4. SKENARIO B
An S, usia 8 tahun, datang ke IGD RSMH dengan keluhan luka dan nyeri di
tungkai bawah kiri. Pasien memiliki riwayat nyeri pada tungkai bawah sejak 2
bulan lalu. Menurut keluarga pasien mengeluhkan nyeri saat berjalan, dan sejak 2
minggu lalu terdapat benjolan seperti bisul yang mengeluarkan cairan berbau.
Pasien juga sering menderita batuk dan pilek, serta telinga kanan beberapa bulan
lalu mengeluarkan cairan, tetapi sudah berobat ke puskesmas.
Pemeriksaan fisik, ditemukan status generalis dalam batas normal. Pada
pangkal cruris kiri didapatkan benjolan dengan luka dengan diameter 1 cm, dengan
daerah sekitar berwarna kehitaman. Dari luka keluar cairan berwarna kecoklatan
dan berbau. Neurovaskular distal dalam batas normal. Range of motion knee
sinistra dan ankle sinistra dalam batas normal. Dari pemeriksaan radiologi
didapatkan gambaran radioluscent pada pangkal cruris sinistra
5. SKENARIO B
Dokter UGD melakukan pembersihan luka dan
pemberian antibiotik serta analgetik untuk pasien ini.
11. IDENTIFIKASI MASALAH
Keluhan
Tambahan
-Nyeri saat berjalan, batuk,
dan pilek
-Bisul di telinga kanan
mengeluarkan cairan berbau
RPP
-Nyeri sejak 2 bulan lalu
-Bisul dengan cairan berbau sejak 2
minggu lalu-Sering batuk pilek
-Bebarapa bulan lalu telinga kanan
mengeluarkan cairan
Keluhan Utama
Luka dan nyeri di
tungkai bawah kiri
Pemeriksaan
Fisik &
Radiologi
Luka keluar cairan pada
pangkal cruris. X-ray :
radioluscent pangkal cruris
sinistra
Riwayat
Pengobatan
Pembersihan luka,
analgetic dan
antibiotik
An. S, 8 Tahun
13. 1. An S, usia 8 tahun, datang ke IGD RSMH dengan keluhan luka dan
nyeri di tungkai bawah kiri. Pasien memiliki riwayat nyeri pada tungkai
bawah sejak 2 bulan lalu. Menurut keluarga pasien mengeluhkan nyeri
saat berjalan, dan sejak 2 minggu lalu terdapat benjolan seperti bisul
yang mengeluarkan cairan berbau.
1. Bagaimana hubungan usia dan jenis kelamin dengan keluhan yang dialami
pasien?
● Dari skenario diketahui bahwa pasien berusia 8 tahun. dimana hal ini
pasien masih dikategorikan sebagai anak-anak. usia anak-anak dan
bayi merupakan faktor resiko tinggi seseorang terkena
osteomyelitis.
14. 1. An S, usia 8 tahun, datang ke IGD RSMH dengan keluhan luka dan
nyeri di tungkai bawah kiri. Pasien memiliki riwayat nyeri pada tungkai
bawah sejak 2 bulan lalu. Menurut keluarga pasien mengeluhkan nyeri
saat berjalan, dan sejak 2 minggu lalu terdapat benjolan seperti bisul
yang mengeluarkan cairan berbau.
a) Apa hubungan antara nyeri dan benjolan yang terjadi pada tungkai
bawah pasien?
Pada jaringan yang mengalami inflamasi, terjadi penumpukan dan blokade sel imun di
sekitar jaringan yang inflamasi dengan tujuan untuk mengatasi inflamasi tersebut
sebagai akibat dari vasodilatasi pembuluh darah. Hal ini kemudian menyebabkan
jaringan yang inflamasi mengalami pembengkakan yang terlihat seperti menonjol dan
akhirnya meningkatkan tekanan pada sistem saraf di sekitar jaringan sehingga terasa
nyeri. oleh karena itu, maka dapat disimpulkan bahwa benjolan yang terjadi dapat
menyebabkan nyeri pada tungkai karena penekanan sistem saraf di sekitar jaringan
yang inflamasi.
