SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
Download to read offline
Master Plan Di Kabupaten Banyuasin
➢ Latar Belakang Master Plan
Latar belakang Penyusunan Cetak Biru (Master Plan) Pengembangan
Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin secara garis besar adalah Dalam rangka
mewujudkan Visi Kabupaten Banyuasin 2023 di bidang Penanaman Modal yaitu,
"Terwujudnya daya saing penanaman modal untuk menunjang kualitas
perekonomian Banyuasin"
10 langkah menyusun bisnis plan ini mungkin baik untuk anda pertimbangkan untuk
membantu Anda menyelesaikan rencana bisnis yang luar biasa.
1. Tentukan mengapa Anda menulis rencana bisnis tersebut. Apakah karena Anda ingin
mengumpulkan uang? Memperjelas masa depan Anda? Meluncurkan usaha baru?
Mencari mitra strategis? Perencanaan untuk menghancurkan pesaing Anda? Apa pun
alasannya sangat penting untuk mendapatkan komitmen terhadap proses penulisan
rencana bisnis. Persiapkan untuk diri Anda sendiri sebuah paragraf pendek yang
menjelaskan “mengapa Anda menulis rencana bisnis dan mengapa hal itu akan menjadi
besar.”
2. Tentukan gambaran intinya. Sebelum melakukan penelitian dan mencari informasi
informasi, perhatikan rencana bisnis Anda melalui berbagai sudut pandang untung
ruginya untuk mendapatkan gambaran yang pasti. Kunjungi perpustakaan atau toko buku
lokal dan cari beberapa buku rencana bisnis. Dengan wawasan yang luas, menyiapkan
garis besar yang termasuk bagian utama dan subbagian yang Anda percaya akan muncul
dalam rencana bisnis Anda.
3. Cari semua informasi yang terkait dari berbagai sumber. Anda harus menggali informasi
yang sudah tersedia untuk Anda. Anda akan semakin mantap dengan apa yang Anda
temukan dan langkah ini akan membawa Anda maju. Pertimbangkan alat pemasaran
Anda, press release, artikel terkait, jurnal industri, sejarah keuangan, situs web yang
penting dan catatan atau ide-ide Anda yang telah terakumulasi dari waktu ke waktu.
Jangan menilai kualitas informasi ini – hanya mengumpulkan sesuatu yang biasa saja.
Pada titik ini kuantitas dan kualita informasi adalah kuncinya.
4. Cukup ketik! Mulailah mengetik pikiran, gagasan, kata, pertanyaan dan setiap bagian dari
garis besar rencana bisnis Anda. Buat layout kasar di atas kertas dan gambarkan ide Anda.
Jangan terlalu terpaku tentang kalimat lengkap atau tata bahasa yang harus baik, itu
hanya pelengkap saja. Menuliskan ide menuntut pertimbangan lebih lanjut, bagian yang
menyajikan sebuah tantangan dan topik-topik spesifik memerlukan masukan dari orang
lain. Upayakan untuk menempatkan pikiran di bagian paling sesuai rencana bisnis Anda
dan mengatur ulang kerangka kerangkanya jika akan lebih logis menurut Anda.
5. Siapkan draf rencana bisnis Anda.
Sekarang saatnya untuk membuat garis besar, informasi yang berguna dan punya ide-ide
brainstorming Anda dan membentuknya menjadi konsep kasar yang bisa digunakan.
Menyusun seluruh bagian outline rencana, bagian demi bagian dan mulai menulis kalimat
dan paragraf lengkap. Ketika Anda sudah selesai, cetaklah draftnya dan baca beberapa
kali, melakukan revisi ringan jika dianggap perlu. Ketika Anda telah menyelesaikan
langkah ini, Anda sudah benar-benar membuat kemajuan perencanaan bisnis.
6. Lakukan Research. Sekarang waktunya untuk untuk mengumpulkan informasi dan
penelitian untuk mendukung pernyataan yang Anda buat dalam rencana Anda.
Singkatnya, berbicara dengan siapa pun dan semua orang manapun yang mungkin dapat
membantu Anda mengumpulkan informasi untuk rencana bisnis Anda adalah hal yang
bijaksana.
7. Mulai berpikir tentang angka-angka. Dianjurkan untuk mulai mengembangkan format
laporan keuangan pada saat ini. Jika Anda mempersiapkan laporan keuangan Anda pada
tahap ini, Anda memiliki kesempatan yang lebih baik yang mendukung ide dalam
rencana bisnis Anda. Sebagai contoh, jika Anda menyebutkan media pemasaran yang
spesifik di bagian pemasaran Anda, Anda harus menyertakan biaya yang sesuai di suatu
tempat dalam keuangan Anda.
8. Menulis rancangan akhir dan menetapkan biaya.
Kadang-kadang finishing adalah bagian paling sulit menyelesaikan proyek-proyek besar
seperti rencana bisnis. Tapi jika Anda mengikuti langkah-langkah yang mengarah ke hal
ini, kesuksesan tidak akan jauh dari rencana Anda. Hindari kesalahan karena pada tahap
ini sangat penting untuk memeriksa, double-cek hal-hal yang mungkin keliru.
9. Menetapkan tenggang waktu.
Untuk memastikan bahwa Anda menyelesaikan rencana Anda, tetapkan tenggang waktu
untuk diri Anda sendiri dan itu tidak bisa diabaikan. Tentukan berapa lama Anda harus
bekerja membuat rencana bisnis tersebut. Kami menyarankan memanggil beberapa orang
yang Anda hormati untuk menanyakan apakah mereka akan bersedia untuk membaca
rencana Anda dan menawarkan saran-saran. Tetapi jika anda mendatangi seseorang yang
Anda tidak terlalu dekat tetapi mungkin kenalan profesional bukan ide yang baik. Ini
akan lebih sulit dan Anda mungkin akan mendengar jawaban “terlihat bagus bagi saya” –
pada dasarnya membuang-buang waktu bagi Anda.
10. Finishing. Terakhir, siapkan satu halaman ringkasan yang merangkum benang merah dari
keseluruhan rencana bisnis Anda. Cetak rencana tersebut dan ambil waktu yang tenang
dan renungkan sekali lagi. Selamat – Anda harus bangga sudah memiliki rencana bisnis
yang sangat baik. Setelah semua selesai, saatnya untuk bertindak.
Kabupaten Banyuasin sudah memiliki perencanaan pembangunan jangka
panjang dan jangka menengah, serta prioritas pembangunan secara menyeluruh
yang akan dilakukan secara bertahap.Kabupaten Banyuasin juga sudah mempunyai
RTRW yang menjadi penjabaran visi dan misi Kabupaten Banyuasin dalam pengembangan
wilayah.
Dalam upaya untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan
masyarakat, Pemerintah Kabupaten Banyuasin terus menggalakkan penanaman
modal dengan dukungan swasta yang searah dengan tujuan pembangunan serta visi
dan misi, kebijakan dan program Pemerintah Kabupaten Banyuasin.
Mengingat pentingnya peran penanaman modal dalam pencapaian Visi
Kabupaten Banyuasin Tahun 2023 tersebut, maka Pemerintah Kabupaten Banyuasin
melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal
Kabupaten Banyuasin menyiapkan rancangan Cetak Biru (Master Plan) Penanaman
Modal untuk menjadi kerangka acuan/arah kebijakan dalam pembangunan,
khususnya pengembangan penanaman modal di Kabupaten Banyuasin.
Cetak Biru yang disusun merupakan pedoman, arah kebijakan, dan kerangka
acuan pengembangan penanaman modal di Kabupaten Banyuasin yang sudah
disesuaikan dengan RTRW Kabupaten Banyuasin.Sementara itu strategi
pembangunan yang berjalan selama ini lebih banyak menggunakan comparative
advantage, pembangunan yang mengandalkan pada kekayaan sumber daya alam
yang dimiliki.
Padahal negara-negara maju tidak punya comparative advantage, tetapi
mereka mengubahnya menjadi competitive advantage, yaitu menjadikan bagaimana
menghasilkan produk yang biayanya paling efisien dan paling unik dan tidak mudah
ditiru orang lain.Walaupun suatu negara atau suatu daerah mempunyai warisan
sumber daya alam yang luar biasa, tetapi jika tidak diolah dengan baik maka tidak
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara signifikan.
Hal itu karena pada negara-negara maju, mereka tidak punya sumber daya
alam dan tenaga kerja yang jumlahnya luar biasa besar, tetapi kenapa kesejahteraan
mereka lebih baik. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan Porter (1998), yang
menyatakan bahwa comparative advantage tidak berarti banyak dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat bila negara atau daerah tersebut tidak
berhasil meningkatkan competitive advantage dan produktivitasnya.
Munculnya teori competitive advantage tersebut membuat bergesernya
paradigma dalam menerapkan strategi pembangunan ekonomi yang bertumpu
kepada comparative advantage, dari bertumpu sumber daya alam, kepada
competitve advantagedan peningkatan produktivitas.
Menurut Porter (1998) ada tiga tahapan pembangunan. Tahap Pertama, bila
suatu negara atau daerah menggunakan factor driven economic, yaitu hanya
mengandalkan sumber daya alamnya saja untuk melakukan pembangunan. Sumber
daya alam yang ada tersebut diolah secara sederhana, kemudian diekspor.
Sehingga mungkin saja negara atau daerah tersebut justru nanti akan
mengimpor kembali setelah diolah oleh negara lain.
Tahap selanjutnya adalah pembangunan dilakukan dengan melalui invesment
driven economic, yaitu negara menggunakan strategi dengan efisiensi investasi. Pada
tahap ini peningkatan produktivitas dari faktor-faktor sumber daya berasal dari
investasi.Sedangkan tahap ketiga dari pembangunan adalah inovation driven
economic, yaitu suatu kondisi dimana pembangunan dengan menciptakan produk
dan jasa dengan nilai tambah yang lebih tinggi, yang lebih unik, melalui inovasi dan
peningkatan produktivitas akibat persaingan yang tajam melalui cluster.
Tahapan-tahapan dalam pembangunan (Porter 1998) dapat dilihat dalam
