Dokumen tersebut merupakan laporan kinerja Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan (K3L) serta rencana program kerja K3L PT. Multindo Primatehnik untuk tahun 2022 dan 2023. Laporan tersebut menyajikan data kinerja K3L tahun 2022 beserta target-target perbaikan untuk tahun 2023, serta program-program kerja yang akan dilaksanakan untuk mencapai target-target tersebut.
2. HSE Perform 2022 CV. MPT
No Jabatan Jumlah Standar Ket
1 Dept Head. SHE 1 1 √
2 Safety Officer 1 1 √
3 Enviro Officer 0 1
4 Safety Patrol 5 4 √
5 Paramedic N/A 2
6 Admin SHE 1 1 √
7 Foreman Coal 3 3 √
8 Foreman Mining 6 5 √
MAN POWER CV. MPT
Total Manpower : 151
No Unit Jumlah
1 Excavator CAT 500 2
2 Excavator Komatsu PC 400 1
3 Excavator Hitachi PC 200 1
4 Excavator Kobelco 400 1
5 Excavator CAT 330 1
6 Bulldozer Komatsu 2
7 Bulldozer CAT 2
8 Bulldozer Komatsu 1
9 GD Sany D85 1
10 GD Hydromac 1
11 DT Hino 500 25
12 DT Hino 700 5
13 Fuel Truck Hino 500 1
14 Water Truck Hino 500 1
15 DT Mercy Axor 2528 1
16 Water truck Hino 260 3
17 FT Hino 500 4
18 LV Triton 5
19 LV Toyota Hilux 1
20 Bus Mitsubishi 1
21 Radio Rig 22
22 Tower Lamp 3
23 Water Pump 1
24 Tools SET 1
SPIP CV. MPT
Januari 0 0 0 0 0 0 0
Februari 0 0 0 0 0 0 0
Maret 0 0 0 0 0 0 0
April 0 0 0 1 0 0 1
Mei 0 0 0 0 0 0 0
Juni 0 0 0 0 0 0 0
Juli 0 0 0 1 0 0 1
Agustus 0 0 0 2 0 0 2
September 0 0 1 2 0 0 3
Oktober 0 0 0 0 0 0 0
November 0 0 0 0 0 0 0
Desember 0 0 0 1 0 0 1
Total 0 0 1 7 0 0 8
PT. Multindo Prima Teknik (MPT)
First AID TOTAL
Bulan Fatality LTI MTI
Property
Damage
Fire Case
No Jenis Audit
Jumlah/
Hasil
Ket
1 Penilaian Audit SMKP 24,3% Hasil Review
2 Implementasi SMKP 1
3 Auditor SMKP 1 Menunggu kelulusan
Hasil Audit CV MPT
I Lagging Indikator : HSE Index Perusahaan
No Parameter Limit Max Actual CV MPT
Safety 8%
1 Fatality : 0 0 0
2 LTI SR Lost Time Injury Severity Rate : ≤ 0 4,22 (1 case) 0
3 LTI FR Lost Time Injury Frekwensi Rate : ≤ 0 0,28 (15 day lost) 0
4 FAI First Aid Injury : ≤ 0 0 0
5 MTI Medical Treatmen Injury : ≤ 0 1 1
6 FC Fare Case : ≤ 0 1 0
7 PDFR Property Demage Frekwensi Rate : ≤ 8,44 (30 case) 17,12 (61 case) 7
III Leading Indikator
1 SMKP Minerba : ≥ 50% 24,3%
3. Dasar Program Kerja
Penyebab
Kecelakaan
Tahun 2022
Tindakan Berbahaya/Tidak
aman
1. Tidak menginformasikan kondisi fatigue
2. Gagal mengamankan
3. Tidak memperhatikan kondisi tempat kerja
dan keadaan sekitarnya
1. Kondisi lingkungan berbahaya
2. Ruang gerak terbatas
3. Kelayakan SPIP
1. Motivasi yang salah
2. Kurangnya keterampilan
3. Pengarahan disalah mengerti (miss
komunikasi)
1. Kurangnya pengawasan
2. Prosedur kerja tidak memadai
3. Perencanaan/ program kerja tidak
memadai
Kondisi Berbahaya/Tidak
aman
Faktor Pribadi
Faktor Pekerjaan
5. Objective Target
I Lagging Indikator : HSE Index Perusahaan
No
Paramet
er Limit Max Frekwensi /tahun CV MPT
Safety 8%
1 Fatality : 0 0 kali 0
2 LTI SR Lost Time Injury Severity Rate : ≤ 0 0 hari hilang cidera 0
3 LTI FR Lost Time Injury Frekwensi Rate : ≤ 0 0 kali 0
4 FAI First Aid Injury : ≤ 0.09 0 kali 0
5 MTI Medical Treatmen Injury : ≤ 0.07 0 kali 0
6 FC Fare Case : ≤ 0.057 0 kali 0
7 PDFR Property Demage Frekwensi Rate : ≤ 5 37 kali 3
