1. MANAJEMEN STRATEGI
(Untuk memenuhi tugas pra-UAS pada mata kuliah Manajemen Strategi)
MAKALAH
Oleh:
ELISA ENGRIYANI
NIM : 11150763
JURUSAN MANEJEMEN
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI BINA BANGSA
2017
1
2. KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan nikmat
dan karunia-Nya sehingga kita dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Manajemen
Stategi”. Penulisan Makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Manajemen Stategi di Universitas Bina Bangsa.
Penulis menyadari bahwa penulisan Makalah ini dapat diselesaikan karena adanya
bimbingan, bantuan, dukungan dan pengarahan yang telah diberikan dari berbagai pihak. Kami
juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung penyelesaian
Makalah ini,
Kami menyadari bahwa Makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar dalam proses penyusunan Makalah yang
lebih baik lagi. Akhir kata, semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Aamiin.
Wassalamu’alaikum WR.WB
Serang, Januari 2018
Penulis
i
3. DAFTAR ISI
Cover..........................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A.Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................4
C. Tujuan............................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................5
A.Formulasi Strategi dan Alternatif Strategi……………………………………………..5
A.1.Analisis Situasi..........................................................................................................5
A.2.Membangkitkan Alternatif Strategi Oleh Menggunakan Matriks SWOT................6
A.3.Strategis Bisnis..........................................................................................................7
B.Analisis Situasi Kelemahan-Kekuatan .........................................................................10
B.1.Pengertian Analisis SWOT.....................................................................................10
B.2.Faktor-Faktor Analisis SWOT................................................................................12
B.3.Kegunaan Analisis SWOT......................................................................................15
B.4. Hubungan S, W, O, T Dalam Analisis SWOT.......................................................15
C.Implementasi dan Pengawasan Strategi .......................................................................19
C.1.Pengertian Implementasi Strategi...........................................................................19
C.2.Tipe Struktur dan Daur Hidup Organisasi..............................................................26
C.3.Isu Strategi Dalam Implementasi Strategi...............................................................27
C.4. Proses Utama Evaluasi Strategi.............................................................................28
C.5. Karakter Dari Evaluasi Strategi Yang Evektif.......................................................29
D.Etika Bisnis & Sosial Responbility Environmental Sustainability .............................30
D.1.Definisi Etika Bisnis, Indikator dan Prinsip Etika Bisnis.......................................30
D.2.Relevansi Etika Bisnis Dengan Keuntungan Perusahaan.......................................35
D.3.Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Atau Corporate Social Responbility (CSR)..37
D.4. Peranan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan........................................................38
D.5. Tanggung Jawab Terhadap Karyawan...................................................................40
D.6. Tanggung Jawab Kepada Pemegang Saham (Investor) ........................................41
D.7. Tanggung Jawab Terhadap Kreditur......................................................................42
ii
4. D.8. Tanggung Jawab Terhadap Lingkungan ...............................................................43
D.9. Tanggung Jawab terhadap Komunitas...................................................................45
E.Rasional & Proses Pengendalian Serta Evaluasi dan Pengendalian Strategi ...............48
E.1.Pengertian Evaluasi Strategi....................................................................................48
E.2.Hakekat Evaluasi Strategi.......................................................................................49
E.3.Fungsi Evaluasi.......................................................................................................50
E.4. Proses Evaluasi.......................................................................................................51
E.5. Tujuan Evaluasi......................................................................................................52
E.6. Evaluasi Kinerja ....................................................................................................53
F.Pengendalian dan Evaluasi Strategi Suatu Prusahaan...................................................57
F.1.Pengertian Pengendalian dan Evaluasi Strategi.......................................................57
F.2.Jenis dan Tipe Pengendalian....................................................................................58
F.3.Jenis Pengendalian Evaluasi dan Pengukuran Kinerja............................................59
F.4.Kriteria Evaluasi Strategi.........................................................................................62
BAB III PENUTUP................................................................................................................63
KESIMPULAN.................................................................................................................63
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………...65
iii
5. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perumusan strategi seringkali ditujukan sebagai perencanaan strategis atau jangka
panjang. Analisis situasi adalah awal proses perumusan strategi. Selain itu, analisis situasi
juga mengharuskan para manajer strategis untuk menemukan kesesuaian strategis antara
peluang-peluang eksternal dan kekuatan-kekuatan internal, disamping memperhatikan
ancaman-ancaman eksternal dan kelemahan-kelemahan internal. Untuk menganalisis
situasi, digunakan cara yang sistematis, yaitu analisis SWOT. SWOT adalah singkatan
dari Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats, dari suatu perusahaan, yang
semuanya merupakan faktor-faktor strategis. Jadi, analisis SWOT harus
mengidentifikasikan kompetensi langka (distinctive competence) perusahaan, yaitu
keahlian tertentu dan sumber-sumber daya yang dimiliki oleh sebuah perusahaan dan cara
unggul yang mereka gunakan.
Penggunaan kompetensi langka perusahaan secara tepat (kapabilitas inti) akan
memberikan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Satu cara untuk menyimpulkan
faktor-faktor strategis sebuah perusahaan adalah mengkombinasikan faktor strategis
eksternal (External Factor Strategic/ EFAS) dengan faktor strategis internal (Internal
Factor Strategic/IFAS) ke dalam sebuah ringkasan analisis faktor-faktor strategi. Setelah
analisis situasi dan sebelum mempertimbangkan strategi alternatif, manajemen harus
sesaat melakukan tinjauan misi dan tujuan peruahaan saat ini atau yang telah ditetapkan.
Apabila tidak tepat, tidak lagi sesuai dengan situasinya, maka manajemen harus
mengubahnya saat itu juga. Strategi perusahaan menentukan : Orientasi perusahaan
terhadap pertumbuhandan Industri atau pasar yang akan dimasuki. Untuk perusahaan
multibisnis yang beroperasi di lebih dari satu industri atau pasar, strategi perusahaan
meliputi keputusan-keputusan mengenai aliran keuangan dan sumber daya dari dan ke
unit bisnis mereka. Keputusan-keputusan ini sangat mendasar terhadap masa depan
perusahaan dan biasanya melibatkan manajemen puncak dan dewan direksi. Strategi
perusahaan dapat menyediakan strategic platform, atau kapabilitas organisasi untuk
mengatasi bisnis di dalam lingkungan yang beragam dengan sekumpulan kemampuan
1
6. strategis. Semua perusahaan, mulai dari perusahaan terkecil yang hanya memproduksi
satu jenis produk dalam satu industri saja, sampai konglomerat terbesar yang
memproduksi berbagai produk dalam satu industri, pada satu waktu harus memperhatikan
pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam strategi perusahaan. Pertanyaan-pertanyaan
strategi perusahaan adalah : Haruskah kita melakukan ekspansi, pemotongan, atau tidak
mengubah operasi kita? Haruskah kita memusatkan kegiatan hanya dalam industri yang
sekarang, atau berekspansi ke industri lain? Apabila ingin tumbuh dan berkembang,
haruskah kita melakaukannya melalui pengembangan internal atau akuisisi eksternal,
merger, atau usaha patungan? Strategi perusahaan mewujudkan tiga orientasi umum
(grand strategies)yaitu :pertumbuhan, stabilitas dan pengurangan. Strategi Pertumbuhan
Strategi pertumbuhan adalah strategi yang dirancang untuk mencapai pertumbuhan dalam
penjualan, aktiva, laba atau kombinasi dari semuanya. Pertumbuhan yang berkelanjutan
artinya penjualan yang meningkat, dan dengan pengalamannya akan dapat melakukan
efisiensi dan akhirnya meningkatkan laba. Alasan penggunaan strategi pertumbuhan :
Perusahaan yang sedang tumbuh dapat menutupi kesalahan dan ketidak efisienan dengan
mudah dibandingkan perusahaan yang stabil. Perusahaan yang sedang berkembang
menawarkan banyak peluang bagi kemajuan, promosi, dan pekerjaan-pekerjaan menarik.
Ada 2 (dua) strategi dasar pertumbuhan yaitu : konsentrasi pada satu industri dan
diversifikasi pada industri lain. Apabila perusahaan memilih strategi konsentrasi, maka
perusahaan dapat berkembang melalui integrasi vertikal dan horizontal. Integrasi vertikal,
yaitu mengambil alih fungsi yang semula dilakukan oleh pemasok (integrasi ke belakang/
backward integration) atau oleh distributor (integrasi ke depan/forward integration).
Strategi ini menarik untuk perusahaan yang kuat dalam posisi bersaingnya. Integrasi
horizontal, yaitu dengan cara memperluas kegiatan-kegiatan perusahaan ke dalam lokasi
geografis yang berbeda dan atau menambah rentang produk atau jasa yang ditawarkan
kepada pasar.
Apabila perusahaan memilih strategi diversifikasi, maka perusahaan dapat
berkembang melalui diversifikasi konsentris dan diversifikasi konglomerat. Diversifikasi
konsentris, strategi ini dilakukan apabila perusahaan memiliki posisi kompetitif yang kuat
tetapi daya tarik industri rendah, sehingga perusahaan dapat melakukan diversifikasi pada
industri yang berkaitan. Diversifikasi konglomerat, ini merupakan strategi perusahaan
yang cocok apabila posisi kompetitif perusahaan rata-rata dan daya tarik industrinya
rendah, sehingga perusahaan melakukan diversifikasi keluar dari sebuah industri dan
2
7. mauk kedalam industri yang tidak berkaitan. Strategi Stabilitas Strategi ini cocok untuk
perusahaan yang berada pada industri dengan daya tarik yang sedang-sedang saja, artinya
industri tersebut menghadapi pertumbuhan yang biasa-biasa saja atau bahkan tidak ada
pertumbuhan dan kekuatan-kekuatan utama dalam lingkungan tersebut berubah dan masa
depannya tidak pasti. Strategi stabilitas pertama yang dapat dilakukan adalah : berhenti
sejenak atau berlanjut dengan waspada, artinya strategi untuk sementara waktu
perusahaan melakukan konsolidasi sumber dayanya untuk menghadapi masa depan yang
tidak pasti. Strategi stabilitas yang kedua, yaitu strategi tidak berubah atau stabilitas laba,
hal ini karena perusahaan pada posisi di industri yang dengan daya tarik sedang-sedang
saja dan perusahaan hanya memiliki posisi kompetitif rata-rata. Strategi Pengurangan
Strategi pengurangan atau retrenchmentdapat dilakukan perusahaan apabila memiliki
posisi kompetisi yang lemah tanpa memandang daya tarik industrinya. Posisi kompetisi
yang lemah biasanya mengkibatkan kinerja yang buruk, penjualan menurun dan laba
berubh menjadi kerugian. Strategi pengurangan meliputi : Strategi Berputar, jual habis,
kebangkrutan atau likuidasi. Strategi berputar, adalah strategi yang menekankan
peningkatan efisiensi operasional. Dua fase strategi ini adalah kontraksi dan konsolidasi.
Kontraksi adalah upaya awal untuk “ menghentikan pendarahan “ dengan cepat, dengan
penurunan keseluruhan terhadap ukuran dan biaya. Konsolidasi adalah pelaksanaan
sebuah program untuk menstabilkan perusahaan yang lebih ramping. Strategi Jual Habis,
strategi ini dilakukan karena posisi kompetitif perusahaan yang lemah pada industri
dengan daya tarik yang sedang atau malah mungkin menurun.
Strategi ini dilakukan karena untuk melakukan strategi berputar sudah tidak mampu.
Kebangkrutan, meliputi penyerahan manajemen perusahaan kepada pengadilan sebagai
ganti penyelesaian kewajiban-kewajiban (hutang) perusahaan. Manajemen perusahaan
berharap bahwa setelah pengadilan memutuskan tuntutan, perusahaan akan lebih kuat dan
lebih mampu untuk bersaing dalam industri yang menarik dengan baik. Likuidasi, adalah
strategi untuk mengakhiri perusahaan. Strategi ini dilakukan karena industri sudah tidak
menarik lagi dan perusahaan juga terlalu lemah untuk dijual, manajemen dapat memilih
untuk mengubah sebanyak mungkin kekayaan yang dapat dijual kedalam bentuk kas,
yang kemudian dibagikan kepada pada pemegang saham, setelah membayar hutang-
hutangnya. Manfaat likuidasi dibandingkan dengan kebangkrutan, adalah bahwa dewan
komisaris sebagai perwalian pemegang saham, dan manajemen puncak, melakukan
3
8. pengambilan keputusan sendiri daripada menyerahkan kepada pengadilan, yang mungkin
akan mengabaikan pemegang saham sama sekali.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Formulasi Strategik Analisis Situasi dan Alternatif Strategik?
2. Bagaimana Analisis Kekuatan Kelemahan Perusahaan dan Hubungannya Dengan
Strategi?
3. Bagaimana Implementasi dan Pengawasan Strategik?
4. Apa Etika Bisnis dan Sosial Responsibility Environmental Sustanability?
5. Apa Rasional dan Proses Pengendalian Serta Evaluasi dan Pengendalian Strategi?
6. Bagaimana Cara Pengendalian dan Evaluasi Strategi Suatu Perusahaan?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Apa Formulasi Strategik Analisis Situasi dan Alternatif Strategik?
2. Untuk Mengetahui Bagaimana Analisis Kekuatan Kelemahan Perusahaan dan
Hubungannya Dengan Strategi?
3. Untuk Mengetahui Bagaimana Implementasi dan Pengawasan Strategik?
4. Untuk Mengetahui Apa Etika Bisnis dan Sosial Responsibility Environmental
Sustanability?
5. Untuk Mengetahui Apa Rasional dan Proses Pengendalian Serta Evaluasi dan
Pengendalian Strategi?
