SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Nama : iis mardiana firjayanti
nim : 21042388
prodi : ilmu administrasi negara
matkul : hukum administrasi negara
tugas 10
LexAdministratum, Vol.IX/No.6/Jul-Sep/202196
PENYELESAIANSENGKETAADMINISTRASIPEMILIHANUMUM1
Oleh:ChrisandyM. Polii2
CevonieM. Ngantung3
RudyM.K.Mamangkey4
A. BagaimanaBentukSengketaAdministrasiYangTimbulDalamProsesPemilu
1. SengketaProsesdanSengketa(Perselisihan)HasilPemiluPemilihanUmum(Pemilu)
menurutPasal1angka1Undang-UndangNomor7Tahun2017tentangPemilihanUmum(UUPemilu)adalah saranakedaulatan
rakyatuntukmemilihanggotaDewanPerwakilanRakyat,anggotaDewanPerwakilanDaerah,PresidendanWakilPresiden,dan
untukmemilihanggotaDewanPerwakilanRakyatDaerah,yangdilaksanakansecaralangsung,umum,bebas,rahasia,jujur,dan
adildalamNegaraKesatuanRepublikIndonesiaberdasarkanPancasiladanUndangUndangDasarNegaraRepublikIndonesia
Tahun1945.
NurulHudamenyebutkanUndangUndangNomor7Tahun2017membedakan4(empat)jenismasalahhukumpemilu:
1) Pelanggaran;
2) Sengketaproses;
3) Perselisihanhasilpemilu;
4) Tindakpidanapemilu
2. KewenanganBawasludanPTUNdalamSengketaProsesPemilu
Untuksengketaprosespemilu,lembagayangberwenanguntukmenerima,memeriksa,danmemutuspenyelesaiansengketa
prosestersebutadalahBadanPengawasPemilu(Bawaslu)danPengadilanTataUsahaNegara(PTUN).
a. Bawaslu.
BawasluadalahlembagapenyelenggarapemiluyangmengawasipenyelenggaraanpemiludiseluruhwilayahNegaraKesatuan
RepublikIndonesia.
b.PengadilanTataUsahaNegara(PTUN)BilaberlanjutkePTUN,makapeyelesaiansengketaprosespemiludiPTUN,sebagaimana
diaturdalamPasal470UUPemilu,bahwasengketaprosespemiluyangdiajukanmelaluiPTUNmeliputisengketayangtimbul
dalambidangtatausahanegaraPemiluantaracalonanggotaDPR,DPD,DPRDprovinsi,DPRDkabupaten/kota,ataupartaipolitik
calonpesertapemilu,ataubakalpasangancalondenganKPU,KPUProvinsi,danKPUKabupaten/Kotasebagaiakibat
dikeluarkannyakeputusanKPU,keputusanKPUProvinsi,dankeputusanKPUKabupaten/Kota
B.BagaimanaCaraPenyelesaianSengketaAdministrasi DalamProsesPemilihanUmummenurut
UndangUndangNomor7 Tahun2017
Ketentuan Pasal 1 angka22Perbawaslu tentang TataCaraPenyelesaian Sengketa ProsesPemilu
mendefinisikanPemohon sebagaipihakyang mengajukan Permohonan sengketa prosesPemilu. Lebih
lanjut konstruksi kedudukan hukum (legalstanding) Pemohon sengketa prosesPemilu terangkai
dalam ketentuan Pasal 7, Pasal 7A, danPasal 7B Perbawaslu tentang TataCaraPenyelesaian
Sengketa Proses Pemilu.
Lebihlanjut Pasal 7A Perbawaslu tentang Tata CaraPenyelesaian Sengketa ProsesPemilu
menentukan bahwa:“Permohonan penyelesaian sengketa prosesPemilu yang diajukan oleh partai
politik calon Peserta Pemilu dan/atauPartai Politik Peserta Pemilu dilakukan dengan ketentuan
sebagaiberikut: (a)tingkat pusatdiajukanoleh ketua umum dansekretarisjenderal partaiatau
sebutan lain;(b) tingkat provinsi diajukan oleh ketua dansekretaristingkat provinsiatau sebutan lain;
dan(c) tingkat kabupaten/kota diajukanoleh ketua dansekretaristingkat kabupaten/kota atau
sebutan lain.
Mengenai Termohon dalam sengketa prosesPemilu merujuk padapada rumusanPasal 466UU Pemilu
juncto Pasal 1 angka23 dan Pasal 8 Perbawaslu tentang Tata CaraPenyelesaian Sengketa Proses
Pemilu.
Sedangkan ketentuan Pasal 1angka 23Perbawaslu tentang TataCaraPenyelesaian Sengketa Proses Pemilu menyatakan: “Termohon adalah pihakyang
diajukan didalam Permohonan sengketa prosesPemilu”.
SedangkanPihakTerkaitdalam penyelesaian sengketa proses Pemilu diaturdalam Pasal 9ayat(1)danayat (2)Perbawaslu tentang TataCara
Penyelesaian Sengketa ProsesPemilu, bahwa:
(1)Partai Politik Peserta Pemilu,calon anggota DPR danDPRD yang tercantum didalam DCT,calon anggota DPD, atau Pasangan Calon yang berpotensi
dirugikan ataspenyelesaian sengketa proses Pemilu dapat mengajukan dirisebagaipihak terkait.
(2)Pengajuan dirisebagai pihakterkait bagi calon anggota DPR danDPRD sebagaimana dimaksud padaayat (1)melalui Partai Politik.
Berkaitan denganobjek sengketa (objectum litis) Penyelesaian Sengketa ProsesPemilu diatur lebihlanjut dalamPerbawaslu tentang TataCara
Penyelesaian Sengketa ProsesPemilu yang bertolak darikonstruksi Pasal 466 UU Pemilu, mengkualifisir bahwasengketa proses Pemilu terjadikarena:
(a) hakpeserta Pemilu yang dirugikansecaralangsung oleh tindakan pesertaPemilu lain sebagaiakibat dikeluarkannya keputusan KPU, keputusan KPU
Provinsi, atau keputusan KPU Kabupaten/Kota; atau
(b) hakpeserta Pemilu yang dirugikansecaralangsung oleh tindakan KPU,KPU Provinsi, atau KPU Kabupaten/Kota, sebagai akibat dikeluarkannya
keputusan KPU, keputusan KPU Provinsi,atau keputusan KPU Kabupaten/Kota.
Ketentuan Pasal 4 ayat(2)Perbawaslu tentang TataCaraPenyelesaian Sengketa ProsesPemilu merumuskan tentang bentuk danjenisobjek sengketa
proses Pemilu bahwa:“Keputusan KPU,keputusan KPU Provinsi, atau keputusan KPU Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud padaayat (1)berupa surat
keputusan dan/atau beritaacara”
Kesimpulan
1. Hal yang penting untuk diperhatikan adalah pelanggaran administrasi tidak bisadilakukan oleh badan atau orang yang tidak menyelenggarakan urusan
administrasi (negara).Selanjutnya, adanya duplikasi penanganan pelanggaran administrasi oleh KPU dan Bawaslujuga perludisempurnakan. Peraturan KPU
yang menyebutkan bahwa KPU merupakan pelapor dan terlapor terhadap dugaan pelanggaran administrasi terdengarjanggal, meskipun dapat dimaknai bahwa
haltersebut merupakan konsekuensi pengawasan internal secaraberjenjang antara atasan danbawahannya. Namun mengingat telah dibentuk lembaga
pengawas eksternal,yaitu Bawaslu,maka seharusnyapengaduan ataulaporan terhadap dugaanpelanggaran administrasi ditujukan kepada Bawasluuntuk
ditindaklanjuti.
2. Penyelesaian sengketa pemilihan umumdiIndonesia dapat diselesaikan oleh Badan Pengawas Pemilu, Peradilan TataUsahaNegara danMahkamah Konstitusi,
bilaterjadi sengketa prosespemilihan umum dapatdiselesaikan Badan Pengawas Pemilu danPeradilan Tata UsahaNegara,lain halnya dengansengketa hasil
pemilihan umum dapat diselesaikan Mahkamah Konstitusi.
Perlu dilakukan revisiterhadap UndangUndang Nomor 7 Tahun2017 tentang Pemilu,khusus yang berkaitan dengan desainpenegakan hukum penyelesaian sengketa
proses Pemilu yang terjadiantarPeserta Pemilu. Sebab, konstruksi norma dalam Pasal 466sampai denganPasal 469mengandung sejumlah kelemahan, antara lain:
(1) Konstruksi ruang lingkup penyelesaian sengketa antarPeserta Pemilu padaPasal 466yang mengaitkan objek sengketaproses Pemilu sebagai akibat
diterbitkannya Keputusan Penyelenggara Pemilu. Dengan konstruksi demikian,esensisengketa antarPeserta menjadi tidak relevan karena yang mengeluarkan
objek sengketa adalah Penyelenggara Pemilu tetapi yang disengketakan adalah PesertaPemilu;
(2) Mekanisme penyelesaian sengketa antarPeserta Pemilu memiliki karakteristik yang berbedadengan sengketa antaraPeserta Pemilu dengan Penyelenggara
Pemilu sehingga perlupangaturan mekanisme penyelesaian yang berbeda.2.Diperlukan penyamaan persepsiantaraBawaslu dengan Mahkamah Agung terkait
upayahukum penyelesaian sengketa proses Pemilu yang dilakukan oleh Pengadilan Tata UsahaNegara agar dapat memberikan pemenuhan aksespenyelesaian
sengketa proses Pemilu bagipencarikeadilan Pemilu.
Thankyou
iismardianafirjayanti

