SlideShare a Scribd company logo
INTENSIVE CARE I
Modul
Pembimbing:
Dr. dr. Andy Nugroho, Sp.An, M.Kes
Dipresentasikan Oleh
Adiptya Cahya Mahendra (CY)
Ageng Sunjoyo (EG)
Asaduddien Faras (UD)
Dimas Yuliar Sevanto (SV)
Enrico Jonathan hartono (RJ)
Rizki Dunniroh Kaukaba (KK)
Taufiqurrochman Nur Amin (TX)
Tito Ramadhani (OI)
Intensive Care Unit
DEFINISI OPERASIONAL
An intensive care unit (ICU) is an area of a hospital that
provides aggressive therapy using state-of-the-art technology
and both invasive and noninvasive monitoring for critically ill
and high-risk patients.
ICU Admission Prioritizing Framework
Respiratory Failure
Gagal nafas
Ketidakmampuan system respirasi dalam mengantarkan O2 dan
mengeliminasi CO2 secara efektif.
Gagal nafas berdasarkan parameter pertukaran gas:
- Hypoxemic respiratory failure: PaO2 < 55 mmHg
- Hypercapnic respiratory failure: PaCO2 > 45 mmHg
Akut atau Kronis?
Akut Kronis
Gejala Signs of distress -
Hiperkapnia
PCO2: pH
10: 0.08 10: 0.03
Hipoksemia - polisitemia
Acute on Chronic?
Hipoxemic Respiratory Failure
Extrapulmonary Causes
1. Low oxygen environment  high altitude, usually above 8000 feet
2. Low Mixed Vein Oxygen
Intrapulmonary Causes
1. Shunt  perfusion without accompanying ventilation.
2. Ventilation Perfusion Mismatch
3. Pneumonia
4. Cardiogenic pulmonary edema and Congestive Heart Failure
5. NonCardiogenic pulmonary edema and Congestive Heart Failure
6. Diffusion Abormalities
7. Hipovenilaton
Klasifikasi Hipoksia (Butterworth 2022)
Hypercapnic Respiratory Failure
Hypercapnic Respiratory Failure From States of Low Ventilation
1. Secondary Hypoventilation (Fatigue)
2. Primary Hypoventilation  elevated bicarbonate or a compensated
respiratory acidosis
3. Central Nervous System Disorders  sedating drug, brain injuries
4. Motor Neuron Problems  spinal cord injuries
5. Respiratory Muscle Dysfunction  hipophospatemia, hipokalemia
Hypercapnic Respiratory Failure From Increased Dead Space
 Increase MV  increase RR shorter expiratory time  more air
trapping
Evaluation of
the patient
with
respiratory
distress
Ventilasi
Mekanik
Ventilasi Mekanik (Butterworth
2022)
Indikasi utama memulai ventilasi
mekanik
1. Untuk membantu oksigenasi  memperbaiki hantaran oksigen dan
mengurangi konsumsi oksigen
2. Membantu bersihan CO2
3. Mengurangi kerja pernapasan membantu atau mengistirahatkan
otot pernapasan
Indikasi utama memulai
ventilasi mekanik
Gagal napas yang nyata atau mengancam
 Oksigenasi yang tidak adekwat
 Ventilasi yang tidak adekwat
Tanda-Tanda Klinis
 Rr > 30
 VT < 4 ml/Kg PBW
 PaO2 < 60
 pH < 7.25
 Respiratory Distress
Membantu oksigenasi
 Memerlukan penilaian keseimbangan antara hantaran O2 dan
Konsumsi O2
 Hantaran O2 dapat dihitung:
DO2 = CO x SaO2 x 1.34 x Hb
 Hb, SaO2, CO  denyut Nadi dan kecukupan volume Nadi 
perkiraan kasar
 Menilai Konsumsi O2 secara kasar: aktivitas otot (menggigil, gelisah,
baik), demam, kerja pernapasan (nasal flaring, dinding dada gerak
paradoks, variasi gelombang CVP yg besar)  peningkatan demand
O2
O2 Supply - Demand
 Peningkatan kadar serum laktat  hantaran O2 tidak mencukupi
permintaan Jaringan thd O2 (metabolisme anaerob)
