SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
Download to read offline
Kesalahan dan Ketidakpastian
Pengukuran
SP
24 February 2022 Mohon me-rename kehadiran
NIU_NamaSesuaiKTM
Kesalahan Pengukuran
• Kesalahan:
• Kesalahan sistematis
• Pengulangan menghasilkan nilai kesalahan yang sama
• Pengukuran voltase dipengaruhi oleh suhu. Kesalahan tidak teramati lagi ketika
pengukuran dengan suhu dijaga konstan.
• Jika diketahui negatif atau positif (dari kalibrasi), dapat dikoreksi
• Kesalahan random
• Kesalahan berubah dalam rentang dan positif/negatif
• Persamaan model
2
e = x − xw
𝑒𝑟𝑒𝑙 =
𝑒
𝑥𝑤
=
𝑥
𝑥𝑤
− 1
x : nilai hasil pengukuran
xw : nilai seharusnya
e : perbedaan, kesalahan (error)
Perambatan Galat Sumber Perbedaan Sistematik
• Persamaan model
• Perambatan galat
3
𝑦 = 𝑓 𝑥1, 𝑥2, ⋯ , 𝑥𝑛
𝑒𝑦 = 𝑦 − 𝑦𝑤 = 𝑓 𝑥1 + 𝑒𝑥1
, 𝑥2 + 𝑒𝑥2
, ⋯ , 𝑥𝑛 + 𝑒𝑥𝑛
− 𝑓 𝑥1, 𝑥2, ⋯ , 𝑥𝑛
𝑒𝑦 = ෍
𝑖=1
𝑛
𝜕𝑓
𝜕𝑥𝑖
𝑒𝑥𝑖
∆𝑦 = ෍
𝑖=1
𝑛
𝜕𝑓
𝜕𝑥𝑖
∆𝑥𝑖
Kesalahan Random
• Kesalahan random atau ketidakpastian
• Noise termal dalam pengukuran voltase
• Resistansi elemen kontak pada pengukuran berbasis resistansi
• Medan elektromagnet
• Kesalahan sistematis dan random tidak terpisahkan
• Efek kesalahan random ditampilkan dalam fungsi distribusi nilai
hasil pengukuran.
4
𝐹 𝑥 = 𝑃𝑟𝑜𝑏 𝑋 ≤ 𝑥 𝑓 𝑥 =
𝑑𝐹 𝑥
𝑑𝑥
𝑃𝑟𝑜𝑏 𝑎 < 𝑥 ≤ 𝑏 = 𝐹 𝑏 − 𝐹 𝑎 = න
𝑎
𝑏
𝑓 𝑥 𝑑𝑥
Data Random
• Nilai hasil pengukuran berubah tiap percobaan.
• Hasil pengukuran dipengaruhi oleh random (acak). Misalnya dilakukan
pengukuran tinggi badan manusia (x). Semua peserta kuliah diambil
sebagai sampel pengukuran.
5
x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 xave x
168 170 172 175 176 177 180 182 175 4,8
x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 xave x
174 174 174 174 176 176 176 176 175 1,07
Kelas A
Kelas B
Karakteristik suatu kelompok
data hasil pengukuran
Rerata empiris (aritmatis)
Sebaran empiris (varian)
ҧ
𝑥 = 1
𝑛 ෍
𝑖=1
𝑛
𝑥𝑖
𝑠2 = ∆𝑥 2 = 1
𝑛−1 ෍
𝑖=1
𝑛
𝑥𝑖 − ҧ
𝑥 2
Semakin kecil varian (sebaran empiris) maka semakin sedikit
nilai pengukuran tersebar di sekitar rerata empiris.
Histogram Data Random
• Distribusi nilai pengukuran
• Data dikelompokkan dalam beberapa kelas dengan interval tertentu.
• Jumlah data mr yang termasuk dalam kelas Kr.
• Jumlah total data n.
• Frekuensi relatif (mr/n).
6
Kelas
Kr
Interval Frekuensi
mr
Frekuensi
Relatif
K1 150  x < 165 2 0,02
K2 165  x < 170 18 0,18
K3 170  x < 175 30 0,30
