SlideShare a Scribd company logo
1 of 2
1
Intan Nursini Hapsari – G1G008042
Bioetika
Ruang lingkup : Kajian tentang dimensi moral dari pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kesehatan dan biologi (Samuel Garovitz, 1977)
Definisi : Bioetika merupakan etika mengenai kehidupan hingga mencegah pengambilan keputusan yang dapat menimbulkan dilema negatif.
Bioethics/biomedical ethics – merupakan dua istilah yang ekuivalen yang berarti ilmu yang mempelajari masalah-masalah moral yang muncul dalampengobatan, layanan kesehatan dan
ilmu-ilmu biologi. Ilmu ini memiliki empat subdivisi besar: clinical ethics (etika klinik) yang berhubungan dengan masalah dalamperawatan pasien; research ethics (etika penelitian)
yang berhubungan dengan perlindungan subjek uji manusia dalamsuatu penelitian kesehatan; professional ethics (etika professional) yang berhubungan dengan tugas dan tanggung
jawab tertentu yang harus dimiliki oleh dokter dan tenaga kesehatan professional lain [medical ethics (etika kedokteran) merupakan salah satu bentuknya]; dan public policy ethics
(etika kebijakan publik) yang berhubungan dengan formulasi dan enterpretasi hukumdan aturan dalammasalah-masalah bioetik.
Physician (dokter) – seseorang yang memenuhi syarat untuk melakukan praktek pengobatan. Di beberapa Negara, physician dibedakan dengan ahli bedah dan digunakan istilah ‘doctor’
dokter untuk menunjuk keduanya. Namun ‘doctor’ dapat juga digunakan oleh profesi kesehatan lain seperti dokter gigi dan dokter hewan, juga oleh mereka yang mendapat gelar Ph.D.
maupun derajat doctoral lain. Istilah medical doctor’ lebih tepat namun tidak biasa digunakan. WMA menggunakan istilah physician untuk semua orang yang memenuhi syarat untuk
melakukan praktek pengobatan tidak memandang spesialisasinya, dan buku manual ini juga mengacu kepada hal tersebut.
METODA PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS
1. Deontologi (Etika kewajiban)
Deontologi melibatkan pencarian aturan-aturan yang terbentuk dengan baik yang dapat dijadikan sebagai dasar dalampembuatan keputusan moral seperti ”perlakukan manusia
secara sama”. Dasarnya dapat saja agama (seperti kepercayaan bahwa manusia sebagai ciptaan Tuhan adalah sama) atau juga non-religius (seperti manusia memiliki gen-gen yang
hampir sama). Sekali aturan ini terbangun maka hal tersebut harus diterapkan dalam situasi ilmiah, dan akan sangat mungkin terjadi perbedaan aturan mana yang diperlukan
(seperti apakah aturan bahwa tidak boleh membunuh orang lain atau hukuman yang menjadi dasar larangan aborsi).
2. Konsekuensialisme
Konsekuensialisme mendasari keputusan etis yang diambil karena merupakan cara analsis bagaimana konsekuensi atau hasil yang akan didapatkan dari berbagai pilihan dan
tindakan. Tindakan yang benar adalah tindakan yang memberikan hasil yang terbaik. Tentunya ada berbagai perbedaan mengenai batasan hasil yang terbaik. Salah satu bentuk
konsekuensialisme yang sangat dikenal adalah utilitarianisme, menggunakan ’utility’ untuk mengukur dan menentukan mana yang memberikan hasil yang paling baik diantara
semua pilihan yang ada. Ukuran-ukuran outcome yang digunakan dalam pembuatan keputusan medis antara lain cost-effectiveness dan kualitas hidup diukur sebagai QALYs
(quality-adjusted life-years) atau DALYs (disablility-adjusted life-years). Pendukung teori ini umumnya tidak banyak menggunakan prinsip-prinsip karena sangat sulit
mengidentifikasi, menentukan prioritas dan menerapkannya dan dalam suatu kasus mereka tidak mempertimbangkan apakah yang sebenarnya penting dalam pengambilan
keputusan moral seperti hasil yang ingin dicapai. Karena mengesampingkan prinsipprinsip maka konsekuensialisme sangat memungkinkan timbulnya pernyataan bahwa ”hasil
yang didapat akan membenarkan cara yang ditempuh” seperti hak manusia dapat dikorbankan untuk mencapai tujuan sosial.
3. Etika hak
4. Intuisionisme
Intuisi merupakan persepsi yang terbentuk dengan segera mengenai bagaimana bertindak di dalamsebuah situasi tertentu. Intuisi serupa dengan kehendak dimana sifatnya sangat
subjektif, namun berbeda karena intuisi terletak pada pemikiran dibanding keinginan. Karena itu intuisi lebih dekat kepada bentuk rasional dari keputusan etis yang diambil dari
pada kepatuhan, imitasi, perasaan, dan kehendak. Meskipun begitu, intuisi sistematis ataupun penuh pemikiran namun hanya sebatas mengarahkan keputusan berdasarkan apa yang
terbersit dalampikiran saat itu. Seperti halnya perasaan dan kehendak, intuisi dapat bervariasi dari setiap individu, dan bahkan dari individu itu sendiri.
5. Logika dan analisis SWOT (Jika ada ruang & waktu)
SYARAT BIOETIKA (Norman Faramelli, 1971)
1. Pragmatisme, Fungsional, Kuantitas, Standarisasi, Efisiensi
2. Teknologi dengan 5 dimensi : Fungsi, Energi, Fabrikasi, Komunikasi, Aturan
3. Technological assesment : Kajian tentang efek Ipoleksosbud-hankam-tekling.
4. Nilai Teknologi dan Etika/Bioetika tidak menimbulkan dampak negatif.
Dokter dalambekerja selalu membuat pertimbangan dalam mengambil keputusan. Landasan pertimbangan itu disebut dengan Kaidah D asar Bioetik (KDB). Sebenarnya KDB ada banyak
namun sekarang digunakan 4 untuk penyeragaman. KDB itu antara lain :
1. Beneficence (berdasarkan kebaikan)
Ciri :
· Alturisme (tanpa pamrih, rela berkotban)
· Memandang sesuau atau seseorang tak hanya sejauh menguntungkan
dokter
· Manfaat > kerugian
· Menghargai hak pasien
· Golden Rule Principle
2. Autonomy (kemandirian)
Ciri :
· Mengharga hak menentukan nasib sendiri
· Berterus terang
· Menghargai privasi pasien
· Menjaga rahasia
· Melaksanakan informed consent
3. Non Maleficence (darurat)
Ciri :
· Menolong pasien emergensi
· Mencegah pasien dari bahaya lebih lanjut
· Manfaat pasien > kerugian dokter
4. Justice (legal)
Ciri :
· Memberlakukan secara universal.
· Menghargai hak sehat pasien
· Tidak membedakan pelayanan kesehatan yang diberikan.
Secara sederhana etika merupakan kajian mengenai moralitas - refleksi terhadap moral secara sistematik dan hati-hati dan analisis terhadap keputusan moral dan perilaku baik pada masa
lampau, sekarang atau masa mendatang. Moralitas merupakan dimensi nilai dari keputusan dan tindakan yang dilakukan manusia. Bahasa moralitas termasuk kata-kata seperti ’hak’, ’tanggung
