SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
1. Tugas
1.1 Contoh bahan kimia pada simbol berbahaya.
Harmful irritant (bahaya,
iritasi)
Benzyl Klorida,Aseton
Explosive (bersifat mudah
meledak)
NH4NO3, C7H5N3O6
Corrosive (korosif)
Klor, Belerang dioksida
Oxidizing (pengoksidasi)
H2O2, KCl03
Dangerous for
Enviromental (Bahan
berbahaya bagi
lingkungan)
Petroleum Bensin,
Toxic (beracun) Arsen triklorida, Merkuri klorida
Flammable (mudah
terbakar)
C6H6,Aseton
1.2 MSDS (Material Safety Data Sheet) bahan kimia
MSDS Benzyl Klorida
Bentuk Cair
Bau Menyengat
Rasa Tidak Tersedia
Berat Molekul 126.59 g/mole
Warna Tidak Bewarna
pH (1%) Tidak Ditemukan
Titik Didih 179°C (354.2°F)
Titik Leleh -43°C (-45.4°F)
Titik Nyala Not available.
Tekanan Uap 0.1 kPa (@ 20°C)
Densitas 4.36 (Air = 1)
Keatsirian 100% (v/v).
MSDS Aseton
Bentuk cair
Warna tidak berwarna
Bau menyengat
Rentang/titik lebur -95.35 °C
Rentang/titik didih 56.2 °C
Titik nyala -20 °C
Suhu swa-sulut/suhu
penyulutan otomatis 465 °C
Batas ledakan bawah 2.6 %(V)
Batas ledakan atas 12.8 %(V)
Tekanan uap 307.974 hPa; 25 °C
Densitas 0.79 g/cm3
Kelarutan dalam air larut
Viskositas, kinematis 0.4 mm2/s
Berat jenis uap relatif 2
MSDS 𝐍𝐇 𝟒 𝐍𝐎 𝟑
Bentuk Padat
Bau Tidak berbau
Rasa Tidak Tersedia
Berat Molekul 80.05 g/mole
Warna Tidak Tersedia
pH (1%) 4.5 - 6.0 @ 25 deg.
Titik Didih 210°C (410°F)
Titik Leleh 169.6°C (337.3°F)
Titik Nyata Tidak Tersedia
Tekanan Uap Not applicable.
Densitas Tidak Tersedia
Keatsirian Tidak Tersedia
Kelarutan dalam air Tidak Tersedia
MSDS TNT
Keadaan fisik pada suhu kamar kuning, berbau padat
Berat Molekul (g/ mol) 227,13
Kelarutan air (% pada 20°C) 0,013
Koefisien partisi (KOW) 1,6
Titik didih(°C) 240
Titik lebur(°C) 80,8
Tekanan uap pada 20°C(mm Hg)1,99 x 10-4
Densitas (g/cm3 pada 20°C) 1,654
MSDS Klor
Penampilan Kuning-kehijauan gas
Gravitasi gas Gas kering (2.48 @ 0°C)
Kelarutan Larut (1.47 @ 0/4°C)
Bau Tajam
Titik Leleh -101°C (-150°F)
Berat molekul 70.9
Mudah menguap >99.5
Tekanan uap 73 psia @ 50°F
Daya larut dalam air Sedikit Larut
Densitas 2.5 (Air=1)
MSDS Belerang Dioksida
Penampilan Tidak Berwarna gas
Solubility (water) Terlarut
Bau Berbau tajam
Specific Gravity Tidak Tersedia
pH ACIDIC %
Volatiles Tidak tersedia
Tekanan uap Tidak tersedia
Mudah terbakar Tidak mudah terbakar
Densitas uap Tidak tersedia
Titik api Tidak bersangkutan
Titik didih -10°C
Upper Explosion Limit Tidak bersangkutan
Titik leleh -72.4°C
Lower Explosion Limit Tidak bersangkutan
Evaporation Rate Tidak tersedia
Autoignition Temperature Tidak tersedia
MSDS 𝐇 𝟐 𝐎 𝟐
Penampilan tak berwarna ,sedikit kabur
Bau berbau seperti bunga dan buah
pH berkonsentrasi 5,0
Bentuk fisik cairan
Gravitasi 1,035
Viskositas tidak kental
Titik didih N.AP
Titik lebur N.AP
UEL N.AP
LEL N.AP
Tingkat penguapan N.AP
Tekanan uap N.AP
Densitas N.AP
Kelarutan larut
MSDS 𝐊𝐂𝐥𝟎 𝟑
Keadaan fisik dan penampilan Solid
Bau Tidak tersedia
Rasa Tidak tersedia
Berat molekul 122,55 g/ml
Warna Tidak tersedia
pH(1%) Tidak tersedia
Titik didih Terurai
Titik lebur 368 °C
Suhu Kritis Tidak Tersedia
Berat Jenis 2,34(Air=1)
Tekanan uap Tidak dipakai
Densitas uap Tidak tersedia
MSDS Petroleum Eter
Fisik dan Penampilan Cair
Bau Ringan
Rasa Tidak Tersedia
Berat Molekul Tidak tersedia
Warna Bening
pH (1% soln/water) Tidak tercantum
Titik didih 60°C (140°F)
Titik leleh Tidak tersedia
Suhu kritis Tidak tersedia
Specific Gravity 0.7 (Water = 1)
Tekanan uap Tidak tersedia.
disensitas 3.9 (Air = 1)
Volatility Tidak tersedia
Odor Threshold Tidak tersedia
Water/Oil Dist .Coeff Tidak tersedia
Ionicity (in Water) Tidak tersedia
Dispersion Properties Tidak tersedia.
Solubility Larut dalam air dingin
MSDS Arsen triklorida
Fisik dan Penampilan Padat
Bau Tidak Tersedia
Rasa Tidak Tersedia
Berat Molekul 74.92 g/mol
Warna Seperti perak
pH (1% soln/water): Tidak Tercantum
Titik didih Tidak tersedia
Titik leleh 615°C (1139°F)
Suhu Kritis Tidak tersedia
gravitasi 5.72 (Water = 1)
Tekanan uap tidak tercantum
Densitas uap tidak tersedia
Viskositas Tidak tersedia
Odor Threshold Tidak tersedia
Water/Oil Dist. Coeff. Tidak tersedia
Kelarutan (in Water) Tidak tersedia
Dispersion Properties Tidak tersedia
Solubility: Dapat larut dalam air dingin, air panas
MSDS Merkuri klorida/ HgCl2
Potensi Efek Kesehatan Akut:
Berbahaya jika terkena mata, kulit, tertelan dan terhirup. Korosif terhadap mata dan kulit.
Jumlah kerusakan jaringan tergantung seberapa lama tersentuh. Terkena mata akan
mengakibatkan kerusakan pada kornea atau kebutaan. Terkena kulit dapat menyebabkan
peradangan dan gatal gatal. Menghirup gasnya akan menyebabkan iritasi pada saluran
pencernaan atau pernapasan, yang ditandai dengan rasa terbakar, bersin dan batuk. Jika
terhirup dalam waktu yang sangat lama akan menyebabkan kerusakan pada paru-paru,
tersedak, pingsan bahkan kematian. Peradangan mata ditandai dengan kemerahan, berair,
dan gatal-gatal. Radang kulit ditandai dengan gatal, kemerahan scaling,, atau, kadang-
kadang, memerah.
Potensi Efek Kesehatan kronis:
Sangat berbahaya jika terjadi kontak kulit (iritan), kontak mata (iritan), dan terhirup.
Efek-efek Karsinogenik: Baris MUNGKIN oleh IRIS, 3 (bukti samar-samar.) Dengan
NTP. A4 (Tidak diklasifikasikan untuk manusia atau hewan.) Oleh ACGIH. Mutagenik
EFEK: Mutagenic untuk sel somatik mamalia. Mutagenik untuk bakteri dan ragi.
Substansi adalah racun bagi otak, sistem saraf perifer, kulit, sistem saraf pusat (SSP),
mata, lensa atau kornea. Substansi mungkin beracun untuk sistem reproduksi. Berulang
atau berkepanjangan paparan substansi dapat menghasilkan kerusakan target organ.
Paparan berulang dari mata ke tingkat butiran zat yang rendah dapat menghasilkan iritasi
mata. Paparan berulang pada kulit dapat menghasilkan kerusakan kulit lokal, atau
dermatitis. Terhirup dari debu dapat menghasilkan berbeda-beda pernapasan iritasi atau
kerusakan paru-paru. Pemaparan berulang terhadap bahan yang sangat beracun dapat
menghasilkan kerusakan umum kesehatan oleh akumulasi dalam satu atau organ manusia
banyak. Inhalasi diulang atau diperpanjang debu dapat menyebabkan pernafasan kronis
iritasi.
MSDS 𝐂 𝟔 𝐇 𝟔/ Benzena
Benzena merupakan cairan yang tak berwarna, baunya yang khas, mudah menguap,
larutdalam pelarut yang sedikit polar dan nonpolar seperti eter dan tetraklorometana dan