More Related Content

Similar to tugas 10 iis mardiana firjayanti

Jannah 6411413047 tugas paper
Jannah 6411413047 tugas paperJannah 6411413047 tugas paper
Jannah 6411413047 tugas paper
natal kristiono
 
KEBIJAKAN HUKUM PIDANA DALAM PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA KORUPSI YANG DILAK...
KEBIJAKAN HUKUM PIDANA DALAM  PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA KORUPSI YANG DILAK...KEBIJAKAN HUKUM PIDANA DALAM  PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA KORUPSI YANG DILAK...
KEBIJAKAN HUKUM PIDANA DALAM PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA KORUPSI YANG DILAK...
moremoremorena
 
Tindak pidana khusus
Tindak pidana khususTindak pidana khusus
Tindak pidana khusus
Ayuu Ebbol
 
Materi sosialisasi Komisi Informasi tentang "Keterbukaan Informasi Publik" di...
Materi sosialisasi Komisi Informasi tentang "Keterbukaan Informasi Publik" di...Materi sosialisasi Komisi Informasi tentang "Keterbukaan Informasi Publik" di...
Materi sosialisasi Komisi Informasi tentang "Keterbukaan Informasi Publik" di...
infomagetan
 
PPT Tambahan Kesiapan Divisi PP Bawaslu.pptx
PPT Tambahan Kesiapan Divisi PP Bawaslu.pptxPPT Tambahan Kesiapan Divisi PP Bawaslu.pptx
PPT Tambahan Kesiapan Divisi PP Bawaslu.pptx
DeddyRiyanto
 
5 perbawaslu_2022_1_salinanperaturanbawaslunomor5tahun2022.pdf
5 perbawaslu_2022_1_salinanperaturanbawaslunomor5tahun2022.pdf5 perbawaslu_2022_1_salinanperaturanbawaslunomor5tahun2022.pdf
5 perbawaslu_2022_1_salinanperaturanbawaslunomor5tahun2022.pdf
aceazulgrana1
 

Similar to tugas 10 iis mardiana firjayanti (20)

Jannah 6411413047 tugas paper
Jannah 6411413047 tugas paperJannah 6411413047 tugas paper
Jannah 6411413047 tugas paper
 
Tugas pkn
Tugas pknTugas pkn
Tugas pkn
 
3.-abdul-waid-revisi-reviewed.pdf
3.-abdul-waid-revisi-reviewed.pdf3.-abdul-waid-revisi-reviewed.pdf
3.-abdul-waid-revisi-reviewed.pdf
 
Urgensi-pendidikan-anti-korupsi-bagi-generasi-milenial.ppt
Urgensi-pendidikan-anti-korupsi-bagi-generasi-milenial.pptUrgensi-pendidikan-anti-korupsi-bagi-generasi-milenial.ppt
Urgensi-pendidikan-anti-korupsi-bagi-generasi-milenial.ppt
 
KEBIJAKAN HUKUM PIDANA DALAM PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA KORUPSI YANG DILAK...
KEBIJAKAN HUKUM PIDANA DALAM  PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA KORUPSI YANG DILAK...KEBIJAKAN HUKUM PIDANA DALAM  PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA KORUPSI YANG DILAK...
KEBIJAKAN HUKUM PIDANA DALAM PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA KORUPSI YANG DILAK...
 
