SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
LAPORAN PRAKTIKUM
ANALISIS AYAK
NADIA MAKFIRA RAMADANI
09320210229
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2023
ANALISIS AYAK
ANDI PUTRI MAHARANI, S.T. NADIA MAKFIRA RAMADANI
09320210229
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam bidang usaha pertambangan hal utama dalam tahapan pertambangan
adalah produksi. Namun disamping itu ada satu tahapan dalam proses penambangan
batubara yang berperan penting dalam menentukan kelangsungan usaha
pertambangan yaitu pengolahan batubara. Dalam upaya mengolah batubara menjadi
produk akhir yang diminati konsumen perlu rancangan pengolahan yang baik dan
berkualiatas agar pelayanannya memuaskan. Rancang bangun unit pengolahan
didasarkan pada faktor-faktor antara lain target atau permintaan pasar rata-rata,
kualitas batubara dari tambang (raw coal), spesifikasi produk akhir yang diminta,
ketersediaan lahan untuk area pengolahan termasuk tempat penimbunan (stockpile)
dan ketersediaan air di sekitar area pengolahan (Bulo dan Windhu Nugroho, 2019).
Pengolahan bahan galian adalah suatu proses pengolahan dengan
memanfaatkan perbedaan sifat fisik bahan galian untuk memperoleh produkta bahan
galian yang bersangkutan. Khusus untuk batubara, proses pengolahan itu disebut
pencucian batubara (coal washing) atau preparasi batu bara (coal preparation). Pada
saat ini umumnya endapan bahan galian yang ditemukan di alam sudah jarang yang
mempunyai mutu atau kadar mineral berharga yang tinggi dan siap untuk dilebur
atau dimanfaatkan. Grinding atau penggerusan merupakan tahap akhir dari operasi
pengecilan ukuran bijih atau kominusi, grinding adalah proses pemecahan atau
penggilingan(Voight R, 2016).
Analisis ayak adalah metode yang dgunakan dalam kaitannya memanfaatkan
pesebaran-pesebaran ukuran material yang kemudian dianalisis dan disimpulkan
untuk menilai proses sebelum ataupun menentukan proses sesudah. Adapun tujuan
dari praktikum analisis ayak adalah untuk memahami mekanisme pengayakan dan
cara kerja alat serta mengetahui berat tertahan material di tiap mesh. Adapun prinsip
pemisahannya berdasarkan ukuran setiap partikel dengan lubang ayakan atau mesh.
Partikel-partikel yang memiliki ukuran lebih kecil daripada ukuran lubang ayakan
akan lolos ayakan sedangkan yang berukuran besar akan tertinggal (Nadia, 2023).
ANALISIS AYAK
ANDI PUTRI MAHARANI, S.T. NADIA MAKFIRA RAMADANI
09320210229
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
1.2 Maksud dan Tujuan Praktikum
1.2.1 Maksud
Maksud dari praktikum ini adalah praktikan dapat mengenal, mengetahui dan
menguasai ilmu tentang pengolahan bahan galian yang menjadi salah satu aplikasi
dasar dalam dunia pertambangan.
1.2.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum analisis ayak adalah:
1. Memahami mekanisme pengayakan dan cara kerja alat;
2. Mengetahui berat tertahan material di tiap mesh.
1.3 Alat dan Bahan
1.3.1 Alat
1. Ayakan;
2. Ball Mill;
3. Sieve Shaker;
4. Bola-bola baja;
5. Timbangan;
6. Perlengkapan Safety;
7. Alat tulis menulis;
8. Talang;
9. Palu;
10. Kuas ( 3 inch);
11. Neraca analitik;
12. Modul.
1.3.2 Bahan
1. Sampel batubara 2 kg;
2. Tabel data pengamatan;
3. Kantong sampel.
ANALISIS AYAK
ANDI PUTRI MAHARANI, S.T. NADIA MAKFIRA RAMADANI
09320210229
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Analisis Ayak
Analisa saringan atau analisa ayakan (Sieve analysis) adalah prosedur yang
digunakan untuk mengukur distribusi ukuran partikel dari suatu bahan. Distribusi
ukuran partikel merupakan hal yang sangat penting . Hal ini dapat digunakan untuk
semua jenis non-organik atau organik bahan butiran termasuk pasir, tanah liat, granit,
batu bara, tanah, dan berbagai produk bubuk, termasuk untuk gandum dan biji-
bijian.
Sejumlah sampel yang mewakili sampel tertentu ditimbang dan ditaruh diatas
ayakan dengan ukuran tertentu, ayakan disusun berdasarkan ukuran, ukuran yang
besar ditempatkan pada bagian atas dan pada bagian paling bawah ditempatkan pan
(wadah) sebagai tempat penerimaan/penampungan terakhir, namun tidak selamanya
metode seperti tersebut diatas selalu digunakan, ada beberapa cara atau metode yang
dapat digunakan tergantung dari material yang akan dianalisa.
2.2 Macam-Macam Ayakan
1. Ayakan dengan gerakan melempar
Disini Gerakan dengan arah membuang bekerja pada sampel. Sampel
terlempar keatas secara vertikal dengan sedikit gerakan melingkar sehingga
menyebabkan penyebaran pada sampel dan terjadi pemisahan secara menyeluruh,
pada saat yang bersamaan sampel yang terlempar ke atas akan berputar (rotasi) dan
jatuh diatas permukaan ayakan, sampel dengan ukuran yang lebih kecil dari lubang
ayakan akan melewati saringan dan yang ukuran lebih besar akan dilemparkan keatas
lagi dan begitu seterusnya. Sieve shaker modern digerakkan dengan electro magnetik
yang bergerak dengan menggunakan sistem pegas yang mana getaran yang
dihasilkan dialirkan ke ayakan dan dilengkapi dengan kontrol waktu.
2. Ayakan dengan gerakan horisontal
Dalam metode ini sampel bergerak secara horizontal (mendatar) pada bidang
permukaan sieve (ayakan), metode ini baik digunakan untuk sampel yang berbentuk
jarum, datar panjang atau berbentuk serat. Metode ini cocok untuk melakukan analisa
ANALISIS AYAK
ANDI PUTRI MAHARANI, S.T. NADIA MAKFIRA RAMADANI
09320210229
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Faktor-faktor yang mempengaruhi: Pengayakan sediaan farmasi dilakukan
untuk menentukan ukuran butiran tertentu sesuai dengan yang diinginkan. Proses
pengayakan merupakan proses penting dalam menentukan ukuran partikel yang akan
digunakan dalam membuat suatu sediaan farmasi sebab ukuran partikel mempunyai
peranan besar dalam pembuatan sediaan obat dan juga terhadap efek fisiologisnya.
Banyak metode yang tersedia untuk menentukan ukuran partikel. Yang diutarakan
disini hanyalah metode yang digunakan secara luas dalam praktek di bidang farmasi
serta metode yang merupakan ciri dari suatu prinsip khusus. Pada bagian ini akan
dibicarakan metode pengukuran pengayakan.
Teknik pengayakan dibagi menjadi dua yaitu pengayakan secara manual dan
mekanik. Teknik pengayakan manual dilakukan tanpa menggunakan mesin
sedangkan teknik pengayakan mekanik dilakukan dengan bantuan mesin. Sebuah
ayakan terdiri dari suatu panci dengan dasar kawat kasar dengan lubang–lubang segi
empat. Untuk mendapatkan ukuran partikel yang diinginkan, dapat ditentukan ukuran
ayakan berdasarkan jumlah lubang pada ayakan biasanya disebut mesh.
Pengayakan merupakan suatu metode yang digunakan untuk mendapatkan
ukuran partikel yang diinginkan. Metode ini memiliki dua teknik yang dapat
diaplikasikan dalam pembuatan sediaan farmasi, yaitu teknik pengayakan manual
dan teknik pengayakan mekanik. Berikut adalah penjelasan mengenai teknik
pengayakan manual dan teknik pengayakan mekanik.
Pada pengayakan manual, bahan dipaksa melewati lubang ayakan, umumnya
dengan bantuan sebilah kayu atau sebilah bahan sintetis atau dengan sikat. Beberapa
farmakope memuat spesifikasi ayakan dengan lebar lubang tertentu. Sekelompok
partikel dikatakan memiliki tingkat kehalusan tertentu jika seluruh partikel dapat
melintasi lebar lubang yang sesuai (tanpa sisa di ayakan). Dengan demikian ada
batasan maksimal ukuran partikel. Teknik pemisahan ini merupakan teknik manual,
teknik ini dapat dilakukan untuk campuran heterogen khususnya campuran dalam
fasa padat. Proses pemisahan didasari atas perbedaan ukuran partikel didalam
campuran tersebut. Sehingga ayakan memiliki ukuran pori atau lubang tertentu,
ukuran pori dinyatakan dalam satuan mesh. Sebagai contoh sederhana kita dapat
lakukan pemisahan pasir dari sebuah campuran pasir dan batu kerikil, menggunakan
ayakan yang porinya cukup halus.
ANALISIS AYAK
ANDI PUTRI MAHARANI, S.T. NADIA MAKFIRA RAMADANI
09320210229
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Vibrating screener merupakan alat yang digunakan untuk memisahkan
padatan dengan cairan dengan menggunakan peralatan penyaringan berlapis serta
adanya nilai mesh saringan yang berbeda-beda. Peralatan ini memanfaatkan getaran
dan tambahan air yang memudahkan bahan yang hendak dipisahkan bisa lewat
saringan. Getaran yang dihasilkan, selain untuk meratakan permukaan bahan yang
akan disaring juga berfungsi untuk mengarahkan bahan yang tidak tersaring, dalam
hal ini ampas, untuk masuk ke saluran keluar, sedangkan untuk larutan yang telah
terpisahkan akan keluar melalui saluran yang berada di bawah saringan/filter. Ciri-
ciri dari vibrating screener diantaranya, yaitu:
a. Memiliki kapasitas penyaringan yang tinggi.
b. Mudah dalam pemeliharaan dan desain yang tersusun rapi dan rapat.
c. Luas daerah getaran (fibrasi) dapat mudah berubah dari keseimbangan
berat.
d. Tahan lama.
e. Dapat digunakan dalam ukuran dan kapasitas yang berbeda-beda.
Vibrating screener adalah alat pemisahan mekanis dengan pola pengayakan dan
penyaringan yang ukuran bahan disesuaikan dengan kain (screen) yang digunakan.
kain (screen) berlaku sebagai saringan, saringan yang digunakan pada alat ini dapat
dibuat tersusun bertingkat atau hanya terdiri atas satu saringan. Saringan yang
digunakan memiliki nilai mesh yang menyatakan jumlah lubang per 1 mm2
. Saringan
yang digunakan pada alat vibrating screener umunya memiliki nilai mesh 100
sampai 200. Saringan bertingkat dengan nilai mesh sama akan memperbaiki kualitas
dan keseragaman hasil, sedangkan saringan bertingkat dengan nilai mess berbeda
akan menghasilkan beberapa produk dengan keseragaman berbeda.
Bahan yang diayak bergerak-gerak diatas ayakan, berdesakan melalui lubang
kemudian terbagi menjadi fraksi-fraksi yang berbeda. Hal ini dapat terjadi sebagai
akibat dari perubahan posisi permukaan ayakan atau melalui pergeseran bahan yang
diayak. Beberapa mesin pengayak bekerja dengan gerakan melingkar atau elipsoid
terhadap permukaan ayakan. Pada jenis ayakan statis, bahan yang diayak dipaksa
melalui lubang dengan menggunakan bantuan udara kencang atau air deras.
Oleh karena itu penggunaan ayakan dari logam sering menyebabkan tidak
tersatukan dengan bahan obat (asam salisilat, reaksi gugus hidroksil fenolik dengan
ANALISIS AYAK
ANDI PUTRI MAHARANI, S.T. NADIA MAKFIRA RAMADANI
09320210229
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ion, belerang, warna hitam akibat terbentuknya tembaga sulfida, asam askorbat,
penguraian oksidatif), maka ayakan dari bahan sintetis menjadi semakin banyak
digunakan.
