SlideShare a Scribd company logo
1 of 44
PENERAPAN KAIDAH EJAAN
Pengantar Awal
MKU Bahasa Indonesia
PENGERTIAN EJAAN
Ejaan ----- keseluruhan peraturan
bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan
bagaimana antarhubungan antara lambang-
lambang itu (pemisah dan penggabungannya
dalam suatu bahasa).
Secara teknik ejaan adalah penulisan huruf,
penulisan kata, dan pemakaian tanda baca.
SEJARAH EJAAN BAHASA
INDONESIA
1. Ejaan van Ophuijsen (1901)
Ejaan bahasa Melayu dengan huruf Latin.
Pembakuan ejaan bahasa Indonesia yang pertama kali
oleh Charles van Ophuijsen dibantu oleh Engku Nawawi
gelar Sutan Ma’moer dan Moh. Taib Sultan Ibrahim.
 huruf 'j' untuk menuliskan bunyi 'y', seperti pada kata
jang, pajah, sajang.
 huruf 'oe' untuk menuliskan bunyi 'u', seperti pada kata-
kata goeroe, itoe, oemoer (kecuali diftong 'au' tetap
ditulis 'au').
 tanda diakritik, seperti koma ain dan tanda trema, untuk
menuliskan bunyi hamzah, seperti pada kata-kata
ma'moer, ‘akal, ta’, pa’, dinamaï.
2. Ejaan Soewandi (19 Maret 1947)
Ejaan ini disebut juga dengan edjaan Soewandi,
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan kala itu.
Perbedaan antara ejaan ini dengan ejaan Van Ophuijsen:
a. Huruf 'oe' menjadi 'u', seperti pada goeroe → guru.
b. Bunyi hamzah dan bunyi sentak yang sebelumnya
dinyatakan dengan (') ditulis dengan 'k', seperti pada
kata-kata tak, pak, maklum, rakjat.
c. Kata ulang boleh ditulis dengan angka ², seperti ubur²,
ber-main², ke-barat²-an.
d. Awalan 'di-' dan kata depan 'di' kedua-duanya ditulis
serangkai dengan kata yang mengikutinya. Kata depan
'di' pada contoh dirumah, disawah, tidak dibedakan
dengan imbuhan 'di-' pada dibeli, dimakan.
3. Ejaan Melindo (Akhir 1959)
Ejaan Melindo adalah sistem ejaan Latin
yang termuat dalam Pengumuman Bersama
Edjaan Bahasa Melaju-Indonesia (Melindo)
(1959) sebagai hasil usaha penyatuan sistem
ejaan dengan huruf Latin di Indonesia dan
Persekutuan Tanah Melayu. Keputusan ini
dilakukan dalam Perjanjian Persahabatan
Indonesia dan Malaysia pada tahun 1959.
Sistem ini tidak pernah sampai diterapkan.
4. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurna
kan (16 Agustus 1972)
Perbedaan dengan ejaan sebelumnya:
1. Perubahan Huruf
 "tj" menjadi "c": tjutji → cuci
 "dj" menjadi "j": djarak → jarak
 "j" menjadi "y": sajang → sayang
 "nj" menjadi "ny": njamuk → nyamuk
 "sj" menjadi "sy": sjarat → syarat
 "ch" menjadi "kh": achir → akhir
 2. Beberapa kebijakan baru yang ditetapkan di dalam
EYD, antara lain:
 Huruf f, v, dan z yang merupakan unsur serapan dari
bahasa asing diresmikan pemakaiannya.
 Huruf q dan x yang lazim digunakan dalam bidang ilmu
pengetahuan tetap digunakan, misalnya pada kata
furqan, dan xenon.
 Awalan "di-" dan kata depan "di" dibedakan
penulisannya. Kata depan "di" pada contoh di rumah, di
sawah, penulisannya dipisahkan dengan spasi,
sementara "di-" pada dibeli atau dimakan ditulis
serangkai dengan kata yang mengikutinya.
 Kata ulang ditulis penuh dengan mengulang unsur-
unsurnya. Angka dua tidak digunakan sebagai penanda
perulangan
3. Secara umum, hal-hal yang diatur dalam EYD
adalah:
 Penulisan huruf, termasuk huruf kapital dan
huruf miring.
 Penulisan kata.
 Penulisan tanda baca.
 Penulisan singkatan dan akronim.
 Penulisan angka dan lambang bilangan.
 Penulisan unsur serapan.
4. Ejaan Bahasa Indonesia (2015)
Ejaan bahasa Indonesia yang berlaku sejak
tahun 2015 berdasarkan Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 50 Tahun 2015 tentang Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia. Ejaan ini menggantikan
Ejaan yang Disempurnakan.
Perbedaan Ejaan Bahasa Indonesia dengan Ejaan
yang Disempurnakan adalah:
 Penambahan huruf vokal diftong. Pada EYD,
huruf diftong hanya tiga yaitu ai, au, oi,
sedangkan pada EBI, huruf diftong ditambah
satu yaitu ei (misalnya pada kata geiser dan
survei).
 Penggunaan huruf tebal. Dalam EYD, fungsi
huruf tebal ada tiga, yaitu menuliskan judul
buku, bab, dan semacamnya, mengkhususkan
huruf, serta menulis tema atau subtema dalam
kamus. Dalam EBI, fungsi ketiga dihapus.
PEMAKAIAN HURUF
A. Huruf Abjad
Huruf Nama Huruf Nama Huruf Nama
Aa A Jj Je Ss Es
Bb Be Kk Ka Tt Te
Cc Ce Ll El Uu U
Dd De Mm Em Vv Ve
Ee E Nn En Ww We
Ff ef Oo O Xx X
Gg Ge Pp Pe Yy Ye
Hh Ha Qq Ki Zz zet
Ii i Rr Er
2. Huruf Diftong
Gabungan dua huruf vokal.
Huruf Contoh Pemakain dalam Kata
Awal Tengah Akhir
ai Ain malaikat pandai
au Aula Saudara pulau
oi boikot amboi
ei survei
3. Gabungan Dua Huruf Konsonan
Huruf Contoh Pemakaian dalam Kata
awal tengah akhir
Kh khayalan akhir tarikh
Ng ngilu bangun senang
Ny nyata tanya -
sy syarat isyarat arasy
PENULISAN HURUF
A. Huruf Kapital
1.Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai
huruf pertama kata pada awal kalimat.
 Dia membaca buku.
 Apa maksudnya?
2.Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
petikan langsung.
 Orang itu menasihati anaknya, "Berhati-hatilah,
Nak!"
 "Kemarin engkau terlambat," katanya.
3. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam kata
dan ungkapan yang berhubungan dengan agama, kitab
suci, dan Tuhan, termasuk kata ganti untuk Tuhan.
 Quran
 Kristen
 Yang Mahakuasa
 Tuhan akan menunjukkan jalan kepada hamba-Nya.
4. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama
gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang
diikuti nama orang.
 Mahaputra Yamin
 Sultan Hasanuddin
 Imam Syafii
 Nabi Ibrahim
b. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama
nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan
yang tidak diikuti nama orang.
 Dia baru saja diangkat menjadi sultan.
 Pada tahun ini dia pergi naik haji.
 Ilmunya belum seberapa, tetapi lagaknya sudah seperti
kiai.
5. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur
