SlideShare a Scribd company logo
1 of 165
PENGARUH PENGGUNAAN HANDOUT IPA-FISIKA BERBASIS 
SCIENCE TECHNOLOGY AND SOCIETY (STS) PADA 
PENCAPAIAN HASIL BELAJAR SISWA 
KELAS VIII SMP N 1 CANDUANG 
SKRIPSI 
Sebagai Salah Satu Persyaratan untuk Memperoleh Gelar 
Sarjana Kependidikan 
Oleh: 
AINUL HUDA 
12726/2009 
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA 
JURUSAN FISIKA 
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM 
UNIVERSITAS NEGERI PADANG 
2013 
1
PERSETUJUAN SKRIPSI 
Judul : Pengaruh Penggunaan Handout IPA-Fisika Berbasis 
Science Technology and Society (STS) Pada Pencapaian 
Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP N 1 Canduang 
2 
Nama : Ainul Huda 
NIM/BP : 12726/2009 
Program Studi : Pendidikan Fisika 
Jurusan : Fisika 
Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam 
Padang, 19 Juli 2013 
Disetujui oleh:
PENGESAHAN LULUS UJIAN SKRIPSI 
3 
Nama 
: Ainul Huda 
NIM/ BP : 12718/ 2009 
Program Studi : Pendidikan Fisika 
Jurusan : Fisika 
Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam 
dengan judul 
PENGARUH PENGGUNAAN HANDOUT IPA-FISIKA BERBASIS 
SCIENCE TECHNOLOGY AND SOCIETY (STS) PADA 
PENCAPAIAN HASIL BELAJAR SISWA 
KELAS VIII SMP N 1 CANDUANG 
Dinyatakan lulus setelah dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi 
Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam 
Universitas Negeri Padang 
Padang, 30 Juli 2013 
Tim Penguji 
Nama 
Ketua : Drs. H. Amran Hasra ____________________ 
Sekretaris : Dra. Yurnetti, M.Pd ____________________ 
Anggota : Dr. Hj. Djusmaini Djamas M.Si ____________________ 
Anggota : Dra. Nurhayati, M.Pd ____________________ 
Anggota : Zulhendri Kamus, S.Pd, M.Si ____________________
SURAT PERNYATAAN 
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri. 
Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau 
diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata 
4 
penulisan karya ilmiah yang lazim.
ABSTRAK 
Ainul Huda : Pengaruh Penggunaan Handout IPA-Fisika Berbasis 
Science Technology and Society (STS) Pada Pencapaian 
Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP N 1 Canduang 
Rendahnya hasil belajar IPA-Fisika siswa dapat dipengaruhi oleh faktor 
internal dan eksternal. Faktor eksternal yang diduga mempengaruhi rendahnya hasil 
belajar siswa adalah bahan ajar, media dan metode pembelajaran. Hal ini 
mengakibatkan kurangnya pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari. 
Pemahaman IPA-Fisika dapat ditingkatkan dengan mengintegrasikan dan 
mengaplikasikan IPTEK menggunakan pendekatan Science Technology and Society. 
Oleh sebab itu dapat digunakan handout IPA-Fisika berbasis Science Technology and 
Society (STS) yang dapat membantu siswa dalam memahami materi IPA-Fisika. 
Jenis penelitian adalah eksperimen semu dengan rancangan “Randomized 
Control Group Only Design”. Populasi penelitian adalah siswa kelas VIII SMPN 1 
Canduang yang terdaftar pada Tahun Ajaran 2012/2013. Pengambilan sampel 
dilakukan dengan teknik Cluster Random Sampling. Teknik pengumpulan data 
mencakup ketiga ranah penilaian, yaitu ranah kognitif dalam bentuk tes tulis, ranah 
afektif dalam bentuk lembar observasi aktivitas siswa, dan ranah psikomotor dalam 
bentuk rubrik penskoran. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji 
kesamaan dua rata-rata. 
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan data penilaian hasil 
belajar fisika siswa pada tiga ranah. Pada Ranah kognitif diperoleh nilai thitung sebesar 
2,35 dan ttabel sebesar 2,02. Ranah afektif diperoleh nilai thitung sebesar 2,03 dan ttabel 
2,02. Begitu juga dengan ranah psikomotor diperoleh nilai thitung sebesar 2,38 dan ttabel 
2,02 pada taraf nyata 0,05. Uji statistik menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang 
berarti penggunaan handout IPA-Fisika berbasis Science Technology And Society 
(STS) terhadap hasil belajar siswa pada taraf nyata 0,05. 
i
KATA PENGANTAR 
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan 
rahmat dan karunia-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul 
“Pengaruh Penggunaan Handout IPA-Fisika Berbasis Science Technology and 
Society (STS) Pada Pencapaian Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP N 1 
Canduang”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam 
memperoleh gelar sarjana pendidikan pada program studi Pendidikan Fisika FMIPA 
ii 
UNP. 
Dalam pelaksanaan penelitian penulis telah banyak mendapatkan bantuan, 
dorongan, petunjuk, pelajaran, bimbingan, dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh 
karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 
1. Bapak Drs. H. Amran Hasra selaku Pembimbing I yang telah membimbing dan 
memotivasi dalam penulisan skripsi. 
2. Ibu Dra. Yurnetti, M.Pd sebagai Penasihat Akademis sekaligus Pembimbing II 
yang telah membimbing dan memotivasi dalam penulisan skripsi. 
3. Ibu Dr. Hj. Djusmaini Djamas M.Si, Ibu Dra Nurhayati, M.Pd. dan Bapak 
Zulhendri Kamus, S.Pd, M.Si sebagai dosen penguji yang telah memberikan 
masukan dalam penulisan skripsi. 
4. Bapak Drs. Akmam, M.Si selaku Ketua Jurusan Fisika FMIPA UNP 
5. Bapak dan Ibu Staf pengajar dan karyawan Jurusan Fisika
6. Bapak Drs. Novrizaldi selaku Kepala SMP N 1 Canduang yang telah memberi 
izin untuk melakukan penelitian di SMP N 1 Canduang 
7. Ibu Nofiar selaku Guru SMP N 1 Canduang yang telah member izin dan 
iii 
bimbingan selama penelitian. 
8. Semua pihak yang telah membantu dalam perencanaan, pelaksanaan, penyusunan 
dan penyelesaian skripsi 
Semoga bantuan dan bimbingan yang telah diberikan menjadi amal shaleh bagi 
Bapak dan Ibu serta mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Penulis 
menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat kekurangan dan 
kelemahan. Untuk itu penulis mengharapkan saran dalam penyempurnaan skripsi ini. 
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca. 
Padang, Juli 2013 
Penulis
DAFTAR ISI 
ABSTRAK ............................................................................................................. i 
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii 
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv 
DAFTAR TABEL .................................................................................................. vii 
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... ix 
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................... x 
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1 
A. Latar Belakang .................................................................................... 1 
B. Perumusan Masalah ............................................................................ 5 
C. Pembatasan Masalah ........................................................................... 6 
D. Tujuan Penelitian ................................................................................. 6 
E. Manfaat Penelitian ............................................................................... 6 
BAB II KAJIAN TEORITIS................................................................................. 7 
A. Tinjauan Teoritis ................................................................................. 7 
1. Karakteristik Pembelajaran IPA-Fisika menurut KTSP ................ 7 
2. Handout sebagai Sumber Belajar ................................................... 12 
3. Science Technology and Society pada Pembelajaran IPA-Fisika... 13 
4. Handout berbasis Science Technology and Society....................... 15 
5. Pencapaian Hasil Belajar Siswa ..................................................... 17 
B. Kerangka Berpikir ............................................................................... 19 
C. Hipotesis Penelitian ............................................................................. 21 
iv
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................ 22 
A. Jenis Penelitian .................................................................................... 22 
B. Rancangan Penelitian .......................................................................... 22 
C. Populasi dan sampel ............................................................................ 23 
1. Populasi .......................................................................................... 23 
2. Sampel ............................................................................................ 23 
D. Variabel dan Data ............................................................................... 26 
1. Variabel .......................................................................................... 26 
2. Data ................................................................................................ 26 
E. Prosedur Penelitian .............................................................................. 27 
1. Tahap Persiapan ............................................................................. 27 
2. Tahap Pelaksanaan ......................................................................... 28 
3. Tahap Penyelesaian ........................................................................ 31 
F. Instrumen Penelitian ............................................................................ 31 
1. Instrumen Ranah Kognitif .............................................................. 32 
2. Instrumen Ranah Afektif ................................................................ 36 
3. Instrumen Ranah Psikomotor ......................................................... 38 
G. Teknik Analisis Data .......................................................................... 40 
1. Ranah Kognitif................................................................................ 40 
2. Ranah Afektif.................................................................................. 43 
3. Ranah Psikomotor .......................................................................... 44 
v
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................... 46 
A. Deskripsi Data .................................................................................... 46 
1. Deskripsi Data Hasil Belajar Fisika Ranah Kognitif ...................... 46 
2. Deskripsi Data Hasil Belajar Fisika Ranah Afektif ........................ 48 
3. Deskripsi Data Hasil Belajar Fisika Ranah Psikomotor................. 49 
B. Analisis Data....................................................................................... 50 
1. Analisis Data Hasil Belajar Fisika Ranah Kognitif ........................ 50 
2. Analisis Data Hasil Belajar Fisika Ranah Afektif .......................... 53 
3. Analisis Data Hasil Belajar Fisika Ranah Psikomotor ................... 56 
C. Pembahasan ......................................................................................... 58 
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 64 
A. Simpulan .............................................................................................. 64 
B. Saran ................................................................................................... 64 
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 66 
Lampiran .............................................................................................................. 68 
vi
DAFTAR TABEL 
Tabel Halaman 
1. Hasil Ulangan Harian Fisika Siswa Kelas VIII T.P 2012-2013 .................... 2 
2. Rancangan Penelitian ...................................................................................... 22 
3. Jumlah Siswa Kelas VIII Tahun Ajaran 2012/2013 SMPN 1 ....................... 23 
4. Nilai Rata-rata dan Standar Deviasi Kelas Populasi ..................................... 24 
5. Hasil Uji Normalitas Data Awal Kelas Sampel ............................................ 24 
6. Hasil Uji Homogenitas Data Awal Kelas Sampel ......................................... 25 
7. Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-rata ............................................................... 25 
8. Skenario Pembelajaran pada Kedua Kelas Sampel......................................... 28 
9. Klasifikasi Indeks Reliabilitas Soal ................................................................ 34 
10. Kategori Tingkat Kesukaran Soal ................................................................. 35 
11. Kategori Indeks Daya Beda ........................................................................... 36 
12. Lembar Penilaian Ranah Afektif Siswa .......................................................... 37 
13. Indikator Aspek Afektif................................................................................... 37 
14. Lembar Penilaian Ranah Psikomotor Siswa ................................................. 38 
15. Nilai Rata-Rata, Nilai Tertinggi, Nilai Terendah, Simpangan Baku,dan 
Varians Kelas Sampel ..................................................................................... 47 
16. Data Hasil Belajar Fisika Ranah Afektif Kelas Sampel ................................. 48 
17. Nilai Rata-Rata, Nilai Tertinggi, Nilai Terendah, Simpangan Baku, dan 
Varians Kelas Sampel Ranah Psikomotor....................................................... 49 
18. Hasil Uji Normalitas Tes Akhir Kedua Kelas Sampel Ranah Kognitif .......... 50 
19. Hasil Uji Homogenitas Kedua Kelas Sampel Ranah Kognitif ........................ 51 
vii
20. Hasil Uji t Ranah Kognitif............................................................................... 52 
21. Hasil Uji Normalitas Tes Akhir Kedua Kelas Sampel Ranah Afektif ............ 53 
22. Hasil Uji Homogenitas Kedua Kelas Sampel Ranah Afektif ........................ 54 
23. Hasil Uji t Ranah Afektif .............................................................................. 55 
24. Hasil Uji Normalitas Tes Akhir Kedua Kelas Sampel Ranah Psikomotor ... 56 
25. Hasil Uji Homogenitas Kedua Kelas Sampel Ranah Psikomotor................... 57 
26. Hasil Uji t Ranah Psikomotor ......................................................................... 57 
viii
DAFTAR GAMBAR 
Gambar Halaman 
1. Kerangka Berpikir ....................................................................................... 21 
2. Kurva Daerah Perbedaan yang Berarti Ranah Kognitif .............................. 52 
3. Kurva Daerah Perbedaan yang Berarti Ranah Afektif ................................ 55 
4. Kurva Daerah Perbedaan yang Berarti Ranah Psikomotor ......................... 58 
ix
DAFTAR LAMPIRAN 
Lampiran Halaman 
1. Analisis Data Awal ...................................................................................... 68 
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ............................. 72 
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol .................................... 82 
4. Handout IPA-Fisika .................................................................................... 92 
5. Kisi-kisi Soal Uji Coba ................................................................................ 102 
6. Soal Uji Coba .............................................................................................. 106 
7. Analisis Uji Coba Soal ................................................................................. 113 
8. Kisi-kisi Soal Tes Akhir .......................................................................... .... 115 
9. Soal Tes Akhir ............................................................................................. 118 
10. Analisis Data Soal Tes Akhir ...................................................................... 123 
11. Lembar Penilaian Ranah Afektif Siswa ...................................................... 127 
12. Analisis Data Ranah Afektif ....................................................................... 128 
13. Lembar Penilaian Ranah Psikomotor Siswa ............................................... 132 
14. Analisis Data Ranah Psikomotor ................................................................. 133 
15. Tabel Uji Lilliefors ........................................................................................ 137 
16. Tabel Distribusi F ........................................................................................ 138 
17. Tabel Distribusi t ......................................................................................... 140 
18. Tabel Distribusi z ........................................................................................ 141 
19. Surat Izin Penelitian .................................................................................... 142 
20. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian.......................... ..............143 
x
1 
BAB I 
PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang 
Fisika merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang 
mendasari perkembangan teknologi. Fisika dipelajari mulai dari tingkat Sekolah 
Dasar (SD), Sekolah Menengah sampai Perguruan Tinggi. Pembelajaran Fisika di 
Sekolah Menengah Pertama (SMP) tergabung dalam mata pelajaran IPA-Fisika. 
Pelajaran IPA-Fisika di SMP tidak hanya menekankan pada kegiatan yang 
melatih kemampuan berfikir ilmiah, akan tetapi juga kemampuan dalam 
menggunakan konsep dan prinsip keilmuan IPA-Fisika yang telah dipelajari dalam 
kehidupan sehari-hari. Pembelajaran IPA-Fisika harus mampu menuntun siswa untuk 
berfikir aplikatif, meningkatkan rasa ingin tahu, membangun sikap peduli dan 
bertanggung jawab terhadap lingkungan alam dan sosial. Pembelajaran IPA-Fisika 
diharapkan mampu membantu siswa untuk menyadari pentingnya ilmu pengetahuan 
dan terlibat langsung dalam penemuannya. 
Kesadaran terhadap pentingnya ilmu pengetahuan harus diiringi dengan 
kemampuan menguasai teknologi. Kemampuan untuk menguasai ilmu pengetahuan 
dan teknologi (IPTEK) pada siswa merupakan salah satu aspek yang harus 
ditanamkan pada proses pembelajaran. Siswa yang menguasai IPTEK dengan baik 
akan memiliki potensi besar untuk memainkan peran strategis dalam menghadapi 
persaingan global.
Pemerintah telah melakukan berbagai usaha untuk meningkatkan mutu 
pembelajaran IPA-Fisika. Usaha yang telah dilakukan pemerintah adalah 
peningkatkan kualitas guru, pembenahan sarana dan prasana pembelajaran, dan 
pengoptimalan laboratorium dan perpustakaan. Selain itu, juga dilakukan 
penyempurnaan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) menjadi Kurikulum Tingkat 
Satuan Pendidikan (KTSP) yang memungkinkan sekolah untuk mengembangkan 
kurikulum sesuai dengan kondisi sekolah masing-masing. 
Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa masih rendahnya hasil belajar 
IPA-Fisika di beberapa kelas VIII pada SMP Negeri 1 Canduang jika dibandingkan 
dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan yaitu 70. 
Tabel 1. 
Hasil Ulangan Harian Fisika Siswa Kelas VIII Tahun Ajaran 2012/2013 
Kelas Nilai Rata-rata 
VIII1 79 
VIII2 67,95 
VIII3 58,94 
VIII4 72,25 
VIII5 61,56 
VIII6 63,26 
Hasil belajar siswa yang rendah dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik 
internal maupun eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam 
diri siswa yang mencakup kondisi fisik, motivasi, minat belajar, sikap, perasaan, dan 
lainnya. Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri siswa seperti 
bahan ajar, media, metode pembelajaran, lingkungan, dan sebagainya. 
2
Salah satu usaha yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan hasil belajar 
siswa adalah dengan mengintegrasikan dan mengaplikasikan IPTEK yang ada di 
dalam kehidupan sehari-hari menggunakan pendekatan Science Technology and 
Society (STS) di dalam proses pembelajaran. Science Technology and Society (STS) 
yang dalam bahasa Indonesia disebut juga Sains Teknologi Masyarakat (STM), 
merupakan pendekatan pembelajaran Fisika yang memungkinkan siswa berperan 
aktif dalam pembelajaran dan dapat menghubungkan konsep Fisika dengan teknologi 
di dalam masyarakat. Dengan menyadari hubungan tersebut diharapkan siswa dapat 
mengetahui keterkaitan antara ilmu yang dipelajari dan kejadian yang ditemui pada 
3 
kehidupan sehari-hari. 
Menurut Poedjiadi (2007: 106) tujuan pembelajaran menggunakan pendekatan 
STS adalah untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar disamping untuk 
membentuk masyarakat yang melek sains dan teknologi. Pendekatan STS menuntun 
siswa untuk menguasai sains dan teknologi serta memahami kaitannya dengan 
kepentingan masyarakat, sehingga siswa mampu membuat keputusan yang 
mengoptimalkan dampak positif sains dan teknologi bagi kehidupan masyarakat. 
Peningkatan hasil belajar siswa melalui pendekatan STS dapat ditunjang 
dengan penggunaan bahan ajar yang berkualitas. Idealnya, bahan ajar yang digunakan 
oleh siswa dapat memberikan pemahaman kepada siswa tentang pentingnya sains dan 
teknologi. Melalui pemahaman yang baik tentang sains dan teknologi diharapkan 
dapat meningkatkan motivasi siswa, sehingga siswa dapat mengetahui dan 
memanfaatkan konsep Fisika yang dipelajari di dalam kehidupan sehari-hari.
Handout merupakan salah satu bahan ajar yang digunakan pada pembelajaran IPA-Fisika 
4 
di sekolah. 
Handout berbasis STS merupakan salah satu alternatif bahan ajar yang dapat 
digunakan oleh guru dalam pembelajaran IPA-Fisika. Handout berbasis STS memuat 
materi pembelajaran yang diambil dari berbagai sumber dengan menggunakan 
langkah-langkah pendekatan STS pada pembuatannya. Menurut Poedjiadi (2007: 
126) pendekatan STS melalui beberapa tahapan yaitu tahap pendahuluan, 
pembentukan konsep, aplikasi konsep, pemantapan konsep dan evaluasi. 
Pada tahap pendahuluan, guru memberikan contoh yang relevan tentang 
fenomena IPA-Fisika pada kehidupan sehari-hari. Pada tahap pembentukan konsep, 
siswa diberikan kesempatan untuk menyadari hubungan antara sains yang dipelajari 
dengan apa yang ditemukan pada kehidupan sehari-hari. Dengan menyadari 
hubungan tersebut diharapkan siswa dapat merasakan keterkaitan antara ilmu yang 
dipelajari dan dapat mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari. Pada tahap 
aplikasi siswa diminta untuk menjelaskan aplikasi lain dari konsep IPA-Fisika yang 
dipelajari. Pada pemantapan konsep siswa dapat mengetahui lebih luas mengenai 
sains yang dipelajari dan pada tahap evaluasi guru dapat mengetahui sejauh mana 
penguasaan siswa terhadap hubungan konsep Fisika dan IPTEK. 
Penelitian mengenai pendekatan STS telah dilakukan oleh Istiyono yang 
disampaikan pada Pelatihan Penyusunan Perangkat Pembelajaran IPA (Fisika) 
dengan Pendekatan STM sebagai Amanah KTSP untuk Guru-guru SD 
Cokrokusuman Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa STM merupakan
pembelajaran yang dapat mempertemukan antara kebutuhan individu dan masyarakat 
untuk kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Penelitian lain yang senada juga 
dilakukan Firma tentang pengaruh penggunaan bahan ajar dalam setting pembelajaran 
STS terhadap hasil belajar IPA Fisika siswa MTsN Bukit Bunian Bukareh Kabupaten 
Agam. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan bahan ajar dalam setting 
pembelajaran STS memiliki pengaruh lebih besar terhadap hasil belajar siswa. 
Hal yang membedakan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti 
sebelumnya dengan penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian oleh Istiyono 
dilakukan pada siswa Sekolah Dasar sebagai bahan acuan penggunaan pendekatan 
STS bagi guru-guru Sekolah Dasar Cokrokusuman Yogyakarta, sedangkan penelitian 
ini dilakukan pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Canduang. Firma melakukan 
penelitian untuk mengetahui pengaruh penggunaan bahan ajar dalam setting 
pembelajaran STS terhadap hasil belajar IPA Fisika, sedangkan penelitian ini untuk 
mengetahui pengaruh penggunaan handout IPA-Fisika berbasis Science Technology 
and Society (STS) pada pencapaian hasil belajar siswa. Berdasarkan uraian di atas 
maka penulis ingin meneliti Pengaruh Penggunaan Handout IPA-Fisika Berbasis 
Science Technology and Society (STS) Pada Pencapaian Hasil Belajar Siswa 
5 
Kelas VIII SMP N 1 Canduang. 
B. Perumusan Masalah 
Berdasarkan uraian di atas maka perumusan masalah terhadap penelitian ini 
adalah “Apakah terdapat pengaruh yang berarti penggunaan handout IPA-Fisika
berbasis Science Technology and Society pada pencapaian hasil belajar siswa kelas 
6 
VIII SMP N 1 Canduang?” 
C. Pembatasan Masalah 
Agar penulisan ini lebih terarah dan terkontrol, maka permasalahan penelitian 
ini dibatasi pada KD 7 yaitu memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang 
dan optika dalam produk teknologi sehari-hari. 
D. Tujuan Penelitian 
Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki pengaruh penggunaan handout 
IPA-Fisika berbasis Science Technology and Society pada pencapaian hasil belajar 
siswa kelas VIII SMP N 1 Canduang. 
E. Manfaat Penelitian 
Hasil dari penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai: 
1. Masukan untuk guru bidang studi Fisika, dalam memilih alternatif bahan ajar 
yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran Fisika 
2. Masukan, sumber, ide dan referensi bagi peneliti lain dalam pengembangan 
bahan ajar. 
3. Bekal ilmu dan pengalaman bagi peneliti untuk mengembangkan pembelajaran 
Fisika di masa akan datang. 
4. Syarat untuk menyelesaikan jenjang program S1 Pendidikan Fisika di Jurusan 
Fisika FMIPA Universitas Negeri Padang.
7 
BAB II 
KAJIAN TEORITIS 
7 
A. Tinjauan Teoritis 
1. Karakteristik Pembelajaran IPA-Fisika menurut KTSP 
Pembelajaran merupakan rangkaian proses dan kegiatan yang melibatkan 
berbagai komponen. Pembelajaran yang dirancang dengan baik oleh guru dapat 
dilihat dari hasil belajar siswa yang memuaskan. Menurut Mulyasa (2009: 255) 
pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara siswa dengan 
lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Guru 
berhadapan dengan siswa yang memiliki karakteristik berbeda pada proses 
pembelajaran, sehingga diperlukan perencanaan yang matang dalam proses 
pembelajaran seperti mempersiapkan lingkungan yang kondusif dan menyediakan 
sumber belajar. Guru harus mampu mengelola kelas dengan baik saat proses 
pembelajaran, dan pada tahap akhir guru mampu merancang dan melakukan 
evaluasi terhadap pembelajaran yang telah diberikan kepada siswa. 
Proses pembelajaran saat ini mengacu kepada KTSP yang pada 
pelaksanaannya disusun dan dirancang oleh masing-masing satuan pendidikan. 
KTSP yang dilaksanakan tiap satuan pendidikan tetap mengikuti aturan standar 
proses yang telah ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) 
dalam Permendiknas No 41 Tahun 2007. Menurut BSNP (2007: 6) “Pelaksanaan 
pembelajaran merupakan implementasi dari RPP. Pelaksanaan pembelajaran 
meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup”.
8 
8 
a. Kegiatan Pendahuluan 
Kegiatan pendahuluan menurut BNSP (2007: 6) “ Merupakan tahap 
awal pada proses pembelajaran untuk mempersiapkan siswa secara fisik dan 
mental melalui pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang akan 
dipelajari. Guru menjelaskan kompetensi dasar yang akan dicapai siswa, 
cakupan materi dan uraian kegiatan pembelajaran sesuai silabus. 
b. Kegiatan Inti 
Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk 
mencapai kompetensi dasar yang dilakukan untuk mengembangkan kreativi-tas, 
dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan psikologis siswa. Menurut 
BSNP (2007: 6) “Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan 
karakteristik siswa dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, 
elaborasi, dan konfirmasi. 
1) Eksplorasi 
Pada kegiatan eksplorasi, guru menjadi fasilitator bagi siswa dalam 
melakukan percobaan dengan menggunakan berbagai pendekatan, media, 
dan sumber belajar. Hal ini memungkinkan terjadinya interaksi pada siswa 
dengan siswa lain, guru, maupun lingkungan, sehingga siswa terlibat aktif 
dalam proses pembelajaran. 
2) Elaborasi 
Pada kegiatan elaborasi, guru membimbing siswa untuk menganalisis 
masalah melalui pemberian tugas atau diskusi, sehingga memunculkan ide
9 
kreatif untuk menyelesaikan masalah dan bertindak tanpa rasa takut. Selain 
itu guru juga menfasilitasi siswa untuk bersaing secara sehat serta menyajikan 
hasil kerja melalui laporan secara tulisan maupun lisan. 
9 
3) Konfirmasi 
Pada kegiatan konfirmasi, guru memberikan penguatan atau hadiah 
terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi yang telah dilakukan siswa. Selain itu 
guru bertindak sebagai fasilitator untuk menjawab pertanyaan, mengecek 
hasil eksplrasi, memberi informasi lebih jauh, dan memberikan motivasi bagi 
siswa yang belum berpartisipasi aktif. 
c. Kegiatan Penutup 
Kegiatan penutup menurut BNSP (2007: 7) “Merupakan kegiatan akhir 
pada proses pembelajaran. Guru menuntun siswa untuk membuat kesimpulan 
dan melaksanakan penilaian terhadap kegiatan pembelajaran yang telah 
dilakukan. Guru merencanakan tindak lanjut terhadap kegiatan pembelajaran 
dan menyapaikan rencana pembelajaran selanjutnya”. 
Permendiknas No 41 Tahun 2007 merupakan pedoman bagi guru dalam 
pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Guru mempersiapkan siswa secara fisik dan 
psikis pada kegiatan pendahuluan. Kegiatan inti meliputi proses eksplorasi, 
elaborasi, dan konfirmasi yang dilakukan secara menyenangkan dan memotivasi 
siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam proses pembelajaran. Selanjutnya 
kegiatan penutup yang berisi rangkuman dan evaluasi terhadap penguasaan materi 
pembelajaran.
10 
Pembelajaran IPA-Fisika menurut KTSP harus ditunjang dengan suasana 
yang menyenangkan sehingga dapat menggali setiap potensi dan kemampuan yang 
ada pada siswa. Pembelajaran IPA-Fisika yang menyenangkan juga diperlukan 
untuk meningkatkan keterlibatan siswa dalam setiap aktivitas pembelajaran. Guru 
juga dituntut untuk memberikan berbagai sumber belajar sehingga dapat 
meningkatkan semangat belajar dan menambah pengetahuan siswa. 
Pembelajaran IPA-Fisika merupakan proses yang memberikan perubahan 
perilaku siswa ke arah yang lebih baik. Hal ini sejalan dengan hakikat 
pembelajaran IPA-Fisika yang tergabung kedalam hakikat pembelajaran IPA-Fisika 
10 
menurut Depdiknas (2006: 443) 
Kegiatan pembelajaran mata pelajaran IPA-Fisika dilakukan melalui kegiatan 
keterampilan proses meliputi eksplorasi (untuk memperoleh informasi, fakta), 
eksperimen, dan pemecahan masalah (untuk menguatkan pemahaman konsep 
dan prinsip). Setiap kegiatan pembelajaran bertujuan untuk mencapai 
kompetensi dasar yang dijabarkan dalam indikator dengan intensitas 
pencapaian kompetensi yang beragam. 
Kegiatan eksplorasi bertujuan agar siswa memperoleh informasi dan fakta 
yang berkaitan dengan pengetahuan berdasarkan tuntutan kompetensi dasar. 
Kegiatan eksperimen dilakukan siswa melalui praktikum di laboratorium yang 
bertujuan untuk menguatkan konsep yang sesuai dengan kompetensi dasar yang 
diharapkan. Kegiatan pemecahan masalah merupakan penguatan konsep bagi
11 
siswa dalam mencapai kompetensi dasar yang dijabarkan di dalam indikator. Mata 
pelajaran IPA-Fisika tidak akan pernah terlepas dari ketiga kegiatan di atas. Oleh 
karena itu, dalam pembelajaran IPA-Fisika guru harus melakukan kegiatan 
eksplorasi, eksperimen, dan pemecahan masalah dengan baik. 
Menurut BSNP (2006: 443), pembelajaran IPA-Fisika bertujuan agar siswa 
menyadari kebesaran dan mengagungkan Tuhan Yang Maha Esa, mampu bekerja 
sama dengan orang lain dan memiliki sikap ilmiah, mengembangkan pengalaman 
untuk melakukan percobaan sesuai dengan langkah-langkah dalam melakukan 
penelitian, mengembangkan kemampuan dalan menggunakan konsep dan prinsip 
IPA-Fisika dalam menganalisis masalah, serta mampu mengembangkan 
pengetahuan sebagai bekal dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan 
11 
teknologi. 
IPA-Fisika dianggap penting untuk diajarkan sebagai mata pelajaran 
tersendiri dengan beberapa pertimbangan. Pertama memberikan bekal ilmu kepada 
siswa. Mata pelajaran IPA-Fisika dimaksudkan sebagai wahana untuk 
menumbuhkan kemampuan berfikir yang berguna untuk memecahkan masalah 
dalam kehidupan sehari-hari. Kedua mata pelajaran IPA-Fisika perlu diajarkan 
dengan tujuan yang lebih khusus yaitu membekali pengetahuan, pemahaman dan 
sejumlah kemampuan yang menjadi syarat untuk memasuki jenjang pendidikan 
yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu dan teknologi.
12 
12 
2. Handout sebagai Sumber Belajar 
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut adanya 
pembaharuan dari guru dan siswa, sehingga diperlukan sumber belajar yang 
memuat kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan untuk menjawab perubahan ini. 
Menurut Depdiknas (2008: 5) handout merupakan media pembelajaran cetak yang 
dipersiapkan oleh guru untuk memperkaya pengetahuan siswa yang berisi materi 
pembelajaran secara lengkap. 
Handout menurut kamus Oxford (2000: 389) dapat diartikan sebagai is 
prepared statement given atau pernyataan yang telah disiapkan sebelumnya oleh 
pembicara. Menurut Prastowo (2011: 79) “Handout merupakan bahan ajar yang 
sangat ringkas, bersumber dari beberapa literatur yang relevan terhadap 
kompetensi dasar dan materi pokok yang diajarkan kepada siswa”. Berdasarkan 
pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa handout merupakan bahan ajar yang 
dipersiapkan oleh guru dan berisi materi pokok yang bersumber dari beberapa 
literatur. 
Unsurnpenyusunnhandout: 
a. Identitas handout merupakan tujuan yang dicapai siswa setelah diberi satu 
pokok bahasan yang berfungsi untuk memberikan pandangan umum tentang 
hal-hal yang dikuasai siswa. 
b. Kompetensi dasar merupakan tujuan yang akan dicapai setelah mengikuti 
pelajaran untuk satu kali pertemuan. Fungsinya untuk memberikan fokus 
pada siswa pada sub pokok bahasan yang sedangndihadapi.
13 
c. Ringkasan materi pelajaran merupakan kesimpulan-kesimpulan dari media 
pembelajaran yang akan disampaikan atau diberikan pada siswa dan telah 
disusun secara sistematis. Fungsinya agar siswa dapat mengetahui 
sistematika pelajaran yang harus dikuasai, sekaligus memandu siswa dalam 
pengayaan di luar proses mengajar di kelas. 
d. Soal-soal merupakan permasalahan yang harus diselesaikan siswa setelah 
menerima atau mempelajari materi pelajaran, jawaban dari penyelesaian soal 
siswa dikumpul atau dinilai, kemudian dibahas secara bersama-sama untuk 
membantu siswa dalam melatih memahami materi pelajaran yang akan 
13 
diberikan. 
3. Science Technology and Society pada Pembelajaran IPA-Fisika 
Science Technology and Society (STS) dipelopori oleh John Ziman dalam 
bukunya Teaching and Learning about Science and Society. Pembelajaran STS 
menggunakan teknologi sebagai penghubung antara sains dan masyarakat yang 
dinyatakan oleh John Ziman dalam Anna Poedjiadi (2007: 99). STS merupakan 
pendekatan menyeluruh antara sains, teknologi, dan isu yang ada di masyarakat. 
Pendekatan STS pada pembelajaran IPA-Fisika dilakukan oleh guru 
dengan cara menghubungkan sains dan teknologi yang terkait dengan 
penerapannya pada masyarakat. Tujuan pembelajaran IPA-Fisika menggunakan 
pendekatan STS adalah untuk meningkatkan motivasi siswa pada pembelajaran 
dan menambah wawasan siswa. Pembelajaran dengan pendekatan STS haruslah 
diselenggarakan dengan cara menggabungkan berbagai disiplin ilmu dalam rangka
14 
memahami berbagai hubungan yang terjadi di antara sains, teknologi dan 
14 
masyarakat. 
Menurut Hadiat dalam Rusmansyah dan Irhasyuarna (2001: 100) 
pendekatan STS memiliki landasan penting, yaitu: adanya keterkaitan yang erat 
antara sains, teknologi, dan masyarakat, proses belajar mengajar, pandangan 
konstruktivisme, yang pada pokoknya menggambarkan bahwa siswa membentuk 
atau membangun pengetahuannya melalui interaksi dengan lingkungan, yang 
terdiri atas ranah pengetahuan, ranah sikap, ranah proses sains, ranah aktivitas, dan 
ranah hubungan dan aplikasi. 
Menurut Istiyono (2007: 5) STS pada penerapannya memiliki karakteristik 
yang dapat digunakan guru pada proses pembelajaran. Penerapan ini mencakup 
bebrapa aspek diantaranya: 
a. Menghubungkan materi pelajaran dengan masalah atau isu yang sedang 
beredar dan relevan. 
b. Menuntun siswa dalam pengembangan sikap dan keputusan serta mendorong 
siswa untuk mempertimbangkan informasi tentang isu sains dan teknologi. 
c. Menggabungkan pembelajaran dari berbagai ruang lingkup kurikulum. 
d. Mengembangkan literasi sains, teknologi dan masyarakat. 
Karakteristik ini menunjukkan bahwa STS dapat melatih siswa untuk 
menghubungkan masalah yang sedang mereka hadapi dengan materi 
pembelajaran, sehingga siswa memiliki kemampuan untuk menggunakan konsep 
IPA-Fisika dalam menyelesaikan masalah mengenai teknologi dan menggunakan
15 
produk teknologi dengan tepat. Menurut Poedjiadi (2007: 126) STS pada 
pembelajaran memiliki lima tahapan yaitu pendahuluan, pembentukan konsep, 
aplikasi, pemantapan konsep, dan penilaian. 
Guru yang mengemukakan isu/masalah aktual yang ada di masyarakat pada 
tahap pendahuluan. Guru memberikan sebuah masalah, gambar atau gambaran 
umum mengenai permasalahan yang dekat dengan kehidupan siswa. Tahap 
pembentukan konsep, yaitu siswa membangun atau mengkontruksi pengetahuan 
sendiri melalui observasi, eksperimen, dan diskusi. Pada tahap ini, siswa diminta 
untuk melakukan observasi atau diskusi mengenai permasalahan yang diberikan 
oleh guru. Tahap aplikasi konsep atau penyelesaian masalah, yaitu menganalisis 
isu/masalah yang telah dikemukakan di awal pembelajaran berdasarkan konsep 
yang telah dipahami siswa. Tahap pemantapan konsep, guru memberikan 
pemahaman konsep agar tidak terjadi kesalahan konsep pada siswa. Tahap 
evaluasi, dapat berupa evaluasi proses maupun evaluasi hasil 
4. Handout berbasis Science Technology and Society 
Pendidikan sains dengan menggunakan pendekatan STS adalah suatu 
bentuk pembelajaran yang tidak hanya menekankan pada penguasaan konsep-konsep 
sains saja tetapi juga menekankan pada peran sains dan teknologi di dalam 
berbagai kehidupan masyarakat dan menumbuhkan rasa tanggung jawab sosial 
terhadap dampak sains dan teknologi yang terjadi di masyarakat, seperti yang 
dikemukakan oleh Prayekti (2002: 777). Dalam hal ini, Poedjiadi (2007: 115) 
berpendapat bahwa belajar IPA melalui isu-isu sosial di masyarakat yang ada 
15
16 
kaitannya dengan IPA dan teknologi dirasakan lebih dekat, dan lebih punya arti 
dibandingkan dengan konsep-konsep dan teori IPA itu sendiri. 
Menurut Poedjiadi (2007: 116) pendekatan STS menitikberatkan pada 
penyelesaian masalah dan proses berpikir yang melibatkan pengetahuan secara 
menyeluruh. Siswa menerapkan konsep-konsep yang diperoleh di sekolah pada 
situasi di luar sekolah yang ada di masyarakat, misalnya pesawat sederhana, 
merupakan alat bantu yang dapat memudahkan manusia dalam mengankut barang-barang 
yang berat pada kehidupan sehari-hari di masyarakat. 
Poedjiadi (2007: 126) mengemukakan bahwa penggunaaan handout 
berbasis STS yang merupakan sumber pembelajaran IPA-Fisika dapat dilakukan 
dengan mengintegrasikan komponen-komponen STS pada bagian handout. 
a. Tahap pendahuluan yang mengemukakan isu/masalah aktual yang ada di 
masyarakat. Pada tahap ini guru memberikan sebuah masalah, gambar atau 
gambaran umum mengenai permasalahan yang dekat denga kehidupan 
16 
siswa. 
b. Tahap pembentukan konsep, yaitu siswa membangun atau mengkontruksi 
pengetahuan sendiri melalui observasi, eksperimen, dan diskusi. Pada tahap 
ini, siswa diminta untuk melakukan observasi atau diskusi mengenai 
permasalahan yang diberikan oleh guru. 
c. Tahap aplikasi konsep atau penyelesaian masalah, yaitu menganalisis 
isu/masalah yang telah dikemukakan di awal pembelajaran berdasarkan 
konsep yang telah dipahami siswa.
17 
d. Tahap pemantapan konsep, guru memberikan penegasan terhadap konsep-konsep 
yang harus dikuasai oleh siswa agar tidak terjadi kesalahan konsep 
17 
pada siswa. 
e. Tahap evaluasi, dapat berupa evaluasi proses maupun evaluasi hasil 
5. Pencapaian Hasil Belajar Siswa 
Penilaian pencapaian hasil belajar dilakukan secara objektif berdasarkan 
kinerja siswa. Bukti penguasaan siswa terhadap suatu kompetensi sebagai hasil 
belajar. Hasil belajar tersebut dapat dilihat dari tes atau evaluasi hasil belajar yang 
dilakukan oleh guru. 
Depdiknas (2006: 18) menyatakan bahwa: 
“Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, 
dan menafsirkan proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan secara 
sistematis dan berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna 
dalam pengambilan keputusan untuk menentukan tingkat keberhasilan 
pencapaian kompetensi yang telah ditentukan”. 
Penilaian hasil belajar dilaksanakan selama dan setelah pembelajaran 
berlangsung. Penilaian ini berguna untuk melihat sejauh mana ketercapaian 
pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru dan siswa. Evaluasi pembelajaran 
dapat dilakukan dengan dua teknik yaitu tes dan nontes. Tes dapat berupa kuis, 
ulangan harian, ujian semester, ujian tengah semester, dan ujian akhir semester.
18 
Teknik non-tes dapat berupa jurnal, portofolio, observasi, wawancara, angket, dan 
18 
lain-lain. 
Rumusan tujuan pendidikan dalam sistem pendidikan Nasional, baik tujuan 
kurikuler maupun instruksional menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Bloom 
dalam Arikunto (2008: 115) yang secara garis besar terbagi menjadi tiga ranah, 
yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sudjana (2002: 22) menyatakan 
bahwa ketiga ranah tersebut adalah: 
a. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual seperti 
pengetahuan mengenai fakta-fakta sederhana yang ditemui siswa. 
Pemahaman mengenai hubungan sederhana diantara beberapa fakta 
sederhana. Aplikasi penggabungan konsep yang didapatkan siswa dalam 
suatu situasi. Analisis konsep-konsep dasar yang didapatkan dengan situasi 
yang lebih kompleks. Sintesis untuk mendapatkan generalisasi mengenai 
permasalahan. Evaluasi berdasarkan prinsip, hukum, atau dalil yang 
sebenarnya. 
b. Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai yang terdiri: 
1) Penerimaan siswa dalam menanyakan dan menjawab pertanyaan yang 
diajukan guru. 
2) Partisipasi siswa dalam melaksanakan dan setiap instruksi yang diberikan 
oleh guru. 
3) Penentuan sikap siswa dalam menyatakan pendapat dan melaksanakan 
perintah.
19 
4) Kemampuan siswa dalam mengorganisir yang dapat dilihat dari 
kemampuan merumuskan, menghubungkan, melengkapi, 
19 
menyempurnakan jawaban. 
5) Pembentukan pola hidup siswa yang dapat dilihat melalui kemampuan 
melengkapi, menyempurnakan, membandingkan dan mempertahankan 
pendapat yang disampaikan. 
c. Ranah psikomotor berkenaan dengan keterampilan (skill) dan kemampuan 
bertindak setelah menerima pengalaman belajar. Keterampilan siswa 
mencakup kemampuan menggunakan alat, sikap kerja dan kemampuan 
menganalisis suatu pekerjaan. 
Penilaian dalam pembelajaran meliputi aspek kognitif, psikomotor dan 
afektif. Setelah pembelajaran, terjadi perubahan yang lebih baik pada pola pikir, 
tingkah laku, dan keterampilan siswa. Guru sebagai salah satu faktor penentu 
keberhasilan belajar harus mampu merencanakan dan melaksanakan kegiatan 
pembelajaran dengan sebaik-baiknya. Guru harus dapat memanfaatkan dan 
mengorganisasikan semua aspek yang ada dengan baik demi tercapainya hasil 
belajar yang optimal. Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru sangat 
berpengaruh terhadap pencapaian kompetensi siswa agar guru dapat menentukan 
metode dan pendekatan yang tepat untuk proses pembelajaran selanjutnya. 
Kualitas pembentukan kompetensi dapat dilihat dari segi proses dan segi 
hasil. Pembentukan kompetensi dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruh 
atau sebagian besar siswa terlibat secara aktif, baik fisik, mental maupun sosial
20 
dalam proses pembelajaran. Proses pembentukan kompetensi dapat dikatakan 
berhasil apabila terjadi perubahan tingkah laku yang positif pada diri siswa seluruh 
atau sebagian besar sesuai dengan kompetensi dasar. 
20 
B. Kerangka Berpikir 
Pelajaran IPA-Fisika merupakan mata pelajaran yang dipelajari mulai tingkat 
SD hingga Perguruan Tinggi. Salah satu usaha pemerintah dalam meningkatkan mutu 
pembelajaran IPA-Fisika adalah penyempurnaan kurikulum dari KBK menjadi 
KTSP, yang menuntut belajar tuntas yang mengacu pada KKM dan harus dicapai 
oleh siswa. 
Pada kenyataannya di lapangan hasil belajar IPA-Fisika SMP N 1 Candung 
masih rendah bila dibandingkan dengan KKM. Salah satu penyebab rendahnya hasil 
belajar siswa adalah diduga penggunaan bahan ajar yang masih kurang. Peneliti 
menggunakan handout berbasis STS untuk meningkatkan hasil belajar siswa. 
Handout IPA-Fisika mengintegrasikan seluruh komponen STS ke dalam bahan ajar. 
Pada bagian pendahuluan, memuat contoh yang relevan tentang fenomena 
IPA-Fisika pada kehidupan sehari-hari. Pada bagian pembentukan konsep, siswa 
diberikan kesempatan untuk melakukan diskusi atau percobaan sesuai dengan materi 
yang dipelajari. Dengan menyadari hubungan tersebut diharapkan siswa dapat 
merasakan keterkaitan antara ilmu yang dipelajari dan dapat mengaplikasikannya 
pada kehidupan sehari-hari. Pada bagian aplikasi memuat mengenai aplikasi lain dari 
materi yang dipelajari dan siswa diminta untuk memberikan contoh lain. Pada bagian 
pemantapan konsep berisi penjelasan lebih mendalam mengenai materi yang
21 
dipelajari dan pada bagian evaluasi berisi pertanyaan seputar materi yang dipelajari 
sehingga guru dapat mengetahui penguasaan siswa terhadap hubungan konsep Fisika 
Proses Pembelajaran IPA-Fisika 
21 
dan IPTEK. 
Penggunaan handout berbasis STS diharapkan dengan dapat meningkatkan 
hasil belajar siswa. Pencapaian hasil belajar merupakan tolak ukur untuk menentukan 
tingkat keberhasilan siswa. Untuk lebih jelasnya kerangka berpikir dalam penelitian 
ini dapat dilihat pada Gambar 1: 
Gambar 1: Kerangka Berpikir 
Science 
technology and 
Society 
Pencapaian Hasil 
Belajar Siswa 
Kurikulum 
Handout IPA-Fisika 
berbasis STS 
Pendahuluan Pembentukan 
konsep 
Aplikasi 
konsep 
Pemantapan 
konsep 
evaluasi 
Peningkatan Pemahaman 
IPA-Fisika
22 
22 
C. Hipotesis Penelitian 
Berdasarkan latar belakang, tinjauan teoritis dan kerangka berpikir maka 
hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Terdapat pengaruh 
yang berarti penggunaan handout IPA-Fisika berbasis Science Technology Society 
pada pencapaian hasil belajar siswa kelas VIII SMP N 1 Canduang”.
23 
BAB III 
METODE PENELITIAN 
A. Jenis Penelitian 
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment 
research). Sumadi (2006: 92) menyatakan bahwa quasi experiment research 
merupakan penelitian yang mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak sepenuhnya 
mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. 
Penelitian Quasi-eksperimental digunakan karena dalam penelitian tidak 
memungkinkan untuk mengontrol semua variabel yang relevan. 
B. Rancangan Penelitian 
Rancangan penelitian yang digunakan adalah randomized control group only 
design. Pada penelitian ini perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen adalah 
pembelajaran menggunakan handout berbasis STS, sementara pada kelas kontrol 
pembelajaran dilakukan sesuai dengan standar proses menurut Badan Standar 
Nasional Pendidikan. Pada akhir penelitian dilakukan tes tulis pada kedua kelas untuk 
melihat pencapaian hasil belajar siswa. Rancangan penelitian randomized control 
group only design dapat dilihat pada tabel 2: 
Tabel 2. 
Rancangan penelitian 
Kelas Treatment Post-test 
Eksperimen X T 
Kontrol - T 
Sumber : Sumadi (2006: 105) 
Keterangan:
24 
X = Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen yaitu 
penggunaan handout IPA-Fisika berbasi STS 
T = Tes akhir yang dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas 
24 
kontrol 
C. Populasi dan Sampel 
1. Populasi 
Menurut Riduwan (2006: 54) populasi merupakan objek atau subjek 
penelitian yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu 
yang berkaitan dengan penelitian. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa 
Kelas VIII SMP 1 Canduang yang terdaftar pada semester genap tahun ajaran 
2012-2013. Jumlah populasi pada SMP N 1 Canduang dapat dilihat pada tabel 3 : 
Tabel 3. 
Jumlah Siswa Kelas VIII Tahun Ajaran 2012/2013 SMPN 1 Canduang 
Kelas Jumlah 
VIII1 25 
VIII2 21 
VIII3 19 
VIII4 22 
VIII5 22 
VIII6 19 
Jumlah 128 
Sumber : Tata Usaha SMP N 1 Canduang 
2. Sampel 
Menurut Riduwan (2006: 56) sampel adalah sebagian dari karakteristik dan 
jumlah yang dimiliki oleh populasi. Pengambilan sampel harus memenuhi syarat 
yang representatif, artinya sampel yang diambil benar-benar mewakili populasi 
yang ada. Pengambilam sampel secara cluster random sampling merupakan
25 
pengambilan sampel pada kelompok individu yang ada di sekolah yaitu kelas. 
Agar sampel representatif maka pengambilan sampel dilakukan dengan cara 
25 
berikut: 
a. Mengumpulkan data hasil ulangan harian IPA-Fisika dari seluruh kelas 
populasi. 
b. Menganalisis skor hasil ulangan harian dengan menghitung skor rata-rata 
(푥) dan standar deviasinya (s) yang disajikan pada tabel 4. 
Tabel 4. 
Nilai Rata-rata dan Standar Deviasi Kelas Populasi 
Kelas Rata-rata Standar Deviasi 
VIII1 79 15,73 
VIII2 67,95 11,89 
VIII3 58,94 16,21 
VIII4 72,25 10,06 
VIII5 61,56 19,60 
VIII6 63,26 16,51 
c. Mengambil dua kelas sampel secara random dari populasi. 
d. Melakukan uji normalitas kedua kelas sampel untuk melihat distribusi 
populasi kelas sampel normal atau tidak. Berdasarkan hasil uji normalitas 
dan homogenitas, didapatkan dua kelas sampel yaitu kelas VIII5 dan kelas 
VIII6. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada Tabel 5 
Tabel 5. 
Hasil Uji Normalitas Data Awal Kelas Sampel 
Kelas N  L0 Lt Keterangan 
VIII5 22 0,05 0,087 0,190 Normal 
VIII6 19 0,05 0,084 0,195 Normal
26 
Dari Tabel 5 dapat dilihat nilai L0 < Lt untuk kedua kelas sampel. Hal ini 
berarti populasi pada kedua kelas sampel terdistribusi normal. Perhitungan 
