SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
INISIASI 5
POPULASI DAN
SAMPEL
Lanjutan
Berdasarkan jumlah anggotanya, populasi dapat
dibedakan menjadi 2 jenis, yakni :
1. Populasi Terbatas
• Apabila jumlah anggota populasi tersebut diketahui
dengan pasti, misal: Penduduk Kabupaten Tangerang,
Mahasiswa Universitas Terbuka Jakarta, Karyawan
Perusahaan PT Berlian Bogor.
Lanjutan
2. Populasi Tak Terbatas
• Jika jumlah anggota suatu populasi tidak dapat
diketahui dengan pasti maka populasi tersebut
dinamakan Populasi Tak Terbatas.
• Misalnya nilai matapelajaran Matematika siswa kelas 6
SD Negeri 1Tanggerang . Selama SD Negeri 1
Tanggerang masih berdiri maka secara teoretis sekolah
tersebut terus-menerus memiliki siswa kelas 6 (yang
mengambil matapalajaran matematika) yang tak
terhingga jumlahnya.
Beda Populasi dan Sampel
a. Populasi, adalah himpunan yang lengkap
dari satuan-satuan atau individu-individu
individu yang karakteristiknya ingin kita
ketahui. Banyaknya individu atau elemen-
elemen-elemen yang merupakan anggota
anggota populasi disebut sebagai ukuran
ukuran populasi dan disimbolkan dengan
dengan N.
b. Sampel, adalah sebagian anggota
populasi yang memberikan keterangan
atau data yang diperlukan dalam
penelitian. Sampel (disimbolkan dengan n)
n) selalu mempunyai ukuran yang kecil
atau sangat kecil jika dibandingkan
Sampel
 Sampel adalah sebagian anggota populasi yang
memberikan keterangan atau data yang diperlukan
dalam suatu penelitian.
 Sampel adalah himpunan bagian dari populasi.
 Sampel (disimbolkan dengan n) selalu mempunyai
ukuran yang kecil atau sangat kecil jika
dibandingkan dengan ukuran populasi.
 Pada waktu kita mengumpulkan data, baik dengan
wawancara maupun pengamatan, kita melakukannya
pada individu atau satuan yang merupakan elemen
dari populasi yang dinamakan unit analisis.
 Unit analisis dapat berupa orang, rumah tangga,
tanah pertanian, perusahaan, dan lain-lain.
 Dalam sebuah penelitian, penggunaan sampel
sering kali tak terhindarkan.
 Hal ini dilakukan apabila ukuran populasi sangat
besar atau jumlah anggota populasi yang diteliti
tidak terhingga.
 Sampel, pada hakekatnya memiliki peranan yang
sangat penting dalam penelitian.
Lanjutan
 Salah satu faktor yang menentukan kualitas
penelitian adalah kualitas sampel.
 Sampel yang berkualitas disebut juga dengan
istilah sampel yang representatif.
 Dalam penelitian sampel harus mewakili populasi
yang akan diteliti.
Lanjutan
Mengapa Sampel Diperlukan
1.Sampel diperlukan apabila Populasinya tidak terbatas, maka satu-
satunya jalan yang dapat dilakukan adalah menggunakan sampel
sebagai data untuk menarik kesimpulan.
2. Apabila populasinya terbatas, maka dapat menggunakan baik data
sampel maupun data populasi. Dapat menggunakan data populasi
apabila ukuran populasi atau jumlah anggota populasi
tidak terlalu besar.
Jenis Sampel
Secara umum sampel dapat digolongkan menjadi
dua jenis yaitu :
Sampel
Proba
bilitas
Sampel
Non
Probabi
litas
1. Sampel Probabilitas
Adalah himpunan unit atau elemen observasi yang dipilih
sedemikian rupa sehingga unit atau elemen dalam populasi
tersebut mempunyai peluang yang sama untuk terpilih. Jenis
sampel probabilitas adalah:
Lanjutan
2. Sampel Acak Berlapis
Adalah sampel yang elemen-elemennya dipilih secara acak.
Sebelum dilakukan, populasinya distratifikasi terlebih
dahulu. Strata berarti lapisan atau sub populasi sehingga
dalam hal ini populasi dipandang sebagai suatu kesatuan
