SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
Struktur Beton I - GESER

BAB 3. ANALISA GESER



3.1    UMUM



Geser dijumpai hampir di dalam semua unsur struktur beton bertulang.

Efek geser umumnya terjadi secara bersamaan dengan efek dari gaya-

gaya lain seperti lentur, normal dan torsi. Dengan demikian untuk

menyelidiki perilaku unsur struktural di dalam geser, hampir selalu

dibutuhkan penyelidikan dari interaksinya dengan aksi-aksi yang tersebut

diatas. Inilah salah satu sebab mengapa kemajuan dari penelitian perilaku

geser tidak begitu pesat perkembangannya dibandingkan dengan perilaku

terhadap aksi-aksi lainnya.



Bab ini akan membahas analisa penampang yang menerima geser lentur,

sedangkan mengenai pengaruh torsi akan dibahas pada bab berikutnya.




3.2    RETAK GESER POTENSIAL



Tinjau suatu balok di atas dua perletakan yang memikul beban merata

seperti terlihat di dalam Gambar 3.1. Pandanglah suatu penampang x-x

sejarak a dari perletakan kiri.




                                                                      23
Struktur Beton I - GESER

                   q
                                                     Mx

         a                                          Vx
                                                          ft
               L
                                  ½ qL
 a. Struktur                      b. Badan bebas




                              Gambar 3.1
                   Gaya Lintang Dan Momen Pada Balok


Keseimbangan badan bebas pada Gambar 3.1.b mensyaratkan :

       Vx = ½ qL - qa

                          2
       Mx = ½ qL – ½ qa




Selanjutnya pada daerah tarik di bawah garis netral, momen Mx dan gaya

lintang (geser) Vx akan menimbulkan masing-masing tegangan tarik f t dan

geser V. Dengan cara keseimbangan, dapat dicari tegangan tarik dan

geser pada bidang yang membentuk sudut     α terhadap bidang potongan

x-x.



Arah tegangan tarik maksimum untuk balok ditunjukkan di dalam Gambar

3.1. Tegak lurus terhadap arah-arah ini merupakan arah dari retak

geser/lentur potensial.
                                               Arah tegangan tarik

                                       +
                                               Arah retak potensial


                                                                      24
Struktur Beton I - GESER




                                           Gambar 3.2
             Arah Tegangan Tarik dan Retak Potensial Pada Balok
                                   denganLentur Dan Geser




Secara ideal, penulangan geser yang optimal adalah searah dengan tarik

maksimum, tetapi secara praktis, penulangan geser dapat berupa :

a. Tulangan          memanjang,            lazimnya         45°      denagn         arah      tulangan

    memanjang.

b. Sengkang vertikal, berupa sengkang tertutup atau terbuka (U), bisa

    juga spiral.

c. Kombinasi sengkang dan tulangan miring.




3.3      Kekuatan Geser Nominal



Perencanaan penampang akibat geser harus didasarkan pada :

Vu ≤ φVn .............................................................................................(3.1)




                                                                                                       25
Struktur Beton I - GESER


Keterangan :

Vu = gaya geser berfaktor pada pada penampang yang ditinjau
φ = faktor reduksi kekuatan, sesuai tabel 1.2, yang besarnya untuk

geser
      dan torsi bisa diambil 0,6
Vn = kuat geser nominal




Kuat geser nominal dari penampang beton bertulang bisa dihitung dengan

rumus :

Vn = Vc + V s .....................................................................................(3.2)




Keterangan :

Vc = kuat geser nominal dari beton
V s = kuat geser nominal dari tulangan geser



Untuk komponen struktur non pratekan, penampang yang jaraknya kurang

dari d dari muka tumpuan dapat dirancang terhadap gaya geser Vu yang

sama dengan yang didapat pada titik sejarak d (pasal 11.1.2.1.PB-

1989).




3.4      Kuat Geser Yang Disumbang Oleh Beban



Untuk struktur yang hanya dibebani oleh geser dan lentur saja, kuat geser

beton bisa dihitung dengan :




                                                                                                    26
Struktur Beton I - GESER

                 fc
                       '     
Vc =                        b .d
                                   ..............................................................................(3.3)
                          6  w
                            

Jika dihitung lebih rinci, maka kuat geser Vc bisa dihitung dengan :

                                       Vu d        
Vc =  f c + 120 ρω
                           '
                          : 7 bw d .......................................……..(3.4)
                   Mu  
                        

Keterangan :
         '
    fc       = akar dari kuat tekan beton yang disyaratkan, MPa
bw           = lebar badan balok, atau diameter dari penampang bulat, mm
d            = jarak dari serat tekan terluar terhadap titik berat dari tulangan
               tarik,mm


ρω           = As/( bw d )
Mu           = Momen berfaktor pada penampang




Dalam menghitung Vc pada persamaan (3.4), besaran Vu .d/Mu tidak

boleh diambil lebih dari 1,0 dan harga Vc harus lebih kecil dari
              '
0,3          f c bw d




Untuk struktur yang dibebani tekan aksial, kuat geser :

         Nu   f c '   
Vc = 1 +            6  w ............................................................(3.5)
                           b d
      14 Ag  
                        
                         



Untuk struktur yang dibebani gaya tarik aksial, besarnya kuat geser :

         0,3 Nu   f c '   
Vc = 1 +                6  w ...........................................................(3.6)
                               b d
           Ag            
                             




                                                                                                                  27
Struktur Beton I - GESER

Keterangan :

Nu        = Beban aksial berfaktor yang bersamaan dengan geser Vu,
             diambil (+) untuk tekan dan (-) untuk tarik.
Ag        = Luas bruto penampang, mm
Nu / Ag               = dinyatakan dalam MPa




3.5   Kebutuhan Untuk Tulangan Geser



1.    Jika Vu ≤ 0,50 φVc

      ……………………………………………………………(3.7)

      Untuk kasus ini tidak diperlukan tulangan geser




2.    Jika          0,50          φVc <           Vu        <     φVc

      ………………………………………………….(3.8)

      Untuk kasus ini diperlukan tulangan geser minimum, kecuali untuk

      plat dan pondasi, balok dengan tinggi tidak lebih dari 250 mm atau

      2,5 kali tebal flens dan ½ kali lebar badan.




                                                                     28
Struktur Beton I - GESER

      Untuk kasus ini diperlukan kekuatan geser sebesar :

     φV s perlu = φVs min = φ (1/3 MPa) bw . d .........................(3.9)

      Dan jarak s maksimum ≤ d /2 ≤ 600 mm...............................(3.10)

                                           bw s
     Luas tulangan geser min Av = 3 f .......................................(3.11)
                                     y




                                                                          f '
                                                                              
                                                                               
3.   Jika         φVc <              Vu           ≤             φ Vc + φ  c 3  bw d
                                                                         
                                                                              
                                                                               

     ……………………………..(3.12)

      Untuk kasus ini diperlukan tulangan geser, dengan kuat geser

      perlu sebagai berikut:

      φ V s perlu = Vu - φ Vc .....................................................(3.13)

      φ Vs ada = ( φ Av f y d)/s (untuk               α = 90°)………………………

      (3.14)

      S maksimum = d/2 ≤ 600 mm………………………………………….

