SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
Download to read offline
MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 86 TAHUN 2017
TENTANG
KETENTUAN IMPOR ROKOK ELEKTRIK
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa pengadaan dan penggunaan rokok elektrik
semakin meningkat dan mudah diperoleh di pasar
sehingga mudah terjadi penyalahgunaan peruntukan
yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat;
b. bahwa untuk mencegah penyalahgunaan rokok elektrik
dan untuk melindungi konsumen, perlu mengatur impor
rokok elektrik;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan
Peraturan Menteri Perdagangan tentang Ketentuan Impor
Rokok Elektrik;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan
Agreement Establishing The World Trade Organization
(Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia),
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor
57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3564);
2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang
Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3612) sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 tentang Perubahan
atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang
Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2006 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4661);
3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3821);
4. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang
Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4916);
5. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063);
6. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang
Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5492);
7. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang
Perdagangan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5512);
8. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang
Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);
9. Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2015 tentang
Kementerian Perdagangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 90);
10. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor
46/ M-DAG/ PER/ 8/2014 tentang Ketentuan Umum
Verifikasi atau Penelusuran Teknis di Bidang Perdagangan
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
1104);
3
11. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor
48/M-DAG/PER/7/2015 tentang Ketentuan Umum di
Bidang Impor (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 1006);
12. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor
70/M-DAG/PER/9/2015 tentang Angka Pengenal Importir
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
1516);
13. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor
08/M-DAG/PER/2/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Perdagangan (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 202);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN TENTANG
KETENTUAN IMPOR ROKOK ELEKTRIK.
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Rokok Elektrik adalah perangkat rokok yang digunakan
dengan memanaskan cairan yang menghasilkan asap dan
dihisap oleh pemakainya yang termasuk Likuid nikotin dan
pengganti likuid nikotin yang digunakan sebagai isi mesin
dan aparatus elektrik yang termasuk dalam Pos Tarif/HS:
a. ex. 8543.70.90: Mesin dan aparatus elektrik,
mempunyai fungsi tersendiri, tidak dirinci atau
termasuk pada pos lainnya dalam Bab ini. - Mesin
dan asparatus lainnya: - - Lain-lain, yang digunakan
untuk Rokok Elektrik.
b. ex. 8543.90.90: Mesin dan aparatus elektrik,
mempunyai fungsi tersendiri, tidak dirinci atau
termasuk pada pos lainnya dalam Bab ini. - Bagian: -
- Lain-lain, yang digunakan untuk Rokok Elektrik.
c. ex. 3824.99.99: Olahan pengikat untuk acuan atau
inti penuangan logam; produk dan preparat kimia
dari industri kimia atau industri terkait (termasuk
olahan yang terdiri dari campuran produk alami),
tidak dirinci atau termasuk dalam pos lainnya. - -
Lain-lain: - - - - Lain-lain, yang digunakan untuk
Rokok Elektrik.
d. ex. 2403.99.10: Tembakau dipabrikasi lainnya dan
pengganti tembakau dipabrikasi; tembakau
"dihomogenisasi" atau "dibentuk kembali"; ekstrak
dan esens tembakau. - - Lain-lain : - - - Ekstrak dan
esens tembakau.
e. ex. 2403.99.30: Tembakau dipabrikasi lainnya dan
pengganti tembakau dipabrikasi; tembakau
"dihomogenisasi" atau "dibentuk kembali"; ekstrak
dan esens tembakau. - - Lain-lain : - - - Lain-lain.
f. ex. 2403.99.90: Tembakau dipabrikasi lainnya dan
pengganti tembakau dipabrikasi; tembakau
"dihomogenisasi" atau "dibentuk kembali"; ekstrak
dan esens tembakau. - - Lain-lain: - - - Lain-lain.
2. Impor adalah kegiatan memasukan barang ke dalam
daerah pabean.
3. Importir Rokok Elektrik adalah perusahaan yang
mengimpor Rokok Elektrik untuk diperdagangkan
dan/atau dipindahtangankan kepada pihak lain.
4. Angka Pengenal Importir yang selanjutnya disingkat API
adalah tanda pengenal sebagai Importir.
5. Persetujuan Impor Rokok Elektrik adalah izin yang
digunakan untuk melakukan impor Rokok Elektrik.
6. Rekomendasi adalah surat yang diterbitkan oleh pejabat
instansi atau unit terkait yang berwenang memberikan
penjelasan secara teknis dan bukan merupakan izin atau
persetujuan impor.
7. Verifikasi atau Penelusuran Teknis adalah penelitian dan
pemeriksaan barang Impor yang dilakukan oleh Surveyor.
8. Surveyor adalah perusahaan survey yang mendapat
otorisasi untuk melakukan Verifikasi atau Penelusuran
Teknis barang Impor.
9. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang perdagangan.
10. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Perdagangan
Luar Negeri, Kementerian Perdagangan.
11. Direktur adalah Direktur Impor, Direktorat Jenderal
Perdagangan Luar Negeri, Kementerian Perdagangan.
Pasal 2
(1) Rokok Elektrik hanya dapat diimpor oleh perusahaan
pemilik API yang telah mendapat Persetujuan Impor
Rokok Elektrik dari Menteri.
(2) Menteri dapat memberikan mandat penerbitan
Persetujuan Impor sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
kepada Direktur Jenderal.
Pasal 3
(1) Untuk mendapatkan Persetujuan Impor Rokok Elektrik
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1), perusahaan
pemilik API harus mengajukan permohonan secara
elektronik kepada Direktur Jenderal dengan melampirkan:
a. Surat Izin Usaha Perdagangan atau izin usaha lain
yang sejenis dari instansi yang berwenang;
b. API;
c. Rekomendasi dan kementerian yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang perindustrian;
d. Rekomendasi dari kementerian yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang kesehatan;
e. Rekomendasi dari lembaga pemerintah non
kementerian yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pengawasan obat dan