uji normalitas selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1. 
e. Melakukan uji homogenitas pada kedua kelas sampel. Uji homogenitas 
dilakukan untuk melihat varians pada kedua kelas sampel. Hasil uji 
homogenitas dapat dilihat pada Tabel 6. 
Tabel 6. 
Hasil Uji Homogenitas Data Awal Kelas Sampel 
Kelas N S2  Fh Ft Keterangan 
VIII5 22 384,16 
0,05 1,49 2,19 Homogen 
X 
26 
VIII6 19 257,28 
Pada tabel 6 dapat diketahui bahwa nilai Fh < Ft untuk kedua kelas sampel. 
Hal ini berarti varians pada kedua kelas sampel homogen. Perhitungan uji 
homogenitas dapat dilihat pada Lampiran 1. 
f. Mengetahi kemampuan awal dari kedua kelas melalui uji kesamaan dua rata-rata. 
Hasil perhitungan dapat dirangkum pada Tabel 7. 
Tabel 7. 
Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-rata 
Kelas N S ttabel 
thi tung 
VIII5 22 61,6 19,60 
2,02 0,30 
VIII6 19 63,2 16,04 
Melalui hasil perhitungan diperoleh thitung = 0,30 sedangkan nilai ttabel dengan 
taraf nyata 0,05 dan dk = 39 diperoleh t(0,975)(39) = 2,02 . Dari data diperoleh 
thitung terletak diantara nilai ttabel, hal ini berarti bahwa kedua kelas sampel
27 
memiliki kemampuan yang sama sebelum diberikan perlakuan. Hasil analisis 
uji kesamaan dua rata-rata dapat dilihat pada Lampiran 1. 
Menentukan kelas eksperimen dan kontrol dilakukan secara random, yaitu 
dengan teknik pengundian mata uang dan terpilih kelas VIII5 sebagai kelas 
eksperimen dan kelas VIII6 
sebagai kelas kontrol. 
27 
D. Variabel dan Data 
1. Variabel 
Menurut Arikunto (2006:89) variabel adalah objek penelitian, atau apa 
yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Variabel dalam penelitian ini dapat 
dikategorikan sebagai berikut: 
a. Variabel bebas yaitu variabel penyebab yang dapat dimanipulasi. Variabel 
bebas pada penelitian ini adalah pemberian handout IPA-Fisika berbasis 
STS. 
b. Variabel terikat merupakan variabel yang menerima akibat dari veriabel 
bebas. Variabel terikat dari penelitian ini adalah pencapaian kompetensi 
siswa dalam bentuk hasil belajar pada kelas VIII SMP 1 Canduang pada 
ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. 
c. Variabel kontrol atau kendali adalah: 
1) Materi yang digunakan sesuai dengan KTSP. 
2) Kemampuan awal siswa pada kedua kelas sama 
3) Guru yang mengajar dan buku sumber yang digunakan sama. 
4) Jumlah dan jenis soal yang diujikan pada kedua kelas sama.
28 
28 
2. Data 
Data dalam penelitian ini adalah hasil belajar Fisika siswa setelah diberikan 
perlakuan yang meliputi ranah kognitif melalui tes tertulis dalam bentuk pilihan 
ganda, ranah afektif melalui format penilaian afektif, dan ranah psikomotor 
melalui format penilaian psikomotor. 
E. Prosedur Penelitian 
Secara umum prosedur penelitian ini dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu 
persiapan, pelaksanaan dan penyelesaian. 
1. Tahap Persiapan 
a. Menetapkan jadwal penelitian yaitu tanggal 1 April sampai 10 Juni 2013 dan 
mempersiapkan surat izin penelitian. Surat izin penelitian dapat dilihat pada 
lampiran 19. 
b. Menentukan populasi dan sampel dalam penelitian. Sampel pada penelitian 
ini terdiri atas kelas VIII5 sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII6 sebagai 
kelas kontrol. 
c. Mempersiapkan perangkat pembelajaran, yaitu: mempersiapkan bahan ajar, 
silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran. Rencana Pelaksanaan 
Pembelajaran pada kedua kelas kontrol dapat dilihat pada lampiran 2, 
sedangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada kelas eksperimen dapat 
dilihat pada lampiran 3 
d. Menyiapkan handout IPA-Fisika berbasi STS yang akan diberikan selama 
pembelajaran pada kelas eksperimen yang dapat dilihat pada lampiran 4.
29 
e. Membuat kisi-kisi soal uji coba yang dapat dilihat pada lampiran 5 dan 
menyusun soal uji coba sesuai dengan kisi-kisi yang telah dibuat yang dapat 
29 
dilihat pada lampiran 6. 
f. Mempersiapkan instrumen pengumpul data, berupa soal tes akhir yang 
divalidasi sebelumnya, format penilaian afektif untuk ranah afektif, dan 
ranah psikomotor melalui format penilaian psikomotor. 
2. Tahap Pelaksanaan 
Skenario pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol pada 
penelitian ini terlihat pada tabel 8 berikut. 
Tabel 8. 
Skenario pembelajaran pada kedua kelas sampel 
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol 
Pendahuluan (± ퟏퟓ 퐦퐞퐧퐢퐭) 
a) Guru menyiapkan siswa secara 
fisik dan psikis untuk mengikuti 
proses pembelajaran. 
b) Guru mengajukan pertanyaan 
untuk mengaitkan pengetahuan 
yang telah didapatkan siswa 
pada pertemuan sebelumnya, 
sehingga siswa dapat 
menghubungkan dengan materi 
yang akan dipelajari. 
c) Guru menyampaikan tujuan 
pembelajaran 
d) Guru menyampaikan cakupan 
materi pelajaran 
Kegiatan Inti (±90 menit) 
Eksplorasi 
Pendahuluan (± ퟏퟓ 퐦퐞퐧퐢퐭) 
a) Guru menyiapkan siswa secara 
fisik dan psikis untuk mengikuti 
proses pembelajaran. 
b) Guru mengajukan pertanyaan 
untuk mengaitkan pengetahuan 
yang telah didapatkan siswa 
pada pertemuan sebelumnya, 
sehingga siswa dapat 
menghubungkan dengan materi 
yang akan dipelajari. 
c) Guru menyampaikan tujuan 
pembelajaran 
d) Guru menyampaikan cakupan 
materi pelajaran 
Kegiatan Inti (±90 menit) 
Eksplorasi
30 
30 
a) Guru meminta siswa 
memperhatikan panduan 
simulasi, gambar, atau 
persoalan yang terdapat pada 
handout IPA-Fisika diberikan 
oleh guru (panduan simulasi, 
gambar atau persoalan 
merupakan kejadian yang dapat 
ditemui siswa dalam kehidupan 
sehari-hari). 
b) Guru meminta siswa 
memberikan contoh yang lain 
mengenai gejala fisika yang 
terdapat dalam kehidupan 
sehari-hari dan siswa diminta 
memikirkan gejala-gejala 
tersebut. 
c) Guru memberikan pertanyaan 
mengenai masalah tersebut 
untuk menuntun siswa dalam 
memberikan contoh yang 
relevan terhadap fenomena 
IPA-Fisika yang ada dalam 
keseharian siswa (tahap 
pendahuluan) 
Elaborasi 
d) Guru menggali pengetahuan 
siswa tentang gejala fisika 
melalui handout berbasis STS 
yang memuat rangkaian 
pertanyaan yang membuat 
siswa mampu menemukan 
sendiri konsep dasar dari 
jawaban-jawaban yang 
dikemukannya. 
e) Guru meminta siswa 
menjelaskan jawaban awal 
a) Guru meminta siswa 
memperhatikan simulasi yang 
diberikan oleh guru. 
b) Guru meminta siswa 
memberikan contoh yang lain 
mengenai gejala fisika yang 
terdapat dalam kehidupan 
sehari-hari dan siswa diminta 
memikirkan gejala-gejala 
tersebut. 
c) Guru memberikan pertanyaan 
mengenai masalah tersebut. 
Elaborasi 
d) Guru menggali pengetahuan 
siswa tentang gejala fisika yang 
membuat siswa mampu 
menemukan sendiri konsep 
dasar dari jawaban-jawaban 
yang dikemukannya. 
e) Guru meminta siswa 
menjelaskan jawaban awal 
mereka terhadap rangkaian 
pertanyaan dari guru tadi. 
f) Guru meminta siswa
31 
31 
mereka terhadap rangkaian 
pertanyaan dari guru (Guru 
menuntun siswa untuk 
menghubungkan konsep IPA-Fisika 
dengan aplikasinya) 
f) Guru meminta siswa 
melakukan diskusi untuk 
memecahkan masalah sehingga 
siswa dapat menyadari 
hubungan konsep IPA-Fisika 
dalam keseharian (tahap 
pembentukan konsep) 
g) Guru menuntun siswa 
mengambil keputusan untuk 
solusi dalam pemecahan 
masalah. 
h) Guru meminta siswa 
menjelaskan hasil diskusi 
kelompok dan menjelaskan 
bentuk lain dari pengaplikasian 
konsep IPA-Fisika yang 
dipelajari (aplikasi konsep) 
Konfirmasi 
i) Guru memberikan penghargaan 
dan mengoreksi kelemahan 
siswa. 
j) Guru memberikan penguatan 
dan penekanan konsep terhadap 
diskusi dan jawaban dari 
pertanyaan yang dikemukakan 
oleh siswa (pemantapan 
konsep). 
k) Guru memberikan informasi 
tambahan mengenai materi 
pembelajaran 
melakukan diskusi untuk 
memecahkan masalah. 
g) Guru menuntuk siswa 
mengambil keputusan untuk 
solusi dalam pemecahan 
masalah. 
h) Guru meminta siswa 
menjelaskan hasil diskusi 
kelompok. 
Konfirmasi 
i) Guru memberikan penghargaan 
dan mengoreksi kelemahan 
siswa. 
j) Guru memberikan penguatan 
dan penekanan konsep terhadap 
jawaban yang dikemukakan 
oleh siswanya. 
k) Guru memberikan informasi 
tambahan mengenai materi 
pembelajaran
32 
32 
Penutup (±15 menit) 
a) Guru membimbing siswa 
membuat kesimpulan 
pembelajaran. 
b) Guru memberikan tes kecil 
berupa pertanyaan lisan maupun 
tulisan untuk mengetahui 
pemahaman siswa (evaluasi). 
c) Guru memberikan tugas untuk 
membantu meningkatkan 
pemahaman siswa. 
d) Guru memberikan handout IPA-Fisika 
Berbasis STS yang berisi 
materi untuk pertemuan 
selanjutnya. 
Penutup (±15 menit) 
a) Guru membimbing siswa 
membuat kesimpulan 
pembelajaran. 
b) Guru memberikan tes kecil 
untuk mengetahui pemahaman 
siswa. 
c) Guru memberikan tugas untuk 
membantu meningkatkan 
pemahaman siswa. 
d) Guru memberikan informasi 
tentang materi yang akan 
dipelajari pada pertemuan 
selanjutnya. 
3. Tahap Penyelesaian 
a. Melakukan uji coba soal tes akhir yang telah divalidasi pada SMP Negeri 1 
IV Angkek. 
b. Menganalisis 40 butir soal hasil uji coba dengan menentukan daya beda, 
reliabilitas soal dan indeks kesukaran, kemudian mengambil 30 butir soal 
sebagai soal tes akhir. Hasil analisis soal uji coba dapat dilihat secara 
lengkap pada Lampiran 7. 
c. Melakukan tes akhir pada kedua kelas sampel untuk mendapatkan nilai pada 
ranah kognitif. 
d. Mengumpulkan data hasil belajar afektif siswa melalui format penilaian 
afektif yang dapat dilihat pada lampiran 11. 
e. Mengumpulkan data hasil belajar psikomotor siswa dengan format penilaian 
psikomotor yang dapat dilihat pada Lampiran 13.
33 
f. Menganalisis hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotor melalui uji 
33 
statistik. 
g. Menyusun laporan penelitian. 
F. Instrumen Penelitian 
Instrumen adalah alat pengumpul data. Dengan adanya instrumen, data yang 
diinginkan dapat dikumpulkan untuk kemudian dianalisis. Instrumen yang digunakan 
pada penelitian ini adalah mencakup pada ketiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif 
dan psikomotor. 
1. Instrumen Ranah Kognitif 
Instrumen dalam penelitian ini adalah tes objektif yang dilaksanakan di 
akhir penelitian. Langkah-kangkah yang dilakukan agar tes menjadi alat ukur yang 
baik adalah sebagai berikut: 
a. Membuat kisi-kisi soal tes akhir yang dapat dilihat pada lampiran 5 
b. Menyusun tes akhir berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat (lampiran 6). 
c. Melakukan uji coba soal tes akhir di SMP Negeri 1 IV Angkek yaitu pada 
kelas VIII2. 
d. Melakukan analisis statistik hasil uji coba tes untuk melihat apakah soal 
tersebut valid, reliabel, memiliki daya beda, dan tingkat kesukaran. 
e. Menganalisis hasil uji coba tes dengan analisis statistik berikut: 
1) Validitas 
Suatu soal dikatakan valid apabila dapat mengukur apa yang 
seharusnya diukur. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
34 
validitas isi. Validitas isi adalah validitas yang ditilik dari segi tes sebagai 
alat pengukur hasil belajar peserta didik yang isinya telah dapat mewakili 
secara representatif terhadap keseluruhan materi/bahan pelajaran yang 
seharusnya diujikan. Soal tes akhir yang disusun disesuaikan dengan 
ketercapaian indikator untuk mata pelajaran IPA-Fisika Kelas VIII SMP N 1 
Canduang pada materi getaran, gelombang dan optika. 
34 
2) Reliabilitas tes 
Realibilitas menyatakan kestabilan skor yang diperoleh oleh orang 
yang sama ketika diuji dengan tes yang sama dalam waktu yang berbeda. 
Jadi dapat disimpulkan bahwa reliabilitas dapat dinyatakan sebagai tingkat 
keajegan atau kemantapan hasil dari dua pengukuran terhadap hal yang 
sama. Salah satu cara untuk mengukur reliabilitas adalah menggunakan 
persamaan Kuder-Richardson (KR-20) yang dikemukan oleh Surapranata 
(2004: 114): 
푟11 = ( 푘 
) (푆2−Σ 푝푞 
푘− 1 
푆2 ) ................................................................. (1) 
Keterangan : 
r11 : reliabilitas menggunakan persamaan KR-20 
p : proporsi peserta tes menjawab benar 
q : proporsi peserta tes menjawab salah (푞 = 1 − 푝) 
Σ pq : banyak perkalian antara p dan q
35 
35 
k : banyak soal 
S : standar deviasi atau simpangan baku merupakan akar 
varians yang dapat dicari dengan persamaan : 
푠 = √Σ 푥2 
푁 
.................................................................................... (2) 
Keterangan : 
N : jumlah peserta tes 
Σ x2 : jumlah deviasi dari rerata kuadrat 
Untuk menentukan tingkat reliabilitas soal digunakan skala yang 
dikemukakan pada Tabel 9: 
Tabel 9. 
Klasifikasi Indeks Reliabilitas Soal 
No Indeks Releabilitas Klasifikasi 
1 0,00 –0,20 Sangat rendah 
2 0,21 – 0,40 Rendah 
3 0,41 – 0,60 Sedang 
4 0,61 – 0,80 Tinggi 
5 0,81 – 1,00 Sangat tinggi 
Berdasarkan Tabel 9 maka soal yang akan digunakan dalam 
penelitian adalah soal yang memiliki nilai reliabilitas 0,41-0,60 dengan 
klasifikasi reliabilitas soal sedang. 
3) Tingkat kesukaran soal 
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu 
sukar bagi siswa. Bilangan yang menunjukan sukar atau mudahnya suatu
36 
soal di sebut tingkat kesukaran (P). Menurut Surapranata (2004: 12) tingkat 
kesukaran soal dapat ditentukan dengan persamaan berikut : 
36 
푝 = 
Σ 푥 
푆푚 푁 
.................................................................................. (3) 
Keterangan : 
p : proprosi jawaban benar atau tingkat kesukaran 
Σ x : banyaknya peserta tes yang menjawab benar 
Sm : skor maksimum 
N : jumlah peserta tes 
Tingkat kesukaran soal dapt diklasifikasikan menurut Tabel 10: 
Tabel 10. 
Kategori Tingkat Kesukaran Soal 
Nilai p Kategori 
p < 0.3 Sukar 
0.3 ≤ p ≤ 0.7 Sedang 
p > 0.7 Mudah 
Sumber : Surapranata (2004: 13) 
Hasil uji coba yang telah dilakukan diperoleh 4 soal kategori mudah, 17 soal 
kategori sedang, dan 9 soal kategori sukar. Soal yang digunakan pada 
penelitian ini adalah soal yang memiliki nilai p 0,21 sampai 1 yang dapat 
dilihat pada lampiran 7. 
4) Daya beda 
Menurut Arikunto (2008: 211) “Daya beda soal merupakan 
kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa dengan kemampuan tinggi 
dan siswa yang berkemampuan rendah”. Indeks yang digunakan untuk
37 
membedakan kemampuan siswa tersebut disebut indeks daya pembeda (item 
discrimination). Penentuan daya pembeda soal dapat dilakukan dengan 
mengurutkan seluruh skor hasil tes dari nilai tertinggi sampai terendah. 
selanjutnya Membagi anggota menjadi dua kelompok yaitu kelompok atas 
yang berkemampuan tinggi dan kelompok bawah yang berkemampuan 
rendah. Proporsi pembagian kelompok yang paling stabil yaitu 27 %. Daya 
pembeda menurut indeks daya beda dapat ditentukan menggunakan 
37 
persamaan : 
퐷 = 
Σ 퐴 
푛퐴 
− 
Σ 퐵 
푛퐵 
.......................................................................... (4) 
Keterangan 
D : indeks daya pembeda 
Σ A : jumlah peserta tes yang menjawab benas pada kelompok 
kelas atas 
Σ B : jumlah peserta tes yang menjawab benas pada kelompok 
kelas bawah 
nA : peserta tes kelompok atas 
nB : peserta tes kelompok bawah 
Indeks daya beda dapat diklasifikasikan menurut Tabel 11 : 
Table 11. 
Kategori Indeks Daya Beda 
Daya Beda (D) Kriteria 
> 0.3 Diterima 
0.10 푠. 푑 0.29 Direvisi 
< 0.10 Ditolak 
Sumber : Surapranata (2004: 47)
38 
Berdasarkan Tabel 11 dilakukan analisis terhadap soal yang akan digunakan 
dalam penelitian. Berdasarkan hasil analisis soal tes akhir yang digunakan 
dalan penelitian berjumlah 30 soal. Berdasarkan hasil analisis dari 40 soal 
uji coba, 16 soal dapat dipakai, 14 soal direvisi, dan 10 soal tidak dapat 
digunakan. Analisis soal uji coba dapat dilihat pada Lampiran 7. 
38 
2. Instrumen Ranah Afektif 
Instrumen pada ranah afektif mengacu pada pengembangan instrumen 
penilaian ranah afektif Aspek afektif yang dinilai dalam penelitian ini adalah 
antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran, interaksi siswa dengan guru, 
aktifitas siswa, partisipasi siswa dalam menyampaikan hasil kesempulan. Format 
penilaian ranah afektif tergambar dalam tabel 12: 
Format Penilaian Ranah Afektif Siswa 
Mata Pelajaran : IPA-Fisika 
Kelas / Semester : 
Kompetensi Dasar : 
Indikator : 
Materi Pokok : 
Sub-materi Pokok : 
Hari / Tanggal : 
Tabel 12. 
Lembar Penilaian Ranah Afektif Siswa 
NO NAMA 
INDIKATOR 
1 2 3 4 
a b c d a b c d a b c d a b c d 
1 
2 
3 
Sumber : Direktorat Pembinaan SMA (2010: 57) 
Keterangan:
39 
Skor 0: apabila tidak ditampilkan peserta didik 
Skor 1: apabila ditampilkan peserta didik 
Berdasarkan Tabel 12 maka pedoman observasi aktivitas belajar peserta didik 
adalah sebagai berikut: 
Tabel 13. 
Indikator Aspek Afektif 
39 
Aspek yang 
dinilai 
Indikator yang dilihat 
1. Antusias 
siswa dalam 
mengikuti 
pembelajaran 
a. Siswa memperhatikan penjelasan guru 
b. Siswa tidak mngerjakan pekerjaan lain 
c. Siswa spontan bekerja apabila diberi tugas 
d. Siswa tidak terpengaruh situasi di luar kelas 
2. Interaksi 
siswa dengan 
guru 
a. Siswa bertanya kepada guru 
b. Siswa menjawab pertanyaan guru 
c. Siswa mengemukakan pertanyaan yang berbeda dari 
biasanya 
d. Siswa memanfaatkan guru sebagai fasilitator dan narasumber 
3. Aktifitas 
siswa 
a. Siswa mengemukakan pendapatnya 
b. Siswa menanggapi pertanyaan atau pendapat dari teman 
c. Siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru 
d. Siswa menjelaskan pendapat atau pekerjaannya 
4. Partisipasi 
siswa dalam 
menyampaika 
n hasil 
kesempulan 
a. Siswa mengacungkan tangan untuk ikut menyimpulkan 
b. Siswa merespon pernyataan atau simpulan temannya 
c. Siswa menyempurnakan simpulan yang dikemukakan oleh 
temannya 
d. Siswa menghargai pendapat temannya 
Sumber : Direktorat Pembinaan SMA (2010 : 58) 
Skor minimal = 0 
Skor maksimal =16 
Rumus yang digunakan untuk perhitungan aspek afektif adalah 
100% 
JPS 
NP   
JSM 
Keterangan 
NP : Nilai Proses 
JPS : Jumlah Perolehan Skor
40 
JSM : Jumlah Skor Maksimum 
NO NAMA INDIKATOR 
40 
3. Instrumen Ranah Psikomotor 
Penilaian pada ranah psikomotor dilakukan selama proses pembelajaran 
berlangsung ketika melakukan percobaan dengan mengacu pada rubrik 
penskoran. 
Format Penilaian Ranah Psikomotorik Siswa 
Mata Pelajaran : IPA-Fisika 
Kelas / Semester : 
Kompetensi Dasar : 
Indikator : 
Materi Pokok : 
Sub-materi Pokok : 
Hari / Tanggal : 
Tabel 14. 
Lembar Penilaian Ranah Psikomotor Siswa 
Sumber: Juknis Penyusunan Perangkat Penilaian Psikomotor di SMA (2010) 
Keterangan: 
Skor 0 : apabila tidak ditampilkan peserta didik 
Skor 1 : apabila ditampilkan peserta didik 
Persiapan percobaan 
a. Memeriksa kelengkapan alat dan bahan 
b. Menyusun peralatan sesuai dengan instruksi yang diberikan 
Pelaksanaan selama proses percobaan 
1 2 3 
a b a b c d e a b c d 
1 
2
41 
41 
a. Mengatur jarak benda 
b. Mengatur letak bayangan 
c. Memfokuskan perhatian pada kegiatan dan tidak mengerjakan hal-hal lain 
d. Terlibat aktif dalam kegiatan praktikum 
e. Mengamati hasil praktikum dengan cermat 
Kegiatan Akhir 
a. Menafsirkan hasil pengamatan dengan benar 
b. Menyajikan data secara sistematis dan komunikatif 
c. Menganalisis data secara induktif 
d. Membuat kesimpulan yang sesuai dengan hasil praktikum 
Penilaian ini dilakukan pada saat siswa melakukan percobaan di 
laboratorium. Rumus yang digunakan untuk perhitungan adalah 
100% 
JPS 
NP   
JSM 
Ket: 
NP : Nilai Proses 
JPS : Jumlah Perolehan Skor 
JSM :Jumlah Skor Maksimum 
G. Teknik Analisis Data 
Analisis data bertujuan untuk menguji apakah hipotesis dalam penelitian ini 
diterima atau ditolak. Berikut ini akan di bahas teknik analisis hasil belajar siswa :
42 
42 
1. Ranah kognitif 
a. Uji Normalitas 
Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah sampel yang berasal dari 
populasi yang terdistribusi normal. Uji normalitas menggunakan uji Lilliefors 
sesuai dengan langkah-langkah yang dikemukakan Sujdana (2002: 466) sebagai 
berikut : 
1) Data X1, X2, X3,... Xn yang diperoleh dari data yang terkecil hingga data 
yang terbesar. 
2) Data X1, X2, X3,... Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, Z3, ..., Zn dengan 
rumus 
Zi = Xi −X̅ 
S 
...................................................................................... (5) 
Keterangan : 
Xi : skor yang diperoleh siswa ke-i 
푋̅ : skor rata-rata 
S : simpangan baku 
3) Dengan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian hitung 
peluang F(Zi) = P(Z<Zi) 
4) Dengan menggunakan proporsi Z1, Z2, Z3, ..., Zn yang lebih kecil atau 
sama dengan Zi, jika proporsi ini dinyatakan dengan S(Zi), maka 
S(Zi) = Banyaknya Z1,Z2,Z3,…Zn yang ≤ Zi 
n 
.......................................... (6)
43 
5) Menghitung selisih F(Zi) – S(Zi) yang kemudian ditentukan harga 
2 .......................................................................................... (7) 
43 
mutlaknya. 
6) Diambil harga yang paling besar diantara harga mutlak selisih tersebut 
yang disebut dengan L0. 
7) Membandingkan nilai L0 dengan nilai kritis Lt yang terdapat dalam taraf 
nyata α = 0,05. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut : 
a) Jika L0 < Lt, maka sampel terdistribusi normal. 
b) Jika L0 > Lt, maka sampel tidak terdistribusi normal 
b. Uji Homogenitas 
Uji homogenitas bertujuan untuk melihat apakah kedua kelas sampel 
memiliki varians yang homogen atau tidak. Untuk mengujinya digunakan uji F 
dengan langkah sebagai berikut: 
1) Menghitung varians masing-masing kelompok data kemudian dihitung 
harga F sesuai dengan rumus yang dikemukakan oleh Sudjana (2002: 
249): 
2 
퐹 = 푆1 
푆2 
Keterangan : 
F : varians kelompok data 
S1 
2 : varians hasil belajar terbesar 
S2 
2 : varians hasil belajar terkecil
44 
c. Berdasarkan perhitungan didapatkan harga Fhitung = 1,49 sedangkan harga 
Ftabel =2,19 pada taraf signifikan 0,05 dan dkpembilang = n1 – 1 dan dkpenyebut = 
n2 – 1. Harga Ftabel > Fhitung, hal ini berarti kedua kelas sampel mempunyai 
44 
varians yang homogen. 
d. Uji Hipotesis 
Uji hipotesis dilakukan menggunakan uji kesamaan dua rata-rata 
berdasarkan kemungkinan yang diperoleh dari uji normalitas dan uji 
homogenitas. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa sampel terdistribusi 
normal dan homogen, sehingga uji kesamaan dua rata-rata pada ranah kognitif 
menggunakan uji t. 
Menurut Sudjana (2002: 239) rumus uji t adalah : 
푡 = 푋1 ̅̅̅̅− 푋2 ̅̅̅̅ 
1 
푛1 
푆√ 
1 
푛2 
+ 
...................................................................................... (8) 
Dimana 푆2 = 
2 +(푛2−1) 푆2 
(푛1−1)푆1 
2 
푛1+푛2−2 
...................................................... (9) 
Keterangan : 
X1 ̅̅̅ : nilai rata-rata kelas eksperimen 
X2 ̅̅̅ : nilai rata-rata kelas kontrol 
S1 : standar deviasi kelas eksperimen 
S2 : standar deviasi kelas kontrol 
S : standar deviasi gabungan 
n1 : jumlah siswa kelas eksperimen
45 
45 
n2 : jumlah siswa kelas kontrol 
Berdasarkan pengujian hipotesis secara statistik, jika Ho ditolak berarti 
hipotesis kerja (H1) diterima. Hal ini menyatakan bahwa terdapat perbedaan 
yang berarti antara hasil belajar ranah kognitif siswa yang menggunakan 
handout IPA-Fisika berbasis STS. 
2. Ranah Afektif 
Analisis data pada ranah afektif dilakukan melalui langkah-langkah 
berikut: 
a. Menjumlahkan seluruh skor yang diperoleh siswa dari pengamatan pada 
setiap pertemuan. 
b. Mengkonversikan skor total yang diperoleh menjadi nilai dengan rumus 
yang terdapat dalam Juknis Penyusunan Perangkat Afektif di SMA (2010) 
yaitu : 
100% 
JPS 
NP   
JSM 
Keterangan 
NP : Nilai Proses 
JPS : Jumlah Perolehan Skor 
JSM : Jumlah Skor Maksimum 
Pada penelitian ini skor maksimum yang dapat diperoleh siswa setiap 
pertemuan adalah 11 dan skor minimum adalah 0. Skor yang diperoleh siswa
46 
dikonversikan ke nilai. Analisis data untuk hasil belajar ranah afektif 
meliputi uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis. 
c. Setelah dilakukan pengolahan data menggunakan uji normalitas dan 
homogenitas untuk kedua kelas sampel, hasilnya didapatkan distribusi kedua 
46 
sampel normal dan homogen. 
d. Menjumlahkan skor total yang diperoleh siswa. 
e. Mengkonversikan skor total yang diperoleh menjadi nilai dengan rumus 
yang terdapat dalam Ngalim (2009: 112) yaitu : 
푠 = 푅 
푁 
× 100 ................................................................................... (10) 
Keterangan : 
S : nilai afektif siswa 
R : skor total siswa 
N : skor maksimum 
3. Ranah Psikomotor 
Dalam menganalisis data hasil observasi dilakukan langkah-langkah 
berikut: 
a. Menjumlahkan skor total yang diperoleh siswa pada praktikum yang 
dilakukan. 
b. Mengkonversikan skor total yang diperoleh menjadi nilai dengan rumus 
yang terdapat dalam Ngalim (2009: 112) : 
푆 = 푅 
푁 
× 100 ................................................................................... (11)
47 
 ................................................................................. (12) 
S .............................................. (13) 
47 
Keterangan : 
S : nilai psikomotor siswa 
R : skor yang diperoleh 
N : skor maksimum 
Berdasarkan nilai yang diperoleh tersebut dilakukan uji normalitas dan 
homogenitas. Hasil uji normalitas dan homogenitas didapatkan populasi 
kedua kelas sampel tersebut terdistribusi normal dan mempunyai varians 
yang homogen, maka dilakukan pengujian hipotesis statistik uji t. 
 