15. 1. An S, usia 8 tahun, datang ke IGD RSMH dengan keluhan luka dan
nyeri di tungkai bawah kiri. Pasien memiliki riwayat nyeri pada tungkai
bawah sejak 2 bulan lalu. Menurut keluarga pasien mengeluhkan nyeri
saat berjalan, dan sejak 2 minggu lalu terdapat benjolan seperti bisul
yang mengeluarkan cairan berbau.
a) Mengapa benjolan yang seperti bisul mengeluarkan cairan berbau?
Pembengkakan jaringan yang pada tungkai kiri pasien terjadi karena adanya
penumpukan sel imun dan sel bakteri yang mati akibat proses fagosistosis
yang disebut sebagai pus. Pus ini kemudian akan mencari jalan keluar dari
tulang dengan cara mencari daerah tulang yang paling lunak yaitu daerah
kortex yang paling lemah lalu keluar hingga menembus kulit dan membentuk
fistel atau luka.
16. 1. An S, usia 8 tahun, datang ke IGD RSMH dengan keluhan luka dan
nyeri di tungkai bawah kiri. Pasien memiliki riwayat nyeri pada tungkai
bawah sejak 2 bulan lalu. Menurut keluarga pasien mengeluhkan nyeri
saat berjalan, dan sejak 2 minggu lalu terdapat benjolan seperti bisul
yang mengeluarkan cairan berbau.
a) Bagaimana tatalaksana awal pada pasien?
● Pada pasien ini ia mengalami nyeri dan luka pada tungkai bawah kiri
sehingga tatalaksana awal yang perlu dilakukan adalah pemberian
obat untuk meredakan nyeri yaitu analgesik sesuai derajat nyeri
pasien dan dilakukan pula pembersihan pada lukanya. Selanjutnya
dapat dilakukan imobilisasi dengan menggunakan traksi dan
memberikan antibiotik spektrum luas sembari menunggu hasil
kultur.
●
17. 2. Pasien juga sering menderita batuk dan pilek, serta telinga kanan beberapa
bulan lalu mengeluarkan cairan, tetapi sudah berobat ke puskesmas.
1. Bagaimana patofisiologi timbulnya keluhan?
● Reaksi imun lokal pada bagian yang terinfeksi yaitu menstimulus
vasodilatasi pembuluh darah sehingga sistem imun dapat menuju ke
lokasi infeksi dengan cepat dan melawan patogen asing. Efek dari
vasodilatasi ini dapat menyebabkan eritema dan pembengkakan
karena pertambahan jumlah sel di dalam jaringan yang infeksi
akibat migrasi sel-sel imun ke jaringan tersebut. Migrasi sel-sel
imun ini kemudian akan meningkatkan tekanan pada jaringan yang
terinfeksi sehingga menekan jaringan saraf di sekitarnya yang
dimanifestasikan sebagai rasa nyeri. Debris dari sel-sel imun dan sel
bakteri yang telah mati akibat hasil dari proses fagositosis
kemudian akan terakumulasi di jaringan tersebut sehingga tampak
seperti pus atau cairan berwarna kuning atau putih yang kental.
●
18. 2. Pasien juga sering menderita batuk dan pilek, serta telinga kanan beberapa
bulan lalu mengeluarkan cairan, tetapi sudah berobat ke puskesmas.
1. Bagaimana tatalaksana awal untuk cairan keluar dari telinga?
● Adanya cairan yang keluar dari telinga ini kemungkinan adalah otitis
media. Otitis media dengan gejala ringan-sedang umumnya akan
sembuh secara spontan dan hanya membutuhkan terapi suportif
berupa pemberian analgesik. Pertimbangkan untuk melakukan
watchful waiting jika gejala otitis media akut (OMA) tanpa
komplikasi
●
19. 2. Pasien juga sering menderita batuk dan pilek, serta telinga kanan beberapa
bulan lalu mengeluarkan cairan, tetapi sudah berobat ke puskesmas.
a. Bagaimana tatalaksana awal untuk cairan keluar dari telinga?
