Ringkasan sejarah animasi di Indonesia dalam 3 kalimat:
Animasi di Indonesia berawal pada 1950-an dengan pelatihan animator pertama ke Disney, berkembang pesat pada 1970-1990-an dengan munculnya studio-studio animasi lokal, dan kini telah berkembang ke animasi 3D dan serial TV populer seperti J-Town dan Keluarga Somat.
4. Tahun 50-an, nama Walt Disney
dengan serial dan film
animasinya sudah mendunia.
Mulai dari ‘Mickey Mouse’,
‘Cinderella’, ‘Bambi’, hingga
‘Alice in Wonderland’ membuat
Presiden RI pertama yang
visioner, Ir. Soekarno tertarik
untuk mempelajarinya. Ia pun
mengirim Dukut Hendronoto
atau Pak Ooq ke Disney untuk
belajar animasi.
8. Pak Ooq bergabung
dengan TVRI (Televisi
Republik Indonesia) dan
mengembangkan
program animasi, namun
tidak dilanjutkan karena
terlalu banyak
menghabiskan anggaran
10. Alex Leo Zulkarnaen,
pulang dari sekolah
broadcast di Jerman dan
memimpin TVRI Jakarta.
Beliau membuka slot
iklan “Manasuka Siaran
Niaga” selama 30 menit
setiap harinya, yang
membuka kesempatan
bagi kreator-kreator
animasi.
12. Tidak dipungkiri
pertumbuhan animasi
berkembang seiringan dengan
bertumbuhnya stasiun-stasiun
TV swasta.
Pada saat itu memang
kebanyakan animasi
digunakan untuk kebutuhan
iklan tetapi tidak menutup
film animasi bersinar di era
ini diantaranya ‘Legenda
Buriswara’ yang dibuat
berdasarkan cerita Mahabarta
dan disutradari oleh
Narliswandi Iwan Piliang.
14. Pada era ini sudah
banyak studio animasi
yang bermunculan di
Indonesia seperti Asiana
Wang Animation yang
bekerja sama dengan
Wang Film Animation
Tawan, Evergreen, Marsa
Juwita Indah, Red Rocket
Animatio Studio
(Bandung), Bening Studi
(Yogyakarta), dan Tegal
Kartun (Tegal).
16. Tidak hanya 2D, animasi
Indonesia berkembang ke arah
animasi 3D. Hela Heli Helo
merupakan film animasi 3D
pertama yang dibuat di
Surabaya.
Hela Heli Helo diproduksi oleh
PT INDEX dan disutradarai
oleh Yuwono. Film animasi 3D
ini menceritakan tentang
helikopter bernama Hela, Heli,
Helo yang sering diganggu
pesawat jet jahat. Hela Heli
Helo ini pernah tayang di TPI.
18. Masih di tahun yang sama, demi
memajukan perkembangan animasi di
Indonesia terutama dalam industrinya,
beberapa animator berinisiatif
membuat suatu komunitas yang
menjadi wadah saling bertukar
informasi dan pengalaman dalam
berbisnis dan juga mempersatukan visi
di antara pekerja animasi.
ASOSIASI ANIMASI
INDONESIA didirikan pada 1993 oleh
beberapa tokoh antara lain Mulyono,
pengelola studio yang
memperkerjakan sejumlah in
betweener film-film mancanegara,
Amoroso Katamsi (Direktur Utama
PPFN), Daniel Haryanto, Wagiono,
Denny A Djunaid, dan Johnny Jauhari.
20. Sepertinya bisa dikatakan
Surabaya adalah kota dimana
studio animasi cukup aktif. Adanya
film seri animasi “Satria
Nusantara” oleh Pro Animasindo
dan disutradarai oleh Dian CH.
Animasi ini keseluruhan
prosesnya dikerjakan di Indonesia
termasuk pada saat paska
produksinya, dikerjakan oleh
Gema Cipta Media Animasindo
yang bekerjasama dengan PT
Nurtanio. Sayangnya rencana
untuk ditayangkan sebanyak 23
episode di TPI ini hanya bertahan
13 episode dengan kendala dana.
