SlideShare a Scribd company logo
1 of 31
Analisa Longsor Pada Tambang
Batubara Terbuka
Landslide Analyze in Coal Open-Pit
Teknik Geologi
STT Migas Balikpapan
Kelompok 1:
Rizky Teddy Audinno
Eric Prayogo
Muhammad Ilham Nur Setiawan
Fadel Muhammad
Kharisma Prawinata
Geby Reski Anggraeni
Teknik Geologi
STT Migas Balikpapan
Pendahuluan
Disain lereng merupakan seni dalam menentukan
keseimbangan antara kemiringan lereng dan keuntungan bagi
perusahaan tambang. Lereng yang semakin curam akan
memaksimalkan perolehan penambangan, namun meningkatkan
risiko kestabilan lereng. Sebaliknya lereng yang semakin landai
akan menurunkan perolehan penambangan, namun merendahkan
risiko kestabilan lereng (lereng cenderung lebih stabil).
Suatu pendekatan analisis risiko merupakan pendekatan yang
komprehensif dalam menentukan kestabilan lereng tambang
terbuka. Pendekatan ini merupakan fungsi dari probabilitas
kelongsoran (PK) lereng dan dampak akibat longsoran tersebut.
PK lereng ditentukan dari adanya variasi nilai parameter masukan
yang selanjutnya akan menghasilkan variasi nilai FK lereng.
Dampak longsoran ditentukan dari besaran volume longsoran yang
akan terjadi yang mengakibatkan kemungkinan kecelakaan
(fatalitas dan/atau cidera), kerusakan peralatan, gangguan
produksi, serta kerugian ekonomik lainnya.
Sumber-sumber Ketidakpastian dalam Lereng
Sumber-sumber ketidakpastian dalam lereng (Steffen dkk, 2008)
Penyebab Longsor
 Longsoran pada dinding highwall umumnya dipicu
oleh faktor internal dan eksternal.
 Faktor Internal berupa tersingkapnya bidang-
bidang patahan (kekar/sesar) pada bukaan atau
dinding tambang serta kondisi kekuatan batuan
yang lemah.
 Faktor Eksternal berupa lereng jenuh akibat
buruknya sistem penirisan tambang,
implementasi desain yang tidak sesuai sehingga
terjadi overcut dan/atau undercut serta
pengaruh aktivitas peledakan.
Jenis Longsoran
 Global Failure (Longsor Besar)
Lereng keseluruhan (overall slope) longsor yang dapat
membahayakan keselamatan pekerja dan
keberlangsungan tambang. Longsor ini memerlukan waktu
rehabilitasi cukup lama, mengganggu jadwal produksi dan
pemenuhan kontrak penjualan.
 Inter-ramp Failure (Longsor Multi jenjang)
Longsor yang terjadi pada lebih dari 1 jenjang, dan
kadangkala merusak jalan angkutan ke tambang.
 Bench Failure (Longsor Tunggal)
Kelongsoran lereng hanya mempengaruhi operasi produksi
di sekitar jenjang yang longsor.
Pendekatan Nilai FK
Ada 2 kelemahan utama pendekatan FK
untuk disain lereng, yakni:
Nilai ambang batas FK minimum
didasarkan pada jumlah kasus yang
terbatas dan kombinasi pengaruh
banyak faktor, sehingga sulit untuk
diterapkan pada kondisi tertentu.
Nilai FK tidak memberikan suatu skala
linier terhadap penilaian probabilitas
kelongsoran lereng.
Tabel Geometrik dan Redesain
Pendekatan Nilai PK
PK lereng ditentukan dari perbandingan antara luas area di bawah kurva
dari distribusi nilai FK<1 terhadap distribusi nilai FK ≥ 1. Makin besar
rentang distribusi nilai FK, maka makin tinggi ketidakpastian dari nilai FK
dengan nilai PK yang sama.
Gambar . Konsep Probabilitas Kelongsoran dan besaran ketidakpastian (Steffen dkk., 2008)
Ambang Batas Nilai FK & PK
Tabel. Ambang Batas Nilai FK & PK Lereng Tambang Terbuka (SRK 2010)
Hasil Analisa FK & PK
Tabel. Keluaran Analisis Faktor Keamanan dan Probabilitas Kelongsoran
Pendekatan Analisis Resiko
Resiko = PK Lereng x Dampak Kelongsoran
