SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
Modul Manajemen Proyek                                          Bab 2 Prinsip-prinsip Umum Manajemen Proyek



                                                  BAB 2
              PRINSIP- PRINSIP UMUM MANAJEMEN PROYEK


Penyelenggaraan pekerjaan konstruksi di dalam manajemen proyek tergantung pada dua
faktor utama yaitu : sumber daya dan fungsi manajemen. Sumber daya terdiri dari
manusia, uang, peralatan, dan material, sedangkan fungsi manajemen dimaksudkan
sebagai kegiatan-kegiatan yang dapat mengarahkan atau mengendalikan sekelompok
orang yang tergabung dalam suatu kerja sama untuk mencapai tujuan dan sasaran yang
telah ditetapkan. Dalam penyelenggaraan pekerjaan konstruksi, kegiatan yang dilakukan
oleh sumber daya manusia, ditunjang dengan uang, material dan peralatan, perlu ditata
melalui fungsi-fungsi manajemen dalam batas waktu yang disediakan sehingga
memenuhi prinsip efisiensi dan efektivitas.



2.1      Sumber Daya


A. Manusia
Manusia sebagai sumber daya utama diartikan sebagai tenaga kerja baik yang terlibat
langsung maupun tidak terlibat langsung dengan pekerjaan konstruksi. Tenaga yang
terlibat langsung adalah tenaga kerja yang berada pada kelompok pemberi pekerjaan
(pengguna jasa),          kelompok kontraktor (penyedia jasa), dan kelompok konsultan
(penyedia     jasa).     Berdasarkan       kualifikasinya     para   tenaga    kerja     tersebut   dapat
dikelompokkan ke dalam “tenaga ahli” dan “tenaga terampil”. Pada Tabel 2.1. disajikan
sebutan terhadap ketiga kelompok tersebut.

                       Tabel 2.1 Tenaga Kerja berdasarkan Kelompok
                                             Kelompok
     Pemberi Tugas                        Kontraktor                           Konsultan
 − Kepala Satuan Kerja             − General Superintendent   −          Team Leader
 − Pejabat Pembuat                 − Site Administration      −          Co Team Leader
      Komitmen                     − Materials Superintendent −          Highway Engineer
                                   − Construction Engineer    −          Pavement & Materials Engr.
                                   − Equipment Superintendent −          Chief Supervision Engr.
                                   − Technicians              −          Site Engineer
                                   − Survaior                 −          Quantity Engineer
                                   − Foremen                  −          Quality Engineer
                                   − Mechanics                −          Inspector
                                   − Laborers                 −          Quantity Survaior

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas -                                            2-1
HPJI
Modul Manajemen Proyek                                           Bab 2 Prinsip-prinsip Umum Manajemen Proyek



                                   − Equipment Operators                − Laboratory Technician
                                                                        − Draftsman




B. Uang


Uang     merupakan         sumber      daya     sangat        penting   dalam     manajemen        proyek.
Ketidakcukupan uang, sulit untuk mengharapkan penyelenggaraan manajemen proyek
sesuai dengan ikatan kontrak yang disepakati antara para pihak yang menandatangani
perjanjian kontrak. Seluruh kegiatan penyelenggaraan pekerjaan konstruksi pada seluruh
kelompok yang terlibat, memerlukan biaya yang besarnya telah disepakati di dalam surat
perjanjian kontrak. Jika terjadi ketidaksepakatan (dispute) dalam pelaksanaan pekerjaan,
biasanya berdampak pada “nilai uang” yang harus disepakati, dokumen kontrak telah
mengatur tata cara penyelesaian hukum yang harus ditempuh.

Uang sangat penting karena seluruh kegiatan pekerjaan konstruksi memerlukan
pembiayaan, menyangkut : rekruitmen manusia (tenaga kerja); penggunaan jasa tenaga
kerja (tenaga ahli, tenaga terampil, tenaga non skill); penggunaan peralatan (alat-alat
berat maupun alat-alat laboratorium); pembelian bahan dan material, pengolahan bahan
dan material, baik bagi kelompok pengguna jasa maupun penyedia jasa. Jadi pengertian
“uang” di dalam penyelenggaraan pekerjaan konstruksi (civil works) bukan semata-mata
untuk pembiayaan pelaksanaan konstruksi oleh kontraktor, tetapi juga termasuk biaya
yang harus dikeluarkan untuk konsultan perencana, konsultan pengawas                           dan untuk
pengguna jasa dalam suatu kurun waktu yang telah disepakati.


C. Peralatan


Peralatan dalam pekerjaan konstruksi diartikan sebagai alat lapangan (alat berat),
peralatan laboratorium, peralatan kantor (misalnya computer), dan peralatan lainnya.
Dengan menggunakan peralatan yang sesuai sasaran pekerjaan dapat dicapai dengan



Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas -                                             2-2
HPJI
Modul Manajemen Proyek                                        Bab 2 Prinsip-prinsip Umum Manajemen Proyek



ketepatan waktu yang lebih akurat, serta memenuhi spesifikasi teknis yang telah
dipersyaratkan.



i.    Alat-alat berat

Jenis peralatan dengan variasi kapasitas dan kegunaannya dapat digunakan untuk
pekerjaan konstruksi jalan-jembatan sesuai fungsinya. Berdasarkan jenis peralatan dan
fungsinya, dikaitkan dengan jenis pelaksanaan pekerjaannya dapat dikelompokan
sebagaimana tertulis pada Tabel 2.2.

Pemilihan dan pemanfaatan peralatan harus sesuai dengan kebutuhan ditinjau dari jenis,
jumlah, kapasitas maupun waktu yang tersedia. Demikian pula cara penggunaannya,
harus mengikuti prosedur pengoperasian dan perawatannya, sesuai dengan fungsi
masing-masing peralatan.