Teknik pengayakan yang dilakukan tentunya memiliki tujuan dalam pembuatan
suatu sediaan farmasi. Untuk mendapatkan ukuran partikel yang diinginkan maka
terdapat beberapa standar ayakan yang biasanya digunakan dalam pembuatan sediaan
farmasi. Standar ayakan yang akan dibahas kali ini adalah Standar Amerika, Standar
tyler dan Standar menurut United States Pharmacopeia (USP).
Mengayak adalah metode yang paling umum digunakan untuk mengukur
distribusi ukuran partikel karena murah, sederhana, dan cepat dengan variasi yang
sedikit antara para operator. Meskipun limit bawah dari pemakaian biasanya
diperkirakan sebesar 50 mikron, ayakan mikromesh dapat digunakan untuk
memperpanjang batas bawah sampai 10 mikron.
Sebuah ayakan terdiri dari suatu panci dengan dasar kawat kasar dengan lubang–
lubang segi empat. Di Amerika Serikat digunakan dua standar ayakan. Pada skala
standar tyler, perbandingan lebar lubang pada urutan ayakan adalah. Skala standar
tyler didasarkan pada ukuran lubang (0,0029) pada kasa yang mempunyai 200
lubang pada setiap 1 inci, yaitu 200-mesh. Skala Standar Amerika yang dianjurkan
oleh Biro Standar Nasional umumnya menggunakan perbandingan, tetapi didasarkan
pada lubang 1 mm (18-mesh).
Pengayakan adalah sebuah cara pengelompokan butiran, yang akan dipisahkan
menjadi satu atau beberapa kelompok. Dengan demikian, dapat dipisahkan antara
partikel lolos ayakan (butir halus) dan yang tertinggal diayakan (butir kasar). Ukuran
butiran tertentu yang masih bisa melintasi ayakan, dinyatakan sebagai butiran batas
(Voigt, 1994). Teknik pemisahan dengan menggunakan pengayakan, merupakan
teknik yang tertua, teknik ini dapat dilakukan untuk campuran heterogen khususnya
campuran dalam fasa padat. Proses pemisahan didasari atas perbedaan ukuran
partikel didalam campuran tersebut. Sehingga ayakan memilikii ukuran pori atau
lubang tertentu, ukuran pori dinyatakan dalam satuan mesh.
Pada pengayakan manual, bahan dipaksa melewati lubang ayakan, umumnya
dengan bantuan bilah kayu atau bilah bahan sintetis atau dengan sikat. Beberapa
farmakope memuat spesifikasi ayakan dengan lebar lubang tertentu. Sekelompok
ANALISIS AYAK
ANDI PUTRI MAHARANI, S.T. NADIA MAKFIRA RAMADANI
09320210229
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
partikel dinyatakan memiliki tingkat kehalusan tertentu jika seluruh partikel dapat
melintasi lebar lubang yang sesuai (artinya tanpa sisa diayakan). Dengan demikian
ada batasan maksimal dari ukuran partikel.
Sedangkan, pada pengayakan secara mekanik (pengayak getaran, guncangan
atau kocokan) dilakukan dengan bantuan mesin, yang umumnya mempunyai satu set
ayakan dengan ukuran lebar lubang standar yang berlainan. Bahan yang dipak,
bergerak-gerak diatas ayakan, berdesakan melalui lubang kemudian terbagi menjadi
fraksi-fraksi yang berbeda. Beberapa mesin pengayak bekerja dengan gerakan
melingkar atau ellipsoid terhadap permukaan ayakan. Pada jenis ayakan yang statis,
bahan yang diayak dipaksa melalui lubang dengan menggunakan bantuan udara
kencang atau juga air deras (Ciwa Syarif 2015).
Jika diinginkan analisis yang lebih rinci, ayakan bisa disusun lima berturut-turut
mulai dari yang kasar di atas, sampai dengan yang terhalus di bawah. Satu sampel
serbuk yang ditimbang teliti ditempatkan pada ayakan paling atas, dan setelah
ayakan tersebut digoyangkan untuk satu periode waktu tertentu, serbuk yang
tertinggal di atas tiap saringan ditimbang. Kesalahan pengayakan akan timbul dari
sejumlah variabel termasuk beban ayakan dan lama serta intensitas penggoyangan.
Metode dengan menggunakan satu seri ayakan yang telah dikalibrasi oleh
National Bureau of Standards, merupakan suatu metode yang paling sederhana,
tetapi relatif lama dari penentuan ukuran partikel. Di sini penentunya adalah
pengukuran geometrik partikel. Sampel diayak melalui sebuah susunan menurut
meningginya lebarnya jala ayakan penguji yang disusun ke atas. Bahan yang akan
diayak diletakkan pada ayakan teratas dengan lebar jala paling besar. Partikel yang
ukurannya lebih kecil dari lebar jala yang dijumpai, berjatuhan melewatinya.
Menghasilkan bahan halus (bahan yang lolos dari ayakan). Partikel yang tinggal pada
ayakan, membentuk bahan kasar.
Menurut metode U.S.P untuk menguji kehalusan serbuk suatu massa sampel
tertentu ditaruh suatu ayakan yang cocok dan digoyangkan secara mekanik. Nomor
mesh menyatakan banyaknya lubang dalam 1 inchi. Ayakan dengan nomor mesh
kecil memiliki lubang ayakan yang besar berarti ukuran partikel yang melewatinya
juga berukuran besar. Sebaliknya ayakan dengan nomor mesh besar memiliki lubang
ayakan kecil berarti ukuran partikel yang melewatinya kecil. Tujuan penyusunan
ANALISIS AYAK
ANDI PUTRI MAHARANI, S.T. NADIA MAKFIRA RAMADANI
09320210229
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ayakan adalah memisahkan partikel sesuai dengan ukuran partikel masing-masing
sehingga bahan yang lolos ayakan pertama akan tersaring pada ayakan kedua dan
seterusnya hingga partikel itu tidak dapat lagi melewati ayakan dengan nomor mesh
tertentu.
Waktu pengayakan dilakukan selama lima menit karena waktu tersebut dianggap
waktu optimum untuk mendapatkan keseragaman bobot pada tiap ayakan (nomor
mesh). Bila waktu lebih dari lima menit dikhawatirkan partikel terlalu sering
bertumbukan sehingga pecah dan lolos keayakan berikutnya, dengan begitu akan
terjadi ketidakvalidan data. Jika kurang dari lima menit partikel belum terayak
sempurna.
Setelah diayak perlu dilakukan penimbangan untuk setiap ayakan untuk
mengetahui besar bobot yang hilang selama pengayakan, yang dapat disebabkan
tertinggalnya dalam pengayakan, hilang saat pemindahan bahan dari ayakan ke
timbangan maupun hilang saat pemindahan berlangsung. Pengayakan dilakukan
sampai selisih dengan bobot sebelumnya tidak lebih dari 5% untuk meminimalisir
kesalahan karena jika lebih dari 5% berarti tidak homogen. Secara statistik dihitung
% bobot kumulatif bobot atas dan bobot bawah. Atas ukuran maksudnya untuk
mengetahui bobot sampel yang ada pada pengayakan paling atas atau menghitung
seluruh jumlah % partikel yang berada di atas ayakan, sedangkan bobot kumulatif
bawah dihitung berdasarkan perhitungan 100 nomor mesh.
Pengayakan merupakan bagian penting dari setiap proses produksi farmasi,
terutama untuk menghasilkan produk yang berkualitas. Pengayak dapat digunakan
untuk menghilangkan kontaminasi untuk memastikan bahwa bahan-bahan dan
produk jadi memiliki kualitas terjamin selama produksi dan sebelum penggunaan
atau pengiriman. Namun, desain peralatan pengayak telah mengalami perubahan
radikal dalam beberapa tahun terakhir untuk memenuhi tuntutan baru dari
perusahaan manufaktur farmasi. Tuntutan tersebut, termasuk meningkatkan
produktivitas, kualitas produk dan yang paling penting, kesehatan dan keselamatan
operator.
Dalam hal dasar, pengayak terdiri dari wadah yang berisi saringan kawat dengan
ukuran tertentu. Mesin pengayak ini digetarkan oleh motor listrik sehingga partikel
kecil dapat melewati lubang mesh dan setiap partikel atau kontaminasi yang terlalu
ANALISIS AYAK
ANDI PUTRI MAHARANI, S.T. NADIA MAKFIRA RAMADANI
09320210229
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
besar tetap di atas. Hampir semua unit pengayak yang digunakan dalam industri
farmasi cenderung melingkar dan sebuah desain praktek manufaktur yang berkualitas
tinggi dan baik (GMP) dengan memastikan pemisahan yang akurat. Kasa baja
stainless dengan toleransi yang tinggi pada lubang juga ditentukan untuk
memberikan kualitas produk yang sangat baik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengayakan antara lain:
a. Waktu atau lama pengayakan. Waktu atau lama pengayakan (waktu
optimum), jika pengayakan terlalu lama akan menyebabkan hancurnya
serbuk sehingga serbuk yang seharusnya tidak terayak akan menjadi
terayak. Jika waktunya terlalu lama maka tidak terayak sempurna.
b. Massa sampel. Jika sampel terlalu banyak maka sampel sulit terayak. Jika
sampel sedikit maka akan lebih mudah untuk turun dan terayak.
c. Intensitas getaran. Semakin tinggi intensitas getaran maka akan semakin
banyak terjadi tumbukan antar partikel yang menyebabkan terkikisnya
partikel. Dengan demikian partikel tidak terayak dengan ukuran tertentu.
d. Pengambilan sampel yang mewakili populasi. Sampel yang baik mewakili
semua unsur yang ada dalam populasi, populasi yang dimaksud adalah
keanekaragaman ukuran partikel, mulai yang sangat halus sampai ke yang
paling kasar.
Keuntungan dari metode pengayakan antara lain:
a. Lebih cepat dan praktis.
b. Dapat diketahui ukuran partikel dari kecil sampai besar.
c. Dalam waktu relatif singkat dapat diperoleh hasil yang diinginkan.
d. Tidak bersifat subyektif.
e. Lebih mudah diamati.
f. Tidak membutuhkan ketelitian mata pengamat.
Kerugian dari metode pengayakan antara lain.
a. Tidak dapat mengetahui bentuk partikel secara pasti seperti pada metode
mikroskopi.
b. Ukuran partikel tidak pasti karena ditentukan secara kelompok (berdasarkan
keseragaman). Tidak dapat menentukan diameter partikel karena ukuran
partikel diperoleh berdasarkan nomor mesh ayakan.
ANALISIS AYAK
ANDI PUTRI MAHARANI, S.T. NADIA MAKFIRA RAMADANI
09320210229
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
c. Adanya agregasi karena adanya getaran sehingga mempengaruhi validasi
data.
d. Tidak dapat melihat bentuk partikel dan dapat menyebabkan erosi pada
bahan-bahan granul.
Aplikasi metode pengayakan dalam bidang farmasi antara lain:
a. Biovailabilitas, makin kecil partikel, bioavailabilitas obatnya semakin baik.
b. Sifat alir, makin besar partikel memiliki sifat alir yang baik daripada
partikel berukuran kecil.
c. Absorbsi, makin kecil ukuran partikel makin mudah partikel diabsorbsi dan
memberikan efek yang cepat.
d. Pencampuran lebih mudah, pencampuran lebih mudah pada pertikel yang
lebih kecil.
e. Ukuran partikel mempengaruhi pelepasan obat.
f. Ukuran partikel mempengaruhi formulasi.
Pengendalian ukuran partikel penting untuk mencapai sifat alir yang
diperlukan. Pengetahuan dan pengukuran terhadap partikel sangat penting dalam
farmasi. Ukuran berhubungan dengan luas permukaan, dari suatu partikel dapat
dikaitkan dengan sifat fisika, kimia, dan farmakologi dari suatu obat.
2.3 Jenis – jenis cara pengayakan
1. Pengayak berbadan datar (flat bad screen)
Pengayak jenis ini bentuknya sangat sederhana, banyak ditemukan diareal-areal
pertanian, saat proses sortasi awal dari kentang, wortel dan lobak. Alat pengayak
datar ganda digunakan secara luas dalam proses sortasi berdasarkan ukuran dari
bahan baku (seperti biji-bijian dan kacang-kacangan) juga digunakan dalam proses
pengolahan dan produk akhir seperti pasir jagung. Alat pengayak datar secara umum
terdiri dari satu atau lebih lembaran pengayak yang dipasangbersama-sama dalam
sebuah kotak yang tertutup rapat, pergeralannya dapat menggunakan berbagai alat.
