Dokumen tersebut merangkum peran diplomat Indonesia dalam memperjuangkan pengakuan kedaulatan RI di PBB melalui Sidang PBB dan UNCI pada 1947-1949. Diplomat utama yang disebutkan adalah Sutan Syahrir, Agus Salim, Lambertus Nicodemus Palar, dan Sumitro Djojohadikusumo. PBB membantu melalui Komisi Tiga Negara dan UNCI yang membantu perundingan Indonesia-Belanda.
2. PEMBAHASAN
Peran Diplomat RI dalam Sidang PBB
Sutan Syahrir
Agus Salim
Lambertius Nicodemus Palar
Sumitro Djojohadikusumo
Peran PBB dalam Memperjuangkan Kedaulatan RI
KTN
UNCI
3. SUTAN SYAHRIR
Pada bulan Agustus 1947, Sutan Syahrir menghadiri
Sidang PBB di Lake Success, Amerika Serikat. Pada
Sidang PBB tersebut, Syahrir berdebat dengan Menteri
Luar Negeri Belanda, E.N. van Kleffends. Menteri Luar
Negeri Belanda tersebut menyebutkan bahwa
Republik Belanda seperti microfon radio. Sutan Syahrir
membalas dengan mengatakan bahwa Indonesia
sudah memiliki kelengkapan negara yang sah seperti
pemerintah, wilayah dan tantara.
4. AGUS SALIM
Peran Agus Salim dimulai saat menjadi delegasi
pendahuluan di Jakarta pada tanggal 23 Oktober 1945
untuk membahas konflik Indonesia-Belanda. Dalam
perundingan tersebut, Belanda menegaskan bahwa
Indonesia masih menjadi bagian dari Kerajaan
Belanda. Pernyataan tersebut dibantah oleh Agus
Salim yang menganggap Belanda telah kalah dari
Jepang pada tahun 1942.
5. AGUS SALIM
Pada bulan April 1947, Agus Salim ditunjuk memimpin
misi diplomatic Indonesia untuk mengunjungi negara
– negara Islam di Timur Tengah. Berkat hal tersebut
Indonesia mendapat pengakuan kemerdekaan dari
Mesir, Suriah, Irak, Afganistan, dan Arab Saudi.
Pada bulan Agustus 1947, Dewan Keamanan PBB di
New York membuat agenda membahas AMB I.
Masalah tersebut ditanggapi dingin dunia, namun
berkat kepiawaian Agus Salim, pandangan negara
Barat dapat berubah dan bersimpati kepada Indonesia.
6. LAMBERTUS NICODEMUS PALAR
Kiprah L.N. Palar dimulai Ketika ditugasi menjadi
diplomat Bersama Sudharsono dan A.A. Maramis.
Ketiganya pernah ditunjuk mendirikan pemerintahan
pengasingan di India.
L.N. Palar ditunjuk menjadi juru bicara pada Sidang
Dewan Keamanan PBB
Saat AMB II L.N. Palar terus membujuk PBB untuk
mengeluarkan resolusi untuk gencatan senjata.
7. SUMITRO DJOJOHADIKUSUMO
Keterlibatan Sumitro Djojohadikusumo dimulai ketika
menghadiri Sidang PBB Lake Success. Bersama Sutan
Syahrir, Agus Salim, Charles Tambu, dan Soedjatmoko,
ia berjuang untuk mendapat perhatian PBB.
Dalam Sidang DK PBB mengeluarkan resolusi untuk
mengajak menghentikan tembak menembak. Sumitro
menjelaskan satu – satunya cara menyelesaikan
masalah adalah dengan membentuk komisi
pelaksanaan resolusi DK PBB.
8. Peran PBB Melalui Komisi Tiga Negara
Peran PBB Melalui UNCI
PERAN PBB SAAT
MEMPERJUANGKAN
KEDAULATAN
INDONESIA
9. KOMISI TIGA NEGARA
Pada tanggal 1 Agustus 1947, DK PBB membentuk Komisi
Jasa Baik (Committee of Good Office) yang dikenal
sebagai Komite Tiga Negara (KTN). KTN terbentuk
sebagai akibat dari Agresi Militer I. KTN berhasil
menghantarkan pihak Indonesia ke meja Perundingan
Renville. KTN memiliki anggota diantaranya
Australia dipilih Indonesia dan diwakili oleh Richard
Kirby
Belgia dipilih Belanda dan diwakili oleh Paul van
Zeeland
Amerika Serikat dipilih oleh Australia dan Belgia
sebagai pihak netral. Amerika diwakili oleh Frank
Graham
10. Sejarah Pendirian UNCI
Pendirian UNCI tidak terlepas dari organisasi KTN.
Pada tanggal 24 Januari 1949, DK PBB menggelar
siding untuk membahas AMB II. Hasilnya pada
tanggal 28 Januari 1949 PBB mengeluarkan poin poin
resolusi untuk mendamaikan Indonesia-Belanda,
diantaranya :
Penghentian operasi militer
Pembebasan tak bersyarat semua tahanan politik
Indonesia yang ditahan Belanda
Memberi kesempatan kepada Indonesia untuk
Kembali ke Yogyakarta
Mempercepat pembahasan perundingan Renville
Mengganti KTN dengan UNCI
12. PERNYATAAN INDONESIA DAN BELANDA DALAM UNCI
Pernyataan delegasi Indonesia Pernyataan delegasi Belanda
Menghentikan Gerakan militer dan
membebaskan tahanan politik
Menyetujui kembalinya pemerintahan
Republik Indonesia ke Yogyakarta
Menyetujui Republik Indonesia sebagai bagian
dari Negara Indonesia Serikat
Berusaha menyelenggarakan Konferensi Meja
Bundar
Soekarno dan Hatta dikembalikan ke Yogyakarta
Kesediaan mengadakan penghentian tembak
menembak
Kesediaan mengikuti KMB
Bersedia bekerjasama memulihkan perdamaian
dan ketertiban
13. MANFAAT INDONESIA MENJADI ANGGOTA PBB
1. PBB berjasa menyelesaikan pengembalian Irian Barat
ke pangkuan Republik Indonesia dengan mengirim
misi UNTEA
2. PBB banyak memberikan bantuan dalam bidang
ekonomi, social, dan budaya melalui organisasi
khusus, seperti IMF, IBRD, UNESCO dan WHO