2. 2
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami penjatkan ke hadirat Allah S.W.T. atas berkah
dan rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ber-judul “Perpustakaan
sebagai media pembelajaran” ini dengan sebaik-baiknya dan untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah “Media Pembelajaran”, sholawat beserta salam semoga
terlimpah curah pada Nabi Muhammad S.A.W.
Dalam pembuatan makalah ini kami berusaha untuk melakukan yang terbaik.
Tetapi kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan. Oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan penyempurnaan
makalah kami yang akan datang.
Dengan terselesaikannya makalah ini, kami mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang terlibat dalam proses pembuatan makalah ini yang telah
memberikan dorongan, semangat dan masukan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan masyarakat
pada umumnya, serta mendapatkan ridha dari Allah S.W.T.
Bandung, 9 Maret 2019
Penulis
3. 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………... 2
DAFTAR ISI…………………………………………………….................. 3
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………….. 4
A. Latar Belakang ……………………………………………………... 4
B. Rumusan Masalah…………………………………………………... 4
C. Tujuan Penulisan……………………………………………………. 4
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………... 5
A. Pengertian Micro Teaching……………………………………... 5
B. Landasan Pemikiran, Tujuan, Sasaran, dan Fungsi Pembelajaran
Micro…………………………………………………….............
7
C. Fungsi dan Manfaat Micro Teaching sebagai Media
Pembelajaran…………………………………………………….
8
D. Langkah-langkah Prosedur Pembelajaran Micro……………….. 10
E. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Micro………………... 11
BAB III PENUTUP……………………………………………………....... 14
Simpulan……………………………………………………......................... 14
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….... 15
4. 4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keterampilan mengajar yang baik dan profesional menjadi hal mendasar
yang harus dimiliki setiap calon guru. Micro teaching merupakan suatu metode
yang sangat ampuh dalam melatih keterampilan mengajar para calon guru.
Micro teaching adalah salah satu media pembelajaran dalam bentuk praktek
mengajar dalam ruang lingkup terbatas (micro) dan sederhana untuk
mengembangkan keterampilan dasar mengajar (base teaching skill).
Ada beberapa langkah yang harus ditempuh dalam melaksanakan micro
teaching yaitu, peragaan keterampilan, perencanaan pembelajaran micro,
pelaksanaan pembelajaran micro, umpan balik, perencanaan pembelajaran
micro ulang, pelaksanaan pembelajaran micro ulang, umpan balik ulang.
Meskipun masih terdapat kelemahan dalam media pembelajaran ini namun
diharapkan para calon guru dapat meningkatkan kemampuan dasar
mengajarnya.
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian Micro Teaching?
2. Apa landasan pemikiran, tujuan dan sasaran Pembelajaran Micro?
3. Apa fungsi dan manfaat Micro Teaching sebagai Media Pembelajaran?
4. Bagaimana langkah-langkah prosedur Pembelajaran Micro?
5. Apa kelebihan dan kelemahan Pembelajaran Micro?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Micro Teaching?
2. Apa landasan pemikiran, tujuan, dan sasaran Pembelajaran Micro?
3. Apa fungsi dan Manfaat Micro Teaching sebagai Media Pembelajaran?
4. Bagaimana langkah-langkah prosedur Pembelajaran Micro?
5. Apa kelebihan dan kelemahan Pembelajaran Micro?
5. 5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Micro Teaching
Pembelajaran micro (Micro Teaching) dapat diartikan sebagai cara
latihan keterampilan keguruan atau praktek mengajar dalam lingkup kecil atau
terbatas. Mc.Knight (1979) mengemukakan micro teaching has been described
as scaled down teching encounter desingned to develop new skills and refine old
ones.
Sementara Mc. Laughlin & Moulton, mendefinisikan bahwa micro
teaching is as performance training method desingened to isolate the component
part of teaching process, so that the trainee can master each component one by
one in a simplified teaching situation.
Dari pengertian dapat dipahami bahwa pembelajaran micro sebuah
model pengajaran yang dikecilkan atau disebut juga dengan real teaching.
(Allen and Ryan 1969). Jumlah pesertanya berkisar antara 5 sampai 10 orang,
ruang kelasnya terbatas, waktu pelaksanaanya berkisar antara 10 sampai 15
menit, terfokus kepada keterampilan mengajar tertentu, dan pokok
pembahasanya disederhanakan.