K4 175  x < 180 32 0,32
K5 180  x < 185 16 0,16
K6 185  x < 200 2 0,02
Karakterisasi Data
• Kumpulan data
• Frekuensi
7
x1, x2, x3, , xi, , xn
F (x) = ------------------------------
Jumlah kejadian dengan nilai x
Jumlah keseluruhan kejadian
Distribusi Gauss (Normal)
• Suatu fungsi distribusi  dari variabel acak X
• Nilai f(x) menyatakan probabilitas dari variabel
acak lebih kecil dari x.
• Luasan di bawah kurva
• Probabilitas (1-) berada dalam suatu rentang
• Distribusi Normal
• Banyak hasil pengukuran memiliki distribusi
Normal.
8
f(x) = P(X = x)
𝑓 𝑥 =
1
𝜎 2𝜋
𝑒 Τ
− 𝑥−𝜇 2 2𝜎2
Interval konfidensi
x
−  x  x
+
Simetris pada 
x
+ =  +  z x
− =  −  z
 = level konfidensi (1−) = probabilitas
Titik maksimum (x=).
Semakin kecil  makin terkonsentrasi di sekitar x=.
( : probabilitas di luar rentang / kesalahan)
Probabilitas Proses Biner
• Fungsi distribusi dapat diprediksi dari hasil pengukuran yang
berulang (repetisi).
• Proses biner: ada 2 hasil (sukses, gagal).
• Sejumlah inti radioaktif dalam periode waktu t. Proses biner ekivalen
dengan sejumlah inti yang diamati yang meluruh.
• Probabilitas sukses: p = 1 - exp(-t)
9
Model Fungsi Distribusi Proses Biner
• The Binomial Distribution.
• This is the most general model and is widely applicable to all constant-p processes. It is,
unfortunately, computationally cumbersome in radioactive decay, where the number of nuclei is
always very large, and is used only rarely in nuclear counting applications.
• The Poisson Distribution.
• This model is a direct mathematical simplification of the binomial distribution under conditions
that the success probability p is small and constant. In practical terms, this condition implies that
we have chosen an observation time that is small compared with the half-life of the source. Then
the number of radioactive nuclei remains essentially constant during the observation, and the
probability of recording a count from a given nucleus in the sample is small.
• The Gaussian or Normal Distribution.
• The third important distribution is the Gaussian, which is a further simplification if the average
number of successes is relatively large (greater than 25 or 30). This condition will apply for any
situation in which we accumulate more than a few counts during the course of the measurement.
This is most often the case so that the Gaussian model is widely applicable to many problems in