Tetapi biasanya alat tersebut bola- bola runcing dari kart yang keras, yang diletakkan
antara lembaran-lembaran pengayak. Maksudnya adalah untuk meminimumkan
kerusakan akibat pergesekan antara lubang- lubang pengayak dengan partikel bahan
yang halus.
2. Pengayak Drum
ANALISIS AYAK
ANDI PUTRI MAHARANI, S.T. NADIA MAKFIRA RAMADANI
09320210229
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Pengayak drum dan alat yang digunakan pada proses sortasi berdasarkan ukuran
bentuk untuk kacang polong, jagung, kacang kedelai dan kacang lainnya yang
sejenis. Bahan coran tersebut akan menahan gerakan jatuh berguling yang dihasilkan
oleh rotasi drum. Alat sortis drum biasanya diperlukan untuk memisahkan bahan
coran ke dalam dua atau lebih aliran, karena itu dibutuhkan dua atau lebih tingkatan
pengayak.
3. Pengayakan sortasi
Ke atas secara vertikal dengan sedikit gerakan melingkar sehingga
menyebabkan penyebaran pada sampel dan terjadi pemisahan secara menyeluruh,
pada saat yang bersamaan sampel yang terlempar keatas akan berputar (rotasi) dan
jatuh di atas permukaan ayakan, sampel dengan ukuran yang lebih kecil dari lubang
ayakan akan melewati saringan dan yang ukuran lebih besar akan dilemparkan ke
atas lagi dan begitu seterusnya. Sieve shaker modern digerakkan dengan electro
magnetik yang bergerak dengan menggunakan sistem pegas yang mana getaran yang
dihasilkan dialirkan ke ayakan dan dilengkapi dengan kontrol waktu.
a. Ayakan dengan gerakan horizontal
Cara Pengayakan dalam metode ini, sampel bergerak secara horisontal
(mendatar) pada bidang permukaan sieve (ayakan), metode ini baik digunakan untuk
sampel yang berbentuk jarum, datar, panjang atau berbentuk serat. Metode ini cocok
untuk melakukan analisa ukuran partikel aggregat. (Gantara, B., Pulungan 2016).
b. Seiving vertical
Mesin sieving adalah perangkat yang sangat diperlukan beberapa tahun yang
lalu dan juga pada hari-hari sekarang di hari keluar dalam proses industri dan
perdagangan. Sebuah analisis akurat sebelumnya yang dilakukan terhadap bahan
baku tertentu, aditif dan persediaan melalui mesin pengayak sering diperlukan dan
merupakan premis penting untuk mencapai hasil yang benar dan untuk menghasilkan
produk yang sempurna. Dengan mempertimbangkan aspek-aspek ini, kami
menyediakan sistem yang membantu pencapaian hasil optimal selama pembuatan
produk. Mesin sieving kami memberikan presisi dan fungsi yang tinggi selama
analisis produk dengan cara sieving. Seperti disebutkan sebelumnya mesin pengayak
ini diaplikasikan di berbagai daerah. Mesin sieving menganalisa berbagai material
dengan portofolio meliputi pasir, tanah dan bahan bangunan serta makanan dan
produk kimia. Oleh karena itu, sangat penting bahwa mesin pengayak mencakup
berbagai rentang ukuran mesh, karena jelas tidak dapat menyaring semua bahan
ANALISIS AYAK
ANDI PUTRI MAHARANI, S.T. NADIA MAKFIRA RAMADANI
09320210229
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
kimia yang disukai hanya dengan jaring kasar. Khususnya dalam analisis saringan
laboratorium dengan mesin pengayak tradisional tidak cukup lagi, namun ada produk
high- end yang dibutuhkan, ini adalah bantuan yang sangat besar karena adanya
indikasi digital proses pengayakan. Seringkali dibutuhkan mesin saringan untuk
pengeringan kering dan juga saringan basah.
Pada mesin sieving, material dipisahkan melalui wire- mesh, karena partikel
yang lebih kecil dipisahkan oleh lebar mesh yang berbeda dari partikel yang lebih
besar. Ada analisis saringan dengan ukuran yang berbeda untuk tugas-tugas ini yang
memiliki rentang ukuran mesh untuk memberikan solusi optimal untuk saringan
bahan yang berbeda. Oleh karena itu harus dipertimbangkan bahwa bahkan saringan
itu bisa tercemar dengan waktu dan karenanya harus dibersihkan dengan benar.
Solusi ideal untuk pembersih ultrasonik untuk memastikan aplikasi analisis sieves
jangka panjang di mesin sieving.
2.4 Standar ukuran ayakan
Sebelum melakukan pengukuran material dengan metode pengayakan
tentukan terlebih dahulu standar ukuran ayakan, setiap produk memungkinkan
memiliki standar ukuran ayakan berbeda untuk mendapatkan ukuran (nilai) yang
seragam pada produknya. Ukuran yang digunakan bisa dinyatakan dengan mesh
maupun satuan mm. Yang dimaksud mesh adalah jumlah lubang yang terdapat dalam
satu inchi persegi (square inch), sementara jika dinyatakan dalam mm maka angka
yang ditunjukkan merupakan besar material yang diayak. Perbandingan antara luas
lubang bukaan dengan luas permukaan ayakan disebut presentase opening. Pelolosan
material dalam ayakan dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu:
1. Ukuran material yang sesuai dengan lubang ayakan.
2. Ukuran rata-rata material yang menembus lubang ayakan.
3. Sudut yang dibentuk oleh gaya pukulan partikel.
4. Komposisi air dalam material yang akan diayak.
5. Letak perlapisan material pada permukaan sebelum diayakalam pengayakan
bahan melalui ayakan seri (sieve shaker) yang mempunyai ukuran lubang
ayakan semakin kecil. Setiap pemisahan berdasarkan ukuran diperlukan
pengayakan. Ayakan mampu mengukur partikel dari 76 mm sampai dengan
38 Β΅m. Operasi pengayakan dilakukan dengan melewatkan material pada
suatu permukaan yang banyak lubang atau opening dengan ukuran yang
sesuai. Dari hasil pengayakan akan didapatkan 2 fraksi yaitu yaitu fraksi
ANALISIS AYAK
ANDI PUTRI MAHARANI, S.T. NADIA MAKFIRA RAMADANI
09320210229
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
oversize dan fraksi undersize. Fraksi oversize adalah padatan yang tertahan
diatas ayakan akibat diameter partikel padatan lebih besar daripada diameter
lubang yang ada pada ayakan. Fraksi undersize adalah padatan yang
berhasil lolos dari ayakan karena diameter artikel padatan lebih kecil
daripada diameter lubang yang ada pada ayakan.
ANALISIS AYAK
ANDI PUTRI MAHARANI, S.T. NADIA MAKFIRA RAMADANI
09320210229
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
1. Pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan.
Gambar 3.1 Siapkan alat dan bahan
2. Menimbang material, kemudian catat ke dalam tabel.
Gambar 3.2 Menimbang material
ANALISIS AYAK
ANDI PUTRI MAHARANI, S.T. NADIA MAKFIRA RAMADANI
09320210229
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
3. Kemudian masukan kedalam ayakan, adapun mesh yang digunakan yaitu
mesh 10, 14, 20, 25, 35 dan -35 mesh.
Gambar 3.3 Masukkan ke dalam ayakan
4. Setelah semua material masuk, selanjutya mengayak material menggunakan
alat sieve shaker.
Gambar 3.4 Mengayak material menggunakan alat sieve shaker
ANALISIS AYAK
ANDI PUTRI MAHARANI, S.T. NADIA MAKFIRA RAMADANI
09320210229
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
5. Setelah kita melakukan pengayakan, menimbang masing-masing fraksi tiap
ayakan kemudian catat dalam tabel, lakukan hal yang sama terhadap berat
tertahan pada setiap ayakan.
Gambar 3.5 Timbang masing-masing fraksi tiap ayakan
ANALISIS AYAK
ANDI PUTRI MAHARANI, S.T. NADIA MAKFIRA RAMADANI
09320210229
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 4.1. Data percobaan waktu ayak 10 menit dan 15 menit
No Ukuran Mesh
Berat tertahan ( gr )
10 menit 15 menit
1 10 88.2 73.4
2 14 97,6 77,5
3 20 203 195,7
4 25 144,9 16,3
5 35 54,51 203
6 -35 303 403
Total - 888,21 965,9
Tabel 4.2 Hasil analisis ayakan dengan waktu 10 menit
Ukura
n Mesh
Berat
tertahan
%
Fraksi
% Berat
tertahan
komulatif
% Berat
lolos
komulatif
Log
Ukuran
Log %
Berat
Tertahan
Komulatif
Log %
Berat
Lolos
Komulatif
10 111,2 10,64 10,64 89,33 1 0,02 1,95
14 123,6 11,83 22,47 77,5 1,14 1,35 1,88
20 229 21,93 44,4 55,57 1,30 1,64 1,74
25 170,9 16,36 60,74 39,22 1,39 1,78 1,59
35 80,51 7,71 68,47 31,5 1,54 1,83 1,49
-35 329 31,50 99,97 0 - 1,99 0
Total 1.044,21 99,97 - - - - -
ANALISIS AYAK
ANDI PUTRI MAHARANI, S.T. NADIA MAKFIRA RAMADANI
09320210229
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
4.1.1 Perhitungan hasil grinding dengan waktu 10 menit
1) % Fraksi =
π‘π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘ π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘‘π‘Žβ„Žπ‘Žπ‘›
π‘π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘ π‘‘π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™
Γ— 100%
10 =
111,2
1.044,21
Γ— 100 = 10,64 %
14 =
123,6
1.044,21
Γ— 100 = 11,83 %
20 =
229
1.044,21
Γ— 100 = 21,93 %
25 =
170,9
1.044,21
Γ— 100 = 16,36 %
35 =
80,51
1.044,21
Γ— 100 = 7,71 %
-35 =
329
1.044,21
Γ— 100 = 31,50 %
2) Berat Tertahan Kumulatif = % Berat Tertahan Kumulatif + % Fraksi
10 = 0 + 10,64 = 10,64 %
14 = 10,64 + 11,83 = 22,47 %
20 = 22,47 + 21,93 = 44,4 %
25 = 44,4 + 16,36 = 60,75 %
35 = 60,75 + 7,71 = 68,47 %
-35 = 68,47 + 31,50 = 99,97 %
3) % Berat Lolos Kumulatif = Total % Fraksi - % Berat Tertahan Kumulatif
10 = 99,97 - 10,64 = 89,33 %
14 = 99,97 – 22,47 = 77,5 %
20 = 99,97 - 44,4 = 55,57 %
25 = 99,97 - 60,75 = 39,22 %
35 = 99,97 – 68,47 = 31,5 %
-35 = 99,97 - 99,97 = 0 %
4) Log Ukuran Mesh
Log (10) = 1
Log (14) = 1,14
Log (20) = 1,30
Log (25) = 1,39
Log (35) = 1,54
Log (-35) = 0
ANALISIS AYAK
ANDI PUTRI MAHARANI, S.T. NADIA MAKFIRA RAMADANI
09320210229
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