tidak larut dalam pelarut polar seperti air tapi. Bersifat karsinogenik, mutagenik, mudah
terbakar,iritan, dan toksik.
Efek terhadap kesehatan :
Bila terkena bisa menimbulkan iritasi pada mata, dan kulit.Dapat mengakibatkan kanker,
dapat menyebabkan kerusakan gen yang diturunkan, bilatertelan maka akan
menyababkan kerusakan paru-paru.
Nilai ambang batas :
10 ppm (32 mg/m
Toksisitas :
LDLO : 50 mg/kg (IUCLID)
MSDS Aseton
Tindakan Penanggulangan Kebakaran
Media pemadam yang sesuai Semprotan air, Busa tahan-alkohol, Bahan kimia kering,
Karbon dioksida (CO2)
Media pemadam yang
tidak boleh digunakan
karena alasan
keselamatan
Tidak tersedia informasi.
Bahaya tertentu selama
memadamkan kebakaran
Api bisa meluncur balik pada rentang jarak yang cukup
panjang.
Alat perlindungan khusus
bagi petugas pemadam
kebakaran
Pakai alat bantu pernapasan SCBA dan pakaian pelindung.
Alat Pelindung Diri
Perlindungan pernapasan Pada kondisi ventilasi yang tidak baik, kenakan peralatan
pernapasan yang cocok.
Pelindung tangan sarung tangan cocok untuk kontak permanen:
Materi: karet butil
Waktu terobosan: 4 h
Ketebalan bahan: 0.5 mm
sarung tangan tidak cocok
Materi: Polivinilklorida, kulit, karet nitril/getah nitril, karet
alam/getah alam
Pelindung mata Kacamata-pengaman berpelindung-samping
Pelindung kulit dan tubuh Pakaian pelindung, Sepatu pengaman
Tindakan higienis Cuci tangan sebelum waktu istirahat dan segera setelah
menangani produk.
Langkah-langkah
Perlindungan Pakailah peralatan perlindungan yang sesuai
1.3 Fungsi Lemari Asam dalam Laboratorium Kimia
Sebagai tempat mereaksikan senyawa yang pekat (asam/basa) atau logam alkali yang
berbahaya yang menghasilkan gas/uap/kabut, dan tempat untuk penggunaan bahan kimia yang
mudah menguap (asam, oksidator kuat). Lemari asam menyedot semua gas-gas yang terbentuk
dari senyawa kimia atau gas yang mudah menguap dengan menggunakan motor blower dan
dibuang di udara bebas. Sekarang ini Lemari Asam dilengkapi dengan wet scrubber yang
berfungsi untuk menjebak dan menetralisir gas/uap/kabut sebelum dibuang ke udara bebas –
yang harapannya aman bagi lingkungan.
Lemari Asam harus sesuai fungsi dan kegunaannya. Lemari Asam harus kokoh, kuat, tahan
kimia, tahan panas, tahan asam dan penyedotan gas/uap/kabut berjalan dengan baik
(Sumardjo,2006).
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pipet Volum
Alat Laboratorium yang bagian tengahnya terdapat skala tertentu yang digunakan
untuk mengambil larutan sesuai volum yang diinginkan (Moore,2011).
2.2 Pipet Ukur
Alat ini terbuat dari kaca dengan volum terntentu dan digunakan untuk mengambil
larutan dengan volum terntentu (Moore,2011).
2.3 Labu Ukur
Untuk Membuat dan atau mengencerkan larutan dengan tingkat ketelitian yang
tinggi (Pauling,2012)
2.4 Buret
Alat yang digunakan untuk titrasi namun dalam keadaan tertentu dapat pula
digunakan untuk mengukur volum suatu larutan. Alat ini terbuat dari kaca dan
terdapat skala dakran (Pauling,2012).
2.5 Erlenmeyer
Alat atau tempat untuk membuat larutan. Dalam membuat larutan Erlenmeyer
selalu digunakan (Linus,2012).
2.6 Spektrofotometer
Alat yang digunakan untuk mengukur absorbansi dengan cara melewatkan cahaya
dengan panjang gelombang tertentu pada suatu objek kaca atau kuarsa yang
disebut kuvet (Moore,2011).
2.7 Tabung Reaksi
Alat laboratorium terbuat dari kaca berbentuk tabung yang digunakan untuk
mereaksikan dua atau lebih zat (Moore,2011).
2.8 Timbangan Analitik
Alat laboratorium yang digunakan untuk menimbang zat yang membutuhkan
ketelitian tinggi dan dalam skala kecil/mikro (Pauling.2012)
2.9 Pipet Tetes
Alat yang terbuat dari kaca yang ujung atasnya tertutup karet yang digunakan
untuk meneteskan atau mengambil larutan dengan jumlah kecil.(Pauling.2012)
2.10 Bulb
Alat laboratorium yang berupa bola bertangkai yang digunakan untuk membantu
proses pengambilan cairan. Bahan bola ini terbuat dari karet yang disertai dengan
tanda untuk menyedot cairan. (Bishup.2012)
2.11 pH Meter
Merupakan alat yang digunakan untuk mengukur derajat keasaman atau
kebasaan.(Bishup.2012)
DAFTAR PUSTAKA
Bishup, David M. 2012. Group Theory and Chemistry. Oxford: Dover Publication
Considine, Glenn D. 2005. Van Nostrand’s Encyclopedia of Chemistry. St Hoboken:
Wiley Interscience
Imamkhasani, Soemanto. 2008. Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam
Laboratorium Kimia. Yogyakarta: Binalab Indonesia
Moore, John T. 2011. Chemistry for Dummies. St Hoboken: Wiley Publising
Sumardjo, Damin. 2006. Pengantar Kimia. Bandung: Penerbit Buku Kedokteran
Sutrisno, Julius. 2015. Ensiklopedia Kimia. Jakarta: PT Lentera Abadi
DAFTAR PUSTAKA TAMBAHAN
Anonim. 2008. Buku Pedoman Pelaksanaan Kesehatan Keselamatan Kerja.
Laboratorium Kimia Analitik Jurusan Kedokteran Hewan FKG. Universitas
Airlangga. Surabaya.
Curran, Greg. 2006. Chemistry. London: Homework Helpers
Gunawan, Edy. 2011. Keselamatan Kesehatan Kerja dan Ergonomi (K3E). Surakarta:
Harapan Press
3. Pembahasan
3.1 Tujuan Pengenalan Alat dan Budaya K3
Praktikan dapat mengetahui nama alat-alat yang digunakan di dalam
laboratorium kimia serta mengetahui fungsinya dan mengetahui cara penggunaan
beberapa alat-alat dalam laboratorium (Gunawan,2008)
3.2 Pengenalan Alat
Penggunaan pipet volum hanya bisa digunakan untuk mengambil larutan
sesuai dengan volum yang tertera dalam pipet. Larutan disedot dengan bulb dan
disesuaikan sampai garis yang tertera didalam pipet. Sama dengan pipet volum
pipet ukur juga digunakan untuk mengambil larutan dengan volum tertentu. Jika
larutan itu bening maka pengukuran dibawah cekung dan jika larutan yang diukur
merupakan larutan berwarna maka pengukurannya di atas cekung.
Penggunaa bulb, bulb sendiri digunakan untuk menghisap larutan dengan
bantuan pipet(Bishup.2012). Cara penggunaan bulb adalah dibagian atas terdapat
tombol dengan huruf “A” (Aspirate) digunakan untuk mengeluarkan udara dari
filler dibagian tengah terdapat tombol dengan huruf “S”(Suction) yang digunakan
untuk menyedot larutan dan sebelah samping terdapat tombol dengan huruf “E”
(Exhaust) yang digunakan untuk mengeluarkan larutan.
Penggunaan labu ukur, labu ukur digunakan untuk membuat dan
mengencerkan larutan dengan tingkat ketelitian tinggi (Pauling.2012). Saat ingin
mengocok labu ukur ada standar sendiri yaitu pertama jari tulunjuk memegang
bagian atas labu ukur lalu pegang dengan tiga jari lainnya. Saat mengocok