counting statistics.
10
Distribusi Binomial
• Prediksi probabilitas P (x) suatu pencacahan x untuk jumlah
percobaan n dengan probabilitas sukses p
11
P 𝑥 =
𝑛!
𝑛 − 𝑥 ! 𝑥!
𝑝𝑥 1 − 𝑝 𝑛−𝑥
෍
𝑖=1
𝑛
𝑃 𝑥 = 1
ҧ
𝑥 = ෍
𝑖=1
𝑛
𝑥 𝑃 𝑥 = 𝑝 𝑛
𝑠2
= ෍
𝑖=1
𝑛
𝑥𝑖 − ҧ
𝑥 2
𝑃 𝑥
𝑠2 = 𝑛𝑝 1 − 𝑝 = ҧ
𝑥 1 − 𝑝
Distribusi Poisson
• Probabilitas kecil: jumlah inti besar dan waktu observasi pendek.
12
P 𝑥 =
𝑝𝑛 𝑥𝑒−𝑝𝑛
𝑥!
P 𝑥 =
ҧ
𝑥 𝑥
𝑒− ҧ
𝑥
𝑥!
෍
𝑖=1
𝑛
𝑃 𝑥 = 1
ҧ
𝑥 = ෍
𝑖=1
𝑛
𝑥 𝑃 𝑥 = 𝑝 𝑛
𝑠2 = ෍
𝑖=1
𝑛
𝑥𝑖 − ҧ
𝑥 2𝑃 𝑥 = 𝑝𝑛 = ҧ
𝑥
Sejumlah 1000 orang dicari yang sedang berulangtahun.
p = 1/365.
Pencacahan Radiasi
• Perambatan kesalahan (galat)
• Pencacahan dengan durasi waktu yang sama
• Cacah total : x
• Cacah latar : y
• Hasil pencacahan x = 1120 dan y = 520
• Durasi pencacahan 5 detik
13
u = x − y
𝑠𝑢
2 =
𝜕𝑢
𝜕𝑥
2
𝑠𝑥
2 +
𝜕𝑢
𝜕𝑦
2
𝑠𝑦
2+
𝜕𝑢
𝜕𝑧
2
𝑠𝑧
2 + ⋯
𝑠𝑥 = 𝑥 = 1120
𝑠𝑦 = 𝑦 = 520
𝑠𝑢 = 𝑠𝑥
2
+ 𝑠𝑦
2
= 𝑥 + 𝑦 = 1640 = 40,4 Cacah neto = 600  40,4
𝑟𝑥 =
1120
5
= 224 𝑟𝑦 =
520
5
= 104
Laju cacah neto = 120  18,1 CPS
u = f(x, y, z, )
𝜕𝑢
𝜕𝑥
= 1
𝜕𝑢
𝜕𝑦
= −1
𝑢 = ത
𝑢 ± 𝑠𝑢
Pencacahan Berulang
• Pencacahan dilakukan sebanyak n kali (replikasi)
• Rerata dan varian
• Pencacahan peluruhan radioaktif
• Varian s2 = x untuk x merupakan angka cacah sukses (jumlah kejadian
peluruhan dalam rentang waktu yang terbaca dari detektor)
14
x1, x2, x3, , xi, , xn
ҧ
𝑥 = 1
𝑛 ෍
𝑖=1
𝑛
𝑥𝑖 =
Σ
𝑛
 = x1+ x2 + x3 +  + xi + , + xn
𝑠Σ
2
= 𝑠𝑥1
2 + 𝑠𝑥2
2 + ⋯ + 𝑠𝑥𝑛
2 = 𝑥1 + 𝑥2 + ⋯ + 𝑥𝑛 = Σ
𝑠 ҧ
𝑥 =
𝑠Σ
𝑛
=
Σ
𝑛
=
𝑛 ҧ
𝑥
𝑛
=
ҧ
𝑥
𝑛
Batas Deteksi
• Estimasi ukuran kinerja sistem pencacahan "batas deteksi".
• Probabilitas deteksi sinyal lemah (detection probability, Pv) dan
fluktuasi sistemik (false alarm probability PFA).
15
T : total
B : background
LC : cacah minimum
Lima titik (C, D, E, F dan G) merupakan pilihan
berbeda.
𝑃𝐷 = න
𝐿𝐶
∞
𝑃 𝑁𝑇 𝑑𝑁𝑇
𝑃𝐹𝐴 = න
𝐿𝐶
∞
𝑃 𝑁𝐵 𝑑𝑁𝐵
Cacah Minimum Terdeteksi
• Minimum Detectable Amount (MDA)
• Pilihan PD = 0,95 dan PFA = 0,05 (level LC dipilih menyatakan 19 dari 20
kejadian cacah lebih besar dari MDA atau 1 deklarasi salah dari 20
kejadian)
• Tidak ada aktvitas real
• (hanya background)
• MDA (kesalahan 5%)
• Adanya aktivitas nyata
16
𝑁𝑆 = 𝑁𝑇 − 𝑁𝐵
𝑠𝑁𝑆
2
= 𝑠𝑁𝑇
2
+ 𝑠𝑁𝐵
2
𝑁𝑆 = 0 𝑠𝑁𝑇
= 𝑠𝑁𝐵
𝑠𝑁𝑆
2
= 2𝑠𝑁𝐵
2
𝑀𝐷𝐴 = 𝐿𝐶 = 1,64 𝑠𝑁𝑆
= 1,64𝑠𝑁𝐵
2 = 2,33𝑠𝑁𝐵
𝑁𝐷 = 𝐿𝐶 + 1,64 𝑠𝑁𝐷
𝑠𝑁𝐷
2
= 𝑠𝑁𝑇
2
+ 𝑠𝑁𝐵
2
= 𝑁𝑇 + 𝑁𝐵
𝑠𝑁𝐷
2
= 𝑁𝐷 + 2𝑁𝐵
𝑁𝐷 = 1,64 2𝑁𝐵 + 𝑁𝐷 + 2𝑁𝐵 = 4,65 𝑁𝐵 + 2,71 Persamaan Curie
17

