2. Konstruksi 3
Teori dan Pembahasan Bangunan Tinggi
Konstruksi Pondasi
Sistem Konstruksi Bangunan Tinggi ( Plat Rata, Rangka Kaku, Rangka Tabung )
Utilitas Bangunan
3.
4. Konstruksi adalah kegiatan membangun
sarana dan prasarana.
salah satu bentuk bangunan yang
mempunyai jumlah lantai yang banyak,
hal ini disebabkan oleh adanya
kebutuhan ruang dalam bangunan
tersebut.
5. Beberapa faktor dalam perencanaan sistempembangunan struktur bangunan tinggi adalah :
• Pertimbangan umum ekonomi
• Kondisi tanah
• Rasio tinggi lebar suatu bangunan
• Pertimbangan fabrikasi dan pembangunan
• Pertimbangan mekanis (sistem utilitasnya)
• Pertimbangan tingkat bahaya kebakaran
• Pertimbangan peraturan bangunan setempat
7. Secara horizontal bentuk bangunan bertingkat tinggi dapat berupa:
1. segitiga, segiempat, bujur sangkar,
2. bulat, elips, trapesium;
3. segilima, segienam, segidelapan, dan segi banyak.
4. kombinasi antara bentuk-bentuk di atas.
Secara vertikal bentuk bangunan bertingkat tinggi dapat berupa :
1. makin ke atas tetap sama besar;
2. makin ke atas mengecil,
3. masa yang stabil.
8. Ada beberapa unsur yang harus diperhatikan pada bangunan bertingkat tinggi,
yaitu :
1. Ketinggian bangunan melampaui panjangnya tangga terpanjang dari regu
pemadam kebakaran.
2. Perbandingan antara luas total lantai terbangun (KLB(koefisien Lantai Bangunan))
dengan luas lahan terbangun adalah tinggi.
3. Perbandingan tinggi dibanding dengan lebar bangunan melampaui 5 : 1.
KLB : Luasan Kesuluruhan Lantai
Luasan Lahan
9. Beban Mati
Beban mati, disebut juga sebagai beban/gaya gravitasi. adalah besar gaya tarik
bumi terhadap bangunan Besarnya sesuai dengan berat konstruksi bangunan,
seperti berat konstruksi atap, kolom, balok, dan lantai (dari lantai atas sampai 5
lantai paling bawah), ditambah dengan semua finishing arsitektur yang berupa
seluruh dinding, dinding-dinding partisi/penyekat ruangan, dan lantai.
10. Beban Hidup
Beban hidup mempunyai sifat berubah-ubah dan ada kesulitannya untuk perkiraan.
Beban ini berubah-ubah dalam waktu yang tidak dapat diperkirakan, dapat sementara,
tetapi dapat juga sepanjang waktu tertentu.
12. Bangunan Bertingkat Rendah
Tinggi bangunan yang terdiri dari 1-5 lantai, sistem strukturnya masih sederhana,
tidak menggunakan alat transportasi vertikal, cukup dengan menggunakan tangga
sebagai alat penghubung antar lantai.
Bangunan Mall At The Oasis Cikarang
13. Bangunan Bertingkat Sedang.
Tinggi bangunan terdiri dari 5-10 lantai dan sistem struktur rangka murni, sudah
menikgunakan alat transportasi vertikal, dan sistem pemadam kebakaran aktif
(sprinkler).
The Dancing House, Prague, Praha
14. Bangunan Bertingkat Tinggi.
Tinggi bangunan lebih dari 10 lantai, sudah menggunakan sistem struktur yang
beraneka ragam, seperti struktur rangka dipadukan dengan struktur lain.
Menggunakan sistem utilitas yang lengkap seperti alat transportasi vertikal, alat
pemadam kebakaran dengan sistem sprinkler, alat pembersih bangunan gondola dan
lain-lainnya.
Menara Karya, Jakarta.