Muslim Nugraha
Materi Hukum Perikatan mengenai Perjanjian dimana PASAL 1313 KUHPERDATA PERJANJIAN ADALAH SUATU PERBUATAN, DIMANA SATU ORANG ATAU LEBIH MENGIKATKAN DIRINYA TERHADAP SATU ORANG ATAU LEBIH.
2. ILUSTRASI
A sepakat
untuk
memberikan
sebuah
MacBook M2
kepada B
B sepakat
untuk
menerima
sebuah
MacBook M2
dari A
Debitur
Kreditur
1. SEJAK KAPAN PERIKATAN ANTARA
A & B MULAI TERJADI ?
2. KAPAN A & B HARUS MULAI
MELAKSANAKAN PRESTASI
TERSEBUT?
3. .........
3. MENGENAI PERJANJIAN
PASAL 1313 KUHPERDATA PERJANJIAN ADALAH SUATU PERBUATAN,
DIMANA SATU ORANG ATAU LEBIH MENGIKATKAN DIRINYA TERHADAP
SATU ORANG ATAU LEBIH.
PERJANJIAN/PERSETUJUAN ADALAH SUATU PERBUATAN HUKUM, DI
MANA SATU ORANG ATAU LEBIH MENGIKATKAN DIRINYA ATAU SALING
MENGIKATKAN DIRINYA TERHADAP SATU ORANG ATAU LEBIH.
4. MENGENAI PERJANJIAN
• Dalam Pasal 1313 KUHPerdata ditemukan beberapa kelemahan dalam hal
mendefinisikan perjanjian yaitu :
Hanya menyangkut sepihak
Perbuatan dalam definisi pasal
tersebut juga dimaknai tanpa
konsensus / sepakat
Definisi perjanjian yang terlalu luas,
padahal isi Buku III KUHPerdata
hanya mencakup perjanjian di
bidang harta kekayaan
Tidak menjelaskan tujuan
perjanjian
PASAL 1313
KUHPERDATA
5. MENGENAI PERJANJIAN
• Dalam perjanjian tersebut ada unsur mengikat, dimana kedua pihak-pihak
yang mengikatkan dirinya dalam perjanjian harus tunduk dan patuh terhadap
isi perjanjian yang dibuat
• Konsensus dari para pihak-pihak tersebut mengenai harta kekayaan yang dapat
dinilai dengan uang (bernilai ekonomis. Pasal 1333 KUHPerdata)
• Hubungan Kreditur & Debitur hanya ada dalam hal perjanjian dalam Buku III
dimaknai merupakan perjanjian yang dinilai secara materil, dengan kata
lain dinilai dengan uang.
• Contoh perjanjian yang tidak dapat dinilai dengan uang misal Perkawinan dan
semua perjanjian yang bersifat “Personal”
6. MENGENAI PERJANJIAN
• Seperangkat hukum yang hanya mengatur aspek tertentu dari
pasar dan mengatur jenis perjanjian tertentu
Lawrance
M. Friedman
• Perjanjian adalah persetujuan dengan mana dua orang atau lebih
saling mengikatkan diri untuk melaksanakan suatu hal dalam
lapangan harta kekayaan
Abdul Kadir
Muhammad
• Perjanjian adalah suatu peristiwa di mana seorang berjanji
kepada seorang lain atau di mana dua orang itu saling berjanji
untuk melaksanakan sesuatu hal.
Subekti
7. UNSUR-UNSUR PERJANJIAN
ADA PIHAK-PIHAK YANG
MEMBUAT PERJANJIAN
(Minimal dua Pihak/Subjek)
ADANYA PERSETUJUAN
ANTARA PIHAK-PIHAK DALAM
PERJANJIAN
ADANYA OBJEK YANG
DIPERJANJIAN & TUJUAN
YANG BERSIFAT MENGENAI
HARTA KEKAYAAN
ADANYA BENTUK TERTENTU
DARI PERJANJIAN TERSEBUT
(LISAN / TULISAN)
8. ASAS-ASAS DALAM PERJANJIAN
ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK
Yang bermakna setiap orang bebas dan berhak
membuat perjanjian apa saja, baik yang sudah diatur
undang-undang maupun yang belum diatur undang-
undang.
Istilah “Bebas” tersebut dimaknai selama tidak
bertentangan dengan Syarat sah Perjanjian (1320
KUHPerdata)
9. ASAS-ASAS DALAM PERJANJIAN
ASAS KONSENSUAL
Yang bermakna perjanjian tersebut
dinyatatakan berlaku dan mengikat
sejak saat tercapainya “Kesepakatan”
antara pihak-pihak dalam perjanjian
tersebut.