gerakan mirip seperti mengangkat burble lalu di botol di bolak-balik sebanyak 12
kali pengocokkan.
Penggunaan buret dan erlenmeyer, buret digunakan untuk titrasi
(Pauling,2012) sedangkan Erlenmeyer digunakan untuk membuat larutan
(Linus,2012). Buret terdiri dari dua ada yang berwarna bening dan berwarna gelap,
buret yang berwarna bening digunakan untuk larutan yang berwarna bening
sedangkan yang berwarna gelap digunakan untuk larutan berwarna pekat. Cara
penggunaan buret yaitu letakkan erlemeyer dibawah buret sesuaikan tinggi buret
dengan erlyenmeyer. Saat ingin membuka lubang peluklah pembuka dengan
kedua jari tangan kiri sedangkan tangan kanan memegang erlenmeyer lalu putar
erlenmeyer dengan pelan-pelan sampai larutan habis didalam buret.
Penggunaan spektrofotometer dan kuvet. Spektrofotometer digunakan untuk
mengukur absorbansi dengan cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang
tertentu pada suatu objek kaca atau kuarsa yang disebut kuvet (Moore,2011).
Langkah-langkah penggunaan spektrofotometer, pertama tama nyalakan mesin
selama 15 menit untuk dipanaskan lalu pencet tombol kalibrasi selanjutnya
letakkan kuvet yang terdapat tanda segitiga kedalam mesin dan menghadap
gambar yang berbentuk segitiga. Lalu pilih besar panjang gelombang lalu pencet
tombol absorbansi. Setiap ganti besar panjang gelombang maka harus di kalibrasi
kembali.
Penggunaan tabung reaksi, tabung reaksi digunakan untuk mereaksikan dua
atau lebih larutan (Moore,2011). Saat ingin memanaskan larutan menggunakan
tabung reaksi gunakanlah penjepit kayu dekatkan tabung dengan api namun
arahkan mulut tabung kearah ruang yang kosong agar saat tabung panas dan
larutan tiba-tiba mendidih tidak mengenai kita dan orang lain. Saat memanaskan
tabung dekat dengan api usahakan selalu menggoyang-goyangkan tabung agar
larutan yang mendidih tidak keluar.
Penggunaan timbangan analitik, timbangan analatik digunakan untuk
menimbang zat yang membutuhkan ketelitian tinggi dan dalam skala kecil/mikro
(Pauling,2012). Saat menimbang dengan gelas arloji yang berupa padatan bukalah
pintu kaca yang berada disamping kanan dan kiri saat ingin mengambil bahan
gunakan spatula, saat membuka pintu usahakan jangan dibuka terlalu lama agar
tidak terkontaminasi debu yang dapat membuat penimbangan menjadi tidak akurat.
Sedangkan jika ingin menimbang larutan gunakanlah pintu yang berada dibagian
atas letakkan laturan kedalam gelas beker dan masukkan kedalam timbangan.
Sebelum menimbang pencetlah tombol agar berat gelas beker atau gelas arloji
menjadi nol.
Penggunaan hotplate stirrer, hotplate stirrer sendiri digunakan untuk mengaduk
dan memanaskan larutan (Kiecky,2011). Sebelum gunakan biarkan mesin panas
selama 15 menit letakkan gelas beker diatas hotplate lalu akan dimasukkan alat
yang bernama magnetic stirrer yang digunakan untuk memutar larutan
(Kiecky,2011) sesuaikalah kecepatan stirrer dan pemanas.
Penggunaan lemari asam, lemari asam digunakan sebagai tempat mereaksikan
senyawa pekat yang berbahaya yang menghasilkan gas yang dikeluarkan di udara
bebas dengan menggunakan blower (Sumardjo,2006). Saat mereaksikan bahan
masukan kedua tangan dan gunakanlah sarung tangan agar lebih aman lalu lihat
lah diluar kaca jangan menengok kebawah.
Penggunaan pH meter, pH meter digunakan untuk mengukur derajat
keasamaan dan kebasaan suatu zat (Bishup,2012). Cara penggunaan pH meter
digital ini sedikit rumit pertama-gunakan kertas lakmus agar mengetahui zat
tersebut asam atau basa setelah itu nyalakkan alat dan pencet tombol kalibrasi
setiap kali pengecekkan maka harus dibersihkan tempatnya. Cara pembersihan
elektroda ialah usahakan searah sehingga kotoran yang sudah terlepas tidsk
kembali menempel sedangkan untuk probe yang cukup ditepuk-tepuk
menggunakan tangan yang dilapisi tissue.
Penggunaan corong pisah, corong pisah digunakan untuk memisahkan larutan
yang memiliki 2 atau lebih layer (Gunawan,2008). Penggunaan kertas saring,
kertas saring digunakan untuk menyaring larutan dari koloid (Donald,2009). Cara
pelipatan kertas saring ada standarnya tersendiri yaitu kertas dilipat menjadi dua
setelah itu dilipat lagi menjadi dua lalu lipat hingga membentuk segitiga setelah
itu lipat kebawah sisi kanan dan sisi kiri lalu lipat lagi kebawah ke sisi kanan dank
e sisi kiri kemudian buka kertas saring sehingga terbentuk pola yang meruncing
lalu letakkan diatas corong.
3.3 Hal- Hal yang harus Dilakukan pada saat Bekerja di Laboratorium
a. Tahap Persiapan
Dapat mengetahui cara kerja pelaksanaan praktikum serta mengetahui sifat
bahan yang akan digunakan sehingga terhindar dari kecelakaan kerja selama di
Laboratotium. Lalu mengetahui peralatan yang digunakan serta fungsi dan cara
penggunaannya. Dan dapat mempersiapkan alat pelingdung diri seperti jas
praktikum lengan panjang, masker, sarung tangan karet, dll.
b. Tahap Pelaksanaan
Mengenakan alat pelindung diri lalu mengambil bahan seperlunya dapat
menggunakan peralatan percobaan dengan benar. Mengetahui cara membuang
limbah pada tempat yang sesuai. Dan mampu bekerja dengan tertib, tenang
dan hati-hati, serta catat data yang seperlunya.
c. Tahap Pasca Pelaksanaan
Cuci peralatan yang digunakan kemudian kembalikan ke tempat semula,
matikan peralatan, kran air, dan tutup bahan kimia dengan rapat lalu bersihkan
meja praktikum dan rapika. Cuci tangan dan lepaskan jas praktikum sebelum
keluar laboratotium.
4. Kesimpulan
Dari percobaan di atas ,dapat disimpulkan bahwa banyak hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam melaksanakan praktikum di Laboratorium seperti prosedur pakaian
yang digunakan lalu alat alat yang berada di dalam Laboratotium serta bahan- bahan
kimia dan cara menghindari kecelakaan kerja saat berada di Laboratorium. Alat-alat
yang digunakan dalam praktikum memiliki fungsi dan perawatannya sendiri-sendiri.
Peralatan yang digunakan untuk di Laboratorium terbagi menjadi dua bagian yaitu
peralatan gelas seperti pipet volum, pipet ukur, gelas beker, pipet tetes, corong,
erlenmeyer, tabung reaksi, gelas ukur, buret, labu ukur dll serta peralatan non gelas
seperti spektrofotometer, timbangan analitik, pH meter digital, lemari asama, hotplate
stirrer dll. Jadi, alat – alat yang berada di dalam laboratorium harus digunakan
sebagaimana mestinya serta mematuhi tata tertib yang berada di dalam laboratorium.

