Transfer Massa Uap Air Selama Pengeringan
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 3 Transfer Massa Uap Air Selama PengeringanFransiska Puteri
 
Arindyah kusumartanti karindyah@yahoo
Arindyah kusumartanti karindyah@yahooArindyah kusumartanti karindyah@yahoo
Arindyah kusumartanti karindyah@yahooSusanti Susanti
 
Laprak analisis kadar air fix
Laprak analisis kadar air fixLaprak analisis kadar air fix
Laprak analisis kadar air fixbintangdamayanti
 
Teknik pengolahan pasca panen hasil pertanian
Teknik pengolahan pasca panen hasil pertanianTeknik pengolahan pasca panen hasil pertanian
Teknik pengolahan pasca panen hasil pertanianboriskaido11
 
Laporan Analisa Pangan Acara 1 Air
Laporan Analisa Pangan Acara 1 AirLaporan Analisa Pangan Acara 1 Air
Laporan Analisa Pangan Acara 1 AirMelina Eka
 
Mata Kuliah Pengantar Teknolgi Pangan Pengeringan
Mata Kuliah Pengantar Teknolgi Pangan PengeringanMata Kuliah Pengantar Teknolgi Pangan Pengeringan
Mata Kuliah Pengantar Teknolgi Pangan PengeringanEzron Wenggo
 
komposting dan keranjang tatakura
komposting dan keranjang tatakurakomposting dan keranjang tatakura
komposting dan keranjang tatakuraWila Dantika
 

Similar to Mesin Pengering Padi (20)

Alat pengering 2
Alat pengering 2Alat pengering 2
Alat pengering 2
 
Pengeringan dan Pengolahan Nanas
Pengeringan dan Pengolahan NanasPengeringan dan Pengolahan Nanas
Pengeringan dan Pengolahan Nanas
 
Fluidized bed dryer
Fluidized bed dryerFluidized bed dryer
Fluidized bed dryer
 
Kajian sstem kolektor panas mathri utk pengering (edited)
Kajian sstem kolektor panas mathri utk pengering (edited)Kajian sstem kolektor panas mathri utk pengering (edited)
Kajian sstem kolektor panas mathri utk pengering (edited)
 
Pengeringan / Drying - Operasi Perpindahan Kalor
Pengeringan / Drying - Operasi Perpindahan KalorPengeringan / Drying - Operasi Perpindahan Kalor
Pengeringan / Drying - Operasi Perpindahan Kalor
 
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 3 Transfer Massa Uap Air Selama Pengeringan
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 3 Transfer Massa Uap Air Selama PengeringanITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 3 Transfer Massa Uap Air Selama Pengeringan
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 3 Transfer Massa Uap Air Selama Pengeringan
 
Jurnal joe butt
Jurnal joe buttJurnal joe butt
Jurnal joe butt
 
Presentasi dehumidifikasi
Presentasi dehumidifikasiPresentasi dehumidifikasi
Presentasi dehumidifikasi
 
Arindyah kusumartanti karindyah@yahoo
Arindyah kusumartanti karindyah@yahooArindyah kusumartanti karindyah@yahoo
Arindyah kusumartanti karindyah@yahoo
 
RESUME OPERASI HUMIDIFIKASI
RESUME OPERASI HUMIDIFIKASIRESUME OPERASI HUMIDIFIKASI
RESUME OPERASI HUMIDIFIKASI
 
Makalah ptp
Makalah ptpMakalah ptp
Makalah ptp
 
Laprak analisis kadar air fix
Laprak analisis kadar air fixLaprak analisis kadar air fix
Laprak analisis kadar air fix
 
Teknik pengolahan pasca panen hasil pertanian
Teknik pengolahan pasca panen hasil pertanianTeknik pengolahan pasca panen hasil pertanian
Teknik pengolahan pasca panen hasil pertanian
 