jawab’, dan ’kebaikan’ dan sifat seperti ’baik’ dan ’buruk’ (atau ’jahat’), ’benar’ dan ’salah’, ’sesuai’ dan ’tidak sesuai’. Menurut dimensi ini, etika terutama adalah bagaimana mengetahuinya
(knowing), sedangkan moralitas adalah bagaimana melakukannya (doing). Hubungan keduanya adalah bahwa etika mencoba memberikan kriteria rasional bagi orang untuk menentukan
keputusan atau bertindak dengan suatu cara diantara pilihan cara yang lain. Etika kedokteran berfokus terutama dengan masalah yang muncul dalam praktik pengobatan sedangkan bioetika
merupakan subjek yang sangat luas yang berhubungan dengan masalah-maslah moral yang muncul karena perkembangan dalamilmu pengetahuan biologis yang lebih umum. Bioetika juga
berbeda dengan etika kedokteran karena tidak memerlukan penerimaan dari nilai tradisional tertentu dimana hal tersebut merupakan hal yang mendasar dalametika kedokteran
Etika bersifat pluralistik. Setiap orang memiliki perbedaan terhadap penilaian benar atau salah bahkan jika ada persamaan bisa saja hal tersebut berbeda dalam alasannya. Di beberapa
masyarakat, perbedaan tersebut dianggap sebagai sesuatu yang normal dan ada kebebasan besar bagi seseorang untuk melakukan apa yang dia mau, sejauh tidak melanggar hak orang lain.
Namun di dalam masyarakat yang lebih tradisional, ada persamaan dan persetujuan pada etika dan ada tekanan sosial yang lebih besar, kadang bahkan didukung oleh hukum, dalam bertindak
berdasarkan ketentuan tertentu. Dalammasyarakat tersebut budaya dan agama sering memainkan peran yang dominan dalam menentukan perilaku yang etis.
Declaration on the Right of the Patient tahun 1995 dimulai dengan kalimat: “Hubungan antara dokter, pasien mereka, dan masyarakat yang lebih luas telah mengalami perubahan yang
nyata saat ini. Walaupun seorang dokter harus selalu bertindak benar menurut pemikirannya, dan selalu berdasarkan kepentingan terbaik dari pasien, usaha yang sama juga harus tetap
dilakukan dalam menjamin otonomi dan keadilan pasien”.
KOMUNIKASI DAN PERSETUJUAN
Persetujuan yang berdasarkan pengetahuan merupakan salah satu konsep inti etika kedokteran saat ini. Hak pasien untuk mengambil keputusan mengenai perawatan kesehatan mereka telah
diabadikan dalamaturan hukumdan etika di seluruh dunia. Deklarasi Hak-hak Pasien dari WMA menyatakan:
 Pasien mempunyai hak untuk menentukan sendiri, bebas dalammembuat keputusan yang menyangkut diri mereka sendiri.
 Dokter harus memberi tahu pasien konsekuensi dari keputusan yang diambil.
 Pasien dewasa yang sehat mentalnmya memiliki hak untuk memberi ijin atau tidak memberi ijin terhadap prosedur diagnosa maupun terapi.
 Pasien mempunyai hak untuk mendapatkan informasi yang diperlukan untuk mengambil keputusannya.
 Pasien harus pahamdengan jelas apa tujuan dari suatu tes atau pengobatan, hasil apa yang akan diperoleh, dan apa dampaknya jika menunda keputusan.
Ada dua perkecualian syarat untuk mendapatkan ijin berdasarkan pemahaman oleh pasien yang kompeten:
• Keadaan dimana pasien memberikan secara sukarela hak pengambilan keputusan kepada dokter atau pihak ketiga. Karena kompleksitas masalah atau karena pasien percaya sepenuhnya
kepada penilaian dokter, maka pasien dapat saja mengatakan ”Lakukan apa yang menurut anda yang terbaik”. Dokter tidak boleh terlalu berani bertindak karena mendapat permintaan seperti
itu, namun harus tetap memberi pasien informasi dasar mengenai pilihan tindakan yang ada dan tetap menyemangati pasien untuk mengambil keputusan sendiri. Namun setelah diberitahu dan
didorong paisen tetap menyerahkan keputusan kepada dokter, dokter harus bertindak berdasarkan kepentingan terbaik pasien.
2 Intan Nursini Hapsari – G1G008042
• Keadaan dimana penyampaian informasi kepada pasien dapat menyakiti pasien. Konsep therapeutic privilege (hak istimewa terapi) dapat digunakan dalamkasus tersebut dimana dokter
diijinkan menyimpan informasi medis jika ternyata menyampaikannya dapat membahayakan atau menyakiti pasien secara emosional, psikologi, fisik dirinya atau orang lain; seperti jika pasien
dapat melakukan tindakan bunuh diri jika diagnosa ternyata mengindikasikan adanya penyakit stadiumterminal. Hak istimewa ini sangat mungkin disalahgunakan, sehingga dokter hanya
boleh menggunakannya dalam keadaan yang ekstrim. Dokter harus mengawali dengan anggapan bahwa semua orang pasien dapat menghadapi semua fakta dan tetap mencoba terbuka
terhadap kasus-kasus dimana dokter menganggap bahwa akan lebih membahayakan jika mengatakan kebenaran dibanding tidak mengatakannya.
PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK PASIEN YAGN TIDAK KOMPETEN
Banyak pasien tidak kompeten dalammembuat keputusan untuk mereka sendiri. Contohnya adalah anak-anak, orang dengan kondisi neurologi atau psikiatri tertentu, atau pasien yang tidak
sadar sementara atau kondisi koma. Pasien-pasien tersebut membutuhkan pengambil keputusan pengganti, bisa dokter atau orang lain. Masalah etis muncul dalammenentukan siapa yang
berhak mewakili pasien dalammengambil keputusan dan dalammemilih kriteria keputusan berdasarkan kepentingan pasien yang tidak kompeten tersebut.
Transplantasi Ginjal
Penyakit ginjal kronik yang sudah masuk stadium5 dengan gejala dan tanda uremia memerlukan terapi pengganti ginjal, seperti dialisis atau transplantasi. Dialisis terdiri dari hemodialisis dan
dialisis peritoneal. Dialisis peritoneal dilakukan dengan menggunakan peritoneum sebagai membran semipermeabel. Darah yang mengalir pada pembuluh di peritoneum dialirkan dengan
cairan dialisat di kavumDouglasi dan diharapkan akan terjadi ultrafiltrasi.
Sedangkan hemodialisis secara langsung mengalirkan darah pembuluh ke dalammesin untuk disaring dengan membrane dan cairan dialisat.
Dialisis peritoneal merupakan teknik yang masih dipakai di beberapa rumah sakit karena tidak membutuhkan peralatan canggih seperti hemodialisis, dengan biaya yang relatifmurah. Namun,
tidak semua kasus dapat diatasi dengan dialisis peritoneal. Terapi ini terutama digunakan untuk gagal ginjal akut, pediatrik, geriatrik, atau pasien gawat darurat. Untuk kebanyakan kasu s gagal
ginjal, hemodialisis lebih optimal untuk dilakukan.