nama jabatan yang diikuti nama orang, nama instansi,
atau nama tempat yang digunakan sebagai pengganti
nama orang tertentu.
 Wakil Presiden Adam Malik
 Profesor Supomo
 Laksamana Muda Udara Husein Sastranegara
b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama
jabatan atau nama instansi yang merujuk kepada bentuk
lengkapnya.
 Sidang itu dipimpin Presiden.
 Kegiatan itu sudah direncanakan oleh Departemen
Pendidikan Nasional.
 Kegiatan itu sudah direncanakan oleh Departemen.
c. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama
nama jabatan dan pangkat yang tidak merujuk kepada
nama orang, nama instansi, atau nama tempat tertentu.
 Berapa orang camat yang hadir dalam rapat itu?
 Devisi itu dipimpin oleh seorang mayor jenderal.
 Di setiap departemen terdapat seorang inspektur
jenderal.
6. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur
unsur nama orang.
 Amir Hamzah
 J.J de Hollander
 Amir bin Khan
b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama singkatan
nama orang yang digunakan sebagai nama jenis atau
satuan ukuran.
 joule per Kelvin
 Newton
c. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama
nama orang yang digunakan sebagai nama jenis atau
satuan ukuran.
 10 volt
 5 ampere
7. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
 bangsa Eskimo
 suku Sunda
 bahasa Indonesia
b. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf
pertama nama bangsa, suku, dan bahasa yang
digunakan sebagai bentuk dasar kata turunan.
 pengindonesiaan kata asing
 keinggris-inggrisan
 kejawa-jawaan
8. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama
tahun, bulan, hari, dan hari raya.
 tahun Hijriah
 bulan Agustus
 hari Jumat
 hari Natal
b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur
unsur nama peristiwa sejarah.
 Perang Dunia I
 Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
c. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama
peristiwa sejarah yang tidak digunakan sebagai nama.
 Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perang
dunia.
9. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur unsur nama
diri geografi.
 Banyuwangi Asia Tenggara
b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur unsur
nama geografi yang diikuti nama diri geografi.
 Dataran Tinggi Dieng Lembah Baliem
c. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama diri atau
nama diri geografi jika kata yang mendahuluinya
menggambarkan kekhasan budaya.
 ukiran Jepara pempek Palembang
d. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama unsur
geografi yang tidak diikuti oleh nama diri geografi.
 berlayar ke teluk Berenang di danau
e. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama diri
geografi yang digunakan sebagai penjelas nama jenis.
 petai cina pisang ambon
B. Huruf Miring
1. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan
nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip
dalam tulisan.
 Saya belum pernah membaca buku Negarakertagama
karangan Prapanca.
Catatan:
 Judul skripsi, tesis, atau disertasi yang belum diterbitkan
dan dirujuk dalam tulisan tidak ditulis dengan huruf
miring, tetapi diapit dengan tanda petik.
2. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan
atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau
kelompok kata.
 Huruf pertama kata abad adalah a.
 Dia bukan menipu, melainkan ditipu.
 Bab ini tidak membicarakan pemakaian huruf kapital
3. a. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata
atau ungkapan yang bukan bahasa Indonesia.
 Nama ilmiah buah manggis ialah Carcinia mangostana.
 Orang tua harus bersikap tut wuri handayani terhadap anak.
 Politik devide et impera pernah merajalela di negeri ini.
 Weltanschauung dipadankan dengan 'pandangan dunia'.
b. Ungkapan asing yang telah diserap ke dalam bahasa
Indonesia penulisannya diperlakukan sebagai kata Indonesia.
 Negara itu telah mengalami empat kali kudeta.
 Korps diplomatik memperoleh perlakuan khusus.
Catatan:
 Dalam tulisan tangan atau ketikan, huruf atau kata yang akan
dicetak miring digarisbawahi.
C. Huruf Tebal
1. Huruf tebal dalam cetakan dipakai untuk
menuliskan judul buku, bab, bagian bab, daftar
isi, daftar tabel, daftar lambang, daftar pustaka,
indeks, dan lampiran.
 Judul: HABIS GELAP TERBITLAH TERANG
 Bab: BAB I PENDAHULUAN
2. Huruf tebal tidak dipakai dalam cetakan untuk
menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian
kata, kata, atau kelompok kata; untuk keperluan
itu digunakan huruf miring.
 Akhiran –i tidak dipenggal pada ujung baris.
 Gabungan kata kerja sama ditulis terpisah.
Seharusnya ditulis dengan huruf miring:
 Akhiran –i tidak dipenggal pada ujung baris.
 Gabungan kata kerja sama ditulis terpisah
3. Huruf tebal dalam cetakan kamus dipakai untuk
menuliskan tema dan subtema serta untuk menuliskan
lambang bilangan yang menyatakan polisemi.
 kalah v 1 tidak menang ...; 2 kehilangan atau merugi
...; 3 tidak lulus ...; 4 tidak menyamai
 mengalah v mengaku kalah
 mengalahkan v 1 menjadikan kalah ...; 2 menaklukkan
...; 3 menganggap kalah ...
 terkalahkan v dapat dikalahkan ...
Catatan:
 Dalam tulisan tangan atau ketikan manual, huruf atau
kata yang akan dicetak dengan huruf tebal diberi garis
bawah ganda.
PENULISAN KATA
A. Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis
sebagai satu kesatuan.
Misalnya:
Buku itu sangat menarik.Ibu sangat meng
harapkan
keberhasilanmu.Kantor pajak penuh sesak
.Dia bertemu dengan kawannya
di kantor pos.
B. Kata Turunan
1. a.Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis
serangkai dengan bentuk dasarnya.
Misalnya: Berjalan, Dipermainkan, gemetar,
kemauan, lukisan, menengok, petani
b.Imbuhan dirangkaikan dengan tanda hubung
jika ditambahkan pada bentuk singkatan atau
kata dasar yang bukan bahasa Indonesia.