Laporan Analisa Pangan Acara 1 Air
Laporan Analisa Pangan Acara 1 AirLaporan Analisa Pangan Acara 1 Air
Laporan Analisa Pangan Acara 1 Air
 
konsep pengeringan (1).pptx
konsep pengeringan (1).pptxkonsep pengeringan (1).pptx
konsep pengeringan (1).pptx
 
Mata Kuliah Pengantar Teknolgi Pangan Pengeringan
Mata Kuliah Pengantar Teknolgi Pangan PengeringanMata Kuliah Pengantar Teknolgi Pangan Pengeringan
Mata Kuliah Pengantar Teknolgi Pangan Pengeringan
 
makalah dryer
makalah dryermakalah dryer
makalah dryer
 
Komposting
KompostingKomposting
Komposting
 
3583 7604-1-pb
3583 7604-1-pb3583 7604-1-pb
3583 7604-1-pb
 
komposting dan keranjang tatakura
komposting dan keranjang tatakurakomposting dan keranjang tatakura
komposting dan keranjang tatakura
 

Mesin Pengering Padi

  • 1. PENGENALAN, OPERASIONAL MESIN PENGERING PADI* KIKI SUHEITI, STP., M.Eng *) BAHAN PRESENTASI PELATIHAN KELILING BAPELTAN JAMBI, 6 NOVEMBER 2018
  • 2. Pendahuluan (1)  Hasil pertanian temasuk padi dan bijian lainnya jagung, kedelai dan kacang tanah merupakan bahan hayati sampai dipanenpun masih sebagai benda hayati atau sebagai benda “hidup”.  Sebagai benda hayati (tanaman), hasil pertanian tersebut saat dipanen masih melakukan kegiatan kehidupannya yang membutuhkan energi untuk kagiatannya.  Hasil pertanian tersebut sebagai benda hidup masih melakukan respirasi (pernapasan) yang membutuhkan energi dan oksigen (tenaga dan udara).
  • 3. Pendahuluan (2)  Hasil pertanian saat dipanen umumnya masih mengandung air cukup tinggi ( >30%).  Dengan kandungan air yang tinggi memungkinkan kehidupan lain (serangga dan jamur) pada hasil pertanian.  Hasil pertanian mengadung bahan makanan yang juga dibutuhkan oleh kehidupan lain yi serangga, mikrobia, jamur, dll. yang dapat memperpendek “umur simpan”.  Untuk memperpanjang umur simpan perlu perlakuan untuk menurunkan kandungan air dan mencegah pertumbuhan kehidupan serangga dan jamur pada hasil pertanian.
  • 4. Pendahuluan (3)  Kegiatan pascapanen dikerjakan dengan tujuan agar hasil pertanian dapat disimpan lama atau memperpanjang “umur simpan” sampai siap untuk dikonsumsi atau diolah lebih lanjut.  Pascapanen sering disebut sebagai tindakan konservasi atau preservasi yaitu upaya untuk mencegah kerusakan setelah lewat panen atau pascapanen.  Kegiatan pascapanen tersebut meliputi pembersihan, perontogan, pengeringan, pembijian, pengirisan/ pemotongan, pengecilan ukuran pembersihan, pemilahan biji, pengemasan dan penyimpanan.
  • 5. Pengeringan (1)  Pengeringan merupakan usaha untuk mengurangi kandungan atau kadar air sehingga produk aman untuk disimpan atau dapat disimpan untuk waktu lama.  Pengurangan kandungan air dilakukan dengan cara perpindahan air dari dalam produk ke udara bebas atau penguapan.  Terjadinya perpindahan uap air atau penguapan karena adanya perbedaan tekanan uap air dalam bahan dengan udara sekitarnya dan disertai pemberian panas untuk penguapan.  Proses pengeringan merupakan proses perpindahan massa uap air dari dalam produk ke media pengering disertai dengan pemberian panas untuk penguapan.