Para ahli pendidikan mendefinisikan pembelajaran micro sesuai dengan
persepektif masing-masing, yaitu sebagai berikut:
1. Teknik Pendidikan Guru
Persepektif ini tercermin dari definisi yang dikemukakan oleh M.B. Buch
(1968). Hampir senada mereka mengemukakan pembelajaran microadalah
teknik pendidikan guru yang memungkinkan guru dapat menerapkan
keterampilan yang jelas dalam kurun waktu 5-10 menit pada sekelompok
kecil siswa yang sesungguhnya dan terdapat kesempatan untuk mengamati
hasilnya dengan menggunakan rekaman vidio1
2. Teknik Melatih Guru
1
Mahndiratta,M. (2002). Encyclopedic Dictionary of education. Volume 3. New Delhi: Sarup &
Sons.hal.580.
6. 6
Persepektif ini dapat ditemukan pada definisi yang dikemukakan oleh
Praktiki, B.K. mengemukakan pembelajaran micro adalah sebuah teknik
pelatihan yang mengharuskan guru untuk mengajar sebuah konsep tunggal
dengan menggunakan keterampilan mengajar tertentu pada sejumlah kecil
siswa dalam durasi waktu yang singkat.2
Gagasan yang mendasari teknik ini
adalah bahwa tindakan pengajaran terdiri dari keahlian yang berbeda. Setiap
keterampilan dapat dikembangkan melalui pelatihan secara terpisah.
Anggapan dasarnya adalah bahwa semakin banyak keterampilan dilatihkan
kepada seseorang, maka dia akan semakin efisien menjadi seorang guru.3
3. Prosedur Melatih Guru
Persepektif ini dapat ditelusuri dari pendapat-pendapat berikut, yaitu
pembelajaran micro adalah prosedur praktik mengajar dengan pengurangan
waktu dannjumlah murid untuk keterampilan mengajar yang spesifik.4
Situasi
pengajaran dibuat sederhana dan dapat dikontrol.5
Pengontrolan biasanya
menggunakan Closed Circuit Television (CCTV) untuk memberikan umpan
balik secara langsung terhadap kinerja guru.6
Berdasarkan definisi-definisi tersebut dapat dikemukakan hakikat
pembelajaran micro sebagai berikut:
1. Merupakan sebuah teknik untuk mengembangkan keterampilan mengajar.
2. Durasi setiap pembelajaran micro adalah 5-10 menit.
3. Jumlah siswa sebanyak 5-10 orang.
4. Menggunakan rekaman video dan CCTV untuk melakukan pengamatan
secara objektif.
5. Umpan balik dilakukan langsungsetelah praktek berlangsung.
B. Landasan Pemikiran, Tujuan, Sasaran, dan Fungsi Pembelajaran Micro
2
Rather,A.R. (2004). Essentials of Intructional Technology. New Delhi: Discovery Publishing
House.hal.165.
3
Mahndiratta,M.(2002).Op.Cit.hal.581.
4
Singh,Y.K. & Sharma,M.S.A.(2004). Micro Teaching. New Delhi: A.P.H. Publishing Corporation.hal
70.
5
Mahndiratta,M.(2002).Op.Cit.hal 580.
6
Ibid.hal 581.
7. 7
Menurut pengamatan dan informasi sementara kemampuan dan
keterampilan mahasiswa sebagai calon guru dalam melaksanakan praktik
mengajar dilaporkan umumnya masih lemah, padahal praktik micro
teachingnya sudah baik.
Disamping itu, sampai saat ini pun penelitian meneganai, guru yang baik
(good teaching) dan pembelajaran yang berhasil (successful teaching) belum
berhasil merumuskan suatu teori yang berlaku universal tentang bagaimana
seharusnya cara mengajar yang baik.
Namun bukan tidak ada usaha pendekatan yang dilakukan, sebab ada
beberapa keterampilan dasar yang mutlak perlu dikuasai oleh seorang guru
professional yang dapat dilatihkan dan diberikan kesempatan mengembangkan
gayanya sendiri.
T. Gilarso dalam bukunya Program Pengalaman Lapangan mengutip
pendapat Flanders dan Brown mengemukakan bahwa prinsip dasar yang
melandasi program micro teaching adalah:
1. Direncanakan, didalamnya mengenai materi, metode, tujuan, kegiatan
belajar mengajar, alat-alat bantu yang digunakan, tingkah laku, penampilan.
2. Nyata, terjadi dikelas artinya diwujudkan dalam pelaksanaan proses belajar
mengajar secara konkret.