More Related Content

What's hot

P3K Karena Bahan Kimia - Manajemen Laboratorium Kimia
P3K Karena Bahan Kimia - Manajemen Laboratorium KimiaP3K Karena Bahan Kimia - Manajemen Laboratorium Kimia
P3K Karena Bahan Kimia - Manajemen Laboratorium Kimia
Asida Gumara
 
Reaksi dan-pembuatan-senyawa-kompleks fix
Reaksi dan-pembuatan-senyawa-kompleks fixReaksi dan-pembuatan-senyawa-kompleks fix
Reaksi dan-pembuatan-senyawa-kompleks fix
Silvia Marceliana
 
Ppt hidrokarbon
Ppt hidrokarbonPpt hidrokarbon
Ppt hidrokarbon
sari_sari
 
Makalah Lengkap Globalisasi
Makalah Lengkap GlobalisasiMakalah Lengkap Globalisasi
Makalah Lengkap Globalisasi
Cici Cweety
 
Reaksi adisi aldehid dan keton
Reaksi adisi aldehid dan ketonReaksi adisi aldehid dan keton
Reaksi adisi aldehid dan keton
DM12345
 

What's hot (20)

P3K Karena Bahan Kimia - Manajemen Laboratorium Kimia
P3K Karena Bahan Kimia - Manajemen Laboratorium KimiaP3K Karena Bahan Kimia - Manajemen Laboratorium Kimia
P3K Karena Bahan Kimia - Manajemen Laboratorium Kimia
 
KESELAMATAN KERJA LABORATORIUM
KESELAMATAN KERJA LABORATORIUMKESELAMATAN KERJA LABORATORIUM
KESELAMATAN KERJA LABORATORIUM
 
Bahan Ajar Alat Industri Kimia
Bahan Ajar Alat Industri KimiaBahan Ajar Alat Industri Kimia
Bahan Ajar Alat Industri Kimia
 
Kelarutan dan hasil kali kelarutan
Kelarutan dan hasil kali kelarutanKelarutan dan hasil kali kelarutan
Kelarutan dan hasil kali kelarutan
 
Reaksi dan-pembuatan-senyawa-kompleks fix
Reaksi dan-pembuatan-senyawa-kompleks fixReaksi dan-pembuatan-senyawa-kompleks fix
Reaksi dan-pembuatan-senyawa-kompleks fix
 
Sosialisasi Internet Sehat dan Aman
Sosialisasi Internet Sehat dan AmanSosialisasi Internet Sehat dan Aman
Sosialisasi Internet Sehat dan Aman
 
Ppt hidrokarbon
Ppt hidrokarbonPpt hidrokarbon
Ppt hidrokarbon
 
Alkanon (Keton)
Alkanon (Keton)Alkanon (Keton)
Alkanon (Keton)
 
Makalah Lengkap Globalisasi
Makalah Lengkap GlobalisasiMakalah Lengkap Globalisasi
Makalah Lengkap Globalisasi
 
Etika Digital
Etika DigitalEtika Digital
Etika Digital
 
Kimia Organik (Alkohol dan eter)
Kimia Organik (Alkohol dan eter) Kimia Organik (Alkohol dan eter)
Kimia Organik (Alkohol dan eter)
 
High Performance Liquid Chromatography
High Performance Liquid ChromatographyHigh Performance Liquid Chromatography
High Performance Liquid Chromatography
 
Reaksi adisi aldehid dan keton
Reaksi adisi aldehid dan ketonReaksi adisi aldehid dan keton
Reaksi adisi aldehid dan keton
 
Makalah titrasi asam basa
Makalah titrasi asam basaMakalah titrasi asam basa
Makalah titrasi asam basa
 
Karakterisasi bet
Karakterisasi betKarakterisasi bet
Karakterisasi bet
 
P h metri
P h metriP h metri
P h metri
 
Laporan Praktikum Kimia - Titrasi Asam Basa
Laporan Praktikum Kimia - Titrasi Asam BasaLaporan Praktikum Kimia - Titrasi Asam Basa
Laporan Praktikum Kimia - Titrasi Asam Basa
 
Transmission electron microscopy
Transmission electron microscopyTransmission electron microscopy
Transmission electron microscopy
 
EKSTRAKSI
EKSTRAKSIEKSTRAKSI
EKSTRAKSI
 
Minyak bumi (ppt. show)
Minyak bumi (ppt. show)Minyak bumi (ppt. show)
Minyak bumi (ppt. show)
 

Viewers also liked (7)