Dijelaskan Prof. DR. Dr. Endang Susalit SpPD-KGH, Kepala Divisi Ginjal Hipertensi FKUI/RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, meski transplantasi ginjal adalah yang paling ideal, namun
bukan berarti dapat dipastikan pasien langsung sembuh setelah mengalami prosedur cangk ok. "Tetap diperlukan kontrol teratur dari pasien,"ujar Endang. Tapi, transplantasi ginjal lebih
unggul baik dari segi prosedur, kualitas hidup, ketergantungan pada fasilitas medik, dan biaya. "Pasien dengan cangkok ginjal tidak merasa lagi sakit ginjal dan dapat hidup dengan normal,"
ujarnya.
Untuk pendonor, tidak ada yang perlu dikhawatirkan hidup dengan satu ginjal. "Tidak ada yang perlu ditakutkan dengan menjadi donor karena setiap orang bisa tetap hidup normal dengan
satu ginjal,"kata David. "Bahkan anggota TNI pun bisa tetap melakukan aktivitas seperti biasa setelah memberikan ginjalnya."Pendonor pada operasi transplantasi pertama di Indonesia tahun
1977, Luciana Tjiusnoyo, hingga saat ini masih tampak sehat dan hidup normal dengan satu ginjal. Saat itu Luci memberikan gin jalnya pada kakaknya, Fredy Tjiusnoyo. Tidak salah jika
David selalu menekankan tidak ada kerugian dengan mendonorkan ginjal. Pasalnya, sejak tahun 1977 baru 500 cangkok ginjal yang telah dilakukan. Padahal, ada 70 ribu pasien gagal ginjal di
Indonesia yang dapat diterapi dengan cangkok ginjal. Keterbatasan donor menjadi salah satu penyebab transplantasi sulit dilakukan. Jumlah donor di Indonesia masih sangat kecil, hanya 15
donor ginjal per tahunnya, dibandingkan dengan 2.000 kasus baru penyakit ginjal kronik tahap akh ir per tahunnya.
[DR. Dr. David Manuputty, SpB, SpU(K)]
David mengatakan, sebelumoperasi harus dilakukan beberapa persiapan, yaitu evaluasi medik, etik, dan legal yang dilakukan ol eh nefrologi. Selanjutnya menentukan sisi ginjal donor, dan
dipilih fosa iliaka kanan resipien, kecuali terdapat kelainan pada sisi kanan. "Ginjal yang diambil untuk didonorkan adalah ginjal yang paling jelek dan paling kecil,"ujar David. Pencitraan
donor dilakukan dengan BNO-IVP, aortografi, arteriografi selektif, dan CT-angiografi. "CT-Angiography 3 dimensi dengan dan tanpa kontras memberikan hasil yang memuaskan dalam
identifikasi batu, gambaran anatomi ginjal-collecting systemdan vaskularisasi. Prosedur ini mempunyai morbiditas minimal,"kata David.
Teknik transplantasi ginjal di Indonesia awalnya dilakukan dengan menggunakan teknik klasik. "Kira-kira pada 20 kasus pertama,"ujar David. Pada teknik itu, ginjal kanan disambungkan
dengan iliaka kiri dan ginjal kiri dengan iliaka kanan. Anastomosis arteri terlebih dahulu. Sedangkan arteri renalis disambungkan end to end ke arteri iliaka interna dan vena renalis
disambungkan end to side ke vena iliaka eksterna. "Pada teknik klasik ini harsu membongkar lebih banyak dan bukaan yang terlalu luas timbul. Efeknya, komplikasi seperti perdarahan bisa
timbul," kata David.
Teknik yang banyak digunakan sekarang adalah teknik modifikasi. Ginjal kiri atau kanan disambungkan ke iliaka kanan. "Alasannya, karena pembuluh darah lebih superficial, lebih ke
permukaan," kata David. Pada teknik modifikasi dilakukan vena dianastomosis lebih dahulu. Vena renalis disambungkan end to side ke vena iliaka eksterna dan arteri renalis disambungkan
end to side ke arteri iliaka eksterna. Maka, teknik modifikasi lebih baik daripada teknik klasik karena waktu pengerjaan lebih singkat. "Jika operasi dimulai pukul 08.00 maka pukul 11.30
sudah selesai,"kata David. Dengan teknik modifikasi akan lebih sedikit komplikasi yang terjadi, terutama hematoma.
Donor Keluarga, Lebih Berhasil
Risiko pasti akan ada dalamsetiap tindakan transplantasi. Dengan ditanamkan organ baru, maka akan dianggap benda asing oleh tubuh. Sistemimun membuat antibody mencoba membunuh
organ baru, meski menguntungkan tubuh. Medikasi diberikan agar system imun menerima hasil tranplan dan bukan menganggapnya be nda asing. Obat yang diberikan antara lain
cyclosporine, tacrolimus, azathioprine, mycophenolate mofetil, prednisone, OKT3, dan antithymocyte Ig (ATGAM). Dr. Indrawati Sukadis, mengatakan, tingkat keberhasilan operasi ginjal
lebih tinggi bila donor berasal dari seseorang yang memiliki pertalian darah (related donor). "Keberhasilan mencapai 90 persen,"ujarnya. Menurut catatan David, 233 kasus transplantasi
berasal dari donor hidup related dan 44 non-related. Dari kasus non related itu, sebanyak 6 kasus adalah donor ginjal yang berasal dari istri kepada suaminya. Sedangkan tidak ada kasus
dengan donor yang berasal dari cadaver.
Hak asasi pribadi / personal Right
- Hak kebebasan untuk bergerak, bepergian dan berpindah-pndah tempat
- Hak kebebasan mengeluarkan atau menyatakan pendapat
- Hak kebebasan memilih dan aktifdi organisasi atau perkumpulan
- Hak kebebasan untuk memilih, memeluk, dan menjalankan agama dan kepercayaan yang diyakini masing -masing
TRANSPLANTASI ORGAN
Prosedur bedah dimana jaringan atau organ diangkat dan digantikan dengan organ yang sama yang keduanya berasal dari bagian yang lain dari tubuh atau dari orang lain.
Transplantasi ginjal (Cangkok ginjal)
Transplantasi ginjal adalah suatu metode terapi dengan cara "memanfaatkan" sebuah ginjal sehat (yang diperoleh melalui proses pendonoran) melalui prosedur pembedahan. Ginjal sehat dapat
berasal dari individu yang masih hidup (donor hidup) atau yang baru saja meninggal (donor kadaver). Ginjal ‘cangkokan’ ini selanjutnya akan mengambil alih fungsi kedua ginjal yang sudah
rusak. Kedua ginjal lama, walaupun sudah tidak banyak berperan tetap berada pada posisinya semula, tidak dibuang, kecuali jika ginjal lama ini menimbulkan komplikasi infeks i atau tekanan
darah tinggi.
Bagaimana Cara Kerja Transplantasi Ginjal?
Prosedur bedah transplantasi ginjal biasanya membutuhkan waktu antara 3 sampai 6 jam. Ginjal baru ditempatkan pada rongga perut bagian bawah (dekat daerah panggul) agar terlindung oleh
tulang panggul. Pembuluh nadi (arteri) dan pembuluh darah balik (vena) dari ginjal ‘baru’ ini dihubungkan ke arteri dan vena tubuh. Dengan demikian, darah dapat dialirkan ke ginjal sehat ini
untuk disaring. Ureter (saluran kemih) dari ginjal baru dihubungkan ke kandung kemih agar urin dapat dialirkan keluar.