gambar dibawah ini.
Kabupaten Banyuasin memiliki peluang investasi yang cukup menarik bagi para
investor dilihat dari keunggulan komparatif wilayah. Dalam perspektif Porter,
comparative advantage saja tidak cukup. Keunggulan komparatif bukan jaminan
satu-satunya untuk menarik investasi.
Pada saat ini variabel yang sangat berpengaruh adalah keunggulan kompetitif.
Suatu daerah yang memiliki keunggulan kompetitif justru mampu menggaet jumlah investasi
lebih besar dalam mendukung pengembangan dan pertumbuhan ekonomi
daerah yang bersangkutan.
Berkaitan dengan Kabupaten Banyuasin, yang sudah memiliki keunggulan
komparatif, maka selayaknya Banyuasin harus memiliki keunggulan kompetitif
sehingga iklim investasi betul-betul menjadi daya tarik khusus bagi para investor
untuk menanamkan investasinya di Kabupaten Banyuasin.
Berdasarkan potensi ekonomi dan daya saing daerah yang ada, Kabupaten
Banyuasin memiliki peluang investasi yang cukup menarik bagi para investor,
terutama jika dilihat dari keunggulan komperatif wilayah.
Dalam rangka mengetahui dan menelurkan butir-butir pemikiran bagi
menciptakan kiat aplikatif daya tarik investasi diperlukan studi yang membahas
bagaimana suatu investasi dapat berkembang efektif secara kondisional yang
dikemas dalam kegiatan “Penyusunan Cetak Biru ( Master Plan) Pengembangan
Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin”.
“Penyusunan Cetak Biru (Master Plan) Pengembangan Penanaman Modal
Kabupaten Banyuasin” tentu saja sangat sesuai dengan teori Porter tentang
competitif advantage, bahwa keunggulan sumber daya alam saja tidak cukup, tetapi
harus ada upaya untuk meningkatkan nilai tambah menjadi lebih tinggi, unik dan
tidak mudah ditiru.Pemahaman dan identifikasi terhadap potensi ekonomi dan daya
saing daerah merupakan tantangan utama dalam pelaksanaan otonomi daerah.
Secara makro, potensi ekonomi daerah biasanya juga menjadi salah satu indikator
daya saing daerah tersebut. Hal itu karena potensi ekonomi suatu daerah akan ikut
membentuk kompleksitas daya saing daerah.
Konsep potensi ekonomi daerah dipahami sebagai salah satu indikator daya
saing daerah. Sedangkan daya saing daerah sendiri mempunyai pengertian yang lebih luas
daripada sekedar potensi ekonomi, karena dalam konsep daya saing
daerah juga termasuk aspek kelembagaan, iklim sosial, iklim politik, kebijakan
pemerintah, manajemen dan sebagainya.
Daya saing suatu daerah dengan daerah yang lain tidaklah sama, karena
masing-masing daerah mempunyai ciri khas dan karakteristik yang menempel sesuai
dengan sumber daya manusia, struktur alam, dan letak geografisnya. Namun daya
saing suatu daerah tersebut merupakan modal dasar bagi pertumbuhan ekonomi,
industri, investasi, penyerapan tenaga kerja, dan pangsa pasar bagi produk-produk
industri, pertanian dan jasa. Daya saing suatu daerah juga akan menggambarkan
kemampuan daerah tersebut dalam memacu pertumbuhan ekonomi,
kemampuannya dalam penyerapan investasi, tenaga kerja, barang, jasa dan
tabungan.
Untuk mengukur daya saing suatu daerah salah satunya adalah dengan
menggunakan indikator potensi ekonomi daerah tersebut. Untuk mengukur potensi
ekonomi daerah salah satunya dapat diukur melalui kinerja perekonomian makro
daerah tersebut. Kinerja perekonomian daerah tersebut biasanya dijabarkan ke
dalam beberapa indikator, antara lain, kinerja sektor perekonomian, nilai tambah,
akumulasi kapital, tingkat konsumsi, tingkat biaya hidup dan kinerja ekspor impor
daerah.
Indikator potensi ekonomi suatu daerah yang diukur berdasarkan kinerja
sektor perekonomian, biasanya dibagi dalam 9 (sembilan) sektor yang terdapat
dalam PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) daerah tersebut. Sembilan sektor
tersebut adalah, sektor pertanian, perkebunan, kehutanan dan perikanan, sektor
pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air
bersih, sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor
pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan jasa perusahaan, dan sektor jasa-jasa.
Untuk mengetahui potensi ekonomi suatu daerah berdasarkan sektor maka
dihitung bagaimana dan seberapa besar sumbangan masing-masing sektor tersebut
terhadap PDRB dan kemampuan masing-masing sektor tersebut dalam menyerap
tenaga kerja. Sektor yang mampu memberikan sumbangan terbesar dan sekaligus
juga sebagai sektor yang dapat melakukan penyerapan tenaga kerja tertinggi, akan
menjadi potensi ekonomi unggulan (ekonomi basis) daerah tersebut.
Untuk mengukur daya saing suatu daerah biasanya menggunakan indikator
ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dan sumber daya manusia yang ada di
daerah tersebut. Indikator IPTEK digunakan untuk mengukur kemampuan daerah
dalam penerapan IPTEK dalam berbagai aktivitas ekonomi sehingga meningkatkan
nilai tambah. Sebab, dari keunggulan kompetitif daerah dapat dibangun nilai
tambahmelalui aplikasi teknologi yang sudah ada secara efisien dan inovatif.
Sedangkan indikator sumber daya manusia juga merupakan daya saing suatu
daerah. Indikator ini digunakan untuk mengukur ketersediaan dan kualitas sumber
daya manusia yang ada di daerah tersebut. Tersedianya angkatan kerja yang besar
dan berkualitas akan meningkatkan daya saing daerah tersebut. Demikian juga
dengan adanya kualitas hidup masyarakat yang tinggi di suatu daerah juga akan
menjadi indikator daya saing daerah tersebut.
Analisis pertumbuhan berdasarkan sektor perekonomian belum mampu
menunjukkan daya saing daerah secara lebih spesifik yang ada pada suatu daerah.
Pasalnya, analisis tentang daya saing daerah berdasarkan kinerja sektor
perekonomian tersebut biasanya baru menghasilkan sektor dan sub sektor yang
menjadi ekonomi basis atau unggulan di suatu daerah.
Memang jika dilakukan analisis berdasarkann data time series yang cukup
panjang, sebenarnya dapat diperoleh sektor atau sub sektor yang benar-benar
menjadi ekonomi (unggulan) suatu daerah, namun sayangnya hal itu belum menunjukkan bidang
usaha dan jenis produk/komoditi yang memang menjadi
potensi ekonomi daerah itu.
Oleh karena itu analisisnya juga harus diturunkan ketingkat bidang usaha dan
jenis produk/komoditi yang dihasilkan oleh sektor atau sub sektor usaha di daerah
tersebut. Sehingga untuk sektor pertanian misalnya, akan diperoleh potensi ekonomi
berdasarkan bidang usaha pertanian dan jenis produk/komoditi pertanian yang
menjadi unggulan dan layak dikembangkan lebih lanjut di daerah tersebut. Demikian
juga halnya untuk sektor industri, perdagangan dan jasa, akan diketahui bidang
usaha industri apa saja dan jenis produk indutri apa yang menjadi potensi ekonomi di
daerah itu. Sehingga pada akhirnya akan diketahui potensi komoditi/bidang usaha
apa saja dan jenis produk apa saja yang layak dikembangkan di daerah tersebut.
Selain pemetaan daya saing daerah setingkat kabupaten, sebenarnya yang
lebih diperlukan dalam operasinalisasi kebijakan pembangunan adalah pemetaan
daya saing yang dapat menggambarkan daya saing pada wilayah yang lebih kecil
yaitu pada tingkat kecamatan atau bahkan desa/kelurahan. Dengan demikian maka
kebijakan dan program pembangunan yang akan diterapkan dan dikembangkan di
daerah tersebut dapat lebih aplikatif dan tepat sasaran. Apalagi jika dihubungkan
dengan kebijakan pengembangan wilayah pertumbuhan ekonomi, maka dengan
adanya pemetaan potensi ekonomi setingkat kecamatan dan desa/kelurahan akan
dapat lebih menggambarkan daya saing di suatu kawasan (wilayah) secara lebih
spesifik.
Keterpaduan antara potensi ekonomi daerah yang ada, yang dipadu dalam
sebuah daya saing daerah, pada akhirnya akan meningkatkan laju dan peluang
investasi di daerah tersebut. Agar keterpaduan potensi ekonomi dan daya saing
daerah tersebut dapat menjadi pemicu masuknya investasi ke suatu daerah, maka
diperlukan adanya perencanaan, program, pencitraan, promosi, dan pemasaran investasi dalam
kegiatan yang lebih mengedepankan hubung kait antar pelaku
pembangunan.
Kabupaten Banyuasin memiliki potensi ekonomi yang sangat beragam yang
berbeda dengan kabupaten/kota lain khususnya di Provinsi Sumatera Selatan.
Kondisi daya saing daerah tersebut harus ditingkatkan terus dari waktu ke waktu,
sehingga pada akhirnya Kabupaten Banyuasin akan memiliki daya saing yang tinggi.
Sedangkan potensi ekonomi yang ada harus dimanfaakan sebaik-baiknya dan
digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Upaya meningkatkan daya
saing dan pemanfaatan potensi ekonomi tersebut, pada wujud nyatanya adalah
masuk dan meningkatnya investasi di Kabupaten Banyuasin.
Pemetaan daya saing daerah akan memberikan informasi kepada stakeholders
mengenai komoditi/produk/jenis usaha yang potensial yang menjadi unggulan
daerah yang dapat dikembangkan. Setiap desa atau kecamatan di Kabupaten
Banyuasin diharapkan memiliki komoditi/produk/jenis usaha unggulan dari berbagai
sektor ekonomi yang patut dan cocok untuk dikembangkan.
Strategi semacam itu mengadopsi dari kesuksesan Thailand melalui program