Kingdom fungi
Kingdom fungiKingdom fungi
Kingdom fungi
 
EFEKTIFITAS PENGELOLAAN LIMBAH CAIR DI RUMAH SAKIT PELITA INSANI MARTAPURA K...
EFEKTIFITAS PENGELOLAAN LIMBAH CAIR  DI RUMAH SAKIT PELITA INSANI MARTAPURA K...EFEKTIFITAS PENGELOLAAN LIMBAH CAIR  DI RUMAH SAKIT PELITA INSANI MARTAPURA K...
EFEKTIFITAS PENGELOLAAN LIMBAH CAIR DI RUMAH SAKIT PELITA INSANI MARTAPURA K...
 
ppt biologi bab 1
ppt biologi bab 1ppt biologi bab 1
ppt biologi bab 1
 
Keselamatan Kerja di Laboratorium
Keselamatan Kerja di LaboratoriumKeselamatan Kerja di Laboratorium
Keselamatan Kerja di Laboratorium
 
Pengolahan Limbah Laboratorium
Pengolahan Limbah LaboratoriumPengolahan Limbah Laboratorium
Pengolahan Limbah Laboratorium
 
Pemanfaatan it dan ict dalam pembelajaran kimia
Pemanfaatan it dan ict dalam pembelajaran kimiaPemanfaatan it dan ict dalam pembelajaran kimia
Pemanfaatan it dan ict dalam pembelajaran kimia
 
Bahan mudah terbakar (flammable)
Bahan mudah terbakar (flammable)Bahan mudah terbakar (flammable)
Bahan mudah terbakar (flammable)
 

Similar to Laporan bab i budaya k3

Slide-CIV-306-CIV-306-Kualitas-Air-P7.pptx
Slide-CIV-306-CIV-306-Kualitas-Air-P7.pptxSlide-CIV-306-CIV-306-Kualitas-Air-P7.pptx
Slide-CIV-306-CIV-306-Kualitas-Air-P7.pptx
AiniZahra12
 
Bab i & ii budaya K3 dan pembuatan larutan
Bab i & ii budaya K3 dan pembuatan larutanBab i & ii budaya K3 dan pembuatan larutan
Bab i & ii budaya K3 dan pembuatan larutan
Andreas Cahyadi
 

Similar to Laporan bab i budaya k3 (20)

Safety Data Sheets
Safety Data SheetsSafety Data Sheets
Safety Data Sheets
 
Modul 1.pptx
Modul 1.pptxModul 1.pptx
Modul 1.pptx
 
HNO3
HNO3HNO3
HNO3
 
Asam karboksilat dan turunannya dalam kehidupan
Asam karboksilat dan turunannya dalam kehidupanAsam karboksilat dan turunannya dalam kehidupan
Asam karboksilat dan turunannya dalam kehidupan
 
Bahan kimia berbahaya
Bahan kimia berbahayaBahan kimia berbahaya
Bahan kimia berbahaya
 
BKB.ppt
BKB.pptBKB.ppt
BKB.ppt
 
Msds aseton
Msds asetonMsds aseton
Msds aseton
 
bahan-bahan kimia
bahan-bahan kimiabahan-bahan kimia
bahan-bahan kimia
 
7 2. mikroskop dan keselamatan kerja di lab
7 2. mikroskop dan keselamatan kerja di lab7 2. mikroskop dan keselamatan kerja di lab
7 2. mikroskop dan keselamatan kerja di lab
 
Lembar data keselamatan_bahan_h2_o2
Lembar data keselamatan_bahan_h2_o2Lembar data keselamatan_bahan_h2_o2
Lembar data keselamatan_bahan_h2_o2
 
Bahan Iritan
Bahan IritanBahan Iritan
Bahan Iritan
 
dampak-air.ppt
dampak-air.pptdampak-air.ppt
dampak-air.ppt
 
1 acrylonitrile
1 acrylonitrile1 acrylonitrile
1 acrylonitrile
 
Slide-CIV-306-CIV-306-Kualitas-Air-P7.pptx
Slide-CIV-306-CIV-306-Kualitas-Air-P7.pptxSlide-CIV-306-CIV-306-Kualitas-Air-P7.pptx
Slide-CIV-306-CIV-306-Kualitas-Air-P7.pptx
 
Slide-CIV-306-CIV-306-Kualitas-Air-P7.pptx
Slide-CIV-306-CIV-306-Kualitas-Air-P7.pptxSlide-CIV-306-CIV-306-Kualitas-Air-P7.pptx
Slide-CIV-306-CIV-306-Kualitas-Air-P7.pptx
 
Bab i & ii budaya K3 dan pembuatan larutan
Bab i & ii budaya K3 dan pembuatan larutanBab i & ii budaya K3 dan pembuatan larutan
Bab i & ii budaya K3 dan pembuatan larutan
 
Msds k2 cr2o7 99
Msds k2 cr2o7 99Msds k2 cr2o7 99
Msds k2 cr2o7 99
 
Msds k2 cr2o7 99
Msds k2 cr2o7 99Msds k2 cr2o7 99
Msds k2 cr2o7 99
 
1. Pengetahuan Dasar Bahan Kimia Berbahaya.pptx
1. Pengetahuan Dasar Bahan Kimia Berbahaya.pptx1. Pengetahuan Dasar Bahan Kimia Berbahaya.pptx
1. Pengetahuan Dasar Bahan Kimia Berbahaya.pptx
 
PENANGANAN BAHAN MUDAH TERBAKAR & MELEDAK.ppt
PENANGANAN BAHAN MUDAH TERBAKAR & MELEDAK.pptPENANGANAN BAHAN MUDAH TERBAKAR & MELEDAK.ppt
PENANGANAN BAHAN MUDAH TERBAKAR & MELEDAK.ppt
 

Recently uploaded

Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
AlfandoWibowo2
 

Recently uploaded (20)

Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptLingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 

