SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
Download to read offline
13

PENGUAT TRANSISTOR

13.1 Model Setara Penguat
Secara umum penguat (amplifier) dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga), yaitu penguat
tegangan, penguat arus dan penguat transresistansi. Pada dasarnya kerja sebuah penguat
adalah mengambil masukan (input), mengolahnya dan menghasilkan keluaran (output)
yang besarnya sebanding dengan masukan.

Besarnya tegangan keluaran (vo)

dibandingkan dengan tegangan masukan (vi) dinyatakan sebagai
v o = AV v i

(13.1)

dimana AV adalah penguatan tegangan (voltage gain). Hal yang sama untuk penguat
arus berlaku
io = AI ii

(13.2)

dimana io adalah arus keluaran, ii adalah arus masukan dan AI adalah penguatan arus
(current gain). Sementara ini pembahasan hanya dibatasi pada penguatan tegangan.
Gambar 13.1 menunjukkan rangkaian setara Thevenin dari jaringan bergerbang
dua dari suatu penguat. Secara ideal, penguat tidak mengambil arus dari masukan vi dan
tegangan keluaran tidak mengalami perubahan jika arus diambil dari ujung keluaran
(lihat gambar 13.1-a). Pada kenyataannya rangkaian yang ideal ini tidak bisa dibuat.
Rangkaian seperti terlihat pada gambar 13.1-b adalah lebih realistik dimana kita
menambah hambatan masukan Ri dan hambatan keluaran Ro.

154 ELEKTRONIKA DASAR
Rs
(a) v
i

io
vi

~

vo

~

R

vo =Av
i
Sumber
Rs

(b) vi'

~

Penguat
i

Beban
Ro

i
vi
Ri

L

io
vo
'

~
vo =Av

R

L

i

Gambar 13.1 Rangkaian setara Thevenin jaringan bergerbang dua

Pada gambar 13.1-b terlihat bahwa pada bagian masukan mengalir arus masukan
sebesar

ii =

vi
Ri

(13.3)

Semakin besar harga Ri penguat tersebut semakin mendekati kondisi ideal. Hambatan
sumber Rs dan hambatan masukan Ri membentuk pembagi tegangan sehingga

vi =

Ri
vs
Ri + R s

(13.4)

'
Pada bagian keluaran, dengan adanya Ro, tegangan keluaran v o menjadi

'
v o = v o − i o Ro

atau
'
vo =

RL
vo
Ro + R L

(13.5)

Penguat Transistor 155
Persamaan 13.5 jelas memperlihatkan bahwa semakin kecil harga Ro suatu penguat akan
medekati kondisi ideal.

13.2 Penguat Tegangan
Pada bagian sebelumnya telah dipelajari bagaimana transistor diberi tegangan panjar
(bias) agar transistor tersebut dapat bekerja sebagai penguat. Pada gambar 13.2
diperlihatkan penguat BJT emitor-ditanahkan dengan tegangan panjar dari VCC dan VBE.

R

L

+
VCC

vi
v

_

~

+
BE _

Gambar 13.2 pemasangan tegangan panjar pada penguat emitor ditanahkan

Antara parameter masukan dan keluaran terdapat hubungan dalam bentuk
eksponensial sebagai berikut
 v
− i E = I o exp BE
V
 T
v
≈ I o exp BE
V
 T






 
 − 1

 

(13.6)

Arus kolektor (iC) besarnya hampir mendekati arus emitor (iE), dengan demikian kita
dapat menuliskan
v
iC ≈ I o exp BE
V
 T






156 ELEKTRONIKA DASAR

(13.7)
(a)

(b)

(c)

Gambar 13.3 Bentuk isyarat keluaran suatu penguat untuk isyarat masukan (a) 1 dan
1,8 mV, (b) 4 dan 8 mV dan (c) 15 dan 20 mV

Penguat Transistor 157
dan tegangan kolektor diberikan oleh
v C = VCC − i C R L
v
v C = VCC − I o R L exp BE
V
 T






(13.8)

Persamaan 13.8 menunjukkan hubungan antara tegangan input vBE dan tegangan output
vC dimana keduanya terdapat komponen DC (untuk panjar) dan komponen AC (isyarat).
Sayangnya keluaran dan masukan merupakan hubungan yang tidak selalu linier.
Dengan kata lain tidak selalu keluaran merupakan copy dari masukan sehingga terjadi
keluaran yang terdestori (cacat). Ini terjadi akibat isyarat masukan yang terlalu besar.
Pada gambar 13.3-a isyarat keluaran dari suatu input 1 dan 1.8 mV memperlihatkan
bentuk sinusoida yang sempurna (tidak terjadi distorsi). Namun jika isyarat masukan
diperbesar menjadi 4 dan 8 mV (gambar 13.3-b) nampak bahwa untuk garis referensi di
7V, isyarat keluaran tidak simetri lagi (bagian bawah lebih tajam).

Pada isyarat

masukan sebesar 15 mV (gambar 13.3-c), isyarat keluaran mengalami distorsi yang
sangat nyata. Saat masukan diperbesar ke harga 20 mV, masukan kolektor menyamai
tegangan emiter, akibatnya transistor berada pada daerah jenuh sehingga isyarat
keluaran terpotong kurang lebih 2V.
Dengan demikian kita hanya dapat menentukan besarnya tegangan keluaran
karena adanya perubahan yang sangat kecil pada masukan, yang lebih dikenal sebagai
penguatan isyarat kecil (small-signal gain). Kita memiliki
v
v C = VCC − I o R L exp BE
V
 T






dan besarnya penguatan diberikan oleh
 R 
dv C
v
= −  L  I o exp BE
V 
V
dv BE
 T 
 T
dv C
i R
=− C L
dv BE
VT

158 ELEKTRONIKA DASAR






atau

(13.9)
Pada persamaan 13.9 terlihat bahwa penguatan berharga negatif, artinya jika vBE naik
maka iC juga naik, tetapi sebaliknya vC akan menurun.
Untuk pengoperasian pada isyarat kecil, iC tetap mendekati harga panjar DC
yaitu IC, sehingga penguatan isyarat kecil diberikan oleh

AV = −

I C RL
VT

(13.10)

Penguatan ini bernilai cukup besar, misalnya untuk I C R L = 5 V diperoleh penguatan
sebesar ≈ -200.