6. Untuk Mengetahui Bagaimana Cara Pengendalian dan Evaluasi Strategi Suatu
Perusahaan?
4
9. BAB II
PEMBAHASAN
A. FORMULASI STRATEGI ANALISIS SITUASI DAN ALTERNATIF
STRATEGIK
A.1. Analisis Situasi : SWOT Analysis
a. Perumusan strategi
sering disebut sebagai perencanaan strategis atau perencanaan jangka
panjang, berkaitan dengan mengembangkan misi korporasi, tujuan, strategi,
dan kebijakan. Ini dimulai dengan analisis situasi: proses strategis menemukan
kesesuaian antara peluang-peluang eksternal dan kekuatan internal saat bekerja
di sekitar ancaman eksternal dan kelemahan internal.
b. SWOT
adalah akronim yang digunakan untuk menggambarkan Kekuatan tertentu,
Weaknesseses, Peluang, dan Ancaman faktor yang strategis untuk perusahaan
tertentu. Analisis SWOT seharusnya tidak hanya menghasilkan identifikasi
khas korporasi, kompetensi, kemampuan khusus dan sumber daya yang
dimiliki perusahaan dan cara unggul di mana mereka digunakan, tapi juga
dalam identifikasi peluang bahwa perusahaan saat ini tidak dapat mengambil
keuntungan karena kurangnya sumber daya yang tepat. Selama bertahun-tahun,
5
10. analisis SWOT telah terbukti menjadi yang paling abadi technicque analitis
menggunakan manajemen strategis.
c. Inti dari strategi
adalah kesempatan dibagi dengan capacity. Sebuah kesempatan dengan
sendirinya tidak memiliki nilai nyata kecuali sebuah perusahaan memiliki
kapasitas (yaitu, sumber daya) untuk memanfaatkan kesempatan itu. SWOT
demikian dapat digunakan untuk mengambil pandangan yang lebih luas strategi
melalui rumus SA = O / (S - W) yang adalah, (Alternatif Strategis sama dengan
Peluang dibagi dengan Kekuatan miinus Kelemahan).
d. Menciptakan Ringkasan Analisis Faktor-faktor Strategis / Strategic
Factors Analysis Summary (SFAS) Matrix
EFAS dan IFAS Tabel ditambah Matrix SFAS telah dikembangkan untuk
menghadapi kritik dari analisis SWOT. Ketika digunakan bersama-sama,
mereka adalah analitis kuat seperangkat alat untuk analisis strategis. SFAS
(Strategic Factors Analysis Summary) Matrix'summarizes mengorganisasikan
faktor-faktor strategis dengan menggabungkan faktor-faktor eksternal dari
EFAS Tabel dengan faktor-faktor internal dari IFAS Tabel. Ini terlalu banyak
faktor bagi kebanyakan orang untuk digunakan dalam perumusan strategi.
SFAS Matrix dibutuhkan pembuat keputusan strategis untuk menringkas ini
kekuatan, kelemahan, opportunities, dan ancaman ,menjadi kurang dari 10
faktor-faktor strategis. Hal ini dilakukan dengan meninjau dan merevisi bobot
setiap faktor. Bobot yang telah direvisi mencerminkan prioritas dari setiap
faktor sebagai penentu masa depan perusahaan sukses. Tertimbang tertinggi
EFAS, dan faktor-faktor IFAS akan muncul di SFAS Matrix.
e. Review Misi dan Tujuan
Sebuah pemeriksaan ulang saat ini sebuah organisasi misi dan tujuan harus
dibuat sebelum strategi alternatif dapat dihasilkan dan dievaluasi. Bahkan
ketika merumuskan strategi, pembuat keputusan cenderung berkonsentrasi pada
aksi-alternatif kemungkinan-daripada sebuah misi yang harus dipenuhi dan
tujuan yang akan dicapai. Kecenderungan ini begitu menarik karena jauh lebih
mudah ditangani dengan tindakan alternatif yang ada di sini dan sekarang
daripada benar-benar berpikir tentang apa yang ingin Anda capai di masa
depan. Hasil akhirnya adalah bahwa kita sering memilih strategi yang
6
11. menetapkan tujuan kita untuk kita daripada memiliki pilihan-pilihan kita
memasukkan tujuan yang jelas dan pernyataan misi.
Permasalahan dalam kinerja dapat berasal dari pernyataan yang misi tidak
tepat, yang mungkin terlalu sempit atau terlalu luas. Jika misi tidak
memberikan suatu benang (menyatukan tema) untuk suatu perusahaan bisnis,
para manajer mungkin tidak jelas tentang di mana perusahaan sedang menuju.
Tujuan dan strategi mungkin bertentangan dengan satu sama lain. Divisi
mungkin bersaing satu sama lain dan bukan terhadap persaingan luar-untuk
merugikan korporasi secara keseluruhan.
A.2. Membangkitkan Alternatif Strategi oleh Menggunakan TOWS Matrix
Sejauh ini kita telah membahas bagaimana sebuah perusahaan menggunakan
analisa SWOT untuk menilai situasi. SWOT juga dapat digunakan untuk
menghasilkan jumlah kemungkinan strategi alternatif. The TOWS Matrix (TOWS
adalah cara lain untuk mengatakan SWOT) menggambarkan bagaimana peluang
dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan tertentu dapat disesuaikan dengan
perusahaan bahwa kekuatan dan kelemahan internal menghasilkan empat set
kemungkinan alternatif strategis. (Lihat Gambar 6-2.) Ini adalah cara yang baik
untuk menggunakan brainstorming untuk menciptakan strategi-strategi alternatif
lain yang mungkin tidak akan dipertimbangkan. Ini memaksa manajer strategis
untuk menciptakan berbagai macam pertumbuhan serta strategi penghematan. Hal
ini dapat digunakan untuk menghasilkan perusahaan serta strategi bisnis.
a. Strategi SO dihasilkan dengan memikirkan cara di mana sebuah perusahaan atau
unit bisnis dapat menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang.
b. Strategi ST mempertimbangkan perusahaan atau unit kekuatan sebagai cara
untuk menghindari ancaman.
c. Strategi WO berusaha untuk mengambil keuntungan dari peluang dengan
mengatasi kelemahan.
d. Strategi WT pada dasarnya defensif dan terutama bertindak untuk
meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman.
The TOWS Matrix ini sangat berguna untuk menghasilkan serangkaian
alternatif bahwa para pengambil keputusan dari sebuah perusahaan atau unit bisnis
mungkin tidak sebaliknya telah dipertimbangkan.
7
12. A.3. Strategies Business
Strategi bisnis yang berfokus pada peningkatan posisi kompetitif perusahaan
atau unit bisnis produk atau jasa dalam industri khusus atau segmen pasar bahwa
perusahaan atau unit bisnis melayani. Strategi bisnis dapat kompetitif (berjuang
melawan semua pesaing untuk keuntungan) dan / atau koperasi (bekerja dengan satu
atau lebih perusahaan untuk memperoleh
keunggulan terhadap pesaing lain sama seperti strategi perusahaan industri
bertanya apa (ies) perusahaan harus dalam, strategi bisnis bertanya bagaimana
perusahaan atau unit harus bersaing atau bekerja sama dalam setiap industri.
Dalam Bisnis Strategi ada beberapa hal yang harus diperhatikan diantaranya :
a. Diferensiasi ini ditujukan untuk pasar massal yang luas dan melibatkan
penciptaan produk atau jasa yang dirasakan di seluruh industri sebagai unik.
Perusahaan atau unit bisnis mungkin akan mengenakan premi untuk produk
mereka. Khusus ini dapat dikaitkan dengan citra merek atau desain, teknologi,
fitur, jaringan dealer, atau layanan pelanggan. Diferensiasi adalah suatu strategi
yang tepat untuk mendapatkan pengembalian atas rata-rata dalam bisnis tertentu
karena merek yang dihasilkan menurunkan loyalitas pelanggan sensitivitas
harga.
b. Fokus Biaya adalah fokus biaya rendah strategi kompetitif yang berfokus pada
kelompok pembeli tertentu atau pasar geografis dan upaya untuk melayani niche
hanya itu, dengan mengesampingkan orang lain. Dalam menggunakan fokus
biaya, sebuah perusahaan atau unit bisnis mencari keunggulan biaya dalam
target segmen.
c. Diferensiasi fokus, seperti biaya fokus, berkonsentrasi pada suatu kelompok
pembeli, segmen lini produk, atau pasar geografis.
Dalam bisnis strategi kita juga bisa mendapat resiko. Oleh karena itu kita harus
merumuskan resiko dalam strategi Kompetitif. Tidak ada satu strategi kompetitif
dijamin untuk mencapai keberhasilan, dan beberapa perusahaan yang telah berhasil
menerapkan salah satu strategi kompetitif Porter telah menemukan bahwa mereka
tidak bisa mempertahankan strategi. Seperti ditunjukkan pada Tabel 6-1, masing-
masing dari strategi generik mempunyai resiko.
Oleh karena itu kita harus memiliki Competitive Strategy yang Terbaik?
1. Tactics Competitive
8
13. Sebuah taktik adalah rencana operasi tertentu yang merinci bagaimana strategi
yang perlu dilaksanakan dalam hal kapan dan di mana itu adalah untuk
dimasukkan ke dalam tindakan. Berdasarkan sifatnya, taktik yang sempit dalam
lingkup dan horizon waktu yang lebih pendek dibandingkan strategi.
2. Time Tactics: Ketika Bersaing
Perusahaan pertama yang memproduksi dan menjual produk atau jasa baru
disebut penggerak pertama (atau pelopor). Beberapa keuntungan menjadi
penggerak pertama adalah bahwa perusahaan mampu membangun reputasi
sebagai pemimpin industri, bergerak ke bawah kurva belajar untuk
mengasumsikan posisi cost leadership, dan untuk sementara mendapatkan
keuntungan yang tinggi dari pembeli yang menghargai produk atau jasa yang
sangat tinggi, penggerak pertama yang sukses juga dapat menetapkan standar
untuk semua produk berikutnya di industri. Sebuah perusahaan yang
menetapkan standar "kunci dalam" pelanggan dan kemudian mampu
menawarkan produk lebih lanjut berdasarkan standar.
3. Tactics Location Market : Dimana Bersaing
Taktik lokasi pasar berkaitan dengan mana sebuah perusahaan menerapkan
strategi. Sebuah perusahaan atau unit bisnis dapat menerapkan strategi yang
kompetitif baik sopan atau membela diri. Taktik ofensif biasanya terjadi di
pesaing mapan lokasi pasar. Sebuah taktik defensif biasanya terjadi di
perusahaan sendiri posisi pasar saat ini sebagai pertahanan terhadap
kemungkinan serangan oleh saingan.
Offensive Tactics. Beberapa metode yang digunakan untuk menyerang posisi
pesaing adalah:
- Frontal Assault : Menyerang perusahaan secara head to head melalui harga
untuk promosi ke saluran distribusi. Untuk menjadi sukses, penyerang tidak
hanya harus memiliki sumber daya yang unggul tetapi juga kesediaan untuk
bertahan.
- Flanking Maneuver : Langsung untuk posisi pesaing kekuatan dengan
serangan frontal, sebuah perusahaan dapat menyerang bagian dari pasar dimana
pesaing lemah.
- Bypass Attack : Langsung menyerang pesaing yang sudah mapan frontally atau
pada sisi, sebuah perusahaan atau unit bisnis dapat memilih untuk mengubah
9
14. aturan permainan. Taktik ini mencoba untuk memotong pasar keluar dari bawah
bek didirikan dengan menawarkan jenis produk baru yang membuat produk
pesaing yang tidak perlu.
- Encirclement : Biasanya berkembang dari sebuah serangan frontal atau
flanking manuver, pengepungan terjadi sebagai sebuah perusahaan atau unit
menyerang mengelilingi posisi pesaing dalam hal produk atau pasar atau
keduanya (produk lengkap dari harga tinggi sampai rendah).
- Guerrillya Walfare: Gerilya dicirikan oleh penggunaan kecil, intermiten
serangan pada segmen pasar yang berbeda yang diselenggarakan oleh pesaing.
Dengan cara ini, peserta baru atau perusahaan kecil dapat membuat beberapa
keuntungan tanpa secara serius mengancam yang besar, didirikan pesaing dan
membangkitkan suatu bentuk pembalasan.
- Defensive Tactics : Taktik defensif bertujuan untuk menurunkan kemungkinan
serangan, mengalihkan serangan dengan jalan kurang mengancam, atau
mengurangi intensitas serangan. Meningkatkan keunggulan kompetitif, mereka
membuat sebuah perusahaan atau unit bisnis competitif keuntungan lebih
berkelanjutan. Taktik ini mengurangi keuntungan jangka pendek untuk
menjamin keuntungan jangka panjang:
- Raise Structural Barriers : Melewati hambatan bertindak untuk memblokir
jalan serangan pesaing. Beberapa yang paling penting, menurut Porter, adalah
untuk:
a. Menawarkan produk penuh di setiap segmen pasar yang menguntungkan
untuk menutup point apapun.
b. Blok saluran akses dengan menandatangani perjanjian dengan distributor
eksklusif;
c. Meningkatkan biaya switching pembeli dengan menawarkan biaya rendah
pelatihan kepada pengguna;
d. Menaikkan biaya pengadilan mendapatkan pengguna dengan menjaga harga
yang rendah pada item pengguna baru cenderung untuk membeli;
e. Meningkatkan skala ekonomi untuk mengurangi biaya per unit;
f. Menyita alternatif teknologi melalui paten atau perizinan;
g. Batasi akses di luar fasilitas dan personil;
h. Mengikat pemasok dengan mendapatkan kontrak eksklusif atau membeli
lokasi-lokasi kunci;
10
15. i. Hindari pemasok yang juga melayani pesaing; dan
j. Mendorong pemerintah untuk meningkatkan hambatan-hambatan, seperti
standar keselamatan dan kebijakan perdagangan yang menguntungkan.