                         Tabel 2.2 Jenis peralatan dan penggunaannya



Earth moving equipment                Plant Equipment                     Drilling / Boring Equipment
− Bulldozer (crawler, heel)          − Stone Crushing Plant           − Percusion Drill
− Loader (crawler, wheel0            − Asphalt Mixing Plant           − Bore Pile
− Motor Grader                       − Concrete Plant / Mixer         − Hammer Dril
− Excavator (crawler, heel)

Compacting Equipment                  Transportation Equipment          Piling Equipment
− Tandem Roller                      − Truck                          − Pile Hammer (Diesel,
                                     −                                   Vibro)
−    Pedestrian Roller                   Trailer
−    Vibrating Tamper                −   Jeep
−    Vibrating Rammer                −   Pick Up                        Cutting / Milling Equipment
−    Three Wheel Roller              −   Bus                          − Soil Stabilizer
−    Tyre (Pneumatic Roller)
                                                                      − Cutter / Milling Machine
−    Vibrating Compactor
                                                                      − Groving Equipment
                                      Hauling Equipment
−                                                                     − Asphalt / Concrete Cutter
     Combination Roller              − Motor Scraper
−    Sheepfoot Roller                − Dump Truck

                                                                          Supporting Equipment
Paving/Spreading Equipment            Lifting Equipment
                                     − Crane                          −    Water Tank Truck
− Asphalt Finisher
                                     − Lift Platform                  −   Fuel Tank Truck
− Concrete Finisher
                                     − Forklift                       −   Generating Set
− Aggregate / Chip Spreader
                                                                      −   Air Compressor
− Asphalt Sprayer
                                                                      −   Water Pump

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas -                                          2-3
HPJI
Modul Manajemen Proyek                                            Bab 2 Prinsip-prinsip Umum Manajemen Proyek




ii.   Peralatan Laboratorium

Peralatan     laboratorium       diperlukan     dalam         rangka   melakukan      pengawasan        dan
pengendalian mutu atas pekerjaan konstruksi yang dilaksanakan oleh kontraktor. Jenis
peralatan laboratorium dapat dilihat pada Tabel 2.3. Jenis, jumlah dan waktu
diperlukannya peralatan-peralatan laboratorium tersebut tergantung pada ruang lingkup
kegiatan pengawasan atas pekerjaan konstruksi.

Selain peralatan tersebut ada beberapa peralatan yang spesifik seperti untuk pengujian
pondasi soil cement dan bahan-bahan struktur (beton, pasangan batu dan lain-lain).




Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas -                                              2-4
HPJI
Modul Manajemen Konstruksi                                   Bab 2 Prinsip-prinsip Umum Manajemen Konstruksi




                    Tabel 2.3 Jenis Pengujian dan Alat yang digunakan


           Jenis Pengujian                                            Peralatan
    Pekerjaan tanah                             Sampling for soil tests
                                                Atterberg Limit Soil Classification Tests for
                                                 Soils
                                                Liquid Limit Test
                                                Plastic Limit Test
                                                CBR Test for Soils

    Pondasi dan pondasi bawah                   Sampling of aggregate base and sub-base
                                                Atterberg limits for aggregate base and sub-
                                                 base
                                                Particle size analysis tests
                                                Extent of Fractured Faces Test
                                                Los Angeles Abrasion Test
                                                Moisture density test for aggregate base and
                                                 sub-base
                                                California Bearing Value Test for aggregate
                                                 base and sub-base
                                                Compaction control

    Aspal campuran panas                        Sampling and mechanical soundness tests
                                                Particle size analysis test
                                                Sodium sulphates soundness test
                                                Coating and stripping of bitumen aggregate
                                                 mixtures
                                                Specific gravity of course and fine aggregate
                                                   Mineral filler Marshall Testing
                                                Testing for asphalt mix design and plant control
                                                Testing of bitumen




D. Bahan

Bahan diartikan sebagai bahan baku natural maupun melalui pengolahan, dan setelah
diproses ditetapkan menjadi item pekerjaan sebagaimana dituangkan di dalam dokumen
kontrak. Bahan baku (tanah, batu, aspal, semen, pasir, besi beton, dll.) dan bahan olahan
(agregat, adukan beton, pofil baja dll.) merupakan sumber daya yang harus
diperhitungkan secara cermat, karena pengaruhnya di dalam perhitungan biaya pekerjaan
konstruksi sangat besar. Oleh karena itu lokasi bahan baku perlu secara cermat
ditetapkan berdasar jarak dan volume yang tersedia, memenuhi syarat menjadi bahan
olahan. Survai untuk mendapatkan informasi lokasi bahan baku perlu dilakukan, guna

Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI                                         2-4
Modul Manajemen Konstruksi                                   Bab 2 Prinsip-prinsip Umum Manajemen Konstruksi




mendapatkan data akurat sebagai masukan bagi kontraktor dalam menyiapkan
penawaran, maupun pada tahap pelaksanaan pekerjaan.

2.2      Fungsi Manajemen

Untuk melaksanakan manajemen, seorang pada posisi pimpinan di level manapun, harus
melakukan fungsi-fungsi manajemen. Di dalam fungsi-fungsi manajemen ada fungsi
organik yang mutlak harus dilaksanakan dan ada fungsi penunjang yang bersifat sebagai
pelengkap. Jika fungsi organik tersebut tidak dilakukan dengan baik maka terbuka
kemungkinan pencapaian sasaran menjadi gagal. George R. Terry telah merumuskan
fungsi-fungsi tersebut sebagai POAC (Planning, Organizing, Actuating dan Controlling).



A. Planning

Planning adalah proses yang secara sistematis mempersiapkan kegiatan guna mencapai
tujuan dan sasaran tertentu. Kegiatan diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan dalam
rangka pekerjaan konstruksi, baik yang menjadi tanggung jawab pelaksana (kontraktor)
maupun pengawas (konsultan). Kontraktor maupun konsultan, harus mempunyai konsep
planning” yang tepat untuk mencapai tujuan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab
masing-masing.