13.3 Hambatan Masukan
Pada rangkaian emitor-ditanahkan (common emitor) harga hambatan masukan dapat
diperoleh juga dari hubungan eksponensial
v 
− i E = I o exp BE 
V 
 T 
atau
v
I o exp BE
V
 T
iB =
(β + 1)






Sekali lagi untuk isyarat masukan yang sangat kecil diperoleh

di B
dv BE

 Io

V
T
=


v
 exp BE

V

 T
(β + 1)






sehingga
dv BB
=
di E

(β + 1) VT

v
I o exp BE
V
 T
βV T
=
IE






(13.11)

Penguat Transistor 159
Ruas kiri tidak lain adalah hambatan masukan untuk rangkaian emitor ditanahkan atau
biasa disimbolkan dengan rπ . Untuk isyarat kecil, arus emitor mendekati hara DC (IE)
sehingga

rπ =

βVT
IE

(13.12)

i

B

IB

Slope
=1/r
π
v
V

BE

BE

Gambar 13.4 Pengambilan harga rπ dari karakteristik input transistor

Perlu dicatat bahwa rπ bukanlah berasal dari resistor yang nyata; namum berasal
dari kemiringan (slope) kurva karakteristik masukan (lihat gambar 13.4) pada titik
panjar DC.
Dengan cara yang sama untuk rangkaian penguat basis-ditanahkan, dengan arus
masukan − i E = ( β + 1) i B , hambatan masukan (re) adalah

re =

VT
IE

(13.13)

Persamaan 13.13 diturunkan langsung dari − I E ≈ I o exp( − v EB / VT ) . Dengan demikian
hubungan rπ dan re dapat dituliskan sebagai

160 ELEKTRONIKA DASAR
rπ = β rπ

(13.14)

Sedangkan besarnya penguatan tegangan dimungkinkan untuk dituliskan sebagai

AV = −

RL
re

(13.15)

Dari keadaan di atas nampak bahwa besarnya penguatan tegangan adalah sama untuk
setiap transistor, yaitu hanya tergantung pada IC dan bukan pada β.

13.4 Hambatan Keluaran
Trasistor mengalirkan arus lewat hambatan beban sebesar
iC = β i B

(13.16)

dimana harganya hampir tidak tergantung pada besarnya RL karena iC hampir tidak
tergantung pada besarnya vCE.

Besarnya hambatan keluaran walaupun keluaran

terbebani akan berharga sekitar RL.

13.5 Model-model Isyarat Kecil (Small-Signal Models)
Untuk menentukan sifat-sifat sebuah penguat transistor, dapat dilakukan pendekatan
yaitu mengganti transistor tersebut dengan rangkaian setara model isyarat kecil. Model
ini tersusun dari rangkaian yang lebih sederhana sehingga memudahkan perhitungan.

i

b

ic

rπ

B

βi

C
b

E
Gambar 13.5 Model isyarat kecil untuk penguat emitor ditanahkan

Penguat Transistor 161
Gambar 13.5 menunjukkan sebuah model isyarat kecil untuk penguat emitor
ditanahkan. Pada bagian masukan (basis) mengalir arus AC (yaitu iB) lewat hambatan
rπ = β re dimana re = VT / I E . Pada bagian keluaran (kolektor), transistor mempunyai
arus AC kolektor (iC) yang (hampir) konstan sebesar iC = β i b .

E

ie

i
C

re

αi e

B

β ib

b

C

re

B

E

(a)

(b)

Gambar 13.6 Model isyarat kecil untuk penguat basis ditanahkan

Gambar 13.6-a menunjukkan sebuah model isyarat kecil untuk penguat basisditanahkan. Dengan membuat modifikasi model seperti terlihat pada gambar 13.6-b,
kadang-kadang dapat memberi kemudahan dan lebih berguna. Pada bagian masukan
terdapat hambatan masukan re. Jika pada masukan diberi tegangan masukan sebesar vb
maka arus masukan adalah ib , sedangkan arus sebesar (β + 1) i b mengalir lewat re
sehingga
v B = (β + 1) i b re

(13.17)

vb
= (β + 1) re
ib

(13.18)

≈ rπ
yang merupakan hambatan masukan seperti yang diharapkan.

162 ELEKTRONIKA DASAR
+ VC C
R1

C

Rs

vs

~

R

VC C = 9 V

L

R1
vo

Q1

I

R2

R

E

+
_

C

R

2 = 4,7 kohm
R = 390 ohm
E
R = 560 ohm
L
C = 4700 uF
E
C

E

= 10 kohm

I = 100 uF

Gambar 13.7 Contoh pemberian keadaan panjar pada penguat transistor

Gambar 13.7 memperlihatkan contoh rangkaian penguat transistor dengan
sumber tegangan masukan vS dengan resistansi sumber RS. Kita menganalisis rangkaian
tersebut dengan membuat pendekatan seperlunya. Misalkan transistor Q1 adalah terbuat
dari silikon dengan tipe n-p-n dengan penguatan arus β = 200. Beberapa permasalahan
berikut akan kita selesaikan.
(a) Berapa arus DC kolektor ?
(b) Beri komentar seberapa efektif keadaan panjar rangkaian pada gambar 13.7
(misalnya dengan membuat perkiraan besarnya perubahan arus kolektor jika
dilakukan penggantian transistor dengan harga gain arus setengahnya)
(c) Dengan asumsi harga Rs dapat diabaikan, perkirakan efek pada tanggapan
frekuensi isyarat-kecil pada 50 Hz
(i)

dari CE

(ii)

dari CI.

(d) Jika vS berupa gelombang sinus dengan amplitudo 2 mV dan frekuensi 1 kHz,
perkirakan bentuk tegangan keluarannya dengan
(i)

berasumsi RS = 0,

(ii)

berasumsi RS = 600 Ω

Penguat Transistor 163
Penyelesaian:
(a) Pertama harus kita hitung besarnya sumber tegangan rangkaian terbuka basis
(ingat teorema Thevenin) sebagai
V BB = VCC × R2 /( R1 + R2 )
= 9 × 4,7/14,7
= 2,88 V
dan hambatan sumber basis
R B = R1 // R2
= 3,20 k
 

Untuk transistor dengan gain arus β berlaku
IB =

VBB − VBE
RB + (β + 1)RE

2,88 − 0,6
mA
3,20 + 201 + 0,39
= 27,9 µA
=

Demikian juga
IC = β I B
¢

¡

= 200 × 27,9
= 5,58 mA

(dalam hal ini kita berasumsi bahwa VBE berharga 0,6 V)
(b) Untuk β = 100 kita mendapatkan
2,88 − 0,6
mA
3,20 + 101 × 0,39
= 53,5
I C = 5,35 mA
IB =

¢

£

ternyata diperoleh hasil yang hampir sama dengan transistor dengan β = 200.
Dengan demikian rangkaian ini mempunyai stabilitas panjar yang baik. Sebagai
alternatif dari bagian (a) diperoleh
= (201/200) × 5,58 mA × 390
= 2,19 V

164 ELEKTRONIKA DASAR

¤

VE = I E RE
sehingga VB = 2,79 V, nampak hampir sama dengan harga VBB, memberi
indikasi bahwa RB berharga sangat kecil. Juga harga VBB cukup besar untuk
menghapus ketidakpastian pada VBE saat menghitung IB.