One Tambon One Product (OTOP), yaitu program pengembangan komoditas
unggulan di suatu daerah (Tambon) yang sukses dalam membantu pengembangan
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Untuk Indonesia, secara nasional
sebenarnya Pemerintah juga sudah mengembangkan konsep One Village One
Product (OVOP).
Berdasarkan kebijakan OVOP tersebut, Pemerintah Kabupaten Banyuasin
dapat lebih fokus untuk memprioritaskan kebijakan melalui pengembangan untuk
melakukan investasi pada komoditas unggulan tertentu di suatu desa atau
kecamatan sebagai upaya untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dalam rangka mengurangi angka/tingkat kemiskinan di daerah. Pada
akhirnya, hal itu pun diharapkan akan meningkatkan nilai investasi dan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal.
➢ Maksud dan Tujuan
a. Maksud
Maksud dilaksanakannya kegiatan “Penyusunan Cetak Biru (Master Plan)
Pengembangan Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin” adalah untuk membuat
perencanaan yang akan menjadi alas kebijakan dalam program-program dan upayaupaya
meningkatkan investasi dan daya saing daerah di Kabupaten Banyuasin.
b. Tujuan
Adapun tujuan dilaksanakannya kegiatan Penyusunan Cetak Biru (Master Plan)
Pengembangan Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin adalah :
1. Menganalisis kebijakan investasi di Kabupaten Banyuasin.
2. Menganalisis daya saing daerah yang ada di Kabupaten Banyuasin.
3. Mengidentifikasi komoditi dan jenis produk yang dapat diandalkan menjadi
unggulan investasi.
4. Menganalisis potensi ekonomi yang ada yang dapat dikembangkan menjadi
peluang-peluang untuk investasi di Kabupaten Banyuasin.
5. Membuat desain kebijakan umum tentang peningkatan investasi dan daya
saing di Kabupaten Banyuasin.
➢ Manfaat/Hasil (Outcome)
Adapun manfaat atau hasil yang diharapkan dari dilaksanakannya Penyusunan
Cetak Biru (Master Plan) Pengembangan Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin
adalah :
1. Tersosialisasinya program-program peningkatan investasi dan daya saing di Kabupaten
Banyuasin.
2. Terjadinya peningkatan daya saing berdasarkan potensi ekonomi yang ada di Kabupaten
Banyuasin.
3. Terjadinya peningkatan investasi berdasarkan potensi ekonomi dan daya saing yang ada
di Kabupaten Banyuasin.
4. Munculnya keterpaduan dalam melaksanakan program meningkatkan investasi dan daya
saing daerah di Kabupaten Banyuasin.
➢ Keluaran Pekerjaan
Keluaran kegiatan Penyusunan Cetak Biru (Master Plan) Pengembangan
Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin adalah sebuah buku laporan kegiatan yang
berisi antara lain :
1. Hasil analisis mengenai kebijakan investasi di Kabupaten Banyuasin.
2. Hasil analisis tentang daya saing daerah yang ada di Kabupaten Banyuasin.
3. Hasil identifikasi komoditi dan jenis produk yang diandalkan menjadi unggulan investasi.
4. Hasil analisis mengenai potensi ekonomi yang ada yang dapat dikembangkan menjadi
peluang-peluang untuk investasi di Kabupaten Banyuasin.
5. Desain kebijakan umum tentang peningkatan investasi dan daya saing di Kabupaten
Banyuasin.
➢ Sasaran Kegiatan
Sasaran kegiatan Penyusunan Cetak Biru (Master Plan) Pengembangan
Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin adalah pelaku usaha UMKM dan besar,
para investor, tenaga kerja dan sumber daya alam (potensi ekonomi) yang ada di
Kabupaten Banyuasin.
➢ Kedudukan Master Plan
Kedudukan Master Plan Pengembangan Penanaman Modal Kabupaten
Banyuasin terhadap produk perencanaan lainnya adalah :
a. Merupakan penjabaran visi dan misi Kabupaten Banyuasin dalam konteks penanaman
modal dengan dukungan rencana tersendiri.
b. Penjabaran RTRW yang berlaku dalam konteks penanaman modal yang menjadi arahan
lokasi pengembangan investasi.
c. Penjabaran dari RPJP (Rencana Pembangunan Jangka Panjang) Kabupaten Banyuasin
dalam konteks penanaman modal.
d. Penjabaran rencana sektor yang terkait dengan penanaman modal.
➢ Lingkup Master Plan
Ruang lingkup Penyusunan Cetak Biru (Master Plan) Pengembangan
Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin adalah :
a. Merupakan rencana yang memadukan penanaman modal dengan aspek
pendukungnya terkait pembangunan infrastruktur, pembangunan sektor
produktif, pembangunan lingkungan, perwilayahan, tata ruang dan aspek
regulasi pendukungnya.
b. Merupakan rencana yang tidak terpisahkan dengan RTRW Kabupaten
Banyuasin, rencana sektor pembangunan dalam lingkup rencana penanaman
modal pendukung visi misi pembangunan Kabupaten Banyuasin.
c. Merupakan implementasi Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang
Penanaman Modal dan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Tata
Ruang.
d. Menjadi perangkat agen pembangunan mewujudkan arah pembangunan
penanaman modal yang produktif namun berdasarkan ketentuan dan arahan
tata ruang.
e. Menjadi perangkat agen pembangunan penanaman modal (dalam hal ini
Bappeda dan PM Kabupaten Banyuasin) untuk menjembatani kepentingan
dunia usaha dan pemerintah melalui pembangunan penanaman modal.
f. Rencana dengan durasi 10 tahun.
➢ Kerangka Pendekatan Master Plan
Kerangka Pendekatan dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Investasi dikategorikan dalam 4 (empat) aspek yakni; investasi dalam konteks
sektor produktif, konteks tata ruang, konteks infrastruktur dan konteks
regulasi/kelembagaan.
b. Investasi ditinjau dari arah kebijakan umum terkait visi dan misi, RTRW, RPJP
dan rencana sektoral yang menjadi arah dan kerangka dalam pengembangan
investasi masa depan dan menjadi dasar dalam penetapan visi misi dan tujuan
investasi.
➢ Substansi Master Plan
Untuk mewujudkan tujuan yang diharapkan dari Master Plan Pengembangan
Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin ini maka substansinya adalah sebagai
berikut :
a. Merupakan rencana yang mempertemukan aspek tata ruang/lingkungan,
sektor kegiatan ekonomi potensial/unggulan, dukungan fasilitas/infrastruktur
dan dukungan aturan main (regulasi, kelembagaan) sesuai tujuan ideal
pembangunan penanaman modal Kabupaten Banyuasin.
b. Berupa arahan pengembangan penanaman modal sektor produktif dengan
dukungan kebijakan energi.
c. Berupa arahan pengembangan lokasi penanaman modal berdasarkan
kesesuaian tata ruang.
d. Berupa arahan pengembangan penanaman modal dengan dukungan
infrastruktur.
e. Berupa arahan dukungan kelembagaan dan regulasi pendukung penanaman
modal.
➢ Ruang Lingkup Pekerjaan
Ruang lingkup dari kegiatan Penyusunan Cetak Biru (Master Plan)
Pengembangan Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin adalah sebagai berikut :
a. Pengumpulan data primer dan sekunder berkaitan dengan kebijakan investasi
di Kabupaten Banyuasin.
b. Pengumpulan data primer dan sekunder tentang daya saing daerah di
Kabupaten Banyuasin.
c. Pengumpulan data primer dan sekunder tentang objek, bentuk dan bidang
usaha, komoditi dan jenis produk yang dapat menjadi unggulan investasi.
d. Pengumpulan data tentang potensi ekonomi yang dapat dikembangkan
menjadi peluang investasi di Kabupaten Banyuasin.
e. Penyusunan kebijakan umum tentang peningkatan investasi dan daya saing di
Kabupaten Banyuasin.
➢ Wilayah Perencanaan
Lokasi pekerjaan Penyusunan Cetak Biru (Master Plan) Pengembangan
Penanaman Modal di Kabupaten Banyuasin adalah 17 ( tujuh belas ) kecamatan yang
ada di Kabupaten Banyuasin.
➢ Pendefinisian Penanaman Modal dan Investasi
Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal
Bab I tentang Ketentuan Umum Pasal I yang dimaksud dengan :
a. Penanaman modal adalah segala bentuk menanam modal, baik oleh penanam
modal dalam negeri maupun penanam modal asing untuk melakukan usaha di
wilayah Negara Republik Indonesia.
b. Penanaman modal dalam negeri adalah kegiatan menanam modal untuk
melakukan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh
penanam modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri.
c. Penanaman modal asing adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan
usaha di wilayah Negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam
modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang
berpatungan dengan penanam modal dalam negeri.
d. Dalam penyusunan laporan kegiatan ini penggunaan kata penanaman modal
dan investasi akan digunakan secara bersamaan tergantung kebutuhan dengan
makna sebanding. Sebutan investasi lebih bersifat umum dan bisa
dikonotasikan pada investasi oleh swasta dan investasi oleh pemerintah.
Sedangkan penanaman modal lebih berkonotasi pada investasi yang dilakukan
swasta yang bertujuan mencari nilai tambah. Sehingga dengan demikian dalam
laporan, kedua istilah tersebut akan digunakan sesuai dengan konteks
persoalannya.
SUMBER
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=5&ved=0ahUKEwjT16
LOjerSAhXBpo8KHcc2AjQQFgg0MAQ&url=http%3A%2F%2Fbappeda.banyuasinkab.go.id%
2Ftampung%2Fdokumen%2Fdokumen-27-
55.pdf&usg=AFQjCNEZM0QU7paF4WFpUSphz1xCOheQFQ&sig2=pBcr3Wg1BkX41tiudoc9
7w&bvm=bv.150120842,d.c2I&cad=rja