- Increase Expected Retailiation : Taktik adalah setiap tindakan yang
meningkatkan ancaman balasan atas serangan.
- Lower the Inducement for Attack : Jenis ketiga taktik defensif adalah untuk
mengurangi harapan penantang keuntungan masa depan dalam industri.
B. ANALISIS SITUASI KEKUATAN – KELEMAHAN PERUSAHAAN DAN
HUBUNGANNYA DENGAN STRATEGI
B.1. Pengertian Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk
mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang
(opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi
bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths,
weaknesses, opportunities, dan threats). Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang
spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan
eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut.[3]
Menurut Daniel Start analisis SWOT adalah instrumen perencanaaan strategis yang
klasik dengan menggunakan kerangka kerja kekuatan dan kelemahan serta
kesempatan ekternal dan ancaman. Instrumen ini memberikan cara sederhana untuk
memperkirakan cara terbaik untuk melaksanakan sebuah strategi. Instrumen ini
menolong para perencana apa yang bisa dicapai, dan hal-hal apa saja yang perlu
diperhatikan oleh mereka.
Metode SWOT pertama kali digunakan oleh Albert Humphrey yang melakukan
penelitian di Stamford University pada tahun 1960-1970 dengan analisa perusahaan
yang bersumber dalam Fortune500. Meskipun demikian, jika ditarik lebih ke
belakang analisa ini telah ada sejak tahun 1920-an sebagai bagian dari Harvard
Policy Model yang dikembangkan di Harvard Business School. Namun, pada saat
pertama kali digunakan terdapat beberapa kelemahan utama di antaranya analisa
yang dibuat masih bersifat deskriptif serta belum bahkan tidak menghubungkan
dengan strategi-strategi yang mungkin bisa dikembangkan dari analisis kekuatan-
11
16. kelemahan yang telah dilakukan. Hasil analisis biasanya adalah arahan/rekomendasi
untuk mempertahankan kekuatan dan menambah keuntungan dari peluang yang ada,
sambil mengurangi kekurangan dan menghindari ancaman. Jika digunakan dengan
benar, analisis SWOT akan membantu kita untuk melihat sisi-sisi yang terlupakan
atau tidak terlihat selama ini.
Analisis ini bersifat deskriptif dan terkadang akan sangat subjektif, karena bisa
jadi dua orang yang menganalisis sebuah organisasi akan memandang berbeda
keempat bagian tersebut. Hal ini wajar terjadi, karena analisis SWOT adalah sebuah
analisis yang akan memberikan output berupa arahan dan tidak memberikan solusi
“ajaib” dalam sebuah permasalahan. Analisa SWOT dapat diterapkan dengan cara
menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya,
kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT, di mana aplikasinya adalah
bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan (advantage) dari
peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan
(weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities)
yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman
(threats) yang ada, dan terakhir adalah bagimana cara mengatasi kelemahan
(weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau
menciptakan sebuah ancaman baru.
Dalam melakukan analisis terhadap fungsi-fungsi dan faktor-faktornya, maka
berlaku ketentuan berikut: untuk tingkat kesiapan yang memadai, artinya, minimal
memenuhi kriteria kesiapan yang diperlukan untuk mencapai sasaran, dinyatakan
sebagai kekuatan bagi faktor internal atau peluang bagi faktor eksternal. Sedangkan
tingkat kesiapan yang kurang memadai, artinya, tidak memenuhi kriteria kesiapan
minimal, dinyatakan sebagai kelemahan bagi faktor internal atau ancaman bagi
faktor eksternal. Untuk menentukan kriteria kesiapan, diperlukan kecermatan, kehati-
hatian, pengetahuan, dan pengalaman yang cukup agar dapat diperoleh ukuran
kesiapan yang tepat. Kelemahan atau ancaman yang dinyatakan pada faktor internal
dan faktor eksternal yang memiliki tingkat kesiapan kurang memadai, disebut
persoalan. Selama masih adanya fungsi yang tidak siap atau masih ada persoalan,
maka sasaran yang telah ditetapkan diduga tidak akan tercapai. Oleh karena itu, agar
sasaran dapat tercapai, perlu dilakukan tindakan-tindakan untuk mengubah fungsi
tidak siap menjadi siap. Tindakan yang dimaksud disebut langkah-langkah
12
17. pemecahan persoalan, yang pada hakekatnya merupakan tindakan mengatasi
kelemahan atau ancaman agar menjadi kekuatan atau peluang.
Setelah diketahui tingkat kesiapan faktor melalui analisis SWOT, langkah
selanjutnya adalah memilih alternatif langkah-langkah pemecahan persoalan, yakni
tindakan yang diperlukan untuk mengubah fungsi yang tidak siap menjadi fungsi
yang siap dan mengoptimalkan fungsi yang telah dinyatakan siap. Oleh karena
kondisi dan potensi sekolah berbeda-beda antara satu dengan lainnya, maka alternatif
langkah-langkah pemecahan persoalannya pun dapat berbeda, disesuaikan dengan
kesiapan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya di sekolah tersebut. Dengan
kata lain, sangat dimungkinkan suatu sekolah mempunyai langkah pemecahan yang
berbeda dengan sekolah lain untuk mengatasi persoalan yang sama.
B.2. Faktor-faktor Analisis SWOT
Analisis SWOT terdiri dari empat faktor, yaitu:
1. Strengths (kekuatan)
Faktor-faktor kekuatan dalam lembaga pendidikan adalah kompetensi khusus
atau keunggulan-keunggulan lain yang berakibat pada nilai plus atau keunggulan
komparatif lembaga pendidikan tersebut. Hal ini bisa dilihat jika sebuah lembaga
pendidikan harus memiliki skill atau keterampilan yang bisa disalurkan bagi
perserta didik, lulusan terbaik atau hasil andalan, maupun kelebihan-kelebihan
lain yang dapat membuat sekolah tersebut unggul dari pesaing-pesaingnya serta
dapat memuaskan steakholders maupun pelanggan (peserta didik, orang tua,
masyarakat dan bangsa).
Sebagai contoh dari bidang keunggulan, antara lain kekuatan pada sumber
keuangan, citra yang positif, keunggulan kedudukan di masyrakat, loyalitas
pengguna dan kepercayaan berbagai pihak yang berkepentingan. Sedangkan
keunggulan lembaga pendidikan di era otonomi pendidikan atara lain yaitu
sumber daya manusia yang secara kuantitatif besar, hanya saja perlu pembenahan
dari kualitas. Selain itu antusiasme pelaksanaan pendidikan yang sangat tinggi,
didukung dengan sarana prasarana pendidikan yang cukup memadai. Hal lain
dari faktor keunggulan lembaga pendidikan adalah kebutuhan masyarakat
13
18. terhadap yang bersifat transendental sangat tinggi, dan itu sangat mungkin
diharapkan dari proses pendidikan lembaga pendidikan yang agamis.
Bagi sebuah lembaga pendidikan untuk mengenali kekuatan dasar lembaga
tersebut sebagai langkah awal atau tonggak menuju pendidikan yang berbasis
kualitas tinggi merupakan hal yang sangat penting. Mengenali kekuatan dan terus
melakukan refleksi adalah sebuah langkah besar untuk menuju kemajuan bagi
lembaga pendidikan.
2. Weakness (kelemahan)
Kelemahan adalah hal yang wajar dalam segala sesuatu tetapi yang terpenting
adalah bagaimana sebagai penentu kebijakan dalam lembaga pendidikan bisa
meminimalisasi kelemahan-kelemahan tersebut atau bahkan kelemahan tersebut
menjadi satu sisi kelebihan yang tidak dimiliki oleh lembaga pendidikan lain.
Kelemahan ini dapat berupa kelemahan dalam sarana dan prasarana, kualitas atau
kemampuan tenaga pendidik, lemahnya kepercayaan masyarakat, tidak sesuainya
antara hasil lulusan dengan kebutuhan masyarakat atau dunia usaha dan industri
dan lain-lain
Oleh karena itu, ada beberapa faktor kelemahan yang harus segera dibenahi
oleh para pengelola pendidikan, antara lain yaitu:
a. Lemahnya SDM dalam lembaga pendidikan
b. Sarana dan prasarana yang masih sebatas pada sarana wajib saja
c. Lembaga pendidikan swasta yang pada umumya kurang bisa menangkap
peluang, sehingga mereka hanya puas dengan keadaan yang dihadapi
sekarang ini.
d. Output pada lembaga pendidikan yang belum sepenuhnya bersaing
dengan output lembaga pendidikan yang lain dan sebagainya.
3. Opportunities (peluang)
Peluang adalah suatu kondisi lingkungan eksternal yang menguntungkan
bahkan menjadi formulasi dalam lembaga pendidikan. Situasi lingkungan
tersebut misalnya:
14
19. a. Kecenderungan penting yang terjadi dikalangan peserta didik.
b. Identifikasi suatu layanan pendidikan yang belum mendapat perhatian.
c. Perubahan dalam keadaan persaingan.
d. Hubungan dengan pengguna atau pelanggan dan sebagainya.
Peluang pengembangan dalam lembaga pendidikan dapat dilakukan antara
lain yaitu:
a. Di era yang sedang krisis moral dan krisis kejujuran seperti ini diperlukan
peran serta pendidikan agama yang lebih dominan.
b. Pada kehidupan masyarakat kota dan modern yang cenderung konsumtif dan
hedonis, membutuhkan petunjuk jiwa, sehingga kajian-kajian agama
berdimensi sufistik kian menjamur. Ini menjadi salah satu peluang bagi
pengembangan lembaga pendidikan ke depan.
c. Secara historis dan realitas, mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim,
bahkan merupakan komunitas muslim terbesar di seluruh dunia. Ini adalah
peluang yang sangat strategi bagi pentingnya manajemen pengembangan
lembaga pendidikan.
4. Threats (ancaman)
Ancaman merupakan kebalikan dari sebuah peluang, ancaman meliputi faktor-
faktor lingkungan yang tidak menguntungkan bagi sebuah lembaga pendidikan.
Jika sebuah ancaman tidak ditanggulangi maka akan menjadi sebuah penghalang
atau penghambat bagi maju dan peranannya sebuah lembaga pendidikan itu
sendiri. Contoh ancaman tersebut adalah minat peserta didik baru yang menurun,
motivasi belajar peserta didik yang rendah, kurangnya kepercayaan masyarakat
terhadap lembaga pendidikan tersebut dan lain-lain.
B.3. Kegunaan Analisis SWOT
Secara umum, analisis SWOT dipakai untuk:
a. Menganalisis kondisi diri dan lingkungan pribadi
15
20. b. Menganalisis kondisi internal lembaga dan lingkungan eksternal lembaga
c. Menganalisis kondisi internal perusahaan dan lingkungan eksternal Perusahaan
d. Mengetahui sejauh mana diri kita di dalam lingkungan kita
e. Mengetahui posisi sebuah lembaga diantara lembaga-lembaga lain
f. Mengetahui kemampuan sebuah perusahaan dalam menjalankan bisnisnya
dihadapkan dengan para pesaingnya.
Menurut Ferrel dan Harline fungsi dari Analisis SWOT adalah untuk
mendapatkan informasi dari analisis situasi dan memisahkannya dalam pokok
persoalan internal (kekuatan dan kelemahan) dan pokok persoalan eksternal
(peluang dan ancaman). Analisis SWOT tersebut akan menjelaskan apakah
informasi tersebut berindikasi sesuatu yang akan membantu perusahaan mencapai
tujuannya atau memberikan indikasi bahwa terdapat rintangan yang harus dihadapi
atau diminimalkan untuk memenuhi pemasukan yang diinginkan. Analisis SWOT
dapat digunakan dengan berbagai cara untuk meningkatkan analisis dalam usaha
penetapan strategi. Umumnya yang sering digunakan adalah sebagai kerangka /
panduan sistematis dalam diskusi untuk membahas kondisi altenatif dasar yang
mungkin menjadi pertimbangan perusahaan.
B.4. Hubungan antara Strength, Weaknesses, Opportunities, danTreaths dalam
Analisis SWOT
Sebuah lembaga akan mampu mencapai tujuan yang telah ditetapkan ketika
kekuatan lembaga pendidikan melebihi kelemahan yang dimiliki. Oleh karena itu
lembaga pendidikan harus mampu memperdayakan potensi yag dimiliki secara
maksimal, mengurangi resiko yang terjadi. Jadi, tercapai atau tidaknya tujuan
lembaga pendidikan yang telah ditetapkan merupakan tanggung jawab lingkungan
manajemen lembaga pendidikan. Jika analisis SWOT dilakukan dengan tepat, maka
upaya untuk memilih dan menentukan strategi yang efektif akan membuahkan hasil
yang diinginkan.
Analisis SWOT dalam program sekolah dapat dilakukan dengan melakukan
matrik SWOT, matrik ini terdiri dari sel-sel daftar kekuatan, kelemahan, peluang
dan ancaman dalam penyelenggaraan program sekolah, untuk memperoleh mutu
16
21. sekolah dapat dilakukan strategi SO (menggunakan kekuatan dan memanfaatkan
peluang), strategi WO (memperbaiki kelemahan dan mengambil manfaat dari
peluang), strategi ST (menggunakan kekuatan dan menghindari ancaman), strategi
WT (mengatasi kelemahan dan menghindari ancaman).