      (3.15)



4.   Jika:

               f '                                   fc
                                                                '         
     φ Vc + φ  c      b d  < V ≤ φ V + φ  2                      b d
                   3  w       u
                                     
                                         u
                                                                   3  w  …..(3.16)
                                                                    

     Untuk kasus ini diperlukan tulangan geser, dengan kuat geser

     seperti persamaan (2.13) dan (2.14) dengan spasi maksimum = d

     /4 ≤ 300 mm




                                                                                      29
Struktur Beton I - GESER

                            2 f '       
5.       Jika Vu > φ Vc + φ    c     b d
                                  3  w  ……………………………………
                                        

         (3.17)

         Untuk kasus ini penampang beton harus diubah (diperbesar)


                                          2 f '       
         sedemikian hingga: Vu ≤ φ Vc + φ    c     b d
                                                3  w 
                                                      



Jika untuk menghitung Vc digunakan metode yang disederhanakan

(tidak dihitung secara rinci) maka persamaan 3.12 dan 3.17 dapat ditulis

masing-masing menjadi :



φ Vc    <   Vu     ≤ 3 φVc ....................................................................(3.12a)

3 φVc < Vu ≤ 5 φVc .....................................................................(3.16a)

Vu > 5 φVc .....................................................................................(3.17a)




3.6      Perencanaan Tulangan Geser



Bila digunakan sengkang-sengkang untuk penahan geser, maka :

         Av f y d
Vs =                 ....................................................................................(3.18)
              s

Keterangan:
 Av = Luas tulangan total, yang tegak lurus dengan sumbu batang
 fy
      = kuat leleh yang disyaratkan dari tulangan, MPa




                                                                                                           30
Struktur Beton I - GESER

s = jarak tulangan sengkang




Pemasangan sengkang ditunjukkan seperti pada Gambar 3.3.




                                                                                            d


                                                                             bw
             s s
                                          Gambar 2.3
             Penulangan Geser Balok Dengan Sengkang-Sengkang




Bila sebagai tulangan geser dipakai sengkang miring, maka:

V s = Av f y (sin α + cos α) d ...............................................................(3.19)




Bila tulangan geser terdiri dari satu batang tunggal atau sat grup batang-

batang tulangan sejajar, yang dibengkokkan pada jarak yang sama, maka:

V s = Av f y sin α ................................................................................(3.20)




                                                                                                     31
Struktur Beton I - GESER

              '
Vs   ≤   fc
                          bw d
                  4


Bila tulangan geser terdiri dari satu seri atau beberapa grup yang sejajar

dari batang yang dibengkokkan pada jarak yang tidak sama dari tumpuan,

maka kuat geser V s harus dihitung menurut persamaan (3.19)



Untuk memperjelas persoalan, tulangan geser yang dihitung menurut

persamaan (3.19) dan (3.20) diperlihatkan pemasangannya masing-

masing pada Gambar 3.4 dan Gambar 3.5.



                                                                 tulangan memanjang

                           s

                                                      Gambar 3.4
                                  Begel Miring/Kelompok Tulangan Miring


                                                               d




                                                     Gambar 3.5
          Tulangan Miring Tunggal atau grup yang sama dari tumpuan




Batas-batas dari penulangan geser adalah sedemikan hingga:

                  '
Vs   ≤ 2 fc                bw d .............................................................................(3.21)
                      3




                                                                                                               32
Struktur Beton I - GESER




3.7   BAGAN ALIR PERENCANAAN GESER




                                     33
Struktur Beton I - GESER

                                             Mulai


                                           Hitung Vu


      Hitung :
      1. = , jika aksial tidak ada
      2. = , jika aksial tekan
      3. = , jika aksial tarik




         tidak                        2 f '                  ya     Ukuran
                        Vu > φ Vc + φ    c   b      d              diperbesar
                                           3  w      
                                                     

                                                                         Tanpa
             tidak                                               ya     tulangan
                                     ≤ 0,50                               geser


                                                            ya        Tulangan
             tidak
                                  0,50 < <                             geser
                                                                      minimum



                                 perlu -


                                   Tentukan Av dan S


                                           Selesai




3.8   CONTOH-CONTOH PENERAPAN




                                                                                 34
Struktur Beton I - GESER


1.   Tentukan kekuatan geser nominal Vn dari penampang persegi yang
                                             '
     diperlihatkan dalam Gambar 2.7, bila f c = 20 MPa, f y = 400

     MPa, bw = 300 MPa, d = 500 mm dan tulangan sengkang φ 8 –

     100

      Gunakan metode yang disederhanakan untuk menghitung Vc




                                                                           d


                                                                      bw
           s s = 100 mm




                                      Gambar 2.7
                               Konstruksi yang dianalisa



      Jawab :



      Dengan memperhatikan persamaan 3.2, 3.3, dan 3.11 maka:

                     '
       Vc =     fc                    20
                             bw d =        6 . 300 . 500 = 111795 N
                         6

              Av f y d           2 ( 1 . π . 82 )
       Vs =                    =      4           = 120637 N
                         s            100
       Vn = Vc + Vs = 111795 N + 120637 N = 232,432 KN




                                                                               35
Struktur Beton I - GESER



2.   Untuk balok pada contoh 1, tentukanlah gaya geser kerja yang

     aman Vw yang dapat dipikul oleh balok menurut pedoman beton

     PB-1989, jika 60% dari gaya geser adalah beban mati dan 40%

     akibat beban hidup.




     Jawab:



     Faktor reduksi kekuatan φ untuk gaya geser adalah 0,60,

     sehingga:

     Vu       ≤ 0,60   Vn


              ≤ 0,60 . 232,432 KN

              ≤ 139,439 KN

      Vu   = 1,20 Vn + 1,60 V1

           = 1,20 . 0,60 Vw + 1,60 . 0,40 Vw = 1,360 Vw



      Sehingga:

                 Vu     139,459
      V
           = 1,36 =       1,36  = 102,453 kN


      Faktor keamanan untuk hal ini adalah :




                                                               36
Struktur Beton I - GESER

         Vn      232,432
         Vw    = 102,543 = 2,266




3.      Tentukan sengkang vertikal yang dibutuhkan untuk balok pada

        Gambar 2.8, dengan lebar bentang L = 4 m, lebar tumpuan 0,30

        m, lebar balok bw = 300 m, tinggi efektif balok d = 450 mm.

        Beban kerja hidup qd = 3 ton/m (termasuk berat sendiri balok).
                                           '
        Gunkan tulangan diameter 10 mm, f c = 20 MPa, dan f y = 320

        MPa, dengan metode yang disederhanakan.

                           q
                                                                  d

              Lebar tumpuan = 0,3 m
                                                      bw




                               Gambar 3.8
                          Konstruksi yang dianalisa




        Jawab:



     a. Tentukan gaya geser berfaktor pada penampang kritis yaitu sejarak

        d dari bidang muka tumpuan (0,30/2 + 0,450 = 0,60 m dari masing-

        masing tumpuan).