More Related Content

Similar to sp03-error-uncertainty.pdf

METODE PENARIKAN SAMPEL SYSTEMATIC RANDOM SAMPLING (1).pdf
METODE PENARIKAN SAMPEL SYSTEMATIC RANDOM SAMPLING (1).pdfMETODE PENARIKAN SAMPEL SYSTEMATIC RANDOM SAMPLING (1).pdf
METODE PENARIKAN SAMPEL SYSTEMATIC RANDOM SAMPLING (1).pdf
setiawan363950
 
Mengatasi multikolonieritas
Mengatasi multikolonieritasMengatasi multikolonieritas
Mengatasi multikolonieritas
Eka Siskawati
 
SLIDEDistribusi_Diskret_dan_Kontinu.pptx
SLIDEDistribusi_Diskret_dan_Kontinu.pptxSLIDEDistribusi_Diskret_dan_Kontinu.pptx
SLIDEDistribusi_Diskret_dan_Kontinu.pptx
rajazulvan1
 
Distribusi probabilitas hipergeometrik
Distribusi probabilitas hipergeometrikDistribusi probabilitas hipergeometrik
Distribusi probabilitas hipergeometrik
nyungunyung
 

Similar to sp03-error-uncertainty.pdf (20)

METODE PENARIKAN SAMPEL SYSTEMATIC RANDOM SAMPLING (1).pdf
METODE PENARIKAN SAMPEL SYSTEMATIC RANDOM SAMPLING (1).pdfMETODE PENARIKAN SAMPEL SYSTEMATIC RANDOM SAMPLING (1).pdf
METODE PENARIKAN SAMPEL SYSTEMATIC RANDOM SAMPLING (1).pdf
 
Pertemuan 5
Pertemuan 5Pertemuan 5
Pertemuan 5
 
Mengatasi multikolonieritas
Mengatasi multikolonieritasMengatasi multikolonieritas
Mengatasi multikolonieritas
 
Kelompok 3 staTER PRESENTASI.pptx
Kelompok 3 staTER PRESENTASI.pptxKelompok 3 staTER PRESENTASI.pptx
Kelompok 3 staTER PRESENTASI.pptx
 
APG Pertemuan 1-2 (1)
APG Pertemuan 1-2 (1)APG Pertemuan 1-2 (1)
APG Pertemuan 1-2 (1)
 
SLIDEDistribusi_Diskret_dan_Kontinu.pptx
SLIDEDistribusi_Diskret_dan_Kontinu.pptxSLIDEDistribusi_Diskret_dan_Kontinu.pptx
SLIDEDistribusi_Diskret_dan_Kontinu.pptx
 
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution (2)
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution (2)APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution (2)
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution (2)
 
R5 g kel 2 statdas 2
R5 g kel 2 statdas 2R5 g kel 2 statdas 2
R5 g kel 2 statdas 2
 
Normalitas & homogenitas
Normalitas & homogenitasNormalitas & homogenitas
Normalitas & homogenitas
 