Pada proses planning perlu diketahui hal-hal sebagai berikut :

     Permasalahan yang terkait dengan tujuan dan sumber daya yang tersedia.
     Cara mencapai tujuan dan sasaran dengan memperhatikan sumber daya yang
      tersedia.
     Penerjemahan rencana kedalam program-program kegiatan yang kongkrit.
     Penetapan jangka waktu yang dapat disediakan guna mencapai tujuan dan sasaran,
      (seluruh tahap: -proses pengadaan, -pelaksanaan dan pengawasan konstruksi; dan
      FHO).


B. Organizing

Organizing (pengorganisasian kerja) dimaksudkan sebagai pengaturan atas suatu
kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang, dipimpin oleh pimpinan kelompok dalam
suatu wadah organisasi. Wadah organisasi ini menggambarkan hubungan-hubungan
struktural dan fungsional yang diperlukan untuk menyalurkan tanggung jawab, sumber
daya maupun data.
Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI                                         2-5
Modul Manajemen Konstruksi                                   Bab 2 Prinsip-prinsip Umum Manajemen Konstruksi




Dalam proses manajemen, organisasi digunakan sebagai alat untuk :

   menjamin terpeliharanya koordinasi dengan baik.
   membantu pimpinannya dalam menggerakkan fungsi-fungsi manajemen.
   mempersatukan pemikiran dari satuan organisasi yang lebih kecil yang berada di
    dalam kordinasinya.
Dalam fungsi organizing, koordinasi merupakan mekanisme hubungan struktural maupun
fungsional yang secara konsisten harus dijalankan. Koordinasi dapat dilakukan melalui
mekanisme :

   koordinasi vertikal (menggambarkan fungsi komando),
   koordinasi horizontal (menggambarkan interaksi satu level); dan
   koordinasi diagonal (menggambarkan interaksi berbeda level tapi di luar fungsi
    komando).
Koordinasi diagonal apabila diintegrasikan dengan baik akan memberikan kontribusi
signifikan dalam menjalankan fungsi organizing.



Sebagai contoh, dapat dijelaskan sebagai berikut:

   Koordinasi vertikal dan bersifat hirarkis:
    a. Pelaksana Konstruksi : koordinasi antara General Superintendant dengan Material
         Superintendant atau dengan Construction Engineer atau dengan Equipment
         Superintendant.

    b. Field Supervision Team, koordinasi antara Site Engineer dengan Quantity
         Engineer atau dengan Quality Engineer merupakan koordinasi vertikal dan bersifat
         hirarkis.

   Koordinasi horizontal dan bersifat satu level:
    a. Pelaksanaan konstruksi, koordinasi antara Material Superintendant dengan
         Construction Engineer atau dengan Equipment Superintendant merupakan.

    b. Field Supervision Team, koordinasi antara Quantity Engineer atau dengan Quality
         Engineer merupakan koordinasi horizontal dan bersifat satu level.

   Koordinasi diagonal:
    Koordinasi antara General Superintendant dengan Site Engineer merupakan
    koordinasi horizontal dan bersifat satu level, sedangkan koordinasi antara Kepala


Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI                                         2-6
Modul Manajemen Konstruksi                                   Bab 2 Prinsip-prinsip Umum Manajemen Konstruksi




    Satuan Kerja Pekerjaan Civil Works dengan General Superintendant atau dengan Site
    Engineer merupakan koordinasi vertikal.



C. Actuating

Actuating diartikan sebagai fungsi manajemen untuk menggerakkan orang yang
tergabung dalam organisasi agar melakukan kegiatan yang telah ditetapkan di dalam
planning.     Pada     tahap     ini   diperlukan      kemampuan          pimpinan     kelompok      untuk
menggerakkan; mengarahkan; dan memberikan motivasi kepada anggota kelompoknya
untuk secara bersama-sama memberikan kontribusi dalam menyukseskan manajemen
proyek mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

Berikut ini beberapa metoda mensukseskan “actuating” yang dikemukakan oleh George
R. Terry, yaitu:

        Hargailah seseorang apapun tugasnya sehingga ia merasa keberadaannya di
         dalam kelompok atau organisasi menjadi penting.
        Instruksi     yang     dikeluarkan       seorang          pimpinan   harus     dibuat     dengan
         mempertimbangkan adanya perbedaan individual dari pegawainya, hingga dapat
         dilaksanakan dengan tepat oleh pegawainya.
        Perlu ada pedoman kerja yang jelas, singkat, mudah difahami dan dilaksanakan
         oleh pegawainya.
        Lakukan praktek partisipasi dalam manajemen guna menjalin kebersamaan dalam
         penyelenggaraan         manajemen,        hingga     setiap     pegawai      dapat   difungsikan
         sepenuhnya sebagai bagian dari organisasi.
        Upayakan memahami hak pegawai termasuk urusan kesejahteraan, sehingga
         tumbuh sense of belonging dari pegawai tersebut terhadap tempat bekerja yang
         diikutinya.
        Pimpinan perlu menjadi pendengar yang baik, agar dapat memahami dengan
         benar apa yang melatarbelakangi keluhan pegawai, sehingga dapat dijadikan
         bahan pertimbangan dalam pengambilan sesuatu keputusan.
        Seorang pimpinan perlu mencegah untuk memberikan argumentasi sebagai
         pembenaran atas keputusan yang diambilnya, oleh karena pada umumnya semua
         orang tidak suka pada alasan apalagi kalau dicari-cari agar bisa memberikan dalih
         pembenaran atas keputusannya.



Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI                                         2-7
Modul Manajemen Konstruksi                                   Bab 2 Prinsip-prinsip Umum Manajemen Konstruksi




        Jangan berbuat sesuatu yang menimbulkan sentimen dari orang lain atau orang
         lain menjadi naik emosinya.
        Pimpinan dapat melakukan teknik persuasi dengan cara bertanya sehingga tidak
         dirasakan sebagai tekanan oleh pegawainya.
        Perlu melakukan pengawasan untuk meningkatkan kinerja pegawai, namun
         haruslah dengan cara-cara yang tidak boleh mematikan kreativitas pegawai.
D. Controlling

Controlling diartikan sebagai kegiatan guna menjamin pekerjaan yang telah dilaksanakan
sesuai dengan rencana. Didalam manajemen proyek jalan atau jembatan, controlling
terhadap pekerjaan kontraktor dilakukan oleh konsultan melalui kontrak supervisi, dimana
pelaksanaan pekerjaan konstruksinya dilakukan oleh kontraktor. General Superintendat
berkewajiban melakukan controlling (secara berjenjang) terhadap pekerjaan yang
dilakukan oleh staf di bawah kendalinya yaitu Site Administration, Quantity Surveyor,
Materials Superintendant, Construction Engineer, dan Equipment Engineer untuk
memastikan masing-masing staf sudah melakukan tugasnya dalam koridor “quality
assurance”. Sehingga, tahap-tahap pencapaian sasaran sebagaimana direncanakan
dapat dipenuhi.