                                                                      37
Struktur Beton I - GESER

     Vd     = ½ qd . L - qd . 0,60

            = ½ . 3 . 4 – 3 . 0,60

            = 4,2 ton

     VL     = ½ qL . L - qL . 0,60 = 3,64 tn

     Vu     = 1,2 Vd + 1,6 VL

            = 1,2 . 4,2 + 1,6 . 3,64

            = 10,864 ton = 108,64 kN



  b. Tentukan spasi sengkang

                       '
      Vc          fc                     20
            =                   bw d =        6 . 300 . 450 . 1/100 = 100,263 kN
                           6

     φ Vc   = 0,60 . 100,623 = 60,374 kN

     3 φ Vc = 3 . 60,374 = 181,122 k N

     φ Vc < Vu < 3 φ Vc (dari persamaan 2.12.1), maka diperlukan


     tulangan geser, dengan kuat perlu :

     φ Vs perlu            = Vu - φ Vc              = 108,64 – 60,374 = 48,266 kN

                                φ Vs perlu              48,266
     V s perlu             =                        =
                                    φ                    0,60 = 80,443 kN


     S maksimum ≤ d/2 ≤ 600 mm



     Untuk sengkang vertikal dengan diameter 10 mm.

     Av     =2.¼               π . 82 = 100,5 mm2




                                                                                    38
Struktur Beton I - GESER

     Persyaratan spasi untuk kekuatan adalah :

                   Av f y d    100,5 . 320 . 450
     S           = V perlu =     80,443 . 100    = 180
                    s




     Persyaratan untuk spasi sengkang dapat disimpulkan :

     1.     Spasi untuk persyaratan kekuatan = 180 mm (menentukan)

     2.     Spasi maksimum d/2 = 450/2 = 225 mm

     3.     Spasi maksimum untuk tulangan geser minimum :

            V s min = 1/3 . 300 . 450 = 45 kN

                          100,5 . 320 . 450
             S        =      45 . 1000      = 321 mm



     Kesimpulan :



     Jadi spasi sengkang yang menentukan adalah 180 mm, dipasang

     dari muka tumpuan sampai pada daerah dimana Vn > φ Vc ,

     kemudian dipasang sengkang dengan spasi d/2 = 225 mm sampai

     pada daerah dimana Vu > ½ φ Vc ,selanjutnya pemasangan

     sengkang diperlihatkan pada Gambar 2.9




          Lebar tumpuan = 0,3 m                          tengah bentang
                                                                      39

                                    L=4m
Struktur Beton I - GESER




                            Gambar 2.9
          Pemasangan sengkang untuk setengah konstruksi



4.    Penampang kolom persegi menahan gaya aksial tekan 30 ton

      (beban mati) dan 10 ton (beban hidup). Dan gaya lintang sebesar

      4 ton (beban mati) dan 1,5 ton (hidup).
                    '
      Mutu bahan f c = 20 MPa dan f y = 300 MPa

       Diminta : menghitung tulangna geser dengan sengkang tertutup



       Jawab :



       Kuat geser Vc utuk struktur yang dibebani tekan aksial dihitung

       menurut persamaan 2.5 yaitu :




                                                                      40
Struktur Beton I - GESER

                   u   N           fc
                                             '     
       Vc = 1 +                                   b .d
                14 Ag                         6  w
                                                

       N u = 1,2 . 30 + 1,6 . 10 = 52 ton = 520000 N

                   520000        20 
       Vc = 1 +
                               
                                      6 
                                          300 . 400 = 114051 N
                14 . 300 . 450  
                                       


       0,5 φ Vc           = 0,5 . 0,6 . 114051 = 34215 N

       φ Vc               = 0,6 . 114051 = 68430 N

       Vu                 = 1,2 . 4 + 1,6 . 1,5 = 7,2 ton = 72000 N

       Vu > φ Vc , maka diperlukan tulangan geser


       = 72000 – 68430 = 3570 N
                             3570       3570
       V s perlu =                     = 0,6 = 5950 N
                              φ

       Dipakai sengkang = φ 8 – 200, maka :

                      Av f y d      ( 2 . 1 / 4 . φ 8 2 ) . 300 . 400
       Vs     =                   =
                         s                         300

              = 60318 N > Vs perlu….. ok




Rangkuman :




                                                                        41
Struktur Beton I - GESER

1. Penulangan geser sangat diperlukan didalam perencanaan beton

  bertulang. Hal ini untuk menghindarkan timbulnya retak-retak potensial

  unsur beton bertulang



2. Penulangan geser yang paling lazim digunakan didalam praktek

  adalah terdiri dari sengkang-sengkang tertutup. Sedangkan sengkang

  terbuka (U) jarang digunakan, sengkang berbentuk spiral banyak

  digunakan pada kolom bulat atau unsur-unsur yang menahan torsi.



3. Berbeda pada PBI – 1971, Pedoman Beton 1989 memperkenalkan

  peninjauan geser maksimum pada penampang kritis dari unsur, yaitu

  pada titik sejauh d dari muka tumpuan. Dengan demikian gaya geser

  yang diperhitungkan relatif lebih kecil dari aturan yang terkadung pada

  PBI – 1971.




                                                                      42

More Related Content

What's hot

Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012فهرودين سفي
 
Bahan ajar pondasi 2
Bahan ajar pondasi 2Bahan ajar pondasi 2
Bahan ajar pondasi 2pakkamba
 
Sni 07 2052-2002 baja tulangan beton
Sni 07 2052-2002 baja tulangan betonSni 07 2052-2002 baja tulangan beton
Sni 07 2052-2002 baja tulangan betonRyan Pradana
 
Sni 07 2054 2006 Baja Profil Siku Sama Kaki Proses Canai Panas
Sni 07 2054 2006 Baja Profil Siku Sama Kaki Proses Canai PanasSni 07 2054 2006 Baja Profil Siku Sama Kaki Proses Canai Panas
Sni 07 2054 2006 Baja Profil Siku Sama Kaki Proses Canai PanasArief Rachman
 
Sni pengujian beton
Sni pengujian betonSni pengujian beton
Sni pengujian betongede sancita
 
72219130 sondir
72219130 sondir72219130 sondir
72219130 sondirBunz Lynch
 
Struktur Baja: Desain dan Perilaku Jilid 2
Struktur Baja: Desain dan Perilaku Jilid 2Struktur Baja: Desain dan Perilaku Jilid 2
Struktur Baja: Desain dan Perilaku Jilid 2Nurul Angreliany
 
Perhitungan sondir cone penetration test soundings - edi supriyanto, st
Perhitungan sondir   cone penetration test soundings - edi supriyanto, stPerhitungan sondir   cone penetration test soundings - edi supriyanto, st
Perhitungan sondir cone penetration test soundings - edi supriyanto, stProjectEngineer5
 
Alinemen vertikal-teks1
Alinemen vertikal-teks1Alinemen vertikal-teks1
Alinemen vertikal-teks1WSKT
 
Laporan prancangan struktur
Laporan prancangan strukturLaporan prancangan struktur
Laporan prancangan strukturKomang Satriawan
 
04 momen inersia
04   momen inersia04   momen inersia
04 momen inersiatekpal14
 
Durasi n tenaga kerja
Durasi n tenaga kerjaDurasi n tenaga kerja
Durasi n tenaga kerjaIlham Kari
 