  • 6. Pengurangan kandungan air atau Pengeringan (2)  Produk dan hasil pertanian mengandung air atau kadar air tinggi saat dipanen.  Kadar air tinggi untuk konsumsi segar memang sebagai satu ukurun kesegaran.  Untuk penggunaan beberapa waktu setelah panen kadar air tinggi dapat menyebabkan kerusakan.  Dengan kadar air tinggi kegiatan fisiologi dan enzimatik tinggi, mudah menyebab tumbuh jamur dan bertunas/berkecambah.  Padi basah disimpan bisa jadi menguning dan tumbuh jamur maka untuk mencegahnya perlu pengurangan kandungan air.
  • 7. Pengeringan (3) Produk pertanian dengan kandungan air tinggi Panas masuk ke produk Air menguap keluar Media pemanas dan pembawa uap air, biasanya udara Proses pengeringan merupakan proses perpindahan panas dari media pemanas (udara) kedalam produk disertai dengan proses perpindahan uap air keluar dari produk. Media pemanas sekaligus berfungsi pembawa uap air pergi meninggalkan produk. Media pembawa panas biasanya berupa udara yang dipanasi, tetapi dapat juga partikel padat (pasir).
  • 8. Pengertian Dasar (1)  Kandungan air atau kadar air: • Kadar air merupakan ungkapan untuk menyatakan jumlah massa air yang terdapat dalam produk atau hasil pertanian. • Kadar air, KA (moisture content, M) dikemukakan dengan dua cara: • KA (basis kering, bk) = berat air/berat massa kering x 100% • KA (basis basah, bb) = berat air/(berat massa kering +berat air) x 100%
  • 9. Kadar air atau Kandungan air Masa Air (Wa) Masa Padatan Kering (Wk) KA (bk) Kadar air basis kering: Kadar air basis basah: KA (bb)
  • 10. Masa Air (Wa) Masa Padatan Kering (Wk) Masa Air (Wa) Masa Padatan Kering (Wk) Masa uap air 25 kg 75 kg 100 kg 10 kg 75 kg 85 kg KA (bb) = 25/(25+75) x 100 % = 25 % KA (bb) = 10/(10+75) x 100 % = 11,8 % 15 kg Dikeringkan
  • 11. Pengertian Dasar (2) Kelembaban Udara (Humidity)  Udara bebas selalu mengandung uap air di dalamnya.  Udara tanpa uap air disebut udara kering dan dengan uap air disebut udara lembab.  Ungkapan untuk menyatakan jumlah kandungan uap air di udara disebut kelembaban (humidity, H).  Kelembaban = berat uap air/berat udara kering (kg/kg)  Kelembaban ini juga disebut sebagai kelembaban mutlak (absolute humidity, ah).
  • 12. Pengertian Dasar (3)  Kandungan uap air dalam udara ada batas maksimalnya atau disebut kelembaban jenuh (saturated humidity). Bila terjadi embun artinya udara sudah jenuh.  Nisbah kelembaban udara terhadap kelembaban jenuhnya pada suhu sama disebut kelembaban nisbi (relatif humidity, RH)  RH = massa uap air dalam udara/massa uas air jenuh pada suhu sama x 100%  Kisaran RH 0% s/d 100%, 0% berarti kering mutlak, 100% berarti jenuh. Udara sumuk itu mendekati jenuh.  RH dapat digunakan untuk menyatakan berapa ketersediaan udara untuk menerima uap air.
  • 13. Cara pengeringan (1) Pengeringan secara alami atau penjemuran yaitu pengeringan dengan memanfaatkan panas matahari. Bahan dibentangkan untuk menerima sinar matahari.  Penjemuran langsung dengan panas matahari, sarana pengeringan yang paling sederhana, berupa lantai jemur, jalan beraspal, tikar atau terpal.  Penjemuran murah sumber energinya.  Tergantung alam pada iklim. Banyak produk saat panen raya justru pada musim hujan.  Permukaan lebih banyak menerima sinar sehingga suhu tidak terkendali dan sering menurunkan kualitas (mudah pecah).  Perlu pembalikan untuk meratakan panas dan suhu.