● Adanya cairan yang keluar dari telinga ini kemungkinan adalah otitis
media. Otitis media dengan gejala ringan-sedang umumnya akan
sembuh secara spontan dan hanya membutuhkan terapi suportif
berupa pemberian analgesik. Pertimbangkan untuk melakukan
watchful waiting jika gejala otitis media akut (OMA) tanpa
komplikasi
b. Apa diagnosis yang dari kasus ini?
● Osteomyelitis hematogen subakut
20. 2. Pasien juga sering menderita batuk dan pilek, serta telinga kanan beberapa
bulan lalu mengeluarkan cairan, tetapi sudah berobat ke puskesmas.
1. Apa diagnosis banding dari kasus ini?
• Infeksi, misalnya artritis septik dan selulitis
• Trauma
• Keganasan, misalnya osteoid osteoma, leukemia limfoblastik akut,
sarkoma Ewing, dan osteosarcoma
• Infark tulang pada anak-anak dengan penyakit sel sabit atau
hemoglobinopati lainnya
• Penyakit metabolik, misalnya Gaucher disease
• Defisiensi vitamin A
• Nekrosis avascular
• Osteomielitis multifokal rekuren kronis
21. 3. Pemeriksaan fisik, ditemukan status generalis dalam batas normal.
Pada pangkal cruris kiri didapatkan benjolan dengan luka dengan diameter
1 cm, dengan daerah sekitar berwarna kehitaman. Dari luka keluar
cairan berwarna kecoklatan dan berbau. Neurovaskular distal dalam
batas normal. Range of motion knee sinistra dan ankle sinistra dalam
batas normal.
a) Bagaimana interpretasi pemeriksaan fisik?
● Pada daerah infeksi fagosit datang mengatasi infeksi dari bakteri
tersebut, namun dalam waktu yang bersamaan fagosit juga mengeluarkan
enzim yang dapat mengakibatkan tulang menjadi lisis. Bakteri dapat lolos
dari proses tersebut dan akhirnya menempel pada bagian tulang yang lisis
dengan cara masuk dan menetap pada osteoblas dan membungkus diri
dengan protective polysaccharide-rich biofilm.
● Abses juga dapat keluar dari kulit membentuk sinus.
22. 3. Pemeriksaan fisik, ditemukan status generalis dalam batas normal.
Pada pangkal cruris kiri didapatkan benjolan dengan luka dengan diameter
1 cm, dengan daerah sekitar berwarna kehitaman. Dari luka keluar
cairan berwarna kecoklatan dan berbau. Neurovaskular distal dalam
batas normal. Range of motion knee sinistra dan ankle sinistra dalam
batas normal.
1. Bagaimana mekanisme abnormal dari interpretasi pemeriksaan fisik?
● Terjadi radang & infeksi pada telinga -> Kuman masuk ke dalam aliran
darah -> Kuman memasuki metafisis & berkembang Osteomyelitis
menghasilkan pus -> Pus membentuk bisul ->Bisul pecah karena pus
mencari jalan keluar -> Terbentuk luka
●
23. 3. Pemeriksaan fisik, ditemukan status generalis dalam batas normal.
Pada pangkal cruris kiri didapatkan benjolan dengan luka dengan diameter
1 cm, dengan daerah sekitar berwarna kehitaman. Dari luka keluar
cairan berwarna kecoklatan dan berbau. Neurovaskular distal dalam
batas normal. Range of motion knee sinistra dan ankle sinistra dalam
batas normal.
a) Apa kemungkinan cairan berwarna kecoklatan dan berbau yang keluar dari luka pasien?
Cairan berwarna kecoklatan dan berbau yang keluar dari luka pasien diindikasikan sebagai
cairan pus/abses yang berasal dari respon inflamasi oleh sel imun tubuh.
a) Bagaimana mekanisme terjadinya luka pada benjolan di pangkal cruris kiri pasien?