3. Bayangan sekaligus dirasakan, dalam diri pengajar akan terdapat suatu
gambaran mengenai tingkah lakunya sendiri. Mencermati dari pendapat
diatas dapat disimpulkan bahwa, perlu tiga langkah meningkatkan
keterampilan professional guru, yaitu planning (persiapan yang baik),
performance (Pelaksanaan latihan mengajar), dan perception (balikan,
keterbukaan mau belajar dari pengalaman).
Tujuan diselenggaran pembelajaran micro menurut T. Gilarso bahwa
tujuan pembelajaran micro terbagi dua, tujuan umum melatih kemampuan dan
keterampilan dasar keguruan. Tujuan khusus, untuk melatih calon guru untuk
terampil dalam membuat desain pembelajaran, mendapat profesi keguruan,
menumbuhkan rasa percaya diri.
8. 8
Dwight Allen, mengatakan bahwa tujuan micro teaching bagi calon guru
adalah:
1. Memberi pangalaman belajar yang nyata dan latihan sejumlah
keterampilan dasar mengajar.
2. Calon guru dapat mengembangkan keterampilan mengajarnya sebelum
mengajar sebelum mereka terjun kelapangan
3. Memberi kemungkinan bagi calon guru untuk mendapat bermacam-
macam keterampilan dasar mengajar.
Sedangkan bagi guru memberikan penyegaran dalam program pendidikan,
dan mendapat pengalaman mengajar yang bersifat individual untuk
mengembangkan profesi, serta mengembangkan sikap terbuka bagi guru
terhadap pemberuan.
Dengan demikian, tujuan pembelajaran micro teaching adalah melatih
calon guru agar memiliki keterampilan dasar dan khusus dalam proses
pembelajaran.
Sasaran akhir yang akan dicapai dalam pembelajaran micro teaching
adalah terbinanya calon guru memiliki pengetahuan tentang proses
pembelajaran, dan keterampilan dalam proses pembelajaran, serta memiliki
sikap dan perilaku yang baik sebagai seorang guru.
C. Fungsi dan Manfaat Micro Teaching sebagai media pembelajaran.
Micro teaching dimaksudkan untuk mengatasi berbagai kelemahan dari
model pembelajaran tradisional. Melalui pengajaran micro, keterampilan
mengajar yang potensial dapat diorganisasikan dalam suatu penampilan utuh
yang profesional. Calon guru akan lebih siap dan terampil untuk
mengantisipasi perilaku mengajar yang sebenarnya dikelas. Fungsi
perencanaan pembelajaran mikro adalah sebagai pedoman pokok bagi calon
guru atau para calon guru yang akan melaksanakan kegiatan latihan melalui
pembelajaran mikro. Dengan demikian setiap yang berlatih mengajar dalam
prosesnya harus didasarkan pada perencanaan yang telah dibuat sebelumnya.
Dengan bekal micro teaching terdapat beberapa manfaat antara lain:
9. 9
1. Mengembangkan dan membina keterampilan tertentu calon guru dalam
mengajar.
2. Keterampilan mengajar terkontrol dan dapat dilatihkan.
3. Perbaikan atau penyempurnaan secara cepat dapat segera dicermati.
4. Latihan penguasaan keterampilan mengajar lebih baik.
5. Interaksi antara siswa dengan calon guru akan tercipta lebih baik.
6. Saat latihan berlangsung calon guru dapat memusatkan perhatian secara
obejektif.
7. Menuntut dikembangkan pola observasi yang sistematis dan objektif.
8. Mempertinggi efisiensi dan aktifitas penggunaan sekolah dalam waktu
praktik mengajar yang relatif singkat.
9. Administrasi guru akan disiapkan dengan baik sesuai dengan ketentuan
dalam kurikulum atau silabus.
10. Kebiasaan berpakaian rapih dan disiplin akan timbul setelah calon guru
melakukan proses pengajaran mikro.
Micro teaching ialah untuk memperkuat program Pengalaman Lapangan.
Berlatih micro teaching menyebabkan merasa lebih terampil serta yakin dalam
melaksanakan PPL. Hal ini didukung oleh beberapa hal di bawah ini:
1. Mahasiswa yang baik dalam micro teaching, baik juga dalam PPL.
2. Mahasiswa yang lulus micro teaching lebih terampil dalam PPL daripada
yang tidak mengikuti micro teaching.
3. Mahasiswa yang telah mengikuti program micro teaching memperoleh nilai
tinggi dalam PPL.
4. Micro teaching sangat bermanfaat bagi mahasiswa yang berprestasi sedang,
sedangkan bagi yang kemampuannya lambat atau sangat pandai kurang
bermanfaat.