PK yang dihitung sebagai bagian dari proses disain biasanya
didasarkan pada perhitungan model stabilitas lereng. Karena analisis
risiko merancang kriteria kemamputerimaan terhadap dampak
dengan lebih dari satu peluang kejadian, maka evaluasi yang
mendalam terhadap PK lereng sangat diperlukan, yakni dengan
memasukkan sumbersumber ketidakpastian lainnya yang tidak
dihitung dalam model stabilitas lereng. Untuk maksud tersebut dan
analisis dampak kelongsoran lereng, maka sumber-sumber informasi
non formal (penilaian keteknikan dan para pakar) dimasukkan ke
dalam proses dengan bantuan metode seperti pengembangan
analisis diagram logika dan pohon kejadian (event tree). Teknik
tersebut telah digambarkan secara rinci oleh Harr (1996), Vick
(2002) dan Baecher dan Christian (2003).
Metodologi Untuk Evaluasi Risiko
Kelongsoran Lereng
 Identifikasi bahaya yang menyebabkan timbulnya kejadian
 Mengkaji peluang atau probabilitas terjadinya kejadianrisiko
 Mengkaji dampak bahaya longsoran
 Mengkombinasikan probabilitas dan dampak untuk
menghasilkan kajian risiko
 Membandingkan risiko yang dihitung dengan kriteria
benchmark untuk menghasilkan suatu kajian risiko
 Penggunaan kajian risiko sebagai suatu bantuan terhadap
pengambilan keputusan
Australian Geomechanics Society (2000)
Gambar. Metodologi Untuk Evaluasi Risiko Kelongsoran Lereng (Steffen dkk, 2008)
Akibat Longsor
Menurut Terbrugge (2006), dampak akibat
kelongsoran lereng tambang terbuka, sebagai
berikut:
 Cidera dan/atau fatalitas terhadap karyawan
 Kerusakan peralatan
 Dampak ekonomi pada produksi (produksi terhenti)
 Kondisi tanggap darurat (force majeure) bila
produksi tidak memenuhi kontrak penjualan
 Tindakan industrial
 Hubungan masyarakat: resistensi stakeholder,
dampak lingkungan, dsb.
Dampak Ekonomi
 Menurut Terbrugge (2005), dampak ekonomi akibat kelongsoran lereng tambang
terbuka mencakup beberapa kemungkinan dibawah ini:
 Biaya Pembersihan (clean-up cost) : biaya pemindahan material longsor dan
penyiapan lokasi penambangan dapat segera dilakukan.
 Remediasi lereng : Lereng mungkin harus dipotong untuk mencegah longsoran
lanjutan akibat lereng bagian atas yang lebih curam, atau sistem support
dibutuhkan.
 Perbaikan jalan angkutan dan pembukaan akses jalan: jalan angkutan dan
ramp mungkin rusak dan pembukaan akses jalan tersebut menuju tambang
harus dipertimbangkan. Perhitungan ini seharusnya mempertimbangkan
penggunaan jalan angkutan alternatif, dan biaya yang berkaitan jika hanya ada
satu ramp ke dalam pit yang rusak.
 Pemindahan Peralatan: Biaya pemindahan peralatan ke bagian lain dari
tambang sehingga dapat lebih produktif.
 Kerusakan peralatan dan infrastruktur: Biaya penggantian peralatan dan
infrastruktur. Hal ini menjadi pertimbangan penting untuk kasus di mana suatu
fasilitas pengolahan dekat dengan lokasi crest lereng tambang.
 Biaya yang berkaitan dengan fatalitas dan cidera: Biaya ini termasuk biaya
industrial dan aksi legal.
 Gangguan produksi: Hal ini mempengaruhi kontrak dan biaya pemenuhan
terhadap kontrak.
Slope Monitoring
Tujuan Utama
 Memelihara kondisi operasional yang aman untuk melindungi
personil dan peralatan
 Memberikan pemberitahuan terlebih dahulu dari area yang
berpotensi tidak stabil sehingga rencana tambang dapat
dimodifikasi untuk meminimalkan dampak dari
ketidakstabilan lereng.
 Memberikan informasi geoteknik untuk menganalisis