Menurut Afhie, 2012 dalam hubungan antara Strength, Weaknesses,
Opportunities,dan Treaths dalam analisis SWOT dapat digambarkan melalui bagan
berikut ini
Sedangkan menurut menggambarkan hubungan antara Strength, Weaknesses,
Opportunities, dan Treaths dalam analisis SWOT adalah sebagai berikut:
1. Kekuatan dan Kelemahan.
Kekuatan adalah faktor internal yang ada di dalam institusi yang bisa
digunakan untuk menggerakkan institusi ke depan. Suatu kekuatan (strenghth)
atau distinctive competencehanya akan menjadi competitive advantage bagi
suatu institusi apabila kekuatan tersebut terkait dengan lingkungan sekitarnya,
misalnya apakah kekuatan itu dibutuhkan atau bisa mempengaruhi lingkungan
di sekitarnya. Jika pada institusi lain juga terdapat kekuatan yang memiliki core
competence yang sama, maka kekuatan harus diukur dari bagaimana kekuatan
relatif suatu institusi tersebut dibandingkan dengan institusi yang lain. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa tidak semua kekuatan yang dimiliki institusi harus
dipaksa untuk dikembangkan karena ada kalanya kekuatan itu tidak terlalu
penting jika dilihat dari lingkungan yang lebih luas.
Hal-hal yang menjadi opposite dari kekuatan adalah kelemahan. Sehingga
sama dengan kekuatan, tidak semua kelemahan dari institusi harus dipaksa
untuk diperbaiki terutama untuk hal-hal yang tidak berpengaruh pada
lingkungan sekitar.
2. Peluang dan Ancaman.
Peluang adalah faktor yang didapatkan dengan membandingkan analisis
internal yang dilakukan di suatu institusi (strenghth dan weakness) dengan
analisis internal dari kompetitor lain. Sebagaimana kekuatan, peluang juga harus
17
22. diranking berdasarkan success probbility, sehingga tidak semua peluang harus
dicapai dalam target dan strategi institusi.
Peluang dapat dikategorikan dalam tiga tingkatan yaitu:
a. Low, jika memiliki daya tarik dan manfaat yang kecil dan peluang
pencapaiannya juga kecil.
b. Moderate, jika memiliki daya tarik dan manfaat yang besar namun peluang
pencapaian kecil atau sebaliknya.
c. Best, jika memiliki daya tarik dan manfaat yang tinggi serta peluang
tercapaianya besar
Sedangkan, ancaman adalah segala sesuatu yang terjadi akibat
trend perkembangan (persaingan) dan tidak bisa dihindari. Ancaman juga bisa
dilihat dari tingkat keparahan pengaruhnya (seriousness) dan kemungkinan
terjadinya (probability of occurance). Sehingga ancaman tersebut dapat
dikategorikan sebagai berikut:
a. Ancaman utama (Major Threats) adalah ancaman yang kemungkinan
terjadinya tinggi dan dampaknya besar. Untuk ancaman utama ini,
diperlukan beberapa planning yang harus dilakukan institusi untuk
mengantisipasi.
b. Ancaman tidak utama (Minor Threats) adalah ancaman yang dampaknya
kecil dan kemungkinan terjadinya kecil
c. Ancaman moderate (Moderate Threats) berupa kombinasi tingkat
keparahan yang tinggi namun kemungkinan terjadinya rendah dan
sebaliknya.
Dari hal tersebut dapat disimpulkan beberapa kategori situasi institusi dilihat
dari keterkaitan antara peluang dan ancamannya, yaitu sebagai berikut:
1. Suatu institusi dikatakan unggul jika memiliki major opportunity yang besar
dan major threats yang kecil.
18
23. 2. Suatu institusi dikatakan spekulatif jika memiliki high
opportunity danthreats pada saat yang sama.
3. Suatu institusi dikatakan mature jika memiliki low opportunity dan low
threat.
4. Suatu institusi dikatakan in trouble jika memiliki low opportinity danhigh
threats.
Tidak ada satu cara terbaik untuk melakukan analisis SWOT. Yang paling
utama adalah membawa berbagai macam pandangan/perspektif bersama-sama
sehingga akan terlihat keterkaitan baru dan implikasi dari hubungan tersebut.
Menurut Rangkuti (2006), Matriks SWOT dapat menggambarkan secara jelas
bagaimana peluang dan ancaman eksternalyang dihadapi perusahaan dapat
disesuaikan dengan kekuatan dankelemahan yang dimilikinya. Matriks ini dapat
menghasilkan empat set kemungkinan altenatif strategis.
Berikut ini adalah keterangan dari matriks SWOT diatas :
a. Strategi SO (Strength and Oppurtunity). Strategi ini dibuat berdasarkan
jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan
untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar – besarnya.
b. Strategi ST (Strength and Threats). Strategi dalam menggunakan
kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman.
c. Strategi WO (Weakness and Oppurtunity). Strategi ini diterapkan
berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan
kelemahan yang ada.
d. Strategi WT (Weakness and Threats). Strategi ini berdasarkan kegiatan
yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada
serta menghindari ancaman.
Cara Menggunakan Analisis SWOT Untuk melakukan Analisis SWOT, kita
perlu membuat beberapa pertanyaan dan menjawabnya sendiri seperti contoh-
contoh berikut ini :
19
24. a. Strength (Kekuatan)
- Kelebihan apa yang dimiliki oleh organsiasi ?
- Apa yang membuat organisasi lebih baik dari organisasi lainnya?
- Keunikan apa yang dimiliki oleh organisasi ?
- Apa yang menyebabkan kita mendapatkan penjualan ?
- Apa yang dilihat atau dirasakan oleh konsumen kita sebagai suatu
kelebihan ?
Weakness (Kelemahan)
- Apa yang dapat ditingkatkan dalam organisasi ?
- Apa yang harus dihindari oleh organisasi ?
- Faktorapa yang menyebabkan kehilangan penjualan ?
- Apa yang dilihat atau dirasakan oleh konsumen kita sebagai suatu
kelemahan organisasi kita ?
- Apa yang dilakukan oleh pesaing sehingga mereka dapat lebih baik dari
organisasi kita ?
Opportunities (Peluang)
- Kesempatan apa yang dapat kita lihat ?
- Perkembangan tren apa yang sejalan dengan organisasi kita ?
- Threats (Ancaman)
- Hambatan apa yang kita hadapi sekarang ?
- Apa yang dilakukan oleh pesaing organisasi ?
- Perkembangan Teknologiapa yang menyebabkan ancaman bagi
organisasi ?
20
25. - Adakah perubahan peraturan pemerintah yang akan mengancam
perkembangan organisasi ?
C. IMPLEMENTASI DAN PENGAWASAN STRATEGIK
C.1. Pengertian Implementasi Strategi
a. Pengertian yang cukup luas manajemen strategi menunjukkan bahwa
manajemen merupakan suatu sistem yang sebagai satu kesatuan memiliki
berbagai komponen yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi,
dan bergerak secara serentak kearah yang sama pula. Komponen pertama
adalah Perencanaan Strategi dengan unsur-unsurnya yang terdiri dari Visi,
Misi, Tujuan strategi organisasi. Sedang komponen kedua adalah
Pelaksanaan Operasional dengan unsur-unsurnya adalah sasaran atau
Tujuan Operasional, Pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen berupa fungsi
pengorganisasian, fungsi pelaksanaan dan fungsi penganggaran,
kebijaksanaan situasional, jaringan kerja internal dan eksternal, fungsi
kontrol dan evaluasi serta umpan balik. Model proses manajemen strategi :
1. Tahap formulasi strategi, yaitu pembuatan pernyataan visi, misi, dan
tujuan,
2. Tahap implementasi strategi, yaitu proses penterjemahan strategi ke
dalam tindakan-tindakan.
3. Tahap evaluasi strategi , yaitu proses evaluasi apakah implementasi
strategi dapat mencapai tujuan.
b. Implementasi strategi adalah rangkaian aktivitas dan pekerjaan yang
dibutuhkan untuk mengeksekusi perencanaan strategi . artinya apa yang
kita rumuskan pada strategi dan kebijakan kita terapkan dalam berbegai
program kerja, anggaran, dan prosedur-prosedur. Rumusan strategi yang
baik, tidak ada artinya bila tidak diterapkan dalam implementasi. Begitu
pula implementasi tidak akan berkontribusi baik pada perusahaan ,jika
rumusan strateginya tidak baik.
21
26. c. Program; aktivitas atau langkah-langkah yang disusun secara sistematis
sebagai penjabaran dari strategi. Anggaran; gambaran rinci tentang sumber
dana yang dibutuhkan dan bagaimana penggunaannya. Prosedur; sering
disebut SOP, sistem dari langkah atau teknik yang berurutan tentang
bagaimana suatu pekerjaan atau tugas dikerjakan Standar Kinerja, ukuran
target bersifat kuantitatif maupun kualitatif dari program yang dilaksanakan
untuk mengetahui keberhasilan atau pencapaiannya. Hubungan antar
tingkat akhir (tujuan & sasaran) dengan alat pencapaiannya (strategi dan
taktik) tidaklah mudah. Keberadaan manajemen strategi tidak untuk
mendikte tujuan, sebaliknya tujuan dan sasaran harus dipengaruhi oleh
peluang yang tersedia.
d. ada beberapa yang perlu diperhatikan dalam usaha pencapaian tujuan
dalam manajemen strategi:
a) Efektif dan efesiensi Manajemen strategi disebut efektif jika hasil yang
dicapai seperti yang di inginkan. Karena kebanyakan situasi yang
memerlukan analisa strategi tidak statis melainkan interaktif dan
dinamis, maka hubungan antara penyebab dan hasilnya tidak tetap atau
pasti. Sebaliknya taktik adalah tindakan nyata yang diambil oleh pelaku
dan sepenuhnya berada dalam pengawasannya.
b) Keputusan manajemen strategi tidak berarti apa-apa tanpa
implementasi. Strategi tergantung pada kemungkinan dan taktik yang
potensial. Keputusan strategi harus dapat mencapai tujuannya. Aturan
dalam manajemen strategi persaingan :
- Proses berfikir yang mendahului tindakan
- Pengetahuan mengenai jumlah merupkan kunci penting.
- Menejemen strategi tindakan yang dilakukan dengan cepat akan
mendominasi yang lambat.
- Kemenangan harus menunjukkan nilai dari tujuan
- Menyerang hanya terhadap yang dapat diserang.
22
27. - Bertahan adalah bentuk terkuat dari persaingan
- Superioritas dalam faktor persaingan yang mendasar adalah
segalanya.
- Tidak terkalahkan adalah merupakan pertahanan yang sebenarnya.
- Menajemen strategi membutuhkan pengembangan kekuatan yang
unik.
c) Pertumbuhan dan Struktur Organisasi Tahap implementasi strategi
memerlukan pertimbangan dalam penyusunan struktur organisasi,
karena keselarasan struktur dengan strategi merupakan satu hal yang
penting untuk tercapainya implementasi strategi. Pertumbuhan
organisasi terjadi kala skala organisasi berkembang. Pertumbuhan yang
terjadi bisa vertical dan bisa juga horizontal. Pertumbuhan organisasi
menghasilkan berbagai bentuk struktur organisasi seperti stuktur
fungsional, divisional geografis, organisasi unit bisnis, organisasi
matrik dan struktur organisasi horizontal.
d) Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Budaya organisasi
sesungguhnya tumbuh karena diciptakan dan dikembangkan oleh
individu-individu yang bekerja dalam suatu organisasi, yang diterima
sebagai nilai-nilai yang harus dipertahankan dan diturunkan kepada
setiap anggota baru. Nilai-nilai tersebut digunakan sebagai pedoman
bagi setiap anggota selama mereka berada dalam lingkungan organisasi
tersebut, dan dapat dianggap sebagai ciri khas yang membedakan
sebuah organisasi dengan organisasi lainnya yang ada dan sejenis
maupun tidak sejenis.
Untuk memulai proses implementasi para perencana strategi perlu
mempertanyakan hal berikut :
a. SIAPA yang akan menjalankan perencanaan strategi (yang
mengimplementasikannya)
b. APA yang harus dilakukan untuk mencapai arah yang telah
ditentukan, dan .
23
28. c. BAGAIMANA orang-orang yang terlibat bisa bekerja dengan
sukses.
Mengapa implementasi strategi selalu berkaitan dengan apa siapa,
dan bagaimana mengeksekusi strategi ?
2.2.1 Siapa yang mengimplementasikan ?
Tentang siapa yang akan mengimplementasikan strategi yang sudah
dirumuskan biasanya tergantung skala organisasi dan bagaimana struktur
yang ada .namun , secara umum implementasi sebagian besar dilakukan
oleh para manajer dan supervisor. Dulu saat pengetahuan tidak semudah
sekarang pemerolehannya, seakan-akan manajemen puncaklah yang
paling tahu urusan strategi. Kini, walaupun mungkin dari segi banyaknya
waktu, keterlibatan para manajer menengah tidak sebanyak manajemen
puncak, keterlibatan mereka dalam perumusan strategi bisa cukup
signifikan memang para manajer dan supervisor inilah yang
menerjemahkan apa yang sudah ada pada rumusan strategi (yang dibuat
oleh para perencana strategis; para menejemen puncak, dan manajer
umum), untuk diimplementasikan dilapangan. Meskipun demikian,
sebaiknya, ini bukan berarti komitmen dari manajemen puncak tidak
diperlukan. Pada sebagian mengenai pentingnya eksekusi dibawah, kita
akan membahas lebih jauh mengenai perlunya dukungan puncak bila
eksekusi strategi ingin berhasil.
2.2.2 Apa Yang Akan Dilakukan?
Untuk mengimplementasikan strategi, perusahaan memerlukan
rumusan program, anggaran yang akan membiayayi pelaksanaan
program, dan prosedur untuk memastikan program berjalam seperti yang
diharapkan.