C

I

i

B

C

βi

re

Rs

v
s

b

R2

~

R

1

b

E
RE

RL
CE

Gambar 13.8 Rangkaian ekivalen AC

(c) (i) Kita berasumsi bahwa CI berharga cukup besar untuk dianggap terjadi
hubung singkat pada frekuensi 50 Hz, kemudian kita akan lihat efek dari CE.
Kita akan menggunakan model setara transistor seperti pada gambar 13.6 (b).
Kita perlu menggambar rangkaian setara AC, dan untuk keperluan ini untuk
sebarang titik pada tegangan DC adalah pada AC ditanahkan (karenanya
mempunyai tegangan AC nol). Selengkapnya rangkaian tersebut seperti terlihat
pada gambar 13.8. Harga reaktansi dari CE pada frekuensi 50 Hz adalah
1 / ωC E = ( 4700 × 10 −6 × 2π × 50) −1
¥

= 0,677

Reaktansi ini paralel dengan RE = 390 Ω dimana harganya dapat diabaikan, dan
ini seri dengan
re = 25 mV/5,61 mA
= 4,46 Ω
Arus sebesar i e = ( β + 1)i b mengalir melalui keduanya sehingga tegangan pada
kedua ujungnya adalah sebesar
vb = ib (896 Ω resistif + 136 Ω kapasitif)

Penguat Transistor 165
dimana karena kita mengabaikan impedansi RS dan CI, maka harganya sama
dengan vS.

Bagian dari vS yang muncul pada re adalah sebesar

4,46 / 4,46 2 + 0,677 2 = 0,989 . Dengan demikian CE hanya memberikan efek
yang kecil pada frekuensi 50 Hz (ini akan menghasilkan pergeseran fase sebesar
tan-1 (0,677/4,46) = 8,6o)

(ii) Pada kasus ini model seperti terlihat pada gambar 13.5 lebih sesuai sehingga
rangkaian ekivalen AC terlihat seperti pada gambar 13.9.

C

I

i

B

βi

rπ

Rs

v
s

b

R2

~

R

1

C
b

E
RE

RL
CE

Gambar 13.9 Rangkaian setara

Kita dapat mengabaikan besarnya reaktansi dari CE sehingga emiter ditanahkan
(grounded) dan hambatan masukan merupakan kombinasi paralel R1, R2 dan
rπ = βV T / I E
= 200 × 25 mV/5,61 mA
= 896
¦

yaitu Rin = (1/896 +1/4700 + 1/10000)-1 = 700 Ω. Reaktansi CI adalah sebesar
1 / ωC I = (100 × 10 −6 × 2π × 50) −1 = 31,8
¦

Bagian dari vS yang muncul pada rπ adalah sebesar 700 / 700 2 + 31,8 2 = 0,999 .
Dengan demikian pada frekuensi 50 Hz, CI memberikan efek yang dapat
diabaikan pada besarnya penguatan.

166 ELEKTRONIKA DASAR
(d) Masukan sebesar 2 mV (>> VT = 25 mV) adalah cukup kecil untuk
menghasilkan distorsi pada keluaran, karenanya kita dapat menggunakan
analisis isyarat-kecil. Pada frekuensi 1 kHz, baik CI dan CE dapat dianggap
terjadi hubung singkat.
(i) Disini vbe = vs dan besarnya penguatan adalah sebesar
A = -RL/re = - (560/4,46) = -126
dengan demikian keluaran berbentuk sinusoida dengan amplitudo 252 mV
(ii) Dalam hal ini hambatan masukan sebesar 700 Ω (lihat bagian c-ii) dikenai 2
mV dari sumber dengan hambatan seri sebesar 600Ω. Tegangan keluaran
akan turun sebesar (700/(700+600)) × 2 mV × 126 = 136 mV.

13.6 Pengaturan Tegangan Panjar
Jika kita diminta untuk menentukan besarnya panjar (bias) pada kedua rangkaian pada
gambar 13.10, kemungkinan kita akan kebingungan dengan banyaknya alternatif pilihan
harga. Namun perlu diperhatikan bahwa kita tidak bisa memilih panjar secara acak.
Untuk itu diperlukan aturan agar didapat desain yang tepat, walaupun harga-harga
pilihan dimaksud tidak berupa nilai yang eksak tetapi dalam bentuk interval nilai.

+

R1

RC

+

VC C

RC

VC C

_

_

v
B
v
E
R2

R

C

E

C
E

E

RE
_

(a)

VE E
+

(b)

Gambar 13.10 Desain pemberian panjar pada penguat transistor

Penguat Transistor 167
Untuk memilih desain yang tepat misalnya untuk rangkaian pada gambar 13.10a, sebaiknya VB tidak terlalu terpengaruh oleh adanya aliran arus basis dari pembagi
potensial (sehingga V B ≈ VCC × R 2 /( R1 + R2 ) ). Untuk itu diperlukan

(V B / R2 ) >> (V E / R E ) × 1 / β
atau mendekati
R2 << βR E

(karena V B ≈ V E )

Sebagai acuan dapat dibuat
R2 ≈ 10 R E

jika dipasang R2 yang terlalu rendah dapat mengurangi hambatan masukan isyarat-kecil
(small-signal input resistance).
Pada kedua rangkaian pada gambar 13.10 perbedaan tegangan antara basis dan
sumber emitor harus lebih besar dari 0,6 volt; dan juga kelebihan tegangan harus lebih
besar dari ketidak pastian harga VBE (∼ 0,1 V). Untuk itu diperlukan
V B − 0,6 >> 0,1

atau

V EE − 0,6 >> 0,1.

Sebagai pedoman dapat dibuat
V B ≈ 3 volt, atau V EE ≈ 3 volt

atau mungkin
V B ≈ VCC / 3, atau V EE ≈ VCC

168 ELEKTRONIKA DASAR
Biasanya terdapat pembatasan tertentu untuk harga VCC, jika tidak, dapat saja
dipasang harga dari 1 – 1000 volt.