makanan, untuk impor likuid nikotin dan pengganti
likuid nikotin; dan
f. bukti pengalaman sebagai importir Rokok Elektrik
paling sedikit selama 1 (satu) tahun yang dibuktikan
dengan Pemberitahuan Impor Barang (PIB); atau
g. bukti pengalaman sebagai distributor Rokok Elektrik
paling sedikit selama 1 (satu) tahun berupa:
1. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP);
2. Surat Tanda Pendaftaran Distributor Barang
Produksi Dalam Negeri dan/atau Luar Negeri
untuk Rokok Elektrik yang diterbitkan oleh
Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri;
dan
3. surat penunjukan atau kerjasama sebagai
distributor Rokok Elektrik dari produsen dalam
negeri dan/atau produsen luar negeri;
(2) Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c,
huruf d, dan huruf e, paling sedikit memuat keterangan
mengenai Pos Tarif/HS, jenis, volume Rokok Elektrik,
negara asal, pelabuhan tujuan impor, dan masa berlaku.
(3) Atas permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Menteri atau Direktur Jenderal menerbitkan Persetujuan
Impor paling lama 5 (lima) hari kerja terhitung sejak
permohonan diterima secara lengkap dan benar.
(4) Dalam hal tertentu, untuk mengetahui kebenaran
permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
Menteri menugaskan Direktur Jenderal dan/atau
Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib
Niaga untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
(5) Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tidak lengkap, Menteri atau Direktur Jenderal
menyampaikan pemberitahuan penolakan permohonan
paling lama 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak
permohonan diterima.
(6) Direktur Jenderal mendelegasikan kewenangan
pemberitahuan penolakan permohonan Persetujuan Impor
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) kepada Direktur.
Pasal 4
Persetujuan Impor Rokok Elektrik sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 ayat (3) berlaku selama 6 (enam) bulan
terhitung sejak tanggal diterbitkan.
Pasal 5
Persetujuan Impor Rokok Elektrik sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 ayat (3) memuat data dan keterangan paling
sedikit mengenai:
a. jumlah;
b. jenis dan Pos Tarif/ HS;
c. pelabuhan muat;
d. negara asal;
e. pelabuhan tujuan; dan
f. masa berlaku Persetujuan Impor Rokok Elektrik.
Pasal 6
(1) Importir Rokok Elektrik dapat mengajukan permohonan
perubahan Persetujuan Impor Rokok Elektrik dalam hal
terdapat perubahan mengenai Pos Tarif/HS, jenis,
jumlah,negara asal, dan/atau pelabuhan tujuan impor.
(2) Untuk memperoleh perubahan Persetujuan Impor Rokok
Elektrik sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Importir
Rokok Elektrik harus mengajukan permohonan secara
elektronik kepada Direktur Jenderal dengan melampirkan:
a. Persetujuan Impor Rokok Elektrik;
b. Rekomendasi dari kementerian yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang perindustrian;
c. Rekomendasi dan kementerian yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang kesehatan; dan
d. Rekomendasi dari lembaga pemerintah non-
kementerian yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pengawasan obat dan
makanan, untuk impor likuid nikotin dan pengganti
likuid nikotin.
(3) Atas permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
Direktur Jenderal menerbitkan perubahan Persetujuan
Impor Rokok Elektrik paling lama 5 (lima) hari
kerja terhitung sejak permohonan diterima secara
lengkap dan benar.
(4) Dalam hal tertentu, untuk mengetahui kebenaran
permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
Menteri menugaskan Direktur Jenderal dan/atau
Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib
Niaga untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
(5) Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tidak lengkap, Menteri atau Direktur Jenderal
menyampaikan pemberitahuan penolakan permohonan
paling lama 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak
permohonan diterima.
Pasal 7
(1) Pengajuan permohonan untuk memperoleh:
a. Persetujuan Impor Rokok Elektrik sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3; dan
b. perubahan Persetujuan Impor Rokok Elektrik
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6,
hanya dapat dilayani dengan sistem elektronik melalui
hitp:/ / inatrade. kemendag.go. id.
(2) Dalam hal terjadi keadaan memaksa (force majeure)
yang mengakibatkan sistem elektronik melalui
http:/ / inatrade.kemenclag.go.id tidak berfungsi, pengajuan
permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disampaikan secara manual.
Pasal 8
Setiap Impor Rokok Elektrik hanya dapat dilakukan melalui
pelabuhan tujuan:
a. pelabuhan laut: Belawan di Medan, Tanjung Perak di
Surabaya, dan Soekarno Hatta di Makasar.
b. pelabuhan udara: Soekarno-Hatta di Tangerang.
Pasal 9
(1) Setiap pelaksanaan Impor Rokok Elektrik harus terlebih
dahulu dilakukan Verifikasi atau Penelusuran Teknis
Impor di pelabuhan muat.
(2) Verifikasi atau Penelusuran Teknis sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Surveyor yang
ditetapkan oleh Menteri.
Pasal 10
Untuk dapat ditetapkan sebagai pelaksana Verifikasi atau
Penelusuran Teknis Impor Rokok Elektrik sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9, Surveyor hams memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
a. Memiliki Surat Izin Usaha Jasa Survey (SIUJS);
b. berpengalaman sebagai Surveyor di bidang impor paling
sedikit 5 (lima) tahun;
c. memiliki cabang atau perwakilan dan/atau afiliasi di luar
negeri dan memiliki jaringan untuk mendukung efektifitas
pelayanan Verifikasi atau Penelusuran Teknis; dan
d. mempunyai rekam-jejak (track records) yang baik di
bidang pengelolaan kegiatan Verifikasi atau Penelusuran
Teknis Impor.
Pasal 11
(1) Verifikasi atau Penelusuran Teknis sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 meliputi data atau keterangan
paling sedikit mengenai:
a. nama dan alamat eksportir;
b. nama dan alamat importir;
c. jenis dan jumlah barang;
d. pos tarif/ HS dan uraian barang;
e. negara dan pelabuhan muat;
f. waktu pengapalan;
g. pelabuhan tujuan; dan
h. Sertifikat Analisis (Certificate of Analysis), untuk Rokok
Elektrik, likuid nikotin dan/atau pengganti likuid
nikotin, yang termasuk dalam Pos Tarif/ HS:
1. ex. 8543.70.90: Mesin dan aparatus elektrik,
mempunyai fungsi tersendiri, tidak dirinci atau
termasuk pada pos lainnya dalam Bab ini. -
Mesin dan asparatus lainnya: - - Lain-lain, yang
digunakan untuk Rokok Elektrik.
2. ex. 8543.90.90: Mesin dan aparatus elektrik,
mempunyai fungsi tersendiri, tidak dirinci atau
termasuk pada pos lainnya dalam Bab ini. -
Bagian: - - Lain-lain, yang digunakan untuk
Rokok Elektrik.
3. ex. 3824.99.99: Olahan pengikat untuk acuan
atau inti penuangan logam; produk dan preparat