Kegiatan ini juga berlaku di dalam kegiatan internal konsultan supervisi; artinya kepada
pihak luar konsultan supervisi itu bertugas mengawasi                   kontraktor,    selain itu secara
internal Site Engineer juga melakukan controlling terhadap Quantity Engineer dan Quality
Engineer. Secara keseluruhan internal controlling ini dapat mendorong kinerja konsultan
supervisi lebih baik di dalam mengawasi pekerjaan kontraktor.

Ruang lingkup kegiatan controlling mencakup pengawasan atas seluruh aspek
pelaksanaan rencana, antara lain adalah:

       Produk pekerjaan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif
       Seluruh sumber-sumber daya yang digunakan (manusia, uang , peralatan, bahan)
       Prosedur dan cara kerjanya
       Kebijaksanaan teknis yang diambil selama proses pencapaian sasaran.
Controlling harus bersifat obyektif dan harus dapat menemukan fakta-fakta tentang
pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan berbagai faktor yang mempengaruhinya.
Rujukan untuk menilainya adalah memperbandingkan antara rencana dan pelaksanaan,
untuk memahami kemungkinan terjadinya penyimpangan.



Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI                                         2-8

More Related Content

Similar to MANAJEMEN PROYEK

PPT SKK PELAKSANA JALAN - rev.pptx_1677900456.pdf
PPT SKK PELAKSANA JALAN - rev.pptx_1677900456.pdfPPT SKK PELAKSANA JALAN - rev.pptx_1677900456.pdf
PPT SKK PELAKSANA JALAN - rev.pptx_1677900456.pdfTaufikkurrahman Upik Teler
 
Kelompok 1 PPT Project Quality Management fix 200923 Rev.pptx
Kelompok 1 PPT Project Quality Management fix 200923 Rev.pptxKelompok 1 PPT Project Quality Management fix 200923 Rev.pptx
Kelompok 1 PPT Project Quality Management fix 200923 Rev.pptxApsariSetiawati2
 
11-k3-alat-angkat-dan-angkut-m3-rev3.pdf
11-k3-alat-angkat-dan-angkut-m3-rev3.pdf11-k3-alat-angkat-dan-angkut-m3-rev3.pdf
11-k3-alat-angkat-dan-angkut-m3-rev3.pdfMuhrazaSiddiq
 
Ppt peralatan tambang
Ppt peralatan tambangPpt peralatan tambang
Ppt peralatan tambangChristie N
 
Tukang mahir (ra09 ra11)
Tukang mahir  (ra09   ra11)Tukang mahir  (ra09   ra11)
Tukang mahir (ra09 ra11)Faisal Mohamad
 
RKS infrastruktur perbaikan jalan lingkungan
RKS infrastruktur perbaikan jalan lingkunganRKS infrastruktur perbaikan jalan lingkungan
RKS infrastruktur perbaikan jalan lingkungangmtspotify
 
234542160 metode-pelaksanaan-gedung
234542160 metode-pelaksanaan-gedung234542160 metode-pelaksanaan-gedung
234542160 metode-pelaksanaan-gedungNaruto40
 
MPKL TUGAS 2 - Kelompok 2.pptx
MPKL TUGAS 2 - Kelompok 2.pptxMPKL TUGAS 2 - Kelompok 2.pptx
MPKL TUGAS 2 - Kelompok 2.pptxramaganesya
 
Perancangan pesawat angkat & angkut [autosaved]
Perancangan pesawat angkat & angkut [autosaved]Perancangan pesawat angkat & angkut [autosaved]
Perancangan pesawat angkat & angkut [autosaved]ルクマン 福島
 
Sartek agregat base c
Sartek agregat base cSartek agregat base c
Sartek agregat base cKashmir Brown
 
Perhitungan biaya konstruksi jalan dan jbt
Perhitungan biaya konstruksi jalan dan jbtPerhitungan biaya konstruksi jalan dan jbt
Perhitungan biaya konstruksi jalan dan jbtIam Iam
 
Eng_Mine Plan_Production Schedule.ppt
Eng_Mine Plan_Production Schedule.pptEng_Mine Plan_Production Schedule.ppt
Eng_Mine Plan_Production Schedule.pptrahmawatipebrianata
 
1. MOCKUP TIMBUNAN EX. CIPADANG 3.pptx
1. MOCKUP TIMBUNAN EX. CIPADANG 3.pptx1. MOCKUP TIMBUNAN EX. CIPADANG 3.pptx
1. MOCKUP TIMBUNAN EX. CIPADANG 3.pptxSSTOLSERANGPANIMBANG
 
264465680 metode-pekerjaan-jalan
264465680 metode-pekerjaan-jalan264465680 metode-pekerjaan-jalan
264465680 metode-pekerjaan-jalanpengawasanhalsel
 
Tor Pengawasan Jalan
Tor Pengawasan JalanTor Pengawasan Jalan
Tor Pengawasan Jalanssuser85bf14
 

Similar to MANAJEMEN PROYEK (20)

PPT SKK PELAKSANA JALAN - rev.pptx_1677900456.pdf
PPT SKK PELAKSANA JALAN - rev.pptx_1677900456.pdfPPT SKK PELAKSANA JALAN - rev.pptx_1677900456.pdf
PPT SKK PELAKSANA JALAN - rev.pptx_1677900456.pdf
 