● Luka yang dialami pasien timbul karena abses/pus yang ada di tulang mencari jalan
keluar dari tulang dengan cara mencari daerah tulang yang paling lunak yaitu daerah
kortex yang paling lemah lalu keluar hingga menembus kulit dan membentuk fistel.
24. 4. Dari pemeriksaan radiologi didapatkan gambaran radiluscent pada pangkal
cruris sinistra
a) Bagaimana interpretasi dari hasil pemeriksaan radiologi pada kasus?
● Pemeriksaan Radiografi Menggunkan Pendekatan ABCs
Adequancy 1. lateral dan AP (Antero Posterior)
2. 2 sendi yaitu sendi distal dan proksimal
Alignment (-) dislokasi/fraktur
Bone Pada pangkal os cruris sinistra terdapat gambaran
radiolucent tepatnya pada bagian metafisis.
Cartilago Tidak ada pelebaran celah sendi maupun
penyempitan celah sendi
Soft Tissue Pada osteomyelitis dapat ditemukan pembengkakan
jaringan lunak, namun pada radiografi skenario ini
belum ditemukan.
25. 4. Dari pemeriksaan radiologi didapatkan gambaran radiluscent pada pangkal
cruris sinistra
a. Apa saja kemungkinan pemeriksaan penunjang untuk pasien?
● Pemeriksaan penunjang lainnya yang dapat dilakukan meliputi
pemeriksaan laboratorium, imunologi dan bone scan. Pada kasus
osteomyelitis, hasil pemeriksaan laboratorium akan menunjukkan
peningkatan sel darah putih mencapai 30.000L/gr disertai peningkatan
Laju Endap Darah
26. 5. Dokter UGD melakukan pembersihan luka dan pemberian antibiotik serta
analgetic untuk pasien ini.
a. Bagaimana penatalaksaan dari kasus ini?
● Tatalaksana untuk osteomielitis diawali dengan pengobatan suportif
yaitu pemberian analgesik dan rehidrasi serta imobilisasi. Pemberian
antibiotik intravena direkomendasikan untuk penatalaksanaan
osteomielitis hematogen.
● Bila terdapat abses perlu dilakukan drainase untuk menghindari nekrosis
tulang. Jika terjadi keterlambatan pemberian antubiotik dan sudah
terjadi nekrosis pada tulang disertai sekuestrasi harus dilakukan
pembedahan.
27. 5. Dokter UGD melakukan pembersihan luka dan pemberian antibiotik serta
analgetic untuk pasien ini.
1. Apa saja jenis antibiotik dan analgesik yang dapat diberikan sesuai indikasi?
● Antibiotik yang diberikan yaitu antibiotik luas, karena belum ada hasil
kultur, yang umum digunakan untuk organisme gram positif dan negatif,
termasuk MRSA, adalah vankomisin (15 mg/kg secara intravena [IV]
setiap 12 jam) ditambah sefalosporin generasi ketiga (misalnya,
ceftriaxone 2 gm IV setiap hari) atau kombinasi inhibitor beta-laktam
atau beta-laktamase. Selain itu dapat juga diberikan Flucloxacilin
ditambah dengan fusidic acid selama 3-4 hari dilanjutkan oral selama 3-
4 minggu.
● Analgesik yang diberikan disesuaikan dengan derajat nyeri yang
dirasakan pasien
●
28. 5. Dokter UGD melakukan pembersihan luka dan pemberian antibiotik serta
analgetic untuk pasien ini.
