SlideShare a Scribd company logo
1 of 32
Laboratorium Mekanika Tanah VIII- 1
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
BAB VIII
PENGUJIAN GESER LANGSUNG
8.1 Pendahuluan
A. Acuan
Pengujian ini di lakukan berdasarkan SNI 2813:2008 ”Cara Uji Kuat
Geser Langsung Tanah Terkonsolidasi Dan Terdrainase”
8.2 Tujuan Percobaan
Test ini dimaksudkan untuk mengetahui kekuatan tanah terhadap
gaya horizontal, dengan menentukan harga kohesi (c) dari sudut geser
dalam ( ) dari suatu contoh tanah.
8.3 Teori Ringkas
Kekuatan geser tanah merupakan perlawanan internal tanah
tersebut persatuan luas terhadap keruntuhan atau pergeseran sepanjang
bidang geser dalam tanah yang dimaksud.
Uji geser langsung merupakan pengujian yang sederhana dan
langsung. Pengujian dilakukan dengan menempatkan contoh tanah ke
dalam kotak geser. Kotak ini terbelah, dengan setengah bagian yang bawah
merupakan bagian yang tetap dan bagian atas mudah bertranslasi. Kotak
ini tersedia dalam beberapa ukuran, tetapi biasanya mempunyai diameter
6.4 cm atau bujur sangkar 5,0 x 5,0 cm . Contoh tanah secara hati-hati
diletakkan di dalam kotak, sebuah blok pembebanan, termasuk batu-batu
berpori bergigi untuk drainase yang cepat, diletakkan di atas contoh tanah.
Kemudian suatu beban normal Pv dikerjakan. Kedua bagian kotak ini akan
Laboratorium Mekanika Tanah VIII- 2
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
menjadi sedikit terpisah dan blok pembebanan serta setengah bagian atas
kotak bergabung menjadi satu.
Kuat geser sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor , antara lain :
1. Tekanan efektif atau tekanan antar butir.
2. Kemampuan partikel atau kerapatan.
3. Saling keterkuncian antar partikel: jadi, partikel-partikel yang
bersudut akan lebih saling terkunci dan memiliki kuat geser yang
lebih tinggi  yang lebih besar) daripada partikel-partikel yang
bundar seperti pada tebing-tebing.
4. Sementasi partikel, yang terjadi secara alamiah atau buatan.
5. Daya tarik antar partikel atau kohesi.
Perhitungan pada pengujian kuat geser langsung :
1. Hitung gaya geser Ph :
Ph = bacaan arloji( x) / kalibrasi proving ring
2. Hitung kekuatan geser (ԏ)
3. Hitung tegangan normal ( n
 )
4. Gambarkan grafik hubungan
B
B
 versus  , kemudian dari masing-
masing benda uji dapatkan ԏmax
5. Gambarkan garis lurus melalui titik-titik hubungan ԏ versus σₙ
dapatkan pula parameter c dan .
ԏ =
Ph
Ac
σₙ =
Pv
Ac
Laboratorium Mekanika Tanah VIII- 3
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
6. Untuk mendapat parameter c dan  dapat diselesaikan dengan cara
matematis (pesamaan regresi linear). Rumus kekuatan geser :
ԏ = σₙ tan  + c


Bidang
keruntuhan

f
x
y
Gambar 8.1 Kekuatan Geser
Kekuatan geser tanah dapat dianggap terdiri dari dua bagian atau
komponen, yaitu :
1. Gesekan dalam, yang sebanding dengan tegangan efektif yang
bekerja pada bidang geser.
2. Kohesi yang tergantung pada jenis tanah dan kepadatannya
tanah pada umumnya digolongkan sebagai berikut :
3. Tanah berkohesi atau berbutir halus (misal lempung)
4. Tanah tidak berkohesi atau berbutir kasar (misal pasir)
5. Tanah berkohesi-gesekan, ada c dan ф (misal lanau)
Hubungan persamaan ini digambarkan pada kurva berikut ini :
Laboratorium Mekanika Tanah VIII- 4
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
Gambar 8.2 Kekuatan Geser Tanah
Tergantung dari jenis alatnya ,uji geser ini dapat dilakukan
dengan cara tegangan geser terkendali ,dimana penambahan gaya
geser dibuat konstan dan diatur, atau dengan cara regangan
terkendali dimana kecepatan geser yang diatur.
Kelebihan pengujian dengan cara regangan – terkendali adalah
pada pasir padat, tahanan geser puncak (yaitu pada saat runtuh) dan
juga pada tahanan geser maksimumyang lebih kecil (yaitui pada titik
setelah keruntuhan terjadi) dapat diamati dan dicatat pada uji
tegangan – terkendali, hanya tahanan geser puncak saja yang dapat
diamati dan dicatat.Juga harus diperhatikan bahwa tahanan geser
pada uji tegangan – terkendali besarnya hanya dapat diperkirakan
saja., Ini disebabkan keruntuhan terjadi pada tingkat tegangan geser
sekitar puncak antara penambahan beban sebelum runtuh sampai
Harga – harga yang umum dari sudut geser internal kondisi
drained untuk pasir dan lanau dapat dilihat pada table berikut ini
Garis keruntuhan Mohr-Coulomb