Bab 4 ukuran pemusatan dan penyebaran
Bab 4 ukuran pemusatan dan penyebaranBab 4 ukuran pemusatan dan penyebaran
Bab 4 ukuran pemusatan dan penyebaran
 
Ukuran pemusatan dan penyebaran
Ukuran pemusatan dan penyebaranUkuran pemusatan dan penyebaran
Ukuran pemusatan dan penyebaran
 
PRK - Pertemuan 3-4 - Distributed.pdf
PRK - Pertemuan 3-4 - Distributed.pdfPRK - Pertemuan 3-4 - Distributed.pdf
PRK - Pertemuan 3-4 - Distributed.pdf
 
Ketidakpastian Pengukuran.ppt
Ketidakpastian Pengukuran.pptKetidakpastian Pengukuran.ppt
Ketidakpastian Pengukuran.ppt
 
Distribusi probabilitas hipergeometrik
Distribusi probabilitas hipergeometrikDistribusi probabilitas hipergeometrik
Distribusi probabilitas hipergeometrik
 
Konsep dasar probabilitas
Konsep dasar probabilitasKonsep dasar probabilitas
Konsep dasar probabilitas
 
Metode Statistik Non parametrik pada satu kelompok sampel.pdf
Metode Statistik Non parametrik pada satu kelompok sampel.pdfMetode Statistik Non parametrik pada satu kelompok sampel.pdf
Metode Statistik Non parametrik pada satu kelompok sampel.pdf
 
Ppt buk halimah
Ppt buk halimahPpt buk halimah
Ppt buk halimah
 
Distribusi sampling
Distribusi samplingDistribusi sampling
Distribusi sampling
 
Slide9.pptx
Slide9.pptxSlide9.pptx
Slide9.pptx
 
Statistik inferensi bag 1 estimasi parameter
Statistik inferensi bag 1 estimasi parameterStatistik inferensi bag 1 estimasi parameter
Statistik inferensi bag 1 estimasi parameter
 

Recently uploaded

Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
arifyudianto3
 
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
rororasiputra
 
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get CytotecAbortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion pills in Riyadh +966572737505 get cytotec
 
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
Arisatrianingsih
 
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxPresentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
yoodika046
 
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
VinaAmelia23
 
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
EnginerMine
 
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdfLAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
IftitahKartika
 

Recently uploaded (19)

B_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdf
B_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdfB_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdf
B_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdf
 
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptPresentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
 
Pengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdf
Pengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdfPengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdf
Pengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdf
 
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
 
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptxUTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
 
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get CytotecAbortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
 
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
 
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdfPengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
 
perbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptx
perbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptxperbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptx
perbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptx
 
Konsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifier
Konsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifierKonsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifier
Konsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifier
 
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxPresentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
 
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE TriwulanpptxLaporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
 
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
 
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
 
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdfLAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
 
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).pptBAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
 
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Partsample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
 
PEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian Kompete
PEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian KompetePEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian Kompete
PEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian Kompete
 