1 2 
1 1 
n n 
1 2 
S 
x x 
t 
 
dan 
n S n S 
(  1)  (  
1) 
2 
1 2 
2 
2 2 
2 
2 1 1 
  
 
n n 
Keterangan: 
x1 : nilai rata-rata kelas eksperimen. 
x2 : nilai rata-rata kelas kontrol. 
S1 
2 : varians kelas eksperimen. 
S2 
2 : varians kelas kontrol. 
S : standar deviasi gabungan. 
n1 : jumlah siswa kelas eksperimen. 
n2 : jumlah siswa kelas kontrol.
48 
Harga thitung dibandingkan dengan ttabel yang ada pada tabel distribusi t. 
Kriteria pengujian hipotesis adalah tidak terdapat pengaruh yang berarti jika 
thitung berada di dalam daerah −t1−1 
⁄2α < 푡 < t1−1 
48 
⁄2α pada taraf signifikasi 
0,05. Sedangkan untuk harga lain terdapat pengaruh yang berarti.
49 
BAB IV 
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 
49 
A. Deskripsi Data 
Penelitian dilakukan pada tanggal 1 April sampai dengan 10 Juni 2013 di 
SMP Negeri 1 Canduang. Pada kedua kelas sampel, diperoleh data tentang 
pencapaian kompetensi Fisika siswa yang meliputi penilaian pada ketiga ranah yaitu 
kognitif, afektif, dan psikomotor pada kedua kelas sampel. Data hasil belajar ranah 
kognitif diperoleh melalui tes tertulis di akhir pembelajaran. Data ranah afektif dan 
psikomotor diperoleh selama proses pembelajaran berlangsung melalui format 
penilaian afektif dan psikomotor. Data hasil belajar Fisika siswa pada masing-masing 
ranah akan dijelaskan berikut 
1. Deskripsi Data Hasil Belajar IPA-Fisika Ranah Kognitif 
Data penilaian hasil belajar pada ranah kognitif diperoleh dari tes akhir 
dengan teknik tes tertulis berbentuk soal objektif sebanyak 30 buah soal. Tes akhir 
diberikan kepada kedua kelas sampel pada akhir kegiatan penelitian. Perbedaan 
hasil tes akhir antara kedua kelas sampel dapat diketahui melalui uji kesamaan dua 
rata-rata, dengan syarat terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan homogenitas. 
Hasil perhitungan secara statistik, diperoleh nilai rata-rata ( x ), simpangan baku 
(S), dan varians (S2) kelas eksperimen dan kontrol seperti pada Tabel 15:
50 
Tabel 15. 
Nilai Rata-Rata, Nilai Tertinggi, Nilai Terendah, Simpangan Baku, dan Varians 
Kelas Sampel 
50 
Kelas N Nilai 
Tertinggi 
Nilai 
Terendah 
X S2 S 
Eksperimen 22 90 43 58,52 116,21 10,78 
Kontrol 19 67 43 53,18 50,16 7,08 
Tabel 15 menampilkan nilai rata-rata hasil belajar siswa pada ranah 
kognitif kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Nilai 
simpangan baku kelas eksperimen lebih tinggi jika dibandingkan dengan nilai 
simpangan baku kelas kontrol, artinya nilai setiap siswa pada kelas eksperimen 
memiliki rentang yang lebih besar terhadap nilai rata-rata kelas dibanding dengan 
nilai pada kelas kontrol. 
Data varians pada kelas eksperimen lebih besar dari varians data kelas 
kontrol, seperti terlihat pada Tabel 15. Varians kelas eksperimen memiliki nilai 
116,21 dan kelas kontrol memiliki nilai 50,16. Hal ini berarti bahwa nilai kelas 
kontrol terdistribusi disekitar nilai rata-rata, sedangkan kelas eksperiment 
terdistribusi lebih jauh dari nilai rata-rata. Kelas eksperimen mempunyai nilai 
tertinggi 100 dan nilai terendah 56 sedangkan untuk kelas kontrol diperoleh nilai 
tertinggi sebesar 96 dan nilai terendah 48. 
Hasil tes akhir memiliki perbedaan yang dapat diketahui melalui uji 
kesamaan dua rata-rata, dengan terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan 
homogenitas. Distribusi nilai pada ranah kognitif secara lebih rinci dapat dilihat 
pada Lampiran 10.
51 
2. Deskripsi Data Hasil Belajar IPA-Fisika Ranah Afektif 
Data hasil belajar afektif didapatkan selama kegiatan pembelajaran. Data 
ini diambil dengan menggunakan format penilaian ranah afektif. Penilaian ranah 
afektif dilakukan terhadap empat aspek penilaian yang disesuaikan dengan materi 
dan kemampuan belajar siswa. Deskripsi data hasil belajar ranah afektif ini 
ditunjukkan oleh skor total yang diperoleh setiap siswa setelah tujuh kali 
51 
pertemuan tatap muka di kelas. 
Hasil penelitian diperoleh bahwa hasil belajar pada ranah afektif siswa 
kelas ekperimen lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol. Perolehan nilai 
kedua kelas sampel dapat dilihat pada Tabel 16: 
Tabel 16. 
Data Hasil Belajar Fisika Ranah Afektif Kelas Sampel 
Kelas N Nilai 
Tertinggi 
Nilai 
Terendah 
X S2 S 
Eksperimen 22 65 17 37,5 254,08 15,94 
Kontrol 19 54 16 28,6 133,40 11,55 
Nilai simpangan baku kelas eksperimen lebih tinggi jika dibandingkan 
dengan nilai simpangan baku kelas kontrol, hal ini bermakna bahwa nilai setiap 
siswa pada kelas kontrol masih berada direntang nilai rata-rata kelas dibanding 
dengan nilai pada kelas eksperimen. 
Data varians kelas eksperimen memiliki nilai lebih besar dari kelas kontrol, 
seperti terlihat pada Tabel 16. Varians kelas eksperimen memiliki nilai 254,08 dan 
kelas kontrol memiliki nilai 133,40. Hal ini berarti bahwa nilai kelas eksperimen 
terdistribusi lebih jauh dari rentang nilai rata-rata sedangkan kelas kontrol
52 
terdistribusi disekitar nilai rata-rata. Distribusi nilai pada ranah afektif lebih rinci 
52 
dapat dilihat pada Lampiran 12. 
3. Deskripsi Data Hasil Belajar IPA-Fisika Ranah Psikomotor 
Data penelitian pada ranah psikomotor ini diperoleh melalui hasil 
pengamatan selama proses pembelajaran dan penilaian pada akhir penelitian 
melalui tes unjuk kerja ketika siswa melakukan percobaan di laboratorium 
sekolah. 
Data hasil belajar ranah psikomotor ini dilakukan analisis sehingga 
didapatkan nilai rata-rata ( x ), simpangan baku (S), dan variansi (S2) kedua 
kelas eksperimen dan kontrol seperti pada Tabel 17: 
Tabel 17. 
Nilai Rata-Rata, Nilai Tertinggi, Nilai Terendah, Simpangan Baku, dan 
Variansi Kelas Sampel Ranah Psikomotor 
Kelas N Nilai 
Tertinggi 
Nilai 
Terendah 
X S2 S 
Eksperimen 22 82 18 50 329,42 18,15 
Kontrol 19 64 18 36,78 274,42 16,56 
Tabel 17 menunjukkan bahwa rata-rata nilai hasil belajar siswa ranah 
psikomotor pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. 
Nilai simpangan baku kelas eksperimen lebih tinggi jika dibandingkan dengan 
nilai simpangan baku kelas kontrol, artinya nilai setiap siswa pada kelas 
eksperimen memiliki sebaran yang jauh dari nilai rata-rata kelas dibanding 
dengan nilai siswa pada kelas kontrol.
53 
Varians data kelas eksperimen lebih besar dibandingkan kelas kontrol. Hal 
ini berarti nilai siswa kelas eksperimen terdistribusi lebih jauh nilai rata-rata 
dibandingkan nilai siswa kelas kontrol. Uji kesamaan dua rata-rata digunakan 
untuk mengetahui apakah perbedaan nilai antara kedua kelas sampel ini berarti 
atau tidak, setelah melakukan uji normalitas dan homogenitas. Hasil tes ranah 
psikomotor kedua kelas sampel dapat dilihat pada Lampiran 14. 
53 
B. Analisis Data 
1. Analisis Data Hasil Belajar IPA-Fisika Ranah Kognitif 
Hasil analisis data menunjukkan bahwa rata-rata nilai kelas eksperimen 
lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Uji kesamaan dua rata-rata 
dilakukan untuk mengambil kesimpulan dari data yang ada agar terlihat apakah 
perbedaan rata-rata kedua kelas sampel tersebut signifikan. Sebelum melakukan 
uji statistik, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan homogenitas terhadap 
data tes akhir. Kemudian dilakukan uji kesamaan dua rata-rata dengan 
menggunakan uji statistik yang sesuai yaitu uji t. 
a. Uji Normalitas Tes Akhir 
Uji Lilliefors digunakan untuk melihat apakah data pada kedua kelas 
sampel terdistribusi normal atau tidak. Berdasarkan uji normalitas yang 
dilakukan, maka didapatkan harga Lo dan Ltabel pada taraf nyata 0,05 seperti 
terlihat pada Tabel 18: 
Tabel 18. 
Hasil Uji Normalitas Tes Akhir Kedua Kelas Sampel Ranah Kognitif
54 
Kelas Α N Lo Lt Distribusi 
Eksperimen 0,05 22 0,172 0,190 Normal 
Kontrol 16 0,141 0,213 Normal 
Tabel 18 menunjukkan bahwa kedua kelas sampel mempunyai nilai Lo < 
Lt pada taraf nyata 0,05. Hal ini berarti data hasil tes akhir kelas kedua kelas 
terdistribusi normal. Hasil uji normalitas kedua kelas sampel dapat dilihat pada 
54 
Lampiran 10. 
b. Uji Homogenitas Tes Akhir 
Uji homogenitas dugunakan untuk mengetahui apakah data pada kedua 
kelas sampel memiliki varians yang homogen atau tidak. Uji homogenitas yang 
dilakukan terhadap data tes akhir kedua kelas sampel memperoleh Fhitung = 2,32 
dan Ftabel dengan taraf nyata α = 0,05 pada dkpembilang 21 dan dkpenyebut 15 adalah 
2,33. Nilai Fh < F(0,05);(21,15), hal ini berarti kelompok data mempunyai varians 
yang homogen. Hasil uji homogenitas kedua kelas sampel dapat dilihat pada 
Tabel 19: 
Tabel 19. 
Hasil Uji Homogenitas Kedua Kelas Sampel Ranah Kognitif 
Kelas N S2 Fh Ft Keterangan 
Eksperimen 22 116,21 2,32 2,33 Homogen 
Kontrol 16 50,16 
Untuk lebih lengkapnya uji homogenitas dapat dilihat pada Lampiran 10. 
c. Uji Hipotesis (Uji Kesamaan Dua Rata-Rata) 
Uji kesamaan dua rata-rata dapat dilakukan setelah diperoleh hasil uji 
normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas dan homogenitas terhadap data
55 
tes akhir kedua kelas sampel menunjukkan bahwa data pada kedua kelas sampel 
terdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen. Uji hipotesis 
penelitian mengunakan uji t. Hasil uji t kedua kelas sampel dapat dilihat pada 
55 
Tabel 20: 
Tabel 20. 
Hasil Uji t Ranah Kognitif 
Kelas N Mean S2 th tt 
Eksperimen 22 58,54 116,21 2,35 2,02 
Kontrol 16 53,19 50,16 
Dari Tabel 20 terlihat bahwa thitung = 2,35 sedangkan ttabel = 2,02 dengan 
kriteria pengujian tidak terdapat perbedaan yang berarti jika −푡(1− 
1 
2 
훼)< t < 
푡(1− 
1 
2 
훼) dan terdapat perbedaan yang berarti jika mempunyai harga lain pada 
taraf signifikan 0,05 dengan derajat kebebasan dk = (n1 + n2) – 2. Harga thitung 
adalah 2,35 yaitu berada berada di luar daerah rentang ttabel sehingga dikatakan 
terdapat pengaruh dari perbedaan perlakuan pada kedua kelas sampel. 
Perhitungan secara lengkap mengenai uji kesamaan dua rata-rata pada 
ranah kognitif dapat dilihat pada Lampiran 10. Kurva daerah perbedaan yang 
berarti pada ranah kognitif dapat dilihat pada Gambar 2.
56 
α=0,025 
Daerah tidak terdapat 
perbedaan yang berarti 
-2,02 0 2,02 
α = 0,025 
2,35 
Daerah terdapat perbedaan yang 
berarti 
Gambar 2. Kurva Daerah Perbedaan yang Berarti Ranah Kognitif 
Pada gambar dapat dilihat bahwa thitung berada di dalam daerah terdapat 
berbedaan yang berarti. Jadi hipotesis kerja yang berbunyi terdapat pengaruh 
yang berarti dari penggunaan handout IPA-Fisika berbasis STS terhadap 
pencapaian hasil belajar siswa SMP N 1 Canduang pada ranah kognitif 
56 
diterima pada taraf nyata 0,05. 
2. Analisis Data Hasil Belajar IPA-Fisika Ranah Afektif 
Penilaian ranah afektif dilakukan pada setiap kali pertemuan. Observasi 
terhadap tujuh kali pertemuan. Aspek yang diamati terdiri dari empat sikap, yaitu 
antusias peserta didik dalam mengikuti pembelajaran, interaksi siswa dengan guru, 
aktifitas peserta didik, partisipasi peserta didik dalam menyampaikan hasil 
kesempatan yang masing-masing terdiri dari empat indikator penilaian. 
Peneliti dan observer mengamati keempat aspek afektif pada setiap kali 
pertemuan yang menjadi tujuan utama pengamatan. Perolehan nilai untuk setiap
57 
aspek pengamatan didapatkan dari jumlah perolehan skor setiap siswa untuk setiap 
57 
indikator pada satu aspek penilaian. 
a. Uji Normalitas Tes Akhir 
Uji Normalitas tes akhir dilakukan dengan uji lilliefors yang digunakan 
untuk melihat apakah data pada kedua kelas sampel terdistribusi normal atau 
tidak. Berdasarkan uji normalitas yang dilakukan, maka didapatkan harga Lo 
dan Ltabel pada taraf nyata 0,05 seperti terlihat pada Tabel 21: 
Tabel 21. 
Hasil Uji Normalitas Tes Akhir Kedua Kelas Sampel Ranah Afektif 
Kelas Α N Lo Lt Distribusi 
Eksperimen 0,05 22 0,1368 0,190 Normal 
Kontrol 19 0,1817 0,195 Normal 
Tabel 21 dapat menunjukkan bahwa kedua kelas sampel mempunyai 
nilai Lo < Lt pada taraf nyata 0,05. Hal ini berarti data hasil tes akhir kedua 
kelas sampel terdistribusi normal. Hasil uji normalitas kedua kelas sampel 
dapat dilihat pada Lampiran 12. 
b. Uji Homogenitas Apek Afektif 
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data pada kedua 
kelas sampel memiliki varians yang homogen atau tidak. Uji homogenitas 
dilakukan terhadap data tes akhir kedua kelas sampel. Nilai Fhitung = 1,59 dan 
nilai Ftabel pada taraf nyata α = 0,05, dkpembilang 21 dan dkpenyebut 18 adalah 2,19. 
Nilai Fh < F(0,05);(21,18), hal ini berarti kelompok data mempunyai varians yang
58 
homogen. Hasil uji homogenitas kedua kelas sampel dapat dilihat pada Tabel 
58 
22: 
Tabel 22. 
Hasil Uji Homogenitas Kedua Kelas Sampel Ranah Afektif 
Kelas N S2 Fh Ft Keterangan 
Eksperimen 22 254,08 
1,59 2,19 Homogen 
Kontrol 19 133,47 
Berdasarkan uji homogenitas pada tabel 22 dapat disimpulkan bahwa 
data mempunyai varians yang homogen. Uji homogenitas dapat dilihat pada 
Lampiran 12. 
c. Uji Hipotesis (Uji Kesamaan Dua Rata-Rata) 
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh 
yang berarti pada perlakuan yang diberikan. Uji normalitas dan homogenitas 
terhadap data tes akhir kedua kelas sampel menunjukkan data pada kedua kelas 
sampel terdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen. Uji hipotesis 
penelitian menggunakan uji t. Hasil uji t kedua kelas sampel dapat dilihat pada 
Tabel 23: 
Tabel 23. 
Hasil Uji t Ranah Afektif 
Kelas N Mean S2 th tt 
Eksperimen 22 37,5 254,08 
2,03 2,02 
Kontrol 19 31,6 133,47 
Tabel 23 menunjukkan bahwa thitung = 2,03 sedangkan ttabel = 2,02 
dengan kriteria pengujian tidak terdapat perbedaan yang berarti jika −푡(1− 
1 
2 
훼)< t
59 
-2,02 0 2,02 
59 
< 푡(1− 
1 
2 
훼)dan terdapat perbedaan yang berarti jika mempunyai harga lain pada 
taraf signifikan 0,05 dengan derajat kebebasan dk = (n1 + n2) – 2. 
Berdasarkan Hasil analisis data dapat diketahui bahwa terdapat 
perbedaan yang berarti antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. 
Perbedaan pada kelas eksperimen disebabkan oleh perlakukan yang diberikan 
yaitu penggunaan handout IPA-Fisika berbasis STS pada proses pembelajaran. 
Perhitungan secara lengkap mengenai uji hipotesis pada ranah afektif dapat 
dilihat pada lampiran 12. Kurva daerah perbedaan yang berarti pada ranah 
afektif dapat dilihat pada Gambar 3. 
α=0,025 
Gambar 3. Kurva Daerah Perbedaan yang Berati Ranah Afektif 
Pada gambar 3 dapat dilihat bahwa nilai thitung berada pada daerah 
terdapat perbedaan yang berarti, yang bermakna perbedaan perlakuan pada 
kedua kelas sampel memberikan pengaruh. Jadi, terdapat pengaruh yang berarti 
penggunaan handout IPA-Fisika berbasis STS terhadap hasil belajar fisika 
siswa pada ranah afektif. 
α = 0,025 
Daerah tidak terdapat 
perbedaan yang berarti 
Daerah terdapat perbedaan yang 
berarti 
2,03
60 
3. Analisis Data Hasil Belajar IPA-Fisika Ranah Psikomotor 
Uji statistik dilakukan dengan uji normalitas dan homogenitas terhadap 
data tes akhir terlebih dahulu, kemudian dilakukan uji kesamaan dua rata-rata yang 
sesuai dengan hasil uji normalitas dan homogenitas tersebut. 
a. Uji Normalitas Ranah Psikomotor 
Uji Lilliefors digunakan untuk melihat apakah data pada kedua kelas 
sampel terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang dilakukan, 
mendapatkan harga Lo dan Ltabel pada taraf nyata 0,05, seperti terlihat pada 
60 
Tabel 24. 
Tabel 24. 
Hasil Uji Normalitas Tes Akhir Kedua Kelas Sampel Ranah Psikomotor 
Kelas Α N Lo Lt Distribusi 
Eksperimen 
0,05 
22 0,12 0,19 Normal 
Kontrol 18 0,17 0,20 Normal 
Tabel 24 menunjukkan bahwa kedua kelas sampel mempunyai nilai Lo < 
Lt pada taraf nyata 0,05. Artinya data hasil tes akhir kedua kelas sampel 
terdistribusi normal. Data hasil uji normalitas kedua kelas sampel dapat dilihat 
pada Lampiran 14. 
b. Uji Homogenitas Aspek Psikomotor 
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui data pada kedua kelas 
sampel memiliki varians yang homogen atau tidak. Uji homogenitas kedua 
sampel memperoleh Fhitung = 1,20 dan Ftabel dengan α = 0,05 pada dkpembilang 21 
dan dk penyebut 17 adalah 2,23. Nilai Fh < F(0,975);(21,17), hal ini berarti kelompok
61 
data mempunyai varians yang homogen. Hasil uji homogenitas kedua kelas 
61 
sampel dapat dilihat pada Tabel 25: 
Tabel 25. 
Hasil Uji Homogenitas Kedua Kelas Sampel Ranah Psikomotor 
Kelas N S2 Fh Ft Keterangan 
Eksperimen 22 329,42 
1,20 2,23 Homogen 
Kontrol 18 274,42 
Untuk lebih lengkapnya uji homogenitas kedua kelas sampel pada ranah 
psikomotor dapat dilihat pada Lampiran 14. 
c. Uji Hipotesis (Uji Kesamaan Dua Rata-Rata) 
Uji hipotesis dapat dilakukan setelah diketahui nilai uji normalitas dan 
homogenitas data psikomotor. Hasilnya diperoleh data pada kedua kelas sampel 
terdistribusi normal dan mempunyai varians yang homogen, untuk menguji 
hipotesis penelitian digunakan uji t. Hasil uji t kedua sampel dapat dilihat pada 
Tabel 26: 
Tabel 26. 
Hasil Uji t Ranah Psikomotor 
Kelas N Mean S2 th tt 
Eksperimen 22 50 329,42 
2,38 2,02 
Kontrol 18 36,78 274,42 
Tabel 26 menunjukkan bahwa thitung = 2,38 sedangkan ttabel = 2,02. 
Kriteria pengujian tidak terdapat perbedaan yang berarti jika t −푡(1− 
1 
2 
훼)< t < 
푡(1− 
1 
2 
훼) dan terdapat perbedaan yang berarti pada harga lain pada taraf 
signifikan 0,05 dengan derajat kebebasan dk = (n1 + n2) – 2. Hasil perhitungan
62 
diperoleh nilai th > -t(1-1/2α) dan th > t(1-1/2α), hal ini menunjukkan bahwa terdapat 
perbedaan yang signifikan dari penggunaan handout IPA-Fisika berbasis STS 
α=0,025 
Daerah tidak terdapat 
perbedaan yang berarti 
-2,02 0 2,02 
α = 0,025 
2,38 
Daerah terdapat perbedaan yang 
berarti 
Gambar 4. Kurva Daerah Perbedaan yang Berarti Ranah Psikomotor 
Berdasarkan gambar dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh yang 
berarti dari perbedaan yang diberikan pada kelas eksperimen yaitu pemberian 
handout IPA-Fisika berbasis STS. Jadi hipotesis kerja yang berbunyi terdapat 
pengaruh yang berarti penggunaan handout IPA-Fisika berbasis STS terhadap 
pencapaian hasil belajar siswa kelas VIII SMPN 1 Canduang pada ranah 
psikomotor diterima pada taraf nyata 0,05 Analisis data secara lengkap dapat 
62 
dilihat pada lampiran 14. 
C. Pembahasan 
Hasil analisis data tes akhir belajar didapat menunjukkan bahwa penggunaan 
handout IPA-Fisika berbasi STS dalam pembelajaran Fisika dapat meningkatkan 
pencapaian hasil belajar fisika siswa. Hal ini terlihat dari tingginya hasil belajar siswa 
yang belajar siswa dengan menggunakan handout IPA-Fisika berbasis Science 
Technology and Society dalam pembelajaran dibandingkan dengan hasil belajar siswa
63 
yang tidak menggunakan handout IPA-Fisika berbasis Science Technology and 
63 
Society dalam pembelajaran. 
Uji statistik yang dilakukan pada ketiga ranah penilaian menunjukkan bahwa 
harga thitung berada di dalam daerah terdapat perbedaan berarti. Ranah kognitif 
memperoleh nilai thitung sebesar 2,35 dan ttabel sebesar 2,02. Ranah afektif memperoleh 
nilai thitung sebesar 2,03 dan ttabel 2,02. Begitu juga dengan ranah psikomotor yang 
memperoleh nilai thitung sebesar 2,38 dan ttabel 2,02 pada taraf nyata 0,05. Nilai rata-rata 
hasil belajar kedua kelas sampel berbeda secara signifikan dan menunjukkan 
bahwa terdapat pengaruh yang berarti dari penggunaan handout IPA-Fisika berbasi 
STS pada ketiga ranah yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Hal ini karena 
penggunaan handout IPA-Fisika berbasis STS mampu menuntun siswa dalam proses 
pembelajaran sehingga siswa dapat menemukan sendiri dan menggunakan konsep 
IPA-Fisika yang diperoleh selama pembelajaran di dalam kehidupan sehari-hari. 
Data penilaian afektif melalui tujuh kali pertemuan menunjukkan bahwa hasil 
belajar pada ranah afektif kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. 
Analisis data mendapatkan hasil bahwa harga t berada di dalam daerah terdapat 
pengaruh yang berarti dari perlakukan yang diberikan yaitu penggunaan handout 
IPA-Fisika berbasis Science Technology and Society selama proses pembelajaran. 
Selama proses pembelajaran diperoleh hasil pengamatan yang lebih tinggi pada ranah 
afektif siswa yang berada di kelas eksperimen. Sebagian besar siswa terlihat 
menikmati proses pembelajaran melalui tahapan yang menuntun siswa untuk berfikir 
kreatif dan aplikatif. Perhatian siswa lebih terfokus pada kegiatan pembelajaran
64 
karena didukung oleh penggunaan bahan ajar yang membantu siswa untuk 
memahami setiap konsep yang diberikan oleh guru. 
Popham dalam Depdiknas (2006:2) tentang penilaian afektif dalam KTSP 
menyatakan bahwa “ranah afektif menentukan keberhasilan belajar siswa”. Siswa 
yang tidak memiliki minat pada pelajaran tertentu akan sulit untuk mencapai 
keberhasilan belajar secara optimal. Siswa yang memiliki minat belajar dan sikap 
positif terhadap suatu pelajaran akan merasa senang dan butuh mempelajari mata 
pelajaran tersebut sehingga dapat mencapai hasil pembelajaran yang optimal. Untuk 
itu guru harus mampu membangkitkan motivasi dan minat belajar siswa terlebih 
dahulu sebelum memasuki kegiatan pembelajaran untuk mencapai pencapaian 
kompetensi belajar yang optimal. Siswa akan lebih termotivasi untuk mempelajari 
suatu ilmu jika siswa tahu kegunaan dari ilmu yang akan dipelajarinya. Pemberian 
motivasi di awal pembelajaran didapatkan siswa pada tahap pendahuluan yang ada 
pada handout IPA-Fisika berbasis Science Technology and Society. Penggunaan 
handout IPA-Fisika berbasis STS pada siswa merupakan salah satu cara untuk 
memotivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran karena didukung oleh tahapan-tahapan 
yang melibatkan siswa secara aktif. 
Guru membuat suasana pembelajaran menjadi menyenangkan Dalam 
pelaksanaan pembelajaran IPA-Fisika dengan menggunakan handout berbasis 
Science Technology and Society. Penggunaan handout pada proses pembelajaran 
memungkinkan siswa untuk memahami materi pembelajaran dengan lebih baik 
karena struktur handout yang diawali dengan pengamatan atau pertanyaan mengenai 
64
65 
pembelajaran yang akan dilakukan. Guru juga memberikan sebuah masalah, gambar 
atau gambaran umum mengenai permasalahan yang dekat dengan kehidupan siswa. 
Hal ini membuat siswa lebih termotivasi untuk mengikuti pembelajaran dan lebih 
65 
antusias. 
Penggunaan handout IPA-Fisika diawali dengan pendahuluan yaitu contoh 
penggunaan konsep fisika yang dihubungkan dengan keseharian siswa. Selanjutnya 
pada tahap pembentukan konsep guru membantu siswa untuk membangun atau 
mengkontruksi pengetahuan sendiri melalui observasi, eksperimen, dan diskusi. Pada 
tahap ini, siswa diberikan kesempatan untuk melakukan observasi atau diskusi 
mengenai permasalahan yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengembangkan 
kemampuan siswa untuk menyelesaikan permasalahan sesuai dengan konsep IPA-Fisika. 
Pada tahap aplikasi konsep atau penyelesaian masalah siswa diminta untuk 
menganalisis isu/masalah yang telah dikemukakan di awal pembelajaran berdasarkan 
konsep yang telah dipahami siswa. Hal ini memungkinkan siswa untuk berfikir lebih 
tinggi mengenai kegunaan konsep IPA-Fisika yang dipelajari dan 
menghubungkannya dengan keseharian siswa. Pada tahap pemantapan konsep, guru 
memberikan pemahaman konsep agar tidak terjadi kesalahan konsep pada siswa. 
Pada akhir proses pembelajaran guru memberikan tes akhir kepada siswa pada tahap 
evaluasi, penilaian dapat berupa evaluasi proses maupun evaluasi hasil. 
Berdasarkan perhitungan statistik penggunaan handout IPA-Fisika berbasis 
STS mampu meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep fisika serta
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society
Science Technology and Society

More Related Content

What's hot

Rps dan rpp media &amp; sumber belajar paud
Rps dan rpp media &amp; sumber belajar paudRps dan rpp media &amp; sumber belajar paud
Rps dan rpp media &amp; sumber belajar paudfachrul rozie
 
Pengembangan kurikulum
Pengembangan kurikulumPengembangan kurikulum
Pengembangan kurikulumHeni Nurhaeni
 
Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1
Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1
Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1ariessetyawan31081990
 
PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VI SDN 1...
PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR  BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VI SDN 1...PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR  BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VI SDN 1...
PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VI SDN 1...SDN 1 JUGLANGAN
 
Modul pembelajaran sains bm thn 4
Modul pembelajaran sains bm thn 4Modul pembelajaran sains bm thn 4
Modul pembelajaran sains bm thn 4FREE FILE DOWNLOAD
 
Skripsi cahyono wijayanto 08601247236
Skripsi cahyono wijayanto 08601247236Skripsi cahyono wijayanto 08601247236
Skripsi cahyono wijayanto 08601247236Momonea Amrie
 
Skripsi tata boga
Skripsi tata bogaSkripsi tata boga
Skripsi tata bogadamarpstika
 
UPAYA GURU PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KESADA...
UPAYA GURU PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KESADA...UPAYA GURU PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KESADA...
UPAYA GURU PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KESADA...Muhamad Yogi
 
I%2 cii%2ciii%2cii 14-don.fk
I%2 cii%2ciii%2cii 14-don.fkI%2 cii%2ciii%2cii 14-don.fk
I%2 cii%2ciii%2cii 14-don.fkMomonea Amrie
 

What's hot (20)

Skripsi final
Skripsi finalSkripsi final
Skripsi final
 
Rps dan rpp media &amp; sumber belajar paud
Rps dan rpp media &amp; sumber belajar paudRps dan rpp media &amp; sumber belajar paud
Rps dan rpp media &amp; sumber belajar paud
 
Panduan skripsi kjp 2014 2
Panduan skripsi kjp 2014 2Panduan skripsi kjp 2014 2
Panduan skripsi kjp 2014 2
 
Pengembangan kurikulum
Pengembangan kurikulumPengembangan kurikulum
Pengembangan kurikulum
 
Batan obs
Batan obsBatan obs
Batan obs
 
Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1
Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1
Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1
 
Laporan pkp sri maryati
Laporan pkp sri maryatiLaporan pkp sri maryati
Laporan pkp sri maryati
 
PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VI SDN 1...
PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR  BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VI SDN 1...PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR  BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VI SDN 1...
PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VI SDN 1...
 