8 PD Cost Property Demage Cost : ≤ $68,727 $68,727 $ 5,498.16
9 Kejadian Berbahaya : 0 0 kali 0
10 NM Near Miss : 74 74 kali 6
Health
1 PAK Penyakit Akibat Kerja : 0 0 kali 0
2 KAPTK Kejadian Akibat Penyakit Akibat Kerja : 0 0 kali 0
3 MFR Mordibity Frekwensi Rate : ≤ 150 1098 kali 88
4 SA Sickness Absence : ≤ 300 2196 kali 176
Environment
1 EIFR Enviro Incident Frekwensi Rate : 0 0 kali 0
III Leading Indikator : System & Achievement
1 SMKP Minerba : ≥ 60% 60%
6. Program Kerja CV. MPT
A. Tindakan Berbahaya/ 1. Tidak menginformasikan kondisi, jika fatigue 1. Penerapan reward & punishment terhadap karyawan
Tidak aman 2. Gagal mengamankan 2. Continue melakukan refresh ke driver & operator sesuai kondisi dilapangan
3. Tidak memperhatikan kondisi tempat kerja dan 3. Implementasi program fatigue test di jam kritis dan area kritis
keadaan sekitarnya 4. Penyediaan snack untuk aktifitas fatigue management
5. Training internal terkait K3
6. Melakukan uji test alkohol bagi karyawan yang melakukan insiden
7. Melakukan uji narkoba saat ada dugaan karyawan mengkonsumsi narkoba (narkoba test )
8. Continue monitoring kecepatan unit (speed gun) & RCCS (Random Check Compliance Sampling) di area-area yang
kritikal atau terhadapa karyawan yang beresiko
9. Konseling terhadap karyawan setiap ada pelanggaran K3 dan Disiplin
10. Melakukan patrol rutin dan kepengawasan yang extra
B. Kondisi Berbahaya/ 1. Kondisi lingkungan berbahaya 1. Melakukan inspeksi bersama pengawas pada area-area berbahaya sehingga bisa langsung melakukan
Tidak aman 2. Ruang gerak terbatas Upaya Tindakan perbaikan sehingga close saat ada temuan
3. Kelayakan SPIP 2. Koordinasi dengan owner (PT.BSSR) jika ada kondisi yang berbahaya, seperti : longsor pada area front dan Disposal,
tabung bertekanan meledak, terjadi hubungan arus pendek/tegangan berlebihan menyebabkan kebakaran, dll
4. follow up temuan inspeksi & observasi
5. Monitoring kelayakan unit melalui program interval service, periodical service, dan commissioning / Recommissioning
6. Melakukan pengujian secara berkala pada SPIP melalui pihak ke-3
C. Faktor Pribadi 1. Motivasi yang salah 1. Sosialisasi & induksi kepada karyawan baru dan re-induksi kepada karyawan setelah cuti
2. Kurang Keterampilan 2. Program In class dan orientasi (assessment road) untuk skill up
3. Pengarahan disalah mengerti (miss komunikasi) 3. Refresh training driver/operator
4. Program orientasi bagi karyawan baru
5. Penerapan grounded terhadap karyawan pelaku incident (4 hari) sebagai efek jera
D. Faktor Pekerjaan 1. Prosedur kerja tidak memadai 1. Pemenuhan man power HSE & pengawas operasional
2. Kurang Pengawasan 2. Sertifikasi personel sebagai peningkatan kompetensi pengawas
3. Perencanaan/ program kerja tidak memadai 3. Melakukan Identifikasi TNA & pelaksanaan Training Keselamatan (internal)
4. Training ke karyawan Khususnya Driver maupun Operator dari vendor jika ada unit baru
5. Membuat & memonitoring Lagging Indicator di semua departemen agar tercipta kondisi sesuai standar
6. Induksi karyawan setelah datang cuti, dilarang langsung masuk malam
7. Melakukan rapat koordinasi untuk semua kepala divisi departemen secara berkala