Tegangan Normal
C
Laboratorium Mekanika Tanah VIII- 5
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
Tabel 8.1 sudut geser internal kondisi drained untuk pasir dan lanau
dapat
TIPE TANAH
SUDUT GESER
DALAM (f )°
Pasir : butiran bulat
Renggang /lepas 27 – 30
Menengah 30 – 35
Padat 35 – 38
Pasir : butiran bersudut
Renggang / lepas 30 –35
Menengah 35 – 40
Padat 40 – 45
Kerikil bercampur
pasir
34 – 48
Lanau 26 – 35
Parameter kuat geser tanah diperlukan untuk analisis-analisis daya
dukung tanah, stabilitas lereng, dan tegangan dorong untuk dinding
penahan tanah. Mohr (1910) memberikan teori mengenai kondisi
keruntuhan suatu bahan. Teorinya adalah bahwa keruntuhan suatu bahan
dapat terjadi oleh akibat adanya kombinasi keadaan kritis dari tegangan
normal dan tegangan geser. Selanjutnya, hubungan fungsi antara tegangan
Laboratorium Mekanika Tanah VIII- 6
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
normal dan regangan geser pada bidang runtuhnya, dinyatakan menurut
persamaan :
ԏ = f (σ) ………………………….. (8.1)
Dengan  adalah tegangan geser pada saat terjadinya keruntuhan
atau kegagalan, dan  adalah tegangan normal pada saat kondisi tersebut.
Garis kegagalan yang didefinisikan dalam Persamaan (8.1), adalah kurva
yang ditunjukkan dalam Gambar 8.3.
Gambar 8.3. Kriteria kegagalan Mohr
Dapat dilihat pada Gambar 8.3 suatu masa tanah dalam satu bidang
memiliki tegangan geser dan teganggan normal. Jika tegangan-tegangan
tersebut baru mencapai titik P, maka keruntuhan tanah akibat geser tidak
akan terjadi. Keruntuhan geser terjadi jika tegangan mencapai titik Q yang
terletak pada garis keruntuhan, dan titik R tidak akan pernah terjadi pada
lereng karena tanah telah mengalami keruntuhan pada titik Q. Kuat
geser tanah adalah gaya perlawanan yang dilakukan oleh butir-butir tanah
Laboratorium Mekanika Tanah VIII- 7
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
terhadap desakan atau tarikan. Dengan dasar pengertian ini, bila tanah
mengalami pembebanan akan ditahan oleh :
1. Kohesi tanah yang tergantung pada jenis tanah dan kepadatannya,
tetapi tidak tergantung dari tegangan vertikal yang bekerja pada
bidang geserannya.
2. Gesekan antara butir-butir tanah yang besarnya berbanding lurus
dengan tegangan vertikal pada bidang geserannya.
Hipotesis pertama mengenai kekuatan geser tanah dikemukakan
oleh Coulomb sekitar tahun 1776, sebagai berikut :
ԏ = C + σ tan  ………………………. (8.2)
dimana :
ԏ = kuat geser tanah
C = kohesi tanah
tan  = faktor geser di antara butir-butir yang bersentuhan
 = sudut geser dalam tanah
 = tegangan normal pada bidang runtuh
Persamaan (8.2) ini disebut kriteria keruntuhan atau kegagalan Mohr-
Coulomb, dimana garis selubung kegagalan dari persamaan tersebut
dilukiskan dalam Gambar 8.3.
Pengertian mengenai keruntuhan suatu bahan dapat diterangkan
dalam Gambar 8.3. Jika tegangan-tegangan baru mencapai titik P,
keruntuhan geser
Laboratorium Mekanika Tanah VIII- 8
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
tidak akan terjadi. Keruntuhan geser akan terjadi jika tegangan-
tegangan mencapai titik Q yang terletak pada garis selubung kegagalannya.
Kedudukan tegangan yang ditunjukkan oleh titik R tidak akan pernah terjadi,
karena sebelum tegangannya mencapai titik R, bahan sudah mengalami
keruntuhan. Tegangan-tegangan efektif yang terjadi di dalam tanah sangat
dipengaruhi oleh tekanan air pori. Terzaghi (1925) mengubah rumus
Coulomb dalam bentuk tegangan efektif dengan memasukkan unsur
tekanan air pori sebagai berikut :
= C' + ( - u) tan ' ................................. (4.3)
= C' + ' tan '
  
  
dimana :
C’ = kohesi tanah dalam kondisi tekanan efektif
’ = tegangan normal efektif
u = tekanan air pori
’ = sudut geser dalam tanah kondisi efektif
Hubungan antara kekuatan geser (), kohesi ( C ) dan tekanan efektif
(’) tampak seperti pada Gambar 8.4.

’ =  - U
 = C’ + ’ tg ’
C’
’
Tekanan normal efektif
3
3
Bidang geser


1
1
’
U
Gambar 8.4 Kekuatan Geser
Tanah
(8.3)
(8.3)
Laboratorium Mekanika Tanah VIII- 9
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
Persamaan (8.4) menghasilkan data yang relatif tidak tepat, nilai-nilai
C dan  yang diperoleh sangat tergantung dari jenis pengujian yang
dilakukan. Persamaan (8.5) menghasilkan data untuk nilai-nilai C’ dan ’
yang relatif tepat dan tidak tergantung dari jenis pengujiannya.
Kuat geser tanah juga bisa dinyatakan dalam bentuk tegangan-
tegangan efektif 1’ dan 3’ pada saat keruntuhan terjadi. Lingkaran Mohr
dalam bentuk lingkaran tegangan, dengan koordinat-koordinat  dan ’,
dilihatkan dalam Gambar 8.5. Persamaan tegangan geser, dinyatakan
oleh:
1 3
1 3 1 3
= 1/2 ( ' - ') sin 2 .................................................. (4.4)
= 1/2 ( ' + ') + 1/2 ( ' - ') cos 2 ...................... (4.5)
   
     
Dengan  adalah sudut teoritis antara bidang horizontal dengan
bidang longsor, yang besarnya, adalah :  = 45 + ’/2.
Gambar 8.5 Lingkaran Mohr
(8.5)
C’
’
2
f’ 1’
3’
f
’
Garis selubung kegagalan
1’
3’ 3’
1’

f’
f
 = 45 + ’/2
(8.4)
Laboratorium Mekanika Tanah VIII- 10
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
Dari Gambar 8.5 hubungan antara tegangan utama efektif saat
keruntuhan dan parameter kuat gesernya juga dapat diperoleh. Besarnya
nilai parameter kuat geser, dapat ditentukan dari persamaan-persamaan :
 
 
   
1 3
1 3
1 3 1 3
1/2 ' - '
sin ' = .............................. (4.6)
C ctg ' + 1/2 ' + '
' - ' = 2 C cos ' + ' + ' sin ' ................. (4.7)
 

  
     
Persamaan (8.7) digunakan untuk kriteria keruntuhan atau kegagalan
menurut Mohr-Coulomb. Dengan menggambarkan kedudukan tegangan-
tegangan ke dalam koordinat-koordinat p – q, dengan :
p = ½ (1’ + 3’) dan q = ½ (1’ - 3’)
sembarang kedudukan tegangan dapat ditunjukkan oleh sebuah titik
tegangan sebagai ganti dari lingkaran Mohr.
a’
’
(1’)
(3’)
½ (1’ + 3’)
Titik tegangan
Gambar 8.6 Kondisi tegangan yang mewakili.
45 45
Garis selubung
kegagalan
½ (1’ - 3’)
(8.6)
(8.7)
Laboratorium Mekanika Tanah VIII- 11
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
Pada Gambar 8.6 ini, garis selubung kegagalan ditunjukkan oleh
persamaan :
½ (1’ + 3’) = a’ + ½ (1’ + 3’) tg ’
dengan a’ dan ’ adalah parameter modifikasi dari kuaat gesernya.
Parameter C’ dan ’ dapat diperoleh dari persamaan :
 
' = arc sin tg ' ....................................................... (4.8)
a'
C' = ................................................................. (4.9)
cos '
 