What's hot (20)

perhitungan bekisting
perhitungan bekistingperhitungan bekisting
perhitungan bekisting
 
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012
 
Perbaikan Tanah Gambut
Perbaikan Tanah Gambut Perbaikan Tanah Gambut
Perbaikan Tanah Gambut
 
Bahan ajar pondasi 2
Bahan ajar pondasi 2Bahan ajar pondasi 2
Bahan ajar pondasi 2
 
Sni 07 2052-2002 baja tulangan beton
Sni 07 2052-2002 baja tulangan betonSni 07 2052-2002 baja tulangan beton
Sni 07 2052-2002 baja tulangan beton
 
Perencanaan balok
Perencanaan balokPerencanaan balok
Perencanaan balok
 
Sni 07 2054 2006 Baja Profil Siku Sama Kaki Proses Canai Panas
Sni 07 2054 2006 Baja Profil Siku Sama Kaki Proses Canai PanasSni 07 2054 2006 Baja Profil Siku Sama Kaki Proses Canai Panas
Sni 07 2054 2006 Baja Profil Siku Sama Kaki Proses Canai Panas
 
Bab 5 triaxial
Bab 5 triaxialBab 5 triaxial
Bab 5 triaxial
 
KERUNTUHAN PONDASI
KERUNTUHAN PONDASIKERUNTUHAN PONDASI
KERUNTUHAN PONDASI
 
Sni pengujian beton
Sni pengujian betonSni pengujian beton
Sni pengujian beton
 
72219130 sondir
72219130 sondir72219130 sondir
72219130 sondir
 
Struktur Baja: Desain dan Perilaku Jilid 2
Struktur Baja: Desain dan Perilaku Jilid 2Struktur Baja: Desain dan Perilaku Jilid 2
Struktur Baja: Desain dan Perilaku Jilid 2
 
Bab 1 sondir
Bab 1 sondirBab 1 sondir
Bab 1 sondir
 
Perhitungan sondir cone penetration test soundings - edi supriyanto, st
Perhitungan sondir   cone penetration test soundings - edi supriyanto, stPerhitungan sondir   cone penetration test soundings - edi supriyanto, st
Perhitungan sondir cone penetration test soundings - edi supriyanto, st
 
Alinemen vertikal-teks1
Alinemen vertikal-teks1Alinemen vertikal-teks1
Alinemen vertikal-teks1
 
150509326 tabel-baja-profil-wf-pdf
150509326 tabel-baja-profil-wf-pdf150509326 tabel-baja-profil-wf-pdf
150509326 tabel-baja-profil-wf-pdf
 
Laporan prancangan struktur
Laporan prancangan strukturLaporan prancangan struktur
Laporan prancangan struktur
 
04 momen inersia
04   momen inersia04   momen inersia
04 momen inersia
 
Durasi n tenaga kerja
Durasi n tenaga kerjaDurasi n tenaga kerja
Durasi n tenaga kerja
 
Tugas Akhir Struktur Beton Prategang
Tugas Akhir Struktur Beton PrategangTugas Akhir Struktur Beton Prategang
Tugas Akhir Struktur Beton Prategang
 

Viewers also liked

Bab 2 m nkst prinsip umum mnj konst 240807
Bab 2  m nkst  prinsip umum mnj konst 240807Bab 2  m nkst  prinsip umum mnj konst 240807
Bab 2 m nkst prinsip umum mnj konst 240807Ketut Swandana
 
Bab ii metode perencanaan dan provisi keamanan
Bab ii metode perencanaan dan provisi keamananBab ii metode perencanaan dan provisi keamanan
Bab ii metode perencanaan dan provisi keamananKetut Swandana
 
Port designers handbook
Port designers handbookPort designers handbook
Port designers handbookKetut Swandana
 
Pedoman penggunaan aspal_karet_dalam_campuran_beraspal_secara_panas
Pedoman penggunaan aspal_karet_dalam_campuran_beraspal_secara_panasPedoman penggunaan aspal_karet_dalam_campuran_beraspal_secara_panas
Pedoman penggunaan aspal_karet_dalam_campuran_beraspal_secara_panasKetut Swandana
 
Analisis timetable penerbangan dari dan ke bandara radin
Analisis timetable penerbangan dari dan ke bandara radinAnalisis timetable penerbangan dari dan ke bandara radin
Analisis timetable penerbangan dari dan ke bandara radinKetut Swandana
 
Tatacara pelapisan ulang_dengan_campuran_aspal_emulsi
Tatacara pelapisan ulang_dengan_campuran_aspal_emulsiTatacara pelapisan ulang_dengan_campuran_aspal_emulsi
Tatacara pelapisan ulang_dengan_campuran_aspal_emulsiKetut Swandana
 
Bab i pendahuluan lentur
Bab i pendahuluan lenturBab i pendahuluan lentur
Bab i pendahuluan lenturKetut Swandana
 
Bab iii analisis penampang lentur
Bab iii analisis penampang lenturBab iii analisis penampang lentur
Bab iii analisis penampang lenturKetut Swandana
 
Bab ii metode perencanaan dan provisi keamanan
Bab ii metode perencanaan dan provisi keamananBab ii metode perencanaan dan provisi keamanan
Bab ii metode perencanaan dan provisi keamananKetut Swandana
 
Bab i pendahuluan geser
Bab i pendahuluan geserBab i pendahuluan geser
Bab i pendahuluan geserKetut Swandana
 
Kode etik agen [final mar 06]
Kode etik agen [final   mar 06]Kode etik agen [final   mar 06]
Kode etik agen [final mar 06]Ketut Swandana
 
Tugas penyelidikan tanah
Tugas penyelidikan tanahTugas penyelidikan tanah
Tugas penyelidikan tanahKetut Swandana
 
Spesifikasi penguatan tebing
Spesifikasi penguatan tebingSpesifikasi penguatan tebing
Spesifikasi penguatan tebingKetut Swandana
 
Spesifikasi lampu penerangan jalan perkotaan
Spesifikasi lampu penerangan jalan perkotaanSpesifikasi lampu penerangan jalan perkotaan
Spesifikasi lampu penerangan jalan perkotaanKetut Swandana
 

Viewers also liked (20)

Bab 2 m nkst prinsip umum mnj konst 240807
Bab 2  m nkst  prinsip umum mnj konst 240807Bab 2  m nkst  prinsip umum mnj konst 240807
Bab 2 m nkst prinsip umum mnj konst 240807
 
Pasang surut
Pasang surutPasang surut
Pasang surut
 
Bab ii metode perencanaan dan provisi keamanan
Bab ii metode perencanaan dan provisi keamananBab ii metode perencanaan dan provisi keamanan
Bab ii metode perencanaan dan provisi keamanan
 
Putu ganteng
Putu gantengPutu ganteng
Putu ganteng
 
Port designers handbook
Port designers handbookPort designers handbook
Port designers handbook
 
Pedoman penggunaan aspal_karet_dalam_campuran_beraspal_secara_panas
Pedoman penggunaan aspal_karet_dalam_campuran_beraspal_secara_panasPedoman penggunaan aspal_karet_dalam_campuran_beraspal_secara_panas
Pedoman penggunaan aspal_karet_dalam_campuran_beraspal_secara_panas
 