 Rendahnya ScvO2  ScvO2 yang normal atau tinggi tidak
menggambarkan suplai O2 yang kurang, pada kondisi seperti sepsis
Balancing O2 Demand-Supply
 Mengurangi demand O2: mendinginkan pasien yg panas,
mengurangi kerja pernapasan (nebulasi pd pasien asma, sedasi,
paralisis ataupun analgesia)
 Meningkatkan hantaran O2: suplemental O2, PEEP, manuver
recruitment, meningkatkan Hb, meningkatkan CO (cairan/ inotropik)
Empat Elemen Utama MV
 Sumber gas bertekanan (O2 dan Air)
 Katup inspiratorik, katup ekspiratorik dan sirkuit ventilator
 Sistem kontrol, termasuk panel kontrol, monitoring dan alarm
 Sistem untuk merasakan ketika pasien mencoba bernapas
Setting Preorder MV
Pilih parameter yang akan digunakan
1. Mode
2. VolumE Tidal
3. Rate
4. FiO2
5. PEEP
Kontrol
Ventilasi
Kontrol Oksigenasi
Volume assist/control (A/C) mode
Pressure assist/ control (A/C) mode
Pengaturan:
a) Inspiratory pressure (pressure control)
b) Rate
c) Ti (or I:E)
d) Patient trigger type and sensitivity
e) PEEP
f) FiO2
g) Rise time (possibly).
Pressure support ventilation (PSV) mode
Pengaturan:
a) Inspiratory pressure (also known as
pressure support)
b) Patient trigger type and sensitivity
c) PEEP
d) FiO2
e) Flow cycling criteria
f) Rise time (possibly).
1. Hanya untuk pasien napas aktif
2. Harus mengaktifkan apnoue
(back-up) ventilation
Setting awal ventilator
 Pada umumnya frekuensi pernafasan diset 10-12 kali permenit dan
volume tidal 8-10 mL/kg.
 VT lebih rendah (6-8 mL/kg) mungkin dibutuhkan untuk menghindari
plateau pressure berlebih (> 35-40 cmH20), barotrauma dan volume
trauma
 Pasien dengan nafas spontan SIMV harus bisa mengatasi resistensi
tambahan karena adanya ETT, demand valve, dan sirkuit nafas.
 Pada orang dewasa, ukuran ETT kecil (diameter internal < 7 mm)
sebaiknya mungkin dihindari. Penggunaan pressure support 5-15 cmH2O
selama SIMV dapat mengkompensasi resistensi dari ETT dan sirkuit.
 Penambahan PEEP 5-8 cmH2O selama ventilasi tekanan positif dapat
mempertahankan FRC dan pertukaran gas.
Kriteria mekanik untuk proses weaning /
ekstubasi(Butterworth 2022)
Nutrisi
Algoritma PN
Muhammad Husni Thamrin 44
Apakah jalur Usus berfungsi?
Jalur usus tidak bisa digunakan
(produksi NGT> 500mg, syok
septik sudah teratasi dengan
source control dan AB
Apakah pasien Malnutrisi?
Yes (BMI < 18kg/m2), Nutric
Score = 6 (High risk)
Indikasi Kuat untuk memulai PN
dalam 24-48 jam
Nutrisi enteral
 Pemberian nutrisi enteral adalah cara pemberian nutrisi
melalui selang menuju saluran cerna., yaitu nasogastric tube,
orogastric tube, naso-duodenal tube, gastrostomi, jejunostami,
dan ileostomi.
 Keuntungan cara ini adalah integritas dan morfologi mukosa
usus tetap terjaga, mengurangi resiko translokasi bakteri,
murah dan mudah.
 Pemberian nutrisi enteral intermitten, artinya nutrisi diberikan
bertahap beberapa kali perhari. Biasanya satu kali pemberian
dilakukan dalam 20-30 menit menggunakan syringe pump
atau feeding bag.
 Masalah yang sering timbul dengan nutrisi enteral adalah
diare, retensi lambung dan residu gaster,aspirasi.
Nutrisi Parenteral
 Cara pemberian nutrisi parenteral adalah pemberian nutrisi langsung ke