mekanisme ketidakstabilan lereng yang berkembang,
merancang tindakan rencana perbaikan yang tepat dan
melakukan desain lereng selanjutnya.
 Menilai kinerja dari implementasi desain lereng.
Tujuan Khusus
 Mendeteksi dan merekam setiap gerakan lereng sebagai dasar untuk:
 Menjamin keselamatan operasional
 Penetapan batas pergerakan (tipe longsoran)
 Mengelola ketidakstabilan
 Penyelidikan longsor dan ketidakstabilan. Pemantauan ketidakstabilan
membantu dalam mengidentifikasi mekanisme longsor, menyediakan
data penting untuk analisis kembali dan mendefinisikan pekerjaan
perbaikan yang tepat
 Mengkonfirmasikan model desain untuk menyediakan dasar untuk
menilai dan memodifikasi desain, termasuk unsur-unsur tertentu.
 Geologi, termasuk tipe distribusi batuan dan alterasi
 Model struktur, dengan mempertimbangkan major dan minor
struktur
 Properti batuan
 Tekanan air tanah
 Tingkat in situ stress, khususnya untuk lereng yang tinggi
 Memastikan bahwa kriteria lereng desain dicapai dengan prosedur
operasional yang sesuai.
Metodologi
 Definisi kondisi project
 Prediksi dari semua mekanisme potensial yang dapat
mengendalikan ketidakstabilan
 Penentuan parameter yang akan dipantau dan besarnya potensi
 Pembentukan sistem pemantauan yang sesuai, termasuk
instrumentasi dan lokasi
 Formulasi prosedur pengukuran, termasuk frekuensi, pengumpulan
data, prosessing, interpretasi dan pelaporan
 Penugasan tugas untuk desain, konstruksi dan operasi dari sistem
 Perencanaan kalibrasi rutin dan pemeliharaan
 Pembentukan rencana tanggap pemicu (TARPs) dan akuntabilitas
terkait tindakan untuk meminimalkan dampak ketidakstabilan.
Peralatan Utama
 Visual yang inspeksi
 Crackmeter, baik manual atau dengan extensometer wireline
 Survei pemantauan - RTS
 GPS
 Fotogrametri
 Laser scanning
 Radar, baik darat berbasis satelit dan berbasis (InSaR)
 Tiltmeters dan electrolevels
 Monitoring lereng bawah permukaan (instrumen biasanya dipasang di
lubang bor) meliputi:
 Inclinometers
 Geser strip dan domain waktu reflectometer (TDR) kabel
 Extensometers
 Termistor
 Mikro seismik
 Piezometers
Visual Inspeksi Lereng
Crack Meter
Slope Stability Radar dan Robotic Total Station
Robotic Total Station
Vibrating Wireline Piezometer
Wireline Extensometer
Keuntungan Utama
 Adanya peringatan deteksi longsor dini.
 Mengurangi kecemasan setiap operasional tambang.
 Memungkinkan geoteknik, mineplan, produksi untuk membuat
keputusan dalam meningkatkan produktivitas tambang yang lebih
optimal.
 Produksi di daerah berisiko geoteknik dapat ditingkatkan.
 Dapat memantau stabilitas lereng ketika terjadi peledakan dan
memungkinkan produksi peralatan ke zona ledakan lebih cepat.
 Memungkinkan pemantauan terus-menerus dan update pada
gerakan massa batuan yang berhubungan dengan kondisi cuaca.
 Peningkatan umur tambang, dengan adanya monitoring lereng
dalam hubungannya dengan prosedur manajemen risiko.
 Peningkatkan pemahaman tentang kinerja massa batuan dan
dampak terhadap stabilitas struktur lereng.
Daftar Pustaka
 Azizi, Masagus Ahmad. 2012. ANALISIS RISIKO
KESTABILAN LERENG TAMBANG TERBUKA (STUDI
KASUS TAMBANG MINERAL X). PROSIDING SIMPOSIUM
DAN SEMINAR GEOMEKANIKA KE-1 TAHUN 2012.
 matonimous.blogspot.com/2012/09/slope-
monitoring.html
 http://www.iagi.or.id/paper/mekanisme-longsoran-pada-
lereng-highwall-dan-usulan-penanggulangannya-di-
tambang-batubara-senakin-pt-arutmin-indonesia

