Soekarno lahir pada 1901 dan merupakan pemimpin Indonesia pertama yang memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 1945. Ia berjuang melawan penjajahan Belanda dan mendirikan sistem Demokrasi Terpimpin. Sebagai Bapak Negara, Soekarno berperan besar dalam membangun Indonesia merdeka meski menghadapi berbagai tantangan.
2. • Orientasi merupakan tahap pengenalan tokoh secara umum, biasanya
berada pada bagian awal teks. Di sini yang menjadi topik bahasan seperti
nama, tempat dan tanggal tokoh dilahirkan, latar belakang keluarga tokoh
yang dibahas, riwayat pendidikan dan karir tokoh.
• Peristiwa (kronologi) merupakan penjelasan mengenai peristiwa-peristiwa
yang pernah dialami sosok tokoh yang dibahas. Bagian ini berisi
pengalaman tokoh baik pengalaman menyenangkan, menyedihkan, dan
sebagainya.
• Reorientasi merupakan tahap yang berisikan pandangan-pandangan
penulis terhadap tokoh yang dibahas. Bagian ini bersifat opsional artinya
bisa ada bisa juga tidak ada.
3. Orientasi
• Soekarno, yang akrab dipanggil Bung Karno, lahir di Blitar pada 6 Juni 1901. Dia
anak seorang guru sekolah rakyat, Raden Soekami dan wanita Bali berdarah
bangsawan, Ida Ayu Rai. Sebagai anak priyayi yang memang pandai, Soekarno bisa
mengecap pendidikan tinggi dan lulus dari Sekolah Teknik Tinggi di Bandung (kini
ITB) pada 1925. Sebagai mahasiswa teknik, Soekarno terbilang pandai. Akan tetapi,
ide-ide nasionalisme rupanya telah membuat dirinya terpikat. Tiga bulan
setelah lulus, pada 1926, lelaki yang dikenal sebagai orator ulung ini memuatkan
ide-ide politiknya di media massa dalam artikel yang berjudul “Nasionalisme,
Islam, dan Marxisme”. Tulisan ini sangat menekankan ide persatuan
antarkelompok yang kemudian menandai pemikiran politiknya sepanjang
kariernya.
4. Peristiwa
• Perjuangan politik merebut kemerdekaan berlanjut dengan dibentuknya Partai Nasional
Indonesia (PNI) pada 1927. Soekarno menerapkan sikap nonkooperasi dengan Belanda yang
membuatnya beberapa kali masuk tahanan. Pada 1929 dia ditahan oleh Belanda di penjara
Sukamiskin, Bandung, karena aktivitas politiknya, tetapi dibebaskan dua tahun kemudian. Dia
ditahan lagi pada 1933, diasingkan ke Ende, kemudian ke Bengkulu, sampai dia dibebaskan
oleh Jepang pada 1942. Pada masa pendudukan Jepang, Soekarno mendapat kesempatan
lebih besar untuk mempromosikan cita-cita nasional Indonesia yang bekerja sama dengan
Jepang melawan Sekutu. Sikap mau bekerja sama dengan Jepang ini tidak pelak mengundang
kritik keras dari pelbagai kalangan “garis keras” yang menginginkan sikap nonkooperasi
dengan Jepang. Pada 17 Agustus 1945, tak lama setelah Jepang takluk pada Sekutu, atas
desakan para aktivis pemuda yang sempat menculik Soekarno ke Rengas Dengklok, Soekarno
dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Sehari kemudian Soekarno-Hatta
diangkat menjadi presiden dan wakil presiden pertama Indonesia. Mereka segera terlibat
dalam perjuangan melawan pendudukan kembali oleh Belanda. Pada masa itu Soekarno-
Hatta sempat dibuang kembali ke Parapat dan Bangka. Namun, ketika secara resmi Belanda
mengakui kedaulatan Indonesia pada 1949, kedudukan Soekarno sebagai presiden kembali
dipulihkan. Ketika sistem pemerintahan parlemen terbukti tidak berjalan efektif, Soekarno
pada akhir 1956 menyerukan pembubaran semua partai politik. Dia kemudian membentuk
Demokrasi Terpimpin pada 1959, dan pada tahun berikutnya membubarkan parlemen
terpilih. Soekarno mencoba menerapkan gagasannya akan tiga pilar kekuatan bangsa, yaitu
Nasakom (Nasionalis, Agama, dan Komunis). Namun, kondisi krisis ekonomi dan politik dalam
negeri terus bertambah runyam.
5. Reorientasi
• Sebagai Founding Father atau Bapak Bangsa Indonesia, Bung Karno telah
mengantarkan bangsa Indonesia kepada kemerdekaan. Dengan
perjuangan yang tanpa pamrih, Bung Karno telah membangun tatanan
keadilan yang menyejahterakan rakyat Indonesia serta berhasil
menyejajarkan Indonesia dengan negara lainnya. Semoga apa yang
dilakukannya itu dapat menginspirasi rakyat Indonesia menuju masa
depan yang lebih gemilang.