Laporan bab i budaya k3

  • 1. 1. Tugas 1.1 Contoh bahan kimia pada simbol berbahaya. Harmful irritant (bahaya, iritasi) Benzyl Klorida,Aseton Explosive (bersifat mudah meledak) NH4NO3, C7H5N3O6 Corrosive (korosif) Klor, Belerang dioksida Oxidizing (pengoksidasi) H2O2, KCl03 Dangerous for Enviromental (Bahan berbahaya bagi lingkungan) Petroleum Bensin, Toxic (beracun) Arsen triklorida, Merkuri klorida Flammable (mudah terbakar) C6H6,Aseton
  • 2. 1.2 MSDS (Material Safety Data Sheet) bahan kimia MSDS Benzyl Klorida Bentuk Cair Bau Menyengat Rasa Tidak Tersedia Berat Molekul 126.59 g/mole Warna Tidak Bewarna pH (1%) Tidak Ditemukan Titik Didih 179°C (354.2°F) Titik Leleh -43°C (-45.4°F) Titik Nyala Not available. Tekanan Uap 0.1 kPa (@ 20°C) Densitas 4.36 (Air = 1) Keatsirian 100% (v/v). MSDS Aseton Bentuk cair Warna tidak berwarna Bau menyengat Rentang/titik lebur -95.35 °C Rentang/titik didih 56.2 °C Titik nyala -20 °C Suhu swa-sulut/suhu penyulutan otomatis 465 °C Batas ledakan bawah 2.6 %(V) Batas ledakan atas 12.8 %(V) Tekanan uap 307.974 hPa; 25 °C Densitas 0.79 g/cm3 Kelarutan dalam air larut Viskositas, kinematis 0.4 mm2/s Berat jenis uap relatif 2 MSDS 𝐍𝐇 𝟒 𝐍𝐎 𝟑 Bentuk Padat Bau Tidak berbau Rasa Tidak Tersedia Berat Molekul 80.05 g/mole Warna Tidak Tersedia pH (1%) 4.5 - 6.0 @ 25 deg. Titik Didih 210°C (410°F) Titik Leleh 169.6°C (337.3°F) Titik Nyata Tidak Tersedia Tekanan Uap Not applicable. Densitas Tidak Tersedia Keatsirian Tidak Tersedia Kelarutan dalam air Tidak Tersedia
  • 3. MSDS TNT Keadaan fisik pada suhu kamar kuning, berbau padat Berat Molekul (g/ mol) 227,13 Kelarutan air (% pada 20°C) 0,013 Koefisien partisi (KOW) 1,6 Titik didih(°C) 240 Titik lebur(°C) 80,8 Tekanan uap pada 20°C(mm Hg)1,99 x 10-4 Densitas (g/cm3 pada 20°C) 1,654 MSDS Klor Penampilan Kuning-kehijauan gas Gravitasi gas Gas kering (2.48 @ 0°C) Kelarutan Larut (1.47 @ 0/4°C) Bau Tajam Titik Leleh -101°C (-150°F) Berat molekul 70.9 Mudah menguap >99.5 Tekanan uap 73 psia @ 50°F Daya larut dalam air Sedikit Larut Densitas 2.5 (Air=1) MSDS Belerang Dioksida Penampilan Tidak Berwarna gas Solubility (water) Terlarut Bau Berbau tajam Specific Gravity Tidak Tersedia pH ACIDIC % Volatiles Tidak tersedia Tekanan uap Tidak tersedia Mudah terbakar Tidak mudah terbakar Densitas uap Tidak tersedia Titik api Tidak bersangkutan Titik didih -10°C Upper Explosion Limit Tidak bersangkutan Titik leleh -72.4°C Lower Explosion Limit Tidak bersangkutan Evaporation Rate Tidak tersedia Autoignition Temperature Tidak tersedia MSDS 𝐇 𝟐 𝐎 𝟐 Penampilan tak berwarna ,sedikit kabur Bau berbau seperti bunga dan buah pH berkonsentrasi 5,0 Bentuk fisik cairan Gravitasi 1,035 Viskositas tidak kental Titik didih N.AP
  • 4. Titik lebur N.AP UEL N.AP LEL N.AP Tingkat penguapan N.AP Tekanan uap N.AP Densitas N.AP Kelarutan larut MSDS 𝐊𝐂𝐥𝟎 𝟑 Keadaan fisik dan penampilan Solid Bau Tidak tersedia Rasa Tidak tersedia Berat molekul 122,55 g/ml Warna Tidak tersedia pH(1%) Tidak tersedia Titik didih Terurai Titik lebur 368 °C Suhu Kritis Tidak Tersedia Berat Jenis 2,34(Air=1) Tekanan uap Tidak dipakai Densitas uap Tidak tersedia MSDS Petroleum Eter Fisik dan Penampilan Cair Bau Ringan Rasa Tidak Tersedia Berat Molekul Tidak tersedia Warna Bening pH (1% soln/water) Tidak tercantum Titik didih 60°C (140°F) Titik leleh Tidak tersedia Suhu kritis Tidak tersedia Specific Gravity 0.7 (Water = 1) Tekanan uap Tidak tersedia. disensitas 3.9 (Air = 1) Volatility Tidak tersedia Odor Threshold Tidak tersedia Water/Oil Dist .Coeff Tidak tersedia Ionicity (in Water) Tidak tersedia Dispersion Properties Tidak tersedia. Solubility Larut dalam air dingin MSDS Arsen triklorida Fisik dan Penampilan Padat Bau Tidak Tersedia Rasa Tidak Tersedia Berat Molekul 74.92 g/mol Warna Seperti perak pH (1% soln/water): Tidak Tercantum Titik didih Tidak tersedia
  • 5. Titik leleh 615°C (1139°F) Suhu Kritis Tidak tersedia gravitasi 5.72 (Water = 1) Tekanan uap tidak tercantum Densitas uap tidak tersedia Viskositas Tidak tersedia Odor Threshold Tidak tersedia Water/Oil Dist. Coeff. Tidak tersedia Kelarutan (in Water) Tidak tersedia Dispersion Properties Tidak tersedia Solubility: Dapat larut dalam air dingin, air panas MSDS Merkuri klorida/ HgCl2 Potensi Efek Kesehatan Akut: Berbahaya jika terkena mata, kulit, tertelan dan terhirup. Korosif terhadap mata dan kulit. Jumlah kerusakan jaringan tergantung seberapa lama tersentuh. Terkena mata akan mengakibatkan kerusakan pada kornea atau kebutaan. Terkena kulit dapat menyebabkan peradangan dan gatal gatal. Menghirup gasnya akan menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan atau pernapasan, yang ditandai dengan rasa terbakar, bersin dan batuk. Jika terhirup dalam waktu yang sangat lama akan menyebabkan kerusakan pada paru-paru, tersedak, pingsan bahkan kematian. Peradangan mata ditandai dengan kemerahan, berair, dan gatal-gatal. Radang kulit ditandai dengan gatal, kemerahan scaling,, atau, kadang- kadang, memerah. Potensi Efek Kesehatan kronis: Sangat berbahaya jika terjadi kontak kulit (iritan), kontak mata (iritan), dan terhirup. Efek-efek Karsinogenik: Baris MUNGKIN oleh IRIS, 3 (bukti samar-samar.) Dengan NTP. A4 (Tidak diklasifikasikan untuk manusia atau hewan.) Oleh ACGIH. Mutagenik EFEK: Mutagenic untuk sel somatik mamalia. Mutagenik untuk bakteri dan ragi. Substansi adalah racun bagi otak, sistem saraf perifer, kulit, sistem saraf pusat (SSP), mata, lensa atau kornea. Substansi mungkin beracun untuk sistem reproduksi. Berulang atau berkepanjangan paparan substansi dapat menghasilkan kerusakan target organ. Paparan berulang dari mata ke tingkat butiran zat yang rendah dapat menghasilkan iritasi mata. Paparan berulang pada kulit dapat menghasilkan kerusakan kulit lokal, atau dermatitis. Terhirup dari debu dapat menghasilkan berbeda-beda pernapasan iritasi atau kerusakan paru-paru. Pemaparan berulang terhadap bahan yang sangat beracun dapat menghasilkan kerusakan umum kesehatan oleh akumulasi dalam satu atau organ manusia banyak. Inhalasi diulang atau diperpanjang debu dapat menyebabkan pernafasan kronis iritasi. MSDS 𝐂 𝟔 𝐇 𝟔/ Benzena Benzena merupakan cairan yang tak berwarna, baunya yang khas, mudah menguap, larutdalam pelarut yang sedikit polar dan nonpolar seperti eter dan tetraklorometana dan