Namun biasanya akan lebih realistik dengan

mengambil harga pada daerah 5 – 50 volt. Secara praktis biasanya kita memilih

VCC = 9 volt

(standar baterai yang banyak dijual)

atau
VCC = VEE = 15 volt (biasanya dipakai pada penguat komersial)
Dari harga R2, VB, dan VCC selanjutnya dapat ditentukan harga R1.
Biasanya juga terdapat pembatasan tertentu untuk harga RE , RC, dan I E ≈ I C .
Harga RE dan RC dapat berkisar dari 10 Ω - 10 MΩ serta IE dapat berharga dari 1µA
sampai dengan 1 A.
Jika hambatan keluaran ditentukan sama dengan RC dan jika hambatan luar
harus dipasang, maka RC harus berharga beberapa kali lebih kecil. Jika arus beban luar
harus dicatu maka IC harus paling tidak beberapa kali lebih besar.
Jika keterbatasan-keterbatasan di atas tidak berlaku, secara praktis harga-harga
berikut dapat dipilih
I E ≈ I C = 1 mA

dan untuk meyakinkan pemilihan panjar yang tepat ambil harga RE dan RC dari
I C RC ≈ (VCC − V E ) / 2
I E R E = V EE − 0,6
Kemungkinan penguatan tegangan dapat ditentukan, yaitu dari
AV = − RC / re = − I C RC / VT

Dengan demikian harga ICRC adalah tertentu sesuai dengan harga VCC yang dipasang,
yaitu
I C RC ≈ (VCC − V E ) / 2

Penguat Transistor 169

More Related Content

What's hot

Karakteristik transistor. yanuar indra kusuma
Karakteristik transistor. yanuar indra kusumaKarakteristik transistor. yanuar indra kusuma
Karakteristik transistor. yanuar indra kusumayanuarindra
 
Karakteristik Transistor
Karakteristik TransistorKarakteristik Transistor
Karakteristik Transistorerwin_rochmad
 
Karakteristik Transistor
Karakteristik TransistorKarakteristik Transistor
Karakteristik Transistoranom_saputro
 
Adi prayoga presetasi
Adi prayoga presetasiAdi prayoga presetasi
Adi prayoga presetasiadiprayogaa
 
Karakteristik Transistor
Karakteristik TransistorKarakteristik Transistor
Karakteristik Transistorriyan_afandi
 
Menerapkan pengukuran komponen elektronika
Menerapkan pengukuran komponen elektronikaMenerapkan pengukuran komponen elektronika
Menerapkan pengukuran komponen elektronikaEKO SUPRIYADI
 
Converter Ac Ac_Rezon
Converter Ac Ac_RezonConverter Ac Ac_Rezon
Converter Ac Ac_Rezonrezon arif
 
Karakteristik transistor
Karakteristik transistorKarakteristik transistor
Karakteristik transistorandhi_setyo
 
Transistor sebagai saklar
Transistor sebagai saklarTransistor sebagai saklar
Transistor sebagai saklarteguh wicaksono
 
Soal semester ganjil kls x 2009 2010
Soal semester ganjil kls x 2009 2010Soal semester ganjil kls x 2009 2010
Soal semester ganjil kls x 2009 2010EKO SUPRIYADI
 
Soal ujian pengendali dan penyuplai daya elektronika
Soal ujian pengendali dan penyuplai daya elektronikaSoal ujian pengendali dan penyuplai daya elektronika
Soal ujian pengendali dan penyuplai daya elektronikaHadi Nursyam
 
karakteristik transistor_rohman
karakteristik transistor_rohmankarakteristik transistor_rohman
karakteristik transistor_rohmanRohman Rohman
 
Un smk teori kejuruan elektronika industri 2014 2015
Un smk teori kejuruan elektronika industri 2014 2015Un smk teori kejuruan elektronika industri 2014 2015
Un smk teori kejuruan elektronika industri 2014 2015Hadi Nursyam
 
Soal ujian dasar listrik elektronika
Soal ujian dasar listrik elektronikaSoal ujian dasar listrik elektronika
Soal ujian dasar listrik elektronikaHadi Nursyam
 
Karakteristik Transistor aniftia nur ardiansyah
Karakteristik Transistor aniftia nur ardiansyahKarakteristik Transistor aniftia nur ardiansyah
Karakteristik Transistor aniftia nur ardiansyahAnipArdiansyah
 
Presentasi chapter 1,2,3,4 & 7
Presentasi chapter 1,2,3,4 & 7Presentasi chapter 1,2,3,4 & 7
Presentasi chapter 1,2,3,4 & 7suparman unkhair
 

What's hot (20)

Karakteristik transistor. yanuar indra kusuma
Karakteristik transistor. yanuar indra kusumaKarakteristik transistor. yanuar indra kusuma
Karakteristik transistor. yanuar indra kusuma
 
Karakteristik Transistor
Karakteristik TransistorKarakteristik Transistor
Karakteristik Transistor
 
Karakteristik Transistor
Karakteristik TransistorKarakteristik Transistor
Karakteristik Transistor
 
Transistor
TransistorTransistor
Transistor
 
Adi prayoga presetasi
Adi prayoga presetasiAdi prayoga presetasi
Adi prayoga presetasi
 
Bj tx
Bj txBj tx
Bj tx
 
Karakteristik Transistor
Karakteristik TransistorKarakteristik Transistor
Karakteristik Transistor
 
Menerapkan pengukuran komponen elektronika
Menerapkan pengukuran komponen elektronikaMenerapkan pengukuran komponen elektronika
Menerapkan pengukuran komponen elektronika
 
Converter Ac Ac_Rezon
Converter Ac Ac_RezonConverter Ac Ac_Rezon
Converter Ac Ac_Rezon
 
Karakteristik transistor
Karakteristik transistorKarakteristik transistor
Karakteristik transistor
 
Karakteristik transistor
Karakteristik transistorKarakteristik transistor
Karakteristik transistor
 
Transistor sebagai saklar
Transistor sebagai saklarTransistor sebagai saklar
Transistor sebagai saklar
 
Unit8[1]
Unit8[1]Unit8[1]
Unit8[1]
 
Soal semester ganjil kls x 2009 2010
Soal semester ganjil kls x 2009 2010Soal semester ganjil kls x 2009 2010
Soal semester ganjil kls x 2009 2010
 
Soal ujian pengendali dan penyuplai daya elektronika
Soal ujian pengendali dan penyuplai daya elektronikaSoal ujian pengendali dan penyuplai daya elektronika
Soal ujian pengendali dan penyuplai daya elektronika
 
karakteristik transistor_rohman
karakteristik transistor_rohmankarakteristik transistor_rohman
karakteristik transistor_rohman
 
Un smk teori kejuruan elektronika industri 2014 2015
Un smk teori kejuruan elektronika industri 2014 2015Un smk teori kejuruan elektronika industri 2014 2015
Un smk teori kejuruan elektronika industri 2014 2015
 
Soal ujian dasar listrik elektronika
Soal ujian dasar listrik elektronikaSoal ujian dasar listrik elektronika
Soal ujian dasar listrik elektronika
 
Karakteristik Transistor aniftia nur ardiansyah
Karakteristik Transistor aniftia nur ardiansyahKarakteristik Transistor aniftia nur ardiansyah
Karakteristik Transistor aniftia nur ardiansyah
 
Presentasi chapter 1,2,3,4 & 7
Presentasi chapter 1,2,3,4 & 7Presentasi chapter 1,2,3,4 & 7
Presentasi chapter 1,2,3,4 & 7
 

Viewers also liked

Laporan praktikum Penyearah Gelombang
Laporan praktikum Penyearah GelombangLaporan praktikum Penyearah Gelombang
Laporan praktikum Penyearah Gelombangayu purwati
 