More Related Content

Similar to 314547900-Analisa-Longsor-Pada-Tambang-Batubara-Terbuka.pptx

Mempersiapkan Tim Geotek
Mempersiapkan Tim GeotekMempersiapkan Tim Geotek
Mempersiapkan Tim GeotekTutus Kusuma
 
4310100061-presentation
4310100061-presentation4310100061-presentation
4310100061-presentationbahar fahmi
 
Pelingkupan permen 08 tahun 2006
Pelingkupan permen 08 tahun 2006Pelingkupan permen 08 tahun 2006
Pelingkupan permen 08 tahun 2006raysa hasdi
 
Perencanaan tambang
Perencanaan tambangPerencanaan tambang
Perencanaan tambangramaldini
 
Modul Pengolahan Data Geoteknik
Modul Pengolahan Data GeoteknikModul Pengolahan Data Geoteknik
Modul Pengolahan Data Geoteknikyuliadiyuliadi2
 
PENGGUNAAN METODE ANALISIS GELOMBANG SEISMIK PERMUKAAN UNTUK PENGEMBANGAN TE...
PENGGUNAAN METODE ANALISIS GELOMBANG SEISMIK PERMUKAAN UNTUK PENGEMBANGAN TE...PENGGUNAAN METODE ANALISIS GELOMBANG SEISMIK PERMUKAAN UNTUK PENGEMBANGAN TE...
PENGGUNAAN METODE ANALISIS GELOMBANG SEISMIK PERMUKAAN UNTUK PENGEMBANGAN TE...ayu bekti
 
PPT K3 KONSTRUKSI_I PUTU ARDIKA PRADANA PUTRA.pdf
PPT K3 KONSTRUKSI_I PUTU ARDIKA PRADANA PUTRA.pdfPPT K3 KONSTRUKSI_I PUTU ARDIKA PRADANA PUTRA.pdf
PPT K3 KONSTRUKSI_I PUTU ARDIKA PRADANA PUTRA.pdfpradanaputra11
 
32682570 s-geoteknik-tutorial-rocscience-slide
32682570 s-geoteknik-tutorial-rocscience-slide32682570 s-geoteknik-tutorial-rocscience-slide
32682570 s-geoteknik-tutorial-rocscience-slideDugie Gentri Nugroho
 
Seminar kamal farobi fix
Seminar kamal farobi fixSeminar kamal farobi fix
Seminar kamal farobi fixKamalFarobi
 
4 Dasar-dasar kemantapan lereng.pdf
4 Dasar-dasar kemantapan lereng.pdf4 Dasar-dasar kemantapan lereng.pdf
4 Dasar-dasar kemantapan lereng.pdfBelajar50
 
Draft peraturan gempa
Draft peraturan gempaDraft peraturan gempa
Draft peraturan gempaNufrizal H
 
1.GEOTEKNIK_1_2022_genap.pdf
1.GEOTEKNIK_1_2022_genap.pdf1.GEOTEKNIK_1_2022_genap.pdf
1.GEOTEKNIK_1_2022_genap.pdfBelajar50
 
Laporan Struktur Asrama Sawang.pdf
Laporan Struktur Asrama Sawang.pdfLaporan Struktur Asrama Sawang.pdf
Laporan Struktur Asrama Sawang.pdfRajaSaputra1
 
Materi 02 - Dasar-Dasar Keselamatan Konstruksi.pdf
Materi 02 - Dasar-Dasar Keselamatan Konstruksi.pdfMateri 02 - Dasar-Dasar Keselamatan Konstruksi.pdf
Materi 02 - Dasar-Dasar Keselamatan Konstruksi.pdfagussetiawan534534
 

Similar to 314547900-Analisa-Longsor-Pada-Tambang-Batubara-Terbuka.pptx (20)

RK3K
RK3KRK3K
RK3K
 
Mempersiapkan Tim Geotek
Mempersiapkan Tim GeotekMempersiapkan Tim Geotek
Mempersiapkan Tim Geotek
 
4310100061-presentation
4310100061-presentation4310100061-presentation
4310100061-presentation
 
Pelingkupan permen 08 tahun 2006
Pelingkupan permen 08 tahun 2006Pelingkupan permen 08 tahun 2006
Pelingkupan permen 08 tahun 2006
 
Perencanaan tambang
Perencanaan tambangPerencanaan tambang
Perencanaan tambang
 
Modul Pengolahan Data Geoteknik
Modul Pengolahan Data GeoteknikModul Pengolahan Data Geoteknik
Modul Pengolahan Data Geoteknik
 
PENGGUNAAN METODE ANALISIS GELOMBANG SEISMIK PERMUKAAN UNTUK PENGEMBANGAN TE...
PENGGUNAAN METODE ANALISIS GELOMBANG SEISMIK PERMUKAAN UNTUK PENGEMBANGAN TE...PENGGUNAAN METODE ANALISIS GELOMBANG SEISMIK PERMUKAAN UNTUK PENGEMBANGAN TE...
PENGGUNAAN METODE ANALISIS GELOMBANG SEISMIK PERMUKAAN UNTUK PENGEMBANGAN TE...
 