Kelompok 1 PPT Project Quality Management fix 200923 Rev.pptx
Kelompok 1 PPT Project Quality Management fix 200923 Rev.pptxKelompok 1 PPT Project Quality Management fix 200923 Rev.pptx
Kelompok 1 PPT Project Quality Management fix 200923 Rev.pptx
 
11-k3-alat-angkat-dan-angkut-m3-rev3.pdf
11-k3-alat-angkat-dan-angkut-m3-rev3.pdf11-k3-alat-angkat-dan-angkut-m3-rev3.pdf
11-k3-alat-angkat-dan-angkut-m3-rev3.pdf
 
Ppt peralatan tambang
Ppt peralatan tambangPpt peralatan tambang
Ppt peralatan tambang
 
Tukang mahir (ra09 ra11)
Tukang mahir  (ra09   ra11)Tukang mahir  (ra09   ra11)
Tukang mahir (ra09 ra11)
 
RKS infrastruktur perbaikan jalan lingkungan
RKS infrastruktur perbaikan jalan lingkunganRKS infrastruktur perbaikan jalan lingkungan
RKS infrastruktur perbaikan jalan lingkungan
 
234542160 metode-pelaksanaan-gedung
234542160 metode-pelaksanaan-gedung234542160 metode-pelaksanaan-gedung
234542160 metode-pelaksanaan-gedung
 
MPKL TUGAS 2 - Kelompok 2.pptx
MPKL TUGAS 2 - Kelompok 2.pptxMPKL TUGAS 2 - Kelompok 2.pptx
MPKL TUGAS 2 - Kelompok 2.pptx
 
Perancangan pesawat angkat & angkut [autosaved]
Perancangan pesawat angkat & angkut [autosaved]Perancangan pesawat angkat & angkut [autosaved]
Perancangan pesawat angkat & angkut [autosaved]
 
Silabus ptm
Silabus ptmSilabus ptm
Silabus ptm
 
Silabus ptm
Silabus ptmSilabus ptm
Silabus ptm
 
Sartek agregat base c
Sartek agregat base cSartek agregat base c
Sartek agregat base c
 
Perhitungan biaya konstruksi jalan dan jbt
Perhitungan biaya konstruksi jalan dan jbtPerhitungan biaya konstruksi jalan dan jbt
Perhitungan biaya konstruksi jalan dan jbt
 
Eng_Mine Plan_Production Schedule.ppt
Eng_Mine Plan_Production Schedule.pptEng_Mine Plan_Production Schedule.ppt
Eng_Mine Plan_Production Schedule.ppt
 
1. MOCKUP TIMBUNAN EX. CIPADANG 3.pptx
1. MOCKUP TIMBUNAN EX. CIPADANG 3.pptx1. MOCKUP TIMBUNAN EX. CIPADANG 3.pptx
1. MOCKUP TIMBUNAN EX. CIPADANG 3.pptx
 
98 193-1-sm
98 193-1-sm98 193-1-sm
98 193-1-sm
 
metoda jbtn plat besi
metoda  jbtn plat besimetoda  jbtn plat besi
metoda jbtn plat besi
 
8. K3 mekanik-.ppsx
8. K3 mekanik-.ppsx8. K3 mekanik-.ppsx
8. K3 mekanik-.ppsx
 
264465680 metode-pekerjaan-jalan
264465680 metode-pekerjaan-jalan264465680 metode-pekerjaan-jalan
264465680 metode-pekerjaan-jalan
 
Tor Pengawasan Jalan
Tor Pengawasan JalanTor Pengawasan Jalan
Tor Pengawasan Jalan
 

More from Ketut Swandana

More from Ketut Swandana (20)

Stat d3 7
Stat d3 7Stat d3 7
Stat d3 7
 
Stat d3 6
Stat d3 6Stat d3 6
Stat d3 6
 
Stat d3 5
Stat d3 5Stat d3 5
Stat d3 5
 
Stat d3 4
Stat d3 4Stat d3 4
Stat d3 4
 
Stat d3 3
Stat d3 3Stat d3 3
Stat d3 3
 
Stat d3 2
Stat d3 2Stat d3 2
Stat d3 2
 
Stat d3 1
Stat d3 1Stat d3 1
Stat d3 1
 
Biodata dosen hindu universitas lampung
Biodata dosen hindu universitas lampungBiodata dosen hindu universitas lampung
Biodata dosen hindu universitas lampung
 
Putu ganteng
Putu gantengPutu ganteng
Putu ganteng
 
Mineral dan air
Mineral dan airMineral dan air
Mineral dan air
 
Kelompok water treatment limbah cair pt gunung madu plantations
Kelompok water treatment limbah cair  pt gunung madu plantationsKelompok water treatment limbah cair  pt gunung madu plantations
Kelompok water treatment limbah cair pt gunung madu plantations
 
Analisis timetable penerbangan dari dan ke bandara radin
Analisis timetable penerbangan dari dan ke bandara radinAnalisis timetable penerbangan dari dan ke bandara radin
Analisis timetable penerbangan dari dan ke bandara radin
 
Garis garis besar program kerja
Garis garis besar program kerjaGaris garis besar program kerja
Garis garis besar program kerja
 
Kalender kegiatan op ukm
Kalender kegiatan op ukmKalender kegiatan op ukm
Kalender kegiatan op ukm
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Pelatihan progja
Pelatihan progjaPelatihan progja
Pelatihan progja
 
Building winning attitude for kmhdi
Building winning attitude for kmhdiBuilding winning attitude for kmhdi
Building winning attitude for kmhdi
 
Pertemuan v
Pertemuan vPertemuan v
Pertemuan v
 
Port designers handbook
Port designers handbookPort designers handbook
Port designers handbook
 