Analisis timetable penerbangan dari dan ke bandara radin
Analisis timetable penerbangan dari dan ke bandara radinAnalisis timetable penerbangan dari dan ke bandara radin
Analisis timetable penerbangan dari dan ke bandara radin
 
Stat d3 3
Stat d3 3Stat d3 3
Stat d3 3
 
Tugas makalah-inovasi
Tugas makalah-inovasiTugas makalah-inovasi
Tugas makalah-inovasi
 
Tatacara pelapisan ulang_dengan_campuran_aspal_emulsi
Tatacara pelapisan ulang_dengan_campuran_aspal_emulsiTatacara pelapisan ulang_dengan_campuran_aspal_emulsi
Tatacara pelapisan ulang_dengan_campuran_aspal_emulsi
 
Bab i pendahuluan lentur
Bab i pendahuluan lenturBab i pendahuluan lentur
Bab i pendahuluan lentur
 
Bab iii analisis penampang lentur
Bab iii analisis penampang lenturBab iii analisis penampang lentur
Bab iii analisis penampang lentur
 
Bab ii metode perencanaan dan provisi keamanan
Bab ii metode perencanaan dan provisi keamananBab ii metode perencanaan dan provisi keamanan
Bab ii metode perencanaan dan provisi keamanan
 
Bab i pendahuluan geser
Bab i pendahuluan geserBab i pendahuluan geser
Bab i pendahuluan geser
 
Kode etik agen [final mar 06]
Kode etik agen [final   mar 06]Kode etik agen [final   mar 06]
Kode etik agen [final mar 06]
 
Tugas penyelidikan tanah
Tugas penyelidikan tanahTugas penyelidikan tanah
Tugas penyelidikan tanah
 
Stat d3 7
Stat d3 7Stat d3 7
Stat d3 7
 
Spesifikasi penguatan tebing
Spesifikasi penguatan tebingSpesifikasi penguatan tebing
Spesifikasi penguatan tebing
 
Spesifikasi lampu penerangan jalan perkotaan
Spesifikasi lampu penerangan jalan perkotaanSpesifikasi lampu penerangan jalan perkotaan
Spesifikasi lampu penerangan jalan perkotaan
 
Makalah banjir
Makalah banjirMakalah banjir
Makalah banjir
 

Similar to ANALISA GESER

Bab iii analisis penampang lentur
Bab iii analisis penampang lenturBab iii analisis penampang lentur
Bab iii analisis penampang lenturKetut Swandana
 
Tugas Besar Pondasi II
Tugas Besar Pondasi IITugas Besar Pondasi II
Tugas Besar Pondasi IIRendi Fahreza
 
Struktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangStruktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangMira Pemayun
 
Slide-CIV204-CIV204-slide-3-7.pdf
Slide-CIV204-CIV204-slide-3-7.pdfSlide-CIV204-CIV204-slide-3-7.pdf
Slide-CIV204-CIV204-slide-3-7.pdfMuhamadIlham279890
 
SNI Tata Cara Perencanaan Struktur Baja.ppt
SNI Tata Cara Perencanaan Struktur Baja.pptSNI Tata Cara Perencanaan Struktur Baja.ppt
SNI Tata Cara Perencanaan Struktur Baja.pptdarmadi ir,mm
 
2 perilaku-komponen-struktur-lentur-profil-i
2 perilaku-komponen-struktur-lentur-profil-i2 perilaku-komponen-struktur-lentur-profil-i
2 perilaku-komponen-struktur-lentur-profil-iSupian Ian
 
STRUKTUR BAJA TARIK DAN TEKAN rev.ppt
STRUKTUR BAJA TARIK DAN TEKAN rev.pptSTRUKTUR BAJA TARIK DAN TEKAN rev.ppt
STRUKTUR BAJA TARIK DAN TEKAN rev.pptDitaLestari18
 
PERATURAN PERENCANAAN KONSTRUKSI BAJA DI INDONESIA
PERATURAN PERENCANAAN KONSTRUKSI BAJA DI INDONESIAPERATURAN PERENCANAAN KONSTRUKSI BAJA DI INDONESIA
PERATURAN PERENCANAAN KONSTRUKSI BAJA DI INDONESIAMOSES HADUN
 
Analisis tegangan dan regangan bidang
Analisis tegangan dan regangan bidangAnalisis tegangan dan regangan bidang
Analisis tegangan dan regangan bidangDeviana Ambar
 
BAB IX kUAT GESER KLP 6.docx
BAB IX kUAT GESER  KLP 6.docxBAB IX kUAT GESER  KLP 6.docx
BAB IX kUAT GESER KLP 6.docxMukbilHadi1
 
Unit 3 Kaji Daya Bahan
Unit 3 Kaji Daya BahanUnit 3 Kaji Daya Bahan
Unit 3 Kaji Daya BahanMalaysia
 
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban PuntirElemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban PuntirDewi Izza
 
Contoh penyelesaian soal uas beton ii
Contoh penyelesaian soal uas beton iiContoh penyelesaian soal uas beton ii
Contoh penyelesaian soal uas beton iiHarry Calbara
 
Beton2 tata 15-perencanaan-pondasi-telapak
Beton2 tata 15-perencanaan-pondasi-telapakBeton2 tata 15-perencanaan-pondasi-telapak
Beton2 tata 15-perencanaan-pondasi-telapakMaman Asep
 
Laporan praktikum lenturan 1
Laporan praktikum lenturan 1Laporan praktikum lenturan 1
Laporan praktikum lenturan 1Ahmad Ramdani
 
PPT PRAPRO AZRCHKM.pptx
PPT PRAPRO AZRCHKM.pptxPPT PRAPRO AZRCHKM.pptx
PPT PRAPRO AZRCHKM.pptxGentaPermata2
 

Similar to ANALISA GESER (20)

Bab iii analisis penampang lentur
Bab iii analisis penampang lenturBab iii analisis penampang lentur
Bab iii analisis penampang lentur
 
Tugas Besar Pondasi II
Tugas Besar Pondasi IITugas Besar Pondasi II
Tugas Besar Pondasi II
 
1 pondasi
1 pondasi1 pondasi
1 pondasi
 
1 pondasi
1 pondasi1 pondasi
1 pondasi
 
Struktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangStruktur Beton Bertulang
Struktur Beton Bertulang
 
Slide-CIV204-CIV204-slide-3-7.pdf
Slide-CIV204-CIV204-slide-3-7.pdfSlide-CIV204-CIV204-slide-3-7.pdf
Slide-CIV204-CIV204-slide-3-7.pdf
 
SNI Tata Cara Perencanaan Struktur Baja.ppt
SNI Tata Cara Perencanaan Struktur Baja.pptSNI Tata Cara Perencanaan Struktur Baja.ppt
SNI Tata Cara Perencanaan Struktur Baja.ppt
 
2 perilaku-komponen-struktur-lentur-profil-i
2 perilaku-komponen-struktur-lentur-profil-i2 perilaku-komponen-struktur-lentur-profil-i
2 perilaku-komponen-struktur-lentur-profil-i
 