Analisa pada bangunan gedung bertingakat
Analisa pada bangunan gedung bertingakatAnalisa pada bangunan gedung bertingakat
Analisa pada bangunan gedung bertingakat
 
524 1351-1-pb
524 1351-1-pb524 1351-1-pb
524 1351-1-pb
 
PPT K3 KONSTRUKSI_I PUTU ARDIKA PRADANA PUTRA.pdf
PPT K3 KONSTRUKSI_I PUTU ARDIKA PRADANA PUTRA.pdfPPT K3 KONSTRUKSI_I PUTU ARDIKA PRADANA PUTRA.pdf
PPT K3 KONSTRUKSI_I PUTU ARDIKA PRADANA PUTRA.pdf
 
32682570 s-geoteknik-tutorial-rocscience-slide
32682570 s-geoteknik-tutorial-rocscience-slide32682570 s-geoteknik-tutorial-rocscience-slide
32682570 s-geoteknik-tutorial-rocscience-slide
 
Seminar kamal farobi fix
Seminar kamal farobi fixSeminar kamal farobi fix
Seminar kamal farobi fix
 
Klasifikasi RQD
Klasifikasi RQDKlasifikasi RQD
Klasifikasi RQD
 
9 pemantauan lereng
9 pemantauan lereng9 pemantauan lereng
9 pemantauan lereng
 
4 Dasar-dasar kemantapan lereng.pdf
4 Dasar-dasar kemantapan lereng.pdf4 Dasar-dasar kemantapan lereng.pdf
4 Dasar-dasar kemantapan lereng.pdf
 
Draft peraturan gempa
Draft peraturan gempaDraft peraturan gempa
Draft peraturan gempa
 
Revisi peta gempa
Revisi peta gempaRevisi peta gempa
Revisi peta gempa
 
1.GEOTEKNIK_1_2022_genap.pdf
1.GEOTEKNIK_1_2022_genap.pdf1.GEOTEKNIK_1_2022_genap.pdf
1.GEOTEKNIK_1_2022_genap.pdf
 
Laporan Struktur Asrama Sawang.pdf
Laporan Struktur Asrama Sawang.pdfLaporan Struktur Asrama Sawang.pdf
Laporan Struktur Asrama Sawang.pdf
 
Materi 02 - Dasar-Dasar Keselamatan Konstruksi.pdf
Materi 02 - Dasar-Dasar Keselamatan Konstruksi.pdfMateri 02 - Dasar-Dasar Keselamatan Konstruksi.pdf
Materi 02 - Dasar-Dasar Keselamatan Konstruksi.pdf
 

Recently uploaded

pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptAhmadSyajili
 
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxnursariheldaseptiana
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxAhmadSyajili
 
manajemen analisis data export data epidata 3.1
manajemen analisis data export data epidata 3.1manajemen analisis data export data epidata 3.1
manajemen analisis data export data epidata 3.1YudiPradipta
 
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupanVULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupanBungaCitraNazwaAtin
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiCristianoRonaldo185977
 
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Surveikustiyantidew94
 
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaan
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaanANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaan
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaanamalaguswan1
 
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normal
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normalmenghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normal
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normalHendriKurniawanP
 
Dasar Telekomunikasi Pengenalan dasar telekomunikasi
Dasar Telekomunikasi Pengenalan dasar  telekomunikasiDasar Telekomunikasi Pengenalan dasar  telekomunikasi
Dasar Telekomunikasi Pengenalan dasar telekomunikasidadan50
 
MANAJEMEN ASET DAN PENGADAAN BARANG_KEL 4_PEMANFAATAN BMN.pptx
MANAJEMEN ASET DAN PENGADAAN BARANG_KEL 4_PEMANFAATAN BMN.pptxMANAJEMEN ASET DAN PENGADAAN BARANG_KEL 4_PEMANFAATAN BMN.pptx
MANAJEMEN ASET DAN PENGADAAN BARANG_KEL 4_PEMANFAATAN BMN.pptxnugrohoaditya12334
 
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompokelmalinda2
 
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehSKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehBISMIAULIA
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxrikosyahputra0173
 

Recently uploaded (14)

pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
 
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
 
manajemen analisis data export data epidata 3.1
manajemen analisis data export data epidata 3.1manajemen analisis data export data epidata 3.1
manajemen analisis data export data epidata 3.1
 