5. Interaksi antara guru-siswa menjadi lebih baik pada calon guru yang telah
mengikuti program micro teaching.
D. Langkah-langkah Prosedur Pembelajaran Micro
10. 10
Persiapan yang dilakukan dalam proses pembelajaran micro ada beberapa
ketentuan perlu dipertanyakan dan dicarikan jawabanya, yaitu:
1. Apa keinginan yang harus dipelajari peserta didik.
2. Apa tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
3. Bagaimana mendesain tugas yang akan diberikan.
4. Metode apa yang cocok digunakan dalam proses pembelajaran.
5. Bagaimana cara mengevaluasi kegiatan yang sudah dilaksanakan.
Ada tujuh langkah yang dapat ditempuh dalam pembelajaran micro, yaitu
sebagai berikut:
1. Peragaan Keterampilan.
Tahap ini disebut Modeling. Terdapat dua jenis modeling yaitu:
perceptualmodel dan conceptual model. Model pertama disajikan dengan
cara demonstrasi dan model kedua disajikan dalam bentuk bahan tertulis.
Durasi waktu yang diperlukan tahap ini disesuaikan dengan kebutuhan.
2. Perencanaan dan Pembelajaran Micro
Pada tahap ini ditentukan materi pelajaran yang tepat yang dapat
memaksimalkan latihan keterampilan mengajar. Waktu yang digunakan
untuk melaksanakan tahapan ini disesuaikan dengan kebutuhan.
3. Pelaksanaan Pembelajaran Micro
Rencana pelajaran pada tahap ini dilaksanakan dihadapan supervisor atau
teman sebaya. Penampilan guru yang mempraktikan keterampilan mengajar
diamati dan dicatat. Lembar evaluasi, tape recorder, atau video tapes dapat
digunakan untuk keperluan tersebut. Waktu yang digunakan pada tahap ini
berkisar 5-10 menit.
4. Umpan balik
Supervisor atau kelompok teman sebaya membahas kinerja guru micro.
Umpan balik dan poin-poin penting disampaikan kepada guru micro untuk
diperbaiki. Alat evaluasi memberikan kesempatan kepada guru micro untuk
melihat penampilanya secara obejktif. Guru micro tidak diberi kesempatan
untuk mengajukan pembelaan diri. Ini adalah kekuatan dan kekhasan dai
pembelajaran micro. Waktu yang untuk tahap ini 5-10 menit.
11. 11
5. Perencanaan Pembelajaran Micro Ulang
Guru micro menyusun rencana pembelajaran berdasarkan umpan balik yang
ditawarkan pada tahap ke-4. Waktu yang digunakan pada tahp ini 10-15
menit.
6. Pelaksanaan Pembelajaran Micro Ulang
Langkah ini memberikan kesempatan kepada guru micro untuk
mengajarkan unit yang sama dan ketempilan yang sama. Namun tentu saja
penampilan guru micro pada sesi ini harus sudah memperhatikan umpan
balik dari supervisor. Pada sesi ini supervisor mengevaluasikinerja guru
micro menggunakan alat evaluasi. Waktu yang digunakan tahp ini 5-10
menit.
7. Umpan Balik ulang
Prosedur yang sama diadopsi sebagaimana disebutkan pada tahap ke-4.
Guru micro kembali mendapat umpan balik dan mengetahui sejauhmana
perbaikanya. Langkah ini memiliki potensi memotivasi guru micro untuk
meningkatkan penampilanya dimasa yang akan datang. Waktu yang
digunakan 5-10 menit.
E. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Micro
Melalui pembelajaran micro guru dapat mengembangkan rasa percaya diri
dan kesadaran dari beberapa aspek keterampilan mengajar. Guru dapat
mencoba keterampilan mengajar tertentu, selanjutnya guru akan mendapatkan
umpan balik yang akan memungkinkan mereka untuk mencoba lagi didasarkan
pada komentar yang diterima.7
Secara lebih rinci kelebihan atau keunggulan dari pembelajaran micro
adalah sebagai berikut:8
1. Merupakan cara yang efektif untuk memodifikasi perilaku guru melalui
umpan balik.
7
Richards,J.C. & Farrell,T.S.C.(2011). Practice Teaching A Reflective Approach. New York:
Cambridge university Press.hal 6.
8
Singh,Y.K. & Nath,R.(2007). Teaching of General Science. New Delhi: A.P.H. Publishing
Corporation.hal.147.
12. 12
2. Dapat dilakukan dalam kondisi kelas nyata atau dalam kondisi simulasi.
3. Merupakan perangkat pelatihan untuk meningkatkan praktik mengajar
dan mempersiapkan guru yang efektif.