Laporan praktikum Elektronika Daya Bab Penyearah gelombang penuh sistem jemba...
Laporan praktikum Elektronika Daya Bab Penyearah gelombang penuh sistem jemba...Laporan praktikum Elektronika Daya Bab Penyearah gelombang penuh sistem jemba...
Laporan praktikum Elektronika Daya Bab Penyearah gelombang penuh sistem jemba...Dana Mezzi
 
ebook ELEKTRONIKA DASAR
ebook ELEKTRONIKA DASAR ebook ELEKTRONIKA DASAR
ebook ELEKTRONIKA DASAR Rinanda S
 
10. Penguat Common Colector
10. Penguat Common Colector10. Penguat Common Colector
10. Penguat Common Colectorbaehaqi alanawa
 
Bank Soal Materi Pelajaran Dioda
Bank Soal Materi Pelajaran DiodaBank Soal Materi Pelajaran Dioda
Bank Soal Materi Pelajaran DiodaMuhammad Hendra
 

Viewers also liked (6)

Laporan praktikum Penyearah Gelombang
Laporan praktikum Penyearah GelombangLaporan praktikum Penyearah Gelombang
Laporan praktikum Penyearah Gelombang
 
Laporan praktikum Elektronika Daya Bab Penyearah gelombang penuh sistem jemba...
Laporan praktikum Elektronika Daya Bab Penyearah gelombang penuh sistem jemba...Laporan praktikum Elektronika Daya Bab Penyearah gelombang penuh sistem jemba...
Laporan praktikum Elektronika Daya Bab Penyearah gelombang penuh sistem jemba...
 
ebook ELEKTRONIKA DASAR
ebook ELEKTRONIKA DASAR ebook ELEKTRONIKA DASAR
ebook ELEKTRONIKA DASAR
 
Laporan praktikum elektronika
Laporan praktikum elektronikaLaporan praktikum elektronika
Laporan praktikum elektronika
 
10. Penguat Common Colector
10. Penguat Common Colector10. Penguat Common Colector
10. Penguat Common Colector
 
Bank Soal Materi Pelajaran Dioda
Bank Soal Materi Pelajaran DiodaBank Soal Materi Pelajaran Dioda
Bank Soal Materi Pelajaran Dioda
 

Similar to Bab 13 penguat transistor

Bab13 penguat-transistor
Bab13 penguat-transistorBab13 penguat-transistor
Bab13 penguat-transistorGurit Khrisna
 
Revisi karakteristik transistor
Revisi karakteristik transistorRevisi karakteristik transistor
Revisi karakteristik transistorKurniawan Ya Tyo
 
Karakteristik transistor rev
Karakteristik transistor revKarakteristik transistor rev
Karakteristik transistor revazwar_anaz
 
Bab iii materi_op-_amp
Bab iii materi_op-_ampBab iii materi_op-_amp
Bab iii materi_op-_ampArii Fajar
 
Encep faiz.pptx lisma
Encep faiz.pptx lismaEncep faiz.pptx lisma
Encep faiz.pptx lismaMarina Natsir
 
Karakteristik Transistor | azwar_anaz
Karakteristik Transistor | azwar_anazKarakteristik Transistor | azwar_anaz
Karakteristik Transistor | azwar_anazazwar_anaz
 
Karakteristik Transistor_Rohman
Karakteristik Transistor_RohmanKarakteristik Transistor_Rohman
Karakteristik Transistor_RohmanRohman Rohman
 
rangkaian thevenin
rangkaian theveninrangkaian thevenin
rangkaian thevenindaimul
 
Penguat Common Base PPT.pptx
Penguat Common Base PPT.pptxPenguat Common Base PPT.pptx
Penguat Common Base PPT.pptxIchsanLuga1
 
Karakteristik Transistor
Karakteristik TransistorKarakteristik Transistor
Karakteristik TransistorAlfi Diantoro
 
sharing belajar OP Am elektronika dasar
sharing belajar OP Am elektronika dasarsharing belajar OP Am elektronika dasar
sharing belajar OP Am elektronika dasarRinanda S
 
Revisi karakteristik transistor by: yanuar indra kusuma
Revisi karakteristik transistor by: yanuar indra kusumaRevisi karakteristik transistor by: yanuar indra kusuma
Revisi karakteristik transistor by: yanuar indra kusumayanuarindra
 
T-3 M4 Rangkaian Penyearah.pptx
T-3 M4 Rangkaian Penyearah.pptxT-3 M4 Rangkaian Penyearah.pptx
T-3 M4 Rangkaian Penyearah.pptxArifinSyahrial
 

Similar to Bab 13 penguat transistor (20)

Bab13 penguat-transistor
Bab13 penguat-transistorBab13 penguat-transistor
Bab13 penguat-transistor
 
Revisi karakteristik transistor
Revisi karakteristik transistorRevisi karakteristik transistor
Revisi karakteristik transistor
 
Karakteristik transistor rev
Karakteristik transistor revKarakteristik transistor rev
Karakteristik transistor rev
 
Penguat transistor
Penguat transistorPenguat transistor
Penguat transistor
 
Bab iii materi_op-_amp
Bab iii materi_op-_ampBab iii materi_op-_amp
Bab iii materi_op-_amp
 
Karakteristik transistor
Karakteristik transistorKarakteristik transistor
Karakteristik transistor
 
Catu daya
Catu dayaCatu daya
Catu daya
 
Encep faiz.pptx lisma
Encep faiz.pptx lismaEncep faiz.pptx lisma
Encep faiz.pptx lisma
 
Karakteristik Transistor | azwar_anaz
Karakteristik Transistor | azwar_anazKarakteristik Transistor | azwar_anaz
Karakteristik Transistor | azwar_anaz
 
Karakteristik Transistor_Rohman
Karakteristik Transistor_RohmanKarakteristik Transistor_Rohman
Karakteristik Transistor_Rohman
 
rangkaian Opamp
rangkaian Opamprangkaian Opamp
rangkaian Opamp
 
Transistor ( Versi sumber lain )
Transistor ( Versi sumber lain )Transistor ( Versi sumber lain )
Transistor ( Versi sumber lain )
 
rangkaian thevenin
rangkaian theveninrangkaian thevenin
rangkaian thevenin
 
Penguat Common Base PPT.pptx
Penguat Common Base PPT.pptxPenguat Common Base PPT.pptx
Penguat Common Base PPT.pptx
 
Karakteristik Transistor
Karakteristik TransistorKarakteristik Transistor
Karakteristik Transistor
 
sharing belajar OP Am elektronika dasar
sharing belajar OP Am elektronika dasarsharing belajar OP Am elektronika dasar
sharing belajar OP Am elektronika dasar
 
