Dokumen tersebut membahas terapi cairan pasca operasi, yang meliputi prinsip pemberian cairan berdasarkan status puasa pasien, jalur pemberian terapi cairan melalui kanulasi vena perifer atau sentral, serta perbandingan antara cairan kristaloid dan koloid.

1. z
TERAPI CAIRAN
PASKA OPERASI

2. z
KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI CAIRAN TUBUH

3. z

4. z
AVERAGE BLOOD VOLUME

5. z

6. z

7. z

8. z
TERAPI CAIRAN PERIOPERATIF
• Menjaga / memperbaiki keseimbangan cairan (dehidrasi,
hypovolemia)
• Menjaga / memperbaiki konstitusi plasma (elektrolit)
• Mengamankan sirkulasi yang cukup (kombinasi dengan zat
vasoaktif / kardioaktif)
• Mengamankan suplai oksigen yang cukup ke seluruh organ
(dalam kombinasi dengan terapu oksigen)

9. z
TERAPI CAIRAN PERIOPERATIF
 TERAPI CAIRAN PRABEDAH
 TERAPI CAIRAN INTRAOPERATIF
 TERAPI CAIRAN PASCA BEDAH

10. z
PRINSIP PEMBERIAN CAIRAN PASCA
BEDAH
 Pasien yang diperbolehkan makan/minum pasca bedah 
cairan maintanance
 Pasien puasa < 3 hari  cairan nutrisi dasar (air, elektrolit,
karbohidrat, asam amino esensial)
 Pasien puasa > 3 hari  cairan nutrisi + emulsi lemak
 Status nutrisi pra bedah buruk  nutrisi parenteral total

11. z
JALUR PEMBERIAN TERAPI CAIRAN
 KANULASI VENA PERIFER
 Terapi cairan maintanance dalam waktu singkat
 Terapi cairan pengganti dalam keadaan darurat
 Terapi obat intravena kontinu
 KANULASI VENA SENTRAL
 Pemberian jangka panjang (vena subklavia atau vena jugularis interna)
 Jalur pintas terapi cairan pada keadaan darurat  vena perifer sulit
diidentifikasi
 Pemasangan alat pemacu jantung

12. z

13. z

14. z

16. z

17. z

18. z

19. z

20. z
KRISTALOID VS KOLOID

21. z

22. z

23. z

24. z

25. z

26. z

27. z

28. z

29. z

30. z

31. z

32. z

33. z

34. z

35. z

36. z

37. z

38. z

39. z
TERIMA KASIH