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupanVULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
 
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
 
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaan
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaanANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaan
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaan
 
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normal
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normalmenghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normal
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normal
 
Dasar Telekomunikasi Pengenalan dasar telekomunikasi
Dasar Telekomunikasi Pengenalan dasar  telekomunikasiDasar Telekomunikasi Pengenalan dasar  telekomunikasi
Dasar Telekomunikasi Pengenalan dasar telekomunikasi
 
MANAJEMEN ASET DAN PENGADAAN BARANG_KEL 4_PEMANFAATAN BMN.pptx
MANAJEMEN ASET DAN PENGADAAN BARANG_KEL 4_PEMANFAATAN BMN.pptxMANAJEMEN ASET DAN PENGADAAN BARANG_KEL 4_PEMANFAATAN BMN.pptx
MANAJEMEN ASET DAN PENGADAAN BARANG_KEL 4_PEMANFAATAN BMN.pptx
 
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
 
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehSKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
 

314547900-Analisa-Longsor-Pada-Tambang-Batubara-Terbuka.pptx

  • 1. Analisa Longsor Pada Tambang Batubara Terbuka Landslide Analyze in Coal Open-Pit Teknik Geologi STT Migas Balikpapan
  • 2. Kelompok 1: Rizky Teddy Audinno Eric Prayogo Muhammad Ilham Nur Setiawan Fadel Muhammad Kharisma Prawinata Geby Reski Anggraeni Teknik Geologi STT Migas Balikpapan
  • 3.
  • 4.
  • 5. Pendahuluan Disain lereng merupakan seni dalam menentukan keseimbangan antara kemiringan lereng dan keuntungan bagi perusahaan tambang. Lereng yang semakin curam akan memaksimalkan perolehan penambangan, namun meningkatkan risiko kestabilan lereng. Sebaliknya lereng yang semakin landai akan menurunkan perolehan penambangan, namun merendahkan risiko kestabilan lereng (lereng cenderung lebih stabil). Suatu pendekatan analisis risiko merupakan pendekatan yang komprehensif dalam menentukan kestabilan lereng tambang terbuka. Pendekatan ini merupakan fungsi dari probabilitas kelongsoran (PK) lereng dan dampak akibat longsoran tersebut. PK lereng ditentukan dari adanya variasi nilai parameter masukan yang selanjutnya akan menghasilkan variasi nilai FK lereng. Dampak longsoran ditentukan dari besaran volume longsoran yang akan terjadi yang mengakibatkan kemungkinan kecelakaan (fatalitas dan/atau cidera), kerusakan peralatan, gangguan produksi, serta kerugian ekonomik lainnya.
  • 6. Sumber-sumber Ketidakpastian dalam Lereng Sumber-sumber ketidakpastian dalam lereng (Steffen dkk, 2008)
  • 7. Penyebab Longsor  Longsoran pada dinding highwall umumnya dipicu oleh faktor internal dan eksternal.  Faktor Internal berupa tersingkapnya bidang- bidang patahan (kekar/sesar) pada bukaan atau dinding tambang serta kondisi kekuatan batuan yang lemah.  Faktor Eksternal berupa lereng jenuh akibat buruknya sistem penirisan tambang, implementasi desain yang tidak sesuai sehingga terjadi overcut dan/atau undercut serta pengaruh aktivitas peledakan.
  • 8. Jenis Longsoran  Global Failure (Longsor Besar) Lereng keseluruhan (overall slope) longsor yang dapat membahayakan keselamatan pekerja dan keberlangsungan tambang. Longsor ini memerlukan waktu rehabilitasi cukup lama, mengganggu jadwal produksi dan pemenuhan kontrak penjualan.  Inter-ramp Failure (Longsor Multi jenjang) Longsor yang terjadi pada lebih dari 1 jenjang, dan kadangkala merusak jalan angkutan ke tambang.  Bench Failure (Longsor Tunggal) Kelongsoran lereng hanya mempengaruhi operasi produksi di sekitar jenjang yang longsor.
