SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
O L E H :
N I A W I N O M A R I S Y A
1 9 2 0 1 1 2 0 4 3
SEMINAR PROPOSAL
PEMBAGIAN HARTA BERSAMA SUAMI
ISTRI AKIBAT PERCERAIAN
Latar Belakang Masalah
 Perkawinan merupakan salah satu dimensi kehidupan
yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Begitu
pentingnya perkawinan, maka tidak mengherankan jika
agama-agama di dunia mengatur masalah perkawinan
bahkan tradisi atau adat masyarakat dan juga institusi
Negara mengatur perkawinan yang berlaku di kalangan
masyarakat.
 Dalam praktek, perkawinan tidak hanya menyangkut
masalah pribadi dari para pihak yang menjalankan
perkawinan, akan tetapi hal ini juga menyangkut
masalah keluarga, kerabat, masyarakat dan agama.
Karena perkawinan sebagai langkah awal dalam
membentuk suatu keluarga kecil yang bahagia dan
sejahtera lahir batin dan sesuai yang telah diamanatkan
oleh Undang-Undang Dasar 1945 dimana negara
menjamin kepapda tiap-tiap Warga Negara Indonesia
untuk membentuk keluarga.
Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974
tentang Perkawinan yang berbunyi:“Perkawinan
adalah ikatan lahir bathin antara seorang pria
dengan seorang Wanita sebagai suami istri dengan
tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang
bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang
Maha Esa”.
Pasal 28 B ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945
yang menyatakan: “setiap orang berhak membentuk
keluarga dan melanjutkan keturunan melalui
perkawinan yang sah”.
Akibat dari suatu perkawinan memiliki
dimensi yang cukup luas antara lain sosial dan
hukum, mulai pada saat perkawinan, selama
perkawinan maupun setelah perkawinan, karena
dalam suatu perkawinan banyak hal yang akan
terjadi maupun yang akan diperoleh seperti: masalah
keturunan, masalah harta dimana jika tidak ada
ketentuan yang jelas khususnya masalah pembagian
harta peninggalan dari yang meninggal maupun
yang melakukan perceraian, termasuk juga masalah
harta bawaan masing-masing akan menimbulkan
suatu permasalahan.
Perkawinan yang bertujuan untuk membentuk
keluarga yang bahagia dan kekal, dapat diartikan
bahwa perkawinan haruslah berlangsung seumur
hidup dan tidak boleh diputuskan begitu saja.
Putusnya perkawinan karena kehendak suami atau
istri atau kehendak keduanya karena adanya ketidak
rukunan. Disebut dengan istilah “perceraian”, yang
berasal dari tidak dilaksanakannya hak-hak dan
kewajiban-kewajiban sebagai suami atau istri
sebagaimana semestinya menurut hukum
perkawinan yang berlaku.
Pasal 37 Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang
Perkawinan menyatakan:
“bilamana perkawinan putus karena perceraian, maka
harta bersama diatur menurut hukumnya masing-
masing”.
Penjelasannya Pasal 37 Undang-Undang Nomor 1 tahun
1974 tentang Perkawinan ditegaskan hukum masing-
masing ialah hukum agama, hukum adat dan hukum-
hukum lainnya yang bersangkutan dengan harta bersama
tersebut, khususnya bagi Warga Negara Indonesia yang
beragama islam penyelesaian sengketanya melalui
Pengadilan Agama yang berpedoman pada Kompilasi
Hukum Islam, sedangkan bagi Warga Negara Indonesia
yang beragama non islam proses penyelesaian dilakukan
melalui Pengadilan Negeri setempat.
Mengenai besaran porsi masing-masing pihak
terkait penyelesaian pembagian harta bersama
pasca perceraian suami istri di lingkungan
Pengadilan Agama Padang menetapkan untuk
membagi 2 (dua) bagian menyerahkan ½
(setengah) bagian dari harta bersama kepada suami
dan menyerahkan ½ (setengah) bagian dari harta
bersama kepada istri, hal tersebut sesuai dengan
Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik
Indonesia Nomor 120K/Sip/1960 yang dalam
putusannya membagi harta bersama dalam
perkawinan menjadi dua bagian sama besar antara
suami istri yang bercerai. nam
Penulis mengambil contoh kasus pembagian harta
bersama di Pengadilan Agama Padang dengan
Nomor Putusan 1290/Pdt.G/2021/PA.Pdg, dimana
dalam pembagian harta bersama hakim membagi
harta bersama tersebut tidaklah sama rata, dimana
pihak suami mendapatkan harta bersama 1/4
(seperempat) sehingga salah satu pihak
mendapatkan harta yang lebih sedikit.
Rumusan Masalah
 Bagaimana sinkronisasi terkait pembagian harta
bersama pasca perceraian suami istri menurut
Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 dan Kompilasi
Hukum Islam?
 Bagaimana pelaksanaan pembagian harta bersama
suami istri pasca perceraian dilingkungan
Pengadilan Agama Padang?
Kerangka Teoritis
Teori yang digunakan dalam penulisan ini yaitu teori
kepastian hukum yang dikembangkan oleh Van Kant.
Teori kepastian hukum ini bertujuan menjaga
kepentingan tiap-tiap manusia agar kepentingan-
kepentingan itu tidak diganggu. sebagai upaya
perlindungan hukum bagi warga Negara dengan
menciptakan suatu kepastian hukum terhadap
permasalahan pembagian harta bersama dalam
perkawinan pasca perceraian.
Kerangka Konseptual
Harta Bersama
Dalam sebuah perkawinan dikenal 2 (dua) macam
hartabenda. Harta bawaan dan harta bersama (gono-
gini), harta bawaan merupakan harta yang diperoleh
sebelum dilaksanakannya pernikahan baik itu berupa
hadiah, penghasilan, hibah, serta harta yang diperoleh
dari wasiat dan waris.
Metode Penelitian
Metode pendekatan yang penulis gunakan dalam
penelitian ini adalah metode pendekatan Yuridis Normatif
yang menekan kepada materi hukum. Penelitian yuridis
normative adalah penelitian yang mengacu pada norma
hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-
undangan dan putusan atau penetapan pengadilan.
Dalam upaya memperoleh kebenaran ilmiah yang
diharapkan, penelitian ini juga menggunakan beberapa
pendekatan, yaitu pendekatan Undang-undang (Statute
Approach), pendekatan konseptual (conseptual
approach).
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to Pembagian Harta Bersama.pptx