  • 15. Pengeringan Padi secara mekanis • Mesin pengering tipe bak datar (Flat Bed Dryer) • Mesin pengering tipe vertikal : - Mesin pengering sirkulasi (Circulation dryer) - Mesin pengering kontinyu (Continuous dryer) Proses pengeringan padi dilakukan dengan cara menggunakan bantuan alat atau mesin pengering buatan Jenis Alsin pengering padi
  • 16. Klasifikasi Mesin Pengering Tipe Bak Datar Berdasarkan sumber daya penggerak: - Mesin pengering gabah bersumber daya motor bakar (motor bensin atau motor diesel) - Mesin pengering gabah bersumber daya motor listrik Berdasarkan cara pemberian panasnya: - Mesin pengering gabah dengan pemanasan langsung (direct heating) - Mesin pengering gabah dengan pemanasan tidak langsung (indirect heating)
  • 17. Bagian-Bagian Utama Mesin Pengering Tipe Bak Datar 1. Kotak pengering 2. Blower 3. Motor penggerak 4. Kompor pemanas (Burner) atau Tungku Pemanas 5. Ruang plenum 6. Saluran udara 7. Tangki bahan bakar
  • 18. Mesin Pengering Biji-Bijian Tipe Bak Datar (Flat Bed) Pengeringan Secara Mekanis
  • 19. 1 2 3 4 5 Keterangan: 1. Blower (kipas) 2. Burner 3. Saluran udara 4. Ruang plenum 5. Lapisan tumpukan gabah Prinsip Pengeringan dengan Flat Bed Dryer
  • 20. Fungsi dan Keunggulan : 1. Mengeringkan atau menurunkan kadar air bibi-bijian (padi, jagung, kedelai, dll). 2. Waktu pengeringan lebih singkat dan tidak tergantung cuaca 3. Biaya kerja pengeringan lebih murah 4. Kerusakan biji sangat rendah Spesifikasi : • Tipe : Hybrid (tongkol, batu bara) • Kapasitas : 3-5 ton/proses • Waktu pengeringan : 8 – 10 jam • Suhu pengering : Manual/Diatur dari BB • Penggerak : Diesel 8,5 HP/ 2200 rpm (SNI) • Dimensi : P(9 m) x L(2 m) x T(3 m)
  • 23. Mesin Pengering BBS • Kapasitas : 3 ton/proses • Bahan bakar : biomass (sekam) • Laju Pengeringan : 0,8 – 1,2 %/jam • Sistem pemanasan : tidak langsung • Konsumsi sekam : 25 kg/jam
  • 24. • Masukkan gabah ke dalam kotak pengering sesuai dengan kapasitas muatnya (ketebalan tumpukan gabah maksimum 40 cm) • Kapasitas muat kotak pengering dapat dihitung berdasarkan ukuran volume kotak pengering dan bulk density gabah. Prosedur Pengoperasian Mesin Pengering Tipe Kotak (Bed Dryer) )( )/( )( )( )( )( 3 kgpengeringkotakKapasitasm mkggabahdensitybulkV mgabahtumpukanTebalT mpengeringkotakLebarL mpengeringkotakPanjangP VxTxLxPm kp kp kpkp      
  • 25. • Siapkan bahan bakar yang cukup sesuai dengan jenis tungku pemanas yang ada. Jika tungkunya berupa kompor pemanas (burner ) maka isi tangki bahan bakar sesuai dengan bahan bakar yang digunakan (minyak tanah, solar, atau gas) • Hidupkan blower dengan menghidupkan motor penggeraknya, dan cek aliran udara di atas tumpukan gabah (kec. udara: 6-8 m/menit). • Setelah blower dihidupkan selama kurang lebih 30 menit, tungku atau burner (kompor pemanas) dihidupkan. • Atur suhu udara pengering di ruang plenum melalui penyetelan suhu pada thermostat antara 45-50 oC atau pengaturan nyala api pada tungku. Suhu gabah dijaga jangan sampai lebih dari 42 oC.