Laporan pkp
Laporan pkpLaporan pkp
Laporan pkp
 
Laporan pkp ku
Laporan pkp kuLaporan pkp ku
Laporan pkp ku
 
contoh PTK Matematika Kelas VI
contoh PTK Matematika Kelas VIcontoh PTK Matematika Kelas VI
contoh PTK Matematika Kelas VI
 
137163469 pkp-pgsd-2
137163469 pkp-pgsd-2137163469 pkp-pgsd-2
137163469 pkp-pgsd-2
 
Saleh pkp
Saleh pkpSaleh pkp
Saleh pkp
 
Laporan pkp martia
Laporan  pkp martiaLaporan  pkp martia
Laporan pkp martia
 
Modul pembelajaran sains bm thn 4
Modul pembelajaran sains bm thn 4Modul pembelajaran sains bm thn 4
Modul pembelajaran sains bm thn 4
 
Skripsi cahyono wijayanto 08601247236
Skripsi cahyono wijayanto 08601247236Skripsi cahyono wijayanto 08601247236
Skripsi cahyono wijayanto 08601247236
 
Skripsi tata boga
Skripsi tata bogaSkripsi tata boga
Skripsi tata boga
 
UPAYA GURU PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KESADA...
UPAYA GURU PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KESADA...UPAYA GURU PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KESADA...
UPAYA GURU PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KESADA...
 
I%2 cii%2ciii%2cii 14-don.fk
I%2 cii%2ciii%2cii 14-don.fkI%2 cii%2ciii%2cii 14-don.fk
I%2 cii%2ciii%2cii 14-don.fk
 
Skripsi 334
Skripsi 334Skripsi 334
Skripsi 334
 

Similar to Science Technology and Society

Tugas daftar isi dan tabel
Tugas daftar isi dan tabelTugas daftar isi dan tabel
Tugas daftar isi dan tabel200906
 
Penerapan model pembelajaran berbasis masalah
Penerapan model pembelajaran berbasis masalahPenerapan model pembelajaran berbasis masalah
Penerapan model pembelajaran berbasis masalahmiftahasan
 
Tugas 1 daftar isi, daftar tabel,
Tugas 1  daftar isi, daftar tabel,Tugas 1  daftar isi, daftar tabel,
Tugas 1 daftar isi, daftar tabel,yachiheninofira
 
Tugas 1 daftar isi, daftar tabel,
Tugas 1  daftar isi, daftar tabel,Tugas 1  daftar isi, daftar tabel,
Tugas 1 daftar isi, daftar tabel,yachiheninofira
 
Tugas 1 daftar isi, daftar tabel,
Tugas 1  daftar isi, daftar tabel,Tugas 1  daftar isi, daftar tabel,
Tugas 1 daftar isi, daftar tabel,yachiheninofira
 
Tugas 1 daftar isi, daftar tabel,
Tugas 1  daftar isi, daftar tabel,Tugas 1  daftar isi, daftar tabel,
Tugas 1 daftar isi, daftar tabel,yachiheninofira
 
Bab i, iv, daftar pustaka
Bab i, iv, daftar pustakaBab i, iv, daftar pustaka
Bab i, iv, daftar pustakasupritria
 
Tugas seminar 1 (journal review)
Tugas seminar 1 (journal review)Tugas seminar 1 (journal review)
Tugas seminar 1 (journal review)a santoso
 
Tugas seminar 1 (journal review)
Tugas seminar 1 (journal review)Tugas seminar 1 (journal review)
Tugas seminar 1 (journal review)a santoso
 
1. LAPORAN OBSERVASI PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN I AZHARIA KHALIDA_SMPN 8 PAD...
1. LAPORAN OBSERVASI PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN I AZHARIA KHALIDA_SMPN 8 PAD...1. LAPORAN OBSERVASI PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN I AZHARIA KHALIDA_SMPN 8 PAD...
1. LAPORAN OBSERVASI PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN I AZHARIA KHALIDA_SMPN 8 PAD...azhariakhalida4
 
Laporan kerja praktek
Laporan kerja praktekLaporan kerja praktek
Laporan kerja praktekAdhitya Akbar
 
PTK - Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Bagian-bagia...
PTK - Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Bagian-bagia...PTK - Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Bagian-bagia...
PTK - Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Bagian-bagia...MochamadUcuSudarsono
 
SKRIPSI EKA NUR JANNAH_NIM 07108248007.pdf
SKRIPSI EKA NUR JANNAH_NIM 07108248007.pdfSKRIPSI EKA NUR JANNAH_NIM 07108248007.pdf
SKRIPSI EKA NUR JANNAH_NIM 07108248007.pdfEvyFitriaCahyaN
 
bagian depan skripsi dian hartanti un pgri kediri
bagian depan skripsi dian hartanti un pgri kediribagian depan skripsi dian hartanti un pgri kediri
bagian depan skripsi dian hartanti un pgri kediriDhiian Vankoohe
 
Uli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips
Uli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ipsUli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips
Uli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ipsOperator Warnet Vast Raha
 
Uli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips
Uli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ipsUli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips
Uli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ipsOperator Warnet Vast Raha
 

Similar to Science Technology and Society (20)

Tugas daftar isi dan tabel
Tugas daftar isi dan tabelTugas daftar isi dan tabel
Tugas daftar isi dan tabel
 
Tugas ii
Tugas iiTugas ii
Tugas ii
 
Penerapan model pembelajaran berbasis masalah
Penerapan model pembelajaran berbasis masalahPenerapan model pembelajaran berbasis masalah
Penerapan model pembelajaran berbasis masalah
 
PTK 1.pdf
PTK 1.pdfPTK 1.pdf
PTK 1.pdf
 
Tugas 1 daftar isi, daftar tabel,
Tugas 1  daftar isi, daftar tabel,Tugas 1  daftar isi, daftar tabel,
Tugas 1 daftar isi, daftar tabel,
 
Tugas 1 daftar isi, daftar tabel,
Tugas 1  daftar isi, daftar tabel,Tugas 1  daftar isi, daftar tabel,
Tugas 1 daftar isi, daftar tabel,
 
Tugas 1 daftar isi, daftar tabel,
Tugas 1  daftar isi, daftar tabel,Tugas 1  daftar isi, daftar tabel,
Tugas 1 daftar isi, daftar tabel,
 
Tugas 1 daftar isi, daftar tabel,
Tugas 1  daftar isi, daftar tabel,Tugas 1  daftar isi, daftar tabel,
Tugas 1 daftar isi, daftar tabel,
 
Bab i, iv, daftar pustaka
Bab i, iv, daftar pustakaBab i, iv, daftar pustaka
Bab i, iv, daftar pustaka
 
Tugas seminar 1 (journal review)
Tugas seminar 1 (journal review)Tugas seminar 1 (journal review)
Tugas seminar 1 (journal review)
 
Tugas seminar 1 (journal review)
Tugas seminar 1 (journal review)Tugas seminar 1 (journal review)
Tugas seminar 1 (journal review)
 
1. LAPORAN OBSERVASI PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN I AZHARIA KHALIDA_SMPN 8 PAD...
1. LAPORAN OBSERVASI PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN I AZHARIA KHALIDA_SMPN 8 PAD...1. LAPORAN OBSERVASI PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN I AZHARIA KHALIDA_SMPN 8 PAD...
1. LAPORAN OBSERVASI PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN I AZHARIA KHALIDA_SMPN 8 PAD...
 
Laporan kerja praktek
Laporan kerja praktekLaporan kerja praktek
Laporan kerja praktek
 
PTK - Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Bagian-bagia...
PTK - Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Bagian-bagia...PTK - Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Bagian-bagia...
PTK - Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Bagian-bagia...
 
SKRIPSI EKA NUR JANNAH_NIM 07108248007.pdf
SKRIPSI EKA NUR JANNAH_NIM 07108248007.pdfSKRIPSI EKA NUR JANNAH_NIM 07108248007.pdf
SKRIPSI EKA NUR JANNAH_NIM 07108248007.pdf
 
Laporanku
LaporankuLaporanku
Laporanku
 
bagian depan skripsi dian hartanti un pgri kediri
bagian depan skripsi dian hartanti un pgri kediribagian depan skripsi dian hartanti un pgri kediri
bagian depan skripsi dian hartanti un pgri kediri
 
Pengesahan
PengesahanPengesahan
Pengesahan
 
Uli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips
Uli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ipsUli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips
Uli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips
 
Uli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips
Uli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ipsUli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips
Uli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips
 

Recently uploaded

tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 

Recently uploaded (20)

tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 

Science Technology and Society

  • 1. PENGARUH PENGGUNAAN HANDOUT IPA-FISIKA BERBASIS SCIENCE TECHNOLOGY AND SOCIETY (STS) PADA PENCAPAIAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP N 1 CANDUANG SKRIPSI Sebagai Salah Satu Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kependidikan Oleh: AINUL HUDA 12726/2009 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2013 1
  • 2. PERSETUJUAN SKRIPSI Judul : Pengaruh Penggunaan Handout IPA-Fisika Berbasis Science Technology and Society (STS) Pada Pencapaian Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP N 1 Canduang 2 Nama : Ainul Huda NIM/BP : 12726/2009 Program Studi : Pendidikan Fisika Jurusan : Fisika Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Padang, 19 Juli 2013 Disetujui oleh:
  • 3. PENGESAHAN LULUS UJIAN SKRIPSI 3 Nama : Ainul Huda NIM/ BP : 12718/ 2009 Program Studi : Pendidikan Fisika Jurusan : Fisika Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dengan judul PENGARUH PENGGUNAAN HANDOUT IPA-FISIKA BERBASIS SCIENCE TECHNOLOGY AND SOCIETY (STS) PADA PENCAPAIAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP N 1 CANDUANG Dinyatakan lulus setelah dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Padang Padang, 30 Juli 2013 Tim Penguji Nama Ketua : Drs. H. Amran Hasra ____________________ Sekretaris : Dra. Yurnetti, M.Pd ____________________ Anggota : Dr. Hj. Djusmaini Djamas M.Si ____________________ Anggota : Dra. Nurhayati, M.Pd ____________________ Anggota : Zulhendri Kamus, S.Pd, M.Si ____________________
  • 4. SURAT PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata 4 penulisan karya ilmiah yang lazim.
  • 5. ABSTRAK Ainul Huda : Pengaruh Penggunaan Handout IPA-Fisika Berbasis Science Technology and Society (STS) Pada Pencapaian Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP N 1 Canduang Rendahnya hasil belajar IPA-Fisika siswa dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor eksternal yang diduga mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa adalah bahan ajar, media dan metode pembelajaran. Hal ini mengakibatkan kurangnya pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari. Pemahaman IPA-Fisika dapat ditingkatkan dengan mengintegrasikan dan mengaplikasikan IPTEK menggunakan pendekatan Science Technology and Society. Oleh sebab itu dapat digunakan handout IPA-Fisika berbasis Science Technology and Society (STS) yang dapat membantu siswa dalam memahami materi IPA-Fisika. Jenis penelitian adalah eksperimen semu dengan rancangan “Randomized Control Group Only Design”. Populasi penelitian adalah siswa kelas VIII SMPN 1 Canduang yang terdaftar pada Tahun Ajaran 2012/2013. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Cluster Random Sampling. Teknik pengumpulan data mencakup ketiga ranah penilaian, yaitu ranah kognitif dalam bentuk tes tulis, ranah afektif dalam bentuk lembar observasi aktivitas siswa, dan ranah psikomotor dalam bentuk rubrik penskoran. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji kesamaan dua rata-rata. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan data penilaian hasil belajar fisika siswa pada tiga ranah. Pada Ranah kognitif diperoleh nilai thitung sebesar 2,35 dan ttabel sebesar 2,02. Ranah afektif diperoleh nilai thitung sebesar 2,03 dan ttabel 2,02. Begitu juga dengan ranah psikomotor diperoleh nilai thitung sebesar 2,38 dan ttabel 2,02 pada taraf nyata 0,05. Uji statistik menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang berarti penggunaan handout IPA-Fisika berbasis Science Technology And Society (STS) terhadap hasil belajar siswa pada taraf nyata 0,05. i
  • 6. KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Handout IPA-Fisika Berbasis Science Technology and Society (STS) Pada Pencapaian Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP N 1 Canduang”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana pendidikan pada program studi Pendidikan Fisika FMIPA ii UNP. Dalam pelaksanaan penelitian penulis telah banyak mendapatkan bantuan, dorongan, petunjuk, pelajaran, bimbingan, dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Drs. H. Amran Hasra selaku Pembimbing I yang telah membimbing dan memotivasi dalam penulisan skripsi. 2. Ibu Dra. Yurnetti, M.Pd sebagai Penasihat Akademis sekaligus Pembimbing II yang telah membimbing dan memotivasi dalam penulisan skripsi. 3. Ibu Dr. Hj. Djusmaini Djamas M.Si, Ibu Dra Nurhayati, M.Pd. dan Bapak Zulhendri Kamus, S.Pd, M.Si sebagai dosen penguji yang telah memberikan masukan dalam penulisan skripsi. 4. Bapak Drs. Akmam, M.Si selaku Ketua Jurusan Fisika FMIPA UNP 5. Bapak dan Ibu Staf pengajar dan karyawan Jurusan Fisika
  • 7. 6. Bapak Drs. Novrizaldi selaku Kepala SMP N 1 Canduang yang telah memberi izin untuk melakukan penelitian di SMP N 1 Canduang 7. Ibu Nofiar selaku Guru SMP N 1 Canduang yang telah member izin dan iii bimbingan selama penelitian. 8. Semua pihak yang telah membantu dalam perencanaan, pelaksanaan, penyusunan dan penyelesaian skripsi Semoga bantuan dan bimbingan yang telah diberikan menjadi amal shaleh bagi Bapak dan Ibu serta mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat kekurangan dan kelemahan. Untuk itu penulis mengharapkan saran dalam penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca. Padang, Juli 2013 Penulis
  • 8. DAFTAR ISI ABSTRAK ............................................................................................................. i KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv DAFTAR TABEL .................................................................................................. vii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................... x BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1 A. Latar Belakang .................................................................................... 1 B. Perumusan Masalah ............................................................................ 5 C. Pembatasan Masalah ........................................................................... 6 D. Tujuan Penelitian ................................................................................. 6 E. Manfaat Penelitian ............................................................................... 6 BAB II KAJIAN TEORITIS................................................................................. 7 A. Tinjauan Teoritis ................................................................................. 7 1. Karakteristik Pembelajaran IPA-Fisika menurut KTSP ................ 7 2. Handout sebagai Sumber Belajar ................................................... 12 3. Science Technology and Society pada Pembelajaran IPA-Fisika... 13 4. Handout berbasis Science Technology and Society....................... 15 5. Pencapaian Hasil Belajar Siswa ..................................................... 17 B. Kerangka Berpikir ............................................................................... 19 C. Hipotesis Penelitian ............................................................................. 21 iv
  • 9. BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................ 22 A. Jenis Penelitian .................................................................................... 22 B. Rancangan Penelitian .......................................................................... 22 C. Populasi dan sampel ............................................................................ 23 1. Populasi .......................................................................................... 23 2. Sampel ............................................................................................ 23 D. Variabel dan Data ............................................................................... 26 1. Variabel .......................................................................................... 26 2. Data ................................................................................................ 26 E. Prosedur Penelitian .............................................................................. 27 1. Tahap Persiapan ............................................................................. 27 2. Tahap Pelaksanaan ......................................................................... 28 3. Tahap Penyelesaian ........................................................................ 31 F. Instrumen Penelitian ............................................................................ 31 1. Instrumen Ranah Kognitif .............................................................. 32 2. Instrumen Ranah Afektif ................................................................ 36 3. Instrumen Ranah Psikomotor ......................................................... 38 G. Teknik Analisis Data .......................................................................... 40 1. Ranah Kognitif................................................................................ 40 2. Ranah Afektif.................................................................................. 43 3. Ranah Psikomotor .......................................................................... 44 v
  • 10. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................... 46 A. Deskripsi Data .................................................................................... 46 1. Deskripsi Data Hasil Belajar Fisika Ranah Kognitif ...................... 46 2. Deskripsi Data Hasil Belajar Fisika Ranah Afektif ........................ 48 3. Deskripsi Data Hasil Belajar Fisika Ranah Psikomotor................. 49 B. Analisis Data....................................................................................... 50 1. Analisis Data Hasil Belajar Fisika Ranah Kognitif ........................ 50 2. Analisis Data Hasil Belajar Fisika Ranah Afektif .......................... 53 3. Analisis Data Hasil Belajar Fisika Ranah Psikomotor ................... 56 C. Pembahasan ......................................................................................... 58 BAB V PENUTUP ................................................................................................ 64 A. Simpulan .............................................................................................. 64 B. Saran ................................................................................................... 64 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 66 Lampiran .............................................................................................................. 68 vi
  • 11. DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1. Hasil Ulangan Harian Fisika Siswa Kelas VIII T.P 2012-2013 .................... 2 2. Rancangan Penelitian ...................................................................................... 22 3. Jumlah Siswa Kelas VIII Tahun Ajaran 2012/2013 SMPN 1 ....................... 23 4. Nilai Rata-rata dan Standar Deviasi Kelas Populasi ..................................... 24 5. Hasil Uji Normalitas Data Awal Kelas Sampel ............................................ 24 6. Hasil Uji Homogenitas Data Awal Kelas Sampel ......................................... 25 7. Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-rata ............................................................... 25 8. Skenario Pembelajaran pada Kedua Kelas Sampel......................................... 28 9. Klasifikasi Indeks Reliabilitas Soal ................................................................ 34 10. Kategori Tingkat Kesukaran Soal ................................................................. 35 11. Kategori Indeks Daya Beda ........................................................................... 36 12. Lembar Penilaian Ranah Afektif Siswa .......................................................... 37 13. Indikator Aspek Afektif................................................................................... 37 14. Lembar Penilaian Ranah Psikomotor Siswa ................................................. 38 15. Nilai Rata-Rata, Nilai Tertinggi, Nilai Terendah, Simpangan Baku,dan Varians Kelas Sampel ..................................................................................... 47 16. Data Hasil Belajar Fisika Ranah Afektif Kelas Sampel ................................. 48 17. Nilai Rata-Rata, Nilai Tertinggi, Nilai Terendah, Simpangan Baku, dan Varians Kelas Sampel Ranah Psikomotor....................................................... 49 18. Hasil Uji Normalitas Tes Akhir Kedua Kelas Sampel Ranah Kognitif .......... 50 19. Hasil Uji Homogenitas Kedua Kelas Sampel Ranah Kognitif ........................ 51 vii
  • 12. 20. Hasil Uji t Ranah Kognitif............................................................................... 52 21. Hasil Uji Normalitas Tes Akhir Kedua Kelas Sampel Ranah Afektif ............ 53 22. Hasil Uji Homogenitas Kedua Kelas Sampel Ranah Afektif ........................ 54 23. Hasil Uji t Ranah Afektif .............................................................................. 55 24. Hasil Uji Normalitas Tes Akhir Kedua Kelas Sampel Ranah Psikomotor ... 56 25. Hasil Uji Homogenitas Kedua Kelas Sampel Ranah Psikomotor................... 57 26. Hasil Uji t Ranah Psikomotor ......................................................................... 57 viii
  • 13. DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1. Kerangka Berpikir ....................................................................................... 21 2. Kurva Daerah Perbedaan yang Berarti Ranah Kognitif .............................. 52 3. Kurva Daerah Perbedaan yang Berarti Ranah Afektif ................................ 55 4. Kurva Daerah Perbedaan yang Berarti Ranah Psikomotor ......................... 58 ix
  • 14. DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1. Analisis Data Awal ...................................................................................... 68 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ............................. 72 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol .................................... 82 4. Handout IPA-Fisika .................................................................................... 92 5. Kisi-kisi Soal Uji Coba ................................................................................ 102 6. Soal Uji Coba .............................................................................................. 106 7. Analisis Uji Coba Soal ................................................................................. 113 8. Kisi-kisi Soal Tes Akhir .......................................................................... .... 115 9. Soal Tes Akhir ............................................................................................. 118 10. Analisis Data Soal Tes Akhir ...................................................................... 123 11. Lembar Penilaian Ranah Afektif Siswa ...................................................... 127 12. Analisis Data Ranah Afektif ....................................................................... 128 13. Lembar Penilaian Ranah Psikomotor Siswa ............................................... 132 14. Analisis Data Ranah Psikomotor ................................................................. 133 15. Tabel Uji Lilliefors ........................................................................................ 137 16. Tabel Distribusi F ........................................................................................ 138 17. Tabel Distribusi t ......................................................................................... 140 18. Tabel Distribusi z ........................................................................................ 141 19. Surat Izin Penelitian .................................................................................... 142 20. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian.......................... ..............143 x
  • 15. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fisika merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang mendasari perkembangan teknologi. Fisika dipelajari mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah sampai Perguruan Tinggi. Pembelajaran Fisika di Sekolah Menengah Pertama (SMP) tergabung dalam mata pelajaran IPA-Fisika. Pelajaran IPA-Fisika di SMP tidak hanya menekankan pada kegiatan yang melatih kemampuan berfikir ilmiah, akan tetapi juga kemampuan dalam menggunakan konsep dan prinsip keilmuan IPA-Fisika yang telah dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran IPA-Fisika harus mampu menuntun siswa untuk berfikir aplikatif, meningkatkan rasa ingin tahu, membangun sikap peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan alam dan sosial. Pembelajaran IPA-Fisika diharapkan mampu membantu siswa untuk menyadari pentingnya ilmu pengetahuan dan terlibat langsung dalam penemuannya. Kesadaran terhadap pentingnya ilmu pengetahuan harus diiringi dengan kemampuan menguasai teknologi. Kemampuan untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) pada siswa merupakan salah satu aspek yang harus ditanamkan pada proses pembelajaran. Siswa yang menguasai IPTEK dengan baik akan memiliki potensi besar untuk memainkan peran strategis dalam menghadapi persaingan global.
  • 16. Pemerintah telah melakukan berbagai usaha untuk meningkatkan mutu pembelajaran IPA-Fisika. Usaha yang telah dilakukan pemerintah adalah peningkatkan kualitas guru, pembenahan sarana dan prasana pembelajaran, dan pengoptimalan laboratorium dan perpustakaan. Selain itu, juga dilakukan penyempurnaan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang memungkinkan sekolah untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kondisi sekolah masing-masing. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa masih rendahnya hasil belajar IPA-Fisika di beberapa kelas VIII pada SMP Negeri 1 Canduang jika dibandingkan dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan yaitu 70. Tabel 1. Hasil Ulangan Harian Fisika Siswa Kelas VIII Tahun Ajaran 2012/2013 Kelas Nilai Rata-rata VIII1 79 VIII2 67,95 VIII3 58,94 VIII4 72,25 VIII5 61,56 VIII6 63,26 Hasil belajar siswa yang rendah dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang mencakup kondisi fisik, motivasi, minat belajar, sikap, perasaan, dan lainnya. Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri siswa seperti bahan ajar, media, metode pembelajaran, lingkungan, dan sebagainya. 2
  • 17. Salah satu usaha yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan mengintegrasikan dan mengaplikasikan IPTEK yang ada di dalam kehidupan sehari-hari menggunakan pendekatan Science Technology and Society (STS) di dalam proses pembelajaran. Science Technology and Society (STS) yang dalam bahasa Indonesia disebut juga Sains Teknologi Masyarakat (STM), merupakan pendekatan pembelajaran Fisika yang memungkinkan siswa berperan aktif dalam pembelajaran dan dapat menghubungkan konsep Fisika dengan teknologi di dalam masyarakat. Dengan menyadari hubungan tersebut diharapkan siswa dapat mengetahui keterkaitan antara ilmu yang dipelajari dan kejadian yang ditemui pada 3 kehidupan sehari-hari. Menurut Poedjiadi (2007: 106) tujuan pembelajaran menggunakan pendekatan STS adalah untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar disamping untuk membentuk masyarakat yang melek sains dan teknologi. Pendekatan STS menuntun siswa untuk menguasai sains dan teknologi serta memahami kaitannya dengan kepentingan masyarakat, sehingga siswa mampu membuat keputusan yang mengoptimalkan dampak positif sains dan teknologi bagi kehidupan masyarakat. Peningkatan hasil belajar siswa melalui pendekatan STS dapat ditunjang dengan penggunaan bahan ajar yang berkualitas. Idealnya, bahan ajar yang digunakan oleh siswa dapat memberikan pemahaman kepada siswa tentang pentingnya sains dan teknologi. Melalui pemahaman yang baik tentang sains dan teknologi diharapkan dapat meningkatkan motivasi siswa, sehingga siswa dapat mengetahui dan memanfaatkan konsep Fisika yang dipelajari di dalam kehidupan sehari-hari.
  • 18. Handout merupakan salah satu bahan ajar yang digunakan pada pembelajaran IPA-Fisika 4 di sekolah. Handout berbasis STS merupakan salah satu alternatif bahan ajar yang dapat digunakan oleh guru dalam pembelajaran IPA-Fisika. Handout berbasis STS memuat materi pembelajaran yang diambil dari berbagai sumber dengan menggunakan langkah-langkah pendekatan STS pada pembuatannya. Menurut Poedjiadi (2007: 126) pendekatan STS melalui beberapa tahapan yaitu tahap pendahuluan, pembentukan konsep, aplikasi konsep, pemantapan konsep dan evaluasi. Pada tahap pendahuluan, guru memberikan contoh yang relevan tentang fenomena IPA-Fisika pada kehidupan sehari-hari. Pada tahap pembentukan konsep, siswa diberikan kesempatan untuk menyadari hubungan antara sains yang dipelajari dengan apa yang ditemukan pada kehidupan sehari-hari. Dengan menyadari hubungan tersebut diharapkan siswa dapat merasakan keterkaitan antara ilmu yang dipelajari dan dapat mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari. Pada tahap aplikasi siswa diminta untuk menjelaskan aplikasi lain dari konsep IPA-Fisika yang dipelajari. Pada pemantapan konsep siswa dapat mengetahui lebih luas mengenai sains yang dipelajari dan pada tahap evaluasi guru dapat mengetahui sejauh mana penguasaan siswa terhadap hubungan konsep Fisika dan IPTEK. Penelitian mengenai pendekatan STS telah dilakukan oleh Istiyono yang disampaikan pada Pelatihan Penyusunan Perangkat Pembelajaran IPA (Fisika) dengan Pendekatan STM sebagai Amanah KTSP untuk Guru-guru SD Cokrokusuman Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa STM merupakan
  • 19. pembelajaran yang dapat mempertemukan antara kebutuhan individu dan masyarakat untuk kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Penelitian lain yang senada juga dilakukan Firma tentang pengaruh penggunaan bahan ajar dalam setting pembelajaran STS terhadap hasil belajar IPA Fisika siswa MTsN Bukit Bunian Bukareh Kabupaten Agam. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan bahan ajar dalam setting pembelajaran STS memiliki pengaruh lebih besar terhadap hasil belajar siswa. Hal yang membedakan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya dengan penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian oleh Istiyono dilakukan pada siswa Sekolah Dasar sebagai bahan acuan penggunaan pendekatan STS bagi guru-guru Sekolah Dasar Cokrokusuman Yogyakarta, sedangkan penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Canduang. Firma melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh penggunaan bahan ajar dalam setting pembelajaran STS terhadap hasil belajar IPA Fisika, sedangkan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penggunaan handout IPA-Fisika berbasis Science Technology and Society (STS) pada pencapaian hasil belajar siswa. Berdasarkan uraian di atas maka penulis ingin meneliti Pengaruh Penggunaan Handout IPA-Fisika Berbasis Science Technology and Society (STS) Pada Pencapaian Hasil Belajar Siswa 5 Kelas VIII SMP N 1 Canduang. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas maka perumusan masalah terhadap penelitian ini adalah “Apakah terdapat pengaruh yang berarti penggunaan handout IPA-Fisika
  • 20. berbasis Science Technology and Society pada pencapaian hasil belajar siswa kelas 6 VIII SMP N 1 Canduang?” C. Pembatasan Masalah Agar penulisan ini lebih terarah dan terkontrol, maka permasalahan penelitian ini dibatasi pada KD 7 yaitu memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi sehari-hari. D. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki pengaruh penggunaan handout IPA-Fisika berbasis Science Technology and Society pada pencapaian hasil belajar siswa kelas VIII SMP N 1 Canduang. E. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai: 1. Masukan untuk guru bidang studi Fisika, dalam memilih alternatif bahan ajar yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran Fisika 2. Masukan, sumber, ide dan referensi bagi peneliti lain dalam pengembangan bahan ajar. 3. Bekal ilmu dan pengalaman bagi peneliti untuk mengembangkan pembelajaran Fisika di masa akan datang. 4. Syarat untuk menyelesaikan jenjang program S1 Pendidikan Fisika di Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Padang.
  • 21. 7 BAB II KAJIAN TEORITIS 7 A. Tinjauan Teoritis 1. Karakteristik Pembelajaran IPA-Fisika menurut KTSP Pembelajaran merupakan rangkaian proses dan kegiatan yang melibatkan berbagai komponen. Pembelajaran yang dirancang dengan baik oleh guru dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang memuaskan. Menurut Mulyasa (2009: 255) pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Guru berhadapan dengan siswa yang memiliki karakteristik berbeda pada proses pembelajaran, sehingga diperlukan perencanaan yang matang dalam proses pembelajaran seperti mempersiapkan lingkungan yang kondusif dan menyediakan sumber belajar. Guru harus mampu mengelola kelas dengan baik saat proses pembelajaran, dan pada tahap akhir guru mampu merancang dan melakukan evaluasi terhadap pembelajaran yang telah diberikan kepada siswa. Proses pembelajaran saat ini mengacu kepada KTSP yang pada pelaksanaannya disusun dan dirancang oleh masing-masing satuan pendidikan. KTSP yang dilaksanakan tiap satuan pendidikan tetap mengikuti aturan standar proses yang telah ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dalam Permendiknas No 41 Tahun 2007. Menurut BSNP (2007: 6) “Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP. Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup”.
  • 22. 8 8 a. Kegiatan Pendahuluan Kegiatan pendahuluan menurut BNSP (2007: 6) “ Merupakan tahap awal pada proses pembelajaran untuk mempersiapkan siswa secara fisik dan mental melalui pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang akan dipelajari. Guru menjelaskan kompetensi dasar yang akan dicapai siswa, cakupan materi dan uraian kegiatan pembelajaran sesuai silabus. b. Kegiatan Inti Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar yang dilakukan untuk mengembangkan kreativi-tas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan psikologis siswa. Menurut BSNP (2007: 6) “Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik siswa dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. 1) Eksplorasi Pada kegiatan eksplorasi, guru menjadi fasilitator bagi siswa dalam melakukan percobaan dengan menggunakan berbagai pendekatan, media, dan sumber belajar. Hal ini memungkinkan terjadinya interaksi pada siswa dengan siswa lain, guru, maupun lingkungan, sehingga siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran. 2) Elaborasi Pada kegiatan elaborasi, guru membimbing siswa untuk menganalisis masalah melalui pemberian tugas atau diskusi, sehingga memunculkan ide
  • 23. 9 kreatif untuk menyelesaikan masalah dan bertindak tanpa rasa takut. Selain itu guru juga menfasilitasi siswa untuk bersaing secara sehat serta menyajikan hasil kerja melalui laporan secara tulisan maupun lisan. 9 3) Konfirmasi Pada kegiatan konfirmasi, guru memberikan penguatan atau hadiah terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi yang telah dilakukan siswa. Selain itu guru bertindak sebagai fasilitator untuk menjawab pertanyaan, mengecek hasil eksplrasi, memberi informasi lebih jauh, dan memberikan motivasi bagi siswa yang belum berpartisipasi aktif. c. Kegiatan Penutup Kegiatan penutup menurut BNSP (2007: 7) “Merupakan kegiatan akhir pada proses pembelajaran. Guru menuntun siswa untuk membuat kesimpulan dan melaksanakan penilaian terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Guru merencanakan tindak lanjut terhadap kegiatan pembelajaran dan menyapaikan rencana pembelajaran selanjutnya”. Permendiknas No 41 Tahun 2007 merupakan pedoman bagi guru dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Guru mempersiapkan siswa secara fisik dan psikis pada kegiatan pendahuluan. Kegiatan inti meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi yang dilakukan secara menyenangkan dan memotivasi siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam proses pembelajaran. Selanjutnya kegiatan penutup yang berisi rangkuman dan evaluasi terhadap penguasaan materi pembelajaran.
  • 24. 10 Pembelajaran IPA-Fisika menurut KTSP harus ditunjang dengan suasana yang menyenangkan sehingga dapat menggali setiap potensi dan kemampuan yang ada pada siswa. Pembelajaran IPA-Fisika yang menyenangkan juga diperlukan untuk meningkatkan keterlibatan siswa dalam setiap aktivitas pembelajaran. Guru juga dituntut untuk memberikan berbagai sumber belajar sehingga dapat meningkatkan semangat belajar dan menambah pengetahuan siswa. Pembelajaran IPA-Fisika merupakan proses yang memberikan perubahan perilaku siswa ke arah yang lebih baik. Hal ini sejalan dengan hakikat pembelajaran IPA-Fisika yang tergabung kedalam hakikat pembelajaran IPA-Fisika 10 menurut Depdiknas (2006: 443) Kegiatan pembelajaran mata pelajaran IPA-Fisika dilakukan melalui kegiatan keterampilan proses meliputi eksplorasi (untuk memperoleh informasi, fakta), eksperimen, dan pemecahan masalah (untuk menguatkan pemahaman konsep dan prinsip). Setiap kegiatan pembelajaran bertujuan untuk mencapai kompetensi dasar yang dijabarkan dalam indikator dengan intensitas pencapaian kompetensi yang beragam. Kegiatan eksplorasi bertujuan agar siswa memperoleh informasi dan fakta yang berkaitan dengan pengetahuan berdasarkan tuntutan kompetensi dasar. Kegiatan eksperimen dilakukan siswa melalui praktikum di laboratorium yang bertujuan untuk menguatkan konsep yang sesuai dengan kompetensi dasar yang diharapkan. Kegiatan pemecahan masalah merupakan penguatan konsep bagi
  • 25. 11 siswa dalam mencapai kompetensi dasar yang dijabarkan di dalam indikator. Mata pelajaran IPA-Fisika tidak akan pernah terlepas dari ketiga kegiatan di atas. Oleh karena itu, dalam pembelajaran IPA-Fisika guru harus melakukan kegiatan eksplorasi, eksperimen, dan pemecahan masalah dengan baik. Menurut BSNP (2006: 443), pembelajaran IPA-Fisika bertujuan agar siswa menyadari kebesaran dan mengagungkan Tuhan Yang Maha Esa, mampu bekerja sama dengan orang lain dan memiliki sikap ilmiah, mengembangkan pengalaman untuk melakukan percobaan sesuai dengan langkah-langkah dalam melakukan penelitian, mengembangkan kemampuan dalan menggunakan konsep dan prinsip IPA-Fisika dalam menganalisis masalah, serta mampu mengembangkan pengetahuan sebagai bekal dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan 11 teknologi. IPA-Fisika dianggap penting untuk diajarkan sebagai mata pelajaran tersendiri dengan beberapa pertimbangan. Pertama memberikan bekal ilmu kepada siswa. Mata pelajaran IPA-Fisika dimaksudkan sebagai wahana untuk menumbuhkan kemampuan berfikir yang berguna untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Kedua mata pelajaran IPA-Fisika perlu diajarkan dengan tujuan yang lebih khusus yaitu membekali pengetahuan, pemahaman dan sejumlah kemampuan yang menjadi syarat untuk memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu dan teknologi.
  • 26. 12 12 2. Handout sebagai Sumber Belajar Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut adanya pembaharuan dari guru dan siswa, sehingga diperlukan sumber belajar yang memuat kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan untuk menjawab perubahan ini. Menurut Depdiknas (2008: 5) handout merupakan media pembelajaran cetak yang dipersiapkan oleh guru untuk memperkaya pengetahuan siswa yang berisi materi pembelajaran secara lengkap. Handout menurut kamus Oxford (2000: 389) dapat diartikan sebagai is prepared statement given atau pernyataan yang telah disiapkan sebelumnya oleh pembicara. Menurut Prastowo (2011: 79) “Handout merupakan bahan ajar yang sangat ringkas, bersumber dari beberapa literatur yang relevan terhadap kompetensi dasar dan materi pokok yang diajarkan kepada siswa”. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa handout merupakan bahan ajar yang dipersiapkan oleh guru dan berisi materi pokok yang bersumber dari beberapa literatur. Unsurnpenyusunnhandout: a. Identitas handout merupakan tujuan yang dicapai siswa setelah diberi satu pokok bahasan yang berfungsi untuk memberikan pandangan umum tentang hal-hal yang dikuasai siswa. b. Kompetensi dasar merupakan tujuan yang akan dicapai setelah mengikuti pelajaran untuk satu kali pertemuan. Fungsinya untuk memberikan fokus pada siswa pada sub pokok bahasan yang sedangndihadapi.
