Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan untuk bayi berat badan lahir rendah (BBLR) yang meliputi penyebab, diagnosa, dan tindakan keperawatan untuk BBLR
2. Beberapa penyebab BBLR adalah genetik, prematuritas, kembar, kondisi medis ibu selama kehamilan, serta faktor lingkungan
3. Tujuan utama asuhan keperawatan BBL
2. BBLR
• BB lahir bayi kurang dari 2,5kg
• 6 dari 100 bayi lahir dengan BB rendah
• Biasanya tjd karena bayi prematur
• Mneurut WHO (2015) 60-80% bayi meninggal
akibat BBLR
• Prevalensi 15,5% atau 20 juta bayi BBLR
dilahirkan setiap tahunnya, 96,5% terdapat di
negara berkembang
4. PREMATURITAS MURNI
• bayi lahir dengan umur kehamilan kurang dari
37 minggu dan mempunyai berat badan
sesuai dengan berat badan untuk masa
kehamilan atau disebut Neonatus Kurang
Bulan
5. DISMATURITAS
• bayi lahir dengan berat badan kurang dari
berat badan seharusnya untuk masa
kehamilan, dismatur dapat terjadi dalam
preterm, term, dan post term
6. Penyebab
• Genetik, misal: pd bayi India, Pakistan, Bangladesh, Afrika
Karibia atau Asli Afrika jika dibandingkan dengan bayi dr
Eropa
• Prematur
• Kembar
• Kondisi medis, perdarahan antepartum,
• Masalah pd plasenta misal: pre eklampsi (krn dpt
mengurangi aliran darah ke bayi)
• Tekanan darah ibu tinggi
• Masalah emosi ibu
• Usia Ibu <20th
• Keadaan sosek
9. • Perkembangan dan efek emosional pd bayi
BBLR tergantung pd 2 faktor:
• Penyebab BBLR
• Tahapan kehamilan dimana hambatan
pertumbuhan terjadi
10. Penanganan
• ASI
• Deteksi pertumbuhan & perkembangan
• Monitoring BB
• Mempertahankan suhu misal: KMC (utk bayi
<2kg) atau dg inkubator
• Perawatan kulit dan kebersihan tali pusat
• Deteksi dini dan penanganan infeksi dan
komplikasi termasuk RDS
11. • Kebutuhan nutrisi protein 3-5gr/KgBB
• Kalori 110 kal/KgBB
• Minum ASI sedikit tp sering krn refleks hisap
jelek
• Dpt dimulai diet eper sonde 50-60cc/KgBB/hr
12. DIAGNOSA KEP
• Tidak efektifnya pola nafas berhubungan
dengan maturitas pusat pernafasan,
keterbatasan perkembangan otot, penurunan
energi/kelelahan, ketidakseimbangan
metabolik
• Tujuan : Menunjukkan pola nafas yang efektif.
Kriteria : RR normal 40-60 kali/menit, jalan
nafas paten, irama reguler.
14. • Resiko tinggi tidak efektifnya thermoregulasi
berhubungan dengan perkembangan SSP
imatur (pusat regulasi suhu), penurunan rasio
massa tubuh terhadap area permukaan,
penurunan lemak sub kutan.
• Tujuan : Mempertahankan suhu tubuh dalam
batas normal
15. • 1. Kaji suhu dengan sering, periksa suhu rektal pada
awalnya, selanjutnya periksa suhu aksila atau gunakan alat
termostat dengan dasar terbuka dan penyebab hangat.
Ulangi setiap 15 menit selama penghangatan ulang.
• 2. Tempatkan bayi pada inkubator, tempat tidur terbuka
dengan penyebar hangat, atau tempat tidur terbuka
dengan pakaian tepat untuk bayi yang lebih besar atau
lebih tua gunakan bantalan pemanas di bawah bayi bila
perlu dalam hubungannya dengan tempat tidur isolette
atau terbuka.
• 3. Ganti pakaian atau linen tempat tidur bila basah,
pertahankan kepala bayi tetap tertutup.
16. • Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan immaturitas organ tubuh.
• Tujuan : - Peningkatan berat badan 20-30
gr/hr & Mempertahankan berat badan
17. • 1. Timbang berat badan bayi saat menerima di
ruang perawatan dan setelah itu setiap hari.
• 2. Auskultasi bising usus, perhatikan adanya
distensi abdomen, adanya tangisan lemah yang
diam bila dirangsang oral diberikan dan perilaku
menghisap.
• 3. Lakukan pemberian makan oral awal dengan 5-
15 ml air steril, kemudian dextrose dan air sesuai
protokol rumah sakit, berlanjut pada formula
untuk bayi yang makan melalui botol.
18. • Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas
kulit berhubungan dengan kapiler rapuh dekat
permukaan kulit
• Tujuan : Mempertahankan kulit utuh bebas
dari cedera dermal.
• Kriteria : Integritas kulit baik.
19. • 1. Inspeksi kulit, perhatikan area kemarahan atau
tekanan.
• 2. Berikan perawatan mulut dengan
menggunakan salin atau gliserin scrub.
• 3. Berikan latihan gerak, perubahan posisi rutin
dan bantal bulu domba atau terbuat dari bahan
yang lembut.
• 4. Mandikan bayi dengan menggunakan air steril
dan sabun meminimalkan manipulasi kulit bayi.
20. • Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan
respon
• Tujuan : Tidak terjadi infeksi.
• Kriteria : Leukosit normal, tali pusat tidak ada
tanda-tanda infeksi. imun imatur.
21. • 1. Tingkatkan cara-cara mencuci tangan pada
staff, orang tua dan pekerja lain
• 2. Pantau pengunjung
• 3. Pantau akan adanya lesi kulit
• 3. Kaji bayi terhadap tanda-tanda infeksi,
misalnya : suhu, letargi tau perubahan perilaku
• 4. Lakukan perawatan tali pusat sesuai local
rumah sakit
• 5. Berikan ASI untuk pemberian makan bila
tersedia