5) Log % Berat Tertahan Kumulatif
Log (10,64) = 0,02
Log (22,47) = 1,35
Log (44,4) = 1,64
Log (60,76) = 1,78
Log (68,47) = 1,83
Log (99,97) = 1,99
6) Log % Berat Lolos Kumulatif
Log (89,33) = 1,95
Log (77,5) = 1,88
Log (55,57) = 1,74
Log (39,22) = 1,59
Log (31,5) = 1,49
Log (0) = 0
7) Pengolahan data P80 dalam waktu 10 menit
Y = 17,171x – 11,247
P80 = 17,171x – 11,247
17,171x = 80 + 11,247
X =
98,753
17,171
= 4,00 mm
8) Pengolahan data berat hilang grinding 10 (Menit)
=
π΅π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘ π‘Žπ‘€π‘Žπ‘™βˆ’π΅π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘ π‘Žπ‘˜β„Žπ‘–π‘Ÿ
π΅π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘ π‘Žπ‘€π‘Žπ‘™
π‘₯ 100%
=
1.500 βˆ’ 1.044,21
1.500
π‘₯ 100%
= 30,38 %
ANALISIS AYAK
ANDI PUTRI MAHARANI, S.T. NADIA MAKFIRA RAMADANI
09320210229
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Grafik 4.1 Hasil Ball Mill dengan waktu 10 menit
Tabel 4.4 Hasil analisis ayakan dengan waktu 15 menit
Ukuran
Berat
tertahan
%
Fraksi
% Berat
tertahan
komulatif
% Berat
lolos
komulatif
Log
Ukuran
Log %
Berat
Tertahan
Komulatif
Log %
Berat
Lolos
Komulatif
10 96,4 8,58 8,58 91,35 1 0,93 1,96
14 103,5 9,22 17,8 82,13 1,14 1,25 1,91
20 221,7 19,75 37,55 62,38 1,30 1,57 1,79
25 42,9 3,76 41,31 58,62 1,39 1,61 1,76
35 229 20,40 61,71 38,22 1,54 1,79 1,58
-35 429 38,22 99,93 0 - 1,99 -
Total 1.122,3 99,93 - - - - -
4.1.2 Perhitungan hasil grinding dengan waktu 15 menit
1) % Fraksi =
π‘π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘ π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘‘π‘Žβ„Žπ‘Žπ‘›
π‘π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘ π‘‘π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™
Γ— 100%
10 =
96,4
1.122,3
Γ— 100 = 8,58 %
14 =
103,5
1.122,3
Γ— 100 = 9,22 %
20 =
221,7
1.122,3
Γ— 100 = 19,75 %
y = 17.171x - 11.247
RΒ² = 0.9764
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
1 2 3 4 5 6
BALL MILL 10
fraksi (mm) % berat lolos komulatif
Linear (% berat lolos komulatif)
ANALISIS AYAK
ANDI PUTRI MAHARANI, S.T. NADIA MAKFIRA RAMADANI
09320210229
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
25 =
42,3
1.122,3
Γ— 100 = 3,76 %
35 =
229
1.122,3
Γ— 100 = 20,40 %
-35 =
429
1.122,3
Γ— 100 = 38,22 %
2) Berat Tertahan Kumulatif = % Berat Tertahan Kumulatif + % Fraksi
10 = 0 + 8,58 = 8,58%
14 = 8,58 + 9,22 = 17,8 %
20 = 17,8 + 19,75 = 37,55 %
25 = 37,55 + 3,76 = 41,31 %
35 = 41,31 + 20,40 = 61,71 %
-35 = 61,71 + 38,22 = 99,93 %
3) % Berat Lolos Kumulatif = Total % Fraksi - % Berat Tertahan Kumulatif
10 = 99,93 – 8,58 = 91,35 %
14 = 99,93 – 17,8 = 82,13 %
20 = 99,93 – 37,55 = 62,38 %
25 = 99,93 – 41,31 = 58,62 %
35 = 99,93 – 61,71 = 38,22 %
-35 = 99,93 - 99,93 = 0 %
4) Log Ukuran Mesh
Log (10) = 1
Log (14) = 1,14
Log (20) = 1,30
Log (25) = 1,39
Log (35) = 1,54
Log (-35) = 0
5) Log % Berat Tertahan Kumulatif
Log (8,58) = 0,93
Log (17,8) = 1,25
Log (37,55) = 1,57
Log (41,31) = 1,61
Log (61,71) = 1,79
ANALISIS AYAK
ANDI PUTRI MAHARANI, S.T. NADIA MAKFIRA RAMADANI
09320210229
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Log (99,93) = 1,99
6) Log % Berat Lolos Kumulatif
Log (91,35) = 1,96
Log (82,13) = 1,91
Log (62,38) = 1,79
Log (58,62) = 1,76
Log (38,22) = 1,58
Log (0) = 0
7) Pengolahan data P80 dalam waktu 15 menit
Y = 16,921x – 3,774
P80 = 16,921x – 3,774
16,921x = 80 + 3,774
X =
76,774
16,921
= 4,53 mm
8) Pengolahan data berat hilang grinding 15 (Menit)
=
π΅π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘ π‘Žπ‘€π‘Žπ‘™βˆ’π΅π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘ π‘Žπ‘˜β„Žπ‘–π‘Ÿ
π΅π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘ π‘Žπ‘€π‘Žπ‘™
π‘₯ 100%
=
1.500 βˆ’ 1.122,9
1.500
π‘₯ 100%
= 25,18 %
ANALISIS AYAK
ANDI PUTRI MAHARANI, S.T. NADIA MAKFIRA RAMADANI
09320210229
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Grafik 4.2 Hasil Ball Mill dengan waktu 15 menit
BAB V
y = 16.921x - 3.774
RΒ² = 0.9227
0
20
40
60
80
100
120
1 2 3 4 5 6
BALL MILL 15
fraksi (mm) % berat lolos komulatif
Linear (% berat lolos komulatif)
ANALISIS AYAK
ANDI PUTRI MAHARANI, S.T. NADIA MAKFIRA RAMADANI
09320210229
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Analisis ayak adalah metode yang digunakan dalam kaitannya memanfaatkan
pesebaran ukuran material yang kemudian dianalisis dan disimpulkan untuk menilai
proses sebelum ataupun menentukan proses sesudah. Analisa ayak juga dapat
digunakan untuk menentukan efisiensi berbagai peralatan, menghitung derajat
liberasi, mencari penyebab dan ukuran mineral berharga yang hilang bersama tailing.
Data hasil analisis ayak umumnya dipresentasikan dalam bentuk grafik, yaitu
memplot ukuran partikel pada absis (sumbu-x) dan berat sebagai ordinat (sumbu-y).
5.2 Saran
5.2.1 Saran untuk laboratorium
Agar kebersihan Laboratorium tetap dijaga sehingga praktikan dan asisten
bisa lebih nyaman dalam proses berlangsungnya praktikum dan sebaiknya jika ada
alat yang rusak ditangani dengan cepat, agar dapat digunakan pada saat praktikum.
5.2.2 Saran untuk asisten
Saran untuk asisten yaitu keramahannya tetap dipertahankan dan selalu
berada dilab.
DAFTAR PUSTAKA
ANALISIS AYAK
ANDI PUTRI MAHARANI, S.T. NADIA MAKFIRA RAMADANI
09320210229
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Arif, A. Taufik, 2016, Pengolahan Bahan Galian (Mineral dressing). Buku ajar
Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya, Sumatra
Selatan
Bulo, R. And Windhu Nugroho, Farah Dinna. Z., 2019. β€˜Analisis Produktivitas Unit
Peremuk Batubara (Crushing Plant) Untuk Pencapaian Hasil Produksi di PT.
Cms Kaltim Utama, Kecamatan Samarinda Utara, Kota Samarinda, Provinsi
Kalimantan Timur. Universitas Mulawarman, Samarinda.
Ciwa Syarif. (2015). Belakang, L. (2015 Bab I. Galang Tanjung, 2504, 1–9. Iii, B.
A. B. (2003). Bab iii landasan teori 3.1. Http://E Journal.-
Uajy.Ac.Id/7244/4/3TF03686.Pdf, 2010, 15–48.
Gantara, B., Pulungan, L. and Guntoro, D.2016 β€˜Analisis Kinerja Pabrik Peremuk (
Crushing Plant ) Batuan Andesit dalam Upaya Memaksimalkan Kapasitas
Produksi di PT Lotus SG Lestari Performance Analysis of Crushing Plant
Andesite Stones In Attempt to Maximize Production Capacity in PT Lotus SG
Lestari 3 .
Tim Asisten. 2023. β€œPenuntun Praktikum Pengolahan Bahan Galian”. Fakultas
Teknologi Industri, Program Studi Teknik Pertambangan. Universitas Muslim
Indonesia: Makassar.
Voight, R., 2016. β€˜Buku Pengolahan Bahan Galian’, 572-574, Diterjemahkan Oleh
Soedani, N., Edisi V, Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

More Related Content

Similar to MA 3 NADIA MAKFIRA RAMADANI.docx

Laporan metro
Laporan metro Laporan metro
Laporan metro fajar satrio
Β 
PSA AKAR TUNGGAL
PSA AKAR TUNGGALPSA AKAR TUNGGAL
PSA AKAR TUNGGALElsyaMaharani1
Β 
Sains T1B1.pptx
Sains T1B1.pptxSains T1B1.pptx
Sains T1B1.pptxsayang1985
Β 
Tugas mekatronika perancangan mesin automatic white bengkoang selector muhama...
Tugas mekatronika perancangan mesin automatic white bengkoang selector muhama...Tugas mekatronika perancangan mesin automatic white bengkoang selector muhama...
Tugas mekatronika perancangan mesin automatic white bengkoang selector muhama...muhammad khoirul huda
Β 
Tugas mekatronika perancangan mesin automatic white bengkoang selector muhama...
Tugas mekatronika perancangan mesin automatic white bengkoang selector muhama...Tugas mekatronika perancangan mesin automatic white bengkoang selector muhama...
Tugas mekatronika perancangan mesin automatic white bengkoang selector muhama...muhammad khoirul huda
Β 
F 22-ina rahmatika fajri-39142-tugas 1
F 22-ina rahmatika fajri-39142-tugas 1F 22-ina rahmatika fajri-39142-tugas 1
F 22-ina rahmatika fajri-39142-tugas 1Ina Rahmatika Fajri
Β 
PPT SIDANG RIZALDY.pptx
PPT SIDANG RIZALDY.pptxPPT SIDANG RIZALDY.pptx
PPT SIDANG RIZALDY.pptxNoProfile5
Β 
Laporan Resmi Praktikum Teknik Sterilisasi
Laporan Resmi Praktikum Teknik SterilisasiLaporan Resmi Praktikum Teknik Sterilisasi
Laporan Resmi Praktikum Teknik SterilisasiSalsabila Azzahra
Β 
Laporan uji pengukuran
Laporan uji pengukuranLaporan uji pengukuran
Laporan uji pengukuransholasido
Β 
MAKALAH TEKNIK SAMPLING | KELOMPOK 7 | 6H | DOSEN YAYUK RAHAYU, SSi, MSi | FA...
MAKALAH TEKNIK SAMPLING | KELOMPOK 7 | 6H | DOSEN YAYUK RAHAYU, SSi, MSi | FA...MAKALAH TEKNIK SAMPLING | KELOMPOK 7 | 6H | DOSEN YAYUK RAHAYU, SSi, MSi | FA...
MAKALAH TEKNIK SAMPLING | KELOMPOK 7 | 6H | DOSEN YAYUK RAHAYU, SSi, MSi | FA...SitiAisyahJamil3
Β 
14096000 modul-penggunaan-alat-ukur
14096000 modul-penggunaan-alat-ukur14096000 modul-penggunaan-alat-ukur
14096000 modul-penggunaan-alat-ukurbkksmk
Β 
Tugas metodologi penelitian ahmad zuraini
Tugas metodologi penelitian ahmad zurainiTugas metodologi penelitian ahmad zuraini
Tugas metodologi penelitian ahmad zurainiAhmad Zuraini
Β 
Grinding and sizing
Grinding and sizingGrinding and sizing
Grinding and sizingIffa M.Nisa
Β 
Presentation1-PERANCANGAN MESIN SORTING BUAH NAGA DENGAN KRITERIA UKURAN, BER...
Presentation1-PERANCANGAN MESIN SORTING BUAH NAGA DENGAN KRITERIA UKURAN, BER...Presentation1-PERANCANGAN MESIN SORTING BUAH NAGA DENGAN KRITERIA UKURAN, BER...