More Related Content

Viewers also liked

E government dan penerepannya di kota bandung jawa barat
E government dan penerepannya di kota bandung jawa baratE government dan penerepannya di kota bandung jawa barat
E government dan penerepannya di kota bandung jawa baratJulio Mamesah
 
Tata Kelola TI (IT Governance)
Tata Kelola TI (IT Governance)Tata Kelola TI (IT Governance)
Tata Kelola TI (IT Governance)Julio Mamesah
 
2015 Upload Campaigns Calendar - SlideShare
2015 Upload Campaigns Calendar - SlideShare2015 Upload Campaigns Calendar - SlideShare
2015 Upload Campaigns Calendar - SlideShareSlideShare
 
What to Upload to SlideShare
What to Upload to SlideShareWhat to Upload to SlideShare
What to Upload to SlideShareSlideShare
 
How to Make Awesome SlideShares: Tips & Tricks
How to Make Awesome SlideShares: Tips & TricksHow to Make Awesome SlideShares: Tips & Tricks
How to Make Awesome SlideShares: Tips & TricksSlideShare
 
Getting Started With SlideShare
Getting Started With SlideShareGetting Started With SlideShare
Getting Started With SlideShareSlideShare
 

Viewers also liked (6)

E government dan penerepannya di kota bandung jawa barat
E government dan penerepannya di kota bandung jawa baratE government dan penerepannya di kota bandung jawa barat
E government dan penerepannya di kota bandung jawa barat
 
Tata Kelola TI (IT Governance)
Tata Kelola TI (IT Governance)Tata Kelola TI (IT Governance)
Tata Kelola TI (IT Governance)
 
2015 Upload Campaigns Calendar - SlideShare
2015 Upload Campaigns Calendar - SlideShare2015 Upload Campaigns Calendar - SlideShare
2015 Upload Campaigns Calendar - SlideShare
 
What to Upload to SlideShare
What to Upload to SlideShareWhat to Upload to SlideShare
What to Upload to SlideShare
 
How to Make Awesome SlideShares: Tips & Tricks
How to Make Awesome SlideShares: Tips & TricksHow to Make Awesome SlideShares: Tips & Tricks
How to Make Awesome SlideShares: Tips & Tricks
 
Getting Started With SlideShare
Getting Started With SlideShareGetting Started With SlideShare
Getting Started With SlideShare
 

Similar to Master plan di kabupaten banyuasin

Cara dan Strategi memulai Usaha/Bisnis (Business Plan)
Cara dan Strategi memulai Usaha/Bisnis (Business Plan)Cara dan Strategi memulai Usaha/Bisnis (Business Plan)
Cara dan Strategi memulai Usaha/Bisnis (Business Plan)Fkip Sda7
 
Perencanaan Usaha sangat bagus dalam ilmu ekonomi.ppt
Perencanaan Usaha sangat bagus dalam ilmu ekonomi.pptPerencanaan Usaha sangat bagus dalam ilmu ekonomi.ppt
Perencanaan Usaha sangat bagus dalam ilmu ekonomi.pptnasrulhadi27
 
M1 KB1 - Bisnis Pemasaran
M1 KB1 - Bisnis PemasaranM1 KB1 - Bisnis Pemasaran
M1 KB1 - Bisnis PemasaranPPGHybrid1
 
PB3 - Business Plan 1MB (2).pptx
PB3 - Business Plan 1MB (2).pptxPB3 - Business Plan 1MB (2).pptx
PB3 - Business Plan 1MB (2).pptxHanna320375
 
encana bisnis dalam wirausaha
encana bisnis dalam wirausahaencana bisnis dalam wirausaha
encana bisnis dalam wirausahaDevanz Lustigz
 
Perencanaan Usaha.pptx
Perencanaan Usaha.pptxPerencanaan Usaha.pptx
Perencanaan Usaha.pptxssuserb7d229
 
Presentation manjemen farmasi tentang anggran perusahan
Presentation manjemen farmasi tentang anggran perusahanPresentation manjemen farmasi tentang anggran perusahan
Presentation manjemen farmasi tentang anggran perusahanHealth
 