yang berlapis-lapis
Lanjutan
a b
s
h o
l
d e
g
l p
m
p
f k
u
j r
n
o
s
t
p
u
f
Penarikan Sampel Acak Berlapis
3. Sampel Acak Dua Tahap
Merupakan gabungan dari sampel acak klaster dan sampel
acak sederhana. Pengambilan secara acak dilakukan dua kali
yakni pada tahap kelompok dan tahap individu dalam
kelompok
Lanjutan
Penarikan Sampel Acak Berlapis
a b
c
s t
u
p q
r
i j
k
d e
f
l
m
g
h
a b
c
p q
r
g
h
b, h, p
4. Sampel Acak Klaster, penarikan dari populasi yang telah
dikelompokkan terlebih dahulu, tidak memilih induvidu
induvidu secara langsung, tetapi melalui kelompok yang
dipilih secara acak
a b
c
d e
f
p q
r
s t
u
l
m
g
h
n o
v w
i j
k
i j
k
s t
u
n
o
Penarikan Sampel Acak Klaster
Lanjutan
4. Sampel Acak Sederhana
Sampel acak sederhana adalah sampel yang diambil dari suatu
populasi dengan cara tidak memilih-milih individu yang dijadikan
anggota sampel atas dasar alasan tertentu atau alasan yang bersifat
bersifat subjektif seperti suka-tidak suka atau mudah-sulit dijangkau.
dijangkau. Dalam hal ini, semua anggota populasi diberikan
kesempatan atau peluang yang sama untuk dijadikan sampel.
Lanjutan
q a z w s
x e d c r
f v t q b
y h n m I
k l p o
18
12
4
1 2 3 4 5
6 7 8 9 10
11 12 13 14 15
16 17 18 19 20
21 22 23 24
Penarikan Sampel Acak Sederhana
5. Sampel NonProbabilitas
 Anggota populasi tidak diberi kesempatan atau
peluang yang sama untuk dijadikan atau dipilih
menjadi anggota sampel.
 Peneliti memilih sampel hanya dengan
menggunakan pertimbangan tertentu.
 Berapa sampel yang termasuk kategori sampel
nonprobabilitas adalah:
Lanjutan
Kuota
Purposif
Siste-
matis
6. Sampel Nonprobabilitas
Sampel Nonprobabilitas terjadi jika anggota populasi tidak diberi
diberi kesempatan atau peluang yang sama untuk dijadikan atau
atau dipilih menjadi anggota sampel. Sampel yang termasuk
kategori ini adalah :
Sampel
Sistematis
Sampel
Puposif
Sampel
Kuota
Lanjutan
7. Sampel Sistematis, anggota sampel dipilih berdasarkan
nomor
tertentu dari populasi yang telah diberi nomor urut.Nomor
q a z w s
x e d c r
f v t q b
y h n m I
k l p o z
penomoran
1 2 3 4 5
6 7 8 9 10
11 12 13 14 15
16 17 18 19 20
21 22 23 24 25
1
7 13
19
Penarikan Sampel Sistematis
Lanjutan
8. Sampel Purposif, anggota sampelnya dipilih dengan tujuan
tertentu atau secara sengaja atas dasar pengetahuan dan
keyakinan peneliti. Peneliti percaya bahwa anggota sampel
sampel yang dipilihnya memenuhi kualifikasi yang dapat
dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Biasanya
menggunakan informasi dari studi-studi yang terlebih dahulu
dahulu untuk memperkuat alasan pemilihan anggota
sampelnya.
q a z w s
x e d c r
f v t q b
y h n m I
k l p o
e t
y m
memenuhi kualifikasi
Penarikan Sampel Purposif
Lanjutan
c. Sampel Kuota, sampel dipilih berdasarkan kebetulan dan
kebutuhan. Kebetulan artinya kemudahan bagi peneliti untuk
mengakses para anggota sampel. Mula-mula peneliti
menentukan kategori atau sifat yang diinginkan peneliti
kemudian peneliti menentukan jumlah anggota sampelnya
secara proposional.
Status Pekerjaan
Jenis Kelamin
Bekerja Tidak Bekerja
Pria
ambil
25%
ambil
30%
Wanita
ambil
25%
ambil
20%
Penarikan Sampel Kuota
Lanjutan
Sampel yang Representatif
 Apabila karakter anggota sampel yang dipilih dapat
mewakili karakter populasinya. Artinya, apabila menggali
informasi dari sampel tersebut, peneliti akan
mendapatkan informasi yang sama apabila meneliti di
tingkat populasi.
 Derajat kerepresentatifan suatu sampel terkadang tidak