Presentation1-PERANCANGAN MESIN SORTING BUAH NAGA DENGAN KRITERIA UKURAN, BER...Umar Nad'jibril Cisse
Β 
ppt sidang adam ( selesai).pptx
ppt sidang adam ( selesai).pptxppt sidang adam ( selesai).pptx
ppt sidang adam ( selesai).pptxadamalrasyidd
Β 

Similar to MA 3 NADIA MAKFIRA RAMADANI.docx (20)

makalah fotometer
makalah fotometermakalah fotometer
makalah fotometer
Β 
Laporan metro
Laporan metro Laporan metro
Laporan metro
Β 
PSA AKAR TUNGGAL
PSA AKAR TUNGGALPSA AKAR TUNGGAL
PSA AKAR TUNGGAL
Β 
Sains T1B1.pptx
Sains T1B1.pptxSains T1B1.pptx
Sains T1B1.pptx
Β 
Sains T1B1.pptx
Sains T1B1.pptxSains T1B1.pptx
Sains T1B1.pptx
Β 
Tugas mekatronika perancangan mesin automatic white bengkoang selector muhama...
Tugas mekatronika perancangan mesin automatic white bengkoang selector muhama...Tugas mekatronika perancangan mesin automatic white bengkoang selector muhama...
Tugas mekatronika perancangan mesin automatic white bengkoang selector muhama...
Β 
Tugas mekatronika perancangan mesin automatic white bengkoang selector muhama...
Tugas mekatronika perancangan mesin automatic white bengkoang selector muhama...Tugas mekatronika perancangan mesin automatic white bengkoang selector muhama...
Tugas mekatronika perancangan mesin automatic white bengkoang selector muhama...
Β 
F 22-ina rahmatika fajri-39142-tugas 1
F 22-ina rahmatika fajri-39142-tugas 1F 22-ina rahmatika fajri-39142-tugas 1
F 22-ina rahmatika fajri-39142-tugas 1
Β 
Memeliharaalat
MemeliharaalatMemeliharaalat
Memeliharaalat
Β 
PPT SIDANG RIZALDY.pptx
PPT SIDANG RIZALDY.pptxPPT SIDANG RIZALDY.pptx
PPT SIDANG RIZALDY.pptx
Β 
Laporan Resmi Praktikum Teknik Sterilisasi
Laporan Resmi Praktikum Teknik SterilisasiLaporan Resmi Praktikum Teknik Sterilisasi
Laporan Resmi Praktikum Teknik Sterilisasi
Β 
Laporan uji pengukuran
Laporan uji pengukuranLaporan uji pengukuran
Laporan uji pengukuran
Β 
Ppt Metodologi Penelitian kelompok 7 Teknik Sampling Kelas 6H
Ppt Metodologi Penelitian kelompok 7 Teknik Sampling Kelas 6HPpt Metodologi Penelitian kelompok 7 Teknik Sampling Kelas 6H
Ppt Metodologi Penelitian kelompok 7 Teknik Sampling Kelas 6H
Β 
MAKALAH TEKNIK SAMPLING | KELOMPOK 7 | 6H | DOSEN YAYUK RAHAYU, SSi, MSi | FA...
MAKALAH TEKNIK SAMPLING | KELOMPOK 7 | 6H | DOSEN YAYUK RAHAYU, SSi, MSi | FA...MAKALAH TEKNIK SAMPLING | KELOMPOK 7 | 6H | DOSEN YAYUK RAHAYU, SSi, MSi | FA...
MAKALAH TEKNIK SAMPLING | KELOMPOK 7 | 6H | DOSEN YAYUK RAHAYU, SSi, MSi | FA...
Β 
14096000 modul-penggunaan-alat-ukur
14096000 modul-penggunaan-alat-ukur14096000 modul-penggunaan-alat-ukur
14096000 modul-penggunaan-alat-ukur
Β 
Tugas metodologi penelitian ahmad zuraini
Tugas metodologi penelitian ahmad zurainiTugas metodologi penelitian ahmad zuraini
Tugas metodologi penelitian ahmad zuraini
Β 
Grinding and sizing
Grinding and sizingGrinding and sizing
Grinding and sizing
Β 
Presentation1-PERANCANGAN MESIN SORTING BUAH NAGA DENGAN KRITERIA UKURAN, BER...
Presentation1-PERANCANGAN MESIN SORTING BUAH NAGA DENGAN KRITERIA UKURAN, BER...Presentation1-PERANCANGAN MESIN SORTING BUAH NAGA DENGAN KRITERIA UKURAN, BER...
Presentation1-PERANCANGAN MESIN SORTING BUAH NAGA DENGAN KRITERIA UKURAN, BER...
Β 
ppt sidang adam ( selesai).pptx
ppt sidang adam ( selesai).pptxppt sidang adam ( selesai).pptx
ppt sidang adam ( selesai).pptx
Β 
Mengenal Ayakan
Mengenal AyakanMengenal Ayakan
Mengenal Ayakan
Β 

Recently uploaded

Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxImahMagwa
Β 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxzidanlbs25
Β 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfAuliaAulia63
Β 
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxPENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxheru687292
Β 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Shary Armonitha
Β 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxmariaboisala21
Β 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxrikosyahputra0173
Β 

Recently uploaded (7)

Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Β 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
Β 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Β 
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxPENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
Β 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Β 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
Β 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
Β 

MA 3 NADIA MAKFIRA RAMADANI.docx

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS AYAK NADIA MAKFIRA RAMADANI 09320210229 LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSAR 2023
  • 2. ANALISIS AYAK ANDI PUTRI MAHARANI, S.T. NADIA MAKFIRA RAMADANI 09320210229 PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam bidang usaha pertambangan hal utama dalam tahapan pertambangan adalah produksi. Namun disamping itu ada satu tahapan dalam proses penambangan batubara yang berperan penting dalam menentukan kelangsungan usaha pertambangan yaitu pengolahan batubara. Dalam upaya mengolah batubara menjadi produk akhir yang diminati konsumen perlu rancangan pengolahan yang baik dan berkualiatas agar pelayanannya memuaskan. Rancang bangun unit pengolahan didasarkan pada faktor-faktor antara lain target atau permintaan pasar rata-rata, kualitas batubara dari tambang (raw coal), spesifikasi produk akhir yang diminta, ketersediaan lahan untuk area pengolahan termasuk tempat penimbunan (stockpile) dan ketersediaan air di sekitar area pengolahan (Bulo dan Windhu Nugroho, 2019). Pengolahan bahan galian adalah suatu proses pengolahan dengan memanfaatkan perbedaan sifat fisik bahan galian untuk memperoleh produkta bahan galian yang bersangkutan. Khusus untuk batubara, proses pengolahan itu disebut pencucian batubara (coal washing) atau preparasi batu bara (coal preparation). Pada saat ini umumnya endapan bahan galian yang ditemukan di alam sudah jarang yang mempunyai mutu atau kadar mineral berharga yang tinggi dan siap untuk dilebur atau dimanfaatkan. Grinding atau penggerusan merupakan tahap akhir dari operasi pengecilan ukuran bijih atau kominusi, grinding adalah proses pemecahan atau penggilingan(Voight R, 2016). Analisis ayak adalah metode yang dgunakan dalam kaitannya memanfaatkan pesebaran-pesebaran ukuran material yang kemudian dianalisis dan disimpulkan untuk menilai proses sebelum ataupun menentukan proses sesudah. Adapun tujuan dari praktikum analisis ayak adalah untuk memahami mekanisme pengayakan dan cara kerja alat serta mengetahui berat tertahan material di tiap mesh. Adapun prinsip pemisahannya berdasarkan ukuran setiap partikel dengan lubang ayakan atau mesh. Partikel-partikel yang memiliki ukuran lebih kecil daripada ukuran lubang ayakan akan lolos ayakan sedangkan yang berukuran besar akan tertinggal (Nadia, 2023).
  • 3. ANALISIS AYAK ANDI PUTRI MAHARANI, S.T. NADIA MAKFIRA RAMADANI 09320210229 PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA 1.2 Maksud dan Tujuan Praktikum 1.2.1 Maksud Maksud dari praktikum ini adalah praktikan dapat mengenal, mengetahui dan menguasai ilmu tentang pengolahan bahan galian yang menjadi salah satu aplikasi dasar dalam dunia pertambangan. 1.2.2 Tujuan Adapun tujuan dari praktikum analisis ayak adalah: 1. Memahami mekanisme pengayakan dan cara kerja alat; 2. Mengetahui berat tertahan material di tiap mesh. 1.3 Alat dan Bahan 1.3.1 Alat 1. Ayakan; 2. Ball Mill; 3. Sieve Shaker; 4. Bola-bola baja; 5. Timbangan; 6. Perlengkapan Safety; 7. Alat tulis menulis; 8. Talang; 9. Palu; 10. Kuas ( 3 inch); 11. Neraca analitik; 12. Modul. 1.3.2 Bahan 1. Sampel batubara 2 kg; 2. Tabel data pengamatan; 3. Kantong sampel.
  • 4. ANALISIS AYAK ANDI PUTRI MAHARANI, S.T. NADIA MAKFIRA RAMADANI 09320210229 PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Ayak Analisa saringan atau analisa ayakan (Sieve analysis) adalah prosedur yang digunakan untuk mengukur distribusi ukuran partikel dari suatu bahan. Distribusi ukuran partikel merupakan hal yang sangat penting . Hal ini dapat digunakan untuk semua jenis non-organik atau organik bahan butiran termasuk pasir, tanah liat, granit, batu bara, tanah, dan berbagai produk bubuk, termasuk untuk gandum dan biji- bijian. Sejumlah sampel yang mewakili sampel tertentu ditimbang dan ditaruh diatas ayakan dengan ukuran tertentu, ayakan disusun berdasarkan ukuran, ukuran yang besar ditempatkan pada bagian atas dan pada bagian paling bawah ditempatkan pan (wadah) sebagai tempat penerimaan/penampungan terakhir, namun tidak selamanya metode seperti tersebut diatas selalu digunakan, ada beberapa cara atau metode yang dapat digunakan tergantung dari material yang akan dianalisa. 2.2 Macam-Macam Ayakan 1. Ayakan dengan gerakan melempar Disini Gerakan dengan arah membuang bekerja pada sampel. Sampel terlempar keatas secara vertikal dengan sedikit gerakan melingkar sehingga menyebabkan penyebaran pada sampel dan terjadi pemisahan secara menyeluruh, pada saat yang bersamaan sampel yang terlempar ke atas akan berputar (rotasi) dan jatuh diatas permukaan ayakan, sampel dengan ukuran yang lebih kecil dari lubang ayakan akan melewati saringan dan yang ukuran lebih besar akan dilemparkan keatas lagi dan begitu seterusnya. Sieve shaker modern digerakkan dengan electro magnetik yang bergerak dengan menggunakan sistem pegas yang mana getaran yang dihasilkan dialirkan ke ayakan dan dilengkapi dengan kontrol waktu. 2. Ayakan dengan gerakan horisontal Dalam metode ini sampel bergerak secara horizontal (mendatar) pada bidang permukaan sieve (ayakan), metode ini baik digunakan untuk sampel yang berbentuk jarum, datar panjang atau berbentuk serat. Metode ini cocok untuk melakukan analisa
  • 5. ANALISIS AYAK ANDI PUTRI MAHARANI, S.T. NADIA MAKFIRA RAMADANI 09320210229 PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA Faktor-faktor yang mempengaruhi: Pengayakan sediaan farmasi dilakukan untuk menentukan ukuran butiran tertentu sesuai dengan yang diinginkan. Proses pengayakan merupakan proses penting dalam menentukan ukuran partikel yang akan digunakan dalam membuat suatu sediaan farmasi sebab ukuran partikel mempunyai peranan besar dalam pembuatan sediaan obat dan juga terhadap efek fisiologisnya. Banyak metode yang tersedia untuk menentukan ukuran partikel. Yang diutarakan disini hanyalah metode yang digunakan secara luas dalam praktek di bidang farmasi serta metode yang merupakan ciri dari suatu prinsip khusus. Pada bagian ini akan dibicarakan metode pengukuran pengayakan. Teknik pengayakan dibagi menjadi dua yaitu pengayakan secara manual dan mekanik. Teknik pengayakan manual dilakukan tanpa menggunakan mesin sedangkan teknik pengayakan mekanik dilakukan dengan bantuan mesin. Sebuah ayakan terdiri dari suatu panci dengan dasar kawat kasar dengan lubang–lubang segi empat. Untuk mendapatkan ukuran partikel yang diinginkan, dapat ditentukan ukuran ayakan berdasarkan jumlah lubang pada ayakan biasanya disebut mesh. Pengayakan merupakan suatu metode yang digunakan untuk mendapatkan ukuran partikel yang diinginkan. Metode ini memiliki dua teknik yang dapat diaplikasikan dalam pembuatan sediaan farmasi, yaitu teknik pengayakan manual dan teknik pengayakan mekanik. Berikut adalah penjelasan mengenai teknik pengayakan manual dan teknik pengayakan mekanik. Pada pengayakan manual, bahan dipaksa melewati lubang ayakan, umumnya dengan bantuan sebilah kayu atau sebilah bahan sintetis atau dengan sikat. Beberapa farmakope memuat spesifikasi ayakan dengan lebar lubang tertentu. Sekelompok partikel dikatakan memiliki tingkat kehalusan tertentu jika seluruh partikel dapat melintasi lebar lubang yang sesuai (tanpa sisa di ayakan). Dengan demikian ada batasan maksimal ukuran partikel. Teknik pemisahan ini merupakan teknik manual, teknik ini dapat dilakukan untuk campuran heterogen khususnya campuran dalam fasa padat. Proses pemisahan didasari atas perbedaan ukuran partikel didalam campuran tersebut. Sehingga ayakan memiliki ukuran pori atau lubang tertentu, ukuran pori dinyatakan dalam satuan mesh. Sebagai contoh sederhana kita dapat lakukan pemisahan pasir dari sebuah campuran pasir dan batu kerikil, menggunakan ayakan yang porinya cukup halus.