Entrepreneur Way #13 - November 2015
Entrepreneur Way #13 - November 2015Entrepreneur Way #13 - November 2015
Entrepreneur Way #13 - November 2015UCEO
 
Pentingnya menyusun business plan
Pentingnya menyusun business planPentingnya menyusun business plan
Pentingnya menyusun business planHermanto Sardan
 
Chapter 4 perencanaan bisnis
Chapter 4   perencanaan bisnisChapter 4   perencanaan bisnis
Chapter 4 perencanaan bisnistellstptrisakti
 
Budgeting for planning and control Celine (1642069) - Akuntansi Manajemen
Budgeting for planning and control   Celine (1642069) - Akuntansi ManajemenBudgeting for planning and control   Celine (1642069) - Akuntansi Manajemen
Budgeting for planning and control Celine (1642069) - Akuntansi ManajemenCeline Lin
 
perencanaan usaha Kewirausahaan dikalangan anak muda.pptx
perencanaan usaha Kewirausahaan dikalangan anak muda.pptxperencanaan usaha Kewirausahaan dikalangan anak muda.pptx
perencanaan usaha Kewirausahaan dikalangan anak muda.pptxGaulLemburTamada
 
Materi Kuliah Kewirausahaan #4 ss.pdf
Materi Kuliah Kewirausahaan #4 ss.pdfMateri Kuliah Kewirausahaan #4 ss.pdf
Materi Kuliah Kewirausahaan #4 ss.pdfdhikmatlm
 

Similar to Master plan di kabupaten banyuasin (20)

Cara dan Strategi memulai Usaha/Bisnis (Business Plan)
Cara dan Strategi memulai Usaha/Bisnis (Business Plan)Cara dan Strategi memulai Usaha/Bisnis (Business Plan)
Cara dan Strategi memulai Usaha/Bisnis (Business Plan)
 
Bab
BabBab
Bab
 
Perencanaan Bisnis
Perencanaan BisnisPerencanaan Bisnis
Perencanaan Bisnis
 
Rencana bisnis
Rencana bisnisRencana bisnis
Rencana bisnis
 
Perencanaan Usaha sangat bagus dalam ilmu ekonomi.ppt
Perencanaan Usaha sangat bagus dalam ilmu ekonomi.pptPerencanaan Usaha sangat bagus dalam ilmu ekonomi.ppt
Perencanaan Usaha sangat bagus dalam ilmu ekonomi.ppt
 
M1 KB1 - Bisnis Pemasaran
M1 KB1 - Bisnis PemasaranM1 KB1 - Bisnis Pemasaran
M1 KB1 - Bisnis Pemasaran
 
PB3 - Business Plan 1MB (2).pptx
PB3 - Business Plan 1MB (2).pptxPB3 - Business Plan 1MB (2).pptx
PB3 - Business Plan 1MB (2).pptx
 
encana bisnis dalam wirausaha
encana bisnis dalam wirausahaencana bisnis dalam wirausaha
encana bisnis dalam wirausaha
 
PERENCAAN BISNIS
PERENCAAN BISNISPERENCAAN BISNIS
PERENCAAN BISNIS
 
Perencanaan Usaha.pptx
Perencanaan Usaha.pptxPerencanaan Usaha.pptx
Perencanaan Usaha.pptx
 
Presentation manjemen farmasi tentang anggran perusahan
Presentation manjemen farmasi tentang anggran perusahanPresentation manjemen farmasi tentang anggran perusahan
Presentation manjemen farmasi tentang anggran perusahan
 
Entrepreneur Way #13 - November 2015
Entrepreneur Way #13 - November 2015Entrepreneur Way #13 - November 2015
Entrepreneur Way #13 - November 2015
 
Pentingnya menyusun business plan
Pentingnya menyusun business planPentingnya menyusun business plan
Pentingnya menyusun business plan
 
Chapter 4 perencanaan bisnis
Chapter 4   perencanaan bisnisChapter 4   perencanaan bisnis
Chapter 4 perencanaan bisnis
 
Rancangan perniagaan
Rancangan perniagaanRancangan perniagaan
Rancangan perniagaan
 
Budgeting for planning and control Celine (1642069) - Akuntansi Manajemen
Budgeting for planning and control   Celine (1642069) - Akuntansi ManajemenBudgeting for planning and control   Celine (1642069) - Akuntansi Manajemen
Budgeting for planning and control Celine (1642069) - Akuntansi Manajemen
 
perencanaan usaha Kewirausahaan dikalangan anak muda.pptx
perencanaan usaha Kewirausahaan dikalangan anak muda.pptxperencanaan usaha Kewirausahaan dikalangan anak muda.pptx
perencanaan usaha Kewirausahaan dikalangan anak muda.pptx
 
Makalah pengantar manajemen
Makalah pengantar manajemenMakalah pengantar manajemen
Makalah pengantar manajemen
 
Materi Kuliah Kewirausahaan #4 ss.pdf
Materi Kuliah Kewirausahaan #4 ss.pdfMateri Kuliah Kewirausahaan #4 ss.pdf
Materi Kuliah Kewirausahaan #4 ss.pdf
 
Business plan
Business planBusiness plan
Business plan
 

Recently uploaded

ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxmuhammadkausar1201
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfwalidumar
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 

Recently uploaded (20)

ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 

Master plan di kabupaten banyuasin

  • 1. Master Plan Di Kabupaten Banyuasin ➢ Latar Belakang Master Plan Latar belakang Penyusunan Cetak Biru (Master Plan) Pengembangan Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin secara garis besar adalah Dalam rangka mewujudkan Visi Kabupaten Banyuasin 2023 di bidang Penanaman Modal yaitu, "Terwujudnya daya saing penanaman modal untuk menunjang kualitas perekonomian Banyuasin" 10 langkah menyusun bisnis plan ini mungkin baik untuk anda pertimbangkan untuk membantu Anda menyelesaikan rencana bisnis yang luar biasa. 1. Tentukan mengapa Anda menulis rencana bisnis tersebut. Apakah karena Anda ingin mengumpulkan uang? Memperjelas masa depan Anda? Meluncurkan usaha baru? Mencari mitra strategis? Perencanaan untuk menghancurkan pesaing Anda? Apa pun alasannya sangat penting untuk mendapatkan komitmen terhadap proses penulisan rencana bisnis. Persiapkan untuk diri Anda sendiri sebuah paragraf pendek yang menjelaskan “mengapa Anda menulis rencana bisnis dan mengapa hal itu akan menjadi besar.” 2. Tentukan gambaran intinya. Sebelum melakukan penelitian dan mencari informasi informasi, perhatikan rencana bisnis Anda melalui berbagai sudut pandang untung ruginya untuk mendapatkan gambaran yang pasti. Kunjungi perpustakaan atau toko buku lokal dan cari beberapa buku rencana bisnis. Dengan wawasan yang luas, menyiapkan garis besar yang termasuk bagian utama dan subbagian yang Anda percaya akan muncul dalam rencana bisnis Anda. 3. Cari semua informasi yang terkait dari berbagai sumber. Anda harus menggali informasi yang sudah tersedia untuk Anda. Anda akan semakin mantap dengan apa yang Anda temukan dan langkah ini akan membawa Anda maju. Pertimbangkan alat pemasaran Anda, press release, artikel terkait, jurnal industri, sejarah keuangan, situs web yang penting dan catatan atau ide-ide Anda yang telah terakumulasi dari waktu ke waktu. Jangan menilai kualitas informasi ini – hanya mengumpulkan sesuatu yang biasa saja. Pada titik ini kuantitas dan kualita informasi adalah kuncinya. 4. Cukup ketik! Mulailah mengetik pikiran, gagasan, kata, pertanyaan dan setiap bagian dari garis besar rencana bisnis Anda. Buat layout kasar di atas kertas dan gambarkan ide Anda. Jangan terlalu terpaku tentang kalimat lengkap atau tata bahasa yang harus baik, itu hanya pelengkap saja. Menuliskan ide menuntut pertimbangan lebih lanjut, bagian yang menyajikan sebuah tantangan dan topik-topik spesifik memerlukan masukan dari orang lain. Upayakan untuk menempatkan pikiran di bagian paling sesuai rencana bisnis Anda dan mengatur ulang kerangka kerangkanya jika akan lebih logis menurut Anda. 5. Siapkan draf rencana bisnis Anda. Sekarang saatnya untuk membuat garis besar, informasi yang berguna dan punya ide-ide brainstorming Anda dan membentuknya menjadi konsep kasar yang bisa digunakan. Menyusun seluruh bagian outline rencana, bagian demi bagian dan mulai menulis kalimat
  • 2. dan paragraf lengkap. Ketika Anda sudah selesai, cetaklah draftnya dan baca beberapa kali, melakukan revisi ringan jika dianggap perlu. Ketika Anda telah menyelesaikan langkah ini, Anda sudah benar-benar membuat kemajuan perencanaan bisnis. 6. Lakukan Research. Sekarang waktunya untuk untuk mengumpulkan informasi dan penelitian untuk mendukung pernyataan yang Anda buat dalam rencana Anda. Singkatnya, berbicara dengan siapa pun dan semua orang manapun yang mungkin dapat membantu Anda mengumpulkan informasi untuk rencana bisnis Anda adalah hal yang bijaksana. 7. Mulai berpikir tentang angka-angka. Dianjurkan untuk mulai mengembangkan format laporan keuangan pada saat ini. Jika Anda mempersiapkan laporan keuangan Anda pada tahap ini, Anda memiliki kesempatan yang lebih baik yang mendukung ide dalam rencana bisnis Anda. Sebagai contoh, jika Anda menyebutkan media pemasaran yang spesifik di bagian pemasaran Anda, Anda harus menyertakan biaya yang sesuai di suatu tempat dalam keuangan Anda. 8. Menulis rancangan akhir dan menetapkan biaya. Kadang-kadang finishing adalah bagian paling sulit menyelesaikan proyek-proyek besar seperti rencana bisnis. Tapi jika Anda mengikuti langkah-langkah yang mengarah ke hal ini, kesuksesan tidak akan jauh dari rencana Anda. Hindari kesalahan karena pada tahap ini sangat penting untuk memeriksa, double-cek hal-hal yang mungkin keliru. 9. Menetapkan tenggang waktu. Untuk memastikan bahwa Anda menyelesaikan rencana Anda, tetapkan tenggang waktu untuk diri Anda sendiri dan itu tidak bisa diabaikan. Tentukan berapa lama Anda harus bekerja membuat rencana bisnis tersebut. Kami menyarankan memanggil beberapa orang yang Anda hormati untuk menanyakan apakah mereka akan bersedia untuk membaca rencana Anda dan menawarkan saran-saran. Tetapi jika anda mendatangi seseorang yang Anda tidak terlalu dekat tetapi mungkin kenalan profesional bukan ide yang baik. Ini akan lebih sulit dan Anda mungkin akan mendengar jawaban “terlihat bagus bagi saya” – pada dasarnya membuang-buang waktu bagi Anda. 10. Finishing. Terakhir, siapkan satu halaman ringkasan yang merangkum benang merah dari keseluruhan rencana bisnis Anda. Cetak rencana tersebut dan ambil waktu yang tenang dan renungkan sekali lagi. Selamat – Anda harus bangga sudah memiliki rencana bisnis yang sangat baik. Setelah semua selesai, saatnya untuk bertindak. Kabupaten Banyuasin sudah memiliki perencanaan pembangunan jangka panjang dan jangka menengah, serta prioritas pembangunan secara menyeluruh yang akan dilakukan secara bertahap.Kabupaten Banyuasin juga sudah mempunyai RTRW yang menjadi penjabaran visi dan misi Kabupaten Banyuasin dalam pengembangan wilayah. Dalam upaya untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat, Pemerintah Kabupaten Banyuasin terus menggalakkan penanaman modal dengan dukungan swasta yang searah dengan tujuan pembangunan serta visi dan misi, kebijakan dan program Pemerintah Kabupaten Banyuasin.
  • 3. Mengingat pentingnya peran penanaman modal dalam pencapaian Visi Kabupaten Banyuasin Tahun 2023 tersebut, maka Pemerintah Kabupaten Banyuasin melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin menyiapkan rancangan Cetak Biru (Master Plan) Penanaman Modal untuk menjadi kerangka acuan/arah kebijakan dalam pembangunan, khususnya pengembangan penanaman modal di Kabupaten Banyuasin. Cetak Biru yang disusun merupakan pedoman, arah kebijakan, dan kerangka acuan pengembangan penanaman modal di Kabupaten Banyuasin yang sudah disesuaikan dengan RTRW Kabupaten Banyuasin.Sementara itu strategi pembangunan yang berjalan selama ini lebih banyak menggunakan comparative advantage, pembangunan yang mengandalkan pada kekayaan sumber daya alam yang dimiliki. Padahal negara-negara maju tidak punya comparative advantage, tetapi mereka mengubahnya menjadi competitive advantage, yaitu menjadikan bagaimana menghasilkan produk yang biayanya paling efisien dan paling unik dan tidak mudah ditiru orang lain.Walaupun suatu negara atau suatu daerah mempunyai warisan sumber daya alam yang luar biasa, tetapi jika tidak diolah dengan baik maka tidak dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara signifikan. Hal itu karena pada negara-negara maju, mereka tidak punya sumber daya alam dan tenaga kerja yang jumlahnya luar biasa besar, tetapi kenapa kesejahteraan mereka lebih baik. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan Porter (1998), yang menyatakan bahwa comparative advantage tidak berarti banyak dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat bila negara atau daerah tersebut tidak berhasil meningkatkan competitive advantage dan produktivitasnya. Munculnya teori competitive advantage tersebut membuat bergesernya paradigma dalam menerapkan strategi pembangunan ekonomi yang bertumpu kepada comparative advantage, dari bertumpu sumber daya alam, kepada competitve advantagedan peningkatan produktivitas. Menurut Porter (1998) ada tiga tahapan pembangunan. Tahap Pertama, bila suatu negara atau daerah menggunakan factor driven economic, yaitu hanya mengandalkan sumber daya alamnya saja untuk melakukan pembangunan. Sumber daya alam yang ada tersebut diolah secara sederhana, kemudian diekspor. Sehingga mungkin saja negara atau daerah tersebut justru nanti akan mengimpor kembali setelah diolah oleh negara lain. Tahap selanjutnya adalah pembangunan dilakukan dengan melalui invesment