More Related Content

What's hot

Konsep biopsikologi
Konsep biopsikologiKonsep biopsikologi
Konsep biopsikologiMissty II
 
Hubungan antar manusia
Hubungan antar manusiaHubungan antar manusia
Hubungan antar manusiaanoovee
 
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosinTeknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosinariindrawati2
 
Sistem reproduksi pria
Sistem reproduksi priaSistem reproduksi pria
Sistem reproduksi priaDokter Tekno
 
Komunikasi dalam konteks sosial dan budaya
Komunikasi dalam konteks sosial dan budayaKomunikasi dalam konteks sosial dan budaya
Komunikasi dalam konteks sosial dan budayaYesi Tika
 
Tugas rutin kepemimpinan
Tugas rutin kepemimpinanTugas rutin kepemimpinan
Tugas rutin kepemimpinanLinda Rosita
 
Hubungan antar manusia
Hubungan antar manusiaHubungan antar manusia
Hubungan antar manusiaValny Majid
 
Esai ilmiah muhammad sobri maulana sa8-pdf
Esai ilmiah muhammad sobri maulana sa8-pdfEsai ilmiah muhammad sobri maulana sa8-pdf
Esai ilmiah muhammad sobri maulana sa8-pdfMuhammad sobri maulana
 
Psikologi Power Point
Psikologi Power PointPsikologi Power Point
Psikologi Power Pointalekbadrudin
 
Konsep Sehat dan Sakit
Konsep Sehat dan SakitKonsep Sehat dan Sakit
Konsep Sehat dan SakitMoch Lutvie
 
Hidrodinamika materi fiskes
Hidrodinamika materi fiskesHidrodinamika materi fiskes
Hidrodinamika materi fiskesElvi Zuliani
 
Konsep dan prinsip demokrasi Indonesia
Konsep dan prinsip demokrasi IndonesiaKonsep dan prinsip demokrasi Indonesia
Konsep dan prinsip demokrasi IndonesiaApri'Leo Pasoepati
 
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan Anak
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan AnakPenerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan Anak
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan Anakpjj_kemenkes
 
PPT Komposisi darah dan golongan darah
PPT Komposisi darah dan golongan darahPPT Komposisi darah dan golongan darah
PPT Komposisi darah dan golongan darahMey Sari
 
Sistem homeostatis tubuh
Sistem homeostatis tubuhSistem homeostatis tubuh
Sistem homeostatis tubuhImaaELF
 
Gangguan sistem indra
Gangguan sistem indraGangguan sistem indra
Gangguan sistem indraEva Nandah
 

What's hot (20)

Konsep biopsikologi
Konsep biopsikologiKonsep biopsikologi
Konsep biopsikologi
 
Hubungan antar manusia
Hubungan antar manusiaHubungan antar manusia
Hubungan antar manusia
 
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosinTeknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
 
Sistem reproduksi pria
Sistem reproduksi priaSistem reproduksi pria
Sistem reproduksi pria
 
Komunikasi dalam konteks sosial dan budaya
Komunikasi dalam konteks sosial dan budayaKomunikasi dalam konteks sosial dan budaya
Komunikasi dalam konteks sosial dan budaya
 
Tugas rutin kepemimpinan
Tugas rutin kepemimpinanTugas rutin kepemimpinan
Tugas rutin kepemimpinan
 
Hubungan antar manusia
Hubungan antar manusiaHubungan antar manusia
Hubungan antar manusia
 
Makalah protein
Makalah proteinMakalah protein
Makalah protein
 
fungsi-neuroendokrin
fungsi-neuroendokrinfungsi-neuroendokrin
fungsi-neuroendokrin
 
Esai ilmiah muhammad sobri maulana sa8-pdf
Esai ilmiah muhammad sobri maulana sa8-pdfEsai ilmiah muhammad sobri maulana sa8-pdf
Esai ilmiah muhammad sobri maulana sa8-pdf
 
Psikologi Power Point
Psikologi Power PointPsikologi Power Point
Psikologi Power Point
 
Biomekanika
BiomekanikaBiomekanika
Biomekanika
 
Konsep Sehat dan Sakit
Konsep Sehat dan SakitKonsep Sehat dan Sakit
Konsep Sehat dan Sakit
 
Hidrodinamika materi fiskes
Hidrodinamika materi fiskesHidrodinamika materi fiskes
Hidrodinamika materi fiskes
 
Makalah Malpraktek
Makalah MalpraktekMakalah Malpraktek
Makalah Malpraktek
 
Konsep dan prinsip demokrasi Indonesia
Konsep dan prinsip demokrasi IndonesiaKonsep dan prinsip demokrasi Indonesia
Konsep dan prinsip demokrasi Indonesia
 
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan Anak
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan AnakPenerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan Anak
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan Anak
 
PPT Komposisi darah dan golongan darah
PPT Komposisi darah dan golongan darahPPT Komposisi darah dan golongan darah
PPT Komposisi darah dan golongan darah
 
Sistem homeostatis tubuh
Sistem homeostatis tubuhSistem homeostatis tubuh
Sistem homeostatis tubuh
 
Gangguan sistem indra
Gangguan sistem indraGangguan sistem indra
Gangguan sistem indra
 