pembuluh vena. Pemberian nutrisi ini dibagi dalam 2 bagian, yaitu nutrisi
parenteral perifer dan nutrisi perenteral total (TPN).
 Syarat pemberian nutrisi parenteral adalah hemodinamik pasien dalam
kondisi stabil. Pada pemberian TPN sebaiknya melalui CVC karena
osmolaritas sediaan biasanya cukup tinggi.
 Indikasi TPN adalah apabila saluran cerna mengalami obstruksi, atau
saluran cerna tidak berfungsi.
 Pemberian TPN memerlukan perhitungan komposisi yang lebih sulit
karena harus menyesuaikan antara volume cairan dan kandungan nutrisi
didalamnya.
Nutrisi Parenteral
 Komplikasi yang terjadi disebabkan oleh faktor CVC atau komposisi
nutrien. Komplikasi yang berkaitan dengan komposisi yang tidak
adekuat adalah hiperglikemi, hipoglikemi, hipertrigliserid, asidosis
metabolik, dan gangguan elektrolit.
 Monitoring pemberian nutrisi penting untuk meminimalkan
komplikasi yang timbul. Hiperglikemi dapat timbul karena tetesan
infus terlalu cepat, dapat diatasi dengan mengurangi kecepatan
tetesan. Apabila pasien mengalami sepsis, bisa diberikan insulin drip
dan mengatasi sepsisnya.
SEPSIS
The sepsis 3 definition
 A life threatening organ dysfunction caused by a deregulated host
response to infection
 Incidence: in 2013, an estimated 1.6 million cases with more than
258000 death
Pathogenesis
 Host – pathogen – environment
 Initiation of acute inflammatory response
 End organ damage
Associated microorganism:
- Gram positive (65%)
- Gram negative (25%)
- Fungi (9%)
Most common primary source of infection: Pneumonia
Sequentian (Septic related)
Organ Failure Asessment
Highlights of SSC Guidelines
Initial Resuscitation
- Completed within 3 of identification
- Individualized resuscitation goals using combination of focused bedside
ultrasonography, lactate, base deficit while addressing the adequacy of
fluid resuscitation
Culture and Broad Spectrum Antibiotics
- Within 3 h (ideally within 1 h)
- Empiric therapy using a combination of antibiotics against all likely
pathogens in specific clinical situation
- Source control
Highlights of SSC Guidelines
Hemodynamic support
- Type of fluid:
- RL than NS
- No HES
- Keep Albumin level > 3 gm% in septic shock
- Vasopressor and inotropes
Highlights of SSC Guidelines
Adjuntive Therapy within the First 24 H
- Bicarbonate Therapy  if the serum pH is < 7.15 in hypoperfusion –
induced lactic acidosis
- Blood Product Administration
- Targeted Hb 7 - 9 g/dL
- FFP if the patient is bleeding
- Glucose  < 180 mg/dL
- MV of Sepsis Induced ALI or ARDS
- Steroids  consider in refractory shock
- Consideration for Limitation of Support
Brain Death
Mati Batang Otak
 Mati batang otak didefinisikan sebagai terhentinya seluruh fungsi
otak yang bersifat permanen (irreversible).
 Fungsi medulla spinalis di bawah C1 mungkin masih ada.
 Menegakkan diagnosis mati batang otak akan mengurangi beban
keluarga dan kecemasan akan harapan kesembuhan yang tidak tentu;
hal ini juga lebih menghemat sumber daya medis dan berpotensi
sebagai donor organ transplantasi.
(Butterworth 2022)
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to R5- MODUL INTENSIVE CARE.pptx