Salinan dari Tugas HPI Muhamad Rahman.pdf
Salinan dari Tugas HPI Muhamad Rahman.pdfSalinan dari Tugas HPI Muhamad Rahman.pdf
Salinan dari Tugas HPI Muhamad Rahman.pdfadhyaksametro
 
Perkawinan Via Telepon
Perkawinan Via TeleponPerkawinan Via Telepon
Perkawinan Via Teleponkriwiliwiliwil
 
Hak kewarisan anak luar nikah
Hak kewarisan anak luar nikah Hak kewarisan anak luar nikah
Hak kewarisan anak luar nikah diktum2015
 
Akibat hukum kawin tidak tercatat
Akibat hukum kawin tidak tercatatAkibat hukum kawin tidak tercatat
Akibat hukum kawin tidak tercatatsuberia suberia
 
tugas ppt hukum Islam new (1).pptx
tugas ppt hukum Islam new (1).pptxtugas ppt hukum Islam new (1).pptx
tugas ppt hukum Islam new (1).pptxSorayalia
 
P4 hukum keluarga-perkawinan smt 3
P4 hukum keluarga-perkawinan smt 3P4 hukum keluarga-perkawinan smt 3
P4 hukum keluarga-perkawinan smt 322Marta
 
Sejarah pa indonesia
Sejarah pa indonesiaSejarah pa indonesia
Sejarah pa indonesiaSafran Nasoha
 
Hukum adat tugas fix
Hukum adat tugas fixHukum adat tugas fix
Hukum adat tugas fixokaatmadja
 
Pedoman menciptakan keluarga berdasarkan Agama
Pedoman menciptakan keluarga berdasarkan AgamaPedoman menciptakan keluarga berdasarkan Agama
Pedoman menciptakan keluarga berdasarkan Agamapjj_kemenkes
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Idik Saeful Bahri
 
asas asas perkawinan - perceraian adat
 asas asas perkawinan - perceraian adat asas asas perkawinan - perceraian adat
asas asas perkawinan - perceraian adatQomaruz Zaman
 
Ahde sesi 1-2 sistem hk
Ahde   sesi 1-2 sistem hkAhde   sesi 1-2 sistem hk
Ahde sesi 1-2 sistem hkSentot Baskoro
 
Kuliah pthi, asas asas hukum perdata
Kuliah pthi, asas asas hukum perdataKuliah pthi, asas asas hukum perdata
Kuliah pthi, asas asas hukum perdataBetlehemKetarenR
 
Tinjauam Umum Hukum Keluarga Islam
Tinjauam Umum Hukum Keluarga IslamTinjauam Umum Hukum Keluarga Islam
Tinjauam Umum Hukum Keluarga IslamNeyna Fazadiq
 

Similar to Pembagian Harta Bersama.pptx (20)

Salinan dari Tugas HPI Muhamad Rahman.pdf
Salinan dari Tugas HPI Muhamad Rahman.pdfSalinan dari Tugas HPI Muhamad Rahman.pdf
Salinan dari Tugas HPI Muhamad Rahman.pdf
 
