1. PEMIKIRAN FILSUF/ TOKOH
FILSAFAT ILMU
SYED MUHAMMAD NAQUIB AL-
ATTAS
OLEH :
NAMA : HENDRY SUTOYO
NIM : 17060484091
KELAS : IKOR 2017 C
JURUSAN/ PRODI : PENKESREK/ IKOR
2. BIOGRAFI
Nama lengkap Syed Muhammad Naquib Al-Attas adalah
Syed Muhammad Naquib bin Ali bin Abdullah bin Muhsin bin
Muhammad al-Attas. Beliau lahir di Bogor, Jawa Barat, pada tanggal 5
september 1931. Ia adik kandung dari Prof. DR. Hussein Al-Attas,
seorang ilmuwan dan pakar sosiologi di Univeritas Malaya, Kuala
Lumpur Malaysia. Ayahnya bernama Syed Ali bin Abdullah AL-Attas,
sedangkan ibunya bernama Syarifah Raguan Al-Idrus, keturunan
kerabat raja-raja Sunda Sukapura, Jawa Barat. Ayahnya berasal dari Arab
yang silsilahnya merupakan keturunan ulama dan ahli tasawuf
yangterkenal dari kalangan sayid.
3. Tujuan Pendidikan Islam
Menurut pemikiran Naquib al-Attas yang beranggapan bahwa tujuan
pendidikan Islam adalah menanamkan kebajikan dalam “diri manusia” sebagai
manusia dan sebagai diri individu. Tujuan akhir pendidikan Islam adalah
menghasilkan manusia yang baik, yakni kehidupan materiil dan spiritualnya.
Di samping tujuan pendidikan Islam yang menitikberatkan pada
pembentukan aspek pribadi individu, juga mengharapkan pembentukan
masyarakat yang ideal tidak terabaikan. Seperti dalam ucapannya, “Karena
masyarakat terdiri dari perseorangan maka membuat setiap orang atau sebagian
besar diantaranya menjadi orang-orang baik berarti pula menghasilkan suatu
masyarakat yang baik” (Al-Attas, 1991:23).
4. Sistem Pendidikan Islam
Sebagaimana yang tertuang dalam tujuan pendidikan Islam di atas,
bahwa al-Attas mendeskripsikan tujuan tersebut adalah mewujudkan manusia
sempurna, insan kamil. Dengan begitu, berarti sistem pendidikan Islam harus
memahami seperangkat bagian-bagian yang terkait satu sama lain dalam sistem
pendidikan. Maksudnya pendidikan Islam harus mencerminkan aspek manusia
itu sendiri, bukannya negara. Perwujudan paling tinggi dan sempurna dari sistem
pendidikan adalah Universitas. Menurut al-Attas, Universitas Islam yang
dirancang untuk mencerminkan yang universal, harus pula merupakan
pencerminan manusia itu sendiri.
5. Sedangkan yang termasuk ilmu rasional dan sejenisnya adalah ilmu-ilmu kemanusiaan,
ilmu-ilmu alam, dan ilmu-ilmu terapan. Menururt al-Attas, bagian yang termasuk ilmu
kemanusian seharusnya ditambah dengan pengetahuan Islam. Karena semua disiplin ilmu
harus bertolak kepada Islam. Karena itu ia menganjurkan agar pengetahuan tersebut
ditambahkan disiplin-disiplin baru yang berkaitan dengan hal berikut ini:
1. Perbandingan agama dari sudut Islam
2. Kebudayaan dan peradaban Barat, khususnya kebudayaan dan peradaban yang selama ini
dan di masa datang berbenturan dengan Islam.
3. Ilmu-ilmu linguistik; bahasa-bahasa Islam, tata bahasa, dan literatur.
4.Sejarah Islam; pemikiran kebudayaan dan peradaban Islam, perkembangan ilmu-ilmu
sejarah Islam, filsafat-filsafat sains Islam, Islam sebagai sejarah dunia (al-Attas, 1990:91).
6. Sesuai dengan pandangan al-Attas tentang ilmu, Universitas
Islam mesti mengintegrasikan ilmu pengetahuan dan nilai
demi terwujudnya manusia ideal, yaitu manusia beradab.