Misalnya: mem-PHK-kan, di-PTUN-kan, di-
upgrade, me-recall
2. Jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata,
awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan
kata yang langsung mengikuti atau
mendahuluinya.
Misalnya: bertepuk tangan, garis bawahi,
menganak sungai, sebar luaskan
3.Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata
mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur
gabungan kata itu ditulis serangkai.
Misalnya: dilipatgandakan,
menggarisbawahimenyebarluaskan,
,penghancurleburan, pertanggungjawaban
4.Jika salah satu unsur gabungan kata hanya
dipakai dalam kombinasi, gabungan kata
itu ditulis serangkai.
Misalnya: adipati, dwiwarna, paripurna,
aerodinamikaekawarnapoligami antarkota,
ekstrakurikuler, pramuniaga
Catatan:
(1) Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf
awalnya huruf kapital, tanda hubung (-)
digunakan di antara kedua unsur itu.
Misalnya: non-Indonesia, pan-Afrikanisme, pro-
Barat
.(2) Jika kata maha sebagai unsur gabungan merujuk kepada
Tuhan yang diikuti oeh kata berimbuhan, gabungan itu ditulis
terpisah dan unsur unsurnya dimulai dengan huruf kapital.
Misalnya: Marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha
Pengasih.
Kita berdoa kepada Tuhan Yang Maha Pengampun
(3) Jika kata maha, sebagai unsur gabungan, merujuk kepada
Tuhan dan diikuti oleh kata dasar, kecuali kata esa, gabungan
itu ditulis serangkai.
Misalnya: Tuhan Yang Mahakuasa menentukan arah hidup kita.
Mudah mudahan Tuhan Yang Maha Esa melindungi
kita.
(4) Bentuk bentuk terikat dari bahasa asing yang diserap
ke dalam bahasa Indonesia, seperti pro, kontra,
dan anti, dapat digunakan sebagai bentuk dasar.
Misalnya: Sikap masyarakat yang pro lebih banyak
daripada yang kontra.
Mereka memperlihatkan sikap anti terhadap
kejahatan.
(5)Kata tak sebagai unsur gabungan dalam peristilahan
ditulis serangkai dengan bentuk dasar yang
mengikutinya, tetapi ditulis terpisah jika diikuti oleh
bentuk berimbuhan.
Misalnya: taklaik terbang, taktembus cahaya,
tak bersuara, tak terpisahkan
BENTUK ULANG
1.Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda
hubung di antara unsur-unsurnya. Misalnya:
anak-anak, mata-mata, berjalan-jalan, menulis-
nulis
Catatan:
(1)Bentuk ulang gabungan kata ditulis dengan
mengulang unsur pertama saja.
Misalnya: surat kabar→surat-surat kabar, kapal
barang→kapal-kapal barang, rak buku→rak-rak
buku
(2) Bentuk ulang gabungan kata yang unsur
keduanya adjektiva ditulis dengan mengulang
unsur pertama atau unsur keduanya dengan
makna yang berbeda.
Misalnya: orang besar→orang-orang besar,
orang besar-besar
gedung tinggi→gedung-gedung tinggi, gedung
tinggi-tinggi
(3) Awalan dan akhiran ditulis serangkai dengan
bentuk ulang.
Misalnya: kekanak-kanakan, perundang-undangan,
melambai-lambaikan, dibesar-besarkan,
memata-matai
GABUNGAN KATA
1. Unsur-unsur gabungan kata yang lazim disebut
kata majemuk ditulis terpisah. Misalnya: duta
besar, model linear, kambing hitam, orang tua
2. Gabungan kata yang dapat menimbulkan
kesalahan pengertian dapat ditulis dengan
menambahkan tanda hubung di antara unsur-
unsurnya untuk menegaskan pertalian unsur
yang bersangkutan.
Misalnya: anak-istri Ali, anak istri-Ali, ibu-
bapak kami, ibu bapak-kami
3.Gabungan kata yang dirasakan sudah
padu benar ditulis serangkai.
Misalnya: acapkali, darmasiswa,
puspawarna, adakalanya, darmawisata,
radioaktif, akhirulkalam, dukacita,
saptamarga
UNSUR SERAPAN
1. Unsur yang belum sepenuhnya terserap
kedalam bahasa Indonesia dipakai
dalam kontek bahasa Indonesia, tetapi
pengucapannya masih menggunakan
cara asing.
contoh: reshuffel, shuttle cock,
2. Unsur asing yang pengucapannya dan
penulisannya disesuaikan dengan kaidah
bahasa Indonesia, ejaan asing hanya diubah
seperlunya hingga bentuk indonesianya
masih dapat dibandingkan dengan bentuk
asalnya.
Contoh:
Penggunaan akhiran yang berasal dari
bahasa asing diserap sebagai bagian kata
utuh.
Contoh: standardisasi standar
implementasi implemen
objektif objek
Kata Asing Penyerapan yang
Salah
Penyerapan yang
Benar
Risk Resiko Risiko
System Sistim Sistem
Technique Tehnik Teknik
Pratical, pratisch Praktek Praktik
Kuitantie Kwitansi Kuitansi
Coordination Kordinasi Koordinasi
Survey Survei Survai
Carier Karir Karier
Ambulance Ambulan Ambulans
Analysis Analisa Analisis
Latex Latek Lateks
PEMAKAIAN TANDA BACA
Pemakaian tanda baca dalam EYD
mencangkup pengaturan (1) tanda titik, (2)
tanda koma, (3) tanda titik koma, (4) tanda
titik dua, (5) tanda hubung, (6) tanda pisah,
(7) tanda elipsis, (8) tanda tanya, (9) tanda
seru, (10) tanda kurung, (11) tanda kurung
siku, (12) tanda petik, (13) tanda petik
tunggal, (14) tanda ulang, (15) tanda garis
miring, (16) penyingkat/apostrof)
1. Tanda Titik Koma ( ; )
Dipakai untuk memisahkan kalimat yang
setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai
pengganti kata penghubung.
Contoh:
Para memikir mengatur strategi dan langkah yang
harus ditempuh; para pelaksana mengerjakan
tugas sebaik-baiknya; para penyandang data
menyediakan biaya yang diperlukan.
2. Tanda Pisah ( -- )
a. Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau
kalimat yang memberi penjelasan khusus di
luar bangun kalimat.
contoh: Kemerdekaan bangsa itu – saya yakin
akan tercapai diperjuangkan oleh bangsa itu
sendiri.
a. Dipakai di antara dua bilangan atau tanggal
yang berarti ‘sampai dengan’ atau diantara dua
nama kota yang berarti ‘ke’ atau ‘sampai’.
Contoh: Bus Kramatjati jurusan Banjar – Jakarta.
(Moeliono, 1980: 15 – 31)
3. Tanda Petik Tunggal ( ‘...’ )
Mengapit terjemahan, penjelasan kata,
atau ungkapan asing.
Contoh: Lailatul Qadar ‘ malam bernilai’
4. Tanda Apostrof ( ‘ )
Digunakan untuk menyingkat kata.
Contoh: ‘kan kucari dari akan kucari
‘ lah tiba dari telah tiba