Garis-garis dari titik tegangan yang membuat sudut 45 dengan garis
horizontal (Gambar 8.6), memotong sumbu horizontal pada titik yang
mewakili tegangan utama 1’ dan 3’. Perlu diingat bahwa ½ (1’ - 3’) = ½
(1 - 3)
Untuk mempelajari kuat geser tanah, istilah-istilah berikut ini perlu
diperhatikan, yaitu :
 Kelebihan tekanan pori (excess pore pressure), adalah kelebihan
tekanan air pori akibat dari tambahan tekanan yang mendadak.
 Tekanan overburden, adalah tekanan pada suatu titik di dalam tanah
akibat berat material tanah yang ada di atas titik tersebut.
 Tekanan overburden efektif, adalah tekanan akibat beban tanah di
atasnya, dikurangi tekanan air (pori).
 Tanah Normally Consolidated (terkonsolidasi normal), adalah tanah
dimana tegangan efektif yang membebani pada waktu yang sekarang,
adalah nilai tegangan maksimum yang pernah dialaminya.
(8.9)
(8.8)
Laboratorium Mekanika Tanah VIII- 12
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
 Tanah Over Consolidated (terlalu terkonsolidasi), adalah tanah dimana
tegangan efektif yang pernah membebaninya pada waktu yang lampau,
lebih besar daripada tegangan efektif yang bekerja pada waktu
sekarang.
 Tekanan Prakonsolidasi (preconsolidation pressure), adalah nilai
tekanan maksimum yang pernah dialami oleh tanah tersebut.
Nilai banding Overconsolidation (overconsolidation ratio = OCR),
adalah nilai banding antara tekanan prakonsolidasi dengan tekanan
overburden efektif yang ada. Jadi, bila OCR = 1, tanah dalam kondisi
normally consolidated dan bila OCR > 1, tanah dalam kondisi
overconsolidated.
Laboratorium Mekanika Tanah VIII- 13
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
8.4 Spesifikasi Peralatan
A. Alat
1. Alat geser langsung
2. Cincin pencetak benda uji
Laboratorium Mekanika Tanah VIII- 14
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
3. Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram
4. Extruder
Laboratorium Mekanika Tanah VIII- 15
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
5. Bejana
6. Spatula
Laboratorium Mekanika Tanah VIII- 16
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
7. Kotak geser
8. Beban
Laboratorium Mekanika Tanah VIII- 17
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
9. Talam
10.Oven dengan suhu (110 ± 5) °C
Laboratorium Mekanika Tanah VIII- 18
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
B. Bahan
1. Sampel tanah lolos saringan No. 40
2. Air suling
Laboratorium Mekanika Tanah VIII- 19
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
8.5 Prosedur Percobaan
1. Siapkan benda uji sebanyak 3 buah.
2. Masukkan sampel tanah kedalam tabung pembuat contoh,
kemudian keluarkan dengan alat pengeluarnya. Ratakan tanah
yang menonjol di kedua ujung benda uji dengan pisau pemotong.
3. Timbang benda uji.
4. Stel bak geser dimana plat geser bawah diletakkan pada
permukaan dasar bak perendam kemudian kencangkan baut
pengunci.
5. Setelah itu pasang plat geser atas kemudian kencangkan baut
pengunci.
6. Kemudian masukka plat atas kemudian batu pori. Setelah itu
letakkan benda uji kemudian himpit dengan batu pori dan penekan
contoh.
7. Pasang instalasi muatan dan palang kecilnya akan berhubungan
dengan lengan keseimbangan. Kemudian atur handle setelah
seimbangnya.
8. Pasang dial pergeseran dan proving ring.
9. Atur posisi jarum pergeseran pada angka nol dan atur pula dial
proving ring pada angka nol.
10.Isi bak perendam dengan air sesuai kebutuhan.
11.Pasang beban pertama kemudian catat proses konsolidasi,
tentukan t 50 untuk penentuan kecepatan pergeseran.
Laboratorium Mekanika Tanah VIII- 20
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
12.Buka pen pengunci lalu putar pen peregang.
13.Putar engkol sehingga tanah memualai menerima beban geser.
Baca dial provil ring dan dial pergeseran setiap 15 detik sampai
tercapai beban maximum atau deformasi 10% diameter benda uji.
14.Masukkan benda uji kedua sesuai prosedur 3 s/d 9 (gunakan 2 kali
beban pertama). Untuk benda uji ketiga lakukan seperti prosedur
10 s/d 12 diatas (gunakan beban 3x).
Laboratorium Mekanika Tanah VIII- 21
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
8.6 Alur Bagan Percobaan
Siapkan tanah lolos saringan No.40
Masukkan tanah ke dalam tabung sampel
Keluarkan tanah dari tabung sampel menggunakan alatnya
Timbang sampel tanah yang sudah tercetak
Letakkan sampel kedalam alat geser tanah
Putar engkol sambil melakukan pembacaan pada dial proving
ring
Baca dial proving ring tiap 15 detik
Putar engkol secara berlawanan agar benda uji dikeluarkan
Analisa Data
Mulai
Selesai
Kesimpulan dan Saran
Laboratorium Mekanika Tanah VIII- 22
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
8.7 Analisa Data
Data Proving Ring :
K = 0,427 kg/div
D = 6,24 cm
t = 2,2 cm
L = 30,57 𝑐𝑚2
Perhitungan Gaya Normal
Rumus:
σ =
P
A
σ1 =
10,00
29.89
σ1 = 0,33 Kg/cm²
σ2 =
20,00
30.08
σ2 = 0.66 Kg/cm²
σ3 =
30,00
30,28
σ3 = 0,99 Kg/cm²
Perhitungan Gaya Geser (PH)
Ph =
bacaan arloji (x)
kalibrasi proving
ring
Ph =
X
0.427
Sampel 1
P 50 =
7
0.427
= 16.39
P 100 =
11
0.427
= 25.76
P 150 = 12
Laboratorium Mekanika Tanah VIII- 23
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
0.427
= 28.10
P 200 =
21
0.427
= 49.18
P 250 =
20
0.427
= 46.84
P 300 =
32
0.427
= 74.94
Sampel 2
P 50 =
4
0.427
= 9.37
P 100 =
6
0.427
= 14.05
P 150 =
10
0.427
= 23.42
P 200 =
12
0.427
= 28.10
P 250 =
17
0.427
= 39.81
P 300 =
26
0.427
= 60.89
Sampel 3
P 50 =
9
0.427
= 21.08
P 100 =
19
0.427
= 44.50
Laboratorium Mekanika Tanah VIII- 24
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
P 150 =
25
0.427
= 58.55
P 200 =
28
0.427
= 65.57
P 250 =
30
0.427
= 70.26
P 300 =
29
0.427
= 67.92
Tegangan Geser
T =
PH
A
Sampel 1
T50 =
16.393
29.89
= 0.55 kg/cm²
T100 =
25.761
29.89
= 0.86 kg/cm²
T150 =
28.103
29.89
= 0.94 kg/cm²
T200 =
49.180
29.89
=
1.65 kg/cm²
T250 =
65.574
29.89
= 2.19 kg/cm²
T300 =
74.941
29.89
= 2.51 kg/cm²
Laboratorium Mekanika Tanah VIII- 25
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
Sampel 2
T50 =
9.368
30.08
= 0.31 kg/cm²
T100 =
14.052
30.08
= 0.47 kg/cm²
T150 =
23.419
30.08
= 0.78 kg/cm²
T200 =
28.103
30.08
= 0.93 kg/cm²
T250 =
39.813
30.08
= 1.32 kg/cm²
T300 =
60.890
30.08
= 2.02 kg/cm²
Sampel 3
T50 =
21.077
30.28
= 0.70 kg/cm²
T100 =
44.496
30.28
= 1.47 kg/cm²
T150 =
58.548
30.28
= 1.93 kg/cm²
T200 =
65.574
30.28
=
2.17 kg/cm²
T250 =
70.258
30.28
= 2.32 kg/cm²
T300 =
67.916
30.28
= 2.24 kg/cm²
Laboratorium Mekanika Tanah VIII- 26
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
Tabel 8.2 tegangan normal & tegangan geser
Sampel Tegangan Normal (Kg/cm2) Tegangan Geser Maksimum
1 0.320 1.019
2 0.650 0.543
3 0.980 1.774
Tabel 8.3 persamaan regresi
Sampel Xi (Tegangan
Normal)
Yi (Tegangan
Geser)
Xi*Yi Xi2
1 0.320 1.019 0.326 0.102
2 0.650 0.543 0.353 0.423
3 0.980 1.774 1.739 0.960
Jumlah 1.950 3,336 2.418 1.485
Persamaan Regresi y=ax + b
Mencari Nilai a dan b
a =
(n. Σ xiyi - Σ xi . yi)
(n. Σ xi² - Σ xi . yi)
=
3 x 2.418 - 1.950 x 3.336
3 x 1.485 - 1.950 x 1.950
= 1.144
b =
(Σ yi) ( Σ xi²) - (Σ xi ) (Σxiyi)
(n. Σ xi² - n. Σ xi . yi)
=
3.336 x 1.485 - 1.950 x 2.418
3 x 1.485 - 1.950²
= 0.368
Jadi y = 1.144 + 0,368
Laboratorium Mekanika Tanah VIII- 27
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
Kohesi (c) = 1.512
Sudut Geser Dalam = arc tan 1.512
= 56,52 derajat
Laboratorium Mekanika Tanah VIII- 28
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
8.8 Tabel Perhitungan
Kedalaman Sampel = 90 m
Dimensi Sampel = 6,24 cm
Kalibrasi Proving Ring = 0,427 kg/div
Tinggi Sampel = 2,2 cm
Luas Sampel = 30,57 cm2
8.9 Grafik Perhitungan
1.019
0.543
1.774
y = 7.8375x2 - 9.0448x + 3.1108
R² = 1
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
1.6
1.8
2
0.000 0.200 0.400 0.600 0.800 1.000 1.200
Tegangan
Geser
Tegangan Normal
Laboratorium Mekanika Tanah VIII- 29
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
8.10 Kesimpulan dan Saran
8.10.1 Kesimpulan
1) Kuat geser tanah adalah kemampuan tanah melawan tegangan
geser yang terjadi pada saat terbebani.
2) Dari hasil praktikum didapatkan hasil sebagai berikut :
Nilai Kohesi (c) = 1,512 kg/cm2
Nilai Sudut Geser dalam (ϕ) = 56,52˚
3) Semakin besar tegangan normal bekerja, semakin besar pula
tegangan geser terjadi.
8.10.2 Saran
1) Dalam melakukan praktikum selanjutnya di perlukan ketelitian dan
kefokusan sehingga dalam pencatatan data akan lebih akurat.
2) Perlu dilakukan pengujian tambahan yang mendukung terhadap
hasil uji yang telah dilakukan.
3) Untuk kemajuan dalam praktikum diharapkan keaktifkan dan
pemahaman peserta sebaiknya menjadi point tersendiri dalam
penilaian para asistensi agar ada keseriusan dalam praktikum.
Laboratorium Mekanika Tanah VIII- 30
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
8.11 Dokumentasi
Gambar 8.7 Memasukkan tanah ke dalam ring pencetak
Gambar 8.8 Mengeluarkan sampel dari ring menggunakan extruder
Laboratorium Mekanika Tanah VIII- 31
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
Gambar 8.9 Timbang sampel basah + cawan
Gambar 8.10 Meletakkan sampel kedalam alat geser tanah
Laboratorium Mekanika Tanah VIII- 32
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
Gambar 8.11
Gambar 8.12 Memasukkan sampel kedalam oven