  • 9. Pendekatan Nilai FK Ada 2 kelemahan utama pendekatan FK untuk disain lereng, yakni: Nilai ambang batas FK minimum didasarkan pada jumlah kasus yang terbatas dan kombinasi pengaruh banyak faktor, sehingga sulit untuk diterapkan pada kondisi tertentu. Nilai FK tidak memberikan suatu skala linier terhadap penilaian probabilitas kelongsoran lereng.
  • 11. Pendekatan Nilai PK PK lereng ditentukan dari perbandingan antara luas area di bawah kurva dari distribusi nilai FK<1 terhadap distribusi nilai FK ≥ 1. Makin besar rentang distribusi nilai FK, maka makin tinggi ketidakpastian dari nilai FK dengan nilai PK yang sama. Gambar . Konsep Probabilitas Kelongsoran dan besaran ketidakpastian (Steffen dkk., 2008)
  • 12. Ambang Batas Nilai FK & PK Tabel. Ambang Batas Nilai FK & PK Lereng Tambang Terbuka (SRK 2010)
  • 13. Hasil Analisa FK & PK Tabel. Keluaran Analisis Faktor Keamanan dan Probabilitas Kelongsoran
  • 14. Pendekatan Analisis Resiko Resiko = PK Lereng x Dampak Kelongsoran PK yang dihitung sebagai bagian dari proses disain biasanya didasarkan pada perhitungan model stabilitas lereng. Karena analisis risiko merancang kriteria kemamputerimaan terhadap dampak dengan lebih dari satu peluang kejadian, maka evaluasi yang mendalam terhadap PK lereng sangat diperlukan, yakni dengan memasukkan sumbersumber ketidakpastian lainnya yang tidak dihitung dalam model stabilitas lereng. Untuk maksud tersebut dan analisis dampak kelongsoran lereng, maka sumber-sumber informasi non formal (penilaian keteknikan dan para pakar) dimasukkan ke dalam proses dengan bantuan metode seperti pengembangan analisis diagram logika dan pohon kejadian (event tree). Teknik tersebut telah digambarkan secara rinci oleh Harr (1996), Vick (2002) dan Baecher dan Christian (2003).
  • 15. Metodologi Untuk Evaluasi Risiko Kelongsoran Lereng  Identifikasi bahaya yang menyebabkan timbulnya kejadian  Mengkaji peluang atau probabilitas terjadinya kejadianrisiko  Mengkaji dampak bahaya longsoran  Mengkombinasikan probabilitas dan dampak untuk menghasilkan kajian risiko  Membandingkan risiko yang dihitung dengan kriteria benchmark untuk menghasilkan suatu kajian risiko  Penggunaan kajian risiko sebagai suatu bantuan terhadap pengambilan keputusan Australian Geomechanics Society (2000)
  • 16. Gambar. Metodologi Untuk Evaluasi Risiko Kelongsoran Lereng (Steffen dkk, 2008)
  • 17. Akibat Longsor Menurut Terbrugge (2006), dampak akibat kelongsoran lereng tambang terbuka, sebagai berikut:  Cidera dan/atau fatalitas terhadap karyawan  Kerusakan peralatan  Dampak ekonomi pada produksi (produksi terhenti)  Kondisi tanggap darurat (force majeure) bila produksi tidak memenuhi kontrak penjualan  Tindakan industrial  Hubungan masyarakat: resistensi stakeholder, dampak lingkungan, dsb.
  • 18. Dampak Ekonomi  Menurut Terbrugge (2005), dampak ekonomi akibat kelongsoran lereng tambang terbuka mencakup beberapa kemungkinan dibawah ini:  Biaya Pembersihan (clean-up cost) : biaya pemindahan material longsor dan penyiapan lokasi penambangan dapat segera dilakukan.  Remediasi lereng : Lereng mungkin harus dipotong untuk mencegah longsoran lanjutan akibat lereng bagian atas yang lebih curam, atau sistem support dibutuhkan.  Perbaikan jalan angkutan dan pembukaan akses jalan: jalan angkutan dan ramp mungkin rusak dan pembukaan akses jalan tersebut menuju tambang harus dipertimbangkan. Perhitungan ini seharusnya mempertimbangkan penggunaan jalan angkutan alternatif, dan biaya yang berkaitan jika hanya ada satu ramp ke dalam pit yang rusak.  Pemindahan Peralatan: Biaya pemindahan peralatan ke bagian lain dari tambang sehingga dapat lebih produktif.  Kerusakan peralatan dan infrastruktur: Biaya penggantian peralatan dan infrastruktur. Hal ini menjadi pertimbangan penting untuk kasus di mana suatu fasilitas pengolahan dekat dengan lokasi crest lereng tambang.  Biaya yang berkaitan dengan fatalitas dan cidera: Biaya ini termasuk biaya industrial dan aksi legal.  Gangguan produksi: Hal ini mempengaruhi kontrak dan biaya pemenuhan terhadap kontrak.