More Related Content

What's hot

Penggunaan dan Tata Tulis Ejaan dalam bahasa Indonesia
Penggunaan dan Tata Tulis Ejaan dalam bahasa IndonesiaPenggunaan dan Tata Tulis Ejaan dalam bahasa Indonesia
Penggunaan dan Tata Tulis Ejaan dalam bahasa IndonesiaArdiBasri5
 
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)Novi Fachrunnisa
 
Eyd (Format slide powerpoint)
Eyd (Format slide powerpoint)Eyd (Format slide powerpoint)
Eyd (Format slide powerpoint)Alex Adipati
 
berbahasa indonesia yang baik dan benar
berbahasa indonesia yang baik dan benarberbahasa indonesia yang baik dan benar
berbahasa indonesia yang baik dan benardila monica
 
Makalah bahasa indonesia kalimat efektif
Makalah bahasa indonesia kalimat efektifMakalah bahasa indonesia kalimat efektif
Makalah bahasa indonesia kalimat efektifWarnet Raha
 
Presentasi tanda baca
Presentasi tanda bacaPresentasi tanda baca
Presentasi tanda bacaSofyan Argi
 
Sejarah singkat, kedudukan, dan fungsi bahasa
Sejarah singkat, kedudukan, dan fungsi bahasaSejarah singkat, kedudukan, dan fungsi bahasa
Sejarah singkat, kedudukan, dan fungsi bahasaDeni Irawan
 
Kesalahan kesalahan dalam surat dinas
Kesalahan kesalahan dalam surat dinasKesalahan kesalahan dalam surat dinas
Kesalahan kesalahan dalam surat dinasatone_lotus
 
Diksi dan gaya bahasa
Diksi dan gaya bahasaDiksi dan gaya bahasa
Diksi dan gaya bahasaOki16
 
ppt Kata, Jenis Kata, dan Pembentukkan Kata
ppt Kata, Jenis Kata, dan Pembentukkan Katappt Kata, Jenis Kata, dan Pembentukkan Kata
ppt Kata, Jenis Kata, dan Pembentukkan Katadinitsyh
 
Materi surat resmi
Materi surat resmiMateri surat resmi
Materi surat resmissuser653394
 
PPT kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia
PPT kedudukan dan Fungsi Bahasa IndonesiaPPT kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia
PPT kedudukan dan Fungsi Bahasa IndonesiaChusnul Khotimah
 

What's hot (20)

Penggunaan dan Tata Tulis Ejaan dalam bahasa Indonesia
Penggunaan dan Tata Tulis Ejaan dalam bahasa IndonesiaPenggunaan dan Tata Tulis Ejaan dalam bahasa Indonesia
Penggunaan dan Tata Tulis Ejaan dalam bahasa Indonesia
 
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
 
Eyd (Format slide powerpoint)
Eyd (Format slide powerpoint)Eyd (Format slide powerpoint)
Eyd (Format slide powerpoint)
 
berbahasa indonesia yang baik dan benar
berbahasa indonesia yang baik dan benarberbahasa indonesia yang baik dan benar
berbahasa indonesia yang baik dan benar
 
Ragam Lisan Dan Tulisan
Ragam Lisan Dan TulisanRagam Lisan Dan Tulisan
Ragam Lisan Dan Tulisan
 
Makalah bahasa indonesia kalimat efektif
Makalah bahasa indonesia kalimat efektifMakalah bahasa indonesia kalimat efektif
Makalah bahasa indonesia kalimat efektif
 
Presentasi tanda baca
Presentasi tanda bacaPresentasi tanda baca
Presentasi tanda baca
 
Sejarah singkat, kedudukan, dan fungsi bahasa
Sejarah singkat, kedudukan, dan fungsi bahasaSejarah singkat, kedudukan, dan fungsi bahasa
Sejarah singkat, kedudukan, dan fungsi bahasa
 
Kalimat efektif ppt
Kalimat efektif pptKalimat efektif ppt
Kalimat efektif ppt
 
Penulisan Kata ppt
Penulisan Kata pptPenulisan Kata ppt
Penulisan Kata ppt
 
Menulis surat
Menulis suratMenulis surat
Menulis surat
 
Makalah Ragam Bahasa Indonesia
Makalah Ragam Bahasa IndonesiaMakalah Ragam Bahasa Indonesia
Makalah Ragam Bahasa Indonesia
 
Kesalahan kesalahan dalam surat dinas
Kesalahan kesalahan dalam surat dinasKesalahan kesalahan dalam surat dinas
Kesalahan kesalahan dalam surat dinas
 
Ppt bahasa baku dan bahasa nonbaku
Ppt bahasa baku dan bahasa nonbakuPpt bahasa baku dan bahasa nonbaku
Ppt bahasa baku dan bahasa nonbaku
 
Konsep Bahasa dan Fungsi Bahasa Indonesia
Konsep Bahasa dan Fungsi Bahasa IndonesiaKonsep Bahasa dan Fungsi Bahasa Indonesia
Konsep Bahasa dan Fungsi Bahasa Indonesia
 
Diksi dan gaya bahasa
Diksi dan gaya bahasaDiksi dan gaya bahasa
Diksi dan gaya bahasa
 
ppt Kata, Jenis Kata, dan Pembentukkan Kata
ppt Kata, Jenis Kata, dan Pembentukkan Katappt Kata, Jenis Kata, dan Pembentukkan Kata
ppt Kata, Jenis Kata, dan Pembentukkan Kata
 