mudah diketahui dengan pasti.
 Makin representatif suatu sampel semakin kecil
kesalahan duga peneliti terhadap karakter populasi.
Untuk itu perlu diketahui hal-hal berikut di bawah ini :
a. Semakin besar ukuran sampel yang digunakan
peneliti, semakin kecil kesalahan duga yang
peneliti buat. Sebagai pedoman umum ukuran
sampel yang dibutuhkan adalah sbb:
 Menurut Gay (1987), studi yang bersifat
deskriptif ukuran sampel sebesar 10 % dari
jumlah populasi merupakan ukuran minimum.
 Studi korelasional dan studi kausal- komparatif
disarankan menggunakan sampel minimum
sebanyak 30 subjek atau responden.
Menentukan Ukuran
Sampel
 Studi eksprimen masing-masing group
beranggotakan tidak kurang dari 15 responden.
 Studi Uji coba, menurut Agung (1992) ukuran
sampel sebesar 20 sampai 50 responden
memadai
 Penelitian deskriptif atau studi kasus yang
menggunakan Anova, ukuran sampel tiap-tiap
sel sebesar 3 sampai dengan 5 responden
dianggap memadai.
Lanjutan
b. Menghindari Kesalahan, kesalahan dan
penyimpangan dalam menggunakan data sampel
untuk menarik kesimpulan hampir tidak dapat
dihindari oleh peneliti. Kesalahan terdiri dari dua jenis
Kesalahan
Sampling
Kesalahan Non
Sampling
Lanjutan
1. Kesalahan Sampling, atau sering disebut sampling error
adalah kesalahan yang terjadi secara kebetulan ketika
proses penarikan sampel dilakukan. Kesalahan tersebut
POPULASI
N = 1000
600 Merokok
400 Tdk Merokok
Sampel
n = 100
Yang diharapkan
60 M
40 TM
Kenyataan
dalam sampel
57 M
43 TM
Lanjutan
2. Kesalahan Non Sampling, adalah kesalahan
yang dibuat oleh peneliti secara sadar
karena adanya sumber yang menimbulkan
bias. Secara teoritis dapat dihindari atau
dikurangi bias tersebut. Sebahagian besar
bias bersumber pada penggunaan sampel
nonprobabilitis.
Lanjutan
Kesalahan sampling dapat diperkecil dengan
memperbesar ukuran sampel. Berbeda dengan
kesalahan nonsampling dapat diperkecil oleh peneliti
dengan cara sebagai berikut:
Bagaimana Memperkecil
Kesalahan
1. Mendefinisikan populasi secara jelas
2. Merumuskan pertanyaan dengan cepat
3. Menggunakan pendekatan yang baik
terhadap subjek /objek dapat
mengantisipasi berbagai masalah yang
mungkin muncul di lapangan
MENENTUKAN UKURAN
SAMPEL
Dalam penentuan jumlah sampel banyak faktor yang
perlu dipertimbangkan seperti jenis penelitian serta
kesediaan waktu, tenaga, dan biaya. Dalam kasus yang
ekstrim, satu individu sebagai sampel sudah dapat
dianggap cukup.
Karena informasi yang terkandung dalam sampel
digunakan untuk menduga karakter populasi, secara
awam dapat dikatakan bahwa semakin besar ukuran
sampel semakin kecil kesalahan duga yang dibuat oleh
peneliti
Gay (1987), mengatakan bahwa untuk studi yang bersifat
deskriptif ukuran sampel sebesar 10% dari jumlah
populasi merupakan ukuran minimum. Untuk studi
korelasional dan studi kausal-komparatif disarankan
menggunakan sampel minimum sebanyak 30 subjek atau
responden.
.
Menghindari Kesalahan
Kesalahan Sampling
Dikenal dengan istilah sampling error .
kesalahan yang terjadi secara kebetulan ketika proses penarikan
penarikan
sampel dilakukan.
Kesalahan tersebut muncul di luar kemampuan kontrol peneliti.
Misalnya, dari suatu populasi tertentu diketahui bahwa sebagian
besar (60%) anggota populasinya tidak merokok dan 40%
merokok.
Ketika sebuah sampel ditarik secara acak dari populasi tersebut
ternyata hanya 57% yang tidak merokok. Adanya perbedaan
sebesar 3% antara data populasi dan data sampel inilah yang
disebut kesalahan sampling.
 