Pasang surut
Pasang surutPasang surut
Pasang surut
 

MANAJEMEN PROYEK

  • 1. Modul Manajemen Proyek Bab 2 Prinsip-prinsip Umum Manajemen Proyek BAB 2 PRINSIP- PRINSIP UMUM MANAJEMEN PROYEK Penyelenggaraan pekerjaan konstruksi di dalam manajemen proyek tergantung pada dua faktor utama yaitu : sumber daya dan fungsi manajemen. Sumber daya terdiri dari manusia, uang, peralatan, dan material, sedangkan fungsi manajemen dimaksudkan sebagai kegiatan-kegiatan yang dapat mengarahkan atau mengendalikan sekelompok orang yang tergabung dalam suatu kerja sama untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Dalam penyelenggaraan pekerjaan konstruksi, kegiatan yang dilakukan oleh sumber daya manusia, ditunjang dengan uang, material dan peralatan, perlu ditata melalui fungsi-fungsi manajemen dalam batas waktu yang disediakan sehingga memenuhi prinsip efisiensi dan efektivitas. 2.1 Sumber Daya A. Manusia Manusia sebagai sumber daya utama diartikan sebagai tenaga kerja baik yang terlibat langsung maupun tidak terlibat langsung dengan pekerjaan konstruksi. Tenaga yang terlibat langsung adalah tenaga kerja yang berada pada kelompok pemberi pekerjaan (pengguna jasa), kelompok kontraktor (penyedia jasa), dan kelompok konsultan (penyedia jasa). Berdasarkan kualifikasinya para tenaga kerja tersebut dapat dikelompokkan ke dalam “tenaga ahli” dan “tenaga terampil”. Pada Tabel 2.1. disajikan sebutan terhadap ketiga kelompok tersebut. Tabel 2.1 Tenaga Kerja berdasarkan Kelompok Kelompok Pemberi Tugas Kontraktor Konsultan − Kepala Satuan Kerja − General Superintendent − Team Leader − Pejabat Pembuat − Site Administration − Co Team Leader Komitmen − Materials Superintendent − Highway Engineer − Construction Engineer − Pavement & Materials Engr. − Equipment Superintendent − Chief Supervision Engr. − Technicians − Site Engineer − Survaior − Quantity Engineer − Foremen − Quality Engineer − Mechanics − Inspector − Laborers − Quantity Survaior Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - 2-1 HPJI
  • 2. Modul Manajemen Proyek Bab 2 Prinsip-prinsip Umum Manajemen Proyek − Equipment Operators − Laboratory Technician − Draftsman B. Uang Uang merupakan sumber daya sangat penting dalam manajemen proyek. Ketidakcukupan uang, sulit untuk mengharapkan penyelenggaraan manajemen proyek sesuai dengan ikatan kontrak yang disepakati antara para pihak yang menandatangani perjanjian kontrak. Seluruh kegiatan penyelenggaraan pekerjaan konstruksi pada seluruh kelompok yang terlibat, memerlukan biaya yang besarnya telah disepakati di dalam surat perjanjian kontrak. Jika terjadi ketidaksepakatan (dispute) dalam pelaksanaan pekerjaan, biasanya berdampak pada “nilai uang” yang harus disepakati, dokumen kontrak telah mengatur tata cara penyelesaian hukum yang harus ditempuh. Uang sangat penting karena seluruh kegiatan pekerjaan konstruksi memerlukan pembiayaan, menyangkut : rekruitmen manusia (tenaga kerja); penggunaan jasa tenaga kerja (tenaga ahli, tenaga terampil, tenaga non skill); penggunaan peralatan (alat-alat berat maupun alat-alat laboratorium); pembelian bahan dan material, pengolahan bahan dan material, baik bagi kelompok pengguna jasa maupun penyedia jasa. Jadi pengertian “uang” di dalam penyelenggaraan pekerjaan konstruksi (civil works) bukan semata-mata untuk pembiayaan pelaksanaan konstruksi oleh kontraktor, tetapi juga termasuk biaya yang harus dikeluarkan untuk konsultan perencana, konsultan pengawas dan untuk pengguna jasa dalam suatu kurun waktu yang telah disepakati. C. Peralatan Peralatan dalam pekerjaan konstruksi diartikan sebagai alat lapangan (alat berat), peralatan laboratorium, peralatan kantor (misalnya computer), dan peralatan lainnya. Dengan menggunakan peralatan yang sesuai sasaran pekerjaan dapat dicapai dengan Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - 2-2 HPJI
  • 3. Modul Manajemen Proyek Bab 2 Prinsip-prinsip Umum Manajemen Proyek ketepatan waktu yang lebih akurat, serta memenuhi spesifikasi teknis yang telah dipersyaratkan. i. Alat-alat berat Jenis peralatan dengan variasi kapasitas dan kegunaannya dapat digunakan untuk pekerjaan konstruksi jalan-jembatan sesuai fungsinya. Berdasarkan jenis peralatan dan fungsinya, dikaitkan dengan jenis pelaksanaan pekerjaannya dapat dikelompokan sebagaimana tertulis pada Tabel 2.2. Pemilihan dan pemanfaatan peralatan harus sesuai dengan kebutuhan ditinjau dari jenis, jumlah, kapasitas maupun waktu yang tersedia. Demikian pula cara penggunaannya, harus mengikuti prosedur pengoperasian dan perawatannya, sesuai dengan fungsi masing-masing peralatan. Tabel 2.2 Jenis peralatan dan penggunaannya Earth moving equipment Plant Equipment Drilling / Boring Equipment − Bulldozer (crawler, heel) − Stone Crushing Plant − Percusion Drill − Loader (crawler, wheel0 − Asphalt Mixing Plant − Bore Pile − Motor Grader − Concrete Plant / Mixer − Hammer Dril − Excavator (crawler, heel) Compacting Equipment Transportation Equipment Piling Equipment − Tandem Roller − Truck − Pile Hammer (Diesel, − Vibro) − Pedestrian Roller Trailer − Vibrating Tamper − Jeep − Vibrating Rammer − Pick Up Cutting / Milling Equipment − Three Wheel Roller − Bus − Soil Stabilizer − Tyre (Pneumatic Roller) − Cutter / Milling Machine − Vibrating Compactor − Groving Equipment Hauling Equipment − − Asphalt / Concrete Cutter Combination Roller − Motor Scraper − Sheepfoot Roller − Dump Truck Supporting Equipment Paving/Spreading Equipment Lifting Equipment − Crane − Water Tank Truck − Asphalt Finisher − Lift Platform − Fuel Tank Truck − Concrete Finisher − Forklift − Generating Set − Aggregate / Chip Spreader − Air Compressor − Asphalt Sprayer − Water Pump Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - 2-3 HPJI