Materi surat resmi
Materi surat resmiMateri surat resmi
Materi surat resmi
 
PPT kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia
PPT kedudukan dan Fungsi Bahasa IndonesiaPPT kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia
PPT kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia
 
Kesalahan berbahasa pada tataran sintaksis
Kesalahan berbahasa pada tataran sintaksisKesalahan berbahasa pada tataran sintaksis
Kesalahan berbahasa pada tataran sintaksis
 

Similar to OPTIMALKAN EJAAN

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang DisempurnakanPedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang DisempurnakanUwes Chaeruman
 
PERMENDIKNAS NO. 46 / 2009 TENTANG EYD
PERMENDIKNAS NO. 46 / 2009 TENTANG EYDPERMENDIKNAS NO. 46 / 2009 TENTANG EYD
PERMENDIKNAS NO. 46 / 2009 TENTANG EYDPhaphy Wahyudhi
 
Ejaan yang di sempurnakan
Ejaan yang di sempurnakanEjaan yang di sempurnakan
Ejaan yang di sempurnakanQurrati A'yun
 
Pedoman eyd 2010
Pedoman eyd 2010Pedoman eyd 2010
Pedoman eyd 2010Ocha Ardi
 
Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)
Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)
Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)Ibrahim Naki
 
Sejarah ejaan bahasa indonesia
Sejarah ejaan bahasa indonesiaSejarah ejaan bahasa indonesia
Sejarah ejaan bahasa indonesiaRahmatia Azzindani
 
Februari 21 - Kaidah Ejaan.pptx
Februari 21 - Kaidah Ejaan.pptxFebruari 21 - Kaidah Ejaan.pptx
Februari 21 - Kaidah Ejaan.pptxErwinArnadi
 
Permen No 46 Tahun 2009 tentang pedoman ejaan bahasa Indonesia yang disempurn...
Permen No 46 Tahun 2009 tentang pedoman ejaan bahasa Indonesia yang disempurn...Permen No 46 Tahun 2009 tentang pedoman ejaan bahasa Indonesia yang disempurn...
Permen No 46 Tahun 2009 tentang pedoman ejaan bahasa Indonesia yang disempurn...Kacung Abdullah
 
Kesantunan_Ejaan_dan_Istilah.docx
Kesantunan_Ejaan_dan_Istilah.docxKesantunan_Ejaan_dan_Istilah.docx
Kesantunan_Ejaan_dan_Istilah.docxPutriNovitaSari46
 
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docxBAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docxArisSusanto47
 
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docxBAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docxArisSusanto47
 
Pemakaian Huruf Sesuai EYD
Pemakaian Huruf Sesuai EYDPemakaian Huruf Sesuai EYD
Pemakaian Huruf Sesuai EYDAdiwidjadja
 
Ejaan bahasa indonesia yang disempurnakan 1
Ejaan bahasa indonesia yang disempurnakan 1Ejaan bahasa indonesia yang disempurnakan 1
Ejaan bahasa indonesia yang disempurnakan 1Ayu Tiyas
 
MKU Bahasa Indonesia Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia By Asep Perdiansyah,...
MKU Bahasa Indonesia Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia By Asep Perdiansyah,...MKU Bahasa Indonesia Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia By Asep Perdiansyah,...
MKU Bahasa Indonesia Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia By Asep Perdiansyah,...AsepPerdiansyah
 
P2 MKU B Indonesia Ejaan yang disempurnakan.pptx
P2 MKU B Indonesia Ejaan yang disempurnakan.pptxP2 MKU B Indonesia Ejaan yang disempurnakan.pptx
P2 MKU B Indonesia Ejaan yang disempurnakan.pptxFirdhanSaid
 

Similar to OPTIMALKAN EJAAN (20)

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang DisempurnakanPedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan
 
PERMENDIKNAS NO. 46 / 2009 TENTANG EYD
PERMENDIKNAS NO. 46 / 2009 TENTANG EYDPERMENDIKNAS NO. 46 / 2009 TENTANG EYD
PERMENDIKNAS NO. 46 / 2009 TENTANG EYD
 
Ejaan yang di sempurnakan
Ejaan yang di sempurnakanEjaan yang di sempurnakan
Ejaan yang di sempurnakan
 
Pedoman eyd 2010
Pedoman eyd 2010Pedoman eyd 2010
Pedoman eyd 2010
 
Buku EYD
Buku EYDBuku EYD
Buku EYD
 
EYD dan PUEBI
EYD dan PUEBIEYD dan PUEBI
EYD dan PUEBI
 
Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)
Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)
Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)
 
Bahasa indonesia (pnj) 1
Bahasa indonesia (pnj) 1Bahasa indonesia (pnj) 1
Bahasa indonesia (pnj) 1
 
Sejarah ejaan bahasa indonesia
Sejarah ejaan bahasa indonesiaSejarah ejaan bahasa indonesia
Sejarah ejaan bahasa indonesia
 
Februari 21 - Kaidah Ejaan.pptx
Februari 21 - Kaidah Ejaan.pptxFebruari 21 - Kaidah Ejaan.pptx
Februari 21 - Kaidah Ejaan.pptx
 
Permen No 46 Tahun 2009 tentang pedoman ejaan bahasa Indonesia yang disempurn...
Permen No 46 Tahun 2009 tentang pedoman ejaan bahasa Indonesia yang disempurn...Permen No 46 Tahun 2009 tentang pedoman ejaan bahasa Indonesia yang disempurn...
Permen No 46 Tahun 2009 tentang pedoman ejaan bahasa Indonesia yang disempurn...
 
Kesantunan_Ejaan_dan_Istilah.docx
Kesantunan_Ejaan_dan_Istilah.docxKesantunan_Ejaan_dan_Istilah.docx
Kesantunan_Ejaan_dan_Istilah.docx
 
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docxBAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
 
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docxBAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
 
Pemakaian Huruf Sesuai EYD
Pemakaian Huruf Sesuai EYDPemakaian Huruf Sesuai EYD
Pemakaian Huruf Sesuai EYD
 
Pedoman Umum EYD Part 1
Pedoman Umum EYD Part 1Pedoman Umum EYD Part 1
Pedoman Umum EYD Part 1
 
Ejaan bahasa indonesia yang disempurnakan 1
Ejaan bahasa indonesia yang disempurnakan 1Ejaan bahasa indonesia yang disempurnakan 1
Ejaan bahasa indonesia yang disempurnakan 1
 
MKU Bahasa Indonesia Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia By Asep Perdiansyah,...
MKU Bahasa Indonesia Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia By Asep Perdiansyah,...MKU Bahasa Indonesia Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia By Asep Perdiansyah,...
MKU Bahasa Indonesia Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia By Asep Perdiansyah,...
 