Hasil Pemantauan Kejaksaan Periode 2003-2004
Hasil Pemantauan Kejaksaan Periode 2003-2004Hasil Pemantauan Kejaksaan Periode 2003-2004
Hasil Pemantauan Kejaksaan Periode 2003-2004
 
Paper kwn
Paper kwnPaper kwn
Paper kwn
 
BIMTEK 1. PENANGANAN PELANGGARAN.pptx
BIMTEK 1. PENANGANAN PELANGGARAN.pptxBIMTEK 1. PENANGANAN PELANGGARAN.pptx
BIMTEK 1. PENANGANAN PELANGGARAN.pptx
 
Bantuan hukum perdata
Bantuan hukum perdataBantuan hukum perdata
Bantuan hukum perdata
 
Tindak pidana khusus
Tindak pidana khususTindak pidana khusus
Tindak pidana khusus
 
Materi sosialisasi Komisi Informasi tentang "Keterbukaan Informasi Publik" di...
Materi sosialisasi Komisi Informasi tentang "Keterbukaan Informasi Publik" di...Materi sosialisasi Komisi Informasi tentang "Keterbukaan Informasi Publik" di...
Materi sosialisasi Komisi Informasi tentang "Keterbukaan Informasi Publik" di...
 
Perkara Peradilan Tata Usaha Negara di dalam Hukum Administrasi Negara
Perkara Peradilan Tata Usaha Negara di dalam Hukum Administrasi NegaraPerkara Peradilan Tata Usaha Negara di dalam Hukum Administrasi Negara
Perkara Peradilan Tata Usaha Negara di dalam Hukum Administrasi Negara
 
Resume PKPU No 8 Tahun 2019
Resume PKPU No 8 Tahun 2019Resume PKPU No 8 Tahun 2019
Resume PKPU No 8 Tahun 2019
 
Urgensi-pendidikan-anti-korupsi-bagi-generasi-milenial.ppt
Urgensi-pendidikan-anti-korupsi-bagi-generasi-milenial.pptUrgensi-pendidikan-anti-korupsi-bagi-generasi-milenial.ppt
Urgensi-pendidikan-anti-korupsi-bagi-generasi-milenial.ppt
 
30 syahla aqila
30 syahla aqila30 syahla aqila
30 syahla aqila
 
hukum bisnis
hukum bisnishukum bisnis
hukum bisnis
 
PPT Tambahan Kesiapan Divisi PP Bawaslu.pptx
PPT Tambahan Kesiapan Divisi PP Bawaslu.pptxPPT Tambahan Kesiapan Divisi PP Bawaslu.pptx
PPT Tambahan Kesiapan Divisi PP Bawaslu.pptx
 
Tugas p kn..
Tugas p kn..Tugas p kn..
Tugas p kn..
 
PERTEMUAN 7.pptx
PERTEMUAN 7.pptxPERTEMUAN 7.pptx
PERTEMUAN 7.pptx
 
5 perbawaslu_2022_1_salinanperaturanbawaslunomor5tahun2022.pdf
5 perbawaslu_2022_1_salinanperaturanbawaslunomor5tahun2022.pdf5 perbawaslu_2022_1_salinanperaturanbawaslunomor5tahun2022.pdf
5 perbawaslu_2022_1_salinanperaturanbawaslunomor5tahun2022.pdf
 

Recently uploaded

Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
MaskuratulMunawaroh
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
FitriaSarmida1
 

Recently uploaded (20)

Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDMateri Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
 