  • 6. ANALISIS AYAK ANDI PUTRI MAHARANI, S.T. NADIA MAKFIRA RAMADANI 09320210229 PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA Vibrating screener merupakan alat yang digunakan untuk memisahkan padatan dengan cairan dengan menggunakan peralatan penyaringan berlapis serta adanya nilai mesh saringan yang berbeda-beda. Peralatan ini memanfaatkan getaran dan tambahan air yang memudahkan bahan yang hendak dipisahkan bisa lewat saringan. Getaran yang dihasilkan, selain untuk meratakan permukaan bahan yang akan disaring juga berfungsi untuk mengarahkan bahan yang tidak tersaring, dalam hal ini ampas, untuk masuk ke saluran keluar, sedangkan untuk larutan yang telah terpisahkan akan keluar melalui saluran yang berada di bawah saringan/filter. Ciri- ciri dari vibrating screener diantaranya, yaitu: a. Memiliki kapasitas penyaringan yang tinggi. b. Mudah dalam pemeliharaan dan desain yang tersusun rapi dan rapat. c. Luas daerah getaran (fibrasi) dapat mudah berubah dari keseimbangan berat. d. Tahan lama. e. Dapat digunakan dalam ukuran dan kapasitas yang berbeda-beda. Vibrating screener adalah alat pemisahan mekanis dengan pola pengayakan dan penyaringan yang ukuran bahan disesuaikan dengan kain (screen) yang digunakan. kain (screen) berlaku sebagai saringan, saringan yang digunakan pada alat ini dapat dibuat tersusun bertingkat atau hanya terdiri atas satu saringan. Saringan yang digunakan memiliki nilai mesh yang menyatakan jumlah lubang per 1 mm2 . Saringan yang digunakan pada alat vibrating screener umunya memiliki nilai mesh 100 sampai 200. Saringan bertingkat dengan nilai mesh sama akan memperbaiki kualitas dan keseragaman hasil, sedangkan saringan bertingkat dengan nilai mess berbeda akan menghasilkan beberapa produk dengan keseragaman berbeda. Bahan yang diayak bergerak-gerak diatas ayakan, berdesakan melalui lubang kemudian terbagi menjadi fraksi-fraksi yang berbeda. Hal ini dapat terjadi sebagai akibat dari perubahan posisi permukaan ayakan atau melalui pergeseran bahan yang diayak. Beberapa mesin pengayak bekerja dengan gerakan melingkar atau elipsoid terhadap permukaan ayakan. Pada jenis ayakan statis, bahan yang diayak dipaksa melalui lubang dengan menggunakan bantuan udara kencang atau air deras. Oleh karena itu penggunaan ayakan dari logam sering menyebabkan tidak tersatukan dengan bahan obat (asam salisilat, reaksi gugus hidroksil fenolik dengan
  • 7. ANALISIS AYAK ANDI PUTRI MAHARANI, S.T. NADIA MAKFIRA RAMADANI 09320210229 PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA ion, belerang, warna hitam akibat terbentuknya tembaga sulfida, asam askorbat, penguraian oksidatif), maka ayakan dari bahan sintetis menjadi semakin banyak digunakan. Teknik pengayakan yang dilakukan tentunya memiliki tujuan dalam pembuatan suatu sediaan farmasi. Untuk mendapatkan ukuran partikel yang diinginkan maka terdapat beberapa standar ayakan yang biasanya digunakan dalam pembuatan sediaan farmasi. Standar ayakan yang akan dibahas kali ini adalah Standar Amerika, Standar tyler dan Standar menurut United States Pharmacopeia (USP). Mengayak adalah metode yang paling umum digunakan untuk mengukur distribusi ukuran partikel karena murah, sederhana, dan cepat dengan variasi yang sedikit antara para operator. Meskipun limit bawah dari pemakaian biasanya diperkirakan sebesar 50 mikron, ayakan mikromesh dapat digunakan untuk memperpanjang batas bawah sampai 10 mikron. Sebuah ayakan terdiri dari suatu panci dengan dasar kawat kasar dengan lubang– lubang segi empat. Di Amerika Serikat digunakan dua standar ayakan. Pada skala standar tyler, perbandingan lebar lubang pada urutan ayakan adalah. Skala standar tyler didasarkan pada ukuran lubang (0,0029) pada kasa yang mempunyai 200 lubang pada setiap 1 inci, yaitu 200-mesh. Skala Standar Amerika yang dianjurkan oleh Biro Standar Nasional umumnya menggunakan perbandingan, tetapi didasarkan pada lubang 1 mm (18-mesh). Pengayakan adalah sebuah cara pengelompokan butiran, yang akan dipisahkan menjadi satu atau beberapa kelompok. Dengan demikian, dapat dipisahkan antara partikel lolos ayakan (butir halus) dan yang tertinggal diayakan (butir kasar). Ukuran butiran tertentu yang masih bisa melintasi ayakan, dinyatakan sebagai butiran batas (Voigt, 1994). Teknik pemisahan dengan menggunakan pengayakan, merupakan teknik yang tertua, teknik ini dapat dilakukan untuk campuran heterogen khususnya campuran dalam fasa padat. Proses pemisahan didasari atas perbedaan ukuran partikel didalam campuran tersebut. Sehingga ayakan memilikii ukuran pori atau lubang tertentu, ukuran pori dinyatakan dalam satuan mesh. Pada pengayakan manual, bahan dipaksa melewati lubang ayakan, umumnya dengan bantuan bilah kayu atau bilah bahan sintetis atau dengan sikat. Beberapa farmakope memuat spesifikasi ayakan dengan lebar lubang tertentu. Sekelompok
  • 8. ANALISIS AYAK ANDI PUTRI MAHARANI, S.T. NADIA MAKFIRA RAMADANI 09320210229 PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA partikel dinyatakan memiliki tingkat kehalusan tertentu jika seluruh partikel dapat melintasi lebar lubang yang sesuai (artinya tanpa sisa diayakan). Dengan demikian ada batasan maksimal dari ukuran partikel. Sedangkan, pada pengayakan secara mekanik (pengayak getaran, guncangan atau kocokan) dilakukan dengan bantuan mesin, yang umumnya mempunyai satu set ayakan dengan ukuran lebar lubang standar yang berlainan. Bahan yang dipak, bergerak-gerak diatas ayakan, berdesakan melalui lubang kemudian terbagi menjadi fraksi-fraksi yang berbeda. Beberapa mesin pengayak bekerja dengan gerakan melingkar atau ellipsoid terhadap permukaan ayakan. Pada jenis ayakan yang statis, bahan yang diayak dipaksa melalui lubang dengan menggunakan bantuan udara kencang atau juga air deras (Ciwa Syarif 2015). Jika diinginkan analisis yang lebih rinci, ayakan bisa disusun lima berturut-turut mulai dari yang kasar di atas, sampai dengan yang terhalus di bawah. Satu sampel serbuk yang ditimbang teliti ditempatkan pada ayakan paling atas, dan setelah ayakan tersebut digoyangkan untuk satu periode waktu tertentu, serbuk yang tertinggal di atas tiap saringan ditimbang. Kesalahan pengayakan akan timbul dari sejumlah variabel termasuk beban ayakan dan lama serta intensitas penggoyangan. Metode dengan menggunakan satu seri ayakan yang telah dikalibrasi oleh National Bureau of Standards, merupakan suatu metode yang paling sederhana, tetapi relatif lama dari penentuan ukuran partikel. Di sini penentunya adalah pengukuran geometrik partikel. Sampel diayak melalui sebuah susunan menurut meningginya lebarnya jala ayakan penguji yang disusun ke atas. Bahan yang akan diayak diletakkan pada ayakan teratas dengan lebar jala paling besar. Partikel yang ukurannya lebih kecil dari lebar jala yang dijumpai, berjatuhan melewatinya. Menghasilkan bahan halus (bahan yang lolos dari ayakan). Partikel yang tinggal pada ayakan, membentuk bahan kasar. Menurut metode U.S.P untuk menguji kehalusan serbuk suatu massa sampel tertentu ditaruh suatu ayakan yang cocok dan digoyangkan secara mekanik. Nomor mesh menyatakan banyaknya lubang dalam 1 inchi. Ayakan dengan nomor mesh kecil memiliki lubang ayakan yang besar berarti ukuran partikel yang melewatinya juga berukuran besar. Sebaliknya ayakan dengan nomor mesh besar memiliki lubang ayakan kecil berarti ukuran partikel yang melewatinya kecil. Tujuan penyusunan
  • 9. ANALISIS AYAK ANDI PUTRI MAHARANI, S.T. NADIA MAKFIRA RAMADANI 09320210229 PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA ayakan adalah memisahkan partikel sesuai dengan ukuran partikel masing-masing sehingga bahan yang lolos ayakan pertama akan tersaring pada ayakan kedua dan seterusnya hingga partikel itu tidak dapat lagi melewati ayakan dengan nomor mesh tertentu. Waktu pengayakan dilakukan selama lima menit karena waktu tersebut dianggap waktu optimum untuk mendapatkan keseragaman bobot pada tiap ayakan (nomor mesh). Bila waktu lebih dari lima menit dikhawatirkan partikel terlalu sering bertumbukan sehingga pecah dan lolos keayakan berikutnya, dengan begitu akan terjadi ketidakvalidan data. Jika kurang dari lima menit partikel belum terayak sempurna. Setelah diayak perlu dilakukan penimbangan untuk setiap ayakan untuk mengetahui besar bobot yang hilang selama pengayakan, yang dapat disebabkan tertinggalnya dalam pengayakan, hilang saat pemindahan bahan dari ayakan ke timbangan maupun hilang saat pemindahan berlangsung. Pengayakan dilakukan sampai selisih dengan bobot sebelumnya tidak lebih dari 5% untuk meminimalisir kesalahan karena jika lebih dari 5% berarti tidak homogen. Secara statistik dihitung % bobot kumulatif bobot atas dan bobot bawah. Atas ukuran maksudnya untuk mengetahui bobot sampel yang ada pada pengayakan paling atas atau menghitung seluruh jumlah % partikel yang berada di atas ayakan, sedangkan bobot kumulatif bawah dihitung berdasarkan perhitungan 100 nomor mesh. Pengayakan merupakan bagian penting dari setiap proses produksi farmasi, terutama untuk menghasilkan produk yang berkualitas. Pengayak dapat digunakan untuk menghilangkan kontaminasi untuk memastikan bahwa bahan-bahan dan produk jadi memiliki kualitas terjamin selama produksi dan sebelum penggunaan atau pengiriman. Namun, desain peralatan pengayak telah mengalami perubahan radikal dalam beberapa tahun terakhir untuk memenuhi tuntutan baru dari perusahaan manufaktur farmasi. Tuntutan tersebut, termasuk meningkatkan produktivitas, kualitas produk dan yang paling penting, kesehatan dan keselamatan operator. Dalam hal dasar, pengayak terdiri dari wadah yang berisi saringan kawat dengan ukuran tertentu. Mesin pengayak ini digetarkan oleh motor listrik sehingga partikel kecil dapat melewati lubang mesh dan setiap partikel atau kontaminasi yang terlalu
  • 10. ANALISIS AYAK ANDI PUTRI MAHARANI, S.T. NADIA MAKFIRA RAMADANI 09320210229 PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA besar tetap di atas. Hampir semua unit pengayak yang digunakan dalam industri farmasi cenderung melingkar dan sebuah desain praktek manufaktur yang berkualitas tinggi dan baik (GMP) dengan memastikan pemisahan yang akurat. Kasa baja stainless dengan toleransi yang tinggi pada lubang juga ditentukan untuk memberikan kualitas produk yang sangat baik. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengayakan antara lain: a. Waktu atau lama pengayakan. Waktu atau lama pengayakan (waktu optimum), jika pengayakan terlalu lama akan menyebabkan hancurnya serbuk sehingga serbuk yang seharusnya tidak terayak akan menjadi terayak. Jika waktunya terlalu lama maka tidak terayak sempurna. b. Massa sampel. Jika sampel terlalu banyak maka sampel sulit terayak. Jika sampel sedikit maka akan lebih mudah untuk turun dan terayak. c. Intensitas getaran. Semakin tinggi intensitas getaran maka akan semakin banyak terjadi tumbukan antar partikel yang menyebabkan terkikisnya partikel. Dengan demikian partikel tidak terayak dengan ukuran tertentu. d. Pengambilan sampel yang mewakili populasi. Sampel yang baik mewakili semua unsur yang ada dalam populasi, populasi yang dimaksud adalah keanekaragaman ukuran partikel, mulai yang sangat halus sampai ke yang paling kasar. Keuntungan dari metode pengayakan antara lain: a. Lebih cepat dan praktis. b. Dapat diketahui ukuran partikel dari kecil sampai besar. c. Dalam waktu relatif singkat dapat diperoleh hasil yang diinginkan. d. Tidak bersifat subyektif. e. Lebih mudah diamati. f. Tidak membutuhkan ketelitian mata pengamat. Kerugian dari metode pengayakan antara lain. a. Tidak dapat mengetahui bentuk partikel secara pasti seperti pada metode mikroskopi. b. Ukuran partikel tidak pasti karena ditentukan secara kelompok (berdasarkan keseragaman). Tidak dapat menentukan diameter partikel karena ukuran partikel diperoleh berdasarkan nomor mesh ayakan.