Revisi karakteristik transistor by: yanuar indra kusuma
Revisi karakteristik transistor by: yanuar indra kusumaRevisi karakteristik transistor by: yanuar indra kusuma
Revisi karakteristik transistor by: yanuar indra kusuma
 
sak.pptx
sak.pptxsak.pptx
sak.pptx
 
Gambar less
Gambar lessGambar less
Gambar less
 
T-3 M4 Rangkaian Penyearah.pptx
T-3 M4 Rangkaian Penyearah.pptxT-3 M4 Rangkaian Penyearah.pptx
T-3 M4 Rangkaian Penyearah.pptx
 

Recently uploaded

MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 

Recently uploaded (20)

MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 

Bab 13 penguat transistor

  • 1. 13 PENGUAT TRANSISTOR 13.1 Model Setara Penguat Secara umum penguat (amplifier) dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga), yaitu penguat tegangan, penguat arus dan penguat transresistansi. Pada dasarnya kerja sebuah penguat adalah mengambil masukan (input), mengolahnya dan menghasilkan keluaran (output) yang besarnya sebanding dengan masukan. Besarnya tegangan keluaran (vo) dibandingkan dengan tegangan masukan (vi) dinyatakan sebagai v o = AV v i (13.1) dimana AV adalah penguatan tegangan (voltage gain). Hal yang sama untuk penguat arus berlaku io = AI ii (13.2) dimana io adalah arus keluaran, ii adalah arus masukan dan AI adalah penguatan arus (current gain). Sementara ini pembahasan hanya dibatasi pada penguatan tegangan. Gambar 13.1 menunjukkan rangkaian setara Thevenin dari jaringan bergerbang dua dari suatu penguat. Secara ideal, penguat tidak mengambil arus dari masukan vi dan tegangan keluaran tidak mengalami perubahan jika arus diambil dari ujung keluaran (lihat gambar 13.1-a). Pada kenyataannya rangkaian yang ideal ini tidak bisa dibuat. Rangkaian seperti terlihat pada gambar 13.1-b adalah lebih realistik dimana kita menambah hambatan masukan Ri dan hambatan keluaran Ro. 154 ELEKTRONIKA DASAR
  • 2. Rs (a) v i io vi ~ vo ~ R vo =Av i Sumber Rs (b) vi' ~ Penguat i Beban Ro i vi Ri L io vo ' ~ vo =Av R L i Gambar 13.1 Rangkaian setara Thevenin jaringan bergerbang dua Pada gambar 13.1-b terlihat bahwa pada bagian masukan mengalir arus masukan sebesar ii = vi Ri (13.3) Semakin besar harga Ri penguat tersebut semakin mendekati kondisi ideal. Hambatan sumber Rs dan hambatan masukan Ri membentuk pembagi tegangan sehingga vi = Ri vs Ri + R s (13.4) ' Pada bagian keluaran, dengan adanya Ro, tegangan keluaran v o menjadi ' v o = v o − i o Ro atau ' vo = RL vo Ro + R L (13.5) Penguat Transistor 155
  • 3. Persamaan 13.5 jelas memperlihatkan bahwa semakin kecil harga Ro suatu penguat akan medekati kondisi ideal. 13.2 Penguat Tegangan Pada bagian sebelumnya telah dipelajari bagaimana transistor diberi tegangan panjar (bias) agar transistor tersebut dapat bekerja sebagai penguat. Pada gambar 13.2 diperlihatkan penguat BJT emitor-ditanahkan dengan tegangan panjar dari VCC dan VBE. R L + VCC vi v _ ~ + BE _ Gambar 13.2 pemasangan tegangan panjar pada penguat emitor ditanahkan Antara parameter masukan dan keluaran terdapat hubungan dalam bentuk eksponensial sebagai berikut  v − i E = I o exp BE V  T v ≈ I o exp BE V  T        − 1    (13.6) Arus kolektor (iC) besarnya hampir mendekati arus emitor (iE), dengan demikian kita dapat menuliskan v iC ≈ I o exp BE V  T     156 ELEKTRONIKA DASAR (13.7)
  • 4. (a) (b) (c) Gambar 13.3 Bentuk isyarat keluaran suatu penguat untuk isyarat masukan (a) 1 dan 1,8 mV, (b) 4 dan 8 mV dan (c) 15 dan 20 mV Penguat Transistor 157
  • 5. dan tegangan kolektor diberikan oleh v C = VCC − i C R L v v C = VCC − I o R L exp BE V  T     (13.8) Persamaan 13.8 menunjukkan hubungan antara tegangan input vBE dan tegangan output vC dimana keduanya terdapat komponen DC (untuk panjar) dan komponen AC (isyarat). Sayangnya keluaran dan masukan merupakan hubungan yang tidak selalu linier. Dengan kata lain tidak selalu keluaran merupakan copy dari masukan sehingga terjadi keluaran yang terdestori (cacat). Ini terjadi akibat isyarat masukan yang terlalu besar. Pada gambar 13.3-a isyarat keluaran dari suatu input 1 dan 1.8 mV memperlihatkan bentuk sinusoida yang sempurna (tidak terjadi distorsi). Namun jika isyarat masukan diperbesar menjadi 4 dan 8 mV (gambar 13.3-b) nampak bahwa untuk garis referensi di 7V, isyarat keluaran tidak simetri lagi (bagian bawah lebih tajam). Pada isyarat masukan sebesar 15 mV (gambar 13.3-c), isyarat keluaran mengalami distorsi yang sangat nyata. Saat masukan diperbesar ke harga 20 mV, masukan kolektor menyamai tegangan emiter, akibatnya transistor berada pada daerah jenuh sehingga isyarat keluaran terpotong kurang lebih 2V. Dengan demikian kita hanya dapat menentukan besarnya tegangan keluaran karena adanya perubahan yang sangat kecil pada masukan, yang lebih dikenal sebagai penguatan isyarat kecil (small-signal gain). Kita memiliki v v C = VCC − I o R L exp BE V  T     dan besarnya penguatan diberikan oleh  R  dv C v = −  L  I o exp BE V  V dv BE  T   T dv C i R =− C L dv BE VT 158 ELEKTRONIKA DASAR     atau (13.9)