Similar to Bioetika

Pembuatan keputusan etik
Pembuatan keputusan etikPembuatan keputusan etik
Pembuatan keputusan etikCahya
 
Konsep legal dan etik keperawatan gerontik
Konsep legal dan etik keperawatan gerontikKonsep legal dan etik keperawatan gerontik
Konsep legal dan etik keperawatan gerontikCandra Wiguna
 
Aborsi dan eutanasia
Aborsi dan eutanasiaAborsi dan eutanasia
Aborsi dan eutanasiaAgung Bejo
 
kupdf.net_pedoman-dilema-etik.pdf
kupdf.net_pedoman-dilema-etik.pdfkupdf.net_pedoman-dilema-etik.pdf
kupdf.net_pedoman-dilema-etik.pdfNurbaitiskep
 
2017_kpdl_ETIKA SOSIAL.pdf
2017_kpdl_ETIKA SOSIAL.pdf2017_kpdl_ETIKA SOSIAL.pdf
2017_kpdl_ETIKA SOSIAL.pdfKoalisiKoalisi1
 
Aplikasi Etik Pada Bidang Kedokteran, etikolegal.pptx
Aplikasi Etik Pada Bidang Kedokteran, etikolegal.pptxAplikasi Etik Pada Bidang Kedokteran, etikolegal.pptx
Aplikasi Etik Pada Bidang Kedokteran, etikolegal.pptxZackyA3
 
Prinsip etika etikolegal kebidanan
Prinsip etika etikolegal kebidananPrinsip etika etikolegal kebidanan
Prinsip etika etikolegal kebidananaulia rahmah
 
Etika Penelitian dalam suatu penelitian.
Etika Penelitian dalam suatu penelitian.Etika Penelitian dalam suatu penelitian.
Etika Penelitian dalam suatu penelitian.RezaGhozaly
 

Similar to Bioetika (20)

Makala etika keperawatan
Makala etika keperawatanMakala etika keperawatan
Makala etika keperawatan
 
Pembuatan keputusan etik
Pembuatan keputusan etikPembuatan keputusan etik
Pembuatan keputusan etik
 
Makalah azan
Makalah azanMakalah azan
Makalah azan
 
Makalah azan
Makalah azanMakalah azan
Makalah azan
 
Fidelity dkk
Fidelity dkkFidelity dkk
Fidelity dkk
 
Konsep legal dan etik keperawatan gerontik
Konsep legal dan etik keperawatan gerontikKonsep legal dan etik keperawatan gerontik
Konsep legal dan etik keperawatan gerontik
 
Prinsip justice
Prinsip justicePrinsip justice
Prinsip justice
 
Aborsi dan eutanasia
Aborsi dan eutanasiaAborsi dan eutanasia
Aborsi dan eutanasia
 
Makalah prinsip etika keperawatan akper raha
Makalah prinsip etika keperawatan akper rahaMakalah prinsip etika keperawatan akper raha
Makalah prinsip etika keperawatan akper raha
 
Makalah prinsip etika keperawatan akper raha
Makalah prinsip etika keperawatan akper rahaMakalah prinsip etika keperawatan akper raha
Makalah prinsip etika keperawatan akper raha
 
Makalah bioetik
Makalah bioetikMakalah bioetik
Makalah bioetik
 
kupdf.net_pedoman-dilema-etik.pdf
kupdf.net_pedoman-dilema-etik.pdfkupdf.net_pedoman-dilema-etik.pdf
kupdf.net_pedoman-dilema-etik.pdf
 
2017_kpdl_ETIKA SOSIAL.pdf
2017_kpdl_ETIKA SOSIAL.pdf2017_kpdl_ETIKA SOSIAL.pdf
2017_kpdl_ETIKA SOSIAL.pdf
 
eTIK LEGAL.pptx
eTIK LEGAL.pptxeTIK LEGAL.pptx
eTIK LEGAL.pptx
 
3. Etika Kesehatan Masyarakat.pptx
3. Etika Kesehatan Masyarakat.pptx3. Etika Kesehatan Masyarakat.pptx
3. Etika Kesehatan Masyarakat.pptx
 
Aplikasi Etik Pada Bidang Kedokteran, etikolegal.pptx
Aplikasi Etik Pada Bidang Kedokteran, etikolegal.pptxAplikasi Etik Pada Bidang Kedokteran, etikolegal.pptx
Aplikasi Etik Pada Bidang Kedokteran, etikolegal.pptx
 
Prinsip etika etikolegal kebidanan
Prinsip etika etikolegal kebidananPrinsip etika etikolegal kebidanan
Prinsip etika etikolegal kebidanan
 
Dilema etika keperawatan
Dilema etika keperawatanDilema etika keperawatan
Dilema etika keperawatan
 
Modul 3 kb 3
Modul 3 kb 3Modul 3 kb 3
Modul 3 kb 3
 
Etika Penelitian dalam suatu penelitian.
Etika Penelitian dalam suatu penelitian.Etika Penelitian dalam suatu penelitian.
Etika Penelitian dalam suatu penelitian.
 

Recently uploaded

FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...IdjaMarasabessy
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxZuheri
 
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxtatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxPoliJantung
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdfnoviarani6
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxAcephasan2
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasariSatya2
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxYudiatma1
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxIrfanNersMaulana
 
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdfPpt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdfssuser1cc42a
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptssuserbb0b09
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALBagasTriNugroho5
 
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxFRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxindah849420
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptAcephasan2
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptAcephasan2
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptxNezaPurna
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanFeraAyuFitriyani
 

Recently uploaded (20)

FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
 
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxtatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
 
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdfPpt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
 
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxFRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
 