  • 11. ANALISIS AYAK ANDI PUTRI MAHARANI, S.T. NADIA MAKFIRA RAMADANI 09320210229 PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA c. Adanya agregasi karena adanya getaran sehingga mempengaruhi validasi data. d. Tidak dapat melihat bentuk partikel dan dapat menyebabkan erosi pada bahan-bahan granul. Aplikasi metode pengayakan dalam bidang farmasi antara lain: a. Biovailabilitas, makin kecil partikel, bioavailabilitas obatnya semakin baik. b. Sifat alir, makin besar partikel memiliki sifat alir yang baik daripada partikel berukuran kecil. c. Absorbsi, makin kecil ukuran partikel makin mudah partikel diabsorbsi dan memberikan efek yang cepat. d. Pencampuran lebih mudah, pencampuran lebih mudah pada pertikel yang lebih kecil. e. Ukuran partikel mempengaruhi pelepasan obat. f. Ukuran partikel mempengaruhi formulasi. Pengendalian ukuran partikel penting untuk mencapai sifat alir yang diperlukan. Pengetahuan dan pengukuran terhadap partikel sangat penting dalam farmasi. Ukuran berhubungan dengan luas permukaan, dari suatu partikel dapat dikaitkan dengan sifat fisika, kimia, dan farmakologi dari suatu obat. 2.3 Jenis – jenis cara pengayakan 1. Pengayak berbadan datar (flat bad screen) Pengayak jenis ini bentuknya sangat sederhana, banyak ditemukan diareal-areal pertanian, saat proses sortasi awal dari kentang, wortel dan lobak. Alat pengayak datar ganda digunakan secara luas dalam proses sortasi berdasarkan ukuran dari bahan baku (seperti biji-bijian dan kacang-kacangan) juga digunakan dalam proses pengolahan dan produk akhir seperti pasir jagung. Alat pengayak datar secara umum terdiri dari satu atau lebih lembaran pengayak yang dipasangbersama-sama dalam sebuah kotak yang tertutup rapat, pergeralannya dapat menggunakan berbagai alat. Tetapi biasanya alat tersebut bola- bola runcing dari kart yang keras, yang diletakkan antara lembaran-lembaran pengayak. Maksudnya adalah untuk meminimumkan kerusakan akibat pergesekan antara lubang- lubang pengayak dengan partikel bahan yang halus. 2. Pengayak Drum
  • 12. ANALISIS AYAK ANDI PUTRI MAHARANI, S.T. NADIA MAKFIRA RAMADANI 09320210229 PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA Pengayak drum dan alat yang digunakan pada proses sortasi berdasarkan ukuran bentuk untuk kacang polong, jagung, kacang kedelai dan kacang lainnya yang sejenis. Bahan coran tersebut akan menahan gerakan jatuh berguling yang dihasilkan oleh rotasi drum. Alat sortis drum biasanya diperlukan untuk memisahkan bahan coran ke dalam dua atau lebih aliran, karena itu dibutuhkan dua atau lebih tingkatan pengayak. 3. Pengayakan sortasi Ke atas secara vertikal dengan sedikit gerakan melingkar sehingga menyebabkan penyebaran pada sampel dan terjadi pemisahan secara menyeluruh, pada saat yang bersamaan sampel yang terlempar keatas akan berputar (rotasi) dan jatuh di atas permukaan ayakan, sampel dengan ukuran yang lebih kecil dari lubang ayakan akan melewati saringan dan yang ukuran lebih besar akan dilemparkan ke atas lagi dan begitu seterusnya. Sieve shaker modern digerakkan dengan electro magnetik yang bergerak dengan menggunakan sistem pegas yang mana getaran yang dihasilkan dialirkan ke ayakan dan dilengkapi dengan kontrol waktu. a. Ayakan dengan gerakan horizontal Cara Pengayakan dalam metode ini, sampel bergerak secara horisontal (mendatar) pada bidang permukaan sieve (ayakan), metode ini baik digunakan untuk sampel yang berbentuk jarum, datar, panjang atau berbentuk serat. Metode ini cocok untuk melakukan analisa ukuran partikel aggregat. (Gantara, B., Pulungan 2016). b. Seiving vertical Mesin sieving adalah perangkat yang sangat diperlukan beberapa tahun yang lalu dan juga pada hari-hari sekarang di hari keluar dalam proses industri dan perdagangan. Sebuah analisis akurat sebelumnya yang dilakukan terhadap bahan baku tertentu, aditif dan persediaan melalui mesin pengayak sering diperlukan dan merupakan premis penting untuk mencapai hasil yang benar dan untuk menghasilkan produk yang sempurna. Dengan mempertimbangkan aspek-aspek ini, kami menyediakan sistem yang membantu pencapaian hasil optimal selama pembuatan produk. Mesin sieving kami memberikan presisi dan fungsi yang tinggi selama analisis produk dengan cara sieving. Seperti disebutkan sebelumnya mesin pengayak ini diaplikasikan di berbagai daerah. Mesin sieving menganalisa berbagai material dengan portofolio meliputi pasir, tanah dan bahan bangunan serta makanan dan produk kimia. Oleh karena itu, sangat penting bahwa mesin pengayak mencakup berbagai rentang ukuran mesh, karena jelas tidak dapat menyaring semua bahan
  • 13. ANALISIS AYAK ANDI PUTRI MAHARANI, S.T. NADIA MAKFIRA RAMADANI 09320210229 PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA kimia yang disukai hanya dengan jaring kasar. Khususnya dalam analisis saringan laboratorium dengan mesin pengayak tradisional tidak cukup lagi, namun ada produk high- end yang dibutuhkan, ini adalah bantuan yang sangat besar karena adanya indikasi digital proses pengayakan. Seringkali dibutuhkan mesin saringan untuk pengeringan kering dan juga saringan basah. Pada mesin sieving, material dipisahkan melalui wire- mesh, karena partikel yang lebih kecil dipisahkan oleh lebar mesh yang berbeda dari partikel yang lebih besar. Ada analisis saringan dengan ukuran yang berbeda untuk tugas-tugas ini yang memiliki rentang ukuran mesh untuk memberikan solusi optimal untuk saringan bahan yang berbeda. Oleh karena itu harus dipertimbangkan bahwa bahkan saringan itu bisa tercemar dengan waktu dan karenanya harus dibersihkan dengan benar. Solusi ideal untuk pembersih ultrasonik untuk memastikan aplikasi analisis sieves jangka panjang di mesin sieving. 2.4 Standar ukuran ayakan Sebelum melakukan pengukuran material dengan metode pengayakan tentukan terlebih dahulu standar ukuran ayakan, setiap produk memungkinkan memiliki standar ukuran ayakan berbeda untuk mendapatkan ukuran (nilai) yang seragam pada produknya. Ukuran yang digunakan bisa dinyatakan dengan mesh maupun satuan mm. Yang dimaksud mesh adalah jumlah lubang yang terdapat dalam satu inchi persegi (square inch), sementara jika dinyatakan dalam mm maka angka yang ditunjukkan merupakan besar material yang diayak. Perbandingan antara luas lubang bukaan dengan luas permukaan ayakan disebut presentase opening. Pelolosan material dalam ayakan dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu: 1. Ukuran material yang sesuai dengan lubang ayakan. 2. Ukuran rata-rata material yang menembus lubang ayakan. 3. Sudut yang dibentuk oleh gaya pukulan partikel. 4. Komposisi air dalam material yang akan diayak. 5. Letak perlapisan material pada permukaan sebelum diayakalam pengayakan bahan melalui ayakan seri (sieve shaker) yang mempunyai ukuran lubang ayakan semakin kecil. Setiap pemisahan berdasarkan ukuran diperlukan pengayakan. Ayakan mampu mengukur partikel dari 76 mm sampai dengan 38 Β΅m. Operasi pengayakan dilakukan dengan melewatkan material pada suatu permukaan yang banyak lubang atau opening dengan ukuran yang sesuai. Dari hasil pengayakan akan didapatkan 2 fraksi yaitu yaitu fraksi
  • 14. ANALISIS AYAK ANDI PUTRI MAHARANI, S.T. NADIA MAKFIRA RAMADANI 09320210229 PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA oversize dan fraksi undersize. Fraksi oversize adalah padatan yang tertahan diatas ayakan akibat diameter partikel padatan lebih besar daripada diameter lubang yang ada pada ayakan. Fraksi undersize adalah padatan yang berhasil lolos dari ayakan karena diameter artikel padatan lebih kecil daripada diameter lubang yang ada pada ayakan.