2
2
1
atau n
N n s N n
Se s
N n N
 
 
Rumus menghitung kesalahan sampling
Se = kesalahan sampling
(1) komponen yang mencerminkan pengaruh ukuran
sampel
atau (N - n)/N,
(2) komponen yang mencerminkan pengaruh ukuran
sampel atau 1/n, dan
(3) akar dari varian sampel atau s.
Dengan demikian, nilai duga kesalahan sampling
merupakan perkalian antara ukuran relatif sampel,
absolut sampel, dan simpangan baku. Selama nilai (N -
dan 1/n lebih kecil dari 1, maka nilai Se akan lebih
satu. Jika rumus tersebut dikaji, tampak bahwa
besar n semakin kecil nilai Se dan ini berarti semakin
kesalahan sampling yang kita buat.
Kesalahan Nonsampling
31
 Kesalahan pada umumnya dibuat oleh peneliti
 Jika peneliti sadar akan adanya sumber yang
menimbulkan bias, secara teoretis sebenarnya dia
dapat menghindari atau paling tidak mengurangi
bias tersebut, kenyataan penarikan sampling di
lapangan, sebagian besar bias bersumber pada
penggunaan sampel nonprobabilitas.

Hal ini terjadi misalnya pada penelitian
yang menggunakan teknik penarikan
sampel sesuka hati yang biasanya
menggunakan responden
sukarela atau grup yang
kebetulan sudah ada
BAGAIMANA MEMPERKECIL
KESALAHAN ?
32
1. Mendefinisikan Populasi secara Jelas
2. Merumuskan Pertanyaan dengan Tepat
3. Menggunakan pendekatan yang baik
terhadap subyek/objek dapat mengantisipasi
berbagai masalah yang mungkin muncul di
lapangan
INISIASI 5.pptx

More Related Content

Similar to INISIASI 5.pptx

Populasi dan sampel makalah 4
Populasi dan sampel makalah 4Populasi dan sampel makalah 4
Populasi dan sampel makalah 4Isra Mardia
 
Pemilihan-dan-penentuan-besar-sampel-pada-penelitian.heru-syahputra.syumarti....
Pemilihan-dan-penentuan-besar-sampel-pada-penelitian.heru-syahputra.syumarti....Pemilihan-dan-penentuan-besar-sampel-pada-penelitian.heru-syahputra.syumarti....
Pemilihan-dan-penentuan-besar-sampel-pada-penelitian.heru-syahputra.syumarti....AngGa137055
 
Populasi dan sampel
Populasi dan sampel Populasi dan sampel
Populasi dan sampel FahrulRosyid1
 
Metode pengambilan sampel
Metode pengambilan sampelMetode pengambilan sampel
Metode pengambilan sampelAinur
 
Metode pengambilan sampel
Metode pengambilan sampelMetode pengambilan sampel
Metode pengambilan sampelAinur
 
Ppt kelompok khi kuadrat(x^(2 ))
Ppt kelompok khi kuadrat(x^(2  ))Ppt kelompok khi kuadrat(x^(2  ))
Ppt kelompok khi kuadrat(x^(2 ))abiumi01
 
Bab 5 dan 11 metode penelitian pendidikan karya sugiyono alfabeta-2017
Bab 5 dan 11 metode penelitian pendidikan karya sugiyono alfabeta-2017Bab 5 dan 11 metode penelitian pendidikan karya sugiyono alfabeta-2017
Bab 5 dan 11 metode penelitian pendidikan karya sugiyono alfabeta-2017rizka lailatul fitriya
 
Ppt Metodologi Penelitian: 7. Teknik Sampling | Kelas: 6B | Dosen: Yayuk Putr...
Ppt Metodologi Penelitian: 7. Teknik Sampling | Kelas: 6B | Dosen: Yayuk Putr...Ppt Metodologi Penelitian: 7. Teknik Sampling | Kelas: 6B | Dosen: Yayuk Putr...
Ppt Metodologi Penelitian: 7. Teknik Sampling | Kelas: 6B | Dosen: Yayuk Putr...Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah
 
POPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).ppt
POPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).pptPOPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).ppt
POPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).pptAgathaHaselvin
 
BAB 1. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL PENELITIAN
BAB 1. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL PENELITIANBAB 1. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL PENELITIAN
BAB 1. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL PENELITIANyunusshobrun2
 
obyek F 17268 penentuansubpengamatanyek
obyek F 17268 penentuansubpengamatanyekobyek F 17268 penentuansubpengamatanyek
obyek F 17268 penentuansubpengamatanyekRoisah Elbaety
 
Presentation populasi dan sampel
Presentation populasi dan sampel Presentation populasi dan sampel
Presentation populasi dan sampel Dewaayu Nopiyanti
 
Fp unsam 2009 teknik sampling
Fp unsam 2009 teknik samplingFp unsam 2009 teknik sampling
Fp unsam 2009 teknik samplingIr. Zakaria, M.M
 
Sampel acak sederhana
Sampel acak sederhanaSampel acak sederhana
Sampel acak sederhanapikopong
 
PPT Kelompok 2 Cara Menggunakan dan Menentukan Sumber DAta.pptx
PPT Kelompok 2 Cara Menggunakan dan Menentukan Sumber DAta.pptxPPT Kelompok 2 Cara Menggunakan dan Menentukan Sumber DAta.pptx
PPT Kelompok 2 Cara Menggunakan dan Menentukan Sumber DAta.pptxArjunaManalu
 