  • 26. • Untuk tungku berbahan bakar biomasa, suhu pengering dilakukan melalui pengaturan besar kecilnya nyala api pada tungku atau bukaan udara yang masuk ke dalam tungku. • Setelah pengering berlangsung 4 jam, perlu dilakukan pembalikan gabah agar kadar air bahan bisa seragam. • Apabila kadar air gabah sdh mencapai 12-14 %, pengeringan dihentikan. Terlebih dahulu matikan burner dan biarkan blower tetap hidup selama kurang lebih 1 jam dan setelah itu baru dimatikan. • Gabah siap diproses untuk pengolahan lebih lanjut (pembersihan, pengemasan, penggilingan, dll).
  • 27. Sistem Kontrol Suhu Pengeringan Apabila suhu gabah lebih dari 42 C, maka suhu pada thermostat perlu diturunkan. Sebaliknya apabila suhu gabah masih rendah belum mencapai 42 C, maka suhu pada thermostat perlu dinaikkan.
  • 28. Hal-hal Yang Harus Diperhatikan Pada Pengeringan Dengan Bed Dryer  Apabila aliran udara diatas tumpukan gabah rendah, kurang dari 6 m/menit, maka perlu dicek apakah tumpukan bahan terlalu tebal atau aliran udara yang dihasilkan blower kurang, atau terjadi kebocoran pada sistem saluran udara.  Tumpukan bahan makin tebal berarti jumlah bahan makin banyak shg hambatan yang dialami oleh aliran udara pengering menjadi lebih besar, akibatnya terjadi penurunan tekanan (pressure drop), sehingga udara tidak mampu menembus tumpukan bahan.  Apabila aliran udara tidak mampu menembus tumpukan bahan maka akan terjadi penurunan kadar air yang tidak merata antara lapisan bawah dan lapisan atas.
  • 29. Hal Yang Harus Diperhatikan Pada Pengeringan Dengan Bed Dryer  Kapasitas hembusan udara dari blower. Perlu dicek apakah kapasitas hembusan udara yang dihasilkan blower cukup untuk melakukan proses pengeringan.  Untuk menghitung kapasitas blower dapat menggunakan persamaan berikut. )/( )( )/( 2 3 mntmpengeringudaralaju mpengeringkotakpermukaanluasA mntmblowerkapasitasV xAV b bl bbl      
  • 30. Hal Yang Harus Diperhatikan Pada Pengeringan Dengan Bed Dryer  Perlu dilakukan pembalikan gabah agar kadar air bahan antara lapisan bawah dan atas bisa lebih seragam.  Pembalikan gabah dilakukan setelah 4-6 jam proses pengeringan berlangsung, dengan menggunakan tenaga manusia.
  • 31. Kondisi Aliran Udara di atas Tumpukan Bahan Pada Pengeringan dengan Bed Dryer Aliran udara di atas tumpukan bahan rendah Aliran udara di atas tumpukan bahan cukup
  • 32. Pengeringan Padi dengan Continuous Flow Dryer • Continuous Flow Dryer merupakan mesin pengering dimana bahan yang dikeringkan mengalir secara bertahap dari atas ke bawah, dengan bagian komponen mesin yeng terdiri dari kolom pengering, komponen pemanas seperti kompor, kipas (blower), motor penggerak, dan discharge device. • Ruangan plenum terletak di bagian tengah butiran padi yang akan dikeringkan atau di bagian samping kolom pengering, tergantung pada tipe mesin pengering.
  • 33. Bagian-bagian Utama Mesin Pengering Kontinyu1 8 6 2 3 4 5 7 Keterangan: 1. Hopper pemasukan 2. Penampung gabah 3. Bagian ruang pengering 4. Ruang plenum (saluran udara) 5. Kompor pemanas (burner) 6. Blower 7. Bagian pendingin 8. Hopper pengeluaran