  • 6. Pada persamaan 13.9 terlihat bahwa penguatan berharga negatif, artinya jika vBE naik maka iC juga naik, tetapi sebaliknya vC akan menurun. Untuk pengoperasian pada isyarat kecil, iC tetap mendekati harga panjar DC yaitu IC, sehingga penguatan isyarat kecil diberikan oleh AV = − I C RL VT (13.10) Penguatan ini bernilai cukup besar, misalnya untuk I C R L = 5 V diperoleh penguatan sebesar ≈ -200. 13.3 Hambatan Masukan Pada rangkaian emitor-ditanahkan (common emitor) harga hambatan masukan dapat diperoleh juga dari hubungan eksponensial v  − i E = I o exp BE  V   T  atau v I o exp BE V  T iB = (β + 1)     Sekali lagi untuk isyarat masukan yang sangat kecil diperoleh di B dv BE  Io  V T =  v  exp BE  V   T (β + 1)     sehingga dv BB = di E (β + 1) VT v I o exp BE V  T βV T = IE     (13.11) Penguat Transistor 159
  • 7. Ruas kiri tidak lain adalah hambatan masukan untuk rangkaian emitor ditanahkan atau biasa disimbolkan dengan rπ . Untuk isyarat kecil, arus emitor mendekati hara DC (IE) sehingga rπ = βVT IE (13.12) i B IB Slope =1/r π v V BE BE Gambar 13.4 Pengambilan harga rπ dari karakteristik input transistor Perlu dicatat bahwa rπ bukanlah berasal dari resistor yang nyata; namum berasal dari kemiringan (slope) kurva karakteristik masukan (lihat gambar 13.4) pada titik panjar DC. Dengan cara yang sama untuk rangkaian penguat basis-ditanahkan, dengan arus masukan − i E = ( β + 1) i B , hambatan masukan (re) adalah re = VT IE (13.13) Persamaan 13.13 diturunkan langsung dari − I E ≈ I o exp( − v EB / VT ) . Dengan demikian hubungan rπ dan re dapat dituliskan sebagai 160 ELEKTRONIKA DASAR
  • 8. rπ = β rπ (13.14) Sedangkan besarnya penguatan tegangan dimungkinkan untuk dituliskan sebagai AV = − RL re (13.15) Dari keadaan di atas nampak bahwa besarnya penguatan tegangan adalah sama untuk setiap transistor, yaitu hanya tergantung pada IC dan bukan pada β. 13.4 Hambatan Keluaran Trasistor mengalirkan arus lewat hambatan beban sebesar iC = β i B (13.16) dimana harganya hampir tidak tergantung pada besarnya RL karena iC hampir tidak tergantung pada besarnya vCE. Besarnya hambatan keluaran walaupun keluaran terbebani akan berharga sekitar RL. 13.5 Model-model Isyarat Kecil (Small-Signal Models) Untuk menentukan sifat-sifat sebuah penguat transistor, dapat dilakukan pendekatan yaitu mengganti transistor tersebut dengan rangkaian setara model isyarat kecil. Model ini tersusun dari rangkaian yang lebih sederhana sehingga memudahkan perhitungan. i b ic rπ B βi C b E Gambar 13.5 Model isyarat kecil untuk penguat emitor ditanahkan Penguat Transistor 161
  • 9. Gambar 13.5 menunjukkan sebuah model isyarat kecil untuk penguat emitor ditanahkan. Pada bagian masukan (basis) mengalir arus AC (yaitu iB) lewat hambatan rπ = β re dimana re = VT / I E . Pada bagian keluaran (kolektor), transistor mempunyai arus AC kolektor (iC) yang (hampir) konstan sebesar iC = β i b . E ie i C re αi e B β ib b C re B E (a) (b) Gambar 13.6 Model isyarat kecil untuk penguat basis ditanahkan Gambar 13.6-a menunjukkan sebuah model isyarat kecil untuk penguat basisditanahkan. Dengan membuat modifikasi model seperti terlihat pada gambar 13.6-b, kadang-kadang dapat memberi kemudahan dan lebih berguna. Pada bagian masukan terdapat hambatan masukan re. Jika pada masukan diberi tegangan masukan sebesar vb maka arus masukan adalah ib , sedangkan arus sebesar (β + 1) i b mengalir lewat re sehingga v B = (β + 1) i b re (13.17) vb = (β + 1) re ib (13.18) ≈ rπ yang merupakan hambatan masukan seperti yang diharapkan. 162 ELEKTRONIKA DASAR
  • 10. + VC C R1 C Rs vs ~ R VC C = 9 V L R1 vo Q1 I R2 R E + _ C R 2 = 4,7 kohm R = 390 ohm E R = 560 ohm L C = 4700 uF E C E = 10 kohm I = 100 uF Gambar 13.7 Contoh pemberian keadaan panjar pada penguat transistor Gambar 13.7 memperlihatkan contoh rangkaian penguat transistor dengan sumber tegangan masukan vS dengan resistansi sumber RS. Kita menganalisis rangkaian tersebut dengan membuat pendekatan seperlunya. Misalkan transistor Q1 adalah terbuat dari silikon dengan tipe n-p-n dengan penguatan arus β = 200. Beberapa permasalahan berikut akan kita selesaikan. (a) Berapa arus DC kolektor ? (b) Beri komentar seberapa efektif keadaan panjar rangkaian pada gambar 13.7 (misalnya dengan membuat perkiraan besarnya perubahan arus kolektor jika dilakukan penggantian transistor dengan harga gain arus setengahnya) (c) Dengan asumsi harga Rs dapat diabaikan, perkirakan efek pada tanggapan frekuensi isyarat-kecil pada 50 Hz (i) dari CE (ii) dari CI. (d) Jika vS berupa gelombang sinus dengan amplitudo 2 mV dan frekuensi 1 kHz, perkirakan bentuk tegangan keluarannya dengan (i) berasumsi RS = 0, (ii) berasumsi RS = 600 Ω Penguat Transistor 163
  • 11. Penyelesaian: (a) Pertama harus kita hitung besarnya sumber tegangan rangkaian terbuka basis (ingat teorema Thevenin) sebagai V BB = VCC × R2 /( R1 + R2 ) = 9 × 4,7/14,7 = 2,88 V dan hambatan sumber basis R B = R1 // R2 = 3,20 k   Untuk transistor dengan gain arus β berlaku IB = VBB − VBE RB + (β + 1)RE 2,88 − 0,6 mA 3,20 + 201 + 0,39 = 27,9 µA = Demikian juga IC = β I B ¢ ¡ = 200 × 27,9 = 5,58 mA (dalam hal ini kita berasumsi bahwa VBE berharga 0,6 V) (b) Untuk β = 100 kita mendapatkan 2,88 − 0,6 mA 3,20 + 101 × 0,39 = 53,5 I C = 5,35 mA IB = ¢ £ ternyata diperoleh hasil yang hampir sama dengan transistor dengan β = 200. Dengan demikian rangkaian ini mempunyai stabilitas panjar yang baik. Sebagai alternatif dari bagian (a) diperoleh = (201/200) × 5,58 mA × 390 = 2,19 V 164 ELEKTRONIKA DASAR ¤ VE = I E RE