  • 27. 13 c. Ringkasan materi pelajaran merupakan kesimpulan-kesimpulan dari media pembelajaran yang akan disampaikan atau diberikan pada siswa dan telah disusun secara sistematis. Fungsinya agar siswa dapat mengetahui sistematika pelajaran yang harus dikuasai, sekaligus memandu siswa dalam pengayaan di luar proses mengajar di kelas. d. Soal-soal merupakan permasalahan yang harus diselesaikan siswa setelah menerima atau mempelajari materi pelajaran, jawaban dari penyelesaian soal siswa dikumpul atau dinilai, kemudian dibahas secara bersama-sama untuk membantu siswa dalam melatih memahami materi pelajaran yang akan 13 diberikan. 3. Science Technology and Society pada Pembelajaran IPA-Fisika Science Technology and Society (STS) dipelopori oleh John Ziman dalam bukunya Teaching and Learning about Science and Society. Pembelajaran STS menggunakan teknologi sebagai penghubung antara sains dan masyarakat yang dinyatakan oleh John Ziman dalam Anna Poedjiadi (2007: 99). STS merupakan pendekatan menyeluruh antara sains, teknologi, dan isu yang ada di masyarakat. Pendekatan STS pada pembelajaran IPA-Fisika dilakukan oleh guru dengan cara menghubungkan sains dan teknologi yang terkait dengan penerapannya pada masyarakat. Tujuan pembelajaran IPA-Fisika menggunakan pendekatan STS adalah untuk meningkatkan motivasi siswa pada pembelajaran dan menambah wawasan siswa. Pembelajaran dengan pendekatan STS haruslah diselenggarakan dengan cara menggabungkan berbagai disiplin ilmu dalam rangka
  • 28. 14 memahami berbagai hubungan yang terjadi di antara sains, teknologi dan 14 masyarakat. Menurut Hadiat dalam Rusmansyah dan Irhasyuarna (2001: 100) pendekatan STS memiliki landasan penting, yaitu: adanya keterkaitan yang erat antara sains, teknologi, dan masyarakat, proses belajar mengajar, pandangan konstruktivisme, yang pada pokoknya menggambarkan bahwa siswa membentuk atau membangun pengetahuannya melalui interaksi dengan lingkungan, yang terdiri atas ranah pengetahuan, ranah sikap, ranah proses sains, ranah aktivitas, dan ranah hubungan dan aplikasi. Menurut Istiyono (2007: 5) STS pada penerapannya memiliki karakteristik yang dapat digunakan guru pada proses pembelajaran. Penerapan ini mencakup bebrapa aspek diantaranya: a. Menghubungkan materi pelajaran dengan masalah atau isu yang sedang beredar dan relevan. b. Menuntun siswa dalam pengembangan sikap dan keputusan serta mendorong siswa untuk mempertimbangkan informasi tentang isu sains dan teknologi. c. Menggabungkan pembelajaran dari berbagai ruang lingkup kurikulum. d. Mengembangkan literasi sains, teknologi dan masyarakat. Karakteristik ini menunjukkan bahwa STS dapat melatih siswa untuk menghubungkan masalah yang sedang mereka hadapi dengan materi pembelajaran, sehingga siswa memiliki kemampuan untuk menggunakan konsep IPA-Fisika dalam menyelesaikan masalah mengenai teknologi dan menggunakan
  • 29. 15 produk teknologi dengan tepat. Menurut Poedjiadi (2007: 126) STS pada pembelajaran memiliki lima tahapan yaitu pendahuluan, pembentukan konsep, aplikasi, pemantapan konsep, dan penilaian. Guru yang mengemukakan isu/masalah aktual yang ada di masyarakat pada tahap pendahuluan. Guru memberikan sebuah masalah, gambar atau gambaran umum mengenai permasalahan yang dekat dengan kehidupan siswa. Tahap pembentukan konsep, yaitu siswa membangun atau mengkontruksi pengetahuan sendiri melalui observasi, eksperimen, dan diskusi. Pada tahap ini, siswa diminta untuk melakukan observasi atau diskusi mengenai permasalahan yang diberikan oleh guru. Tahap aplikasi konsep atau penyelesaian masalah, yaitu menganalisis isu/masalah yang telah dikemukakan di awal pembelajaran berdasarkan konsep yang telah dipahami siswa. Tahap pemantapan konsep, guru memberikan pemahaman konsep agar tidak terjadi kesalahan konsep pada siswa. Tahap evaluasi, dapat berupa evaluasi proses maupun evaluasi hasil 4. Handout berbasis Science Technology and Society Pendidikan sains dengan menggunakan pendekatan STS adalah suatu bentuk pembelajaran yang tidak hanya menekankan pada penguasaan konsep-konsep sains saja tetapi juga menekankan pada peran sains dan teknologi di dalam berbagai kehidupan masyarakat dan menumbuhkan rasa tanggung jawab sosial terhadap dampak sains dan teknologi yang terjadi di masyarakat, seperti yang dikemukakan oleh Prayekti (2002: 777). Dalam hal ini, Poedjiadi (2007: 115) berpendapat bahwa belajar IPA melalui isu-isu sosial di masyarakat yang ada 15
  • 30. 16 kaitannya dengan IPA dan teknologi dirasakan lebih dekat, dan lebih punya arti dibandingkan dengan konsep-konsep dan teori IPA itu sendiri. Menurut Poedjiadi (2007: 116) pendekatan STS menitikberatkan pada penyelesaian masalah dan proses berpikir yang melibatkan pengetahuan secara menyeluruh. Siswa menerapkan konsep-konsep yang diperoleh di sekolah pada situasi di luar sekolah yang ada di masyarakat, misalnya pesawat sederhana, merupakan alat bantu yang dapat memudahkan manusia dalam mengankut barang-barang yang berat pada kehidupan sehari-hari di masyarakat. Poedjiadi (2007: 126) mengemukakan bahwa penggunaaan handout berbasis STS yang merupakan sumber pembelajaran IPA-Fisika dapat dilakukan dengan mengintegrasikan komponen-komponen STS pada bagian handout. a. Tahap pendahuluan yang mengemukakan isu/masalah aktual yang ada di masyarakat. Pada tahap ini guru memberikan sebuah masalah, gambar atau gambaran umum mengenai permasalahan yang dekat denga kehidupan 16 siswa. b. Tahap pembentukan konsep, yaitu siswa membangun atau mengkontruksi pengetahuan sendiri melalui observasi, eksperimen, dan diskusi. Pada tahap ini, siswa diminta untuk melakukan observasi atau diskusi mengenai permasalahan yang diberikan oleh guru. c. Tahap aplikasi konsep atau penyelesaian masalah, yaitu menganalisis isu/masalah yang telah dikemukakan di awal pembelajaran berdasarkan konsep yang telah dipahami siswa.
  • 31. 17 d. Tahap pemantapan konsep, guru memberikan penegasan terhadap konsep-konsep yang harus dikuasai oleh siswa agar tidak terjadi kesalahan konsep 17 pada siswa. e. Tahap evaluasi, dapat berupa evaluasi proses maupun evaluasi hasil 5. Pencapaian Hasil Belajar Siswa Penilaian pencapaian hasil belajar dilakukan secara objektif berdasarkan kinerja siswa. Bukti penguasaan siswa terhadap suatu kompetensi sebagai hasil belajar. Hasil belajar tersebut dapat dilihat dari tes atau evaluasi hasil belajar yang dilakukan oleh guru. Depdiknas (2006: 18) menyatakan bahwa: “Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan untuk menentukan tingkat keberhasilan pencapaian kompetensi yang telah ditentukan”. Penilaian hasil belajar dilaksanakan selama dan setelah pembelajaran berlangsung. Penilaian ini berguna untuk melihat sejauh mana ketercapaian pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru dan siswa. Evaluasi pembelajaran dapat dilakukan dengan dua teknik yaitu tes dan nontes. Tes dapat berupa kuis, ulangan harian, ujian semester, ujian tengah semester, dan ujian akhir semester.
  • 32. 18 Teknik non-tes dapat berupa jurnal, portofolio, observasi, wawancara, angket, dan 18 lain-lain. Rumusan tujuan pendidikan dalam sistem pendidikan Nasional, baik tujuan kurikuler maupun instruksional menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Bloom dalam Arikunto (2008: 115) yang secara garis besar terbagi menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sudjana (2002: 22) menyatakan bahwa ketiga ranah tersebut adalah: a. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual seperti pengetahuan mengenai fakta-fakta sederhana yang ditemui siswa. Pemahaman mengenai hubungan sederhana diantara beberapa fakta sederhana. Aplikasi penggabungan konsep yang didapatkan siswa dalam suatu situasi. Analisis konsep-konsep dasar yang didapatkan dengan situasi yang lebih kompleks. Sintesis untuk mendapatkan generalisasi mengenai permasalahan. Evaluasi berdasarkan prinsip, hukum, atau dalil yang sebenarnya. b. Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai yang terdiri: 1) Penerimaan siswa dalam menanyakan dan menjawab pertanyaan yang diajukan guru. 2) Partisipasi siswa dalam melaksanakan dan setiap instruksi yang diberikan oleh guru. 3) Penentuan sikap siswa dalam menyatakan pendapat dan melaksanakan perintah.
  • 33. 19 4) Kemampuan siswa dalam mengorganisir yang dapat dilihat dari kemampuan merumuskan, menghubungkan, melengkapi, 19 menyempurnakan jawaban. 5) Pembentukan pola hidup siswa yang dapat dilihat melalui kemampuan melengkapi, menyempurnakan, membandingkan dan mempertahankan pendapat yang disampaikan. c. Ranah psikomotor berkenaan dengan keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak setelah menerima pengalaman belajar. Keterampilan siswa mencakup kemampuan menggunakan alat, sikap kerja dan kemampuan menganalisis suatu pekerjaan. Penilaian dalam pembelajaran meliputi aspek kognitif, psikomotor dan afektif. Setelah pembelajaran, terjadi perubahan yang lebih baik pada pola pikir, tingkah laku, dan keterampilan siswa. Guru sebagai salah satu faktor penentu keberhasilan belajar harus mampu merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan sebaik-baiknya. Guru harus dapat memanfaatkan dan mengorganisasikan semua aspek yang ada dengan baik demi tercapainya hasil belajar yang optimal. Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru sangat berpengaruh terhadap pencapaian kompetensi siswa agar guru dapat menentukan metode dan pendekatan yang tepat untuk proses pembelajaran selanjutnya. Kualitas pembentukan kompetensi dapat dilihat dari segi proses dan segi hasil. Pembentukan kompetensi dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruh atau sebagian besar siswa terlibat secara aktif, baik fisik, mental maupun sosial
  • 34. 20 dalam proses pembelajaran. Proses pembentukan kompetensi dapat dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan tingkah laku yang positif pada diri siswa seluruh atau sebagian besar sesuai dengan kompetensi dasar. 20 B. Kerangka Berpikir Pelajaran IPA-Fisika merupakan mata pelajaran yang dipelajari mulai tingkat SD hingga Perguruan Tinggi. Salah satu usaha pemerintah dalam meningkatkan mutu pembelajaran IPA-Fisika adalah penyempurnaan kurikulum dari KBK menjadi KTSP, yang menuntut belajar tuntas yang mengacu pada KKM dan harus dicapai oleh siswa. Pada kenyataannya di lapangan hasil belajar IPA-Fisika SMP N 1 Candung masih rendah bila dibandingkan dengan KKM. Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar siswa adalah diduga penggunaan bahan ajar yang masih kurang. Peneliti menggunakan handout berbasis STS untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Handout IPA-Fisika mengintegrasikan seluruh komponen STS ke dalam bahan ajar. Pada bagian pendahuluan, memuat contoh yang relevan tentang fenomena IPA-Fisika pada kehidupan sehari-hari. Pada bagian pembentukan konsep, siswa diberikan kesempatan untuk melakukan diskusi atau percobaan sesuai dengan materi yang dipelajari. Dengan menyadari hubungan tersebut diharapkan siswa dapat merasakan keterkaitan antara ilmu yang dipelajari dan dapat mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari. Pada bagian aplikasi memuat mengenai aplikasi lain dari materi yang dipelajari dan siswa diminta untuk memberikan contoh lain. Pada bagian pemantapan konsep berisi penjelasan lebih mendalam mengenai materi yang
  • 35. 21 dipelajari dan pada bagian evaluasi berisi pertanyaan seputar materi yang dipelajari sehingga guru dapat mengetahui penguasaan siswa terhadap hubungan konsep Fisika Proses Pembelajaran IPA-Fisika 21 dan IPTEK. Penggunaan handout berbasis STS diharapkan dengan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pencapaian hasil belajar merupakan tolak ukur untuk menentukan tingkat keberhasilan siswa. Untuk lebih jelasnya kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1: Gambar 1: Kerangka Berpikir Science technology and Society Pencapaian Hasil Belajar Siswa Kurikulum Handout IPA-Fisika berbasis STS Pendahuluan Pembentukan konsep Aplikasi konsep Pemantapan konsep evaluasi Peningkatan Pemahaman IPA-Fisika
  • 36. 22 22 C. Hipotesis Penelitian Berdasarkan latar belakang, tinjauan teoritis dan kerangka berpikir maka hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Terdapat pengaruh yang berarti penggunaan handout IPA-Fisika berbasis Science Technology Society pada pencapaian hasil belajar siswa kelas VIII SMP N 1 Canduang”.
  • 37. 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment research). Sumadi (2006: 92) menyatakan bahwa quasi experiment research merupakan penelitian yang mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak sepenuhnya mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Penelitian Quasi-eksperimental digunakan karena dalam penelitian tidak memungkinkan untuk mengontrol semua variabel yang relevan. B. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah randomized control group only design. Pada penelitian ini perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen adalah pembelajaran menggunakan handout berbasis STS, sementara pada kelas kontrol pembelajaran dilakukan sesuai dengan standar proses menurut Badan Standar Nasional Pendidikan. Pada akhir penelitian dilakukan tes tulis pada kedua kelas untuk melihat pencapaian hasil belajar siswa. Rancangan penelitian randomized control group only design dapat dilihat pada tabel 2: Tabel 2. Rancangan penelitian Kelas Treatment Post-test Eksperimen X T Kontrol - T Sumber : Sumadi (2006: 105) Keterangan:
  • 38. 24 X = Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen yaitu penggunaan handout IPA-Fisika berbasi STS T = Tes akhir yang dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas 24 kontrol C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Menurut Riduwan (2006: 54) populasi merupakan objek atau subjek penelitian yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan penelitian. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas VIII SMP 1 Canduang yang terdaftar pada semester genap tahun ajaran 2012-2013. Jumlah populasi pada SMP N 1 Canduang dapat dilihat pada tabel 3 : Tabel 3. Jumlah Siswa Kelas VIII Tahun Ajaran 2012/2013 SMPN 1 Canduang Kelas Jumlah VIII1 25 VIII2 21 VIII3 19 VIII4 22 VIII5 22 VIII6 19 Jumlah 128 Sumber : Tata Usaha SMP N 1 Canduang 2. Sampel Menurut Riduwan (2006: 56) sampel adalah sebagian dari karakteristik dan jumlah yang dimiliki oleh populasi. Pengambilan sampel harus memenuhi syarat yang representatif, artinya sampel yang diambil benar-benar mewakili populasi yang ada. Pengambilam sampel secara cluster random sampling merupakan
  • 39. 25 pengambilan sampel pada kelompok individu yang ada di sekolah yaitu kelas. Agar sampel representatif maka pengambilan sampel dilakukan dengan cara 25 berikut: a. Mengumpulkan data hasil ulangan harian IPA-Fisika dari seluruh kelas populasi. b. Menganalisis skor hasil ulangan harian dengan menghitung skor rata-rata (푥) dan standar deviasinya (s) yang disajikan pada tabel 4. Tabel 4. Nilai Rata-rata dan Standar Deviasi Kelas Populasi Kelas Rata-rata Standar Deviasi VIII1 79 15,73 VIII2 67,95 11,89 VIII3 58,94 16,21 VIII4 72,25 10,06 VIII5 61,56 19,60 VIII6 63,26 16,51 c. Mengambil dua kelas sampel secara random dari populasi. d. Melakukan uji normalitas kedua kelas sampel untuk melihat distribusi populasi kelas sampel normal atau tidak. Berdasarkan hasil uji normalitas dan homogenitas, didapatkan dua kelas sampel yaitu kelas VIII5 dan kelas VIII6. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada Tabel 5 Tabel 5. Hasil Uji Normalitas Data Awal Kelas Sampel Kelas N  L0 Lt Keterangan VIII5 22 0,05 0,087 0,190 Normal VIII6 19 0,05 0,084 0,195 Normal
  • 40. 26 Dari Tabel 5 dapat dilihat nilai L0 < Lt untuk kedua kelas sampel. Hal ini berarti populasi pada kedua kelas sampel terdistribusi normal. Perhitungan uji normalitas selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1. e. Melakukan uji homogenitas pada kedua kelas sampel. Uji homogenitas dilakukan untuk melihat varians pada kedua kelas sampel. Hasil uji homogenitas dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Hasil Uji Homogenitas Data Awal Kelas Sampel Kelas N S2  Fh Ft Keterangan VIII5 22 384,16 0,05 1,49 2,19 Homogen X 26 VIII6 19 257,28 Pada tabel 6 dapat diketahui bahwa nilai Fh < Ft untuk kedua kelas sampel. Hal ini berarti varians pada kedua kelas sampel homogen. Perhitungan uji homogenitas dapat dilihat pada Lampiran 1. f. Mengetahi kemampuan awal dari kedua kelas melalui uji kesamaan dua rata-rata. Hasil perhitungan dapat dirangkum pada Tabel 7. Tabel 7. Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-rata Kelas N S ttabel thi tung VIII5 22 61,6 19,60 2,02 0,30 VIII6 19 63,2 16,04 Melalui hasil perhitungan diperoleh thitung = 0,30 sedangkan nilai ttabel dengan taraf nyata 0,05 dan dk = 39 diperoleh t(0,975)(39) = 2,02 . Dari data diperoleh thitung terletak diantara nilai ttabel, hal ini berarti bahwa kedua kelas sampel
  • 41. 27 memiliki kemampuan yang sama sebelum diberikan perlakuan. Hasil analisis uji kesamaan dua rata-rata dapat dilihat pada Lampiran 1. Menentukan kelas eksperimen dan kontrol dilakukan secara random, yaitu dengan teknik pengundian mata uang dan terpilih kelas VIII5 sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII6 sebagai kelas kontrol. 27 D. Variabel dan Data 1. Variabel Menurut Arikunto (2006:89) variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Variabel dalam penelitian ini dapat dikategorikan sebagai berikut: a. Variabel bebas yaitu variabel penyebab yang dapat dimanipulasi. Variabel bebas pada penelitian ini adalah pemberian handout IPA-Fisika berbasis STS. b. Variabel terikat merupakan variabel yang menerima akibat dari veriabel bebas. Variabel terikat dari penelitian ini adalah pencapaian kompetensi siswa dalam bentuk hasil belajar pada kelas VIII SMP 1 Canduang pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. c. Variabel kontrol atau kendali adalah: 1) Materi yang digunakan sesuai dengan KTSP. 2) Kemampuan awal siswa pada kedua kelas sama 3) Guru yang mengajar dan buku sumber yang digunakan sama. 4) Jumlah dan jenis soal yang diujikan pada kedua kelas sama.
  • 42. 28 28 2. Data Data dalam penelitian ini adalah hasil belajar Fisika siswa setelah diberikan perlakuan yang meliputi ranah kognitif melalui tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda, ranah afektif melalui format penilaian afektif, dan ranah psikomotor melalui format penilaian psikomotor. E. Prosedur Penelitian Secara umum prosedur penelitian ini dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu persiapan, pelaksanaan dan penyelesaian. 1. Tahap Persiapan a. Menetapkan jadwal penelitian yaitu tanggal 1 April sampai 10 Juni 2013 dan mempersiapkan surat izin penelitian. Surat izin penelitian dapat dilihat pada lampiran 19. b. Menentukan populasi dan sampel dalam penelitian. Sampel pada penelitian ini terdiri atas kelas VIII5 sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII6 sebagai kelas kontrol. c. Mempersiapkan perangkat pembelajaran, yaitu: mempersiapkan bahan ajar, silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada kedua kelas kontrol dapat dilihat pada lampiran 2, sedangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada kelas eksperimen dapat dilihat pada lampiran 3 d. Menyiapkan handout IPA-Fisika berbasi STS yang akan diberikan selama pembelajaran pada kelas eksperimen yang dapat dilihat pada lampiran 4.
  • 43. 29 e. Membuat kisi-kisi soal uji coba yang dapat dilihat pada lampiran 5 dan menyusun soal uji coba sesuai dengan kisi-kisi yang telah dibuat yang dapat 29 dilihat pada lampiran 6. f. Mempersiapkan instrumen pengumpul data, berupa soal tes akhir yang divalidasi sebelumnya, format penilaian afektif untuk ranah afektif, dan ranah psikomotor melalui format penilaian psikomotor. 2. Tahap Pelaksanaan Skenario pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol pada penelitian ini terlihat pada tabel 8 berikut. Tabel 8. Skenario pembelajaran pada kedua kelas sampel Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Pendahuluan (± ퟏퟓ 퐦퐞퐧퐢퐭) a) Guru menyiapkan siswa secara fisik dan psikis untuk mengikuti proses pembelajaran. b) Guru mengajukan pertanyaan untuk mengaitkan pengetahuan yang telah didapatkan siswa pada pertemuan sebelumnya, sehingga siswa dapat menghubungkan dengan materi yang akan dipelajari. c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran d) Guru menyampaikan cakupan materi pelajaran Kegiatan Inti (±90 menit) Eksplorasi Pendahuluan (± ퟏퟓ 퐦퐞퐧퐢퐭) a) Guru menyiapkan siswa secara fisik dan psikis untuk mengikuti proses pembelajaran. b) Guru mengajukan pertanyaan untuk mengaitkan pengetahuan yang telah didapatkan siswa pada pertemuan sebelumnya, sehingga siswa dapat menghubungkan dengan materi yang akan dipelajari. c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran d) Guru menyampaikan cakupan materi pelajaran Kegiatan Inti (±90 menit) Eksplorasi
  • 44. 30 30 a) Guru meminta siswa memperhatikan panduan simulasi, gambar, atau persoalan yang terdapat pada handout IPA-Fisika diberikan oleh guru (panduan simulasi, gambar atau persoalan merupakan kejadian yang dapat ditemui siswa dalam kehidupan sehari-hari). b) Guru meminta siswa memberikan contoh yang lain mengenai gejala fisika yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari dan siswa diminta memikirkan gejala-gejala tersebut. c) Guru memberikan pertanyaan mengenai masalah tersebut untuk menuntun siswa dalam memberikan contoh yang relevan terhadap fenomena IPA-Fisika yang ada dalam keseharian siswa (tahap pendahuluan) Elaborasi d) Guru menggali pengetahuan siswa tentang gejala fisika melalui handout berbasis STS yang memuat rangkaian pertanyaan yang membuat siswa mampu menemukan sendiri konsep dasar dari jawaban-jawaban yang dikemukannya. e) Guru meminta siswa menjelaskan jawaban awal a) Guru meminta siswa memperhatikan simulasi yang diberikan oleh guru. b) Guru meminta siswa memberikan contoh yang lain mengenai gejala fisika yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari dan siswa diminta memikirkan gejala-gejala tersebut. c) Guru memberikan pertanyaan mengenai masalah tersebut. Elaborasi d) Guru menggali pengetahuan siswa tentang gejala fisika yang membuat siswa mampu menemukan sendiri konsep dasar dari jawaban-jawaban yang dikemukannya. e) Guru meminta siswa menjelaskan jawaban awal mereka terhadap rangkaian pertanyaan dari guru tadi. f) Guru meminta siswa
  • 45. 31 31 mereka terhadap rangkaian pertanyaan dari guru (Guru menuntun siswa untuk menghubungkan konsep IPA-Fisika dengan aplikasinya) f) Guru meminta siswa melakukan diskusi untuk memecahkan masalah sehingga siswa dapat menyadari hubungan konsep IPA-Fisika dalam keseharian (tahap pembentukan konsep) g) Guru menuntun siswa mengambil keputusan untuk solusi dalam pemecahan masalah. h) Guru meminta siswa menjelaskan hasil diskusi kelompok dan menjelaskan bentuk lain dari pengaplikasian konsep IPA-Fisika yang dipelajari (aplikasi konsep) Konfirmasi i) Guru memberikan penghargaan dan mengoreksi kelemahan siswa. j) Guru memberikan penguatan dan penekanan konsep terhadap diskusi dan jawaban dari pertanyaan yang dikemukakan oleh siswa (pemantapan konsep). k) Guru memberikan informasi tambahan mengenai materi pembelajaran melakukan diskusi untuk memecahkan masalah. g) Guru menuntuk siswa mengambil keputusan untuk solusi dalam pemecahan masalah. h) Guru meminta siswa menjelaskan hasil diskusi kelompok. Konfirmasi i) Guru memberikan penghargaan dan mengoreksi kelemahan siswa. j) Guru memberikan penguatan dan penekanan konsep terhadap jawaban yang dikemukakan oleh siswanya. k) Guru memberikan informasi tambahan mengenai materi pembelajaran
  • 46. 32 32 Penutup (±15 menit) a) Guru membimbing siswa membuat kesimpulan pembelajaran. b) Guru memberikan tes kecil berupa pertanyaan lisan maupun tulisan untuk mengetahui pemahaman siswa (evaluasi). c) Guru memberikan tugas untuk membantu meningkatkan pemahaman siswa. d) Guru memberikan handout IPA-Fisika Berbasis STS yang berisi materi untuk pertemuan selanjutnya. Penutup (±15 menit) a) Guru membimbing siswa membuat kesimpulan pembelajaran. b) Guru memberikan tes kecil untuk mengetahui pemahaman siswa. c) Guru memberikan tugas untuk membantu meningkatkan pemahaman siswa. d) Guru memberikan informasi tentang materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya. 3. Tahap Penyelesaian a. Melakukan uji coba soal tes akhir yang telah divalidasi pada SMP Negeri 1 IV Angkek. b. Menganalisis 40 butir soal hasil uji coba dengan menentukan daya beda, reliabilitas soal dan indeks kesukaran, kemudian mengambil 30 butir soal sebagai soal tes akhir. Hasil analisis soal uji coba dapat dilihat secara lengkap pada Lampiran 7. c. Melakukan tes akhir pada kedua kelas sampel untuk mendapatkan nilai pada ranah kognitif. d. Mengumpulkan data hasil belajar afektif siswa melalui format penilaian afektif yang dapat dilihat pada lampiran 11. e. Mengumpulkan data hasil belajar psikomotor siswa dengan format penilaian psikomotor yang dapat dilihat pada Lampiran 13.
  • 47. 33 f. Menganalisis hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotor melalui uji 33 statistik. g. Menyusun laporan penelitian. F. Instrumen Penelitian Instrumen adalah alat pengumpul data. Dengan adanya instrumen, data yang diinginkan dapat dikumpulkan untuk kemudian dianalisis. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah mencakup pada ketiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotor. 1. Instrumen Ranah Kognitif Instrumen dalam penelitian ini adalah tes objektif yang dilaksanakan di akhir penelitian. Langkah-kangkah yang dilakukan agar tes menjadi alat ukur yang baik adalah sebagai berikut: a. Membuat kisi-kisi soal tes akhir yang dapat dilihat pada lampiran 5 b. Menyusun tes akhir berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat (lampiran 6). c. Melakukan uji coba soal tes akhir di SMP Negeri 1 IV Angkek yaitu pada kelas VIII2. d. Melakukan analisis statistik hasil uji coba tes untuk melihat apakah soal tersebut valid, reliabel, memiliki daya beda, dan tingkat kesukaran. e. Menganalisis hasil uji coba tes dengan analisis statistik berikut: 1) Validitas Suatu soal dikatakan valid apabila dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
  • 48. 34 validitas isi. Validitas isi adalah validitas yang ditilik dari segi tes sebagai alat pengukur hasil belajar peserta didik yang isinya telah dapat mewakili secara representatif terhadap keseluruhan materi/bahan pelajaran yang seharusnya diujikan. Soal tes akhir yang disusun disesuaikan dengan ketercapaian indikator untuk mata pelajaran IPA-Fisika Kelas VIII SMP N 1 Canduang pada materi getaran, gelombang dan optika. 34 2) Reliabilitas tes Realibilitas menyatakan kestabilan skor yang diperoleh oleh orang yang sama ketika diuji dengan tes yang sama dalam waktu yang berbeda. Jadi dapat disimpulkan bahwa reliabilitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keajegan atau kemantapan hasil dari dua pengukuran terhadap hal yang sama. Salah satu cara untuk mengukur reliabilitas adalah menggunakan persamaan Kuder-Richardson (KR-20) yang dikemukan oleh Surapranata (2004: 114): 푟11 = ( 푘 ) (푆2−Σ 푝푞 푘− 1 푆2 ) ................................................................. (1) Keterangan : r11 : reliabilitas menggunakan persamaan KR-20 p : proporsi peserta tes menjawab benar q : proporsi peserta tes menjawab salah (푞 = 1 − 푝) Σ pq : banyak perkalian antara p dan q
  • 49. 35 35 k : banyak soal S : standar deviasi atau simpangan baku merupakan akar varians yang dapat dicari dengan persamaan : 푠 = √Σ 푥2 푁 .................................................................................... (2) Keterangan : N : jumlah peserta tes Σ x2 : jumlah deviasi dari rerata kuadrat Untuk menentukan tingkat reliabilitas soal digunakan skala yang dikemukakan pada Tabel 9: Tabel 9. Klasifikasi Indeks Reliabilitas Soal No Indeks Releabilitas Klasifikasi 1 0,00 –0,20 Sangat rendah 2 0,21 – 0,40 Rendah 3 0,41 – 0,60 Sedang 4 0,61 – 0,80 Tinggi 5 0,81 – 1,00 Sangat tinggi Berdasarkan Tabel 9 maka soal yang akan digunakan dalam penelitian adalah soal yang memiliki nilai reliabilitas 0,41-0,60 dengan klasifikasi reliabilitas soal sedang. 3) Tingkat kesukaran soal Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar bagi siswa. Bilangan yang menunjukan sukar atau mudahnya suatu
  • 50. 36 soal di sebut tingkat kesukaran (P). Menurut Surapranata (2004: 12) tingkat kesukaran soal dapat ditentukan dengan persamaan berikut : 36 푝 = Σ 푥 푆푚 푁 .................................................................................. (3) Keterangan : p : proprosi jawaban benar atau tingkat kesukaran Σ x : banyaknya peserta tes yang menjawab benar Sm : skor maksimum N : jumlah peserta tes Tingkat kesukaran soal dapt diklasifikasikan menurut Tabel 10: Tabel 10. Kategori Tingkat Kesukaran Soal Nilai p Kategori p < 0.3 Sukar 0.3 ≤ p ≤ 0.7 Sedang p > 0.7 Mudah Sumber : Surapranata (2004: 13) Hasil uji coba yang telah dilakukan diperoleh 4 soal kategori mudah, 17 soal kategori sedang, dan 9 soal kategori sukar. Soal yang digunakan pada penelitian ini adalah soal yang memiliki nilai p 0,21 sampai 1 yang dapat dilihat pada lampiran 7. 4) Daya beda Menurut Arikunto (2008: 211) “Daya beda soal merupakan kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa dengan kemampuan tinggi dan siswa yang berkemampuan rendah”. Indeks yang digunakan untuk
  • 51. 37 membedakan kemampuan siswa tersebut disebut indeks daya pembeda (item discrimination). Penentuan daya pembeda soal dapat dilakukan dengan mengurutkan seluruh skor hasil tes dari nilai tertinggi sampai terendah. selanjutnya Membagi anggota menjadi dua kelompok yaitu kelompok atas yang berkemampuan tinggi dan kelompok bawah yang berkemampuan rendah. Proporsi pembagian kelompok yang paling stabil yaitu 27 %. Daya pembeda menurut indeks daya beda dapat ditentukan menggunakan 37 persamaan : 퐷 = Σ 퐴 푛퐴 − Σ 퐵 푛퐵 .......................................................................... (4) Keterangan D : indeks daya pembeda Σ A : jumlah peserta tes yang menjawab benas pada kelompok kelas atas Σ B : jumlah peserta tes yang menjawab benas pada kelompok kelas bawah nA : peserta tes kelompok atas nB : peserta tes kelompok bawah Indeks daya beda dapat diklasifikasikan menurut Tabel 11 : Table 11. Kategori Indeks Daya Beda Daya Beda (D) Kriteria > 0.3 Diterima 0.10 푠. 푑 0.29 Direvisi < 0.10 Ditolak Sumber : Surapranata (2004: 47)
  • 52. 38 Berdasarkan Tabel 11 dilakukan analisis terhadap soal yang akan digunakan dalam penelitian. Berdasarkan hasil analisis soal tes akhir yang digunakan dalan penelitian berjumlah 30 soal. Berdasarkan hasil analisis dari 40 soal uji coba, 16 soal dapat dipakai, 14 soal direvisi, dan 10 soal tidak dapat digunakan. Analisis soal uji coba dapat dilihat pada Lampiran 7. 38 2. Instrumen Ranah Afektif Instrumen pada ranah afektif mengacu pada pengembangan instrumen penilaian ranah afektif Aspek afektif yang dinilai dalam penelitian ini adalah antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran, interaksi siswa dengan guru, aktifitas siswa, partisipasi siswa dalam menyampaikan hasil kesempulan. Format penilaian ranah afektif tergambar dalam tabel 12: Format Penilaian Ranah Afektif Siswa Mata Pelajaran : IPA-Fisika Kelas / Semester : Kompetensi Dasar : Indikator : Materi Pokok : Sub-materi Pokok : Hari / Tanggal : Tabel 12. Lembar Penilaian Ranah Afektif Siswa NO NAMA INDIKATOR 1 2 3 4 a b c d a b c d a b c d a b c d 1 2 3 Sumber : Direktorat Pembinaan SMA (2010: 57) Keterangan:
  • 53. 39 Skor 0: apabila tidak ditampilkan peserta didik Skor 1: apabila ditampilkan peserta didik Berdasarkan Tabel 12 maka pedoman observasi aktivitas belajar peserta didik adalah sebagai berikut: Tabel 13. Indikator Aspek Afektif 39 Aspek yang dinilai Indikator yang dilihat 1. Antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran a. Siswa memperhatikan penjelasan guru b. Siswa tidak mngerjakan pekerjaan lain c. Siswa spontan bekerja apabila diberi tugas d. Siswa tidak terpengaruh situasi di luar kelas 2. Interaksi siswa dengan guru a. Siswa bertanya kepada guru b. Siswa menjawab pertanyaan guru c. Siswa mengemukakan pertanyaan yang berbeda dari biasanya d. Siswa memanfaatkan guru sebagai fasilitator dan narasumber 3. Aktifitas siswa a. Siswa mengemukakan pendapatnya b. Siswa menanggapi pertanyaan atau pendapat dari teman c. Siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru d. Siswa menjelaskan pendapat atau pekerjaannya 4. Partisipasi siswa dalam menyampaika n hasil kesempulan a. Siswa mengacungkan tangan untuk ikut menyimpulkan b. Siswa merespon pernyataan atau simpulan temannya c. Siswa menyempurnakan simpulan yang dikemukakan oleh temannya d. Siswa menghargai pendapat temannya Sumber : Direktorat Pembinaan SMA (2010 : 58) Skor minimal = 0 Skor maksimal =16 Rumus yang digunakan untuk perhitungan aspek afektif adalah 100% JPS NP   JSM Keterangan NP : Nilai Proses JPS : Jumlah Perolehan Skor
  • 54. 40 JSM : Jumlah Skor Maksimum NO NAMA INDIKATOR 40 3. Instrumen Ranah Psikomotor Penilaian pada ranah psikomotor dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung ketika melakukan percobaan dengan mengacu pada rubrik penskoran. Format Penilaian Ranah Psikomotorik Siswa Mata Pelajaran : IPA-Fisika Kelas / Semester : Kompetensi Dasar : Indikator : Materi Pokok : Sub-materi Pokok : Hari / Tanggal : Tabel 14. Lembar Penilaian Ranah Psikomotor Siswa Sumber: Juknis Penyusunan Perangkat Penilaian Psikomotor di SMA (2010) Keterangan: Skor 0 : apabila tidak ditampilkan peserta didik Skor 1 : apabila ditampilkan peserta didik Persiapan percobaan a. Memeriksa kelengkapan alat dan bahan b. Menyusun peralatan sesuai dengan instruksi yang diberikan Pelaksanaan selama proses percobaan 1 2 3 a b a b c d e a b c d 1 2
  • 55. 41 41 a. Mengatur jarak benda b. Mengatur letak bayangan c. Memfokuskan perhatian pada kegiatan dan tidak mengerjakan hal-hal lain d. Terlibat aktif dalam kegiatan praktikum e. Mengamati hasil praktikum dengan cermat Kegiatan Akhir a. Menafsirkan hasil pengamatan dengan benar b. Menyajikan data secara sistematis dan komunikatif c. Menganalisis data secara induktif d. Membuat kesimpulan yang sesuai dengan hasil praktikum Penilaian ini dilakukan pada saat siswa melakukan percobaan di laboratorium. Rumus yang digunakan untuk perhitungan adalah 100% JPS NP   JSM Ket: NP : Nilai Proses JPS : Jumlah Perolehan Skor JSM :Jumlah Skor Maksimum G. Teknik Analisis Data Analisis data bertujuan untuk menguji apakah hipotesis dalam penelitian ini diterima atau ditolak. Berikut ini akan di bahas teknik analisis hasil belajar siswa :
  • 56. 42 42 1. Ranah kognitif a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah sampel yang berasal dari populasi yang terdistribusi normal. Uji normalitas menggunakan uji Lilliefors sesuai dengan langkah-langkah yang dikemukakan Sujdana (2002: 466) sebagai berikut : 1) Data X1, X2, X3,... Xn yang diperoleh dari data yang terkecil hingga data yang terbesar. 2) Data X1, X2, X3,... Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, Z3, ..., Zn dengan rumus Zi = Xi −X̅ S ...................................................................................... (5) Keterangan : Xi : skor yang diperoleh siswa ke-i 푋̅ : skor rata-rata S : simpangan baku 3) Dengan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian hitung peluang F(Zi) = P(Z<Zi) 4) Dengan menggunakan proporsi Z1, Z2, Z3, ..., Zn yang lebih kecil atau sama dengan Zi, jika proporsi ini dinyatakan dengan S(Zi), maka S(Zi) = Banyaknya Z1,Z2,Z3,…Zn yang ≤ Zi n .......................................... (6)
  • 57. 43 5) Menghitung selisih F(Zi) – S(Zi) yang kemudian ditentukan harga 2 .......................................................................................... (7) 43 mutlaknya. 6) Diambil harga yang paling besar diantara harga mutlak selisih tersebut yang disebut dengan L0. 7) Membandingkan nilai L0 dengan nilai kritis Lt yang terdapat dalam taraf nyata α = 0,05. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut : a) Jika L0 < Lt, maka sampel terdistribusi normal. b) Jika L0 > Lt, maka sampel tidak terdistribusi normal b. Uji Homogenitas Uji homogenitas bertujuan untuk melihat apakah kedua kelas sampel memiliki varians yang homogen atau tidak. Untuk mengujinya digunakan uji F dengan langkah sebagai berikut: 1) Menghitung varians masing-masing kelompok data kemudian dihitung harga F sesuai dengan rumus yang dikemukakan oleh Sudjana (2002: 249): 2 퐹 = 푆1 푆2 Keterangan : F : varians kelompok data S1 2 : varians hasil belajar terbesar S2 2 : varians hasil belajar terkecil
  • 58. 44 c. Berdasarkan perhitungan didapatkan harga Fhitung = 1,49 sedangkan harga Ftabel =2,19 pada taraf signifikan 0,05 dan dkpembilang = n1 – 1 dan dkpenyebut = n2 – 1. Harga Ftabel > Fhitung, hal ini berarti kedua kelas sampel mempunyai 44 varians yang homogen. d. Uji Hipotesis Uji hipotesis dilakukan menggunakan uji kesamaan dua rata-rata berdasarkan kemungkinan yang diperoleh dari uji normalitas dan uji homogenitas. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa sampel terdistribusi normal dan homogen, sehingga uji kesamaan dua rata-rata pada ranah kognitif menggunakan uji t. Menurut Sudjana (2002: 239) rumus uji t adalah : 푡 = 푋1 ̅̅̅̅− 푋2 ̅̅̅̅ 1 푛1 푆√ 1 푛2 + ...................................................................................... (8) Dimana 푆2 = 2 +(푛2−1) 푆2 (푛1−1)푆1 2 푛1+푛2−2 ...................................................... (9) Keterangan : X1 ̅̅̅ : nilai rata-rata kelas eksperimen X2 ̅̅̅ : nilai rata-rata kelas kontrol S1 : standar deviasi kelas eksperimen S2 : standar deviasi kelas kontrol S : standar deviasi gabungan n1 : jumlah siswa kelas eksperimen
  • 59. 45 45 n2 : jumlah siswa kelas kontrol Berdasarkan pengujian hipotesis secara statistik, jika Ho ditolak berarti hipotesis kerja (H1) diterima. Hal ini menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang berarti antara hasil belajar ranah kognitif siswa yang menggunakan handout IPA-Fisika berbasis STS. 2. Ranah Afektif Analisis data pada ranah afektif dilakukan melalui langkah-langkah berikut: a. Menjumlahkan seluruh skor yang diperoleh siswa dari pengamatan pada setiap pertemuan. b. Mengkonversikan skor total yang diperoleh menjadi nilai dengan rumus yang terdapat dalam Juknis Penyusunan Perangkat Afektif di SMA (2010) yaitu : 100% JPS NP   JSM Keterangan NP : Nilai Proses JPS : Jumlah Perolehan Skor JSM : Jumlah Skor Maksimum Pada penelitian ini skor maksimum yang dapat diperoleh siswa setiap pertemuan adalah 11 dan skor minimum adalah 0. Skor yang diperoleh siswa
  • 60. 46 dikonversikan ke nilai. Analisis data untuk hasil belajar ranah afektif meliputi uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis. c. Setelah dilakukan pengolahan data menggunakan uji normalitas dan homogenitas untuk kedua kelas sampel, hasilnya didapatkan distribusi kedua 46 sampel normal dan homogen. d. Menjumlahkan skor total yang diperoleh siswa. e. Mengkonversikan skor total yang diperoleh menjadi nilai dengan rumus yang terdapat dalam Ngalim (2009: 112) yaitu : 푠 = 푅 푁 × 100 ................................................................................... (10) Keterangan : S : nilai afektif siswa R : skor total siswa N : skor maksimum 3. Ranah Psikomotor Dalam menganalisis data hasil observasi dilakukan langkah-langkah berikut: a. Menjumlahkan skor total yang diperoleh siswa pada praktikum yang dilakukan. b. Mengkonversikan skor total yang diperoleh menjadi nilai dengan rumus yang terdapat dalam Ngalim (2009: 112) : 푆 = 푅 푁 × 100 ................................................................................... (11)
  • 61. 47  ................................................................................. (12) S .............................................. (13) 47 Keterangan : S : nilai psikomotor siswa R : skor yang diperoleh N : skor maksimum Berdasarkan nilai yang diperoleh tersebut dilakukan uji normalitas dan homogenitas. Hasil uji normalitas dan homogenitas didapatkan populasi kedua kelas sampel tersebut terdistribusi normal dan mempunyai varians yang homogen, maka dilakukan pengujian hipotesis statistik uji t.  1 2 1 1 n n 1 2 S x x t  dan n S n S (  1)  (  1) 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1    n n Keterangan: x1 : nilai rata-rata kelas eksperimen. x2 : nilai rata-rata kelas kontrol. S1 2 : varians kelas eksperimen. S2 2 : varians kelas kontrol. S : standar deviasi gabungan. n1 : jumlah siswa kelas eksperimen. n2 : jumlah siswa kelas kontrol.
  • 62. 48 Harga thitung dibandingkan dengan ttabel yang ada pada tabel distribusi t. Kriteria pengujian hipotesis adalah tidak terdapat pengaruh yang berarti jika thitung berada di dalam daerah −t1−1 ⁄2α < 푡 < t1−1 48 ⁄2α pada taraf signifikasi 0,05. Sedangkan untuk harga lain terdapat pengaruh yang berarti.
  • 63. 49 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 49 A. Deskripsi Data Penelitian dilakukan pada tanggal 1 April sampai dengan 10 Juni 2013 di SMP Negeri 1 Canduang. Pada kedua kelas sampel, diperoleh data tentang pencapaian kompetensi Fisika siswa yang meliputi penilaian pada ketiga ranah yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor pada kedua kelas sampel. Data hasil belajar ranah kognitif diperoleh melalui tes tertulis di akhir pembelajaran. Data ranah afektif dan psikomotor diperoleh selama proses pembelajaran berlangsung melalui format penilaian afektif dan psikomotor. Data hasil belajar Fisika siswa pada masing-masing ranah akan dijelaskan berikut 1. Deskripsi Data Hasil Belajar IPA-Fisika Ranah Kognitif Data penilaian hasil belajar pada ranah kognitif diperoleh dari tes akhir dengan teknik tes tertulis berbentuk soal objektif sebanyak 30 buah soal. Tes akhir diberikan kepada kedua kelas sampel pada akhir kegiatan penelitian. Perbedaan hasil tes akhir antara kedua kelas sampel dapat diketahui melalui uji kesamaan dua rata-rata, dengan syarat terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan homogenitas. Hasil perhitungan secara statistik, diperoleh nilai rata-rata ( x ), simpangan baku (S), dan varians (S2) kelas eksperimen dan kontrol seperti pada Tabel 15:
  • 64. 50 Tabel 15. Nilai Rata-Rata, Nilai Tertinggi, Nilai Terendah, Simpangan Baku, dan Varians Kelas Sampel 50 Kelas N Nilai Tertinggi Nilai Terendah X S2 S Eksperimen 22 90 43 58,52 116,21 10,78 Kontrol 19 67 43 53,18 50,16 7,08 Tabel 15 menampilkan nilai rata-rata hasil belajar siswa pada ranah kognitif kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Nilai simpangan baku kelas eksperimen lebih tinggi jika dibandingkan dengan nilai simpangan baku kelas kontrol, artinya nilai setiap siswa pada kelas eksperimen memiliki rentang yang lebih besar terhadap nilai rata-rata kelas dibanding dengan nilai pada kelas kontrol. Data varians pada kelas eksperimen lebih besar dari varians data kelas kontrol, seperti terlihat pada Tabel 15. Varians kelas eksperimen memiliki nilai 116,21 dan kelas kontrol memiliki nilai 50,16. Hal ini berarti bahwa nilai kelas kontrol terdistribusi disekitar nilai rata-rata, sedangkan kelas eksperiment terdistribusi lebih jauh dari nilai rata-rata. Kelas eksperimen mempunyai nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 56 sedangkan untuk kelas kontrol diperoleh nilai tertinggi sebesar 96 dan nilai terendah 48. Hasil tes akhir memiliki perbedaan yang dapat diketahui melalui uji kesamaan dua rata-rata, dengan terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan homogenitas. Distribusi nilai pada ranah kognitif secara lebih rinci dapat dilihat pada Lampiran 10.
  • 65. 51 2. Deskripsi Data Hasil Belajar IPA-Fisika Ranah Afektif Data hasil belajar afektif didapatkan selama kegiatan pembelajaran. Data ini diambil dengan menggunakan format penilaian ranah afektif. Penilaian ranah afektif dilakukan terhadap empat aspek penilaian yang disesuaikan dengan materi dan kemampuan belajar siswa. Deskripsi data hasil belajar ranah afektif ini ditunjukkan oleh skor total yang diperoleh setiap siswa setelah tujuh kali 51 pertemuan tatap muka di kelas. Hasil penelitian diperoleh bahwa hasil belajar pada ranah afektif siswa kelas ekperimen lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol. Perolehan nilai kedua kelas sampel dapat dilihat pada Tabel 16: Tabel 16. Data Hasil Belajar Fisika Ranah Afektif Kelas Sampel Kelas N Nilai Tertinggi Nilai Terendah X S2 S Eksperimen 22 65 17 37,5 254,08 15,94 Kontrol 19 54 16 28,6 133,40 11,55 Nilai simpangan baku kelas eksperimen lebih tinggi jika dibandingkan dengan nilai simpangan baku kelas kontrol, hal ini bermakna bahwa nilai setiap siswa pada kelas kontrol masih berada direntang nilai rata-rata kelas dibanding dengan nilai pada kelas eksperimen. Data varians kelas eksperimen memiliki nilai lebih besar dari kelas kontrol, seperti terlihat pada Tabel 16. Varians kelas eksperimen memiliki nilai 254,08 dan kelas kontrol memiliki nilai 133,40. Hal ini berarti bahwa nilai kelas eksperimen terdistribusi lebih jauh dari rentang nilai rata-rata sedangkan kelas kontrol
  • 66. 52 terdistribusi disekitar nilai rata-rata. Distribusi nilai pada ranah afektif lebih rinci 52 dapat dilihat pada Lampiran 12. 3. Deskripsi Data Hasil Belajar IPA-Fisika Ranah Psikomotor Data penelitian pada ranah psikomotor ini diperoleh melalui hasil pengamatan selama proses pembelajaran dan penilaian pada akhir penelitian melalui tes unjuk kerja ketika siswa melakukan percobaan di laboratorium sekolah. Data hasil belajar ranah psikomotor ini dilakukan analisis sehingga didapatkan nilai rata-rata ( x ), simpangan baku (S), dan variansi (S2) kedua kelas eksperimen dan kontrol seperti pada Tabel 17: Tabel 17. Nilai Rata-Rata, Nilai Tertinggi, Nilai Terendah, Simpangan Baku, dan Variansi Kelas Sampel Ranah Psikomotor Kelas N Nilai Tertinggi Nilai Terendah X S2 S Eksperimen 22 82 18 50 329,42 18,15 Kontrol 19 64 18 36,78 274,42 16,56 Tabel 17 menunjukkan bahwa rata-rata nilai hasil belajar siswa ranah psikomotor pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Nilai simpangan baku kelas eksperimen lebih tinggi jika dibandingkan dengan nilai simpangan baku kelas kontrol, artinya nilai setiap siswa pada kelas eksperimen memiliki sebaran yang jauh dari nilai rata-rata kelas dibanding dengan nilai siswa pada kelas kontrol.
  • 67. 53 Varians data kelas eksperimen lebih besar dibandingkan kelas kontrol. Hal ini berarti nilai siswa kelas eksperimen terdistribusi lebih jauh nilai rata-rata dibandingkan nilai siswa kelas kontrol. Uji kesamaan dua rata-rata digunakan untuk mengetahui apakah perbedaan nilai antara kedua kelas sampel ini berarti atau tidak, setelah melakukan uji normalitas dan homogenitas. Hasil tes ranah psikomotor kedua kelas sampel dapat dilihat pada Lampiran 14. 53 B. Analisis Data 1. Analisis Data Hasil Belajar IPA-Fisika Ranah Kognitif Hasil analisis data menunjukkan bahwa rata-rata nilai kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Uji kesamaan dua rata-rata dilakukan untuk mengambil kesimpulan dari data yang ada agar terlihat apakah perbedaan rata-rata kedua kelas sampel tersebut signifikan. Sebelum melakukan uji statistik, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan homogenitas terhadap data tes akhir. Kemudian dilakukan uji kesamaan dua rata-rata dengan menggunakan uji statistik yang sesuai yaitu uji t. a. Uji Normalitas Tes Akhir Uji Lilliefors digunakan untuk melihat apakah data pada kedua kelas sampel terdistribusi normal atau tidak. Berdasarkan uji normalitas yang dilakukan, maka didapatkan harga Lo dan Ltabel pada taraf nyata 0,05 seperti terlihat pada Tabel 18: Tabel 18. Hasil Uji Normalitas Tes Akhir Kedua Kelas Sampel Ranah Kognitif
  • 68. 54 Kelas Α N Lo Lt Distribusi Eksperimen 0,05 22 0,172 0,190 Normal Kontrol 16 0,141 0,213 Normal Tabel 18 menunjukkan bahwa kedua kelas sampel mempunyai nilai Lo < Lt pada taraf nyata 0,05. Hal ini berarti data hasil tes akhir kelas kedua kelas terdistribusi normal. Hasil uji normalitas kedua kelas sampel dapat dilihat pada 54 Lampiran 10. b. Uji Homogenitas Tes Akhir Uji homogenitas dugunakan untuk mengetahui apakah data pada kedua kelas sampel memiliki varians yang homogen atau tidak. Uji homogenitas yang dilakukan terhadap data tes akhir kedua kelas sampel memperoleh Fhitung = 2,32 dan Ftabel dengan taraf nyata α = 0,05 pada dkpembilang 21 dan dkpenyebut 15 adalah 2,33. Nilai Fh < F(0,05);(21,15), hal ini berarti kelompok data mempunyai varians yang homogen. Hasil uji homogenitas kedua kelas sampel dapat dilihat pada Tabel 19: Tabel 19. Hasil Uji Homogenitas Kedua Kelas Sampel Ranah Kognitif Kelas N S2 Fh Ft Keterangan Eksperimen 22 116,21 2,32 2,33 Homogen Kontrol 16 50,16 Untuk lebih lengkapnya uji homogenitas dapat dilihat pada Lampiran 10. c. Uji Hipotesis (Uji Kesamaan Dua Rata-Rata) Uji kesamaan dua rata-rata dapat dilakukan setelah diperoleh hasil uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas dan homogenitas terhadap data
  • 69. 55 tes akhir kedua kelas sampel menunjukkan bahwa data pada kedua kelas sampel terdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen. Uji hipotesis penelitian mengunakan uji t. Hasil uji t kedua kelas sampel dapat dilihat pada 55 Tabel 20: Tabel 20. Hasil Uji t Ranah Kognitif Kelas N Mean S2 th tt Eksperimen 22 58,54 116,21 2,35 2,02 Kontrol 16 53,19 50,16 Dari Tabel 20 terlihat bahwa thitung = 2,35 sedangkan ttabel = 2,02 dengan kriteria pengujian tidak terdapat perbedaan yang berarti jika −푡(1− 1 2 훼)< t < 푡(1− 1 2 훼) dan terdapat perbedaan yang berarti jika mempunyai harga lain pada taraf signifikan 0,05 dengan derajat kebebasan dk = (n1 + n2) – 2. Harga thitung adalah 2,35 yaitu berada berada di luar daerah rentang ttabel sehingga dikatakan terdapat pengaruh dari perbedaan perlakuan pada kedua kelas sampel. Perhitungan secara lengkap mengenai uji kesamaan dua rata-rata pada ranah kognitif dapat dilihat pada Lampiran 10. Kurva daerah perbedaan yang berarti pada ranah kognitif dapat dilihat pada Gambar 2.
  • 70. 56 α=0,025 Daerah tidak terdapat perbedaan yang berarti -2,02 0 2,02 α = 0,025 2,35 Daerah terdapat perbedaan yang berarti Gambar 2. Kurva Daerah Perbedaan yang Berarti Ranah Kognitif Pada gambar dapat dilihat bahwa thitung berada di dalam daerah terdapat berbedaan yang berarti. Jadi hipotesis kerja yang berbunyi terdapat pengaruh yang berarti dari penggunaan handout IPA-Fisika berbasis STS terhadap pencapaian hasil belajar siswa SMP N 1 Canduang pada ranah kognitif 56 diterima pada taraf nyata 0,05. 2. Analisis Data Hasil Belajar IPA-Fisika Ranah Afektif Penilaian ranah afektif dilakukan pada setiap kali pertemuan. Observasi terhadap tujuh kali pertemuan. Aspek yang diamati terdiri dari empat sikap, yaitu antusias peserta didik dalam mengikuti pembelajaran, interaksi siswa dengan guru, aktifitas peserta didik, partisipasi peserta didik dalam menyampaikan hasil kesempatan yang masing-masing terdiri dari empat indikator penilaian. Peneliti dan observer mengamati keempat aspek afektif pada setiap kali pertemuan yang menjadi tujuan utama pengamatan. Perolehan nilai untuk setiap
  • 71. 57 aspek pengamatan didapatkan dari jumlah perolehan skor setiap siswa untuk setiap 57 indikator pada satu aspek penilaian. a. Uji Normalitas Tes Akhir Uji Normalitas tes akhir dilakukan dengan uji lilliefors yang digunakan untuk melihat apakah data pada kedua kelas sampel terdistribusi normal atau tidak. Berdasarkan uji normalitas yang dilakukan, maka didapatkan harga Lo dan Ltabel pada taraf nyata 0,05 seperti terlihat pada Tabel 21: Tabel 21. Hasil Uji Normalitas Tes Akhir Kedua Kelas Sampel Ranah Afektif Kelas Α N Lo Lt Distribusi Eksperimen 0,05 22 0,1368 0,190 Normal Kontrol 19 0,1817 0,195 Normal Tabel 21 dapat menunjukkan bahwa kedua kelas sampel mempunyai nilai Lo < Lt pada taraf nyata 0,05. Hal ini berarti data hasil tes akhir kedua kelas sampel terdistribusi normal. Hasil uji normalitas kedua kelas sampel dapat dilihat pada Lampiran 12. b. Uji Homogenitas Apek Afektif Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data pada kedua kelas sampel memiliki varians yang homogen atau tidak. Uji homogenitas dilakukan terhadap data tes akhir kedua kelas sampel. Nilai Fhitung = 1,59 dan nilai Ftabel pada taraf nyata α = 0,05, dkpembilang 21 dan dkpenyebut 18 adalah 2,19. Nilai Fh < F(0,05);(21,18), hal ini berarti kelompok data mempunyai varians yang
  • 72. 58 homogen. Hasil uji homogenitas kedua kelas sampel dapat dilihat pada Tabel 58 22: Tabel 22. Hasil Uji Homogenitas Kedua Kelas Sampel Ranah Afektif Kelas N S2 Fh Ft Keterangan Eksperimen 22 254,08 1,59 2,19 Homogen Kontrol 19 133,47 Berdasarkan uji homogenitas pada tabel 22 dapat disimpulkan bahwa data mempunyai varians yang homogen. Uji homogenitas dapat dilihat pada Lampiran 12. c. Uji Hipotesis (Uji Kesamaan Dua Rata-Rata) Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang berarti pada perlakuan yang diberikan. Uji normalitas dan homogenitas terhadap data tes akhir kedua kelas sampel menunjukkan data pada kedua kelas sampel terdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen. Uji hipotesis penelitian menggunakan uji t. Hasil uji t kedua kelas sampel dapat dilihat pada Tabel 23: Tabel 23. Hasil Uji t Ranah Afektif Kelas N Mean S2 th tt Eksperimen 22 37,5 254,08 2,03 2,02 Kontrol 19 31,6 133,47 Tabel 23 menunjukkan bahwa thitung = 2,03 sedangkan ttabel = 2,02 dengan kriteria pengujian tidak terdapat perbedaan yang berarti jika −푡(1− 1 2 훼)< t
  • 73. 59 -2,02 0 2,02 59 < 푡(1− 1 2 훼)dan terdapat perbedaan yang berarti jika mempunyai harga lain pada taraf signifikan 0,05 dengan derajat kebebasan dk = (n1 + n2) – 2. Berdasarkan Hasil analisis data dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan yang berarti antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Perbedaan pada kelas eksperimen disebabkan oleh perlakukan yang diberikan yaitu penggunaan handout IPA-Fisika berbasis STS pada proses pembelajaran. Perhitungan secara lengkap mengenai uji hipotesis pada ranah afektif dapat dilihat pada lampiran 12. Kurva daerah perbedaan yang berarti pada ranah afektif dapat dilihat pada Gambar 3. α=0,025 Gambar 3. Kurva Daerah Perbedaan yang Berati Ranah Afektif Pada gambar 3 dapat dilihat bahwa nilai thitung berada pada daerah terdapat perbedaan yang berarti, yang bermakna perbedaan perlakuan pada kedua kelas sampel memberikan pengaruh. Jadi, terdapat pengaruh yang berarti penggunaan handout IPA-Fisika berbasis STS terhadap hasil belajar fisika siswa pada ranah afektif. α = 0,025 Daerah tidak terdapat perbedaan yang berarti Daerah terdapat perbedaan yang berarti 2,03
  • 74. 60 3. Analisis Data Hasil Belajar IPA-Fisika Ranah Psikomotor Uji statistik dilakukan dengan uji normalitas dan homogenitas terhadap data tes akhir terlebih dahulu, kemudian dilakukan uji kesamaan dua rata-rata yang sesuai dengan hasil uji normalitas dan homogenitas tersebut. a. Uji Normalitas Ranah Psikomotor Uji Lilliefors digunakan untuk melihat apakah data pada kedua kelas sampel terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang dilakukan, mendapatkan harga Lo dan Ltabel pada taraf nyata 0,05, seperti terlihat pada 60 Tabel 24. Tabel 24. Hasil Uji Normalitas Tes Akhir Kedua Kelas Sampel Ranah Psikomotor Kelas Α N Lo Lt Distribusi Eksperimen 0,05 22 0,12 0,19 Normal Kontrol 18 0,17 0,20 Normal Tabel 24 menunjukkan bahwa kedua kelas sampel mempunyai nilai Lo < Lt pada taraf nyata 0,05. Artinya data hasil tes akhir kedua kelas sampel terdistribusi normal. Data hasil uji normalitas kedua kelas sampel dapat dilihat pada Lampiran 14. b. Uji Homogenitas Aspek Psikomotor Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui data pada kedua kelas sampel memiliki varians yang homogen atau tidak. Uji homogenitas kedua sampel memperoleh Fhitung = 1,20 dan Ftabel dengan α = 0,05 pada dkpembilang 21 dan dk penyebut 17 adalah 2,23. Nilai Fh < F(0,975);(21,17), hal ini berarti kelompok
  • 75. 61 data mempunyai varians yang homogen. Hasil uji homogenitas kedua kelas 61 sampel dapat dilihat pada Tabel 25: Tabel 25. Hasil Uji Homogenitas Kedua Kelas Sampel Ranah Psikomotor Kelas N S2 Fh Ft Keterangan Eksperimen 22 329,42 1,20 2,23 Homogen Kontrol 18 274,42 Untuk lebih lengkapnya uji homogenitas kedua kelas sampel pada ranah psikomotor dapat dilihat pada Lampiran 14. c. Uji Hipotesis (Uji Kesamaan Dua Rata-Rata) Uji hipotesis dapat dilakukan setelah diketahui nilai uji normalitas dan homogenitas data psikomotor. Hasilnya diperoleh data pada kedua kelas sampel terdistribusi normal dan mempunyai varians yang homogen, untuk menguji hipotesis penelitian digunakan uji t. Hasil uji t kedua sampel dapat dilihat pada Tabel 26: Tabel 26. Hasil Uji t Ranah Psikomotor Kelas N Mean S2 th tt Eksperimen 22 50 329,42 2,38 2,02 Kontrol 18 36,78 274,42 Tabel 26 menunjukkan bahwa thitung = 2,38 sedangkan ttabel = 2,02. Kriteria pengujian tidak terdapat perbedaan yang berarti jika t −푡(1− 1 2 훼)< t < 푡(1− 1 2 훼) dan terdapat perbedaan yang berarti pada harga lain pada taraf signifikan 0,05 dengan derajat kebebasan dk = (n1 + n2) – 2. Hasil perhitungan
  • 76. 62 diperoleh nilai th > -t(1-1/2α) dan th > t(1-1/2α), hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dari penggunaan handout IPA-Fisika berbasis STS α=0,025 Daerah tidak terdapat perbedaan yang berarti -2,02 0 2,02 α = 0,025 2,38 Daerah terdapat perbedaan yang berarti Gambar 4. Kurva Daerah Perbedaan yang Berarti Ranah Psikomotor Berdasarkan gambar dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh yang berarti dari perbedaan yang diberikan pada kelas eksperimen yaitu pemberian handout IPA-Fisika berbasis STS. Jadi hipotesis kerja yang berbunyi terdapat pengaruh yang berarti penggunaan handout IPA-Fisika berbasis STS terhadap pencapaian hasil belajar siswa kelas VIII SMPN 1 Canduang pada ranah psikomotor diterima pada taraf nyata 0,05 Analisis data secara lengkap dapat 62 dilihat pada lampiran 14. C. Pembahasan Hasil analisis data tes akhir belajar didapat menunjukkan bahwa penggunaan handout IPA-Fisika berbasi STS dalam pembelajaran Fisika dapat meningkatkan pencapaian hasil belajar fisika siswa. Hal ini terlihat dari tingginya hasil belajar siswa yang belajar siswa dengan menggunakan handout IPA-Fisika berbasis Science Technology and Society dalam pembelajaran dibandingkan dengan hasil belajar siswa
  • 77. 63 yang tidak menggunakan handout IPA-Fisika berbasis Science Technology and 63 Society dalam pembelajaran. Uji statistik yang dilakukan pada ketiga ranah penilaian menunjukkan bahwa harga thitung berada di dalam daerah terdapat perbedaan berarti. Ranah kognitif memperoleh nilai thitung sebesar 2,35 dan ttabel sebesar 2,02. Ranah afektif memperoleh nilai thitung sebesar 2,03 dan ttabel 2,02. Begitu juga dengan ranah psikomotor yang memperoleh nilai thitung sebesar 2,38 dan ttabel 2,02 pada taraf nyata 0,05. Nilai rata-rata hasil belajar kedua kelas sampel berbeda secara signifikan dan menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang berarti dari penggunaan handout IPA-Fisika berbasi STS pada ketiga ranah yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Hal ini karena penggunaan handout IPA-Fisika berbasis STS mampu menuntun siswa dalam proses pembelajaran sehingga siswa dapat menemukan sendiri dan menggunakan konsep IPA-Fisika yang diperoleh selama pembelajaran di dalam kehidupan sehari-hari. Data penilaian afektif melalui tujuh kali pertemuan menunjukkan bahwa hasil belajar pada ranah afektif kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Analisis data mendapatkan hasil bahwa harga t berada di dalam daerah terdapat pengaruh yang berarti dari perlakukan yang diberikan yaitu penggunaan handout IPA-Fisika berbasis Science Technology and Society selama proses pembelajaran. Selama proses pembelajaran diperoleh hasil pengamatan yang lebih tinggi pada ranah afektif siswa yang berada di kelas eksperimen. Sebagian besar siswa terlihat menikmati proses pembelajaran melalui tahapan yang menuntun siswa untuk berfikir kreatif dan aplikatif. Perhatian siswa lebih terfokus pada kegiatan pembelajaran
  • 78. 64 karena didukung oleh penggunaan bahan ajar yang membantu siswa untuk memahami setiap konsep yang diberikan oleh guru. Popham dalam Depdiknas (2006:2) tentang penilaian afektif dalam KTSP menyatakan bahwa “ranah afektif menentukan keberhasilan belajar siswa”. Siswa yang tidak memiliki minat pada pelajaran tertentu akan sulit untuk mencapai keberhasilan belajar secara optimal. Siswa yang memiliki minat belajar dan sikap positif terhadap suatu pelajaran akan merasa senang dan butuh mempelajari mata pelajaran tersebut sehingga dapat mencapai hasil pembelajaran yang optimal. Untuk itu guru harus mampu membangkitkan motivasi dan minat belajar siswa terlebih dahulu sebelum memasuki kegiatan pembelajaran untuk mencapai pencapaian kompetensi belajar yang optimal. Siswa akan lebih termotivasi untuk mempelajari suatu ilmu jika siswa tahu kegunaan dari ilmu yang akan dipelajarinya. Pemberian motivasi di awal pembelajaran didapatkan siswa pada tahap pendahuluan yang ada pada handout IPA-Fisika berbasis Science Technology and Society. Penggunaan handout IPA-Fisika berbasis STS pada siswa merupakan salah satu cara untuk memotivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran karena didukung oleh tahapan-tahapan yang melibatkan siswa secara aktif. Guru membuat suasana pembelajaran menjadi menyenangkan Dalam pelaksanaan pembelajaran IPA-Fisika dengan menggunakan handout berbasis Science Technology and Society. Penggunaan handout pada proses pembelajaran memungkinkan siswa untuk memahami materi pembelajaran dengan lebih baik karena struktur handout yang diawali dengan pengamatan atau pertanyaan mengenai 64
  • 79. 65 pembelajaran yang akan dilakukan. Guru juga memberikan sebuah masalah, gambar atau gambaran umum mengenai permasalahan yang dekat dengan kehidupan siswa. Hal ini membuat siswa lebih termotivasi untuk mengikuti pembelajaran dan lebih 65 antusias. Penggunaan handout IPA-Fisika diawali dengan pendahuluan yaitu contoh penggunaan konsep fisika yang dihubungkan dengan keseharian siswa. Selanjutnya pada tahap pembentukan konsep guru membantu siswa untuk membangun atau mengkontruksi pengetahuan sendiri melalui observasi, eksperimen, dan diskusi. Pada tahap ini, siswa diberikan kesempatan untuk melakukan observasi atau diskusi mengenai permasalahan yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menyelesaikan permasalahan sesuai dengan konsep IPA-Fisika. Pada tahap aplikasi konsep atau penyelesaian masalah siswa diminta untuk menganalisis isu/masalah yang telah dikemukakan di awal pembelajaran berdasarkan konsep yang telah dipahami siswa. Hal ini memungkinkan siswa untuk berfikir lebih tinggi mengenai kegunaan konsep IPA-Fisika yang dipelajari dan menghubungkannya dengan keseharian siswa. Pada tahap pemantapan konsep, guru memberikan pemahaman konsep agar tidak terjadi kesalahan konsep pada siswa. Pada akhir proses pembelajaran guru memberikan tes akhir kepada siswa pada tahap evaluasi, penilaian dapat berupa evaluasi proses maupun evaluasi hasil. Berdasarkan perhitungan statistik penggunaan handout IPA-Fisika berbasis STS mampu meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep fisika serta