  • 34. Prinsip Kerja Mesin Pengering Tipe Kontinyu 1. Padi yang akan dikeringkan dimasukkan pada bagian atas kotak pengering. Udara pemanas dihembuskan pada salah satu sisi kotak pengering dan keluar lewat sisi yang lain. 2. Pada saat pengeringan padi terus turun ke bawah dan dikeluarkan pada bagian bawah melalui hoper pengeluaran dan peralatan pengeluaran bahan (discharge device) yang terletak pada bagian bawah kotak pengering. Besarnya kecepatan keluarnya gabah dapat diatur.
  • 35. Mesin Pengering Tipe Kontinyu Plenum terletak di tengah kotak pengering.
  • 36. Mesin Pengering Biji-bijian Tipe Continuous-Flow 1 2 3 4 5 udara panas keluar Udara panas masuk Keterangan : 1 Ruang pengering 2 Ruang plenum 3 Rol pengatur pengeluaran biji 4 Skrew pembawa (auger) 5 Kawat saringan
  • 37. Blower Hisap (1 Hp) Sistem transmisi screw pembawa dan pengatur keluaran di ruang pengeringan Bucket Konveyor Panel control (Blower, konveyor, screw) Panel control (Kompor pemanas) Kompor pemanas Ulir (Screw) pembawa bahan dari bucket ke bak pengering Motor penggerak bucket dan screw atas (2 Hp) Motor penggerak screw bawah dan pengatur bukaan (1 Hp) Pengeluaran Gabah kering Ruang Penampung Gabah Mesin Pengering Tipe Sirkulasi
  • 38. Mesin Pengering Padi Tipe Sirkulasi Spesifikasi: Dimensi: Panjang : 2400 mm Lebar : 1200 mm Tinggi : 4100 mm Kapasitas : 2 - 3 ton/proses Bahan bakar : Gas LPG Suhu pengeringan : 40 - 42 C (Kontrol otomatis) Lama pengeringan : 15-18 jam Laju pengeringan : 0,8 – 1 %/jam Sistem pemanasan : Langsung Sistem pemanas : Automatic Gas Burner Waktu loading/unloading : 3 - 4 jam Penggerak bucket elevator : Motor listrik 2 HP Penggerak screw conveyor : Motor listrik 1 HP Penggerak Blower : Motor listrik 1 HP Fungsi: Untuk mengeringkan padi dengan cara menyirkulasikan atau mengalirkan bahan yang dikeringkan melalui zone pengeringan secara kontinyu sampai diperoleh kadar air yang diinginkan. Hanya digunakan untuk satu varietas padi.
  • 39. Mesin Pengering Sirkulasi Kapasitas : 2 ton/proses Bahan bakar : Gas LPG Lama pengeringan : 10-12 jam Laju pengeringan : 1%/jam Sistem pemanasan : Langsung
  • 40. Perhitungan Penurunan Berat Gabah Setelah Pengeringan Gabah kering panen sebanyak 4 ton dikeringkan dari kadar air awal 25% menjadi 14%. Berapakah lengas yang diuapkan? Berapakah berat gabah setelah dikeringkan? K.A.=25% K.A.=14% Dikeringkan ma1 mp1 ma2 mp2 mu CONTOH SOAL :
  • 41. Gabah sebanyak 4 ton dg kadar air awal 25% berarti : Kandungan air (ma1) = 0,25 x 4 ton = 1 ton Berat padat kering (mp1) = 4 ton – 1 ton = 3 ton Pada kadar air 14% berarti : 3 14,0 2 2   a a m m 22 )3(14,0 aa mm  K.A.=25% K.A.=14% Dikeringkan 1 t 3 t ma2 3 t mu
  • 42. Lengas yang diuapkan (mu) = ma1 – ma2 = (1 – 0,49) ton = 0,51 ton = 510 kg 49,0 86,0/42,0 42,086,0 14,042,0 42,014,0 )3(14,0 2 2 2 22 22 22       a a a aa aa aa m m m mm mm mm Berat gabah stlh dikeringkan = mp1 + ma2 = 3 + 0,49 = 3,49 ton K.A.=25% K.A.=14% Dikeringkan 1 t 3 t 0,49 3 t mu = 0,51 t