Program
Pertama program harus terkait dengan rumusan strategi yang sudah
dibuat. Kemudian sedapat mungkin bersifat action-oriented. Karena itu,
didalam dokumen program kerja dianjurkan menuliskan item
24
29. programnya dengan kata kerja. Rumusan strategi
pengimplementasiannya dengan “mengunjungi”. Karena “mengunjungi”
merupakan rencan tindak (action-plan) bagi si manajer.
Dalam formulir rencana kerja rumusannya menggunakan rencana kerja
serta indikator pencapaian dari rencana tindak atau out come yang ingin
dicapai dinyatakan dalam bentuk kuantitatif serta menyatakan hasil yang
diharapkan. Dalam banyak format juga menyertakan anggaran yang
diperlukan serta pihak yang bertanggung jawab atas pencapaian
program. Dengan seperti ini pihak yang menyelenggarakan bisa
mengukur sendiri pencapaiannya dan hal ini juga dapat memudahkan
para atasan menajer memantau proses pencapaian rencana aksinya.
Penganggaran
Anggaran adalah sebuah program dalam bentuk uang dan sering kali
disebut juga sebagai darahnya program. Strategi tidak berjalan dengan
baik karena anggaran yang ditetapakn tidak dapat direalisasikan.
Biasanya terjadi karena : pertama, dalam menyusun program, manajer
tidak realistis dengan situasi perusahaannya. Kedua, karena perencanaan
arus kas perusahaan meleset dari dugaan sebelumnya sehingga program
kerja tertentu yang memerlukan pendanaan juga harus digeser
pelaksanaannya.
Untuk membuat srategi bisnis efektif, maka ia hatrus ditopng oleh
penganggaran yang baik pula. Karena, strategi adalah keputusan
strategic perusahaan tentang bagaimana cara kita mencapai apa yang
menjadi sasaran. Dari sisi pengaanggaran, bagaimana keakuratan serta
kecepatan memprediksi menjadi penting dlam hal ini. Manfaat dari
pengintegrasian antara lain:
1. Dengan pengintegrasian, visi, target, serta pengeksekusian strategi
terjadi secara menyeluruh, tidak terpisah-pisah
2. Respon yang lebih cepat terhadap situsi pasar dan bisnis, dan lebih
akurat dalam membuat perkiraan, termasuk proyeksi pemasukan.
25
30. 3. Sasaran ukuran atas kinerja menjadi lebih jelas.
4. Dalam melakukan analisis, karena didukung oleh data yang falid dan
akurat, analisisnya juga menjadi lebih akurat.
5. Memberikan wawasan bagi setiap level dan bagian yang
melaksanakan implementasi strategic, terutama untuk hal-hal yang
terkait dengan faktor-faktor yang berkontribusi atas biaya dan
pendapatyan.
6. Tingkat sukses yang tinggi dalam pemenuhan sasaran strategic
karana secara tepat waktu memonitor kinerja, mengambil tindakan,
dan mempersiapkan masa depan.
Jika perusahaan memanfaatkan yang seperti diatas, secara manual
sudahtidak sesuai lagi atau kurang memadai. Maka perusahaan harus
didukung oleh perangkat teknologi serta sistem yang lebih canggih.
Dengan ini, memungkinkan perencanaan dan anggaran setiap level, dari
yang atas hingga ke bawah bisa saling difahami oleh setiap depertemen,
serta bisa saling beradaptasi dan berkoordinasi atas anggaran rencana
dan anggaran yang dibuat.
Prosedur
Dalam banyak kasus, pembuatan prosedur ini tidaklah selalu dibuat
setelah progam kerja dan anggaran diselesaikan, karena prosedur
sebelumnya bisa saja sudah ada. Prosedur ini adalah urutan-urutan
aktifitas yang harus diselesaikan untuk menyelesaikan sebuah bagian
pekerjaan dalam program. Dengan adanya prosedur, maka kita dapat
menjamin sebuah pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik, dan hasilnya
sesuai dengan harapan.
Pembuatan prosedur ini membutuhkan pemahaman yang baik atas
proses kerja atau bisnis satu aktifitas atau kelompok aktivitas. Dengan
inilah organisasi lebih menyukai mereka yang berpengalaman dalam satu
bidang karena umumnya lebih bisa menggambarkan dengan baik
bagaimana urutan-urutan pekerjaan yang harus dilakukan.
26
31. Kendala yang sering terjadi dalam penerapan prosedur adalah ,
prosedur hanya mumncul diatas kertas saja tanpa komitmen
menjalankannya dengan baik. Untuk ini manajemen harus menjalankan
proses audit yang mencoba melihat sejauh mana karyawan di satu bagian
menjalankan prosedur yang sudah ada. Audit ini penting bukan saja
untuk memastikan apa yang suadah dituliskan dalam prosedur
dilaksanakan, tapi juga bisa menjadi bagian dari evaluasi, apakah sebuah
prosedur sudah optimum mengarahkan pekrjaan tertentu.
Bagaimana Strategi Diimplementasikan: Pengorganisasian
Agar semua pekerjaan dalam implementasi dapat berjalan mulus,
perusahaan perlu mengorganisasi semuanya dengan tepat. Menurut
Chadler, “ Structure Should Follow Strategi ”
(struktur mengikuti strategi), Strategi yang tentu masuk akal. Bentuk
perusahaan seharusnya ditentukan dengan hakikat strategi yang
dirumuskan. Jadi kalau perusahaan memilih strategi difersifikasi, atau
integrasi, maka struktur organisasi juga harus turut menyesuaikan.
1. Kemampuan merespon dari organisasi.
Pembahasan bentuk organisasi terkait dengan
pengimplementasian strategi, kerap juga dihubungkan dengan
kemampuan organisasi untuk merespon berbagai perubahan
lingkunagan. Ansoff (1990), mengusulkan bahwa kemampuan
merespons penting untuk kesuksesan sebuah strategi. Menurutnya ada
empet tipe utama dari respon yang dapat melayani berbagai tujuan
yang berbeda dari orbganisasi. Antara lain:
a. Operational Responsiveness. Disini fokus organisasi adalah bagai
mana meminimalkan biaya operasi dalam perusahaan.
b. Competitive Responsiveness. Yang mengoptimalkan
kemampulabaan perusahaan.
c. Innovative Responsiveness. Yang mengembangkan potensi untuk
dapat memperoleh laba dalam jangka pendek.
27
32. d. Increpreneurie Responsiveness. Ynag mengembangkan potensi
kemampu labaan dalam jangka panjang.
Untuk Operational Responsiveness dan Competitive Responsiveness,
struktur organisasi yang diciptakan terkait dengan spesialisasi
pekerjaan, pembagian kerja, skala ekonomis, serta keputusan untuk
untuk melakukan santdardisasi.
Sedangkan untuk Innovative Responsiveness, perusahaan dapat
mengoptimalakn pengembangan produ baru dan strategi pemasaran
dari unit-unit bisnisnya.
Untuk Increpreneurie Responsiveness, Ansoff menganggap struktur
harus ada pada kantor korporat (misalnya, kantor perusahaan
holding).
C.2. Tipe Struktur dan daur hidup organisasi
Bentuk lazim dari struktur organisasi sangat tergantung dengan tahapan
perkembangannnya itu sendiri yang menurut (Wheelen &Hunger, 2008)
tahapan itu terdiri dari :
a. Tahapan 1 Struktur Sederhana
Saat organisasi masih sederhana sekali, dengan jumlah karyawan sedikit,
ia butuh struktur yang sederhana.
b. Tahapan II Struktur fungsional
Mungkin organisasi sudah sedikit besar, dengan aktivitas yang mulai
beragam, tahapan ini membutuhkan structural fungsional . biasanya
fungsi yang umum adalah pemasaran, keuangan ,operasi, dan sumber
daya manusia.
c. Tahapan III Struktur Divisi
Perusahaan telah memiliki beberapa unit yang dibagi berdasarkan divisi-
divisi tertentu. Untuk ini perusahaan butuh struktur oeganisasi .pada tahap
tertentu, unit-unit ini berubah menjadi strategi bisnis unit.(SBU)
28
33. d. Tahapan IV Beyond SBU
Saat situasi menjadi tidak menentu seperti urusan SBU menjadi lebih
kompleks dari sebelumnya dan situasi linkungan sulit diprediksi, maka
struktur organisasi yang dibutuhkan lebih dari sekedar divisional.
Bentuk-bentuk diatas , karena berbicara tentang tahap-tahap
perkembangan organisasi juga kadang-kadang dikaitka dengan daur hidup
organisasi. Setiap siklus hidup dan tahapan perkembangan organisasi
memiliki isu-isu strategi dan bentuk struktur organisasi yang berbeda.
Rancangan Pekerjaan untuk Mengantisipasi Strategi
Saat perusahaan merancang berbagai struktur oeganisasi yang sesuai,
perusahaan juga merancang pekerjaan yang tepat. Ini untuk memastikan
strategi dapat dilaksanakan dengan baik. Rancangan pekerjaaan adalah
studi mengenai pekerjaan individu dalam rangka membuatnya lebih
relevan bagi perusahaan dan si individu itu sendiri. Beberapa metodenya
adalah :
Job Enlargement, mengombinasikan pekerjaan-pekerjaan sejenis
bagi karyawan untu dikerjakan sekaligus.
Job Enrichment, menambah pekerjaan dan tanggung jawab serta
otonomi atas seorang karyawan dari yang biasa didapatkan.
Job Rotation, menggilir beberapa pekerjaan berbeda bagi seorang
karyawan untuk variasi dan tambahan wawasan dan keterampilan.
C.3. Isu Strategi dalam Implementasi Strategi
Dalam aspek implementasi, pembahasan sinergi menjadi relevan
kembali.apapun yan kita terapkan berkaitan dengan manfaat sinergi yang
berpotensi terjadi, baik antar bagian fungsional yang ada dalam unit bisnis,
maupun antar divisi dalam bisnis yang ada. Sinergi dapat diraih dengan
langkah-langkah berikut :
a. Saling berbagi pengetahuan dan cara bekerja hal ini dapat meningkatkan
keterampilan atau core competence.
29
34. b. Saling berkoordinasi dalam strategi, sehingga tidak ada tumpang tindih ,
persaingan yang tidak perlu dan lain-lain.
c. Saling berbagi sumber daya berwujud, mengombinasikan berbagai bagian
terkait dapat menghemat uang, misalnya merangkap penggunaan sumber
daya, fasilitas, dan lain-lain.
Tantangan Mengimplementasikan Strategi
Implementasi seringkali tidak mudah, bahkan lebih sulit daripada
merumuskan strategi itu sendiri . ada beberapa hal isu penting yang harus
diantisipasi dalam menentukan keberhasilan implementasi strategi. Berbagai
tantangan dari pelaksanaan eksekusi atau implementasi adalah sebagai berikut
(Hrebeniak,2006) :
a. Ketidakmampuan mengelola perubahan untuk mengatasi resistensi internal
untuk berubah.
b. Mencoba mengeksekusi strategi yang bertentangan dengan struktur
kekuasaan.
c. Ketidakjelasan komunikasi dengan tanggung jawab.
d. Strategi yang buruk atau tidak jelas.
e. Kurangnya ownership dari rencana eksekusi
f. Kurangnya sumber daya keuangan dalam mendukung pengimplementasian
strategi.
g. Kurangnya dukungan dari manajemen puncak untuk pengeksekusian
strategi.
C.4. Proses utama Evaluasi Strategi
Seperti juga pengawasan pada umumnya, menyebabkan proses evaluasi dan
control strategi dimulai dari menentukan apa yang harus diukur, menetapakan
standart kinerja, melakukan pengukurn , dan bila tidak sesauai dengan harapan,
kita melakukan tondakan koreksi.
30
35. 1. Menentukan apa yang harus diukur
Di masa-masa awal pengembangan ilmu manajemen, perusahan lebih
sering memberikan perhatian terhadap analisis keuangan saja. Hal ini
cukup banyak kelemahanya karena itu semua berdasarkan analisis
masalalu. Dari proses pengimplementasi strategi, mana yang dilakukan
harus dievaluasi. Fokousnya harus pada elemen-elememen yang paling
signifikan sesuatu yang paling banyak perananya dalam pengeluaran atau
masalah-masalah lain dari kinerja. Secara tradisional banyak perusahaan
beranggapan bahwa mengevaluasi strategi hanyalah sekedar menilai
bagaimana kinerja perusahaan. Dan banyak yang beranggapan jika
indikator-indikator diatas cukup memuaskan, berarti strategi berjalan
bagaimana semestinya. Namun, cara-cara semacam ini kadang-kadang
membuat kita leading. Karena kita tahu, strategi perusahaan berfokus
bukan saja untuk jangka pendek, namun juga jangka panjang,cara-cara
lama, yang hanya mengandalakan analisis kinerja keuangan kini tidak
cukup lagi. Analisis rasio, return on capital employet, earning persharee
dan lain-lain implementasi tetap dilakukan, tapi kita tambakan dengan
melakukan analisis lain seperti aspek pelanggan, aspek stakeholder, aspek
SDM. Standar biasanya mengukur apa hasil-hasil kinerja yang bisa
diterima. Dalam penetapan standart ini, biasanya termasuk juga dan
menetapakan rentang toleransi dimana defiasi dapat diterima.
2. Melakukan Pengukuran Atas Kinerja Aktual
Mengukuran harus dilakukan pada waktu yang telah ditentukn terlebih
dahulu. Misalnya setiap tiga bulan sekali dilaksanakan pengadaan rapat.