More Related Content

Similar to BAB IX kUAT GESER KLP 6.docx

ANALISIS PENGGUNAAN DAYA TRAICTOR BERODA BAN UNTUIC PEMBAJAICAN PADA TANAH BE...
ANALISIS PENGGUNAAN DAYA TRAICTOR BERODA BAN UNTUIC PEMBAJAICAN PADA TANAH BE...ANALISIS PENGGUNAAN DAYA TRAICTOR BERODA BAN UNTUIC PEMBAJAICAN PADA TANAH BE...
ANALISIS PENGGUNAAN DAYA TRAICTOR BERODA BAN UNTUIC PEMBAJAICAN PADA TANAH BE...Repository Ipb
 
Bab iii mekanika batuan
Bab iii mekanika batuanBab iii mekanika batuan
Bab iii mekanika batuanEdwin Harsiga
 
Bab iii analisis geser
Bab iii analisis geserBab iii analisis geser
Bab iii analisis geserKetut Swandana
 
Unit 3 Kaji Daya Bahan
Unit 3 Kaji Daya BahanUnit 3 Kaji Daya Bahan
Unit 3 Kaji Daya BahanMalaysia
 
PENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS.docx
PENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS.docxPENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS.docx
PENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS.docxMuh. Aksal
 
14. bab ii oke
14. bab ii oke14. bab ii oke
14. bab ii okeAdi Kurdi
 
Pertemuan_ke_5_Tegangan_dan_Regangan.pptx
Pertemuan_ke_5_Tegangan_dan_Regangan.pptxPertemuan_ke_5_Tegangan_dan_Regangan.pptx
Pertemuan_ke_5_Tegangan_dan_Regangan.pptxbagus281236
 
Beton2 tata 15-perencanaan-pondasi-telapak
Beton2 tata 15-perencanaan-pondasi-telapakBeton2 tata 15-perencanaan-pondasi-telapak
Beton2 tata 15-perencanaan-pondasi-telapakMaman Asep
 
Unit 9 Kaji Daya Bahan
Unit 9 Kaji Daya BahanUnit 9 Kaji Daya Bahan
Unit 9 Kaji Daya BahanMalaysia
 
ANALISA_KOLOM_PENDEK.pptx
ANALISA_KOLOM_PENDEK.pptxANALISA_KOLOM_PENDEK.pptx
ANALISA_KOLOM_PENDEK.pptxDimasPrayuda9
 
7.KESTABILAN pada LONGSOR BAJI.en.id.pdf
7.KESTABILAN pada LONGSOR BAJI.en.id.pdf7.KESTABILAN pada LONGSOR BAJI.en.id.pdf
7.KESTABILAN pada LONGSOR BAJI.en.id.pdfBelajar50
 
7.KESTABILAN pada LONGSOR BAJI.en.id (1).pdf
7.KESTABILAN pada LONGSOR BAJI.en.id (1).pdf7.KESTABILAN pada LONGSOR BAJI.en.id (1).pdf
7.KESTABILAN pada LONGSOR BAJI.en.id (1).pdfBelajar50
 
Bab iii analisis geser
Bab iii analisis geserBab iii analisis geser
Bab iii analisis geserKetut Swandana
 

Similar to BAB IX kUAT GESER KLP 6.docx (20)

ANALISIS PENGGUNAAN DAYA TRAICTOR BERODA BAN UNTUIC PEMBAJAICAN PADA TANAH BE...
ANALISIS PENGGUNAAN DAYA TRAICTOR BERODA BAN UNTUIC PEMBAJAICAN PADA TANAH BE...ANALISIS PENGGUNAAN DAYA TRAICTOR BERODA BAN UNTUIC PEMBAJAICAN PADA TANAH BE...
ANALISIS PENGGUNAAN DAYA TRAICTOR BERODA BAN UNTUIC PEMBAJAICAN PADA TANAH BE...
 