  • 15. ANALISIS AYAK ANDI PUTRI MAHARANI, S.T. NADIA MAKFIRA RAMADANI 09320210229 PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BAB III PROSEDUR PERCOBAAN 1. Pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan. Gambar 3.1 Siapkan alat dan bahan 2. Menimbang material, kemudian catat ke dalam tabel. Gambar 3.2 Menimbang material
  • 16. ANALISIS AYAK ANDI PUTRI MAHARANI, S.T. NADIA MAKFIRA RAMADANI 09320210229 PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA 3. Kemudian masukan kedalam ayakan, adapun mesh yang digunakan yaitu mesh 10, 14, 20, 25, 35 dan -35 mesh. Gambar 3.3 Masukkan ke dalam ayakan 4. Setelah semua material masuk, selanjutya mengayak material menggunakan alat sieve shaker. Gambar 3.4 Mengayak material menggunakan alat sieve shaker
  • 17. ANALISIS AYAK ANDI PUTRI MAHARANI, S.T. NADIA MAKFIRA RAMADANI 09320210229 PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA 5. Setelah kita melakukan pengayakan, menimbang masing-masing fraksi tiap ayakan kemudian catat dalam tabel, lakukan hal yang sama terhadap berat tertahan pada setiap ayakan. Gambar 3.5 Timbang masing-masing fraksi tiap ayakan
  • 18. ANALISIS AYAK ANDI PUTRI MAHARANI, S.T. NADIA MAKFIRA RAMADANI 09320210229 PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Tabel 4.1. Data percobaan waktu ayak 10 menit dan 15 menit No Ukuran Mesh Berat tertahan ( gr ) 10 menit 15 menit 1 10 88.2 73.4 2 14 97,6 77,5 3 20 203 195,7 4 25 144,9 16,3 5 35 54,51 203 6 -35 303 403 Total - 888,21 965,9 Tabel 4.2 Hasil analisis ayakan dengan waktu 10 menit Ukura n Mesh Berat tertahan % Fraksi % Berat tertahan komulatif % Berat lolos komulatif Log Ukuran Log % Berat Tertahan Komulatif Log % Berat Lolos Komulatif 10 111,2 10,64 10,64 89,33 1 0,02 1,95 14 123,6 11,83 22,47 77,5 1,14 1,35 1,88 20 229 21,93 44,4 55,57 1,30 1,64 1,74 25 170,9 16,36 60,74 39,22 1,39 1,78 1,59 35 80,51 7,71 68,47 31,5 1,54 1,83 1,49 -35 329 31,50 99,97 0 - 1,99 0 Total 1.044,21 99,97 - - - - -
  • 19. ANALISIS AYAK ANDI PUTRI MAHARANI, S.T. NADIA MAKFIRA RAMADANI 09320210229 PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA 4.1.1 Perhitungan hasil grinding dengan waktu 10 menit 1) % Fraksi = π‘π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘ π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘‘π‘Žβ„Žπ‘Žπ‘› π‘π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘ π‘‘π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ Γ— 100% 10 = 111,2 1.044,21 Γ— 100 = 10,64 % 14 = 123,6 1.044,21 Γ— 100 = 11,83 % 20 = 229 1.044,21 Γ— 100 = 21,93 % 25 = 170,9 1.044,21 Γ— 100 = 16,36 % 35 = 80,51 1.044,21 Γ— 100 = 7,71 % -35 = 329 1.044,21 Γ— 100 = 31,50 % 2) Berat Tertahan Kumulatif = % Berat Tertahan Kumulatif + % Fraksi 10 = 0 + 10,64 = 10,64 % 14 = 10,64 + 11,83 = 22,47 % 20 = 22,47 + 21,93 = 44,4 % 25 = 44,4 + 16,36 = 60,75 % 35 = 60,75 + 7,71 = 68,47 % -35 = 68,47 + 31,50 = 99,97 % 3) % Berat Lolos Kumulatif = Total % Fraksi - % Berat Tertahan Kumulatif 10 = 99,97 - 10,64 = 89,33 % 14 = 99,97 – 22,47 = 77,5 % 20 = 99,97 - 44,4 = 55,57 % 25 = 99,97 - 60,75 = 39,22 % 35 = 99,97 – 68,47 = 31,5 % -35 = 99,97 - 99,97 = 0 % 4) Log Ukuran Mesh Log (10) = 1 Log (14) = 1,14 Log (20) = 1,30 Log (25) = 1,39 Log (35) = 1,54 Log (-35) = 0
  • 20. ANALISIS AYAK ANDI PUTRI MAHARANI, S.T. NADIA MAKFIRA RAMADANI 09320210229 PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA 5) Log % Berat Tertahan Kumulatif Log (10,64) = 0,02 Log (22,47) = 1,35 Log (44,4) = 1,64 Log (60,76) = 1,78 Log (68,47) = 1,83 Log (99,97) = 1,99 6) Log % Berat Lolos Kumulatif Log (89,33) = 1,95 Log (77,5) = 1,88 Log (55,57) = 1,74 Log (39,22) = 1,59 Log (31,5) = 1,49 Log (0) = 0 7) Pengolahan data P80 dalam waktu 10 menit Y = 17,171x – 11,247 P80 = 17,171x – 11,247 17,171x = 80 + 11,247 X = 98,753 17,171 = 4,00 mm 8) Pengolahan data berat hilang grinding 10 (Menit) = π΅π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘ π‘Žπ‘€π‘Žπ‘™βˆ’π΅π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘ π‘Žπ‘˜β„Žπ‘–π‘Ÿ π΅π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘ π‘Žπ‘€π‘Žπ‘™ π‘₯ 100% = 1.500 βˆ’ 1.044,21 1.500 π‘₯ 100% = 30,38 %
  • 21. ANALISIS AYAK ANDI PUTRI MAHARANI, S.T. NADIA MAKFIRA RAMADANI 09320210229 PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA Grafik 4.1 Hasil Ball Mill dengan waktu 10 menit Tabel 4.4 Hasil analisis ayakan dengan waktu 15 menit Ukuran Berat tertahan % Fraksi % Berat tertahan komulatif % Berat lolos komulatif Log Ukuran Log % Berat Tertahan Komulatif Log % Berat Lolos Komulatif 10 96,4 8,58 8,58 91,35 1 0,93 1,96 14 103,5 9,22 17,8 82,13 1,14 1,25 1,91 20 221,7 19,75 37,55 62,38 1,30 1,57 1,79 25 42,9 3,76 41,31 58,62 1,39 1,61 1,76 35 229 20,40 61,71 38,22 1,54 1,79 1,58 -35 429 38,22 99,93 0 - 1,99 - Total 1.122,3 99,93 - - - - - 4.1.2 Perhitungan hasil grinding dengan waktu 15 menit 1) % Fraksi = π‘π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘ π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘‘π‘Žβ„Žπ‘Žπ‘› π‘π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘ π‘‘π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ Γ— 100% 10 = 96,4 1.122,3 Γ— 100 = 8,58 % 14 = 103,5 1.122,3 Γ— 100 = 9,22 % 20 = 221,7 1.122,3 Γ— 100 = 19,75 % y = 17.171x - 11.247 RΒ² = 0.9764 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 1 2 3 4 5 6 BALL MILL 10 fraksi (mm) % berat lolos komulatif Linear (% berat lolos komulatif)
  • 22. ANALISIS AYAK ANDI PUTRI MAHARANI, S.T. NADIA MAKFIRA RAMADANI 09320210229 PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA 25 = 42,3 1.122,3 Γ— 100 = 3,76 % 35 = 229 1.122,3 Γ— 100 = 20,40 % -35 = 429 1.122,3 Γ— 100 = 38,22 % 2) Berat Tertahan Kumulatif = % Berat Tertahan Kumulatif + % Fraksi 10 = 0 + 8,58 = 8,58% 14 = 8,58 + 9,22 = 17,8 % 20 = 17,8 + 19,75 = 37,55 % 25 = 37,55 + 3,76 = 41,31 % 35 = 41,31 + 20,40 = 61,71 % -35 = 61,71 + 38,22 = 99,93 % 3) % Berat Lolos Kumulatif = Total % Fraksi - % Berat Tertahan Kumulatif 10 = 99,93 – 8,58 = 91,35 % 14 = 99,93 – 17,8 = 82,13 % 20 = 99,93 – 37,55 = 62,38 % 25 = 99,93 – 41,31 = 58,62 % 35 = 99,93 – 61,71 = 38,22 % -35 = 99,93 - 99,93 = 0 % 4) Log Ukuran Mesh Log (10) = 1 Log (14) = 1,14 Log (20) = 1,30 Log (25) = 1,39 Log (35) = 1,54 Log (-35) = 0 5) Log % Berat Tertahan Kumulatif Log (8,58) = 0,93 Log (17,8) = 1,25 Log (37,55) = 1,57 Log (41,31) = 1,61 Log (61,71) = 1,79
  • 23. ANALISIS AYAK ANDI PUTRI MAHARANI, S.T. NADIA MAKFIRA RAMADANI 09320210229 PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA Log (99,93) = 1,99 6) Log % Berat Lolos Kumulatif Log (91,35) = 1,96 Log (82,13) = 1,91 Log (62,38) = 1,79 Log (58,62) = 1,76 Log (38,22) = 1,58 Log (0) = 0 7) Pengolahan data P80 dalam waktu 15 menit Y = 16,921x – 3,774 P80 = 16,921x – 3,774 16,921x = 80 + 3,774 X = 76,774 16,921 = 4,53 mm 8) Pengolahan data berat hilang grinding 15 (Menit) = π΅π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘ π‘Žπ‘€π‘Žπ‘™βˆ’π΅π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘ π‘Žπ‘˜β„Žπ‘–π‘Ÿ π΅π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘ π‘Žπ‘€π‘Žπ‘™ π‘₯ 100% = 1.500 βˆ’ 1.122,9 1.500 π‘₯ 100% = 25,18 %
  • 24. ANALISIS AYAK ANDI PUTRI MAHARANI, S.T. NADIA MAKFIRA RAMADANI 09320210229 PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA Grafik 4.2 Hasil Ball Mill dengan waktu 15 menit BAB V y = 16.921x - 3.774 RΒ² = 0.9227 0 20 40 60 80 100 120 1 2 3 4 5 6 BALL MILL 15 fraksi (mm) % berat lolos komulatif Linear (% berat lolos komulatif)
  • 25. ANALISIS AYAK ANDI PUTRI MAHARANI, S.T. NADIA MAKFIRA RAMADANI 09320210229 PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA PENUTUP 5.1 Kesimpulan Analisis ayak adalah metode yang digunakan dalam kaitannya memanfaatkan pesebaran ukuran material yang kemudian dianalisis dan disimpulkan untuk menilai proses sebelum ataupun menentukan proses sesudah. Analisa ayak juga dapat digunakan untuk menentukan efisiensi berbagai peralatan, menghitung derajat liberasi, mencari penyebab dan ukuran mineral berharga yang hilang bersama tailing. Data hasil analisis ayak umumnya dipresentasikan dalam bentuk grafik, yaitu memplot ukuran partikel pada absis (sumbu-x) dan berat sebagai ordinat (sumbu-y). 5.2 Saran 5.2.1 Saran untuk laboratorium Agar kebersihan Laboratorium tetap dijaga sehingga praktikan dan asisten bisa lebih nyaman dalam proses berlangsungnya praktikum dan sebaiknya jika ada alat yang rusak ditangani dengan cepat, agar dapat digunakan pada saat praktikum. 5.2.2 Saran untuk asisten Saran untuk asisten yaitu keramahannya tetap dipertahankan dan selalu berada dilab. DAFTAR PUSTAKA
  • 26. ANALISIS AYAK ANDI PUTRI MAHARANI, S.T. NADIA MAKFIRA RAMADANI 09320210229 PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA Arif, A. Taufik, 2016, Pengolahan Bahan Galian (Mineral dressing). Buku ajar Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya, Sumatra Selatan Bulo, R. And Windhu Nugroho, Farah Dinna. Z., 2019. β€˜Analisis Produktivitas Unit Peremuk Batubara (Crushing Plant) Untuk Pencapaian Hasil Produksi di PT. Cms Kaltim Utama, Kecamatan Samarinda Utara, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur. Universitas Mulawarman, Samarinda. Ciwa Syarif. (2015). Belakang, L. (2015 Bab I. Galang Tanjung, 2504, 1–9. Iii, B. A. B. (2003). Bab iii landasan teori 3.1. Http://E Journal.- Uajy.Ac.Id/7244/4/3TF03686.Pdf, 2010, 15–48. Gantara, B., Pulungan, L. and Guntoro, D.2016 β€˜Analisis Kinerja Pabrik Peremuk ( Crushing Plant ) Batuan Andesit dalam Upaya Memaksimalkan Kapasitas Produksi di PT Lotus SG Lestari Performance Analysis of Crushing Plant Andesite Stones In Attempt to Maximize Production Capacity in PT Lotus SG Lestari 3 . Tim Asisten. 2023. β€œPenuntun Praktikum Pengolahan Bahan Galian”. Fakultas Teknologi Industri, Program Studi Teknik Pertambangan. Universitas Muslim Indonesia: Makassar. Voight, R., 2016. β€˜Buku Pengolahan Bahan Galian’, 572-574, Diterjemahkan Oleh Soedani, N., Edisi V, Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.