Dorongan akan dirasakan pada rapat-rapat evaluasi itu dimana biasanya
para menager dalam situasi formal akan terdorong untuk menyajikan yang
terbaik, sehingga menjalankan aktivitasya yabg terbaik pula
3. Membandingkan Kinerja Aktual Dengan Standart Yang dibuat
31
36. Jika kinerja actual berada di luar toleransi, maka tindakan yang diambil
untuk mengoreksi defisiasi tersebut hal-hal berikut harus menjadi
pegangan yaitu:
a. Apakah deviasi yang terjadi hanya sekedar fluktuasi saja.?
b. apakah proses yang sedang dijalankan memang tidak tepat ?
c. Apakah proses yang dilakukan sesuai dengan pencapaian dengan
standart yang telah ditetapkan?
Tindakan koreksi yang dibuat diharapakan tidak hanya sekedar
memperbaiki atau mengoreksi penyimpangan, tapi yang paling penting
lagi adalah agar kesalahan itu tidak akan terulang lagi.
C.5. Karakter Dari Evaluasi Strategi yang Efektif
Ada beberapa karakter yang membuat evaluasi strategi kita menjadi efektif.
Bagian berikut membahas tiga karakter utma agar aktifitas evaluasi tidak
berlangsung dengn siasia, yaitu :
1. Ekonomikal, dalam evaluasi, aspek yang kita perlukan adalah informasi
atas kinerja yang indikatornya sudah di terapkan terlebihdahulu. Bila
informasinya lengkap akan semakin baik tapi itu bukan berarti lantas
informasi harus “ sebanyak – banyaknya”. Kalau kita mengkontrol segala
sesuatunya ( termasuk yang tidak penting ), mungkin hal tersebut malah
kan mengganggu organisasi karena setiap orang akhirnya kerjanya akan
mengontrol.
2. Aspek yang bermakna. Karakter ke dua ini masih berubungan dengan
karakter yang pertama. Tindakan evaluasi yang kita lakukan, harussesuai
dengan tujuan yang kita tetapkan sebelunya. Karena itulah penentuan
prioritas, kreteria dalam penilaian, pembobotan yang akurat
menjadipenting dalam evaluasi kinerja.
3. Tepat waktu, evaluasi yang di lakukan selayaknya tepat waktunya karena
itu perusahaan dalam situasi persaingan bisnis sekarang harus
memanfaatkan hubungan teknologi informasi. Berbagai persoaalan yang
32
37. terkait dengan kemuhtahiran informasi untuk pengawasan kini bisa di
pecahkan dengan dukungan teknologi.
D. ETIKA BISNIS DAN SOSIAL RESPONBILITY ENVIRONMENTAL
SUSTAINABILITY
D.1. Definisi Etika Bisnis, Indikator Etika Bisnis dan Prinsip Etika Bisnis
a. Definisi Etika
Etika bisnis merupakan suatu kode etik perilaku pengusaha berdasarkan
nilai-nilai moral dan norma yang dijadikan tuntunan dan pedoman berprilaku
dalam menjalankan kegiatan perusahaaan atau bisnis. Secara sederhana yang
dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan
bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu,
perusahaan, industri dan juga masyarakat.
Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil,
sesuai dengan hukum yang berlaku, dan tidak tergantung pada kedudukan
individu ataupun perusahaan di masyarakat. Etika bisnis lebih luas dari
ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan merupakan standar yang lebih tinggi
dibandingkan standar minimal ketentuan hukum, karena dalam kegiatan bisnis
seringkali kita temukan wilayah abu-abu yang tidak diatur oleh ketentuan
hukum.
Von der Embse dan R.A. Wagley dalam artikelnya di Advance
Management Journal (1988), memberikan tiga pendekatan dasar dalam
merumuskan tingkah laku etika bisnis, yaitu :
- Utilitarian Approach : setiap tindakan harus didasarkan pada
konsekuensinya. Oleh karena itu, dalam bertindak seseorang seharusnya
mengikuti cara-cara yang dapat memberi manfaat sebesar-besarnya kepada
masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan dan dengan biaya
serendah-rendahnya.
- Individual Rights Approach : setiap orang dalam tindakan dan
kelakuannya memiliki hak dasar yang harus dihormati. Namun tindakan
ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari apabila diperkirakan akan
menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain.
33
38. - Justice Approach : para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang
sama, dan bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan
baik secara perseorangan ataupun secara kelompok.
b. Indikator Etika Bisnis
Dari berbagai pandangan tentang etika bisnis, beberapa indikator yang dapat
dipakai untuk menyatakan apakah seseorang dan suatu perusahaan telah
melaksanakan etika bisnis dalam kegiatan usahanya antara lain adalah: Indikator
ekonomi; indikator peraturan khusus yang berlaku; indikator hukum; indikator
ajaran agama; indikator budaya dan indikator etik dari masing-masing pelaku
bisnis.
- Indikator Etika bisnis menurut ekonomi adalah apabila perusahaan atau
pelaku bisnis telah melakukan pengelolaan sumber daya bisnis dan sumber
daya alam secara efisien tanpa merugikan masyarakat lain.
- Indikator etika bisnis menurut peraturan khusus yang berlaku. Berdasarkan
indikator ini seseorang pelaku bisnis dikatakan beretika dalam
bisnisnya apabila masing-masing pelaku bisnis mematuhi aturan-aturan
khusus yang telah disepakati sebelumnya.
- Indikator etika bisnis menurut hukum. Berdasarkan indikator hokum
seseorang atau suatu perusahaan dikatakan telah melaksanakan etika
bisnis apabila seseorang pelaku bisnis atau suatu perusahaan telah
mematuhi segala norma hukum yang berlaku dalam menjalankan
kegiatan bisnisnya.
- Indikator etika berdasarkan ajaran agama. Pelaku bisnis dianggap
beretika bilamana dalam pelaksanaan bisnisnya senantiasa merujuk
kepada nilai- nilai ajaran agama yang dianutnya.
- Indikator etika berdasarkan nilai budaya. Setiap pelaku bisnis baik
secara individu maupun kelembagaan telah menyelenggarakan bisnisnya
dengan mengakomodasi nilai-nilai budaya dan adat istiadat yang ada
disekitar operasi suatu perusahaan, daerah dan suatu bangsa.
- Indikator etika bisnis menurut masing-masing individu adalah apabila
masing-masing pelaku bisnis bertindak jujur dan tidak mengorbankan
integritas pribadinya.
34
39. c. Prinsip Etika Bisnis
Prinsip-prinsip etika bisnis yang berlaku dalam kegiatan bisnis yang baik
sesungguhnya tidak bisa dilepaskan dari kehidupan kita sebagai manusia. Artinya,
prinsip-prinsip etika bisnis tersebut sangat erat kaitannya dengan system nilai
yang dianut oleh masing-masing masyarakat. Misalnya, prinsip-prinsip etika
bisnis yang berlaku di Cina akan sangat dipengaruhi oleh system nilai masyarakat
Cina, system nilai masyarakat Eropa akan mempengaruhi prinsip-prinsip etika
bisnis yang berlaku di Eropa dan sebagainya. Namun, prinsip-prinsip etika yang
berlaku dalam bisnis sesungguhnya adalah penerapan dari prinsip etika pada
umumnya. Tanpa mengabaikan kekhasan system nilai dari setiap masyarakat
bisnis, Sonny Keraf menyebutkan secara umum terdapat lima prinsip etika bisnis,
yaitu :
a. Prinsip Otonomi
Orang bisnis yang otonom sadar sepenuhnya akan apa yang menjadi
kewajibannya dalam dunia bisnis. la akan sadar dengan tidak begitu saja
mengikuti saja norma dan nilai moral yang ada, namun juga melakukan
sesuatu karena tahu dan sadar bahwa hal itu baik, karena semuanya sudah
dipikirkan dan dipertimbangkan secara masak-masak. Dalam kaitan ini salah
satu contohnya perusahaan memiliki kewajiban terhadap para pelanggan,
diantaranya adalah:
- Memberikan produk dan jasa dengan kualitas yang terbaik dan sesuai
dengan tuntutan mereka.
- Memperlakukan pelanggan secara adil dalam semua transaksi, termasuk
pelayanan yang tinggi dan memperbaiki ketidakpuasan mereka.
- Membuat setiap usaha menjamin mengenai kesehatan dan keselamatan
pelanggan, demikian juga kualitas Iingkungan mereka, akan dijaga
kelangsungannyadan ditingkatkan terhadap produk dan jasa perusahaan.
- Perusahaan harus menghormati martabat manusia dalam menawarkan,
memasarkan dan mengiklankan produk.
Untuk bertindak otonom, diandaikan ada kebebasan untuk mengambil
keputusan dan bertindak berdasarkan keputusan yang menurutnya terbaik.
karena kebebasan adalah unsur hakiki dari prinsip otonomi ini. Dalam etika,
kebebasan adalah prasyarat utama untuk bertindak secara etis, walaupun
kebebasan belum menjamin bahwa seseorang bertindak secara otonom dan
35
40. etis. Unsur lainnya dari prinsip otonomi adalah tanggungjawab, karena selain
sadar akan kewajibannya dan bebas dalam mengambil keputusan dan
tindakan berdasarkan apa yang dianggap baik, otonom juga harus bisa
mempertanggungjawabkan keputusan dan tindakannya (di sinilah dimung-
kinkan adanya pertimbangan moral). Kesediaan bertanggungjawab
merupakan ciri khas dari makhluk bermoral, dan tanggungjawab
disini adalah tanggung jawab pada diri kita sendiri dan juga tentunya pada
stakeholder.
b. Prinsip Kejujuran
Bisnis tidak akan bertahan lama jika tidak ada kejujuran, karena kejujuran
merupakan modal utama untuk memperoleh kepercayaan dari mitra bisnis-
nya, baik berupa kepercayaan komersial, material, maupun moril. Kejujuran
menuntut adanya keterbukaan dan kebenaran. Terdapat tiga lingkup kegiatan
bisnis yang berkaitan dengan kejujuran:
- Kejujuran relevan dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak.
Pelaku bisnis disini secara a priori saling percaya satu sama lain, bahwa
masing-masing pihak jujur melaksanakan janjinya. Karena jika salah
satu pihak melanggar, maka tidak mungkin lagi pihak yang
dicuranginya mau bekerjasama lagi, dan pihak pengusaha lainnya akan
tahu dan tentunya malas berbisnis dengan pihak yang bertindak curang
tersebut.
- Kejujuran relevan dengan penawaran barang dan jasa dengan mutu dan
harga yang baik. Kepercayaan konsumen adalah prinsip pokok dalam
berbisnis. Karena jika ada konsumen yang merasa tertipu, tentunya hal
tersebut akan rnenyebar yang menyebabkan konsumen tersebut beralih ke
produk lain.
- Kejujuran relevan dalam hubungan kerja intern dalam suatu perusahaan
yaitu antara pemberi kerja dan pekerja, dan berkait dengan
kepercayaan. Perusahaan akan hancur jika kejujuran karyawan ataupun
atasannya tidak terjaga.
c. Prinsip Keadilan
Prinsip ini menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai
dengan aturan yang adil dan kriteria yang rasional objektif dan dapat
dipertanggungjawabkan. Keadilan berarti tidak ada pihak yang dirugikan hak
36
41. dan kepentingannya. Salah satu teori mengenai keadilan yang dikemukakan
oleh Aristoteles adalah:
- Keadilan legal. Ini menyangkut hubungan antara individu atau kelompok
masyarakat dengan negara. Semua pihak dijamin untuk mendapat
perlakuan yangsama sesuai dengan hukum yang berlaku. Secara khusus
dalam bidang bisnis, keadilan legal menuntut agar Negara bersikap
netral dalam memperlakukan semua pelaku ekonomi, negara menjamin
kegiatan bisnis yang sehat dan baik dengan mengeluarkan aturan dan
hukum bisnis yang berlaku secara sama bagi semua pelaku bisnis.
- Keadilan komunitatif. Keadilan ini mengatur hubungan yang adil antara
orang yang satu dan yang lain. Keadilan ini menyangkut hubungan
vertikal antara negara dan warga negara, dan hubungan horizontal antar
warga negara. Dalam bisnis keadilan ini berlaku sebagai kejadian tukar,
yaitu menyangkut pertukaran yang fair antara pihak-pihak yang terlibat.
- Keadilan distributif. Atau disebut juga keadilan ekonomi, yaitu distribusi
ekonomi yang merata atau dianggap adil bagi semua warga negara.
Dalam dunia bisnis keadilan ini berkaitan dengan prinsip perlakuan yang
sama sesuai dengan aturan dan ketentuan dalam perusahaan yang juga
adil dan baik.
d. Prinsip Saling Menguntungkan (Mutual Benefit Principle)
Prinsip ini menuntut agar semua pihak berusaha untuk saling mengun-
tungkan satu sama lain. Dalam dunia bisnis, prinsip ini menuntut persaingan bisnis
haruslah bisa melahirkan suatu win-win situation.
Prinsip keadilan menuntut agar tidak ada pihak yang dirugikan hak dan
kepentingannya, maka prinsip saling menguntungkan secara positif menuntut hal
yang sama, yaitu agar semua pihak berusaha untuk saling menguntungkan satu
sama lain. Prinsip ini terutama mengakomodasi hakikat dan tujuan bisnis. Tujuan
utama dari kegiatan bisnis asalah untuk memperoleh keuntungan. Produsen ingin
agar banyak orang membeli atau menggunakan produk-produknya. Konsumen
ingin mendapat barang dan jasa yang menguntungkan dalam bentuk harga dan
kualitas yang baik. Karena itu, bisnis memang seharusnya dijalankan dengan
saling menguntungkan, menguntungkan produsen sekaligus menguntungkan
konsumen. Dengan kata lain, prinsip saling menguntungkan menuntut agar bisnis
37
42. dijalankan sedemikian rupa sehingga menguntungkan semua pihak yang terlibat
di dalam bisnis tersebut.
e. Prinsip Integritas Moral (Moral Integrity Principle)
Prinsip integritas moral dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri pelaku
bisns agar ia menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama baiknya dan nama
baik perusahaannya. Prinsip ini mengandung sebuah imperatif moral yang berlaku
bagi diri pelaku bisnis dan perusahaannya untuk berbisnis sedemikian rupa agar
tetap menjadi yang paling unggul dan tetap dapat dipercaya. Dengan kata lain,
prinsip in merupakan tuntutan dan dorongan dari dalam diri pelaku bisnis dan
perusahaan untuk menjadi yang terbaik dan dibanggakan. Hal tersebut tercermin
dalam seluruh perilaku pelaku bisnis dengan semua pihak, baik pihak internal
perusahaaan maupun pihak eksternal perusahaan.