10. ASAS-ASAS DALAM PERJANJIAN
ASAS PELENGKAP
Yang bermakna Ketentuan UU boleh diikuti
apabila pihak-pihak dalam perjanjian
menghendaki membuat ketentuan yang
menyimpang dari UU. Apabila dalam perjanjian
tidak ditentukan hal demikian, maka
berlakulah ketentuan dalam UU.
11. ASAS-ASAS DALAM PERJANJIAN
ASAS PACT SUR SERVANDA
Dalam Pasal 1338 KUHPerdata yang
bermakna setiap perjanjian yang dibuat
secara sah berlaku sebagai undang-
undang bagi mereka yang dibuatnya.
12. PERJANJIAN OBLIGATOIR & NON OBLIGATOIR
•Perjanjian Obligatoir adalah perjanjian yang
mewajibkan seseorang untuk menyerahkan atau membayar
sesuatu.
•Perjanjian Non Obligatoir adalah perjanjian yang tidak
mewajibkan seseorang untuk menyerahkan atau membayar
sesuatu.
13. PERJANJIAN NON OBLIGATOIR
• Perjanjian yang menetapkan dipidindahkannya suatu hak dari
seseorang kepada orang lain.
Zakelijk
overeenkomst
• Perjanjian untuk membuktikan sesuatu.
Bevifs
overeenkomst
• Perjanjian dimana seseorang membebaskan pihak lain dari suatu
kewajiban
Liberatoir
overeenkomst,
• Perjanjian untuk mengakhiri keraguan mengenai isi dan luas
perhubungan hukum di antara para pihak
Vaststelling
overenkomst,
14. JENIS-JENIS PERJANJIAN OBLIGATOIR
• Perjanjian sepihak yang membebankan
dilakukannya prestasi hanya pada satu pihak.
Exp : Hibah (1660 KUHPer), Perjanjian
Penangguungan (1820 KUHPer)
• Perjanjian timbal balik adalah perjanjian yang
membebankan prestasi pada kedua pihak dalam
perjanjian. Exp : Jual Beli (1457 KUHPer)
PERJANJIAN
SEPIHAK &
PERJANJIAN
TIMBAL
BALIK
15. JENIS-JENIS PERJANJIAN OBLIGATOIR
• Perjanjian atas beban adalah perjanjian yang yang
mengharuskan salah satu pihak melakukan prestasi
dengan adanya prestasi dari pihak lainnya dalam
perjanjian tersebut. Exp : Jual Beli (1457 KUHPer), Sewa
Menyewa (1548 KUHPer)
• Perjanjian Cuma-Cuma adalah perjanjian yang tidak perlu
diimbangi oleh pihak lainnya, sehingga hanya memberi
keuntungan bagi pihak lainnya. Exp : Hibah (1660 KUHPer)
PERJANJIAN
ATAS BEBAN &
PERJANJIAN
CUMA-CUMA
(TANPA
BEBAN)
16. JENIS-JENIS PERJANJIAN OBLIGATOIR
• Perjanjian Konsensuil adalah perjanjian yang dinyatakan sah
dengan hanya adanya kesepakatan (Exp. Jual Beli, Sewa
Menyewa)
• Perjanjian Riil adalah perjanjian yang bukan hanya
mensyaratkan adanya kesepakatan, namun juga disertai
adanya penyerahan suatu benda / objek suatu perjanjian
agar sahnya perjanjian tersebut. Exp : Gadai (1150 KUHPer),
Perjanjian Penitipan (1694 KUHPer)
• Perjanjian Formil adalah perjanjian yang juga mensyaratkan
adanya akta otentik dalam suatu perjanjian selain
kesepakatan & penyerahan. Exp : Fidusia yang menggunakan
Akta Jaminan Fidusia (UU No.42/1999), Perjanjian Jual Beli
Tanah dengan Akta Notaris
PERJANJIAN
KONSENSUIL,
PERJANJIAN
RIIL,
PERJANJIAN
FORMIL
17. JENIS-JENIS PERJANJIAN OBLIGATOIR
• Perjanjian Bernama / Perjanjian Khusus adalah Perjanjian
yang sudah diatur secara khusus dalam UU. Exp : Semua
perjanjian bernama yang diatur dalam Buku III KUHPer
Bab V – Bab XVIII
• Perjanjian Tidak Bernama adalah Perjanjian yang tidak
diatur secara khusus dalam UU. Hal ini bertujuan untuk
menyesuaikan kebutuhan masyarakat dalam hal
perjanjian. Exp : Jual Beli secara cicilan, Jual Beli Online,
Waralaba (Franchise)
PERJANJIAN
BERNAMA
(KHUSUS) &
PERJANJIAN
TIDAK
BERNAMA