Bab iii mekanika batuan
Bab iii mekanika batuanBab iii mekanika batuan
Bab iii mekanika batuan
 
2009 osnk fisika (soal)
2009 osnk fisika (soal)2009 osnk fisika (soal)
2009 osnk fisika (soal)
 
Bab iii analisis geser
Bab iii analisis geserBab iii analisis geser
Bab iii analisis geser
 
US 2023 fisika THP.docx
US 2023 fisika THP.docxUS 2023 fisika THP.docx
US 2023 fisika THP.docx
 
Unit 3 Kaji Daya Bahan
Unit 3 Kaji Daya BahanUnit 3 Kaji Daya Bahan
Unit 3 Kaji Daya Bahan
 
PENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS.docx
PENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS.docxPENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS.docx
PENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS.docx
 
14. bab ii oke
14. bab ii oke14. bab ii oke
14. bab ii oke
 
Pertemuan_ke_5_Tegangan_dan_Regangan.pptx
Pertemuan_ke_5_Tegangan_dan_Regangan.pptxPertemuan_ke_5_Tegangan_dan_Regangan.pptx
Pertemuan_ke_5_Tegangan_dan_Regangan.pptx
 
Beton2 tata 15-perencanaan-pondasi-telapak
Beton2 tata 15-perencanaan-pondasi-telapakBeton2 tata 15-perencanaan-pondasi-telapak
Beton2 tata 15-perencanaan-pondasi-telapak
 
Bab 5 triaxial
Bab 5 triaxialBab 5 triaxial
Bab 5 triaxial
 
Unit 9 Kaji Daya Bahan
Unit 9 Kaji Daya BahanUnit 9 Kaji Daya Bahan
Unit 9 Kaji Daya Bahan
 
ANALISA_KOLOM_PENDEK.pptx
ANALISA_KOLOM_PENDEK.pptxANALISA_KOLOM_PENDEK.pptx
ANALISA_KOLOM_PENDEK.pptx
 
7.KESTABILAN pada LONGSOR BAJI.en.id.pdf
7.KESTABILAN pada LONGSOR BAJI.en.id.pdf7.KESTABILAN pada LONGSOR BAJI.en.id.pdf
7.KESTABILAN pada LONGSOR BAJI.en.id.pdf
 
7.KESTABILAN pada LONGSOR BAJI.en.id (1).pdf
7.KESTABILAN pada LONGSOR BAJI.en.id (1).pdf7.KESTABILAN pada LONGSOR BAJI.en.id (1).pdf
7.KESTABILAN pada LONGSOR BAJI.en.id (1).pdf
 
Bab iii analisis geser
Bab iii analisis geserBab iii analisis geser
Bab iii analisis geser
 
Makalah tugas kelompok mkm
Makalah tugas kelompok mkmMakalah tugas kelompok mkm
Makalah tugas kelompok mkm
 
Iii. teori dasar
Iii. teori dasarIii. teori dasar
Iii. teori dasar
 
Awal triaxial
Awal triaxialAwal triaxial
Awal triaxial
 
sway column.pdf
sway column.pdfsway column.pdf
sway column.pdf
 

Recently uploaded

aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPCMBANDUNGANKabSemar
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 

Recently uploaded (20)

aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 

BAB IX kUAT GESER KLP 6.docx

  • 1. Laboratorium Mekanika Tanah VIII- 1 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar BAB VIII PENGUJIAN GESER LANGSUNG 8.1 Pendahuluan A. Acuan Pengujian ini di lakukan berdasarkan SNI 2813:2008 ”Cara Uji Kuat Geser Langsung Tanah Terkonsolidasi Dan Terdrainase” 8.2 Tujuan Percobaan Test ini dimaksudkan untuk mengetahui kekuatan tanah terhadap gaya horizontal, dengan menentukan harga kohesi (c) dari sudut geser dalam ( ) dari suatu contoh tanah. 8.3 Teori Ringkas Kekuatan geser tanah merupakan perlawanan internal tanah tersebut persatuan luas terhadap keruntuhan atau pergeseran sepanjang bidang geser dalam tanah yang dimaksud. Uji geser langsung merupakan pengujian yang sederhana dan langsung. Pengujian dilakukan dengan menempatkan contoh tanah ke dalam kotak geser. Kotak ini terbelah, dengan setengah bagian yang bawah merupakan bagian yang tetap dan bagian atas mudah bertranslasi. Kotak ini tersedia dalam beberapa ukuran, tetapi biasanya mempunyai diameter 6.4 cm atau bujur sangkar 5,0 x 5,0 cm . Contoh tanah secara hati-hati diletakkan di dalam kotak, sebuah blok pembebanan, termasuk batu-batu berpori bergigi untuk drainase yang cepat, diletakkan di atas contoh tanah. Kemudian suatu beban normal Pv dikerjakan. Kedua bagian kotak ini akan
  • 2. Laboratorium Mekanika Tanah VIII- 2 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar menjadi sedikit terpisah dan blok pembebanan serta setengah bagian atas kotak bergabung menjadi satu. Kuat geser sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor , antara lain : 1. Tekanan efektif atau tekanan antar butir. 2. Kemampuan partikel atau kerapatan. 3. Saling keterkuncian antar partikel: jadi, partikel-partikel yang bersudut akan lebih saling terkunci dan memiliki kuat geser yang lebih tinggi  yang lebih besar) daripada partikel-partikel yang bundar seperti pada tebing-tebing. 4. Sementasi partikel, yang terjadi secara alamiah atau buatan. 5. Daya tarik antar partikel atau kohesi. Perhitungan pada pengujian kuat geser langsung : 1. Hitung gaya geser Ph : Ph = bacaan arloji( x) / kalibrasi proving ring 2. Hitung kekuatan geser (ԏ) 3. Hitung tegangan normal ( n  ) 4. Gambarkan grafik hubungan B B  versus  , kemudian dari masing- masing benda uji dapatkan ԏmax 5. Gambarkan garis lurus melalui titik-titik hubungan ԏ versus σₙ dapatkan pula parameter c dan . ԏ = Ph Ac σₙ = Pv Ac
  • 3. Laboratorium Mekanika Tanah VIII- 3 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar 6. Untuk mendapat parameter c dan  dapat diselesaikan dengan cara matematis (pesamaan regresi linear). Rumus kekuatan geser : ԏ = σₙ tan  + c   Bidang keruntuhan  f x y Gambar 8.1 Kekuatan Geser Kekuatan geser tanah dapat dianggap terdiri dari dua bagian atau komponen, yaitu : 1. Gesekan dalam, yang sebanding dengan tegangan efektif yang bekerja pada bidang geser. 2. Kohesi yang tergantung pada jenis tanah dan kepadatannya tanah pada umumnya digolongkan sebagai berikut : 3. Tanah berkohesi atau berbutir halus (misal lempung) 4. Tanah tidak berkohesi atau berbutir kasar (misal pasir) 5. Tanah berkohesi-gesekan, ada c dan ф (misal lanau) Hubungan persamaan ini digambarkan pada kurva berikut ini :
  • 4. Laboratorium Mekanika Tanah VIII- 4 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar Gambar 8.2 Kekuatan Geser Tanah Tergantung dari jenis alatnya ,uji geser ini dapat dilakukan dengan cara tegangan geser terkendali ,dimana penambahan gaya geser dibuat konstan dan diatur, atau dengan cara regangan terkendali dimana kecepatan geser yang diatur. Kelebihan pengujian dengan cara regangan – terkendali adalah pada pasir padat, tahanan geser puncak (yaitu pada saat runtuh) dan juga pada tahanan geser maksimumyang lebih kecil (yaitui pada titik setelah keruntuhan terjadi) dapat diamati dan dicatat pada uji tegangan – terkendali, hanya tahanan geser puncak saja yang dapat diamati dan dicatat.Juga harus diperhatikan bahwa tahanan geser pada uji tegangan – terkendali besarnya hanya dapat diperkirakan saja., Ini disebabkan keruntuhan terjadi pada tingkat tegangan geser sekitar puncak antara penambahan beban sebelum runtuh sampai Harga – harga yang umum dari sudut geser internal kondisi drained untuk pasir dan lanau dapat dilihat pada table berikut ini Garis keruntuhan Mohr-Coulomb  Tegangan Normal C
  • 5. Laboratorium Mekanika Tanah VIII- 5 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar Tabel 8.1 sudut geser internal kondisi drained untuk pasir dan lanau dapat TIPE TANAH SUDUT GESER DALAM (f )° Pasir : butiran bulat Renggang /lepas 27 – 30 Menengah 30 – 35 Padat 35 – 38 Pasir : butiran bersudut Renggang / lepas 30 –35 Menengah 35 – 40 Padat 40 – 45 Kerikil bercampur pasir 34 – 48 Lanau 26 – 35 Parameter kuat geser tanah diperlukan untuk analisis-analisis daya dukung tanah, stabilitas lereng, dan tegangan dorong untuk dinding penahan tanah. Mohr (1910) memberikan teori mengenai kondisi keruntuhan suatu bahan. Teorinya adalah bahwa keruntuhan suatu bahan dapat terjadi oleh akibat adanya kombinasi keadaan kritis dari tegangan normal dan tegangan geser. Selanjutnya, hubungan fungsi antara tegangan
  • 6. Laboratorium Mekanika Tanah VIII- 6 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar normal dan regangan geser pada bidang runtuhnya, dinyatakan menurut persamaan : ԏ = f (σ) ………………………….. (8.1) Dengan  adalah tegangan geser pada saat terjadinya keruntuhan atau kegagalan, dan  adalah tegangan normal pada saat kondisi tersebut. Garis kegagalan yang didefinisikan dalam Persamaan (8.1), adalah kurva yang ditunjukkan dalam Gambar 8.3. Gambar 8.3. Kriteria kegagalan Mohr Dapat dilihat pada Gambar 8.3 suatu masa tanah dalam satu bidang memiliki tegangan geser dan teganggan normal. Jika tegangan-tegangan tersebut baru mencapai titik P, maka keruntuhan tanah akibat geser tidak akan terjadi. Keruntuhan geser terjadi jika tegangan mencapai titik Q yang terletak pada garis keruntuhan, dan titik R tidak akan pernah terjadi pada lereng karena tanah telah mengalami keruntuhan pada titik Q. Kuat geser tanah adalah gaya perlawanan yang dilakukan oleh butir-butir tanah