Dari kelima prinsip yang tentulah dipaparkan di atas, menurut Adam Smith,
prinsip keadilanlah yang merupakan prinsip yang paling penting dalam
berbisnis. Prinsip ini menjadi dasardan jiwa dari semua aturan bisnis, walaupun
prinsip lainnya juga tidak akan terabaikan. Karena menurut Adam Smith, dalam
prinsip keadilan khususnya keadilan komutatif berupa no harm, bahwa sampai
tingkat tertentu, prinsip ini telah mengandung semua prinsip etika bisnis lainnya.
Karena orang yang jujur tidak akan merugikan orang lain, orang yang mau saling
menguntungkan dengan pibak Iain, dan bertanggungjawab untuk tidak merugikan
orang lain tanpa alasan yang diterima dan masuk akal.
D.2. Relevansi Etika Bisnis dengan Keuntungan Perusahaan
Bisnis adalah kegiatan ekonomis. Hal- hal yang terjadi dalam kegiatan ini
adalah tukar-menukar, jual-beli, memproduksi-memasarkan, bekerja-
memperkerjakan, serta interaksi manusiawi lainnya, dengan tujuan memperoleh
keuntungan. Bisnis dapat dilukiskan sebaga kegiatan ekonomis yang kurang lebih
terstruktur atau terorganisasi untuk menghasilkan keuntungan. Dapat dikatakan
bahwa tujuan utama bisnis adalah mengejar keuntungan.
Lalu, apakah relevansi antara etika bisnis dengan memperoleh keuntungan
sebagai tujuan dari bisnis? Sonny Keraf menyatakan etika bisnis justru hanya
memilki relevansi bagi para pelaku bisnis yang menginginkan bisnisnya sukses
dan bertahan lama. Etika bisnis sulit memiliki relevansi bagi para pelaku bisnis
yang hanya berpikir tentang bisnis hari ini dan keuntungan sesaat. Bisnis modern
saat ini adalah bisnis yang diwarnai oleh persaingan ketat. Dalam konteks bisnis
38
43. yang kompetitif, setiap perusahaan berusaha untuk unggul berdasarkan kekuatan
objektifnya. Kekuatan objektif itu mencakup dua hal paling pokok, yaitu modal
dan tenaga kerja. Modal yang besar saja tidak cukup memadai. Tenaga
professional juga tidak kalah pentingnya, karena tenaga professional yanga akan
menentukan kekuatan manajemen dan profesionalisme suatu perusahaan.
Namun, tenaga yang professional tidak hanya didasrkan pada keahlian dan
keterampilannya saja. Hal yang tidak kalah penting adalah komitmen moral
mereka : dispilin, loyalitas, kerja sama, integritas pribadi, tanggung jawab,
kejujuran, perlakuan manusiawi dan sebagainya. Dalam kaitannya dengan hal itu,
satu hal penting dalam persaingan bisnis yang ketat adalah membangun relasi
bisnis. Relasi bisnis hanya mungkin dijalin dan dipertahankan atas dasar
kepercayaan. Kepercayaan hanya bisa dibuktikan dan ditunjang oleh nilai-nilai
moral yang nyata, seperti kejjuran, saling menghargai, kesetiaan, pelayanan yang
baik dan sebagainya.
Selain itu, hal yang juga penting dalam persaingan bisnis adalah pelayanan
terhadap konsumen. Hanya perusahaan yang mampu memberikan pelayanan
terbaik kepada konsumen yang akan sukses. Bentuk pelayanan terhadap
konsumen itu antara lain mempertahankan mutu barang dan jasa, memenuhi
permintaan konsumen dengan tingkat harga yang tepat, tidak membohongi
konsumen dan sebagainya.
Hal ini dikatakan oleh Bertens bahwa bisnis harus berlangsung sebagai
komunikasi sosial yang menguntungkan bagi pihak-pihak yang terlibat
didalamnya. Artinya, pencarian keuntungan dalam bisnis tidak bersifat sepihak,
tetapi diadakan dalam interaksi antara pemilik perusahaan dengan karyawan,
konsumen, dan sebaginya. Jadi etika bisnis dianggap memiliki peran yang penting
dalam mewujudkan tujuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan didalam
dunia bisnis yang kompetitif. Hanya perusahaan yang mampu melayani
kepentingan semua pihak yang berbisnis dengannya yang akan sukses. Karena itu
berbisnis secara baik dan etis memang menjadi sebuah tuntutan dari setiap
perusahaan yang ingn membangun dinasti bisnis yang sukses dan bertahan lama.
D.3.Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility
(CSR)
Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR)
adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan hanya)
39
44. perusahaan adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan,
pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional
perusahaan.
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan fenomena strategi perusahaan
yang mengakomodasi kebutuhan dan kepentingan stakeholder-nya. CSR timbul
sejak era dimana kesadaran akan sustainability perusahaan jangka panjang adalah
lebih penting daripada sekedar profitability. CSR dapat dikatakan sebagai
kontribusi perusahaan terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan dengan cara
manajemen dampak (minimimalisasi dampak negatif dan maksimalisasi dampak
positif) terhadap seluruh pemangku kepentingannya. CSR berhubungan erat
dengan pembangunan berkelanjutan, di mana suatu organisasi dalam
melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata
berdasarkan hasil dan keuntungan yang akan diperoleh, melainkan juga harus
melihat dampak sosial dan lingkungan yang timbul dari keputusannya itu, baik
untuk jangka pendek maupun untuk jangka yang lebih panjang.
CSR akan lebih berdampak positif bagi masyarakat; ini akan sangat tergantung dari
orientasi dan kapasitas lembaga dan organisasi lain, terutama pemerintah. Studi
Bank Dunia (Howard Fox, 2002) menunjukkan, peran pemerintah yang terkait
dengan CSR meliputi pengembangan kebijakan yang menyehatkan pasar,
keikutsertaan sumber daya, dukungan politik bagi pelaku CSR, menciptakan
insentif dan peningkatan kemampuan organisasi. Untuk Indonesia, bisa
dibayangkan, pelaksanaan dukungan pemerintah daerah, kepastian hukum, dan
jaminan ketertiban sosial.
Pemerintah dapat mengambil peran penting tanpa harusmelakukan regulasi di
tengah situasi hukum dan politik saat ini. Ditengah persoalan kemiskinan dan
keterbelakangan yang dialami Indonesia,pemerintah harus berperan sebagai
koordinator penanganan krisis melalui CSR (Corporate Social Responsibilty).
Pemerintah bisa menetapkan bidang-bidang penanganan yang menjadi
fokus,dengan masukan pihak yang kompeten. Setelah itu, pemerintahmemfasilitasi,
mendukung, dan memberi penghargaan pada kalangan bisnisyang mau terlibat
dalam upaya besar ini. Pemerintah juga dapatmengawasi proses interaksi antara
pelaku bisnis dan kelompok-kelompoklain agar terjadi proses interaksi yang lebih
adil dan menghindarkanproses manipulasi atau pengancaman satu pihak terhadap
yang lain.
40
45. CSR akan menjadi strategi bisnis yang inheren dalam perusahaan untuk menjaga
atau meningkatkan daya saing melalui reputasi dan kesetiaan merek produk
(loyalitas) atau citra perusahaan. Kedua hal tersebut akan menjadi keunggulan
kompetitif perusahaan yang sulit untuk ditiru oleh para pesaing. Di lain pihak,
adanya pertumbuhan keinginan dari konsumen untuk membeli produk berdasarkan
kriteria-kriteria berbasis nilai-nilai dan etika akan merubah perilaku konsumen di
masa mendatang. Implementasi kebijakan CSR adalah suatu proses yang terus
menerus dan berkelanjutan. Dengan demikian akan tercipta satu ekosistem yang
menguntungkan semua pihak, konsumen mendapatkan produk unggul yang ramah
lingkungan, produsen pun mendapatkan profit yang sesuai yang pada akhirnya
akan dikembalikan ke tangan masyarakat secara tidak langsung.
D.4. Peranan Tanggungjawab Sosial Perusahaan atau CSR
Untuk tetap menjadi perusahaan yang kompetitif dan selalu diterima, maka
hendaknya suatu perusahaan hendaknya bertanggung jawab kepada :
a. Tanggung jawab terhadap Pelanggan
Tanggung jawab perusahaan kepada pelanggan jauh lebih luas daripada hanya
menyediakan barang atau jasa. Perusahaan mempunyai tanggung jawab ketika
memproduksi dan menjual produknya, yang akan didiskusikan kemudian.
1. Praktik tanggung jawab produksi
Produk sebaiknya dihasilkan dengan cara yang menjamin keselamatan
pelanggan. Produk sebaiknya memiliki label peringatan yang semestinya
guna mencegah kecelakaan yag dapat ditimbulkan dari penggunaan yang
salah. Untuk beberapa produk, informasi mengenai efek samping yang
mungkin terjadi perlu disediakan.
- Praktik Tanggung Jawab Penjualan
- Perusahaan perlu petunjuk yang membuat karyawan tidak berani
menggunakan strategi penjualan yang terlalu agresif atau advertensi
yamg menyesatkan dan juga memakai survei kepuasan pelanggan
untuk meyakinkan bahwa pelanggan diperlakukan dengan semestinya
oleh karyawan bagian penjualan.
- Cara Perusahaan Menjamin Tanggung Jawab Sosial kepada Pelanggan
Perusahaan dapat menjamin tanggung jawab sosial kepada
pelanggannya dengan beberapa tahap yaitu:
41
46. 1. Ciptakan kode etik. Perusahaan dapat menciptakan kode etik bisnis
yang memberikan serangkaian petunjuk untuk kualitas produk,
sekaligus sebagai petujuk bagaimana karyawan, pelanggan, dan
pemilik seharusnya dipelihara.
2. Pantaulah semua keluhan. Perusahaan harus yakin bahwa
pelanggan mempunyai telephone yang dapat mereka hubungi
apabila mereka mempunyai keluhan mengenai kualitas produk atau
bagaimana mereka diperlakukan oleh para karyawan. Perusahaan
dapat berusaha mencari sumber keluhan dan harus dapat
menyakinkan bahwa problem tersebut tidak timbul lagi.
3. Umpan balik (feedback) pelanggan. Perusahaan dapat meminta
pelanggan untuk memberikan umpan balik atas barang atau jasa
yang mereka beli akhir-akhir ini, walaupun pelanggan tidak
menghubungi untuk memberikan keluhan. Proses ini dapat
mendeteksi beberapa masalah lain dengan kualitas produk atau cara
perlakuan terhadap pelanggan.
- Cara Konsumerisme Menjamin Tanggung Jawab terhadap Pelanggan.
Tanggung jawab perusahaan terhadap pelanggan didorong tidak hanya
oleh perusahaan, tetapi juga oleh sekelompok konsumen tertentu.
Konsumerisme mewakili permintaan kolektif pelanggan dimana bisnis
memenuhi kebutuhan mereka.
- Cara Pemerintah Menjamin Tanggung Jawab terhadap Pelanggan
Sebagai tambahan dari kode tanggung jawab perusahaan dan gelombang
konsumerisme, pemerintah cenderung menjamin tanggung jawab kepada
pelanggan dengan berbagai hukum atas keamanan produk, iklan,dan
kompetisi industry.
D.5. Tanggung Jawab terhadap Karyawan
Bisnis mempunyai sejumlah tanggung jawab terhadap karyawan. Pertama, mereka
mempunyai tanggung jawab untuk menciptakan lapangan pekerjaan jika mereka
ingin tumbuh. Perusahaan juga memiliki tanggung jawab terhadap karyawannya
guna memastikan keselamatan mereka, perlakuan yang semestinya oleh karyawan
lain, dan peluang yang setara.
42
47. - Keselamatan Karyawan
Perusahaan memastikan bahwa tempat kerja aman bagi karyawan dengan
memantau secara ketat proses produksi. Beberapa tindakan pencegahan adalah
memeriksa mesin dan peralatan guna memastikan bahwa semuanya berfungsi
dengan baik, mengharuskan digunakannya kacamata keselamatan atau
peralatan lainnya yang dapat mencegah terjadinya cedera, dan menekankan
tindakan pencegahan khusus dalam seminar-seminar pelatihan.
- Perusahaan yang menciptakan lingkungan kerja yang aman mencegah
terjadinya cedera dan meningkatkan moral karyawan. Banyak perusahaan saat
ini mengidentifikasikan keselamatan tu di tempat kerja sebagai salah satu
tujuan utamanya. Pemilik perusahaan mengakui bahwa perusahaan akan
mengeluarkan biaya guna memenuhi tanggung jawab seperti keselamatan
karyawan. Usaha perusahaan untuk menyediakan lingkungan kerja yang aman
mencerminkan biaya penting dalam menjalankan usaha.
- Perlakuan yang semestinya oleh karyawan lain
Perusahaan bertanggung jawab untuk memastikan bahwa karyawan
diperlakukan dengan semetinya oleh karyawan lain. Dua masalah utama
berkaitan dengan perlakuan karyawan adalah keragaman dan pencegahan
terjadinya pelecehan seksual.