Metode Penelitian
Metode PenelitianMetode Penelitian
Metode Penelitianbudieto
 

Similar to INISIASI 5.pptx (20)

Populasi dan sampel makalah 4
Populasi dan sampel makalah 4Populasi dan sampel makalah 4
Populasi dan sampel makalah 4
 
Pemilihan-dan-penentuan-besar-sampel-pada-penelitian.heru-syahputra.syumarti....
Pemilihan-dan-penentuan-besar-sampel-pada-penelitian.heru-syahputra.syumarti....Pemilihan-dan-penentuan-besar-sampel-pada-penelitian.heru-syahputra.syumarti....
Pemilihan-dan-penentuan-besar-sampel-pada-penelitian.heru-syahputra.syumarti....
 
Populasi dan sampel
Populasi dan sampel Populasi dan sampel
Populasi dan sampel
 
Metode pengambilan sampel
Metode pengambilan sampelMetode pengambilan sampel
Metode pengambilan sampel
 
Metode pengambilan sampel
Metode pengambilan sampelMetode pengambilan sampel
Metode pengambilan sampel
 
Ppt kelompok khi kuadrat(x^(2 ))
Ppt kelompok khi kuadrat(x^(2  ))Ppt kelompok khi kuadrat(x^(2  ))
Ppt kelompok khi kuadrat(x^(2 ))
 
Bab 5 dan 11 metode penelitian pendidikan karya sugiyono alfabeta-2017
Bab 5 dan 11 metode penelitian pendidikan karya sugiyono alfabeta-2017Bab 5 dan 11 metode penelitian pendidikan karya sugiyono alfabeta-2017
Bab 5 dan 11 metode penelitian pendidikan karya sugiyono alfabeta-2017
 
Ppt Metodologi Penelitian: 7. Teknik Sampling | Kelas: 6B | Dosen: Yayuk Putr...
Ppt Metodologi Penelitian: 7. Teknik Sampling | Kelas: 6B | Dosen: Yayuk Putr...Ppt Metodologi Penelitian: 7. Teknik Sampling | Kelas: 6B | Dosen: Yayuk Putr...
Ppt Metodologi Penelitian: 7. Teknik Sampling | Kelas: 6B | Dosen: Yayuk Putr...
 
POPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).ppt
POPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).pptPOPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).ppt
POPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).ppt
 
P10 menentukan populasi dan sampel
P10 menentukan populasi dan sampelP10 menentukan populasi dan sampel
P10 menentukan populasi dan sampel
 
BAB 1. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL PENELITIAN
BAB 1. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL PENELITIANBAB 1. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL PENELITIAN
BAB 1. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL PENELITIAN
 
obyek F 17268 penentuansubpengamatanyek
obyek F 17268 penentuansubpengamatanyekobyek F 17268 penentuansubpengamatanyek
obyek F 17268 penentuansubpengamatanyek
 
Presentation populasi dan sampel
Presentation populasi dan sampel Presentation populasi dan sampel
Presentation populasi dan sampel
 
Teknik Sampling
Teknik SamplingTeknik Sampling
Teknik Sampling
 
Fp unsam 2009 teknik sampling
Fp unsam 2009 teknik samplingFp unsam 2009 teknik sampling
Fp unsam 2009 teknik sampling
 
Sampel acak sederhana
Sampel acak sederhanaSampel acak sederhana
Sampel acak sederhana
 
PPT Kelompok 2 Cara Menggunakan dan Menentukan Sumber DAta.pptx
PPT Kelompok 2 Cara Menggunakan dan Menentukan Sumber DAta.pptxPPT Kelompok 2 Cara Menggunakan dan Menentukan Sumber DAta.pptx
PPT Kelompok 2 Cara Menggunakan dan Menentukan Sumber DAta.pptx
 
Teknik sampling
Teknik sampling Teknik sampling
Teknik sampling
 
populasi dan sampel.pptx
populasi dan sampel.pptxpopulasi dan sampel.pptx
populasi dan sampel.pptx
 
Metode Penelitian
Metode PenelitianMetode Penelitian
Metode Penelitian
 

Recently uploaded

Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxmuhammadkausar1201
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikThomasAntonWibowo
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfwalidumar
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 

Recently uploaded (20)

Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 

INISIASI 5.pptx

  • 2.
  • 3. Lanjutan Berdasarkan jumlah anggotanya, populasi dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yakni : 1. Populasi Terbatas • Apabila jumlah anggota populasi tersebut diketahui dengan pasti, misal: Penduduk Kabupaten Tangerang, Mahasiswa Universitas Terbuka Jakarta, Karyawan Perusahaan PT Berlian Bogor.
  • 4. Lanjutan 2. Populasi Tak Terbatas • Jika jumlah anggota suatu populasi tidak dapat diketahui dengan pasti maka populasi tersebut dinamakan Populasi Tak Terbatas. • Misalnya nilai matapelajaran Matematika siswa kelas 6 SD Negeri 1Tanggerang . Selama SD Negeri 1 Tanggerang masih berdiri maka secara teoretis sekolah tersebut terus-menerus memiliki siswa kelas 6 (yang mengambil matapalajaran matematika) yang tak terhingga jumlahnya.
  • 5. Beda Populasi dan Sampel a. Populasi, adalah himpunan yang lengkap dari satuan-satuan atau individu-individu individu yang karakteristiknya ingin kita ketahui. Banyaknya individu atau elemen- elemen-elemen yang merupakan anggota anggota populasi disebut sebagai ukuran ukuran populasi dan disimbolkan dengan dengan N. b. Sampel, adalah sebagian anggota populasi yang memberikan keterangan atau data yang diperlukan dalam penelitian. Sampel (disimbolkan dengan n) n) selalu mempunyai ukuran yang kecil atau sangat kecil jika dibandingkan
  • 6. Sampel  Sampel adalah sebagian anggota populasi yang memberikan keterangan atau data yang diperlukan dalam suatu penelitian.  Sampel adalah himpunan bagian dari populasi.  Sampel (disimbolkan dengan n) selalu mempunyai ukuran yang kecil atau sangat kecil jika dibandingkan dengan ukuran populasi.  Pada waktu kita mengumpulkan data, baik dengan wawancara maupun pengamatan, kita melakukannya pada individu atau satuan yang merupakan elemen dari populasi yang dinamakan unit analisis.
  • 7.  Unit analisis dapat berupa orang, rumah tangga, tanah pertanian, perusahaan, dan lain-lain.  Dalam sebuah penelitian, penggunaan sampel sering kali tak terhindarkan.  Hal ini dilakukan apabila ukuran populasi sangat besar atau jumlah anggota populasi yang diteliti tidak terhingga.  Sampel, pada hakekatnya memiliki peranan yang sangat penting dalam penelitian. Lanjutan
  • 8.  Salah satu faktor yang menentukan kualitas penelitian adalah kualitas sampel.  Sampel yang berkualitas disebut juga dengan istilah sampel yang representatif.  Dalam penelitian sampel harus mewakili populasi yang akan diteliti. Lanjutan
  • 9. Mengapa Sampel Diperlukan 1.Sampel diperlukan apabila Populasinya tidak terbatas, maka satu- satunya jalan yang dapat dilakukan adalah menggunakan sampel sebagai data untuk menarik kesimpulan. 2. Apabila populasinya terbatas, maka dapat menggunakan baik data sampel maupun data populasi. Dapat menggunakan data populasi apabila ukuran populasi atau jumlah anggota populasi tidak terlalu besar.
  • 10. Jenis Sampel Secara umum sampel dapat digolongkan menjadi dua jenis yaitu : Sampel Proba bilitas Sampel Non Probabi litas
  • 11. 1. Sampel Probabilitas Adalah himpunan unit atau elemen observasi yang dipilih sedemikian rupa sehingga unit atau elemen dalam populasi tersebut mempunyai peluang yang sama untuk terpilih. Jenis sampel probabilitas adalah: Lanjutan
  • 12. 2. Sampel Acak Berlapis Adalah sampel yang elemen-elemennya dipilih secara acak. Sebelum dilakukan, populasinya distratifikasi terlebih dahulu. Strata berarti lapisan atau sub populasi sehingga dalam hal ini populasi dipandang sebagai suatu kesatuan yang berlapis-lapis Lanjutan a b s h o l d e g l p m p f k u j r n o s t p u f Penarikan Sampel Acak Berlapis
  • 13. 3. Sampel Acak Dua Tahap Merupakan gabungan dari sampel acak klaster dan sampel acak sederhana. Pengambilan secara acak dilakukan dua kali yakni pada tahap kelompok dan tahap individu dalam kelompok Lanjutan Penarikan Sampel Acak Berlapis a b c s t u p q r i j k d e f l m g h a b c p q r g h b, h, p