sp03-error-uncertainty.pdf

  • 1. Kesalahan dan Ketidakpastian Pengukuran SP 24 February 2022 Mohon me-rename kehadiran NIU_NamaSesuaiKTM
  • 2. Kesalahan Pengukuran • Kesalahan: • Kesalahan sistematis • Pengulangan menghasilkan nilai kesalahan yang sama • Pengukuran voltase dipengaruhi oleh suhu. Kesalahan tidak teramati lagi ketika pengukuran dengan suhu dijaga konstan. • Jika diketahui negatif atau positif (dari kalibrasi), dapat dikoreksi • Kesalahan random • Kesalahan berubah dalam rentang dan positif/negatif • Persamaan model 2 e = x − xw 𝑒𝑟𝑒𝑙 = 𝑒 𝑥𝑤 = 𝑥 𝑥𝑤 − 1 x : nilai hasil pengukuran xw : nilai seharusnya e : perbedaan, kesalahan (error)
  • 3. Perambatan Galat Sumber Perbedaan Sistematik • Persamaan model • Perambatan galat 3 𝑦 = 𝑓 𝑥1, 𝑥2, ⋯ , 𝑥𝑛 𝑒𝑦 = 𝑦 − 𝑦𝑤 = 𝑓 𝑥1 + 𝑒𝑥1 , 𝑥2 + 𝑒𝑥2 , ⋯ , 𝑥𝑛 + 𝑒𝑥𝑛 − 𝑓 𝑥1, 𝑥2, ⋯ , 𝑥𝑛 𝑒𝑦 = ෍ 𝑖=1 𝑛 𝜕𝑓 𝜕𝑥𝑖 𝑒𝑥𝑖 ∆𝑦 = ෍ 𝑖=1 𝑛 𝜕𝑓 𝜕𝑥𝑖 ∆𝑥𝑖
  • 4. Kesalahan Random • Kesalahan random atau ketidakpastian • Noise termal dalam pengukuran voltase • Resistansi elemen kontak pada pengukuran berbasis resistansi • Medan elektromagnet • Kesalahan sistematis dan random tidak terpisahkan • Efek kesalahan random ditampilkan dalam fungsi distribusi nilai hasil pengukuran. 4 𝐹 𝑥 = 𝑃𝑟𝑜𝑏 𝑋 ≤ 𝑥 𝑓 𝑥 = 𝑑𝐹 𝑥 𝑑𝑥 𝑃𝑟𝑜𝑏 𝑎 < 𝑥 ≤ 𝑏 = 𝐹 𝑏 − 𝐹 𝑎 = න 𝑎 𝑏 𝑓 𝑥 𝑑𝑥
  • 5. Data Random • Nilai hasil pengukuran berubah tiap percobaan. • Hasil pengukuran dipengaruhi oleh random (acak). Misalnya dilakukan pengukuran tinggi badan manusia (x). Semua peserta kuliah diambil sebagai sampel pengukuran. 5 x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 xave x 168 170 172 175 176 177 180 182 175 4,8 x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 xave x 174 174 174 174 176 176 176 176 175 1,07 Kelas A Kelas B Karakteristik suatu kelompok data hasil pengukuran Rerata empiris (aritmatis) Sebaran empiris (varian) ҧ 𝑥 = 1 𝑛 ෍ 𝑖=1 𝑛 𝑥𝑖 𝑠2 = ∆𝑥 2 = 1 𝑛−1 ෍ 𝑖=1 𝑛 𝑥𝑖 − ҧ 𝑥 2 Semakin kecil varian (sebaran empiris) maka semakin sedikit nilai pengukuran tersebar di sekitar rerata empiris.
  • 6. Histogram Data Random • Distribusi nilai pengukuran • Data dikelompokkan dalam beberapa kelas dengan interval tertentu. • Jumlah data mr yang termasuk dalam kelas Kr. • Jumlah total data n. • Frekuensi relatif (mr/n). 6 Kelas Kr Interval Frekuensi mr Frekuensi Relatif K1 150  x < 165 2 0,02 K2 165  x < 170 18 0,18 K3 170  x < 175 30 0,30 K4 175  x < 180 32 0,32 K5 180  x < 185 16 0,16 K6 185  x < 200 2 0,02