- Keragaman, tidak hanya terbatas pada jender dan suku. Karyawan dapat
berasal dari latar belakang yang sepenuhnya berbeda dan memiliki keyakinan
yang berbeda, sehingga dapat menimbulkan konflik ditempat kerja. Banyak
perusahaan memcoba untuk mengintegrasikan karyawan dengan latar
belakang yang berbeda agar mereka belajar bekerja sama guna mencapai
tujuan bersama perusahaan sekalipun merka memiliki pandangan yang
berbeda mengenai masalah-masalah di luar kerja. Banyak perusahaan
merespons terhadap meningkatnya keregaman antar karyawan dengan
menawarkan seminar mengenai keregaman, yang menginformasikan kepada
karyawan mengenai keregaman budaya.
- Pencegahan terjadinya pelecehan seksual. Masalah lain di tempat kerja adalah
seksual (sexual harassment), yang melibatkan komentar atau tindakan yang
bersifat seksual tidak di terima. Perusahaan cenderung mencegah pelecehan
seksual dengan memberikan seminar mengenai hal tersebut. Misalnya,
seorang karyawan mungkin akan membuat suatu paksaan seksual terhadap
43
48. karyawan lain dan menggunakan kepuasaan pribadi dalam perusahaan untuk
menakuti status pekerjaan lain. Seperti, seminar deversitas. Seminar ini dapat
menolong karyawan menyadari bagaimana suatu pernyataan atau perilaku
mungkin dapat menyinggung perasaan karyawan lain. Seminar ini tidak hanya
suatu tindakan tanggung jawab terhadap karyawan tetapi juga dapat
memperbaiki produktivitas perusahaan dengan menolong karyawan merasa
kerasan dan nyaman.
D.6. Tanggung Jawab kepada Pemagang Saham (Investor)
Perusahaan bertanggung jawab untuk memuaskan pemiliknya (para pemegang
saham). Karyawan dapat tergoda untuk membuat keputusan yang memuaskan
kepentingan mereka sendiri dan bukannay kepentingan pemilik saham. Misalnya
saja, bebrapa karyawan megambil uang perusahaan untuk kepentingan pribadinya
dan bukan kepentingan perusahaan. investor yang dikenal sebagai pedagang
dalam telah memilihcara-cara tidak etis untuk meningkatkan kesehatan financial
mereka sendiri. Perdangan dalam (insider trading) melibatkan orang dalam yang
menggunakan informasi rahasia perusahaan untuk memperkaya diri sendiri atau
keluarga dan teman-teman mereka. Sebuah kasus yang terjadi pada Martha
Steward, meskipun Steward tidak pernah dituntut dengan perdagangan dalam, ia
diputuskan bersalah karena otoritas yang menyelediki kemungkinan adanya
perdagangan sejenis.
Konflik dalm usaha untuk memastikan Tanggung jawab. Mengaitkan
kompemsasi karyawan dengan kinerja perusahaan dapat menyelesaikan sebagian
dari konflik kepentingan tetapi menciptakan masalah lainnya. Terdapat banyak
kasus perusahaan yang menyesatkan investor potensial maupun investor yang ada
saat ini dengan sengaja tidak menyebutkan informasi relevan yang dapat membuat
saham mereka menjadi jatuh. Selain itu, terdapat banyak kasus perusahaan yang
menerbitkan estimasi pendapatan dan laba yang terlau dibesar-besarkan. Ketika
perusahaan menyesatkan investor dengan menciptakan pandangan yang terlalu
optimistis terhadap kinerja potensialnya, perusahaan dapat menyebabkan investor
membayar terlau banyak untuk saham perusahaan. Harga saham tersebut
kemungkinan besar akan turun ketika kondisi kuangan perusahaan yang
sebenarnya terlihat.
Investor menjadi lebih curiga terhadap laporan keuangan perusahaan sekarang
ketika mereka menyadari bahwa beberapa perusahaan mungkin terlibat dalam
44
49. pelaporan yangtidak etis. Beberapa perusahaan telah mengambi inisiatif untuk
mengurangi kecurigaan dengan menyediakan laporan keuangan yang lebih
lengkap yang juga lebih dapat dipahami dan dapat diinterprestasikan dengan lebih
mudah.
Bagaimana Pemegang Saham Memastikan Tanggung Jawab. Pemegang saham
untuk mempengaruhi kebijakan manejemen perusahaan. Pemegang saham telah
sangat aktif khususnya ketika mereka tidak puas dengan gaji ekskutif perusahaan
atau kebijakan lainnya.
Pemegang saham yang paling aktif adalah investor institusional (institusional
investors), atau lembaga keuangan yang membeli sejumlah besar saham. Jika satu
investor institusional yakin bahwa perusahaan dikelola dengan buruk, maka
investor tersebut dapat mencoba untuk eksekutif perusahaan dan menyatakan
ketidakpuasannya. Investor tersebut juga dapat mencoba berkolaburasi dengan
investor institusional lain yang juga memiliki sejumlah besar saham perusahaan.
Hal ini memberikan kekuasaan yang lebih besar untuk melakukan negosiasi
karena eksekutif perusahaan kemungkinan besar akan mendengarkan investor
institusional yang secara kolektif memiliki sejumlah besar saham perusahaan.
Investor institusional tidak mencoba mendikte bagaimana perusahaan seharusnya
dikelola. Melainkan, mereka mencoba untuk memastikan bahwa menejer
perusahaan mengambil keputusan kepentingan seluruh pemegang saham.
D.7. Tanggung Jawab terhadap Kreditor
Perusahaan bertanggung jawab untuk memenuhi kewajiban keuangannya kepada
kreditor. Jika suatu perusahaan mengalami masalah keuangan dan tidak mampu
memenuhi kewajibannya, maka perusahaan tersebut harus menginformasikan hal
ini kepada kreditornya. Suatu perusahaan memiliki insentif yang kuat untuk
memenuhi tanggung jawabnya terhadap kreditor. Jika perusahaan tidak membayar
utangnya kepada kreditor, perusahaan tesebut dapat dipaksa pailit.
D.8. Tanggung Jawab terhadap lingkungan
Kualitas lingkungan adalah kebaikan publik, dimana setiap orang
menikmatinya tanpa peduli siapa yng membayar untuknya. Jika suatu produk
yang dihasilkan suatu perusahaan tentunya membawa dampak negative tehadap
lingkungan (pencemaran lingkungan) seperti, polusi udara, tanah dan air. Dapat
dijelaskan sebagai berikut:
- Polusi udara
45
50. Beberapa proses produksi menimbulkan polusi udara yang sangat
berbahaya bagi lingkungan masyarakat karena bias menimbulkan penyakit dan
saluran pernapasan. Contonya seperti, polusinya kendaraan, produksi bahan
bakar dan baja.
Suatu perusahaan tentunya mempunyai tujuan untuk menghasilkan
suatu produknya yang baik dengan begitu mereka berusaha agar yang
dihasilkan tidak membahayakan lingkungan, contoh pada perusahaan otomotif
dan baaja telah mengurangi polusi udara dengan mengubah proses
produksinya sehingga lebih sedikit karbon dioksida yang dilepaskan ke udara.
Peranan pemerintah dalam mencegah polusi udara. Pemerintah juga
terlibat dalam memberlakukan pedoman tertentu yang mengharuskan
perusahaan untuk membatasi jumlah karbon dioksida yang ditimbulkan
olehproses produksi. Pada tahun 1970, Environmental Protection Agency
(EPA), diciptakan untuk mengembangkan dan memberlakukan standar polusi.
- Polusi Tanah
Tanah telah terpolusi oleh limbah yang beracun yangn tida dihasilkan
dari beberapa proses produksi. Akibatnya tanah akan rusak tidak subur dan
akan berdampak buruk bagi pertanian.
Dengan begitu perusahaan harus mempunyai suatu strategi yang
mengarah pada pencegahan terhadap polusi tanah. Misalkan, perusahaan
merevisi produksi dan pengemasan guna mengurangi jumlah limbah.
Perusahaan juga harus menyimpan limbah beracunnya ditempat yang khusus
untuk limbah beracun dan perusahaan juga bias mendaur ulang membatasi
penggunaan bahan baku yang pada akhirnya akan menjadi limbah padat. Ada
banyak perusahaan yang memiliki program lingkungan yang didesain untuk
mengurangi kerusakan lingkuperngan. Contoh, perusahaan Homestake Mining
Company mengakui bahwa operasi penambangannnya merusak tanah,
sehingga perusahaan tersebut mengelurkan uang untuk meminimalkan dampak
terhadap lingkungan.
- Polusi Air / Pencemaran Air
Pencemaran air mengacu pada perubahan fisik, biologi, kimia dan
kondisi badan air yang akan mengganggu keseimbangan ekosistem.Seperti
jenis polusi, hasil polusi air bila jumlah besar limbah yang berasal dari
berbagai sumber polutan tidak dapat lagi ditampung oleh ekosistem alam.
46
51. Sebenarnya ada alasan tertentu yang berada di belakang apa yang
menyebabkan pencemaran air. Namun, penting untuk membiasakan diri
dengan dua kategori utama pencemaran air, polusi beberapa datang langsung
dari lokasi tertentu seseorang. Jenis polusi disebut pencemaran sumber titik
seperti pipa air tercemar limbah yang mengalir ke sungai dan lahan pertanian.
Sementara itu, polusi sumber non-titik adalah polusi yang berasal dari
daerah-daerah besar seperti bensin dan kotoran lain dari jalan raya yang masuk
ke danau dan sungai. Salah satu penyebab utama pencemaran air yang telah
menyebabkan masalah kesehatan lingkungan yang serius dan merupakan
polutan yang berasal dari bahan kimia dan proses industri. Ketika pabrik-
pabrik dan produsen menuangkan bahan kimia dan limbah ternak langsung ke
sungai dan sungai, air menjadi beracun dan tingkat oksigen yang habis
menyebabkan banyak organisme air mati. Limbah ini termasuk pelarut dan
zat-zat beracun. Sebagian besar limbah tidak biodegradable. tanaman Power,
pabrik kertas, kilang, pabrik-pabrik mobil membuang sampah ke sungai. Jadi
suatu perusahaan sangat berperan penting dalam menengani masalah tersebut
dengan melakukan penilitian dan strategi untuk mencegah terjadinya polusi
air.
Jadi pada prinsipnya perusahaan harus melakukan ada dua cara untuk
menanggulangi pencemaran, yaitu penanggulangan non-teknis dan secara
teknis. Penanggulangan secara non-teknis yaitu usaha untuk mengurangi
pencemaran lingkungan dengan cara menciptakan peraturan perundang-
undangan yang dapat merencanakan,mengatur dan mengawasi segala macam
bentuk kegiatan industri dan teknologi sehingga tidak terjadi pencemaran.
Peraturan perundangan ini hendaknya dapat smemberikan gambaran secara
jelas tentang kegiatan industri yang akan dilaksanakan, misalnya AMDAL,
pengaturan dan pengawasan kegiatan, serta menanamkan perilaku disiplin.
Sedangkan penanggulangan secara teknis bersumber kepada industri terhadap
perlakuan buangannya, misalnya dengan mengubah proses, mengelola limbah
atau menambah alat bantu yang dapat mengurangi pencemaran.
D.9. Tanggung Jawab terhadap Komunitas
47
52. Suatu perusahaan ketika mendirikan basisnya di suatu komunitas, maka
perusahaan tersebut menjadi bagian dari komunitas itu dan mengandalkan
komunitas tersebut sebagai pelanggan dan karyawannya. Perusahaan
mendemonstrasikan acara-acara local atau memberikan sumbangan ke yayasan
local, misalkan perusahaaan yang telah mendonasikan dana ke unversitas-
universitas.
Untuk perusahaan multinasional, komunitas perusahaan adalah lingkungan
internasionalnya. Ada banyak perusahaan yang terlibat dengan bisnis
internasionalnya misalnya sumbangan-sumbangan untuk bencana alam, seperti
tsunami, gempa.
Konflik dengan memaksimalkan tanggung jawab sosial, keputusan para
manajer perusahaan yang memaksimalkan tanggung jawab sosial dapat konflik
dengan memaksimalkan nilai perusahaan. Biaya yang melibatkan dalam mencapai
tujuan akan harus dibebankan kepada pelanggan. Jadi, kecerendungan
memaksimalkan tanggung jawab sosial terhadap komunitas akan mengurangi
kemampuan perusahaan menyediakan produk dengan harga wajar kepada
konsumen. Sebagai konsekuensi, masyarakat dan pemegang saham biasa
mendapat keuntungan dari mendukung sosial tersebut. Apabila suatu perusahaan
dapat mengidentifikasikan secara tepat suatu gerakan sosial yang ada
hubungannya dengan bisnisnya, maka dapat secara bersamaan memberikan
konstribusi kepada masyarakat dan memaksimalkan ni lai perusahaan. Misalnya,
suatu manufaktur sepatu dapat mensponsori lomba lari.
D.10. Bentuk Pelaksanaan Tanggungjawab Sosial Perusahaan di Indonesia
Pelaksanaan tanggung jawab sosial suatu bisnis adalah merupakan penjabaran
dari kepedulian sosial dari suatu bisnis. Dengan semakin tinggi tingkat
kepedulian sosial suatu bisnis, maka bararti akan semakin meningkat pelaksanaan
praktik bisnis etik dalam masyarakat. Dengan pelaksanaan etika bisnis maka
kepentingan masyarakat banyak akan terlindung dari praktik bisnis yang
merugikan kepentingan masyarakat banyak.
Beberapa bentuk pelaksanaan tanggung jawab sosial suatu bisnis yang dapat
atau telah dilakukan oleh beberapa pengusaha.
a. Pelaksanaan Hubungan Industri Pancasila (HIP)
48