  • 4. driven economic, yaitu negara menggunakan strategi dengan efisiensi investasi. Pada tahap ini peningkatan produktivitas dari faktor-faktor sumber daya berasal dari investasi.Sedangkan tahap ketiga dari pembangunan adalah inovation driven economic, yaitu suatu kondisi dimana pembangunan dengan menciptakan produk dan jasa dengan nilai tambah yang lebih tinggi, yang lebih unik, melalui inovasi dan peningkatan produktivitas akibat persaingan yang tajam melalui cluster. Tahapan-tahapan dalam pembangunan (Porter 1998) dapat dilihat dalam gambar dibawah ini. Kabupaten Banyuasin memiliki peluang investasi yang cukup menarik bagi para investor dilihat dari keunggulan komparatif wilayah. Dalam perspektif Porter, comparative advantage saja tidak cukup. Keunggulan komparatif bukan jaminan satu-satunya untuk menarik investasi. Pada saat ini variabel yang sangat berpengaruh adalah keunggulan kompetitif.
  • 5. Suatu daerah yang memiliki keunggulan kompetitif justru mampu menggaet jumlah investasi lebih besar dalam mendukung pengembangan dan pertumbuhan ekonomi daerah yang bersangkutan. Berkaitan dengan Kabupaten Banyuasin, yang sudah memiliki keunggulan komparatif, maka selayaknya Banyuasin harus memiliki keunggulan kompetitif sehingga iklim investasi betul-betul menjadi daya tarik khusus bagi para investor untuk menanamkan investasinya di Kabupaten Banyuasin. Berdasarkan potensi ekonomi dan daya saing daerah yang ada, Kabupaten Banyuasin memiliki peluang investasi yang cukup menarik bagi para investor, terutama jika dilihat dari keunggulan komperatif wilayah. Dalam rangka mengetahui dan menelurkan butir-butir pemikiran bagi menciptakan kiat aplikatif daya tarik investasi diperlukan studi yang membahas bagaimana suatu investasi dapat berkembang efektif secara kondisional yang dikemas dalam kegiatan “Penyusunan Cetak Biru ( Master Plan) Pengembangan Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin”. “Penyusunan Cetak Biru (Master Plan) Pengembangan Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin” tentu saja sangat sesuai dengan teori Porter tentang competitif advantage, bahwa keunggulan sumber daya alam saja tidak cukup, tetapi harus ada upaya untuk meningkatkan nilai tambah menjadi lebih tinggi, unik dan tidak mudah ditiru.Pemahaman dan identifikasi terhadap potensi ekonomi dan daya saing daerah merupakan tantangan utama dalam pelaksanaan otonomi daerah. Secara makro, potensi ekonomi daerah biasanya juga menjadi salah satu indikator daya saing daerah tersebut. Hal itu karena potensi ekonomi suatu daerah akan ikut membentuk kompleksitas daya saing daerah. Konsep potensi ekonomi daerah dipahami sebagai salah satu indikator daya saing daerah. Sedangkan daya saing daerah sendiri mempunyai pengertian yang lebih luas daripada sekedar potensi ekonomi, karena dalam konsep daya saing daerah juga termasuk aspek kelembagaan, iklim sosial, iklim politik, kebijakan pemerintah, manajemen dan sebagainya. Daya saing suatu daerah dengan daerah yang lain tidaklah sama, karena masing-masing daerah mempunyai ciri khas dan karakteristik yang menempel sesuai dengan sumber daya manusia, struktur alam, dan letak geografisnya. Namun daya saing suatu daerah tersebut merupakan modal dasar bagi pertumbuhan ekonomi, industri, investasi, penyerapan tenaga kerja, dan pangsa pasar bagi produk-produk industri, pertanian dan jasa. Daya saing suatu daerah juga akan menggambarkan
  • 6. kemampuan daerah tersebut dalam memacu pertumbuhan ekonomi, kemampuannya dalam penyerapan investasi, tenaga kerja, barang, jasa dan tabungan. Untuk mengukur daya saing suatu daerah salah satunya adalah dengan menggunakan indikator potensi ekonomi daerah tersebut. Untuk mengukur potensi ekonomi daerah salah satunya dapat diukur melalui kinerja perekonomian makro daerah tersebut. Kinerja perekonomian daerah tersebut biasanya dijabarkan ke dalam beberapa indikator, antara lain, kinerja sektor perekonomian, nilai tambah, akumulasi kapital, tingkat konsumsi, tingkat biaya hidup dan kinerja ekspor impor daerah. Indikator potensi ekonomi suatu daerah yang diukur berdasarkan kinerja sektor perekonomian, biasanya dibagi dalam 9 (sembilan) sektor yang terdapat dalam PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) daerah tersebut. Sembilan sektor tersebut adalah, sektor pertanian, perkebunan, kehutanan dan perikanan, sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan jasa perusahaan, dan sektor jasa-jasa. Untuk mengetahui potensi ekonomi suatu daerah berdasarkan sektor maka dihitung bagaimana dan seberapa besar sumbangan masing-masing sektor tersebut terhadap PDRB dan kemampuan masing-masing sektor tersebut dalam menyerap tenaga kerja. Sektor yang mampu memberikan sumbangan terbesar dan sekaligus juga sebagai sektor yang dapat melakukan penyerapan tenaga kerja tertinggi, akan menjadi potensi ekonomi unggulan (ekonomi basis) daerah tersebut. Untuk mengukur daya saing suatu daerah biasanya menggunakan indikator ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dan sumber daya manusia yang ada di daerah tersebut. Indikator IPTEK digunakan untuk mengukur kemampuan daerah dalam penerapan IPTEK dalam berbagai aktivitas ekonomi sehingga meningkatkan nilai tambah. Sebab, dari keunggulan kompetitif daerah dapat dibangun nilai tambahmelalui aplikasi teknologi yang sudah ada secara efisien dan inovatif. Sedangkan indikator sumber daya manusia juga merupakan daya saing suatu daerah. Indikator ini digunakan untuk mengukur ketersediaan dan kualitas sumber daya manusia yang ada di daerah tersebut. Tersedianya angkatan kerja yang besar dan berkualitas akan meningkatkan daya saing daerah tersebut. Demikian juga dengan adanya kualitas hidup masyarakat yang tinggi di suatu daerah juga akan menjadi indikator daya saing daerah tersebut. Analisis pertumbuhan berdasarkan sektor perekonomian belum mampu
  • 7. menunjukkan daya saing daerah secara lebih spesifik yang ada pada suatu daerah. Pasalnya, analisis tentang daya saing daerah berdasarkan kinerja sektor perekonomian tersebut biasanya baru menghasilkan sektor dan sub sektor yang menjadi ekonomi basis atau unggulan di suatu daerah. Memang jika dilakukan analisis berdasarkann data time series yang cukup panjang, sebenarnya dapat diperoleh sektor atau sub sektor yang benar-benar menjadi ekonomi (unggulan) suatu daerah, namun sayangnya hal itu belum menunjukkan bidang usaha dan jenis produk/komoditi yang memang menjadi potensi ekonomi daerah itu. Oleh karena itu analisisnya juga harus diturunkan ketingkat bidang usaha dan jenis produk/komoditi yang dihasilkan oleh sektor atau sub sektor usaha di daerah tersebut. Sehingga untuk sektor pertanian misalnya, akan diperoleh potensi ekonomi berdasarkan bidang usaha pertanian dan jenis produk/komoditi pertanian yang menjadi unggulan dan layak dikembangkan lebih lanjut di daerah tersebut. Demikian juga halnya untuk sektor industri, perdagangan dan jasa, akan diketahui bidang usaha industri apa saja dan jenis produk indutri apa yang menjadi potensi ekonomi di daerah itu. Sehingga pada akhirnya akan diketahui potensi komoditi/bidang usaha apa saja dan jenis produk apa saja yang layak dikembangkan di daerah tersebut. Selain pemetaan daya saing daerah setingkat kabupaten, sebenarnya yang lebih diperlukan dalam operasinalisasi kebijakan pembangunan adalah pemetaan daya saing yang dapat menggambarkan daya saing pada wilayah yang lebih kecil yaitu pada tingkat kecamatan atau bahkan desa/kelurahan. Dengan demikian maka kebijakan dan program pembangunan yang akan diterapkan dan dikembangkan di daerah tersebut dapat lebih aplikatif dan tepat sasaran. Apalagi jika dihubungkan dengan kebijakan pengembangan wilayah pertumbuhan ekonomi, maka dengan adanya pemetaan potensi ekonomi setingkat kecamatan dan desa/kelurahan akan dapat lebih menggambarkan daya saing di suatu kawasan (wilayah) secara lebih spesifik. Keterpaduan antara potensi ekonomi daerah yang ada, yang dipadu dalam sebuah daya saing daerah, pada akhirnya akan meningkatkan laju dan peluang investasi di daerah tersebut. Agar keterpaduan potensi ekonomi dan daya saing daerah tersebut dapat menjadi pemicu masuknya investasi ke suatu daerah, maka diperlukan adanya perencanaan, program, pencitraan, promosi, dan pemasaran investasi dalam kegiatan yang lebih mengedepankan hubung kait antar pelaku pembangunan. Kabupaten Banyuasin memiliki potensi ekonomi yang sangat beragam yang berbeda dengan kabupaten/kota lain khususnya di Provinsi Sumatera Selatan.