  • 6. tidak larut dalam pelarut polar seperti air tapi. Bersifat karsinogenik, mutagenik, mudah terbakar,iritan, dan toksik. Efek terhadap kesehatan : Bila terkena bisa menimbulkan iritasi pada mata, dan kulit.Dapat mengakibatkan kanker, dapat menyebabkan kerusakan gen yang diturunkan, bilatertelan maka akan menyababkan kerusakan paru-paru. Nilai ambang batas : 10 ppm (32 mg/m Toksisitas : LDLO : 50 mg/kg (IUCLID) MSDS Aseton Tindakan Penanggulangan Kebakaran Media pemadam yang sesuai Semprotan air, Busa tahan-alkohol, Bahan kimia kering, Karbon dioksida (CO2) Media pemadam yang tidak boleh digunakan karena alasan keselamatan Tidak tersedia informasi. Bahaya tertentu selama memadamkan kebakaran Api bisa meluncur balik pada rentang jarak yang cukup panjang. Alat perlindungan khusus bagi petugas pemadam kebakaran Pakai alat bantu pernapasan SCBA dan pakaian pelindung. Alat Pelindung Diri Perlindungan pernapasan Pada kondisi ventilasi yang tidak baik, kenakan peralatan pernapasan yang cocok. Pelindung tangan sarung tangan cocok untuk kontak permanen: Materi: karet butil Waktu terobosan: 4 h Ketebalan bahan: 0.5 mm sarung tangan tidak cocok Materi: Polivinilklorida, kulit, karet nitril/getah nitril, karet alam/getah alam Pelindung mata Kacamata-pengaman berpelindung-samping Pelindung kulit dan tubuh Pakaian pelindung, Sepatu pengaman Tindakan higienis Cuci tangan sebelum waktu istirahat dan segera setelah menangani produk. Langkah-langkah Perlindungan Pakailah peralatan perlindungan yang sesuai
  • 7. 1.3 Fungsi Lemari Asam dalam Laboratorium Kimia Sebagai tempat mereaksikan senyawa yang pekat (asam/basa) atau logam alkali yang berbahaya yang menghasilkan gas/uap/kabut, dan tempat untuk penggunaan bahan kimia yang mudah menguap (asam, oksidator kuat). Lemari asam menyedot semua gas-gas yang terbentuk dari senyawa kimia atau gas yang mudah menguap dengan menggunakan motor blower dan dibuang di udara bebas. Sekarang ini Lemari Asam dilengkapi dengan wet scrubber yang berfungsi untuk menjebak dan menetralisir gas/uap/kabut sebelum dibuang ke udara bebas – yang harapannya aman bagi lingkungan. Lemari Asam harus sesuai fungsi dan kegunaannya. Lemari Asam harus kokoh, kuat, tahan kimia, tahan panas, tahan asam dan penyedotan gas/uap/kabut berjalan dengan baik (Sumardjo,2006).
  • 8. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pipet Volum Alat Laboratorium yang bagian tengahnya terdapat skala tertentu yang digunakan untuk mengambil larutan sesuai volum yang diinginkan (Moore,2011). 2.2 Pipet Ukur Alat ini terbuat dari kaca dengan volum terntentu dan digunakan untuk mengambil larutan dengan volum terntentu (Moore,2011). 2.3 Labu Ukur Untuk Membuat dan atau mengencerkan larutan dengan tingkat ketelitian yang tinggi (Pauling,2012)
  • 9. 2.4 Buret Alat yang digunakan untuk titrasi namun dalam keadaan tertentu dapat pula digunakan untuk mengukur volum suatu larutan. Alat ini terbuat dari kaca dan terdapat skala dakran (Pauling,2012). 2.5 Erlenmeyer Alat atau tempat untuk membuat larutan. Dalam membuat larutan Erlenmeyer selalu digunakan (Linus,2012). 2.6 Spektrofotometer Alat yang digunakan untuk mengukur absorbansi dengan cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada suatu objek kaca atau kuarsa yang disebut kuvet (Moore,2011).
  • 10. 2.7 Tabung Reaksi Alat laboratorium terbuat dari kaca berbentuk tabung yang digunakan untuk mereaksikan dua atau lebih zat (Moore,2011). 2.8 Timbangan Analitik Alat laboratorium yang digunakan untuk menimbang zat yang membutuhkan ketelitian tinggi dan dalam skala kecil/mikro (Pauling.2012) 2.9 Pipet Tetes Alat yang terbuat dari kaca yang ujung atasnya tertutup karet yang digunakan untuk meneteskan atau mengambil larutan dengan jumlah kecil.(Pauling.2012) 2.10 Bulb Alat laboratorium yang berupa bola bertangkai yang digunakan untuk membantu proses pengambilan cairan. Bahan bola ini terbuat dari karet yang disertai dengan tanda untuk menyedot cairan. (Bishup.2012)
  • 11. 2.11 pH Meter Merupakan alat yang digunakan untuk mengukur derajat keasaman atau kebasaan.(Bishup.2012)
  • 12. DAFTAR PUSTAKA Bishup, David M. 2012. Group Theory and Chemistry. Oxford: Dover Publication Considine, Glenn D. 2005. Van Nostrand’s Encyclopedia of Chemistry. St Hoboken: Wiley Interscience Imamkhasani, Soemanto. 2008. Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Laboratorium Kimia. Yogyakarta: Binalab Indonesia Moore, John T. 2011. Chemistry for Dummies. St Hoboken: Wiley Publising Sumardjo, Damin. 2006. Pengantar Kimia. Bandung: Penerbit Buku Kedokteran Sutrisno, Julius. 2015. Ensiklopedia Kimia. Jakarta: PT Lentera Abadi
  • 13. DAFTAR PUSTAKA TAMBAHAN Anonim. 2008. Buku Pedoman Pelaksanaan Kesehatan Keselamatan Kerja. Laboratorium Kimia Analitik Jurusan Kedokteran Hewan FKG. Universitas Airlangga. Surabaya. Curran, Greg. 2006. Chemistry. London: Homework Helpers Gunawan, Edy. 2011. Keselamatan Kesehatan Kerja dan Ergonomi (K3E). Surakarta: Harapan Press
  • 14. 3. Pembahasan 3.1 Tujuan Pengenalan Alat dan Budaya K3 Praktikan dapat mengetahui nama alat-alat yang digunakan di dalam laboratorium kimia serta mengetahui fungsinya dan mengetahui cara penggunaan beberapa alat-alat dalam laboratorium (Gunawan,2008) 3.2 Pengenalan Alat Penggunaan pipet volum hanya bisa digunakan untuk mengambil larutan sesuai dengan volum yang tertera dalam pipet. Larutan disedot dengan bulb dan disesuaikan sampai garis yang tertera didalam pipet. Sama dengan pipet volum pipet ukur juga digunakan untuk mengambil larutan dengan volum tertentu. Jika larutan itu bening maka pengukuran dibawah cekung dan jika larutan yang diukur merupakan larutan berwarna maka pengukurannya di atas cekung. Penggunaa bulb, bulb sendiri digunakan untuk menghisap larutan dengan bantuan pipet(Bishup.2012). Cara penggunaan bulb adalah dibagian atas terdapat tombol dengan huruf “A” (Aspirate) digunakan untuk mengeluarkan udara dari filler dibagian tengah terdapat tombol dengan huruf “S”(Suction) yang digunakan untuk menyedot larutan dan sebelah samping terdapat tombol dengan huruf “E” (Exhaust) yang digunakan untuk mengeluarkan larutan. Penggunaan labu ukur, labu ukur digunakan untuk membuat dan mengencerkan larutan dengan tingkat ketelitian tinggi (Pauling.2012). Saat ingin mengocok labu ukur ada standar sendiri yaitu pertama jari tulunjuk memegang bagian atas labu ukur lalu pegang dengan