kimia dari industri kimia atau industri terkait
(termasuk olahan yang terdiri dari campuran
produk alami), tidak dirinci atau termasuk dalam
- 10 -
pos lainnya. - - Lain-lain: - - - - Lain-lain, yang
digunakan untuk Rokok Elektrik.
4. ex. 2403.99.10: Tembakau dipabrikasi lainnya
dan pengganti tembakau dipabrikasi; tembakau
"dihomogenisasi" atau "dibentuk kembali";
ekstrak dan esens tembakau. - - Lain-lain : - - -
Ekstrak dan esens tembakau.
5. ex. 2403.99.30: Tembakau dipabrikasi lainnya
dan pengganti tembakau dipabrikasi; tembakau
"dihomogenisasi" atau "dibentuk kembali"; ekstrak
dan esens tembakau. - - Lain-lain : - - - Lain-lain.
6. ex. 2403.99.90: Tembakau dipabrikasi lainnya
dan pengganti tembakau dipabrikasi; tembakau
"dihomogenisasi" atau "dibentuk kembali"; ekstrak
dan esens tembakau. - - Lain-lain: - - - Lain-lain.
(2) Hasil Verifikasi atau Penelusuran Teknis sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam bentuk
Laporan Surveyor (LS) untuk digunakan sebagai
dokumen pelengkap pabean dalam penyelesaian
kepabeanan di bidang impor.
(3) LS sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus memuat
pernyataan kebenaran atas hasil Verifikasi atau Penelusuran
Teknis dan menjadi tanggung jawab penuh Surveyor.
(4) Atas pelaksanaan Verifikasi atau Penelusuran Teknis impor
Rokok Elektrik yang dilakukannya, Surveyor memungut
imbalan jasa dari Importir Rokok Elektrik yang besarannya
ditentukan dengan memperhatikan azas manfaat.
Pasal 12
(1) Importir Rokok Elektrik wajib menyampaikan laporan
pelaksanaan Impor Rokok Elektrik kepada Direktur
Jenderal, dalam hal ini Direktur, setiap
bulan paling lambat tanggal 15 (lima belas)
bulan berikutnya, dengan tembusan disampaikan kepada:
a. kementerian yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang perindustrian;
b. kementerian yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang kesehatan; dan
c. lembaga pemerintah non-kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
pengawasan obat dan makanan.
(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disampaikan secara daring (online) melalui
http://inatrade.kemendag.go.id dan melampirkan pindai
(scan) Kartu Kendall Realisasi Impor yang telah
diparaf dan dicap oleh petugas Bea dan Cukai.
Pasal 13
Surveyor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2)
wajib menyampaikan laporan tertulis mengenai pelaksanaan
Verifikasi atau Penelusuran Teknis Impor Rokok Elektrik kepada
Direktur Jenderal setiap bulan paling lambat tanggal 15 (lima
belas) bulan berikutnya.
Pasal 14
Rokok Elektrik asal impor hanya dapat diedarkan setelah
memperoleh izin edar dari lembaga pemerintah non-kementerian
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
pengawasan obat dan makanan.
Pasal 15
(1) Persetujuan Impor Rokok Elektrik dibekukan apabila
Importir Rokok Elektrik:
a. tidak melaksanakan kewajiban penyampaian
laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12
sebanyak 2 (dua) kali; dan/atau
b. sedang dalam proses penyidikan atas dugaan
tindak pidana yang berkaitan dengan
penyalahgunaan Persetujuan Impor Rokok Elektrik.
(2) Pembekuan Persetujuan Impor dapat diaktilkan kembali
setelah Importir Tembakau:
a. memenuhi kewajiban penyampaian laporan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 dalam
waktu 2 (dua) bulan sejak Persetujuan Impor
dibekukan; dan/atau
- 12 -
b. tidak terbukti melakukan tindak pidana yang
berkaitan dengan penyalahgunaan Persetujuan
Impor Rokok Elektrik.
Pasal 16
Persetujuan Impor Rokok Elektrik dicabut apabila Importir
Rokok Elektrik:
a. tidak melaksanakan kewajiban penyampaian laporan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 setelah melebihi
batas waktu 2 (dua) bulan sejak Persetujuan Impor
Rokok Elektrik dibekukan;
b. terbukti menyampaikan data dan/atau keterangan yang
tidak benar dalam permohonan Persetujuan Impor Rokok
Elektrik, setelah Persetujuan Impor Rokok Elektrik
diterbitkan;
c. mengubah, menambah, dan/atau mengganti isi yang
tercantum dalam Persetujuan Impor Rokok Elektrik;
d. melakukan pelanggaran di bidang kepabeanan
berdasarkan informasi dari Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai, Kementerian Keuangan; dan/atau
e. dinyatakan bersalah oleh pengadilan atas tindak pidana
yang berkaitan dengan penyalahgunaan Persetujuan
Impor Rokok Elektrik.
Pasal 17
Pembekuan dan pengaktifan kembali Persetujuan Impor Rokok
Elektrik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 dan
pencabutan Persetujuan Impor Rokok Elektrik sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 16 dilakukan oleh Direktur Jenderal.
Pasal 18
Penetapan sebagai Surveyor pelaksana Verifikasi atau
Penelusuran Teknis Impor Rokok Elektrik sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) dicabut apabila Surveyor:
a. melakukan pelanggaran dalam pelaksanaan kegiatan
Verifikasi atau Penelusuran Teknis Impor Rokok Elektrik;
dan/ atau
- 13 -
b. tidak melaksanakan kewajiban penyampaian
laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13
sebanyak 2 (dua) kali.
Pasal 19
Pencabutan penetapan sebagai Surveyor pelaksana Verifikasi
atau Penelusuran Teknis Impor Rokok Elektrik sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 18 ditetapkan oleh Menteri.
Pasal 20
(1) Importir yang mengimpor Rokok Elektrik tidak sesuai
dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri ini dapat
dikenai sanksi lain berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Rokok Elektrik yang diimpor tidak sesuai dengan ketentuan
dalam Peraturan Menteri ini hares diekspor kembali sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Biaya ekspor kembali sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) menjadi tanggung jawab importir.
Pasal 21
Surveyor yang melaksanakan Verifikasi atau Penelusuran
Teknis Impor Rokok Elektrik tidak sesuai dengan ketentuan
dalam Peraturan Menteri ini dapat dikenai sanksi lain
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 22
Pengecualian dari ketentuan Peraturan Menteri ini hanya
dapat dilakukan oleh Menteri setelah mendapat pertimbangan
dari instansi teknis terkait.
Pasal 23
Petunjuk teknis pelaksanaan Peraturan Menteri ini dapat
ditetapkan oleh Direktur Jenderal.
Pasal 24
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
- 14 -
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 7 November 2017
MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
ENGGARTIASTO LUKITA
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 10 November 2017
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
WIDODO EKATJAHJANA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2017 NOMOR 1591
Salinan sesuai dengan aslinya
Sekretariat Jenderal
.._.
R-ian Perdagangan
:iro Hukum,
M. SYIST