  • 7. Karakterisasi Data • Kumpulan data • Frekuensi 7 x1, x2, x3, , xi, , xn F (x) = ------------------------------ Jumlah kejadian dengan nilai x Jumlah keseluruhan kejadian
  • 8. Distribusi Gauss (Normal) • Suatu fungsi distribusi  dari variabel acak X • Nilai f(x) menyatakan probabilitas dari variabel acak lebih kecil dari x. • Luasan di bawah kurva • Probabilitas (1-) berada dalam suatu rentang • Distribusi Normal • Banyak hasil pengukuran memiliki distribusi Normal. 8 f(x) = P(X = x) 𝑓 𝑥 = 1 𝜎 2𝜋 𝑒 Τ − 𝑥−𝜇 2 2𝜎2 Interval konfidensi x −  x  x + Simetris pada  x + =  +  z x − =  −  z  = level konfidensi (1−) = probabilitas Titik maksimum (x=). Semakin kecil  makin terkonsentrasi di sekitar x=. ( : probabilitas di luar rentang / kesalahan)
  • 9. Probabilitas Proses Biner • Fungsi distribusi dapat diprediksi dari hasil pengukuran yang berulang (repetisi). • Proses biner: ada 2 hasil (sukses, gagal). • Sejumlah inti radioaktif dalam periode waktu t. Proses biner ekivalen dengan sejumlah inti yang diamati yang meluruh. • Probabilitas sukses: p = 1 - exp(-t) 9
  • 10. Model Fungsi Distribusi Proses Biner • The Binomial Distribution. • This is the most general model and is widely applicable to all constant-p processes. It is, unfortunately, computationally cumbersome in radioactive decay, where the number of nuclei is always very large, and is used only rarely in nuclear counting applications. • The Poisson Distribution. • This model is a direct mathematical simplification of the binomial distribution under conditions that the success probability p is small and constant. In practical terms, this condition implies that we have chosen an observation time that is small compared with the half-life of the source. Then the number of radioactive nuclei remains essentially constant during the observation, and the probability of recording a count from a given nucleus in the sample is small. • The Gaussian or Normal Distribution. • The third important distribution is the Gaussian, which is a further simplification if the average number of successes is relatively large (greater than 25 or 30). This condition will apply for any situation in which we accumulate more than a few counts during the course of the measurement. This is most often the case so that the Gaussian model is widely applicable to many problems in counting statistics. 10