Bioetika

  • 1. 1 Intan Nursini Hapsari – G1G008042 Bioetika Ruang lingkup : Kajian tentang dimensi moral dari pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kesehatan dan biologi (Samuel Garovitz, 1977) Definisi : Bioetika merupakan etika mengenai kehidupan hingga mencegah pengambilan keputusan yang dapat menimbulkan dilema negatif. Bioethics/biomedical ethics – merupakan dua istilah yang ekuivalen yang berarti ilmu yang mempelajari masalah-masalah moral yang muncul dalampengobatan, layanan kesehatan dan ilmu-ilmu biologi. Ilmu ini memiliki empat subdivisi besar: clinical ethics (etika klinik) yang berhubungan dengan masalah dalamperawatan pasien; research ethics (etika penelitian) yang berhubungan dengan perlindungan subjek uji manusia dalamsuatu penelitian kesehatan; professional ethics (etika professional) yang berhubungan dengan tugas dan tanggung jawab tertentu yang harus dimiliki oleh dokter dan tenaga kesehatan professional lain [medical ethics (etika kedokteran) merupakan salah satu bentuknya]; dan public policy ethics (etika kebijakan publik) yang berhubungan dengan formulasi dan enterpretasi hukumdan aturan dalammasalah-masalah bioetik. Physician (dokter) – seseorang yang memenuhi syarat untuk melakukan praktek pengobatan. Di beberapa Negara, physician dibedakan dengan ahli bedah dan digunakan istilah ‘doctor’ dokter untuk menunjuk keduanya. Namun ‘doctor’ dapat juga digunakan oleh profesi kesehatan lain seperti dokter gigi dan dokter hewan, juga oleh mereka yang mendapat gelar Ph.D. maupun derajat doctoral lain. Istilah medical doctor’ lebih tepat namun tidak biasa digunakan. WMA menggunakan istilah physician untuk semua orang yang memenuhi syarat untuk melakukan praktek pengobatan tidak memandang spesialisasinya, dan buku manual ini juga mengacu kepada hal tersebut. METODA PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS 1. Deontologi (Etika kewajiban) Deontologi melibatkan pencarian aturan-aturan yang terbentuk dengan baik yang dapat dijadikan sebagai dasar dalampembuatan keputusan moral seperti ”perlakukan manusia secara sama”. Dasarnya dapat saja agama (seperti kepercayaan bahwa manusia sebagai ciptaan Tuhan adalah sama) atau juga non-religius (seperti manusia memiliki gen-gen yang hampir sama). Sekali aturan ini terbangun maka hal tersebut harus diterapkan dalam situasi ilmiah, dan akan sangat mungkin terjadi perbedaan aturan mana yang diperlukan (seperti apakah aturan bahwa tidak boleh membunuh orang lain atau hukuman yang menjadi dasar larangan aborsi). 2. Konsekuensialisme Konsekuensialisme mendasari keputusan etis yang diambil karena merupakan cara analsis bagaimana konsekuensi atau hasil yang akan didapatkan dari berbagai pilihan dan tindakan. Tindakan yang benar adalah tindakan yang memberikan hasil yang terbaik. Tentunya ada berbagai perbedaan mengenai batasan hasil yang terbaik. Salah satu bentuk konsekuensialisme yang sangat dikenal adalah utilitarianisme, menggunakan ’utility’ untuk mengukur dan menentukan mana yang memberikan hasil yang paling baik diantara semua pilihan yang ada. Ukuran-ukuran outcome yang digunakan dalam pembuatan keputusan medis antara lain cost-effectiveness dan kualitas hidup diukur sebagai QALYs (quality-adjusted life-years) atau DALYs (disablility-adjusted life-years). Pendukung teori ini umumnya tidak banyak menggunakan prinsip-prinsip karena sangat sulit mengidentifikasi, menentukan prioritas dan menerapkannya dan dalam suatu kasus mereka tidak mempertimbangkan apakah yang sebenarnya penting dalam pengambilan keputusan moral seperti hasil yang ingin dicapai. Karena mengesampingkan prinsipprinsip maka konsekuensialisme sangat memungkinkan timbulnya pernyataan bahwa ”hasil yang didapat akan membenarkan cara yang ditempuh” seperti hak manusia dapat dikorbankan untuk mencapai tujuan sosial. 3. Etika hak 4. Intuisionisme Intuisi merupakan persepsi yang terbentuk dengan segera mengenai bagaimana bertindak di dalamsebuah situasi tertentu. Intuisi serupa dengan kehendak dimana sifatnya sangat subjektif, namun berbeda karena intuisi terletak pada pemikiran dibanding keinginan. Karena itu intuisi lebih dekat kepada bentuk rasional dari keputusan etis yang diambil dari pada kepatuhan, imitasi, perasaan, dan kehendak. Meskipun begitu, intuisi sistematis ataupun penuh pemikiran namun hanya sebatas mengarahkan keputusan berdasarkan apa yang terbersit dalampikiran saat itu. Seperti halnya perasaan dan kehendak, intuisi dapat bervariasi dari setiap individu, dan bahkan dari individu itu sendiri. 5. Logika dan analisis SWOT (Jika ada ruang & waktu) SYARAT BIOETIKA (Norman Faramelli, 1971) 1. Pragmatisme, Fungsional, Kuantitas, Standarisasi, Efisiensi 2. Teknologi dengan 5 dimensi : Fungsi, Energi, Fabrikasi, Komunikasi, Aturan 3. Technological assesment : Kajian tentang efek Ipoleksosbud-hankam-tekling. 4. Nilai Teknologi dan Etika/Bioetika tidak menimbulkan dampak negatif. Dokter dalambekerja selalu membuat pertimbangan dalam mengambil keputusan. Landasan pertimbangan itu disebut dengan Kaidah D asar Bioetik (KDB). Sebenarnya KDB ada banyak namun sekarang digunakan 4 untuk penyeragaman. KDB itu antara lain : 1. Beneficence (berdasarkan kebaikan) Ciri : · Alturisme (tanpa pamrih, rela berkotban) · Memandang sesuau atau seseorang tak hanya sejauh menguntungkan dokter · Manfaat > kerugian · Menghargai hak pasien · Golden Rule Principle 2. Autonomy (kemandirian) Ciri : · Mengharga hak menentukan nasib sendiri · Berterus terang · Menghargai privasi pasien · Menjaga rahasia · Melaksanakan informed consent 3. Non Maleficence (darurat) Ciri : · Menolong pasien emergensi · Mencegah pasien dari bahaya lebih lanjut · Manfaat pasien > kerugian dokter 4. Justice (legal) Ciri : · Memberlakukan secara universal. · Menghargai hak sehat pasien · Tidak membedakan pelayanan kesehatan yang diberikan. Secara sederhana etika merupakan kajian mengenai moralitas - refleksi terhadap moral secara sistematik dan hati-hati dan analisis terhadap keputusan moral dan perilaku baik pada masa lampau, sekarang atau masa mendatang. Moralitas merupakan dimensi nilai dari keputusan dan tindakan yang dilakukan manusia. Bahasa moralitas termasuk kata-kata