P2 MKU B Indonesia Ejaan yang disempurnakan.pptx
P2 MKU B Indonesia Ejaan yang disempurnakan.pptxP2 MKU B Indonesia Ejaan yang disempurnakan.pptx
P2 MKU B Indonesia Ejaan yang disempurnakan.pptx
 
Permen46 2009 eyd
Permen46 2009 eydPermen46 2009 eyd
Permen46 2009 eyd
 

Recently uploaded

aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfwalidumar
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikThomasAntonWibowo
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 

Recently uploaded (20)

aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 

OPTIMALKAN EJAAN

  • 1. PENERAPAN KAIDAH EJAAN Pengantar Awal MKU Bahasa Indonesia
  • 2. PENGERTIAN EJAAN Ejaan ----- keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana antarhubungan antara lambang- lambang itu (pemisah dan penggabungannya dalam suatu bahasa). Secara teknik ejaan adalah penulisan huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca.
  • 3. SEJARAH EJAAN BAHASA INDONESIA 1. Ejaan van Ophuijsen (1901) Ejaan bahasa Melayu dengan huruf Latin. Pembakuan ejaan bahasa Indonesia yang pertama kali oleh Charles van Ophuijsen dibantu oleh Engku Nawawi gelar Sutan Ma’moer dan Moh. Taib Sultan Ibrahim.  huruf 'j' untuk menuliskan bunyi 'y', seperti pada kata jang, pajah, sajang.  huruf 'oe' untuk menuliskan bunyi 'u', seperti pada kata- kata goeroe, itoe, oemoer (kecuali diftong 'au' tetap ditulis 'au').  tanda diakritik, seperti koma ain dan tanda trema, untuk menuliskan bunyi hamzah, seperti pada kata-kata ma'moer, ‘akal, ta’, pa’, dinamaï.
  • 4. 2. Ejaan Soewandi (19 Maret 1947) Ejaan ini disebut juga dengan edjaan Soewandi, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan kala itu. Perbedaan antara ejaan ini dengan ejaan Van Ophuijsen: a. Huruf 'oe' menjadi 'u', seperti pada goeroe → guru. b. Bunyi hamzah dan bunyi sentak yang sebelumnya dinyatakan dengan (') ditulis dengan 'k', seperti pada kata-kata tak, pak, maklum, rakjat. c. Kata ulang boleh ditulis dengan angka ², seperti ubur², ber-main², ke-barat²-an. d. Awalan 'di-' dan kata depan 'di' kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya. Kata depan 'di' pada contoh dirumah, disawah, tidak dibedakan dengan imbuhan 'di-' pada dibeli, dimakan.
  • 5. 3. Ejaan Melindo (Akhir 1959) Ejaan Melindo adalah sistem ejaan Latin yang termuat dalam Pengumuman Bersama Edjaan Bahasa Melaju-Indonesia (Melindo) (1959) sebagai hasil usaha penyatuan sistem ejaan dengan huruf Latin di Indonesia dan Persekutuan Tanah Melayu. Keputusan ini dilakukan dalam Perjanjian Persahabatan Indonesia dan Malaysia pada tahun 1959. Sistem ini tidak pernah sampai diterapkan.
  • 6. 4. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurna kan (16 Agustus 1972) Perbedaan dengan ejaan sebelumnya: 1. Perubahan Huruf  "tj" menjadi "c": tjutji → cuci  "dj" menjadi "j": djarak → jarak  "j" menjadi "y": sajang → sayang  "nj" menjadi "ny": njamuk → nyamuk  "sj" menjadi "sy": sjarat → syarat  "ch" menjadi "kh": achir → akhir
  • 7.  2. Beberapa kebijakan baru yang ditetapkan di dalam EYD, antara lain:  Huruf f, v, dan z yang merupakan unsur serapan dari bahasa asing diresmikan pemakaiannya.  Huruf q dan x yang lazim digunakan dalam bidang ilmu pengetahuan tetap digunakan, misalnya pada kata furqan, dan xenon.  Awalan "di-" dan kata depan "di" dibedakan penulisannya. Kata depan "di" pada contoh di rumah, di sawah, penulisannya dipisahkan dengan spasi, sementara "di-" pada dibeli atau dimakan ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.  Kata ulang ditulis penuh dengan mengulang unsur- unsurnya. Angka dua tidak digunakan sebagai penanda perulangan
  • 8. 3. Secara umum, hal-hal yang diatur dalam EYD adalah:  Penulisan huruf, termasuk huruf kapital dan huruf miring.  Penulisan kata.  Penulisan tanda baca.  Penulisan singkatan dan akronim.  Penulisan angka dan lambang bilangan.  Penulisan unsur serapan.
  • 9. 4. Ejaan Bahasa Indonesia (2015) Ejaan bahasa Indonesia yang berlaku sejak tahun 2015 berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Ejaan ini menggantikan Ejaan yang Disempurnakan.
  • 10. Perbedaan Ejaan Bahasa Indonesia dengan Ejaan yang Disempurnakan adalah:  Penambahan huruf vokal diftong. Pada EYD, huruf diftong hanya tiga yaitu ai, au, oi, sedangkan pada EBI, huruf diftong ditambah satu yaitu ei (misalnya pada kata geiser dan survei).  Penggunaan huruf tebal. Dalam EYD, fungsi huruf tebal ada tiga, yaitu menuliskan judul buku, bab, dan semacamnya, mengkhususkan huruf, serta menulis tema atau subtema dalam kamus. Dalam EBI, fungsi ketiga dihapus.
  • 11. PEMAKAIAN HURUF A. Huruf Abjad Huruf Nama Huruf Nama Huruf Nama Aa A Jj Je Ss Es Bb Be Kk Ka Tt Te Cc Ce Ll El Uu U Dd De Mm Em Vv Ve Ee E Nn En Ww We Ff ef Oo O Xx X Gg Ge Pp Pe Yy Ye Hh Ha Qq Ki Zz zet Ii i Rr Er
  • 12. 2. Huruf Diftong Gabungan dua huruf vokal. Huruf Contoh Pemakain dalam Kata Awal Tengah Akhir ai Ain malaikat pandai au Aula Saudara pulau oi boikot amboi ei survei
  • 13. 3. Gabungan Dua Huruf Konsonan Huruf Contoh Pemakaian dalam Kata awal tengah akhir Kh khayalan akhir tarikh Ng ngilu bangun senang Ny nyata tanya - sy syarat isyarat arasy
  • 14. PENULISAN HURUF A. Huruf Kapital 1.Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.  Dia membaca buku.  Apa maksudnya? 2.Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.  Orang itu menasihati anaknya, "Berhati-hatilah, Nak!"  "Kemarin engkau terlambat," katanya.
  • 15. 3. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam kata dan ungkapan yang berhubungan dengan agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk kata ganti untuk Tuhan.  Quran  Kristen  Yang Mahakuasa  Tuhan akan menunjukkan jalan kepada hamba-Nya. 4. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.  Mahaputra Yamin  Sultan Hasanuddin  Imam Syafii  Nabi Ibrahim