STRUKTUR BAJA TARIK DAN TEKAN rev.ppt
STRUKTUR BAJA TARIK DAN TEKAN rev.pptSTRUKTUR BAJA TARIK DAN TEKAN rev.ppt
STRUKTUR BAJA TARIK DAN TEKAN rev.ppt
 
PERATURAN PERENCANAAN KONSTRUKSI BAJA DI INDONESIA
PERATURAN PERENCANAAN KONSTRUKSI BAJA DI INDONESIAPERATURAN PERENCANAAN KONSTRUKSI BAJA DI INDONESIA
PERATURAN PERENCANAAN KONSTRUKSI BAJA DI INDONESIA
 
Analisis tegangan dan regangan bidang
Analisis tegangan dan regangan bidangAnalisis tegangan dan regangan bidang
Analisis tegangan dan regangan bidang
 
BAB IX kUAT GESER KLP 6.docx
BAB IX kUAT GESER  KLP 6.docxBAB IX kUAT GESER  KLP 6.docx
BAB IX kUAT GESER KLP 6.docx
 
3
33
3
 
173213944 perencanaan-angkur
173213944 perencanaan-angkur173213944 perencanaan-angkur
173213944 perencanaan-angkur
 
Unit 3 Kaji Daya Bahan
Unit 3 Kaji Daya BahanUnit 3 Kaji Daya Bahan
Unit 3 Kaji Daya Bahan
 
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban PuntirElemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
 
Contoh penyelesaian soal uas beton ii
Contoh penyelesaian soal uas beton iiContoh penyelesaian soal uas beton ii
Contoh penyelesaian soal uas beton ii
 
Beton2 tata 15-perencanaan-pondasi-telapak
Beton2 tata 15-perencanaan-pondasi-telapakBeton2 tata 15-perencanaan-pondasi-telapak
Beton2 tata 15-perencanaan-pondasi-telapak
 
Laporan praktikum lenturan 1
Laporan praktikum lenturan 1Laporan praktikum lenturan 1
Laporan praktikum lenturan 1
 
PPT PRAPRO AZRCHKM.pptx
PPT PRAPRO AZRCHKM.pptxPPT PRAPRO AZRCHKM.pptx
PPT PRAPRO AZRCHKM.pptx
 

More from Ketut Swandana

More from Ketut Swandana (17)

Stat d3 6
Stat d3 6Stat d3 6
Stat d3 6
 
Stat d3 5
Stat d3 5Stat d3 5
Stat d3 5
 
Stat d3 4
Stat d3 4Stat d3 4
Stat d3 4
 
Stat d3 2
Stat d3 2Stat d3 2
Stat d3 2
 
Stat d3 1
Stat d3 1Stat d3 1
Stat d3 1
 
Biodata dosen hindu universitas lampung
Biodata dosen hindu universitas lampungBiodata dosen hindu universitas lampung
Biodata dosen hindu universitas lampung
 
Mineral dan air
Mineral dan airMineral dan air
Mineral dan air
 
Kelompok water treatment limbah cair pt gunung madu plantations
Kelompok water treatment limbah cair  pt gunung madu plantationsKelompok water treatment limbah cair  pt gunung madu plantations
Kelompok water treatment limbah cair pt gunung madu plantations
 
Garis garis besar program kerja
Garis garis besar program kerjaGaris garis besar program kerja
Garis garis besar program kerja
 
Kalender kegiatan op ukm
Kalender kegiatan op ukmKalender kegiatan op ukm
Kalender kegiatan op ukm
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Pelatihan progja
Pelatihan progjaPelatihan progja
Pelatihan progja
 
Building winning attitude for kmhdi
Building winning attitude for kmhdiBuilding winning attitude for kmhdi
Building winning attitude for kmhdi
 
Pertemuan v
Pertemuan vPertemuan v
Pertemuan v
 
Petunjuk pelaksanaan ujian online
Petunjuk pelaksanaan ujian onlinePetunjuk pelaksanaan ujian online
Petunjuk pelaksanaan ujian online
 
Hand out mp hpji 2008 ok
Hand out mp hpji 2008 okHand out mp hpji 2008 ok
Hand out mp hpji 2008 ok
 
Bab iii gambar tegangan
Bab iii gambar teganganBab iii gambar tegangan
Bab iii gambar tegangan
 