  • 8. Kondisi daya saing daerah tersebut harus ditingkatkan terus dari waktu ke waktu, sehingga pada akhirnya Kabupaten Banyuasin akan memiliki daya saing yang tinggi. Sedangkan potensi ekonomi yang ada harus dimanfaakan sebaik-baiknya dan digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Upaya meningkatkan daya saing dan pemanfaatan potensi ekonomi tersebut, pada wujud nyatanya adalah masuk dan meningkatnya investasi di Kabupaten Banyuasin. Pemetaan daya saing daerah akan memberikan informasi kepada stakeholders mengenai komoditi/produk/jenis usaha yang potensial yang menjadi unggulan daerah yang dapat dikembangkan. Setiap desa atau kecamatan di Kabupaten Banyuasin diharapkan memiliki komoditi/produk/jenis usaha unggulan dari berbagai sektor ekonomi yang patut dan cocok untuk dikembangkan. Strategi semacam itu mengadopsi dari kesuksesan Thailand melalui program One Tambon One Product (OTOP), yaitu program pengembangan komoditas unggulan di suatu daerah (Tambon) yang sukses dalam membantu pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Untuk Indonesia, secara nasional sebenarnya Pemerintah juga sudah mengembangkan konsep One Village One Product (OVOP). Berdasarkan kebijakan OVOP tersebut, Pemerintah Kabupaten Banyuasin dapat lebih fokus untuk memprioritaskan kebijakan melalui pengembangan untuk melakukan investasi pada komoditas unggulan tertentu di suatu desa atau kecamatan sebagai upaya untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam rangka mengurangi angka/tingkat kemiskinan di daerah. Pada akhirnya, hal itu pun diharapkan akan meningkatkan nilai investasi dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal. ➢ Maksud dan Tujuan a. Maksud Maksud dilaksanakannya kegiatan “Penyusunan Cetak Biru (Master Plan) Pengembangan Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin” adalah untuk membuat perencanaan yang akan menjadi alas kebijakan dalam program-program dan upayaupaya meningkatkan investasi dan daya saing daerah di Kabupaten Banyuasin. b. Tujuan Adapun tujuan dilaksanakannya kegiatan Penyusunan Cetak Biru (Master Plan) Pengembangan Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin adalah : 1. Menganalisis kebijakan investasi di Kabupaten Banyuasin. 2. Menganalisis daya saing daerah yang ada di Kabupaten Banyuasin. 3. Mengidentifikasi komoditi dan jenis produk yang dapat diandalkan menjadi unggulan investasi.
  • 9. 4. Menganalisis potensi ekonomi yang ada yang dapat dikembangkan menjadi peluang-peluang untuk investasi di Kabupaten Banyuasin. 5. Membuat desain kebijakan umum tentang peningkatan investasi dan daya saing di Kabupaten Banyuasin. ➢ Manfaat/Hasil (Outcome) Adapun manfaat atau hasil yang diharapkan dari dilaksanakannya Penyusunan Cetak Biru (Master Plan) Pengembangan Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin adalah : 1. Tersosialisasinya program-program peningkatan investasi dan daya saing di Kabupaten Banyuasin. 2. Terjadinya peningkatan daya saing berdasarkan potensi ekonomi yang ada di Kabupaten Banyuasin. 3. Terjadinya peningkatan investasi berdasarkan potensi ekonomi dan daya saing yang ada di Kabupaten Banyuasin. 4. Munculnya keterpaduan dalam melaksanakan program meningkatkan investasi dan daya saing daerah di Kabupaten Banyuasin. ➢ Keluaran Pekerjaan Keluaran kegiatan Penyusunan Cetak Biru (Master Plan) Pengembangan Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin adalah sebuah buku laporan kegiatan yang berisi antara lain : 1. Hasil analisis mengenai kebijakan investasi di Kabupaten Banyuasin. 2. Hasil analisis tentang daya saing daerah yang ada di Kabupaten Banyuasin. 3. Hasil identifikasi komoditi dan jenis produk yang diandalkan menjadi unggulan investasi. 4. Hasil analisis mengenai potensi ekonomi yang ada yang dapat dikembangkan menjadi peluang-peluang untuk investasi di Kabupaten Banyuasin. 5. Desain kebijakan umum tentang peningkatan investasi dan daya saing di Kabupaten Banyuasin. ➢ Sasaran Kegiatan Sasaran kegiatan Penyusunan Cetak Biru (Master Plan) Pengembangan Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin adalah pelaku usaha UMKM dan besar, para investor, tenaga kerja dan sumber daya alam (potensi ekonomi) yang ada di Kabupaten Banyuasin. ➢ Kedudukan Master Plan Kedudukan Master Plan Pengembangan Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin terhadap produk perencanaan lainnya adalah : a. Merupakan penjabaran visi dan misi Kabupaten Banyuasin dalam konteks penanaman modal dengan dukungan rencana tersendiri.
  • 10. b. Penjabaran RTRW yang berlaku dalam konteks penanaman modal yang menjadi arahan lokasi pengembangan investasi. c. Penjabaran dari RPJP (Rencana Pembangunan Jangka Panjang) Kabupaten Banyuasin dalam konteks penanaman modal. d. Penjabaran rencana sektor yang terkait dengan penanaman modal. ➢ Lingkup Master Plan Ruang lingkup Penyusunan Cetak Biru (Master Plan) Pengembangan Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin adalah : a. Merupakan rencana yang memadukan penanaman modal dengan aspek pendukungnya terkait pembangunan infrastruktur, pembangunan sektor produktif, pembangunan lingkungan, perwilayahan, tata ruang dan aspek regulasi pendukungnya. b. Merupakan rencana yang tidak terpisahkan dengan RTRW Kabupaten Banyuasin, rencana sektor pembangunan dalam lingkup rencana penanaman modal pendukung visi misi pembangunan Kabupaten Banyuasin. c. Merupakan implementasi Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal dan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Tata Ruang. d. Menjadi perangkat agen pembangunan mewujudkan arah pembangunan penanaman modal yang produktif namun berdasarkan ketentuan dan arahan tata ruang. e. Menjadi perangkat agen pembangunan penanaman modal (dalam hal ini Bappeda dan PM Kabupaten Banyuasin) untuk menjembatani kepentingan dunia usaha dan pemerintah melalui pembangunan penanaman modal. f. Rencana dengan durasi 10 tahun. ➢ Kerangka Pendekatan Master Plan Kerangka Pendekatan dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Investasi dikategorikan dalam 4 (empat) aspek yakni; investasi dalam konteks sektor produktif, konteks tata ruang, konteks infrastruktur dan konteks regulasi/kelembagaan. b. Investasi ditinjau dari arah kebijakan umum terkait visi dan misi, RTRW, RPJP dan rencana sektoral yang menjadi arah dan kerangka dalam pengembangan investasi masa depan dan menjadi dasar dalam penetapan visi misi dan tujuan investasi. ➢ Substansi Master Plan Untuk mewujudkan tujuan yang diharapkan dari Master Plan Pengembangan Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin ini maka substansinya adalah sebagai berikut : a. Merupakan rencana yang mempertemukan aspek tata ruang/lingkungan,
  • 11. sektor kegiatan ekonomi potensial/unggulan, dukungan fasilitas/infrastruktur dan dukungan aturan main (regulasi, kelembagaan) sesuai tujuan ideal pembangunan penanaman modal Kabupaten Banyuasin. b. Berupa arahan pengembangan penanaman modal sektor produktif dengan dukungan kebijakan energi. c. Berupa arahan pengembangan lokasi penanaman modal berdasarkan kesesuaian tata ruang. d. Berupa arahan pengembangan penanaman modal dengan dukungan infrastruktur. e. Berupa arahan dukungan kelembagaan dan regulasi pendukung penanaman modal. ➢ Ruang Lingkup Pekerjaan Ruang lingkup dari kegiatan Penyusunan Cetak Biru (Master Plan) Pengembangan Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin adalah sebagai berikut : a. Pengumpulan data primer dan sekunder berkaitan dengan kebijakan investasi di Kabupaten Banyuasin. b. Pengumpulan data primer dan sekunder tentang daya saing daerah di Kabupaten Banyuasin. c. Pengumpulan data primer dan sekunder tentang objek, bentuk dan bidang usaha, komoditi dan jenis produk yang dapat menjadi unggulan investasi. d. Pengumpulan data tentang potensi ekonomi yang dapat dikembangkan menjadi peluang investasi di Kabupaten Banyuasin. e. Penyusunan kebijakan umum tentang peningkatan investasi dan daya saing di Kabupaten Banyuasin. ➢ Wilayah Perencanaan Lokasi pekerjaan Penyusunan Cetak Biru (Master Plan) Pengembangan Penanaman Modal di Kabupaten Banyuasin adalah 17 ( tujuh belas ) kecamatan yang ada di Kabupaten Banyuasin. ➢ Pendefinisian Penanaman Modal dan Investasi Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal Bab I tentang Ketentuan Umum Pasal I yang dimaksud dengan : a. Penanaman modal adalah segala bentuk menanam modal, baik oleh penanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing untuk melakukan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia. b. Penanaman modal dalam negeri adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri. c. Penanaman modal asing adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan
  • 12. usaha di wilayah Negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri. d. Dalam penyusunan laporan kegiatan ini penggunaan kata penanaman modal dan investasi akan digunakan secara bersamaan tergantung kebutuhan dengan makna sebanding. Sebutan investasi lebih bersifat umum dan bisa dikonotasikan pada investasi oleh swasta dan investasi oleh pemerintah. Sedangkan penanaman modal lebih berkonotasi pada investasi yang dilakukan swasta yang bertujuan mencari nilai tambah. Sehingga dengan demikian dalam laporan, kedua istilah tersebut akan digunakan sesuai dengan konteks persoalannya. SUMBER https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=5&ved=0ahUKEwjT16 LOjerSAhXBpo8KHcc2AjQQFgg0MAQ&url=http%3A%2F%2Fbappeda.banyuasinkab.go.id% 2Ftampung%2Fdokumen%2Fdokumen-27- 55.pdf&usg=AFQjCNEZM0QU7paF4WFpUSphz1xCOheQFQ&sig2=pBcr3Wg1BkX41tiudoc9 7w&bvm=bv.150120842,d.c2I&cad=rja