  • 16. b. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang.  Dia baru saja diangkat menjadi sultan.  Pada tahun ini dia pergi naik haji.  Ilmunya belum seberapa, tetapi lagaknya sudah seperti kiai. 5. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan yang diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat yang digunakan sebagai pengganti nama orang tertentu.  Wakil Presiden Adam Malik  Profesor Supomo  Laksamana Muda Udara Husein Sastranegara
  • 17. b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan atau nama instansi yang merujuk kepada bentuk lengkapnya.  Sidang itu dipimpin Presiden.  Kegiatan itu sudah direncanakan oleh Departemen Pendidikan Nasional.  Kegiatan itu sudah direncanakan oleh Departemen. c. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang tidak merujuk kepada nama orang, nama instansi, atau nama tempat tertentu.  Berapa orang camat yang hadir dalam rapat itu?  Devisi itu dipimpin oleh seorang mayor jenderal.  Di setiap departemen terdapat seorang inspektur jenderal.
  • 18. 6. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur unsur nama orang.  Amir Hamzah  J.J de Hollander  Amir bin Khan b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama singkatan nama orang yang digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran.  joule per Kelvin  Newton c. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran.  10 volt  5 ampere
  • 19. 7. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.  bangsa Eskimo  suku Sunda  bahasa Indonesia b. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa yang digunakan sebagai bentuk dasar kata turunan.  pengindonesiaan kata asing  keinggris-inggrisan  kejawa-jawaan
  • 20. 8. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari raya.  tahun Hijriah  bulan Agustus  hari Jumat  hari Natal b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur unsur nama peristiwa sejarah.  Perang Dunia I  Proklamasi Kemerdekaan Indonesia c. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak digunakan sebagai nama.  Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perang dunia.
  • 21. 9. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur unsur nama diri geografi.  Banyuwangi Asia Tenggara b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur unsur nama geografi yang diikuti nama diri geografi.  Dataran Tinggi Dieng Lembah Baliem c. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama diri atau nama diri geografi jika kata yang mendahuluinya menggambarkan kekhasan budaya.  ukiran Jepara pempek Palembang d. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama unsur geografi yang tidak diikuti oleh nama diri geografi.  berlayar ke teluk Berenang di danau e. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama diri geografi yang digunakan sebagai penjelas nama jenis.  petai cina pisang ambon
  • 22. B. Huruf Miring 1. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.  Saya belum pernah membaca buku Negarakertagama karangan Prapanca. Catatan:  Judul skripsi, tesis, atau disertasi yang belum diterbitkan dan dirujuk dalam tulisan tidak ditulis dengan huruf miring, tetapi diapit dengan tanda petik. 2. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata.  Huruf pertama kata abad adalah a.  Dia bukan menipu, melainkan ditipu.  Bab ini tidak membicarakan pemakaian huruf kapital
  • 23. 3. a. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan yang bukan bahasa Indonesia.  Nama ilmiah buah manggis ialah Carcinia mangostana.  Orang tua harus bersikap tut wuri handayani terhadap anak.  Politik devide et impera pernah merajalela di negeri ini.  Weltanschauung dipadankan dengan 'pandangan dunia'. b. Ungkapan asing yang telah diserap ke dalam bahasa Indonesia penulisannya diperlakukan sebagai kata Indonesia.  Negara itu telah mengalami empat kali kudeta.  Korps diplomatik memperoleh perlakuan khusus. Catatan:  Dalam tulisan tangan atau ketikan, huruf atau kata yang akan dicetak miring digarisbawahi.
  • 24. C. Huruf Tebal 1. Huruf tebal dalam cetakan dipakai untuk menuliskan judul buku, bab, bagian bab, daftar isi, daftar tabel, daftar lambang, daftar pustaka, indeks, dan lampiran.  Judul: HABIS GELAP TERBITLAH TERANG  Bab: BAB I PENDAHULUAN
  • 25. 2. Huruf tebal tidak dipakai dalam cetakan untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata; untuk keperluan itu digunakan huruf miring.  Akhiran –i tidak dipenggal pada ujung baris.  Gabungan kata kerja sama ditulis terpisah. Seharusnya ditulis dengan huruf miring:  Akhiran –i tidak dipenggal pada ujung baris.  Gabungan kata kerja sama ditulis terpisah
  • 26. 3. Huruf tebal dalam cetakan kamus dipakai untuk menuliskan tema dan subtema serta untuk menuliskan lambang bilangan yang menyatakan polisemi.  kalah v 1 tidak menang ...; 2 kehilangan atau merugi ...; 3 tidak lulus ...; 4 tidak menyamai  mengalah v mengaku kalah  mengalahkan v 1 menjadikan kalah ...; 2 menaklukkan ...; 3 menganggap kalah ...  terkalahkan v dapat dikalahkan ... Catatan:  Dalam tulisan tangan atau ketikan manual, huruf atau kata yang akan dicetak dengan huruf tebal diberi garis bawah ganda.
  • 27. PENULISAN KATA A. Kata Dasar Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan. Misalnya: Buku itu sangat menarik.Ibu sangat meng harapkan keberhasilanmu.Kantor pajak penuh sesak .Dia bertemu dengan kawannya di kantor pos.