Tatalaksana COVID-19 in Hospital emergency.pptx
Tatalaksana COVID-19 in Hospital emergency.pptxTatalaksana COVID-19 in Hospital emergency.pptx
Tatalaksana COVID-19 in Hospital emergency.pptx
rizka33938
 
Setting awal venti untuk tentiran.pdf
Setting awal venti untuk tentiran.pdfSetting awal venti untuk tentiran.pdf
Setting awal venti untuk tentiran.pdf
IvanVeriswan
 
Case report anestesi
Case report anestesiCase report anestesi
Case report anestesi
Ghea Pradana
 
Materi 5 Askep PPOK.pptx
Materi 5 Askep PPOK.pptxMateri 5 Askep PPOK.pptx
Materi 5 Askep PPOK.pptx
Yudiatma1
 
Asuhan keperawatan TBC dan Instruksi Kerja Transfusi Darah
Asuhan keperawatan TBC dan Instruksi Kerja Transfusi Darah Asuhan keperawatan TBC dan Instruksi Kerja Transfusi Darah
Asuhan keperawatan TBC dan Instruksi Kerja Transfusi Darah
nanda yudip
 
referat emma judul syok anafilaktik dan penanganannya
referat emma judul syok anafilaktik dan penanganannyareferat emma judul syok anafilaktik dan penanganannya
referat emma judul syok anafilaktik dan penanganannya
sunallfinger1
 
ventilator.ppt
ventilator.pptventilator.ppt
ventilator.ppt
SuperKitkat
 
Updated National Early Warning Score System versi 2 2018
Updated National Early Warning Score System versi 2 2018Updated National Early Warning Score System versi 2 2018
Updated National Early Warning Score System versi 2 2018
Eri Yanuar Akhmad B Sunaryo
 
Standard of Post Anesthesia Care Unitpptx
Standard of Post Anesthesia Care UnitpptxStandard of Post Anesthesia Care Unitpptx
Standard of Post Anesthesia Care Unitpptx
AnggitaFatwa1
 
Askep kegawatdaruratan akiba1
Askep kegawatdaruratan akiba1Askep kegawatdaruratan akiba1
Askep kegawatdaruratan akiba1
sharklasers22
 
MAKALAH PEMBERIAN OKSIGEN
 MAKALAH PEMBERIAN OKSIGEN  MAKALAH PEMBERIAN OKSIGEN
MAKALAH PEMBERIAN OKSIGEN
DebyNurulSyafda
 
Ventilasi Mekanis RSUD Asy Syifa' Sumbawa.pptx
Ventilasi Mekanis RSUD Asy Syifa' Sumbawa.pptxVentilasi Mekanis RSUD Asy Syifa' Sumbawa.pptx
Ventilasi Mekanis RSUD Asy Syifa' Sumbawa.pptx
RTISanglah
 
Gagal nafas-final
Gagal nafas-final Gagal nafas-final
Gagal nafas-final
Zaenal Arif
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
GiftaJewela
 
Translatean raiza (1)
Translatean raiza (1)Translatean raiza (1)
Translatean raiza (1)
indriinsan
 
TERAPI OXYGEN PADA PASIEN COVD-19.pptx
TERAPI OXYGEN PADA PASIEN COVD-19.pptxTERAPI OXYGEN PADA PASIEN COVD-19.pptx
TERAPI OXYGEN PADA PASIEN COVD-19.pptx
normam8
 
BOOKREADING SEPSIS.pptx
BOOKREADING SEPSIS.pptxBOOKREADING SEPSIS.pptx
BOOKREADING SEPSIS.pptx
RyanHendri
 
less invasive hemodynamic monitoring
less invasive hemodynamic monitoringless invasive hemodynamic monitoring

Similar to R5- MODUL INTENSIVE CARE.pptx (20)

Tatalaksana COVID-19 in Hospital emergency.pptx
Tatalaksana COVID-19 in Hospital emergency.pptxTatalaksana COVID-19 in Hospital emergency.pptx
Tatalaksana COVID-19 in Hospital emergency.pptx
 
Setting awal venti untuk tentiran.pdf
Setting awal venti untuk tentiran.pdfSetting awal venti untuk tentiran.pdf
Setting awal venti untuk tentiran.pdf
 
Case report anestesi
Case report anestesiCase report anestesi
Case report anestesi
 
Materi 5 Askep PPOK.pptx
Materi 5 Askep PPOK.pptxMateri 5 Askep PPOK.pptx
Materi 5 Askep PPOK.pptx
 
Asuhan keperawatan TBC dan Instruksi Kerja Transfusi Darah
Asuhan keperawatan TBC dan Instruksi Kerja Transfusi Darah Asuhan keperawatan TBC dan Instruksi Kerja Transfusi Darah
Asuhan keperawatan TBC dan Instruksi Kerja Transfusi Darah
 
Ventilasi Mekanik
Ventilasi MekanikVentilasi Mekanik
Ventilasi Mekanik
 
referat emma judul syok anafilaktik dan penanganannya
referat emma judul syok anafilaktik dan penanganannyareferat emma judul syok anafilaktik dan penanganannya
referat emma judul syok anafilaktik dan penanganannya
 
ventilator.ppt
ventilator.pptventilator.ppt
ventilator.ppt
 
Updated National Early Warning Score System versi 2 2018
Updated National Early Warning Score System versi 2 2018Updated National Early Warning Score System versi 2 2018
Updated National Early Warning Score System versi 2 2018
 