  • 14. 4. Sampel Acak Klaster, penarikan dari populasi yang telah dikelompokkan terlebih dahulu, tidak memilih induvidu induvidu secara langsung, tetapi melalui kelompok yang dipilih secara acak a b c d e f p q r s t u l m g h n o v w i j k i j k s t u n o Penarikan Sampel Acak Klaster Lanjutan
  • 15. 4. Sampel Acak Sederhana Sampel acak sederhana adalah sampel yang diambil dari suatu populasi dengan cara tidak memilih-milih individu yang dijadikan anggota sampel atas dasar alasan tertentu atau alasan yang bersifat bersifat subjektif seperti suka-tidak suka atau mudah-sulit dijangkau. dijangkau. Dalam hal ini, semua anggota populasi diberikan kesempatan atau peluang yang sama untuk dijadikan sampel. Lanjutan q a z w s x e d c r f v t q b y h n m I k l p o 18 12 4 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 Penarikan Sampel Acak Sederhana
  • 16. 5. Sampel NonProbabilitas  Anggota populasi tidak diberi kesempatan atau peluang yang sama untuk dijadikan atau dipilih menjadi anggota sampel.  Peneliti memilih sampel hanya dengan menggunakan pertimbangan tertentu.  Berapa sampel yang termasuk kategori sampel nonprobabilitas adalah: Lanjutan Kuota Purposif Siste- matis
  • 17. 6. Sampel Nonprobabilitas Sampel Nonprobabilitas terjadi jika anggota populasi tidak diberi diberi kesempatan atau peluang yang sama untuk dijadikan atau atau dipilih menjadi anggota sampel. Sampel yang termasuk kategori ini adalah : Sampel Sistematis Sampel Puposif Sampel Kuota Lanjutan
  • 18. 7. Sampel Sistematis, anggota sampel dipilih berdasarkan nomor tertentu dari populasi yang telah diberi nomor urut.Nomor q a z w s x e d c r f v t q b y h n m I k l p o z penomoran 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 1 7 13 19 Penarikan Sampel Sistematis Lanjutan
  • 19. 8. Sampel Purposif, anggota sampelnya dipilih dengan tujuan tertentu atau secara sengaja atas dasar pengetahuan dan keyakinan peneliti. Peneliti percaya bahwa anggota sampel sampel yang dipilihnya memenuhi kualifikasi yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Biasanya menggunakan informasi dari studi-studi yang terlebih dahulu dahulu untuk memperkuat alasan pemilihan anggota sampelnya. q a z w s x e d c r f v t q b y h n m I k l p o e t y m memenuhi kualifikasi Penarikan Sampel Purposif Lanjutan
  • 20. c. Sampel Kuota, sampel dipilih berdasarkan kebetulan dan kebutuhan. Kebetulan artinya kemudahan bagi peneliti untuk mengakses para anggota sampel. Mula-mula peneliti menentukan kategori atau sifat yang diinginkan peneliti kemudian peneliti menentukan jumlah anggota sampelnya secara proposional. Status Pekerjaan Jenis Kelamin Bekerja Tidak Bekerja Pria ambil 25% ambil 30% Wanita ambil 25% ambil 20% Penarikan Sampel Kuota Lanjutan
  • 21. Sampel yang Representatif  Apabila karakter anggota sampel yang dipilih dapat mewakili karakter populasinya. Artinya, apabila menggali informasi dari sampel tersebut, peneliti akan mendapatkan informasi yang sama apabila meneliti di tingkat populasi.  Derajat kerepresentatifan suatu sampel terkadang tidak mudah diketahui dengan pasti.  Makin representatif suatu sampel semakin kecil kesalahan duga peneliti terhadap karakter populasi. Untuk itu perlu diketahui hal-hal berikut di bawah ini :
  • 22. a. Semakin besar ukuran sampel yang digunakan peneliti, semakin kecil kesalahan duga yang peneliti buat. Sebagai pedoman umum ukuran sampel yang dibutuhkan adalah sbb:  Menurut Gay (1987), studi yang bersifat deskriptif ukuran sampel sebesar 10 % dari jumlah populasi merupakan ukuran minimum.  Studi korelasional dan studi kausal- komparatif disarankan menggunakan sampel minimum sebanyak 30 subjek atau responden. Menentukan Ukuran Sampel
  • 23.  Studi eksprimen masing-masing group beranggotakan tidak kurang dari 15 responden.  Studi Uji coba, menurut Agung (1992) ukuran sampel sebesar 20 sampai 50 responden memadai  Penelitian deskriptif atau studi kasus yang menggunakan Anova, ukuran sampel tiap-tiap sel sebesar 3 sampai dengan 5 responden dianggap memadai. Lanjutan