seperti ’hak’, ’tanggung jawab’, dan ’kebaikan’ dan sifat seperti ’baik’ dan ’buruk’ (atau ’jahat’), ’benar’ dan ’salah’, ’sesuai’ dan ’tidak sesuai’. Menurut dimensi ini, etika terutama adalah bagaimana mengetahuinya (knowing), sedangkan moralitas adalah bagaimana melakukannya (doing). Hubungan keduanya adalah bahwa etika mencoba memberikan kriteria rasional bagi orang untuk menentukan keputusan atau bertindak dengan suatu cara diantara pilihan cara yang lain. Etika kedokteran berfokus terutama dengan masalah yang muncul dalam praktik pengobatan sedangkan bioetika merupakan subjek yang sangat luas yang berhubungan dengan masalah-maslah moral yang muncul karena perkembangan dalamilmu pengetahuan biologis yang lebih umum. Bioetika juga berbeda dengan etika kedokteran karena tidak memerlukan penerimaan dari nilai tradisional tertentu dimana hal tersebut merupakan hal yang mendasar dalametika kedokteran Etika bersifat pluralistik. Setiap orang memiliki perbedaan terhadap penilaian benar atau salah bahkan jika ada persamaan bisa saja hal tersebut berbeda dalam alasannya. Di beberapa masyarakat, perbedaan tersebut dianggap sebagai sesuatu yang normal dan ada kebebasan besar bagi seseorang untuk melakukan apa yang dia mau, sejauh tidak melanggar hak orang lain. Namun di dalam masyarakat yang lebih tradisional, ada persamaan dan persetujuan pada etika dan ada tekanan sosial yang lebih besar, kadang bahkan didukung oleh hukum, dalam bertindak berdasarkan ketentuan tertentu. Dalammasyarakat tersebut budaya dan agama sering memainkan peran yang dominan dalam menentukan perilaku yang etis. Declaration on the Right of the Patient tahun 1995 dimulai dengan kalimat: “Hubungan antara dokter, pasien mereka, dan masyarakat yang lebih luas telah mengalami perubahan yang nyata saat ini. Walaupun seorang dokter harus selalu bertindak benar menurut pemikirannya, dan selalu berdasarkan kepentingan terbaik dari pasien, usaha yang sama juga harus tetap dilakukan dalam menjamin otonomi dan keadilan pasien”. KOMUNIKASI DAN PERSETUJUAN Persetujuan yang berdasarkan pengetahuan merupakan salah satu konsep inti etika kedokteran saat ini. Hak pasien untuk mengambil keputusan mengenai perawatan kesehatan mereka telah diabadikan dalamaturan hukumdan etika di seluruh dunia. Deklarasi Hak-hak Pasien dari WMA menyatakan:  Pasien mempunyai hak untuk menentukan sendiri, bebas dalammembuat keputusan yang menyangkut diri mereka sendiri.  Dokter harus memberi tahu pasien konsekuensi dari keputusan yang diambil.  Pasien dewasa yang sehat mentalnmya memiliki hak untuk memberi ijin atau tidak memberi ijin terhadap prosedur diagnosa maupun terapi.  Pasien mempunyai hak untuk mendapatkan informasi yang diperlukan untuk mengambil keputusannya.  Pasien harus pahamdengan jelas apa tujuan dari suatu tes atau pengobatan, hasil apa yang akan diperoleh, dan apa dampaknya jika menunda keputusan. Ada dua perkecualian syarat untuk mendapatkan ijin berdasarkan pemahaman oleh pasien yang kompeten: • Keadaan dimana pasien memberikan secara sukarela hak pengambilan keputusan kepada dokter atau pihak ketiga. Karena kompleksitas masalah atau karena pasien percaya sepenuhnya kepada penilaian dokter, maka pasien dapat saja mengatakan ”Lakukan apa yang menurut anda yang terbaik”. Dokter tidak boleh terlalu berani bertindak karena mendapat permintaan seperti itu, namun harus tetap memberi pasien informasi dasar mengenai pilihan tindakan yang ada dan tetap menyemangati pasien untuk mengambil keputusan sendiri. Namun setelah diberitahu dan didorong paisen tetap menyerahkan keputusan kepada dokter, dokter harus bertindak berdasarkan kepentingan terbaik pasien.
  • 2. 2 Intan Nursini Hapsari – G1G008042 • Keadaan dimana penyampaian informasi kepada pasien dapat menyakiti pasien. Konsep therapeutic privilege (hak istimewa terapi) dapat digunakan dalamkasus tersebut dimana dokter diijinkan menyimpan informasi medis jika ternyata menyampaikannya dapat membahayakan atau menyakiti pasien secara emosional, psikologi, fisik dirinya atau orang lain; seperti jika pasien dapat melakukan tindakan bunuh diri jika diagnosa ternyata mengindikasikan adanya penyakit stadiumterminal. Hak istimewa ini sangat mungkin disalahgunakan, sehingga dokter hanya boleh menggunakannya dalam keadaan yang ekstrim. Dokter harus mengawali dengan anggapan bahwa semua orang pasien dapat menghadapi semua fakta dan tetap mencoba terbuka terhadap kasus-kasus dimana dokter menganggap bahwa akan lebih membahayakan jika mengatakan kebenaran dibanding tidak mengatakannya. PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK PASIEN YAGN TIDAK KOMPETEN Banyak pasien tidak kompeten dalammembuat keputusan untuk mereka sendiri. Contohnya adalah anak-anak, orang dengan kondisi neurologi atau psikiatri tertentu, atau pasien yang tidak sadar sementara atau kondisi koma. Pasien-pasien tersebut membutuhkan pengambil keputusan pengganti, bisa dokter atau orang lain. Masalah etis muncul dalammenentukan siapa yang berhak mewakili pasien dalammengambil keputusan dan dalammemilih kriteria keputusan berdasarkan kepentingan pasien yang tidak kompeten tersebut. Transplantasi Ginjal Penyakit ginjal kronik yang sudah masuk stadium5 dengan gejala dan tanda uremia memerlukan terapi pengganti ginjal, seperti dialisis atau transplantasi. Dialisis terdiri dari hemodialisis dan dialisis peritoneal. Dialisis peritoneal dilakukan dengan menggunakan peritoneum sebagai membran semipermeabel. Darah yang mengalir pada pembuluh di peritoneum dialirkan dengan cairan dialisat di kavumDouglasi dan diharapkan akan terjadi ultrafiltrasi. Sedangkan hemodialisis secara langsung mengalirkan darah pembuluh ke dalammesin untuk disaring dengan membrane dan cairan dialisat. Dialisis peritoneal merupakan teknik yang masih dipakai di beberapa rumah sakit karena tidak membutuhkan peralatan canggih seperti hemodialisis, dengan biaya yang relatifmurah. Namun, tidak semua kasus dapat diatasi dengan dialisis peritoneal. Terapi ini terutama digunakan untuk gagal ginjal akut, pediatrik, geriatrik, atau pasien gawat darurat. Untuk kebanyakan kasu s gagal ginjal, hemodialisis lebih optimal untuk dilakukan. Dijelaskan Prof. DR. Dr. Endang