Standard of Post Anesthesia Care Unitpptx
Standard of Post Anesthesia Care UnitpptxStandard of Post Anesthesia Care Unitpptx
Standard of Post Anesthesia Care Unitpptx
 
Askep kegawatdaruratan akiba1
Askep kegawatdaruratan akiba1Askep kegawatdaruratan akiba1
Askep kegawatdaruratan akiba1
 
MAKALAH PEMBERIAN OKSIGEN
 MAKALAH PEMBERIAN OKSIGEN  MAKALAH PEMBERIAN OKSIGEN
MAKALAH PEMBERIAN OKSIGEN
 
Syok septik pure
Syok septik pureSyok septik pure
Syok septik pure
 
Ventilasi Mekanis RSUD Asy Syifa' Sumbawa.pptx
Ventilasi Mekanis RSUD Asy Syifa' Sumbawa.pptxVentilasi Mekanis RSUD Asy Syifa' Sumbawa.pptx
Ventilasi Mekanis RSUD Asy Syifa' Sumbawa.pptx
 
Gagal nafas-final
Gagal nafas-final Gagal nafas-final
Gagal nafas-final
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Translatean raiza (1)
Translatean raiza (1)Translatean raiza (1)
Translatean raiza (1)
 
TERAPI OXYGEN PADA PASIEN COVD-19.pptx
TERAPI OXYGEN PADA PASIEN COVD-19.pptxTERAPI OXYGEN PADA PASIEN COVD-19.pptx
TERAPI OXYGEN PADA PASIEN COVD-19.pptx
 
BOOKREADING SEPSIS.pptx
BOOKREADING SEPSIS.pptxBOOKREADING SEPSIS.pptx
BOOKREADING SEPSIS.pptx
 
less invasive hemodynamic monitoring
less invasive hemodynamic monitoringless invasive hemodynamic monitoring
less invasive hemodynamic monitoring
 

Recently uploaded

Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
fitrianakartikasari5
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
MuhammadAuliaKurniaw1
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
Datalablokakalianda
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
gerald rundengan
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
Jumainmain1
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
BayuEkaKurniawan1
 
Panduan pencatatan dan pelaporan PISP diare
Panduan pencatatan dan pelaporan  PISP diarePanduan pencatatan dan pelaporan  PISP diare
Panduan pencatatan dan pelaporan PISP diare
YantariTiyora2
 
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.pptPelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
andiaswindahlan1
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
MuhammadAuliaKurniaw1
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
EmohAsJohn
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
MuhammadAlFarizi88
 
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptxAspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
PutriHanny4
 
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptxsudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
muhammadrezkizanuars
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
nadyahermawan
 
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
kirateraofficial
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
helixyap92
 
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.pptBahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
UmmyKhairussyifa1
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
LyanNurse1
 
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternakPowerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
adevindhamebrina
 

Recently uploaded (19)

Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
 
Panduan pencatatan dan pelaporan PISP diare
Panduan pencatatan dan pelaporan  PISP diarePanduan pencatatan dan pelaporan  PISP diare
Panduan pencatatan dan pelaporan PISP diare
 
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.pptPelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
 
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptxAspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
 
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptxsudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
 
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
 
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.pptBahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
 
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternakPowerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
 