  • 4. Modul Manajemen Proyek Bab 2 Prinsip-prinsip Umum Manajemen Proyek ii. Peralatan Laboratorium Peralatan laboratorium diperlukan dalam rangka melakukan pengawasan dan pengendalian mutu atas pekerjaan konstruksi yang dilaksanakan oleh kontraktor. Jenis peralatan laboratorium dapat dilihat pada Tabel 2.3. Jenis, jumlah dan waktu diperlukannya peralatan-peralatan laboratorium tersebut tergantung pada ruang lingkup kegiatan pengawasan atas pekerjaan konstruksi. Selain peralatan tersebut ada beberapa peralatan yang spesifik seperti untuk pengujian pondasi soil cement dan bahan-bahan struktur (beton, pasangan batu dan lain-lain). Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - 2-4 HPJI
  • 5. Modul Manajemen Konstruksi Bab 2 Prinsip-prinsip Umum Manajemen Konstruksi Tabel 2.3 Jenis Pengujian dan Alat yang digunakan Jenis Pengujian Peralatan Pekerjaan tanah  Sampling for soil tests  Atterberg Limit Soil Classification Tests for Soils  Liquid Limit Test  Plastic Limit Test  CBR Test for Soils Pondasi dan pondasi bawah  Sampling of aggregate base and sub-base  Atterberg limits for aggregate base and sub- base  Particle size analysis tests  Extent of Fractured Faces Test  Los Angeles Abrasion Test  Moisture density test for aggregate base and sub-base  California Bearing Value Test for aggregate base and sub-base  Compaction control Aspal campuran panas  Sampling and mechanical soundness tests  Particle size analysis test  Sodium sulphates soundness test  Coating and stripping of bitumen aggregate mixtures  Specific gravity of course and fine aggregate  Mineral filler Marshall Testing  Testing for asphalt mix design and plant control  Testing of bitumen D. Bahan Bahan diartikan sebagai bahan baku natural maupun melalui pengolahan, dan setelah diproses ditetapkan menjadi item pekerjaan sebagaimana dituangkan di dalam dokumen kontrak. Bahan baku (tanah, batu, aspal, semen, pasir, besi beton, dll.) dan bahan olahan (agregat, adukan beton, pofil baja dll.) merupakan sumber daya yang harus diperhitungkan secara cermat, karena pengaruhnya di dalam perhitungan biaya pekerjaan konstruksi sangat besar. Oleh karena itu lokasi bahan baku perlu secara cermat ditetapkan berdasar jarak dan volume yang tersedia, memenuhi syarat menjadi bahan olahan. Survai untuk mendapatkan informasi lokasi bahan baku perlu dilakukan, guna Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 2-4
  • 6. Modul Manajemen Konstruksi Bab 2 Prinsip-prinsip Umum Manajemen Konstruksi mendapatkan data akurat sebagai masukan bagi kontraktor dalam menyiapkan penawaran, maupun pada tahap pelaksanaan pekerjaan. 2.2 Fungsi Manajemen Untuk melaksanakan manajemen, seorang pada posisi pimpinan di level manapun, harus melakukan fungsi-fungsi manajemen. Di dalam fungsi-fungsi manajemen ada fungsi organik yang mutlak harus dilaksanakan dan ada fungsi penunjang yang bersifat sebagai pelengkap. Jika fungsi organik tersebut tidak dilakukan dengan baik maka terbuka kemungkinan pencapaian sasaran menjadi gagal. George R. Terry telah merumuskan fungsi-fungsi tersebut sebagai POAC (Planning, Organizing, Actuating dan Controlling). A. Planning Planning adalah proses yang secara sistematis mempersiapkan kegiatan guna mencapai tujuan dan sasaran tertentu. Kegiatan diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan dalam rangka pekerjaan konstruksi, baik yang menjadi tanggung jawab pelaksana (kontraktor) maupun pengawas (konsultan). Kontraktor maupun konsultan, harus mempunyai konsep planning” yang tepat untuk mencapai tujuan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing. Pada proses planning perlu diketahui hal-hal sebagai berikut :  Permasalahan yang terkait dengan tujuan dan sumber daya yang tersedia.  Cara mencapai tujuan dan sasaran dengan memperhatikan sumber daya yang tersedia.  Penerjemahan rencana kedalam program-program kegiatan yang kongkrit.  Penetapan jangka waktu yang dapat disediakan guna mencapai tujuan dan sasaran, (seluruh tahap: -proses pengadaan, -pelaksanaan dan pengawasan konstruksi; dan FHO). B. Organizing Organizing (pengorganisasian kerja) dimaksudkan sebagai pengaturan atas suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang, dipimpin oleh pimpinan kelompok dalam suatu wadah organisasi. Wadah organisasi ini menggambarkan hubungan-hubungan struktural dan fungsional yang diperlukan untuk menyalurkan tanggung jawab, sumber daya maupun data. Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 2-5