  • 7. Laboratorium Mekanika Tanah VIII- 7 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar terhadap desakan atau tarikan. Dengan dasar pengertian ini, bila tanah mengalami pembebanan akan ditahan oleh : 1. Kohesi tanah yang tergantung pada jenis tanah dan kepadatannya, tetapi tidak tergantung dari tegangan vertikal yang bekerja pada bidang geserannya. 2. Gesekan antara butir-butir tanah yang besarnya berbanding lurus dengan tegangan vertikal pada bidang geserannya. Hipotesis pertama mengenai kekuatan geser tanah dikemukakan oleh Coulomb sekitar tahun 1776, sebagai berikut : ԏ = C + σ tan  ………………………. (8.2) dimana : ԏ = kuat geser tanah C = kohesi tanah tan  = faktor geser di antara butir-butir yang bersentuhan  = sudut geser dalam tanah  = tegangan normal pada bidang runtuh Persamaan (8.2) ini disebut kriteria keruntuhan atau kegagalan Mohr- Coulomb, dimana garis selubung kegagalan dari persamaan tersebut dilukiskan dalam Gambar 8.3. Pengertian mengenai keruntuhan suatu bahan dapat diterangkan dalam Gambar 8.3. Jika tegangan-tegangan baru mencapai titik P, keruntuhan geser
  • 8. Laboratorium Mekanika Tanah VIII- 8 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar tidak akan terjadi. Keruntuhan geser akan terjadi jika tegangan- tegangan mencapai titik Q yang terletak pada garis selubung kegagalannya. Kedudukan tegangan yang ditunjukkan oleh titik R tidak akan pernah terjadi, karena sebelum tegangannya mencapai titik R, bahan sudah mengalami keruntuhan. Tegangan-tegangan efektif yang terjadi di dalam tanah sangat dipengaruhi oleh tekanan air pori. Terzaghi (1925) mengubah rumus Coulomb dalam bentuk tegangan efektif dengan memasukkan unsur tekanan air pori sebagai berikut : = C' + ( - u) tan ' ................................. (4.3) = C' + ' tan '       dimana : C’ = kohesi tanah dalam kondisi tekanan efektif ’ = tegangan normal efektif u = tekanan air pori ’ = sudut geser dalam tanah kondisi efektif Hubungan antara kekuatan geser (), kohesi ( C ) dan tekanan efektif (’) tampak seperti pada Gambar 8.4.  ’ =  - U  = C’ + ’ tg ’ C’ ’ Tekanan normal efektif 3 3 Bidang geser   1 1 ’ U Gambar 8.4 Kekuatan Geser Tanah (8.3) (8.3)
  • 9. Laboratorium Mekanika Tanah VIII- 9 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar Persamaan (8.4) menghasilkan data yang relatif tidak tepat, nilai-nilai C dan  yang diperoleh sangat tergantung dari jenis pengujian yang dilakukan. Persamaan (8.5) menghasilkan data untuk nilai-nilai C’ dan ’ yang relatif tepat dan tidak tergantung dari jenis pengujiannya. Kuat geser tanah juga bisa dinyatakan dalam bentuk tegangan- tegangan efektif 1’ dan 3’ pada saat keruntuhan terjadi. Lingkaran Mohr dalam bentuk lingkaran tegangan, dengan koordinat-koordinat  dan ’, dilihatkan dalam Gambar 8.5. Persamaan tegangan geser, dinyatakan oleh: 1 3 1 3 1 3 = 1/2 ( ' - ') sin 2 .................................................. (4.4) = 1/2 ( ' + ') + 1/2 ( ' - ') cos 2 ...................... (4.5)           Dengan  adalah sudut teoritis antara bidang horizontal dengan bidang longsor, yang besarnya, adalah :  = 45 + ’/2. Gambar 8.5 Lingkaran Mohr (8.5) C’ ’ 2 f’ 1’ 3’ f ’ Garis selubung kegagalan 1’ 3’ 3’ 1’  f’ f  = 45 + ’/2 (8.4)
  • 10. Laboratorium Mekanika Tanah VIII- 10 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar Dari Gambar 8.5 hubungan antara tegangan utama efektif saat keruntuhan dan parameter kuat gesernya juga dapat diperoleh. Besarnya nilai parameter kuat geser, dapat ditentukan dari persamaan-persamaan :         1 3 1 3 1 3 1 3 1/2 ' - ' sin ' = .............................. (4.6) C ctg ' + 1/2 ' + ' ' - ' = 2 C cos ' + ' + ' sin ' ................. (4.7)             Persamaan (8.7) digunakan untuk kriteria keruntuhan atau kegagalan menurut Mohr-Coulomb. Dengan menggambarkan kedudukan tegangan- tegangan ke dalam koordinat-koordinat p – q, dengan : p = ½ (1’ + 3’) dan q = ½ (1’ - 3’) sembarang kedudukan tegangan dapat ditunjukkan oleh sebuah titik tegangan sebagai ganti dari lingkaran Mohr. a’ ’ (1’) (3’) ½ (1’ + 3’) Titik tegangan Gambar 8.6 Kondisi tegangan yang mewakili. 45 45 Garis selubung kegagalan ½ (1’ - 3’) (8.6) (8.7)
  • 11. Laboratorium Mekanika Tanah VIII- 11 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar Pada Gambar 8.6 ini, garis selubung kegagalan ditunjukkan oleh persamaan : ½ (1’ + 3’) = a’ + ½ (1’ + 3’) tg ’ dengan a’ dan ’ adalah parameter modifikasi dari kuaat gesernya. Parameter C’ dan ’ dapat diperoleh dari persamaan :   ' = arc sin tg ' ....................................................... (4.8) a' C' = ................................................................. (4.9) cos '    Garis-garis dari titik tegangan yang membuat sudut 45 dengan garis horizontal (Gambar 8.6), memotong sumbu horizontal pada titik yang mewakili tegangan utama 1’ dan 3’. Perlu diingat bahwa ½ (1’ - 3’) = ½ (1 - 3) Untuk mempelajari kuat geser tanah, istilah-istilah berikut ini perlu diperhatikan, yaitu :  Kelebihan tekanan pori (excess pore pressure), adalah kelebihan tekanan air pori akibat dari tambahan tekanan yang mendadak.  Tekanan overburden, adalah tekanan pada suatu titik di dalam tanah akibat berat material tanah yang ada di atas titik tersebut.  Tekanan overburden efektif, adalah tekanan akibat beban tanah di atasnya, dikurangi tekanan air (pori).  Tanah Normally Consolidated (terkonsolidasi normal), adalah tanah dimana tegangan efektif yang membebani pada waktu yang sekarang, adalah nilai tegangan maksimum yang pernah dialaminya. (8.9) (8.8)
  • 12. Laboratorium Mekanika Tanah VIII- 12 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar  Tanah Over Consolidated (terlalu terkonsolidasi), adalah tanah dimana tegangan efektif yang pernah membebaninya pada waktu yang lampau, lebih besar daripada tegangan efektif yang bekerja pada waktu sekarang.  Tekanan Prakonsolidasi (preconsolidation pressure), adalah nilai tekanan maksimum yang pernah dialami oleh tanah tersebut. Nilai banding Overconsolidation (overconsolidation ratio = OCR), adalah nilai banding antara tekanan prakonsolidasi dengan tekanan overburden efektif yang ada. Jadi, bila OCR = 1, tanah dalam kondisi normally consolidated dan bila OCR > 1, tanah dalam kondisi overconsolidated.
  • 13. Laboratorium Mekanika Tanah VIII- 13 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar 8.4 Spesifikasi Peralatan A. Alat 1. Alat geser langsung 2. Cincin pencetak benda uji
  • 14. Laboratorium Mekanika Tanah VIII- 14 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar 3. Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram 4. Extruder
  • 15. Laboratorium Mekanika Tanah VIII- 15 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar 5. Bejana 6. Spatula
  • 16. Laboratorium Mekanika Tanah VIII- 16 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar 7. Kotak geser 8. Beban
  • 17. Laboratorium Mekanika Tanah VIII- 17 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar 9. Talam 10.Oven dengan suhu (110 ± 5) °C
  • 18. Laboratorium Mekanika Tanah VIII- 18 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar B. Bahan 1. Sampel tanah lolos saringan No. 40 2. Air suling