R5- MODUL INTENSIVE CARE.pptx

  • 1. INTENSIVE CARE I Modul Pembimbing: Dr. dr. Andy Nugroho, Sp.An, M.Kes Dipresentasikan Oleh Adiptya Cahya Mahendra (CY) Ageng Sunjoyo (EG) Asaduddien Faras (UD) Dimas Yuliar Sevanto (SV) Enrico Jonathan hartono (RJ) Rizki Dunniroh Kaukaba (KK) Taufiqurrochman Nur Amin (TX) Tito Ramadhani (OI)
  • 3. DEFINISI OPERASIONAL An intensive care unit (ICU) is an area of a hospital that provides aggressive therapy using state-of-the-art technology and both invasive and noninvasive monitoring for critically ill and high-risk patients.
  • 4.
  • 7. Gagal nafas Ketidakmampuan system respirasi dalam mengantarkan O2 dan mengeliminasi CO2 secara efektif. Gagal nafas berdasarkan parameter pertukaran gas: - Hypoxemic respiratory failure: PaO2 < 55 mmHg - Hypercapnic respiratory failure: PaCO2 > 45 mmHg
  • 8. Akut atau Kronis? Akut Kronis Gejala Signs of distress - Hiperkapnia PCO2: pH 10: 0.08 10: 0.03 Hipoksemia - polisitemia Acute on Chronic?
  • 9. Hipoxemic Respiratory Failure Extrapulmonary Causes 1. Low oxygen environment  high altitude, usually above 8000 feet 2. Low Mixed Vein Oxygen Intrapulmonary Causes 1. Shunt  perfusion without accompanying ventilation. 2. Ventilation Perfusion Mismatch 3. Pneumonia 4. Cardiogenic pulmonary edema and Congestive Heart Failure 5. NonCardiogenic pulmonary edema and Congestive Heart Failure 6. Diffusion Abormalities 7. Hipovenilaton
  • 10.
  • 12. Hypercapnic Respiratory Failure Hypercapnic Respiratory Failure From States of Low Ventilation 1. Secondary Hypoventilation (Fatigue) 2. Primary Hypoventilation  elevated bicarbonate or a compensated respiratory acidosis 3. Central Nervous System Disorders  sedating drug, brain injuries 4. Motor Neuron Problems  spinal cord injuries 5. Respiratory Muscle Dysfunction  hipophospatemia, hipokalemia Hypercapnic Respiratory Failure From Increased Dead Space  Increase MV  increase RR shorter expiratory time  more air trapping
  • 16. Indikasi utama memulai ventilasi mekanik 1. Untuk membantu oksigenasi  memperbaiki hantaran oksigen dan mengurangi konsumsi oksigen 2. Membantu bersihan CO2 3. Mengurangi kerja pernapasan membantu atau mengistirahatkan otot pernapasan
  • 17. Indikasi utama memulai ventilasi mekanik Gagal napas yang nyata atau mengancam  Oksigenasi yang tidak adekwat  Ventilasi yang tidak adekwat Tanda-Tanda Klinis  Rr > 30  VT < 4 ml/Kg PBW  PaO2 < 60  pH < 7.25  Respiratory Distress
  • 18. Membantu oksigenasi  Memerlukan penilaian keseimbangan antara hantaran O2 dan Konsumsi O2  Hantaran O2 dapat dihitung: DO2 = CO x SaO2 x 1.34 x Hb  Hb, SaO2, CO  denyut Nadi dan kecukupan volume Nadi  perkiraan kasar  Menilai Konsumsi O2 secara kasar: aktivitas otot (menggigil, gelisah, baik), demam, kerja pernapasan (nasal flaring, dinding dada gerak paradoks, variasi gelombang CVP yg besar)  peningkatan demand O2
  • 19. O2 Supply - Demand  Peningkatan kadar serum laktat  hantaran O2 tidak mencukupi permintaan Jaringan thd O2 (metabolisme anaerob)  Rendahnya ScvO2  ScvO2 yang normal atau tinggi tidak menggambarkan suplai O2 yang kurang, pada kondisi seperti sepsis
  • 20. Balancing O2 Demand-Supply  Mengurangi demand O2: mendinginkan pasien yg panas, mengurangi kerja pernapasan (nebulasi pd pasien asma, sedasi, paralisis ataupun analgesia)  Meningkatkan hantaran O2: suplemental O2, PEEP, manuver recruitment, meningkatkan Hb, meningkatkan CO (cairan/ inotropik)
  • 21. Empat Elemen Utama MV  Sumber gas bertekanan (O2 dan Air)  Katup inspiratorik, katup ekspiratorik dan sirkuit ventilator  Sistem kontrol, termasuk panel kontrol, monitoring dan alarm  Sistem untuk merasakan ketika pasien mencoba bernapas
  • 22. Setting Preorder MV Pilih parameter yang akan digunakan 1. Mode 2. VolumE Tidal 3. Rate 4. FiO2 5. PEEP Kontrol Ventilasi Kontrol Oksigenasi
  • 23.
  • 24.
  • 25.
  • 26.
  • 27.
  • 28.
  • 30. Pressure assist/ control (A/C) mode Pengaturan: a) Inspiratory pressure (pressure control) b) Rate c) Ti (or I:E) d) Patient trigger type and sensitivity e) PEEP f) FiO2 g) Rise time (possibly).
  • 31. Pressure support ventilation (PSV) mode Pengaturan: a) Inspiratory pressure (also known as pressure support) b) Patient trigger type and sensitivity c) PEEP d) FiO2 e) Flow cycling criteria f) Rise time (possibly). 1. Hanya untuk pasien napas aktif 2. Harus mengaktifkan apnoue (back-up) ventilation