  • 20. Tujuan Utama  Memelihara kondisi operasional yang aman untuk melindungi personil dan peralatan  Memberikan pemberitahuan terlebih dahulu dari area yang berpotensi tidak stabil sehingga rencana tambang dapat dimodifikasi untuk meminimalkan dampak dari ketidakstabilan lereng.  Memberikan informasi geoteknik untuk menganalisis mekanisme ketidakstabilan lereng yang berkembang, merancang tindakan rencana perbaikan yang tepat dan melakukan desain lereng selanjutnya.  Menilai kinerja dari implementasi desain lereng.
  • 21. Tujuan Khusus  Mendeteksi dan merekam setiap gerakan lereng sebagai dasar untuk:  Menjamin keselamatan operasional  Penetapan batas pergerakan (tipe longsoran)  Mengelola ketidakstabilan  Penyelidikan longsor dan ketidakstabilan. Pemantauan ketidakstabilan membantu dalam mengidentifikasi mekanisme longsor, menyediakan data penting untuk analisis kembali dan mendefinisikan pekerjaan perbaikan yang tepat  Mengkonfirmasikan model desain untuk menyediakan dasar untuk menilai dan memodifikasi desain, termasuk unsur-unsur tertentu.  Geologi, termasuk tipe distribusi batuan dan alterasi  Model struktur, dengan mempertimbangkan major dan minor struktur  Properti batuan  Tekanan air tanah  Tingkat in situ stress, khususnya untuk lereng yang tinggi  Memastikan bahwa kriteria lereng desain dicapai dengan prosedur operasional yang sesuai.
  • 22. Metodologi  Definisi kondisi project  Prediksi dari semua mekanisme potensial yang dapat mengendalikan ketidakstabilan  Penentuan parameter yang akan dipantau dan besarnya potensi  Pembentukan sistem pemantauan yang sesuai, termasuk instrumentasi dan lokasi  Formulasi prosedur pengukuran, termasuk frekuensi, pengumpulan data, prosessing, interpretasi dan pelaporan  Penugasan tugas untuk desain, konstruksi dan operasi dari sistem  Perencanaan kalibrasi rutin dan pemeliharaan  Pembentukan rencana tanggap pemicu (TARPs) dan akuntabilitas terkait tindakan untuk meminimalkan dampak ketidakstabilan.
  • 23. Peralatan Utama  Visual yang inspeksi  Crackmeter, baik manual atau dengan extensometer wireline  Survei pemantauan - RTS  GPS  Fotogrametri  Laser scanning  Radar, baik darat berbasis satelit dan berbasis (InSaR)  Tiltmeters dan electrolevels  Monitoring lereng bawah permukaan (instrumen biasanya dipasang di lubang bor) meliputi:  Inclinometers  Geser strip dan domain waktu reflectometer (TDR) kabel  Extensometers  Termistor  Mikro seismik  Piezometers
  • 26. Slope Stability Radar dan Robotic Total Station
  • 30. Keuntungan Utama  Adanya peringatan deteksi longsor dini.  Mengurangi kecemasan setiap operasional tambang.  Memungkinkan geoteknik, mineplan, produksi untuk membuat keputusan dalam meningkatkan produktivitas tambang yang lebih optimal.  Produksi di daerah berisiko geoteknik dapat ditingkatkan.  Dapat memantau stabilitas lereng ketika terjadi peledakan dan memungkinkan produksi peralatan ke zona ledakan lebih cepat.  Memungkinkan pemantauan terus-menerus dan update pada gerakan massa batuan yang berhubungan dengan kondisi cuaca.  Peningkatan umur tambang, dengan adanya monitoring lereng dalam hubungannya dengan prosedur manajemen risiko.  Peningkatkan pemahaman tentang kinerja massa batuan dan dampak terhadap stabilitas struktur lereng.
  • 31. Daftar Pustaka  Azizi, Masagus Ahmad. 2012. ANALISIS RISIKO KESTABILAN LERENG TAMBANG TERBUKA (STUDI KASUS TAMBANG MINERAL X). PROSIDING SIMPOSIUM DAN SEMINAR GEOMEKANIKA KE-1 TAHUN 2012.  matonimous.blogspot.com/2012/09/slope- monitoring.html  http://www.iagi.or.id/paper/mekanisme-longsoran-pada- lereng-highwall-dan-usulan-penanggulangannya-di- tambang-batubara-senakin-pt-arutmin-indonesia