ANALISA GESER

  • 1. Struktur Beton I - GESER BAB 3. ANALISA GESER 3.1 UMUM Geser dijumpai hampir di dalam semua unsur struktur beton bertulang. Efek geser umumnya terjadi secara bersamaan dengan efek dari gaya- gaya lain seperti lentur, normal dan torsi. Dengan demikian untuk menyelidiki perilaku unsur struktural di dalam geser, hampir selalu dibutuhkan penyelidikan dari interaksinya dengan aksi-aksi yang tersebut diatas. Inilah salah satu sebab mengapa kemajuan dari penelitian perilaku geser tidak begitu pesat perkembangannya dibandingkan dengan perilaku terhadap aksi-aksi lainnya. Bab ini akan membahas analisa penampang yang menerima geser lentur, sedangkan mengenai pengaruh torsi akan dibahas pada bab berikutnya. 3.2 RETAK GESER POTENSIAL Tinjau suatu balok di atas dua perletakan yang memikul beban merata seperti terlihat di dalam Gambar 3.1. Pandanglah suatu penampang x-x sejarak a dari perletakan kiri. 23
  • 2. Struktur Beton I - GESER q Mx a Vx ft L ½ qL a. Struktur b. Badan bebas Gambar 3.1 Gaya Lintang Dan Momen Pada Balok Keseimbangan badan bebas pada Gambar 3.1.b mensyaratkan : Vx = ½ qL - qa 2 Mx = ½ qL – ½ qa Selanjutnya pada daerah tarik di bawah garis netral, momen Mx dan gaya lintang (geser) Vx akan menimbulkan masing-masing tegangan tarik f t dan geser V. Dengan cara keseimbangan, dapat dicari tegangan tarik dan geser pada bidang yang membentuk sudut α terhadap bidang potongan x-x. Arah tegangan tarik maksimum untuk balok ditunjukkan di dalam Gambar 3.1. Tegak lurus terhadap arah-arah ini merupakan arah dari retak geser/lentur potensial. Arah tegangan tarik + Arah retak potensial 24
  • 3. Struktur Beton I - GESER Gambar 3.2 Arah Tegangan Tarik dan Retak Potensial Pada Balok denganLentur Dan Geser Secara ideal, penulangan geser yang optimal adalah searah dengan tarik maksimum, tetapi secara praktis, penulangan geser dapat berupa : a. Tulangan memanjang, lazimnya 45° denagn arah tulangan memanjang. b. Sengkang vertikal, berupa sengkang tertutup atau terbuka (U), bisa juga spiral. c. Kombinasi sengkang dan tulangan miring. 3.3 Kekuatan Geser Nominal Perencanaan penampang akibat geser harus didasarkan pada : Vu ≤ φVn .............................................................................................(3.1) 25
  • 4. Struktur Beton I - GESER Keterangan : Vu = gaya geser berfaktor pada pada penampang yang ditinjau φ = faktor reduksi kekuatan, sesuai tabel 1.2, yang besarnya untuk geser dan torsi bisa diambil 0,6 Vn = kuat geser nominal Kuat geser nominal dari penampang beton bertulang bisa dihitung dengan rumus : Vn = Vc + V s .....................................................................................(3.2) Keterangan : Vc = kuat geser nominal dari beton V s = kuat geser nominal dari tulangan geser Untuk komponen struktur non pratekan, penampang yang jaraknya kurang dari d dari muka tumpuan dapat dirancang terhadap gaya geser Vu yang sama dengan yang didapat pada titik sejarak d (pasal 11.1.2.1.PB- 1989). 3.4 Kuat Geser Yang Disumbang Oleh Beban Untuk struktur yang hanya dibebani oleh geser dan lentur saja, kuat geser beton bisa dihitung dengan : 26
  • 5. Struktur Beton I - GESER  fc '  Vc =  b .d ..............................................................................(3.3)  6  w   Jika dihitung lebih rinci, maka kuat geser Vc bisa dihitung dengan :  Vu d   Vc =  f c + 120 ρω ' : 7 bw d .......................................……..(3.4)  Mu    Keterangan : ' fc = akar dari kuat tekan beton yang disyaratkan, MPa bw = lebar badan balok, atau diameter dari penampang bulat, mm d = jarak dari serat tekan terluar terhadap titik berat dari tulangan tarik,mm ρω = As/( bw d ) Mu = Momen berfaktor pada penampang Dalam menghitung Vc pada persamaan (3.4), besaran Vu .d/Mu tidak boleh diambil lebih dari 1,0 dan harga Vc harus lebih kecil dari ' 0,3 f c bw d Untuk struktur yang dibebani tekan aksial, kuat geser :  Nu   f c '  Vc = 1 +  6  w ............................................................(3.5) b d  14 Ag      Untuk struktur yang dibebani gaya tarik aksial, besarnya kuat geser :  0,3 Nu   f c '  Vc = 1 +  6  w ...........................................................(3.6) b d  Ag      27
  • 6. Struktur Beton I - GESER Keterangan : Nu = Beban aksial berfaktor yang bersamaan dengan geser Vu, diambil (+) untuk tekan dan (-) untuk tarik. Ag = Luas bruto penampang, mm Nu / Ag = dinyatakan dalam MPa 3.5 Kebutuhan Untuk Tulangan Geser 1. Jika Vu ≤ 0,50 φVc ……………………………………………………………(3.7) Untuk kasus ini tidak diperlukan tulangan geser 2. Jika 0,50 φVc < Vu < φVc ………………………………………………….(3.8) Untuk kasus ini diperlukan tulangan geser minimum, kecuali untuk plat dan pondasi, balok dengan tinggi tidak lebih dari 250 mm atau 2,5 kali tebal flens dan ½ kali lebar badan. 28
  • 7. Struktur Beton I - GESER Untuk kasus ini diperlukan kekuatan geser sebesar : φV s perlu = φVs min = φ (1/3 MPa) bw . d .........................(3.9) Dan jarak s maksimum ≤ d /2 ≤ 600 mm...............................(3.10) bw s Luas tulangan geser min Av = 3 f .......................................(3.11) y  f '    3. Jika φVc < Vu ≤ φ Vc + φ  c 3  bw d     ……………………………..(3.12) Untuk kasus ini diperlukan tulangan geser, dengan kuat geser perlu sebagai berikut: φ V s perlu = Vu - φ Vc .....................................................(3.13) φ Vs ada = ( φ Av f y d)/s (untuk α = 90°)……………………… (3.14) S maksimum = d/2 ≤ 600 mm…………………………………………. (3.15) 4. Jika:   f '     fc '   φ Vc + φ  c  b d  < V ≤ φ V + φ  2  b d   3  w  u  u  3  w  …..(3.16)         Untuk kasus ini diperlukan tulangan geser, dengan kuat geser seperti persamaan (2.13) dan (2.14) dengan spasi maksimum = d /4 ≤ 300 mm 29
  • 8. Struktur Beton I - GESER  2 f '   5. Jika Vu > φ Vc + φ  c  b d   3  w  ……………………………………     (3.17) Untuk kasus ini penampang beton harus diubah (diperbesar)  2 f '   sedemikian hingga: Vu ≤ φ Vc + φ  c  b d   3  w      Jika untuk menghitung Vc digunakan metode yang disederhanakan (tidak dihitung secara rinci) maka persamaan 3.12 dan 3.17 dapat ditulis masing-masing menjadi : φ Vc < Vu ≤ 3 φVc ....................................................................(3.12a) 3 φVc < Vu ≤ 5 φVc .....................................................................(3.16a) Vu > 5 φVc .....................................................................................(3.17a) 3.6 Perencanaan Tulangan Geser Bila digunakan sengkang-sengkang untuk penahan geser, maka : Av f y d Vs = ....................................................................................(3.18) s Keterangan: Av = Luas tulangan total, yang tegak lurus dengan sumbu batang fy = kuat leleh yang disyaratkan dari tulangan, MPa 30