tiga jari lainnya. Saat mengocok gerakan mirip seperti mengangkat burble lalu di botol di bolak-balik sebanyak 12 kali pengocokkan. Penggunaan buret dan erlenmeyer, buret digunakan untuk titrasi (Pauling,2012) sedangkan Erlenmeyer digunakan untuk membuat larutan (Linus,2012). Buret terdiri dari dua ada yang berwarna bening dan berwarna gelap, buret yang berwarna bening digunakan untuk larutan yang berwarna bening sedangkan yang berwarna gelap digunakan untuk larutan berwarna pekat. Cara penggunaan buret yaitu letakkan erlemeyer dibawah buret sesuaikan tinggi buret dengan erlyenmeyer. Saat ingin membuka lubang peluklah pembuka dengan kedua jari tangan kiri sedangkan tangan kanan memegang erlenmeyer lalu putar erlenmeyer dengan pelan-pelan sampai larutan habis didalam buret. Penggunaan spektrofotometer dan kuvet. Spektrofotometer digunakan untuk mengukur absorbansi dengan cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada suatu objek kaca atau kuarsa yang disebut kuvet (Moore,2011). Langkah-langkah penggunaan spektrofotometer, pertama tama nyalakan mesin selama 15 menit untuk dipanaskan lalu pencet tombol kalibrasi selanjutnya letakkan kuvet yang terdapat tanda segitiga kedalam mesin dan menghadap gambar yang berbentuk segitiga. Lalu pilih besar panjang gelombang lalu pencet tombol absorbansi. Setiap ganti besar panjang gelombang maka harus di kalibrasi kembali. Penggunaan tabung reaksi, tabung reaksi digunakan untuk mereaksikan dua atau lebih larutan (Moore,2011). Saat ingin memanaskan larutan menggunakan tabung reaksi gunakanlah penjepit kayu dekatkan tabung dengan api namun
  • 15. arahkan mulut tabung kearah ruang yang kosong agar saat tabung panas dan larutan tiba-tiba mendidih tidak mengenai kita dan orang lain. Saat memanaskan tabung dekat dengan api usahakan selalu menggoyang-goyangkan tabung agar larutan yang mendidih tidak keluar. Penggunaan timbangan analitik, timbangan analatik digunakan untuk menimbang zat yang membutuhkan ketelitian tinggi dan dalam skala kecil/mikro (Pauling,2012). Saat menimbang dengan gelas arloji yang berupa padatan bukalah pintu kaca yang berada disamping kanan dan kiri saat ingin mengambil bahan gunakan spatula, saat membuka pintu usahakan jangan dibuka terlalu lama agar tidak terkontaminasi debu yang dapat membuat penimbangan menjadi tidak akurat. Sedangkan jika ingin menimbang larutan gunakanlah pintu yang berada dibagian atas letakkan laturan kedalam gelas beker dan masukkan kedalam timbangan. Sebelum menimbang pencetlah tombol agar berat gelas beker atau gelas arloji menjadi nol. Penggunaan hotplate stirrer, hotplate stirrer sendiri digunakan untuk mengaduk dan memanaskan larutan (Kiecky,2011). Sebelum gunakan biarkan mesin panas selama 15 menit letakkan gelas beker diatas hotplate lalu akan dimasukkan alat yang bernama magnetic stirrer yang digunakan untuk memutar larutan (Kiecky,2011) sesuaikalah kecepatan stirrer dan pemanas. Penggunaan lemari asam, lemari asam digunakan sebagai tempat mereaksikan senyawa pekat yang berbahaya yang menghasilkan gas yang dikeluarkan di udara bebas dengan menggunakan blower (Sumardjo,2006). Saat mereaksikan bahan masukan kedua tangan dan gunakanlah sarung tangan agar lebih aman lalu lihat lah diluar kaca jangan menengok kebawah. Penggunaan pH meter, pH meter digunakan untuk mengukur derajat keasamaan dan kebasaan suatu zat (Bishup,2012). Cara penggunaan pH meter digital ini sedikit rumit pertama-gunakan kertas lakmus agar mengetahui zat tersebut asam atau basa setelah itu nyalakkan alat dan pencet tombol kalibrasi setiap kali pengecekkan maka harus dibersihkan tempatnya. Cara pembersihan elektroda ialah usahakan searah sehingga kotoran yang sudah terlepas tidsk kembali menempel sedangkan untuk probe yang cukup ditepuk-tepuk menggunakan tangan yang dilapisi tissue. Penggunaan corong pisah, corong pisah digunakan untuk memisahkan larutan yang memiliki 2 atau lebih layer (Gunawan,2008). Penggunaan kertas saring, kertas saring digunakan untuk menyaring larutan dari koloid (Donald,2009). Cara pelipatan kertas saring ada standarnya tersendiri yaitu kertas dilipat menjadi dua setelah itu dilipat lagi menjadi dua lalu lipat hingga membentuk segitiga setelah itu lipat kebawah sisi kanan dan sisi kiri lalu lipat lagi kebawah ke sisi kanan dank e sisi kiri kemudian buka kertas saring sehingga terbentuk pola yang meruncing lalu letakkan diatas corong. 3.3 Hal- Hal yang harus Dilakukan pada saat Bekerja di Laboratorium a. Tahap Persiapan Dapat mengetahui cara kerja pelaksanaan praktikum serta mengetahui sifat bahan yang akan digunakan sehingga terhindar dari kecelakaan kerja selama di Laboratotium. Lalu mengetahui peralatan yang digunakan serta fungsi dan cara
  • 16. penggunaannya. Dan dapat mempersiapkan alat pelingdung diri seperti jas praktikum lengan panjang, masker, sarung tangan karet, dll. b. Tahap Pelaksanaan Mengenakan alat pelindung diri lalu mengambil bahan seperlunya dapat menggunakan peralatan percobaan dengan benar. Mengetahui cara membuang limbah pada tempat yang sesuai. Dan mampu bekerja dengan tertib, tenang dan hati-hati, serta catat data yang seperlunya. c. Tahap Pasca Pelaksanaan Cuci peralatan yang digunakan kemudian kembalikan ke tempat semula, matikan peralatan, kran air, dan tutup bahan kimia dengan rapat lalu bersihkan meja praktikum dan rapika. Cuci tangan dan lepaskan jas praktikum sebelum keluar laboratotium.
  • 17. 4. Kesimpulan Dari percobaan di atas ,dapat disimpulkan bahwa banyak hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan praktikum di Laboratorium seperti prosedur pakaian yang digunakan lalu alat alat yang berada di dalam Laboratotium serta bahan- bahan kimia dan cara menghindari kecelakaan kerja saat berada di Laboratorium. Alat-alat yang digunakan dalam praktikum memiliki fungsi dan perawatannya sendiri-sendiri. Peralatan yang digunakan untuk di Laboratorium terbagi menjadi dua bagian yaitu peralatan gelas seperti pipet volum, pipet ukur, gelas beker, pipet tetes, corong, erlenmeyer, tabung reaksi, gelas ukur, buret, labu ukur dll serta peralatan non gelas seperti spektrofotometer, timbangan analitik, pH meter digital, lemari asama, hotplate stirrer dll. Jadi, alat – alat yang berada di dalam laboratorium harus digunakan sebagaimana mestinya serta mematuhi tata tertib yang berada di dalam laboratorium.