Saabung
SaabungSaabung
Saabung
 
Perkawinan Via Telepon
Perkawinan Via TeleponPerkawinan Via Telepon
Perkawinan Via Telepon
 
Hak kewarisan anak luar nikah
Hak kewarisan anak luar nikah Hak kewarisan anak luar nikah
Hak kewarisan anak luar nikah
 
Akibat hukum kawin tidak tercatat
Akibat hukum kawin tidak tercatatAkibat hukum kawin tidak tercatat
Akibat hukum kawin tidak tercatat
 
tugas ppt hukum Islam new (1).pptx
tugas ppt hukum Islam new (1).pptxtugas ppt hukum Islam new (1).pptx
tugas ppt hukum Islam new (1).pptx
 
Keluarga Dan Perkawinan Konseling Keluarga
Keluarga Dan Perkawinan Konseling KeluargaKeluarga Dan Perkawinan Konseling Keluarga
Keluarga Dan Perkawinan Konseling Keluarga
 
Hukum perkawinan dikonversi
Hukum perkawinan dikonversiHukum perkawinan dikonversi
Hukum perkawinan dikonversi
 
P4 hukum keluarga-perkawinan smt 3
P4 hukum keluarga-perkawinan smt 3P4 hukum keluarga-perkawinan smt 3
P4 hukum keluarga-perkawinan smt 3
 
Sejarah pa indonesia
Sejarah pa indonesiaSejarah pa indonesia
Sejarah pa indonesia
 
Hukum perkawinan adat
Hukum perkawinan adatHukum perkawinan adat
Hukum perkawinan adat
 
Hukum adat tugas fix
Hukum adat tugas fixHukum adat tugas fix
Hukum adat tugas fix
 
Pedoman menciptakan keluarga berdasarkan Agama
Pedoman menciptakan keluarga berdasarkan AgamaPedoman menciptakan keluarga berdasarkan Agama
Pedoman menciptakan keluarga berdasarkan Agama
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
 
perbandingan-perkawinan-BW-dg-UUP.pdf
perbandingan-perkawinan-BW-dg-UUP.pdfperbandingan-perkawinan-BW-dg-UUP.pdf
perbandingan-perkawinan-BW-dg-UUP.pdf
 
asas asas perkawinan - perceraian adat
 asas asas perkawinan - perceraian adat asas asas perkawinan - perceraian adat
asas asas perkawinan - perceraian adat
 
Ahde sesi 1-2 sistem hk
Ahde   sesi 1-2 sistem hkAhde   sesi 1-2 sistem hk
Ahde sesi 1-2 sistem hk
 
Kuliah pthi, asas asas hukum perdata
Kuliah pthi, asas asas hukum perdataKuliah pthi, asas asas hukum perdata
Kuliah pthi, asas asas hukum perdata
 
Tinjauam Umum Hukum Keluarga Islam
Tinjauam Umum Hukum Keluarga IslamTinjauam Umum Hukum Keluarga Islam
Tinjauam Umum Hukum Keluarga Islam
 
Hukum perdata
Hukum perdataHukum perdata
Hukum perdata
 

Recently uploaded

Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptAlMaliki1
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxEkoPriadi3
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanIqbaalKamalludin1
 
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxFeniannisa
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxbinsar17
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaIndra Wardhana
 
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptxMAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptxadesofyanelabqory
 
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxFucekBoy5
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptJhonatanMuram
 
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdffile power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdfAgungIstri3
 
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptxYudisHaqqiPrasetya
 
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxendang nainggolan
 

Recently uploaded (12)

Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
 
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
 
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptxMAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
 
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
 
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdffile power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
 