  • 32. Setting awal ventilator  Pada umumnya frekuensi pernafasan diset 10-12 kali permenit dan volume tidal 8-10 mL/kg.  VT lebih rendah (6-8 mL/kg) mungkin dibutuhkan untuk menghindari plateau pressure berlebih (> 35-40 cmH20), barotrauma dan volume trauma  Pasien dengan nafas spontan SIMV harus bisa mengatasi resistensi tambahan karena adanya ETT, demand valve, dan sirkuit nafas.  Pada orang dewasa, ukuran ETT kecil (diameter internal < 7 mm) sebaiknya mungkin dihindari. Penggunaan pressure support 5-15 cmH2O selama SIMV dapat mengkompensasi resistensi dari ETT dan sirkuit.  Penambahan PEEP 5-8 cmH2O selama ventilasi tekanan positif dapat mempertahankan FRC dan pertukaran gas.
  • 33.
  • 34.
  • 35.
  • 36.
  • 37.
  • 38.
  • 39. Kriteria mekanik untuk proses weaning / ekstubasi(Butterworth 2022)
  • 41.
  • 42.
  • 43.
  • 44. Algoritma PN Muhammad Husni Thamrin 44 Apakah jalur Usus berfungsi? Jalur usus tidak bisa digunakan (produksi NGT> 500mg, syok septik sudah teratasi dengan source control dan AB Apakah pasien Malnutrisi? Yes (BMI < 18kg/m2), Nutric Score = 6 (High risk) Indikasi Kuat untuk memulai PN dalam 24-48 jam
  • 45. Nutrisi enteral  Pemberian nutrisi enteral adalah cara pemberian nutrisi melalui selang menuju saluran cerna., yaitu nasogastric tube, orogastric tube, naso-duodenal tube, gastrostomi, jejunostami, dan ileostomi.  Keuntungan cara ini adalah integritas dan morfologi mukosa usus tetap terjaga, mengurangi resiko translokasi bakteri, murah dan mudah.  Pemberian nutrisi enteral intermitten, artinya nutrisi diberikan bertahap beberapa kali perhari. Biasanya satu kali pemberian dilakukan dalam 20-30 menit menggunakan syringe pump atau feeding bag.  Masalah yang sering timbul dengan nutrisi enteral adalah diare, retensi lambung dan residu gaster,aspirasi.
  • 46. Nutrisi Parenteral  Cara pemberian nutrisi parenteral adalah pemberian nutrisi langsung ke pembuluh vena. Pemberian nutrisi ini dibagi dalam 2 bagian, yaitu nutrisi parenteral perifer dan nutrisi perenteral total (TPN).  Syarat pemberian nutrisi parenteral adalah hemodinamik pasien dalam kondisi stabil. Pada pemberian TPN sebaiknya melalui CVC karena osmolaritas sediaan biasanya cukup tinggi.  Indikasi TPN adalah apabila saluran cerna mengalami obstruksi, atau saluran cerna tidak berfungsi.  Pemberian TPN memerlukan perhitungan komposisi yang lebih sulit karena harus menyesuaikan antara volume cairan dan kandungan nutrisi didalamnya.
  • 47. Nutrisi Parenteral  Komplikasi yang terjadi disebabkan oleh faktor CVC atau komposisi nutrien. Komplikasi yang berkaitan dengan komposisi yang tidak adekuat adalah hiperglikemi, hipoglikemi, hipertrigliserid, asidosis metabolik, dan gangguan elektrolit.  Monitoring pemberian nutrisi penting untuk meminimalkan komplikasi yang timbul. Hiperglikemi dapat timbul karena tetesan infus terlalu cepat, dapat diatasi dengan mengurangi kecepatan tetesan. Apabila pasien mengalami sepsis, bisa diberikan insulin drip dan mengatasi sepsisnya.
  • 49. The sepsis 3 definition  A life threatening organ dysfunction caused by a deregulated host response to infection  Incidence: in 2013, an estimated 1.6 million cases with more than 258000 death
  • 50. Pathogenesis  Host – pathogen – environment  Initiation of acute inflammatory response  End organ damage Associated microorganism: - Gram positive (65%) - Gram negative (25%) - Fungi (9%) Most common primary source of infection: Pneumonia
  • 51.
  • 53. Highlights of SSC Guidelines Initial Resuscitation - Completed within 3 of identification - Individualized resuscitation goals using combination of focused bedside ultrasonography, lactate, base deficit while addressing the adequacy of fluid resuscitation Culture and Broad Spectrum Antibiotics - Within 3 h (ideally within 1 h) - Empiric therapy using a combination of antibiotics against all likely pathogens in specific clinical situation - Source control
  • 54. Highlights of SSC Guidelines Hemodynamic support - Type of fluid: - RL than NS - No HES - Keep Albumin level > 3 gm% in septic shock - Vasopressor and inotropes
  • 55. Highlights of SSC Guidelines Adjuntive Therapy within the First 24 H - Bicarbonate Therapy  if the serum pH is < 7.15 in hypoperfusion – induced lactic acidosis - Blood Product Administration - Targeted Hb 7 - 9 g/dL - FFP if the patient is bleeding - Glucose  < 180 mg/dL - MV of Sepsis Induced ALI or ARDS - Steroids  consider in refractory shock - Consideration for Limitation of Support
  • 57. Mati Batang Otak  Mati batang otak didefinisikan sebagai terhentinya seluruh fungsi otak yang bersifat permanen (irreversible).  Fungsi medulla spinalis di bawah C1 mungkin masih ada.  Menegakkan diagnosis mati batang otak akan mengurangi beban keluarga dan kecemasan akan harapan kesembuhan yang tidak tentu; hal ini juga lebih menghemat sumber daya medis dan berpotensi sebagai donor organ transplantasi. (Butterworth 2022)
  • 58.
  • 59.