More Related Content

What's hot

Permenkes No.1799 Tahun 2010 Tentang Industri Farmasi
Permenkes No.1799 Tahun 2010 Tentang Industri FarmasiPermenkes No.1799 Tahun 2010 Tentang Industri Farmasi
Permenkes No.1799 Tahun 2010 Tentang Industri FarmasiSainal Edi Kamal
 
Perkbpom nomor hk. 03.1.5.12.11.09955 tahun 2011 tentang pendaftaran pangan o...
Perkbpom nomor hk. 03.1.5.12.11.09955 tahun 2011 tentang pendaftaran pangan o...Perkbpom nomor hk. 03.1.5.12.11.09955 tahun 2011 tentang pendaftaran pangan o...
Perkbpom nomor hk. 03.1.5.12.11.09955 tahun 2011 tentang pendaftaran pangan o...Dee-ana Agustina
 
Perm no. 34 ttg pedagang besar farmasi
Perm no. 34 ttg pedagang besar farmasiPerm no. 34 ttg pedagang besar farmasi
Perm no. 34 ttg pedagang besar farmasiUlfah Hanum
 
Per kabpom di_ifiot
Per kabpom di_ifiotPer kabpom di_ifiot
Per kabpom di_ifiotIinSuhesti1
 
PMK No 16 thn 2016 :: Tentang Perubahan Ke Lima atas Peraturan Menteri Keuang...
PMK No 16 thn 2016 :: Tentang Perubahan Ke Lima atas Peraturan Menteri Keuang...PMK No 16 thn 2016 :: Tentang Perubahan Ke Lima atas Peraturan Menteri Keuang...
PMK No 16 thn 2016 :: Tentang Perubahan Ke Lima atas Peraturan Menteri Keuang...Roko Subagya
 
Pbpom no-22-tahun-2018-pedoman-pemberian-setifikat-pirt
Pbpom no-22-tahun-2018-pedoman-pemberian-setifikat-pirtPbpom no-22-tahun-2018-pedoman-pemberian-setifikat-pirt
Pbpom no-22-tahun-2018-pedoman-pemberian-setifikat-pirtGUNADARMA UNIVERSITY
 
Peraturan bupati-no.-38-ttg-izin-usaha-industri
Peraturan bupati-no.-38-ttg-izin-usaha-industriPeraturan bupati-no.-38-ttg-izin-usaha-industri
Peraturan bupati-no.-38-ttg-izin-usaha-industrippbkab
 
Per kbpom no 28 tahun 2013 tentang pengawasan pemasukan bahan obat dan makana...
Per kbpom no 28 tahun 2013 tentang pengawasan pemasukan bahan obat dan makana...Per kbpom no 28 tahun 2013 tentang pengawasan pemasukan bahan obat dan makana...
Per kbpom no 28 tahun 2013 tentang pengawasan pemasukan bahan obat dan makana...winda milani
 
Pkbpom nomor 8 tahun 2017 pedoman periklanan obat (lengkap)
Pkbpom nomor 8 tahun 2017 pedoman periklanan obat (lengkap)Pkbpom nomor 8 tahun 2017 pedoman periklanan obat (lengkap)
Pkbpom nomor 8 tahun 2017 pedoman periklanan obat (lengkap)AgaricPro Backlink
 
Perka lkpp no 1 2015
Perka lkpp no 1 2015Perka lkpp no 1 2015
Perka lkpp no 1 2015Ulfah Hanum
 

What's hot (17)

Permenkes No.1799 Tahun 2010 Tentang Industri Farmasi
Permenkes No.1799 Tahun 2010 Tentang Industri FarmasiPermenkes No.1799 Tahun 2010 Tentang Industri Farmasi
Permenkes No.1799 Tahun 2010 Tentang Industri Farmasi
 
Perkbpom nomor hk. 03.1.5.12.11.09955 tahun 2011 tentang pendaftaran pangan o...
Perkbpom nomor hk. 03.1.5.12.11.09955 tahun 2011 tentang pendaftaran pangan o...Perkbpom nomor hk. 03.1.5.12.11.09955 tahun 2011 tentang pendaftaran pangan o...
Perkbpom nomor hk. 03.1.5.12.11.09955 tahun 2011 tentang pendaftaran pangan o...
 
Perm no. 34 ttg pedagang besar farmasi
Perm no. 34 ttg pedagang besar farmasiPerm no. 34 ttg pedagang besar farmasi
Perm no. 34 ttg pedagang besar farmasi
 
194~pmk.04~2016 per
194~pmk.04~2016 per194~pmk.04~2016 per
194~pmk.04~2016 per
 
Permenkes 1799 2010
Permenkes 1799 2010Permenkes 1799 2010
Permenkes 1799 2010
 
Per kabpom di_ifiot
Per kabpom di_ifiotPer kabpom di_ifiot
Per kabpom di_ifiot
 
Tugas makalah oai kel 7
Tugas makalah oai kel 7Tugas makalah oai kel 7
Tugas makalah oai kel 7
 
PMK No 16 thn 2016 :: Tentang Perubahan Ke Lima atas Peraturan Menteri Keuang...
PMK No 16 thn 2016 :: Tentang Perubahan Ke Lima atas Peraturan Menteri Keuang...PMK No 16 thn 2016 :: Tentang Perubahan Ke Lima atas Peraturan Menteri Keuang...
PMK No 16 thn 2016 :: Tentang Perubahan Ke Lima atas Peraturan Menteri Keuang...
 
Permenkes161
Permenkes161Permenkes161
Permenkes161
 
Workshop pa
Workshop paWorkshop pa
Workshop pa
 
Pbpom no-22-tahun-2018-pedoman-pemberian-setifikat-pirt
Pbpom no-22-tahun-2018-pedoman-pemberian-setifikat-pirtPbpom no-22-tahun-2018-pedoman-pemberian-setifikat-pirt
Pbpom no-22-tahun-2018-pedoman-pemberian-setifikat-pirt
 
Peraturan bupati-no.-38-ttg-izin-usaha-industri
Peraturan bupati-no.-38-ttg-izin-usaha-industriPeraturan bupati-no.-38-ttg-izin-usaha-industri
Peraturan bupati-no.-38-ttg-izin-usaha-industri
 
Izin Usaha Industri PT. Helori
Izin Usaha Industri PT. HeloriIzin Usaha Industri PT. Helori
Izin Usaha Industri PT. Helori
 
Per kbpom no 28 tahun 2013 tentang pengawasan pemasukan bahan obat dan makana...
Per kbpom no 28 tahun 2013 tentang pengawasan pemasukan bahan obat dan makana...Per kbpom no 28 tahun 2013 tentang pengawasan pemasukan bahan obat dan makana...
Per kbpom no 28 tahun 2013 tentang pengawasan pemasukan bahan obat dan makana...
 
Pkbpom nomor 8 tahun 2017 pedoman periklanan obat (lengkap)
Pkbpom nomor 8 tahun 2017 pedoman periklanan obat (lengkap)Pkbpom nomor 8 tahun 2017 pedoman periklanan obat (lengkap)
Pkbpom nomor 8 tahun 2017 pedoman periklanan obat (lengkap)
 
Perka lkpp no 1 2015
Perka lkpp no 1 2015Perka lkpp no 1 2015
Perka lkpp no 1 2015
 
Kep 100-mbu-2002
Kep 100-mbu-2002Kep 100-mbu-2002
Kep 100-mbu-2002
 

Similar to Permendag no. 86 tahun 2017

Permenkes No. 34 Tahun 2014 Tentang PBF
Permenkes No. 34 Tahun 2014 Tentang PBFPermenkes No. 34 Tahun 2014 Tentang PBF
Permenkes No. 34 Tahun 2014 Tentang PBFSainal Edi Kamal
 