tugas 10 iis mardiana firjayanti

  • 1. Nama : iis mardiana firjayanti nim : 21042388 prodi : ilmu administrasi negara matkul : hukum administrasi negara tugas 10
  • 3. A. BagaimanaBentukSengketaAdministrasiYangTimbulDalamProsesPemilu 1. SengketaProsesdanSengketa(Perselisihan)HasilPemiluPemilihanUmum(Pemilu) menurutPasal1angka1Undang-UndangNomor7Tahun2017tentangPemilihanUmum(UUPemilu)adalah saranakedaulatan rakyatuntukmemilihanggotaDewanPerwakilanRakyat,anggotaDewanPerwakilanDaerah,PresidendanWakilPresiden,dan untukmemilihanggotaDewanPerwakilanRakyatDaerah,yangdilaksanakansecaralangsung,umum,bebas,rahasia,jujur,dan adildalamNegaraKesatuanRepublikIndonesiaberdasarkanPancasiladanUndangUndangDasarNegaraRepublikIndonesia Tahun1945. NurulHudamenyebutkanUndangUndangNomor7Tahun2017membedakan4(empat)jenismasalahhukumpemilu: 1) Pelanggaran; 2) Sengketaproses; 3) Perselisihanhasilpemilu; 4) Tindakpidanapemilu 2. KewenanganBawasludanPTUNdalamSengketaProsesPemilu Untuksengketaprosespemilu,lembagayangberwenanguntukmenerima,memeriksa,danmemutuspenyelesaiansengketa prosestersebutadalahBadanPengawasPemilu(Bawaslu)danPengadilanTataUsahaNegara(PTUN). a. Bawaslu. BawasluadalahlembagapenyelenggarapemiluyangmengawasipenyelenggaraanpemiludiseluruhwilayahNegaraKesatuan RepublikIndonesia. b.PengadilanTataUsahaNegara(PTUN)BilaberlanjutkePTUN,makapeyelesaiansengketaprosespemiludiPTUN,sebagaimana diaturdalamPasal470UUPemilu,bahwasengketaprosespemiluyangdiajukanmelaluiPTUNmeliputisengketayangtimbul dalambidangtatausahanegaraPemiluantaracalonanggotaDPR,DPD,DPRDprovinsi,DPRDkabupaten/kota,ataupartaipolitik calonpesertapemilu,ataubakalpasangancalondenganKPU,KPUProvinsi,danKPUKabupaten/Kotasebagaiakibat dikeluarkannyakeputusanKPU,keputusanKPUProvinsi,dankeputusanKPUKabupaten/Kota
  • 4. B.BagaimanaCaraPenyelesaianSengketaAdministrasi DalamProsesPemilihanUmummenurut UndangUndangNomor7 Tahun2017 Ketentuan Pasal 1 angka22Perbawaslu tentang TataCaraPenyelesaian Sengketa ProsesPemilu mendefinisikanPemohon sebagaipihakyang mengajukan Permohonan sengketa prosesPemilu. Lebih lanjut konstruksi kedudukan hukum (legalstanding) Pemohon sengketa prosesPemilu terangkai dalam ketentuan Pasal 7, Pasal 7A, danPasal 7B Perbawaslu tentang TataCaraPenyelesaian Sengketa Proses Pemilu. Lebihlanjut Pasal 7A Perbawaslu tentang Tata CaraPenyelesaian Sengketa ProsesPemilu menentukan bahwa:“Permohonan penyelesaian sengketa prosesPemilu yang diajukan oleh partai politik calon Peserta Pemilu dan/atauPartai Politik Peserta Pemilu dilakukan dengan ketentuan sebagaiberikut: (a)tingkat pusatdiajukanoleh ketua umum dansekretarisjenderal partaiatau sebutan lain;(b) tingkat provinsi diajukan oleh ketua dansekretaristingkat provinsiatau sebutan lain; dan(c) tingkat kabupaten/kota diajukanoleh ketua dansekretaristingkat kabupaten/kota atau sebutan lain. Mengenai Termohon dalam sengketa prosesPemilu merujuk padapada rumusanPasal 466UU Pemilu juncto Pasal 1 angka23 dan Pasal 8 Perbawaslu tentang Tata CaraPenyelesaian Sengketa Proses Pemilu.