  • 7. Modul Manajemen Konstruksi Bab 2 Prinsip-prinsip Umum Manajemen Konstruksi Dalam proses manajemen, organisasi digunakan sebagai alat untuk :  menjamin terpeliharanya koordinasi dengan baik.  membantu pimpinannya dalam menggerakkan fungsi-fungsi manajemen.  mempersatukan pemikiran dari satuan organisasi yang lebih kecil yang berada di dalam kordinasinya. Dalam fungsi organizing, koordinasi merupakan mekanisme hubungan struktural maupun fungsional yang secara konsisten harus dijalankan. Koordinasi dapat dilakukan melalui mekanisme :  koordinasi vertikal (menggambarkan fungsi komando),  koordinasi horizontal (menggambarkan interaksi satu level); dan  koordinasi diagonal (menggambarkan interaksi berbeda level tapi di luar fungsi komando). Koordinasi diagonal apabila diintegrasikan dengan baik akan memberikan kontribusi signifikan dalam menjalankan fungsi organizing. Sebagai contoh, dapat dijelaskan sebagai berikut:  Koordinasi vertikal dan bersifat hirarkis: a. Pelaksana Konstruksi : koordinasi antara General Superintendant dengan Material Superintendant atau dengan Construction Engineer atau dengan Equipment Superintendant. b. Field Supervision Team, koordinasi antara Site Engineer dengan Quantity Engineer atau dengan Quality Engineer merupakan koordinasi vertikal dan bersifat hirarkis.  Koordinasi horizontal dan bersifat satu level: a. Pelaksanaan konstruksi, koordinasi antara Material Superintendant dengan Construction Engineer atau dengan Equipment Superintendant merupakan. b. Field Supervision Team, koordinasi antara Quantity Engineer atau dengan Quality Engineer merupakan koordinasi horizontal dan bersifat satu level.  Koordinasi diagonal: Koordinasi antara General Superintendant dengan Site Engineer merupakan koordinasi horizontal dan bersifat satu level, sedangkan koordinasi antara Kepala Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 2-6
  • 8. Modul Manajemen Konstruksi Bab 2 Prinsip-prinsip Umum Manajemen Konstruksi Satuan Kerja Pekerjaan Civil Works dengan General Superintendant atau dengan Site Engineer merupakan koordinasi vertikal. C. Actuating Actuating diartikan sebagai fungsi manajemen untuk menggerakkan orang yang tergabung dalam organisasi agar melakukan kegiatan yang telah ditetapkan di dalam planning. Pada tahap ini diperlukan kemampuan pimpinan kelompok untuk menggerakkan; mengarahkan; dan memberikan motivasi kepada anggota kelompoknya untuk secara bersama-sama memberikan kontribusi dalam menyukseskan manajemen proyek mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Berikut ini beberapa metoda mensukseskan “actuating” yang dikemukakan oleh George R. Terry, yaitu:  Hargailah seseorang apapun tugasnya sehingga ia merasa keberadaannya di dalam kelompok atau organisasi menjadi penting.  Instruksi yang dikeluarkan seorang pimpinan harus dibuat dengan mempertimbangkan adanya perbedaan individual dari pegawainya, hingga dapat dilaksanakan dengan tepat oleh pegawainya.  Perlu ada pedoman kerja yang jelas, singkat, mudah difahami dan dilaksanakan oleh pegawainya.  Lakukan praktek partisipasi dalam manajemen guna menjalin kebersamaan dalam penyelenggaraan manajemen, hingga setiap pegawai dapat difungsikan sepenuhnya sebagai bagian dari organisasi.  Upayakan memahami hak pegawai termasuk urusan kesejahteraan, sehingga tumbuh sense of belonging dari pegawai tersebut terhadap tempat bekerja yang diikutinya.  Pimpinan perlu menjadi pendengar yang baik, agar dapat memahami dengan benar apa yang melatarbelakangi keluhan pegawai, sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan sesuatu keputusan.  Seorang pimpinan perlu mencegah untuk memberikan argumentasi sebagai pembenaran atas keputusan yang diambilnya, oleh karena pada umumnya semua orang tidak suka pada alasan apalagi kalau dicari-cari agar bisa memberikan dalih pembenaran atas keputusannya. Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 2-7
  • 9. Modul Manajemen Konstruksi Bab 2 Prinsip-prinsip Umum Manajemen Konstruksi  Jangan berbuat sesuatu yang menimbulkan sentimen dari orang lain atau orang lain menjadi naik emosinya.  Pimpinan dapat melakukan teknik persuasi dengan cara bertanya sehingga tidak dirasakan sebagai tekanan oleh pegawainya.  Perlu melakukan pengawasan untuk meningkatkan kinerja pegawai, namun haruslah dengan cara-cara yang tidak boleh mematikan kreativitas pegawai. D. Controlling Controlling diartikan sebagai kegiatan guna menjamin pekerjaan yang telah dilaksanakan sesuai dengan rencana. Didalam manajemen proyek jalan atau jembatan, controlling terhadap pekerjaan kontraktor dilakukan oleh konsultan melalui kontrak supervisi, dimana pelaksanaan pekerjaan konstruksinya dilakukan oleh kontraktor. General Superintendat berkewajiban melakukan controlling (secara berjenjang) terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh staf di bawah kendalinya yaitu Site Administration, Quantity Surveyor, Materials Superintendant, Construction Engineer, dan Equipment Engineer untuk memastikan masing-masing staf sudah melakukan tugasnya dalam koridor “quality assurance”. Sehingga, tahap-tahap pencapaian sasaran sebagaimana direncanakan dapat dipenuhi. Kegiatan ini juga berlaku di dalam kegiatan internal konsultan supervisi; artinya kepada pihak luar konsultan supervisi itu bertugas mengawasi kontraktor, selain itu secara internal Site Engineer juga melakukan controlling terhadap Quantity Engineer dan Quality Engineer. Secara keseluruhan internal controlling ini dapat mendorong kinerja konsultan supervisi lebih baik di dalam mengawasi pekerjaan kontraktor. Ruang lingkup kegiatan controlling mencakup pengawasan atas seluruh aspek pelaksanaan rencana, antara lain adalah:  Produk pekerjaan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif  Seluruh sumber-sumber daya yang digunakan (manusia, uang , peralatan, bahan)  Prosedur dan cara kerjanya  Kebijaksanaan teknis yang diambil selama proses pencapaian sasaran. Controlling harus bersifat obyektif dan harus dapat menemukan fakta-fakta tentang pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan berbagai faktor yang mempengaruhinya. Rujukan untuk menilainya adalah memperbandingkan antara rencana dan pelaksanaan, untuk memahami kemungkinan terjadinya penyimpangan. Pembekalan dan Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas - HPJI 2-8