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
 
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
 

Pembagian Harta Bersama.pptx

  • 1. O L E H : N I A W I N O M A R I S Y A 1 9 2 0 1 1 2 0 4 3 SEMINAR PROPOSAL PEMBAGIAN HARTA BERSAMA SUAMI ISTRI AKIBAT PERCERAIAN
  • 2. Latar Belakang Masalah  Perkawinan merupakan salah satu dimensi kehidupan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Begitu pentingnya perkawinan, maka tidak mengherankan jika agama-agama di dunia mengatur masalah perkawinan bahkan tradisi atau adat masyarakat dan juga institusi Negara mengatur perkawinan yang berlaku di kalangan masyarakat.  Dalam praktek, perkawinan tidak hanya menyangkut masalah pribadi dari para pihak yang menjalankan perkawinan, akan tetapi hal ini juga menyangkut masalah keluarga, kerabat, masyarakat dan agama. Karena perkawinan sebagai langkah awal dalam membentuk suatu keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera lahir batin dan sesuai yang telah diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar 1945 dimana negara menjamin kepapda tiap-tiap Warga Negara Indonesia untuk membentuk keluarga.
  • 3. Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan yang berbunyi:“Perkawinan adalah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang Wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”. Pasal 28 B ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 yang menyatakan: “setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah”.
  • 4. Akibat dari suatu perkawinan memiliki dimensi yang cukup luas antara lain sosial dan hukum, mulai pada saat perkawinan, selama perkawinan maupun setelah perkawinan, karena dalam suatu perkawinan banyak hal yang akan terjadi maupun yang akan diperoleh seperti: masalah keturunan, masalah harta dimana jika tidak ada ketentuan yang jelas khususnya masalah pembagian harta peninggalan dari yang meninggal maupun yang melakukan perceraian, termasuk juga masalah harta bawaan masing-masing akan menimbulkan suatu permasalahan.
  • 5. Perkawinan yang bertujuan untuk membentuk keluarga yang bahagia dan kekal, dapat diartikan bahwa perkawinan haruslah berlangsung seumur hidup dan tidak boleh diputuskan begitu saja. Putusnya perkawinan karena kehendak suami atau istri atau kehendak keduanya karena adanya ketidak rukunan. Disebut dengan istilah “perceraian”, yang berasal dari tidak dilaksanakannya hak-hak dan kewajiban-kewajiban sebagai suami atau istri sebagaimana semestinya menurut hukum perkawinan yang berlaku.
  • 6. Pasal 37 Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan menyatakan: “bilamana perkawinan putus karena perceraian, maka harta bersama diatur menurut hukumnya masing- masing”. Penjelasannya Pasal 37 Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan ditegaskan hukum masing- masing ialah hukum agama, hukum adat dan hukum- hukum lainnya yang bersangkutan dengan harta bersama tersebut, khususnya bagi Warga Negara Indonesia yang beragama islam penyelesaian sengketanya melalui Pengadilan Agama yang berpedoman pada Kompilasi Hukum Islam, sedangkan bagi Warga Negara Indonesia yang beragama non islam proses penyelesaian dilakukan melalui Pengadilan Negeri setempat.
  • 7. Mengenai besaran porsi masing-masing pihak terkait penyelesaian pembagian harta bersama pasca perceraian suami istri di lingkungan Pengadilan Agama Padang menetapkan untuk membagi 2 (dua) bagian menyerahkan ½ (setengah) bagian dari harta bersama kepada suami dan menyerahkan ½ (setengah) bagian dari harta bersama kepada istri, hal tersebut sesuai dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 120K/Sip/1960 yang dalam putusannya membagi harta bersama dalam perkawinan menjadi dua bagian sama besar antara suami istri yang bercerai. nam
  • 8. Penulis mengambil contoh kasus pembagian harta bersama di Pengadilan Agama Padang dengan Nomor Putusan 1290/Pdt.G/2021/PA.Pdg, dimana dalam pembagian harta bersama hakim membagi harta bersama tersebut tidaklah sama rata, dimana pihak suami mendapatkan harta bersama 1/4 (seperempat) sehingga salah satu pihak mendapatkan harta yang lebih sedikit.
  • 9. Rumusan Masalah  Bagaimana sinkronisasi terkait pembagian harta bersama pasca perceraian suami istri menurut Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 dan Kompilasi Hukum Islam?  Bagaimana pelaksanaan pembagian harta bersama suami istri pasca perceraian dilingkungan Pengadilan Agama Padang?
  • 10. Kerangka Teoritis Teori yang digunakan dalam penulisan ini yaitu teori kepastian hukum yang dikembangkan oleh Van Kant. Teori kepastian hukum ini bertujuan menjaga kepentingan tiap-tiap manusia agar kepentingan- kepentingan itu tidak diganggu. sebagai upaya perlindungan hukum bagi warga Negara dengan menciptakan suatu kepastian hukum terhadap permasalahan pembagian harta bersama dalam perkawinan pasca perceraian.
  • 11. Kerangka Konseptual Harta Bersama Dalam sebuah perkawinan dikenal 2 (dua) macam hartabenda. Harta bawaan dan harta bersama (gono- gini), harta bawaan merupakan harta yang diperoleh sebelum dilaksanakannya pernikahan baik itu berupa hadiah, penghasilan, hibah, serta harta yang diperoleh dari wasiat dan waris.
  • 12. Metode Penelitian Metode pendekatan yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode pendekatan Yuridis Normatif yang menekan kepada materi hukum. Penelitian yuridis normative adalah penelitian yang mengacu pada norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundang- undangan dan putusan atau penetapan pengadilan. Dalam upaya memperoleh kebenaran ilmiah yang diharapkan, penelitian ini juga menggunakan beberapa pendekatan, yaitu pendekatan Undang-undang (Statute Approach), pendekatan konseptual (conseptual approach).