  • 5. Sedangkan ketentuan Pasal 1angka 23Perbawaslu tentang TataCaraPenyelesaian Sengketa Proses Pemilu menyatakan: “Termohon adalah pihakyang diajukan didalam Permohonan sengketa prosesPemilu”. SedangkanPihakTerkaitdalam penyelesaian sengketa proses Pemilu diaturdalam Pasal 9ayat(1)danayat (2)Perbawaslu tentang TataCara Penyelesaian Sengketa ProsesPemilu, bahwa: (1)Partai Politik Peserta Pemilu,calon anggota DPR danDPRD yang tercantum didalam DCT,calon anggota DPD, atau Pasangan Calon yang berpotensi dirugikan ataspenyelesaian sengketa proses Pemilu dapat mengajukan dirisebagaipihak terkait. (2)Pengajuan dirisebagai pihakterkait bagi calon anggota DPR danDPRD sebagaimana dimaksud padaayat (1)melalui Partai Politik. Berkaitan denganobjek sengketa (objectum litis) Penyelesaian Sengketa ProsesPemilu diatur lebihlanjut dalamPerbawaslu tentang TataCara Penyelesaian Sengketa ProsesPemilu yang bertolak darikonstruksi Pasal 466 UU Pemilu, mengkualifisir bahwasengketa proses Pemilu terjadikarena: (a) hakpeserta Pemilu yang dirugikansecaralangsung oleh tindakan pesertaPemilu lain sebagaiakibat dikeluarkannya keputusan KPU, keputusan KPU Provinsi, atau keputusan KPU Kabupaten/Kota; atau (b) hakpeserta Pemilu yang dirugikansecaralangsung oleh tindakan KPU,KPU Provinsi, atau KPU Kabupaten/Kota, sebagai akibat dikeluarkannya keputusan KPU, keputusan KPU Provinsi,atau keputusan KPU Kabupaten/Kota. Ketentuan Pasal 4 ayat(2)Perbawaslu tentang TataCaraPenyelesaian Sengketa ProsesPemilu merumuskan tentang bentuk danjenisobjek sengketa proses Pemilu bahwa:“Keputusan KPU,keputusan KPU Provinsi, atau keputusan KPU Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud padaayat (1)berupa surat keputusan dan/atau beritaacara”
  • 6. Kesimpulan 1. Hal yang penting untuk diperhatikan adalah pelanggaran administrasi tidak bisadilakukan oleh badan atau orang yang tidak menyelenggarakan urusan administrasi (negara).Selanjutnya, adanya duplikasi penanganan pelanggaran administrasi oleh KPU dan Bawaslujuga perludisempurnakan. Peraturan KPU yang menyebutkan bahwa KPU merupakan pelapor dan terlapor terhadap dugaan pelanggaran administrasi terdengarjanggal, meskipun dapat dimaknai bahwa haltersebut merupakan konsekuensi pengawasan internal secaraberjenjang antara atasan danbawahannya. Namun mengingat telah dibentuk lembaga pengawas eksternal,yaitu Bawaslu,maka seharusnyapengaduan ataulaporan terhadap dugaanpelanggaran administrasi ditujukan kepada Bawasluuntuk ditindaklanjuti. 2. Penyelesaian sengketa pemilihan umumdiIndonesia dapat diselesaikan oleh Badan Pengawas Pemilu, Peradilan TataUsahaNegara danMahkamah Konstitusi, bilaterjadi sengketa prosespemilihan umum dapatdiselesaikan Badan Pengawas Pemilu danPeradilan Tata UsahaNegara,lain halnya dengansengketa hasil pemilihan umum dapat diselesaikan Mahkamah Konstitusi. Perlu dilakukan revisiterhadap UndangUndang Nomor 7 Tahun2017 tentang Pemilu,khusus yang berkaitan dengan desainpenegakan hukum penyelesaian sengketa proses Pemilu yang terjadiantarPeserta Pemilu. Sebab, konstruksi norma dalam Pasal 466sampai denganPasal 469mengandung sejumlah kelemahan, antara lain: (1) Konstruksi ruang lingkup penyelesaian sengketa antarPeserta Pemilu padaPasal 466yang mengaitkan objek sengketaproses Pemilu sebagai akibat diterbitkannya Keputusan Penyelenggara Pemilu. Dengan konstruksi demikian,esensisengketa antarPeserta menjadi tidak relevan karena yang mengeluarkan objek sengketa adalah Penyelenggara Pemilu tetapi yang disengketakan adalah PesertaPemilu; (2) Mekanisme penyelesaian sengketa antarPeserta Pemilu memiliki karakteristik yang berbedadengan sengketa antaraPeserta Pemilu dengan Penyelenggara Pemilu sehingga perlupangaturan mekanisme penyelesaian yang berbeda.2.Diperlukan penyamaan persepsiantaraBawaslu dengan Mahkamah Agung terkait upayahukum penyelesaian sengketa proses Pemilu yang dilakukan oleh Pengadilan Tata UsahaNegara agar dapat memberikan pemenuhan aksespenyelesaian sengketa proses Pemilu bagipencarikeadilan Pemilu.