4. Pengetahuan tentang praktik dan keterampilan mengajar dapat diberikan
dengan menggunakan pembelajaran micro.
5. Kompleksitas pembelajaran dalam pembelajaran micro sama dengan
pembelajaran dikelas normal.
6. Pelatihan guru bersifat individual, artinya peserta pelatihan memiliki
kemajuan dalam mengembangkan keterampilan mengajar pada tingkatan
sendiri tergantung pada kemampuanya.
7. Mekanisme umpan balik dapat dikombinasikan dengan perangkat lain
seperti Simulated Social Skill Training (SSST) dan interaksi perangkat
analisis yang memberikan penguatan terus menerus kepada penampilan
mengajar dari peserta pelatihan.
8. Memungkinkan peningkatan pengendalian dan pengaturan praktik
mengajar.
9. Merupakan perangkat yang ekonomis, karena penggunaan rekaman
video memungkinkan peserta pelatihan untuk menganalisis penampilan
mengajarnya sendiri.
10. Memfokuskan pelatihan pada perilaku mengajar untuk memodifikasi dan
memperbaiki kearah yang diinginkan.
Pembelajaran micro berfokus pada satu keterampilan mengajar yang
merupakan bagian dari keterampilan mengajar seorang guru secara
keseluruhan. Asumsinya adalah bahwa setelah berlatih, keterampilan ini
dapat ditransfer kedalam konteks pembalajaran yang sesungguhnya. Namun
ini adalah sebuah asumsi yang sulit diverifikasi. Inilah yang menjadi slah satu
kelemahan dari pembelajaran micro. Selain itu pembelajaran yang
dilakukakan dalam durasi waktu 5-10 menit tampak seperti dipaksakan. Guru
kadang-kadang mengatakan bahwa mereka merasa tertekan dan terburu-buru
13. 13
karena waktu begitu singkat.9
Beberapa kelemahan lain dari pembelajaran
micro yaitu sebagai berikut:
1. Tidak dapat menjadi pengganti untuk pelajaran kelas nyata.
2. Tugas mengajar bukanlah untuk menghasilkan keterampilan sebagai
tujuan tetapi sebagai alat untuk mencapai tujuan.
9
Richards,J.C.& Farrell,T.S.C.(2011). Op.Cit.hal.6.
14. 14
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Pembelajaran micro (micro teaching) sebuah model pengajaran yang
dikecilkan atau disebut juga dengan real teaching. (Allen and Ryan 1969). Jumlah
pesertanya berkisar antara 5 sampai 10 orang, ruang kelasnya terbatas, waktu
pelaksanaanya berkisar antara 10 sampai 15 menit, terfokus kepada keterampilan
mengajar tertentu, dan pokok pembahasanya disederhanakan.
Tujuan diselenggaran pembelajaran micro menurut T. Gilarso bahwa tujuan
pembelajaran micro terbagi dua, tujuan umum melatih kemampuan dan
keterampilan dasar keguruan. Tujuan khusus, untuk melatih calon guru untuk
terampil dalam membuat desain pembelajaran, mendapat profesi keguruan,
menumbuhkan rasa percaya diri.
Melalui pembelajaran micro guru dapat mengembangkan rasa percaya diri
dan kesadaran dari beberapa aspek keterampilan mengajar. Guru dapat mencoba
keterampilan mengajar tertentu, selanjutnya guru akan mendapatkan umpan balik
yang akan memungkinkan mereka untuk mencoba lagi didasarkan pada komentar
yang diterima. Namun disamping itu micro teaching juga memiliki beberapa
kelemahan yang harus disikapi dengan bijak.
15. 15
DAFTAR PUSTAKA
Fauzi, Anis. & Ahmad Lughowi, Rifyal (2009). Pembelajaran Mikro Suatu Konsep dan
Aplikasi. Bandung: Diadit Media.
Asril, Zainal. (2012). Micro Teaching. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Singh,Y.K. & Nath,R.(2007). Teaching of General Science. New Delhi: A.P.H. Publishing
Corporation.
Mahndiratta,M. (2002). Encyclopedic Dictionary of education. Volume 3. New Delhi: Sarup
& Sons.
Richards,J.C. & Farrell,T.S.C.(2011). Practice Teaching A Reflective Approach. New York:
Cambridge university Press
Fauzi, Anis. & Ahmad Lughowi, Rifyal (2009). Pembelajaran Mikro Suatu Konsep dan
Aplikasi. Bandung: Diadit Media.