  • 24. b. Menghindari Kesalahan, kesalahan dan penyimpangan dalam menggunakan data sampel untuk menarik kesimpulan hampir tidak dapat dihindari oleh peneliti. Kesalahan terdiri dari dua jenis Kesalahan Sampling Kesalahan Non Sampling Lanjutan
  • 25. 1. Kesalahan Sampling, atau sering disebut sampling error adalah kesalahan yang terjadi secara kebetulan ketika proses penarikan sampel dilakukan. Kesalahan tersebut POPULASI N = 1000 600 Merokok 400 Tdk Merokok Sampel n = 100 Yang diharapkan 60 M 40 TM Kenyataan dalam sampel 57 M 43 TM Lanjutan
  • 26. 2. Kesalahan Non Sampling, adalah kesalahan yang dibuat oleh peneliti secara sadar karena adanya sumber yang menimbulkan bias. Secara teoritis dapat dihindari atau dikurangi bias tersebut. Sebahagian besar bias bersumber pada penggunaan sampel nonprobabilitis. Lanjutan
  • 27. Kesalahan sampling dapat diperkecil dengan memperbesar ukuran sampel. Berbeda dengan kesalahan nonsampling dapat diperkecil oleh peneliti dengan cara sebagai berikut: Bagaimana Memperkecil Kesalahan 1. Mendefinisikan populasi secara jelas 2. Merumuskan pertanyaan dengan cepat 3. Menggunakan pendekatan yang baik terhadap subjek /objek dapat mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin muncul di lapangan
  • 28. MENENTUKAN UKURAN SAMPEL Dalam penentuan jumlah sampel banyak faktor yang perlu dipertimbangkan seperti jenis penelitian serta kesediaan waktu, tenaga, dan biaya. Dalam kasus yang ekstrim, satu individu sebagai sampel sudah dapat dianggap cukup. Karena informasi yang terkandung dalam sampel digunakan untuk menduga karakter populasi, secara awam dapat dikatakan bahwa semakin besar ukuran sampel semakin kecil kesalahan duga yang dibuat oleh peneliti Gay (1987), mengatakan bahwa untuk studi yang bersifat deskriptif ukuran sampel sebesar 10% dari jumlah populasi merupakan ukuran minimum. Untuk studi korelasional dan studi kausal-komparatif disarankan menggunakan sampel minimum sebanyak 30 subjek atau responden. .
  • 29. Menghindari Kesalahan Kesalahan Sampling Dikenal dengan istilah sampling error . kesalahan yang terjadi secara kebetulan ketika proses penarikan penarikan sampel dilakukan. Kesalahan tersebut muncul di luar kemampuan kontrol peneliti. Misalnya, dari suatu populasi tertentu diketahui bahwa sebagian besar (60%) anggota populasinya tidak merokok dan 40% merokok. Ketika sebuah sampel ditarik secara acak dari populasi tersebut ternyata hanya 57% yang tidak merokok. Adanya perbedaan sebesar 3% antara data populasi dan data sampel inilah yang disebut kesalahan sampling.
  • 30.   2 2 1 atau n N n s N n Se s N n N     Rumus menghitung kesalahan sampling Se = kesalahan sampling (1) komponen yang mencerminkan pengaruh ukuran sampel atau (N - n)/N, (2) komponen yang mencerminkan pengaruh ukuran sampel atau 1/n, dan (3) akar dari varian sampel atau s. Dengan demikian, nilai duga kesalahan sampling merupakan perkalian antara ukuran relatif sampel, absolut sampel, dan simpangan baku. Selama nilai (N - dan 1/n lebih kecil dari 1, maka nilai Se akan lebih satu. Jika rumus tersebut dikaji, tampak bahwa besar n semakin kecil nilai Se dan ini berarti semakin kesalahan sampling yang kita buat.
  • 31. Kesalahan Nonsampling 31  Kesalahan pada umumnya dibuat oleh peneliti  Jika peneliti sadar akan adanya sumber yang menimbulkan bias, secara teoretis sebenarnya dia dapat menghindari atau paling tidak mengurangi bias tersebut, kenyataan penarikan sampling di lapangan, sebagian besar bias bersumber pada penggunaan sampel nonprobabilitas.  Hal ini terjadi misalnya pada penelitian yang menggunakan teknik penarikan sampel sesuka hati yang biasanya menggunakan responden sukarela atau grup yang kebetulan sudah ada
  • 32. BAGAIMANA MEMPERKECIL KESALAHAN ? 32 1. Mendefinisikan Populasi secara Jelas 2. Merumuskan Pertanyaan dengan Tepat 3. Menggunakan pendekatan yang baik terhadap subyek/objek dapat mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin muncul di lapangan