Peraturan menteri perdagangan nomor 39 m dagper9200979
Peraturan menteri perdagangan nomor 39 m dagper9200979Peraturan menteri perdagangan nomor 39 m dagper9200979
Peraturan menteri perdagangan nomor 39 m dagper9200979Denny Kim
 
Angka pengenal impor
Angka pengenal imporAngka pengenal impor
Angka pengenal imporindrakarmaka
 
Permen ESDM No 52 2018 ttg Perubahan Perizinan Migas.pdf
Permen ESDM No 52 2018 ttg Perubahan Perizinan Migas.pdfPermen ESDM No 52 2018 ttg Perubahan Perizinan Migas.pdf
Permen ESDM No 52 2018 ttg Perubahan Perizinan Migas.pdftamihakim
 
Salinan Perpres Nomor 32 Tahun 2022.PDF
Salinan Perpres Nomor 32 Tahun 2022.PDFSalinan Perpres Nomor 32 Tahun 2022.PDF
Salinan Perpres Nomor 32 Tahun 2022.PDFnila668828
 
[Kemendag] Peraturan Menteri Perdagangan - No 36 Tahun 2023 - 16022024 (1) (1...
[Kemendag] Peraturan Menteri Perdagangan - No 36 Tahun 2023 - 16022024 (1) (1...[Kemendag] Peraturan Menteri Perdagangan - No 36 Tahun 2023 - 16022024 (1) (1...
[Kemendag] Peraturan Menteri Perdagangan - No 36 Tahun 2023 - 16022024 (1) (1...didiekkurniawan1
 
Permenkes RI No. 34 th 2014 Tentang Pedagang Besar Farmasi
Permenkes RI No. 34 th 2014 Tentang Pedagang Besar FarmasiPermenkes RI No. 34 th 2014 Tentang Pedagang Besar Farmasi
Permenkes RI No. 34 th 2014 Tentang Pedagang Besar FarmasiUlfah Hanum
 
Permendag 30 Tahun 2022
Permendag 30 Tahun 2022Permendag 30 Tahun 2022
Permendag 30 Tahun 2022CIkumparan
 
SOP dan Peraturan SPAN (Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara)
SOP dan Peraturan SPAN (Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara)SOP dan Peraturan SPAN (Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara)
SOP dan Peraturan SPAN (Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara)Ahmad Abdul Haq
 
Se hk.02.02 menkes-24-2017 juklak registrasi, izin praktik dan izin kerja ten...
Se hk.02.02 menkes-24-2017 juklak registrasi, izin praktik dan izin kerja ten...Se hk.02.02 menkes-24-2017 juklak registrasi, izin praktik dan izin kerja ten...
Se hk.02.02 menkes-24-2017 juklak registrasi, izin praktik dan izin kerja ten...Ulfah Hanum
 
Pp2010 44 prekursor
Pp2010 44 prekursorPp2010 44 prekursor
Pp2010 44 prekursorADIJM
 
Pmk no. 70 ttg perusahaan rumah tangga dan alkes
Pmk no. 70 ttg perusahaan rumah tangga dan alkesPmk no. 70 ttg perusahaan rumah tangga dan alkes
Pmk no. 70 ttg perusahaan rumah tangga dan alkesUlfah Hanum
 
PP no. 19 th 2003 ttg pengamanan rokok bagi kesehatan
PP no. 19 th 2003 ttg pengamanan rokok bagi kesehatanPP no. 19 th 2003 ttg pengamanan rokok bagi kesehatan
PP no. 19 th 2003 ttg pengamanan rokok bagi kesehatanHarida Wirawati
 
Pedoman pelaksanaan pelayanan ijin produksi kosmetika
Pedoman pelaksanaan pelayanan ijin produksi kosmetikaPedoman pelaksanaan pelayanan ijin produksi kosmetika
Pedoman pelaksanaan pelayanan ijin produksi kosmetikaMuhammad Erwin Yamashita
 
Bagian section dalam api
Bagian section dalam apiBagian section dalam api
Bagian section dalam apihusnawati
 
Permenkes No 32 Tahun 2013 Ttg Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga Sanitarian
Permenkes  No 32  Tahun 2013 Ttg  Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga SanitarianPermenkes  No 32  Tahun 2013 Ttg  Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga Sanitarian
Permenkes No 32 Tahun 2013 Ttg Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga SanitarianAdelina Hutauruk
 

Similar to Permendag no. 86 tahun 2017 (20)

PMK No. 192
PMK No. 192PMK No. 192
PMK No. 192
 
Sosialisasi PMK 20/PMK.04 Tahun 2015
Sosialisasi PMK 20/PMK.04 Tahun 2015 Sosialisasi PMK 20/PMK.04 Tahun 2015
Sosialisasi PMK 20/PMK.04 Tahun 2015
 
Permenkes No. 34 Tahun 2014 Tentang PBF
Permenkes No. 34 Tahun 2014 Tentang PBFPermenkes No. 34 Tahun 2014 Tentang PBF
Permenkes No. 34 Tahun 2014 Tentang PBF
 
Peraturan menteri perdagangan nomor 39 m dagper9200979
Peraturan menteri perdagangan nomor 39 m dagper9200979Peraturan menteri perdagangan nomor 39 m dagper9200979
Peraturan menteri perdagangan nomor 39 m dagper9200979
 
Angka pengenal impor
Angka pengenal imporAngka pengenal impor
Angka pengenal impor
 
Permen ESDM No 52 2018 ttg Perubahan Perizinan Migas.pdf
Permen ESDM No 52 2018 ttg Perubahan Perizinan Migas.pdfPermen ESDM No 52 2018 ttg Perubahan Perizinan Migas.pdf
Permen ESDM No 52 2018 ttg Perubahan Perizinan Migas.pdf
 
Salinan Perpres Nomor 32 Tahun 2022.PDF
Salinan Perpres Nomor 32 Tahun 2022.PDFSalinan Perpres Nomor 32 Tahun 2022.PDF
Salinan Perpres Nomor 32 Tahun 2022.PDF
 
[Kemendag] Peraturan Menteri Perdagangan - No 36 Tahun 2023 - 16022024 (1) (1...
[Kemendag] Peraturan Menteri Perdagangan - No 36 Tahun 2023 - 16022024 (1) (1...[Kemendag] Peraturan Menteri Perdagangan - No 36 Tahun 2023 - 16022024 (1) (1...
[Kemendag] Peraturan Menteri Perdagangan - No 36 Tahun 2023 - 16022024 (1) (1...
 