22. Sebagaian besar anak
90-an pasti pernah ditemani
animasi-animasi yang
diproduseri oleh Herijanto
Judarta bersama studio
Bening Studio, salah satunya
adalah animasi “Bawang
Merah Bawang Putih“.
Animasi ini mengangkat
dongeng Indonesia yang
berasal dari Riau tentang dua
orang gadis cantik kakak
beradik yang memiliki sifat
dan perangai sangat berbeda
lagi bertolak belakang, serta
mengenai seorang ibu tiri
yang tidak adil dan pilih kasih.
24. Animasi 3D tidak hanya beredar
di dunia pertelevisian Indonesia,
tetapi juga mulai bermunculan
di layar lebar. Salah satunya
adalah “Janus Prajurit
Terakhir” (Junii 2003) yang
disutradarai oleh Candra
Endroputro.
26. Hebring merupakan proyek
animasi full 3D perdana Main Motion
Game dari Main Studio yang
digawangi oleh Andi
Martin dan Marlin Sugama. Hebring
pada tahun 2007 silam berhasil
menyabet penghargaan pada ajang
kompetisi Indonesia INAICTA yang
digelar oleh DEPKOMINFO.
28. Meraih Mimpi adalah film
animasi 3D musikal pertama
dari studio animasi Infinite
Frame Work di Batam, yang
menjadi kawah candradimuka
bagi para animator Indonesia.
Film animasi ini pertama kali
dirilis di Singapura pada tahun
2008 dengan judul “Sing to the
Dawn” yang diadaptasi secara
lepas berdasarkan novel yang
berjudul sama.
30. Uwa dan Rimba
merupakan karya animasi yang
dibuat oleh studio animasi asal
Yogyakarta, Hicca Animation
Studio. Animasi ini bercerita
tentang pengalaman seru dan
lucu dari Uwa si bayi orangutan
, Mica si bayi harimau
Sumatera, dan Pito si bayi
badak Jawa di rimba Indonesia.
32. Keluarga Somat
adalah serial animasi produksi
Dreamtoon Studio, Semarang
yang bercerita tentang Pak
Somat, seorang pegawai pabrik
dengan keluarganya yaitu Inah,
istrinya bersama dua orang
anak, Dudung dan Ninung.
Keluarga mereka
sederhana namun penuh hiruk
pikuk, keceriaan, dan masalah
yang biasa terjadi di kehidupan
masyarakat sehari-hari. Serial
animasi yang diproduseri Rudi
Suteja ini ditayangkan di
Indosiar dan sudah mencapai
lebih dari 400 episode sejak
tayang perdana pada 8 Juni
2013.
34. Adit Sopo Jarwo yang
dirilis pada tanggal 27 Januari
2014 merupakan film anak
animasi Indonesia yang
diproduksi oleh MD Animation.
Adit Sopo Jarwo meraih
beberapa penghargaan yakni
terpilih menjadi 5 besar
nominasi Film Animasi Terbaik
di Festival Film Indonesia 2014
dan dinobatkan sebagai Film
Animasi Terbaik di Anti
Corruption Film Festival 2014.
Sudah tayang selama 2
tahun sebanyak 85 episode dan
sekarang Adit Sopo Jarwo
memasuki episode terbarunya.
36. Net TV menggandeng
Kumata Studio untuk mengembangkan
animasi pertama sekaligus intelectual
property (IP) yang dimilikinya. Konspe
dan artwork disajikan J-Town tampak
seperti animasi Family Guy atau The
Simpson dengan sentuhan kearifan
lokal. Serial ini tayang perdana pada 21
Oktober 2017 setiap Sabtu dan Minggu.
J-Town sendiri bercerita
tentang sebuah keluarga yang terpaksa
merantau ke ibukota karena kekayaan
mereka di kampung ludes. Satu-satunya
harta warisan tersisa adalah J-Town,
sebuah rumah susun yang bobrok
dengan beragam penghuni yang aneh.
Dalam usahanya merawat
dan mengembangkan rumah susun
warisan, Jaya Sang Kepala Keluarga
yang lugu dan malas malah seringkali
menambah masalah sehingga
kehidupan di J-Town penuh kekisruhan.