Dokumen tersebut membahas berbagai peranti diksi atau pemilihan kata yang tepat dalam penulisan, di antaranya:
1. Perbedaan antara kata denotatif dan konotatif
2. Penggunaan kata sinonim, antonim, dan kata yang memiliki nilai rasa
3. Perbedaan kata konkret dan abstrak, umum dan khusus, serta lugas dan tidak lugas
2. DIKSI
Peranti-Peranti Diksi
1. Peranti diksi berdenotasi dan berkonotasi
Denotasi adalah kata yang tidak
mengandung makna tambahan atau
perasaan tambahan makna tertentu.
Makna denotasi disebut makna denotatif,
makna denotasional, makna kognitif, makna
konseptual, makna ideasional dan referensial,
serta proposional.
3. lanjutan
Jadi makna yang ditunjuk oleh sesuatu yang
disimbolkan. Contoh : Kursi, meja.
Karya ilmiah akademik dan jurnalistik
hendaknya menggunakan kata yang
berdenotasi.
Kata konotasi adalah kata yang memiliki arti
tambahan, perasaan tertentu, atau nilai rasa
tertentu.
4. lanjutan
Makna konotasi sering disebut makna
konotasional, makna emotif, atau makna
evolutif.
Makna konotasi adalah makna kias atau
bukan makna yang sesungguhnya.
Seperti kata memanjatkan doa, memenuhi
persyaratan.
5. 2. Peranti Kata Bersinonimi dan
Berantonimi
Kata bersinonim berarti kata sejenis,
sepadan, sejajar, serumpun, dan memiliki arti
yang sama.
Contoh kata hamil, bunting, dan
mengandung.
Kata berantonimi kata yang memiliki makna
yang tidak sama dengan makna lainnya.
Macam-macamnya :
a. Antonimi kembar atau dual artinya entitas
kebahasaan yang satu meniadakan entitas
6. lanjutan
lainnya. Contoh panas dengan dingin. Jantan
betina.
b. Antonimi plural, cirinya adalah penegasan
terhadap anggota tertentu akan mencakup
penyangkalan anggota lainnya secara
terpisah.
Contoh kelas ‘logam’ ,‘buah-buahan’.
c. Antonimi gradual. Contoh setengah kaya
atau agak kaya atau lumayan kaya.
7. lanjutan
d. Antonimi relasional artinya kata yang
berlawanan itu memiliki relasi kebalikan.
Contoh guru dengan murid.
3. Peranti kata bernilai rasa. Contoh kata
perempuan dengan wanita.
4. Peranti kata konkret dan abstrak. Contoh
kata meja dan kursi dengan kata kebodohan
atau kemiskinan.
8. 5. Peranti kata keumuman dan
kekhususan
Kata umum adalah kata yang perlu
dijabarkan dengan kata-kata yang sifatnya
lebih khusus.
Kata umum tepat digunakan untuk
argumentasi atau persuasi karena dapat
mengundang berbagai penafsiran yang lebih
luas. Contoh kata banyak korban.
Kata khusus digunakan dalam konteks
terbatas dan memerlukan pemerincian,
ketepatan, dan keakuratan.
9. lanjutan
Contoh korban banjir terdiri dari 56 pria, 78
perempuan, 54 remaja dan 70 balita.
6. Peranti kelugasan kata. Lugas dapat diartikan
kata apa adanya, tembak langsung.
contoh kata penis dan zakar. Senggama dan
koitus.
10. 7. Peranti penyempitan dan
perluasan makna kata
Penyempitan makna maksudnya adalah
apabila dalam kurun waktu tertentu
maknanya bergeser dari semula luas ke
makna yang sempit. Contoh kata ‘biyung’
dulu ibu sekarang digunakan untuk penbantu
rumah tangga.
Perluasan makna kata contoh kata ‘bapak’
dan ‘ibu’.
11. 8. Peranti keaktifan dan
kepasifan kata
Dalam penelitian akademik hendaknya
banyak menggunakan kata aktif atau kata
yang berimbuhan ‘me’.
9. Peranti Ameliorasi dan peyorasi.
Ameliorasi adalah perubahan makna dari
yang lama ke yang baru ketika bentuk baru
lebih memiliki nilai rasa.
Peyorasi adalah perubahan makna dari yang
baru ke makna yang lama ketika makna kata
12. lanjutan
Yang lama lebih bernilai rasa.
10. Peranti kesenyawaan kata (idiomatis).
Contoh sesuai dengan, disebabkan oleh.
11. Peranti kebakuan dan ketidakbakuan kata.