  • 12. sehingga VB = 2,79 V, nampak hampir sama dengan harga VBB, memberi indikasi bahwa RB berharga sangat kecil. Juga harga VBB cukup besar untuk menghapus ketidakpastian pada VBE saat menghitung IB. C I i B C βi re Rs v s b R2 ~ R 1 b E RE RL CE Gambar 13.8 Rangkaian ekivalen AC (c) (i) Kita berasumsi bahwa CI berharga cukup besar untuk dianggap terjadi hubung singkat pada frekuensi 50 Hz, kemudian kita akan lihat efek dari CE. Kita akan menggunakan model setara transistor seperti pada gambar 13.6 (b). Kita perlu menggambar rangkaian setara AC, dan untuk keperluan ini untuk sebarang titik pada tegangan DC adalah pada AC ditanahkan (karenanya mempunyai tegangan AC nol). Selengkapnya rangkaian tersebut seperti terlihat pada gambar 13.8. Harga reaktansi dari CE pada frekuensi 50 Hz adalah 1 / ωC E = ( 4700 × 10 −6 × 2π × 50) −1 ¥ = 0,677 Reaktansi ini paralel dengan RE = 390 Ω dimana harganya dapat diabaikan, dan ini seri dengan re = 25 mV/5,61 mA = 4,46 Ω Arus sebesar i e = ( β + 1)i b mengalir melalui keduanya sehingga tegangan pada kedua ujungnya adalah sebesar vb = ib (896 Ω resistif + 136 Ω kapasitif) Penguat Transistor 165
  • 13. dimana karena kita mengabaikan impedansi RS dan CI, maka harganya sama dengan vS. Bagian dari vS yang muncul pada re adalah sebesar 4,46 / 4,46 2 + 0,677 2 = 0,989 . Dengan demikian CE hanya memberikan efek yang kecil pada frekuensi 50 Hz (ini akan menghasilkan pergeseran fase sebesar tan-1 (0,677/4,46) = 8,6o) (ii) Pada kasus ini model seperti terlihat pada gambar 13.5 lebih sesuai sehingga rangkaian ekivalen AC terlihat seperti pada gambar 13.9. C I i B βi rπ Rs v s b R2 ~ R 1 C b E RE RL CE Gambar 13.9 Rangkaian setara Kita dapat mengabaikan besarnya reaktansi dari CE sehingga emiter ditanahkan (grounded) dan hambatan masukan merupakan kombinasi paralel R1, R2 dan rπ = βV T / I E = 200 × 25 mV/5,61 mA = 896 ¦ yaitu Rin = (1/896 +1/4700 + 1/10000)-1 = 700 Ω. Reaktansi CI adalah sebesar 1 / ωC I = (100 × 10 −6 × 2π × 50) −1 = 31,8 ¦ Bagian dari vS yang muncul pada rπ adalah sebesar 700 / 700 2 + 31,8 2 = 0,999 . Dengan demikian pada frekuensi 50 Hz, CI memberikan efek yang dapat diabaikan pada besarnya penguatan. 166 ELEKTRONIKA DASAR
  • 14. (d) Masukan sebesar 2 mV (>> VT = 25 mV) adalah cukup kecil untuk menghasilkan distorsi pada keluaran, karenanya kita dapat menggunakan analisis isyarat-kecil. Pada frekuensi 1 kHz, baik CI dan CE dapat dianggap terjadi hubung singkat. (i) Disini vbe = vs dan besarnya penguatan adalah sebesar A = -RL/re = - (560/4,46) = -126 dengan demikian keluaran berbentuk sinusoida dengan amplitudo 252 mV (ii) Dalam hal ini hambatan masukan sebesar 700 Ω (lihat bagian c-ii) dikenai 2 mV dari sumber dengan hambatan seri sebesar 600Ω. Tegangan keluaran akan turun sebesar (700/(700+600)) × 2 mV × 126 = 136 mV. 13.6 Pengaturan Tegangan Panjar Jika kita diminta untuk menentukan besarnya panjar (bias) pada kedua rangkaian pada gambar 13.10, kemungkinan kita akan kebingungan dengan banyaknya alternatif pilihan harga. Namun perlu diperhatikan bahwa kita tidak bisa memilih panjar secara acak. Untuk itu diperlukan aturan agar didapat desain yang tepat, walaupun harga-harga pilihan dimaksud tidak berupa nilai yang eksak tetapi dalam bentuk interval nilai. + R1 RC + VC C RC VC C _ _ v B v E R2 R C E C E E RE _ (a) VE E + (b) Gambar 13.10 Desain pemberian panjar pada penguat transistor Penguat Transistor 167
  • 15. Untuk memilih desain yang tepat misalnya untuk rangkaian pada gambar 13.10a, sebaiknya VB tidak terlalu terpengaruh oleh adanya aliran arus basis dari pembagi potensial (sehingga V B ≈ VCC × R 2 /( R1 + R2 ) ). Untuk itu diperlukan (V B / R2 ) >> (V E / R E ) × 1 / β atau mendekati R2 << βR E (karena V B ≈ V E ) Sebagai acuan dapat dibuat R2 ≈ 10 R E jika dipasang R2 yang terlalu rendah dapat mengurangi hambatan masukan isyarat-kecil (small-signal input resistance). Pada kedua rangkaian pada gambar 13.10 perbedaan tegangan antara basis dan sumber emitor harus lebih besar dari 0,6 volt; dan juga kelebihan tegangan harus lebih besar dari ketidak pastian harga VBE (∼ 0,1 V). Untuk itu diperlukan V B − 0,6 >> 0,1 atau V EE − 0,6 >> 0,1. Sebagai pedoman dapat dibuat V B ≈ 3 volt, atau V EE ≈ 3 volt atau mungkin V B ≈ VCC / 3, atau V EE ≈ VCC 168 ELEKTRONIKA DASAR
  • 16. Biasanya terdapat pembatasan tertentu untuk harga VCC, jika tidak, dapat saja dipasang harga dari 1 – 1000 volt. Namun biasanya akan lebih realistik dengan mengambil harga pada daerah 5 – 50 volt. Secara praktis biasanya kita memilih VCC = 9 volt (standar baterai yang banyak dijual) atau VCC = VEE = 15 volt (biasanya dipakai pada penguat komersial) Dari harga R2, VB, dan VCC selanjutnya dapat ditentukan harga R1. Biasanya juga terdapat pembatasan tertentu untuk harga RE , RC, dan I E ≈ I C . Harga RE dan RC dapat berkisar dari 10 Ω - 10 MΩ serta IE dapat berharga dari 1µA sampai dengan 1 A. Jika hambatan keluaran ditentukan sama dengan RC dan jika hambatan luar harus dipasang, maka RC harus berharga beberapa kali lebih kecil. Jika arus beban luar harus dicatu maka IC harus paling tidak beberapa kali lebih besar. Jika keterbatasan-keterbatasan di atas tidak berlaku, secara praktis harga-harga berikut dapat dipilih I E ≈ I C = 1 mA dan untuk meyakinkan pemilihan panjar yang tepat ambil harga RE dan RC dari I C RC ≈ (VCC − V E ) / 2 I E R E = V EE − 0,6 Kemungkinan penguatan tegangan dapat ditentukan, yaitu dari AV = − RC / re = − I C RC / VT Dengan demikian harga ICRC adalah tertentu sesuai dengan harga VCC yang dipasang, yaitu I C RC ≈ (VCC − V E ) / 2 Penguat Transistor 169