  • 28. B. Kata Turunan 1. a.Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya. Misalnya: Berjalan, Dipermainkan, gemetar, kemauan, lukisan, menengok, petani b.Imbuhan dirangkaikan dengan tanda hubung jika ditambahkan pada bentuk singkatan atau kata dasar yang bukan bahasa Indonesia. Misalnya: mem-PHK-kan, di-PTUN-kan, di- upgrade, me-recall
  • 29. 2. Jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya. Misalnya: bertepuk tangan, garis bawahi, menganak sungai, sebar luaskan 3.Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai. Misalnya: dilipatgandakan, menggarisbawahimenyebarluaskan, ,penghancurleburan, pertanggungjawaban
  • 30. 4.Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai. Misalnya: adipati, dwiwarna, paripurna, aerodinamikaekawarnapoligami antarkota, ekstrakurikuler, pramuniaga Catatan: (1) Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya huruf kapital, tanda hubung (-) digunakan di antara kedua unsur itu. Misalnya: non-Indonesia, pan-Afrikanisme, pro- Barat
  • 31. .(2) Jika kata maha sebagai unsur gabungan merujuk kepada Tuhan yang diikuti oeh kata berimbuhan, gabungan itu ditulis terpisah dan unsur unsurnya dimulai dengan huruf kapital. Misalnya: Marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih. Kita berdoa kepada Tuhan Yang Maha Pengampun (3) Jika kata maha, sebagai unsur gabungan, merujuk kepada Tuhan dan diikuti oleh kata dasar, kecuali kata esa, gabungan itu ditulis serangkai. Misalnya: Tuhan Yang Mahakuasa menentukan arah hidup kita. Mudah mudahan Tuhan Yang Maha Esa melindungi kita.
  • 32. (4) Bentuk bentuk terikat dari bahasa asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti pro, kontra, dan anti, dapat digunakan sebagai bentuk dasar. Misalnya: Sikap masyarakat yang pro lebih banyak daripada yang kontra. Mereka memperlihatkan sikap anti terhadap kejahatan. (5)Kata tak sebagai unsur gabungan dalam peristilahan ditulis serangkai dengan bentuk dasar yang mengikutinya, tetapi ditulis terpisah jika diikuti oleh bentuk berimbuhan. Misalnya: taklaik terbang, taktembus cahaya, tak bersuara, tak terpisahkan
  • 33. BENTUK ULANG 1.Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung di antara unsur-unsurnya. Misalnya: anak-anak, mata-mata, berjalan-jalan, menulis- nulis Catatan: (1)Bentuk ulang gabungan kata ditulis dengan mengulang unsur pertama saja. Misalnya: surat kabar→surat-surat kabar, kapal barang→kapal-kapal barang, rak buku→rak-rak buku
  • 34. (2) Bentuk ulang gabungan kata yang unsur keduanya adjektiva ditulis dengan mengulang unsur pertama atau unsur keduanya dengan makna yang berbeda. Misalnya: orang besar→orang-orang besar, orang besar-besar gedung tinggi→gedung-gedung tinggi, gedung tinggi-tinggi (3) Awalan dan akhiran ditulis serangkai dengan bentuk ulang. Misalnya: kekanak-kanakan, perundang-undangan, melambai-lambaikan, dibesar-besarkan, memata-matai
  • 35. GABUNGAN KATA 1. Unsur-unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk ditulis terpisah. Misalnya: duta besar, model linear, kambing hitam, orang tua 2. Gabungan kata yang dapat menimbulkan kesalahan pengertian dapat ditulis dengan menambahkan tanda hubung di antara unsur- unsurnya untuk menegaskan pertalian unsur yang bersangkutan. Misalnya: anak-istri Ali, anak istri-Ali, ibu- bapak kami, ibu bapak-kami
  • 36. 3.Gabungan kata yang dirasakan sudah padu benar ditulis serangkai. Misalnya: acapkali, darmasiswa, puspawarna, adakalanya, darmawisata, radioaktif, akhirulkalam, dukacita, saptamarga
  • 37. UNSUR SERAPAN 1. Unsur yang belum sepenuhnya terserap kedalam bahasa Indonesia dipakai dalam kontek bahasa Indonesia, tetapi pengucapannya masih menggunakan cara asing. contoh: reshuffel, shuttle cock,
  • 38. 2. Unsur asing yang pengucapannya dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia, ejaan asing hanya diubah seperlunya hingga bentuk indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya. Contoh:
  • 39. Penggunaan akhiran yang berasal dari bahasa asing diserap sebagai bagian kata utuh. Contoh: standardisasi standar implementasi implemen objektif objek
  • 40. Kata Asing Penyerapan yang Salah Penyerapan yang Benar Risk Resiko Risiko System Sistim Sistem Technique Tehnik Teknik Pratical, pratisch Praktek Praktik Kuitantie Kwitansi Kuitansi Coordination Kordinasi Koordinasi Survey Survei Survai Carier Karir Karier Ambulance Ambulan Ambulans Analysis Analisa Analisis Latex Latek Lateks
  • 41. PEMAKAIAN TANDA BACA Pemakaian tanda baca dalam EYD mencangkup pengaturan (1) tanda titik, (2) tanda koma, (3) tanda titik koma, (4) tanda titik dua, (5) tanda hubung, (6) tanda pisah, (7) tanda elipsis, (8) tanda tanya, (9) tanda seru, (10) tanda kurung, (11) tanda kurung siku, (12) tanda petik, (13) tanda petik tunggal, (14) tanda ulang, (15) tanda garis miring, (16) penyingkat/apostrof)
  • 42. 1. Tanda Titik Koma ( ; ) Dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung. Contoh: Para memikir mengatur strategi dan langkah yang harus ditempuh; para pelaksana mengerjakan tugas sebaik-baiknya; para penyandang data menyediakan biaya yang diperlukan.
  • 43. 2. Tanda Pisah ( -- ) a. Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan khusus di luar bangun kalimat. contoh: Kemerdekaan bangsa itu – saya yakin akan tercapai diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri. a. Dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti ‘sampai dengan’ atau diantara dua nama kota yang berarti ‘ke’ atau ‘sampai’. Contoh: Bus Kramatjati jurusan Banjar – Jakarta. (Moeliono, 1980: 15 – 31)
  • 44. 3. Tanda Petik Tunggal ( ‘...’ ) Mengapit terjemahan, penjelasan kata, atau ungkapan asing. Contoh: Lailatul Qadar ‘ malam bernilai’ 4. Tanda Apostrof ( ‘ ) Digunakan untuk menyingkat kata. Contoh: ‘kan kucari dari akan kucari ‘ lah tiba dari telah tiba