Editor's Notes

  1. 2. Rendahnya saturasi oksigen pada darah yang kembali ke paru akibat tingginya ekstraksi oksigen di jaringan. Darah ini seharusnya segera direoxygenated begitu mencapai paru, namun karena ganggugan Oksigenasi di paru, darah bisa saja kembali ke jaringan tidak teroksigenasi penuh.
  2. Diatas C3  komplit paralisis diafragma dan intercostal C3-C5  macem2 bentuknya Dibawah C5  Paralise intercostal, tp diafragma ga papa GBS, MG
  3. Bagaimana ventilasi dihantarkan?: dengan preset pressure atau dengan volume pressure Apakah Ventilasi dihantarkan dengan frekwensi tetap? (control mode), respon terhadap usaha pasien (spontan mode) atau kombinasi (assist control atau spontan-assist)
  4. Which is Better Controlled? Neither is better During patient triggered ventilation: volume ventilation  lung protective, because tidal volume limitation, local overdistention, asynchrony pressure-assisted  better syncrony
  5. Patient ventilator asynchrony  upaya pasien dan bantuan mesin tidak singkron
  6. Which is Better Controlled? Neither is better During patient triggered ventilation: volume ventilation  lung protective, because tidal volume limitation, local overdistention, asynchrony pressure-assisted  better syncrony
  7. Penyapihan dilakukan dengan pengurangan secara gradual level PSV untuk mencapai target volume tidal dan frekuensi nafas. PSV diturunkan levelnya sampai terendah antara 5-8 cmH20, bila target pola nafas dan pertukaran gas dapat dipertahankan, maka ventilasi mekanik dapat dihentikan. (Bersten 2009) Teknik ini dilakukan pada pasien yang memenuhi kriteria PaO2/FiO2 > 200 mmHg, PEEP < 5 cmH20, refleks jalan nafas baik dan tidak memerlukan support obat intotropik atau vasoaktif.
  8. Ada berbagai metode perhitungan energi, namun pada pasien sakit kritis umumnya cukup diberikan 20-30 kcal/kg per hari dengan pertimbangan karena mengalami gangguan metabolisme sel; glukosa dan asam lemak tidak dapat dioksidasi secara sempurna. Kebutuhan energi tersebut dipenuhi dengan komposisi : karbohidrat 30-70%, protein 15-20% (1-2 gr/kg/hari), dan lemak 20-50%. (Szalados 2005)