  • 11. Distribusi Binomial • Prediksi probabilitas P (x) suatu pencacahan x untuk jumlah percobaan n dengan probabilitas sukses p 11 P 𝑥 = 𝑛! 𝑛 − 𝑥 ! 𝑥! 𝑝𝑥 1 − 𝑝 𝑛−𝑥 ෍ 𝑖=1 𝑛 𝑃 𝑥 = 1 ҧ 𝑥 = ෍ 𝑖=1 𝑛 𝑥 𝑃 𝑥 = 𝑝 𝑛 𝑠2 = ෍ 𝑖=1 𝑛 𝑥𝑖 − ҧ 𝑥 2 𝑃 𝑥 𝑠2 = 𝑛𝑝 1 − 𝑝 = ҧ 𝑥 1 − 𝑝
  • 12. Distribusi Poisson • Probabilitas kecil: jumlah inti besar dan waktu observasi pendek. 12 P 𝑥 = 𝑝𝑛 𝑥𝑒−𝑝𝑛 𝑥! P 𝑥 = ҧ 𝑥 𝑥 𝑒− ҧ 𝑥 𝑥! ෍ 𝑖=1 𝑛 𝑃 𝑥 = 1 ҧ 𝑥 = ෍ 𝑖=1 𝑛 𝑥 𝑃 𝑥 = 𝑝 𝑛 𝑠2 = ෍ 𝑖=1 𝑛 𝑥𝑖 − ҧ 𝑥 2𝑃 𝑥 = 𝑝𝑛 = ҧ 𝑥 Sejumlah 1000 orang dicari yang sedang berulangtahun. p = 1/365.
  • 13. Pencacahan Radiasi • Perambatan kesalahan (galat) • Pencacahan dengan durasi waktu yang sama • Cacah total : x • Cacah latar : y • Hasil pencacahan x = 1120 dan y = 520 • Durasi pencacahan 5 detik 13 u = x − y 𝑠𝑢 2 = 𝜕𝑢 𝜕𝑥 2 𝑠𝑥 2 + 𝜕𝑢 𝜕𝑦 2 𝑠𝑦 2+ 𝜕𝑢 𝜕𝑧 2 𝑠𝑧 2 + ⋯ 𝑠𝑥 = 𝑥 = 1120 𝑠𝑦 = 𝑦 = 520 𝑠𝑢 = 𝑠𝑥 2 + 𝑠𝑦 2 = 𝑥 + 𝑦 = 1640 = 40,4 Cacah neto = 600  40,4 𝑟𝑥 = 1120 5 = 224 𝑟𝑦 = 520 5 = 104 Laju cacah neto = 120  18,1 CPS u = f(x, y, z, ) 𝜕𝑢 𝜕𝑥 = 1 𝜕𝑢 𝜕𝑦 = −1 𝑢 = ത 𝑢 ± 𝑠𝑢
  • 14. Pencacahan Berulang • Pencacahan dilakukan sebanyak n kali (replikasi) • Rerata dan varian • Pencacahan peluruhan radioaktif • Varian s2 = x untuk x merupakan angka cacah sukses (jumlah kejadian peluruhan dalam rentang waktu yang terbaca dari detektor) 14 x1, x2, x3, , xi, , xn ҧ 𝑥 = 1 𝑛 ෍ 𝑖=1 𝑛 𝑥𝑖 = Σ 𝑛  = x1+ x2 + x3 +  + xi + , + xn 𝑠Σ 2 = 𝑠𝑥1 2 + 𝑠𝑥2 2 + ⋯ + 𝑠𝑥𝑛 2 = 𝑥1 + 𝑥2 + ⋯ + 𝑥𝑛 = Σ 𝑠 ҧ 𝑥 = 𝑠Σ 𝑛 = Σ 𝑛 = 𝑛 ҧ 𝑥 𝑛 = ҧ 𝑥 𝑛
  • 15. Batas Deteksi • Estimasi ukuran kinerja sistem pencacahan "batas deteksi". • Probabilitas deteksi sinyal lemah (detection probability, Pv) dan fluktuasi sistemik (false alarm probability PFA). 15 T : total B : background LC : cacah minimum Lima titik (C, D, E, F dan G) merupakan pilihan berbeda. 𝑃𝐷 = න 𝐿𝐶 ∞ 𝑃 𝑁𝑇 𝑑𝑁𝑇 𝑃𝐹𝐴 = න 𝐿𝐶 ∞ 𝑃 𝑁𝐵 𝑑𝑁𝐵
  • 16. Cacah Minimum Terdeteksi • Minimum Detectable Amount (MDA) • Pilihan PD = 0,95 dan PFA = 0,05 (level LC dipilih menyatakan 19 dari 20 kejadian cacah lebih besar dari MDA atau 1 deklarasi salah dari 20 kejadian) • Tidak ada aktvitas real • (hanya background) • MDA (kesalahan 5%) • Adanya aktivitas nyata 16 𝑁𝑆 = 𝑁𝑇 − 𝑁𝐵 𝑠𝑁𝑆 2 = 𝑠𝑁𝑇 2 + 𝑠𝑁𝐵 2 𝑁𝑆 = 0 𝑠𝑁𝑇 = 𝑠𝑁𝐵 𝑠𝑁𝑆 2 = 2𝑠𝑁𝐵 2 𝑀𝐷𝐴 = 𝐿𝐶 = 1,64 𝑠𝑁𝑆 = 1,64𝑠𝑁𝐵 2 = 2,33𝑠𝑁𝐵 𝑁𝐷 = 𝐿𝐶 + 1,64 𝑠𝑁𝐷 𝑠𝑁𝐷 2 = 𝑠𝑁𝑇 2 + 𝑠𝑁𝐵 2 = 𝑁𝑇 + 𝑁𝐵 𝑠𝑁𝐷 2 = 𝑁𝐷 + 2𝑁𝐵 𝑁𝐷 = 1,64 2𝑁𝐵 + 𝑁𝐷 + 2𝑁𝐵 = 4,65 𝑁𝐵 + 2,71 Persamaan Curie
  • 17. 17