Permenkes RI No. 34 th 2014 Tentang Pedagang Besar Farmasi
Permenkes RI No. 34 th 2014 Tentang Pedagang Besar FarmasiPermenkes RI No. 34 th 2014 Tentang Pedagang Besar Farmasi
Permenkes RI No. 34 th 2014 Tentang Pedagang Besar Farmasi
 
Permendag 30 Tahun 2022
Permendag 30 Tahun 2022Permendag 30 Tahun 2022
Permendag 30 Tahun 2022
 
SOP dan Peraturan SPAN (Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara)
SOP dan Peraturan SPAN (Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara)SOP dan Peraturan SPAN (Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara)
SOP dan Peraturan SPAN (Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara)
 
Tkdn industri
Tkdn industriTkdn industri
Tkdn industri
 
Se hk.02.02 menkes-24-2017 juklak registrasi, izin praktik dan izin kerja ten...
Se hk.02.02 menkes-24-2017 juklak registrasi, izin praktik dan izin kerja ten...Se hk.02.02 menkes-24-2017 juklak registrasi, izin praktik dan izin kerja ten...
Se hk.02.02 menkes-24-2017 juklak registrasi, izin praktik dan izin kerja ten...
 
Pp2010 44 prekursor
Pp2010 44 prekursorPp2010 44 prekursor
Pp2010 44 prekursor
 
Pmk no. 70 ttg perusahaan rumah tangga dan alkes
Pmk no. 70 ttg perusahaan rumah tangga dan alkesPmk no. 70 ttg perusahaan rumah tangga dan alkes
Pmk no. 70 ttg perusahaan rumah tangga dan alkes
 
PP no. 19 th 2003 ttg pengamanan rokok bagi kesehatan
PP no. 19 th 2003 ttg pengamanan rokok bagi kesehatanPP no. 19 th 2003 ttg pengamanan rokok bagi kesehatan
PP no. 19 th 2003 ttg pengamanan rokok bagi kesehatan
 
Pedoman pelaksanaan pelayanan ijin produksi kosmetika
Pedoman pelaksanaan pelayanan ijin produksi kosmetikaPedoman pelaksanaan pelayanan ijin produksi kosmetika
Pedoman pelaksanaan pelayanan ijin produksi kosmetika
 
PMK No. 191
PMK No. 191PMK No. 191
PMK No. 191
 
Bagian section dalam api
Bagian section dalam apiBagian section dalam api
Bagian section dalam api
 
Permenkes No 32 Tahun 2013 Ttg Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga Sanitarian
Permenkes  No 32  Tahun 2013 Ttg  Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga SanitarianPermenkes  No 32  Tahun 2013 Ttg  Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga Sanitarian
Permenkes No 32 Tahun 2013 Ttg Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga Sanitarian
 

Recently uploaded

Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptYanseBetnaArte
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 

Recently uploaded (20)

Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 

Permendag no. 86 tahun 2017

  • 1. MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 2017 TENTANG KETENTUAN IMPOR ROKOK ELEKTRIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pengadaan dan penggunaan rokok elektrik semakin meningkat dan mudah diperoleh di pasar sehingga mudah terjadi penyalahgunaan peruntukan yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat; b. bahwa untuk mencegah penyalahgunaan rokok elektrik dan untuk melindungi konsumen, perlu mengatur impor rokok elektrik; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perdagangan tentang Ketentuan Impor Rokok Elektrik; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade Organization (Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia), (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3564); 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik
  • 2. Indonesia Nomor 3612) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4661); 3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3821); 4. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 5. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 6. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5492); 7. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5512); 8. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8); 9. Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2015 tentang Kementerian Perdagangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 90); 10. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 46/ M-DAG/ PER/ 8/2014 tentang Ketentuan Umum Verifikasi atau Penelusuran Teknis di Bidang Perdagangan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1104);
  • 3. 3 11. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 48/M-DAG/PER/7/2015 tentang Ketentuan Umum di Bidang Impor (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1006); 12. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 70/M-DAG/PER/9/2015 tentang Angka Pengenal Importir (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1516); 13. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 08/M-DAG/PER/2/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perdagangan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 202); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN TENTANG KETENTUAN IMPOR ROKOK ELEKTRIK. Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Rokok Elektrik adalah perangkat rokok yang digunakan dengan memanaskan cairan yang menghasilkan asap dan dihisap oleh pemakainya yang termasuk Likuid nikotin dan pengganti likuid nikotin yang digunakan sebagai isi mesin dan aparatus elektrik yang termasuk dalam Pos Tarif/HS: a. ex. 8543.70.90: Mesin dan aparatus elektrik, mempunyai fungsi tersendiri, tidak dirinci atau termasuk pada pos lainnya dalam Bab ini. - Mesin dan asparatus lainnya: - - Lain-lain, yang digunakan untuk Rokok Elektrik. b. ex. 8543.90.90: Mesin dan aparatus elektrik, mempunyai fungsi tersendiri, tidak dirinci atau termasuk pada pos lainnya dalam Bab ini. - Bagian: - - Lain-lain, yang digunakan untuk Rokok Elektrik. c. ex. 3824.99.99: Olahan pengikat untuk acuan atau inti penuangan logam; produk dan preparat kimia dari industri kimia atau industri terkait (termasuk olahan yang terdiri dari campuran produk alami), tidak dirinci atau termasuk dalam pos lainnya. - -
  • 4. Lain-lain: - - - - Lain-lain, yang digunakan untuk Rokok Elektrik. d. ex. 2403.99.10: Tembakau dipabrikasi lainnya dan pengganti tembakau dipabrikasi; tembakau "dihomogenisasi" atau "dibentuk kembali"; ekstrak dan esens tembakau. - - Lain-lain : - - - Ekstrak dan esens tembakau. e. ex. 2403.99.30: Tembakau dipabrikasi lainnya dan pengganti tembakau dipabrikasi; tembakau "dihomogenisasi" atau "dibentuk kembali"; ekstrak dan esens tembakau. - - Lain-lain : - - - Lain-lain. f. ex. 2403.99.90: Tembakau dipabrikasi lainnya dan pengganti tembakau dipabrikasi; tembakau "dihomogenisasi" atau "dibentuk kembali"; ekstrak dan esens tembakau. - - Lain-lain: - - - Lain-lain. 2. Impor adalah kegiatan memasukan barang ke dalam daerah pabean. 3. Importir Rokok Elektrik adalah perusahaan yang mengimpor Rokok Elektrik untuk diperdagangkan dan/atau dipindahtangankan kepada pihak lain. 4. Angka Pengenal Importir yang selanjutnya disingkat API adalah tanda pengenal sebagai Importir. 5. Persetujuan Impor Rokok Elektrik adalah izin yang digunakan untuk melakukan impor Rokok Elektrik. 6. Rekomendasi adalah surat yang diterbitkan oleh pejabat instansi atau unit terkait yang berwenang memberikan penjelasan secara teknis dan bukan merupakan izin atau persetujuan impor. 7. Verifikasi atau Penelusuran Teknis adalah penelitian dan pemeriksaan barang Impor yang dilakukan oleh Surveyor. 8. Surveyor adalah perusahaan survey yang mendapat otorisasi untuk melakukan Verifikasi atau Penelusuran Teknis barang Impor. 9. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perdagangan. 10. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Kementerian Perdagangan.
  • 5. 11. Direktur adalah Direktur Impor, Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Kementerian Perdagangan. Pasal 2 (1) Rokok Elektrik hanya dapat diimpor oleh perusahaan pemilik API yang telah mendapat Persetujuan Impor Rokok Elektrik dari Menteri. (2) Menteri dapat memberikan mandat penerbitan Persetujuan Impor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Direktur Jenderal. Pasal 3 (1) Untuk mendapatkan Persetujuan Impor Rokok Elektrik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1), perusahaan pemilik API harus mengajukan permohonan secara elektronik kepada Direktur Jenderal dengan melampirkan: a. Surat Izin Usaha Perdagangan atau izin usaha lain yang sejenis dari instansi yang berwenang; b. API; c. Rekomendasi dan kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perindustrian; d. Rekomendasi dari kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan; e. Rekomendasi dari lembaga pemerintah non kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pengawasan obat dan makanan, untuk impor likuid nikotin dan pengganti likuid nikotin; dan f. bukti pengalaman sebagai importir Rokok Elektrik paling sedikit selama 1 (satu) tahun yang dibuktikan dengan Pemberitahuan Impor Barang (PIB); atau g. bukti pengalaman sebagai distributor Rokok Elektrik paling sedikit selama 1 (satu) tahun berupa: 1. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP); 2. Surat Tanda Pendaftaran Distributor Barang Produksi Dalam Negeri dan/atau Luar Negeri untuk Rokok Elektrik yang diterbitkan oleh
  • 6. Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri; dan 3. surat penunjukan atau kerjasama sebagai distributor Rokok Elektrik dari produsen dalam negeri dan/atau produsen luar negeri; (2) Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, huruf d, dan huruf e, paling sedikit memuat keterangan mengenai Pos Tarif/HS, jenis, volume Rokok Elektrik, negara asal, pelabuhan tujuan impor, dan masa berlaku. (3) Atas permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Menteri atau Direktur Jenderal menerbitkan Persetujuan Impor paling lama 5 (lima) hari kerja terhitung sejak permohonan diterima secara lengkap dan benar. (4) Dalam hal tertentu, untuk mengetahui kebenaran permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Menteri menugaskan Direktur Jenderal dan/atau Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut. (5) Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak lengkap, Menteri atau Direktur Jenderal menyampaikan pemberitahuan penolakan permohonan paling lama 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak permohonan diterima. (6) Direktur Jenderal mendelegasikan kewenangan pemberitahuan penolakan permohonan Persetujuan Impor sebagaimana dimaksud pada ayat (5) kepada Direktur. Pasal 4 Persetujuan Impor Rokok Elektrik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) berlaku selama 6 (enam) bulan terhitung sejak tanggal diterbitkan. Pasal 5 Persetujuan Impor Rokok Elektrik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) memuat data dan keterangan paling sedikit mengenai: a. jumlah; b. jenis dan Pos Tarif/ HS;
  • 7. c. pelabuhan muat; d. negara asal; e. pelabuhan tujuan; dan f. masa berlaku Persetujuan Impor Rokok Elektrik. Pasal 6 (1) Importir Rokok Elektrik dapat mengajukan permohonan perubahan Persetujuan Impor Rokok Elektrik dalam hal terdapat perubahan mengenai Pos Tarif/HS, jenis, jumlah,negara asal, dan/atau pelabuhan tujuan impor. (2) Untuk memperoleh perubahan Persetujuan Impor Rokok Elektrik sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Importir Rokok Elektrik harus mengajukan permohonan secara elektronik kepada Direktur Jenderal dengan melampirkan: a. Persetujuan Impor Rokok Elektrik; b. Rekomendasi dari kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perindustrian; c. Rekomendasi dan kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan; dan d. Rekomendasi dari lembaga pemerintah non- kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pengawasan obat dan makanan, untuk impor likuid nikotin dan pengganti likuid nikotin. (3) Atas permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Direktur Jenderal menerbitkan perubahan Persetujuan Impor Rokok Elektrik paling lama 5 (lima) hari kerja terhitung sejak permohonan diterima secara lengkap dan benar. (4) Dalam hal tertentu, untuk mengetahui kebenaran permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Menteri menugaskan Direktur Jenderal dan/atau Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut. (5) Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak lengkap, Menteri atau Direktur Jenderal menyampaikan pemberitahuan penolakan permohonan