1. Apa saja komplikasi dari kasus ini?
● Beberapa komplikasi yang mungkin timbul pada osteomyelitis yang tidak diobati
atau tidak diobati dengan baik adalah:
• Artritis septik
• Fraktur (patah tulang) patologis
• Karsinoma sel skuamosa
• Pembentukan saluran sinus
• Fistula
• Penyatuan epifisis premature
• Artritis piogenik yang menyebabkan ankilosis tulang (misalnya penyatuan panggul)
• Abses jaringan lunak
• Deformitas (kelainan bentuk) tulang
• Infeksi sistemik
• Amiloidosis (jarang)
• Infeksi jaringan lunak yang berdekatan
29. 5. Dokter UGD melakukan pembersihan luka dan pemberian antibiotik serta
analgetic untuk pasien ini.
a) Bagaimana kompetensi dokter umum untuk kasus ini?
● Tingkat Kemampuan 3: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan awal,
dan merujuk. 3B. Gawat darurat. Lulusan dokter mampu membuat
diagnosis klinik berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan hasil
pemeriksaan penunjang dan memberikan terapi pendahuluan pada
keadaan gawat darurat demi menyelamatkan nyawa atau mencegah
keparahan dan/ atau kecacatan pada pasien dalam konteks penilaian
mahasiswa. Lulusan dokter mampu menentukan usulan rujukan yang paling
tepat bagi penanganan pasien selanjutnya.
●
30. 5. Dokter UGD melakukan pembersihan luka dan pemberian antibiotik serta
analgetic untuk pasien ini.
a) Bagaimana prognosis untuk kasus ini?
● Prognosis osteomyelitis cukup bervariasi, tergantung angka kesuksesan
terapi. Komplikasi osteomyelitis dapat menyebabkan nekrosis tulang
sehingga memerlukan amputasi, bahkan dapat terjadi sepsis yang
berisiko kematian.
● Angka kesuksesan terapi osteomyelitis antara 60-90%, tergantung
keberhasilan debridement dan kemungkinan insufisiensi vaskular pada
tempat infeksi. Dengan pengobatan dini yang agresif, prognosis
osteomielitis akut umumnya baik.
● Namun, ada kemungkinan infeksi dapat kambuh bertahun-tahun setelah
pasien sembuh, jika ada trauma baru di daerah yang sama atau jika
imunitas tubuh pasien terganggu. Pada orang dewasa, tingkat
kekambuhan osteomielitis kronis adalah sekitar 30% dalam waktu 12
bulan, bahkan pada kasus yang melibatkan P. aeruginosa tingkat
kekambuhan dapat meningkat hingga 50%.
32. Kerangka Konsep
Mercury is the closest planet to the Sun and
the smallest one in the System
THE BIGGEST BONE THE SMALLEST BONE
Venus has a beautiful name but is hot and is
the second planet from the Sun
34. Kesimpulan
An. S 8 tahun mengalami nyeri tungkai bawah kiri
dengan diagnosis osteomyelitis hematogenus subakut.
35. CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics
& images by Freepik
THANKS!
Do you have any questions?
Please keep this slide for attribution
36. Daftar Pustaka
● Adidharma, Anak Agung Gde Bagus, dkk. 2020. Gambaran Tatalaksana
Terapi Pasien Osteomielitis di RSUP Sanglah April 2015 – Oktober 2016.
Jurnal Medika Udayana. Vol 9 No. 4.
● Adrian R. Lower Limb Anatomy. Kenhub. 2022 Nov 7
● Gartner, L.P. and Hiatt, J.L. (2007). Color Textbook of Histology. 3rd ed.
Elsevier.
● Joseph M. Fritz MD, Jay R. McDonald MD. Osteomyelitis: Approach to
Diagnosis and Treatment. doi: 10.3810/psm.2008.12.11
● Masters, Elysia; Trombetta; Ryan; Bentley, Karen L de Mesy;
Muthukrishnan, Gowrishankar. 2019 July. Envolving Concepts in Bone
Infection: Redefining “Biofilm”, “Acute vs. Chronic Osteomyelitis”, “The
Immune Proteome” and “Local Antibiotic Therapy”. Springer Nature.
● Mauler, F., et al., Nonsurgical Treatment of Osteomyelitis of the Hallux
Sesamoids: A Case Series and Literature Review. The Journal of Foot and
Ankle Surgery, 2017. 56(3): p. 666-669.