  • 9. Struktur Beton I - GESER s = jarak tulangan sengkang Pemasangan sengkang ditunjukkan seperti pada Gambar 3.3. d bw s s Gambar 2.3 Penulangan Geser Balok Dengan Sengkang-Sengkang Bila sebagai tulangan geser dipakai sengkang miring, maka: V s = Av f y (sin α + cos α) d ...............................................................(3.19) Bila tulangan geser terdiri dari satu batang tunggal atau sat grup batang- batang tulangan sejajar, yang dibengkokkan pada jarak yang sama, maka: V s = Av f y sin α ................................................................................(3.20) 31
  • 10. Struktur Beton I - GESER ' Vs ≤ fc bw d 4 Bila tulangan geser terdiri dari satu seri atau beberapa grup yang sejajar dari batang yang dibengkokkan pada jarak yang tidak sama dari tumpuan, maka kuat geser V s harus dihitung menurut persamaan (3.19) Untuk memperjelas persoalan, tulangan geser yang dihitung menurut persamaan (3.19) dan (3.20) diperlihatkan pemasangannya masing- masing pada Gambar 3.4 dan Gambar 3.5. tulangan memanjang s Gambar 3.4 Begel Miring/Kelompok Tulangan Miring d Gambar 3.5 Tulangan Miring Tunggal atau grup yang sama dari tumpuan Batas-batas dari penulangan geser adalah sedemikan hingga: ' Vs ≤ 2 fc bw d .............................................................................(3.21) 3 32
  • 11. Struktur Beton I - GESER 3.7 BAGAN ALIR PERENCANAAN GESER 33
  • 12. Struktur Beton I - GESER Mulai Hitung Vu Hitung : 1. = , jika aksial tidak ada 2. = , jika aksial tekan 3. = , jika aksial tarik tidak  2 f '   ya Ukuran Vu > φ Vc + φ  c b d diperbesar   3  w      Tanpa tidak ya tulangan ≤ 0,50 geser ya Tulangan tidak 0,50 < < geser minimum perlu - Tentukan Av dan S Selesai 3.8 CONTOH-CONTOH PENERAPAN 34
  • 13. Struktur Beton I - GESER 1. Tentukan kekuatan geser nominal Vn dari penampang persegi yang ' diperlihatkan dalam Gambar 2.7, bila f c = 20 MPa, f y = 400 MPa, bw = 300 MPa, d = 500 mm dan tulangan sengkang φ 8 – 100 Gunakan metode yang disederhanakan untuk menghitung Vc d bw s s = 100 mm Gambar 2.7 Konstruksi yang dianalisa Jawab : Dengan memperhatikan persamaan 3.2, 3.3, dan 3.11 maka: ' Vc = fc 20 bw d = 6 . 300 . 500 = 111795 N 6 Av f y d 2 ( 1 . π . 82 ) Vs = = 4 = 120637 N s 100 Vn = Vc + Vs = 111795 N + 120637 N = 232,432 KN 35
  • 14. Struktur Beton I - GESER 2. Untuk balok pada contoh 1, tentukanlah gaya geser kerja yang aman Vw yang dapat dipikul oleh balok menurut pedoman beton PB-1989, jika 60% dari gaya geser adalah beban mati dan 40% akibat beban hidup. Jawab: Faktor reduksi kekuatan φ untuk gaya geser adalah 0,60, sehingga: Vu ≤ 0,60 Vn ≤ 0,60 . 232,432 KN ≤ 139,439 KN Vu = 1,20 Vn + 1,60 V1 = 1,20 . 0,60 Vw + 1,60 . 0,40 Vw = 1,360 Vw Sehingga: Vu 139,459 V = 1,36 = 1,36 = 102,453 kN Faktor keamanan untuk hal ini adalah : 36
  • 15. Struktur Beton I - GESER Vn 232,432 Vw = 102,543 = 2,266 3. Tentukan sengkang vertikal yang dibutuhkan untuk balok pada Gambar 2.8, dengan lebar bentang L = 4 m, lebar tumpuan 0,30 m, lebar balok bw = 300 m, tinggi efektif balok d = 450 mm. Beban kerja hidup qd = 3 ton/m (termasuk berat sendiri balok). ' Gunkan tulangan diameter 10 mm, f c = 20 MPa, dan f y = 320 MPa, dengan metode yang disederhanakan. q d Lebar tumpuan = 0,3 m bw Gambar 3.8 Konstruksi yang dianalisa Jawab: a. Tentukan gaya geser berfaktor pada penampang kritis yaitu sejarak d dari bidang muka tumpuan (0,30/2 + 0,450 = 0,60 m dari masing- masing tumpuan). 37
  • 16. Struktur Beton I - GESER Vd = ½ qd . L - qd . 0,60 = ½ . 3 . 4 – 3 . 0,60 = 4,2 ton VL = ½ qL . L - qL . 0,60 = 3,64 tn Vu = 1,2 Vd + 1,6 VL = 1,2 . 4,2 + 1,6 . 3,64 = 10,864 ton = 108,64 kN b. Tentukan spasi sengkang ' Vc fc 20 = bw d = 6 . 300 . 450 . 1/100 = 100,263 kN 6 φ Vc = 0,60 . 100,623 = 60,374 kN 3 φ Vc = 3 . 60,374 = 181,122 k N φ Vc < Vu < 3 φ Vc (dari persamaan 2.12.1), maka diperlukan tulangan geser, dengan kuat perlu : φ Vs perlu = Vu - φ Vc = 108,64 – 60,374 = 48,266 kN φ Vs perlu 48,266 V s perlu = = φ 0,60 = 80,443 kN S maksimum ≤ d/2 ≤ 600 mm Untuk sengkang vertikal dengan diameter 10 mm. Av =2.¼ π . 82 = 100,5 mm2 38
  • 17. Struktur Beton I - GESER Persyaratan spasi untuk kekuatan adalah : Av f y d 100,5 . 320 . 450 S = V perlu = 80,443 . 100 = 180 s Persyaratan untuk spasi sengkang dapat disimpulkan : 1. Spasi untuk persyaratan kekuatan = 180 mm (menentukan) 2. Spasi maksimum d/2 = 450/2 = 225 mm 3. Spasi maksimum untuk tulangan geser minimum : V s min = 1/3 . 300 . 450 = 45 kN 100,5 . 320 . 450 S = 45 . 1000 = 321 mm Kesimpulan : Jadi spasi sengkang yang menentukan adalah 180 mm, dipasang dari muka tumpuan sampai pada daerah dimana Vn > φ Vc , kemudian dipasang sengkang dengan spasi d/2 = 225 mm sampai pada daerah dimana Vu > ½ φ Vc ,selanjutnya pemasangan sengkang diperlihatkan pada Gambar 2.9 Lebar tumpuan = 0,3 m tengah bentang 39 L=4m
  • 18. Struktur Beton I - GESER Gambar 2.9 Pemasangan sengkang untuk setengah konstruksi 4. Penampang kolom persegi menahan gaya aksial tekan 30 ton (beban mati) dan 10 ton (beban hidup). Dan gaya lintang sebesar 4 ton (beban mati) dan 1,5 ton (hidup). ' Mutu bahan f c = 20 MPa dan f y = 300 MPa Diminta : menghitung tulangna geser dengan sengkang tertutup Jawab : Kuat geser Vc utuk struktur yang dibebani tekan aksial dihitung menurut persamaan 2.5 yaitu : 40
  • 19. Struktur Beton I - GESER  u  N  fc '  Vc = 1 + b .d  14 Ag   6  w    N u = 1,2 . 30 + 1,6 . 10 = 52 ton = 520000 N  520000   20  Vc = 1 +   6  300 . 400 = 114051 N  14 . 300 . 450     0,5 φ Vc = 0,5 . 0,6 . 114051 = 34215 N φ Vc = 0,6 . 114051 = 68430 N Vu = 1,2 . 4 + 1,6 . 1,5 = 7,2 ton = 72000 N Vu > φ Vc , maka diperlukan tulangan geser = 72000 – 68430 = 3570 N 3570 3570 V s perlu = = 0,6 = 5950 N φ Dipakai sengkang = φ 8 – 200, maka : Av f y d ( 2 . 1 / 4 . φ 8 2 ) . 300 . 400 Vs = = s 300 = 60318 N > Vs perlu….. ok Rangkuman : 41
  • 20. Struktur Beton I - GESER 1. Penulangan geser sangat diperlukan didalam perencanaan beton bertulang. Hal ini untuk menghindarkan timbulnya retak-retak potensial unsur beton bertulang 2. Penulangan geser yang paling lazim digunakan didalam praktek adalah terdiri dari sengkang-sengkang tertutup. Sedangkan sengkang terbuka (U) jarang digunakan, sengkang berbentuk spiral banyak digunakan pada kolom bulat atau unsur-unsur yang menahan torsi. 3. Berbeda pada PBI – 1971, Pedoman Beton 1989 memperkenalkan peninjauan geser maksimum pada penampang kritis dari unsur, yaitu pada titik sejauh d dari muka tumpuan. Dengan demikian gaya geser yang diperhitungkan relatif lebih kecil dari aturan yang terkadung pada PBI – 1971. 42