  • 8. paling lama 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak permohonan diterima. Pasal 7 (1) Pengajuan permohonan untuk memperoleh: a. Persetujuan Impor Rokok Elektrik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3; dan b. perubahan Persetujuan Impor Rokok Elektrik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, hanya dapat dilayani dengan sistem elektronik melalui hitp:/ / inatrade. kemendag.go. id. (2) Dalam hal terjadi keadaan memaksa (force majeure) yang mengakibatkan sistem elektronik melalui http:/ / inatrade.kemenclag.go.id tidak berfungsi, pengajuan permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan secara manual. Pasal 8 Setiap Impor Rokok Elektrik hanya dapat dilakukan melalui pelabuhan tujuan: a. pelabuhan laut: Belawan di Medan, Tanjung Perak di Surabaya, dan Soekarno Hatta di Makasar. b. pelabuhan udara: Soekarno-Hatta di Tangerang. Pasal 9 (1) Setiap pelaksanaan Impor Rokok Elektrik harus terlebih dahulu dilakukan Verifikasi atau Penelusuran Teknis Impor di pelabuhan muat. (2) Verifikasi atau Penelusuran Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Surveyor yang ditetapkan oleh Menteri. Pasal 10 Untuk dapat ditetapkan sebagai pelaksana Verifikasi atau Penelusuran Teknis Impor Rokok Elektrik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, Surveyor hams memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. Memiliki Surat Izin Usaha Jasa Survey (SIUJS);
  • 9. b. berpengalaman sebagai Surveyor di bidang impor paling sedikit 5 (lima) tahun; c. memiliki cabang atau perwakilan dan/atau afiliasi di luar negeri dan memiliki jaringan untuk mendukung efektifitas pelayanan Verifikasi atau Penelusuran Teknis; dan d. mempunyai rekam-jejak (track records) yang baik di bidang pengelolaan kegiatan Verifikasi atau Penelusuran Teknis Impor. Pasal 11 (1) Verifikasi atau Penelusuran Teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 meliputi data atau keterangan paling sedikit mengenai: a. nama dan alamat eksportir; b. nama dan alamat importir; c. jenis dan jumlah barang; d. pos tarif/ HS dan uraian barang; e. negara dan pelabuhan muat; f. waktu pengapalan; g. pelabuhan tujuan; dan h. Sertifikat Analisis (Certificate of Analysis), untuk Rokok Elektrik, likuid nikotin dan/atau pengganti likuid nikotin, yang termasuk dalam Pos Tarif/ HS: 1. ex. 8543.70.90: Mesin dan aparatus elektrik, mempunyai fungsi tersendiri, tidak dirinci atau termasuk pada pos lainnya dalam Bab ini. - Mesin dan asparatus lainnya: - - Lain-lain, yang digunakan untuk Rokok Elektrik. 2. ex. 8543.90.90: Mesin dan aparatus elektrik, mempunyai fungsi tersendiri, tidak dirinci atau termasuk pada pos lainnya dalam Bab ini. - Bagian: - - Lain-lain, yang digunakan untuk Rokok Elektrik. 3. ex. 3824.99.99: Olahan pengikat untuk acuan atau inti penuangan logam; produk dan preparat kimia dari industri kimia atau industri terkait (termasuk olahan yang terdiri dari campuran produk alami), tidak dirinci atau termasuk dalam
  • 10. - 10 - pos lainnya. - - Lain-lain: - - - - Lain-lain, yang digunakan untuk Rokok Elektrik. 4. ex. 2403.99.10: Tembakau dipabrikasi lainnya dan pengganti tembakau dipabrikasi; tembakau "dihomogenisasi" atau "dibentuk kembali"; ekstrak dan esens tembakau. - - Lain-lain : - - - Ekstrak dan esens tembakau. 5. ex. 2403.99.30: Tembakau dipabrikasi lainnya dan pengganti tembakau dipabrikasi; tembakau "dihomogenisasi" atau "dibentuk kembali"; ekstrak dan esens tembakau. - - Lain-lain : - - - Lain-lain. 6. ex. 2403.99.90: Tembakau dipabrikasi lainnya dan pengganti tembakau dipabrikasi; tembakau "dihomogenisasi" atau "dibentuk kembali"; ekstrak dan esens tembakau. - - Lain-lain: - - - Lain-lain. (2) Hasil Verifikasi atau Penelusuran Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam bentuk Laporan Surveyor (LS) untuk digunakan sebagai dokumen pelengkap pabean dalam penyelesaian kepabeanan di bidang impor. (3) LS sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus memuat pernyataan kebenaran atas hasil Verifikasi atau Penelusuran Teknis dan menjadi tanggung jawab penuh Surveyor. (4) Atas pelaksanaan Verifikasi atau Penelusuran Teknis impor Rokok Elektrik yang dilakukannya, Surveyor memungut imbalan jasa dari Importir Rokok Elektrik yang besarannya ditentukan dengan memperhatikan azas manfaat. Pasal 12 (1) Importir Rokok Elektrik wajib menyampaikan laporan pelaksanaan Impor Rokok Elektrik kepada Direktur Jenderal, dalam hal ini Direktur, setiap bulan paling lambat tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya, dengan tembusan disampaikan kepada: a. kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perindustrian; b. kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan; dan
  • 11. c. lembaga pemerintah non-kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pengawasan obat dan makanan. (2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan secara daring (online) melalui http://inatrade.kemendag.go.id dan melampirkan pindai (scan) Kartu Kendall Realisasi Impor yang telah diparaf dan dicap oleh petugas Bea dan Cukai. Pasal 13 Surveyor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) wajib menyampaikan laporan tertulis mengenai pelaksanaan Verifikasi atau Penelusuran Teknis Impor Rokok Elektrik kepada Direktur Jenderal setiap bulan paling lambat tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya. Pasal 14 Rokok Elektrik asal impor hanya dapat diedarkan setelah memperoleh izin edar dari lembaga pemerintah non-kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pengawasan obat dan makanan. Pasal 15 (1) Persetujuan Impor Rokok Elektrik dibekukan apabila Importir Rokok Elektrik: a. tidak melaksanakan kewajiban penyampaian laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 sebanyak 2 (dua) kali; dan/atau b. sedang dalam proses penyidikan atas dugaan tindak pidana yang berkaitan dengan penyalahgunaan Persetujuan Impor Rokok Elektrik. (2) Pembekuan Persetujuan Impor dapat diaktilkan kembali setelah Importir Tembakau: a. memenuhi kewajiban penyampaian laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 dalam waktu 2 (dua) bulan sejak Persetujuan Impor dibekukan; dan/atau
  • 12. - 12 - b. tidak terbukti melakukan tindak pidana yang berkaitan dengan penyalahgunaan Persetujuan Impor Rokok Elektrik. Pasal 16 Persetujuan Impor Rokok Elektrik dicabut apabila Importir Rokok Elektrik: a. tidak melaksanakan kewajiban penyampaian laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 setelah melebihi batas waktu 2 (dua) bulan sejak Persetujuan Impor Rokok Elektrik dibekukan; b. terbukti menyampaikan data dan/atau keterangan yang tidak benar dalam permohonan Persetujuan Impor Rokok Elektrik, setelah Persetujuan Impor Rokok Elektrik diterbitkan; c. mengubah, menambah, dan/atau mengganti isi yang tercantum dalam Persetujuan Impor Rokok Elektrik; d. melakukan pelanggaran di bidang kepabeanan berdasarkan informasi dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Kementerian Keuangan; dan/atau e. dinyatakan bersalah oleh pengadilan atas tindak pidana yang berkaitan dengan penyalahgunaan Persetujuan Impor Rokok Elektrik. Pasal 17 Pembekuan dan pengaktifan kembali Persetujuan Impor Rokok Elektrik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 dan pencabutan Persetujuan Impor Rokok Elektrik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 dilakukan oleh Direktur Jenderal. Pasal 18 Penetapan sebagai Surveyor pelaksana Verifikasi atau Penelusuran Teknis Impor Rokok Elektrik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) dicabut apabila Surveyor: a. melakukan pelanggaran dalam pelaksanaan kegiatan Verifikasi atau Penelusuran Teknis Impor Rokok Elektrik; dan/ atau
  • 13. - 13 - b. tidak melaksanakan kewajiban penyampaian laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 sebanyak 2 (dua) kali. Pasal 19 Pencabutan penetapan sebagai Surveyor pelaksana Verifikasi atau Penelusuran Teknis Impor Rokok Elektrik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ditetapkan oleh Menteri. Pasal 20 (1) Importir yang mengimpor Rokok Elektrik tidak sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri ini dapat dikenai sanksi lain berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Rokok Elektrik yang diimpor tidak sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri ini hares diekspor kembali sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (3) Biaya ekspor kembali sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menjadi tanggung jawab importir. Pasal 21 Surveyor yang melaksanakan Verifikasi atau Penelusuran Teknis Impor Rokok Elektrik tidak sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri ini dapat dikenai sanksi lain berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 22 Pengecualian dari ketentuan Peraturan Menteri ini hanya dapat dilakukan oleh Menteri setelah mendapat pertimbangan dari instansi teknis terkait. Pasal 23 Petunjuk teknis pelaksanaan Peraturan Menteri ini dapat ditetapkan oleh Direktur Jenderal. Pasal 24 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
  • 14. - 14 - Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 7 November 2017 MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA, ttd. ENGGARTIASTO LUKITA Diundangkan di Jakarta pada tanggal 10 November 2017 DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd. WIDODO EKATJAHJANA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2017 NOMOR 1591 Salinan sesuai dengan aslinya Sekretariat Jenderal .._. R-ian Perdagangan :iro Hukum, M. SYIST