Susalit SpPD-KGH, Kepala Divisi Ginjal Hipertensi FKUI/RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, meski transplantasi ginjal adalah yang paling ideal, namun bukan berarti dapat dipastikan pasien langsung sembuh setelah mengalami prosedur cangk ok. "Tetap diperlukan kontrol teratur dari pasien,"ujar Endang. Tapi, transplantasi ginjal lebih unggul baik dari segi prosedur, kualitas hidup, ketergantungan pada fasilitas medik, dan biaya. "Pasien dengan cangkok ginjal tidak merasa lagi sakit ginjal dan dapat hidup dengan normal," ujarnya. Untuk pendonor, tidak ada yang perlu dikhawatirkan hidup dengan satu ginjal. "Tidak ada yang perlu ditakutkan dengan menjadi donor karena setiap orang bisa tetap hidup normal dengan satu ginjal,"kata David. "Bahkan anggota TNI pun bisa tetap melakukan aktivitas seperti biasa setelah memberikan ginjalnya."Pendonor pada operasi transplantasi pertama di Indonesia tahun 1977, Luciana Tjiusnoyo, hingga saat ini masih tampak sehat dan hidup normal dengan satu ginjal. Saat itu Luci memberikan gin jalnya pada kakaknya, Fredy Tjiusnoyo. Tidak salah jika David selalu menekankan tidak ada kerugian dengan mendonorkan ginjal. Pasalnya, sejak tahun 1977 baru 500 cangkok ginjal yang telah dilakukan. Padahal, ada 70 ribu pasien gagal ginjal di Indonesia yang dapat diterapi dengan cangkok ginjal. Keterbatasan donor menjadi salah satu penyebab transplantasi sulit dilakukan. Jumlah donor di Indonesia masih sangat kecil, hanya 15 donor ginjal per tahunnya, dibandingkan dengan 2.000 kasus baru penyakit ginjal kronik tahap akh ir per tahunnya. [DR. Dr. David Manuputty, SpB, SpU(K)] David mengatakan, sebelumoperasi harus dilakukan beberapa persiapan, yaitu evaluasi medik, etik, dan legal yang dilakukan ol eh nefrologi. Selanjutnya menentukan sisi ginjal donor, dan dipilih fosa iliaka kanan resipien, kecuali terdapat kelainan pada sisi kanan. "Ginjal yang diambil untuk didonorkan adalah ginjal yang paling jelek dan paling kecil,"ujar David. Pencitraan donor dilakukan dengan BNO-IVP, aortografi, arteriografi selektif, dan CT-angiografi. "CT-Angiography 3 dimensi dengan dan tanpa kontras memberikan hasil yang memuaskan dalam identifikasi batu, gambaran anatomi ginjal-collecting systemdan vaskularisasi. Prosedur ini mempunyai morbiditas minimal,"kata David. Teknik transplantasi ginjal di Indonesia awalnya dilakukan dengan menggunakan teknik klasik. "Kira-kira pada 20 kasus pertama,"ujar David. Pada teknik itu, ginjal kanan disambungkan dengan iliaka kiri dan ginjal kiri dengan iliaka kanan. Anastomosis arteri terlebih dahulu. Sedangkan arteri renalis disambungkan end to end ke arteri iliaka interna dan vena renalis disambungkan end to side ke vena iliaka eksterna. "Pada teknik klasik ini harsu membongkar lebih banyak dan bukaan yang terlalu luas timbul. Efeknya, komplikasi seperti perdarahan bisa timbul," kata David. Teknik yang banyak digunakan sekarang adalah teknik modifikasi. Ginjal kiri atau kanan disambungkan ke iliaka kanan. "Alasannya, karena pembuluh darah lebih superficial, lebih ke permukaan," kata David. Pada teknik modifikasi dilakukan vena dianastomosis lebih dahulu. Vena renalis disambungkan end to side ke vena iliaka eksterna dan arteri renalis disambungkan end to side ke arteri iliaka eksterna. Maka, teknik modifikasi lebih baik daripada teknik klasik karena waktu pengerjaan lebih singkat. "Jika operasi dimulai pukul 08.00 maka pukul 11.30 sudah selesai,"kata David. Dengan teknik modifikasi akan lebih sedikit komplikasi yang terjadi, terutama hematoma. Donor Keluarga, Lebih Berhasil Risiko pasti akan ada dalamsetiap tindakan transplantasi. Dengan ditanamkan organ baru, maka akan dianggap benda asing oleh tubuh. Sistemimun membuat antibody mencoba membunuh organ baru, meski menguntungkan tubuh. Medikasi diberikan agar system imun menerima hasil tranplan dan bukan menganggapnya be nda asing. Obat yang diberikan antara lain cyclosporine, tacrolimus, azathioprine, mycophenolate mofetil, prednisone, OKT3, dan antithymocyte Ig (ATGAM). Dr. Indrawati Sukadis, mengatakan, tingkat keberhasilan operasi ginjal lebih tinggi bila donor berasal dari seseorang yang memiliki pertalian darah (related donor). "Keberhasilan mencapai 90 persen,"ujarnya. Menurut catatan David, 233 kasus transplantasi berasal dari donor hidup related dan 44 non-related. Dari kasus non related itu, sebanyak 6 kasus adalah donor ginjal yang berasal dari istri kepada suaminya. Sedangkan tidak ada kasus dengan donor yang berasal dari cadaver. Hak asasi pribadi / personal Right - Hak kebebasan untuk bergerak, bepergian dan berpindah-pndah tempat - Hak kebebasan mengeluarkan atau menyatakan pendapat - Hak kebebasan memilih dan aktifdi organisasi atau perkumpulan - Hak kebebasan untuk memilih, memeluk, dan menjalankan agama dan kepercayaan yang diyakini masing -masing TRANSPLANTASI ORGAN Prosedur bedah dimana jaringan atau organ diangkat dan digantikan dengan organ yang sama yang keduanya berasal dari bagian yang lain dari tubuh atau dari orang lain. Transplantasi ginjal (Cangkok ginjal) Transplantasi ginjal adalah suatu metode terapi dengan cara "memanfaatkan" sebuah ginjal sehat (yang diperoleh melalui proses pendonoran) melalui prosedur pembedahan. Ginjal sehat dapat berasal dari individu yang masih hidup (donor hidup) atau yang baru saja meninggal (donor kadaver). Ginjal ‘cangkokan’ ini selanjutnya akan mengambil alih fungsi kedua ginjal yang sudah rusak. Kedua ginjal lama, walaupun sudah tidak banyak berperan tetap berada pada posisinya semula, tidak dibuang, kecuali jika ginjal lama ini menimbulkan komplikasi infeks i atau tekanan darah tinggi. Bagaimana Cara Kerja Transplantasi Ginjal? Prosedur bedah transplantasi ginjal biasanya membutuhkan waktu antara 3 sampai 6 jam. Ginjal baru ditempatkan pada rongga perut bagian bawah (dekat daerah panggul) agar terlindung oleh tulang panggul. Pembuluh nadi (arteri) dan pembuluh darah balik (vena) dari ginjal ‘baru’ ini dihubungkan ke arteri dan vena tubuh. Dengan demikian, darah dapat dialirkan ke ginjal sehat ini untuk disaring. Ureter (saluran kemih) dari ginjal baru dihubungkan ke kandung kemih agar urin dapat dialirkan keluar.