  • 19. Laboratorium Mekanika Tanah VIII- 19 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar 8.5 Prosedur Percobaan 1. Siapkan benda uji sebanyak 3 buah. 2. Masukkan sampel tanah kedalam tabung pembuat contoh, kemudian keluarkan dengan alat pengeluarnya. Ratakan tanah yang menonjol di kedua ujung benda uji dengan pisau pemotong. 3. Timbang benda uji. 4. Stel bak geser dimana plat geser bawah diletakkan pada permukaan dasar bak perendam kemudian kencangkan baut pengunci. 5. Setelah itu pasang plat geser atas kemudian kencangkan baut pengunci. 6. Kemudian masukka plat atas kemudian batu pori. Setelah itu letakkan benda uji kemudian himpit dengan batu pori dan penekan contoh. 7. Pasang instalasi muatan dan palang kecilnya akan berhubungan dengan lengan keseimbangan. Kemudian atur handle setelah seimbangnya. 8. Pasang dial pergeseran dan proving ring. 9. Atur posisi jarum pergeseran pada angka nol dan atur pula dial proving ring pada angka nol. 10.Isi bak perendam dengan air sesuai kebutuhan. 11.Pasang beban pertama kemudian catat proses konsolidasi, tentukan t 50 untuk penentuan kecepatan pergeseran.
  • 20. Laboratorium Mekanika Tanah VIII- 20 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar 12.Buka pen pengunci lalu putar pen peregang. 13.Putar engkol sehingga tanah memualai menerima beban geser. Baca dial provil ring dan dial pergeseran setiap 15 detik sampai tercapai beban maximum atau deformasi 10% diameter benda uji. 14.Masukkan benda uji kedua sesuai prosedur 3 s/d 9 (gunakan 2 kali beban pertama). Untuk benda uji ketiga lakukan seperti prosedur 10 s/d 12 diatas (gunakan beban 3x).
  • 21. Laboratorium Mekanika Tanah VIII- 21 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar 8.6 Alur Bagan Percobaan Siapkan tanah lolos saringan No.40 Masukkan tanah ke dalam tabung sampel Keluarkan tanah dari tabung sampel menggunakan alatnya Timbang sampel tanah yang sudah tercetak Letakkan sampel kedalam alat geser tanah Putar engkol sambil melakukan pembacaan pada dial proving ring Baca dial proving ring tiap 15 detik Putar engkol secara berlawanan agar benda uji dikeluarkan Analisa Data Mulai Selesai Kesimpulan dan Saran
  • 22. Laboratorium Mekanika Tanah VIII- 22 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar 8.7 Analisa Data Data Proving Ring : K = 0,427 kg/div D = 6,24 cm t = 2,2 cm L = 30,57 𝑐𝑚2 Perhitungan Gaya Normal Rumus: σ = P A σ1 = 10,00 29.89 σ1 = 0,33 Kg/cm² σ2 = 20,00 30.08 σ2 = 0.66 Kg/cm² σ3 = 30,00 30,28 σ3 = 0,99 Kg/cm² Perhitungan Gaya Geser (PH) Ph = bacaan arloji (x) kalibrasi proving ring Ph = X 0.427 Sampel 1 P 50 = 7 0.427 = 16.39 P 100 = 11 0.427 = 25.76 P 150 = 12
  • 23. Laboratorium Mekanika Tanah VIII- 23 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar 0.427 = 28.10 P 200 = 21 0.427 = 49.18 P 250 = 20 0.427 = 46.84 P 300 = 32 0.427 = 74.94 Sampel 2 P 50 = 4 0.427 = 9.37 P 100 = 6 0.427 = 14.05 P 150 = 10 0.427 = 23.42 P 200 = 12 0.427 = 28.10 P 250 = 17 0.427 = 39.81 P 300 = 26 0.427 = 60.89 Sampel 3 P 50 = 9 0.427 = 21.08 P 100 = 19 0.427 = 44.50
  • 24. Laboratorium Mekanika Tanah VIII- 24 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar P 150 = 25 0.427 = 58.55 P 200 = 28 0.427 = 65.57 P 250 = 30 0.427 = 70.26 P 300 = 29 0.427 = 67.92 Tegangan Geser T = PH A Sampel 1 T50 = 16.393 29.89 = 0.55 kg/cm² T100 = 25.761 29.89 = 0.86 kg/cm² T150 = 28.103 29.89 = 0.94 kg/cm² T200 = 49.180 29.89 = 1.65 kg/cm² T250 = 65.574 29.89 = 2.19 kg/cm² T300 = 74.941 29.89 = 2.51 kg/cm²
  • 25. Laboratorium Mekanika Tanah VIII- 25 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar Sampel 2 T50 = 9.368 30.08 = 0.31 kg/cm² T100 = 14.052 30.08 = 0.47 kg/cm² T150 = 23.419 30.08 = 0.78 kg/cm² T200 = 28.103 30.08 = 0.93 kg/cm² T250 = 39.813 30.08 = 1.32 kg/cm² T300 = 60.890 30.08 = 2.02 kg/cm² Sampel 3 T50 = 21.077 30.28 = 0.70 kg/cm² T100 = 44.496 30.28 = 1.47 kg/cm² T150 = 58.548 30.28 = 1.93 kg/cm² T200 = 65.574 30.28 = 2.17 kg/cm² T250 = 70.258 30.28 = 2.32 kg/cm² T300 = 67.916 30.28 = 2.24 kg/cm²
  • 26. Laboratorium Mekanika Tanah VIII- 26 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar Tabel 8.2 tegangan normal & tegangan geser Sampel Tegangan Normal (Kg/cm2) Tegangan Geser Maksimum 1 0.320 1.019 2 0.650 0.543 3 0.980 1.774 Tabel 8.3 persamaan regresi Sampel Xi (Tegangan Normal) Yi (Tegangan Geser) Xi*Yi Xi2 1 0.320 1.019 0.326 0.102 2 0.650 0.543 0.353 0.423 3 0.980 1.774 1.739 0.960 Jumlah 1.950 3,336 2.418 1.485 Persamaan Regresi y=ax + b Mencari Nilai a dan b a = (n. Σ xiyi - Σ xi . yi) (n. Σ xi² - Σ xi . yi) = 3 x 2.418 - 1.950 x 3.336 3 x 1.485 - 1.950 x 1.950 = 1.144 b = (Σ yi) ( Σ xi²) - (Σ xi ) (Σxiyi) (n. Σ xi² - n. Σ xi . yi) = 3.336 x 1.485 - 1.950 x 2.418 3 x 1.485 - 1.950² = 0.368 Jadi y = 1.144 + 0,368
  • 27. Laboratorium Mekanika Tanah VIII- 27 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar Kohesi (c) = 1.512 Sudut Geser Dalam = arc tan 1.512 = 56,52 derajat
  • 28. Laboratorium Mekanika Tanah VIII- 28 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar 8.8 Tabel Perhitungan Kedalaman Sampel = 90 m Dimensi Sampel = 6,24 cm Kalibrasi Proving Ring = 0,427 kg/div Tinggi Sampel = 2,2 cm Luas Sampel = 30,57 cm2 8.9 Grafik Perhitungan 1.019 0.543 1.774 y = 7.8375x2 - 9.0448x + 3.1108 R² = 1 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2 0.000 0.200 0.400 0.600 0.800 1.000 1.200 Tegangan Geser Tegangan Normal
  • 29. Laboratorium Mekanika Tanah VIII- 29 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar 8.10 Kesimpulan dan Saran 8.10.1 Kesimpulan 1) Kuat geser tanah adalah kemampuan tanah melawan tegangan geser yang terjadi pada saat terbebani. 2) Dari hasil praktikum didapatkan hasil sebagai berikut : Nilai Kohesi (c) = 1,512 kg/cm2 Nilai Sudut Geser dalam (ϕ) = 56,52˚ 3) Semakin besar tegangan normal bekerja, semakin besar pula tegangan geser terjadi. 8.10.2 Saran 1) Dalam melakukan praktikum selanjutnya di perlukan ketelitian dan kefokusan sehingga dalam pencatatan data akan lebih akurat. 2) Perlu dilakukan pengujian tambahan yang mendukung terhadap hasil uji yang telah dilakukan. 3) Untuk kemajuan dalam praktikum diharapkan keaktifkan dan pemahaman peserta sebaiknya menjadi point tersendiri dalam penilaian para asistensi agar ada keseriusan dalam praktikum.
  • 30. Laboratorium Mekanika Tanah VIII- 30 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar 8.11 Dokumentasi Gambar 8.7 Memasukkan tanah ke dalam ring pencetak Gambar 8.8 Mengeluarkan sampel dari ring menggunakan extruder
  • 31. Laboratorium Mekanika Tanah VIII- 31 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar Gambar 8.9 Timbang sampel basah + cawan Gambar 8.10 Meletakkan sampel kedalam alat geser tanah
  • 32. Laboratorium Mekanika Tanah VIII- 32 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar Gambar 8.11 Gambar 8.12 Memasukkan sampel kedalam oven